balai karantina pertanian kelas i denpasarbkp1denpasar.ppid.pertanian.go.id/doc/145/laporan...
TRANSCRIPT
LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKATPERIODE I ( JANUARI - JUNI 2020 )
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I DENPASAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan publik oleh aparatur negara dewasa ini telah menjadi isu
strategis, karena tingkat kualitas kinerja pelayanan publik akan
menentukan baik buruknya pelayanan kepada masyarakat dan pada
gilirannya akan menentukan citra dari aparatur negara.
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan
yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah
memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan
oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau
pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Kualitas pelayanan dalam berbagai aspek menjadi salah satu
penghubung utama kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Untuk itu upaya peningkatan kualitas pelayanan harus dilaksanakan
secara konsisten dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat
diberikan secara transparan, cepat, tepat, murah, sederhana dan
mudah dilaksanakan serta tidak diskriminatif.
Berbagai keluhan masyarakat atas rendahnya kinerja pelayanan
yang diberikan oleh aparatur pemerintah baik pelayanan di bidang
teknis, maupun administrasi termasuk pelayanan oleh Badan Usaha
Milik Negara/ Daerah, perlu segera diupayakan perbaikannya. Keluhan
2
masyarakat yang tidak segera direspon oleh pemerintah akan dapat
menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah,
yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat merupakan kegiatan yang harus
dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan oleh semua
jajaran aparatur daerah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik Pasal 38 ayat 1 dimana penyelenggara
berkewajiban melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan
publik secara berkala, perlu disusun indeks kepuasan masyarakat
sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Untuk
mengetahui kualitas kinerja pelayanan publik diperlukan adanya data
penilaian terhadap kinerja pelayanan yang berbasis pada pendapat
masyarakat, salah satunya melalui survey Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah. Untuk itu kegiatan survey indeks kepuasan
masyarakat perlu dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan
maksud dapat diketahui perkembangan nilai IKM unit pelayanan publik
dari tahun ke tahun.
Adapun Nilai IKM yang diperoleh pada tahun 2019 periode I dan
perioda II pada kisaran 76,61 – 88,30 dikatagorikan baik, sehingga
3
dapat disimpulkan bahwa menurut pendapat masyarakat pelayanan
publik yang dilaksanakan oleh unit pelayanan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar masih dikategorikan Baik.
Hasil pengukuran IKM ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi
terhadap unsur-unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan
sekaligus berfungsi sebagai pendorong bagi unit pelayanan publik untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya.
1.2 Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Kepada
Masyarakat ;
3. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ;
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
4
1.3 Tujuan
Survey penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja aparatur pemerintah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus
sebagai wahana penyerap aspirasi masyarakat baik yang berupa
saran, harapan, sekaligus komplain terhadap pelayanan yang telah
diberikan selama ini untuk dijadikan pedoman kebijakan, program dan
strategi guna peningkatan pelayanan.
1.4 Batasan Pengertian
Sesuai Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) terdapat beberapa pengertian yang perlu dijelaskan,
yaitu :
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya.
2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.
Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah termasuk BUMN/BUMD.
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
5
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka
pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
4. Unit pelayanan publik adalah unit kerja/kantor pelayanan pada
instansi pemerintah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN secara
langsung maupun tidak langsung memberikan pelayanan kepada
penerima layanan.
5. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang
melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga
instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan
dari aparatur penyelenggara pelayanan.
7. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian
masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur
penyelenggara pelayanan publik.
8. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau
sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan
publik, yang besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
9. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel
penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja
unit pelayanan.
6
10. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat
pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan.
1.5 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
KEP/25/M.PAN/2004 yang kemudian dikembangkan menjadi unsur -
unsur yang relevan, valid, dan reliable, sebagai unsur minimal yang
harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah
sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
pelayanan;
2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan
jenis pelayanannya;
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta
kewenangan dan tanggung jawabnya);
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas
dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
7
5. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang
dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan
penyelesaian pelayanan;
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/
menyelesaikan pelayanan kepada mayarakat;
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan;
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang
dilayani;
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
sopan danramah serta saling menghargai dan menghormati;
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;
8
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk
mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan
dari pelaksanaan pelayanan.
1.6 Analisa Resiko
Tabel. 1.1. Tabel Analisa Resiko Kegiatan Survey Indeks Kepuasan Masayarakat BKP kelas I Denpasar Tahun 2016.
NO. TAHAP KEGIATAN
DESKRIPSI RESIKO
PENYEBAB AKIBAT PENANGANAN RESIKO
1. 2. 3.
Perencanaan : - Pembentukan Tim IKM - Penentuan Lokasi, Jumlah
Responden dan Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan : - Dilaksanakan 2 periode :
periode I (januari-Juni 2020), periode II (juli-Desember 2020).
- Lokasi Kantor Balai dan Wilker Lingkup BKP Kelas I Denpasar
Kuisioner diolah dengan program aplikasi dituangkan dalam laporan hasil kegiatan
Kuisioner yang diedarkan tidak sepenuhnya terisi oleh Responden
Responden tidak mau meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner IKM yang diedarkan
Masih ada kuisioner yang tidak terisi dengan baik
Perlu dilakukan pendampingan saat pengisian kuisioner
9
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Ruang Lingkup
Penyusunan Indeks Kepuasan masyarakat ini diterapkan pada
pelayanan lalulintas komoditas pertanian di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar pada tahun 2020 dilaksanakan dua periode yaitu
Periode I (Januari – Juni), Periode II (Juli – Desember). Pada periode I
(Januari – Juni) tahun 2020 pelanggan/penggunajasa pada Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar mengisi kuisioner melalui
aplikasi SKM online dengan alamat website : ikm.pertanian.go.id.
2.2 Tahapan Kegiatan Survey
Kegiatan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat periode I Januari
Juni 2020, dengan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Pembentukan Tim Penyusun Indeks Kepuasan Masyarakat yaitu
berupa “Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas
I Denpasar tentang Penunjukan dan Penetapan Tim Penyusunan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar Tahun Anggaran 2020. Sebagai salah satu
dasar hukum pelaksanaan kegiatan survey dimaksud, yang
terdiri dari :
a. Pengarah
b. Penanggung Jawab Kegiatan
c. Pelaksana yang terdiri dari :
10
1) Ketua
2) Sekretaris
3) Anggota
2. Penyiapan bahan
a. Kuesioner
Dalam survey Indeks Kepuasan Masyarakat digunakan
kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data kepuasan
masyarakat penerima pelayanan. Kuesioner ini disusun
berdasar tujuan survey terhadap tingkat kepuasan
masyarakat melalui aplikasi SKM online dengan alamat
website : ikm.pertanian.go.id. Bentuk kuesioner terlampir.
b. Bagian dari kuesioner dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:
Bagian I : Identitas responden meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan.
Bagian II : Identitas pencatat berisi data pencatat.
Bagian III : Mutu pelayanan publik adalah pendapat
penerima pelayanan yang memuat
kesimpulan atau pendapat responden
terhadap unsur-unsur pelayanan yang dinilai.
c. Bentuk Jawaban
Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan
secara umum mencerminkan tingkat kualitas pelayanan,
yaitu dari yang sangat baik sampai dengan tidak baik,
dengan persepsi numberik (angka) sebagai berikut :
11
- Angka 1 adalah nilai persepsi tidak baik
- Angka 2 adalah nilai persepsi kurang baik
- Angka 3 adalah nilai persepsi baik
- Angka 4 adalah nilai persepsi sangat baik
3. Penetapan responden, lokasi dan waktu pengumpulan data.
a. Jumlah Responden
Jumlah responden adalah sebanyak penggunajasa pang
melakukan pelayanan sertifikasi karantina di kantor Balai
dan Wilayah Kerja..
b. Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data
- Lokasi pengumpulan data dari Wilayah Kerja yang
ada di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar.
- Waktu pengumpulan data responden
dilaksanakan ± selama 6 (enam) Bulan, dari bulan
Januari sampai dengan bulan Juni 2020.
4. Pengolahan Data
Metode Pengolahan Data
Kuesioner yang masuk akan diolah dalam data entri komputer
untuk mendapat IKM nya. Nilai IKM dihitung dengan
menggunakan “Nilai rata-rata tertimbang” masing-masing unsur
pelayanan, dalam menghitung indeks kepuasan masyarakat
tehadap 9 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan
memiliki penimbang yang sama dengan memakai rumus sebagai
berikut :
12
= = = 0,071
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan
pendekatan nilai rata-rata tertimbang ( 0,071 ) dengan rumus
sebagai berikut :
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilai IKM
yaitu antara 25 -100 maka hasil penilaian tersebut di atas
dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai
berikut :
3
4 Hasil nilai indeks unit pelayanan kemudian diklasifikasikan ke
dalam empat interval sebagai berikut :
Tabel 3.1. Nilai Interval Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai Persepsi
Nilai Interval IKM
Nilai Interval Konversi IKM
Mutu Pelayanan
Kinerja Unit Pelayanan
1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak baik
2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang baik
3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik
4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat baik
5. Pelaporan Hasil Pelaksanaan IKM.
1
Bobot nilai rata-rata tertimbang
Jumlah bobot Jumlah unsur
1 14
2
Total dari Nilai Persepsi per unsur x Nilai Penimbang Total unsur yang diisi
IKM =
IKM Unit Pelayanan x 25
13
BAB III
ANALISA HASIL IKM DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Hasil Indeks Kepuasan Masyarakat Per Unsur Pelayanan
Dari 237 (Dua Ratus Tiga Puluh Tujuh) responden di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yang telah mengisi kuisioner
melalui aplikasi SKM online dengan alamat website :
ikm.pertanian.go.id periode I (Januari - Juni) tahun 2020, dari 9 unsur
pelayanan yang disurvey, hasilnya seperti pada Tabel 4.1. :
Tabel 4.1 Nilai IKM berdasarkan Unsur Pelayanan BKP Kelas I Denpasar
Periode I Tahun 2020.
No. UNSUR PELAYANAN INDEX
U1 Kesesuaian Persyaratan Pelayanan dengan Jenis Pelayanan
80 B
U2 Kemudahan Prosedur Pelayanan
80 B
U3 Kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan
78 B
U4 Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan
75 B
U5 Kesesuaian produk Pelayanan 82 A
U6 Kompetensi/kemampuan petugas dalam pelayanan
81 B
U7 Kesopanan dan keramahan Petugas
80 B
U8 Penanganan pengaduan pengguna layanan
100 A
U9 Kualitas sarana dan prasarana 81 B
14
Gambar 1. Nilai IKM per unsur
Gambar 2. Statistik mutu IKM
15
3.2. Analisis Hasil Pengukuran IKM dan Pemecahan Masalah
Pada periode I tahun 2020 ini, 9 unsur pelayanan mencapai
mutu pelayanan “B” dengan nilai kualitatif kepuasan “Baik”; yaitu
dengan nilai IKM unit pelayanan sebesar 81.90.
Gambar 3. Nilai IKM Periode I
Kesembilan unsur pelayanan tersebut adalah :
Persyaratan Pelayanan (U1)
Prosedur Pelayanan (U2)
Kecepatan Pelayanan (U3)
Kewajaran Biaya Pelayanan (U4)
Kesesuaian Produk Pelayanan (U5)
Kemampuan Petugas Pelayanan (U6)
Kesopanan dan Keramahan Petugas (U7)
Penanganan Pengaduan Pengguna Layanan (U8)
Kualitas Sarana dan Prasarana (U9)
16
Dari ke 9 unsur pelayanan yang dinilai seperti pada Tabel 4.1. nilai
kinerja IKM terendah adalah Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan
(U4) dengan nilai unsur pelayanan 75 masih berada pada nilai kualitatif
kepuasan “Baik” dengan nilai huruf “B”.
Biaya/ tarif jasa Karantina Pertanian berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 35 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas
Penerimaan Negara Bukan Pajak. Dalam upaya memperbaiki unsur
pelayanan yang memiliki nilai unsur terendah walaupun masih dalam
kisaran nilai kualitatif “Baik” maka Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar beserta jajarannya sudah berupaya agar unsur tersebut
dapat ditingkatkan yaitu dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Melaksanakan sosialisasia tentang PP 35 Tahun 2016 melalui media
cetak, media elektronik dan media sosial.
2. Dalam Pemungutan atas jasa penerimaan negara bukan pajak BKP
Kelas 1 Denpasar menerapkan pungutan non tunai melalui e-billing
dan mesin EDC.
3. Dalam melaksanakan pelayanan, BKP kelas I Denpasar sudah
menerapkan sistem manajemen mutu pelayanan SNI ISO 9001;
2015 dan SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan.
17
3.3. Jumlah Responden
Responden Survey Indeks Kepuasan Masyarakat BKP Kelas I
Denpasar Periode I (Januari - Juni 2020) sebanyak 237 responden
dapat dibedakan berdasarkan beberapa faktor yaitu : (1) Umur
Responden; (2) Pekerjaan; (3) Pendidikan; dan (4) Jenis Kelamin.
Gambar 4. Jumlah Responden
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari laporan hasil
survey Indeks Kepuasan Masyarakat Balai Karantina Pertanian Kelas
I Denpasar Tahun 2020 adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pelayanan publik (public service) di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar, secara umum mencerminkan tingkat
kualitas yang “BAIK”.
2. Nilai kinerja IKM terendah adalah Kewajaran biaya/tarif dalam
pelayanan (U4) dengan nilai unsur 75 dengan nilai kepuasan
“Baik” dengan nilai huruf “B”. sedangkan nilai kinerja IKM tertinggi
adalah Penanganan pengaduan pengguna layanan dengan nilai
unsur 100 (nilai kualitatif kepuasan “Sangat Baik” dengan nilai
huruf “A”).
3. Hasil dari survey IKM BKP Kelas I Denpasar mendapat nilai
sebesar 81.90 Ini dapat disimpulkan bahwa Kinerja Unit Pelayanan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah “BAIK”.
19
4.2. Saran
Untuk memperbaiki unsur yang memiliki nilai persepsi terendah
yaitu Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan (U4) namun masih dalam
nilai rata-rata “BAIK”, yaitu dengan meneruskan kegiatan pelayanan
sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan dasar pungutan biaya / jasa yaitu PP 35 Tahun
2016 melalui media cetak, media elektronik dan media sosial.
2. Menerapkan Surat Keputusan Kepala Badan No. 1953 Tahun 2011
tentang mekanisme prosedur pelayanan berbasis analisa resiko
3. Meningkatkan implementasi sistem manajemen mutu SNI ISO
9001:2015 tentang Pelayanan dan SNI ISO 37001:2016 tentang
Sistem Manajemen Anti penyuapan