bedah iso 9000 14000

18
TUGAS PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN “ISO 9000 DAN ISO 14000” OLEH: KELOMPOK II 1. SUCI WULANDARI (1210941001) 2. DIAN PARAMITA (1210942005) 3. HASNURETA (1210942037) DOSEN: SLAMET RAHARDJO, Dr. Eng JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014

Upload: dian-paramita

Post on 15-Jul-2015

297 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah ISO 9000 14000

TUGAS

PENGELOLAAN KUALITAS LINGKUNGAN

“ISO 9000 DAN ISO 14000”

OLEH:

KELOMPOK II

1. SUCI WULANDARI (1210941001)

2. DIAN PARAMITA (1210942005)

3. HASNURETA (1210942037)

DOSEN:

SLAMET RAHARDJO, Dr. Eng

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

Page 2: Bedah ISO 9000 14000

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sekarang kegiatan industri yang mencemari kualitas lingkungan. Dengan

adanya kegiatan industri tersebut dimungkinkan akan menimbulkan dampak

terhadap lingkungan. Oleh karenanya perusahaan menaruh perhatian yang

cukup besar terhadap dampak positif dan negative dari beroperasinya industri ini.

Hal ini ditunjukkan dengan telah diberlakukarmya Sistem Manajemen

Lingkungan ISO 14001 (selanjutnya disingkat SML ISO 14001) di PT Pupuk

Kalimantan Timur sejak tahun 1996 sampai saat ini.

Pelaksanaan SML ISO 14001 selalu diverifikasi dengan Audit Awal, Audit

Sertifikasi, dan Audit Survei oleh pihak Badan Sertifikasi Bureau Veritas Quality

International (BVQI) untuk membuktikan bahwa penerapan SML ISO 14001

dilaksanakan sesuai persyaratan yang berlaku.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu ISO 9000 dan 14000;

2. Untuk mengetahui Sasaran ISO 9000 dan 14000?

3. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip ISO 9000 dan 14000?

4. Untuk mengetahui Penerapan ISO 9000 dan 14000?

5. Untuk mengetahui Cara Mendapatkan 9000 dan 14000?

6. Untuk mengetahui Kendala Penerapan 9000 dan 14000?

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa itu ISO 9000 dan 14000?

2. Bagaimana Sasaran ISO 9000 dan 14000?

3. Bagaimana Prinsip-Prinsip ISO 9000 dan 14000?

4. Apa Manfaat Penerapan ISO 9000 dan 14000?

5. Bagaimana Cara Mendapatkan ISO 9000 dan 14000?

6. Apa Kendala Penerapan ISO 9000 dan 14000?

Page 3: Bedah ISO 9000 14000

BAB II

ISO 9000

2.1 Gambaran Umum ISO 9000:2000

ISO 9001 merupakan system manajemen mutu dan merupakan

persyaratan system manajemen yang paling populer di dunia. ISO 9001

telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang paling akhir adalah

ISO 9001:2008. Salah satu ciri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya

pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan

efektivitas system manajemen mutu. Pendekatan ini mensyaratkan

organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan dan

melakukan peningkatan berkesinambungan (continual improvement).

Page 4: Bedah ISO 9000 14000

Persyaratan ISO 9001 yang semula berjumlah 20 elemen,

disederhanakan menjadi 4 elemen saja, yaitu : tanggung jawab

manajemen, manajemen sumber daya, manajemen proses, serta

pengukuran dan analisis peningkatan. Model sistem manajemen mutu

ISO 9001 versi 2000 berdasarlan pendekatan proses yang menganut pola

Plan (menetapkan sasaran dan proses yang diperlukan agar hasilnya

sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi) Do (

implementasi prosesnya) Check (memantau dan mengukur proses serta

produk terhadap kebijakan, sasaran dan persyaratannya). Act (melakukan

tindakan perbaikan kinerja proses secara berkesinambungan) atau disebut

dengan pola PDCA, penekanan pada pelanggan, dan peningkatan

berkesinambungan (continual improvement). Selain perubahan –

perubahan tersebut, ada satu lagi perubahan yang sangat penting,

yakni penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen

puncak terhadap sistem mutu. Pada ISO 9001:2000 sangat dipengaruhi

oleh prinsip – prinsip yang dikenal dengan delapan prinsip sistem

manajemen mutu.

2.2 Persyaratan Sistem Manajemen Mutu Dalam ISO 9001:2000

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menggunakan pendekatan

proses sebagai pedoman dalam menjalankan kebijakan perusahaan

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendekatan proses ini disusun

dengan menggunakan metode yang dikenal dengan P-D-C-A yang

dipakai pada semua proses. Gambar menjelaskan pentingnya peranan

pelanggan dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan (input)

untuk informasi yang berkaitan dengan harapan pelanggan terhadap

organisasi dalam memenuhi kepuasan pelanggan.

Page 5: Bedah ISO 9000 14000
Page 6: Bedah ISO 9000 14000

Secara garis besar, urutan proses dari persyaratan utama ISO

9001:2000 dapat dijelaskan sebagai berikut (Suardi,2001):

a. Organisasi dalam usahanya untuk memenuhi tujuan memerlukan

arahan yang jelas mengenai tujuan organisasi dari pimpinan puncak.

b. Untuk mencapai visi misi, organisasi sangat tergantung pada

pelanggannya dan pihak – pihak lain yang berkepentingan seperti

karyawan, pemegang saham.

c. Untuk merealisasikan persyaratan dan harapan pelanggan diperlukan

komitmen puncak dalam menyediakan sumber daya seperti manusia,

peralatan, metode dan keuangan.

d. Dari perencanaan strategis dan sumber daya yang tersedia dapat

menghasilkan produk jasa (product realization ) yang sesuai dengan

persyaratan dan harapan pelanggan.

e. Produk/jasa yang dihasilkan akan diterima oleh pelanggan.

f. Dalam menjalankan program peningkatan diperlukan adanya arahan

dan tersedianya sumber daya oleh pimpinan puncak. Oleh karena itu

komitmen pimpinan puncak diperlukan untuk menjalankannya dan

proses peningkatan berkesinambungan terus berlanjut (continual

improvement) tanpa henti dengan tujuan akhir mendapatkan

keuntungan bagi organisasi.

2.2.1 Langkah – langkah Untuk Memperoleh ISO 9001:2000

Sesudah mengetahui gambaran umum dan keuntungan dari sistem

manejemen mutu ISO 9001:2000, bagi organisasi yang ingin

menerapkannya sekaligus memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 dapat

mengikuti langkah- langkah berikut ini sebagai acuan dan lebih jelas

dapat dilihat pada gambar 2.4, diantaranya :

• Harus ada komitmen dari manajemen puncak

• Membentuk komite pengarah (Steering Commite) atau coordinator

ISO.

• Mempelajari persyaratan – persyaratan standart dari sistem

manajemen mutu ISO 9001:2000.

• Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi.

Page 7: Bedah ISO 9000 14000

• Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).

• Identifikasi kebijakan mutu, prosedur – prosedur dan instruksi –

instruksi yang dibutuhkan dan dituangkan dalam dokumen – dokumen

tertulis.

• Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000.

• Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan.

• Memilih lembaga registrasi yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Page 8: Bedah ISO 9000 14000
Page 9: Bedah ISO 9000 14000

Page 10: Bedah ISO 9000 14000

2.3 Implementasi ISO 9001:2000 Dalam Organisasi

Seperti yang telah diketahui, bahwa ISO 9001:2000 dibutuhkan oleh

organisasi sebagai standar sistem manajemen mutu. Karena itu

organisasi berusaha mengimplementasikan ISO 9001:2000 kedalam

sistem struktur manajemennya. Dalam sub bab ini akan dijabarkan

mengenai tiga hal yang berkaitan dengan implementasi ISO 9001:2000,

yaitu : struktur organisasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000,

delapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000, dan manfaat dari

penerapan delapan prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000.

2.3.1 Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terutama harus

dilandaskan pada komitmen dari manajemen puncak yang memiliki

wewenang dalam menjelaskan sasaran yang ingin diraih oleh perusahaan.

Untuk mencapai komitmen dan sasaran tersebut, diperlukan struktur

personel yang merencanakan dan mengawasi penerapannya. Hal ini

dapat dilakukan dengan menunjuk wakil manajemen (MR) yang berfungsi

sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dan badan sertifikasi

serta memastikan bahwa sistem manajemen mutu diterapkan dengan

semestinya. Selanjutnya dibentuk tim ISO yang berfungsi sebagai tim

perancang yang bertugas untuk menentukan tujuan penerapan,

menyetujui rencana, mengevaluasi laporan, dan memutuskan

perubahan yang diperlukan.

Management Representative (MR)

1. Bertanggung jawab akan implementasi dan tinjauan yang efektif

dan sistem mutu yang didokumentasikan.

2. Merencanakan dan memantau program audit mutu internal.

3. Mengidentifikasi dan mengelola program – program untuk

perbaikan sistem mutu.

4. Menentukan apakah kebijaksanaan dan praktik yang diajukan telah

memenuhi persyaratan ISO 9000, apakah sesuai dengan jasa yang

ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar dan apakah

Page 11: Bedah ISO 9000 14000

ketidaksesuaian telah diperbaiki.

5. Melaporkan kepada kepala perusahaan status dari penerapan sistem

manajemen mutu.

6. Menyusun manual mutu yang disahkan oleh kepala perusahaan.

ISO Secretariat

1. Mengontrol dokumen.

2. Memelihara dokumen.

3. Mengkoordinasi jadwal steering comitte meeting.

4. Memformulasikan/menstandarkan manual, prosedur, form, dan lain –

lain.

5. Mengkoordinasi pelaksanaa pelatihan yang berkaitan dengan

penerapan ISO 9000.

6. Memonitor penerapan ISO 9000 dan melaporkannya ke MR.

7. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan konsultan.

Steering Committee

1. Memberikan pengarahan kepada working group dalam

pengembangan sistem mutu yang dibutuhkan pada bagian dan/atau

fungsi di bawahnya.

2. Mengkoordinasikan sistem mutu yang akan dikembangkan dengan

bagian dan/atau fungsi di bawahnya dengan bagian dan/atau fungsi

yang terkait.

3. Bersama dengan wakil manajemen (MR) dan manajemen puncak

mengembangkan manual mutu, kebijakan mutu perusahaan, dan

sasaran mutu yang ingin dicapai oleh perusahaan.

4. Pada tahap implementasi, memberikan masukan dan mengobservasi

secara langsung tentang efektivitas sistem mutu yang telah dibangun.

Working Group

1. Merupakan bagian (grup) umtuk menyelesaikan/menerapkan satu

atau lebih prosedur/instruksi kerja sesuai dengan penetapan

pada waktu steering committee meeting.

2. Menyiapkan prosedur/instruksi kerja untuk masing – masing grup

Page 12: Bedah ISO 9000 14000

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Membantu mengawasi pelaksanaan penerapan prosedur/instruksi

kerja di lingkungan/areanya.

4. Memberikan masukan (sehubungan dengan sistem mutu)

kepada tim steering committee.

2.3.2 Delapan Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

1. Fokus Pelanggan

Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting bagi organisasi,

oleh sebab itu manajemen organisasi harus benar – benar

memahami, memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang/saat ini dan

akan datang bahkan melebihi harapan/ekspektasi pelanggan.

2. Kepemimpinan

Pemimpin sangat penting dalam menciptakan kesatuan arah dan

tujuan organisasi, menciptakan dan mempertahankan lingkungan

internal sehingga personel terlibat secara penuh untuk mencapai

tujuan organisasi,

3. Keterlibatan personel

Keterlibatan personel secara penuh pada semua tingkatan organisasi

sangat penting sehingga kemampuan personel dapat digunakan

untuk kepentingan organisasi.

4. Pendekatan proses

Pendekatan proses sangat penting untuk mencapai hasil yang

diinginkan agar lebih efisien. Dengan mengelola aktivitas dan sumber

– sumber daya yang berkaitan sebagai suatu proses. Proses

merupakan integrasi sekuensial dari personel, material, mesin, dan

peralatan, dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah

output bagi pelanggan.

5. Pendekatan sistem terhadap manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan proses – proses

yang saling berkaitan sebagai suatu sistem mendukung efektivitas

dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan – tujuannya.

Page 13: Bedah ISO 9000 14000

6. Peningkatan berkesinambungan

Peningkatan berkesinambungan meningkatkan performance

organisasi secara keseluruhan dan harus menjadi komitmen

perusahaan. Peningkatan berkesinambungan merupakan suatu

proses berkesinambungan untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi organisasi dalam memenuhi kebijakan dan mencapai tujuan

organisasi.

7. Pembuatan keputusan berdasarkan fakta

Keputusan yang efektif harus didasarkan analisis data dan informasi

yang faktual, sehingga masalah – masalah mutu dapat

terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan yang diambil

harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas

implementasi sistem manajemen mutu.

8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Organisasi dan pemasok – pemasoknya saling tergantung dan

hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan

kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah bagi

pelanggan.

2.4 Kepuasan Pengguna ISO

Dalam menciptakan sistem manajemen mutu yang terbaik, ISO melakukan

pengukuran dan analisa data yang diperoleh dari kelompok pengguna

sistem manajemen mutu ISO 9000 sehingga dapat dicapai kepuasan

pengguna ISO (pelanggan) tersebut. Untuk melakukan pengukuran perlu

diketahui terlebih dahulu pengertian dari kepuasan pelanggan dan metode

yang digunakan.

Menurut Day (dalam Tjiptono dan Diana, 2001:p.102) menyebutkan

bahwa kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap

evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kemudian

Wilkie (dalam Tjiptono dan Diana, 2001:p.102) menambahkan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternative

Page 14: Bedah ISO 9000 14000

yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama

atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan

timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan.

Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan

dengan metode survey, baik melalui pos, telepon, maupun

wawancara pribadi. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

a. Directly reported satisfaction

Pengukuran ini dilakukan melalui pertanyaan yang terbuka dan

mengarah langsung kepada kepuasan pelanggan terhadap

perusahaan,

b. Derived dissatisfaction

Pengukuran ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang

menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan

pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka

rasakan.

c. Problem analysis

Pengukuran ini dilakukan dengan meminta responden untuk

mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang

mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua,

saran-saran untuk melakukan perbaikan

d. Importance-performance analysis

Pengukuran ini diungkapkan oleh Martilla dan James dalam artikel

mereka yang berjudul “Importance-Performance Analysis” yang

dimuat di Journal of Marketing bulan Januari 1977. Dalam teknik ini,

responden diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut) dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut.

Selain itu responden juga diminta meranking seberapa baik kinerja

perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut tersebut.

(Tjiptono,1996, p.149)

Page 15: Bedah ISO 9000 14000

BAB III

ISO 14000

3.1 ISO Seri 14000

ISO 14000 series merupakan seperangkat standard internasional bidang

manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh

dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya.

Perumusan standard ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai

kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati

dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia

usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam

perumusan standard tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok

perangkat pengelolaan lingkungan, a.l. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit

Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup

Produk. Penerapan standard tersebut bersifat sukarela. Standard yang paling

populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar

sertifikasi ISO 14001.

ISO terbagi atas dua bidang:

1. Pengelolaan organisasi dan sistem evaluasinya,

2. Perangkat lingkungan dalam mengevalusi produknya.

3.2 Konsep pelaksanaan ISO Seri 14000

1. ISO 14001 dan 14004: Environmental Management System (EMS),

Sistem pengelolaan lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem

manajemen yang termasuk didalamnya struktur organisasi, aktivitas

perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur-prosedur, proses dan sumber

daya untuk pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan

pemeliharaan kebijakan lingkungan.

2. ISO 14010 – 14012: Petunjuk Audit Lingkungan,

Audit EMS adalah proses verifikasi yang sistematis dan terdokumentasi yang

secara obyektif menentkan dan mengevalusi bukti audit untuk menentukan

apakah suatu sistem pengelolaan lingkungan dari suatu organisasi telah sesuai

dengan kriteria audit EMS dan mengkomunikasikan hasildari proses ini kepada

Page 16: Bedah ISO 9000 14000

klien.

3. ISO 14020 – 14024: Label Lingkungan,

Label lingkungan yaitu klaim yang mengindikasikan atribut lingkungan dari suatu

produk atau jasa yang dapat berupa suatu pernyataan, simbol atau grafik pada

produk, buletin teknis, iklan, publikasi, dsb.

4. ISO 14031: Evaluasi Kinerja Lingkungan,

Kinerja lingkungan adalah hasil pengelolaan suatu manajemen terhadap aspek

lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa.

Evaluasi kinerja lingkungan yaitu proses untuk mengukur, menganalisa,

mengkaji, melaporkan, dan mengkomunikasikan kinerja suatu organisasi

dibandingkan dengan kriteria yang disetujui oleh manajemen.

5. ISO 14041 -14044: Life Cycle Assessment (Penilaian Daur Hidup)

Penilaian daur hidup yaitu prosedur sistematis untuk mengumpulkan dan menguji

masukan dan keluaran dari bahan dan energi serta dampak lingkungan yang

terkait langsung dalam fungsi sitem produk dan jasa melalui siklus hidup dari

produk dan jasa tersebut.

3.2 Penerapan Standard ISO 14000

Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran, berbeda lokasi,

pada prinsipnya dapat menerapkan standard ISO 14000, sesuai dengan

kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan

untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat,

investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang

bersangkutan. mengikuti standard yang diakui secara internasional, seperti ISO

14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standard ISO 14000 di

seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap

pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak

organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standard ISO 14000 untuk

meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di

sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standard ISO 14000

untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.

3.4 Manfaat Penerapan Standard ISO 14000

Penerapan standard ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain :

1. Meningkatkan citra organisasi

2. Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi

Page 17: Bedah ISO 9000 14000

3. Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

pengelolaan lingkungan

4. Mengurangi resiko usaha

5. Meningkatkan efisiensi kegiatan

6. Meningkatkan daya saing

7. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak

berkepentingan

8. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,

pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)

3.5 Keuntungan ISO 140000

a. Keuntungan potensial langsung

1. Reduksi dalam pengunaan sumber daya material

2. Reduksi dalam penggunaan materi

3. Reduksi pembuangan bahan sisa

4. Reduksi dalam keluhan dan tindak lanjut

5. Menghindari kecelakaan dan tindakan darurat

6. Menghindari iklim / tuntutan

7. Menghindari denda / penalty

8. Menghindari pertanggungjawaban seseorang

b. Keuntungan potensial tidak langsung

1. Meningkatkan citra perusahaan

2. Meningkatkan kemampuan pemasaran

3. Mengembangkan moral karyawan

4. Hubungan yang lebih baik dengan pelanggan / masyarakat

Sistem manajemen lingkungan : Suatu system yang dilaksanakan oleh

perusahaan kontraktor untuk mengelola lingkungan dalam proyek mulai dari

perencanaa (planning) dan perancangan (design) sampai tim konstruksi

meninggalkan lapangan. Langkah – langkah yang harus ditempuh oleh

perusahaan kontraktor untuk melaksanakan system manajemen lingkungan :

1. Identifikasi isu lingkungan dan kecendrunganya terhadap politik

2. Evaluasi dampak isu

3. Penelitian dan analisa

4. Pengembangan posisi

5. Implementasi

6. Evaluasi

Page 18: Bedah ISO 9000 14000

3.6 Ukuran Keberhasilan dalam Penerapan ISO-14001

Keberhasilan dalam penerapan ISO-14001 diukur dari 2 parameter dasar:

Kesesuaian sistem manajemen dengan persyaratan ISO-14001 (yang berarti

keberhasilan memperoleh sertifikat ISO-14001) dan meningkatnya kemampuan

organisasi dalam melakukan pengendalian terhadap berbagai aktifitas yang

mempunyai dampak terhadap lingkungan.

3.7 Peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam penerapan ISO

14000 di Indonesia

Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di Indonesia, KLH

menyadari potensi penerapan standard ISO 14000 bagi peningkatan kualitas

pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan peran serta dunia

usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh karena itu, KLH

mendorong dan memfasilitasi penerapan standard ISO 14000 di Indonesia.

Berbagai seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan

sejak tahun 1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan

standard ISO 14000 di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para

praktisi dalam bidang tersebut serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak

swasta yang kompeten, maka KLH mengharapkan agar peran motor penggerak

penerapan standard ISO 14000 tersebut dilanjutkan oleh pihak swasta. Hal ini

konsisten dengan latar belakang pengembangan standard ISO 14000 yang

dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.

Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standard ISO 14000 tersebut,

KLH pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan Standardisasi

dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas penerapan

SML, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.

3.8 Kedudukan dan Kaitan ISO 14000 dengan peraturan perundang-

undangan lingkungan hidup

Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan

pengelolaan lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000

diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan pengelolaan lingkungan oleh organisasi pelaksana kegiatan/usaha.

KLH senantiasa membuka dialog dengan berbagai pihak berkepentingan,

khususnya para praktisi yang terlibat langsung dalam penerapan standard ISO

14000, untuk meningkatkan sinergi dari penerapan standard ISO 14000 dan

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.