bagian dani

11
PEMBAHASAN QFD Proses pengembangan produk oleh kelompok camilan sehat adalah dengan menggunakan kombinasi metode QFD dan VE. QFD digunakan di awal proses untuk mencari informasi terkait produk yang akan dikembangkan dan arah pengembangan produknya. Setelah itu dilanjutkan dengan metode VE dimana langsung memasuki fase kreatif karena fase informasi sudah dapat diperoleh dari proses QFD. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah produk camilan anak yang berfokus pada biskuit sehat. Produk pasar yang digunakan sebagai acuan dalam proses pengembangan adalah Biskuat. Langkah awal dari proses pengembangan produk ini dilakukan dengan penentuan atribut primer dan sekunder. Penentuan atribut tersebut dilakukan dengan melakukan brainstorming dan juga wawancara. Karena pengembangan produk yang dilakukan adalah camilan sehat maka narasumber dalam wawancara adalah para ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-12 tahun dan juga ahli gizi. Melalui wawancara ini, tim pengembangan produk dapat mengetahui informasi tentang kriteria produk yang seperti apa yang diinginkan konsumen dan apa yang dikeluhkan konsumen dari produk yang telah beredar di pasaran saat ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang ahli gizi diperoleh hasil bahwa produk biscuit sebagai camilan sehat untuk anak, dengan sasaran untuk

Upload: anggiaprilia

Post on 24-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Bagian Dani

PEMBAHASAN QFD

Proses pengembangan produk oleh kelompok camilan sehat adalah dengan

menggunakan kombinasi metode QFD dan VE. QFD digunakan di awal proses

untuk mencari informasi terkait produk yang akan dikembangkan dan arah

pengembangan produknya. Setelah itu dilanjutkan dengan metode VE dimana

langsung memasuki fase kreatif karena fase informasi sudah dapat diperoleh dari

proses QFD. Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah produk

camilan anak yang berfokus pada biskuit sehat. Produk pasar yang digunakan

sebagai acuan dalam proses pengembangan adalah Biskuat.

Langkah awal dari proses pengembangan produk ini dilakukan dengan

penentuan atribut primer dan sekunder. Penentuan atribut tersebut dilakukan

dengan melakukan brainstorming dan juga wawancara. Karena pengembangan

produk yang dilakukan adalah camilan sehat maka narasumber dalam wawancara

adalah para ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-12 tahun dan juga ahli gizi.

Melalui wawancara ini, tim pengembangan produk dapat mengetahui informasi

tentang kriteria produk yang seperti apa yang diinginkan konsumen dan apa yang

dikeluhkan konsumen dari produk yang telah beredar di pasaran saat ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang ahli gizi diperoleh hasil

bahwa produk biscuit sebagai camilan sehat untuk anak, dengan sasaran untuk

mendukung pertumbuhan anak identik dengan adanya energi dan kandungan yang

mendukung pertumbuhan otak dan tulang yang kuat. Oleh karena itu dalam

produk tersebut haruslah memiliki unsur karbohidrat (tepung gandum), kalsium

(susu), dan vitamin (sayuran). Apabila akan ada tambahan tepung ikan atau

minyak ikan dalam produk tersebut tentu akan lebih baik bagi pertumbuhan tulang

serta perkembangan otak anak karena akan meningkatkan kandungan kalsium

sdari sumber yang alami. Namun pada prinsipnya, karena targetnya adalah

camilan sehat maka harus dihindari penggunaan zat-zat kimia berbahaya

(pengawet, pemanis, pewarna) yang tidak diijinkan untuk dimakan. Pada produk

biscuit yang harus benar-benar diwaspadai adalah kandungan pemanis buatan

(fruktosa) dan penyedap rasa (MSG).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu diperoleh hasil bahwa

kebanyakan ibu-ibu sekarang khawatir dengan camilan yang dikonsumsi anak-

Page 2: Bagian Dani

anak mereka karena semakin maraknya penjual makanan yang tidak bertanggung

jawab. Terlebih lagi para penjual tersebut dapat secara bebas berjualan di sekolah-

sekolah dan orang tua juga tidak dapat selalu mengawasi anaknya setiap waktu.

Orang tua merasa aman apabila anaknya mengkonsumsi camilan yang sudah jelas

kandungannya dan diproduksi oleh produsen yang terpercaya. Namun saat ini

juga banyak produk tiruan dari produk yang sudah ada sebelumnya dengan

kemasan yang mirip sehingga anak-anak tidak dapat membedakannya. Produk

tiruan semacam ini tentunya memiliki kualitas yang lebih rendah dan kandungan

gizi yang tidak jelas sehingga anak-anak sering mengalami dampak negatif

apabila mengkonsumsi terlalu banyak. Pada intinya konsumen menginginakan

produk dengan kandungan gizi yang jelas. Terkait produk biscuit dengan

tambahan tepung ikan tuna, ibu-ibu setuju dengan inovasi tersebut karena seperti

yang sudah diketahui bahwa ikan tuna memiliki kandungan kalsium yang tinggi

dimana kalsium ini sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan tulang anak.

Dengan adanya bahan tambahan tersebut maka dapat menambah kandungan

kalsium produk selain dari susu dan akan memberikan manfaat lebih bagi anak.

Namun dengan catatan adanya penambahan bahan tersebut tidak mempengruhi

kualitas dari biscuit itu sendiri, misalnya saja mempengaruhi rasa produk

Dari hasil wawancara ini diperoleh 5 atribut primer yaitu penampilan,

kepraktisan, kemasan, keindahan, dan kualitas. Masing-masing atribut primer

memiliki beberapa atribut sekunder yaitu untuk penampilan atribut sekundernya

warna dan tekstur. Untuk kepraktisan meliputi jenis kemasan dan ukuran produk.

Untuk kemasan meliputi bahan kemasan dan ukuran kemasan. Atribut keindahan

memiliki gambar kemasan, warna kemasan, dan bentuk biskuit. Sedangkan untuk

atribut kualitas meliputi tekstur biskuit, ketahanan kemasan, variasi rasa,

ketahanan produk, dan kandungan gizi produk.

Atribut primer dan sekunder tersebut kemudian digunakan untuk

menyusun kuesioner pendahuluan. Terdapat 15 pertanyaan dalam kuesioner ini,

sesuai dengan jumlah atribut sekundernya. Kuesioner pendahuluan ini merupakan

kuesioner tertutup yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan masing-

masing atribut. Pengisian kuesioner menggunakan skala likert dengan 5 pilihan

jawaban yaitu sangat tidak penting, tidak penting, biasa saja, penting, dan sangat

Page 3: Bagian Dani

penting. Dalam kuesioner ini digunakan 43 responden yang merupakan ibu-ibu

yang memiliki anak usia 6-12 tahun. Digunakan responden ibu-ibu karena ibu-ibu

dianggap peduli dengan makanan atau camilan yang akan dikonsumsi anaknya

dan lebih mengutamakan kualitas daripada rasa makanan.

Hasil yang diperoleh dari kuesioner pendahuluan kemudian dilakukan

pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan software SPSS. Dari hasil

pengujian diperoleh hasil yang reliabel, namun terdapat beberapa pertanyaan yang

tidak valid. Cara mengetahui validitas pertanyaan adalah dengan membandingkan

hasil yang diperoleh dengan tabel r Product Moment. Apabila nilai tabel lebih

besar dari hasil maka dapat dikatakan pertanyaan tidak valid. Dari kelimabelas

pertanyaan terdapat 5 pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan warna biskuit

netral, tekstur biskuit lembut bila disentuh, produk berukuran kecil, kemasan

terbuat dari plastik yang tebal, dan biskuit memiliki tekstur renyah.

Ketidakvalidan tersebut dapat disebabkan karena kata-kata yang digunakan

bersifat ambigu. Namun karena pengembangan produk ini berfokus pada camilan

sehat dan pertanyaan yang tidak valid bukan merupakan pertanyaan utama, maka

kelima pertanyaan tersebut dihapus. Kemudian dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas kembali dari pertanyaan yang valid. Hasil yang diperoleh

menunjukkan seluruh pertanyaan yang valid.

Kemudian dari 10 pertanyaan yang valid tersebut kembali disusun

kuesioner tertutup. Pembuatan kuesioner ini digunakan untuk membandingkan

produk yang akan dikembangkan dan jenis produk yang ingin dicapai. Karena

acuan produk yang akan dikembangkan ini adalah Biskuat dan produk yang ingin

dicapai adalah Marrie maka kuesioner kedua yang disebar ini berisi nilai

perbandingan antara kedua produk. Responden yang digunakan sama dengan

penyebaran kuesioner pendahuluan, yaitu ibu-ibu yang memiliki anak usia 6-12

tahun. Jumlah respondennya adalah 43 responden. Data hasil kuesioner ini

selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan pembuatan House of Quality

(HOQ).

Dalam pembuatan HOQ, terdapat setidaknya 6 bagian utama yaitu

Customer Need, Planning Matrix, Technical Response, Relationship, Technical

Correlation, dan Technical Matrix.

Page 4: Bagian Dani

Pada bagian pertama yaitu Customer Need diisi dengan atribut kebutuhan

konsumen sesuai dengan pertanyaan dalam kuesioner. Terdapat 10

pertanyaan yang dimasukkan dalam bagian ini, yaitu pertanyaan yang valid

dan reliabel. Kesepuluh pertanyaan tersebut adalah kemasan dapat disimpan

kembali (Ziplock), ukuran kemasan bervariasi, kemasan bergambar,

kemasan ada gambar susu, kemasan berwarna cerah, biskuit berbentuk

bulat, kemasan memiliki ketahanan tinggi, biskuit memiliki berbagai variasi

rasa, biskuit tidak mudah melempem, dan penambahan tepung ikan tuna

membuat biskuit lebih bergizi. Kemudian disebelah kanan atribut ini diisi

dengan tingkat kepentingan konsumen yang berupa angka-angka. Angka

tersebut diperoleh dari rata-rata hasil penilaian responden pada kuesioner

pendahuluan (kuesioner tingkat kepentingan) untuk masing-masing

pertanyaan.

Pada bagian kedua yaitu Planning Matrix berisi perbandingan produk yang

akan dikembangkan dengan produk pembanding yang ada di pasaran.

Dalam hal ini berarti yang digunakan adalah produk Biskuat dan Marrie.

Untuk mengisi bagian ini digunakan data hasil penyebaran kuesioner kedua

yaitu kuesioner perbandingan produk. Pada bagian kedua ini terdapat 6 sub

bagian yaitu perbandingan kinerja, tujuan masa depan produk, rasio

perbaikan, titik penjualan, skala kepentingan konsumen, dan normalisasi

skala kepentingan konsumen (%). Pada perbandingan kinerja berisi lima

skala yaitu 1-5 dan terdapat tanda kotak dan segitiga. Tanda kotak

menunjukkan kinerja produk biskuat dan segitiga menunjukkan kinerja

produk Marrie. Skala 1 menunjukkan kinerja yang rendah dan semakin

tinggi skala maka kinerja semakin bagus sehingga yang paling bagus adalah

skala 5. Dari HOQ yang telah dibuat dapat terlihat bahwa pada beberapa

atribut kedua produk memiliki kinerja yang sama dan di beberapa atribut

lain ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kemudian di sebelah kanannya

pada kolom tujuan masa depan produk berisi angka dengan skala 1-5 yang

merupakan harapan posisi produk di pasaran nantinya. Untuk melakukan

suatu pengembangan produk tentunya diharapkan produk memiliki kinerja

yang tinggi sehingga nilai yang diberikan adalah 4 dan 5. Nilai ini diperoleh

Page 5: Bagian Dani

dari brainstorming. Kemudian untuk kolom rasio perbaikan berisi nilai hasil

perhitungan tujuan masa depan produk dibagi dengan kinerja produk saat

ini. Tujuan masa depan produk adalah nilai pada kolom sebelumnya dan

kinerja produk saat ini diperoleh dari rata-rata hasil nilai kuesioner untuk

masing-masing pertanyaan. Kemudian untuk titik penjualan produk baru

berisi 3 jenis nilai yaitu 1,0 ; 1,2 ; dan 1,5. Nilai 1,0 menunjukkan

perubahan atribut kebutuhan konsumen tidak ada pengaruh terhadap

penjualan dan tingkat kepuasan konsumen. Nilai 1,2 menunjukkan pengaruh

sedang terhadap penjualan dan tingkat kepuasan konsumen. Dan nilai 1,5

menunjukkan pengaruh besar. Kemudian untuk kolom skala kepentingan

konsumen dihitung dengan cara Tingkat Kepentingan Konsumen x Rasio

Perbaikan x Titik Penjualan. Tingkat kepentingan konsumen diperoleh dari

kolom bagian depan di dekat atribut. Kemudian yang terakhir pada bagian

ini adalah normalisasi skala kepentingan. Nilai ini diperoleh dari

normalisasi dengan cara nilai skala kepentingan konsumen tiap atribut

dibagi dengan jumlah skala kepentingan konsumen kesepuluh atribut

kemudian dikalikan 100%. Jumlah dari nilai-nilai pada normalisasi ini

haruslah 100%.

Pada bagian ketiga yaitu technical response merupakan rancangan

kebutuhan teknis untuk memenuhi kebutuhan konsumen di bagian customer

need. Di bagian ini merupakan seberapa jauh produsen atau tim

pengembang mampu menyediakan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh

konsumen yang tertulis dalam atribut kebutuhan konsumen. Aspek-aspek

yang tertulis disini harus dapat dipenuhi oleh produsen. Nantinya kebutuhan

teknis disii akan dihubungkan dengan kebutuhan konsumen dan dinilai

kekuatan hubungannya.

Pada bagian keempat yaitu relationship yang berada di tengah merupakan

matriks hubungan antara kebutuhan konsumen dan kebutuhan teknis. Tanda

bulat hitam menunjukkan hubungan kuat, bulat putih menunjukkan

hubungan moderat, dan segitiga menunjukkan tidak ada hubungan. Atribut

kebutuhan konsumen yang memiliki banyak hubungan kuat adalah atribut

pertama yaitu kemasan Ziplock yang memiliki hubungan kuat dengan

Page 6: Bagian Dani

kebutuhan teknis 1, 2, 3, dan 4. Kemudian pada kebutuhan konsumen yang

kemasan harus memiliki ketahanan tinggi juga memiliki hubungan yang

kuat dengan beberapa kebutuhan teknis. Tingkat kepentingan hubungan

tersebut diperoleh dari brainstorming dengan tim pengembang produk.

Pada bagian kelima yaitu technical correlation merupakan matriks hubungna

antar kebutuhan teknis dengan 4 jenis hubungan yaitu bulat yang

menunjukkan hubungan positif dan tanda segitiga yang menunjukkan

hubungan negatif. Sedangkan warna tanda menunjukkan kuat lemahnya

hubungan. Warna hitam menunjukkan hubungan kuat dan warna putih

menunjukkan hubungan lemah. Matriks ini merupakan matriks atap yang

menunjukkan puncak dari semua matriks yang telah dibuat.

Pada bagian keenam yaitu technical matriks yang berisi prioritas kebutuhan.

Nilai ini diperoleh dari perkalian antara normalisasi skala kepentingan

konsumen dikali dengan hubungan kebutuhan konsumen dan kebutuhan

teknis. Hubungan kuat diberi skor 9, moderate skor 3, dan lemah dengna

skor 1. Nilai prioritas yang besar menunjukkan bahwa atribut tersebut

penting untuk dikembangkan.

Dari seluruh pembuatan HOQ tersebut kemudian dapat diambil hasil

berupa atribut-atribut yang akan digunakan untuk analisis lebih lanjut

menggunakan metode VE. Dengan menggunakan QFD ini telah dapat direduksi

atribut yang tidak valid dan kurang sesuai dengan tema yang akan dikembangkan.

Kemudian dari HOQ tersebut dengan dilihat dari nilai prioritas yang terbesar

adalah dengan skor 280,21 yaitu kemasan yang mudah disimpan kembali. Skor

dibawahnya adalah kemasan yang tidak mudah boicor dan kemasan ziplock.

Sehingga dari keseluruhan HOQ dapat ditarik informasi bahwa kebutuhan

konsumen yang utama adalah kemasan ziplock dan ketahanan kemasan. Padahal

pada awalnya atribut yang ingin dikembangkan adalah pembuatan biskuit kaya

kalsium dengan penambahan tepung ikan tuna. Namun karena ternyata atribut

tersebut kurang begitu diprioritaskan oleh konsumen maka atribut tersebut tidak

dikembangkan dan lebih mengembangkan ke kemasan produk. Selanjutnya data-

data kuesioner lain digunakan untuk metode VE.