lap flap ps.christina purba

Upload: anthony-handaya

Post on 18-Jul-2015

175 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN ASISTENSI FLAP

Ni Made Galuh A.W.S (0706314101)

OPERATOR : drg. Mutiara Harvia D.

PEMBIMBING : drg. Natalina Sp. Perio

DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 1

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

I.1 Periodontitis Agresif Periodontitis Agresif merupakan infeksi bakteri yang menghasilkan inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang dikarakteristikkan dengan destruksi yang cepat dari ligamen periodontal, kehilangan tulang pendukung secara cepat, beresiko kehilangan gigi, dan respon yang tidak memuaskan terhadap terapi periodontal. Derajat keparahan dari destruksi jaringan tidak konsisten dengan jumlah plak yang ada dalam rongga mulut. Defisiensi imun dan hubungan genetik dapat menjadi faktor yang memperparah terjadinya periodontal. Pada periodontitis agresif biasanya tidak terdapat tanda atau gejala penyakit sistemik yang jelas, terdapat destruksi tulang alveolar dan perlekatan hilang secara cepat, tampilan klinisnya tampak normal tetapi saat probing akan ditemukan poket yang dalam pada permukaan proksimal gigi yang terlibat, dan penyakit ini cenderung keturunan dari keluarga. Terdapat 2 bentuk agresive periodontitis yaitu lokal dan agresif. Agresif periodontitis lokal terjadi sekitar masa pubertas, dengan tanda destruksi jaringan yang sangat cepat sekitar molar 1 dan insisif, sering dihubungkan dengan bakteri pathogen Actinobacillus actinomycetemcomitans, diperkirakan berhubungan dengan fungsi neutrofil yang abnormal (abnormalitas fagosit), lebih sering mengenai wanita, dan sebelumnya dikenal dengan nama Localized Juvenile Periodontitis (LJP). Sedangkan Agresif periodontitis general terjadi pada pasien usia 6 gigi ), dan jaringan keratin yang terbatas. Perawatan flap periodontal didesain untuk memberi akses dalam melakukan detoksifikasi akar, mengurangi poket yang meluas ke atau melebihi pertautan mukogingiva, menyediakan atau mempertahankan daerah gingiva cekat yang cukup, membuka akses untuk mencapai tulang di bawahnya, dan memudahkan prosedur regeneratif. Tahapan Operasi Flap 1. Alat dan Bahan. Doek Bolong Kassa Steril Scaller Syringe Pehacain 2 ampul (@ 2mL) Scalpel No. 12 Rasparatorium Kuret No. 3, dan 5 Cairan Irigasi : Betadine, H2O2, Saline Pinset Chirubism Benang Silk Hook Needle 11

2.

Needle Holder Gunting Periodontal Pack Tahapan Pelaksanaan: a) Dudukkan Pasien di Dental Unit b) Pasangkan doek bolong pada pasien. c) Lakukan asepsis menggunakan larutan povidone iodine di sekitar rongga mulut dan regio gingival yang akan di flep.

d) Lakukan anastesi infiltrasi dengan Pehacain (lidocain & epinephrine) pada area bukal dan palatal

e) Dengan scalpel No. 12, incisi horizontal dilakukan dari daerah papila interdental 5678 baik di bagian labial maupun palatal. Pada pasien ini dilakukan Insisi 12

horizontal pada bagian dasar papila, berketebalan penuh yang dikembalikan dan dijahit pada posisi semula, dengan beberapa pertimbangan berikut : 1) Dilakukan secara horizontal agar membuatnya tetap terhubung dalam satu flap. 2) Kemungkinan terjadinya nekrosis tepi luka pada flap berketebalan sebagian lebih besar karena suplai darah terganggu. Selain itu, perforasi lebih sering pada flap berketebalan sebagian. Komplikasi-komplikasi ini dapat mengakibatkan kerusakan jaringan dan tertundanya penyembuhan. 3) Pada praktiknya, memang lebih sulit untuk membuat flap berketebalan sebagian dan jarang ditemukan indikasi untuk melaksanakannya. Walaupun tehnik ini tampaknya sesuai untuk daerah yang memiliki gingiva atau jaringan mukosa yang tipis (seperti akar yang menonjol), tipisnya jaringan yang tersedia menimbulkan masalah baru yaitu kesulitan dalam melakukan insisi dan terganggunya suplai darah.

f) Dengan rasparatorium, flep dibuka sampai terlihat periosteum

13

g) Kuret No. 3 dan No. 5 digunakan untuk membuang jaringan nekrotik, plak, dan kalkulus sub-gingival, serta jaringan granulasi lainnya. Serta untuk menghaluskan permukaan akar (root planning)

h) Irigasi regio yang telah di flep dengan larutan povidone iodine, H2O2, dan Saline.

14

i) Lakukan penjahitan pada setiap daerah interdental dengan nonresorbable suture (benang monofilamen) dari bagian bukal regio 25 ke bagian palatal (simple loop suture) sampai ke regio 28. Penjahitan dapat dilakukan ditiap-tiap interdental papil, untuk menghubungkan flap dibagian bukal dan palatal agar tidak terbuka.

j) Tutup regio yang telah di flep menggunakan periodontal pack di bukal dan lingual. Sebelum pemasangan periodontal pek, permukaan gigi dibersihkan dari kalkulus (jika masih ada) dan jaringan-jaringan granulasi. Ditunggu sampai terbentuk blood clots. Blood clots menutupi luka dan mempercepat kesembuhan. Tetapi, blood clots juga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri ditutupi. sehingga memungkinkan terjadinya infeksi dan memperlambat kesembuhan. Karena itu pada pemasangan periodontal pek, semua luka harus

k) Berikan Antibiotik dan analgesic. Pada pasien ini diresepkan: 15

- Amoxicillin 250 mg No. XXIV - Metronidazol 250 mg No. XXIV - Ponstan 500 mg No. X - Chlorhexidine gargle fl No. I l) Instruksi Pasca Bedah : Mengkomnsumsi obat yang telah diberikan sesuai petunjuk. Hindari mengkomsi aspirin karena dapat meningkatkan perdarahan Pasien diinformasikan mengenai periodontal pek yang diletakkan di permukaan gusi yang berfungsi sebagai proteksi terhadap iritan, mencegah nyeri, membantu penyembuhan, dan membuat pasien dapat melakukan aktivitas secara nyaman. Pek akan mengeras dalam beberapa jam sehingga nantinya akan tahan terhadap tekanan saat mengunyah, dan dibutuhkan waktu agar pasien terbiasa menggunakannya. Untuk 3 jam pertama setelah pembedahan, hindari makanan panas karena dapat mengganggu pengerasan pek. Akan lebih baik juga menghindari minuman panas selama 24 jam pertama. Mengunyah pada sisi yang tidak dilakukan pembedahan. Hindari mengkonsumsi buah jeruk atau jus buah, makanan keras, & makanan mengandung alkohol. Tidak diperlukan suplemen makanan atau vitamin. Jangan merokok. Panas dari rokok mengiritasi gusi dan efek imunologi dari nikotin memperlambat penyembuhan. Jangan menyikat pek, sikatlah area gigi yang tidak ada peknya & gunakan chlorhexidin setelahnya. Selama hari pertama, kompreslah es secara intermiten pada wajah di area paska operasi. Metode ini dapat membuat jaringan tetap dingin, mengurangi inflamasi & pembengkakan. Pasien diinformasikan akan mengalami perasaan lemas atau merasa kedinginan saat 24 jam pertama. Hal ini harus dilaporkan pada kunjungan berikutnya. Tetap lakukan aktivitas biasa, tetapi hindari aktivitas yang berlebihan. Pembengkakan tidak biasa terjadi, biasanya hanya terjadi pada area yang pengalami prosedur bedah yang luas. Bengkak biasanya terjadi pada hari ke 1-2 setelah pembedahan dan berkurang pada hari ke-3&4. Jika ini terjadi 16

kompreslah dengan air hangat pada area operasi. Jika area bengkak terasa nyeri dan menjadi bertambah parah maka segera hubungi dokter gigi Jika terjadi tetap terjadi perdarahan selama 4-5jam operasi jangan berkumur, gunakan gauze pada area pendarahan dengan tekanan selama 20 menit. Jika tidak berhenti hubungi dokter gigi. Setelah pek dibuka, gusi akan terjadi perdarahan lebih banyak dibanding sebelum operasi. Ini tampilan normal pada fase awal penyembuhan dan akan hilang secara bertahap. dokter gigi. 3. Kontrol satu minggu setelahnya. Jika terdapat masalah lain yang timbul, harap menghubungi

Kontrol ke-1 (7 Januari 2009) PI = 0,36 ; PBI = 0,4 ; KI = 0,12 Keluhan subjektif : tidak ada Gambaran klinis : Hiperemi - , oedem - , jahitan sudah terlepas Terapi : Irigasi H2O2, Saline, & Betadine

4.

Kontrol ke-2 (16 Januari 2009) Keluhan subjektif : tidak ada Gambaran klinis : Hiperemi - , oedem Terapi : Irigasi H2O2, Saline, & Betadine

17

Daftar Pustaka

Newman, Michael G. Carranzas Clinical Perodontology. 9th Ed. WB Sunders. Philadelphia

18