bahasa rupa wimba dalam komik “flap book” anak-anak: …

10
15 Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 1. Konsep Bahasa Rupa pada Komik Anak Menurut sejarah, bahasa gambar adalah bahasa pertama yang digunakan oleh masyarakat prasejarah. Lukisan gua di Lascaux, Perancis Selatan, yang dianggap sebagai lukisan gua pertama yang ditemukan sekitar abad 15000 – 10000 SM. Gambar yang terdapat di dinding gua tersebut bukan tidak bermakna. Berbagai tafsiran muncul untuk menerjemahkan bahasa visual masa pra sejarah tersebut. Gambar-gambar yang ditampilkan, pada umumnya menceritakan kehidupan masyarakat pada masanya. Gambar prasejarah itu muncul mendahului bahasa tulisan. Sejak masa prasejarah sampai masa primitif, manusia belum mampu menciptakan tulisan. Dengan gambar-gambar di dinding gua tersebut, transfer pesan dari generasi ke generasi diteruskan. Gambar prasejarah lahir bukan merupakan seni murni melainkan seni terapan sebagai media komunikasi yang digunakan untuk berkata dan bercerita dengan bahasa visual. Misalnya saja, gambar mammot dilukis dengan belalai lebih dari satu, menandakan mammot itu sedang menggerakkan belalainya. Atau gambar seekor binatang dilukiskan dengan bentuk dinamis dan ekspresif, berarti binatang itu sedang bergerak. Bila suatu objek digambarkan lebih besar dari objek yang lainnya, berarti objek tersebut merupakan sesuatu yang penting. Bila suatu kejadian digambarkan objek terbolak-balik, berarti ada ruang yang berkeliling. Gambar juga terkadang mempunyai latar yang berlapis-lapis. Lapisan latar paling bawah merupakan kejadian terdahulu. Lapisan berikutnya merupakan kejadian sesudahnya, dan seterusnya. Tapi, bagi manusia prasejarah waktu tidak dibaca kronologis; tak penting mana yang dibaca terdahulu atau yang belakangan, setelah semua dibaca maka lengkaplah maknanya. Namun setelah manusia menciptakan tulisan, perlahan-lahan tulisan mengambil alih peranan gambar untuk bercerita (Tabrani, 2005:101). Perkembangan ilmu dan teknologi Ferry Darmawan ABSTRACT Knowledge and technology development generate a modern means of mass media, such as photo, moving image, television. This development based on images, therefore, demanded the ability of image to tell stories of something. Around 80% of audiovisual information absorbs by human through visions. The fact was utilized to optimizing the process of children learning. Compared with writings, children learn better from pictures in order to grasp the meaning and concept. Wimba is a-picture-reading-methods for pre-school children. Flapbook is an example of book full of wimba discourse. Wimba itself was a term introduced for concrete images. Kata kunci: wimba, bahasa rupa, analisis isi, flapbook, anak-anak prasekolah Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

15Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

1. Konsep Bahasa Rupapada Komik AnakMenurut sejarah, bahasa gambar adalah

bahasa pertama yang digunakan oleh masyarakatprasejarah. Lukisan gua di Lascaux, PerancisSelatan, yang dianggap sebagai lukisan guapertama yang ditemukan sekitar abad 15000 – 10000SM. Gambar yang terdapat di dinding gua tersebutbukan tidak bermakna. Berbagai tafsiran munculuntuk menerjemahkan bahasa visual masa prasejarah tersebut. Gambar-gambar yang ditampilkan,pada umumnya menceritakan kehidupanmasyarakat pada masanya. Gambar prasejarah itumuncul mendahului bahasa tulisan.

Sejak masa prasejarah sampai masa primitif,manusia belum mampu menciptakan tulisan.Dengan gambar-gambar di dinding gua tersebut,transfer pesan dari generasi ke generasi diteruskan.Gambar prasejarah lahir bukan merupakan senimurni melainkan seni terapan sebagai mediakomunikasi yang digunakan untuk berkata dan

bercerita dengan bahasa visual. Misalnya saja,gambar mammot dilukis dengan belalai lebih darisatu, menandakan mammot itu sedangmenggerakkan belalainya. Atau gambar seekorbinatang dilukiskan dengan bentuk dinamis danekspresif, berarti binatang itu sedang bergerak. Bilasuatu objek digambarkan lebih besar dari objekyang lainnya, berarti objek tersebut merupakansesuatu yang penting. Bila suatu kejadiandigambarkan objek terbolak-balik, berarti ada ruangyang berkeliling. Gambar juga terkadangmempunyai latar yang berlapis-lapis. Lapisan latarpaling bawah merupakan kejadian terdahulu.Lapisan berikutnya merupakan kejadiansesudahnya, dan seterusnya. Tapi, bagi manusiaprasejarah waktu tidak dibaca kronologis; takpenting mana yang dibaca terdahulu atau yangbelakangan, setelah semua dibaca maka lengkaplahmaknanya. Namun setelah manusia menciptakantulisan, perlahan-lahan tulisan mengambil alihperanan gambar untuk bercerita (Tabrani, 2005:101).

Perkembangan ilmu dan teknologi

Ferry Darmawan

ABSTRACT

Knowledge and technology development generate a modern means of mass media, such asphoto, moving image, television. This development based on images, therefore, demanded

the ability of image to tell stories of something. Around 80% of audiovisual information absorbsby human through visions. The fact was utilized to optimizing the process of children learning.Compared with writings, children learn better from pictures in order to grasp the meaning andconcept. Wimba is a-picture-reading-methods for pre-school children. Flapbook is an example

of book full of wimba discourse. Wimba itself was a term introduced for concrete images.

Kata kunci: wimba, bahasa rupa, analisis isi, flapbook, anak-anak prasekolah

Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book”Anak-anak: Studi Analisis Isi

Page 2: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

16 MEDIATOR, Vol. 8 No.1 Juni 2007

memunculkan foto, film, dan televisi, di managambar kembali harus mampu bercerita. Ini karenaperanan rupa sebagai media komunikasi sangatbesar. Sekitar 80% informasi audio visual masukmelalui indra mata kita. Gambar dapat berbicaralebih. Hal ini sering dikaitkan dengan pembelajaranpada anak-anak. Anak-anak lebih mudahmenangkap gambar bercerita jika dibandingkandengan tulisan. Oleh sebab itu, untukmemperkenalkan bahasa tulisan pada anak-anakprasekolah, umumnya sering digunakan bahasagambar.

Buku cerita bergambar untuk anak-anakbanyak beredar di pasaran. Mulai dari kisah teladan,hingga ilmu pengetahuan. Kita lihat, penguasaanbahasa kata dan bahasa visual pada manusiaprasejarah mirip urutannya dengan pada anak.Anak belajar bahasa dengan melihat danmendengar. Apa yang didengar dan dilihat harusseiringan. Mendengar kata kucing misalnya, erathubungannya dengan kucing itu sendiri. Makadengan melihat gambar pada komik, anak-anakakan lebih mudah menangkap pesan yangterkandung di dalamnya.

Salah satu buku cerita bergambar yangmenarik adalah buku berjudul Anak Hewan,terbitan Erlangga for Kids. Buku ini berisikan ceritatentang anak hewan dan ditampilkan dengankeunikan tersendiri, yaitu menampilkan gambar-gambar tersembunyi pada tiap halamannya, yangmenggambarkan kehidupan anak-anak hewantersebut. Di samping itu, juga terdapat teks yangmembantu orang tua agar dapat menceritakankembali kepada anak-anak.

Buku Anak Hewan ini, selain mengajak anakuntuk terbiasa membaca buku, juga melatih motorikanak karena pada setiap halaman terdapat gambartersembunyi yang ditampilkan denganmenempelkan potongan gambar lain yangdiperkenalkan dengan istilah Lift the Flap Book.Dengan mengangkat gambar lain tadi, maka akanmendapatkan gambar lain yang dibuat sedemikianrupa sehingga menghasilkan sebuah ceritatersendiri. Anak-anak diajak untuk membukalipatan-lipatan di dalam buku, di mana mereka dapatmelihat anak-anak hewan yang sedang bermain,

makan, atau kegiatan hewan lainnya. Gambar-gambar dalam buku ini mengajarkan tentangkehidupan anak-anak hewan yang lucu.

2. Bahasa Rupa Wimba sebagai Metode Membaca Gambar

Tak banyak penelitian mengenai bahasa rupa,hal ini karena bahasa rupa semula dianggap uni-versal, sesuatu yang berbeda dengan studimengenai bahasa kita. Apa pun alasan seorangseniman untuk berkarya, karyanya adalah sesuatuyang kasat mata. Oleh sebab itu, pada umumnyabahasa rupa digunakan untuk merangkul semuakarya yang kasat mata dan merupakan media antaraseniman dan penonton berkomunikasi.

Pada bahasa kata, tiap suku bangsa memilikikata yang berbeda untuk menyebutkan objek yangsama. Pada bahasa rupa, objek yang sama,walaupun digambar oleh suku bangsa yangberbeda, tetapi gambarnya tetap bisa dikenali.Dalam bahasa kata ada kata dan tata bahasa.Padanannya pada bahasa rupa adalah imaji dantata ungkapan. Imaji menyangkut makna yangluas, baik imaji yang kasat mata maupun yang adadalam khayalan. Oleh karena itu, istilah citra untuk

Gambar 1. Komik Flap Book “ Anak Hewan(sumber: dokumen pribadi)

Page 3: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

17Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

imaji yang dalam khayalan, wimba untuk yangkasat mata.

Dalam bahasa rupa, dibedakan antara isiwimba dan cara wimba. Isi wimba adalah objek yangdigambar, misalnya kerbau. Cara wimba adalah caramenggambar kerbau itu, misalnya dengan blabaryang dinamis maksudnya kerbau itu sedangbergerak. Sedangkan cara wimba adalah dengancara apa objek digambar. Sedangkan caramenyusun berbagai wimba termasuk carawimbanya agar gambar dapat bercerita disebut tataungkapan dalam. Misal, sebuah komposisi yangmemusat, maknanya pusat perhatian pada gambaradalah yang di tengah. Pada sebuah gambar seriyang merupakan rangkaian sejumlah gambartunggal, cara membedakan tata ungkapan dalamyang menceritakan peralihan tertentu antara keduagambar itu disebut tata ungkapan luar. Oleh karenaitu, yang menarik bukanlah apa yang digambar,tetapi cara menggambarnya, yang dibagi menjaditiga: cara wimba, tata ungkapan dalam, dan tataungkapan luar (Tabrani, 2005: 9).

3. Metode Penelitian Analisis IsiMetode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis isi, yaitu suatu teknik penelitianuntuk membuat inferensi-inferensi yang dapatditiru (replicable) dan sahih data denganmemperhatikan konteksnya. Sedangkan Berelson(1952) mendefinisikan sebagai “teknik penelitianuntuk mendeskripsikan secara objektif, sistematik,dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak (mani-fest)” (Krippendorff, 1993).

Analisis isi digunakan untuk memperolehketerangan dari isi komunikasi yang disampaikandalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakanuntuk menganalisis semua bentuk komunikasiseperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat,lukisan, pidato, undang-undang, musik, dan lain-lain.

Terdapat empat tahapan metodologisberdasarkan uraian Guido Stempell (1983), yangdigunakan dalam teknik analisis isi. Demikian jugadalam penelitian ini, yaitu :(1) Pemilihan satuan analisis

Tugas pertama sebuah penelitian empirisadalah memutuskan apa yang harus diobservasidan dicatat untuk kemudian dianggap sebagai da-tum (banyak unit-unit data). Unitisasi meliputipenetapan unit-unit, memisahkannya menurutbatas-batasnya dan mengidentifikasikan untukanalisis berikutnya. Satuan analisis yangdigunakan dalam penelitian ini adalah gambar-gambar per halaman pada buku komik “AnakHewan”.(2) Konstruksi Kategori(a) Isi Wimba. Dalam bahasa rupa, isi wimba

adalah objek apa yang digambar, misalnyakuda digambarkan seperti kuda yang selamaini kita lihat. Atau mobil, digambarkan dengansebuah kendaraan roda empat, yang memuatbanyak orang, dan sebagainya.

(b) Cara Wimba. Cara wimba adalah cara bagaimanamenggambarkan kuda tadi. Misalnya kudadigambarkan dengan banyak gerakan dinamis,dimana maksudnya kuda tersebut sedangbergerak.

(c) Tata Ungkapan Dalam. Cara menyusunberbagai wimba lengkap dengan carawimbanya dalam satu gambar. Misalnyamemadukan berbagai latar, dimana latar jauhmuncul dan dikisahkan duluan, latar depanmuncul dan dikisahkan kemudian.

(d) Tata Ungkapan Luar. Perubahan isi Wimba,cara wimba lengkap dengan tata ungkapandalam antara gambar yang satu dengangambar yang berikutnya. Misalnya, padagambar pertama orang di dalam ruangan,gambar berikutnya orang tersebut di luarruangan. Di sini ada perubahan ruang danwaktu.

4. Penarikan SampelPenarikan sampel dimulai setelah kita

menentukan satuan analisis. Pada penelitian ini,penarikan sampel dilakukan secara total sampling,di mana peneliti menentukan satu judul bukusebagai populasi penelitian, kemudian isi bukutersebut diuraikan menjadi beberapa unit analisisyang dijadikan sampel penelitian yang kemudianakan diukur.

Page 4: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

18 MEDIATOR, Vol. 8 No.1 Juni 2007

5. Reliabilitas KodingUntuk mengukur konsistensi, digunakan uji

reliabilitas koding. Hal ini bertujuan agar penelitianmenjadi objektif dan sistematis. Oleh karena itu,dibutuhkan pelaku koding pembanding. Denganmenggunakan rumus Koefisien KontingensiPearson’s C, dapat diukur reliabilitas koding yangmemperlihatkan tingkat kesepakatan tertentu yangdicapai pengkoding. Ukuran ini digunakan padadata nominal yaitu data yang terdiri dari suaturangkaian frekuensi yang tidak berurutan. Rumuskorelasi Pearson’s C adalah sebagai berikut:

2

2

xnxC

Keterangan:x² = Nilai Chi kuadrat, di mana

k

i i

ii

EEOx

1

22

n = Ukuran sampel dalam tabel indeks reliabilitaskoding dihitung dengan rumus(1-C) x 100 %.

Rumus mengukur reliabilitas koding diatasmemang dipergunakan untuk mengetahuisejauhmana tingkat kesepakatan antara pelakukoding. Apabila hasilnya menunjukkan tidak adasatu pun yang mencapai 100%, maka hal tersebuttetap dianggap sah. Karena kondisi yangmenunjukkan nilai 70% hingga 80% diantarapengkoding, menurut Harold D. Lasswel sudahcukup dan dapat diterima sebagai tingkatkesepakatan yang memadai.

Dalam penelitian ini, penulismengikutsertakan tiga orang koder termasukpenulis sendiri. Masing-masing koder dipilihberdasarkan berbagai pertimbangan tertentu. Parakoder dinilai cukup kompeten dan memilikipengetahuan tentang objek yang diteliti, dalam halini komik anak-anak. Ketiga koder tersebut adalahSaefuddin, dosen Desain Komunikasi Visual ISIJogyakarta; Sintia, guru TK dan sebagai orang tua

dua orang anak usia prasekolah, dan penulissendiri.

6. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Anak Hewan”

Berikut ini akan dibahas mengenai apa yangtelah dipaparkan oleh penulis sebelumnya.Sebelum melangkah ke penyajian data yang telahdianalisis, terlebih dahulu penulis menampilkandata dan informasi yang dikumpulkan dandiuraikan berdasarkan konstruksi kategori dankemudian menganalisisnya.

Sampel yang diteliti adalah gambar-gambaryang terdapat pada setiap halaman komik AnakHewan, yang keseluruhannya terdapat 14 halamanyang menampilkan tujuh jenis hewan. Unit analisisdalam komik Anak Hewan yang dijadikan sampeldapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1Unit Analisis

No Halaman Gambar Hewan1 Halaman 2 – 3 Harimau2 Halaman 4 – 5 Pinguin3 Halaman 6 – 7 Kelinci4 Halaman 8 – 9 Bebek5 Halaman 10 – 11 Kangguru6 Halaman 12 – 13 Katak7 Halaman 14 – 15 Gajah

Sumber: Data Penelitian

6.1 Indeks Reliabilitas KodingDalam penelitian ini, analisis reliabilitas koding

perlu dilakukan guna mencapai keobjektivitasanpenelitian. Uji reliabilitas yang digunakan terhadappara pelaku koding adalah uji Chi kuadrat.Sebelumnya, penulis memakai tiga pengkodingagar terbentuk tingkat reliabilitas dan validitasguna memperoleh kesepakatan, keseragaman, dankeabsahan. Prosedur analisis yang digunakanyaitu Koefisien Korelasi Pearson C, dengan tingkatsignifikasi p = 0.7 dan df = 2 karena menggunakantable 2 x 3. Dengan melihat tabel distribusi x2 , makadidapat nilai 0,71.

Page 5: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

19Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya,bahwa penelitian ini menggunakan lima konstruksikategori yaitu:

1. Isi Wimba2. Cara Wimba3. Tata Ungkapan Dalam4. Tata Ungkapan Luar

6.2 Analisis Reliabilitas Koding6.2.1 Analisis Keakuratan di antara Koder tentang Bahasa Rupa Wimba pada Komik “Anak Hewan”

Tabel 2Kesepakatan Pelaku Koding

Terhadap Isi Wimba pada Komik Anak Hewan

No Isi Wimba Ferry Saefudin Sintia Jumlah1 Ya 11 10 10 312 Tidak 0 1 1 2

Jumlah 11 11 11 33

Tabel 2.1Perhitungan x2

Kamar O E (O - E)2 (O - E)2

E 1 11 10,33 0,44 0,04 2 10 10,33 0,11 0,01 3 10 10,33 0,11 0,01 4 0 0,67 0,44 0,67 5 1 0,67 0,11 0,17 6 1 0,67 0,11 0,17

x2 = 1,06

Koefisien korelasi:

18.006.133

06.1

C

Persentasi kesepakatan koder adalah: 1- 0.18 x 100% = 82 %

Berdasarkan hasil statistik pada tabel 2, makakesepakatan di antara koder mengenai Isi Wimbapada komik Anak Hewan diperoleh 82%. Hal inimenunjukkan bahwa para koder memiliki

pemahaman yang hampir sama mengenai isi wimbapada komik tersebut.

Tabel 3Kesepakatan Pelaku Koding

Terhadap Cara Wimba pada Komik Anak Hewan

No Cara Wimba Ferry Saefudin Sintia Jumlah1 Ya 18 16 17 512 Tidak 11 13 12 36

Jumlah 29 29 29 87

Tabel 3.1Perhitungan x2

Kamar O E (O - E)2 (O - E)2

E 1 18 17,00 1,00 0,06 2 16 17,00 1,00 0,06 3 17 17,00 0,00 0,00 4 11 12,00 1,00 0,08 5 13 12,00 1,00 0,08 6 12 12,00 0,00 0,00

x2 = 0,28

Koefisien korelasi:

06.028.087

28.0

C

Persentasi kesepakatan koder adalah: 1- 0.06 x 100% = 94 %

Berdasarkan hasil statistik pada tabel 3, makakesepakatan di antara koder mengenai Cara Wimbapada komik Anak Hewan diperoleh 94 %. Hal inimenunjukkan bahwa para koder memilikipemahaman yang nyaris sama mengenai carawimba pada komik tersebut.

Tabel 4Kesepakatan Pelaku Koding

Terhadap Tata Ungkapan Dalam (TUD)pada Komik Anak Hewan

No TUD Ferry Saefudin Sintia Jumlah1 Ya 12 12 12 362 Tidak 5 5 5 15

Jumlah 17 17 17 51

Page 6: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

20 MEDIATOR, Vol. 8 No.1 Juni 2007

Tabel 4.1Perhitungan x2

Kamar O E (O - E)2 (O - E)2

E 1 12 12,00 0,00 0,00 2 12 12,00 0,00 0,00 3 12 12,00 0,00 0,00 4 5 5,00 0,00 0,00 5 5 5,00 0,00 0,00 6 5 5,00 0,00 0,00

x2 = 0,00

Koefisien korelasi:

00.0051

0

C

Persentasi kesepakatan koder adalah: 1- 0 x 100% = 100 %

Berdasarkan hasil statistik pada tabel 4, makakesepakatan di antara koder mengenai TataUngkapan Dalam pada komik Anak Hewandiperoleh 100%. Hal ini menunjukkan bahwa parakoder memiliki pemahaman yang sama mengenaiTata Ungkapan Dalam pada komik tersebut.

Tabel 5Kesepakatan Pelaku Koding

terhadap Tata Ungkapan Luar (TUL)pada Komik Anak Hewan

No TUD Ferry Saefudin Sintia Jumlah1 Ya 7 3 7 172 Tidak 2 6 2 10

Jumlah 9 9 9 27

Tabel 5.1Perhitungan x2

Kamar O E (O - E)2 (O - E)2

E 1 7 5,67 1,78 0,31 2 3 5,67 7,11 1,25 3 7 5,67 1,78 0,31 4 2 3,33 1,78 0,53 5 6 3,33 7,11 2,13 6 2 3,33 1,78 0,53

x2 = 5,08

Koefisien korelasi:

4.008.527

08.5

C

Persentasi kesepakatan koder adalah: 1- 0.4 x 100% = 60 %

Berdasarkan hasil statistik pada tabel 5, makakesepakatan di antara koder mengenai TataUngkapan Luar pada komik Anak Hewan diperoleh60 %. Hal ini menunjukkan bahwa para koder masihmemiliki perbedaan yang cukup besar mengenaiTata Ungkapan Luar pada komik tersebut, karenakesepakatan tidak mencapai 75%.

6.2.2 Analisis Isi Wimba pada Komik “Anak Hewan”

Isi wimba merupakan objek apa yangdigambar, misalnya pada kisah pertamadigambarkan anak harimau sebagaimana yang kitasering lihat dan kita tahu (gambar 2). Harimauadalah hewan sejenis kucing yang memiliki lorengpada tubuhnya. Kebiasaan anak harimau jugadigambarkan selayaknya mereka di hutan luas.Anak harimau senang bermain, mengendap-endapdi rerumputan. Ini merupakan cara berlatih paraanak harimau agar mereka nanti dapat mencarimakan sendiri.

Gambar 2. Isi wimba pada Halaman AnakHarimau (sumber: dokumen pribadi)

Page 7: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

21Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Pada prinsipnya, isi wimba yang tergambarpada keseluruhan komik Anak Hewan, telah dibuatdengan kesesuaian pengetahuan kita terhadaphewan-hewan tersebut. Tidak ada gambar yangmenyimpang dari kesepakatan manusia terhadapnama-nama hewan yang tercantum pada buku ini.

6.2.3 Analisis Cara Wimba pada Komik “Anak Hewan”

Cara Wimba adalah cara bagaimanamenggambarkan harimau tadi. Misalnya padagambar 3, harimau berada di dalam air dengan kepalamenyembul ke permukaan air, kemudian tampakriak-riak air. Hal ini bisa berarti bahwa harimausedang bergerak berenang di permukaan air. Atau,ekor harimau yang muncul pada flap book-nya,menggambarkan ekor itu sedang bergerak karenadidukung dengan gerakan riak air.

Contoh lain pada gambar 4, yaitu telur pinguinyang sedang dierami induknya. Telur itudigambarkan dengan garis retak pada telur tersebut.Ini menandakan bahwa telur itu akan menetas.

6.2.4 Analisis “Tata Ungkapan Dalam” pada Komik “Anak Hewan”

Tata Ungkapan Dalam merupakan caramenyusun berbagai wimba lengkap dengan carawimbanya dalam satu gambar. Misalnyamemadukan berbagai latar, di mana latar jauhmuncul dan dikisahkan duluan, latar depan munculdan dikisahkan kemudian.

Pada cerita pinguin (gambar 5), induk pinguinyang sedang mengerami telurnya merupakangambar yang dikisahkan terlebih dahuludibandingkan dengan sekumpulan pinguin. Hal inidapat terlihat dari ukuran induk pinguin tersebutyang tampak lebih besar dari pada kumpulanpinguin.

Contoh lain misalnya pada cerita kangguru(gambar 6). Kangguru yang sedang diammerupakan cerita yang terdahulu dari padakangguru yang melompat. Tampak terlihat urutanposisi mereka, di mana pohon yang berada dibelakang kangguru yang sedang diam, masihberada di depan kangguru yang melompat. Batuyang tampak di depan kangguru yang melompat,juga merupakan latar depan dari kisah ini

Namun, berbeda dengan Tata UngkapanDalam yang terdapat pada cerita bebek. Pada ceritaini, masing-masing gambar ditampilkan sejajar,sehingga tidak ada yang menjadi latar belakang.

Gambar 3. Cara wimba pada Halaman AnakHarimau (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 4. Cara wimba pada Halaman AnakPinguin (sumber: dokumen pribadi)

Page 8: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

22 MEDIATOR, Vol. 8 No.1 Juni 2007

Latar depan gambar ini hanya digambarkandedaunan yang menutupi gambar kerumunan anakbebek.

4.2.5 Analisis “Tata Ungkapan Luar” pada Komik “Anak Hewan”

Perubahan isi Wimba, cara Wimba lengkapdengan tata ungkapan dalam antara gambar yangsatu dengan gambar yang berikutnya. Misalnya,

Gambar 5. “Tata Ungkapan Dalam” pada Halaman Anak Pinguin (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 6. “Tata Ungkapan Dalam” pada Halaman Anak Kangguru (sumber: dokumen pribadi)

Page 9: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

23Ferry Darmawan. Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: Studi Analisis Isi

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

pada gambar pertama, orang di dalam ruangan,gambar berikutnya orang tersebut di luar ruangan.Di sini ada perubahan ruang dan waktu.

Gambar 7. “Tata Ungkapan Dalam” pada Halaman Anak Bebek (sumber: dokumen pribadi)

Pada buku komik Anak Hewan juga terdapatTata Ungkapan Luar pada beberapa ceritanya.Seperti pada cerita Anak Katak, digambarkan anakkatak dari telur, kemudian menetas menjadi berudu,hingga menjadi anak katak yang masih memilikiekor. Ini merupakan sebuah kronologis perubahandari siklus pertumbuhan katak.

Atau, dalam cerita kelinci, di mana seekorkelinci pada awal diceritakan sedang melompat kedalam lubang, dan pada saat berikutnya kelincitersebut digambarkan muncul dari lubang tersebut.

Demikianlah analisis isi pada bahasa rupawimba komik Anak Hewan. Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang hingga penelitiandengan beberapa koder, dapat dikemukakankesimpulan sebagai berikut:(1) Bahasa rupa wimba pada komik anak-anak

“Anak Hewan” baik objek yang digambarmaupun cara menggambar objek, telahdisesuaikan dengan pengetahuan anak-anaktentang anak hewan yang tergambar di bukuini. Penggambaran kehidupan anak-anakhewan dalam komik ini yang menggunakanteknik flap book sangat menarik, karena selainmelatih motorik anak, juga membuat cerita padasetiap halamannya seolah bergerak (memilikiperbedaan waktu).

Gambar 8. “Tata Ungkapan Luar” padaHalaman Anak Katak (sumber: dokumen

pribadi)

Page 10: Bahasa Rupa Wimba dalam Komik “Flap Book” Anak-anak: …

24 MEDIATOR, Vol. 8 No.1 Juni 2007

Gambar 9. Tata Ungkapan Luar pada Halaman Anak Kelinci (sumber: dokumen pribadi)

(2) Tata ungkapan yang terkandung dalam ceritamasing-masing halaman buku dapat berceritakarena terdiri dari rangkaian kisah anak hewan.Selain itu juga ditampilkan beberapa tataungkapan luar seperti yang dilukiskan padahalaman mengenai perkembangan telur katakhingga menjadi berudu.

Daftar Pustaka Bonneff, Marcel. 1998. Komik Indonesia. Jakarta:

KPG.

Krippendorff, Klaus. 1993. Analisis Isi PengantarTeori dan Metodologi. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Rakhmat, Jalaluddin. 1993. Metode PenelitianKomunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stempel, Guid H. 1983. Analisis Isi. Bandung:Arai Komunikasi.

Tabrani, Primadi. 2005. Bahasa Rupa. Bandung:Kelir.