strategi guru ngaji dalam meningkatkan minat santri

80
STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL- AWWABIEN KELURAHAN TANJUNG PASIR KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: MUHAMMAD HASBI ASIDIKI NIM: 201172340 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT

SANTRI MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-

AWWABIEN KELURAHAN TANJUNG PASIR

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MUHAMMAD HASBI ASIDIKI

NIM: 201172340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT

SANTRI MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-

AWWABIEN KELURAHAN TANJUNG PASIR

KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Guna Memperoleh Gelar Serjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

MUHAMMAD HASBI ASIDIKI

NIM: 201172340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI
Page 4: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI
Page 5: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI
Page 6: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini, Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya

susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari

hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil

karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu,

saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

Page 7: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmarnirahim...

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Dengan mengucap Alhamdulillahirrobil’alamin, rasa syukur teramat dalam dan tak terhingga diucapkan kepada Allah SWT, karena berkah, kebahagiaan, dan kelancaran yang selalu

diberikan-Nya pada saat mulai lelah selalu kuat serta berkat-Nya bisa sampai ke tahap ini. Kepada Rasulullah SAW, terimakasih karena telah menjadi sumber inspirasi dalam segala

tindakan dan langkah hidup.

Sebuah apresiasi untuk diri saya sendiri Muhammad Hasbi Asidiki. Terima kasih telah menjadi lebih berani dari yang ku percaya, lebih kuat dari yang terlihat dan lebih pintar dari yang pernah ku pikirkan. Terima kasih. Semoga kelak tetap jadi pribadi yang percaya diri,

senantiasa mawas diri dan selalu bersyukur pada sang Ilahi. Allah SWT.

Kado sederhana untuk yang tercinta yang tidak pernah putus doa, kasih sayang dan nasihatnyanya, kedua orang tuaku. Papa (Drs. Isa Hariyadi,) dan Mama (Eti Lizarni, BA)

serta saudara ku ( Fitri Hardiyanti M.Pd, Sari Hartini, S.Pd dan Alm, Surya Atma Wijaya, S.Pd) yang menjadi sumber kekuatanku. Terima kasih untuk semangat yang

disalurkan selama ini. Semoga kakak sehat selalu, dan semoga almarhum abang tenang disana.

Teruntuk dosen pembimbing skripsiku Ibu Dra. Siti Asiah, M.Pd dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag. Dan semua dosen prodi Pendidikan Agama Islam. Ribuan ucapan

terima kasih tidak akan pernah cukup menggantikan waktu dan Ilmu yang Ibu Bapak berikan selama ini. Terima Kasih untuk segala perhatian, bimbingan, arahan, nasihat, dan semangat dari Bapak dan Ibu. Semoga kebaikan Bapak dan Ibu dibalas oleh Allah SWT. Aamiin...

Teruntuk kamu ( Nurhadisma, S.Farm) terima kasih telah menyemangatiku hingga akhir perjuangan skripsiku. Terima kasih selalu memberikan semangat, dukungan serta

nasehat. Terima kasih selalu ada . Semangat mengejar Studi Apotekernya dan semoga apa yang kita cita-citakan Tercapai. Aamiin.....

Page 8: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

MOTTO

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

(HR Bukhari)

Artinya: Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al

Qur’an dan mengajarkannya (HR Bukhari)

Page 9: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر الر بسم الله

Alhamdulillah Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah Subhanahu

Wa Ta’ala. yang telah mencurahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga Skripsi yang

berjudul: “Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-

Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir ”. Dapat

penulis selesaikan.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis kirimkan kepada Nabi Besar

Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing umatnya kejalan

Islam dan Ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan

pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui

kolom ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA., Ph. D. selaku Rektor UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku wakil Dekan I, Bapak Dr. Najmun Hayat, M.Pd.I

selaku wakil Dekan II, Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku wakil Dekan III Fakultas

Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Muklis, M. Pd. I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan

Bapak Habib Muhammad, M.Ag. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 10: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

5. Ibu Dra. Siti Asiah, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I dan bapak Habib

Muhammad, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan

waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam

menyelesaikan skripsiini.

6. Guru H.M.Amin Hudhori, S.Ag Selaku Ketua Yayasan Pondok Al-Awwabien Kota

Jambi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Ustadz Ahmad Ridho, S.E dan Par guru-guru Pengajian Al-Awwabien yang telah

banyak memberikan informasi guna mempermudah penulis memperoleh data di

lapangan.

8. Santriwan dan Santriwati Pondok Ma’had Al-Awwabien Tanjung Pasir Kota Jambi

yang telah memberi informasi guna mempermudah penulis memperoleh data di

lapangan.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2017 terutama sahabat kelas mahasiswa

PAI A angkatan 2017 yang telah berjuang bersama selama lebih dari 3 tahun.

10. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga menjadi

kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak

yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi Desember 2020

Penulis

Muhammad Hasbi Asidiki

NIM: 201172340

Page 11: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

ABSTRAK

Nama : Muhammad Hasbi Asidiki

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Strategi Guru Ngaji Dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-Quran di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi

Skripsi ini membahas tentang Strategi guru ngaji dalam meningkatkat minat

santri membaca al-quran di pondok ma’had al-awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau penelitian lapangan

yang bersifat deskriptif (menggambarkan dengan kata-kata). Masalah yang di teliti

mencakup 1). Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca al-Quran di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi? 2). Bagaimana

minat santri dalam membaca al-quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir Kota Jambi? 3). Bagaimana strategi dan upaya guru ngaji dalam

meningkatkan minat santri membaca al-qur-an di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi

lapangan (diskriptif kualitatif) yang di laksanakan di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi. Adapun datanya diperoleh dengan cara

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian: 1). Metode pembelajaran yang digunakan dalam

meningkatkan minat santri membaca al-quran di pondok ma’had al-awwabien

kelurahan Tanjung pasir Kota Jambi yaitu hampir semua ustadz dan ustadzah

menggunakan metode yang sama, di antaranya metode ceramah, metode drill, metode

tugas dan metode yang mendukung adalah metode pembiasaan, metode ketauladanan

dan metode hafalan. 2). Upaya yang dilakukan guru mengaji agar dapat

meningkatkan minat santri membaca al-quran yaitu diantaranya menjadikan kegiatan

belajar mengajar sebagai kegiatan yang menyenangkan, memiliki niat yang kuat dan

disiplin dalam menuntut ilmu. 3). Peran seorang guru mengaji di pondok ma’had al-

awwabien kelurahan Tanjung pasir yaitu sangat berperan penting sebagai motivator

dalam proses belajar-mengajar sehingga santri memiliki dorongan untuk belajar

membaca al-quran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Kata Kunci : Strategi, Meningkatkan, Minat, Santri.

Page 12: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i

NOTA DINAS…………………………………………………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………...iv

PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………………...v

PERSEMBAHAN……………………………………………………………..vi

MOTTO……………………………………………………………………….vii

KATA PENGANTAR………………………………………………………..viii

ABSTRAK…………………………………………………………………….x

DAFTAR ISI ................................................................................................. …xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. ……1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Rumusan Masalah .............................................................................4

C. Batasan Masalah ................................................................................5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………….5

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... ……6

A. Kerangka Teori ..................................................................................6

B. Pelaksanaan Pengajian Al-Quran .....................................................17

C. Penelitian yang Relevan…………………………………………....21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. …...23

A. Lingkup Penelitian ........................................................................... .23

B. Jenis dan Sumber Data……………………………………………..23

C. Subjek Penelitian…………………………………………………...25

D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………26

E. Metode Analisis Data………………………………………………27

Page 13: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

F. Triangulasi Data (Uji Keterpercayaan Data)……………………….28

G. Jadwal Penelitian…………………………………………………...29

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................ …....31

A. Temuan Umum di Pondok Ma’had Al-Awwabien ..............................31

1. Historis……………………………………………………………....31

2. Geografis………………………………………………….................32

3. Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien………………….33

4. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien……………………...35

5. Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien……………………..36

6. Inventaris Pengajian…………………………………………………40

B. Temuan Khusus di Pondok Ma’had Al-Awwabien……………….....41

1. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Quran bagi Santri………..41

2. Minat Santri dalam Belajar Membaca Al-Quran……………………48

3. Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Santri untuk Membaca Al-

Quran………………………………………………………………..51

BAB V PENUTUP ........................................................................................ …….57

A. Kesimpulan......................................................................................…57

B. Saran-Saran ......................................................................................…58

C. Penutup……………….…………………………………………......58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....59

Page 14: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR TABEL

Tabel.1 Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien .................................. 33

Tabel.2 Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien ........................................ 35

Tabel.3 Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ....................................... 37

Tabel.4 Keadaan Umur Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ............................ 39

Tabel.5 Keadaan Jenis Kelamin Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien ............... 40

Tabel.6 Keadaan Inventaris Pondok Ma’had Al-Awwabien ................................ 40

Page 15: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 61

Lampiran 2 Daftar Responden .............................................................................. 63

Lampiran 3 Dokumentasi ...................................................................................... 64

Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup..….…………………………………………..65

Page 16: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa

Ta’ala melalui malaikat Jilbril dan disampaikan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang penuh dengan hikmah, pengetahuan dan

kemukjizatan sehingga apabila dibaca dan diamalkan isi kandungan yang terdapat

di dalam al-Quran, akan mempengaruhi dan bisa menggugah orang untuk

mempelajarinya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi

amal ibadah yang tinggi nilainya, bahkan tidak akan bosan orang membaca dan

mendengarkannya.

Menurut Ghalap, al-Quran diturunkan tidak hanya sebagai pedoman bagi

manusia dalam satu aspek kehidupan, tetapi juga mencakup berbagai aspek

kehidupan umat manusia, baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah

sebagai pencipta, maupun antara sesama manusia dengan lingkungannya . (Aflatun

Muchtar, 2013, hlm. 1-2)

Sebagaimana diketahui bahwa al-Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi

orang-orang yang beriman baik pada waktu ketika dalam keadaan sedih ataupun

dalam keadaan gembira. Bahkan membaca al-Quran menjadi obat dan penawar

bagi orang yang sedang gelisah, sedih atau sedang ditimpa musibah, sebagaimana

firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dalam surah Al-Isra' ayat 82 yang berbunyi:

ين ن م ؤ م ل ة ل م ح ر اء و ف و ش ا ه آن م قر ن ال ل م زه ن ن و

ا ار ين إل خس م ال يد الظ ز ل ي و

Page 17: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Artinya: "Dan Kami turunkan dan Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan

rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian".

Sebagaimana telah sama-sama diketahui bahwa membaca al-Quran adalah

merupakan ibadah yang besar ganjaran pahalanya bagi yang membaca, mendengar,

apalagi jika dibaca dengan suara dan irama yang merdu.

Al-Quran dibaca karena fungsinya diturunkan sebagai petunjuk bagi orang

yang beriman dan mempercayai kebenaran al-Quran yang menjadi ketentuan dan

ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perintah membaca al-Quran sebagaimana

yang ditegaskan dalam surat Al-Alaq, ayat 1-5 yang berbunyi:

لق ك ال ذي خ به م ر باسأ ر اق

لق ن ع ان م س ن ق ال ل خ

م ر ك ك ال ب ر أ و ر اق

م ل ق ال م ب ل الذي ع

م ل ع م ي ا ل ان م س ن م ال ل ع

Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia

yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia

dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang

tidak diketahuinya ".

1

Page 18: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Kegiatan anak dalam membaca al-Quran ini sudah banyak dilaksanakan

ditengah-tengah kehidupan masyarakat khususnya di kawasan Seberang Kota

Jambi. Namun yang menjadi persoalan disini, yaitu minat anak dalam membaca al-

Quran, banyaknya faktor yang mempengaruhi terutama dari lingkungan keluarga

dan masyarakat yang tidak memperhatikan pentingnya membaca al-Quran bagi

putra-putrinya. Seharusnya ketika usia anak ± 6 tahun sudah harus diajarkan cara

membaca al-Quran yang baik dan benar karena usia mereka termasuk ke dalam usia

muda yang banyak mengalami dan menghadapi masalah.

Oleh sebab itu, pada usia ini anak perlu dibina dan dibimbing agar semua problem

yang dihadapinya dapat teratasi dengan baik. Selanjutnya ketika mereka memasuki

jenjang usia dewasa telah mengalami gangguan yang cukup berarti, dengan demikian

diharapkan agar mereka bisa menjadi orang dewasa yang benar-benar mandiri

sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Mas'ud r.a dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Beliau bersabda: (Muh. Sjarief Sukandy, 2018, hlm.153)

Artinya: "Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi

Wasallam bersabda: "Yang mengimami kaum itu hendaklah orang yang

paling pandai membaca kitab Allah ta'ala, dan apabila mereka dalam

itu sama, maka hendaklah yang paling mengerti tentang hal sunnah Nabi

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sama, maka yang paling dahulu hijrahnya,

dan kalau dalam hal hijrah juga sama, maka yang paling dahulu masuk

Islam". Dan kalau sebuah riwayat: "Umur (paling tua), dan janganlah

seseorang mengimami orang lain di tempat kekuasaannya, dan

janganlah duduk di rumahnya di tempat kehormatannya melainkan

dengan izinnya". (H.R. Muslim).

Berdasarkan pengamatan penulis di Kelurahan Tanjung Pasir, khususnya

terhadap pelaksanaan pengajian al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien, para

Page 19: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan pengajian tersebut. Hal ini

diindikasikan dengan anak suka bermain dan berbicara demgan temannya pada saat

belajar mengaji, dan bila disuruh menghafal ataupun mengulang bacaan al-Quran,

anak tidak mau melakukannya. Permasalahan lain yang dihadapi oleh guru ngaji di

Pondok Ma’had Al-Awwabien yakni kurangnya daya tangkap santri dalam belajar

al-Quran dan belum sepenuhnya memahami ilmu tajwid dan fasohah dalam bacaan

al-Quran. Hal tersebut menjadi faktor utama permasalahan guru dalam mengajar di

pondok al-awwabien.

Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai: "Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca

Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas penulis dapat menyimpulkan

beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca al-Quran di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?

2. Apa saja faktor penghambat minat santri dalam membaca al-Quran di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi?

3. Bagaimana solusi guru ngaji dalam meningkatkan minat santri membaca al-

qur-an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi?

Page 20: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

C. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjawab permasalahan-

permasalahan yang akan dikaji di atas, serta untuk mengatasi keterbatasan waktu

dan kemampuan, maka penulis memandang perlu memberi batasan masalah

penulisan skripsi ini. Penulis membatasi penelitian ini tentang Strategi Guru Ngaji

dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an di Pondok Ma’had

Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

b. Ingin mengetahui minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

c. Ingin mengetahui strategi guru dalam meningkatkan minat santri membaca

Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai pengembangan Khasanah Ilmu Pengetahuan bagi penulis.

b. Sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(SI) dalam Program Studi Pendidikan Pendidikan Agama Islam pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Page 21: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

Untuk mempermudah pemahaman pada penelitian, terlebih dahulu

diketahui kerangka teorinya. Karena dari kerangka teori inilah kita bisa memulai

langkah untuk membahas permasalahan atas data-data yang diperoleh dilapangan,

kerangka teori ini merupakan landasan berpijak dan sekaligus merupakan kerangka

pemikiran yang melatarbelakangi berbagai bentuk pembahasan nantinya.

1. Strategi

Secara umum strategi mempunyai pengertian: “suatu garis besar haluan

untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentuan.

Dihubungkan dengan pembelajaran strategi bisa diartikan sebagai pola umum

atau kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang telah digariskan”. (Trianto, 2016, hlm.85)

Menurut Newman dan Logan, dikutip dari Abin Syamsuddin Makmun

mengemukakan bahwa ada empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil

(output)dansasaran yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan

aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

2) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic

way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.

3) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan

ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.

4) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur dan patokan

ukuran untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan

(achievement) usaha.

Page 22: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut

adalah:

✓ Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni

perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.

✓ Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran

yang dipandang paling efektif

✓ Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau

prosedur, metode dan teknik pembelajaran

Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan

atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. (Abin Syamsuddin, 2015, hlm 75)

Kemampuan untuk melakukan sesuatu, mencari jalan keluar untuk

memenuhi dari kondisi yang kurang baik menjadi baik, sehingga tujuan atau

keinginan dapat tercapai sesuai program yang dibuat atau direncanakan.

(Mastuhu, 2017, hlm 54)

Beberapa upaya yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan minat

belajar anak antara lain:

1. Sejak usia dini, cermati berbagai kelebihan, keterampilan, dan kemampuan

yang nampak menonjol pada anak.

2. Bantu anak dalam meyakinkan dan fokus pada kelebihan dirinya.

3. Kembangkan konsep diri positif pada anak.

4. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di

berbagai bidang.

5. Upayakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan

menekuni bidang –bidang yang menjadi kelebihannya.

Page 23: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

6. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap upaya yang dilakukan anak.

7. Jalin hubungan baik antara orang tua dan guru dengan anak.

Minat dapat muncul dalam diri seseorang apabila ada stimulasi dari luar

yang dapat dilihat dalam bentuk aktivitas. Di dalam proses pembelajaran baca

Al-Qur'an, salah satu peran Guru yang terpenting adalah melakukan upaya-

upaya dan menciptakan kondisi yang mengarah anak melakukan kegiatan

belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

2. Guru

Guru sebagai tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik. Guru juga orang yang berpengalaman dalam

bidang profesinya, dengan ilmu yang dimilikinya, guru dapat menjadikan anak

didik orang yang cerdas.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia guru diartikan sebagai “orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar” (Anonim,

2015, hal 497) Selain itu guru dapat diartikan sebagai pendidik. Pendidik adalah

orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. (Hasbullah, 2017, hlm

17)

Guru adalah sosok manusia yang harus ditiru. Predikat itu disandang dari

kala dia bangun sampai dia masuk peraduan. Peran tersebut juga akan sangat

terasa apabila sosok guru mengajar di desa-desa yang jauh dari kegiatan

manusia seperti di kota. (Zainal Aqib, 2016, hlm 3)

Sebagai seorang pendidik, guru harus memiliki karakteristik sebagai

pendidik yang dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Kematangan diri yang stabil. Memahami diri sendiri secara wajar dan

memiliki nilai-nilai kemanusiaan serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai

Page 24: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

itu, sehingga ia bertanggung jawab sendiri atas hidupnya, atau tidak

menjadi beban orang lain.

b. Kematangan sosial yang stabil, dalam hal ini seorang pendidik dituntut

mempunyai pengetahuan yang cukup tentang masyarakatnya, dan

mempunyai kecakapan membina kerja sama dengan orang lain.

c. Kematangan professional (kemampuan mendidik), yakni menaruh

perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan

perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunakan cara-cara

mendidik.

Guru bukan saja seorang yang mentransfer ilmu pengetahuan begitu saja

kepada anak didik tanpa adanya landasan yang jelas. Seorang guru dituntut

untuk bekerja dan mendidik secara profesional dan juga harus membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, kriteria itu

harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendapatkan hasil yang memuaskan

dalam pendidikan.

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak. Terutama dalam hal mengajarkan cara baca

al-Quran yang baik dan benar.” (Anonim, 2005)

Tanpa adanya keprofesionalan dalam melaksanakan proses pengajaran,

maka seorang guru tidak akan dapat menjalankan tugas mendidik dengan baik.

Guru adalah komponen proses belajar mengajar yang sangat penting, oleh

karena itu guru harus berperan aktif dan menjadikan kedudukannya sebagai

tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin

berkembang, guru merupakan kunci bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan

Page 25: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

walaupun tanpa kelas, gedung peralatan, dan sebagainya, proses pendidikan

masih dapat berjalan.

Guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer

pengetahuan saja, akan tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer norma,

mengarahkan dan menuntut anak didik dalam belajar menuntut ilmu.

3. Meningkat

Yang dimaksud meningkat adalah suatu perubahan yang terdiri dari

rendah menjadi tinggi, dari tidak tahu menjadi tahu, dari kurang bisa menjadi

bisa dan seterusnya. (Anonim, KBBI. Hlm 643) Perubahan yang terjadi disini

adalah perubahan yang bersifat positif.

4. Minat

Menurut pengertian kamus umum Bahasa Indonesia yang dimaksud

dengan Minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu: perhatian;

dan keinginan. (Anonim, hlm 656)

Menurut Encyclopedia of Psycology, minat dapat diartikan sebagai

faktor-faktor yang terdapat pada diri seseorang yang menyebabkan orang itu

tertarik atau menghindar dari berbagai benda, manusia atau kegiatan yang

terdapat dalam lingkungannya. (Nana Sudjana, 2015, hlm 207)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar anak, yaitu :

a. Faktor Intern, yaitu faktor yang ada pada diri anak itu sendiri. Faktor

ini terdiri dari:

1) Faktor psikologis

2) Faktor kelelahan

b. Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berada di luar diri anak tapi ikut

menentukan minat belajar anak. Faktor ini terdiri dari:

Page 26: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

1) Faktor keluarga

2) Faktor sekolah

3) Faktor masyarakat

Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar

anak, maka akan mudahlah bagi kita unruk membangkitkan dan mengarahkan

minat belajar anak tersebut.

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa anak lebih menyukai suatu hal daripada hal lain, dapat

pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar,

artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.

Timbulnya minat besar di sebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan

yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik

serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung

menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan

menghasilkan prestasi rendah.

Bila suatu pelajaran tidak diminati, maka pelajaran tersebut tidak akan

dipelajari dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan yang diinginkan akan sulit

tercapai. Minat tidak seperti bakat, tidak diperoleh kemudian, karena itu minat

bisa dipengaruhi dan dikembangkan.

Ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi minat baca anak sebagai

berikut:

Page 27: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

a) Menanamkan cita-cita yang tinggi dalam jiwa anak-anak. Hal ini

dilakukan antara lain adalah:

1. Memberikan pengertian tentang hidup yang harus mempunyai cita-

cita. Hidup tanpa cita-cita adalah hidupnya robot.

2. Menceritakan riwayat hidup para Rasul/Nabi dan orang-orang besar

di dunia kepada anak. Karena anak ingin menyamakan dirinya dengan

orang-orang besar tersebut.

3. Menanamkan rasa beragama yang dalam kepada anak dan

mendorongnya untuk taat kepada agama lebih dari pada yang lainnya.

Karena agama menanamkan cita-cita yang tinggi kepada pemeluknya.

b) Menanamkan kesadaran, bahwa cita-cita hanyalah dapat dicapai dengan

perjuangan yang sungguh-sungguh dan memperjuangkan sesuatu cita-

cita sampai tercapai.

c) Membentuk jiwa suka berkorban. Hal ini dapat dilakukan antara lain

dengan:

1. Menanamkan kesadaran bahwa untuk perjuangan tercapainya suatu

cita-cita perlu kepada pengorbanan.

2. Membiasakan mernberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain.

3. Bercerita tentang penderitaan orang lain. Sehingga timbul dalam

jiwanya rasa kasihan dan simpati.

Peran orang tua dalam membina dan menanamkan nilai-nilai kebaikan

kepada anak-anak diharapkan masa depan anak akan benar-benar menjadi anak

yang baik, anak yang beragama, berakhlak serta menjadi anak yang mempunyai

cita-cita tinggi, memiliki kepribadian dan jiwa sosial atau solidaritas.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat

terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta

memengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.

Page 28: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

J.Marbun mengatakan minat merupakan faktor perangsang yang kuat

untuk melakukan aktivitas yang timbul karena perasaan senang, bakat, cita-cita

dan perhatian. Sesuatu itu bermula dari adanya suatu kebutuhan, suatu yang

menarik minat menimbulkan dorongan kuat untuk melakukan aktivitas dengan

sungguh-sungguh. (J.Marbun, 2019, hlm 105)

Beberapa hal menurut Bunda Lucy dalam menemukan minat anak,

yaitu:

a. Kepekaan dan kejelian

Orang tua mungkin saja menemui kesulitan dalam mengenali minat

anak karena terkadang itu hanyalah kesenangan sesaat, untuk itu diperlukan

kepekaan dan kejelian dalam mengembangkan minatnya secara maksimal.

b. Pemahaman terhadap beberapa bidang minat

Sempitnya pemahaman orang tua terhadap minat anak juga sangat

berpengaruh, karena itu untuk melihat minat anak pada satu atau lebih

bidang tertentu, perlu diamati bagaimana anak menikmati bidang yang

diminatinya.

c. Observasi

Orang tua perlu melakukan observasi. Lakukanlah komunikasi

dengan anak untuk mengetahui sampai sejauh mana minat anak. Nantinya

akan terlihat apakah anak terlihat serius, main-main, ikutan temannya, atau

tidak berminat sama sekali (banya kesenangan sesaat).

d. Eksplorasi minat

Lakukan eksplorasi terhadap minatnya. Ketika si anak terlihat

antusias dan semangat dalam melakiikan aktivitasnya, besar kemungkinan

minatnya mengarah ke bakat yang dapat diarahkan lebih mendalam (tetapi

harus dilakukan uji coba terlebih dahulu).

Page 29: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

e. Kembangkan bakat anak

Bila dilihat anak cukup berbakat dan berminat dalam satu bidang

tertentu, orang tua boleh mencarikan lembaga untuk meningkatkan potensi

minat anak tersebut. Namun, libatkanlah anak agar orang tua tidak

memaksakan kehendaknya. (Bunda Lucy, 2017, hlm 30)

5. Santri

Istilah Santri lebih kenal dengan kebudayaan para muslimin yang

memegang peraturan dengan keras dan biasanya tinggal bersama di daerah

pondok. Santri menurut Masjkur Anhari, yakni para siswa yang mendalami

ilmu-ilmu agama di pesantren, baik dia tinggal dipondok maupun pulang

setelah selesai waktu belajar.

Zamakhsyari Dhofir membagi dua kelompok sesuai dengan tradisi

pesantren yang diamatinya, yakni : 1. Santri mukim artinya para santri yang

menetap di pondok. Biasanya diberikan tanggung jawab mengurus kepentingan

pondok. 2. Santri kalong adalah santri yang selalu pulang setelah belajar. Para

santri yang belajar pada pesantren yang sama, biasa mempunyai solidaritas dan

kekeluargaan yang tinggi, baik antarsesama santri maupun dengan kiai mereka.

Kehidupan sosial yang berkembang diantara para santri ini menumbuhkan

sistem soal tersendiri. (Muchtarom, 2016, hlm 2)

6. Membaca Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang penuh dengan hikmah dan kemukjizatan

sehingga apabila dibaca dan dipahami kandungan yang terdapat di dalamnya

akan mempengaruhi dan juga bisa menggugah orang untuk mempelajarinya dan

mengamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, serta merupakan amal ibadah

yang tinggi nilainya, bahkan tidak bosan-bosannya orang membaca dan

mendengarkannya.

Page 30: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Menurut Ghalap, Al-Qur'an diturunkan tidak hanya terbatas pada

pemberi pedoman dalam satu aspek kehidupan bagi kelompok tertentu saja,

tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik yang

menyangkut hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta, maupun antara

sesama manusia dengan alam sekitarnya.

Membaca Al-Qur'an disebut juga Qira'at. Qira'at adalah ilmu mengenai

cara membaca lafadz-lafadz Al-Qur'an serta perbedaan cara membacanya

menurut versi orang yang mengamalkannnya.

Dengan definisi ini, jelas bahwa pembacaan ilmu Qira'at mengenai Al-

Qur'an adalah dari segi dialek pengucapannya yang memang diperbolehkan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Agar mudah dan ringan dalam membacanya.

(Sya’ban, 2016, hlm 24)

Allah menyuruh kita membaca Al-Quran karena dengan membaca itu

suatu keharusan, dan membaca merupakan suatu proses pembelajaran

seseorang. Dengan membaca orang akan mengetahui suatu masalah, suatu

peristiwa yang selama ini belum diketahui.

Al-Qur'an di sampaikan kepada umat manusia dengan pemberitahuan

secara mutawatir, baik tulisannya ataupun lafadznya dari generasi ke generasi.

Ad-Darimi meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi Shallallahu

‘Alaihi Wasallam: (Sukandy, hlm 27)

Artinya: "Dan Abdullah bin Mas'ud r.a. telah bersabda Rasulullah Shallallahu

‘Alaihi Wasallam: Bacalah Al-Qur 'an karena Allah Ta'ala tidak

menyiksa hati yang menghayati Al-Qur'an. Dan sesungguhnya Al-

Qur'an ini adalah jamuan Allah, maka siapa yang masuk, masuk di

Page 31: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

dalamnya, ia pun aman dan siapa mencintai Al-Qur'an, maka berilah

ia kabar gembira".

Membaca Al-Quran seharusnya dimulai sejak usia muda yang masa

kanak-kanak yang dimulai dari usia ± 6 tahun sudah mempelajari baca Al-

Qur'an. Pada masa-masa ini terkandung potensi belajar. Belajar membaca Al-

Qur'an lebih peka dan akan lebih lancar. Belajar membaca Al-Qur'an terutama

yang harus diperhatikan adalah hukum-hukum membacanya.

Para sahabat dan tabiin serta para ulama Amshar (Bagdad, Basrah,

Madman) dan imam-imam muslimin sesudah mereka sepakat atas kesunatan

membaguskan suara ketika membaca Al-Qur'an. Perkataan dan perbuatan

mereka mengenai hal itu sangat masyhur, seperti hadist: (Zaid Husein, 2013,

hlm 106)

Artinya : "Hiasilah Al-Qur 'an dengan suaramu".

Membaca Al-Qur'an sangat penting sekali karena yang dipelajari berupa

tajwid. Tajwid sebagai salah satu cara membaca dengan fasih sebutan setiap

hurufnya dan hukum-hukum membacanya.

Dalam membaca Al-Qur'an, kita dapat melihat bahwa Al-Qur'an punya

keistimewaan berupa gaya bahasa yang indah dan dapat membuat hati orang

yang keras atau kasar dapat menggugah hatinya untuk mendengarkan Al-Qur'an

apalagi jika dibaca dengan suara yang merdu dan indah.

Proses pemahaman Al-Qur'an itu sangat menentukan karena pada setiap

langkah kita terpanggil untuk memilih dan berhubungan dengan Allah.

Membaca Al-Qur'an yang didasari oleh hati yang tulus dan pasrah kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala. (Quram Murad, 2012, hlm 5) Membaca Al-Qur'an harus

dengan benar, minimal huruf dan harakatnya dapat diucapkan dengan

Page 32: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

sempurna. Setiap anak harus mencoba dengan sungguh-sungguh untuk belajar

membaca Al-Qur'an secara benar.

Selain membaca Al-Qur'an dengan benar disarankan belajar seni baca

Al-Qur'an (Qira'ah), agar dapat membaca kitab ini dengan suara yang merdu

dan menyenangkan, keindahan yang sebenarnya adalah keindahan yang diiringi

dengan perasaan takut kepada Allah di dalam hati. (Ibid, hlm 53)

Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar bagi setiap anak pengajian

sangatlah dibutuhkan bagi setiap Mushallah maupun masjid yang ada di setiap

desa diharapkan dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala terutama bagi anak-anak pengajian tersebut.

B. Pelaksanaan Pengajian Al-Qur'an

Setiap mukmin yang mempercayai Al-Qur'an, mempunyai kewajiban

dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Di antara kewajiban dan

tanggung jawab itu ialah mempelajarinya dan mengajarkannya. Belajar dan

mengajarkan Al-Qur'an adalah kewajiban suci yang mulia. (Zainal Abidin,

2014, hlm 149)

Jadi belajar Al-Qur'an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap

mukmin, begitu juga mengajarkannya. Belajar Al-Qur'an itu dapat dibagi

kepada beberapa tingkat, yaitu: belajar membacanya sampai lancar dan baik,

menurut kaedah-kaedah yang berlaku dalam Qira'at dan tajwid, belajar; arti dan

maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud yang terkandung di

dalamnya, dan terakhir belajar menghafalnya di luar kepala, sebagaimana yang

diajarkan oleh para sahabat pada masa Rasulullah, demikian pula pada masa

sekarang dibeberapa negeri Islam.

Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Qur'an mulai semenjak kecil

adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua yang

Page 33: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai membaca Al-Qur'an

tidak ada malu yang paling besar dihadapan Allah nantinya, bilamana anak-

anaknya tidak pandai membaca Al-Qur'an. Sebaliknya, tidak ada kegembiraan

yang lebih memuncak nantinya, bilamana orang tua dapat menjadikan anaknya

pandai membaca Al-Qur'an.

Pondok sebagai sarana atau tempat pelaksanaan belajar membaca Al-

Qur'an, baik yang baru belajar membaca maupun yang sudah mahir bacaannya.

Masyarakat Seberang Kota Jambi telah melaksanakan pengajian Al-Qur'an di

Masjid-masjid ataupun pondok mengaji yang diajar oleh seorang guru,

pengajian Al-Qur'an dimulai dari tingkat formula atau baru belajar membaca

dengan metode Iqra' sampai pada yang sudah lancar membaca dengan

menerapkan kaidah tajwid yang benar kepada anak.

Upaya atau cara dalam meningkatkan minat membaca Al-Quran juga

dapat dilakukan oleh orang tua di rumah dimana anak diberikan pemahaman

tentang keberadaannya dalam mengikuti pengajian baca Al-Qur'an. Hal ini

secara rinci dilakukan dengan cara :

a. Orang tua selalu mengarahkan dan memberikan nasihat kepada anak untuk

belajar Al-Qur'an.

b. Memilih pendidikan yang baik bagi anak, mulai dari ngajinya, tempatnya,

gurunya dan lain sebagainya.

c. Memberikan hadiah dan hukuman kepada anak yang belajar Al-

Qur'an. (Zuhaili, 2017, hlm 17)

Membaca Al-Qur'an memiliki teknik membaca sebagai pengajian

disampaikan turun-temurun dari guru ke anak yang dimulai dari Nabi

Muhammad yang telah menerima pesan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Page 34: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Tujuan dari pengajian Al-Qur'an pada umat Islam atau khususnya pada

anak-anak adalah:

a. Agar anak mampu mernbaca Al-Qur'an dengan baik, benar dan tepat

makhraj hurufnya, panjang pendeknya, ghunnah dan lain sebagainya.

b. Agar anak suka dan senang membiasakan diri membaca Al-Qur'an

dengan baik

c. Agar anak dapat menghapal sejumlah surat-surat pendek dalam Al-

Qur'an yang di tetapkan dalam shalat sehari-hari.

d. Agar anak taat dan patuh kepada Allah SWT dalam melaksanakan

ibadahnya, seperti shalat, puasa, dan sebagainya sehinga merupakan

sebagian dari pengamalan dan penghayatan isi kandungan Al-

Qur'an. (Anonim, 2016, hlm 4)

Pada pembelajaran Al-Qur’an di Pondok atau Madrasah terdapat

beberapa strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan minat dan

kemampuan baca Al-Qur’an anak terkhusus untuk santri baru dan umumnya

untuk semua santri.

Adapun macam-macam Strategi Pembelajaran yang digunakan guru di

Pondok tersebut guna untuk meminimalisir santri yang kurang fasih baca Al

Qur’an diantaranya, berikut adalah penjelasan dari macam Strategi

pembelajaran Al-Qur’an menurut Zarkasyi adalah sebagai berikut: (Khozim, N.

2010, hlm 73)

1. Sistem sorogan atau individu (privat). Dalam prakteknya santri atau

siswa bergiliran satu persatu menurut kemampuan membacanya, (mungkin

satu,dua, atau tiga bahkan empat halaman).

2. Klasikal individu. Dalam prakteknya sebagian waktu guru

dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pelajaran, sekedar dua atau

Page 35: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

tiga halaman dan seterusnya, sedangkan membacanya sangat ditekankan,

kemudian dinilai perkembangannya.

3. Klasikal baca simak. Dalam prakteknya guru menerangkan pokok

pelajaran yang rendah (klasikal), kemudian para santri atau siswa pada

pelajaran ini dites satu persatu dan disimak oleh semua santri. Demikian

seterusnya sampai pada pokok pelajaran berikutnya.

Dari beberapa strategi pembelajaran Al-Qur’an diatas tidak terlepas dari

cara guru untuk menyampaikan pembelajaran agar tersampainya tujuan

pembelajaran tersebut.

Pengembangan membaca Al-Qur'an pada anak-anak dapat di lakukan

melalui belajar membaca aksara Al-Qur'an. Anak harus bisa membaca Al-

Qur'an dan murtal (mengenal ilmu tajwid). Setelah melalui pendidikan dan

pengembangan membaca aksara Al-Qur'an anak dapat mengenal ilmu tajwid,

nama lagu, cara mengeluarkan suara yang baik sehingga membedakan lagu dan

macam-macam variasi, sehingga anak dapat tampil di masyarakat, baik melalui

peringatan hari-hari besar Islam maupun dalam perlombaan Musabaqoh

Tilawatil Quran. Adapun metode pengajaran baca Al-Qur'an yang dapat

dilakukan melalui:

a. Sistem CBSA (cara belajar siswa aktif). Sistem ini memang

menerima kesungguhan anak dalam menguasai dan menyerap

pelajaran yang diberikan, sehingga anak menjadi mengerti dan

paham, yang mengoptimalkan siswa.

b. Membiasakan anak untuk membaca Al-Qur’an secara lancar sehingga

mudah untuk belajar Al-Qur'an.

c. Rumah/kelompok, dalam sistem ini pengajian seni baca Al-Qur'an

anak dan guru harus berhadapan langsung. Hal ini adalah untuk

Page 36: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada waktu

anak membaca Al-Qur'an dengan irama dan lagu. (Anonim, 2004, hlm 3)

Berbagai cara yang dapat digunakan untuk memberantas buta huruf

dalam membaca Al-Qur'an melalui bermacam-macam pendidikan antara lain :

a. Melalui Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA)

b. Melalui Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA)

c. Melalui Kursus cepat belajar membaca Al-Qur'an (Zuhaili, hlm 27)

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu

(peneliti-penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek

fokus/tema yang diteliti. Di bawah ini adalah penelitian yang memiliki

keterkaitan dengan penelitian yang penulis teliti, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eldaferi, pada tahun 2011 dengan judul:

“Upaya Guru dalam meningkatkan minat anak membaca al-quran di Masjid

al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari.”

Adapun pokok masalahnya adalah ;

(1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di

Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang

Hari?

(2) Bagaimana minat anak didik dalam membaca Al-Qur'an di Masjid al-

Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari?

(3) Bagaimana upaya Guru dalam meningkatkan minat anak didik membaca

Al-Qur'an di Masjid al-Akrom Desa Penerokan Kecamatan Bajubang

Kabupaten Batang Hari?

Page 37: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

2. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Anwar, pada tahun 2010 dengan

judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menumbuhkan Motivasi

Belajar Membaca Al-Quran di MTs Langkap Srengat Blitar”.

Pokok masalahnya adalah:

(1) Strategi Guru PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada

siswa di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar

(2) Faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat dalam upaya guru

PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada siswa

(3) Upaya guru PAI menumbuhkan motivasi belajar membaca al-quran pada

siswa di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar.

Demikian penelitian-penelitian terdahulu yang menurut peneliti kajian

yang lebih kurangnya hampir sama dengan penelitian yang akan penulis

lakukan, letak kesamaannya yaitu pada pendekatan penelitiannya yakni

kualitatif, dan metode pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara dan

dokumentasi. Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian dahulu yaitu

lebih fokus kepada penelitian, teori dan pengecekan keabsahan data.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Illayati, pada tahun 2019 dengan judul:

“Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran

Siswa Kelas X SMKN 1 Blitar.” Adapun pokok masalahnya adalah ;

(1) Bagaimana Metode Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Baca

Tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?

(2) Bagaimana Implikasi dari Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan

Kemampuan baca tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?

(3) Bagaimana hambatan dari Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan

Kemampuan baca tulis Al-Quran siswa kelas X SMKN 1 Blitar?

Page 38: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Masalah utama

penelitian ini adalah; Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri

Membaca Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data.

Jenis Data yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari data primer

dan data skunder :

a. Data Primer.

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau

petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. (Sumadi, 2018, hlm 36)

Data primer diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan

guru agama dan santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir Kota Jambi.

Data yang termasuk dalam data primer tersebut adalah :

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had

Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

2. Minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

3. Strategi Guru Ngaji dalam meningkatkan minat Santri membaca

Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi.

Page 39: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

b. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-

dokumen.

Data ini diperoleh melalui dokumentasi Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi. Data yang termasuk dalam

data sekunder tersebut adalah :

1. Historis dan Geografis Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir Kota Jambi.

2. Strukutur Organsisi Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir Kota Jambi.

3. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi.

4. Keadaan murid atau santri Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir Kota Jambi.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

2. Sumber Data.

Sumber data dalam penelitian ini :

❖ Guru ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi

❖ Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi.

Page 40: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

C. Subjek Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitan kualitatif

tidak dikenal konsep keterwakilan contoh sample dalam rangka generalisasi yang

berlalu bagi populasi. (Faisal Ananda Arfa, 2015, hlm 38)

Populasi dalam penelitian ini adalah guru ngaji Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

“Sample dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih

informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen yang ada

yang dilakukan secara purpossive yaitu atas dasar apa yang kita ketahui

tentang variasi-variasi elemen yang ada. Dalam penentuan sampel akan

digunakan pengambilan sample dengan cara snow ball sampling artinya

proses penyebaran sample secara beranting yakni proses penyebaran

sample yang seibarat bola salju, yang pada mulanya kecil kemudian

semakin besar dalam proses bergulir mengelinding”.

Berdasarkan pendapat di atas maka sebagai responden ditetapkan guru

ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir. Sedangkan

sebagai informan lain ditetapkan santri ngaji Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir, yang melalui wawancara, observasi dan mengamati

secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi, agar dapat memberikan

informasi yang akurat dalam penelitian ini.

Page 41: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data di lapangan, maka penulis menggunakan beberapa

metode yaitu :

✓ Metode Observasi

Observasi yaitu memperhatikan sesuatu dengan mata atau pengamatan

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau objek dengan

menggunakan seluruh alat indera (Suharsimi Arikunto, 2016, hlm 128)

Observasi yang penulis lakukan disini adalah observasi partisipan yaitu

dimana yang menjalankan penelitian terjun langsung dan berkecimpung

bersama objek penelitian (responden) yang akan diteliti. Data yang ingin

didapatkan melalui metode ini adalah : Pelaksanaan pembelajaran dalam

membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi, Minat santri dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi, dan Strategi Guru Ngaji

dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

✓ Metode Wawancara.

Metode wawancara adalah : Mendapatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada responden. (Burhan Bungin, 2016, hlm 145)

Metode wawancara ini penulis gunakan dengan melakukan tanya jawab

langsung dengan responden untuk mendapatkan keterangan-keterangn, dan

penjelasan-penjelasan untuk lebih memperkuat data yang diperoleh. Metode ini

penulis gunakan untuk mendapatkan informasi tentang; Pelaksanaan

pembelajaran dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurhan Tanjung Pasir Kota Jambi, Minat anak didik dalam membaca Al-

Qur'an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi,

dan Strategi Guru dalam meningkatkan minat santri membaca Al-Qur'an di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

Page 42: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

✓ Metode Dokumentasi.

Metode dokumenatsi ialah : “Mencari data mengenai hal-hal atau fariabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya”. (Suharsimi Arikunto, 2016, hlm 198)

Metode dokumentsi ini digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder

yang dapat mendukung penelitian ini. Metode dokumentasi ini penulis gunakan

untuk memperoleh data-data berupa catatan-catatan dan dokumentasi lainnya

tentang keadaan Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi.

Data yang akan didapatkan melalui metode dokumentasi ini adalah data

tentang:

1. Historis dan Geografis Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir Kota Jambi.

2. Strukutur organsisi Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi.

3. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota

Jambi.

4. Keadaan murid Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir Kota Jambi.

E. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan data bersifat kualitatif yang akan

dianalisa dengan non statistik yaitu berupa uraian kalimat yang dapat dipahami,

analisa ini menggunakan pola sebagai berikut:

Page 43: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

a. Analisis Domain.

“Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh gambaran-

gambaran atau pengertian yang bersifat umum dan relative menyeluruh tentang

apa yang tercakup di suatu fokus atau pokok permasalahan yang tengah

diteliti”. (Sanafiah Faisal, 2019, hlm 91)

Melalui analisis domain tersebut, penulis ingin mendapatkan suatu

pemasalahan yang sifatnya umum dan menyeluruh dari permasalahan yang

telah dirumuskan dalam penelitian ini.

b. Analisis Taksonomi

Taksanomi adalah : “Tidak hanya terfokus pada domain tertentu yang

sangat berguna dalam upaya mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena atau

focus yang menjadi sasaran semua penelitian”.

Berdasarkan analisa taksonomi disini, penulis mengemukakan dan

membahas suatu permasalahan yang lebih mendalam, dan mengarah kepada

pembahasan yang lebih khusus guna untuk diambil suatu kesimpulan.

c. Analisis Komponensial

Analisa komponensial ini dilakukan setelah penelitian memiliki cukup

banyak fakta/informasi dari hasil wawancara dan observasi.

Analisis Komponensial ini penulis gunakan setelah penulis

menggunakan analisa domain yang merupakan jawaban yang paling domain

yakni mengenai Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri

Membaca Al-Quran di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir

Kota Jambi.

F. Trianggulasi

Trianggulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu. Keperluan pengecekan data

sebagai perbandingan terhadap data itu. Tehnik trianggulasi yang paling digunakan

ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. (Lexy Maleong, 2018, hlm 178)

Page 44: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Menurut Paton dan Maleong, trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, hal ini dapat dicapai dengan

jalan :

✓ Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

✓ Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

✓ Menbandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

✓ Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang sipil dan pemerintah.

✓ Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

berkaitan.

Berdasarkan tehnik trianggulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk

mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dilapangn tentang:

Strategi Guru Ngaji dalam Meningkatkan Minat Santri Membaca Al-Qur'an di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi.

F. Jadwal Penelitian

Untuk lebih memudahkan penelitian ini, maka kegiatan penelitian ini dibagi

menjadi tiga tahap yaitu :

✓ Tahap pertama, meliputi kegiatan penyusunan proposal, perbaikan proposal,

penyusunan instrument penelitian, dan penyusunan izin riset atau penelitian.

✓ Tahap kedua, pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisa tahap awal.

✓ Tahap ketiga, menganalisa data, selanjutnya menyusun hasil data penelitian,

penulisan laporan akhir, dan analisis.

Page 45: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

No JENIS KEGIATAN

BULAN

MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

TAHAP I

1. Penyusunan Proposal V

2. Perbaikan Proposal V

3. Penyusunan

Instrumen Penelitian

Data

V

4. Penyusunan izin riset

atau penelitian

V

TAHAP II

1. Pengumpulan data

lapangan

V V

2. Analisa tahap awal

TAHAP III

1. Menyusun hasil data

penelitian

V

2. Penulisan laporan

akhir

V

3. Analisa data V

4. Penggandan V

Page 46: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum di Pondok Ma’had Al-Awwabien

1. Historis

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kecamatan

Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi berdiri pada tahun 2014. Pada awalnya

bangunan Pondok tersebut masih sangat sederhana. Selayaknya pondok yang

tidak berlapiskan dinding hanya menggunakan tirai bambu, masih berbentuk

panggung dan kemudian pada tahun 2018 hingga sekaranh bangunan pondok

tersebut mulai berangsur-angsur direnovasi dan bertambah jumlah gedungnya.

Pada awalnya, pengajian antara maghrib dan isya sudah lama diadakan pada

tahun 1991 dan dilaksanakan di masjid nurul islam, jumlah guru pengajar di

pengajian tersebut masih berjumlah 10 orang dengan jumlah anak didik lebih

kurang 90 orang, terdiri dari 60 orang putra dan 30 orang putri.

Kegiatan membaca Al-Qur’an tersebut telah dilaksanakan sejak tahun

1991 yang diketuai oleh Bapak Alm. Anwar Effendi. Kegiatan mengaji Al-

Qur’an ini masih berjalan hingga sekarang dan pengajian ini pada awalnya

tidak mengambil biaya dari santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir. akan tetapi dengan kesepakatan bersama

antara pengurus, guru dan para orang tua santri maka dibuatlah uang infak yang

bertujuan untuk operasional pondok dan keperluan pondok lainnya. Serta

bertujuan agar para orang tua santri ikut berpartisipasi dalam beramal untuk

kemajuan pondok ma’had al-awwabien.

Pada pengajian itu, para santri tidak hanya belajar mengaji Al-Qur’an

saja, melainkan juga diajarkan tentang mengaji Iqra’, mengaji Al-Qur’an

beserta ilmu tajwidnya dan cara membaca yang benar, belajar ibadah shalat,

mengaji kitab kuning dan kitab arab melayu, belajar membaca Al-Qur’an

dengan seni baca Al-Qur’an dan belajar hadrah dan marawis. Tujuannya agar

Page 47: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

santri lebih termotivasi belajar al-Qur’an. Santri yang ikut belajar mengaji di

Pondok Ma’had al-awwabien ini telah mencapai 128 orang santri dengan 11

orang jumlah guru mengaji. Sampai sekarang jumlah anak yang mengaji di

Pondok Mahad al-awwabien telah mengalami peningkatan.

Pelaksanaan membaca Al-Qur’an di pondok al-awwabien dilaksanakan

setiap hari terkecuali pada malam jum’at. Para santri sebelum sholat maghrib

harus sudah ada di pondok mahad al-awwabien untuk melakukan sholat

maghrib berjamaah, setelah itu baru mulai pelaksanaan mengaji Al-Qur’an.

Baru setelah selesai mengaji mereka melakukan sholat isya berjama’ah

kemudian mereka pulang dengan teratur dan rapi.

2. Geografis

Pondok Ma’had al-awwabien terletak di Kelurahan Tanjung Pasir

Kecamatan danau teluk Kota Jambi dengan batas-batasan sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

b. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah barat berbatasan dengan sungai

d. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya

Page 48: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

3. Struktur Pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien

Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga organisasi,

baik lembaga pendidikan maupun lembaga lain. Organisasi yang baik dapat

menunjukkan kegiatan yang baik, juga merupakan pendukung dalam pelaksanaan

segala program kerja organisasi tersebut. Pengajian di Pondok mahad al-awwabien

telah memiliki struktur organisasi pengajian, sama hal dengan organisasi

kemasyarakatan lainnya. Secara operasional struktur organisasi ini telah

mempunyai tugas dan wewenang masing-masing.

Demi kelancaran dan kesuksesan suatu kegiatan diperlukan persiapan

perencanaan yang baik, untuk itu dibutuhkan struktur kepengurusan yang mantap

dan terencana sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Mengenai struktur

pengurus pengajian di Pondok mahad al-awwabien kelurahan tanjung pasir dapat

dilihat pada skema berikut ini :

Page 49: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS PENGAJIAN

PONDOK MA’HAD AL-AWWABIEN TANJUNG PASIR TAHUN

2020/2021

(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)

KETUA

Ahmad Ridho

SEKRETARIS

Anugrah Nurcholik

BENDAHARA

Alfan Shobri

Seksi Agama

Muammar

Seksi Humas

A. Yusuf

Seksi

Kebersihan

Hafidz Aldin

Seksi

Perlengkapan

M. Fajri

GURU

1. Ahmad Ridho

2. Alfan Shobri

3. Muhafizin

4. Anugrah Nurholik

5. M. Fajri

6. Hafidz aldin

7. Hidayatullah Rido

8. Marwan

9. Abdullah Yusuf

10. Mu’ammar

Page 50: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

4. Keadaan Guru Pondok Ma’had Al-Awwabien

Guru merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan

pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih,

meneliti, mengembangkan, mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam

bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga kependidikan adalah tenaga pengajar

yang tugas utamanya adalah mengajar.

Sebagai tenaga pengajar, maka dia harus memiliki kemampuan

professional dalam proses pembelajaran. Dengan kemampuan itu, guru dapat

melaksanakan perannya yakni sebagai fasilitator, pembimbing, penyedia

lingkungan, komunikator, dan sebagai model yang mampu memberikan contoh

yang baik.

Adapun mengenai keadaan guru pengajian yang mengajar di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung pasir Kota Jambi dapat dilihat pada

table berikut ini :

Tabel 2 : Keadaan Guru di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir

(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)

No. Nama Guru Keterangan

1 Muhammad Ridho Guru mengaji Al-Qur’an dan ketua pengurus

2 Alfan Shobri Guru mengaji Al-Qur’an dengan tilawah

3 Muhafizin Guru mengaji Al-Qur’an dan juz’amma

4 Anugrah Nurcholik Guru mengaji Al-Qur’an Iqra’

5 Muammar Guru mengaji Al-Qur’an

6 Abdul Hafidz A Guru mengaji Al-Qur’an

7 Abdullah Yusuf Guru mengaji Al-Qur’an Guru Hadrah

8 Hidayatullah Ridho Guru mengaji Al-Qur’an

Page 51: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

9 M. Marwan Guru mengaji Al-Qur’an

10 Mukhlis Guru mengaji Al-Qur’an

11 M. Fajri Guru mengaji Al-Qur’an

5. Keadaan Santri Pondok Ma’had Al-Awwabien

Santri atau anak didik merupakan suatu komponen masukan dalam system

pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi

manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Peserta didik juga merupakan anggota masyarakat yang sedang disiapkan

menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat dia

berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya dan masyarakat yang

lebih luas.

Adapun mengenai keadaan Santri yang mengikuti pengajian di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Page 52: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Tabel 3 : Keadaan Santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir

Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020

No. Nama Anak No. Nama Anak

1 Achmad Reyhan Al-Azzam 41 Raziq Hanan Setiawan

2 Adam 42 M. Riski Alfarelly

3 Ahmad Alvin Maulidhani 43 M. Rizki Al-Munawwar

4 Ahmad Bagaskara Dwi Putra 44 M. Royhan

5 Ahmad Julio Ramadhan 45 M. Salim As Syatiri

6 Ahmad Mubarok 46 M. Sauqi Saputra

7 Ahmad Rafli Fatlullah 47 M. Sultan

8 Alfi Fakhri 48 M. Yasir Al Farizi

9 Habibi Ramadhan 49 M. Zaldi Al Fazri

10 Ifat As Syarief Irawan 50 M. Zam-Zami Maulana

11 M. Afgan Hasan Al-Bana 51 M. Zikri Al Iqrom

12 M. Afri Naldi 52 M. Zukhair Akif Shalih

13 M. Akbar Al Farizi 53 Muammar Abdullah

14 M. Alfarizi 54 Nadhief Ramadhan Lubis

15 M. Alif 55 Rd. Maulana Firmansyah

16 M. Alif Rahman 56 Rd. Muhammad Naufal

17 M. Alif Rizqi Hidayatullah

57 Rd.Muhammad Syabil Zunnurain

18 M. Anugrah Fabio Irawan 58 Rd. Syahrah Sahdiah Yudha

19 M. Ari Apriansya 59 Revaldo Syahri

20 M. Arwani Alhapiz 60 Riski Febriansyah

21 M. Aufa Payyan 61 Said M. Nabil

22 M. Baihaqi Alfasrisyi 62 Subhan Al-Makhdor

23 M. Bayquni 63 Sultan Salahudin Al Ayyubi

Page 53: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

24 M. Darul Qhutni Hasibuan 64 Waliparoh Idika Muaddin

25 M. Dito Pratama 65 Afaf Sausan

26 M. Dzakwan Azzam 66 Aira Mustika Atik

27 M. Faizan Halim 67 Alisya Balqis Al Kaf

28 M. Fakhri Ramadhan 68 Anggia Wulandari

69 M. Faraz Hawwari Azzam 85 Annisa Aprillia Putri

70 M. Fariz 86 Annisa Malaika Putri

71 M. Gibran Al Farizi 87 Aqila Putri Nazhifa

72 M. Habiburrahman Al-Aziz 88 Aura Indah Rizkyiah

73 M. Hajjaj 89 Azkia Putri Nadhira

74 M. Hasbi Budiman 90 Azzahra Nabila Putri

75 M. Ibnu Aqila 91 Dinda Azzahrah

76 M. Izzam Al Hafidz 92 Hanifatul Hikmah

77 M. Miftahul Arzaq 93 Harisa Nuril Hikmah

78 M. Nur Aqika 94 Hidayati Khusaena

79 M. Nurdaffa 95 Inayah

80 M. Qianu 96 Jihan Aulia Qothrunnada

81 M. Raafi Azhar 97 Julia Aldina Hafizah

82 M. Raihan Al Fatih 98 Khairun Najwa Lubis

83 M. Rasya Al Muhibbi 99 Kholisatun Nabila

84 M. Rayhan 100 Maudiyah Aisyah Putri

101 Miftahurrahma 115 Raisa Fahira

102 Nadila Enjelita 116 Raisyah Rasanjani

103 Naila Ramadhani 117 Raja Hastifani Putri

104 Naja Munhiro 118 Ratu Hazrah Irawan

105 Najla Humairoh 119 Rizka Ferdika

106 Nayla Putri Oktandriana 120 Rts. Fitri

Page 54: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

107 Nazira Ulayya Marsya 121 Rts. Nur Hikmah

108 Neysilla Putri Salsabillah 122 Rts. Robiatul Aprilia Putri

109 Nur Aisyah Wijaya 123 Siti Khairunnisa

110 Nur Qaireen Azzak 124 Sy. Almida Khayrunnisa Al Kaf

111 Nurul Chintia 125 Wardah Zuzairi Syawalany R.

112 Paiga Naswa Pahira 126 Yasmin Aurora

113 Putri Zhafira 127 Zahra Khoirunnisa

114 Qanita Putri Aprilia 128 Zhafira Wijaya

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah santri yang mengaji di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi mencapai 128

santri. Selanjutnya mengenai usia santri yang mengaji di sana dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4 : Keadaan Umur Santri di Pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi

(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)

No. Usia Jumlah Keterangan

1 5-6 tahun 50 orang Iqra’

2 7-18 tahun 78 orang Al-Qur’an

Jumlah 128 orang

Selanjutnya keadaan jenis kelamin anak didik yang mengaji di pengajian

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir adalah seperti terlihat

pada table di bawah ini :

Page 55: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Tabel 5 : Keadaan Jenis Kelamin Santri di Pengajian Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi

(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)

NO. Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan Lk & Pr

1 70 orang 58 orang 128 orang

6. Inventaris Pengajian

Untuk mendukung semangat para anak didik agar lebih bersemangat dalam

belajar, maka telah disediakan beberapa peralatan yang menjadi inventaris Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir.

Peralatan yang ada di Pondok Ma’had Al-Awwabien diperoleh dari

swadaya masyarakat, Jama’ah majelis al-awwabien dan lainnya, wakaf dari

masyarakat sekitar dan sumbangan dari sukarelawan. Untuk lebih jelasnya

keadaan barang inventaris Pondok Ma’had al-awwabien kelurahan tanjung pasir

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6 : Keadaan Inventaris Pengajian di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir Kota Jambi

(Sumber: Dokumentasi Pondok Ma’had Al-Awwabien tahun 2020/2021)

No. Nama Barang Inventaris Jumlah Keterangan

1 Sajadah 8 lembar Baik

2 Al-Qur’an 40 buah Baik

3 Papan tulis 4 buah Baik

4 Hadrah dan Marawis 10 buah Baik

Page 56: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

5 Iqra’ 10 buah Baik

6 Juz ‘Amma 5 buah Baik

7 Sound System 3 buah Baik

8 Microfone 2 buah Baik

Tabel di atas dapat memberi gambaran keadaan inventaris Pondok Ma’had

Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yang memang perlu dimiliki untuk

menunjang proses pembelajaran bagi santri di Pondok Awwabien sehingga dapat

berjalan dengan baik dan lancar. Sehingga santri mendapatkan fasilitas yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, dalam proses pendidikan terkait dengan fasilitas

seperti inventaris yang dimiliki Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Pasir Kota Jambi.

B. Temuan Khusus di Pondok Ma’had Al-Awwabien

1. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an bagi Santri

Pelaksanaan proses pendidikan adalah salah satu upaya untuk menumbuh

kembangkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan

yang mulia dan berhasil dalam masyarakat. Begitu pula dengan pelaksanaan

proses pembelajaran Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an

merupakan pendidikan informal yang dapat dilakukan di rumah oleh orang tua

anak sendiri atau guru mengaji (ustadz), ataupun dapat pula diadakan di masjid-

masjid atau pondok dengan bantuan guru mengaji sebagai pengajarnya

(ustadz).

Kegiatan pengajian Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir yang telah dilaksanakan sudah bertahun-tahun lamanya dan juga

telah mendapat dukungan dari pihak orang tua, guru serta para tokoh

Page 57: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

masyarakat setempat. Tujuan dari kegiatan pengajian tersebut adalah untuk

meningkatkan kemampuan anak dalam membaca Al-Qur’an.

Hasil wawancara peneliti dengan Guru Ridho, selaku guru yang mengajar

Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, beliau

menyatakan bahwa :

“Pelaksanaan kegiatan pengajian santri di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir sangat semarak antara maghrib dan

isya mulai dari pukul 18.00 WIB s/d 20.00 WIB setiap hari kecuali

Jum’at. Hal ini ditandai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan,

materi yang diajarkan adalah belajar membaca AlQur’an”. (Wawancara

Guru Ridho 8 Oktober 2020)

Pelaksanaan kegiatan pengajian Al-Qur’an bagi anak-anak kurang

mendapat dukungan dari para orang tua, sehingga anak-anak kurang

memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan

hasil observasi penulis di lapangan bahwa kegiatan pengajian Al-Qur’an di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir banyak diikuti santri

tetapi anak-anak banyak yang bermain diwaktu pelajaran dimulai. (Wawancara

Guru Ridho 8 Oktober 2020)

Diantara kurikulum Islam, dalam pendidikan ini adalah mengajari anak-

anak untuk membaca aksara Al-Qur’an sejak dari kecil. Hal itu dikarenakan

bahwa Al-Qur’an dapat membangun perilaku dan akhlak, memelihara lisan,

mengokohkan aqidah serta menjamin masa depan anak. Adapun hal ini sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Ustad Shobri, selaku guru yang mengajar

Al-Qur’an sebagai berikut ini :

“Adapun tujuan pembelajaran pengajian Al-Qur’an bagi anak-anak

adalah agar mereka bisa membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan fasih dan

benar. Ini adalah langkah awal atau pelajaran dasar yang harus

dilakukan anak sebelum ia dianjurkan untuk menghafal Al-Qur’an.

Dalam pembelajaran Al-Qur’an, paling tidak bisa memberikan

pemahaman bahwa anak harus memiliki keimanan terhadap kitab-kitab

Page 58: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

/ wahyu Allah SWT. Serta mampu menerapkan dalan kehidupan sehari-

hari dan menjadi Al-Qur’an sebagai pedoman hidup”. (Wawancara

Ustadz Shobri 8 Oktober 2020)

Kegiatan pengajian Al-Qur’an pada santri di Pondok Ma’had Al-

Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir telah berlansung cukup lama. Tujuan

kegiatan pengajian itu adalah untuk meningkatkan kemampuan santri dalam

membaca Al-Qur’an. Diantara kurikulum Islam dalam pendidikan adalah

mengajari anak membaca Al-Qur’an dari kecil. Karena Al-Qur’an membangun

perilaku dan akhlak, juga memelihara lisan, mengokohkan aqidah serta

menjamin masa depan anak didik.

Wawancara penulis dengan Ustadz Cholik, salah satu guru mengaji di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yang mengatakan

bahwa :

“Kondisi pengajian anak di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir berjalan dengan baik dan lancar. Anak-anak yang mengaji

dikelompokkan sesuai dengan tingkatan kepandaian anak didik tersebut

seperti, tingkatan anak didik yang masih iqra’ dikelompokkan dengan

iqra’, tingkatan anak didik yang sudah Al-Qur’an dikelompokkan

dengan Al-Qur’an. Guru yang mengajar hanya memperhatikan anak

didik. Meskipun berjalan dengan lancar tetapi masih banyak anak didik

yang tidak datang”. (Wawancara Ustadz Cholik, 8 Oktober 2020)

Sebagaimana pengamatan penulis di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir, pengajian dilakukan dengan membagi pada 2

kelompok belajar. Pertama, kelompok yang baru belajar iqra’. Kelompok

pertama ini diikuti oleh santri yang baru bisa membaca aksara Al-Qur’an, yang

mengeja untuk membaca Al-Qur’an. Kelompok pertama ini terdiri dari santri

yang telah diajarkan pengetahuan awal dalam membaca Al-Qur’an dan anak-

anak sudah mengetahui baris-baris huruf-huruf sehingga tidak merasa kesulitan

dengan apa yang dibacanya. Kelompok kedua yaitu kelompok santri yang

Page 59: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

membaca Al-Qur’an. Kelompok ini sudah diajarkan cara-cara membaca Al-

Qur’an dengan hukum-hukum membaca Al-Qur’an seperti ilmu tajwid.

(Observasi, 08 Oktober 2020)

Mempelajari Al-Qur’an tidak hanya sekedar membaca, tetapi membaca

dengan lancar dan mengetahui hukum bacaan Al-Qur’an. Namun dengan

membaca yang disertai dengan hukum bacaan Al-Qur’an adalah merupakan

bagian dari ibadah. Karena itu tujuan mempelajari Al-Qur’an adalah sebagai

upaya untuk mempersiapkan bagi generasi muslim terhadap persoalan yang

muncul dalam tatanan masyarakat. Namun tujuan tersebut tidak sekedar

membimbing membaca Al-Qur’an yang benar tetapi bagaimana mempelajari

Al-Qur’an dengan materi-materi yang dapat dimengerti.

Adapun materi yang diajarkan dalam membaca Al-Qur’an di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yaitu mulai dari belajar iqra’

BAB 1,2,3,4,5,6 dan membaca Al-Qur’an tentang hukum bacaannya atau

tajwidnya. Untuk pelajaran ilmu tajwid ini diberikan oleh guru khususnya untuk

santri yang sudah mengenal huruf dan lancar membaca Al-Qur’an. Pelajaran

tajwid ini diberikan sebelum mereka memulai membaca Al-Qur’an kemudian

murid lansung mempraktekkan dalam bacaannya.

Hasil wawancara penulis dengan Ustad Yusuf, selaku salah seorang guru

yang mengajar di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir,

beliau mengatakan :

“Adapun materi yang kami ajarkan dalam belajar membaca Al-Qur’an

di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir yaitu mulai

dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah, cara menyambung huruf,

mempelajari panjang pendeknya bacaan dari memasukkan tanda baca

dan hukum bacaannya seperti Izhar, Idgham, Ikhfa, Iqlab dan hukum

bacaan lainnya”. (Wawancara Ustad Yusuf, 09 Oktober 2020)

Page 60: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Hasil observasi peneliti di lapangan memperkuat pendapat tersebut. Pada

saat peneliti di lapangan, terlihat guru yang sedang mengajar membaca Al-

Qur’an sedang menyampaikan materi tentang bacaan Izhar. (Observasi, 09

Oktober 2020)

Berdasarkan hasil wawancara dan juga observasi peneliti di atas dapatlah

dipahami bahwa materi pelajaran ilmu Tajwid merupakan sarana yang sangat

penting untuk dipelajari santri agar mereka dapat membaca Al-Qur’an dengan

lancar dan memahami hukum-hukum bacaannya. Hal tersebut agar mereka

tidak sembarangan dalam membaca Al-Qur’an. Seperti kebanyakan yang

diketahui bahwa banyak anak-anak lancar membaca Al-Qur’an akan tetapi

tidak tahu mad-mad dalam bacaannya terlebih lagi dengan cara menghafalkan

huruf-huruf diantara hukum-hukumnya.

Adapun mengenai metode yang digunakan oleh guru mengaji di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir beraneka ragam sesuai

dengan kebutuhan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru yang

bersangkutan. Metode pembelajaran tersebut juga harus didukung dengan

berbagai pendekatan persuasif terhadap peserta didik. Hal ini dikarenakan

kebanyakan santri di Pondok Awwabien tersebut kebanyakan masih anak-anak

dan lebih suka bermain. Sebagaimana hal nya yang dituturkan oleh Guru Ridho,

ketua pengurus PAMI Awwabien. Beliau mengatakan bahwa :

“Metode pembelajaran yang kami gunakan dalam kegiatan pembelajaran

mengaji Al-Qur’an di Pondok Awwabien ini tidak terlepas dari metode-

metode seperti metode iqro’, Tanya jawab, demontrasi, menghafal,

disamping mengupayakan metode-metode lain yang akrab dengan

kondisi peserta didik. Oleh karena itu, terutama dalam penyusunan guru

dengan rangkaian materi pelajaran yang dipilih, metode tersebut kami

sesuaikan dengan lingkungan Pondok dan kondisi peserta didik dengan

melihat sejauh mana aspek-aspek yang ada di lingkungan pengajian

yang dapat diterapkan dengan baik”. (Wawancara Guru Ridho, 09

Oktober 2020)

Page 61: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Pengamatan peneliti di Pondok Awwabien dimana proses pengajian

berlansung, para peserta didik diberi waktu oleh guru untuk membaca dan

menghafal Al-Qur’an yang telah diberikan oleh guru sebelum mereka belajar

mengaji menghadap kepada guru. Anak didik belajar bersama-sama dengan

temannya untuk mengingat hukum bacaan tajwid, yang telah diajarkan oleh

guru. (Observasi, 09 Oktober 2020)

Hasil wawancara dengan Ustad Aldin, salah seorang guru yang

mengajar di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, yang

mengatakan :

“Anak didik di Pondok Awwabien ini sebelum mereka mengaji mereka

kami tugaskan untuk menghafal Al-Qur’an yang telah kami berikan,

tujuannya adalah agar mereka cepat memahami pelajaran yang telah

diberikan. Kemudian bagi anak yang tidak dapat menghafal, akan kami

beri sanksi yaitu membaca berulang-ulang kali setelah teman-temannya

selesai mengaji, sehingga mereka tidak dapat waktu untuk istirahat”.

(Wawancara Ustad Aldin, 09 Oktober 2020)

Wawancara di atas menjelaskan bahwa metode menghafal untuk

kegiatan belajar membaca Al-Qur’an merupakan salah satu metode yang cocok

karena dengan metode tersebut diharapkan anak didik cepat dapat menguasai

materi yang telah diajarkan oleh guru mengaji mereka.

Hasil observasi di lapangan membuktikan pada saat proses pengajian

di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir berlansung, dengan

metode menghafal tersebut, maka guru yang mengajar dapat memahami

perbedaan masing-masing anak. Sebagai contohnya, anak yang kurang lancar

membaca Al-Qur’an maka materi yang diberikan tidak terlalu banyak. Berbeda

dengan anak yang telah lancar membaca Al-Qur’an, maka anak tersebut diberi

materi yang lebih sesuai dengan kapasitas pemahamannya. (Observasi, 10

Oktober 2020) Hal tersebut akan dapat menciptakan suasana belajar yang

penuh dengan kenyamanan serta terasa tidak ada beban yang memberatkan bagi

anak-anak didik yang belajar mengaji.

Page 62: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap aktifitas santri dalam

mengaji Al-Qur’an, terlihat bahwa mereka sangat antusias dalam mengikuti

pelajaran. Namun sebagian ada juga anak-anak yang hanya bermain-main saja

sehingga timbul keributan disaat pelajaran. Meskipun demikian terlihat guru

selalu berupaya untuk mengendalikan keadaan dengan memberikan metode

mengajar yang sefesifik mungkin serta tidak membosankan. (Observasi, 10

Oktober 2020)

Wawancara peneliti dengan salah seorang santri di Pondok Ma’had

Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir bernama Mubarak yang mengatakan :

“Saya cukup senang mengaji, saya tidak pernah dimarahi saat

mengikuti pelajaran membaca Al-Qur’an. Kalau sekedar ditegur ada

tetapi itu tidak mempengaruhi saya untuk terus mengaji di Pondok ini,

karena bagi saya mengaji itu sangat penting. Dengan mengaji, saya

dapat mengetahui hukum-hukum bacaan Al-Qur’an”. (Wawancara

Santri, 11 Oktober 2020)

Begitu pula halnya dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz

Muammar, selaku guru mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir. Beliau mengatakan :

“Anak didik kami memang kami ajarkan metode menghafal sebelum

mereka tampil mengaji satu persatu. Tujuannya agar mereka cepat dapat

mengetahui dan menguasai materi yang telah kami ajarkan. Sebelum

kami terapkan metode ini, memang amat banyak anak didik yang tidak

dapat membaca dan mengingat pelajaran yang telah diajarkan sehingga

kami cukup kuwalahan terhadap mereka karena jika kami mengajar

dalam waktu yang cukup lama, banyak anak-anak yang tidak kebagian

untuk maju satu persatu. Akhirnya dengan metode seperti ini anak bisa

cepat mengenal bacaannya dan mereka tampil tidak memakan waktu

yang lama karena mereka sudah lancar dan paham”. (Wawancara Ustad

Muammar, 11 Oktober 2020)

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa keinginan anak

untuk belajar memang sudah ada. Dengan adanya proses belajar menghafal

sebelum anak tampil mengaji itu menunjukkan bahwa anak punya kemauan

yang kuat untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Selain itu,

Page 63: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

kegiatan menghafal seperti demikian dapat menjadikan proses belajar membaca

Al-Qur’an terlaksana dengan tertib.

Pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an membutuhkan interaksi

yang cukup baik antara guru dan anak didiknya. Jika ingin mendapatkan hasil

yang sempurna pada proses pembelajaran Al-Qur’an, maka interaksi antara

guru dan anak didiknya pun harus sempurna. Disamping interaksi, pemilihan

metode yang tepat juga sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran

Al-Qur’an. Melalui pemilihan metode yang tepat tersebut, proses pembelajaran

membaca Al-Qur’an secara tidak lansung dapat membangkitkan semangat serta

memotivasi anak untuk mengikuti pelajaran mengaji. Sebagai guru yang dapat

menentukan keberhasilan, guru harus dapat mengetahui kearah mana kita dapat

meningkatkan aktifitas belajar yang tepat.

Berdasarkan penuturan-penuturan hal di atas, dapat kita ketahui bahwa

pelaksanaan pengajaran membaca Al-Qur’an selain dapat meningkatkan

pengetahuan siswa mengenai Al-Qur’an, juga sebagai sarana untuk

menanamkan pada diri anak rasa keimanan kepada Allah SWT. Agar mereka

menjadi generasi yang shaleh dan shalehah serta bertanggung jawab terhadap

persoalan umat di masa yang akan datang.

2. Minat Santri dalam Belajar Membaca Al-Qur’an

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan

menumbuhkan seluruh aspek pribadi dalam mempersiapkan suatu kehidupan

yang berhasil di masyarakat. Pendidikan yang paling terpenting adalah proses

pembelajaran. Sebab kegiatan pembelajaran tersebut merupakan kegiatan yang

inti. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh peserta didik.

Proses pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan sebab

keduanya adalah penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat

dan kebutuhan anak, akan menarik perhatiannya. Dengan demikian, mereka

Page 64: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan proses pembelajaran disuatu

tempat ataupun instansi.

Minat merupakan suatu kecenderungan jiwa kepada sesuatu karena kita

merasa ada kepentingan terhadap sesuatu. Jadi minat adalah pernyataan anak

yang lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya. Bila seorang anak

berminat mempelajari suatu pelajaran, mereka jelas akan berupaya untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dari pelajaran tersebut. Minat akan

membantu seseorang untuk mempelajari dan mengembangkan minat itu pada

sesuatu. Pada dasarnya minat dapat membantu seorang anak dalam

mempelajari sesuatu. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana keadaan anak

dalam belajar membaca Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir melalui penuturan guru-guru di pengajian tersebut.

Wawancara kepada Guru Ridho, selaku ketua pengurus PAMI

Awwabien sekaligus salah seorang guru mengaji di Pondok Awwabien

tersebut. Beliau mengatakan :

“Kuantitas anak di sini cukup banyak. Maka jika membicarakan tentang

minat, yang ada ialah tidak merata secara baik minat belajar anak untuk

ikut pengajian membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat kita lihat pada

pengajian yang sedang berlansung dimana santri tidak keseluruhan bisa

aktif mengikuti pengajian yang diberikan, sebab masih ada beberapa anak

yang kurang serius didalam mengikuti pengajian tersebut”. (Wawancara

Guru Ridho, 15 Oktober 2020)

Selanjutnya wawancara kepada Ustadz Fajri, selaku guru mengaji

lainnya yang mengatakan :

“Ada sebagian anak yang kurang serius dalam mengikuti pengajian

membaca Al-Qur’an, sehingga terlihat anak tersebut tidak begitu

memikirkan hasil dari apa yang dipelajarinya untuk masa depan mereka.

Hal ini yang membuat saya berupaya semaksimal mungkin untuk

membahas kepada guru-guru dan wali murid ketika ada suatu

pertemuan, agar mendapatkan solusi yang terbaik untuk kepentingan

Page 65: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

kita bersama terutama santri”. (Wawancara Ustad Fajri, 15 Oktober

2020)

Wawancara lain kepada guru yang bernama Ustadz Shobri selaku guru

pengajian Al-Qur’an di Pondok Awwabien. Beliau mengatakan bahwa :

‘Minat merupakan hal yang mendasar dari jiwa anak yang harus

diperhatikan bersama, baik oleh guru, orang tua maupun dari anak itu

sendiri. Menyangkut masalah minat anak dalam mengikuti pengajian

membaca Al-Qur’an di Pondok Awwabien ini, maka dapat dijelaskan

bahwa minat anak belum begitu baik sebagaimana yang diharapkan.

Namun bukan berarti itu tidak ada sama sekali, bahkan minat belajar

anak pada waktu tertentu sudah cukup baik walaupun belum

semaksimal mungkin sebagaimana yang diharapkan”. (Wawancara

Ustad Shobri, 16 Oktober 2020)

Demikian hasil wawancara peneliti terhadap sejumlah guru yang

mengajar di Pondok awwabien yang dimintai keterangannya terhadap minat

belajar anak dalam membaca Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir.

Anak-anak yang berminat dapat dilihat dari tingkah laku mereka baik

di rumahnya maupun di tempat pengajian mereka. Tanda-tanda yang dapat

dilihat misalnya saja, memiliki keinginan yang kuat, rasa percaya diri yang

tinggi dan sering mengulang-ulang pelajaran di rumah. Begitu pula dengan

anak-anak yang kurang berminatpun dapat dilihat dari kebiasaannya yang

belajarnya sering asal-asalan, kurang memiliki rasa percaya diri serta jarang

mengulang pelajaran di rumah bahkan jarang pergi ke tempat pengajian.

Hasil wawancara dengan seorang santri bernama Muhammad Salim

yang mengatakan bahwa :

“Kurangnya minat kami dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an

dikarenakan banyaknya pengaruh dari luar. Orang tua kami pun kurang

memberikan motivasi atau dorongan untuk kami, sehingga kami pun

lebih senang bermain bersama teman-teman”. (Wawancara Santri, 18

Oktober 2020)

Page 66: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Selanjutnya peneliti berminat untuk mewawancarai salah seorang

orang tua santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan

Tanjung Pasir yang bernama Subhan dan beliau mengatakan bahwa :

“Menurut saya, pembelajaran Al-Qur’an memang penting. Tetapi

kebanyakan saya lihat anak-anak sekarang terpengaruh oleh lingkungan.

Saya selaku orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada guru yang

mengajar. Jadi saya kurang memperhatikan perkembangan anak saya

dalam membaca Al-Qur’an” (Wawancara Wali Santri, 18 Oktober

2020)

Hasil observasi yang diamati oleh peneliti bahwa minat santri dalam

mengikuti pengajian Al-Qur’an sangat kurang sekali dikarenakan kurangnya

motivasi dari orang tua, kurangnya kemauan anak dalam mengikuti pengajian

Al-Qur’an, dan belajar anak pun hanya asal-asalan saja. Dalam belajar anak

juga kurang menyimak dengan baik dan lebih senang bermain daripada belajar.

(Observasi, 19 Oktober 2020)

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

di pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir, minat

anak terhadap pengajian Al-Qur’an tidak begitu baik sehingga hal ini

menyebabkan pengajian Al-Qur’an tidak sepenuhnya kondusif. Oleh sebab itu,

hal semacam itu perlu adanya upaya-upaya yang cukup baik dari orang–orang

yang profesional sehingga pengajian membaca Al-Qur’an tidak lagi dianggap

hal yang kecil. Perlu adanya semacam dorongan dan motivasi yang kuat dari

para profesional demi menunjang keberhasilan yang menjadi harapan bersama

baik dari pihak guru maupun orang tua anak serta anak yang bersangkutan itu

sendiri.

3. Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Santri untuk Membaca Al-

Qur’an

Demi meningkatkan minat anak agar termotivasi untuk mengaji Al-

Qur’an khususnya santri di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung

Page 67: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Pasir, menurut hasil observasi peneliti terhadap strategi ustadz dan juga

ustadzah di sana diantara lain adalah para ustadz ataupun ustadzah memberikan

quiz pertanyaan dan di kelompokkan antara laki-laki dan perempuan dan

mereka bersaing sehingga tim yang menang akan diberi hadiah baik uang

maupun berbentuk barang, lalu guru meningkatkan latihan kepada anak didik

dari segi hafalan dan lainnya, para ustadz dan ustadzah berupaya mengajar

dengan baik, berupaya meningkatkan disiplin belajar, dan memberikan

motivasi kepada santri agar santripun menjadi respect terhadap guru yang

mengajar dan menambah kuat ikatan antara guru dan santri sehingga

terbentuknya minat dari santri untuk belajar.

Berikut ini penjelasan mengenai strategi yang harus dilakukan oleh

para guru kepada santri yang mengaji di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir.

1. Memberi quiz pertanyaan dengan motivasi hadiah

Sebagian langkah untuk meningkatkan minat santri dalam membaca

dan belajar al-qur’an adalah dengan memberikan hadiah. Hadiah adalah

sesuatu hal yang amat disenangi banyak orang terutama dari kalangan anak

usia 7-18 tahun. Dengan hadiah biasanya seseorang termotivasi untuk

senantiasa meningkatkan kemampuannya terutama dalam hal yang mereka

inginkan. Oleh karena itu, para guru dan ustadz disana berinisiatif untuk

membuat sebuah permainan ataupun melontarkan pertanyaan dari apa yang

mereka sampaikan sebelumnya lalu para santri menjawab dari pertanyaan

tersebut sehingga ada ketertarikan dari santri untuk saling berlomba dalam

menjawab pertayaan guru.

Untuk mengetahui tanggapan peserta didik atas strategi guru tersebut

maka penulis mewawancarai salah satu santri yang bernama Akif, yang

mengatakan bahwa :

“ Saya sangat senang belajar mengaji disini karena tidak hanya sekedar

mengaji melainkan ada hiburan juga seperti quiz, bermain hadrah dan

Page 68: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

marawis serta ustadz-ustadzah disini baik-baik suka memberi hadiah tidak

suka marah-marah dan peduli terhadap kami “ (Wawancara Santri, 20

November 2020)

2. Memberi nasehat kepada Santri

Pengamatan peneliti bahwa ustadz dan juga ustadzah di Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir melakukan upaya seperti

memberi sedikit nasehat setiap habis pengajian. Mereka melakukan itu

semua agar dalam jiwa santri di pengajian itu tercipta rasa cinta dan senang

terhadap membaca Al-Qur’an, sehingga mereka dapat membaca Al-Qur’an

dengan baik dan disertai dengan hukum-hukum bacaannya.

3. Meningkatkan latihan membaca kepada Santri

Untuk menunjang kegiatan membaca Al-Qur’an, maka santri harus

giat berlatih. Tanpa adanya latihan maka sangatlah sulit untuk memperoleh

pemahaman. Untuk itu, santri harus banyak diberi latihan membaca Al-

Qur’an.

Hal yang dikemukakan oleh Ustadzah Shinta, sebagai seorang guru

pengajian di Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir,

Mengatakan :

“Sebagai guru, kami biasanya memberikan latihan kepada anak-

anak. Karena tanpa dilatih dan dibiasakan, sulit bagi anak untuk

mempercepat belajar membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, melatih

anak dengan menganjurkan anak untuk berlatih terus menerus setelah

kami beri nasehat, kami upayakan untuk meningkatkan kemampuan

anak dalam membaca Al-Qur’an”. (Wawancara Ustazah Shinta, 20

Novemver 2020)

Senada dengan yang disampaikan oleh salah seorang murid di

pengajian Pondok Awwabien yang mengatakan :

“Saya selalu diberikan latihan untuk mengulang-ulang bacaan Al-

Qur’an dengan demikian saya bisa belajar lebih banyak lagi. Dengan

berlatih terus menerus, saya bisa lancar membaca Al-Qur’an”.

(Wawancara Santri, 20 November 2020)

Page 69: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Dapat diambil sebuah pemahaman berdasarkan hasil wawancara di

atas,bahwamelalui kegiatan latihan dapat mendukung anak dalam mempercepat

pelaksanaan pembelajaran bacaan Al-Qur’an di Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir.

4. Guru berupaya mengajar dengan baik

Dalam pelaksanaan pengajaran, guru harus memiliki metode yang

bagus serta respon yang aktif dari anak didiknya yang kurang aktif dalam

pengajian. Guru harus menampilkan sikap yang baik dan menyenangkan serta

harus menghindarkan sikap-sikap yang kurang disenangi oleh anak didik

seperti selalu marah, bicara kasar, suka membentak dan sifat pilih kasih.

Dampaknya hal seperti itu akan mengakibatkan hubungan guru dan anak didik

menjadi tidak baik.

Wawancara penulis kepada salah seorang guru di pengajian Pondok

Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir bernama Marwan yang

mengatakan :

“Selaku guru kami selalu berupaya untuk bersikap baik terhadap

anak didik dalam arti menjadikan anak didik sebagai objek dalam

proses pembelajaran dan sekaligus menjadi orang yang terdekat

terhadap mereka. Dengan demikian anak didik tidak merasa seperti

diasingkan oleh para guru yang mengajar di Pondok Awwabien ini”.

(Wawancara Ustad Marwan, 21 November 2020)

Selanjutnya, wawancara terhadap salah satu guru lain yang

mengatakan :

“Sikap positif terhadap anak selalu kami tunjukkan agar dapat

membuat suasana belajar yang nyaman. Selain itu kami juga

memberikan beberapa metode dalam membaca Al-Qur’an yang baik,

mendiskusikan tentang apa yang membuat mereka senang belajar Al-

Qur’an. Hal itu semua demi tercapainya hasil belajar yang baik yang

diharapkan oleh para guru dan orang tua mereka”. (Wawancara, 21

November 2020)

Page 70: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Guru yang baik harus mempunyai banyak pengalaman, sebab dengan

adanya pengalaman guru dapat menghadapai anak-anak didik yang berbeda

karakter dan sikap. Demikian juga dengan aspek fisik mereka. Tentu saja pada

aspek intelektualnya juga berbeda. Hal ini terlihat pada ransangan mereka

terhadap pelajaran yang diberikan. Ada yang cepat menerima ada yang lambat.

Oleh karena itu guru harus pandai-pandai menghadapi hal yang demikian agar

tidak terjadi kesalah pahaman dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan

baik.

5. Berupaya meningkatkan disiplin belajar

Pelaksanaan membaca Al-Qur’an dilaksanakan sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan. Anak-anak didik sebelum sholat maghrib harus sudah

ada di Pondok Awwabien untuk melakukan sholat maghrib berjamaah, setelah

itu baru mulai pelaksanaan mengaji Al-Qur’an. Baru setelah selesai mengaji

mereka melakukan sholat isya berjama’ah kemudian mereka pulang dengan

teratur dan rapi.

Hasil observasi penulis di lapangan menemukan bahwa disiplin anak-

anak diwajibkan untuk mengikuti baca Al-Qur’an telah mulai cukup tinggi.

Terbukti dengan kepatuhan anak-anak kepada guru jika mereka diperintah

untuk mengulang pelajaran dan datang tepat waktu. (Observasi, 22 November

2020) Dengan demikian, dengan adanya disiplin waktu dalam mengaji Al-

Qur’an akan dapat meningkatkan minat dan juga memotivasi anak didik

dalam mengaji Al-Qur’an.

Wawancara penulis kepada salah seorang guru di pengajian Pondok

Awwabien bernama Ustadz Fajri, beliau mengatakan :

“Motivasi dan saran yang diberikan para guru di pengajian Pondok

Awwabien ini adalah penting. Karena tanpa dukungan moril dan

motivasi adalah sebagian tanggung jawab kita semua kepada anak

pengajian di sini. Agar selalu disiplin dan terus dapat memberikan

pemahaman kepada anak didik tentang arti bisa membaca Al-Qur’an.

Bahwa dengan membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala serta

Page 71: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

dapat mengembangkan kreativitasnya yang selalu akan memperoleh

prestasi yang baik. Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan

oleh guru di pengajian ini dalam meningkatkan membaca Al-Qur’an”.

(Wawancara Ustad Fajri, 22 November 2020)

Upaya guru dalam memberikan arahan bisa sebagai motivator bagi

santri. Karena santri perlu diberi semangat, pujian serta dukungan penuh agar

mereka disiplin ketika belajar dan semangat demi masa depannya. Dengan

demikian, guru yang bertindak sebagai motivator diharapkan benar-benar

memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak. Guru juga selalu harus

membantu santri dalam meningkatkan motivasi belajar membaca Al-Qur’an.

Page 72: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan uraian di atas, maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur’an yang dilakukan oleh guru di

Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dapat memberikan

santri pengetahuan mengenai hukum-hukum bacaan Al-Qur’an dan dapat

membaca Al-Qur’an dengan baik dan lancar.

2. Minat santri dalam mengikuti pembelajaran membaca Al-Qur’an masih rendah.

Hal ini dikarenakan banyaknya pengaruh dari luar dan kurangnya motivasi

Orang tua kepada anak, sehingga anak lebih senang bermain pada saat

melaksanakan kegiatan pengajian.

3. Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan minat serta motivasi santri

dalam membaca Al-Qur’an diantaranya selalu memberi nasehat kepada santri,

Memberikan quiz pertanyaan berhadiah, meningkatkan latihan kepada santri,

berupaya mengajar dengan baik, meningkatkan disiplin belajar dan

memberikan motivasi kepada santri.

Page 73: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

B. Saran- saran

Dalam kesempatan ini, ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan

diantaranya :

1. Diharapkan kepada ketua pengurus Pondok Ma’had Al-Awwabien dan guru

dapat memberikan pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan bakat

anak pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien Kelurahan Tanjung Pasir dan

dapat mengembangkan kreativitas yang ada pada diri anak agar berguna bagi

masyarakat.

2. Diharapkan para orang tua santri terutama yang berada di lingkungan

Kelurahan Tanjung Pasir untuk lebih meningkatkan lagi dalam memberikan

motivasi kepada anak-anaknya dan selalu memperhatikan anak-anaknya dalam

pembelajaran membaca Al-Qur’an.

3. Para Santri atau anak didik di pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien

Kelurahan Tanjung Pasir yang belajar membaca Al-Qur’an untuk selalu

meningkatkan prestasi dan menghormati guru, kurangi bermain-main dalam

belajar dan semangatlah selalu agar kelak menjadi anak yang sukses.

C. Penutup

Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Yang telah

memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) ini.

Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah

ini. Selanjutnya hanya do’a yang dapat penulis kirimkan, semoga segala

pengorbanan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu Wa

Ta’ala. Dengan harapan bahwa semua pihak dapat memberikan sumbang sarannya

demi kesempurnaan penulisan dan isi skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan

petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua. Aaamiin.. Ya Robbal ‘Aalamiin..

Page 74: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan. 2015. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka

Armani.

Abidin Zainal. 2016. Seluk Beluk Al-Qur'an. Jakarta : Rineka Cipta.

Al Hamid Zaid Husein. 2013. Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur'an. Jakarta:

Pustaka Amani.

Anonim. 1993. Pedoman Pengajian Al-Quran Bagi Anak-anak. Jakarta: Dirjen

Bimas Islam.

Aqib Zainal. 2016. Menjadi Guru Profesional Berstnadar Internastional.

Bandung: Yrama Widya.

Arikunto Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bunda Lucy. 2017. Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak, Cet. 8,

Jakarta: Tangga Pustaka.

Faisal Sanafiah. 2019. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta

:Widya Karya.

Hasbullah. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ismail Sya'ban Muhammad. 2016. Mengenai Qira'at Al-Qur'an. Semarang: Toha

Putra Semarang.

J. Marbun. 2019. Minat Baca dan Upaya Menumbuhkannya di Sekolah-sekolah,

Jakarta: Rineka Cipta.

Khozim, N. 2010. Strategi Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Meningkatkan

Kualitas Bacaan Al-Qur'an Santri Di Pondok Pesantren Al-Fatich Surabaya

(Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).

Lexy Maleong. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mastuhu. 2017. Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Dalam

Abad 27. Jakarta : Satria Insanin.

Muchtar Aflatun. 2013. Tunduk Kepada Allah. Jakarta: Khazanah Baru.

Page 75: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

Muhtarom Zaini. 2016. Santri dan Abangan di Jawa. Jakarta: INIS; Insonesia

Netherlands Cooporation In Islamic Studies.

Quram Murad. 2012. Generasi Qur'ani. Surabaya: Risalah Gusti.

Ramayulis. 2014. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Sudjana Nana. 2015. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Algasindo.

Sukandy, Muh. Sjarief. 2018. Terjemah Bulughul Maram. Bandung: Alma'arif.

Syamsuddin Abin. 2015. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosda Karya Remaja.

Trianto. 2016. Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka.

Zuhaili Muhammad. 2017. Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta:

Ba'adillah Press.

Page 76: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

MEMBACA AL-QURAN DI PONDOK MA’HAD AL-AWWABIEN

KELURAHAN TANJUNG PASIR KOTA JAMBI

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

1. Wawancara

a. Ketua Pengajian Ma’had Al-Awwabien

1) Bagaimana sejarah awal mulanya terbentuk pengajian al-quran?

2) Siapa saja guru-guru yang pertama kali mengajar?

3) Berapa jumlah awal anak murid yang belajar mengaji al-quran?

4) Apa penyebab berpindahnya pengajian dari masjid ke pondok al-

awwabien?

5) Bagaimana pelaksanaan pengajian al-quran di pondok ma’had al-

awwabien?

b. Guru-guru pengajian Ma’had Al-Awwabien

1) Apa tujuan pembelajaran pengajian bagi santri pondok awwabien?

2) Bagaimana dengan kondisi pengajian bagi santri pondok awwabien?

3) Bagaimana sistem pengajian dan materi yang di sampaikan kepada

santri pondok awwabien?

4) Apa metode yang diajarkan dalam pengajian al-quran di pondok

awwabien ini?

5) Bagaimana minat santri dalam belajar mengaji di pondok awwabien ini?

6) Bagaimana cara agar anak murid betah dan senang dalam belajar

mengaji?

7) Seperti apa bentuk dukungan yang diberikan kepada santri agar mereka

senang dalam belajar mengaji?

Page 77: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

c. Santri Pengajian Pondok Ma’had Al-Awwabien

1) Apa yang anda rasakan selama mengaji di pondok ma’had awwabien?

2) Seperti apa pembelajaran yang diberikan oleh guru pondok awwabien ?

2. Observasi

1) Perhatian dan dukungan dari orang tua kepada anak yang mengaji di

pondok awwabien.

2) Bentuk perhatian orang tua terhadap anak yang mengaji di pondok

awwabien

3) Kegiatan pengajian yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

minat santri dalam mengaji al-quran.

4) Antusias santri dalam belajar mengaji al-quran di pondok ma’had al-

awwabien.

5) Disiplinnya santri dalam menimba ilmu di pondok awwabien mulai cukup

tinggi.

3. Dokumentasi

1) Struktur organisasi pengurus pengajian pondok ma’had al-awwabien

2) Keadaan guru yang mengajar di pondok ma’had al-awwabien

3) Keadaan santri yang belajar di pondok ma’had al-awwabien

4) Keadaan umur santri yang mengaji di pondok ma’had al-awwabien

5) Keadaan inventaris sarana dan prasarana pengajian di pondok ma’had al-

awwabien.

Page 78: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR RESPONDEN

No. Nama Keterangan

1 Muhammad Ridho Ketua Pengajian Pondok Awwabien

2 Alfan Shobri Guru Pengajian Pondok Awwabien

3 Muammar Guru Pengajian Pondok Awwabien

4 Anugrah Nurcholik Guru Pengajian Pondok Awwabien

5 Abdullah Yusuf Guru Pengajian Pondok Awwabien

6 Abdul Hafidz A Guru Pengajian Pondok Awwabien

7 Ahmad Mubarak Santri Pengajian Pondok Awwabien

8 Muhammad Salim Santri Pengajian Pondok Awwabien

9 Zuhair Akif Santri Pengajian Pondok Awwabien

10 Marwan Guru Pengajian Pondok Awwabien

11 M. Fajri Guru Pengajian Pondok Awwabien

Page 79: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DOKUMENTASI

Page 80: STRATEGI GURU NGAJI DALAM MENINGKATKAN MINAT SANTRI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Hasbi Asidiki

Tempat/Tanggal Lahir: Jambi, 08 Januari 2000

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. K. H. KMS. M. SALEH RT 02 TANJUNG PASIR

Nama Orang Tua

Ayah : Drs. Isa Hariyadi

Ibu : Eti Lizarni, BA

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SD Negeri 03/IV

lulus tahun 2011

Sekolah Menengah Pertama : MTs AS’AD Kota Jambi

lulus tahun 2014

Sekolah Menengah Umum : MAS AS’AD Kota Jambi

lulus tahun 2017

Perguruan Tinggi : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tahun 2017 - 2021