arifin hidayat (k2511006)

22
 TUGAS MANDIRI KD II 1. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di Nusantara? Dimanakah terdapat bukti-bukti dimaksud? Jawaban: Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai  judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda- benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan. Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric  (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Upload: khoirul-anwar

Post on 10-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ukd 1

TRANSCRIPT

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUANFKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARETTUGAS MANDIRI KD II

1. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di Nusantara? Dimanakah terdapat bukti-bukti dimaksud?Jawaban:Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

2. Ergonomic berhubungan erat dengan productivity. Jelaskan maksud dari pernyataan ini.Jawaban:Bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran / output dengan masukan / input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input semakin kecil. Dalam kerja maka produktivitas tinggi tercapai bila output kerja tinggi dan input kerja rendah. Output kerja tinggi adalah ketika hasil dari kerja berada pada tingkat yang optimum baik deri segi kualitas atau kuantitas sedangkan input kerja rendah adalah penggunaan energi yang minimal. Energi minimal tidak mengisyaratkan seseorang harus mengerjakan sesuatu tanpa kerja keras. Orang malah bisa kerja keras siang-malam, namun tidak merasa sedang bekerja susah payah. Setiap orang memiliki energi minimal, sehingga ada yang mudah mendalami filsafat, ekonomi, atau bahasa, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi kelebihan dirinya. Seseorang bisa saja bekerja keras menggeluti suatu hal, tetapi lebih kepada hasrat dan ambisi untuk meraih suatu hal atau hobi atau kecintaan bidang tertentu (walaupun pada umumnya sesuai dengan kelebihan yang dia miliki juga) sehingga dia tidak merasa kerja dan menggunakan energi minimal. Jadi maksud penggunaan energi yang minimal adalah melakukan sesuatu yang dimudahkan untuknya. Yang dimudahkan untuk manusia adalah yang paling sesuai (fit) dengan manusia tersebut. Tidak hanya sesuai (fit) dalam hal fisik tapi juga non fisik. Disinilah peran ergonomi, fit the job to the man artinya menyesuaikan kerja dengan manusia yang bekerja. Tujuannya agar mendapat output kerja yang optimal karena bila manusia diberi tugas kerja yang sesuai (fit) dengannya maka dia akan dimudahkan dalam bekerja dan hasil kerja menjadi optimal. Jadi kesimpulannya dengan aplikasi fit the job to the man bisa menghasilkan output kerja yang optimal dan penggunaan input kerja yang minimal atau dengan kata lain ergonomi dapat meningkatkan produktivitas.

3. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri? Sesungguhnya, apakah yang menjadi inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!Jawaban:Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri yakni:a. Sikap dan posisi kerja. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan data antropometri-agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan ). Disamping pengaturan ini bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile). Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus). Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan. Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

4. Adakah signifikansi hubungan antara ergonomic dengan productivity ? Jelaskan jawaban Saudara.Jawaban:Ada. Pruductivity didalam suatu perusahaan/industri haruslah menganut prinsip ergonomi dengan tujuan agar output kerja optimal dan input kerja minimal dalam artian produktivitas tinggi dan pekerja dimudahkan dalam melakukan pekerjaannya.

5. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja pada sebuah industri?Jawaban:Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri yakni:a. Sikap dan posisi kerja. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan data antropometri-agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan ). Disamping pengaturan ini bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile). Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus). Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan. Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

6. Sesungguhnya, apakah yang menjadi inti dari Ergonomic Design? Jelaskan!Jawaban:Meneliti tentang kemampuan dan keterbatasan manusia secara fisik maupun non-fisik (psikologik). Berkaitan dengan human-machine interface. Berkaitan pula dengan perancangan produk, fasilitas dan area kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien pada saat dioperasikan.

7. Ada beberapa faktor resiko dan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-faktor tersebut ?Jawaban:Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko).Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi, yakni:a. Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek diamana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.b. Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.c. Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih-menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah pekerja, gunakan bantuan mesin.d. Postur Janggal (Awkward Posture) : Meperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi, maupun syaraf.e. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Disain pekerjaan untuk menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi.f. Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri.g. Pencahayaan yang inadekuath. (Inadequate Lighting) : Sumber atau level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.

8. Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.Jawaban:Kefatalan kerja yang disebabkan perusahaan yang mengabaikan faktor ergonomis yakni:a. Pekerja akan cepat lelah saat bekerja akibat kondisi perusahaan yang tidak nyaman.b. Proses produksi akan semakin menurun drastis.c. Kemungkinan pekerja jika terlalu lelah maka tidak fokus terhadap pekerjaan sehingga bisa berakibat melakukan kesalahan. Misalkan salah pengoperasian mesin, dan juga merasakan sakit pada fisik.d. Semakin banyak faktor resiko dan semakin lama pekerja akan terpapar, maka semakin besar kemungkinan berkembang suatu gejala atau kecelakaan. Jumlah paparan (gerakan, tingkat gaya) yang bisa mengakibatkan kelainan/penyakit belum diketahui secara pasti.e. Jika sudah terlalu lama terkenan paparan itu maka dapat berakibat sangat fatal yakni kematian.

9. Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu ? Jelaskan.Jawaban:Mosculosketekal Disorders (MSDs) merupakan Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan ringan -berat. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs). MSDs di industri yang sering dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah.

10. Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat. Apakah sebabnya ? Jelaskan.Jawaban:Penyebab dari penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) yakni :a. Peregangan otot berlebihan (over exertion) cidera otot skeletalb. Aktivitas berulang tanpa relaksasi c. Sikap kerja tidak alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh ketidak sesuain antara alat dan stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja d. Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran, e. Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)11. Buatkan re-design (rancang ulang) sebuah peralatan rumah tangga yang selama ini sudah kita pakai sehari-hari, untuk meningkatkan kenyamanan pemakaian. Jawaban seyogyanya tidak sama dengan jawaban tugas rumah.Jawaban:a. Kompor gas sudah dilengkapi dengan sumber api, sehingga begitu gas dibuka langsung nyala. Tidak usah lagi menyalakan korek api. , sehingga bahaya ledakan bisa berkurang. Selain itu sekarang sudah didisain model tabung dengan ukuran kecil sehingga biaya yang dibutuhkan tidak terlalu besar.b. Ketel air dilengkapi pulit sehingga apabila air sudah panas pulit berbunyi untuk Mengingatkan. c. Rice cocker aliran listrik bisa mati otomatis apabila nasi sudah masak.d. Panci presto, yang dilengkapi dengan tekanan sehingga memasak lebh cepat dan hasilnya lebih baik.e. Tadinya ibu rumah tangga mencuci dengan cara dikucek ataumenggunakan papan penggilesan. Sekarang tidak perlu lelah mencucimenggunakan alat tersebut, karena sudah tersedia mesin cuci untukmembantu meringankan pekerjaan.f. Ketika mengepel lantai pun harus diperhatikan posisinya agar lebihnyaman. Sekarang sudah banyak alat untuk mengepel lantai yangmenggunakan tangkai, karena akan mempermudah dan lebih cepatselesai sehingga tidak perlu susah-susah mengepel dalam posisijongkok (umumnya akan cepat lelah).

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUANFKIP UNIVERSITAS SEBELAS MARET`TUGAS MANDIRI KD III1. Apakah hubungan antara ergonomi dengan produktifitas perusahaan? Jelaskan jawaban Saudara.Jawaban:Bahwa produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran / output dengan masukan / input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input semakin kecil. Dalam kerja maka produktivitas tinggi tercapai bila output kerja tinggi dan input kerja rendah. Output kerja tinggi adalah ketika hasil dari kerja berada pada tingkat yang optimum baik deri segi kualitas atau kuantitas sedangkan input kerja rendah adalah penggunaan energi yang minimal. Energi minimal tidak mengisyaratkan seseorang harus mengerjakan sesuatu tanpa kerja keras. Orang malah bisa kerja keras siang-malam, namun tidak merasa sedang bekerja susah payah. Setiap orang memiliki energi minimal, sehingga ada yang mudah mendalami filsafat, ekonomi, atau bahasa, dan lain sebagainya yang biasanya menjadi kelebihan dirinya. Seseorang bisa saja bekerja keras menggeluti suatu hal, tetapi lebih kepada hasrat dan ambisi untuk meraih suatu hal atau hobi atau kecintaan bidang tertentu (walaupun pada umumnya sesuai dengan kelebihan yang dia miliki juga) sehingga dia tidak merasa kerja dan menggunakan energi minimal. Jadi maksud penggunaan energi yang minimal adalah melakukan sesuatu yang dimudahkan untuknya. Yang dimudahkan untuk manusia adalah yang paling sesuai (fit) dengan manusia tersebut. Tidak hanya sesuai (fit) dalam hal fisik tapi juga non fisik. Disinilah peran ergonomi, fit the job to the man artinya menyesuaikan kerja dengan manusia yang bekerja. Tujuannya agar mendapat output kerja yang optimal karena bila manusia diberi tugas kerja yang sesuai (fit) dengannya maka dia akan dimudahkan dalam bekerja dan hasil kerja menjadi optimal. Jadi kesimpulannya dengan aplikasi fit the job to the man bisa menghasilkan output kerja yang optimal dan penggunaan input kerja yang minimal atau dengan kata lain ergonomi dapat meningkatkan produktivitas.2. Sejak kapan ergonomi dikenal manusia? Kapankah kehadiran ergonomi di Nusantara? Dimanakah terdapat bukti-bukti dimaksud?Jawaban:Perkembang ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric (Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan Hawthorne Effects (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi ditempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.

3. Apakah aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam men-design sebuah peralatan kerja pada sebuah industri?Jawaban:Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah peralatan kerja di perusahaan/industri yakni:d. Sikap dan posisi kerja. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Untuk mengatasi problema ini maka stasiun kerja harus dirancang- terutama dengan memperhatikan fasilitas kerjanya seperti meja kerja, kursi dll yang sesuai dengan data antropometri-agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan-pekerjaan harus dilaksanakan dengan posisi berdiri. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan ). Disamping pengaturan ini bisa memberikan sikap dan posisi yang nyaman juga akan mempengaruhi aspek-aspek ekonomi gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang lebih mengenakkannya. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang atau tengkurap. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.e. Antropometri dan dimensi ruang kerja.Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh. Dalam menentukan ukuran maksimum atau minimum biasanya digunakan data antropometri antara 5-th dan 95-th percentile. Untuk perencanaan stasiun kerja data antropometri akan bermanfaat baik didalam memilih fasilitas-fasilitas kerja yang sesuai dimensinya dengan ukuran tubuh operator, maupun didalam merencanakan dimensi ruang kerja itu sendiri. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh hal pokok yaitu situasi fisik dan situasi kerja yang ada. Didalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan antara lain jarak jangkauan yang bisa dilakukan oleh operator, batasan-batasan ruang yang enak dan cukup memberikan keleluasaan gerak operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan-kegiatan tertentu.f. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja. Organisasi fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan mengetahui lokasi penempatan material (bahan baku, produk akhir atau limbah buangan/skrap), spare-parts, peralatan kerja, mekanisme kontrol atau display dan lain-lain yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari. Buat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi dan lain-lain) dengan dimensi yang sesuai data antropometri dalam range 5 sampai 95-th percentile agar operator bisa bekerja leluasa dan tidak cepat lelah. Biasanya untuk merancang lokasi jarak jangkauan akan dipergunakan operator dengan jarak jangkau terpendek (5-th percentile), sedangkan untuk lokasi kerja yang membutuhkan clearence akan mempergunakan data yang terbesar (95-th percentile). Atur suplai/pengiriman material ataupun peralatan/perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan. Disini operator tidak seharusnya membuang waktu dan energi untuk mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan kesalahan-kesalahan manusia karena pola kebiasaan yang sudah dianut, maka bakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model atau type yang sama. Buat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri (terutama untuk kegiatan perakitan). Diharapkan pula operator dapat memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak dan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan. Buat pula peralatan-peralatan pembantu untuk mempercepat proses handling. Disamping itu bila mana memungkinkan suatu kegiatan juga dikerjakan/dikendalikan dengan menggunakan kaki- untuk mengurangi kerja tangan hal-hal tertentu- maka bisa pula dirancang mekanisme khusus untuk maksud ini. Apabila akhirnya kaki juga ikut serta "meramaikan" pelaksanaan kerja, maka distribusikan beban kerja tersebut secara seimbang antara tangan dan kaki. Biasanya untuk mengendalikan kegiatan yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tanggungjawab untuk pelaksanaan untuk hal tersebut biasanya akan dibebankan pada tangan kanan (perkecualian untuk orang kidal hal ini haruslah dirancang secara khusus). Atur tata letak fasilitas pabrik sesuai dengan aliran proses produksinya. Caranya adalah dengan mengatur letak mesin atau fasilitas kerja berdasarkan konsep "machine-after-machine" yang disesuaikan dengan aliran proses yang ada. Prinsip tersebut adalah untuk meminimalkan jarak perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar. Stasiun-stasiun kerja ataupun departemen-departemen yang karena fungsinya akan sering kali berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain juga harus diletakkan berdekatan guna mengurangi waktu gerak perpindahan. Kombinasi dua atau lebih peralatan kerja sehingga akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin peralatan kerja yang akan digunakan sudah berada dalam arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

4. Jelaskan yang dimaksud dengan Cumulative Trauma Disorder (CTD)?Jawaban:Cumulative Trauma Disorder (CTD) merupakan Penyakit timbul karena terkumpulnya kerusakan-kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk kerusakan yg cukup besar dan menimbulkan rasa sakit (rasa nyeri, kesemutan, pembengkakan). 5. Sebutkan beberapa aktivitas fisik pekerja yang dapat menimbulkan CTD tersebut. Jawaban: Gejala CTD muncul pd jenis pekerjaan yg monoton, sikap kerja tdk alamiah,penggunaan otot melebihi kemampuan. Faktor risiko terjdnya CTD : sikap tubuh yg janggal, gaya melebihi kemampuan jaringan,lama waktu saat melakukan kegiatan yg janggal,6. Banyak peralatan rumah tangga yang sudah lama dipakai, tetapi sesungguhnya desainnya tidak ergonomis dan sampai sekarang bahkan masih laku di pasaran. Berikan analisis mengenai hal ini.Jawaban:Sampai saat ini masih banyak peralatan rumah tangga yang desainnya tidak ergonomis akan tetapi masih dipakai dan juga laku di pasaran. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang barang-barang yang ergonomis akan lebih meringankan oekerjaan mereka. Selain itu dari kebanyakan konsumen juga beranggapan bahwa barang yang didesain ergonomis harganya relative lebih tinggi jika dibandingkan dengan barang yang tidak ergonomis. Sehingga banyak barang yang desainnya tidak ergonomis masih laku dan digunakan oleh masyarakat.7. Untuk mengetahui kesehatan kerja karyawan jangka panjang, sering kali dipergunakan Ergonomic Awareness Checklist (EAC). Uraikan manfaat dan fungsi EAC ini dalam upaya mempertahankan unjuk kerja karyawan.Jawaban:Manfaat dan fungsi dari Ergonomic Awareness Checklist (EAC) yakni:a. Dengan adanya Ergonomic Awareness Checklist (EAC) perusahaan akan mengetahui sejauh mana kenyaman pekerja saat bekerja sehingga tidak mempengaruhi efektivitas perusahaan.b. Dengan adanya Ergonomic Awareness Checklist (EAC) perusahaan dapat meningkatkan perhatiannya terhadap pekerja terkait kenyamanan dan keselarasan pekerja dalam bekerja.

8. Ada beberapa faktor resiko dan kesalahan ergonomi yang apabila dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Apa sajakah faktor-faktor tersebut?Jawaban:Faktor resiko yang terpenting dari pengabaian faktor ergonomi dalam tempat kerja adalah MSDs (musculoskeletal disorders). MSDs ini memungkinkan timbul dalam waktu yang cukup lama (adanya kumulatif resiko).Menurut UCLA-LOSH (bagian K3 UCLA), ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan ergonomi, yakni:a. Pengaturan kerja yang buruk (Poor Work Organization) : Aspek-aspek diamana suatu pekerjaan diorganisasikan dengan buruk. Sebagai contoh tugas yang membosankan, pekerjaan menggunakan mesin, jeda kerja yang kurang, batas waktu yang banyak. Beban kerja yang proporsional, jeda kerja yang cukup, penugasan yang bervariasi, otonomi individual.b. Pengulangan Berkelanjutan (Continual Repetition) : Melakukan gerakan yang sama secara terus menerus. Mendisain ulang pekerjaan sehingga jumlah pergerakan yang berulang dapat berkurang, perputaran pekerjaan.c. Gaya Berlebih (Excessive Force) : Pergerakan tubuh dengan penuh tenaga, usaha fisik yang berlebih-menarik, memukul, dan mendorong. Kurangi gaya dalam menyelesaikan pekerjaan, disain ulang pekerjaan, tambah pekerja, gunakan bantuan mesin.d. Postur Janggal (Awkward Posture) : Meperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut, jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Disain pekerjaan dan peralatan yang dapat menjaga posisi netral. Posisi netral tidak semestinya memberikan tekanan pada otot, tulang sendi, maupun syaraf.e. Posisi Tidak Bergerak (Stationary Positions) : Terlalu lama diam dalam satu posisi, menyebabkan kontraksi otot dan lelah. Disain pekerjaan untuk menghindari posisi tidak bergerak; berikan kesempatan untuk merubah posisi.f. Tekanan Langsung Berlebih (Excessive Direct Pressure) :Tubuh kontak langsung dengan permukaan keras atau ujung benda, seperti ujung meja atau alat. Hindari tubuh berpijak pada permukaan yang keras seperti meja dan kursi. Perbaharui peralatan atau sediakan bantalan; seperti pulpen ergonomis, keset untuk berdiri.g. Pencahayaan yang inadekuath. (Inadequate Lighting) : Sumber atau level dari pencahayaan yang terlalu terang atau gelap. Setel pencahayaan yang pas, hindari pencahayaan langsung dan tak langsung yang dapat mengakibatkan kerusakan mata. Gunakan sekat cahaya silau, tirai untuk jendela.

9. Bila perusahaan mengabaikan faktor ergonomis, maka akan berakibat pada kefatalan kerja. Sebutkan urutan kefatalan kerja tersebut.Jawaban:Kefatalan kerja yang disebabkan perusahaan yang mengabaikan faktor ergonomis yakni:a. Pekerja akan cepat lelah saat bekerja akibat kondisi perusahaan yang tidak nyaman.b. Proses produksi akan semakin menurun drastis.c. Kemungkinan pekerja jika terlalu lelah maka tidak fokus terhadap pekerjaan sehingga bisa berakibat melakukan kesalahan. Misalkan salah pengoperasian mesin, dan juga merasakan sakit pada fisik.d. Semakin banyak faktor resiko dan semakin lama pekerja akan terpapar, maka semakin besar kemungkinan berkembang suatu gejala atau kecelakaan. Jumlah paparan (gerakan, tingkat gaya) yang bisa mengakibatkan kelainan/penyakit belum diketahui secara pasti.e. Jika sudah terlalu lama terkenan paparan itu maka dapat berakibat sangat fatal yakni kematian.

10. Apakah penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) itu? Jelaskan.Jawaban:Mosculosketekal Disorders (MSDs) merupakan Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan ringan -berat. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yg lama akan menyebabkan kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon (MSDs). MSDs di industri yang sering dikeluhkan adalah otot rangka : leher, bahu lengan, tangan, jari, punggung, pinggang (Low Back Pain =LBP) dan otot-2 bagian bawah.

11. Penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) banyak dijumpai pada karyawan yang bekerja di perusahaan menengah kebawah / industri kecil di tengah-tengah masyarakat. Apakah sebabnya? Jelaskan.Jawaban:Penyebab dari penyakit Mosculosketekal Disorders (MSDs) yakni :a. Peregangan otot berlebihan (over exertion) cidera otot skeletalb. Aktivitas berulang tanpa relaksasi c. Sikap kerja tidak alamiah (semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh ketidak sesuain antara alat dan stasiun kerja dg ukuran tubuh pekerja d. Penyebab skunder : tekanan pd jaringan lunak, getaran, e. Faktor individu : umur, sex, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh (antropometri)

12. Kapankah design sebuah peralatan dan/atau lingkungan kerja boleh mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi? Jelaskan.Jawaban:Suatu design sebuah peralatan dan/atau lingkungan diperbolehkan mengabaikan prinsip-prinsip ergonomi bila pelaku yang melakukannya menginginkan maksud tersendiri dari tujuannya itu. Semisal, me-design kursi ruang tamu dengan tidak terlalu nyaman, mengingat kursi tersebut berfungsi sebagai tempat duduk tamu bilamana tamu tersebut telah menyelesaikan urusannya dalam bertamu dapat segera mungkin untuk pulang. Selain itu, kursi bar yang di-design tinggi tanpa adanya sandaran untuk punggung. Hal ini dikarenakan si pemilik bar menginginkan apabila customer tersebut telah dilayani sesuai keinginginannya dapat meninggalkan tempat dan diganti dengan customer lainnya.

13. Sebuah perusahaan melakukan pengadaan peralatan baru. Menurut saudara, manakah persyaratan utama peralatan yang harus dipenuhi: desain ergonomisnya atau produktivitas alat tersebut? Bagaimanakah hubngannya dengan soal nomor 1 diatas. Uraikan jawaban Saudara.Jawaban:Keduanya saling berkaitan jadi keduanya merupakan syarat utama yang harus dipenuhi. Dalam pengadaan peralatan baru harus diperhatiakan desain ergonomisnya dikarenakan jika peralatan baru tersebut memiliki desain ergonomis maka proses pruduktivitas akan menjadi semakin baik dan akan mengurangi resiko kesalahan atau kecelakaan kerja. Begitu pula produktivitas akan semakin lancar dan output kerja akan optimal, input kerja akan minimal.