bahan makalah blok 7

4
faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasra tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vetebra servikal ke-6. Ke atas faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah berhubungan dengan aditus laringis dan kebawah berhubungan dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm, bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot. Mukosa Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung pada letaknya. Pada nasofaring karena fungsinya untuk saluran respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet. Dibagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring, karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia. Disepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga daera pertahanan tubuh terdepan. Palut lendir (mucous blanket) Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernafasan yang dihirup melalui hidung. Dibagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan bergerak sesuai dengan

Upload: gio-vano-naihonam

Post on 01-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Makalah Blok 7

faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Kantong ini mulai dari dasra tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggi vetebra servikal ke-6. Ke atas faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring dibawah berhubungan dengan aditus laringis dan kebawah berhubungan dengan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm, bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring).

Unsur-unsur faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot.

Mukosa

Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung pada letaknya. Pada nasofaring karena fungsinya untuk saluran respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang mengandung sel goblet. Dibagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring, karena fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia.

Disepanjang faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam rangkaian jaringan ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga daera pertahanan tubuh terdepan.

Palut lendir (mucous blanket)

Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernafasan yang dihirup melalui hidung. Dibagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak diatas silia dan bergerak sesuai dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir ini berfungsi menangkap partikel kotoran yang dibawa oleh udara yang kita hirup. Palut lendir ini mengandung enzim lyzozyme yang penting untuk proteksi.

Otot

Otot-otot faring terususun dalam lapisan melingkar (sirkular) dan meemanjang (longitudinal). Otot-otot yang sirkular terdiri dari muskulus konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-otot ini terletak disebelah luar. Otot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Disebelah depan otot-otot ini bertemu satu sama lain dan dibelakang bertemu pada ajringan ikat yang disebut “rafe faring” (raphe pharyngis). Kerja otot konstriktor untuk mengecilkan lumen faring. Otot-otot ini dipersarafi oleh n. Vagus (n X).

Otot-otot yang longitudinal adalah muskulus stilofaring dan muskulus palatofaring. Letak otot-otot ini disebelah dalam. M. Stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik

Page 2: Bahan Makalah Blok 7

faring, sedangkan m. Palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikan bagian bawah faring dan laring. Jadi kedua otot ini bekerja sebagai elevator. Kerja kedua otot ini penting pada waktu menelan. M. Stilofaring dipersarafi oleh n. Glosofaringeus (n IX) sedangkan m. Palatofaring dipersarafi oleh n vagus (n X).

Pada palutm molle terdapat lima pasang otot yang dijadikan satu dalam satu sarung fasia dari mukosa yaitu m levator veli palatini, m tensor veli palatini, m palatoglosus, m palatofaring dan m azygosuvula.

Muskulus levator veli palatini membentuk sebagian besar palatum molle dan kerjanya untuk menyempitkan ismus faring dan memperlebar ostium tuba eustachius. Oto ini dipersarafi oleh n vagus (n X).

Muskulus tensor veli palatini membentuk tenda palatum molle dan kerjanya untuk mengencangkan bagian anterior palatum molle dan membuka tuba eustachius. Otot ini dipersrafi oleh n vagus (n X).

Muskulus palatoglosus membentuk arkus anterior faring dan kerjanya menyempitkan ismus faring. Otot ini dipersarafi oleh n vagus (n X).

Muskulus palatofaring membentuk arkus posterior faring. Otot ini dipersarafi oleh n vagus ( n X).

Muskulus azygos uvula merupakan otto yang kecil, kerjanya memperpendek dan menaikan uvula ke belakang atas. Otot ini dipersrafi oleh n vagus (n X).

Pendarahan

Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang-kadang tidak beraturan. Yang utama berasal dari cabang arteri carotin eksterna (cabang faring ascendens dan cabang fausial) serta dari cabang arteri maksila interna yakni cabang palatina superior.

Persrafan

Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang ektensif. Cabang ini dibentuk dari cabang faring dari n. Vagus, cabang dari n. Glosofaring dan serabut simpatis. Cabang faring dari n. Vagus berisi serabut motorik. Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang-cabang untuk otot-otot faring kecuali m.stilofaring yang dipersarafi langsung oleh cabang n.glosofaring (n.IX).

Kelenjar getah bening

Aliran limfe dari dinding faring dapat melalui tiga saluran , yakni superior, media, inferior. Saluran limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah bening servikal dalam atas. Saluran limfe media mengalir ke kelenjar getah bening

Page 3: Bahan Makalah Blok 7

jugolodigastrik dan kelenjar srvikal dalam atas sedangkan saluran limfe inferior mengalir ke kelenjar getah bening servikal dalam bawah.

Berdasarkan letaknya faring dibagi atas:

Nasofaring

Batas nasofaring dibagian atas adalah dasar tengkorak, dibagian bawah adalah paltum molle

Faring adalah sebuah pipa musculomembranosa, yang panjangnya 12-14 cm, membentang dari basis cranii sampai setinggi vetebra servikal 6 atau tepi bawah cartilago cricoidea. Paling lebar dibagian superior, berukuran 3,5 cm. Di sebelah caudal dilanjutjan dengan esofagus (kerongkongan). Pada batas faring dengan esofagus lebarnya menjadi sekitar 1,5 cm, tempat ini merupakan tempat tersempit saluran pencernaan, selain appendix vermiformis.

Di sebelah cranial faring dibatasi oleh bagian posterior corpus ossis occpitalis. Disebelah dorsal dan lateral faring terdapat jaringan penyambung longgar yang menempati spatium peripharyngeal. Di sebelah dorsal, jaringan penyambung longgar tersebut memisahkan faring dari fascia alaris (lembar depan fascia prevetebralis). Disebelah ventral, faring terbuka ke dalam rongga hidung, mulut dan laring, dengan demikian dinding anteriornya tidak sempurna.