balai besar pulp dan kertas - bbpk.go.id keuangan 2017.pdf · melalui sistem akuntansi instansi...

49
BALAI BESAR PULP DAN KERTAS Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017 (Audited) JALAN RAYA DAYEUHKOLOT No. 132 BANDUNG 40258

Upload: doankiet

Post on 14-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

Laporan Keuangan

Tahun Anggaran 2017

Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017 (Audited)

JALAN RAYA DAYEUHKOLOT No. 132 BANDUNG 40258

i

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna

Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan

keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Balai Besar Pulp dan Kertas adalah salah satu entitas di bawah Badan

Penelitian dan Pengembangan Industri yang berkewajiban menyelenggarakan

akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan

menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Balai Besar Pulp dan Kertas mengacu pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam

Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis

akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan,

akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna

kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan

akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara

pada Balai Besar Pulp dan Kertas. Disamping itu, laporan keuangan ini juga

dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan

keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance).

Bandung, 6 April 2018

Kepala,

Andoyo Sugiharto NIP. 195905271983031001

ii

DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Pernyataan Tanggung Jawab iii

Ringkasan 1

I. Laporan Realisasi Anggaran 3

II. Neraca 4

III. Laporan Operasional 5

IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6

V. Catatan atas Laporan Keuangan 7

A. Penjelasan Umum 7

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 18

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 23

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 32

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 38

F. Pengungkapan Penting Lainnya 42

Daftar Lampiran

45

Balai Besar Pulp dan Kertas

iii

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Balai Besar Pulp dan Kertas yang terdiri dari: Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2017 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah

merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern

yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi

keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Bandung, 6 April 2018

Kepala,

Andoyo Sugiharto NIP 195905271983031001

- 1 -

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Balai Besar Pulp dan Kertas Tahun 2017 (Audited) ini telah

disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan

ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran

dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja

selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2017.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2017 adalah berupa Pendapatan Negara

Bukan Pajak sebesar RP3.144.497.712,- atau mencapai 103,95 persen dari

estimasi Pendapatan-LRA sebesaRp3.025.000.000,-.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2017 adalah sebesar Rp20.441.431.437,- atau

mencapai 94,13 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp21.716.298.000,-.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan

ekuitas pada 31 Desember 2017. Nilai Aset per 31 Desember 2017 dicatat dan

disajikan sebesar Rp300.442.149.887,- yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar

Rp109.347.305,-; Aset Tetap (neto) sebesar Rp300.332.802.582,-; dan Aset Lainnya

(neto) sebesar Rp0,-.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp244.047.005,- dan

Rp300.198.102.882,-.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO,

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode

sampai dengan 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp2.847.087.039,-, sedangkan

jumlah beban dari kegiatan operasional adalah sebesar Rp32.446.355.367,-

sehingga terdapat Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional senilai

(Rp29.599.268.328,-). Surplus/(Defisit) Kegiatan Non Operasional sebesar

(Rp31.623.017,-) sehingga entitas mengalami Surplus/(Defisit)-LO sebesar

(Rp29.630.891.345,-).

- 2 -

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan

ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada

tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp62.431.940.173,- dikurangi

Surplus/(Defisit-LO sebesar (Rp29.630.891.345,-) dikurangi dengan koreksi-

koreksi senilai Rp250.949.929.754,- dan Transaksi Antar Entitas sebesar

Rp16.447.124.300,- sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2017

adalah senilai Rp300.198.102.882,-.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan

atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai

dengan tanggal 31 Desember 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk

Tahun 2017 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

- 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

TA 2016

ANGGARAN REALISASI REALISASI

PENDAPATAN B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 3,025,000,000 3,144,497,712 103.95 2,817,461,757

JUMLAH PENDAPATAN 3,025,000,000 3,144,497,712 103.95 2,817,461,757

BELANJA B.2.

Belanja Operasi

Belanja Pegawai B.3 13,681,798,000 12,635,486,316 92.35 12,827,021,476

Belanja Barang B.4 7,379,159,000 7,164,549,811 97.09 8,516,434,497

Belanja Modal B.5 655,341,000 641,395,310 97.87 838,298,968

JUMLAH BELANJA 21,716,298,000 20,441,431,437 94.13 22,181,754,941

% thd AnggCATATANURAIANTA 2017

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Laporan Keuangan

- 4 -

II. NERACA

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

NERACA

PER 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

NAMA PERKIRAAN CATA

TAN 2017 2016

ASET

Aset Lancar

Kas di Bendahara Penerimaan C.1 25,100,000 -

Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 - 1.055.710.918

Piutang Bukan Pajak C.3 61,316,000 141.467.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang

Bukan Pajak

C.4 (19,290,575) (43.889.460)

Persediaan C.5 42,221,880 15.183.800

Jumlah Aset Lancar 109,347,305 1.168.472.258

Aset Tetap

Tanah C.6 230,446,468,000 32.766.340.000

Peralatan dan Mesin C.7 36,872,710,802 32.641.745.247

Gedung dan Bangunan C.8 35,166,852,000 16.110.306.498

Jalan Irigasi dan Jaringan C.9 33,823,564,570 1.376.724.604

Aset Tetap Lainnya C.10 516,531,894 480.247.034

Akumulasi Penyusutan C.11 ( 36,493,324,684) (25.372.576.019)

Jumlah Aset Tetap 300,332,802,582 61.611.443.868

Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud C.12 - -

Aset Lain-Lain C.13 - 2.216.597.322

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset

Lainnya

C.14 - (2.130.279.212)

Jumlah Aset Lainnya - 86.318.110

JUMLAH ASET 300,442,149,887 62.866.234.236

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Utang Kepada Pihak Ketiga C.15 34,163,005 424.544.063

Pendapatan Diterima Dimuka C.16 209,884,000 9.750.000

Utang Jangka Pendek Lainnya C.17 - -

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 244,047,005 434.294.063

JUMLAH KEWAJIBAN 244,047,005 434.294.063

EKUITAS

Ekuitas C.18 62.431.940.173

JUMLAH EKUITAS 300,198,102,882 62.431.940.173

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 300,198,102,882 62.866.234.236

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Laporan Keuangan

- 5 -

III. LAPORAN OPERASIONAL

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan

Keuangan

CATATAN 2017 2016

Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 2,847,087,039 2,772,117,650

2,847,087,039 2,772,117,650

Beban Pegawai D.2 12,450,498,927 13,012,008,865

Beban Persediaan D.3 1,044,118,701 1,260,247,158

Beban Barang dan Jasa D.4 3,136,734,781 4,184,207,572

Beban Pemeliharaan D.5 1,217,252,690 1,278,351,263

Beban Perjalanan Dinas D.6 1,752,382,803 1,834,590,931

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 12,869,966,350 3,460,854,263

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.8 (24,598,885) 17,368,147

32,446,355,367 25,047,628,199

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN

OPERASIONAL(29,599,268,328) (22,275,510,549)

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL LAINNYAD.9 (31,623,017) (61,045,456)

SURPLUS/DEFISIT LO (29,630,891,345) (22,336,556,005)

URAIAN

BEBAN

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL

KEGIATAN NON OPERASIONAL

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN

PENDAPATAN

- 6 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan

Keuangan

URAIAN CATATAN 2017 2016

EKUITAS AWAL E.1 62,431,940,173 58,240,787,360

SURPLUS/DEFISIT- LO E.2 (29,630,891,345) (22,336,556,005)

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASARE.3

KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI E.4 250,949,929,754 (289,289,041)

EKUITAS

PENYESUAIAN NILAI ASET E.4.1 - (2,573,700)

KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.4.2 -

SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.4.3 250,057,860,246 -

KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.4.4 892,069,508 (286,715,341)

KOREKSI LAIN-LAIN E.4.5 -

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 16,447,124,300 26,816,997,859

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 237,766,162,709 4,191,152,813

EKUITAS AKHIR E.6 300,198,102,882 62,431,940,173

- 7 -

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Besar Pulp dan Kertas

Dasar Hukum

Entitas dan

Rencana

Strategis

Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK) adalah satu-satunya lembaga

penelitian dan pengembangan di Indonesia yang khusus menangani

masalah pulp dan kertas diatur dengan Peraturan Menteri

Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 42/M-Ind/Per/6/2006

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Besar Pulp dan Kertas

tanggal 29 Juni 2006, berlokasi di Jalan Raya Dayeuhkolot No.132

Bandung. Saat ini BBPK berada di bawah Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri – Kementerian Perindustrian.

BBPK dalam kegiatan operasionalnya memiliki tugas pokok antara

lain melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi,

pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi

industri pulp dan kertas sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, sementara itu

fungsi BBPK adalah :

a. Melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan, dan

pemanfaatan teknologi informasi

b. Melaksanakan perencanaan, pengelolaan, dan koordinasi sarana

dan prasarana kegiatan penelitian dan pengembangan di

lingkungan BBPK, serta penyusunan dan penerapan standardisasi

industrti pulp dan kertas

c. Melaksanakan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan

pembantu, dan produk industri pulp dan kertas, serta kegiatan

kalibrasi mesin dan peralatan

d. Melaksanakan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan

baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan dan

pelaksanaan pelayanan bidang pelatihan teknis, konsultansi, alih

teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri,

inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri.

e. Melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada semua

unsur di lingkungan BBPK

Pendekatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2017 (Audited) ini merupakan laporan yang

mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Besar Pulp

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

- 8 -

dan Kertas (BPPK). Penyusunan Laporan Keuangan ini mengacu pada

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014

tanggal 22 Desember 2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan

Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga, dan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 dan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan

dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Informasi yang disajikan di dalamnya telah disusun sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Laporan Keuangan ini dihasilkan

melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur

manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi

keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

(SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan

Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,

Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan

SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap,

persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan

barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi

Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK) menerapkan basis akrual dalam

penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan

Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian

Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat

transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas

atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah

basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang

telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

- 9 -

Dasar

Pengukuran

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran

yang diterapkan Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK) dalam

penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan

menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi

atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk

memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar

sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi

kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang

rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing ditranslasi

terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan

Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2017 (Audited)

telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan

akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,

aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini

adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Balai

Besar Pulp dan Kertas (BPPK). Disamping itu, dalam penyusunannya

telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di

lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam

penyusunan Laporan Keuangan Balai Besar Pulp dan Kertas (BPPK)

adalah sebagai berikut:

Pendapatan-

LRA

(1) Pendapatan- LRA

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

- 10 -

pendapatan.

Pendapatan-LO

(2) Pendapatan- LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui

sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya

aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan

pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai

dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara

nilai dan periode waktu sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat

keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride

tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas

pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban

(4) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

- 11 -

dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat

berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

kewajiban.

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya

konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa.

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset

(5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka

Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar

a. Aset Lancar

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas

dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga

disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam

bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti

Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat

Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah

dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap.

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat

peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung

dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan

kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan

andal

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat

direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan

membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan

tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan

- 12 -

berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan

pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas

Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d.

tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang

Lancar

Satu bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Pertama

tidak dilakukan pelunasan

10%

Kualitas

Piutang Uraian Penyisihan

Diragukan

Satu bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Kedua

tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak

tanggal Surat Tagihan Ketiga

tidak dilakukan pelunasan 100% 2. Piutang telah diserahkan

kepada Panitia Urusan

Piutang Negara/DJKN

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan

Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12

(dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai

Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik

pada tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan

pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan

oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang

- 13 -

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau

harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih

dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya

sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta

rupiah);

c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai

minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai

biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,

jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi

perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Pemerintah melakukan penilaian kembali (revaluasi)

berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75

Tahun 2017 tentang Penilaian Kembali Barang Milik

Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian

Kembali Barang Milik Negara. Revaluasi dilakukan terhadap aset

tetap berupa Tanah, Gedung dan Bangunan, serta Jalan,

Jaringan,dan Irigasi berupa Jalan Jembatan dan Bangunan Air

pada Kementerian Negara/Lembaga sesuai kodefikasi Barang

Milik Negara yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2015.

Termasuk dalam ruang lingkup objek revaluasi adalah aset tetap

pada Kementerian/Lembaga yang sedang dilaksanakan

Pemanfaatan. Pelaksanaan penilaian dalam rangka revaluasi

dilakukan dengan pendekatan data pasar, pendekatan biaya,

dan/atau pendekatan pendapatan oleh Penilai Pemerintah di

lingkunganDirektorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian

Keuangan. Revaluasi dilakukan pada tahun 2017 dan 2018.

Berdasarkan pertimbangan efisiensi anggaran dan waktu

penyelesaian, pelaksanaan penilaian dilakukan dengan survei

- 14 -

lapangan untuk objek penilaian berupa Tanah dan tanpa survei

lapangan untuk objek penilaian selain Tanah.

Nilai aset tetap hasil penilaian kembali menjadi nilai perolehan

baru dan nilai akumulasi penyusutannya adalah nol. Dalam hal

nilai aset tetap hasil revaluasi lebih tinggi dari nilai buku

sebelumnya maka selisih tersebut diakui sebagai penambah

ekuitas pada Laporan Keuangan. Namun, apabila nilai aset tetap

hasil revaluasi lebih rendah dari nilai buku sebelumnya maka

selisih tersebut diakui sebagai pengurang ekuitas pada Laporan

Keuangan.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus,

ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi

yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan

rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya

telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset

Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,

dikeluarkan dari neraca pada saat ada usulan penghapusan dari

entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang

pengelolaan BMN/BMD.

Penyusutan

Aset Tetap

c. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen

sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang

yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk

dilakukan penghapusan

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan

adanya nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan

- 15 -

metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang

dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester

selama Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang

Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik

Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

Piutang Jangka

Panjang

d. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang

diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu

lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai

berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang

dapat direalisasikan.

Aset Lainnya

e. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset

tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset

Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran

yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama

dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi

penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto

yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi

amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan

metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB

- 16 -

dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan

berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi

Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas

Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah

sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana,

Merk, Desain Industri, Rahasia

Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit

Terpadu.

10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran,

Paten Biasa, Perlindungan Varietas

Tanaman Semusim.

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan,

Perlindungan Varietas Tanaman

Tahunan

25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak

Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak

Ekonomi Produser Fonogram.

50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar

nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan.

kewajiban (6) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

daya ekonomi pemerintah.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban

- 17 -

jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo

dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak

Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan

Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan

Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam

waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan

kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari

ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

- 18 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Selama periode berjalan, Balai Besar Pulp dan Kertas telah mengadakan

revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini

disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah,

hibah luar negeri dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan

kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan

tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain:

Perubahan/Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 2017

ANGGARAN ANGGARAN

AWAL SETELAH REVISI

Pendapatan

Pendapatan Jasa 3,025,000,000 3,144,497,712

Jumlah Pendapatan 3,025,000,000 3,144,497,712

Belanja

Belanja Pegawai 13,681,798,000 13,681,798,000

Belanja Barang 7,054,955,000 7,379,159,000

Belanja Modal 580,141,000 655,341,000

Jumlah Belanja 21,316,894,000 21,716,298,000

Uraian

Realisasi

Pendapatan

Rp3.144.497.712,--

B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 adalah sebesar Rp3.144.497.712,- atau mencapai 103,95 % dari

estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp3.025.000.000,-

Pendapatan Balai Besar Pulp dan Kertas terdiri dari Pendapatan Jasa,

Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Iuran dan Denda dan

Pendapatan lain-lain Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya

adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan Jasa 3,025,000,000 2,993,183,739 98.95

Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 119,491,600 -

Pendapatan Iuran dan Denda - 596,700 -

Pendapatan Lain-lain 31,225,673

Jumlah 3,025,000,000 3,144,497,712 103.95

Uraian

2017

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Realisasi Pendapatan Jasa TA 2017 mengalami kenaikan 11.61 persen

dibandingkan TA 2016. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pelayanan

(jasa) yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Balaib Besar Pulp dan

- 19 -

Kertas seiring bertambahnya jumlah jumlah pelanggan dan jumlah

permintaan pelayanan, meningkatnya pelayananan dari pengelolaan BMN

yaitu penyewaan gedung aula. Pendapatan Lain-lain Balai Besar Pulp dan

Kertas mengalami penurunan sebesar 64.43 persen yang berasal antara

lain dari pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu. Rincian

perbandingan Realisasi Pendapatan adalah sebagai berikut:

Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2017 dan 2016

URAIAN 2017 2016 NAIK (TURUN) %

Pendapatan dari Pengelolaan

BMN119,491,600 73,758,450 62.00

Pendapatan Iuran dan Denda 596,700 - -

Pendapatan Jasa 2,993,183,739 2,655,920,700 12.70

Pendapatan Lain-lain 31,225,673 87,782,607 (64.43)

Jumlah 3,144,497,712 2,817,461,757 11.61

Realisasi Belanja

Negara Rp.

20.441.431.437,-

B.2. Belanja

Realisasi Belanja instansi pada TA 2017 adalah sebesar

Rp20.441.431.437,- atau 94,13% dari anggaran belanja sebesar

Rp21.716.298.000,-. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2017

adalah sebagai berikut:

]

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 2017

Belanja Pegawai 13,681,798,000 12,635,486,316 92.35

Belanja Barang 7,379,159,000 7,164,549,811 97.09

Belanja Modal 655,341,000 641,395,310 97.87

Total Belanja Kotor 21,716,298,000 20,441,431,437 94.13

Pengembalian -

Jumlah 21,716,298,000 20,441,431,437 94.13

Uraian

2017

Anggaran Realisasi % Real Angg.

- 20 -

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik

berikut ini:

Dibandingkan dengan TA 2016, Realisasi Belanja TA 2017 mengalami

penurunan sebesar 7,85% dibandingkan realisasi belanja pada tahun

sebelumnya. Hal ini disebabkan untuk belanja pegawai karena adanya

pegawai yang pensiun tanpa adanya pengganti pegawai baru, penurunan

belanja barang dikarenakan besar dana hibah 2017 pagunya lebih kecil

dari 2016, penurunan belanja modal dikarenakan tidak terealisasinya

pengadaan peralatan laboratatorium.

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI TA 2017 REALISASI TA 2016NAIK

(TURUN) %

Belanja Pegawai 12,635,486,316 12,827,021,476 (1.49)

Belanja Barang 7,164,549,811 8,516,434,497 (15.87)

Belanja Modal 641,395,310 838,298,968 (23.49)

Jumlah 20,441,431,437 22,181,754,941 (7.85)

Belanja Pegawai

Rp.12.635.486.316,

-

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp12.635.486.316,- dan Rp12.827.021.476.- Belanja Pegawai

adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun

barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan

- 21 -

pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS

sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja

TA 2017 mengalami penurunan sebesar 1,49 persen dari TA 2016. Hal ini

disebabkan adanya pengurangan pegawai karena telah memasuki batas

usia pensiun.

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI TA 2017 REALISASI TA 2016NAIK

(TURUN) %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 7,257,442,390 7,704,101,036 (5.80)

Belanja Tunjangan Khusus Kegiatan 5,153,030,046 4,917,330,162 4.79

Belanja Lembur 248,954,000 217,762,000 14.32

Jumlah Belanja Kotor 12,659,426,436 12,839,193,198 (1.40)

Pengembalian Belanja Pegawai (23,940,120) (12,171,722) 96.69

Jumlah Belanja 12,635,486,316 12,827,021,476 (1.49)

Belanja Barang

Rp.7.164.549.811,-

.

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp7.164.549.811,- dan Rp8.516.434.497,-. Realisasi Belanja

Barang TA 2017 mengalami penurunan 15,87 persen dari Realisasi

Belanja Barang TA 2016. Hal ini antara lain disebabkan oleh

menurunnya belanja barang non operasional, belanja jasa, belanja

pemeliharaan, belanja persediaan, dan belanja perjalanan luar negeri

sepanjang tahun 2017.

Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI TA 2017 REALISASI TA 2016NAIK

(TURUN) %

Belanja Barang Operasional 1,302,011,746 1,197,899,693 8.69

Belanja Barang Non Operasional 1,015,892,921 1,747,002,387 (41.85)

Belanja Jasa 820,992,290 1,246,799,965 (34.15)

Belanja Pemeliharaan 1,217,252,690 1,278,194,963 (4.77)

Belanja Persediaan 1,070,485,870 1,217,442,558 (12.07)

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1,725,969,628 1,648,293,931 4.71

Belanja Perjalanan Luar Negeri 30,331,991 186,297,000 (83.72)

Jumlah Belanja Kotor 7,182,937,136 8,521,930,497 (15.71)

Pengembalian Belanja (18,387,325) (5,496,000) 234.56

Jumlah Belanja 7,164,549,811 8,516,434,497 (15.87)

Belanja Modal

Rp641.395.310,-

B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp641.395.310,- dan Rp838.298.968,-. Belanja modal

merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset

- 22 -

lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada TA 2017 mengalami penurunan sebesar

23,49 persen dibandingkan TA 2016.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2017 dan 2016

URAIAN REALISASI TA 2017 REALISASI TA 2016

NAIK

(TURUN)

%

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 628,297,450 803,611,968 (21.82)

Belanja Modal Lainnya 13,097,860 34,687,000 (62.24)

Jumlah Belanja 641,395,310 838,298,968 (23.49)

Belanja Modal

Peralatan dan

Mesin

Rp628.297.450,-

B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2017 adalah sebesar

Rp628.297.450,- mengalami penurunan sebesar 21.82 persen bila

dibandingkan dengan realisasi TA 2016 sebesar Rp803.611.968,-.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2017 dan 2016

URAIAN 2017 TA 2016NAIK (TURUN)

%

Alat Bengkel Bermesin 66,100,000 -

Alat Bengkel Tak Bermesin -

Alat Angkut Darat Bermotor -

Alat Ukur 189,475,000 0 -

Alat Kantor 20,880,900 42,688,800 (51.09)

Alat Rumah Tangga 31,827,500 34,224,450 (7.00)

Alat Komunikasi 10,881,200

Unit Alat Laboratorium 121,202,250 289,622,125 (58.15)

Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 85,696,000 (100.00)

Alat Laboratorium Fisika Nuklir/Elektronika 45,250,000 -

Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 41,250,000 46,470,000 (11.23)

Komputer Unit 37,309,800 94,757,793 (60.63)

Peralatan Komputer 69,254,300 20,978,200 230.13

Unit Peralatan Proses/Produksi 60,966,500 74,350,000 -

KDP 48,724,600 (100.00)

Perlatan Laboratorium Hydrodinamica -

Alat Laboratorium Standardisasi Kalibrasi &

Instrumentasi -

Jumlah Belanja Kotor 628,297,450 803,611,968 (21.82)

Pengembalian - - -

Jumlah Belanja 628,297,450 803,611,968 (21.82)

Belanja Modal

Belanja Modal

Lainnya

Rp13.097.860,-

B.5.2 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2017 dan TA 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp13.097.860,- dan Rp34.687.000,-. Realisasi Belanja

Modal Lainnya TA 2017 mengalami penurunan sebesar 62.24 persen

dibandingkan Realisasi TA 2016. Rincian belanja modal lainnya adalah

Pengadaan buku/literatur ilmiah berupa Referensi ISO dan SNI (11

- 23 -

buah), dan reproduksi literatur/referensi ISO dan SNI (14 judul), dan

pengadaan literatur ilmiah (4 judul).

- 23 -

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Kas Lainnya dan

Setara Kas

Rp.25.100.000,-

C.1 Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2017 dan 2016

masing-masing sebesar Rp25.100.000,- dan Rp0,-.

Rincian Kas di Bendahara Penerimaan TA 2017 dan 2016

Uraian TH 2017 TH 2016

Kas di Bendahara Penerimaan 25,100,000 -

Jumlah 25,100,000 -

Kas di Bendahara Penerimaan merupakan pembayaran atas Jasa

Kerjasama Riset dengan Riau Andalan Pulp and Paper yaitu kajian

tentang “Pembakaran Sludge IPAL Pada Unit Pembangkit Listrik Power

Boiler” yang telah selesai dilaksanakan pada tahun 2017 yaitu senilai

Rp25.100.000,-

Kas Lainnya dan

Setara Kas Rp.0,-

C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2017 dan

2016 masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp1.055.710.918,-. Kas

Lainnya merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan

berasal dari UP/TUP. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang

siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang

sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas

pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas TA 2017 dan 2016

Uraian TH 2017 TH 2016

Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran - 1,055,710,918

Jumlah - 1,055,710,918

Piutang Bukan Pajak

Rp61.316.000,-

C.3 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp61.316.000,- dan Rp141.467.000,- yang merupakan hak

atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan

yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya.

Rincian Piutang PNBP disajikan sebagai berikut:

- 24 -

Rincian Piutang Bukan Pajak TA 2017 dan 2016

Uraian TH 2017 TH 2016

Piutang PNBP 61,316,000 141,467,000

Jumlah 61,316,000 141,467,000

Penyisihan Piutang

Tak Tertagih – Piutang

Bukan Pajak

(Rp19.290.575,-)

C.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak per 31

Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

(Rp19.290.575,-) dan (Rp43.889.460,-).

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah merupakan

estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh

kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian Penyisihan Piutang

Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah sebagai berikut:

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar TA 2017

Kualitas Nilai Piutang % Nilai

Piutang Jk Pendek Penyisihan Penyisihan

Lancar 28,895,000 0.50% (144,475)

Kurang Lancar 13,561,000 10% (1,356,100)

Diragukan 2,140,000 50% (1,070,000)

Macet 16,720,000 100% (16,720,000)

(19,290,575) Jumlah Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Persediaan

Rp42.221.880,-

C.5 Persediaan

Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing adalah

sebesar Rp42.221.880,- dan Rp15.183.800,-. Persediaan merupakan

jenis aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang

dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,

dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2017 dan

2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Persediaan TA 2017 dan TA 2016

Persediaan TA 2017 TA 2016

Barang Konsumsi 26,064,930 135,800

Barang untuk Pemeliharaan -

Suku Cadang -

Bahan Baku 16,156,950 15,048,000

Jumlah 42,221,880 15,183,800

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam

- 25 -

kondisi baik.

Tanah

Rp.230.446.468.000,-

C.6 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Balai Besar Pulp dan Kertas

per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp230,446,468,000,-

dan Rp32.766.340.000,-. Mutasi Aset Tetap tanah adalah sebagai

berikut :

Rincian Tanah TA 2017 dan TA 2016

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 32,766,340,000

Mutasi tambah:

Selisih revaluasi aset 197,680,128,000

Mutasi kurang: -

Saldo per 31 Desember 2017 230,446,468,000

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 -

Nilai Buku per 31 Desember 2017 230,446,468,000

Revaluasi atas tanah dilaksanakan pada semester II tahun 2017

dengan selisih nilai revaluasi sebesar Rp197.680.128.000,-

Rincian saldo Tanah per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

No Luas Lokasi Nilai

1 792 m2 Jl.Hegarmanah, Kodya Bandung 14,735,749,000

2 5.350 m2 Jl. Pasigaran, Kab. Bandung 1,279,201,000

3 26.925 m2 Jl. Raya Dayeukolot, Kab.Bandung 150,644,522,000

4 10.840 m2 Jl. Raya Dayeukolot, Kab.Bandung 60,649,457,000

5 7.000 m2 Kp.Kaliboson, Kab. Bandung 3,137,539,000

230,446,468,000 Jumlah

Peralatan dan Mesin

Rp.36.872.710.802,-

C.7 Peralatan dan Mesin

Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017

dan 2016 adalah Rp36.872.710.802,- dan Rp32.641.745.247,-.

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

- 26 -

Rincian Peralatan dan Mesin TA 2017 dan TA 2016

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 36,217,403,352

Mutasi tambah:

Pembelian 628,297,450

Reklasifikasi Masuk 15,510,000

Reklasifikasi dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 10,592,010

Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas 11,500,000

Mutasi kurang:

Reklasifikasi Keluar (10,592,010)

Saldo per 31 Desember 2017 36,872,710,802

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:

a. Pembelian alat ukur senilai Rp189.475.000,-, Alat Kantor senilai

Rp20.880.900,-, Alat Rumah Tangga senilai Rp31.827.500,-, Alat

Komunikasi senilai Rp 31.827.500, Alat Laboratorium senilai

Rp121.202.250,-, Alat Laboratorium Fisika Nuklir/Elektronika

senilai Rp45.250.000,-, Alat Laboratorium Lingkungan Hidup

senilai Rp41.250.000,-, Komputer Unit senilai Rp27.684.800,-,

Peralatan Komputer senilai Rp69.254.300,- Unit Peralatan

Proses/Produksi senilai Rp60.966.500,-,

b. Reklasifikasi masuk Unit Alat Laboratorium senilai Rp10.592.010,-,

Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir senilai Rp8.690.000,-,

Peralatan Laboratorium Hydrodinamica senilai Rp6.820.000,-.

c. Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas Unit Alat Laboratorium senilai

Rp11.500.000,-.

d. Pengembangan Nilai Aset Komputer Unit sebesar Rp9.625.000,-

Mutasi kurang Peralatan dan Mesin berupa:

a. Reklasifikasi Keluar Alat Khusus Kepolisian (Rp10.592.010,-).

Gedung dan Bangunan

Rp35.166.852.000,-

C.8 Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

Rp35.166.852.000,- dan Rp16.110.306.498,-. Mutasi transaksi

terhadap Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan adalah sebagai

berikut :

- 27 -

Rincian Gedung dan Bangunan TA 2017 dan TA 2016

Saldo per 31 Desember 2016 18,144,295,498

Mutasi tambah:

Penambahan saldo awal 13,155,900

Barang Berlebih Hasil Inventarisasi 1,034,489,000

Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (Revaluasi) 21,354,838,557

Reklasifikasi Masuk 1,616,431,669

Mutasi kurang:

Reklasifikasi keluar (1,629,587,569)

Koreksi pencatatan (5,366,771,055)

Saldo per 31 Desember 2017 35,166,852,000

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (1,626,951,451)

Nilai Buku per 31 Desember 2017 33,539,900,549

Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Gedung dan Bangunan

berupa:

a. Penambahan Saldo Awal, merupakan koreksi pencatatan

kodefikasi untuk Bangunan Bengkel/Hanggar Permanen senilai

Rp13.155.900,- yang sebelumnya telah tercatat sebagai Gedung

Garasi/Pool Permanen senilai yang sama.

b. Barang Berlebih Hasil Inventarisasi senilai Rp1.034.489.000,-

yang terdiri dari unit Bangunan Gudang Tertutup Permanen (ex

Fuel Store/Penyimpanan Tangki Bahan Bakar untuk

Diesel/Genset dan Boiler) senilai Rp245.274.000,- unit

Bangunan Gedung Tempat Ibadah Permanen (Masjid Baatsul

Uluum) senilai Rp789.215.000,- unit Bangunan Gedung Pos

Jaga Permanen (pintu selatan kantor BBPK) senilai

Rp6.980.000,-

c. Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (+), merupakan koreksi nilai

hasil penilaian kembali (revaluasi) bangunan gedung oleh Tim

Penertiban Aset/Tim Penilaian KPKNL Bandung senilai

Rp21.354.838.557, yamg terdiri dari Bangunan Gedung Tempat

kerja senilai Rp20.752.933.193,-, Bangunan Tempat Tinggal

senilai Rp601.905.364,-.

d. Reklasifikasi Masuk, merupakan koreksi pencatatan/perubahan

kodefikasiRumah Negara Golongan II Tipe A Permanen (Jalan

Pasigaran 86), Rumah Negara Golongan II Tipe A Permanen

(Jalan Pasigaran 76), Mess/Wisma/ Bungalow/Tempat

Peristirahatan Permanen (ex Lab. CS2/Distilation), dan

Mess/Wisma/Bungalow/Tempat Peristirahatan Permanen (ex

Lab. CS2/ Furnace) senilai Rp1.616.431.669,-.

Mutasi kurang :

a. Reklasifikasi Keluar senilai (Rp1.616.431.669,-) terdiri dari

- 28 -

koreksi pencatatan Gedung Garasi/Pool Permanen yang

dikeluarkan dari pencatatan pada aplikasi SIMAK-BMN untuk

selanjutnya dicatat sebagai Bangunan Bengkel/Hanggar

Permanen melalui menu Saldo Awal senilai (Rp13.155.900,-),

koreksi pencatatan/perubahan kodefikasiRumah Negara

Golongan II Tipe A Permanen (Jalan Pasigaran 86), Rumah

Negara Golongan II Tipe A Permanen (Jalan Pasigaran 76),

Mess/Wisma/ Bungalow/Tempat Peristirahatan Permanen (ex

Lab. CS2/Distilation), dan Mess/Wisma/Bungalow/Tempat

Peristirahatan Permanen (ex Lab. CS2/ Furnace) senilai

(Rp1.616.431.669,-).

b. Koreksi pencatatan seniali (Rp5.366.711.055,-) terdiri dari

koreksi pencatatan untuk Bangunan Gedung Tempat Kerja

Lainnya Semi Permanen (Rumah Kaca) dengan mengurangkan

nilai Bangunan Gedung Laboratorium Permanen (Gedung Lab.

Paskal) sebesar (Rp9.749.000,-) karena sebelumnya rumah kaca

tersebut disumsikan sebagai bagian dari Gedung Laboratorium

Paskal), koreksi revaluasi senilai (Rp5.327.022,-).

Jalan, Irigasi dan

Jaringan

Rp33.823.564.570,-

C.9 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2017 dan 2016

adalah masing-masing sebesar Rp33.823.564.570,- dan

Rp1.376.724.604,-.

Rincian Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2017 dan TA 2016

Saldo per 31 Desember 2016 1,376,724,604

Mutasi tambah:

Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset (Revaluasi) 32,898,131,941

Mutasi kurang: -

Koreksi Pencatatan (451,291,975)

Saldo per 31 Desember 2017 33,823,564,570

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2017 (8,346,219,677)

Nilai Buku per 31 Desember 2017 25,477,344,893

Aset Tetap Lainnya

Rp.516.531.894,-

C.10 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 31

Desember 2017 dan 2016 adalah Rp516,531,894,- dan

- 29 -

Rp480.247.034,-.

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 514,934,034

Mutasi tambah: -

Pembelian 13,097,860

Mutasi Kurang:-

Koreksi pencatatan (11,500,000)

Saldo per 31 Desember 2017 516,531,894

Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Lainnya berupa:

a. Pembelian merupakan pengadaan referensi/literatur ilmiah berupa

repro-duksi ISO dan SNI untuk pengayaan referensi/literatur

ilmiah Perpustakaan BBPK sebanyak 18 buah senilai

Rp13.097.860,-

Mutasi Kurang Aset Tetap Lainnya berupa :

a. Mutasi kurang merupakan koreksi pencatatan asset literatut

berupa buku ilmiah kelompok monografi senilai (Rp10.000.000,-)

dan kelompok referensi senilai (Rp1.500.000,-) yang seharusnya

dicatat/dibukukan masing-masing sebagai nilai tambah untuk

asset hotpress (nup4) senilai (Rp10.000.000,-,) dan untuk asset

mesin molding injection senilai (Rp1.500.000,-).

Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap

Rp(36.493.324.648,-)

C.11 Akumulasi Penyusutan

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan

2016 adalah masing-masing (Rp36.493.324.684,-) dan (Rp.

27.408.253.620,-). Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan

kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian

atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan

manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam

Pengerjaan (KDP).

- 30 -

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No Aset Tetap Nilai PerolehanAkumulasi

PenyusutanNilai Buku

1 Peralatan dan Mesin (26,520,153,556) (26,520,153,556) 12,677,522,004

2 Gedung dan Bangunan (1,626,951,451) (3,445,289,147) 14,699,006,351

3 Jalan, Irigasi dan Jaringan (8,346,219,677) (423,083,125) 953,641,479

4 Aset Tetap Lainnya - - 514,934,034

(36,493,324,684) (30,388,525,828) 28,845,103,868Akumulasi Penyusutan

Aset Tak Berwujud

Rp.0,-

C.12 Aset Tak Berwujud

Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

Rp0,- dan Rp0,-. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat

diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik.

Aset Lain-Lain Rp0,-

C.13 Aset Lain-Lain

Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah Rp0,- dan

Rp 2.100.247.322,- yang merupakan barang milik negara (BMN) yang

berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam

operasional.

Akumulasi

Penyusutan/Amortisas

i Aset Lainnya Rp0,-

C.14 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember

2017 dan 2016 adalah Rp0,- dan Rp (Rp2.013.929.212,-) .

Utang kepada Pihak

Ketiga

Rp34.163.005,-

C.15 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017 dan 2016

masing-masing sebesar Rp34.163.005,- dan Rp.424.544.063,-. Utang

kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar dan

merupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak

ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan. Adapun

rincian Utang Pihak Ketiga per tanggal pelaporan adalah sebagai

berikut:

- 31 -

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga

Uraian Jumlah Penjelasan

Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 2017 YMHD 1,016,060 Tagihan langganan pengiriman surat yang belum

dibayar

Belanja Barang Air Desember 2017 YMHD 275,000 Tagihan langgan Air yang belum dibayar

Belanja Barang Listrik Desember 2017 YMHD 31,756,234 Tagihan langgan Listrik yang belum dibayar

Belanja Barang Telepon Desember 2017 YMHD 1,115,711 Tagihan langgan Telepon yang belum dibayar

Total 34,163,005

Pendapatan Diterima

di Muka

Rp209.884.000,-

C.16 Pendapatan Diterima Dimuka

Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2017 dan 2016

sebesar Rp209.884.000,- dan Rp9.750.000,- Pendapatan Diterima di

Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya,

namun barang/jasa belum diserahkan. Keseluruhan Pendapatan

Diterima di Muka tersebut bersumber dari jasa konsultasi akuntansi

yang jangka waktu kontraknya lebih dari satu tahun, dengan rincian

sebagai berikut:

Rincian Pendapatan Diterima di Muka

NO NAMA REKANAN JENIS

PENDAPATAN NILAI SSBP

(1) (2) (3) (4)

1 PT. Merindo Makmur Sertifikasi 12,900,000

2 PT. Muawanah Al-Masoem Sertifikasi 13,000,000

3 PT. Tirta Amarta Bottling Company Sertifikasi 24,995,000

4 PT. Fajar Surya Swadaya Litbang 56,800,000

5 PT. Agrin Nusantara Sertifikasi 12,400,000

6 PT. Amidis Sertifikasi 14,950,000

7 PT. Amidis Tirta Mulia Sertifikasi 16,500,000

8 PT. Arta Trimustika Sertifikasi 4,425,000

9 PT. Bukit Muria Jaya Litbang 8,830,000

10 CV. Pohon Biru Pengujian 1,080,000

11 PT. Lukita Pengujian 315,000

12 PT. Sinar Sari Sejati Pengujian 525,000

13 PT. Oji Printech Pengujian 820,000

14 PT. Bank Indonesia Litbang 32,004,000

15 PT. Kertas Padalarang Kalibrasi 7,930,000

16 PT. Multi Garmen Jaya Pengujian 540,000

17 PT. Kurnia Anugera Pengujian 380,000

- 32 -

18 PT. Otani Pengujian 950,000

19 CV. Mulia Jaya Pengujian 540,000

total 209,884,000

Utang Jangka Pendek

Lainnya Rp.0,-

C.17 Utang Jangka Pendek Lainnya

Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016

sebesar Rp0,- dan Rp0,-.

Ekuitas

Rp300.198.102.882,-

C.18 Ekuitas

Ekuitas per 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar Rp300.198.102.882,-

dan Rp.62.431.940.173,-.

- 33 -

Pendapatan PNBP

Rp2.847.087.039,-

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 dan 2016 adalah sebesar Rp2.847.087.039,- dan Rp.

2.772.117.650,-. Pendapatan tersebut terdiri dari:

Rincian Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak TA 2017 dan 2016

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan

Bangunan 118,241,600 93,258,450 26.79

Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan 5,627,989 -

Pendapatan Jasa 2,722,620,750 2,678,859,200 1.63

Pendapatan Denda 596,700 -

Jumlah Pendapatan Penerimaan Bukan

Pajak Menurut LO 2,847,087,039 2,772,117,650 2.70

TA 2017 TA 2016

NAIK

(TURUN)

%

URAIAN

Pendapatan PNBP merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan; Pendapatan Jasa, dan

Pendapatan Anggaran lain-lain.

Beban Pegawai

Rp12.450.498.927,

-

D.2 Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai periode yang berakhir pada 31 Desember 2017

dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp12.450.498.927,- dan Rp.

13.012.008.865,-. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik

dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara,

Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh

pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan

yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal.

Rincian Beban Pegawai TA 2017 dan 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK (TURUN)

%

Beban Gaji 4,784,221,900 5,137,434,580 (6.88)

Beban Tunjangan-Tunjangan 7,417,323,027 7,656,812,285 (3.13)

Beban Lembur 248,954,000 217,762,000 14.32

Jumlah Beban Pegawai Menurut LO 12,450,498,927 13,012,008,865 (4.32)

Beban Persediaan

Rp1.044.118.701,

-

D.3 Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp1.044.118.701,- dan

Rp. 1.260.247.158,-. Beban Persediaan merupakan beban untuk

- 34 -

mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk

barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak

dipasarkan. Rincian Beban Persediaan periode yang berakhir pada 31

Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Persediaan TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN)

Beban Persediaan Konsumsi 435,191,081 568,045,518 (23.39)

Beban Persediaan bahan baku 591,015,620 692,201,640 (14.62)

Beban Persediaan lainnya 17,912,000 - -

Jumlah Beban Persediaan Menurut LO 1,044,118,701 1,260,247,158 (17.15)

Beban Jasa

Rp3.136.734.781,

-

D.4 Beban Barang dan Jasa

Jumlah Beban Barang dan Jasa periode yang berakhir pada 31

Desember 2017 dan 2016, adalah masing-masing sebesar

Rp3.136.734.781,- dan Rp. 4.184.207.572,-. Beban Barang dan Jasa

terdiri dari beban barang dan jasa berupa konsumsi atas barang

dan/atau jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas serta

beban lain-lain berupa beban yang timbul karena penggunaan alokasi

belanja modal yang tidak menghasilkan aset tetap. Rincian Beban

Barang dan Jasa untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN) %

Beban Keperluan Perkantoran 1,046,872,446 918,485,905 13.98

Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 53,089,500 76,050,900 (30.19)

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 15,385,860 30,462,888 (49.49)

Beban Honor Operasional Satuan Kerja 132,480,000 126,300,000 4.89

Beban Barang Operasional Lainnya 55,200,000 46,600,000 18.45

Beban Bahan 198,957,921 571,182,387 (65.17)

Beban Honor Output Kegiatan 809,935,000 1,170,570,000 (30.81)

Beban Barang Non Operasional Lainnya 7,000,000 5,250,000 33.33

Beban Langganan Listrik 386,149,210 393,700,476 (1.92)

Beban Langganan Telepon 15,442,256 18,028,095 (14.34)

Beban Langganan Air 2,783,500 1,957,500 42.20

Beban Sewa 58,490,000 56,050,000 4.35

Beban Jasa Profesi 29,550,000 356,325,000 (91.71)

Beban Jasa Lainnya 325,399,088 413,244,421 (21.26)

Jumlah Beban Barang dan Jasa

Menurut LO 3,136,734,781 4,184,207,572 (25.03)

- 35 -

Beban

Pemeliharaan

Rp1.217.252.690.

-

D.5. Beban Pemeliharaan

Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp1.217.252.690,- dan Rp1.278.351.263,-. Beban

Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk

mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam

kondisi normal. Rincian beban pemeliharaan untuk Tahun 2017 dan

2016 adalah sebagai berikut:

Rincian Beban Pemeliharaan TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN) %

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 820,269,252 797,189,027 2.90

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 396,983,438 481,005,936 (17.47)

Beban Persediaan Suku Cadang - 156,300 -

Jumlah Beban Pemeliharaan Menurut LO 1,217,252,690 1,278,351,263 (4.78)

Beban Perjalanan

Dinas

Rp1.752.382.803,

-,-

D.6. Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp1.752.382.803,- dan Rp1.834.590.931,-

Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan

dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian

Beban Perjalanan Dinas untuk per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN) %

Beban Perjalanan Biasa 1,273,826,674 1,358,146,431 (6.21)

Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 7,500,000 60,100,000 (87.52)

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 2,450,000 7,500,000 (67.33)

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 440,249,618 222,547,500 97.82

Beban Perjalanan Biasa - Luar Negeri 28,356,511 124,472,600 (77.22)

Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 0 61,824,400 (100.00)

Jumlah Beban Perjalanan Dinas Menurut LO 1,752,382,803 1,834,590,931 (4.48)

Beban

Penyusutan dan

Amortisasi

Rp12.869.966.35

0,-

D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk periode 31 Desember

2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp12.869.966.350,- dan

Rp. 3.460.854.263,-. Beban Penyusutan adalah merupakan beban untuk

mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

- 36 -

disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang

bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat

alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian

Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2017 dan TA 2016

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASI TA 2017 TA 2016NAIK (TURUN)

%

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 2,978,703,957 2,924,392,937 1.86

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 1,729,999,436 422,921,181 309.06

Beban Penyusutan Jalan, Irigasi, Jaringan 8,161,262,957 53,729,898 15,089.43

Beban Penyusutan Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan

dalam Operasional Pemerintah

- 59,810,247 -

Jumlah Penyusutan 12,869,966,350 3,460,854,263 271.87

Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud - -

Beban Penyusutan aset lain-lain - -

Jumlah Amortisasi - -

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi Menurut LO 12,869,966,350 3,460,854,263 271.87

Beban Penyisihan

Piutang Tak

Tertagih

(Rp24.598.885,-)

D.8 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk

mencatat estimasi ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode.

Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk periode 31

Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

(Rp24.598.885,-) dan Rp. 17.368.147,-. Rincian Beban Penyisihan

Piutang Tak Tertagih untuk periode 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN) %

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang PNBP (24,598,885) 17,368,147 (2.42)

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Menurut LO (24,598,885) 17,368,147 (2.42)

- 37 -

Surplus /Defisit

dari Kegiatan Non

Operasional

Rp43.695.093,-

D.9 Kegiatan Non Operasional

Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari

pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan

tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non

Operasional periode 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai

berikut:

Rincian Kegiatan Non Operasional TA 2017 dan TA 2016

URAIAN JENIS BEBAN TA 2017 TA 2016NAIK

(TURUN) %

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 11,000,000 0

Beban Pelepasan Aset Non Lancar 86,318,110 116,350,000

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 54,501,023 55,358,044 (1.55)

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 10,805,930 53,500 20098.00

Kegiatan Non Operasional Menurut LO (31,623,017) (61,045,456) (48.20)

- 38 -

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas Awal Rp

62.431.940.173,-

E.1 Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada periode 1 Januari 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp62.431.940.173,- dan Rp58.240.787.360,-.

Defisit LO

(Rp29.630.891.345,-)

E.2 Surplus/(Defisit)-LO

Jumlah Defisit-LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017

dan 2016 adalah sebesar (Rp29.630.891.345,-) dan (Rp22.336.556.005,-

). Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan

operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar

biasa.

Dampak Kumulatif

Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan

Mendasar Rp0,-)

E.3 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan

Mendasar

Tidak terdapat transaksi Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan

Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2017 dan 2016

Penyesuaian Nilai Aset

Rp0,-

E.4.1 Penyesuaian Nilai Aset

Penyesuaian Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 dan 2016 adalah sebesar Rp0,- dan (Rp2.573.700,-). Penyesuaian

Nilai Aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan akibat

penerapan kebijakan harga perolehan terakhir.

Koreksi Nilai

Persediaan Rp0,-

E.4.2 Koreksi Nilai Persediaan

Tidak terdapat Koreksi Nilai Persediaan untuk periode yang berakhir pada

31 Desember 2017 dan 2016

Selisih Revaluasi Aset

Tetap

Rp250.057.860.246,-

E.4.3 Selisih Revaluasi Aset Tetap

Selisih revaluasi asset tetap merupakan selisih yang muncul pada saat

dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk

periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar

Rp250.057.860.246,- dan Rp0,-. Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap

untuk periode yagn berakhir pada 31 Desember 2017 adalah sebagai

berikut :

- 39 -

Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap

Jenis Aset Tetap Nilai Koreksi

Tanah 197.680.128.000

Gedung dan Bangunan 19.692.765.875

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 32.684.966.371

Jumlah 250.057.860.246

Koreksi Nilai Aset Tetap

non Revaluasi

Rp892.069.508,-

E.4.4 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar Rp892,069,508,- dan

(286.715.341,-). Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap

dan aset lainnya yang bukan karena revaluasi nilai. Rincian Koreksi Nilai

Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2017 adalah sebagai berikut :

Rincian Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Peralatan dan Mesin 37,602,010

Peralatan dan Mesin (23,660,261)

Gedung dan Bangunan 2,868,493,314

Gedung dan Bangunan (1,990,365,555)

Jumlah 892,069,508

Nilai KoreksiJenis Aset Tetap

Koreksi Lain-Lain Rp0,- E.4.5 Koreksi Lain-lain

Tidak terdapat transaksi Koreksi Lain-Lain untuk periode yang berakhir

pada 31 Desember 2017 dan 2016

Transaksi Antar

Entitas

Rp16.447.124.300,-

E.5 Transaksi Antar Entitas

Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31 Desember

2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp16.447.124.300,- dan

Rp26.816.997.859,-. Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari :

Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas

- 40 -

Ditagihkan ke Entitas Lain 19,954,332,121 21,025,190,766 (5.09)

Diterima dari Entitas Lain (3,144,497,712) (2,817,461,757) 11.61

Transfer Masuk - 6,602,895,250 -

Pengesahan Hibah Langsung - 2,006,373,600 -

Pengesahan Pengembalian Hibah (362,710,109) - 0.00

Jumlah 16,447,124,300 26,816,997,859 (38.67)

TA 2017Transaksi Antar Entitas TA 2016NAIK

(TURUN) %

Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:

E.5.1 Ditagihkan ke Entitas Lain (DKEL)/Diterima dari Entitas

Lain (DDEL)

Ditagihkan ke Entitas Lain/Diterima dari Entitas Lain merupakan

transaksi antar entitas atas pendapatan dan belanja yang melibatkan

kas negara (BUN). Pada periode hingga 31 Desember 2017, DKEL

sebesar Rp19.954.332.121,- sedangkan DDEL sebesar

(Rp3.144.497.712,-).

E.5.2 Pengesahan Hibah Langsung dan Pengembalian Pengesahan

Hibah Langsung

Pengesahan Hibah Langsung merupakan transaksi atas pencatatan

hibah langsung KL dalam bentuk kas, barang maupun jasa sedangkan

pencatatan pendapatan hibah dilakukan oleh BA-BUN. Nilai Pengesahan

Hibah Langsung untuk periode yang berakhir 31 Desember 2017 dan

2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp2.006.373.600,-.

Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung merupakan transaksi atas

pencatatan pengembalian hibah langsung entitas. Pengesahan

Pengembalian Hibah Langsung untuk periode yang berakhir 31

Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp362.710.109,- dan Rp0,-.

Rincian pengesahan pengembalian Hibah untuk tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

No Pemberi Hibah Tahun Bentuk Hibah Nilai Hibah

1 ASEAN China Cooperation Fund 2016 Uang 2,006,373,600

2,006,373,600Rp

1,156,564,175Rp

487,099,316Rp

362,710,109Rp

-Rp Saldo

Pengesahan penerimaan hibah TA 2016

Pengesahan Pengembalian Hibah TA 2017

Pengesahan belanja hibah TA 2016

Pengesahan belanja hibah TA 2017

- 41 -

Ekuitas Akhir

Rp300.198.102.882,-

E.6 Ekuitas Akhir

Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp300.198.102.882,- dan Rp62.431.940.173,-.

- 42 -

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.

F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING

A. Perubahan Pejabat Pembuat Komitmen

Berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas Nomor:

35/Kep/BBPK/4/2017 Tentang Perubahan Kuasa Pengguna Anggaran,

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM,

Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penerimaan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran Pada Balai Besar Pulp dan Kertas pada tanggal 01

Maret 2017 telah dilakukan penggantian Pejabat Pengelola Keuangan

sebagaimana berikut :

Daftar Pejabat Perbendaharaan Negara Balai Besar Pulp dan Kertas TA 2017

No. URAIAN PEJABAT LAMA PEJABAT BARU

1 Pejabat Pembuat

Komitmen

Tri Hanurawati

Dwiyarso Joko W.

HR. Judi Tjahjono

Tri Hanurawati

Dwiyarso Joko W.

HR. Judi Tjahjono

2 Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM Ati Nurhayati

Ati Nurhayati

3 Bendahara Pengeluaran Devi Mei Hana N. Dion Pratama

4 Bendahara Penerimaan Nurhadiningrum Yuni

Astuti

Nurhadiningrum

Yuni Astuti

Berdasarkan Keputusan Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas Nomor:

43/Kep/BBPK/4/2017 Tentang Perubahan atas Keputusan Nomor:

35/Kpts/BBPK/3/2017 Tentang Perubahan Penunjukan dan Pengangkatan

Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji dan Penandatangan SPM,

Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penerimaan Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran Pada Balai Besar Pulp dan Kertas pada tanggal 20

April 2017 telah dilakukan penggantian Pejabat Pengelola Keuangan

sebagaimana berikut:

Daftar Pejabat Perbendaharaan Negara Balai Besar Pulp dan Kertas TA 2017

No. URAIAN PEJABAT LAMA PEJABAT BARU

1 Pejabat Pembuat

Komitmen

Tri Hanurawati

Dwiyarso Joko Wibowo

HR. Judi Tjahjono

Tri Hanurawati

Nina Elyani

HR. Judi Tjahjono

2 Pejabat Penguji dan

Penandatangan SPM Ati Nurhayati

Ati Nurhayati

- 43 -

3 Bendahara Pengeluaran Dion Pratama Dion Pratama

4 Bendahara Penerimaan Nurhadiningrum Yuni

Astuti

Nurhadiningrum

Yuni Astuti

B. Hibah Lruar Negeri

Pada Tahun Anggaran 2017 dilakukan kegiatan International Workshop On

Non-Wood Pulping And Papermaking Technology In Indonesia yang

merupakanbagian dari rangkaian kegiatan Joint Research On Non-Wood

Pulping Fiber Pulping For The ASEAN China Wood Pulp Subtitute Paper Industry

yang diselenggarakan pada tahun 2016 dengan anggaran yang bersumber

dari Hibah Luar Negeri ASEAN China Cooperation Fund. 2016. Hingga

tanggal pelaporan per 31 Desember 2016 ini, nilai realisasi pendapatan dan

belanja yang telah disahkan masing-masing sebesar Rp2.006.373.600,- dan

Rp1.156.564.175,-. Pada Tahun Anggaran 2017, hingga tanggal pelaporan

per 30 Juni 2017, terdapat tambahan realisasi belanja dan telah disahkan

sebesar Rp487.099.316,-. Pengesahan Pengembalian Hibah Langsung untuk

periode yang berakhir 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp362.710.109,-.

C. Pendapatan Diterima Dimuka

Berdasarkan hasil pemerikasaan Laporan Keuangan Balai Besar Pulp dan

Kertas oleh Badan Pemeriksa Keuangan, terdapat koreksi pada pendapatan

dimuka di neraca sebesar Rp201.954.000,00,- , dikarenakan kurang catat

pendapatan.

F.2 REKENING PEMERINTAH

Rekening pemerintah yang digunakan dalam kegiatan operasional Balai

Besar Pulp dan Kertas adalah:

1. Bank BRI Cabang Majalaya, Kab.Bandung A/C 00000895-01-000011-30-

9 a.n. BPG 022 BB Pulp dan Kertas (Rekening Bendahara Pengeluaran).

Dengan saldo per 31 Desember 2016 sebesar Rp0,-

2. Bank Mandiri KCP Bandung Asia Afrika Selatan A/C 130-00-0912253-5

a.n. BPN 022 BB Pulp dan Kertas (Rekening Bendahara Penerimaan).

Dengan saldo sebesar Rp25.100.000,- yang merupakan pembayaran atas

Jasa Kerjasama Riset dengan Riau Andalan Pulp and Paper yaitu kajian

tentang “Pembakaran Sludge IPAL Pada Unit Pembangkit Listrik Power

Boiler” yang telah selesai dilaksanakan pada tahun 2017

- 44 -

3. Bank Mandiri KCP Bandung Dayeuhkolot A/C 130-00-1534335-6 a.n.

“RPL 140 BB PULP dan KERTAS – 25AF3BDA” yang telah disetujui oleh

KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah sesuai surat Nomor: S-

2076/WPB.12/KP.0630/2016. Rekening ini merupakan rekening dana

hibah sebagai pengganti dari rekening sebelumnya A/C 130-00-

1474500-7 a.n. RPL 022 BBPK DANA HIBAH yang telah ditutup karena

rekening tersebut seharusnya berada di bawah koordinasi KPPN Jakarta

Khusus Pinjaman dan Hibah. Rekening ini telah ditutup dengan surat

No. R06/Br.BDK/940/2017 tertanggal 20 Oktober 2017

F.3 PENJELASAN ASET TETAP

Aset Tetap yang diungkapkan pada Laporan Keuangan Neraca dan Laporan

Realisasi Anggaran sudah melalui mekanisme proses pengiriman melalui

aplikasi SIMAK-BMN dan aplikasi persediaan. Tidak terdapat perbedaan nilai

antara posisi aset tetap pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap

pada aplikasi SIMAK-BMN.