bahan kimia pemutih

12
Bahan kimia pembersih a. SABUN Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, manusia telah mulai mengenal sabun berdasarkan pada proses saponifikasi, yaitu reaksi antara minyak atau lemak baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida). Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun, serta senyawa berasa manis yang disebut olsuss yang kemudian disebut sebagai gliserol. Gliserol ini dimanfaatkan lebih lanjut untuk bahan peledak, pelarut, dan sebagainya. Minyak nabati yang biasa digunakan biasanya berupa minyak kelapa, minyak sawit, minyak biji kapas, minyak jarak, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. Minyak dan lemak hewani yang biasa digunakan biasanya berupa minyak ikan, lemak kambing atau domba, lemak sapi, dan lain-lain.

Upload: freddy-then

Post on 01-Jan-2016

170 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan kimia pemutih

Bahan kimia pembersih

a. SABUN

Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, manusia telah mulai mengenal sabun berdasarkan pada

proses saponifikasi, yaitu reaksi antara minyak atau lemak baik yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang

dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida).

Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk

membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun, serta senyawa berasa manis yang

disebut olsuss yang kemudian disebut sebagai gliserol. Gliserol ini dimanfaatkan lebih lanjut

untuk bahan peledak, pelarut, dan sebagainya.

Minyak nabati yang biasa digunakan biasanya berupa minyak kelapa, minyak sawit, minyak

biji kapas, minyak jarak, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. Minyak dan lemak

hewani yang biasa digunakan biasanya berupa minyak ikan, lemak kambing atau domba, lemak

sapi, dan lain-lain.

b. DETERGEN

Page 2: bahan kimia pemutih

Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis

pembersih menggunakan detergen. Dahulu orang mengandalkan sabun sebagai bahan pembersih

satu-satunya yang paling andal. Tetapi kemudian diketahui bahwa pada air yang memiliki kadar

garam tinggi (air sadah) dan air yang dingin penggunaan sabun ternyata tidak efektif. Di dalam

air ini biasanya terkandung ion kalsium atau ion magnesium yang menyebabkan daya pembersih

sabun menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan ion kalium atau ion magnesium dalam air sadah

menggantikan posisi ion natrium atau ion kalsium pada molekul sabun. Oleh karena itu, orang

kemudian berusaha menciptakan bahan pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di

dalam semua jenis larutan. Sampai pada sekitar tahun 1940-an akhirnya orang berhasil

menciptakan detergen.

Bahan-bahan yang terkandung dalam detergen, secara umum sebagi berikut:

1.      Surfaktan

Bahwa bahan utama dari semua sabun adalah surfaktan, begitu juga dengan detergen. Bahan

kimia yang digunakan dapat berupa sodium lauryl  sulfonat. sodium lauryl  sulfonate memiliki

beberapa nama dagang yaitu nama texapone, emal, luthensol, dan neopelex. Secara  fungsional

bahan ini berfungsi dalam meningkatkan tingkat kebersihan. Cirri dari bahan aktif ini

mempunyai busa banyak danbentuknya gel ( pasta ).

Secara garis besar, terdapat empat ketegori surfaktan yaitu :

a.      Anionik

Ø  Alkyl Benzene Sulfonate ( ABS )

Ø  Linear Alkyl Benzene Sulfonate ( LAS )

Ø  Alpha Olein Sulfonate ( AOS )

b.       Kationik  : garam ammonium

c.      Non ionic : Nonyl Phenol Polyethoxyle

d.     Amhoterik : Achyl Ethylenediamines

            Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat pembasah yang akan menyusup ke dalam

ikatan antara kotoran dan serat kain. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelaman

menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk butiran. Agar butiran ini tidak

pecah kembali dan menempel di kain, perlu ditambahkan jenis surfaktan lain yang akan

membungkus butiran tersebut dan membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya

mengambang. Ini untuk memudahkannya terbuang bersama air cucian.

Page 3: bahan kimia pemutih

2.      Pembentukan ( builder )

builder berfungsi meningkatkan efisiensi pencucidari surfaktan dengan cara menon-aktifkan

mineral penyebab kesadahan air. Berikut beberapa builder:

a.      Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate ( STTP )  

b.       Asetat : Nitril Tri Acetate ( NTA ), Ethylene Diamine Tetra Acetate ( EDTA )

c.       Silikat : Zeolit

d.      Sitrat : asam Sitrat

3.      Pengisi ( Filter )

Filter  adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya

cuci, tetapi ,menambah kuantitas. Bahan pengisi menetralisir kesadahan air atau melunakkan air,

mencagah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang dicuci dan mencegah terbentuknya

gumpalan dalam air cucian.

4.       Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya

pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan lain sebagainya. Bahan aditif ini tidak berhubungna

langsung dengan daya cuci detergen. Pemberian bahan aditif ini, lebih kepada tujuan

komersialisasi produk. Contohnya enzim, boraks, sodium klorida, carboxy methyl cellulose

( CMC ). Penambahna CMC ( berbentuk sebuk putih ) berfungsi untuk mencegah kptoran

kembali ke pakaian.

c. PASTA GIGI

Pasta gigi digunakna untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gigi. Akibat gigi ynag

kotor atau kurang terawatt dapat menimbulkan berbagai macam penyakit gigi,gisi, dan mulut.

Kandungan bahan-bahan pada pasta gigi pada umumnya terdiri dari :

a.      Bahan Pembersih ( Polishing Agent )

Bahan ini terdari dari bahan-bahan abrasit seperti kapur presipitasi, trikalsium fosfat, aluminium

fosfat, magnesium trisilikat, kalsium karbonat, fluoride, dll. Hampir seluruh  dari total berat pasta

gigi tersiri dari bahan-bahan pembersih ini. Fungsi dari bahan pembersih ini adalah

Page 4: bahan kimia pemutih

membersihkan kotoran yang membandel pada gigi dan membantu menghilangkan disklorisasi

pada gigi.

b.      Bahan Pelembab ( moistener Agent )

Penembahan bahan ini berguna untuk menghindari terjadinya pengeringan pengerasan pasta.

Bahan yang sering digunakan adalah gliserin, sorbitol, propilen glikol, dan lain sebagainya.

c.      Bahan Pembuat Busa ( Detergent and Foaming Agent )

Bahan ini befungsi untuk membantu aksi pembersih dengan cara membasahi gigi dari partikel

makanan yang tertinggal, juga berfungsi untuk mengemulsikan mucus ( lendir ). Deterjen yang

peling sering digunakan adalah sodium lauril sulftat dan magnesium lauril sulfat.

d.     Bahan Pengikat ( Bunch Agent )

Bahan ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta  ( pasta menjadi

stabil ). Bahan yang lazim digunakan adalah pati  ( starch ), gum tragacanth, sodium alginate

( manucol SA ), modified iris most dan bahan sintetik seperti propilen  glukol.

e.      Bahan Pemanis ( sweetener Agent )

Bahan pemeberi rasa manis yang sering ditambahkan pada pasta adalah sakarin dengan

konsentrasi antara  0,1-1,3 %, gula juga dapat digunakan namun sayangnya cenderung

mengkristal.

f.       Bahan Pemberi Rasa ( flavor Agent )

Untuk pasta gigi anak-anak, bahan pemberi rasa ditambahkan dari minyak essensial buah-buahan

seperti anggur,stroberi, melon dan sebagainya. Pemberi rasa segar ditambahkan minyak

peppermint, untuk menghindarkan rasa mual ketika menyikat gigi.

g.      Bahan Pengawet ( Preservative Agent )

Bahan pengawet ditambahkan untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Sifat dari

bahan pengawet yang ditambahkan tidak boleh bersifat toksik ( racun ). Bahan yang bias

ditambahkan adalah sodium benzoate atau sodium hidroksibenzoat.

Page 5: bahan kimia pemutih

d. Shampoo

Bahan pembersih, umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium.

Bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan kationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.

Bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas sampo. Dapat dibayangkan apabila sampo terlalu encer, sampo akan sukar dipakai, demikian pula jika sampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik, seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH, agar sampo mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5. Pengawet, sampo tanpa pengawet akan merupakan tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat, paraben, tetranatrium EDTA. Bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang membuat sampo enak dipakai. Bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa sampo mengandung seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut dan yang meningkatkan kelembaban rambut. Selain itu terdapat juga nutrisi yang dicampurkan kedalam sampo dengan berbagai manfaat yang terkandung didalam nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang bagus untuk menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala kita  adalah: Vitamin E, yang banyak terdapat dalam kacang-kacang dan biji-bijjian. Vitamin E adalah vitamin yang sangat diperlukan untuk memperindah rambut. Minyak yang menutupi pori-pori dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin E. Zink, yang banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau seperti bayam Biotin, yang banyak terdapat dalam ikan salmon, makarel dan telur. Khasiat telur untuk kesehatan rambut sudah dipercaya berabad-abad lamanya. Bahkan, zaman dulu wanita biasa menggunakan kuning telur untuk merawat keindahan rambutnya.

Page 6: bahan kimia pemutih

BAHAN KIMIA PEMUTIH

a. Bahan Pemutih Pakain

Bahan pemutih pakaian adalah senyawa klorin, senyawa ini dapat mengoksidasi zat warna yang melekat pada pakaian sehingga pakain menjadi putih. Peristiwa ini disebut juga mengelantang.

Natrium Hipoklorit

NaCIO 5,25 %

Surfaktan, Aninoic, Builder

b. Bahan Pemutih Kulit (Wajah)

Bahan pemutih untuk wajah manusia biasanya di gunakan para wanita agar wajahnya kelihatan lebih putih. Bahan pemutih untuk wajah sangat berbeda dengan bahan pemutih alumunium stearat merupakan salah satu contoh bahan pemutih kulit. Banyak pemutih wajah yang menggunakan merkuri. Merkuri dalam tubuh bersifat racun. Untuk pencegahan, gunakan pemutih wajah yang tidak mengandung merkuri. Atau lebih baik menggunakan bahan-bahan pemutih wajah alami. Pemutih pakaian sebagaian besar dibuat dari jenis bahan kimia yang sangat kuat. Umumnya bersifat korosif. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dalam waktu lama

Page 7: bahan kimia pemutih

c. Bahan Pemutih Makanan

Bahan Pemutih untuk makanan biasanya digunakan untuk memutihkan terigu, tepung sagu, tepung jagung, dan beras agar makanan yang dihasilkan kelihatan bersih dan tidak kusam warnanya.

Beberapa contoh bahan pemutih makanan, yaitu Benzoil, Peroksida, Kalium Bromat, Kalsium Iodat, dan Asam Askorbat. Bahan Pemutih makanan ini akan mengoksidasi pigmen karotenoid pada makanan sehingga makanan menjadi putih. Fungsi bahan pemutih makanan adalah mengoksidasi gugus Sulfhibrid dalam gluten ( Protein pada tepung ) menjadi ikatan disulfida. Ikatan ini bersifat menahan gas pada roti/kue sehingga roti/kue itu mengembang dan berongga-rongga.

BAHAN KIMIA PEWANGI

A. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun kayu

putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala.

Berbagai bahan kimia pewangi dan aroma yang dihasilkannya :

1. Amil salisilat - Melati

2. Isoamil asetat - Pisang

3. Propil asetat - Pir

4. Sitronelol - Sitrus

5. Etil Format - Rum

Page 8: bahan kimia pemutih

6. Butil asetat - Arbei

7. Geraniol - Mawar

8. Sobomil asetat - Pinus

9. Etil butirat - Nanas

10. Amil valerat - Pisang ambon

11. Oktil asetat - Jeruk

12. Metil salisilat - Minyak gandapura

Page 9: bahan kimia pemutih

B. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau parfum dalam

kemasan. Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya

mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk

pewangi yang berbentuk padat. Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya

yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut

berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan

tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian

masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas

yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet). Untuk itu,

kita harus selektif ketika membeli produk berupa parfum, jangan sampai mengandung bahan

kimia yang dapat mencemari lingkungan.