bahan tentang sifilis

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang menginfeksi sebanyak 5% dari seluruh pekerja seks di seluruh dunia (WHO,2012). Hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukan prevelensi penyakit sifilis yang diderita pekerja seks di Indonesia dari tahun 2005-2007 meningkat dari 7,8 menjadi 14,5%. (1) Sifilis dapat menular menular melalui kontak seksual maupun congenital karena dapat menembus sawar plasenta. Lesi basah terinfeksi dari penderita memperoleh kontak langsung ke kulit atau mukosa pejamu yang akan menyebabkan penularan sifilis. (2) Penularan yang mudah melalui hubungan sex beresiko tinggi pada pekerja seks di Indonesia membutuhkan perhatian penting dalam mencegah penularan, deteksi dini, dan menejemen pengobatan dan perawatan sesegera mungkin di butuhkan agar penyakit ini dapat di sembuhkan. (1) Pengetahuan tentang penularan dan kesadaran terhadap bahaya penyakit sifilis sangat dibutuhkan agar penyebaran penyakit sifilis tidak meningkat setiap tahun.

Upload: yessy-aulia

Post on 07-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakang Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang menginfeksi sebanyak 5% dari seluruh pekerja seks di seluruh dunia (WHO,2012). Hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukan prevelensi penyakit sifilis yang diderita pekerja seks di Indonesia dari tahun 2005-2007 meningkat dari 7,8 menjadi 14,5%.(1) Sifilis dapat menular menular melalui kontak seksual maupun congenital karena dapat menembus sawar plasenta. Lesi basah terinfeksi dari penderita memperoleh kontak langsung ke kulit atau mukosa pejamu yang akan menyebabkan penularan sifilis.(2) Penularan yang mudah melalui hubungan sex beresiko tinggi pada pekerja seks di Indonesia membutuhkan perhatian penting dalam mencegah penularan, deteksi dini, dan menejemen pengobatan dan perawatan sesegera mungkin di butuhkan agar penyakit ini dapat di sembuhkan.(1) Pengetahuan tentang penularan dan kesadaran terhadap bahaya penyakit sifilis sangat dibutuhkan agar penyebaran penyakit sifilis tidak meningkat setiap tahun.

ETIOLOGIPenemuan treponema palidum pada bahan pemeriksaan dari pasien sifilis dilalukan oleh Schaudin dan Hoffman pada tahun 1905. Treponema palidum merupakan satu dari banyak mikroorganisme bentuk spiral yang bergerak berputar pada sumbu panjangnya. Spiroketa terdiri atas tiga genus yang pathogen terhadap manusia dan berbagai macam binatang: leptospira, yang menyebabkan leptospisis pada manusia; Borrelia, termasuk B. recurrenitis dan B.vincentii, yang berturut-turut menyebabkan demam berulang dan angina Vincent, juga B. burgdorferi, penyebab penyakit lime; dan treponomatosis. Treponema meliputi T. palidum subspecies palidum (selanjutnya di sebut T. palidum), yang menyebabkan sifilis kelamin; T. palidum subspecies partenue, yang menyebabkan frambusia; T. pallidum subspecies endemicum, yang menyebabkan sifilis endemis atau bejel; T. carateum, yang menyebabkan pinta dan T. paraluiscuniculi, yang menyebabkan sifilis pada kelinci. Spesies treponema lainnya di temukan pada mulut manusia, mukosa genital dan saluran makana tatapi tidak terbukti memiliki peran patogenik. Treponema ini biasa dikacaukan dengan T.pallidum pada pemeriksaan medan gelap. Akhir-akhir ini, sebuah treponema dalam mulu yang baru dilaporkan oleh Riviere dan rekan-rekan. Organism ini mempunyai hubungan antigenic yang sangat dekat dengan T.pallidum dan secera bermakna berhubungan dengan kejadian periodonitis dan gingivitis ulseratif nekrotikans akut. Peranan etiologi kuman ini pada penyakit gusi ini belum di ketahui. T.pallidum merupakan organism yang tipis, lembut dengan 6 sampai 14 spiral dengan ujung meruncing berukuran panjang 6 sampai 15 um dan lebar 0,2 um. Sitoplasma dikelilingi oleh membrane sitoplastik trilaminer yang dikelilingi oleh lapisan lembut peptidoglikan sehingga menimbulkan kekakua struktur. Membra luar lebih kaya lemak dan mengandung sedikit protein membrane yang utuh. Enam endoflagela mengililingi sel tubuh dalam ruangan antara dinding sel dalam mermbran sebelah luar dan mungkin merupakan elemen kontraktil yang berperan untuk bergerak. Tidak ada satupun dari empat treponema pathogen yang sudah dibiarkan secara in vitro dan tidak ada perbedaan morfologi. Serologi atau metabolic yang terlihat di antara keempat treponema ini. Keempat treponema ini di bedakan terutama berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkannya. Satu-satunya pejamu alami T.pallidum adalah manusia. Banyak mamalia yang dapat terinfeksi T.pallidum, tetapi hanya manusia, kera kelas yang belum tinggi, dan beberapa binatang percobaan yang secara teratur menunjukan lesi sifilik.

EPIDEMIOLOGIHamper semua kasus sifilis didapat melalui hubungan seksual dengan lesi yang terinfeksius(misalnya syanker, bercak mukosa, raum kulit atau kondiloma latum). Cara penularan lain yang lebih jarang adalah kontak personal nonseksual dan infeksi dalam rahim atau setelah transfuse darah.Jumlah total khusus yang dilaporkan diamerika serikat setiap tahunnya. Menurun dengan mantap dari 575.593 pada tahun 1943 menjadi 64.621 kasus pada tahun 1977, suatu penuruna sebesar 88%, tapi pada tahun 1990 menaik menjadi 134.225 kasus, suatu kenaikan 97% dari tahun 1986 hingga 1990. jumlah kasus baru mencapi puncaknya pada tahun 1947 kemudian menurun menjadi sekitar 6.000 kasus pada tahun 1956; sejak itu, terjadi peningkatan yang agak mantap dari kasus sifilis infeksius dan ditandai dengan tiga masa peningkatan yang agak cepat: lebih dari 10.000 kasus baru pada tahun 1960 dibandingkan pada tahun 1956; 13.000 kasus baru pada tahun 1982 dibandingkan tahun 1979; dan dari tahun 1986 sampai 1990, suatu peningkatan 22.340 kasus infeksius baru terjadi hanya dalam 4 tahun. Pada tahun 1990 dilaporkan 50.223 kasus sifilis primer dan skunder dan 55.132 sifilis laten; kasus yang ttidak terdiagnosa diperkirakan jauh lebih besar.Populasi yang berada dalam beresiko tinggi untuk menderita sifilis telah berubah. Antara 1977 dan 1982, kira-kira separuh pasien awal diamerika serikat adalah laki-laki homoseksual atau biseksual. Sebagian besar karna perubahab prsaktik seksual pada populasi ini karna epidemic AIDS,proporsi khusus sifilis awal yang melibatkan laki-laki homoseksual dan biseksual menurun. Epidemic sifilis sekarang melibatkan orang kulit hitam heteroseksual, laki-laki dan perempuan, sebagian besara didaerah pekotaan. Di beberapa kota, sifilis infeksiosa secara bermakna berkolerasi pertukaran seks dengan crack kokain. Puncak insiden sifilis tampak pada usia 15 sampai 34 tahun. Walaupun insiden sifilis dilaporkan lebih tinggi pada orang kulit hitam dan hispanik dibandingkan dengan orang-orang kulit putih dan lebih tinggi didaerah perkotaan dari pada daerah rural, perbedaan ini sebagaian sebagai refleksi karana golongan minoritas perkotan berobat ke rumah sakit umum, dengan pelaoran kasus lebih sempurna. Angga kekerapan kasus sifilis awal tinggal didaerah pusat perkotaan yang berar, termasuk New York, bagian-bagian florida dan texas, los angeles dan distrik kolombia.

1. N.I. Majid. Dkk. Syphilis among female sex workers in Indonesia: Need an opportunity of Intervention. Sex Transform Infect jounal. 2010 oktober; 86(5):377-83.2. Price, Sylvia., Wilson, Lorraine M. 2003. Pathogenesis: Konsep Klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC penerbit Buku kedokteran.