status bahan kimia

25
Sifat -Sifat bahan kimia SIFAT - SIFAT BAHAN KIMIA 1. Bahan Kimia Yang Bersifat Korosif Sifat korosif merupakan sifat bahan kimia yang dapat merusak kulit, jika zat lain bersentuhan dengannya. Bahan kimia korosif dapat merusak logam dan marmer sehingga bahan kimia korosif harus dikemas dalam kemasan yang benar - benar aman seperti botol plastik dan botol kaca. Bahan - bahan kimia yang bersifat korosif seperti senyawa-senyawa asam seperti; asam sulfat, asam klorida, asam cuka. 2. Bahan Kimia Yang Bersifat Kaustik Sifat kaustik merupakan sifat bahan kimia yang merusak kulit dan menimbulkan iritasi. Sifat kaustik ini ada pada senyawa - senyawa basa seperti natrium hidroksida, kalsium hidroksida, dan amonium hidroksida. Melalui proses lebih lanjut dan dicampur dengan bahan kimia lain maka bahan ini akan menjadi lebih aman. 3. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar Bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar dapat menimbulkan api atau terbakar dengan mudah ketika berinteraksi dengan zat lain. Bahan kimia ini sangat peka terhadap suhu tinggi atau panas sehingga harus ditempatkan pada tempat yang relatif

Upload: irwan

Post on 25-Jan-2016

90 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

status bahan - bahan kimia

TRANSCRIPT

Sifat -Sifat bahan kimia

SIFAT - SIFAT BAHAN KIMIA

1. Bahan Kimia Yang Bersifat Korosif

Sifat korosif merupakan sifat bahan kimia yang dapat merusak

kulit, jika zat lain bersentuhan dengannya. Bahan kimia korosif dapat

merusak logam dan marmer sehingga bahan kimia korosif harus

dikemas dalam kemasan yang benar - benar aman seperti botol

plastik dan botol kaca. Bahan - bahan kimia yang bersifat korosif

seperti senyawa-senyawa asam seperti; asam sulfat, asam klorida,

asam cuka.

2. Bahan Kimia Yang Bersifat Kaustik

Sifat kaustik merupakan sifat bahan kimia yang merusak kulit

dan menimbulkan iritasi. Sifat kaustik ini ada pada senyawa -

senyawa basa seperti natrium hidroksida, kalsium hidroksida, dan

amonium hidroksida. Melalui proses lebih lanjut dan dicampur

dengan bahan kimia lain maka bahan ini akan menjadi lebih aman.

3. Bahan Kimia Yang Mudah Terbakar

Bahan kimia yang memiliki sifat mudah terbakar dapat

menimbulkan api atau terbakar dengan mudah ketika berinteraksi

dengan zat lain. Bahan kimia ini sangat peka terhadap suhu tinggi

atau panas sehingga harus ditempatkan pada tempat yang relatif

sejuk dan tertutup rapat. Contoh bahan tersebut ; bensin, bensol,

spirtus, alkohol, minyak tanah dll

4. Bahan Kimia Yang Mudah Meledak

• Bahan kimia yang mudah meledak dapat menimbulkan

ledakan atau pancaran energi jika bersentuhan dengan zat

lain

• Bahan kimia yang mudah meledak harus ditangani lebih

khusus dan dikemas sedemikian rupa agar tidak

membahayakan manusia

• Contoh bahan kimia yang mudah meledak adalah natrium,

kalium, magnesium, bahan bakar korek api, amonium

nitrat,karbit, TNT (trinitro toloune )dan nuklir

5. Bahan Kimia Yang Bersifat Racun

• Sifat racun adalah sifat bahan kimia yang apabila masuk ke

jaringan tubuh dapat merusak sel darah merah dan sistem

saraf. Oleh karena itu bahan kimia yang bersifat racun dapat

menimbulkan kematian dan kelumpuhan.

• Contoh : gas clor, raksa, insektisida, herbisida, asam sianida,

asam sulfida dll.

1. Water glass

Sifat fisik dan kegunaan waterglass Waterglass atau kaca alkali

silikat berupa Kristal putih yang dapat larut dalam air (soluble glass

)menghasilkan larutan alkalin. Secara kimia, waterglass adalah

sodium silikat. Terdapat banyak jenis sodium silikat, antara lain

adalah sodium ortho silikat, sodium poli silikat, dan sodium

pyrosilikat. Waterglass merupakan salah satu jenis gelas/kaca dari

sejumlah jenis gelas. Selain waterglass terdapat kaca berupa silica

lebur, kaca soda gamping ( soda lime glass ), kaca timbal ( lead glass

), kaca timbale silikat alkali, kaca boro silikat, dan kaca alumina silikat

(Uhlmann dan Kreidl, 1980). Waterglass selalu stabil dalam larutan

murni dan alkalin. Dalam larutan asam, ion silikat bereaksi dengan

ion hydrogen untuk membentuk asam silikat, yang bila dipanaskan

dan dibakarakan membentuk silika gel yang keras, bening seperti zat

kaca yang dapat menyerap air dengan cepat. Biasanya watter glass di

gunakan dalam industry sabun colek

2. Asam Sulfat

SIFAT FISIKA dan KIMIA :

Keadaan fisik dan penampilan : Cairan. (Cairan berminyak tebal.)

Bau : berbau, namun memiliki bau tersedak ketika

panas.

Rasa : rasa asam Ditandai. (Strong.)

Berat Molekul : 98,08 g / mol

Warna : tak berwarna.

pH (1% soln / air) : Asam.

Titik Didih : 270 ° C (518 ° F) - 340 deg. C terurai pada 340

deg. C

Melting Point : -35 ° C (-31 ° F) -> 10,36 deg. C (93% - 100%

murni)

Spesifik Gravity : 1,84 (Air = 1)

Densitas Uap : 3.4 (Air = 1)

Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.

kelarutan : Mudah larut dalam air dingin. Sulfat larut

dalam air

Industri : bioetanol, sabun, amil asetat

3. Amoniak

a. Sifat-sifat Fisik

Adapun sifat-sifat fisik dari amoniak yaitu:

1. Gas tidak berwarna

2. berbau khas amoniak

3. iritan

4. mudah larut dalam air.

5. Ambang bau : 0.32 – 46.8 ppm

6. Titik leleh : -77.7 oC

7. Titik didih : -33.4 oC

8. Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)

9. Kelarutan dalam air : 31 g/100g (25 oC)

10. Berat jenis : 0.682 (-33,4 oC)

11. pH (1,0 N larutan) : 11.6

12. kelarutan : etanol 10% (25oC); methanol 16% (25oC)

13. Berat jenis uap : 0.6 (udara=1)

14. Suhu kritis : 133 oC

15. industry : Urea , pemutih, detergen, penyejuk udaca (air

conditioner(

b. Sifat-sifat Bahaya

Kesehatan:

- Efek Jangka Pendek (Akut)

Iritasi terhadap saluran pernapasan, hidung, tenggorokan

dan mata terjadi pada 400-700 ppm. Sedang pada 5000 ppm

menimbulkan kematian. Kontak dengan mata dapat menimbulkan

iritasi hingga kebutaan total. Kontak dengan kulit dapat

menyebabkan luka bakar (frostbite).

- Efek Jangka Panjang (Kronis)

Menghirup uap asam pada jangka panjang mengakibatkan iritasi

pada hidung,tenggorokan dan paru-paru. Termasuk bahan

teratogenik.

Nilai Abang batas : 25 ppm (18 mg/m3) (ACGIH 1987-88) STEL 35

ppm (27 mg/m3)

Toksisitas : LD50 = 3 mg/kg (oral,tikus). LC = 200 ppm

4. Asam Asetat

Sifat fisik dan kimia asam asetat :

a. Sifat Fisik Asam Asetat :

Rumus molekul : O-CH3 – C – OH

Berat molekul :60,053 gr/gmol

Titik leleh pada 1 atm : 16,6 C

Titik didih pada 1 atm : 117,9 C

Specific Gravity : 1,051 gr/cm3

Koefisien ekspansi ( 20 C ) : 1,07 x 10-3

Temperatur kritis ( cair ) : 594,45 K

Tekanan kritis ( cair ) : 57,1 atm

Volume kritis ( cair ) : 2,85 cc/ gr

Surface Tension : (20C, udara = 27,6 dyne/cm);

(75C, udara = 22,2 dyne/cm)

Viskositas :(20C, udara = 1,22 cp); (110C =

0,42 cp)

Specific Heat : 0,487 kal/grC

Panas pelarutan dalam air : ( 18 C ) 6,3 kal/gr

Hf ( 25 C ) : -1.927,1 kal/gr

Gf ( 25 C ) : -1.549,9 kal/gr

Industri : Amil Asetat

b. Sifat-sifat Kimia Asam Asetat

Reaksi dengan alkohol menghasilkan ester:

CH3OH + CH3COOH CH3COOCH3 + H2O

Pembentukan garam keasaman

2CH3COOH + Zn (CH3COO)2Zn2+ + ½ H2

Reaksi konversi menjadi ester

CH3COOH – – CH2OH CH3COOCH2 – Benzyl alcohol

Benzyl asetat

Konversi ke klorida-klorida asam 50 C

3CH3COOH + PCl3 3CH3COCl + H3PO3

Substitusi dari alkyl/aryl group

Cl2P Cl2P Cl2P

CH3COOH ClCH2OH Cl2CHCOOH Cl3CCOOH

Chloroacetic Dichloroacetic Trichloroacetic

Pembentukan ester

CH3COOH + CH3CH2OH CH3COOC2H5 + H2O

5. Asam Karboksilat

a. Sifat Fisik

o Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada

senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.

o Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol,

eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.

o Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan

meningkatnya berat molekul.

o Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna

dalam air.

b. Sifat Kimia Asam karboksilat

Reaksi dengan basa

Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam

dan air.

Contoh :

Reduksi

Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium

hidrida menghasilkan alkohol primer.

Contoh :

Reaksi dengan tionil diklorida

Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk

klorida asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida.

Contoh :

Esterifikasi

Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi

yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.

Contoh :

Reaksi dengan amonia

Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.

Contoh :

Dekarboksilasi

Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi

membentuk alkana.

Contoh :

Halogenasi

Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis

phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen

halida.

Contoh :

6. Pigmen

Fungsi Pigmen : 1. Sebagai zat pewarna

2. Memberi daya tutup

3. Anti korosi

4. Digunakan dalam industry cat

Pigmen Dalam Cat :

Pigmen yang digunakan dalam pembuatan cat tembok :

Titanium Dioxide (TiO2)

Pigment yang paling dominan pada pembuatan cat tembok

Tipe yang dipakai adalah tipe polished, dimana mineral Titanium

Rutile dimurnikan, kemudian dipoles dengan bahan kimia tertentu

sehingga menghasilkan pigment yang tahan terhadap sinar ultra

violet atau UV (non yellowing).

Oksida TiO2 merupakan padatan berwarna putih, mempunyai

berat molekul 79,90; densitas 4,26 gcm-3; tidak larut dalam HCl,

HNO3 dan aquaregia, tetapi larut dalam asam sulfat pekat

membentuk titanium sulfat (TiSO4) (Cotton dkk., 1988). TiO2 tidak

menyerap cahaya tampak tetapi mampu menyerap radiasi UV

sehingga dapat menyebabkan terjadinya radikal hidroksil pada

pigmen sebagai fotokatalis. Reaktivitas TiO2 terhadap asam

tergantung temperatur saat dipanaskan. TiO2 yang baru mengendap

larut dalam asam klorida pekat, namun bila TiO2 dipanaskan pada

900oC hampir semua tidak larut dalam asam kecuali larutan sulfur

panas, yang kelarutannya meningkat dengan penambahan

ammonium sulfat untuk menaikkan titik didih asam dan HF. Secara

kimiawi TiO2 murni dibuat dari TiCl4 yang telah dimurnikan secara

destilasi bertingkat. Tetraklorida ini dihidrolisis dalam larutan encer

hingga diperoleh endapan berupa titanium dioksida terhidrat yang

selanjutnya dikalsinasi pada 800 oC (Kirk, 1993).

Inorganic Pigment

Kebanyakan inorganic pigment adalah berasal dari metal based,

sehingga memiliki ketahanan terhadap sinar UV. Selain itu,

ketahanan terhadap panas juga tinggi, tetapi untuk aplikasi cat

tembok, ketahanan panas tidak terlalu penting.

Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya

tutup, kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan

cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam

kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih

bagus dibanding anorganik.

• Organic Pigment

Organic pigmentmemiliki unsur karbon yang dominan. Jenis

warna yang dihasilkan dari organic pigment umumnya cerah dan

memungkinkan adanya variasi warna yang menarik. Untuk

pemakaian pigment jenis ini di dalam cat tembok, harus diperhatikan

baik-baik jenis aplikasinya (interior-exterior), dan juga light-fastness

organic pigment yang dipilih harus sesuai, agar dapat dihasilkan cat

tembok dengan kualitas yang diharapkan.

Dalam keadaan cair meresap kedalam obyek dan mewarnai

obyek. Bentuk dasar dari pigmen organik yaitu dyes yang

dicampurkan pada kandungan logam yang tak larut dalam air.

7. Minyak dan Lemak

a. Sumber Minyak dan Lemak

Lemak dan minyak yang dapat dimakan (edible fat), dihasilkan

oleh alam, yang dapat bersumber dari bahan nabati atau hewani.

Dalam tanaman atau hewan, minyak tersebut berfungsi sebagai

sumber cadangan energi. Digunakan dalam industry sabun, biodiesel.

Minyak dan lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan

sumbernya, sebagai berikut:

1. Bersumber dari tanaman

Biji-bijian palawija; minyak jagung, biji kapas, kacang, rape

seed, wijen, kedele, bunga matahari.

Kulit buah tanaman tahunan; minyak zaitun dan kelapa sawit.

Biji-bijian dari tanaman tahunan; kelapa, coklat, inti sawit,

babassu, cohune dan sejenisnya.

2. Bersumber dari hewani

Susu hewan peliharaan; lemak susu.

Daging hewan peliharaan; lemak sapi dan turunannya

oleostearin, oleo oil dari oleo stock, lemak babi, dan mutton

tallow.

Hasil laut; minyak ikan sardin, menhaden dan sejenisnya, dan

minyak ikan paus.

Komposisi atau jenis asam lemak dan sifat fisiko-kimia tiap jenis

minyak berbeda-beda, dan hal ini disebabkan oleh perbedaan

sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan pengolahan.

Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah:

1. Lemak hewani mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati

mengandung fitosterol,

2. kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil

dari lemak nabati, dan

3. Lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl lebih besar

dan bilangan Polenske lebih kecil dibanding dengan minyak

nabati.

Klasifikasi lemak nabati dan hewani berdasarkan sifat fisiknya (sifat

mengering dan sifat cair).

Klasifikasi Minyak Nabati:

Kelompok lemak Jenis lemak/minyak

1. Lemak (berwujud padat) Lemak biji coklat, inti sawit,

cohune, babassu, tengkawang,

nutmeg butter, mowwah butter,

shea butter

2. Minyak (berwujud cair)

a. Tidak mongering (non drying

oil)

Minyak zaitun, kelapa, inti zaitun,

kacang tanah, almond, inti

alpukat, inti plum, jarak rape,

mustard.

b. Setengah mongering (semi

drying oil)

Minyak dari biji kapas, kapok,

jagung, gandum, biji bunga

matahari, croton dan urgen.

c. Mengering (drying oil) Minyak kacang kedele, safflower,

argemone, hemp, walnut, biji

poppy, biji karet, perilla, tung,

linseed dan candle but.

Sumber: Hilditch, T.P. (1945)

Jenis minyak mengering (drying oil) adalah minyak yang

mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi, dan akan

berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk

sejenis selaput jika dibiarkan diudara terbuka. Istilah minyak

"setengah mengering," berupa minyak yang mempunyai daya

mengering lebih lambat.

Klasifikasi Lemak Hewani

Kelompok lemak Jenis Lemak

1. Lemak (berwujud padat)

a. Lemak susu (butter fat)

Lemak dari susu sapi, kerbau,

kambing dan domba.

b. Hewan peliharaan (golongan

mamalia)

Lemak babi, skin grease, mutton

tallow, lemak tulang,

lemak/gemuk wool.

2. Minyak (berwujud cair)

a. Hewan peliharaan

Minyak neats foot

b. Ikan (fish oil) Minyak ikan paus, salmon,

sardine, menhaden jap, herring,

shark, dog fish, ikan lumba-lumba

dan minyak porpoise.

Sumber: Hilditch, T.P.

Lemak dalam tanaman dibentuk dalam sel hidup, yang

merupakan hasil serangkaian reaksi yang komplek dalam proses

metabolisme.

Molekul lemak disintesa dengan proses kondensasi dari 1

molekul gliserol dengan 3 molekul asam lemak. Molekul gliserol dan

asam lemak tersebut dibentuk dari hasil oksidasi karbohidrat selama

proses metabolisme berlangsung.

8. CMC

Karboksimetil selulosa merupakan merupakan eter polimer

selulosa linear dan berupa senyawa anion, yang bersifat

biodegradable, tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, butiran

atau bubuk yang larut dalam air namun tidak larut dalam larutan

organik, memiliki rentang pH sebesar 6.5 sampai 8.0, stabil pada

rentang pH 2 – 10, bereaksi dengan garam logam berat membentuk

film yang tidak larut dalam air, transparan, serta tidak bereaksi

dengan senyawa organik. Karboksi metal selulosa berasal dari

selulosa kayu dan kapas yang diperoleh dari reaksi antara selulosa

dengan asam monokloro asetat, dengan katalis berupa senyawa

alkali. Karboksi metal selulosa juga merupakan senyawa serbaguna

yang memiliki sifat penting seperti kelarutan, reologi, dan adsorpsi di

permukaan. Selain sifat-sifat itu, viskositas dan derajat substitusi

merupakan dua factor terpenting dari karboksimetilselulosa. (Rosnah

Mat Somdkk, 2004). Karboksimetilselulosa memiliki beberapa nama

lain, yaitu crosscarmellose sodium; Ac-di-sol; Aquaplast; Carmethose;

gum selulosa; sodium karboksimetilselulosa; asam glikolikselulosa,

Daice; Fine Gum HES; Lovosa; NACM, dan garam selulosa.

Molekul karboksimetil selulosa umumnya agak pendek

dibandingkan selulosa alami dengan derivatisasi tidak rata yang

mengakibatkan bidang-bidang substitusi tinggi dan rendah. Substitusi

ini antara lain ikatan 2-O- dan 6-O-, diikuti oleh ikatan-ikatan lain

secara berurutan 2,6-di-O- lalu 3-O-, 3,6-di-O-, 2,3-di-O- dan yang

terakhir 2,3,6-tri-O-. Molekul karboksimetilselulosa sebagian besar

meluas atau memanjang pada konsentrasi rendah tetapi pada

konsentrasi yang lebih tinggi molekulnya bertindih dan menggulung

dan kemudianpadakonsentrasi yang

lebihtinggilagimembentukbenangkusutmenjadi gel yang

termoreversibel. Meningkatnya kekuatan ionic dan menurunnya pH

dapat menurunkan Viskositas karboksin metil selulosa akibat

polimernya yang bergulung.

Saat ini karboksimetil selulosa telah banyak digunakan dan

bahkan memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi.

Karboksimetil selulosa secara luas digunakan dalam bidang pangan,

kimia, perminyakan, pembuatan kertas, tekstil, serta bangunan.

Khusus di bidangpangan, karboksimetil selulosa dimanfaatkan

sebagai stabilizer, thickener, adhesive, dan emulsifier. Contoh

aplikasinya adalah pada pemrosesan selai, eskrim, minuman, saus,

dan sirup. Karena pemanfaatannya yang sangat luas, mudah

digunakan, serta harganya yang tidak mahal, karboksimetil selulosa

menjadi salah satu zat yang diminati. Digunakan dalam industry

sabun colek

9. Kalsium Karbonat (CaCO3)

Ciri-ciri dan Sifat Kalisium Karbonat

Kalsium karbonat umumnya bewarna putih dan umumnya

sering djumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan batu gamping.

Selain itu kalsium karbonat juga banyak dijumpai pada skalaktit dan

stalagmit yang terdapat di sekitar pegunungan. Karbonat yang

terdapat pada skalaktit dan stalagmit berasal dari tetesan air tanah

selama ribuan bahkan juataan tahun. Seperti namanya, kalsium

karbonat ini terdiri dari 2 unsur kalsium dan 1 unsur karbon dan 3

unsur oksigen. Setiap unsur karbon terikat kuat dengan 3 oksigen,

dan ikatan ini ikatannya lebih longgar dari ikatan antara karbon

dengan kalsium pada satu senyawa. Kalsium karbonat bila

dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang

dinamakan calsium oksida (CaO). Hal ini terjadi karena pada reaksi

tersebut setiap molekul dari kalsium akan bergabung dengan 1 atom

oksigen dan molekul lainnya akan berikatan dengan oksigen

menghasilkan CO2 yang akan terlepas ke udara sebagai gas karbon

dioksida. Denganreaksisebagaiberikut:

CaCO3 → CaO + CO2

Reaksi ini akan berlanjut apabila ditambahkan air, reaksinya

akan berjalan dengan sangat kuat dan cepat apabila dalam bentuk

serbuk, serbuk kalsium karbonat akan melepaskan kalor. Molekul

dari CaCO3 akan segera mengikat molekul air (H2O) yang akan

menbentuk kalsium hidroksida, zat yang lunak seperti pasta.

Sebagaimana ditunjukkan pada reaksi sebagai berikut:

CaCO3 + H2O → Ca(OH)2 + CO2

Selain itu, proses pembuatan kertas biasanya juga melibatkan

dye atau zat pewarna jika memang ingin membuat kertas berwarna,

dan bahan-bahan lain yang diperlukan—semisal untuk memberikan

hasil cetak yang tajam, agar warnanya lebih putih, dan lain-lain.

10. Pasir silika (SiO2)

PASIR SILIKA adalah Batuan alam yang baik sebagai penyaring

kotoran, karena sifatnya yang keras dan tidak mudah pecah. Pasir

Silika digunakan dalam Pretreatment pengolahan air dan limbah,

penahan hasil oksidasi besi dan mangan. Kegunaan / Aplikasi :

Menyaring kotoran dalam air, penahan hasil oksidasi besi dan

mangan. Biasanya digunakan dalam industry semen

11. Batu kapur

Sifat fisika :

Rumus molekul : CaCO3

Berat Molekul : 100,09 gr/mol

Titik lebur, 1 atm : 25700 C

Titik didih, 1 atm : 28500 C

Densitas, 1 atm : 2,711 gr/ml

Energi bebas Gibbs (25°C) : -1.129.000 kj/mol

Kapasitas panas (25°C) : -5,896 cal/mol0 C

Kelarutan , 250C : 0,0014 gr/ 100 gr H2O

Kelarutan , 1000 C : 0,002 gr/ 100 gr H2O

Panas penguapan, 1 atm : 12.700 cal/mol

Ukuran : 30 mesh

Industri : Cat

Sifat kimia :

o Asam klorida encer terjadi penguraian dengan berbuih karena

karbon dioksida dilepaskan

CO3 + 2H+ → CO2 + H2O

o Dengan larutan barium klorida terbentuk endapan putih

barium karbonat

CO3 + Ba+2 → BaCO3

12. SODA ABU

SIFAT FISIS DAN KIMIA SODIUM KARBONAT :

- Berat molekul : 106 g/mol

- Bentuk : Kristal

- Warna : Putih

- Titik lebur, 0oC : 7,1 g/100 g H2O

- Densitas, 20oC : 2,533 g/ml

- Kapasitas panas, 85oC : 26,41 cal/gmoloC

- Industri : Sabun colek

13. Etilen

a. Sifat Fisika :

Rumus Molekul : C2H4

Berat Molekul : 28,05

Titik didih pada 1 atm (oC) : -103,9

Titik lebur pada 1 atm (oC) : -169,1

Suhu Kritis (oC) : 9,9

Tekanan Kritis (atm) : 50,5

Density (kg/l) : 0,5684

Viskositas Cairan (cp) : 0,715

Panas laten penguapan (kcal/g) : 113,39

Panas laten peleburan (kcal/g) : 28,547

Panas Pembakaran (kcal/g) : 12.123,70

Konduktivitas Thermal (Btu/Jft2F): 0,011

b. Sifat Kimia

Etilen dapat dipolimerisasikan dengan cara memutuskan ikatan

rangkapnya dan bergabung dengan molekul etilen yang membentuk

molekul yang lebih besar pada tekanan dan temperatur tertentu.

14. AIR LAUT

Suhu, salinitas, densitas, warna laut, juga kapasitas panas

merupakan beberapa sifat fisis air laut. Suhu air laut berkisar antara -

18,7oC hingga 42oC. Di Indonesia ada tiga lapisan suhu laut, yaitu (1)

Lapisan Epilimnion atau lapisan hangat dimana terjadi perubahan

gradien suhu secara perlahan, (2) Lapisan Termoklin dimana terjadi

perubahan gradien suhu secara cepat terhadap pertambahan

kedalaman, (3) Lapisan Hipolimnion atau lapisan dingin dimana suhu

air konstan 4oC. Suhu menurun sesuai dengan kedalaman. Semakin

dalam suhu akan semakin rendah. Hal ini diakibatkan karena

kurangnya intensitas matahari yang masuk ke dalam laut.

Salinitas air laut menyatakan ukuran untuk kandungan garam

air laut. Rata-rata kadar garam air laut adalah 34,5%, artinya dalam

satu liter air laut mengandung 34,5 gram garam. Ada beberapa faktor

yang menentukan tinggi rendahnya salinitas laut, diantaranya

penguapan, curah hujan, banyaknya air sungai yang mengalir ke laut,

dan pencairan es di daerah kutub. Salinitas merupakan penentu

sedimen, penentu kandungan mineral, dan indikator penentu arah

dan kecepatan arus laut.

Densitas air laut bergantung pada salinitas, suhu, dan tekanan.

Densitas bertambah seiring bertambahnya salinitas dan

berkurangnya suhu. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025

kg/m3. Densitas air laut lebih tinggi dari densitas air murni

dikarenakan salinitas tadi. Adanya molekul garam garam yang

bercampur dengan molekul air mebuatnya semakin rapat.

Warna laut ditentukan oleh cahaya. Laut sesungguhnya tidak

memiliki warna, hanya saja laut menyerap cahaya matahari dimana

dari semua warna yang diserap, biru adalah warna yang paling

lambat diserap sehingga warna laut menjadi biru. Semakin dalam

akan semakin berwarna biru.

Kapasitas panas adalah ukuran panas suatu benda untuk

menaikkan suhu pada 1 gram. Air memiliki kapasitas panas yang

tinggi, artinya air membutuhkan sejumlah energi panas untuk

menaikkan suhunya. Air menahan perubahan suhu dengan melepas

atau menyerap panas lingkungan sekitarnya. Kapasitas panas

mempengaruhi pembentukan angin darat dimana kapasitas tanah

daratan lebih rendah dari kapasitas panas air laut yang menyebabkan

perbedaan suhu sehingga menimbulkan perbedaan tekanan yang

berlawanan karena tekanan udara di laut lebih rendah daripada di

darat sehingga terjadilah angin darat.

15. Karbohidrat

Karbohidrat (macam-macam gula atau sakarida), adalah

turunan dari alcohol bermartabat banyak alifatis yang mempunyai

gugus aldehida atau keton yang merupakan hasil oksidasi dari

alkoholbermartabat banyak.Melihat rumusnya,maka karbohidrat

bestruktur C6H12O6, C6(H2O)6, Cx(H2O)n.Sifat-sifat penting dari

karbohidrat adalah dapat beroksidasi,bereduksi,berkondensasi dan

berpolimerisasi serta dapat membentuk glikosida. Digunakan dalam

industry beioetanol, biogas, industry makanan dan minuman.

16. Granular Borak ( Na2B4O7 . 10 H2O )

a. Sifat-sifat fisis

Berat molekul : 381,372 g/gmol

Bentuk : granular

Spesific gravity (sg) : 1,71

Titik leleh : 75 ÛC 5. Titik didih : 200 ÛC

b. Sifat-sifat kimia

Granular borak ketika dipanaskan maka akan kehilangan air dan

menjadi bentuk Na2B4O7.

Reaksi : Na2B4O7 . 10 H2O ¾¾ Na2B4O7 + 10 H2O