bahan ajar dasar desain mode bus 132

24
BAHAN AJAR DASAR DESAIN MODE BUS 132 Disusun Oleh : Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2009

Upload: vukiet

Post on 31-Dec-2016

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan ajar dasar desain mode bus 132

BAHAN AJAR

DASAR DESAIN MODE BUS 132

Disusun Oleh :

Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2009

Page 2: bahan ajar dasar desain mode bus 132

1

PENGERTIAN, HAKIKAT DAN KAJIAN, SERTA KONSEP DESAIN BUSANA

1. Pengertian Desain Busana

Desain dapat diartikan rancangan sesuatu yang dapat diwujudkan pada

benda nyata atau perilaku manusia, yang dapat dirasakan, dilihat, didengar, dan

diraba. Khusus mengenai pengertian desain busana yaitu rancangan model busana

yang berupa gambar dengan mempergunakan unsur garis, bentuk, siluet

(silhouette), ukuran, tekstur yang dapat diwujudkan menjadi busana.

Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan dengan jelas

apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada dalam

pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Tanpa dapat diwujudkan dalam

bentuk gambar, maka belum dapat dikatakan desain busana. Desain busana yang

dimaksud lebih lengkap lagi apabila dilengkapi dengan warna dan atau corak dari

kain yang direncanakan.

2. Hakikat dan Kajian Desain Busana

Dalam mendesain busana, para perancang (designer) memerlukan

pengetahuan, ide, pemikiran yang akan dituangkan dalam bentuk rancangan

busana berupa gambar. Manusia dalam kaitan sebagai perancang atau desainer

busana ini juga akan memerlukan peralatan untuk menggambar rancangan busana

tersebut. Sifat dan kemampuan manusia ini yang menurut Prof.Drs.Harsojo

(1977 : 116), antara lain sebagai homo sapiens (makhluk biologis yang dapat

berpikir), dan homo faber (makhluk yang pandai membuat alat dan

mempergunakannya). Dengan demikian bahwa manusia pada hakikatnya dapat

berpikir, yang dari hasil pemikiran dan keterampilannya dapat dituangkan dalam

bentuk rancangan berupa gambar model busana. Dari hasil rancangan ini akan

dapat diwujudkan dalam bentuk busana yang dapat dipergunakan oleh orang

yang menyenanginya, menginginkannya atau membutuhkannya.

Berbicara desain busana dapat ditampilkan dalam bentuk desain sketsa,

sketsa produksi, penyajian gambar, dan desain ilustrasi busana. Apabila akan 1

1

Page 3: bahan ajar dasar desain mode bus 132

2

menuangkan ide model busana secara langsung tanpa anatomi tubuh, maka

ditampilkan dalam bentuk desain sketsa. Untuk desain yang akan langsung

diproduksi dapat dipergunakan sketsa produksi yang akan menampilkan gambar

model busana lengkap dengan anatomi tubuh, dan menampilkan model bagian

muka dan bagian belakangnya. Penyajian gambar diperlukan sebagai koleksi di

usaha garment. Penyajian gambar model busana dapat digambar lengkap dengan

proporsi tubuh, dapat pula tidak, dengan penyajian gambar lengkap yang terdiri

model bagian muka, belakang diberi warna atau corak sesuai bahan yang

direncanakan beserta contoh bahannya.

Pada hakekatnya desain busana ialah sebagai suatu desain struktur, desain

dekoratif dan desain fungsional. Desain struktur merupakan suatu desain busana

yang lebih memfokuskan pada susunan bentuk dan garis (siluet), sedangkan

desain dekoratif yaitu suatu desain yang pada bagian bidangnya diperindah

dengan berbagai cara. Dekorasi yang dilakukan dapat berupa garis hias, garis

lipit, kerutan, draperi, garnituur, berbagai sulaman, bordir, quilting, patchwork,

sablon, batik, jumputan, sedangkan desain fungsional yaitu desain busana yang

berfungsi untuk kesempatan yang bersifat temporer (misal : baju hamil), dan

yang keberadaannya dapat dipergunakan (misal : saku tempel atau saku

bobok). Desain fungsional dapat pula berfungsi sebagai hiasan, misalnya

penempelan saku akan dapat berfungsi sebagai hiasan dan juga berfungsi untuk

menyimpan sesuatu.

Para perancang busana akan membuat rancangannya yang disesuaikan

dengan trend mode yang ada di masyarakat atau justru para perancang akan

membuat atau memperkenalkan rancangannya untuk menjadi trend mode pada

suatu periode tertentu. Desain-desain busana yang ditawarkan para perancang

melalui mass media cetak ataupun elektronik akan mempengaruhi motivasi

masyarakat untuk memilih model busana dengan desain yang terbaru, terutama

para konsumen yang selalu mengikuti trend mode.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang

berkaitan dengan bidang busana, seperti perkembangan teknologi tekstil,

perkembangan teknologi pewarnaan desain, teknologi pembuatan desain busana

melalui komputer, dan perkembangan teknologi pembuatan busana itu sendiri

Page 4: bahan ajar dasar desain mode bus 132

3

sebagai sarana untuk mewujudkan desain busana cukup berkembang dengan

pesat. Teknologi pembuatan tekstil yang menghasilkan produksi tekstil yang

beragam, bervariasi dari bahan, penyempurnaan, warna dan corak, cenderung

dapat mendorong para desainer untuk menghasilkan desain-desain yang dalam

wujud busananya akan dapat memanfaatkan hasil produksi tekstil tersebut.

Teknologi busana yang demikian maju dengan pesat, akan mendorong

akselerasi munculnya desain-desain busana terbaru yang menyesuaikan dengan

teknologi produksi tekstil dan teknologi pembuatan busana. Teknologi

pembuatan busana, teknologi menghias busana dengan mesin-mesin yang sudah

lebih canggih, dengan sistem komputer, dapat dijadikan sebagai salah satu

peluang bagi para perancang busana atau siapapun yang merancang busana untuk

mendesain busana yang perwujudan busananya dapat mempergunakan mesin-

mesin dengan teknologi mutakhir tersebut. Pada desain yang dibuat akan

merupakan rekayasa gambar, warna dan motif yang diatur, didesain sedemikian

rupa, sehingga merupakan suatu desain yang diasumsikan akan diterima

masyarakat.

Busana/pakaian merupakan salah satu unsur teknologi seperti

dikemukakan oleh Soerjono Soekanto,SH.,MA. (1975 : 59), yaitu unsur teknologi

terdiri dari tujuh : (1) alat-alat produktif, (2) senjata, (3) wadah, (4) makanan dan

minuman, (5) pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan,

dan (7) alat-alat transportasi.

Jadi, jelas pakaian (busana) merupakan salah satu unsur teknologi. Untuk

terealisasinya busana, antara lain diperlukan desain-desain yang dalam

perwujudan busananya dengan memanfaatkan hasil produksi tekstil yang ada saat

ini. Para desain busana akan termotivasi untuk mendesain busana dengan model

yang sesuai untuk berbagai selera pada tingkat sosial ekonomi yang juga

memanfaatkan produksi tekstil yang tersedia.

Desain busana merupakan desain yang berkembang sesuai perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, khususnya dalam teknologi pembuatan

tekstil atau bahan untuk busana, dan teknologi pembuatan busana. Semakin

berkembang dan beragam hasil produksi teknologi tekstil, teknologi pembuatan

dan mendekorasi busana, maka akan semakin bervariasi pula desain-desain busana

Page 5: bahan ajar dasar desain mode bus 132

4

yang dapat ditampilkan. Para pengusaha produksi tekstil dapat memberi peluang

kepada para desain untuk mengembangkan ide-ide rancangannya dengan tampilan

desain busana yang mempergunakan produksi tekstil tersebut.

3. Konsep Desain Busana

a. Desain Sebagai Produksi

Desain sebagai produksi dapat dikategorikan menjadi tiga :

1) bersifat perasaan (sensory).

2) bersifat tingkath laku (behavioral).

3) bersifat campuran (baik sensory maupun behavioral).

b. Desain Sebagai Proses

Desain proses akan menerapkan unsur sensory dan behavioral,

mempunyai langkah-langkah :

1) Menetapkan tujuan.

2) Mempertimbangkan pengaruh luar.

3) Membat kriteria.

4) Membuat rencana.

5) Mewujudkan rencana.

6) Mengevaluasi hasil karya.

c. Desain Busana Sesuai Lingkungan

Desain busana sesuai lingkungan ialah rancangan busana yang

disesuaikan lingkungan yang dapat diwujudkan untuk membangkitkan

perasaan, yang dapat merefleksikan ide-ide yang original, yang dapat diterima

masyarakat tertentu yang menjadi tujuan produksi.

Page 6: bahan ajar dasar desain mode bus 132

5

ASPEK-ASPEK DESAIN BUSANA

1. Desain Fungsional

a. Pengertian Desain Fungsional

Desain fungsional yaitu desain yang memperhatikan tentang manfaat dan

penampilan dari busana yang dipakai seseorang.

b. Ciri Umum Desain Fungsional

1) Memberikan keleluasaan bergerak sesuai kesempatan pemakaian.

2) Busana yang didesain dapat mencegah dan menghindari dari kemungkinan

bahaya

3) Secara fisiologis mempengaruhi keadaan fisik.

c. Ciri Khusus Desain Fungsional

1) Bersifat temporer.

2) Menyesuaikan dengan perkembangan usia.

3) Disesuaikan dengan profesi atau pekerjaan.

4) Sesuai kesempatan.

2. Desain Struktural

a. Pengertian Desain Struktural

Desain struktural pada busana ialah susunan garis, bentuk yang

dipadukan menjadi suatu rancangan model busana yang dapat berbentuk

menjadi berbagai macam siluet (A, I, H, T, Y, V, X, O, S/bustle). b. Ciri Desain Struktural

1) Sesuai dengan fungsi.

2) Sesuai dengan struktur tubuh.

3) Sesuai aktivitas.

3. Desain Dekoratif

a. Pengertian Desain Dekoratif

Desain dekoratif ialah suatu desain yang dibuat untuk memperindah

desain struktur baik sebagai hiasan saja maupun mempunyai fungsi ganda.

5

Page 7: bahan ajar dasar desain mode bus 132

6

b. Ciri Desain Dekoratif

1) Hiasan dari warna yang berbeda dari dasar.

2) Hiasan dengan detail konstruksi (setikan, lipit, kerutan, quilting, smok,

patchwork, dan sejenisnya). 3) Hiasan dengan meletakkan sesuatu pada permukaan/pinggiran (bisban,

pita, renda, kancing, dan sejenisnya).

Desain dekoratif motif

Desain dekoratif dengan detail

Page 8: bahan ajar dasar desain mode bus 132

7

Desain dekoratif dengan melapis atau menyambung dengan bahan lain

Page 9: bahan ajar dasar desain mode bus 132

8

UNSUR-UNSUR DESAIN BUSANA

1. Garis

Garis ialah merupakan penghubung dua buah titik. Garis dapat dibedakan

sebagai garis luar dan garis hiasan.

a. Sebagai Garis Luar

Sebagai garis luar yang dinamakan siluet (silhouette). Dikelompokkan

menjadi siluet A, I, H, T, Y, V, X, O, dan S (bustle).

8

Page 10: bahan ajar dasar desain mode bus 132

9

Macam-macam Siluet

b. Sebagai Garis Hiasan

Sebagai garis hiasan, yaitu garis yang membedakan suatu model

busana dengan model busana lainnya yang berada dalam suatu model

busana.

Disarikan dari yang digambarkan oleh Gloria Mortimer-Dunn (1972 :

2-3) bahwa suatu garis dapat menjadi garis tebal atau tegas (straight), kurva

(curved), panjang (long), pendek (short), lebar/tebal (thick), kurus (thin),

putus-putus (broken), garis tekstur (textured). Selanjutnya, garis dapat menjadi

garis kontras, yaitu dengan memadukan dua garis tebal dan kurus (thick and

thin), kurva dan tekstur (curved and straight), panjang dan pendek (long and

short), garis putus-putus dan tanpa putus (broken and unbroken), dan tekstur

dengan garis yang jelas (textured and plain).

2. Arah

Antara saling berkaitan dengan garis, karena semua garis mempunyai arah,

yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung.

1) Dari garis vertikal dapat menjadi model princess, dan semi princess.

2) Dari garis horizontal dapat menjadi model empire, long torso, dan yoke.

3) Dari garis lengkung dapat menjadi garis pas.

4) Dari garis diagonal dapat menjadi model A simetris.

Page 11: bahan ajar dasar desain mode bus 132

10

Garis yang berbentuk model

3. Bentuk

Sebuah desain busana akan didasarkan pada beberapa bentuk yaitu :

a. Bentuk geometris sama sisi.

b. Bentuk geometris tidak sama sisi.

c. Bentuk tiga dimensi.

Bentuk-bentuk tersebut ada yang diterapkan sebagai bentuk busana,

sebagai desain struktur atau desain dekoratif.

4. Ukuran

Ukuran merupakan salah satu yang perlu diperhatikan ketika mendesain,

karena suatu desain sebaiknya mempunyai ukuran yang seimbang dan tepat.

Pada sebuah desain busana, garis, bentuk, seringkali berbeda ukuran.

Ukuran ini harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil desain. Unsur-

unsur desain yang diperhatikan pada sebuah desain perlu mempunyai ukuran yang

seimbang, sehingga merupakan suatu kesatuan yang serasi harmonis baik kesatuan

desain, maupun dengan si pemakai hasil desain itu. Misalnya ukuran pita untuk

tubuh anak kecil sesuaikan dengan badan anak tersebut. Demikian juga untuk

Page 12: bahan ajar dasar desain mode bus 132

11

ukuran saku, ukuran kerah, dan ukuran aksesoris. Beberapa contoh kesesuaian

ukuran dapat dilihat pada gambar berikut.

Kesesuaian ukuran

Selain ukuran keseimbangan pada suatu desain termasuk pada ukuran ini

adalah ukuran panjang rok. Ada lima macam ukuran panjang rok, yaitu : (1) mikro

mini, (2) mini, (3) kini (knee), (4) midi, (5) maksi, dan (6) longdress. Macam-

macam ukuran panjang rok dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Ukuran panjang rok

Page 13: bahan ajar dasar desain mode bus 132

12

5. Warna dan Motif Kain

Warna-warna itu akan dapat dibedakan menjadi :

a. Warna-warna dingin yaitu yang mengandung warna biru dan hijau (hijau, biru

hijau, biru ungu dan ungu). Warna ini akan kelihatan menjauh, lebih kecil,

sehingga seseorang akan kelihatan lebih kecil dari keadaan yang

sebenarnya.

b. Warna-warna panas yaitu yang mengandung warna merah dan kuning (merah,

merah jingga, jingga, kuning). Warna-warna panas mempunyai sifat

mendorong, misalnya seseorang memakai warna merah lombok akan kelihatan

lebih besar dibandingkan dengan yang memakai baju biru dengan besar tubuh

yang sama.

6. Tekstur

Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu :

a. Tekstur kaku

Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau menutupi bentuk

badan seseorang tapi akan menampakan seseorang kelihatan gemuk. Tekstur

yang kaku ini misalnya dapat dipakai oleh orang yang mempunyai pinggang

besar, tetapi buah dada dan pinggang sepadan (tidak terlalu besar), maka

memilih tekstur ini untuk menutupi pinggul yang terlalu besar. Orang yang

berbadan gemuk atau kegemukan (obesitas), tekstur yang kaku ini sebaiknya

dihindari. b. Tekstur kasar dan halus

Kain yang teksturnya kasar memberi tekanan kepada si pemakai

kelihatan lebih gemuk, sedangkan bahan yang lembut atau halus tidak akan

mempengaruhi kesan ukuran badan, asal tidak mengkilap.

c. Tekstur lemas

Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas sesuai untuk model-model

dengan kerut-kerut, draperi, dapat memberi efek yang luwes. Model dengan

siluet H kurang sesuai dari bahan yang tekstur lemas, dan juga akan

menonjolkan bentuk badan.

Page 14: bahan ajar dasar desain mode bus 132

13

d. Tekstur tembus pandang

Kain yang tembus pandang kurang bisa menutupi bentuk badan yang

dirasa kurang sempurna, misalnya terlalu gemuk atau terlalu kurus dan ingin

kelihatan langsing. Kain ini sesuai untuk model yang ada kerut-kerutnya atau

mempunyai lipit-lipit, tidak sesuai dipergunakan untuk siluet H.

e. Tekstur mengkilap dan kusam

Kain yang mempunyai tekstur mengkilap membuat si pemakai

kelihatan lebih gemuk, sedangkan tekstur yang kusam dapat memberi kesan

lebih kecil. Jika seseorang yang gemuk ingin kelihatan lebih kecil dan ia

memilih desain bahan yang bergaris-garis memanjang dengan tekstur yang

mengkilap, maka tujuan yang ia ingin capai tidak akan tercapai.

Page 15: bahan ajar dasar desain mode bus 132

14

PRINSIP DESAIN BUSANA

1. Kesatuan (Unity)

Yang dimaksud kesatuan (unity) yaitu penyusunan atau pengorganisasian

daripada pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan dan irama sehingga

tercipta suatu desain yang baik dan harmonis.

Dalam desain yang baik perlu adanya keselarasan di antara macam-macam

unsur desain yaitu selaras antara garis dan bentuk, selaras dalam tekstur dan

selaras dalam warna, sehingga merupakan suatu desain yang harmonis. Jadi

bagian-bagian yang ada pada desain itu tidak seperti terpisah-pisah, tetap

merupakan suatu kelompok yang saling kait mengkait dan enak dipandang mata.

Prinsip kesatuan

14

Page 16: bahan ajar dasar desain mode bus 132

15

2. Pusat Perhatian (Center of Interest)

Pusat perhatian yaitu bagian dari suatu desain busana yang lebih

menarik, menonjol atau mencolok, yang dapat berupa lipit, kerutan, pita, renda,

warna yang berbeda, atau benda kain yang diterapkan pada busana yang

bersangkutan.

Pusat perhatian

Page 17: bahan ajar dasar desain mode bus 132

16

3. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan pada suatu desain untuk mendapatkan ketenangan dan

kestabilan.

Keseimbangan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu :

a. Keseimbangan simetris (formal balance).

Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang dapat dicapai dengan

bentuk atau garis, atau warna antara ketiga macam atau yang antara sebelah

kiri dan kanan sama jaraknya dari pusat (tengah-tengah) busana tersebut,

misalnya blus (bebe) yang mempunyai belahan di tengah muka dengan kerah

setengah tegak.

b. Keseimbangan A simetris (informal balance).

Keseimbangan A simetris yaitu dapat dicapai dengan bentuk atau garis

atau warna atau ketiganya, yang antara sebelah kiri dan kanan berbeda

jaraknya dari pusat (tengah-tengah) suatu model busana, misalnya busana

yang mempunyai belahannya berada di sebelah kiri.

Contoh keseimbangan simetris dan A simetris dapat dilihat pada gambar

berikut.

Simetris A Simetris

Prinsip keseimbangan

Page 18: bahan ajar dasar desain mode bus 132

17

4. Proporsi (Proportion)

Yang dimaksud proporsi (proportion) pada suatu desain busana yaitu cara

menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana yang berkaitan dengan

jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu model busana. Proporsi

yang diterapkan pada suatu desain busana dapat memberi kesan lebih tinggi atau

lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil pada penampilan seseorang. Kondisi itu

akan tergantung pada proporsi yang dibuat oleh seorang perancang.

Ada 4 macam jenis proporsi, yaitu :

a. Proporsi dalam suatu bagian.

b. Proporsi di antara bagian-bagian dari suatu desain.

c. Proporsi dari keseluruhan bagian suatu desain busana.

d. Proporsi dari tatanan busana.

5. Irama (Ryhtm)

Irama (rhytm) pada suatu desain busana merupakan suatu pergerakan yang

teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya, yang dapat dirasakan dengan

penglihatan. Bila pandangan mata pada suatu desain itu teratur, maka gerakan

mata yang teratur itulah yang disebut berirama. Adanya irama pada suatu desain

busana diperlukan, terutama desain busana yang memerlukan kreasi-kreasi yang

artistik seperti busana pesta, busana pengantin.

Ada bermacam-macam irama, yaitu :

a. Pengulangan (Repetition)

Pengulangan (repetition) dalam suatu desain busana yaitu penggunaan

satu unsur desain yang diletakkan pada dua atau beberapa bagian pada suatu

desain busana, seperti garis, bentuk, tekstur, ruang, warna, corak. Di bawah ini

digambarkan pengulangan dari unsur-unsur desain tersebut.

Pengulangan garis Pengulangan garis Pengulangan ruang lengkung dan lurus bertentangan

Page 19: bahan ajar dasar desain mode bus 132

18

Pengulangan bentuk Pengulangan tekstur Pengulangan corak

Pengulangan unsur desain

b. Sejajar

Mendapatkan irama pada suatu desain busana dapat dilakukan dengan

penempatan unsur garis dan bentuk yang sejajar (parallelism).

Garis lipatan yang berjarak Garis lipit Garis dan ruang

Bentuk dan ruang Garis pita Kerutan yang sejajar

Garis dan bentuk sejajar

c. Rangkaian

Irama salah satunya didapatkan dengan rangkaian (sequence) dengan

garis dari renda, garis lipit, dengan bentuk geometris, bentuk huruf

atau rangka; tekstur, dan corak. Sequence ini umumnya untuk desain

dekoratif.

Page 20: bahan ajar dasar desain mode bus 132

19

Rangkaian corak

Rangkaian bentuk geometris

Rangkaian garis dengan renda

Rangkaian tekstur

Irama dalam rangkaian

d. Selang-seling

Untuk mendapatkan irama dalam suatu desain dapat dilakukan dengan

membuat selang-seling (atternation) dari dua macan renda, dua macam

garmituur (misalnya pita dan biku-biku), dua garis berlainan arah, dua bentuk

yang berbeda, dua bentuk yang sama dengan jarak, dua tekstur, dua corak

yang berbeda. Beberapa contoh untuk mengaplikasikan irama dengan selang

seling dapat dilihat berikut ini.

Selang-seling renda

Selang-seling pita dan Selang-seling garis biku-biku beda arah

Page 21: bahan ajar dasar desain mode bus 132

20

Selang-seling dua bentuk Selang-seling dua bentuk yang sama dengan jarak Selang-seling tekstur

yang berbeda

Contoh hiasan yang selang seling

e. Gradasi

Gradasi (gradation) yaitu rangkaian yang berdekatan atau

berdampingan yang serupa, yang bentuknya atau jaraknya berubah secara

bertahap dari ukuran atau jarak yang sempit kecil, menjadi besar dalam satu

unit atau menyebar. Berbagai contoh gradasi dapat dilihat pada gambar berikut

ini.

Garis lurus ke lengkung Garis tipis ke tebal Garis pendek ke panjang atau sebaliknya

Garis dengan perubahan Ruang antara garis lebar arah ke sempit atau sebaliknya Bentuk kecil ke besar

Page 22: bahan ajar dasar desain mode bus 132

21

Ukuran bentuk geometri Pelapisan gradual besar ke kecil atau sebaliknya Perubahan jarak sesuai tekstur

Macam-macam gradasi

f. Radiasi

Radiasi (radiation) ialah garis yang memancar dari pusat perhatian ke

semua arah yang menghasilkan suatu irama.

Radiasi jarak berdekatan Radiasi dua rah jarak Radiasi setengah berdekatan lingkaran

Radiasi satu lingkaran

Radiasi dari beberapa Radiasi dari pusat tempat yang yang berdekatan berdampingan

Macam-macam radiasi

Page 23: bahan ajar dasar desain mode bus 132

22

KARAKTERISTIK BAGIAN BUSANA

1. Karakteristik Desain Rok

Macam-macam rok terdiri dari rok suai (a), rok lipit hadap (b), rok lipit

sungkup (c), rok lipit lepas (d), rok lipit searah (e), rok lipit kipas (f), rok pias

empat (g), rok pias enam (h), rok berkerut biasa (i), rok berkerut bertingkat (j), rok

berkerut bersusun (k), rok lingkaran penuh (l), rok setengah lingkaran (m), rok

godet (n), rok draferi (o, p), rok yang dikembangkan di bagian bawah (q), rok

balon (r), rok Harem (s), rok dengan peplum (t), rok terompet (u), rok yang

dibelitkan (v), rok sapu tangan (w), rok ekor ikan (x), rok belahan di muka (y), rok

belahan di sisi (z) dapat dilihat pada gambar berikut.

Desain Berbagai Model Rok

22

Page 24: bahan ajar dasar desain mode bus 132

23

2. Karakteristik Macam-macam Desain Lengan

Macam-macam desain lengan yang perlu diketahui cara menggambarnya,

yaitu : lengan licin (a), lengan puff/ gelembung (b), lengan cape (c), lengan

lonceng (d), lengan kemeja (e), lengan peasant (f), lengan slit (g), lengan tulif (h),

lengan raglan (i), lengan bishop (j), lengan kimono (k), lengan setali (l), lengan

sayap (m), lengan balon (n), lengan jas (o), lengan bidadari (p), lengan kepala (q),

lengan jaket (r), lengan bon-bon (s), lengan roll (t), lengan lantera (u), lengan

draperi (v), lengan melon (w), lengan epaulet (x), lengan bawah bahu (y), lengan

berlapis (z). Dari gambar berikut dapat dilihat berbagai macam lengan tersebut.