bahan imtkg praktek terbaru arifin

22

Click here to load reader

Upload: achmadarifin

Post on 22-Dec-2015

46 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hgghvfghvjnhj

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

LAPORAN PRATIKUM

ILMU MATERIAL TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI

RESIN AKRILIK

Disusun oleh:

ACHMAD ARIFIN

(1210070110001)

Dosen Pembimbing

Drg.Citra Lestari,MDSc,Sp.Perio

Drg.Okmes Fadriyanti,Sp.Pros

Drg.Widyawati,M.Kes,Sp.KG

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Baiturahmah

2014

Page 2: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunia-Nyalah

sehingga saya dapat menyelesaikan laporan pratikum IMTKG mengenai Resin Akrilik.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

turut serta dalam membantu menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya:

Guru pembimbing, Drg.Citra Lestari,MDSc,Sp.Perio, Drg.Okmes Fadriyanti,Sp.Pros,

Drg.Widyawati,M.Kes,Sp.KG yang telah memberikan pemahaman-pemahaman yang sangat

dibutuhkan dalam menyelesaikan laporan pratikum IMTKG ini.

Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa tanpa bantuan dari semua pihak laporan

pratikum ini tidak akan selesai. Saya pun sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

dalam penyusunan kata-kata maupun penguasaan materi atau permasalahan yang diperlukan

dalam laporan ini.

Oleh karena itu saya dengan senang hati menerima dan mengharapkan saran-saran dan

kritikan demi kesempurnaan laporan yang selanjutnya. Akhir kata, saya berharap semoga laporan

ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Padang, 3 Juni 2014

Penulis

Page 3: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Teori Singkat

Pada tahun 1937, resin akrilik (polimetil metakrilat) telah diperkenalkan dan dengan

cepat menggantikan bahan sebelumnya (vulkanit, nitroselulosa, fenol formaldehid dan porselen).

Bahan basis gigitiruan resin akrilik memiliki sifat yang menguntungkan yaitu estetik, warna dan

tekstur mirip dengan gingiva sehingga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah

dan perubahan dimensi kecil.

Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non

metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk

selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipananskan. Pengerasan terjadi oleh

karena terjadinya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer.

Acrylic berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia dinamakan

polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini

disediakan dalam kedokteran gigi berupa ciaran (monomer) mono methyl methacrylate dan

dalam bentuk bubuk (polymer) polymthtyl methacrylate

Syarat-syarat yang harus dipenuhi resin akrilik sebagai basis gigi tiruan, yaitu :

Harus dapat dibersihkan dengan mudah

Tidak berasa, tidak berbau, non toksik dan tidak mengiritasi jaringan

Tidak dapat larut dalam cairan mulut

Harus ringan dan memiliki relatif thermal conduction yang tinggi

Temperatur pelunakan harus diatas temperatur yang tertinggi dari makanan dan minuman

Harus dapat dipreparasi

Mudah dimanipulasi dengan alat-alat sederhana

Tidak dapat menyerap cairan mulut sehingga tetap bersih atau tidak menjadi berbau

Page 4: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Mempunyai kekuatan (strength), resilience dan tahan terhadap abrasi dalam penggunaan

yang normal

Harus stabil dimensinya dalam segala kondisi

Tidak berubah warna didalam mulut

Bahan-bahan ini harus mempunyai sifat transparan dan dapat diwarnai agar dapat meniru

warna jaringan mulut

Sifat Fisis Resin Akrilik

A. Sifat-sifat fisis dari monomer methyl methacrylate:

Mendidih pada 100,80C

Merupakan cairan yang transparan

B. Sifat-sifat fisis resin akrilik sebagai basis gigitiruan:

1. Dimentional Stability

Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses

pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air.

2. Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer

dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga

mulut.

3. Penyerapan air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam

jangka waktu tertentu.7 Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada

lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat

mekanik, fisik dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0.69 mg/cm2.

4. Porositas

Page 5: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Adanya gelembung / porositas di permukaan dan di bawah permukaan dapat

mempengaruhi sifat fisis, estetik, dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas cenderung

terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh

penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai

temperatur resin mencapai atau melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat

terjadi karena pengadukan yang tidak tepat antara komponen polimer dan monomer.

5. Stabilitas warna

Resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik dibandingkan

self-cured acrylic resin karena adanya oksidasi oleh tertinary amine. Dapat dicegah

dengan menambah stabilizing agent.

6. Sifat thermal

Resin akrilik stabil secara kimia pada panas sampai di suatu titik. Resin akrilik

merupakan bahan yang buruk untuk menghantarkan panas dan listrik.

7. Kekuatan

Bahan ini memiliki kekuatan yang rendah. self cured acrylic resin memiliki kekuatan

yang lebih rendah, yaitu dengan nilai compressive strength 75 Mpa dan tensile strength

52 Mpa.

8. Biokompatibilas

Klinis menunjukkan bahwa reaksi alergi sejati terhadap resin akrilik amatlah jarang

terjadi dalam rongga mulut. Sisa monomer sering dianggap sebagai iritan. Namun, reaksi

alergi tidak tergantung pada dosis.

9. Kekerasan

Resin akrilik memiliki kekerasan yang rendah sehingga mudah tergores atau terabrasi.

10. Modulus of elasticity

Page 6: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Resin akrilik memiliki kekakuan yang mencukupi untuk digunakan sebagai gigi tiruan

penuh dan sebagian dengan nilai 2400 Mpa

11. Impact strength

Resin akrilik harus memiliki impact strength yang tinggi untuk mencegah terjadinya

patahan apabila terjatuh secara tiba-tiba.

Klasifikasi Resin Akrilik

Klasifikasi resin akrilik berdasarkan metode aktivasinya, yaitu :

1. Heat Cured Acrylic Resin

Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin akrilik yang memerlukan energi panas

untuk polimerisasi bahan-bahan tersebut. Memiliki komposisi :

Powder dan Liquid

Terdiri dari partikel polimer yang berbentuk pearls atau beads berisi poli (methyl

methacrylate)

Initiator : benzoil peroxide

Stabilisator : talc dan gelatin, agar partikel tidak bersatu

Zat warna : mercuric sulfide, cadmium sulfide, cadmium selenide

Liquid :Metil metakrilat

Inhibitor : hydroquinone, untuk mencegah polimerisasi oleh panas, sinar dan pengaruh

oksigen

Plasticizers : ester-ester dengan BM rendah, agar hasil akhir lebih lunak.

Pada reaksi monomer-polimer terlihat 4 stage :

Stage 1 : polimer meresap kedalam monomer membentuk suatu fluid yang tidak

bersatu.

Page 7: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Stage 2 : terjadi penetrasi pada monomer sehingga pembungkus polimer pecah dan

polimer dapat meresap kedalam monomer. Bahan terlihat menjadi agak melekat dan

berserabut bila ditarik

Stage 3 : disebut dough atau gel stage. Polimer telah jenuh didalam monomer.

Disini massa lebih halus, dough like, dan mudah dibentuk tanpa melekat tanpa

berserabut. Pada stage ini massa dapat dimasukkan kedalam mold.

Stage 4 : monomer seperti tidak ada lagi, baik oleh penguapan maupun oleh

penetrasi yang lebih lanjut dari polimer. Massa menjadi lebih kohesif dan rubber like.

Waktu dough (waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:

Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat dan lebih cepat

mencapai dough.

Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi liat.

Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya dough.

Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan adonan dalam tempat

yang dingin.

Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi maka waktu dough lebih singkat.

2. Self Curing Acrylic Resin

Secara umum bahan ini sama dengan heat curing acrylic resin. Tetapi inisiator

(benzoil peroxide) dalam hal ini diaktifkan oleh suatu bahan kimia, tidak diaktifkan oleh

panas. Bahan kimia tersebut ditambahkan bahan kimia lain pada monomer yaitu tertiary

amine. Bahan ini dikenal sebagai aktivator. Setelah monomer dicampur dengan polimer,

aktivator akan bereaksi dengan inisiator, sehingga initiator membentuk radikal bebas dan

polimerisasi mulai terjadi pada temperatur kamar.

Reaksi polimerisasinya yaitu polimer (powder) sebagai inisiator peroksida

ditambahkan dengan monomer (liquid) sebagai akselerator amin akan membentuk polimer

dan panas. Kecepatan polimerisasi dipengaruhi oleh tipe dan konsentrasi daripada aktivator

dan inisiator. Self curing acrylic resin ini digunakan untuk piranti ortodonti lepasan dan

sendok cetak fisiologis.

Page 8: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

3. Light Curing Acrylic Resin

Bahan ini dipolimerisasi dalam suatu ruangan yang mengandung sinar (curing unit)

dengan sinar biru yang memiliki panjang gelombang 400-500 nm dengan intensitas sinar

yang tinggi yang keluar dari bola lampu quartz-halogen. Akrilik akan berputar secara

kontinu didalam ruangan agar akrilik mendapatkan paparan sinar yang sama.

Komposisi akrilik ini yaitu mengandung matriks urethane dimethacrylate dengan

kopolimer akrilik, bahan pengisinya adalah silica microfine dan sistem fotoinitiatornya

berupa camphorquinone amine.

Kegunaan Lain Resin Akrilik

1. Untuk perbaikan (repair) bila terjadi kepatahan pada basis gigitiruan. Resin perbaikan

dapat diaktivasi oleh sinar, panas, maupun kimia.

2. Sebagai pelapik (relining), yaitu mengganti permukaan gigitiruan yang menghadap ke

jaringan lunak mulut.

3. Sebagai rebasing basis gigitiruan, yaitu mengganti keseluruhan basis gigitiruan

4. Sebagai pelapis (liner) lunak jangka panjang dan pendek yang bertujuan untuk menyerap

energi yang dihasilkan oleh gaya pengunyahan.

5. Sebagai sendok cetak resin dan bahan sendok cetak yang digunakan pada prosedur

pencetakan dalam kedokteran gigi.

Polimerasi Resin Akrilik

Resin akrilik berpolimerasi melalui reaksi polimerasi tambahan. Pada reaksi ini, tidak terjadi

perubahan komposisi tetapi menghasilkan molekul raksasa dalam ukuran yang tidak terbatas.

Proses polimerisasi terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Aktivasi (induksi) : untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah dapat radikal

bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer dengan sinar

UV, sinar biasa, panas atau pengalihan energy dan komposisi lain yang bertindak sebagai

radikal bebas.

Page 9: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

2. Inisiasi (penyebaran) : reaksi rantai harus berlanjut dengan terbentuknya panas, sampai

semua monomer telah diubah menjasi polimer. Meskipun demikian, reaksi polimerisasi

tidak pernah sempurna.

3. Propagasi (pengalihan rantai): Reaksi rantai dapat diakhiri dengan baik dengan cara

penggabungan langsung atau pertukaran atom hydrogen dari suatu rantai yang tumbuh ke

rantai yang lain.

4. Terminasi (pengakhiran) : keadaan aktif diubah dari satu radikal aktif menjadi suatu

molekul tidak aktif, dan tercipta molekul baru untuk pertumbuhan selanjutnya.

Pemanipulasian Resin Akrilik

1. Cara Mencampur Resin Akrilik

Cara pasif, yaitu tidak dilakukan pengadukan atau pencampuran dengan spatula, tetapi

dilakukan penaburan bubuk akrilik diatas pot porselen yang telah dituangkan monomer

secukupnya, sehingga setiap powder dibasahi oleh liquid.

Cara aktif, yaitu dilakukan pengadukan dengan spatula pada bubuk akrilik yang telah

ditaburkan diatas monomer didalam pot.

Tahap pencampuran

Sandy : - bubuk masih kelihatan seperti pasir

Sticky : -monomer mulai berpenetrasi ke polimer , campuran menjadi

lengket dan lunak.

Dough : disebut juga tahap gel, monomer yang masuk ke polimer

bertambah banyak, campuran menjadi bersifat plastis , tidak lengket ditangan

ataupun pada stellon pot.

Rubbery :monomer sudah habis, campuran menjadi seperti karet dan

bersifat elastic, tidak dapat lagi untuk digunakan.

Cara Memasukkan Resin Akrilik ke Dalam Mold

Page 10: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Setelah terdapat campuran akrilik yang baik, maka dapat dimasukkan kedalam

mold dengan cara ditekan dengan ibu jari. Kemudian kuvet ditutup dengan antagonisnya

serta dipress. Kuvet dibuka kembali, lalu akrilik yang berlebih dapat dibuang dengan

lecron mass. Setelah itu dilakukan pengepresan kembali dan tidak dibuka sampai

penggodokan.

3. Cara Menggodok Resin Akrilik

Kuvet dimasukkan kedalam water-bath yang berisi air dan dipanaskan sampai

700C dalam wakti ½ jam. Kemudian dibiarkan pada temperatur tersebut selama ½ jam.

Lalu temperatur dinaikkan kembali menjadi 1000C selama ¼ jam dan dibiarkan pada

temperatur tersebut selama ½ jam. Jika pemanasan telah selesai, kuvet dibiarkan dingin.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1. Dapat mengerti dan memahami bagaimana cara memanipulasi resin akrilik

2. Mengetahui tahap pencampuran dari resin akrilik

1.3 ALAT DAN BAHAN

1. Alat dan bahan

pisau wax, lekron, dippen

glass

rubber boowl dan spatula 

Kuvet

press 

Lampu spirtus

Mikro motor

Bur carbid dan bur polis

bulu domba

Straight dan contra h.p

Masker dan amplas

Model rahang

Vaselin 

Gips putih 

Resin akrilik

Baseplate wax 

Page 11: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

1.4 PROSEDUR KERJA

1. Tahap flasking ( menaman model kedalam kuvet )

Model yang digunakan adalah model yang berbentuk persegi lima,

Dalam proses menanam model kedalam kuvet ini menggunakan gips tipe II yaitu

plaster of paris,

Sebelum nya model tersebut direndam dalam air hingga seluruh permukaan

basah, hal ini bertujuan agar gips tipe dental stone dapat beradaptasi dengan tipe

gips plaster of paris.

Lumuri permukaan kuvet dengan vaselin hingga merata, hal ini agar

mempermudah dalam pelepasan model .

Aduk secukupnya gips plaster of paris secukupnya dengan konsistensi normal

untuk kuvet bagian bawah, setelah homogeny masukkan gips ke dalam kuvet,

kemudian letakkan model dalam kuvet.

Sebelum gips mencapi finnal setting, rapikan seluruh permukaan gips pada kuvet,

agar tidak ada daerah undercut, terakhir gosoklah dengan kertas gosok (amplas)

sehingga seluruh permukan gips menjadi rata dan halus.

Sebelum kuvet atas dipasang, lumuri permukan yang halus dan permukaan mudel

dengan vaselin, hal ini gar mempermudah dalam pelepasan kuvet atas dan kuvet

bawak sewaktu menyatu.

Kemudian pasang kuvet bagian atas, dan masukkan kembali gips tipe II yang

telah diaduk hingga merata, setelah rata tutup bagian atas kuvet

Setelah ditutup bagian atas kuvet, lakukan pengeprsan kuvet dengan press

portable kemudian peress dengan kekuatan maksimal lalu biarkan hingga mencapi

finnal setting

2. Tahap kerja wax elimination/boiling out

Tahap selanjutnya adalah tahap burning out atau buang malam, pada tahap ini

disiapkan kompor dan panci. Mendidihkan air dalam panci, banyaknya air

diperkirakan hingga seluruh permukaan kuvet nantinya terendam dalam air.

Page 12: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Setelah mendidih masukkan kuvet dan press portable ke dalam panci dibiarkan

dan diamkan selama 10 menit pertama dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.

Setelah 10 menit mengangkat kuvet dan press portable dari atas panci, membuka

press portable hingga kuvet terlepas, memisahkan kuvet atas dengan kuvet bawah,

memperhatikan cara mengungkit.

3. Tahap oacking akrilik

Tahap selnjutnya adalah packing akrilik. Dengan menggunakan kuas, mengulasi

seluruh permukaan model dengan menggunakan bahan separator (CMS),

ditunggu sampai kering. Menyiapkan cellophan dan merendam dalam air.

Menyiapkan monomer dan polimer akrilik dengan perbandingan 2 : 1 menurut

volume dan 3 :1 menurut berat.

Menuang monomer ke dalam mixing jar menambahkan polimer kemudian

mengaduknya sampai homogen, menutup mixing jar agar terhindar dari sinar

matahari, didiamkan, ditunggu sampai campuran akrilik mencapai fase dough

stage.

Setelah mencapai dough stage ambil dari mixing jar, dibagi menjadi dua bagian

sama besar, diaplikasikan masing masing bagian kedalam kuvet atas dan bawah,

ditambahkan sedikit monomer kemudian menutup kuvet bawah dengan batasan

diantara kedua bagian dengan plastic, lalu di press dengan press porteble, ditekan

semaksimal mungkin,

Selanjutnya memisahkan kuvet, melepaskan cellophan, membuang kelebihan

akrilik dengan pisau model, kemudian mengkatupkan kembali kedua kuvet

kemudian letak kembali pada pres portable, lalu ditekan hingga mencapai tekanan

yang maksimal,

4.Tahap Prosesing Akrilik

Tahap selanjutanya adalah proses pemasakan akrilik. Masak air dalam panci,

banyaknya air diperkirakan cukup sampai seluruh permukaan kuvet terendam,

pada saat air mendidih kuvet dan begel portable dimasukkan ke dalam panci

kemudian ditunggu hingga air mendidih kembali lalu dipertahankan selama 20

menit. Setelah itu api dimatikan dan kuvet dibiarkan ke dalam panci hingga air

mencapai suhu normal kembali.

Page 13: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

5. Tahap Deflasking

Mengeluarkan kuvet dan press portable dalam panci kemudian melepaskan kuvet

dari press portable, memisahkan kedua kuvet, arah ungkitan diperhatkan. Setelah

terpisah mengeluarkan model dari dalam kuvet, diusahakan agar model tetap utuh

(tidak pecah).

6. Tahap finishing

Tahap selanjutnya adalah polishing, membersihkan sisa akrilik dan meratakan

permukaan lempeng akrilik dengan menggunakan kertas gosok, setelah rata dan

halus dipolis dengan menggunakan straight dengan bur bulu domba.

Hasil maksimal adalah lempeng akrilik yang halus, rata dan mengkilat.

Page 14: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Dari pratikum yang dilakukan didapatkan hasil sebuah model landasan gigi tiruan pada

rahang bawah dari acrylic yang halus dan mengkilat tetapi didapatkan porositas pada bagian kiri

model yang berbentuk bintik-bintim putih kecil halus .

Porositas pada resin akrilik ini dapat disebabkan karena Distribusi panas yang tidak

merata, Pemanasan yang terlalu cepat., Pemanasan yang terlalu singkat menyebabkan tingginya

konsentrasi monomer sisa., Pemanasan yang melebihi titik didih ( >100 0 C ) Pencampuran

bubuk dan cairan yang tidak homogen . Terlihat porositas yang besar dan tempatnya tidak

merata. Tekanan yang kurang (terperangkapnya udara dalam cuvet )

Pembahasan

Pembuatan model resin akrilik

1. Tahap flasking

dimana pada tahap ini model penanaman model dengan menggunakan gips tipe II (plaster of

paris), dimana sebelum kuvet diisi dengan gips tipe II, terlebih dahulu permukaan kuvet

harus di lumuru dengan vaselin hal ini agar mempermudah pelapasan gips. Juga sebelum

model ditanam dalam kuvet, model terlebih dahulu harus direndam, hal ini agar dental stone

mampu beradaptasi dengan plaster of paris.

2. Tahap bolling out

pada tahap ini merupakan proses pengeluaran wax dengan cara direndam dalam air yang

mendidih.

3. Tahap Packing akrilik

Page 15: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

Pada tahap ini merupakan tahap mixing akrilik. Dimana dimasukkan akrilik kealam kuvet

sampai tahap dought III, kemudian pada tahap ini semua permukaan gips akan dilumasi

dengan CMS. Pada tahap ini juga akan dilakukan pressure untuk mengeluarkan sisa

akrilik.

4. Tahap prosesing akrilik

Pada tahap ini dilakukam perebusan dengan air mendidih 1000C, dan dipertahankan

selama 20 menit. Dan kuvet yang berada pada air mendidih ini tunggu hingga dingin baru

dikeluarkan.

5. Tahap Deflasking

Pada tahap ini akan dikeluarkannya akrilik dari kuvet, ditunggu hingga dingin agar tidak

terjadi perubahan dimensi.

6. Tahap finishing

Pada tahap ini dilakukan pembersihan sisa-sisa akrilik dan dilakukan pempolisan.

Tahap pencampuran resin akrilik

Sandy : bubuk masih kelihatan seperti pasir

Sticky : monomer mulai berpenetrasi ke polimer , campuran menjadi

lengket dan lunak.

Dough : disebut juga tahap gel, monomer yang masuk ke polimer

bertambah banyak, campuran menjadi bersifat plastis , tidak lengket ditangan

ataupun pada stellon pot.

Rubbery :monomer sudah habis, campuran menjadi seperti karet dan

bersifat elastic, tidak dapat lagi untuk digunakan.

Page 16: Bahan Imtkg Praktek Terbaru Arifin

BAB III

KESIMPULAN

Saya mengambil kesimpulan . Proses polimerisasi terdiri dari empat tahap, yaitu:

Aktivasi (induksi) ,Inisiasi (penyebaran) ,Propagasi (pengalihan rantai), Terminasi

(pengakhiran).

Porositas pada resin akrilik ini dapat disebabkan karena Distribusi panas yang tidak

merata, Pemanasan yang terlalu cepat., Pemanasan yang terlalu singkat menyebabkan tingginya

konsentrasi monomer sisa., Pemanasan yang melebihi titik didih ( >100 0 C ) Pencampuran

bubuk dan cairan yang tidak homogen . Terlihat porositas yang besar dan tempatnya tidak

merata. Tekanan yang kurang (terperangkapnya udara dalam cuvet )