beberapa kesalahan yang sering dilakukan ikhwan-akhwat baru “ngaji”

5
BERANDA BERANDA JADWAL KAJIAN RUTIN REMAJA JADWAL KAJIAN RUTIN REMAJA TENTANG KAMI TENTANG KAMI Search... Selasa, 06 September 2011 Beberapa Kesalahan Yang Sering Dilakukan Ikhwan- Akhwat Baru “Ngaji” Kami sempat melakukanya diawal-awal kami mengenal dakhwah ahlus sunnah wal jama’ah karena kebodohan kami akan ilmu. kemudian kami ingin membagainya supaya ikhwan-akhwat bisa mengambil pelajaran dan mengingatkan mereka yang telah lama mengenal anugrah dakwah ahlus sunnah khususnya kami pribadi. Beberapa hal tersebut ada sepuluh berdasar pengalaman kami: 1. Merasa lebih tinggi derajat dan akan terbebas dari dosa karena sudah merasa mengenal Islam yang benar 2. Terlalu semangat menuntut ilmu agama sampai lupa kewajiban yang lain 3. Kaku dalam menerapkan ilmu agama padahal Islam adalah agama yang mudah 4. Keras dan kaku dalam berdakwah 5. Suka berdebat dan mau menang sendiri bahkan menggunakan kata-kata yang kasar 6. Menganggap orang diluar dakwah ahlus sunnah sebagai saingan bahkan musuh 7. Berlebihan membicarakan kelompok tertentu dan ustadz/tokoh agama tertentu 8. Tidak serius belajar bahasa arab 9. Tidak segera mencari lingkungan dan teman yang baik 10. Hilang dari pengajian dan kumpulan orang-orang yang shalih serta tengelam dengan kesibukan dunia Kemudian kami coba jabarkan satu-persatu. 1. Merasa lebih tinggi derajat dan akan terbebas dari dosa karena sudah merasa mengenal Islam yang benar Ketika awal-awal mengenal dakwah ahlus sunnah bisa jadi ada rasa bangga dan sombong bahwa ia telah mendapat hidayah dan merasa ia sudah selamat dunia-akherat. Padahal ini adalah Ini baru fase yaq’zah [keterbangunan], awal mengangkat jangkar kapal, baru akan mulai mengarungi ilmu, amal, dakwah dan bersabar diatasnya. Maka janganlah kita menganggap diri kita akan selamat dari dosa dan maksiat hanya karena baru mengenal dakwah ahlus sunnah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: َ ﺍﺗﱠﻘِ َ ِ ُ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ ُ ﻧﻔَ ﻛﱡﻭﺍ ﺃَ ُ َ َ Translate Pilih Bahasa Diberdayakan oleh Terjemahan Visitor View My Stats DAFTAR ISI Akhlaq Arsip untuk ‘Tiga Belas Akhlaq Utama Salafush Shalih’ Kategori 1. Bolehkah kencing berdiri 2. HUKUM BERMAIN PLAY STATION/PS 3. HUKUM ISBAL [MENURUNKAN PAKAIAN DIBAWAH MATA KAKI] 4. HUKUM MEMBUAT TATO 5. Hukum memanjangkan kuku 6. Hukum mengucapkan selamat tahun baru 7. KEUTAMAAN MENYANTUNI ANAK YATIM 8. LEMAH LEMBUTLAH DALAM BERBICARA 9. Peran penting teman dalam hidup kita - New !! 10. Amalan AMALAN RINGAN BERPAHALA BESAR 1. KEUTAMAAN DI BULAN DZULHIJJAH 2. Keutamaan dan sunnah- sunnah di bulan Romadhon 3. MEMELIHARA JENGGOT ADALAH WAJIB ! 4. Pahala Shabar 5. situs ini merupakan situs dakwah manhaj salaf, yang ada di indonesia,situs situs ini merupakan situs dakwah manhaj salaf, yang ada di indonesia,situs ini merupakan situs penyiar dakwah salaf dakwah penuh hikmah dan ini merupakan situs penyiar dakwah salaf dakwah penuh hikmah dan manfaat bagi kita semua. by admind: Ni'am abdillah ^_^ manfaat bagi kita semua. by admind: Ni'am abdillah ^_^ 1 of 5 27/04/2015 19:38

Upload: nediar80

Post on 26-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Fiqih

TRANSCRIPT

  • BERANDABERANDA JADWAL KAJIAN RUTIN REMAJAJADWAL KAJIAN RUTIN REMAJA TENTANG KAMITENTANG KAMI Search...

    Selasa, 06 September 2011

    Beberapa Kesalahan Yang Sering Dilakukan Ikhwan-

    Akhwat Baru Ngaji

    Kami sempat melakukanya diawal-awal

    kami mengenal dakhwah ahlus sunnah wal

    jamaah karena kebodohan kami akan ilmu.

    kemudian kami ingin membagainya supaya

    ikhwan-akhwat bisa mengambil pelajaran

    dan mengingatkan mereka yang telah lama

    mengenal anugrah dakwah ahlus sunnah

    khususnya kami pribadi. Beberapa hal

    tersebut ada sepuluh berdasar pengalaman

    kami:

    1. Merasa lebih tinggi derajat dan akan

    terbebas dari dosa karena sudah merasa

    mengenal Islam yang benar

    2. Terlalu semangat menuntut ilmu agama sampai lupa kewajiban yang lain

    3. Kaku dalam menerapkan ilmu agama padahal Islam adalah agama yang mudah

    4. Keras dan kaku dalam berdakwah

    5. Suka berdebat dan mau menang sendiri bahkan menggunakan kata-kata yang kasar

    6. Menganggap orang diluar dakwah ahlus sunnah sebagai saingan bahkan musuh

    7. Berlebihan membicarakan kelompok tertentu dan ustadz/tokoh agama tertentu

    8. Tidak serius belajar bahasa arab

    9. Tidak segera mencari lingkungan dan teman yang baik

    10. Hilang dari pengajian dan kumpulan orang-orang yang shalih serta tengelam dengan

    kesibukan dunia

    Kemudian kami coba jabarkan satu-persatu.

    1. Merasa lebih tinggi derajat dan akan terbebas dari dosa karena sudah merasa mengenal

    Islam yang benar

    Ketika awal-awal mengenal dakwah ahlus sunnah bisa jadi ada rasa bangga dan sombong

    bahwa ia telah mendapat hidayah dan merasa ia sudah selamat dunia-akherat. Padahal ini

    adalah Ini baru fase yaqzah [keterbangunan], awal mengangkat jangkar kapal, baru akan

    mulai mengarungi ilmu, amal, dakwah dan bersabar diatasnya.

    Maka janganlah kita menganggap diri kita akan selamat dari dosa dan maksiat hanya karena

    baru mengenal dakwah ahlus sunnah, Allah subhanahu wa taala berfirman:

    Translate

    Pilih Bahasa

    Diberdayakan oleh Terjemahan

    Visitor

    View My Stats

    DAFTAR ISI

    Akhlaq

    Arsip untuk Tiga Belas

    Akhlaq Utama Salafush

    Shalih Kategori

    1.

    Bolehkah kencing berdiri2.

    HUKUM BERMAIN PLAY

    STATION/PS

    3.

    HUKUM ISBAL

    [MENURUNKAN

    PAKAIAN DIBAWAH

    MATA KAKI]

    4.

    HUKUM MEMBUAT TATO5.

    Hukum memanjangkan kuku6.

    Hukum mengucapkan

    selamat tahun baru

    7.

    KEUTAMAAN

    MENYANTUNI ANAK

    YATIM

    8.

    LEMAH LEMBUTLAH

    DALAM BERBICARA

    9.

    Peran penting teman dalam

    hidup kita - New !!

    10.

    Amalan

    AMALAN RINGAN

    BERPAHALA BESAR

    1.

    KEUTAMAAN DI BULAN

    DZULHIJJAH

    2.

    Keutamaan dan sunnah-

    sunnah di bulan

    Romadhon

    3.

    MEMELIHARA JENGGOT

    ADALAH WAJIB !

    4.

    Pahala Shabar5.

    situs ini merupakan situs dakwah manhaj salaf, yang ada di indonesia,situssitus ini merupakan situs dakwah manhaj salaf, yang ada di indonesia,situsini merupakan situs penyiar dakwah salaf dakwah penuh hikmah danini merupakan situs penyiar dakwah salaf dakwah penuh hikmah danmanfaat bagi kita semua. by admind: Ni'am abdillah ^_^manfaat bagi kita semua. by admind: Ni'am abdillah ^_^

    1 of 5 27/04/2015 19:38

  • Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang

    yang bertakwa. [An-Najm: 32]

    Muhammad bin Yaqub Al-Fairuz Abadi rahimahullah menukil penafsiran Ibnu Abbas

    radhiallahu anhuma tentang ayat ini:

    { }

    Jangan kalian membebaskan diri kalian dari dosa dan Dialah yang paling mengetahui siapa

    yang bertakwa/takut dari maksiat dan membuat perbaikan [Tanwirul Miqbaas min tafsiri Ibni

    Abbaas 1/447, Dar Kutubil Ilmiyah, Libanon, Asy-Syamilah]

    Seharusnya jika kita menisbatkan pada dakwah salafiyah maka ingatlah pesan salaf

    [pendahulu] kita yaitu sahabat Ibnu Masud radhiallahu anhu :

    ..

    Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di

    belakangku dan sungguh kalian akan melemparkan tanah di atas kepalaku, dan aku

    berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku dipanggil Abdullah

    bin Kotoran. [HR.Hakim Al-Mustadrok 3/357 no 5382, shahih]

    2. Terlalu semangat menuntut ilmu agama sampai lupa kewajiban yang lain

    Semua ikhwan-akhwat baru ngaji pasti semangat menuntut ilmu, karena banyak ilmu agama

    yang selama ini mereka yakini kurang tepat dan mereka dapatkan jawabannya dalam manhaj

    dakwah salafiyah yang ilmiyah. Akan tetapi ada yang terlalu semangat menuntut ilmu sampai

    lupa kewajibannya. Contoh kasus:

    -ikhwan kuliah dikampus, ia diberi amanah oleh orang tuanya untuk belajar dikota A.

    Menyelesaikan studinya, pulang membawa gelar dan membahagiakan keduanya. Kedua

    orang tua bersusah payah membiayainya. Akan tetapi ia sibuk belajar agama disana-disini

    dan lalai dari amanah orang tua yang WAJIB juga ditunaikan. Nilainya hancur dan terancam

    Drop Out. Tentu saja orang tuanya bertanya-tanya dan malah menyalahkan dakwah salafiyah

    yang ia anut. Iapun tidak menjelaskan dengan baik-baik kepada kedua orang tuanya.

    -seorang suami yang sibuk menuntut ilmu agama dan menelantarkan istri dan anaknya.

    Melakukan safar tholabul ilmi ke berbagai daerah, langsung membeli kitab-kitab yang banyak

    dan mahal. Padahal ia agak kesusahan dalam ekonomi dan tidak memberikan pengertian

    kepada istri dan anak-anaknya.

    Kita seharusnya memperhatikan firman Allah Ta'ala:

    Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang

    berlebih-lebihan. [Al-Anam: 141]

    Dan jika kita perhatikan, orang-orang seperti ini hanya [maaf] panas-panas tahi ayam.

    Semangat hanya beberapa bulan saja setelah itu kendor bahkan futur [malas dan jenuh].

    3. Kaku dalam menerapkan ilmu agama padahal Islam adalah agama yang mudah

    Allah Taala mengkhendaki kemudahan bagi hamba-Nya, Allah subhanahu wa taala

    berfirman:

    Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu

    [Al-Baqarah:185]

    Sebagian ikhwan-akhwat yang baru ngaji mungkin dikarenakan masih sedikitnya ilmu terlalu

    kaku menerapkan ilmu agama sehingga sehingga nampaknya islam adalah agama yang sulit

    dan tidak fleksibel. Contoh kasus:

    -seorang akhwat ingin memakai cadar agar bisa menerapkan dan melestarikan sunnah agama

    islam. Akan tetapi semua keluarganya melarangnya bahkan keras karena nanti di sangka

    teroris dan lingkungan akhwat tersebut sangat aneh dengan cadar. Ia sudah menjelaskan

    dengan baik-baik tetapi keluarganya yang sangat awam masih belum bisa menerima. Orang

    tuanya bahkan tidak ridha dan hubungan silaturahmi dengan keluarga menjadi terputus.

    Dalam kasus ini:

    Apabila ia menyakini bahwa cadar hukumnya sunnah maka diterapkan kaidah:

    Aqidah

    4 Perkara yang wajib di

    ketahui !!! - New !!

    1.

    AQIDAH SEORANG

    MUSLIM

    2.

    Beberapa Kesalahan Yang

    Sering Dilakukan Ikhwan-

    Akhwat Baru Ngaji

    3.

    Hukum Mempelajari Injil4.

    Hukum bermain catur5.

    Jangan Sampai Susah

    Payah Beramal Tetapi

    Sia-Sia

    6.

    KEKASIH ALLAH7.

    Kepada Siapa Hati kita

    Bergantung?

    8.

    MAKNA IKHLAS9.

    Macam-Macam Tauhid dan

    Faedahnya

    10.

    Makna Iman11.

    Makna Tauhid Asma' Wa

    Sifat Dan Manhaj Salaf Di

    Dalamnya

    12.

    SYIRIK13.

    Cinta

    BILA PRIA JATUH CINTA

    PADA WANITA

    1.

    Bila Aku Jatuh Cinta2.

    Bila Cinta Menyapa3.

    Cara Rosulullah

    menyembuhkan penyakit

    cinta

    4.

    Radio Rodja

    Data

    Live Traffic FeedA visitor from Indonesia viewed

    "DAKWAH SALAFI:

    ADAB-ADAB SAFARSEORANG MUSLIM" 24 mins

    agoA visitor from Indonesia viewed

    "DAKWAH SALAFI:ADAB-ADAB SAFAR

    SEORANG MUSLIM" 24 mins

    agoA visitor from Indonesia viewed

    "DAKWAH SALAFI:

    KEUTAMAAN

    2 of 5 27/04/2015 19:38

  • Menolak mafsadat didahulukan daripada mendatangkan mashlahat

    Jika ia memakai cadar maka mendatangkan mashlahat yaitu melaksanakan sunnah, jika ia

    tidak pakai cadar maka menolak mafsadat yaitu tidak ridhonya ortu dan putus silaturhami.

    Maka dengan kaidah ini ia wajib menolak mafsadat dengan tidak memakai cadar. Selain itu

    hokum wajib didahulukan dari hokum sunnah.

    Jika ia berkeyakinan bahwa cadar hukumnya wajib, konsekuensinya ia tidak memakai cadar

    maka akan berdosa. Maka diterapkan kaidah:

    .

    Jika ada dua mudharat (bahaya) saling berhadapan maka di ambil yang paling ringan

    Dalam hal ini tentu saja yang paling ringan adalah tidak memakai cadar karena tidak ridhanya

    orang tua lebih berat konsekuensinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

    Ridha Allah ada pada ridha orang tua. Dan murka-Nya ada pada murka orang tua. [HR.

    Tirmidzi no. 1899, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami no. 3500]

    -begitu juga dengan kasus seorang akhwat kuliah diluar kota, ia harus safar tanpa mahram

    dan tidak tahan kuliah ikhtilat, maka ia memutuskan tidak melanjutkan kuliah. Sehingga

    diminta pulang oleh orang tuanya. Akan tetapi ditempatnya tidak ada kajian dan mejelis ilmu

    sehingga ia menjadi futur karena ia baru-baru ngaji. Sedangkan di kota tempat ia kuliah ada

    banyak majelis ilmu. Maka keputusan ia berhenti kuliah kurang tepat.

    Dan banyak kasus yang lain. Intinya kita harus banyak-banyak berdiskusi dengan ustadz dan

    orang yang berilmu jika mendapatkan seuatu dalam agama yang berat dan sesak terasa jika

    kita jalankan. Allah subhanahu wa taala berfirman:

    Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu . Kemudian apabila kamu telah

    membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. [Ali Imron:159]

    4. Keras dan kaku dalam berdakwah

    Mungkin ini disebabkan karena terlalu semangat ingin meyebarkan dakwah manhaj salafiyah.

    Akan tetapi karena sedikitnya ilmu tentang tata-cara berdakwah, dakwah terkesan kaku dan

    keras. Contoh kasus:

    -seorang pemuda yang baru mengenal dakwah, ketika pulang langsung menceramahi orang

    tuanya dan kakeknya. Dan berkata ini haram, itu bidah, ini syirik. Tentunya saja kakeknya

    akan berkata, kamu anak ingusan kemaren sore, baru saya anti popokmu, sudah berani

    ceramahi saya?

    -seorang ikhwan yang baru tahu hukum tahlilan setelah kematian adalah bidah. kemudian ia

    datang kekumpulan orang yang melakukanya dalam suasana duka. Ia sampaikan ke majelis

    tersebut bahwa ini bidah.maka bisa jadi ia pulang tinggal nama saja.

    -seorang akhwat yang ingin mendakwahkan temannya yang masih sangat awam atau baru

    masuk islam. Ia langsung mengambil tema tentang cadar, jenggot, isbal, bidah, hadist tentang

    perpecahan dan firqoh. Ia juga langsung membicarakan bahwa aliran ini sesat, tokoh ini sesat

    dan sebagainya. Seharusnya ia mengambil tema tauhid dan keindahan serta kemudahan

    dalam islam.

    Seharusnya berdakwah dengan cara yang lembut serta penuh hikmah. Dan berdakwah ada

    tingkatan, cara dan metodenya. Berpegang pada prinsip yang Rasulullah shallallahu alaihi wa

    sallam sabdakan:

    Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar gembira dan jangan membuat manusia

    lari [HR. Bukhari, Kitabul Ilmu no.69]

    5. Suka berdebat dan mau menang sendiri bahkan menggunakan kata-kata yang kasar

    Karena terlalu semangat berdakwah akan tetapi tanpa disertai ilmu. Maka ada sebagian

    ikhwan-akhwat baru ngaji sering terjatuh dalam kebiasaan suka berdebat. Dan parahnya, ia

    baru hanya tahu hukumnya saja, tidak mengetahui dan menghapal dalil serta tidak tahu

    metode istidlal [mengambil dalil]. Jadi yang ada hanya berdebat saling ngotot tentang hukum

    3 of 5 27/04/2015 19:38

  • sesuatu. apalagi mengeluarkan katakata yang kasar sampai mencaci-maki dan menyumpah-

    serapah.

    Memang ada yang sudah hapal dalilnya dan mengetahui metode istidlal , akan tetapi ia tidak

    membaca situasi dakwah, siapa objek dakwah, waktu berdakwah ataupun posisi dia saat

    mendakwahkan.

    Dan ada juga yang berdebat karena ingin menunjukkan bahwa ia ilmunya tinggi, banyak

    menghapal ayat dan hadist, mengetahui ushul fiqh dan kaidah-kaidahnya.

    Memang saat itu kita menang dalam berdebat karena manhaj salafiyah ilmiyah. Akan tetapi

    tujuan berdakwah dan nasehat tidak sampai. Orang tersebut sudah dongkol atau sakit hati

    karena kita berdebat dengan cara yang kurang baik bahkan menggunakan kata-kata yang

    kasar. Hatinya tidak terima karena merasa sudah dipermalukan, akibatnya ia gengsi menerima

    dakwah. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

    Agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat, agama itu adalah nasihat. [HR. Muslim

    55/95]

    Yang dimaksud dengan nasehat adalah mengkhendaki kebaikan. Jadi bukan tujuannya

    menunjukan kehebatan berdalil dan menang dalam berdebat.

    Mengenai suka berdebat para nabi dan salafus shalih sudah memperingatkan kita tentang

    bahayanya. Nabi Sulaiman alaihis salam berkata kepada anaknya:

    "

    Wahai anakku, tinggalkanlah mira (jidal, mendebat karena ragu-ragu dan menentang) itu,

    karena manfaatnya sedikit. Dan ia membangkitkan permusuhan di antara orang-orang yang

    bersaudara. [Syuabul Iman: 8076 Al-Baihaqi, cetakan pertama, Darul Rusdi Riyadh,

    Asy-syamilah]

    Mengenai berkata-kata kasar, maka ini tidak layak keluar dari lisan seseorang yang mengaku

    menisbatkan diri pada manhaj salaf. Renungkan firman Allah Taala:

    Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. maka

    berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan

    ia ingat atau takut". [At-Thoha:43-44]

    Kepada orang selevel Firaun saja harus berdakwah dengan kata-kata yang lemah lembut,

    apalagi kita akan mendakwahkan saudara kita seiman?. Maka gunakanlah kata-kata yang

    lembut dan bijaksana lagi penuh hikmah.

    1 komentar:

    Poskan Komentar

    Tolong komentar tentang postingan ini.....Jika ada kesalahan mohon di ralat....Tolong komentar yang berguna !!!!!!

    Ummah Asyarifah mengatakan...

    Alhamdulillah... Luar biasa ilmunya. syukron, jazakumullohukhoiir....

    17 Juli 2012 20.56

    4 of 5 27/04/2015 19:38

  • Posting Lebih Baru Posting Lama

    Beri komentar sebagai:

    Publikasikan

    Beranda

    Copyright (c) 2010 DAKWAH SALAFI. Des ign by Wordpress Themes.Buy My Theme s and SEO D ire ctory .

    5 of 5 27/04/2015 19:38