bahasa indonesia - kalimat efektif

21
8 MAKALAH BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF Disusun Oleh : Galuh Kikiany S. 201210230311104

Upload: galuh-kikiany-s

Post on 29-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Bahasa Indonesia - Kalimat Efektif

TRANSCRIPT

1

MAKALAH BAHASA INDONESIAKALIMAT EFEKTIF

Disusun Oleh :

Galuh Kikiany S.

201210230311104FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012/2013KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatulla Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun serta menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia yang berjudul Kalimat Efektif. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu penulis baik bantuan fisik maupun batin

Disamping itu, penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mohon maaf apabila ada kata-kata maupun bahasa yang kurang baik di dalam penulisan makalah ini. Demikian pula halnya, kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif di samping penyempurnaan makalah ini dan untuk selanjutnya dapat menjadi lebih baik serta mempunyai potensi untuk dikembangkan .

Sebagai akhir kata, dengan selesainya makalah ini seberapa kecil dan sederhananya makalah ini, kami harapkan mempunyai nilai guna atau faidah bagi semua pihak yang membacanya. Wassalamualaikum warahmatullah Wr. Wb.

Malang, 7 Januari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

1KATA PENGANTAR

2DAFTAR ISI

3BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

41.2 Ruang Lingkup Penelitian

41.3 Rumusan Masalah

41.4 Tujuan Penulisan

41.5 Manfaat Penelitian..........................................................................

51.6 Sistematika...................................................................................... 5BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat Efektif............................................................. 62.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif................................................................. 6

2.2.1 Kesatuan Bahasa................................................................... 6

2.2.2 Kesejajaran............................................................................ 6

2.2.3 Kehematan............................................................................ 7

2.2.4 Penekanan............................................................................. 7

2.2.5 Kelogisa................................................................................. 82.3 Tranformasi Kalimat...................................................................... 92.4 Kalimat Topik................................................................................ 12BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 15

3.2 Saran saran 15DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 16BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar negeri.Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ini penulis membataskan permasalahan yang penulis angkat yaitu Kalimat Efektif. Seperti yang kita ketahui, banyak pelajar yang saat ini masih belum memahami tentang Kalimat Efektif yang benar.1.3 Rumusan MasalahDari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Mengetahui dan memahami kalimat efektif.1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui dan memahami kalimat yang digunakan dalam menyampaikan informasi yang baik dan benar.1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian tentang kalimat efektif adalah supaya dalam menyampaikan informasi kepada orang lain menggunakan kalimat yang tepat sehingga informasi yang disampaikan jelas.1.6 SistematikaSistematika dari makalah ini adalah sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Manfaat Penelitian

1.6 SistematikaBAB II Pembahasan

2.1 Pengertian Kalimat Efektif

2.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif

2.2.1 Kesatuan Bahasa

2.2.2 Kesejajaran

2.2.3 Kehematan

2.2.4 Penekanan

2.2.5 Kelogisa

2.3 Tranformasi Kalimat

2.4 Kalimat Topik

BAB IV Penutup3.1 Simpulan3.2 SaranBAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Kalimat Efektif.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.Contoh:1. ira.2. ira belajar.3. ira belajar bahasa Indonesia.4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.2.2Ciri-ciri Kalimat Efektif

2.2.1.Kesatuan GagasanMemiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).

2.2.2 KesejajaranMemiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.Kalimat itu harus diubah :1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.2.2.3 KehematanKalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.Kalimat yang benar adalah:Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.2.2.4. PenekananKalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.Caranya: Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.Contoh :1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel lah, -pun, dan kah.Contoh :1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.3. Bisakah dia menyelesaikannya? Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.Contoh :Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.Contoh :1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.2.2.5. KelogisanKalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.Contoh :Waktu dan tempat saya persilakan.Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.Contoh kalimat efektif :1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )Seharusnya :Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )Seharusnya :Sejak pagi dia bermenung.2.3Transformasi Kalimat

Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain.Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:1. Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat.Contoh:a. Ibu Ruminah seorang guru.b. Ibu, Ruminah seorang guru.c. Ibu Ruminah, seorang guru.d. Ibu, Ruminah, seorang guru.Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan menjadi kalimat b), c), dan d yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam.Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan transfornasi jeda.Contoh:a. Aduh.b. Aduh!c. Aduh?1d. Aduh.?e. Aduh?2. Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas yang (monovalen).Contoh:a. Almari itu dipakai tempat baju.b. Almari itu dijual.Bentuk transformasinnya:a. Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.b. Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi depan (bagian depan/kontur depan).

Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan dideskripsikan berurutan.Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk kalimat transformasi aposisi.Contoh kalimat:a. Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.b. Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku.c. Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis.3. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.Contoh:a. Hujan turun dan pohon tumbang.b. Ayah pergi dan ibu pulang.Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti kalimat diatas.Contoh: a. Hujan turun dan sudah wisuda.b. Ibu menjahit dan teroris bergerak.Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.

4. Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.Contoh:a. Ida makan, atau Ibu tidur.b. Ida makan, tetapi Ibu tidur.c. Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.d. Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.5. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tidak benar.Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat.Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas tidak benar.Contoh:a. Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.b. Tidak benar, rakyat belum makmur.

Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis penuis.Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi.Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.Contoh:a. Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.b. Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.c. Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.

Transformasi total ini juga berdasarkan transfomasi disjungtif yang mempergunakan kata atau dan tetapi.2.4 Kalimat TopikTopik adalah pokok pembicara atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis mulai kegiatannya. Wujud topik yang dibicarakan ada dua:

1. Topik yang berupa bentuk kata; danMisal:a. terorisme (bentuk kata berimbuhan): terror + isme.b. BBM (bentuk singkatan)c. Pilkada (bentuk akronim)d. Antikorupsi (bentuk berimbuhan)e. Tsunami (bentuk kata)2. Topik yang berupa bentuk kalimat.Misal:a. Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.b. Krisis BBM.c. Demokrasi rakyat tebentuk melalui pilkada.d. Kondisi sekolah pascatsunami.e. Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja transitif. Kata kerja transitif menghendaki kehadiran objek. Cara menyusun kalimat topik yaitu dengan mengganti verba transitif dengan kata tugas.

a. Fungsi kalimat topikKalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.1) Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.3) Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.b. Cara menyusun kalimat topik1) Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.

Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat luas. Penulis dapat mengangkat hal tersebut sebagai topik. Inspirasi penulis kadang tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis kadang lebih mementingkan kebutuhan masyarakat luas. Topik yang demikian dapat diterima oleh pembaca.5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan. Perluasan yang dilakukan ini sebenarnya sebagai usaha ke arah pemfokusan pembicaraan.Contoh:a) Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.X +V instransitif +Yb) Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.X +V intransitif +YPokok pikiran yang bisa dikembangkan sebagai karya tulis ilmiah dapat diberi contoh:

BAB IIIPENUTUP3.1 SimpulanKalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.Ciri-ciri dari kalimat efektif:

a. Kesatua Gagasan.

b. Kesejajaran.

c. Kehematan.

d. Penekanan.

e. Kelogisan.

Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:1. Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.

2. Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.

3. Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas dan.

4. Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.

5. Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak benar.

6. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Wujud topik yang dibicarakan ada dua:

1. Topik yang berupa bentuk kata; dan

2. Topik yang berupa bentuk kalimat.Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja transitif.Fungsi kalimat topik:

1. Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.

2. Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.

3. Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.

Cara menyusun kalimat topik:

1. Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.

2. Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.

3. Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.

4. Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.

5. Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan.

3.2 Saran

Kritik dan saran yang membangun, saya harapkan untuk perbaikan dan kemajuan makalah ini.DAFTAR PUSTAKARohmadi, Muhammad dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk penulisan karya tulis ilmiah.

Surakarta: Media Perkasa.Arifin, Zaenal. Pengertian Kalimat Efektif. [Online]. (efektif.html" file:///G:/pengertian-kalimat

efektif.html. di akses pada tanggal 31 Desember 2012)

6