bahan presentasi

16
B. DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP EKOSISTEM Beberapa dampak negatif terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan manusia : 1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat Kawasan hutan yang pepohonannya banyak ditebang untuk memenuhi kesejahteraan manusia atau pembangunan jalan yang melintasi hutan merupakan contoh fragmentasi habitat. Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya berbagai masalah, antaralain seperti kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut. 2. Terganggunya Aliran Energi di Dalam ekosistem Ketika proses penebangan dan pembakaran hutan selesai, maka kawasan itu kemudian akan ditanami satu jenis tumbuhan (sistem monokultur), contoh : padi. Hal itu menyebabkan aliran energi yang semula kompleks, yaitu antara beberapa jenis produsen, konsumen, dan detritivoria menjadi aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen, beberapa konsumen, dan detritivoria. 3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan Penggunaan pestisida dan antibiotika yang berlebihan untuk membunuh populasi organism yang merugikan dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut. 4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem Hilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam ekosistem. 5. Introduksi Spesies Asing Introduksi spesies asing dapat merugikan dalam suatu ekosistem karena spesies tersebut tidak memiliki predator alami.. contohnya ledakan populasi tanaman enceng gondok, dikarenakan tidak terdapatnya predator alami (Neochetine eichhorniae) yang mengontrol pertumbuhan populasi tanaman tersebut. 6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui Semua sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti kayu, tanduk, dan gading jika digunakan dan dieksploitasi secara

Upload: veliayu-wardhani

Post on 18-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

untuk smk

TRANSCRIPT

Page 1: bahan presentasi

B. DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP EKOSISTEM

Beberapa dampak negatif terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan manusia :

1. Fragmentasi dan Degradasi HabitatKawasan hutan yang pepohonannya banyak ditebang untuk memenuhi kesejahteraan manusia atau pembangunan jalan yang melintasi hutan merupakan contoh fragmentasi habitat. Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya berbagai masalah, antaralain seperti kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

2. Terganggunya Aliran Energi di Dalam ekosistemKetika proses penebangan dan pembakaran hutan selesai, maka kawasan itu kemudian akan ditanami satu jenis tumbuhan (sistem monokultur), contoh : padi. Hal itu menyebabkan aliran energi yang semula kompleks, yaitu antara beberapa jenis produsen, konsumen, dan detritivoria menjadi aliran energi yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen, beberapa konsumen, dan detritivoria.

3. Resistensi Beberapa Spesies MerugikanPenggunaan pestisida dan antibiotika yang berlebihan untuk membunuh populasi organism yang merugikan dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut.

4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam EkosistemHilangnya satu organisme dapat memberikan dampak yang cukup besar di dalam ekosistem.

5. Introduksi Spesies AsingIntroduksi spesies asing dapat merugikan dalam suatu ekosistem karena spesies tersebut tidak memiliki predator alami.. contohnya ledakan populasi tanaman enceng gondok, dikarenakan tidak terdapatnya predator alami (Neochetine eichhorniae) yang mengontrol pertumbuhan populasi tanaman tersebut.

6. Berkurangnya Sumber Daya Alam TerbaharuiSemua sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti kayu, tanduk, dan gading jika digunakan dan dieksploitasi secara berlebihan akan menurunkan jumlah dan kualitas sumber daya alam tersebut.

7. Terganggunya Daur Materi di Dalam EkosistemMeningkatnya aktivitas manusia di dunia berpengaruh terhadap daur biogeokimia. Contohnya daur karbon yang terganggu akibat semakin banyaknya penggunaan bahan bakar. Melimpahnya CO2 yang dihasilkan dari proses pembakarandapat memberikan efek buruk, salah satunya adalah pemanasan global.

C. EKSPLOITASI BERLEBIHAN PADA EKOSISTEM DARAT DAN AKUATIK

1) Ekosistem DaratEkosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan, meliputi hutan, padang rumput, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada ekosistem hutan. Semakin banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka semakin banyak pula manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk

Page 2: bahan presentasi

kesejahteraan hidupnya secara berlebihan tanpa memperhatikan keseimbangan ekonomi.Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi karbon dioksida terbesar karna vegetasinya memerlukan CO2 untuk fotosintesis. Namun, adanya CO2 yang berlebih yang menyebabkan pemanasan global. Salah satu efek pemanasan global adalah mencairnya es di kutub. Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekologis di seluruh bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon dalam jumlah besar juga menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya.

2) Ekosistem AkuatikEkosistem akuatik yang meliputi laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami eksploitasi pula. Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan. Rusaknya atau pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik. Misalnya pantai yang telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut. Hal itu akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut.

Page 3: bahan presentasi

Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat dan Akuatik

1. Ekosistem DaratEkosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma yang ada

di seluruh belahan bumi, yaitu hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada ekosistem hutan. Ekosistem hutan, khususnya ekosistem hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Didalamnya, terdapat berbagai macam organisme yang masing-masing memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem.

Selain itu,di dalam ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan terdapat di alam hutan. Salah satu peran penting keberadaan hutan bagi organisme di bumi, yaitu keberadaan pohon-pohon dan tumbuhan lain yang dapat menyediakan gas oksigen bagi organisme di dunia. Sejalan dengan banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka semakin banyak juga manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk kesejahteraan hidupnya.

Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan over eksploitasi hutan. Saat ini, semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan secara berlebihan dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan hutan secara acak dalam jumlah besar untuk industri furnitur atau industri kertas, dan pembakaran hutan untuk area persawahan secara terus- menerus menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional maupun global. Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi karbon dioksida terbesar karena vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis. Ketika banyak wilayah hutan hilang, ditambah dengan tingginya buangan gas karbon dioksida dari berbagai aktivitas manusia, maka gas karbon dioksida akan terakumulasi di atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam jumlah berlebih di atmosfer dapat menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara secara global sehingga dapat mengubah pola iklim bumi.

Salah satu efek dari peningkatan suhu global adalah mencairnya es di kutub. Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi keseimbangan ekologis di seluruhbumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya  habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah hilangnya daerah resapan air.

Hutan merupakan daerah resapan air hujan yang paling besar karena akar pohon-pohon dan tumbuhan hutan lainnya mampu menyerap dan menyimpan air. Hilangnya populasi tumbuhan di hutan dan daratan lainnya menyebabkan air hujan yang jatuh ke tanah tidak terserap, tetapi ikut terbawa bersama tanah menuju perairan atau disebut dengan peristiwa erosi. Sebagai akibatnya, tanah menjadi tandus dan kering.

2. Ekosistem Akuatik Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan. Ekosistem

akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang serupa.Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara

Page 4: bahan presentasi

berlebihan. Penangkapan organisme laut, seperti ikan konsumsi maupun ikan hias, dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut. Organisme yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih. Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18-30°C. Kenaikan suhu sebesar 1°C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.

            Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila  daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.

1. Ekosistem DaratEkosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma yang ada

di seluruh belahan bumi, yaitu hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada ekosistem hutan. Ekosistem hutan, khususnya ekosistem hutan hujan tropis memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Didalamnya, terdapat berbagai macam organisme yang masing-masing memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem.

Selain itu,di dalam ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan terdapat di alam hutan. Salah satu peran penting keberadaan hutan bagi organisme di bumi, yaitu keberadaan pohon-pohon dan tumbuhan lain yang dapat menyediakan gas oksigen bagi organisme di dunia. Sejalan dengan banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka semakin banyak juga manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk kesejahteraan hidupnya.

Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan over eksploitasi hutan. Saat ini, semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan secara berlebihan dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan hutan secara acak dalam jumlah besar untuk industri furnitur atau industri kertas, dan pembakaran hutan untuk area persawahan secara terus- menerus menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional maupun global. Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi karbon dioksida terbesar karena vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis. Ketika banyak wilayah hutan hilang, ditambah dengan tingginya buangan gas karbon dioksida dari berbagai aktivitas manusia, maka gas karbon dioksida akan terakumulasi di atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam jumlah berlebih di atmosfer dapat menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara secara global sehingga dapat mengubah pola iklim bumi.

Salah satu efek dari peningkatan suhu global adalah mencairnya es di kutub. Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi keseimbangan ekologis di seluruhbumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon secara dalam jumlah besar menyebabkan

Page 5: bahan presentasi

hilangnya  habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah hilangnya daerah resapan air.

Hutan merupakan daerah resapan air hujan yang paling besar karena akar pohon-pohon dan tumbuhan hutan lainnya mampu menyerap dan menyimpan air. Hilangnya populasi tumbuhan di hutan dan daratan lainnya menyebabkan air hujan yang jatuh ke tanah tidak terserap, tetapi ikut terbawa bersama tanah menuju perairan atau disebut dengan peristiwa erosi. Sebagai akibatnya, tanah menjadi tandus dan kering.

2. Ekosistem Akuatik Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan. Ekosistem

akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang serupa.Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan. Penangkapan organisme laut, seperti ikan konsumsi maupun ikan hias, dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut. Organisme yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih. Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18-30°C. Kenaikan suhu sebesar 1°C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.

            Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila  daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.

Page 6: bahan presentasi

DAMPAK EKSPLOITASI BERLEBIHAN TERHADAP EKOSISTEM

Dibandingkan dengan komponen biotik lainnya, manusia merupakan jenis organism

yang memiliki pengaruh yang kuat di bumi ini. Kemampuan manusia untuk beradaptasi

dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkannya,

menyebabkan populasi manusia meningkat dengan cepat.

Sikap manusia yang cendrung merusak lingkungan, seperti membakar hutan,

memberantas hama dan bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem alami menjadi ekosistem

buatan, memberikan dampak negative pada ekosistem. Berikut ini akan dijelaskan berbagai

dampak negative terhadap ekosistem akibat eksploitasi berlebihan oleh manusia.

1. Fragmantasi dan Degradasi Habitat

Meningkatkan populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang

dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti yang dibutuhkan untuk

mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian, tempat tinggal, industri

dan sebagainya.

Fragmentasi habitat misalnya terjadi pada kawasan yang ditebang atau dirambah,

sehingga menyisakan kawasan hutan kecil. Hutan yang ditebang atau dirambah

memberikan dampak antara lain perubahan pada struktur komunitas hutan dan kematian

pohon yang berada di pinggiran hutan akibat tingginya paparan angin dan cahaya

matahari.

Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti

kematian organism karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan

menurunnya keanekaragaman sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya

keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

2. Tergantungnya Aliran Energi di Dalam Ekosistem

Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat

menyebabkan terjadinya perubahan aliran energy dalam ekosistem tersebut. Contohnya,

ketika proses penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan hutan kemudian

ditanami dengan satu jenis tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut menyebabkan

aliran energy yang semula bersifat komleks, yaitu antara berbagai jenis produsen (pohon-

pohon besar dan kecil), konsumen (berbagai macam hewan), detritivora (jamur, bakteri,

Page 7: bahan presentasi

dan sebagainya), menjadi aliran energy yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen

(contohnya padi), beberapa konsumen, dan detrivor.

3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan

Penggunaan pestisida dan abiotik secara berlebihan untuk membunuh populasi

organisme yang merugikan (hama atau pathogen) dapat menyebabkan munculnya

populasi organisme yang kebal terhadap pestisida dan antibiotik tersebut. Hama yang

tidak atau kurang sensitif (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu dapat bertahan dari

penggunaan pestisida tersebut.

Demikian juga adanya jika antibiotik digunakan secara berlebihan, yaitu dalam

dosis yang terlalu tinggi atau frekuensi yang terlalu sering. Populasi spesies patogen yang

dapat bertahan dari dosis antibiotik tersebut akan berkembang biak menghasilkan

populasi spesies patogen yang kebal.

4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam Ekosistem

Setiap organisme memiliki peran penting di dalam suatu ekosistem. Contohnya, di

dalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular, dan

sabagainya dapat meningkatkan populasi organism lain, misalnya tikus makan padi akan

menurun dan hasil panen akan berkurang.

5. Introduksi Spesies Asing

Introduksi atau masuknya spesies dari suatu ekosistem ke dalam ekosistem lainnya

biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingka kesejahteraan manusia. Namun, introduksi

spesies asing juga dapat merugikan, karena terkadang didalam ekosistem yang baru,

spesies tersebut tidak memiliki predator alami. Serangga Neochetine eichhorniae yang

merupakan predator tanaman eceng gondok dan dapat mengendalikan populasi enceng

gondok di perairan tidak hidup di Indonesia.

6. Berkurangnya Sumber Daya Alam Terbaharui

Kayu, tanduk, gading, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi

secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas baik semakin berkurang. Hal

tersebut menyebabkan kualitas kayu dan tingkat regenerasi semakin menurun.

7. Tergantungnya Daur Materi di Dalam Ekosistem

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia juga

akan ikut meningkat. Meningkatnya aktivitas manusia didunia berpengaruh terhadap daur

biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat semakin banyaknya

penggunaan bahan bakar.

Page 8: bahan presentasi
Page 9: bahan presentasi

C. EKSPLOITASI BERLEBIHAN PADA EKOSISTEM DARAT DAN AKUATIK

C.1. Ekosistem Darat

Ekosistem darat meliputi semua bioma darat seperti hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun dan sebagainya. Dari semua bioma darat yang paling banyak dimanfaatkan dan dieksploitasi besar-besaran adalah hutan. Hutan memiliki banyak fungsi diantaranya adalah :1. Penyedia sumber bahan pangan, sandang, papan, dan obat-obatan2. Penghasil oksigen dan Pengkonsumsi CO2 untuk fotosintesis karena banyaknya organisme autotrofik.3. Sebagai resapan air dalam daur hidrologi4. Sebagai habitat berbagai species

Eksploitasi hutan yang berlebihan / over eksploitasi akan berakibat :1. menurunnya atau bahkan hilangnya species-species tertentu2. berkurangnya oksigen dan peningkatan jumlah karbondioksida yang berakibat pemanasan global (berubahnya iklim global)3. Terjadinya banjir, tanah longsor karena hilangya resapan yang mengganggu daur hidrologi4. Hilangnya tempat tinggal, tempat berlindung, dan tempat segala aktivitas hewan yang tinggal di dalamnya.

C.2. Ekosistem Akuatik

Ekosistem aquatic pun tidak bebas dari aktivitas manusia untuk mengeksploitasi seperti :1. pengambilan ikan untuk konsumsi/ ikan hias2. pengambilan terumbu karang3. pembukaan daerah wisata

Eksploitasi ekosistem akuatik yang berlebihan/ overeksploitasi dapat berakibat :1. menurun/ hilangnya species ikan atau hewan laut yang lain2. hilangnya habitat hewan air akibat hilangnya terumbu karang3. polusi, kerusakan ekosistem karena kegiatan pariwisata yang tidak dikelola dengan baik.

Page 10: bahan presentasi

B. DAMPAK EKSPLOITASI

Meningkatnya jumlah populasi manusia juga meningkatkan ancaman bagi lingkungan. Sikap manusia yang cenderung merusak lingkungan memberikan dampak negative terhadap ekosistem. Eksploitasi di luar batas oleh manusia memberikan dampak yang cukup besar bagikerusakan lingkungan.Beberapa dampak negative akan diuraikan berikut ini .

B. 1. Fragmentasi dan Degradasi Habitat

Penggunaan lahan untuk pemenuhan kesejahteraan manusia yang selalu meningkat jumlahnya kadang tidak memperhatikan efek ekologis yang berakibat berkurangnya atau rusaknya habitat alami bagi organisme di lahan tersebut. Fragmentasi terjadi pada hutan yang ditebang/dirambah, pembangunan jalan yang melintasi hutan, pembangunan berbagai sarana di pinggir jalan yang meleintasi hutan menyebabkan perubahan struktur komunitas hutan, kematian pohon, kebisingan, polusi, serta pengurangn lahn untuk habitat organisme asli.

Fragmentasi dan degradasi habitat menyebbkan munculnya masalah lain seperti kematian organisme karena hilangnya sumber mkanan, tempat tinggal sehingga berakibat menurunnya keanekaragaman jenis pda habitat tersebut serta menyebabkan rantai makanandan jarring-jaring makanan banyak yang terputus.

B.2. Terganggunya Aliran energi di dalam Ekosistem

Ekosistem buatan yang sengaja diubah oleh manusia menjadi ekosistem buatan menyebabkan terganggunya aliran energi . Penebangan hutan dan digantikannya dengan lading/sawah membuat ekosistem menjadi sederhana. Terjadi perubahan komposisi dan keanekaragaman produsen, konsumen, detritivora, dn decomposer. Aliran energi yang tadinya kompleks menjadi lebih sederhana dan berakibt rentannya ekosistem terhadap kerusakan.

B. 3. Resistensi Beberapa Species Merugikan

Penggunaan pestisida dan antibiotic yang tidak sesuai takaran/dosis tidak dapat memberantas hama atau pun kumanyan bersifat pathogen. Organisme pengganggu yang tidak mati secara sempurna oleh pestisida atau pun antibiotic ini menjadi kebal oleh pestisida dan antibiotic, Kekebalan ini diturunkan pada generasi berikutnya sehingga akan lebih sulit memberantas hama dan menyembuhkan penyakit yang disebabkan species yang telah resisten. Peningkatan kadar pestisida ataupun antibiotic yang tidak terkendali akan lebih memperparah kondisikarena species ini justru akan semakin resisten.

B.4. Hilangnya Species Penting di dalam Ekosistem

Setiap organisme dalam ekosistem memiliki peran sesuai jabatannya/ nicianya. Hilangnya species tertentu dapat mengubah struktur rantai makanan dan jarring-jaring makanan sehingga menjadi semakin sederhana. Menurunnya populas species tertentu akan mempengaruhi jumlah populasi lain yang terangkai dalam rantai makanan.

B.5. Introduksi Species Asing

Page 11: bahan presentasi

Introduksi/masuknya species asing dari satu ekosistem ke ekosistem yang lain biasanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Introduksi kadang terjadi tidak sengaja terbawa oleh alat transportasi yang mengangkut barang dan ketika mendarat/berlabuh ke suatu tempat meninggalkan spescies tersebut. Introduksi species asing selain meningkatkan kesejahteraan manusia kadan juga merugikan karena saat masuk ke suatu wilayah tidak disertai predator alaminya sehingga sulit mengendalikan ledakan populasinya. Contohnya ledakan eceng gondok dan keong mas yang bersifat mengganggu Kedua species itu bukan asli Indonesia.

B.6. Berkurangnya Sumber Daya Alam TerbaharuiSumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup digolongkan sebagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan menurunnya jumlah organisme tersebut maupun mutunya. Contohnya adalah penebangan liar untuk mendapatkan kayu ataupu perburuan liar untuk mendapatkan gading, kulit, tanduk dan sebagainya.

B.7. Terganggunya Daur Materi di dalam Ekosistem

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitasnya pun juga meningkat. Hal ini berakibat terhadap daur biogeokimia. Contohnya adalah pembakaran oleh manusia, aktivitas penggunaan bahan baker yang berlebihan menghasilkan gas CO2 dalam jumlah besar sehingga terjadilah pemanasan global.