bahan presentasi

Upload: kiki-krisdina-anya

Post on 21-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANG Masalah kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari akibat perkembangan industri perakitan kendaraan bermotor di Indonesia, serta kemampuan daya beli masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor. Faktor lain juga bisa menjadi kendala dan tantangan dalam mencegah kecelakaan lalu lintas, misalnya kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meningkat. LANDASAN TEORI Fakor kecelakaan lalu lintasn secara umum dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor utama yaitu : 1. Faktor manusia. 2. Faktor kendaraan. 3. Faktor jalan. 4. Faktor lingkungan. FAKTOR MANUSIA Faktor penyebab kecelakaan oleh manusia dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya adalah mengemudi dalam keadaan pengaruh alkohol, narkoba, atau dalam keadaan lelah, lengah akibat aktivitas lain, menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan kurang waspadanya sipengemudi dalam mengendarai kendaraannya. Terutama pada malam hari yang banyak terdapat sinar dari lampu kendaran lain yang bergerak berlawanan arah sehingga menyilaukan pandangan. FAKTOR KENDARAAN Faktor dari kendaraan yang dapat menyebabkan kecelakaan adalah kondisi kendaraan yang kurang baik, misalnya alat penereman pada kendaraan tidak berfungsi dengan sempurna, atau sering disebut dengan istilah blong. Kemudian alat penerangan pada kendaraan yang yang kurang baik sehingga menggangu penglihatan sipengemudi dalam mengendarai kendaraannya, FAKTOR JALANAN Faktor jalan sebagai penyebab kecelakaan pada ruas jalan umumnya disebabkan oleh design tikungan yang tidak memenuhi syarat, lebar jalan yang tidak memenuhi, kerusakan pada permukaan jalan akibat overload kendaraan berat, dan kemacetan yang disebabkan gangguan-gangguan seperti di atas. FAKTOR LINGKUNGAN Faktor lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan disepanjang ruas jalan antara lain disebabkan oleh banyaknya kegiatan sosial ekonomi seperti pusat pertokoan, pasar dan rumah sakit. Kecelakaan sering terjadi akibat tidak tersedianya fasilitas penyeberangan jalan dan trotoar sebagai tempat para pejalan kaki. *Fachrurrozy menyebutkan bahwa biasanya angka kecelakaan menempati salah satu dari 2 kategori besar yaitu populatin based rate (angka berdasarkan populasi) exposure based rate (angka berdasarkan perolehan) -Accident Rate per Km (angka kecelakaan per Km). R = angka kecelakaan total per Km setiap tahun A = jumlah total dari kecelakaan yang terjadi selama setahun L = panjang bagian yang terkontrol (dalam Km) -Death Rate Based On Population (angka kematian berdasarkan populasi) R = Angka kematian per 100.000 populasi. B = Jumlah total kematian lalu lintas dalam setahun. P = Jumlah populasi pada tahun yang bersangkutan. -Accident Rate Based On Black Spot

Angka kecelakaan dalam kasus ini digunakan untuk menilai titik kerawanan suatu lokasi kecelakaan disepanjang ruas jalan. R = Angka kecelakaan untuk spot A = Jumlah kecelakaan selama periode analisis Rsp= 365xTxV T = Waktu periose analisis V = LHR tahunan selama periode analisis. PROGRAM PEMECAHAN MASALAH KECELAKAAN LALU LINTAS Tindakan Programatik a. Mencari penyebab kecelakaan sehingga dapat dilakukan penanganan yang dibutuhkan. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menangani kecelakaan lalu lintas adalah menentukan perioritas masalah. b. Tahap analisis. Tahap ini merupakan telaahan faktorfaktor penyebab kecelakaan yang tidak terlepas dari telaahan system lalu lintas dan manusia. c. Tindakan. Berdasarkan analis dan pendekatan yang dilakukan, maka penanganan yang dilakukan meliputi : rekayasa lalu lintas, pendidikan dan penegakkan hukum. d. Kebijakan, realisasi dan evaluasi. Paket penanganan tersebut dapat dilakukan jika telah mendapatkan dukungan dari pemerintah serta adanya pengertian dan peran serta masyarakat. Rencana Tindak (Mass Action Plan) Peningkatan keselamatan pada ruas jalan mempertimbangkan 4 element yang mempengaruhi operasi lalu lintas yaitu :pengemudi, kendaraan, jalan dan tikungan. KESIMPULAN Faktor manusia memberikan kontribusi terbesar dari total penyebab kecelakaan disepanjang ruas jalan. Perlu dilakukan penanganan secara terpadu dan terkoordinasi dari Polri, Pemda dan masyarakat untuk mengatasi tingginya tingkat kecelakaan disepanjang ruas jalan. Penanganan kecelakaan lalu lintas juga dapat dilakukan melalui tindakan programatik yang melibatkan seluruh unsur dalam lapisan masyarakat dan berorientasi untuk penanganan jangka panjang. Sedangkan penanganan dalam jangka pendek dilakukan melalui Mass Action Plan. SARAN SARAN Perlu dilakukan control yang sangat ketat dalam mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Jika dimungkinkan, pelaksanaan ujian untuk mendapatkan SIM melibatkan Perguruan Tinggi setempat. Selain itu perlu dilakukan kampanye keselamatan dan kewaspadaan pemakai jalan.

B A B IV UPAYA PEMECAHAN MASALAH A. Tindakan Programatik Program penanganan kecelakaan lalulintas di Kota Bandung sebenarnya sudah direncanakan dan meliputi empat strategi yaitu : single siter (black spot program), mass action plan, route actions plan dan area wide schemes. Upaya nyata yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Kepolisian dan instansi terkait diantaranya adalah : 1. Polda Jawa Barat : o Pemakaian sabuk keselamatan (27 April s/d 01 Mei 2004) o Pemasangan spanduk /himbauan o Himbauan melalui media cetak dan elektronik o Penindakan dengan tilang (01 Mei s/d sekarang) 2. Dinas Perhubungan: o Pelatihan pengemudi angkutan kota dan bus AKDP. o Peremajaan kendaraan angkutan kota dan taksi o Peremajaan kendaraan dan peningkatan fasilitas pelayanan (rute pelayanan prima bus kota DAMRI) 3. PT. Jasa Raharja : o Bantuan dana perbaikan prasarana jalan terutama menjelang hari raya. o Santunan korban kecelakaan. Melihat penyebab utama kecelakaan lalulintas di Kota Bandung adalah kurangdisplinnya pengemudi, dengan mayoritas jumlah kendaraan yang terlibat adalah kendaraan pribadi dan sepeda motor, maka upaya pemecahan masalah keselamatan lalu lintas di Kota Bandung dengan tindakan programatik yang diusulkan dan dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Pembinaan pengemudi. Penyuluhan kepada pengemudi angkutan umum, pemilihan awak kendaraan umum teladan yang dilaksanakan tiap tahun tetap dilanjutkan. Namun prioritas pembinaan sekarang mulai diarahkan kepada pengemudi kendaraan pribadi dan sepeda motor, dibarengi dengan seleksi pemberian SIM yang ketat. 2. Pendidikan dan pengawasan kepada sekolah mengemudi. Banyaknya sekolah mengemudi ternyata belum mencerminkan tingkat kesadaran pengemudi untuk mematuhi aturan lalulintas. Permasalahannya adalah sekolah mengemudi tersebut hanya mengajarkan cara menyetir kendaraan dan tidak memberikan pendidikan tentang dampak dan kerugian yang ditimbulkan karena pengemudi yang tidak disiplin. Bahkan seringkali sekolah mengemudi memberikan kemudahan untuk membuat SIM, yang pada akhirnya ini seringkali dimanfaatkan oleh calon pengemudi untuk mendapat kemudahan tersebut tanpa mempertimbangkan kemampuan mengemudinya. Demi terciptanya lalulintas yang lancar dan bertanggung jawab, ekses-ekses negatif ini sebaiknya segera ditertibkan. 3. Peningkatan prasarana dan fasilitas lalu lintas jalan Data dari Dinas Bina Marga menunjukan bahwa tidak ada penambahan panjang jalan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini sangat memprihatinkan karena jumlah pendududk dan

kendaraan meningkat sangat pesat. Dengan segala keterbatasan dana yang ada, Pemerintah Daerah harus tetap mencari akal untuk menyelesaikan masalah ini, misalnya dengan cara bekerja sama dengan pengusaha pusat perbelanjaan untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. Karena pada akhirnya upaya peningkatan kelancaran dan keselamatan lalu lintas tersebeut dapat meningkatkan kemajuan usaha mereka. Data kebutuhan fasilitas dapat disediakan oleh Dinas Perhubungan seperti pada tabel berikut : Tabel IV-1. Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki (Penyeberangan) No. Fasilitas Dibutuhkan (buah) Terpasang (buah) (1) (2) (3) (4) 1. Zebra Cross 420 135 2. Jembatan Penyeberangan 85 10 jumlah 505 145 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandung, 2004 4. Manajemen Lalulintas (Traffic Management). Kegiatan ini adalah suatu upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang ada baik sarana maupun prasarana untuk penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Dengan memaksimalkan potensi yang ada, maka seringkali kegiatan ini tidak memerlukan biaya yang besar dalam pelaksanaannya. 5. Penegakkan Hukum (Law Enforcement) Kegiatan ini adalah kunci keberhasilan suatu program, karena seringkali rencana jauh dari kenyataan. Penegakkan hukum yang efektif sebaiknya dilaksanakan secara bersamasama melibatkan semua instansi yang berwenang dan hukuman dijatuhkan dengan tidak pandang bulu kepada setiap pelanggar untuk menimbulkan efek jera. B. Program Aksi Massal (Mass Action Plan) Peningkatan keselamatan lalu lintas adalah melalui Mass Action Plan, yaitu dengan tindakan yang harus segera dilakukan pada lokasi yang perlu penangan prioritas pada lokasi rawan kecelakaan meliputi : 1. Pemasangan spanduk dan contoh kendaraan yang tabrakan. Seringkali keberadaan spanduk tidak begitu diperhatikan oleh pengemudi yang bandel, untuk itu perlu pemberian suatu shock therapy berupa pajangangan kendaraan yang hancur berkeping-keping karena kecelakaan. Hiasan yang mengerikan tersebut diposisikan pada lokasi yang mudah dilihat namun tidak mengganggu pandangan pengemudi yang sedang menjalankan kendaraan. Hal ini akan mengingatkan kepada pengemudi tentang bahayanya kecelakaan bagi dirinya. 2. Kampanye keselamatan melalui media cetak dan elektronik. Sosialisasi yang berupa himbauan keselamatan dapat disampaikan melalui koran, selebaran, majalah ataupun media elektronik seperti radio maupun televisi. BABV KESIMPULAN DAN SARAN A. K e s i m p u l a n

1. Kualitas dan kuantitas kecelakaan lalulintas di Kota Bandung cenderung meningkat setiap tahun sebagai akumulasi dari beberapa faktor penyebab yaitu : peningkatan jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan serta yang paling kritis adalah semakin menurunnya disiplin pengemudi. 2. Kekurangdisiplinan pengemudi sebagai penyebab utama kecelakaan lalulintas bukan hanya milik angkutan umum, karena menurut data yang diperoleh, mayoritas jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah kendaraan pribadi. 3. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah daerah rawan kecelakaan di Kota Bandung mayoritas berada di luar kota dan berupa pertemuan antara lalulintas perkotaan (kecepatan rendah-volume tinggi) dan luar kota (kecepatan tinggi volume rendah). B. S a r a n 1. Upaya untuk menurunkan kualitas dan kuantitas kecelakaan dapat dilakukan dengan cara tindakan progmatik dan kegiatan aksi massal yang pada prakteknya dapat dilaksanakan secara bersamaan. 2. Untuk meningkatkan disiplin pengemudi dan pengguna jalan pada umumnya, aparat terkait sebaiknya menghindarkan kepentingan masing-masing dan berkerja secara bersama-sama. Dengan demikian perbedaan data dan tujuan program dapat diarahkan secara tepat dan mencapai sasaran. Dan perlu diingat bahwa kunci dari semua kegiatan yang diprogramkan adalah kesadaran masayarakat sebagai pengguna jalan. Karenanya apapun kegiatan yang diprogramkan tidak akan berjalan sukses tanpa adanya partisipasi masyarakat. 3. Daerah rawan kecelakaan perlu mendapat perhatian serius dan diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan / manajemen lalulintas agar kecelakaan tidak terus terjadi.