bahan kimia migas-1

154
Oleh: Dr. Puspa Ratu, M T Email: [email protected] Hp: 081380629948 Bahan Kuliah Pada : STEM AKAMIGAS CEPU 2015 KIMIA MINYAK DAN GAS BUMI

Upload: gerald-rahanra

Post on 24-Dec-2015

141 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

bkm

TRANSCRIPT

Oleh:Dr. Puspa Ratu, M T

Email: [email protected]: 081380629948

Bahan Kuliah Pada : STEM AKAMIGAS

CEPU2015

KIMIA MINYAK DAN GAS BUMI

TUJUAN UMUM

• Mengetahui prinsip –prinsip dasar mekanisme

reaksi dari berbagai jenis proses pengolahan

migas

• Memahami cara – cara menghilangkan

impuritis produk secara treating baik untuk

migas

TUJUAN KHUSUS

1. Menjelaskan kembali prinsip – prinsip yang terjadi pada proses pengolahan

2. Menjelaskan kembali reaksi –reaksi yang terjadi pada treating produk minyak bumi

3. Menjelaskan kembali reaksi –reaksi yang terjadi pada treating produk gas bumi

MATERI KULIAH

1. Pendahuluan

2. Senyawa Hidrokarbon

3. Pembentukan minyak bumi

4. Komposisi minyak bumi

5. Sifat kimia dan fisika minyak bumi

6. Karakteristik Minyak bumi

7. Proses – proses pengolahan minyak bumi

MATERI KULIAH (1/2)7. Mempelajari mekanisme reaksi kimia pada

proses pengolahan

a) Cracking

b) Reforming

c) Alkilasi

d) Polimerisasi

e) Isomerisasi

f) Hidrogenasi

g) dehidrogenasi

MATERI KULIAH (2/2)

8. Reaksi pada proses treating

8. Acid dan Clay treating

9. Oxydative treating

9. Solvent Treating

10.Gas treating dengan berbagai jenis proses

1. PENDAHULUAN

MINYAK BUMI

• Minyak bumi : adalah senyawa hidrokarbon dan non hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi.

• Minyak bumi berwarna coklat kehitaman dalam bentuk cair dan terdapat gas – gas yang melarut di dalamnya dengan berat jenisnya antara 0,8000 – 1,000.

GAS BUMI

UNSUR KIMIA MIGAS

• Unsur mayor adalah karbon dan hidrogen (hidrokarbon)

• Unsur minor adalah sulfur, nitrogen, halogen, dan logam - logam (unsur nonhidrokarbon)

MINYAK BUMI MENURUT ABRAHAM

• Minyak bumi disebut juga bitumina atau

petroleum adalah merupakan suatu senyawa

hidrokarbon yang larut dalam carbon disulfida

( CS2), sedangkan senyawa hidrokarbon yang

tidak larut dalam carbon disulfide ( CS2)

disebut non bitumina misalnya batubara.

PEMBENTUAN MINYAK BUMI

Ada dua teori yang mengutarakan terjadinya

minyak bumi yaitu:

1. Teori anorganik

2. Teori organiK.

TEORI ANORGANIK

• Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah

berasal dari bahan – bahan mineral atau

anorganik. Karena tidak mengandung

kebenaran, maka teori ini telah ditinggalkan.

TEORI ORGANIK1. Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal

dari bahan – bahan organik seperti:

2. Tumbuh – tumbuhan dan binatang kecil yang disebut plankton.

3. Karena perubahan suhu , tekanan dan proses kimiawi maka tumbuh – tumbuhan dan plankton tersebut berubah bentuk menjadi bahan minyak.

4. Bahan minyak tersebut pada mulanya berupa titik – titik yang terdapat diantara celah – celah dan saluran –saluran batuan selanjutnya terkumpul dalam daerah yang luas ( Reservoir )

KOMPOSISI MINYAK BUMI

Minyak bumi pada umumnya bercampur dengan air, garam, dan gas alam yang membentuk tiga lapisan, yaitu:

1. Gas2. Minyak3. Air garam

KOMPONEN MINYAK BUMI

• Komponen Minyak bumi terdiri dari :

A. Komponen Hidrokarbon (HC, hydrocarbon).

B. Komponen non-Hidrokarbon

SENYAWA HIDROKARBON

Adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon dan

hidrogen.

• Senyawa alifatis

• Senyawa cyclis

– Cyclo alkana

– Aromatik

Senyawa Hydrocyclik

• Senyawa Carbocyclik

Hanya terdiri dari atom karbon saja

contoh : Benzena

• Senyawa cyclik

Yang tidak hanya terdiri dari atom carbon saja

akan tetapi ada unsur lain dalam rantainya

Contoh : Pyridine

SENYAWA ALIFATIK

• Senyawa hidrokarbon Jenuh (Alkana) disebut

juga Paraffin.

• Disebut jenuh karena rantai senyawa ini telah

jenuh oleh aton H.

• Rumus nya CnH2n+2

Hidrokarbon Parafin adalah hidrokarbon jenuh

dengan ikatan C – C dan C – H dengan struktur

rantai atom C terbuka. HC parafin mempunyai

titik didih paling rendah diantara hidrokarbon

naften dan aromatik. Oleh karena itu banyak

terdapat pada fraksi ringan.

HIDROKARBON PARAFFIN

PENAMAAN SENYAWA PARAFIN1. Nama suku alkana berasal dari bahasa Yunani

yang diberi akhiran an atau ana .

Contoh :

– CH4 : Metan atau metana

– C2H6 : Etan atau etana

– C3H8 : Propan atau propana

2. Bila dalam alkana dikurangi satu atom H maka namanya adalah alkil dengan rumus : CnH2n+1

PENAMAAN

3. Rantai karbon yang terpanjang dipakai nama pokok.

4. Letak gugusan –gugusan cabang ditentukan dengan angka kecil– Contoh :

2 - methyl pentanaH3C – CH – CH2 – CH2 – CH3

CH3

ISOMER• Isomer yaitu suatu peristiwa dimana suatu

senyawa mempunyai rumus bangun yang berlainan tetapi BM sama dan rumus molekul yang sama, sifat kimia isomer berbeda.

• Contoh : Pentana • Mempunyai 3 Isomer yatu:

– N- Pentana– 2 Metil Butana– 2, 2 Dimetil Propana

Kedudukan Atom KarbonKedudukan atom C dalam senyawa dapat dibedakan

CH3 1 3 4 2 5 6 • H3C – C – CH – CH2 – CH2 – CH3

CH3 CH3

• Atom C 1 & 6 : atom C primer• Atom C 2 & 5 : atom C sekunder• Atom C 3 : atom C tertier• Atom C 4 : atom C kwartener

Penutup

DiskusiKesimpulan

SIFAT – SIFAT ALKANA1. Pada suhu biasa:

1. C1 s/d C4 berupa gas

2. C5 s/d C17 berupa zat cair

3. C18 atau lebih besar berupa zat padat

2. Sukar larut dalam air, tapi satu sama lain saling dapat larut.

3. Atom C makin besar makin tinggi titik didihnya.

4. Isomer normal selalu mempunyai titik didih yang paling tinggi, sedang isomer lainnya lebih rendah. Dengan bertambah banyaknya cabang bertambah rendah titik didihnya.

Contoh:

Titik didih 0 C• N hexan 68,75• 3 Methyl pentan 63,30• 2 Methyl pentan 60,30• 2 . 3 Dimethyl butan 58,05

5.Dengan pengaruh sinar matahari atau dengan katalisator atom H dapat diganti dengan Halogen.

Contoh : CH4 + CI2 CH3CI + HCI

CH3Cl + CI2 CH2CI2 + HCI

CH2Cl2+C12 CHCl3 + HCl

CHCl3 + C12 CCl4 + HCl

Reaski ini dinamakan dengan reaksi subsitusi karena terjadi penukaran atom H dengan Cl

6. Angka Oktan( Octane Number/ON)

a. Normal Paraffin, untuk yang mengandung atom C kecil seperti CH4. C2H6 sampai C4H10 angka oktannya adalah tinggi,

tetapi ini akan menurun dengan naiknya berat molekul.

b. Iso Oktan mempunyai angka oktan 100, tetapi n - octane angka oktannya 0.

SENYAWA HIDROKARBON TIDAK JENUH

• Senyawa ini disebut hidrokarbon tidak jenuh,

karena mengandung 2 atom H kurang kalau

dibandingkan dengan senyawa alkana,

sehingga ada ikatan rangkap 2 (dua) yang

paling kecil adalah C=2

• Rumus : ( CnH2n)

ATURAN PEMBERIAN NAMA

Dengan memberi akhiran "an" dengan "en" atau

"ana" dengan "ena”

N=2 H2C = CH2 Ehtena atau Ethylene

N=3 H3C-HC=CH2 Propena atau Propylene

N=4 H3C- CH=CH-CH Butena 2

(Ikatan rangkap di C nomer 2)

Peraturan Memberi Nama

1. Rantai karbon yang panjang dipakai sebagai nama pokok dengan memberikan letak ikatan rangkap dengan nomor terkccil.

2. Letak gugusan-gugusan cabang disesuaikan dengan letak ikatan rangkap.

3. CH3 – CH2 - CH =CH2 : Butena 1

4. CH2 - C —CH3

CH3

Iso Butena atau 2 methyl propena

Sifat-sifat Alkena1. Adanya ikatan rangkap, dengan mereaksikan

dengan air brom, maka wama coklat dari air brom akan hilang.

2. Mengaddisi H2 pada alkena dengan katalisator Pt atau Ni menjadi alkana

3. Mudah mengaddisi chlor / brom pada suhu biasa.

4. Mengaddisi asam halogen ( HCl, HBr, HI ) pada alkena dan menghilangkan ikatan rangkap.

ATURAN MARKOVNIKOV

• Addisi suku alkena yang lebih tinggi dipakai

aturan MARKOVNIKOV :

• Bila 2 atom carbon yang berkaitan rangkap

mengikat atom H yang tidak sama banyaknya

maka atom halogen akan terikat pada atom C

yang paling sedikit mengikat atom H.

Senyawa Cyclo Alkane -> ( CnH2n)1. Sifat - sifat

– Titik didih 10 - 20° Clebih tinggi dari pada alkane alifatis yang sesuai.

– Density lebih besar dari pada alkane alifatin yang sesuai senyawa ini disebut pula naphthene dan bersifat asphaltic.

Contoh :

– Senyawa cyclo alkane mempunyai rantai C terkecil =3

– Cyclo Propana

– Cyclo Butana

– Cyclo Pentana

SENYAWA AROMATIKAdalah senyawa benzene dan senyawa lain yang berasal

dari derivate benzene.

Rumus umum CnH2n-6

Rantai Cdengan harga n minimal 6 senyawa ini termasuk senyawa tidak jenuh,

namun sifat kimianya berbeda dengan senyawa tidak jenuh dari alkana karena:

a. Air brom tidak segera hilang warnanya artinya tidak bereaksi.

b. Dengan KMn04 tidak menunjukkan adanya reaksi oksidasi.

CONTOH

BENZENA• Rumus molekul : C6H6

SIFAT – SIFAT BENZENA1. Bila ada penggantian 1 atom H dengan atom lain (substitusi), maka dimana

saja akan digantikan, akan hanya ada 1 macam nama senyawa (monosubstitusi).

2. Disubstitusi dengan dua gugusan methyl akan menghasilkan senyawa.

3. Berwujud zar cair tak berwarna, mudah terbakar, larut dalam zat pelarut organic : alkohol, ether dll.

4. Oleh pengaruh sinar matahari, akan mengaddisi molekul Cl2 atau Br2.

5. Dapat mengaddisi hydrogen dengan katalisator Ni /Pt pada suhu 180 °C

6. Dengan katalisator FeCl3 akan terjadi substitusi chlor dan brom.

7. Dengan campuran HN03 dan H2S04 pekat sebagai katalisator akan membentuk nitro benzene dan air.

8. Den«an H^SO tpekat dan berasap akan membentuk sulfonat

9. Synthesa Friedel Cruft: Benzene dicampur dengan methyl halogen dengan katalisator AlCb kering. Misal benzene dengan methyl chloride membentuk solven.

NAPTHALENA• Rumus molekul C10H8

1

2

34

8

56

7

Kedudukan 1=4 = 5 = 8 disebut kedudukan αKedudukan 2 = 3 = 6 = 7 disebut kedudukan βPada nephtalen dikenal 2 buah mono substitusi produk yaitu yang dinyatakan dengan huruf α dan β

CONTOH

• α Methil Napthalena CH3

• β Methyl Napthalena

CH3

• Jika berisi banyak substitusi, maka kedudukan subsituen-substituen tadi dinyatakan dengan nomor yang sesuai dengan nomor inti.

NO2

NO2

1,5 Dinitro Napthalenan

ALKANOL (ALKOHOL)

Mempunyai rumus molekul CnH2n +1 OH atau ROH

CARA PEMBERIAN NAMA ALKANOL

• Dengan menambahkan nama pada senyawa

hidrokarbon yang sesuai + akhiran "ol".

• Misal: C2H5OH : Etanol = ethyl alcohol

• Letak gugusan alkyl juga dinyatakan dengan angka.

• Contoh :

• CH3OH Metanol

• CH3 – CH2 – CH2 – OH Propanol 1= 1propyl alcohol

PEMBAGIAN ALKANOL

1. ALKOHOL PRIMER

Gugus OH dipegang oleh C nomor satu (memegang satu gugus alkil)

2. ALKOHOL SEKUNDER

Atom C memegang dua gugus alkil

3. ALKOHOL TERTIER

Atom C memegang tiga gugus alkil

SIFAT – SIFAT ALKOHOL1. Makin Tinggi rantai C, makin tinggi titik

didihnya. Jika dibandingkan alkohol yang seisomer, maka alkohol dengan rantai Cyang bercabang akan mempunyai titik didih rendah bila dibandingkan dengan alkohol normal.

2. Alkohol adalah senyawa yang tidak berwarna, suku-suku yang mengandung C, s/d C3 berupa cairan yang dapat larut tidak terbatas dengan air. Untuk C12 atau lebih, pada suhu biasa berupa zat padat dan larut sedikit didalam air.

3. Dapat bereaksi dengan logam membentuk alkohol, yang berlangsung dengan mudah jika ditambah logam-logam alkali (Na).

C2H5OH +Na C2H5ONa+1/2 H2

4. Alkohol dapat dioksidasikan dan hasilnya tergantung pada macam alkoholnya.

5. Gugusan OH dari alkohol mudah diganti dengan halogen.

METHANOL• Methanol dibuat dari sintesa carbon monoksida

dengan gas H2 dengan tekanan 3000 psi dan suhu antara 350 - 400 °C dengan katalisator tertentu (chromic oksida dengan kombinasi zink oksida).

PEMBUATAN METANOL DARI GAS1. Sebagai gas synthesis antara lain CO, C02, H2,

yang dapat dipandang sebagai sumber pembuatan methanol. Ada 2 reaksi utama yang dapat digunakan dalam menghasilkan methanol.

C02 + 3H2 CH3OH + H2O

ZnO& Cr2O3 CO + 2H2 CH30H Tek. dan suhu tinggi

2. Pembuatan methanol dari oksidasi hidrokarbon

• Senyawa utama pembuatan methanol adalah gas alam (gas methan) metode yang telah berhasil untuk pembuatan methanol adalah oksidasi dari hidrokarbon.

• Sebagai hidrokarbon adalah gas methan menjadi metanol

2 CH4 + O2 2 CH3OH

3. Abu yang dihasilkan dari pembakaran bahan

bakar yang mengandung natrium dan

terutama vanadium dapat bereaksi dengan

bata tahan api dapur sehingga menurunkan

titik leburnya dan menyebabkan deteriorasi.

SIFAT –SIFAT METANOL

1. Cairan tidak berwarna dapat bercampur dengan air dan timbul panas dan peristiwa konstraksi (volume campuran lebih kecil dari jumlah volume cairan mula-mula).

2. Mudah terbakar dengan nyala biru. Merupakan senyawa yang beracun dan menyebabkan orang buta.

3. Jika dioksidasi terbentuk formal dehide dan apabila oksida berlanjut terbentuk asam formiat dan akhirnya C02 dan H2O.

KEGUNAAN METHANOL1. Sebagai solvent untuk pernis.

2. Untuk pembuatan formaldehyde.

3. Methanol sebagai bahan pengganti fuel dalam automobile engine (sedang dalam penelitian).

4. Digunakan sebagai anti freeze dalam combustion engine cooling systems.

5. Sebagai perekat/lem untuk industri kayu lapis.

6. Sebagai bahan baku untuk pembuatan textile dan juga bahan tambahan.

TERIMA KASIH

SENYAWA KIMIA MIGAS

SENYAWA KIMIA MINYAK BUMI

• MINYAK BUMI DAN GAS BUMI merupakan

senyawa hidrokarbon karena senyawa ini

sebagian besar di susun oleh unsur CARBON

dan HIDROGEN dan sebagian kecil unsur lain

seperti OKSIGEN, NITROGEN, SULFUR dan

METAL.

A. KOMPONEN HIDROKARBON

1. Minyak bumi merupakan campuran dari beratus–ratus

senyawaan hidrokarbon, yang dikelompkokan atas

hidrokarbon parafin, naften dan aromat.

2. Jumlah atom karbon dalam minyak bumi mulai dari

metana (satu atom karbon dalam molekulnya) sampai 60

atau lebih, dengan berat molekul 16 sampai 850 atau

lebih.

KOMPOSISI KIMIA MINYAK BUMI

Unsur Konsentrasi (% wt)

Karbon (C) 83 – 87

Hidrogen (H) 10 – 14

Sulfur (S) 0,05 – 6,0

Oksigen (O) 0,05 – 1,5

Nitrogen (N) 0,1 – 2,0

Logam 10-5 – 10-2

KLASIFIKASI MINYAK BUMI

• Klasifikasi Secara Umum• Klasifikasi berdasarkan Kadar Sulfur• Klasifikasi berdasarkan Specific Gravity• Klasifikasi berdasarkan Komposisi Hidrokarbon• Klasifikasi berdasarkan Volatility• Klasifikasi berdasarkan Characterization Factor

KLASIFIKASI UMUM MINYAK BUMI

• Minyak bumi dasar Paraffin (Paraffin Base)

• Minyak bumi dasar Asphaltic (Asphal Base)

• Minyak bumi dasar campuran (Intermediate

Base/ Mix Base

Perbedaan Minyak BumiKaraktrrisasi Paraffin Base Asphal BaseSG Crude Oil Rendah TinggiHasil Gasoline Tinggi RendahAngka Oktana Gasoline Rendah TinggiBau Gasoline Sweet or sour Aromatik sourKadar sulfur pd Fraksi Rendah TinggiTitik asap Kerosin Tinggi RendahAngka Cetan Solar Tinggi RendahTitik Tuang Solar Tinggi RendahKuantitas Pelumas Tinggi RendahInd. Visk. Pelumas Tinggi Rendah

Intermediate base ciri-cirinya diantara paraffin dan asphal base

KLASIFIKASI BERDASARKAN KADAR SULFUR

JENIS MINYAK BUMI SULFUR % WT

Non Sulfuris 0,001 – 0,3

Sulfur Rendah >0,3 – 1

Sulfuris > 1 – 3

Sulfur Tinggi >3

KLASIFIKASI BERDASAKAN SPECIFIC GRAVITY

KLASIFIKASI API

Minyak Ringan (Light Gravity) >40 – 50

Minyak Sedang ( Intermeate Gravity)

>15 – 40

Minyak Berat (Heavy Gravity) 9 – 15

Makin kecil harga specific gravity makin besar API , banyak mengandung bensin

BERDASARKAN SPECIFIC GRAVITY

JENIS MINYAK BUMI SPECIFIC GRAVITY

Light < 0,830

Medium Light 0,830 – 0,850

Medium Heavy > 0,850 – 0,865

Heavy > 0,865 – 0,905

Very Heavy > 0,905

KLASIFIKASI BERDASARKAN KOMPOSISI HIDROKARBON

• Komposisi hidrokarbon menentukan besar harga specific gravity.

• Berdasarkan komposisi hidrokarbon:– Lane and Garton (1934) bahwa klasifikasi minyak

bumi dibuat secara umum berdasarkan spesifik gravity (SG 60 F/60 F.

– Klasifikasi ini berdasarkan jenis fraksi (250 – 275 oC) pada tekanan 1 atm dan fraksi (275 – 300 oC) pada tekanan 40 mm Hg.

Klasifikasi Berdasarkan KomposisiNO. KLASIFIKASI Fraksi I

(250 – 275 oC0FRAKSI II

(275 – 300 oC)SG API SG API

1 Paraffin – Paraffin < 0,825 > 40 <0,876 >30

2 Paraffin – Intermediate

<0,825 > 40 0,876 – 0,934 20 – 30

3 Intermediate - Paraffin

0,825 – 0,860 33 – 40 <0,876 >30

4 Intermediate 0,825 – 0,860 33 – 40 0,876 – 0,934 20 – 30

5 Intermediate – Nafltnic

0,825 – 0,860 33 – 40 >0,934 < 20

6 Naftenic – Intermediate

> 0,860 <33 0,876 – 0,934 20 – 30

7 Naftenic – Nafltnic > 0,860 <33 >0,934 <20

8 Paraffin - Nafltnic < 0,825 <40 >0,934 <20

9 Inafltnic - Paraffin 0,860 <33 <0,876 >30

KLASIFIKASI BERDASARKAN VOLATILITY• Berdasarkan jumlah fraksi ringan dalam crude

oil yang dapat di destilasi pada temperatur 300 oC

JENIS MINYAK BUMI % VOL. FRAKSI RINGAN (%)

Light > 50 Medium 20 – 50Heavy < 20

KLASIFIKASI BERDASARKAN CHARACTERIZATION FACTOR

• Menurut Watson, Nelson dan Murphy Harga characterization Factor (angka karakterisasi) dari minyak bumi didapat dari rumus:

K = 3 TB/S

Dimana:TB = Avarage molar boiling point ( dalam oR)

S = Spesifik grafvity pada 60 oFHarga K dipengaruhi oleh Viskositas, anilin point, bobot molekul, temperatur kritis dan komposisi hidrokarbon

KLASIFIKASI BERDASARKAN CORRECTION INDEX (CI)

• Correction Index menurut Bureou of Mines ditentukan berdasarkan hubungan antara SG 60/60 oF dengan boiling Point (oK).

• Rumus :Cl = 473,7 d – 43 0,8 + 4 86 4 0/K

Dimana “K = Boling point rata-rata yang didapat dari

metode distilasi dengan standar VS Bareu of Mines

KLASIFIKASI BERDASARKAN HARGA C I

JENIS MINYAK BUMI C I

Paraffin Hidrokarbon (yang dominan dalam fraksi)

0 – 15

Napthene atau campuran paraffin, napthalene dan aromat

> 15 – 50

Aromatik > 50

KLASIFIKASI VISCOSITY GRAVITY CONSTAN (VGC)

• Klasifikasi berdasarkan VGC utamanya untuk keperluan lubricating oil (minyak pelumas)

• Harga VGC tergantung pada Viscosity dan Spesific Gravity, dengan rumusnya :

VGC = 10 G – 1,0752 log (V -38) 10 log (V – 38)

Dimana : G = Spesific gravity pada 60 oF V = Viscosity pada 100 oF

KARAKTERISASI GAS• GAS BUMI adalah; Campuran dari senyawa

hidrokarbon berbentuk gas dengan bermacam – macam impurities.

• Gas – gas yang ditemukan didalam gas bumi ketika diproduksi, biasanya disebut wet gas yang terdiri dari : metana, etana, propana, pentana

• Hexana, heptana, octana dan komponen yang lebih berat dalam jumlah sedikit.

• Fraksi berat ini dihilangkan, kemudian gas kering disalurkan melalui pipa sebagai campuran dari metana dan etana.

KOMPOSISI GAS BUMI

1. Non – associated gas yang terjadi secara alamiah berupa fase gas dan tidak berasosiasi dengan minyak bumi.

2. Associated – dissolved gas dimana gas bisa berupa gas yang larut dalam minyak bumi.

CAMPURAN HIDROKARBON GAS BUMI

Tergantung beberapa faktor yaitu:

1. Komposisi dari material asli

2. Tekanan dan suhu

3. Kemungkinan bagian hidrokarbon telah melepaskan diri ke permukaan /menguap

Penyusun gas bumi pada umumnya campuran gas –gas hidrokarbon dengan struktur molekul “stright chain atau paraffin atau sedikit dalam bentuk siklik dan senyawa aromat yaitu benzena dan turunannya.

STRUKTUR MOLEKUL GAS HIDROKARBON

• Methana

• Ethana

• Cyclopropana

• Cyclohexana

• Propana

• N- Butana

• i-Butana

• Benzena

TIPIKAL KOMPONEN DALAM GASGAS CO2 H2S N2 C1 C2 C3 C4 C5 C6+

Inert gas x XAcid acid x xLPG x x x x xNatural gas x x x x x x x x xLPG x x xNat. Gasoline

x x x x

NGL x x x x x xCondendate x x x

SIFAT GAS BUMI• Sifat kimia gas bumi akan menentukan sifat fisika

gas bumi.• Beberapa sifat fisika gas bumi:

– Moleculer Weight (berat molekul)

– Freezing Point (titik beku)

– Boiling point (titik didih)

– Density

– Critical Temperature (temperatur kritis)

– Critical Pressure ( tekanan kritis)

– Spesific heat

– Heat of Vaporization

GAS BUMI

SUSUNAN SENYAWA GAS BUMIKOMPONEN ASSOCIATED GAS LOW PRESSURE

NON ASSO-GASHIGH PRESSURE

NON ASSOR- GAS

METHANAETHANA

27,516,34

71,0113,09

91,253,61

PROPANAi-BUTANAN-BUTANAi-PENTANAN-PENTANAHEXANAHEPTANA dan +KARBON DIOKSIDAHIDROGEN SULFIDANITROGEN

29,185,37

17,182,181,720,470,040,000,000,00

7,911,682,091,171,221,020,810,000,000,00

1,370,310,440,160,170,272,420,000,000,00

TOTAL 100 100 100

SUSUNAN SENYAWA HIDROKARBON DALAM MINYAK BUMI

FRAKSI DISTILASI

BATAS DIDIH (oC)

NOMOR ATOM

GAS < 20 C1 – C4BENSIN 40 – 205 C5 – C10KEROSINE 200 – 300 C11 – C13SOLAR/GAS OIL 250 – 350 C14 – C17PELUMAS RINGAN

300 – 400 C18 – C25

PELUMAS BERAT 350 – 450 C26 – C35RESIDU > 500 C36 – C60

KOMPOSISI GAS BUMIKOMPOSISI ARUN NATURAL GAS (% Mol) SANGGATA FLARE LINE (%

Mol)H2S NIL NILCO2 14,6 7,34N2 0,34 0,12C1 71,52 84,86C2 5,61 3,22C3 2,58 2,10N-C4 0,83 0,70Iso – C4 0,64 0,53n- C5 0,34 0,28Iso C5 0,41 0,39C6 0,50 0,24C7 2,63 0,42TOTAL 100,00 100,00

Tugas1. Buatlah reaksi pembuatan methanol dari

oksidasi hidrokarbon.

2. Buatlah reaksi pengadisian hidrogen pada benzena.

3. Dengan menggunakan katalisator FeCl3 subsitusikan Chlor dan Brom pada Metil Benzena.

4. Buatlah oksidasi senyawa berikut :

R – C = CH – R pada temperature 30 oC

R

5. Buatlah reaksi antara asam sulfat pekat dengan Benzena pada suhu 180 oC.

6. Buatlah synthesis Friedel Cruft, antara benzena dicampur dengan methyl halogen dengan katalisator AlCl3 kering .

7. Buatlah reaksi oksidator kuat (KMnO4 dalam H2SO4) dengan metil benzena.

8. Buatlah reaksi sintesis TNT (Tri Nitro Toluena) dari senyawa metil benzena.

TERIMA KASIH

SUSUNAN SENYAWA HIDROKARBON DALAM MIGAS

SUSUNAN UTAMA

• Senyawa MIGAS penyusun utamanya adalah CARBON dan HIDROKARBON.

• Ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen, dimana unsur – unsur akan saling meminjamkan elektron untuk membentuk susunan elektron yang stabil seperti gas mulia yaitu 8 elektron pada kulit terluarnya.

CONTOH :

• Methana

• C = 4 elektron +

• 4H = elektron -

• Jadi ada 8 elektron di kulit

terluarnya

H-

H-H-

H-

C4+

KEDUDUKAN KARBON

• Karbon dapat membentuk rantai pada rumus molekul hidrokarbon.

• Letak karbon ditengah-tengah pada sistem berkala sehingga dapat mengikat logam dan non logam

• Karbon dapat membentuk ikatan kovalen

Minyak Bumi dengan BM 250 - 300Diidentifikasi berdasarkan bentuk senyawa –

senyawa hidrokarbon seperti :

Hidrokarbon seri paraffin

Normal paraffin

Iso paraffin

Hidrokarbon seri siklo paraffin (naphtenik)

Hidrokarbon seri aromatik

Hidrokarbon seri olefin

H

H C H

H

KELOMPOK PARFFIN (ALKANA)

Hidrokarbon C1 s/d C4

CH4 TD = -161 oCRON = 161

Atom C mempunyai valensi 41 atom C mengikat 4 atom H CH4 adalah suku pertama alkana

sifatnya paling stabil dan merupakan pengusun utama gas bumi dan hidrokarbon lainnya

Kelompok Methana = Gas Paraffin

• Ethana = C2H6

• TD = -80 oC

H H

H C C H

H H

KOMPONEN LAIN PENYUSUN GAS

• Propana = C3H8

• TD = -42,5

oC

H H H

H C C C H

H H H

KOMPONEN LAIN PENYUSUN GAS

• Butana =

C4H10

• TD = -0,5

oC

H H H H

H C C C C H

H H H H

KOMPONEN LAIN PENYUSUN GAS

• Iso Butana = C4H10

• TD = -11 oC

H H H H

H C C C C H

H CH3 H H

KOMPONEN LAIN PENYUSUN GAS

Yang termasuk Hidrokarbon cair adalah C5H12 s/d C15H32

Yang termasuk kelompok ini adalah bensin (gasoline), naptha dengan batas TD 40 – 205 oC

SENYAWA RUMUS

MOLEKUL

ISOMER

Pentana

Heksana

Heptana

Oktana

Nonana

Dekana

C5H12

C6H14

C7H16

C8H18

C9H20

C10H22

3

5

9

18

35

75

PARAFFIN HIDROGEN CAIR

Contoh hasil distilasi minyak bumi.Heksana (C6Hi4) pada trayek didih 60-95 °C.Normal heptana dan isomer oktana pada

trayek didih 95-125 °C.Undekana (C11H24 ), dedokana (C12 H26),

tridekana (C13 H28), tetradekana (C14H30), pentadekana (C15 H32), heksadekana.

Cetan (C16 H34) terdapat pada proses distilasi crude oil pada fraksi solar.

C14 H30: Fraksi kerosin-gas oil, pada trayek titik didih 226-337 °C.

PARAFFIN HIDROKARBON BERATHidrokarbon berbentuk padat merupakan fraksi normal C16 keatas dengan C70 H142 disebut hidrokarbon padat.

1. Suku pertama C16 H34 = heksanadekana = CetanTD = 287 oC

Titik Beku = 18,7 oC

N-C20 H42 = Eikosana

TD = 345 oC

Titik beku = 37,7 oC

HIDROKARBON BERATHydrokarbon berbentuk padat merupakan fraksi normal C16 keatas sampai dengan C70 H142 disebut hidrokarbon padat.

2. Suku pertama C16 H34 = Heksadekana =Cetan.2. TD = 287 °C.

3. Titik beku= 18,1 °C.

3. N . C20 H42 = Eikosana.2. TD = 345 °C.

3. Titik beku = 36,7 °C.

HIDROKARBON BERAT Hydrocarbon padat jenis paraffin dengan rumus kimia

C„ H2n+2 terdapat pada semua jenis minyak bumi ( 0,1 - 5) %, pada minyak bumi jenis paraffin kadar paraffin padat/wax(7-25)%.

Proses vacuum distilasi residu untuk mendapatkan pelumas base stock terdapat paraffin padat/wax ( C17 - C5 ) dengan titik beku =45-54 °C dan BM =< 500.

Short residu (goudron/mazud) terdapat paraffin padat =ceresin (C35 - C55) dengan titik beku = 65-88 °C, TD =>600 °C, BM = 500 - 700.

Senyawa penyusun ceresin adalah campuran :– Hydrocarbon - N. Alkana =38%– Siklo + Iso Paraffin = 48 %– Aromat = 14 %

Senyawa Cyclo Alkana (Napthen/Napthanik)

1. Titik didih 10 - 20 °C lebih tinggi dari pada alkana dengan jumlah atom C yang sesuai.

2. Harga density lebih besar daripada alkana dengan jumlah atom Cyang sesuai.

3. Senyawa ini bersifat asphaltic.

CONTOH SENYAWA CYCLOALKANA

1. Cyclopropana C3H6

2. Cyclobutana C4H8

3. Cyclopentana C5H10

4. Cyclohexana C6H12

Pada minyak bumi dan BBM kandungannya dapat mencapai

25 - 75 % sedangkan pada pelumas kandungannya enurun

sesuai kenaikan senyawa aromat.

Sampai C5 terdapat cabang-cabang radikal alkyl CnH2n+i.

CONTOH SENYAWA NAFTEN (CYCLOALKANA)

CONTOH CABANG

• CH3 (Methyl)

• C2H5 (Ethyl)

• C3H7 (Prophyl)

• C4H9 (Buthyl)

secara individu dalam fraksi bensinterdapat 50

macam senyawa naphten.

SIFAT CYCLOALKANA

• Makin tinggi jumlah Cmakin tinggi titik didihnya.

• Misal titik didih siklo heksana = 30 °C lebih besar dari titik didih siklo pentane dan isomemya.

• Pada fraksi kerosene terdapat Bisiklik Naphten dengan titi didih = 238,5 °C

KELOMPOK AROMATIK1. Adalah senyawa benzene dan derivat dari

benzene.

2. Rumus umum : Cn H2n-6

3. Rumus molekul benzene = C6 H6, aromat yang paling sederhana dalam minyak dan gas bumi.

4. Pada fraksi kerosene - gas oil ( 200 - 350 °C ) terdapat bisiklik kondensasi senyawa aromatik.

5. Hydrocarbon aromatic polisiklik

– Rumus: CnH2„-12,-14,-18

CONTOH HIDROKARBON AROMAT

Pada fraksi yang lebih berat kandungan aromatiknya makin meningkat.

Aromatic dan poli aromatic mempunyai berat jenis dan indeks bias yang besar serta temperature kristalisasi yang tinggi.

CONTOH Temperature Kristalisasi Hydrokarbon

Benzena = 5,6 C

Paraxylen = 13,13 'C

Napthen = 80,2 °C

PERHITUNGAN PERSENTASE ATOM CARBON

• Contoh : C9 H20

N- paraffin = C paraffin 9

Cyclopentana = C Naphtenik 5

Benzena = C Aromatik 6

Total atom C = 20

• Berapa pesentase atom karbon pada masing-masing hidrokarbon?

Senyawa Non Hydrokarbon Dalam Minyak Bumi

Unsur-unsur yang termasuk dalam non hydrocarbon adalah :

1. Sulphur ( S )

2. Nitrogen ( N)

3. Oxygen (O)

4. Logam antara lain :Vanadium (V), Nikel (Ni), Sodium (Na) atau Potassium (K).

1. Senyawa SulphurSenyawa-senyawa sulphur dibedakan ada yang korosif dan

non korosif.

Senyawa sulphur yang korosif antara lain :

• Free sulphur (sulphurbebas)

• Hydrogen sulfide (H2S)

• Merchaptan dengan BMrendah(RSH)Sulphur (belerang) berupa senyawa atau berbentuk sulphur

bebas (free sulphur).Senyawa sulphur yang merupakan keturunan hydrocarbon

dalam BBM dan NBBM dapat berupa gas, cair, padat. Kadar sulphur dalam minyak bumi bervariasi antara0,2 s/d 3 % Wt atau lebih.

H2S (Hydrogen Sulfida)TD = -67,8°C terdapat dalam minyakdan

gasbumi.

Hasil pemboran dan hasil proses pengolahan dan pemurnian BBM.

Dapat bereaksi dengan oksigen membentuk S bebas.

2 H2S + 02 — > 2 S + 2 H20

BBG dan BBM yang disimpan harus bebas H2S, untuk menghindari reaksi seperti diatas.

Merkaptan = RSH Beberapa deretan Homolog Merchaptan dalam minyak dan

gas bumi. CH3 - SH —> gas metil merchaptan TD = 5,9 °C C2H5 - SH —> C5H11 - SH (dengan 23 isomer) TD = 35 - 140 °C

Cairan merchaptan baunya tajam, sifat korosif terhadap metal berwama terang.

0,6 x 10-6 % kadar C2H5 - SH di udara cukup memberikan bau merchaptan seperti pada gas kota dan LPG untuk tujuan safety. Merchaptan bila dipanaskan akan melepaskan gas H2S.

300°C

2 C5H11 - SH C5H11 - S - C5H11+ H2S

REAKSI MERKAPTAN

• Pada suhu 500 C terjadi C5H11 —SH C5H11 + H2S

• Pada penyimpanan BBM ringan akan teroksidasi

2 C3H7 – SH C3H7- O – S - C3H7 + H2O

Pengaruh merchaptan terhadap hasil minyak dan gas bumi

• Bersifat korosif• Stabilitas menurun• Menimbulkan bau• Angka oktan menurunMerchaptan dengan BM tinggi mudah dihidrolisa

dengan air, sehingga pada proses pemumian dengan soda, NaOH sukar dipisahkan.

C4H9-SH + NaOH C4H9 - S - Na + H20

SULFIDA DAN DISULFIDA

• R-S-R dan R-S-S-R

• CONTOH :

CH3-S-CH3 Dimetil sulfidaTD= 37,3°C

C3H7-S-C3H7 Dipropil sulfidaTD= 142,8 °C

SENYAWA NITROGENSenyawa nitrogen dalam minyak bumi dengan

kadar sangat rendah (0,1 - 0,3% Wt).

Senyawa nitrogen dapat meracuni katalis, ia tidak diinginkan dalam produk rendah maupun tinggi karena dapat menurunkan stabilitas penyimpanan produk BBM dan membentuk gum.

Kadar nitrogen didalam minyak naik, jika fraksi ringan sedikit, SG minyak bumi naik.

Didalam minyak bumi senyawa oksigen berupa:

CnHmCOOH = Asam Naphtenik

C6H5OH = Phenol

Senyawa alcohol aromatic yang lain.

Asam naphtenik berkisar dari C5 - C6.

Phenol merupakan senyawa beracun yang larut dalam air, jenis alcohol aromatic yang ada dalam minyak bumi selain phenol adalah cholesterol.

Asam naphtenik mudah dipisahkan dengan mereaksikan dengan basa (NaOH) Menjadi CnHmCOONa + H2O

SENYAWA OKSIGEN

Komponen Dengan Berat Molekul Besar• Senyawa hydrocarbon dengan harga BM besar atau tinggi

yang dijumpai di dalam minyak adalah:– Resin

– Astaltena

– Karbena

– Karboida

• Dalam minyak bumi sering dijumpai senyawa resin sampai 20 %.

• BM resin = 800 - 1200 sehingga resin sulit didestilasi dan banyak dijumpai didalam residu.

• Kandungan 45 resin dalam pelumas base dapat menurunkan mutu pelumas tersebut, terutama terbentuknya residu dan harga viscositas.

• Penyusun resin C, H, O, N, S.

TERIMA KASIH

PROSES KIMIA DALAM MINYAK BUMI

Bahan Kuliah : Lap 17 Februari 2014

PROCESSES IN REFINERIES

Hydrodesulfurisation(HDS)

Hydrodenitrogenation(HDN)

Hydrodeoxygenation(HDO) and (HDM)

PROCESS

Catalyticcracking

HydrocrackingCatalyticreforming

Hydrotreating

Oksidasi desulfurisation(ODS)

DISTILASI

PROSES – PROSES KIMIA DALAM MIGAS1. Perengkahan / Cracking2. Polymerisasi3. Isomerisasi4. Alkilasi5. Reformasi6. Siklisasi7. Dehidrogenasi8. Hidrogenasi9. Hidrodesulphurisasi10.Hidrasi11.Dehidrasi12.Oksidasi

1. PERENGKAHAN /CRACKING• Hidrokarbon rantai panjang menjadi rantai

pendek karena pengaruh panas dan atau dengan bantuan katalis.

Gasoline > paraffin + olefin cracking

• Jumlah HC sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

crackingC10H22 > C8 H18 + C2H4

2. POLIMERISASI

• Penggabungan molekul sejenis : Molekul kecil menjadi besar.

• P dan t bisa diatur sesuai hasil yang diinginkan (tekanan dan temperature).

CH2 = CH2 + CH2 = CH2 CH3 – CH2 – CH2 –CH3

Asetilen Asetilen Butana

3. ISOMERISASI

• Pengaturan susunan hydrocarbon dari normal menjadi Iso.

• n - paraffin Iso paraffin ( sifat lebih baik).

Contoh :

• n-Butana --------- Isobutana

• Dengan menggunakan AlCl2 dan HCCl

4. ALKILASI

• Reaksi memasukkan gugus alkyl pada suatu rantai HC untuk mendapatkan rantai HC mempunyai nilai lebih.

• Alkyl / Alkana + suatu rantai HC Rantai HC baru (jenuh/tidak)

• Kegunaan dilapangan contohnya: membuat gasoline dari bahan dasar gas.

• Butana + IsoButylene 2,2 dimetyl hexane

(IsoOctana)

5. REFORMASI Mengubah struktur molekul suatu senyawa

dengan menggunakan reaksi kimia.

Pengontrolan panas

Katalisator

Rantai senyawa paraffin +Olefin +H2 Hasil Reformasi samping

Hasil sesuai bahan mentah. Gunamempertinggi mutu bensin.

TUJUAN REFORMASI Reforming yang dilakukan di kilang

Tujuan :

Thermal Reforming

Catalytic Reforming

Katalisator menggunakan Platina dan logam lain (Plat Forming)

Mekanisme reaksi:Komponen MOGAS RON rendah menjadi komonen dengan RON lebih tinggi,

REAKSI YANG TERBENTUK

• Dehydrogenasi (reaksi endoterm)

• Dehydrosiklisasi (reaksi endoterm)

• Isomerisasi (reaksi endoterm)

• Hydro cracking

6. SIKLISASI

• Penyusunan rantai terbuka menjadi rantai tertutup.

• Rantai lurus dengan bantuan katalis akan menghasilkan naphta dan dapat berianjut dengan menghasilkan dehidrogenasi aromatic.

• Contoh :

N-Heptana MetilcycloHexana Toluena

7. DEHIDROGENASIPembuangan atomH dari suatu molekul sehingga menghasilkan rantai tak jenuh.

Jenuh tidak jenuhCH3-CH3 CH2 = CH2 + H2Ethana Ethylene Gas

Hydrogen Cycloparaffin Aromatik

CH3CH3

+ 3H2

8. HIDROGENASI

Reaksi antara HC tak jenuh (Olefin) dengan hydrogen

CH2 = CH2 + H2 CH3-CH3

Ethylene Ethana

9. HIDRODESULFURISASIReaksi penghilangan sulphur dengan

penambahan hydrogen dan sulphur akan diikat sebagai asam sulfide.

Senyawa sulphur ditambah Hydrogen, Terjadi penghilangan sulphur.

R1SR2 + 2H2 R1H + R2H + H2S

RSH + H2 RH + H2S

Senyawa H2S bisa dilepaskan atau diadsorb.

10. HIDRASI

Reaksi penambahan air pada senyawa hydrocarbon.

Molekul ikatan rangkap + H20 —> senyawa alkohol

H3C- C = CH2 + H20 H3C-C-C-OH

11. DEHIDRASI

• Pelepasan air dari suatusenyawa hydrocarbon

H3C – CH2 – CH2 – OH H3C – CH = CH2 + H2OPropanol Propena – 1 air

12. OKSIDASI

Reaksi suatu senyawa hydrocarbon + O2

2 H2C = CH2 + O2 2( CH2 CH2) Ethylena

O Ethylena Oksida

Reaksi pembakaran sempurna

CH4 + O2 CO2 + H2O

PROSES KIMIA PADA TREATING MIGAS

Proses pengolahan minyak dan gas bumi

sering harus dilengkapi dengan proses

treating untuk mendapatkan produk bersih,

bebas impurities yang mengganggu dan

masuk spesifikasi yangditetapkan.

Menghilangkan senyawa sulphur dalam minyak bumi dengan cara sebagai berikut :

coustie / soda washing,

merchaptan oxydation,

Acid treating,

Sedangkan untuk menghilangkan Hg dari gas bumi menggunakan proses absorbsi fisika dan kimia.

Senyawa sulphur yang cukup banyak dapat ditreating dan sekaligus direcarvery dengan proses clous atau proses stretford

PROSES LAIN MENGHILANGKAN Hg

• Dapat dilakukan proses Hg removal secara absorbsi kimia dengan carbon aktif dan sulphur.

• Sedangkan untuk menghilangkan C)2 dalam gas dengan absorbsi kimiawi misal menggunakan MEA, DEA, K2C03.

CAUSTIC/ SODA WASHING (NaOH)

NaOH dapat menghilangkan

H2S

C02, COS

Phenol

Alkyl merchaptan

Asam korboksilat

Asam naphtenat

Maka buatlah reaski yang terjadi dalam proses ini?

MEROX : Merchaptan OxydationMenghilangkan RSH sampai 5 ppm

Untuk mempercepat ditambah methanol, pada temperatur rendah.

R makin besar maka reaksi makin lambat.

(R-S-H + NaOH RSNa + H20) x 2

2RSNa +1/202 +H20 RSSR +2NaOH Catalis, MEROX

2 R – S – H + ½ O2 R – S – S – H + H2O Catalis, MEROX

ACID TREATING

Memurnikan fraksi minyak bumi menggunakan H2SO4.

H2SO4 sebagai oksidator kuat :

H2SO4 H20 + S02 + Onpekat

CONTOH

2 CH3SH + H2S04 C2H6 + 2 H20+S02 + 2S

Dengan alkohol ester

Dengan aromat asam sulfonat

Dengan H20 Hydrat Hygroskopis

SULFUR RECOVERYReaksi kimia yang terjadi pada sulphur Recovery

unit:1. Proses Clous Pembakaran H2S, SO2 yang terbentuk

bereaksi dengan H2S sisa. jumlah 02 (udara) tidak boleh berlebih (harus

terkontrol dengan cermat) supaya belerang terbentuk bisa banyak.

2. Proses Stretford

2. Proses Stretford

Reaksi oksidasi - reduksi yang regeneratip.

Reaksi secara bertahap dan menggunakan

reaktan natrium karbonat, natrium vanadat,

katalis ADA (Anthroquinone Disulforic Acid).

REAKSI YANG TERJADI

1. Tahap I: (absorbsi)

H2S + Na2C03 NaHS + NaHC03

2. Tahap II: (Reduksi)

2NaHS + 4NaV03 + H20 Na2V409+ 4NaOH+ 2S

3. Tahap III:

Reoksidasi garam vanadium kembali ke bentuk semula.

Na2V409 + 2NaOH 4NaV03 + H20

Mercury Removal

Hg dihilangkan dari Feed gas LNG plant, karena :

Untuk mencegah terbentuknya amalgam Al dan Hg

karena larut dalam Hg.

Amalgam dengan H2O membentuk oksida yang

dapat menyumbat tube.

Reaksi yang terjadi:

2Al + 3H20 Al203 + 3H2

Hg + H20 HgO + H2

Sebagai pollutant dan impurities pengganggu proses.

Hg Removal dilakukan dengan absorbsi menggunakan campuran carbon aktip dan belerang.

Reaksi yang terjadi :

Hg + S HgS

ABSORPSI KIMIA TERHADAP CO2

1. Absorbsi dengan K2C03

Proses modifikasi ditambah DEA (sebagai promotor)

DEA bereaksi dengan C02.

Hasil bereaksi dengan KOH hasil reaksi antara K2CO3 dan H2O

Dapat mempercepat reaksi/absorbsi

2. Absorbsi dengan larutan amina. (gas liquid sweetening).

2. Absorbsi dengan larutan amina. (gas liquid sweetening).

• MEA : Mono Etanol Amina

• TEA : Tri Etanol Amina

• DIPA : Di Iso Propanol Amina

• MEAD : Metil Di Etanol Amina

• DGA : Di Glicol Amino

DAFTAR PUSTAKA

• Hobson G.D Modern Petroleum Technology

• Nelson W. L, Petroleum Refinery Engineering

• Bhaskara Rao B. K, Modern Petroleum Refining Processes.

TERIMA KASIH

TUGAS1. Buatlah reaksi dehidrogenasi endoterm

senyawa dimethyl cyclohexana!

2. Buatlah reaksi isomerisasi senyawa n-heptana!

3. Buatlah reaksi siklisasi senyawa n-heptana menjadi Toluena !

4. Buatlah reaksi hidrogenasi senyawa butena!

5. Buatlah reaksi dehidrosulfurisasi senyawa R – S- H, dimana R adalah Cyclohexana dan Benzena !

6. Buatlah senyawa hexena dari senyawa hexanol!

7. Tentukan persentase atom karbon dalam paraffin, natphtenik dan aromatik dari molekul C12 H26 !

8. Buatlah proses Claous dari pembakaran R-S-H, SO2 yang terbentuk bereaksi dengan dengan RSH yang sisa.