bahan tht omsk
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
1/11
PENDAHULUANOtitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan
otitis media non supuratif. Masing-masing mempunyai bentuk akut dan kronis. Pada beberapapenelitian, diperkirakan terjadinya otitis media yaitu 25% pada anak-anak. Infeksi umumnya terjadidua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah 1.
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah denganperforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul,. sekretdapat encer atau kental, bening atau berupa nanah. Jenis otitis media supuratif kronis dapat terbagi2 jenis, yaitu OMSK tipe benigna dan OMSK tipe maligna2.Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapiyang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yangrendah (gizi buruk) atau hygiene buruk2. gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoeyang bersifat purulen atau mokoid, terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh ditelinga dan vertigo1.Berikut dilaporkan sebuah kasus otitis media supuratif kronis pada wanita berusia 40 tahun yangdirawat di ruang THT RSUD Banjarmasin selama 11 hari sejak tanggal 25 Juni hingga 5 Juli 2006.
TINJAUAN PUSTAKAI. ANATOMI TELINGA TENGAH
Telinga tengah terdiri dari :1,2
1. Membran timpani.2. Kavum timpani.3. Prosesus mastoideus.4. Tuba eustachius1. Membran Timpani
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liangtelinga luar dari kavum timpani. Ketebalannya rata-rata 0,1 mm .Letak membrana timpani tidaktegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemukadalam dan membuat sudut 45o dari dataran sagital dan horizontal. Dari umbo kemuka bawahtampak refleks cahaya ( none of ligt).1
Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu :3
1. Stratum kutaneum ( lapisan epitel) berasal dari liang telinga.2. Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari kavum timpani.3. Stratum fibrosum ( lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum dan mukosum3.
Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian :1. Pars tensa2. Pars flasida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars
tensa dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu :a. Plika maleolaris anterior ( lipatan muka).b. Plika maleolaris posterior ( lipatan belakang).
2. Kavum TimpaniKavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya
bikonkaf. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding lateral, dindingmedial, dinding anterior, dinding posterior.4
Atap kavum timpani.
Dibentuk tegmen timpani, memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobustemporalis dari otak. bagian ini juga dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagianlagi oleh skuama dan garis sutura petroskuama4.Lantai kavum timpani
Dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbusjugularis, atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudahmerembet ke bulbus vena jugularis4.Dinding medial.
Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakandinding lateral dari telinga dalam4.Dinding posterior
Dinding posterior dekat keatap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yangmenghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid melalui epitimpanum. Dibelakangdinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus sigmoid4.
Dinding anterior
1
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
2/11
Dinding anterior bawah adalah lebih besar dari bagian atas dan terdiri dari lempengtulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang tengkorak dan sebelumberbelok ke anterior5. Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan inferior yang
membawa serabut-serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau lebihcabang timpani dari arteri karotis interna1. Dinding anterior ini terutama berperan sebagaimuara tuba eustachius4.
Kavum timpani terdiri dari :6,7
1. Tulang-tulang pendengaran ( maleus, inkus, stapes).2. Dua otot.3. Saraf korda timpani.4. Saraf pleksus timpanikus
Tulang-tulang pendengaran terdiri dari :1. Malleus ( hammer / martil).2. Inkus ( anvil/landasan)3. Stapes ( stirrup / pelana)
Otot-otot pada kavum timpani.Terdiri dari : otot tensor timpani ( muskulus tensor timpani) dan otot stapedius
( muskulus stapedius)4
Saraf Korda TimpaniMerupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari analikulus posterior
yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda timpani juga mengandung jaringansekresi parasimpatetik yang berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibulamelalui ganglion ubmandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada 2/3 depan lidahbagian anterior1.Pleksus Timpanikus
Berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan nervuskarotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotisinterna8.Saraf Fasial
Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui meatusakustikus internus bersamaan dengan N. VIII. Saraf fasial terutama terdiri dari dua komponen yangberbeda, yaitu1 :1. Saraf motorik untuk otot-otot yang berasal dari lengkung brankial kedua (faringeal) yaitu otot
ekspresi wajah, stilohioid, posterior belly m. digastrik dan m. stapedius.2. Saraf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor parasimpatetis preganglionik
yang menuju ke semua glandula wajah kecuali parotis.Tuba Eustachius
Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. Bentuknya sepertihuruf S. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medialdari telinga tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm1.
Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu1 :1. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).2. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).
Otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu1,9 :1. M. tensor veli palatini2. M. elevator veli palatini
3. M. tensor timpani4. M. salpingofaringeusFungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telingaProsesus Mastoideus
Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atapmastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior. Sinussigmoid terletak dibawah duramater pada daerah ini10.
Pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas :7
1. Prosesus Mastoideus Kompakta ( sklerotik), diomana tidak ditemui sel-sel.2. Prosesus Mastoideus Spongiosa, dimana terdapat sel-sel kecil saja.3. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana sel-sel disini besar. II. FISIOLOGI PENDENGARAN
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenaimembran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan tingkaplonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan
2
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
3/11
melalui membran Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah bawah, perilimfdala m skala timpani akan bergerak sehingga tingkap (forame rotundum) terdorong ke arah luar.Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran basal,
sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada waktuistirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung selrambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion Kalium dan ionNatrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.VII, yang kemudian meneruskanrangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui saraf pusat yang adadilobus temporalis1,4.III. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIKOMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah dimana terjadi peradangan kronis dari telingatengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak ( perforasi ) dan ditemukan sekret (otorea),purulen yang hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah danberlangsung lebih dari 2 bulan. Perforasi sentral adalah pada pars tensa dan sekitar dari sisamembran timpani atau sekurang-kurangnya pada annulus. Defek dapat ditemukan seperti padaanterior, posterior, inferior atau subtotal. Menurut Ramalingam bahwa OMSK adalah peradangankronis lapisan mukoperiosteum dari middle ear cleft sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan patologis yang ireversibel,2,4
.IV. KLASIFIKASI OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu2,11 :1. Tipe tubotimpani = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejalaklinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit.Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi atas:1.1. Penyakit aktif
Pada jenis ini terdapat sekret pada telinga dan tuli. Biasanya didahului oleh perluasaninfeksi saluran nafas atas melalui tuba eutachius, atau setelah berenang dimana kuman masukmelalui liang telinga luar. Sekret bervariasi dari mukoid sampai mukopurulen1,2.1.2. Penyakit tidak aktif` Pada pemeriksaan telinga dijumpai perforasi total yang kering dengan mukosa telinga tengahyang pucat. Gejala yang dijumpai berupa tuli konduktif ringan. Gejala lain yang dijumpai sepertivertigo, tinitus,atau suatu rasa penuh dalam telinga1,4.2. Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebihsering mengenai pars flasida dan khasnya dengan terbentuknya kantong retraksi yang manabertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom dapat dibagi atas 2 tipeyaitu :1,3
a. Kongenitalb. Didapat.
Pada umumnya kolesteatom terdapat pada otitis media kronik dengan perforasi marginal.teori itu adalah2,5 :1. Epitel dari liang telinga masuk melalui perforasi kedalam kavum timpani dan disini ia membentuk
kolesteatom ( migration teori menurut Hartmann); epitel yang masuk menjadi nekrotis,terangkat keatas.
2. Embrional sudah ada pulau-pulau kecil dan ini yang akan menjadi kolesteatom.3. Mukosa dari kavum timpani mengadakan metaplasia oleh karena infeksi (metaplasia teori
menurut Wendt).4. Ada pula kolesteatom yang letaknya pada pars plasida ( attic retraction cholesteatom).1. Perforasi sentral
Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-inferior dan postero-superior,kadang-kadang sub total1,2,4.2. Perforasi marginal
Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya erosi dari anulus fibrosus.Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggirpostero-superior berhubungan dengan kolesteatom1,2,4
3. Perforasi atikTerjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary acquired cholesteatoma1,2,4.
V. EPIDEMIOLOGIPrevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi,
suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek. Kebanyakan melaporkan
prevalensi OMSK pada anak termasuk anak yang mempunyai kolesteatom, tetapi tidak mempunyaidata yang tepat, apalagi insiden OMSK saja, tidak ada data yang tersedia7,9.
3
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
4/11
VI. ETIOLOGITerjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang
dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis,
rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yangabnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Downssyndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insidenOMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Kelainan humoral (seperti hipogammaglobulinemia) dan cell-mediated (seperti infeksi HIV, sindrom kemalasan leukosit) dapat manifest sebagai sekresi telingakronis1,2.
Penyebab OMSK antara lain1,2,5:1. Lingkungan2. Genetik3. Otitis media sebelumnya.4. Infeksi15
5. Infeksi saluran nafas atas6. Autoimun7. Alergi
8. Gangguan fungsi tuba eustachius.Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap pada
OMSK1,2 : Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga
purulen berlanjut. Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi. Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel. Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi
medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi.Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis
majemuk, antara lain10 :1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.b. Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
2. Perforasi membran timpani yang menetap.3. Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap lainya pada telinga tengah.4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.VII. PATOGENESIS
Patogensis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakanstadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti dengankeluarnya sekret yang terus menerus1,6. Perforasi sekunder pada OMA dapat terjadi kronis tanpakejadian infeksi pada telinga tengah misal perforasi kering. Beberapa penulis menyatakan keadaanini sebagai keadaan inaktif dari otitis media kronis1.VIII. PATOLOGI
OMSK lebih sering merupakan penyakit kambuhan dari pada menetap. Keadaan kronis inilebih berdasarkan keseragaman waktu dan stadium dari pada keseragaman gambaran patologi.
Secara umum gambaran yang ditemukan adalah:1. Terdapat perforasi membrana timpani di bagian sentral.2. Mukosa bervariasi sesuai stadium penyakit3. Tulang-tulang pendengaran dapat rusak atau tidak, tergantung pada beratnya infeksi
sebelumnya.4. Pneumatisasi mastoid7
OMSK paling sering pada masa anak-anak. Pneumatisasi mastoid paling akhir terjadiantara 5-10 tahun. Proses pneumatisasi ini sering terhenti atau mundur oleh otitis media yangterjadi pada usia tersebut atau lebih muda. Bila infeksi kronik terusberlanjut, mastoid mengalamiproses sklerotik, sehingga ukuran prosesus mastoid berkurang1.IX. GEJALA KLINIS1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipejinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi
mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanyahilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe
4
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
5/11
ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisanmukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringangranulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu
sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis2.2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketuliantergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistempengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktifberat8
3. Otalgia (Nyeri Telinga)Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter ataudinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tandaberkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinuslateralis1,2.4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udarayang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karenaperforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang olehperbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo.Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum4.X. TANDA KLINIS
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna3 :1. Adanya Abses atau fistel retroaurikular2. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.3. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk ( aroma kolesteatom)4. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.XI. PEMERIKSAAN KLINIK
Untuk melengkapi pemeriksaan, dapat dilakukan pemeriksaan klinik sebagai berikut 1,3 :Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapidapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letakperforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas3
Derajat ketulian nilai ambang pendengaranNormal : -10 dB sampai 26 dBTuli ringan : 27 dB sampai 40 dBTuli sedang : 41 dB sampai 55 dBTuli sedang berat : 56 dB sampai 70 dBTuli berat : 71 dB sampai 90 dBTuli total : lebih dari 90 dB.
Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu :1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB apabila
disertai perforasi.3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh
menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB.4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang,
menunjukan kerusakan kohlea parah.Pemeriksaan Radiologi.1. Proyeksi Schuller
Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini bergunauntuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen3.2. Proyeksi Mayer atau Owen,
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang-tulangpendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur3.3. Proyeksi Stenver
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelasmemperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini
menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaranakibat2,3
5
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
6/11
4. Proyeksi Chause IIIMemberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan
dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang
oleh karena kolesteatom3.Bakteriologi
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokusaureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, danMorexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakterianaerob adalah Bacteriodes sp1,2.1. Bakteri spesifik
Misalnya Tuberkulosis. Dimana Otitis tuberkulosa sangat jarang ( kurang dari 1% menurutShambaugh). Pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh infeksi paru yang lanjut. Infeksi inimasuk ke telinga tengah melalui tuba. Otitis media tuberkulosa dapat terjadi pada anak yang relatifsehat sebagai akibat minum susu yang tidak dipateurisasi3.2. Bakteri non spesifik baik aerob dan anaerob.
Bakteri aerob yang sering dijumpai adalah Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureusdan Proteus sp. Antibiotik yang sensitif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah ceftazidime dan
ciprofloksasin, dan resisten pada penisilin, sefalosporin dan makrolid. Sedangkan Proteus mirabilissensitif untuk antibiotik kecuali makrolid. Stafilokokus aureus resisten terhadap sulfonamid dantrimethoprim dan sensitif untuk sefalosforin generasi I dan gentamisin2
XII. PENATALAKSANAANPrinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana
pengobatan dapat dibagi atas :1. Konservatif2. Operasi2,3
OMSK BENIGNA TENANGKeadaan ini tidak memerlukan pengobatan, dan dinasehatkan untuk jangan mengorek
telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bilamenderita infeksi saluran nafas atas. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasirekonstruksi (miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguanpendengaran.OMSK BENIGNA AKTIF
Prinsip pengobatan OMSK adalah3 :1.Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.2.Pemberian antibiotika : topikal antibiotik ( antimikroba)
- sistemik.Pemberian antibiotik topikal
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpadibersihkan dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetesyang mengandung antibiotik dan kortikosteroid.4 Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkanagar masuk sampai telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnyaneomisin dan lamanya tidak lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik denganberdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistesni3.
Bubuk telinga yang digunakan seperti3 :a. Acidum boricum dengan atau tanpa iodineb. Terramycin.
c. Asidum borikum 2,5 gram dicampur dengan khloromicetin 250 mgPengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang dikombinasidengan pembersihan telinga.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah3 :1. Polimiksin B atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. KoliKlebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis Toksikterhadap ginjal dan susunan saraf.
2. NeomisinObat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aureus,
Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dantelinga.
3. KloramfenikolObat ini bersifat bakterisid
Pemberian antibiotik sistemik
6
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
7/11
Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan harus disertai pembersihan sekretprofus. Bila terjadi kegagalan pengobatan, perlu diperhatikan faktor penyebab kegagalan yang adapada penderita tersebut. Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya
bunuhnya tergantung kadarnya. Makin t inggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnyagolongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang padakonsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuhantimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam.Terapi antibiotik sistemik yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah2,3. PseudomonasAminoglikosida karbenisilinP. mirabilis Ampisilin atau sefalosforinP. morganii, P. vulgaris Aminoglikosida KarbenisilinKlebsiella Sefalosforin atau aminoglikosidaE. coli Ampisilin atau sefalosforinS. Aureus Anti-stafilikokus penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosidaStreptokokus Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosidaB. fragilis Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asam
nalidiksat yang mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidakdianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi III( sefotaksim, seftazidinm dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikansecara parenteral. Terapi ini sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup,meskipun dapat mengatasi OMSK. Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob.Menurut Browsing dkk metronidazol dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik ( sefaleksin dankotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis 400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jamselama 2-4 minggu1,2,6.OMSK MALIGNA
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif denganmedikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bilaterdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudiandilakukan mastoidektomi3.
Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OMSKdengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain3:1.Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy)2.Mastoidektomi radikal3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi4.Miringoplasti5.Timpanoplasti6.Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)
Tujuan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membrantimpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebihberat, serta memperbaiki pendengaran. Pedoman umum pengobatan penderita OMSK adalahAlgoritma berikut2,7.KOMPLIKASI
Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yangmenyebabkan otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnyapengobatan, akan menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK
tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulenpada OMSK tipe benigna pun dapat menyebabkan komplikasi1,2.
Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasiakut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom1,2.A. Komplikasi ditelinga tengah :
1. Perforasi persisten2. Erosi tulang pendengaran3. Paralisis nervus fasial
B. Komplikasi telinga dalam1. Fistel labirin2. Labirinitis supuratif3. Tuli saraf ( sensorineural)
C. Komplikasi ekstradural1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis3. Petrositis
7
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
8/11
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat1. Meningitis2. Abses otak
3. Hindrosefalus otitisPerjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam
lintasan1,2 :1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak2. Menembus selaput otak.3. Masuk kejaringan otak.
LAPORAN KASUSI. IDENTITAS
Nama : Ny. HUmur : 40 tahunJenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : IRTSuku/Bangsa : Banjar/IndonesiaAlamat : Jln. Serawi putting RT. 02 No. 387 Binuang
Tanggal MRS : 25 Juni 2006II. ANAMNESA
Keluhan Utama : Sakit pada telinga kiriRiwayat Penyakit sekarang :
Sekitar 3 bulan SMRS pasien mengeluh sakit pada telinga kirinya dan berdenging.Kemudian pasien juga mengeluh ada keluar cairan berwarna putih jernih, encer, tidak terlalubanyak, tidak berbau, dan tidak bercampur darah, pada telinga sebelah kiri. Pasien jugamengeluh sakit kepala sebelah kiri dan dibelakang telinga. Kurang lebih 1 bulan SMRSpasien mengeluh cairan keluar lagi dari telinga kiri, agak kental, berwarna kekuningan, t idakberbau, dan tidak bercampur darah. Pasien ada berobat ke Puskesmas dan diberi obat,cairan pada telinga dirasa berkurang tetapi sakit pada telinga kiri dan sakit kepala sebelahkiri masih tetap ada. Pasien juga panas hingga menggigil. Pasien mengeluh pendengarantelinga kiri berkurang.
Pasien memiliki kebiasaan mengorek-ngorek telinga dengan rumput. Sekitar 1minggu SMRS pasien sulit berbicara dan kadang kurang dapat dimengerti bilaberkomunikasi dengan keluarga. Pasien bila berbicara terdengar tidak jelas. Pasien adamuntah 3x dalam satu hari ini, muntah berupa makanan dan minuman yang konsumsi,pasien makan dan minum kurang.
III. PEMERIKSAAN FISIKStatus presentKeadaan umum : Tampak sakit sedangKesadaran : Kompos mentisTanda vital :TD : 120/80 mmHg N : 80x/mnt RR : 20x/mnt T : 37oCStatus lokalisA. Telinga
Auricula Kanan KiriBentuk dan ukuran N NTragus pain - +
Hematom - -Canalis Auditorium eksternaSerumen - -Otorrhoe - -Furunkel - -Edema - -Hiperemi - -Sekret - Purulen
Membran timpani Kanan KiriRetraksi - -Bulging - -Perforasi - +, sentralConus of light + -
Tes pendengaranRinne + -
8
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
9/11
Weber Lateralisasi ke kiriSwabach Sama dengan
pemeriksamemanjang
B. HidungLuarBentuk N NInflamasi - -Nyeri tekan - +Deformitas + -
Rhinoskopi ant.Vestibulum nasi N NDasar cavum nasiBentuk N NMukosa hiperemi - -Meatus nasi med.Mukosa hiperemi - -
Sekret - -Konka nasi med. N NMeatus nasi inf.Mukosa hiperemi + -Edema + -Konka nasi inf.Edema + -Mukosa hiperemi + -Septum nasiDeviasi - -Benda asing - -Perdarahan - -Transluminasi Tidak dilakukan
C. TenggorokanBibir : Mukosa bibir basahMulut : Mukosa mulut basah, bau mulut (+)Gigi : Tidak ada kariesLidah : Tidak ada ulcusUvula : Bentuk normal, hipertemi (-), edema (-),
membran normalPalatum mole : Ulkus (-), hiperemi (+)Arcus anterior Kanan KiriHiperemi (+) (+)Edema (-) (-)Arcus posteriorHiperemi (+) (+)Edema (-) (-)Tonsila palatinaBesar To To
Warna N NEdema (-) (-)Detritus (+) (+)Membran (-) (-)
FaringHiperemi (-) (-)Edema (-) (-)Reflek muntah (+) (+)Membran (-) (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG :- Laboratorium : Darah rutin tanggal 25 Juni 2006
Hb : 11,2 g/dlEritrosit : 3,71.106/mmk
Leukosit : 9,63.103
/mmkHct : 33,6%
9
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
10/11
Trombosit : 649.000/mmkNeutropil : 68,6%Lymphosit : 20,6%
Monosit : 7,0%Eosinofil : 3,3%Basofil : 0,5%
- Foto rontgen: Foto Mastoid posisi Schuller tanggal 26 Juni 2006Mastoiditis kronis
V. DIAGNOSIS BANDING1. Otitis media supurativa kronis2. Otits media akut
VI. DIAGNOSIS KERJAOtitis media supuratif kronis
VII. PENATALAKSANAAN- IVFD RL : D5% (1:1) 24 tts/mnt- Cefotaxim inj 2 x 1 gram- Metamizole 3 x 1 amp
- Otopain tetes telinga 3 x III gttPEMBAHASAN
Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan keradangan atau infeksi kronis yangmengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan perforasi membrantimpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, pasiendidiagnosis menderita OMSK. Berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan keluarnya cairan daritelinga kiri yang kumat-kumatan, dimana sekret awalnya berwarna putih, encer dan tidak berbau,kemudian menjadi agak kental, kekuningan, dan berbau. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepaladan nyeri pada telinga kiri, namun tidak rasa berputar. Pasien juga mengeluhkan pendengaranpada telinga kiri menurun, dimana dari pemeriksaan tes pendengaran dengan garputala didapatkantuli konduksi.
Penurunan pendengaran pada pasien OMSK tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran yang terjadi. Biasanya dijumpai tuli konduktif, namun dapat pula terjadi tulipersepsi yaitu bila telah terjadi invasi ke labirin, atau tuli campuran. Gangguan pendengaranmungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupunkolesteatom, dapat menghambat bunyi sampai dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpaikolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db yang menandakan bahwa rantai tulang pendengaranmasih baik.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani sertakeutuhan dan mobilitas sistim pengantaran suara ke telinga tengah. Pada pasien ini dari hasilpemeriksaan didapatkan perforasi sentral pada membran timpani.
Dalam proses penyembuhannya dapat terjadi penumbuhan epitel skuamosa ke dalamtelinga tengah. Kadang-kadang perluasan lapisan tengah ini ke daerah atik mengakibatkanpembentukan kantong dan kolesteatom. Pembentukan kolesteatom ini akan menekan tulang-tulangdi sekitarnya sehingga mengakibatkan terjadinya destruksi tulang, yang ditandai dengan sekretyang kental dan berbau.
Dari pemeriksaan penunjang X-ray yaitu foto mastoid posisi Schuller didapatkangambaran mastoiditis kronis. Rongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung
melalui aditus ad antrum. Oleh karena itu, infeksi kronis telinga tengah yang berlangsung lamabiasanya disertai infeksi kronis di rongga mastoid yang dikenal dengan istilah mastoiditis. Beberapaahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi OMSK.
Prinsip pengobatan pasien OMSK benigna aktif adalah membersihkan liang telinga dankavum timpani serta pemberian antibiotika, baik topikal maupun sistemik. Pasien diterapi secarakonservatif. Pada stadium aktif dapat diberikan antibiotik, cuci telinga dengan larutan H2O2 3%, dandengan obat tetes telinga. Pemberian antibiotik topikal pada telinga dengan sekret yang banyaktanpa dibersihkan dulu adalah tidak efektif.
Edukasi tak kalah penting untuk mencegah penyakit ini aktif kembali. Pada pasien denganOMSK benigna tenang tidak memerlukan pengobatan. Pasien diingatkan untuk tidak mengorektelinga, menjaga agar air tidak masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang, dan segeraberobat bila menderita ISPA. Bila fasilitas memungkinkan sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta gangguan pendengaran.
Pasien OMSK dengan mastoiditis kronis dapat dilakukan mastoidektomi. Tujuan
mastoidektomi adalah menghentikan infeksi secara permanen, mencegah terjadinya komplikasi,dan sejauh mungkin mempertahankan fungsi pendengaran.
10
-
7/31/2019 Bahan Tht Omsk
11/11
PENUTUPTelah dilaporkan sebuah kasus pada seorang pasien Ny. H, umur 40 tahun yang dirawat
di ruang THT RSUD Ulin Banjarmasin. Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis menderita otitis media supuratif kronis (OMSK). Pasiendiijinkan pulang setelah 11 hari perawatan.
DAFTAR PUSTAKA1. Djaafar ZA. Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001. h. 49-622. Helmi. Komplikasi otitis media supuratif kronis dan mastoiditis. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,
Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta:FKUI, 2001. h. 63-73
3. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga tengah dan mastoid. Dalam: Effendi H,Santoso K, Ed. BOIES buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997: 88-118
4. Berman S. Otitis media ini developing countries. Pediatrics. July 2006. Available from URL:http://www.pediatrics.org
5. Thapa N, Shirastav RP. Intracranial complication of chronic suppuratif otitis media, attico-antraltype: experience at TUTH. J Neuroscience. 2004; 1: 36-39 Available from URL:
http://www.jneuro.org6. Yeds PD, Flood LM, Banerjee A, Cliford K. CT-scanning of middle ear cholesteatome: what does
the surgeon want to know? The British Journal of Radiology. 2002; 75: 847-852. Available fromURL:http://www.bjradio.org
7. Loy AHC, Tan AL, Lu PKS. Microbiology of chronis suppurative otitis media in Singapore.Singapore Med J. 2002; 43: 296-9
8. Couzos S, Lea T, Mueller R, Murray R, Culbong M. Effectiveness of ototopical antibiotics forchronic suppurative otitis media in Aboriginal children: a community-based, multicentre,double-blind randomised controlled trial. Medical Journal of Australia. 2003. Available fromURL:http://www.mja.com.au
9. Dugdale AE. Management of chronic suppurative otitis media. Medical Journal of Australia.2004. Available from URL: http://www.mja.com.au
10. Miura MS, Krumennauer RC, Neto JFL. Intracranial complication of chronic suppuratif otitismedia in children. Brazillian Journal of Otorhinolaringology. 2005. Available from URL:http://www.rborl.org.br
11. Vesterager V. Fortnightly review: tinnitusinvestigation and management. BMJ. 1997. availablefrom URL: http://www.bmj.org
11
http://www.pediatrics.org/http://www.jneuro.org/http://www.bjradio.org/http://www.bjradio.org/http://www.mja.com.au/http://www.mja.com.au/http://www.mja.com.au/http://www.rborl.org.br/http://www.bmj.org/http://www.jneuro.org/http://www.bjradio.org/http://www.mja.com.au/http://www.mja.com.au/http://www.rborl.org.br/http://www.bmj.org/http://www.pediatrics.org/