bagian anggaran 093 - kpk.go.id · disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan...

55

Upload: truongthuan

Post on 10-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAGIAN ANGGARAN 093

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2017

(Audited)

Jln. Kuningan Persada Kav. 4, Setiabudi, Jakarta 12950 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas

antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang

dipimpinnya.

Komisi Pemberantasan Korupsi adalah salah satu Lembaga Negara yang berkewajiban

menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan disertai Catatan atas

Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan

disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang

transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para

pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan

akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada KPK.

Disamping itu laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada

manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance).

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 3

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016

Uraian Catatan

TA 2017 TA 2016

Anggaran Realisasi % Real. Angg.

Realisasi

1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak

- 223.961.504.544 0,00 532.406.843.397

JUMLAH PENDAPATAN - 223.961.504.544 0,00 532.406.843.397

BELANJA B.2

Belanja Operasi

Belanja Pegawai B.3 478.504.807.000 471.795.760.487 98,60 382.289.355.877

Belanja Barang B.4 274.516.687.000 228.230.633.758 83,14 216.972.627.312

Jumlah Belanja Operasi 753.021.494.000 700.026.394.245 92,96 599.261.983.189

Belanja Modal

Belanja Tanah B.5 8.000.000 2.290.560 28,63 -

Belanja Peralatan dan Mesin B.6 74.861.681.000 69.603.170.607 92,98 194.657.922.722

Belanja Gedung dan Bangunan B.7 12.311.086.000 8.405.382.936 68,27 29.911.735.908

Belanja Modal Lainnya B.8 9.336.877.000 9.253.019.030 99,10 15.086.496.675

Jumlah Belanja Modal 96.517.644.000 87.263.863.133 90,41 239.656.155.305

JUMLAH BELANJA 849.539.138.000 787.290.257.378 92,67 838.918.138.494

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 4

II. NERACA

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NERACA

PER 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 (dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016

ASET

Aset Lancar C.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 299.227.500 500.000.000

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 - -

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 27.947.696.290 1.864.453.581

Piutang Bukan Pajak C.1.4 523.774.435.781 530.435.855.479

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Bukan Pajak C.1.5 (17.036.892.655)

(3.888.094.053)

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi

C.1.6 154.541.454 259.557.021

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi

C.1.7 (772.707)

(1.297.785)

Belanja Dibayar Di Muka C.1.8 1.299.149.210 1.380.246.728

Persediaan C.1.9 842.295.854.659 449.084.142.333

Jumlah Aset Lancar 1.378.733.239.532 979.634.863.304

Aset Tetap C.2

Tanah C.2.1 453.822.133.060 453.819.842.500

Peralatan dan Mesin C.2.2 555.634.140.026 335.218.989.697

Gedung dan Bangunan C.2.3 404.563.747.058 394.022.525.206

Jalan. Irigasi. dan Jaringan C.2.4 117.956.045.292 111.998.080.217

Aset Tetap Lainnya C.2.5 7.354.852.418 8.006.185.982

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 1.065.989.528 163.548.472.705

Akumulasi Penyusutan Aset tetap C.2.7 (355.707.649.451)

(287.783.850.414)

Jumlah Aset Tetap 1.184.689.257.931 1.178.830.245.893

Piutang Jangka Panjang C.3

Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi C.3.1 254.654.453 402.621.204

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi

C.3.2 (1.273.272) (2.013.106)

Jumlah Piutang Jangka Panjang 253.381.181 400.608.098

Aset Lainnya C.4

Aset Tak Berwujud C.4.1 59.262.265.326 48.938.310.428

Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan C.4.2 - 1.527.146.500

Aset Lain-lain C.4.3 4.266.426.001 4.937.267.823

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.4 (39.052.609.521)

(31.892.155.778)

Jumlah Aset Lainnya 24.476.081.806 23.510.568.973

JUMLAH ASET 2.588.151.960.450 2.182.376.286.268

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek C.5

Utang Kepada Pihak Ketiga C.5.1 12.043.630.323 7.304.542.664

Uang Muka Dari KPPN C.5.2 299.227.500 500.000.000

Pendapatan Diterima Dimuka C.5.3 27.187.680 -

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 12.370.045.503 7.804.542.664

JUMLAH KEWAJIBAN 12.370.045.503 7.804.542.664

EKUITAS C.6

Ekuitas 2.575.781.914.947 2.174.571.743.604

JUMLAH EKUITAS 2.575.781.914.947 2.174.571.743.604

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 2.588.151.960.450 2.182.376.286.268

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 5

III. LAPORAN OPERASIONAL

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN OPERASIONAL

PER 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 (dalam rupiah)

URAIAN Catatan AUDITED TA 2017 AUDITED TA 2016 Naik (Turun)

%

KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL

Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 818.767.448.160 641.810.380.135 27,57

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL 818.767.448.160 641.810.380.135 27,57

BEBAN OPERASIONAL

Beban Pegawai D.2 473.425.034.612 381.893.302.837 23,97

Beban Persediaan D.3 3.205.787.912 3.276.602.250 (2,16)

Beban Barang dan Jasa D.4 132.535.415.929 133.170.376.956 (0,48)

Beban Pemeliharaan D.5 12.433.053.813 10.251.442.877 21,28

Beban Perjalanan Dinas D.6 73.306.629.235 61.947.168.799 18,34

Beban Barang untuk Diserahkan kpd Masyarakat

D.7 193.113.864.788 7.283.550.453 2.551,37

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 79.710.222.957 47.434.435.885 68,04

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 13.147.533.690 212.938.836 6.074,32

Beban Lain-lain - - -

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 980.877.542.936 645.469.818.893 51,96

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL

(162.110.094.776) (3.659.438.758)

4.329,92

KEGIATAN NON OPERASIONAL

SURPLUS/(DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.10 77.930.000 - -

Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.10 352.000 443.000 (20,54)

Jumlah Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar 77.578.000 (443.000) (17.611,96)

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 1.755.911.888 5.085.607.125 (65,47)

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.10 1.271.933.893 4.112.236.808 (69,07)

Jumlah Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

483.977.995 973.370.317 (50,28)

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

561.555.995 972.927.317 (42,28)

SURPLUS / (DEFISIT) - LO (161.548.538.781) (2.686.511.441) 5.913,32

201 19521107

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 6

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PER 31 DESEMBER 2017 DAN 2016 (dalam rupiah)

URAIAN Catatan 31 Desember 2017 31 Desember 2016

EKUITAS AWAL E.1 2.174.571.743.604 1.892.272.535.344

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (161.548.538.781) (2.686.511.441)

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR

- -

KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS

Penyesuaian Nilai Aset E.3 - -

Koreksi Nilai Persediaan E.4 - -

Selisih Revaluasi Aset Tetap E.5 -

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

E.6 (33.227.060) (1.476.491.301)

Koreksi Nilai Aset Lainnya Non Revaluasi

E.7 264.905.875 (21.875.857.985)

Lain-lain E.8 2.520.125.826 1.750.419.750

JUMLAH 2.751.804.641 (21.601.929.536)

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.9 560.006.905.483 306.587.649.237

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 401.210.171.343 282.299.208.260

EKUITAS AKHIR E.10 2.575.781.914.947 2.174.571.743.604

201 19521107.197901.1.001

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 7

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Profil dan

Rencana

Strategis

Rencana

Strategis

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk sebagai lembaga negara yang bersifat

independen dan dalam melaksanakan tugas serta kewenangannya bebas dari pengaruh

kekuasaan manapun. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi adalah landasan legal bagi pelaksanaan tugas KPK dalam

mengkoordinasikan lembaga penegak hukum lainnya melalui koordinasi dan supervisi,

melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan (represive), mendorong

pencegahan (preventive) tindak pidana korupsi, serta melakukan pemantauan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan negara.

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam melaksanakan

tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Berdasarkan Pasal

6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002, tugas KPK meliputi: melakukan koordinasi dan

supervisi terhadap upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga

yang berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi, dan

melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Visi

“Bersama Elemen Bangsa, Mewujudkan Indonesia yang Bersih Dari Korupsi”.

Misi

”Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penegakan hukum dan menurunkan tingkat

korupsi di Indonesia melalui koordinasi, supervisi, monitor, pencegahan, dan

penindakan dengan peran serta seluruh elemen bangsa”

Fokus Area

Fokus pelaksanaan tugas KPK pada Renstra KPK 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak Hukum

(APGAKUM).

Pengertian Grand Corruption adalah tindak pidana korupsi yang memenuhi salah satu

atau lebih kriteria berikut:

a. Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi.

b. Melibatkan aparat penegak hukum.

c. Berdampak luas terhadap kepentingan nasional.

d. Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.

Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.

2. Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest), meliputi:

a. Ketahanan pangan plus.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 8

b. Ketahanan energi dan lingkungan.

c. Penerimaan negara.

d. Bidang infrastruktur.

3. Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

4. Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham integritas.

5. Persiapan Fraud Control.

Tujuan Strategis

“Menurunnya Tingkat Korupsi”

Sasaran Strategis

1. Menurunnya Tingkat Korupsi (Ultimate Goal).

2. Efektifnya Penegakan Hukum Bidang Tipikor.

3. Terbangunnya Integritas Pemerintah, Masyarakat, Politik dan Swasta.

4. Terbangunnya Hubungan Mitra Kerjasama yang Efektif.

5. Terintegrasinya Upaya Penindakan Tipikor.

6. Terintegrasinya Upaya Pencegahan Tipikor.

7. Terintegrasinya Upaya Penindakan dan Pencegahan Tipikor.

8. Terlaksananya Koordinasi, Supervisi dan Monitor Pemberantasan Korupsi.

9. Terwujudnya Organisasi yang Efektif.

10. Terbentuknya SDM yang Berkinerja Optimal.

11. Terbangunnya Sistem Operasional Terintegrasi dan Adaptif.

12. Terkelolanya Keuangan secara Akuntabel.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran KPK

Tujuan/Sasaran Strategis Inisiatif Strategis

PERSPEKTIF STAKEHOLDER

Seluruh Sasaran Strategis 1. Menyelaraskan program lembaga untuk perbaikan Indeks

Persepsi Korupsi berdasarkan hasil studi

2. Menyiapkan instrumen dan melakukan pengukuran Indeks

Penegakan Hukum, Indeks Integritas KLOPS, Indeks

Kerjasama dan Indeks Partisipasi Masyarakat

3. Menyiapkan infrastruktur komunikasi data penanganan

TPK apgakum dan seluruh komponen untuk

mengoptimalkan fungsi koordinasi dan supervisi

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

Terintegrasinya Upaya

Penindakan Tipikor

1. Memadukan database penanganan TPK (dumas s.d

eksekusi).

2. Meningkatkan kapasitas SDM KPK dalam penanganan

TPK.

3. Melakukan penindakan yang proaktif, kuat, dan efektif.

4. Meningkatkan peran dan kualitas pengaduan masyarakat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 9

terhadap dugaan TPK.

5. Mengoptimalkan asset recovery.

Terintegrasinya Upaya

Pencegahan Tipikor

1. Membangun database pencegahan KPK yang terintegrasi

dengan KLOPS.

2. Meningkatkan kapasitas SDM KPK dalam pencegahan TPK.

3. Melakukan piloting / implementasi Sistem Pencegahan

Korupsi pada beberapa KLOPS (sesuai fokus area).

4. Melibatkan dan memberdayakan Stakeholder dalam

pencegahan korupsi pada KLOPS.

5. Memperkuat peran jejaring KPK dalam pencegahan

korupsi.

Terintegrasinya Upaya

Penindakan dan Pencegahan

Tipikor

1. Melakukan telaahan/kajian pencegahan korupsi dengan

memanfaatkan kasus-kasus tipikor.

2. Memberikan bimbingan/ pendampingan kepada KLOPS

(sesuai fokus area) dalam rangka piloting / implementasi

sistem pencegahan dan penindakan terintegrasi.

3. Menyusun rencana aksi dengan KLOPS terkait dan

memantau implementasinya.

Terlaksananya Koordinasi,

Supervisi, dan Monitor

Pemberantasan Korupsi

1. Melakukan koordinasi dengan APGAKUM lain secara

berkala.

2. Menfasilitasi peningkatan kapasitas SDM APGAKUM dalam

penanganan TPK (melalui Diklat Korsup).

3. Melakukan eksaminasi dan gelar perkara bersama

APGAKUM terhadap perkara TPK yang menarik perhatian

publik.

4. Memberikan supervisi dan bantuan kepada APGAKUM

dalam penanganan TPK.

1. Melakukan pendampingan (advokasi) kepada K/L

(termasuk APH) dan Pemda (sesuai fokus area) dalam

pencegahan korupsi.

2. Memperkuat dan memberdaya-kan APIP/ Itjen/ Bawasda

dalam Sistem Pencegahan Korupsi.

3. Melibatkan mitra/stakeholder (BPKP, Kemenpan-RB, ORI,

dan CSO) dalam program aksi pencegahan

1. Melakukan kajian komprehensif terhadap sistem/bisnis

proses pada KLOPS (sesuai fokus area).

2. Memberikan rekomendasi kepada KLOPS (sesuai fokus

area) dan memantau implementasinya.

3. Menyusun rencana aksi bersama KLOPS terkait dan

memantau implementasinya.

PERSPEKTIF LEARNING & GROWTH

Terwujudnya Organisasi yang

Efektif

1. Melakukan survei integritas KPK secara berkala dan

memantau tindak lanjut atas rekomendasi.

2. Membentuk dan memperkuat champion integritas pada

masing-masing unit.

3. Meningkatkan kualitas manajemen risiko pada semua

level.

4. Meningkatkan/menjaga kapasitas integritas pegawai KPK.

1. Menyusun rencana aksi pemenuhan komponen RB dan

memantau implementasinya.

2. Melakukan koordinasi dengan Kemen PAN-RB dalam

rangka implementasi RB

1. Meningkatkan kualitas sistem akuntabilitas kinerja,

termasuk melakukan reviu kinerja internal

2. Mengintegrasikan manajemen kinerja korporat dan

pegawai.

3. Meningkatkan kapasitas Struktural dan PIC dalam

manajemen strategi dan kinerja

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 10

Terbentuknya SDM yang

Berkinerja Optimal

1. Mengoptimalkan pembinaan oleh atasan langsung.

2. Meningkatkan kapasitas / kompetensi pegawai KPK sesuai

fokus area.

3. Memperbaiki sistem manajemen SDM KPK (9 Pilar)

menggunakan kerangka PCMM

1. Menyelaraskan Blueprint MSDM KPK dengan kebutuhan

organisasi (Renstra KPK);

2. Melakukan survei berkala dan memantau hasilnya.

Terbangunnya Sistem

Operasional Terintegrasi dan

Adaptif

1. Mempercepat (akselerasi) kelengkapan SOP

2. Melakukan evaluasi berkala terhadap SOP dan melakukan

perbaikan berdasarkan hasil evaluasi

3. Melakukan pengujian kepatuhan terhadap SOP

1. Melakukan identifikasi dan updating seluruh layanan

utama internal KPK

2. Melakukan pengukuran pemenuhan SLA secara berkala

3. Melakukan perbaikan atas layanan utama internal KPK

1. Melakukan pembaruan Blue Print IT KPK yang selaras

dengan perencanaan strategis KPK.

2. Mengoptimalkan kerjasama eksternal untuk pemenuhan

kebutuhan data dan informasi

3. Melakukan analisis data dan informasi utk pengambilan

keputusan, baik by design maupun by request.

4. Meningkatkan keterbukaan informasi publik dengan

memperhatikan SMKI secara konsisten.

PERSPEKTIF FINANSIAL

Terkelolanya Keuangan secara

Akuntabel

1. Memperbaiki/meningkatkan kualitas perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi/reviu kegiatan dan anggaran.

2. Menindaklanjuti temuan audit internal dan eksternal.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas dengan fokus

area periode 2015-2019 digambarkan dalam peta strategi sebagai berikut:

Gambar 1. Strategy Map-KPK

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 11

Pendekatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

Basis Akuntansi

Dasar

Pengukuran

Kebijakan

Akuntansi

Pendapatan-LRA

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek

keuangan yang dikelola oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Laporan Keuangan ini

dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual

maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan

pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada

Kementerian Negara/Lembaga.

A.3. Basis Akuntansi

Komisi Pemberantasan Korupsi menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan

penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas

untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis

akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi

dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi

transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal

ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan

setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan KPK dalam

penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai

perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai

wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat

sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi

kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang

menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata

uang rupiah.

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan TA 2017 telah mengacu pada Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan akuntansi

merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-

praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan

kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan LK KPK

adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA

• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran).

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 12

Pendapatan-LO

Belanja

Beban

Aset

Aset Lancar

• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

2. Pendapatan-LO

• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau

Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah

dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

3. Belanja

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi

pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya

klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

4. Beban

• Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya

penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

• Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya

klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

5. Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan

Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk

direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal pelaporan.

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk

valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada

tanggal neraca.

• Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak

yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan,

yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal pelaporan.

Khusus Uang Pengganti, pengakuan dan pencatatan piutang berdasarkan

Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan

jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai

Bagian Lancar TPA/TGR.

• Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal

neraca dikalikan dengan:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 13

Aset Tetap

Penyusutan Aset

Tetap

Harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

Harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

Harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan

cara lainnya.

b. Aset Tetap

• Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh

pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa

manfaat lebih dari 1 tahun.

• Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

• Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi

sebagai berikut:

1) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah

raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus

ribu rupiah);

2) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan

atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

3) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai beban kecuali

pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya

berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang

disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan

kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai

dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah

berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

• Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari

neraca pada saat ada usulan penghapusan dari entitas sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai Satuan Minimum

Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di atas dicatat didalam buku

inventaris di luar pembukuan (ekstrakomptabel). Hal ini sesuai dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 01/KM.12/2001 tentang Pedoman

Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah.

c. Penyusutan Aset Tetap

• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan

penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau

dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada

Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir

semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 14

Piutang Jangka

Panjang

Aset Lainnya

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis

lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset

Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan

Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat

Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada

Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum penggolongan masa manfaat

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

d. Piutang Jangka Panjang

• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan

direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam

Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan

Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo

lebih dari satu tahun.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/

Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan

sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

e. Aset Lainnya

• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan

piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak

Berwujud, dan Aset Lain-lain.

• Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar

harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

• Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode

garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat

tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

• Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan

Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam

Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada

Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud

Masa

Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 15

Kewajiban

Ekuitas

Penyisihan

Piutang Tidak

Tertagih

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia

Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. 10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan

Varietas Tanaman Semusim. 20

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman

Tahunan 25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan,

Hak Ekonomi Produser Fonogram. 50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu

harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

6. Kewajiban

• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya

mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

• Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan

setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, Utang

Bunga (accrued interest), dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

• Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan

untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan

setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban

pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

7. Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode.

Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

8. Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar

persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang.

Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan

upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

• Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal

pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014

tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak

Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.

Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 16

Aset Tetap dari

Belanja Barang

Untuk Kegiatan

yang Bersifat

Rahasia

Kontrak-kontrak

Konstruksi

Tabel 4. Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d tanggal jatuh tempo 0,5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

100%

Karena kekhasan jenis piutang KPK, maka kebijakan penggolongan kualitas piutang

di KPK adalah:

a. Piutang Gratifikasi

Piutang gratifikasi dikategorikan lancar dan macet. Piutang gratifikasi

dikategorikan lancar sampai piutang tersebut diserahkan kepada Panitia Urusan

Piutang Negara (PUPN) dan disisihkan sebesar 0.5%. Piutang gratifikasi

dikategorikan macet jika telah diserahkan ke PUPN dan disisihkan sebesar

100%.

b. Piutang Uang Pengganti

Piutang uang pengganti dikategorikan lancar dan macet. Piutang Uang

Pengganti dikategorikan lancar dan disisihkan sebesar 0.5%, jika:

1. Para terpidana mengangsur pembayaran Uang Pengganti, atau.

2. Para terpidana masih/sedang menjalani pidana penjara, baik pidana pokok

maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti.

Piutang Uang Pengganti dikategorikan macet dan disisihkan sebesar 100%, jika

Para terpidana telah menjalani pidana penjara, baik pidana pokok maupun

pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti.

9. Kebijakan Akuntansi Terkait Perolehan Aset Tetap dari Belanja Barang Untuk

Kegiatan yang Bersifat Rahasia

Khusus pembelian alat-alat untuk kegiatan rahasia, yang dimaksudkan sebagai

barang habis pakai, tidak untuk dipelihara, dan bukan untuk operasional KPK sehari-

hari, maka atas pembelian tersebut dikategorikan sebagai Belanja Barang.

10. Kebijakan Akuntansi Terkait Kontrak-kontrak Konstruksi

Kontrak-kontrak Konstruksi dicatat sebagai aset sesuai dengan prestasi fisik

pengerjaan pada tanggal periode pelaporan keuangan, bukan berdasarkan nilai

pembayaran yang telah diterima oleh pihak vendor. Selisih nilai pembayaran dengan

prestasi fisik akan dikembalikan melalui mekanisme pencairan bank garansi atau

melalui Surat Setoran bukan Pajak (SSBP) ke Kas Negara dan dicatat sebagai

piutang.

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 17

Realisasi PNBP Rp223.961.504.544,00

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Selama periode berjalan, KPK telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan penghematan belanja

pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi

pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja

adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Perubahan DIPA KPK TA 2017 per Jenis Pendapatan/Belanja

URAIAN

ANGGARAN TA 2017

AWAL SETELAH

REVISI

Pendapatan

Penerimaan Negara Bukan Pajak 0 0

Belanja

Belanja Pegawai 342.971.007.000 478.504.807.000

Belanja Barang 293.320.775.000 274.516.687.000

Belanja Modal 97.926.549.000 96.517.644.000

Jumlah Belanja 734.218.331.000 849.539.138.000

Sedangkan apabila dilihat dari program KPK maka perubahannya adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Perubahan DIPA KPK TA 2017 per Jenis Program

PROGRAM

ANGGARAN TA 2017

AWAL SETELAH

REVISI Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPK

503.516.210.000 620.113.237.000

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 230.702.121.000 229.425.901.000

Jumlah Belanja 734.218.331.000 849.539.138.000

B.1. Pendapatan

Realisasi PNBP KPK pada pada Tahun 2017 adalah sebesar Rp223.961.504.544,00. KPK tidak

dapat menetapkan estimasi PNBP yang akan diterima dalam satu tahun anggaran, mengingat

PNBP yang akan disetorkan ke kas negara tergantung pada putusan pengadilan dan materialitas

perkara.

Rincian Realisasi PNBP KPK sampai dengan tanggal pelaporan dapat dilihat dalam tabel berikut

ini:

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 18

Tabel 7. Rincian Realisasi Pendapatan

No Jenis Pendapatan Realisasi

1 Jasa Giro 12.530.644.147

2 Hasil Denda 10.055.944.001

3 Ongkos Perkara 762.000

4 Penjualan Hasil Lelang TPK 42.761.914.000

5 Uang Sitaan TPPU 298.100.000

6 Penjualan Hasil Lelang TPPU 39.351.675.893

7 Uang Sitaan TPK 53.095.388.905

8 Gratifikasi 4.500.231.239

9 Uang Pengganti TPK 30.671.119.042

10 Denda Keterlambatan Peny. Pekerjaan Pemerintah 2.150.753.122

11 Penyelesaian TGR Non Bendahara 276.006.850

12 Penerimaan kembali Belanja Pegawai TAYL 392.220.747

13 Penerimaan kembali Belanja Barang TAYL 1.827.614.293

14 Penerimaan kembali Belanja Modal TAYL 25.909.179.487

15 Pendapatan Anggaran Lain-lain 65.098

16 Penjualan Lainnya 15.282.600

17 Pemindahtanganan BMN Lainnya 77.930.000

18 Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 46.673.120

19 Hasil Pengembalian Uang Negara -

Jumlah 223.961.504.544

Perbandingan realisasi PNBP Fungsional maupun Umum TA 2017 dan 2016, disajikan dalam

tabel-tabel dibawah ini:

Tabel 8. Rincian Realisasi PNBP Fungsional TA 2017 dan 2016

Jenis Pendapatan TA 2017 TA 2016 NAIK

(TURUN) %

Jasa Giro 12.530.644.147 11.029.357.946 13,61

Hasil Denda 10.055.944.001 9.573.333.400 5,04

Ongkos Perkara 762.000 969.500 (21,40)

Penjualan Hasil Lelang TPK 42.761.914.000 4.036.879.000 959,28

Penjualan Hasil Lelang TPPU 39.351.675.893 - -

Uang Sitaan TPPU 298.100.000 366.836.343.213 (99,92)

Uang Sitaan TPK 53.095.388.905 49.037.314.503 8,28

Gratifikasi 4.500.231.239 14.687.803.617 (69,36)

Uang Pengganti TPK 30.671.119.042 57.098.518.066 (46,28)

JUMLAH 193.265.779.227 512.300.519.245 (62,27)

Dari tabel di atas terlihat bahwa PNBP Fungsional pada TA 2017 mengalami penurunan sebesar

62,27% dibandingkan TA 2016.

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19

Realisasi Belanja Rp787.290.257.378,00

Tabel 9. Rincian Estimasi dan Realisasi PNBP Umum TA 2017 dan 2016

Jenis Pendapatan TA 2017 TA 2016 NAIK

(TURUN) %

Denda Keterlambatan Peny. Pekerjaan Pemerintah 2.150.753.122 861.934.465 149,53

Penyelesaian TGR Non Bendahara 276.006.850 177.907.159 55,14

Penerimaan kembali Belanja Pegawai TAYL 392.220.747 352.555.857 11,25

Penerimaan kembali Belanja Barang TAYL 1.827.614.293 573.261.741 218,81

Penerimaan kembali Belanja Modal TAYL 25.909.179.487 18.073.029.288 43,36

Pendapatan Anggaran Lain-lain 65.098 3.417.642 (98,10)

Penjualan Lainnya 15.282.600 - -

Pemindahtanganan BMN Lainnya 77.930.000 34.068.000 128,75

Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 46.673.120 - -

Hasil Pengembalian Uang Negara - 30.150.000 (100,00)

JUMLAH 30.695.725.317 20.106.324.152 52.67

Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL sebesar Rp25.909.179.487,00 diperoleh

dari setoran pengembalian atas kelebihan pembayaran pekerjaan/kontrak pengadaan

pembangunan gedung baru dan fasilitas penunjang yang belum terselesaikan per 31 Desember

2016.

B.2. Belanja

Realisasi Belanja KPK pada TA 2017 adalah sebesar Rp787.290.257.378,00 atau 92,67% dari

anggaran belanja sebesar Rp849.539.138.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA

2017 tersaji sebagai berikut:

Tabel 10. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2017

Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja %

Belanja Pegawai 478.504.807.000 472.239.791.757 98,69

Belanja Barang 274.516.687.000 232.687.342.783 84,76

Belanja Modal 96.517.644.000 87.263.863.133 90,41

Total Belanja Kotor 849.539.138.000 792.190.997.673 93,25

Pengembalian Belanja - 4.900.740.295 -

Jumlah 849.539.138.000 787.290.257.378 92,67

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20

Pengembalian Belanja Rp4.900.740.295,00

Gambar 2. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2017

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program untuk TA 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2017

Kode Anggaran Realisasi Belanja %

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPK

620.113.237.000 584.601.201.556 94,27

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 229.425.901.000 202.689.055.822 88,35

Jumlah 849.539.138.000 787.290.257.378 92,67

Realisasi belanja TA 2017 mengalami penurunan sebesar Rp51.627.881.116,00 dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 12. Perbandingan Realisasi Belanja TA 2017 dan 2016

Uraian Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Pegawai 471.795.760.487 382.289.355.877 23,41

Belanja Barang 228.230.633.758 216.972.627.312 5,19

Belanja Modal 87.263.863.133 239.656.155.305 (63,59)

Jumlah 787.290.257.378 838.918.138.494 (6,15)

Pengembalian Belanja

Sampai dengan akhir TA 2017, terdapat pengembalian belanja sebesar Rp4.900.740.295,00

berasal dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Rincian pengembalian belanja dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Belanja pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Mili

ar (

Rp

)

Anggaran Realisasi Belanja

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21

Belanja Pegawai Rp471.795.760.487,00

Belanja Barang Rp228.230.633.758,00

Tabel 13. Pengembalian Belanja TA 2017

Kode Jenis Belanja

Uraian Jenis Belanja Realisasi

Pengembalian

5113 Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 200

5115 Belanja Gaji dan Tunjangan Pokok Pegawai Non PNS 444.031.070

5211 Belanja Barang Operasional 200.000

5212 Belanja Barang Non Operasional 82.000.423

5221 Belanja Jasa 81.880.965

5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 3.917.376.146

5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 375.251.491

JUMLAH 4.900.740.295

Pengembalian belanja yang terkait dengan Belanja Pegawai diantaranya disebabkan oleh

pegawai yang keluar dari KPK tidak pada akhir bulan, sehingga gaji yang telah dimintakan ke Kas

Negara tidak dapat ditransfer seluruhnya ke pegawai yang keluar tersebut.

Pengembalian Belanja Barang Non Operasional diantaranya berasal dari pengembalian belanja

barang atas kegiatan induksi Indonesia Memanggil 11 dan Diklat. Pengembalian Belanja Jasa

diantaranya berasal dari pengembalian Jasa Profesi. Sedangkan pengembalian belanja

perjalanan dinas disebabkan terutama oleh penggunaan metode SPM-LS.

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp471.795.760.487,00 dan Rp382.289.355.877,00 atau terjadi kenaikan sebesar 23,41%.

Tabel 14. Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2017 dan 2016

Uraian Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 8.197.462.275 7.866.915.120 4,20

Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 464.042.329.482 375.285.431.909 23,65

Jumlah Belanja Kotor 472.239.791.757 383.152.347.029 23,25

Pengembalian Belanja 444.031.270 862.991.152 (48,55)

Jumlah Belanja 471.795.760.487 382.289.355.877 23,41

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp228.230.633.758,00 dan Rp216.972.627.312,00. Realisasi Belanja Barang TA 2017

mengalami kenaikan sebesar 5,19% dari realisasi Belanja Barang TA 2016.

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22

Belanja Modal Tanah Rp2.290.560,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp69.603.170.607,00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp8.405.382.936,00

Tabel 15. Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2017 dan 2016

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Barang Operasional 20.575.817.932 10.772.480.690 91,00

Barang Non Operasional 44.857.152.317 56.720.630.828 (20,92)

Barang Persediaan 3.748.293.980 5.025.830.723 (25,42)

Jasa 71.292.651.815 73.022.090.274 (2,37)

Pemeliharaan 14.561.387.367 10.392.689.482 40,11

Perjalanan Dinas Dalam Negeri 71.962.339.479 62.513.262.175 15,12

Perjalanan Dinas Luar Negeri 5.689.699.893 7.966.022.102 (28,58)

Realisasi Belanja Bruto 232.687.342.783 226.413.006.274 2,77

Pengembalian Belanja 4.456.709.025 9.440.378.962 (52,79)

Jumlah Belanja 228.230.633.758 216.972.627.312 5,19

B.5 Belanja Modal Tanah

Realisasi Belanja Modal Tanah untuk TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp2.290.560,00 dan Rp0,00. Realisasi Belanja Modal Tanah pada TA 2017 mengalami kenaikan

dibandingkan realisasi TA 2016.

Tabel 16. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2017 dan 2016

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Modal Tanah 2.290.560 - -

Realisasi Belanja Bruto 2.290.560 - -

Pengembalian Belanja - - -

Realisasi Belanja Neto 2.290.560 - -

B.6 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp69.603.170.607,00 dan Rp194.657.922.722,00. Realisasi Belanja Modal Peralatan

dan Mesin pada TA 2017 mengalami penurunan sebesar 64,24% dibandingkan realisasi TA

2016.

Tabel 17. Perbandingan Realisasi Belanja Modal

Peralatan dan Mesin TA 2017 dan 2016

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 69.603.170.607 194.657.922.722 (64,24)

Realisasi Belanja Bruto 69.603.170.607 194.657.922.722 (64,24)

Pengembalian Belanja - - -

Realisasi Belanja Neto 69.603.170.607 194.657.922.722 (64,24)

B.7 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp8.405.382.936,00 dan Rp29.911.735.908,00. Realisasi Belanja Modal Gedung dan

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 23

Belanja Modal Lainnya Rp9.253.019.030,00

Bangunan pada TA 2017 mengalami penurunan sebesar 71,90% dibandingkan realisasi TA

2016.

Tabel 18. Perbandingan Realisasi Belanja Modal

Gedung dan Bangunan TA 2017 dan 2016

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 8.405.382.936 29.911.735.908 (71,90)

Realisasi Belanja Bruto 8.405.382.936 29.911.735.908 (71,90)

Pengembalian Belanja - - -

Realisasi Belanja Neto 8.405.382.936 29.911.735.908 (71,90)

B.8 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainnya untuk TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp9.253.019.030,00 dan Rp15.086.496.675,00. Realisasi Belanja Modal Lainnya pada TA 2017

mengalami penurunan sebesar 38,67% dibandingkan realisasi TA 2016.

Tabel 19. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya

TA 2017 dan 2016

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik

(Turun) % TA 2017 TA 2016

Belanja Modal Lainnya 9.253.019.030 15.089.238.349 (38.68)

Realisasi Belanja Bruto 9.253.019.030 15.089.238.349 (38.68)

Pengembalian Belanja - 2.741.674 (100,00)

Realisasi Belanja Neto 9.253.019.030 15.086.496.675 (38,67)

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 24

Kas di Bendahara

Pengeluaran

Rp299.227.500,00

Kas di Bendahara

Penerimaan Rp0,00

Kas Lainnya dan Setara

Kas sebesar

Rp27.947.696.290,00

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. ASET LANCAR

C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp299.227.500,00 dan Rp500.000.000,00 merupakan kas yang berasal dari

Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal Neraca.

Berdasarkan surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-11556/PB/2017 tanggal 27

Desember 2017, KPK diberikan dispensasi penggunaan sisa UP TA 2017 untuk

membiayai kegiatan penanganan kasus tindak pidana korupsi pada awal bulan Januari

2018 sebesar Rp300.000.000,00. Dengan demikian, KPK tidak menyetorkan sisa UP

tersebut ke Kas Negara, namun akan diperhitungkan dengan pemberian UP TA 2018.

C.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 sebesar

Rp0,00 yang mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang

tunai, yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya

berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Terdapat uang rampasan a.n. Terpidana Muhammad Nazarudin sebesar 200 Mil Peso

Kolombia yang belum dapat dibukukan dan disetorkan ke kas negara oleh Bendahara

Penerimaan per tanggal neraca.

Belum dibukukan dan disetorkan ke kas negara disebabkan oleh:

1. Bank dan Money Changer tidak ada yang bersedia melayani penukaran konversi

mata uang tersebut ke rupiah.

2. Bank Indonesia tidak menyediakan nilai kurs atas mata uang Peso Kolombia,

sehingga Bendahara Penerimaan tidak dapat membukukan dengan nilai yang pasti

per tanggal neraca atas valuta asing tersebut.

C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp27.947.696.290,00 dan Rp1.864.453.581,00 yang merupakan Kas Lainnya

di Bendahara Penerimaan atas Pendapatan Jasa Giro dan Pendapatan Uang Rampasan

pada rekening titipan uang sitaan atas putusan inkracth yang belum disetorkan ke Kas

Negara per 31 Desember 2017.

Rincian Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan KPK per 31 Desember 2017 adalah

sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 25

Piutang Bukan Pajak

sebesar

Rp523.774.435.781,00

Tabel 20. Rincian Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2017

Uraian Jumlah

Uang rampasan terpidana SA dengan no putusan 145/Pid.Sus-TPK/2017/PN.SBY

634.306.300

uang rampasan sebagai pembayaran uang pengganti a.n. UF dalam putusan inkracht atas terpidana P dengan no putusan 191/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sby

12.500.000

uang rampasan sebagai pembayaran uang pengganti a.n. YVM, S, ASB dalam putusan inkracht atas terpidana P dengan no putusan 190/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sb

15.000.000

uang rampasan sebagai pembayaran uang pengganti a.n. AF dalam putusan inkracht atas terpidana P dengan no putusan 190/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sby

11.000.000

uang rampasan sebagai pembayaran uang pengganti a.n. P dalam putusan inkracht atas terpidana P dengan no putusan 190/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sby

15.000.000

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana MS dengan no putusan 1444 K/Pid.Sus/2017

283.738.700

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana SH dengan no putusan 55/Pid.Sus-TPK/2017/PN

1.011.145.323

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana CJM dengan no putusan 88/Pid.Sus/TPK/2017/PN.JKT.PST

8.564.000.000

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana AS dan IT dengan no putusan 21/Pid.Sus-TPK/2017/PN.Bdg

1.916.915.400

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana BK dengan no putusan 16/Pid.Sus-TPK/2017/PN

122.300.000

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana BI dengan no putusan 53/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sby

10.694.782.090

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana SFS dengan no putusan 30/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Jkt.Pst

364.688.940

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana MA dengan no putusan 104/Pid.Sus/TPK/2016/PN.JKT.PST

4.167.820.500

uang rampasan yang dirampas untuk negara dalam putusan inkracht atas terpidana AHM dengan no putusan 129/Pid.Sus/TPK/2016/PN.JKT.PST

30.000.000

Jasa Giro Yang Belum Disetorkan 104.499.037

Total 27.947.696.290

Selain itu, dalam putusan inkracht atas terpidana BI dengan no putusan

53/Pid.Sus/TPK/2017/PN.Sby juga terdapat Saham PT. BANK PEMBANGUNAN

DAERAH JAWA TIMUR (BJTM) sejumlah 15.348.713 (Lima Belas Juta Tiga Ratus Empat

Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Tiga Belas) lembar yang tersimpan pada Sub Rek

Efek No . 00001A89600121 atas nama PT MITRA ANGGUN KELUARGA BERSAMA,

dengan nama pemegang rekening KSEI: PT. Mandiri SeIkuritas.

C.1.4. Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp523.774.435.781,00 dan Rp530.435.855.479,00 yang merupakan semua hak atau

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 26

Piutang Pendapatan

Gratifikasi sebesar

Rp915.454.974,00

klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan

belum diselesaikan pada tanggal laporan keuangan.

Rincian Piutang Bukan Pajak KPK per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Rincian Piutang Bukan Pajak Per Akun per 31 Desember 2017 dan 2016

Jenis Piutang 31-Dec-17 31-Dec-16 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

Gratifikasi

915.454.974

338.851.388

576.603.586 170,16

Uang Pengganti

519.507.256.981

502.925.725.579

16.581.531.402 3,30

Biaya Perkara

540.500

422.500

118.000 27,93

Penerimaan Kembali Belanja TAYL

3.305.986.508

27.158.885.881

(23.852.899.373)

(87,83)

Anggaran Lain-Lain

34.500.000

-

34.500.000 -

Denda Keterlambatan Pekerjaan Pemerintah

10.696.818

11.970.131

(1.273.313)

(10,64)

J u m l a h

523.774.435.781

530.435.855.479

(6.661.419.698) (1,26)

C.1.4.1. Piutang Pendapatan Gratifikasi

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp915.454.974,00 merupakan gratifikasi yang

telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2017 belum

ada penyetoran ke Kas Negara, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 22. Rincian Piutang Bukan Pajak-Gratifikasi per 31 Desember 2017

No Nama

Pelapor

Surat Keputusan

Nominal No Tgl

1 ALT KEP 374/01/X/2008 20.650.000

2 TL KEP 120/01-13/03/2010 2.500.000

3 HS KEP 54/01-13/02/2012 2-Feb-12 6.729.528

4 IHA KEP-500/01-13/07/2013 16-Jul-13 200.000

5 II KEP 800/01-13/11/2013 4-Nov-13 500.000

6 AAN KEP 970/01-13/12/2013 31-Dec-13 5.000.000

7 CJFM KEP-1229/01-13/10/2014 23-Oct-14 200.000

8 A KEP-1360D/01-13/11/2014 28-Nov-14 78.000.000

9 A KEP 134/01-13/02/2015 10-Feb-15 35.000.000

10 TA KEP-066/01-13/01/2016 12-Jan-16 765.000

11 RH KEP-067/01-13/01/2016 12-Jan-16 765.000

12 I KEP-738/01-13/06/2016 28-Jun-16 550,000

13 HBS KEP-770/01-13/07/2016 13-Jul-16 200.000

14 HP KEP-815/01-13/07/2016 25-Jul-16 1.500.000

15 RDDA KEP-198/10-13/02/2017 06 Februari 2017 100.000

16 MKB KEP-484/01-13/04/2017 25 April 2017 105.000

17 RA KEP-518/01-13/05/2017 05 Mei 2017 1.000.000

18 AH KEP-570/01-13/05/2017 19 Mei 2017 61.792.844

19 DW KEP-572/01-13/05/2017 19 Mei 2017 18.385.814

20 SJ KEP-575/01-13/05/2017 19 Mei 2017 23.600.000

21 S KEP-696/01-13/06/2017 12 Juni 2017 200.000

22 HP KEP-717/01-13/06/2017 13 Juni 2017 300.000

23 S KEP-777/01-13/07/2017 03 Juli 2017 2.000.000

24 AAN KEP-781/01-13/07/2017 03 Juli 2017 1.000.000

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 27

No Nama

Pelapor

Surat Keputusan Nominal

No Tanggal

25 MH KEP-782/01-13/07/2017 03 Juli 2017 1.000.000

26 MRN KEP-827/01-13/07/2017 12 Juli 2017 500.000

27 FA KEP-853/01-13/07/2017 19 Juli 2017 300.000

28 P KEP-930/01-13/08/2017 08 Agustus 2017 1.500.000

29 HH KEP-1059/01-13/09/2017 06 September 2017 2.438.640

30 LT KEP-1115 tahun 2017 18 September 2017 1.700.000

31 AAN KEP-1120 tahun 2017 19 September 2017 1.000.000

32 ANM KEP-1124 tahun 2017 19 September 2017 1.000.000

33 AHH KEP-1125 tahun 2017 19 September 2017 13.548.000

34 NN KEP-1127 tahun 2017 20 September 2017 167.500

35 RAA KEP-1131 tahun 2017 20 September 2017 4.000.000

36 IK KEP-1143 tahun 2017 20 September 2017 3.000.000

37 MH KEP-1171 tahun 2017 25 September 2017 6.218.532

38 AS KEP-1292 tahun 2017 20 Oktober 2017 2.912.820

39 NSBS KEP-1301 tahun 2017 20 Oktober 2017 1.000.000

40 RBA KEP-1302 tahun 2017 20 Oktober 2017 2.000.000

41 MT KEP-1334A tahun 2017 31 Oktober 2017 200.000

42 AS KEP-1353 tahun 2017 02 November 2017 4.000.000

43 WAR KEP-1378 tahun 2017 08 November 2017 410.000

44 RY KEP-1379 tahun 2017 08 November 2017 300.000

45 RMSKM KEP-1380 tahun 2017 08 November 2017 1.000.000

46 KP KEP-1399 tahun 2017 09 November 2017 500.000

47 HMS KEP-1405 tahun 2017 09 November 2017 4.870.900

48 WAP KEP-1450 tahun 2017 20 November 2017 500.000

49 FTK KEP-1464 tahun 2017 23 November 2017 400,100,000

50 BW KEP-1465 tahun 2017 23 November 2017 10,590,981

51 MDP KEP-1466 tahun 2017 23 November 2017 2,500,000

52 IWS KEP-1471 tahun 2017 23 November 2017 2,250,000

53 HS KEP-1475 tahun 2017 23 November 2017 100,000

54 AT KEP-1477 tahun 2017 23 November 2017 750,000

55 AH KEP-1481 tahun 2017 23 November 2017 1,725,000

56 RAFH KEP-1518 tahun 2017 30 November 2017 1,945,000

57 ES KEP-1523 tahun 2017 30 November 2017 1,725,000

58 F KEP-1524A tahun 2017 30 November 2017 1,000,000

59 CRK KEP-1541 tahun 2017 05 Desember 2017 23,500,000

60 RMD KEP-1551 tahun 2017 06 Desember 2017 1,000,000

61 SY KEP-1556 tahun 2017 07 Desember 2017 1,200,000

62 IGPS KEP-1557 tahun 2017 07 Desember 2017 48,088,358

63 YS KEP-1586 tahun 2017 14 Desember 2017 2,320,500

64 IY KEP-1560 tahun 2017 07 Desember 2017 3,700,000

65 RMD KEP-1583 tahun 2017 14 Desember 2017 4,000,000

66 AH KEP-1584 tahun 2017 14 Desember 2017 500,000

67 VN KEP-1607 tahun 2017 19 Desember 2017 500,000

68 HP KEP-1608 tahun 2017 19 Desember 2017 500,000

69 AA KEP-1609 tahun 2017 19 Desember 2017 1,500,000

70 DSS KEP-1610 tahun 2017 19 Desember 2017 5,000,000

71 BK KEP-1616 tahun 2017 19 Desember 2017 150,000

72 S KEP-1617 tahun 2017 19 Desember 2017 1,350,000

73 DK KEP-1621 tahun 2017 21 Desember 2017 1,000,000

74 H KEP-1622 tahun 2017 21 Desember 2017 200,000

75 DS KEP-1623 tahun 2017 21 Desember 2017 500,000

76 M KEP-1632 tahun 2017 22 Desember 2017 6,800,000

77 TS KEP-1635 tahun 2017 22 Desember 2017 25,741,200

78 IK KEP-1638 tahun 2017 22 Desember 2017 17,959,357

79 D KEP-1641 tahun 2017 22 Desember 2017 1,500,000

80 ID KEP-1643 tahun 2017 22 Desember 2017 30,650,000

Jumlah 915.454.974

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 28

Piutang Uang Pengganti

sebesar

Rp519.507.256.981,00

Piutang Biaya Perkara

sebesar Rp540.500,00

Piutang Penerimaan

Kembali TAYL sebesar

Rp3.305.986.508,00

Piutang Anggaran Lain-

Lain sebesar

Rp34.500.000,00

Piutang Denda

Keterlambatan

Penyelesaian Pekerjaan

Pemerintah sebesar

Rp10.696.818,00

C.1.4.2. Piutang Uang Pengganti

Uang Pengganti sebesar Rp519.507.256.981,00 merupakan uang yang harus dibayar

terpidana sehubungan dengan korupsi yang dilakukannya. Rincian Uang Pengganti

selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Piutang Uang Pengganti dicatat berdasarkan amar putusan yang sudah berkekuatan

hukum tetap. KPK melakukan upaya penagihan Piutang Uang Pengganti selama

Terpidana menjalani masa hukuman pokok. Untuk memantau masa hukuman

Terpidana, KPK melakukan pemantauan dengan mendasarkan pada data masa

penahanan Terpidana yang diperoleh dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan c.q. Dirjen

Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

C.1.4.3. Piutang Biaya Perkara

Biaya perkara sebesar Rp540.500,00 merupakan biaya yang dikenakan terhadap para

terpidana sehubungan dengan perkara yang disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi. Rincian biaya perkara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.

C.1.4.4. Penerimaan Kembali Belanja TAYL

Piutang Penerimaan Kembali Belanja TAYL merupakan kelebihan atas pembayaran

kontrak pekerjaan di akhir tahun. Piutang Penerimaan Kembali Belanja TAYL per 31

Desember 2017 sebesar Rp3.305.986.508,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 23. Rincian Piutang Bukan Pajak- Penerimaan Kembali Belanja TAYL

per 31 Desember 2017

No. Penyedia Barang/Jasa Jumlah (Rp)

1 PT. PRATAMA WAHYU TEKNIK 2.043.030.000

2 PT. TORPANA NUSANTARA INDAH 263.174.472

3 PT. ABYOR INTERNATIONAL 968.958.100

4 CV KARYA CEMERLANG 30.823.936

T o t a l 3.305.986.508

Saat laporan ini selesai disusun, Penyedia yang telah menyelesaikan kewajibannya ke

Kas Negara.

C.1.4.5. Piutang Anggaran Lain-Lain

Piutang Anggaran Lain-Lain merupakan piutang atas Pengembalian Kerugian Negara

berdasarkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak tanggal 25 Juli 2017 oleh PT.

CIPTA INDAH. Piutang Anggaran Lain-Lain per 31 Desember 2017 sebesar

Rp34.500.000,00

C.1.4.6. Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah merupakan piutang

yang timbul akibat keterlambatan pekerjaan oleh CV Karya Cemerlang atas Pengadaan

Kanopi dan Pagar. Piutang Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

per 31 Desember 2017 sebesar Rp10.696.818,00. Pada saat laporan ini selesai disusun,

CV Karya Cemerlang telah menyelesaikan kewajibannya ke Kas Negara.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 29

Penyisihan Piutang Tak

Tertagih – Piutang Bukan

Pajak

Rp17.036.892.655,00

Bagian Lancar TP/TGR

Netto Rp153.768.747,00

Penyisihan Piutang Tak

Tertagih Bagian Lancar

TP/TGR Rp772.707,000

Belanja Dibayar Di Muka

Rp1.299.149.210,00

Persediaan Rp842.295.854.659,00

C.1.5. Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2017

dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp17.036.892.655,00 dan

Rp3.888.094.053,00 merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek

yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 2.

C.1.6. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

(TP/TGR)

Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31

Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp154.541.454,00 dan

Rp259.557.021,00 merupakan nilai pembayaran yang akan diterima dalam 12 (dua

belas) ke depan atas ganti kerugian hilangnya BMN dan kelebihan pembayaran

gaji/tunjangan oleh pegawai KPK.

Rincian Bagian Lancar TP/TGR dapat dilihat pada Lampiran 3.

C.1.7. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TP/TGR

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2017 dan 31

Desember 2016 adalah sebesar Rp772.707,00 dan 1.297.758,00

Dengan demikian, Bagian Lancar TP/TGR neto per 31 Desember 2017 dan 31 Desember

2016 adalah sebesar Rp153.768.747,00 dan 1.297.785,00

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TP/TGR dapat dilihat pada

Lampiran 3.

C.1.8. Belanja Dibayar Di Muka

Belanja Dibayar Di Muka per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp1.299.149.210.00 dan Rp1.380.246.728,00. Belanja Dibayar Di Muka merupakan

pengeluaran belanja yang telah dapat ditentukan penggunaannya, namun belum

menerima manfaat baik berupa barang/jasa atas pengeluaran tersebut.

Rincian Belanja Dibayar Dimuka dapat dilihat pada Lampiran 4.

C.1.9. Persediaan

Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp842.295.854.659,00 dan Rp449.084.142.333,00. Persediaan merupakan jenis aset

dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Jenis Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 30

Aset tetap Rp1.184.689.257.931,00

Tabel 24. Rincian Persediaan per 31 Desember 2017 dan 2016

JENIS PERSEDIAAN 31-Des-17 31-Des-16

Barang Konsumsi Rp

2.591.355.884

2.096.502.911

Amunisi Rp

383.453.235

408.379.235

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp

318.064.797

235.491.461

Suku Cadang Rp

29.743.000

5.599.750

Pita Cukai, Materai dan Leges Rp

18.000

- Tanah Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

Rp

777.027.405.304

412.622.786.303 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

Rp

20.651.482.694

30.100.875.504

Persediaan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat Rp

41.197.075.197

3.374.084.766

Bahan Baku Rp

77.530.599

217.034.159

Persediaan Untuk Tujuan strategis/berjaga-jaga Rp -

-

Persediaan Lainnya Rp

19.725.949

23.388.244

Total Rp

842.295.854.659

449.084.142.333

Persediaan Lainnya untuk Dijual atau diserahkan ke Masyarakat adalah persediaan yang

berasal dari barang rampasan para terpidana KPK yang telah inkracht dan perangkat

sosialisasi Direktorat Dikyanmas. Terdapat perbedaan antara Aplikasi Persediaan

dengan Aplikasi SAIBA pada Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat.

Hal tersebut karena terdapat Jurnal Penyesuaian pada aplikasi SAIBA sesuai dengan

Nota Kesepakatan Angka Asersi Final Nomor NKF-093/52.A/R.PB.6/2018 Tanggal 18

Mei 2018. Penyesuaian pada Aplikasi Persediaan dilakukan pada Semester I Tahun

2018. Rincian barang persediaan dan kondisinya dapat dilihat dalam Lampiran 5.

C.2. ASET TETAP

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp1.184.689.257.931,00 dan Rp1.178.830.245.893,00 merupakan aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan

operasional entitas. Rincian Aset Tetap KPK adalah sebagai berikut:

Tabel 25. Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2017

No Aset 31-Des-17 31-Des-16 Kenaikan

(Penurunan)

1 Tanah 453.822.133.060 453.819.842.500 2.290.560

2 Peralatan dan Mesin

555.634.140.026 335.218.989.697 220.415.150.329

3 Gedung dan Bangunan

404.563.747.058 394.022.525.206 10.541.221.852

4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

117.956.045.292 111.998.080.217 5.957.965.075

5 Aset tetap lainnya 7.354.852.418 8.006.185.982 (651.333.564)

6 KDP 1.065.989.528 163.548.472.705 (162.482.483.177)

1.540.396.907.382 1.466.614.096.307 73.782.811.075

Akumulasi Penyusutan

(355.707.649.451) (287.783.850.414) (67.923.799.037)

Jumlah 1.184.689.257.931 1.178.830.245.893 5.859.012.038

Penambahan Aset Tetap dibandingkan dengan realisasi Belanja Modal terdapat

perbedaan dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 31

Tanah Rp453.822.133.060,00

Tabel 26. Rincian Penambahan Aset Tetap per 31 Desember 2017

Realisasi Belanja Modal TA 2017 78.010.794.715

Penambahan: 331.445.301.480

Reklas Masuk 120.942.872.241

Reklas Masuk Berdasarkan Audit BPK 19.114.405.846

Reklas KDP 190.769.823.393

Reklasifikasi Akun belanja 5.060.000

Hibah masuk dari SIPS 613.140.000

Pengurangan: 335.673.285.120

Penghentian Aset dari Penggunaan 3.521.944.556

Alih status BMN dari KPK ke KL Lain 968.918.484

Reklas Keluar 121.026.869.341

Koreksi audited Berdasarkan Audit BPK 19.385.729.346

Reklas KDP 190.769.823.393

Kenaikan/(Penurunan) 73.782.811.075

Daftar rincian aset tetap dapat dilihat pada Lampiran 6.1.

Posisi Aset Tetap pada Neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada SIMAK BMN

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 27 Perbandingan Aset Tetap di Neraca dan SIMAK BMN per 31 Desember 2017

Aset Aset Tetap dalam

Neraca (Rp) Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

Tanah 453.822.133.060 1.675.136.125.000 (1.221.313.991.940)

Peralatan dan Mesin 555.634.140.026 555.634.140.026 -

Gedung dan Bangunan 404.563.747.058 431.359.261.058 (26.795.514.000)

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

117.956.045.292 117.956.045.292 -

Aset tetap lainnya 7.354.852.418 7.354.852.418 -

KDP 1.065.989.528 1.065.989.528 -

1.540.396.907.382 2.788.506.413.322 (1.248.109.505.940)

Akumulasi Penyusutan (355.707.649.451) (333.902.604.181) (21.805.045.270)

Jumlah 1.184.689.257.931 2.454.603.809.141 (1.269.914.551.210)

Perbedaan Aset Tetap pada Neraca Aplikasi SAIBA dengan Aset Tetap dalam SIMAK

BMN dikarenakan adanya jurnal koreksi berdasarkan Surat Dirjen Perbendaharaan No S-

3383/PB/2018 tentang Petunjuk Teknis Koreksi Data Revaluasi Barang Milik Negara

Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)

Tahun 2017. Surat dimaksud dapat dilihat pada Lampiran 6.2

C.2.1. Tanah

Nilai Tanah per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar

Rp453.822.133.060,00 dan Rp453.819.842.500,00. Penambahan tersebut

disebahkan adanya Biaya Pendaftaran dan Pengukuran Pemecahan bidang tanah KPK.

Rincian nilai Tanah tersebut adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 32

Nilai Buku Peralatan dan

Mesin

Rp264.707.877.379,00

Tabel 28. Rincian Nilai Tanah per 31 Desember 2017

No Letak Luas (m2) Saldo Awal Per 31

Desember 2016 Mutasi

Tambah Saldo Akhir Per 31

Desember 2017

1 Jl. Kuningan Persada Kav. 4 Jakarta Selatan

8.663

128.412.767.500

2.290.560

128.415.058.060

2

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C1 Jakarta Selatan

6.531

325.407.075.000 -

325.407.075.000

Total 15.194

453.819.842.500

2.290.560

453.822.133.060

Tanah KPK seluas 8.663 m2 terletak di Jl. H.R. Rasuna Said Nomor 565 Guntur Setiabudi

Jakarta Selatan diperoleh dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian

Keuangan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor BAST-02/KN/2009 tanggal 17

Februari 2009. Pada tanggal 2 November 2010, KPK telah menerima Sertifikat Hak

Pakai Nomor 155 atas tanah tersebut dari Badan Pertanahan Nasional.

Tanah KPK seluas 6.531 m2 terletak di Jl. H.R. Rasuna Said Kavling C-1, Karet Setiabudi

Jakarta Selatan yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret 2015 ditetapkan status penggunaan Barang Milik

Negara eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional untuk Komisi Pemberantasan

Korupsi.

C.2.2. Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017 dan

2016 adalah sebesar Rp555.634.140.026,00 dan Rp335.218.989.697,00. Sedangkan

nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi

akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp264.707.877.379,00. Adapun rincian

mutasi peralatan dan mesin berasal dari sbb:

Tabel 29. Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017

Saldo per 31 Desember 2016 335.218.989.697

Mutasi Masuk:

Realisasi Pembelian Belanja Modal 42.706.617.278

Reklas Masuk 120.942.872.241

Reklas Masuk Berdasarkan Audit BPK 17.061.250.749

Reklas KDP 165.464.889.527

Reklasifikasi Akun belanja 5.060.000

Hibah masuk dari SIPS 613.140.000

Jumlah Mutasi Masuk 346.793.829.795

Mutasi Keluar:

Penghentian Aset dari Penggunaan 3.521.944.556

Alih status BMN KPK ke BPS 263.800.000

Reklas Keluar 121.026.869.341

Koreksi Berdasarkan Audit BPK 1.566.065.569

Jumlah Mutasi Keluar (126.378.679.466)

Saldo per 31 Desember 2017 555.634.140.026

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2017

(290.926.262.647)

Nilai Buku Per 31 Desember 2017 264.707.877.379

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 33

Nilai Buku Gedung dan

Bangunan

Rp369.993.763.831,00

Rincian per Jenis Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut:

Tabel 30. Rincian per Jenis Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2017

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Alat Besar Darat 131.037.500 0 131.037.500

Alat Bantu 263.563.653 10.029.204.295 10.292.767.948

Alat Angkut Darat Bermotor 17.353.711.699 613.140.000 2.266.813.849 15.700.037.850

Alat Angkut Darat Tak Bermotor

173.759.257 24.750.000 198.509.257

Alat Bengkel Bermesin 343.525.960 14.954.599 358.480.559

Alat Bengkel Tak Bermesin 476.397.263 0 476.397.263

Alat Ukur 160.126.725 0 160.126.725

Alat Kantor 36.531.347.166 173.826.050.476 107.710.451.339 102.646.946.303

Alat Rumah Tangga 31.533.982.574 21.046.091.838 52.580.074.412

Alat Studio 22.613.748.870 8.684.079.993 31.297.828.863

Alat Komunikasi 99.895.625.137 52.676.987.572 1.637.724.199 150.934.888.510

Peralatan Pemancar 13.833.290.414 765.988.747 14.599.279.161

Peralatan Komunikasi Navigasi

3.750.000 0 3.750.000

Alat Kedokteran 90.480.086 0 18.969.432 71.510.654

Alat Kesehatan Umum 0 94.225.725 94.225.725

Unit Alat Laboratorium 72.974.697 0 72.974.697

Unit Alat Laboratorium Kimia

Nuklir 20.025.000 0 20.025.000

Unit Alat Laboratorium Elektronika

61.061.000 0 61.061.000

Unit Alat Laboratorium Lingkungan Hidup

625.116.470 0 625.116.470

Alat Laboratorium Standarisasi Kalibrasi

3.918.750 0 3.918.750

Senjata Api 1.130.390.167 38.038.000 1.168.428.167

Persenjataan Non Senjata Api

918.325.000 0 918.325.000

Alat Khusus Kepolisian 3.253.746.750 278.756.940 3.532.503.690

Komputer Unit 51.152.814.862

10.220.328.558 682.099.778 60.691.043.642

Peralatan Komputer 54.307.428.237 68.141.260.652 14.062.620.869 108.386.068.020

Alat Eksplorasi Topografi 12.320.000 0 12.320.000

Alat Deteksi 21.660.210 0 21.660.210

Alat Pelindung 144.746.250 0 144.746.250

Alat SAR 64.720.000 47.973.000 112.693.000

Unit Peralatan Proses/ Produksi

1.716.000 0 1.716.000

Peralatan Olahraga 23.680.000 291.999.400 315.679.400

Total 335.218.989.697 346.793.829.795 126.378.679.466 555.634.140.026

C.2.3. Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 adalah

sebesar Rp404.563.747.058,00 dan Rp394.022.525.206,00. Sedangkan nilai buku

Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi akumulasi

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 34

Nilai Buku Jaringan

Rp87.744.641.715,00

Nilai Buku Aset Tetap Lainnya Rp7.354.852.418,00

penyusutannya adalah sebesar Rp369.993.763.831,00. Adapun rincian mutasi gedung

dan bangunan berasal dari:

Tabel 31. Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017

Saldo per 31 Desember 2016 394.022.525.206

Mutasi Masuk:

Realisasi Pembelian Belanja Modal

3.055.951.763

Reklas KDP

25.304.933.866

Jumlah Mutasi Masuk 28.360.885.629

Reklas Keluar

Reklas Keluar Berdasarkan Audit BPK

17.819.663.777

Jumlah Mutasi Keluar (17.819.663.777)

Saldo per 31 Desember 2017 404.563.747.058

Akumulasi Penyusutan (34.569.983.227)

Nilai Buku Per 31 Desember 2017 369.993.763.831

Rincian per Jenis Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut:

Tabel 32. Rincian per Jenis Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2017

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Bangunan Gedung Tempat Kerja

394.022.525.206 77.535.801.452 67.029.779.600 404.528.547.058

Tugu/Tanda Batas 0 35.200.000 0 35.200.000

Total 394.022.525.206 77.571.001.452 67.029.779.600 404.563.747.058

C.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai Jaringan per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp117.956.045.292,00 dan Rp111.998.080.217,00. Sedangkan nilai buku Jaringan

pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp87.744.641.715,00 yaitu nilai perolehan

dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp30.211.403.577,00. Rincian

Mutasi Jaringan adalah sebagai berikut:

Tabel 33. Rincian Mutasi Jaringan per 31 Desember 2017

Saldo per 31 Desember 2016 111.998.080.217

Mutasi Masuk:

Realisasi Pembelian Belanja Modal

4.970.799.506

Reklas Masuk Berdasarkan Audit BPK

987.165.569

Jumlah Mutasi Masuk 5.957.965.075

Saldo per 31 Desember 2017 117.956.045.292

Akumulasi Penyusutan (30.211.403.577)

Nilai Buku Per 31 Desember 2017 87.744.641.715

C.2.5. Aset Tetap Lainnya

Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar

Rp7.354.852.418,00 dan Rp8.006.185.982,00. Aset Tetap lainnya tersebut terdiri dari

Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar Rp4.094.562.907,00 dan Aset Tetap Lainnya

sebesar Rp3.260.289.511,00. Tidak ada penyusutan untuk Aset Tetap Lainnya.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 35

Aset Tetap Dalam Renovasi Rp4.094.562.907,00 Aset Tetap Lainnya Rp3.260.289.511,00

Konstruksi Dalam

Pengerjaan

Rp1.065.989.528,00

C.2.5.1. Aset Tetap Dalam Renovasi

Saldo Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebesar

Rp4.094.562.907,00 dan Rp4.799.681.391,00. Mutasi Kurang sebesar Rp

705.118.484,00 berasal dari serah terima asset tetap renovasi antara KPK dengan

Kementerian BUMN dengan BAST No BA/40/PL.05/53/11/2017 Tanggal 8 November

2017. Rincian Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

Tabel 34. Rincian Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2017

URAIAN Jumlah

Aset Renovasi Gedung Uppindo Rp 1.944.720.041

Aset Renovasi Gedung Wisma Pertamina Rp 99.841.500

Aset Renovasi Rutan Guntur Rp 1.791.378.708

Aset Renovasi Gedung Kemenkumham Rp 48.049.658

Aset Renovasi PN Jakarta Pusat Rp 210.573.000

JUMLAH Rp 4.094.562.907

C.2.5.2. Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp3.260.289.511,00 dan Rp3.206.504.591,00. Penambahan tersebut berasal

dari belanja modal berupa Pengadaan Buku Perpustakaan. Adapun rincian penambahan

asset lainnya sebagai berikut:

Tabel 35. Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2017

Saldo per 31 Desember 2016 3.206.504.591

Penambahan:

Realisasi Pembelian Belanja Modal 53.784.920

Pengurangan

Saldo per 31 Desember 2016 3.260.289.511

C.2.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp1.065.989.528,00 dan Rp163.548.472.705,00. Nilai tersebut berasal

dari pembangunan gedung dan bangunan yang proses pengerjaannya belum selesai

sampai tanggal neraca. Konstruksi Dalam Pengerjaan tersebut berasal dari Renovasi

Gedung KPK C1 untuk Kegiatan Percepatan Pengembangan Anti Corruption Learning

Center (ACLC) KPK. Adapun perbandingan aset tetap - KDP tahun 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Tabel 36. Rincian Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan

per 31 Desember 2017 dan 2016

No. Konstruksi Dalam Pengerjaan 31 Desember 2017

(Rp) 31 Desember 2016

(Rp)

1 Peralatan dan Mesin Dalam Pengerjaan

143.298.971.604

2 Gedung dan Bangunan Dalam Pengerjaan

1.065.989.528,00 20.249.501.101

Saldo KDP per 31 Desember 2017 1.065.989.528,00 163.548.472.705

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 36

Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap

Rp355.707.649.451,00

Piutang Tagihan TP/TGR

Rp254.654.453,00

PenyisihanPiutang Tidak

Tertagih-Tagihan TP/TGR

Rp1.273.272,00

Adapun rincian mutasi asset tetap – KDP berasal dari:

Tabel 37. Rincian Mutasi Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan

per 31 Desember 2017

Saldo 31 Desember 2016 163.548.472.705

Mutasi Masuk:

Realisasi Belanja Modal 27.221.350.688

Koreksi berdasarkan Audit BPK 1.065.989.528

Jumlah Mutasi Masuk 28.287.340.216

Mutasi Keluar:

KDP Peralatan dan mesin dalam Pengerjaan yang menjadi Aset Definitif

165.464.889.527

KDP Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan yang menjadi Aset Definitif

25.304.933.866

Jumlah Mutasi Keluar 190.769.823.393

Saldo per 31 Desember 2017 1.065.989.528

C.2.7. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

masing-masing Rp355.707.649.451,00 dan Rp287.783.850.414,00. Akumulasi

Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan

pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan

manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Berikut

disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 201

Tabel 38. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2017

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

1 Peralatan dan Mesin 555.634.140.026 (290.926.262.647) 264.707.877.379

2 Gedung dan Bangunan 404.563.747.058 (34.569.983.227) 369.993.763.831

3 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

117.956.045.292 (30.211.403.577) 87.744.641.715

Jumlah 1.078.153.932.376 (355.707.649.451) 722.446.282.925

Rincian akumulasi penyusutan aset tetap dapat dilihat dalam Lampiran 7.

C.3. PIUTANG JANGKA PANJANG

C.3.1. Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi

Saldo Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember

2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp254.654.453,00 dan Rp402.621.204,00

merupakan nilai pembayaran yang akan diterima lebih dari 12 (dua belas) ke depan atas

ganti kerugian hilangnya BMN dan kelebihan pembayaran gaji/tunjangan oleh pegawai

KPK. Rincian Piutang Tagihan Tuntutan TP/TGR dapat dilihat dalam Lampiran 3.

C.3.2. Penyisihan Piutang Tak Tertagih TP/TGR

Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi

(TP/TGR) per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp1.273.272,00

dan Rp2.013.106,00. Penyisihan Piutang Tak Tertagih–Piutang Jangka Panjang

merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan TP/TGR yang ditentukan oleh

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 37

Nilai Buku Aset Lainnya

Rp24.476.081.806,00

Aset Tak Berwujud

Rp59.262.265.326,00

Aset Tak Berwujud Dalam

Pengerjaan Rp0,00

kualitas masing-masing piutang. Rincian Penyisihan dapat dilihat dalam Lampiran 3.

C.4. ASET LAINNYA

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp24.476.081.806,00 dan Rp23.510.568.973,00 merupakan aset yang tidak dapat

dikelompokkan menjadi Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset Lainnya pada tanggal

pelaporan tersebut terdiri dari:

Tabel 39. Rincian Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan 2016

No.

Aset 31-Des-17 31-Des-16

1 Aset Tak Berwujud 59.262.265.326 48.938.310.428

2 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan

- 1.527.146.500

3 Aset Lain - Lain 4.266.426.001 4.937.267.823

Jumlah 63.528.691.327 55.402.724.751

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi (39.052.609.521) (31.892.155.778)

Nilai Buku Aset Lainnya 24.476.081.806 23.510.568.973

C.4.1. Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing

sebesar Rp59.262.265.326,00 dan Rp48.938.310.428,00. Aset Tak Berwujud

merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki tetapi tidak mempunyai wujud

fisik. Aset Tak Berwujud di KPK berupa perangkat lunak yang digunakan untuk

menunjang operasional kantor. Mutasi Aset Tak berwujud dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 40. Rincian Mutasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2017

Saldo per 31 Desember 2016 48.938.310.428

Mutasi Masuk:

Realiasasi Belanja Modal 6.160.694.760

KDP Aset Definitif 3.416.525.750

Reklasifikasi Masuk 3.416.525.750

Reklas Masuk Berdasarkan audit BPK 746.734.388

Jumlah Mutasi Masuk 13.740.480.648

Mutasi Keluar

Reklas Keluar 3.416.525.750

Jumlah Mutasi Keluar 3.416.525.750

Saldo Per 31 Desember 2017 59.262.265.326

Ak. Amortisasi Software (22.070.027.155)

Ak. Amortisasi Lisensi (12.847.743.890)

Nilai Buku Per 31 Desember 2017 24.344.494.281

C.4.2. Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan

Saldo Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp1.527.146.500,00. Aset Tak Berwujud Dalam

Pengerjaan menjadi aset definitif pada Aset Tak Berwujud.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 38

Nilai Buku Aset Lain-lain

Rp131.587.525,00

Akumulasi Penyusutan

dan Amortisasi Aset

Lainnya

Rp39.052.609.521,00

C.4.3. Aset Lain-Lain

Nilai perolehan Aset Lain-lain per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp4.266.426.001,00 dan Rp4.937.267.823,00. Sedangkan nilai buku Aset Lain–Lain

pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi

penyusutannya adalah sebesar Rp131.587.525,00.

Rincian per Jenis Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:

Tabel 41. Rincian per Jenis Aset Lain-lain per 31 Desember 2017

Jenis Saldo Awal Mutasi Tambah Mutasi Kurang Saldo Akhir

Alat Bantu 725.816 - - 725.816

Alat Angkut Darat Bermotor 13.807.000 2.266.813.849 13.807.000 2.266.813.849

Alat Angkut Darat Tak Bermotor 3.140.840 - 3.140.840 -

Alat Kantor 419.089.771 145.310.000 390.311.305 174.088.466

Alat Rumah Tangga 1.004.292.194 - 867.059.821 137.232.373

Alat Studio 395.371.097 - 263.948.199 131.422.898

Alat Komunikasi 224.213.438 71.658.630 82.640.316 213.231.752

Peralatan Pemancar 12.483.250 - - 12.483.250

Alat Kedokteran 10.357.768 18.969.432 - 29.327.200

Senjata Api 12.009.833 - 12.009.833 -

Komputer Unit 2.326.768.700 418.299.778 2.178.801.952 566.266.526

Peralatan Komputer 408.908.056 600.892.867 381.067.112 628.733.811

Tugu/Tanda Batas 106.100.060 - - 106.100.060

Total 4.937.267.823 3.521.944.556 4.192.786.378 4.266.426.001

C.4.4. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember 2017 dan

2016 adalah masing-masing sebesar Rp39.052.609.521,00 dan

Rp31..892.155.778,00,00. Rincian akumulasi penyusutan dan amortisasi aset lainnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 42. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember 2017

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penysutan

& Amortisasi Nilai Buku

Aset Tak Berwujud

1 Software 31.592.144.592 (22.070.027.155) 9.522.117.437

2 Lisensi 25.543.724.282 (12.847.743.890) 12.695.980.392

Jumlah 57.135.868.874 (34.917.771.045) 22.218.097.829

3 Aset Lain-Lain 4.266.426.001 (4.134.838.476) 131.587.525

Jumlah 61.402.294.875 (39.052.609.521) 22.349.685.354

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 39

Utang kepada Pihak

Ketiga

Rp12.043.630.323,00

Uang muka dari KPPN

Rp299.227.500,00

Pendapatan Diterima

Dimuka

Rp27.187.680,00

Ekuitas

Rp2.575.781.914.947,00

C.5. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

C.5.1. Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp12.043.630.323,00 dan Rp7.304.542.664,00 merupakan belanja yang

masih harus dibayar dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 43. Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2017

Akun Uraian 31-Des-17

511511 Kompensasi gaji Pegawai 5.118.601

511512 Kompensasi Insentif Tidak Tetap Pegawai

11.033.569.039

522119 Tagihan PAL 18.749.064

522111 Tagihan PT. PLN (Listrik) 712.481.872

522113 Tagihan PT. PAM LYONNAISE 12.452.581

522112 Tagihan PT. TELKOM 36.465.878

522131 PT Haruka Digital Teknologi 158.084.388

524113 Rupbasan Kelas I Yogyakarta 5.850.000

521219 Perawatan barang sitaan/rampasan tahun 2017

31.988.618

521111 Biaya mobile internet 4.861.762

522113 Tagihan PAM Gedung Merah Putih 24.008.520

Jumlah 12.043.630.323

C.5.2 Uang Muka dari KPPN

Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp299.227.500,00 dan Rp500.000.000,00 merupakan UP/TUP yang masih berada

pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

C.5.3. Pendapatan Diterima Dimuka

Saldo Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing

sebesar Rp27.187.680,00 dan Rp0,00. Pendapatan Diterima Dimuka adalah

pendapatan yang sudah diterima KPK tetapi belum menjadi hak KPK karena masih

terdapat kewajiban KPK untuk memberikan barang/jasa sebagai konsekuensi

penerimaan pendapatan tersebut. Pendapatan Sewa Diterima Dimuka ini adalah

pendapatan sewa yang dibayar dimuka oleh para rekanan, yang dapat dilihat dalam

Lampiran 8.

C.6. EKUITAS

Ekuitas per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp2.575.781.914.947,00 dan Rp2.174.571.743.604,00. Ekuitas adalah merupakan

kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian

lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 40

Pendapatan PNBP

Rp818.767.448.160,

00

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan 2016 adalah

masing-masing sebesar Rp818.767.448.160,00 dan Rp641.810.380.135,00. Pendapatan

tersebut terdiri dari:

Tabel 44. Rincian Pendapatan PNBP-LO TA 2017 dan 2016

Jenis Pendapatan 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Penjualan Lainnya 15.282.600 34.068.000 (18.785.400) (55,14)

Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan

19.485.440 - 19.485.440 -

Jasa Giro 8.242.383.011 13.979.710.407 (5.737.327.396) (41,04)

Hasil Denda 7.675.944.000 9.573.333.400 (1.897.389.400) (19,82)

Ongkos Perkara 880.000 1.047.000 (167.000) (15,95)

Penjualan Hasil Lelang TPK

42.761.914.000 4.036.879.000 38.725.035.000 959,28

Uang Sitaan TPPU 1.548.100.000 366.836.343.213 (365.288.243.213) (99,58)

Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana Pencucian Uang

37.035.553.893 - 37.035.553.893 -

Uang Sitaan TPK 80.885.086.158 49.037.314.503 31.847.771.655 64,95

Gratifikasi 4.955.660.945 13.824.040.938 (8.868.379.993) (64,15)

Uang Pengganti TPK 47.300.555.195 41.608.304.633 5.692.250.562 13,68

Hasil Pengembalian Uang Negara

- 30.150.000 (30.150.000) (100,00)

Denda Keterlambatan Peny. Pekerjaan Pemerintah

2.137.434.820 830.203.596 1.307.231.224 157,46

Anggaran Lain-lain 2.265.098 2.395.642 (130.544) (5,45)

Pendapatan Sitaan/Rampasan

586.186.903.000 142.016.589.803 444.170.313.197 312,76

JUMLAH 818.767.448.160 641.810.380.135 176.957.068.025 27,57

Pendapatan Penjualan lainnya merupakan pendapatan yang berasal dari penjualan hasil

peleburan kertas.

Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan merupakan pendapatan yang berasal dari

sewa kantin dan mesin atm.

Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan-LO yang berasal dari bunga bank atas saldo

pada rekening giro KPK dan rekening penampungan sementara uang sitaan dari para

terpidana KPK yang telah ditutup.

Pendapatan Hasil Denda adalah pendapatan yang berasal dari denda terpidana KPK

berdasarkan putusan sidang yang telah inkracht.

Pendapatan Ongkos Perkara adalah pendapatan dari ongkos perkara yang dibebankan

kepada para terpidana KPK mulai Pengadilan Negeri sampai dengan tingkat pengadilan yang

menghasilkan keputusan berkekuatan hukum tetap.

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK adalah pendapatan hasil penjualan atas barang

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 41

Beban Pegawai

Rp473.425.034.612,

00

Beban Persediaan Rp3.205.787.912,00

sitaan yang dirampas untuk negara dari para terpidana KPK berdasarkan putusan pengadilan

yang telah inkracht.

Pendapatan Uang Sitaan TPK merupakan pendapatan atas setoran Uang Sitaan yang

dirampas untuk negara dari para terpidana KPK berdasarkan putusan pengadilan yang telah

inkracht.

Pendapatan Gratifikasi adalah pendapatan atas gratifikasi yang telah ditetapkan sebagai milik

negara berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan KPK.

Pendapatan Uang Pengganti TPK adalah pendapatan yang berasal dari pidana tambahan

kepada terpidana KPK berdasarkan putusan sidang yang telah inkracht.

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian atas Pekerjaan Pemerintah adalah

pendapatan yang berasal dari denda kepada penyedia barang/jasa yang melewati batas

waktu penyelesaian pekerjaan sesuai kontrak yang telah disepakati.

Pendapatan Anggaran Lain-lain merupakan pendapatan yang diterima KPK dari kelebihan

setor atas pendapatan gratifikasi dan hasil lelang TPK

Pendapatan Sitaan/Rampasan adalah pendapatan yang berasal dari barang sitaan yang telah

berkekuatan hukum tetap dan dirampas untuk negara.

D.2. Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp473.425.034.612,00 dan Rp381.893.302.837,00. Beban Pegawai adalah beban atas

kompensasi, yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan

kepada Pejabat Negara, Pegawai Tetap, Pegawai Negeri yang Dipekerjakan, dan Pegawai

Tidak Tetap.

Tabel 45. Rincian Beban Pegawai TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Beban Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara

8.197.462.075 7.789.451.150 408.010.925 5,24%

Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS

465.227.572.537 374.103.851.687 91.123.720.850 24,36%

JUMLAH 473.425.034.612 381.893.302.837 91.531.731.775 23,97%

D.3. Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp3.205.787.912,00 dan Rp3.276.602.250,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk

mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai. Rincian Beban Persediaan untuk

Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 42

Beban Barang dan Jasa Rp132.535.415.929,00 Beban Pemeliharaan Rp12.433.053.813,00

Tabel 46. Rincian Beban Persediaan TA 2017 dan 2016

Jenis Beban Persediaan TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Konsumsi 2.350.485.307 2.381.067.913.00 (30.582.606) (1,28)

Amunisi 24.926.000 - 24.926.000 -

Pita cukai, materai dan leges 618.000 1.002.000.00 (384.000) (38,32)

Bahan Baku 823.126.310 851.924.213.00 (28.797.903) (3,38)

Persediaan utk Tujuan Strategis

- 9.059.500.00 (9.059.500) (100,00)

Persediaan Lainnya 6.632.295 33.548.624.00 (26.916.329) (80,23)

JUMLAH 3.205.787.912 3.276.602.250.00 (70.814.338) (2,16)

D.4. Beban Barang dan Jasa

Beban Barang dan Jasa Tahun 2017 dan Tahun 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp132.535.415.929,00 dan Rp133.170.376.956,00. Beban Barang dan Jasa adalah

konsumsi atas barang dan jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian

Beban Barang dan Jasa untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 47. Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Barang Operasional 20.630.814.383 9.393.167.298 11.237.647.085 119,64

Barang Non Operasional

40.408.738.071 50.260.920.434 (9.852.182.363) (19,60)

Langganan Daya dan Jasa

10.544.442.031 8.930.303.705 1.614.138.326 18,07

Jasa Pos dan Giro 3.343.350.620 1.062.033.881 2.281.316.739 214,81

Jasa Profesi 26.144.734.827 14.564.601.014 11.580.133.813 79,51

Sewa 12.091.982.251 20.214.452.696 (8.122.470.445) (40,18)

Jasa Lainnya 19.352.378.746 28.744.628.428 (9.392.249.682) (32,67)

Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin

18.975.000 269.500 18.705.500 6.940,82

JUMLAH 132.535.415.929 133.170.376.956 (634.961.027) (0,48)

D.5. Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp12.433.053.813,00 dan Rp10.251.442.877,00. Beban pemeliharaan merupakan beban

yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke

dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 43

Beban Perjalanan Dinas Rp73.306.629.235,00 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat Rp193.113.864.788,00

Tabel 48. Rincian Beban Pemeliharaan TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Pemeliharaan Gedung dan Bangunan

1.101.445.444 2.321.156.591 (1.219.711.147)

(52,55)

Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

10.554.136.636 6.613.693.565 3.940.443.071 59,58

Pemeliharaan Lainnya 337.896.687 818.807.726 (480.911.039)

(58,73)

Bahan untuk Pemeliharaan 438.916.046 497.391.995 (58.475.949)

(11,76)

Suku Cadang 659.000 393.000 266.000 67,68

JUMLAH 12.433.053.813 10.251.442.877 2.181.610.936 21,28

D.6. Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp73.306.629.235,00 dan Rp61.947.168.799,00. Beban tersebut adalah merupakan beban

yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.

Rincian Beban perjalanan Dinas untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut

Tabel 49. Rincian Beban Perjalanan DInas TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Perjalanan Biasa 47.357.896.437 36.549.711.518 10.808.184.919 29,57

Perjalanan Dinas Dalam Kota

1.299.420.795 935.369.900 364.050.895 38,92

Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota

4.856.882.574 5.207.737.738 (350.855.164) (6,74)

Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

14.477.981.027 13.495.672.485 982.308.542 7,28

Perjalanan Biasa - Luar Neger

15.612.403 - 15.612.403 -

Perjalanan Lainnya - Luar Negeri

5.298.835.999 5.758.677.158 (459.841.159) (7,99)

JUMLAH 73.306.629.235 61.947.168.799 11.359.460.436 18,34

D.7. Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat

Beban Barang Yang Diserahkan Ke Masyarakat untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp193.113.864.788,00 dan Rp7.283.550.453,00. Beban tersebut

merupakan bagian dari program dikyanmas untuk kegiatan anti korupsi.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 44

Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp79.710.222.957,00 Beban Penyisihan Piutang tak Tertagih Rp13.147.533.690,00

Tabel 50. Rincian Beban Barang untuk Diserahkan Kepada Masyarakat TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Tanah utk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda

3.483.612.000 3.002.002.000 481.610.000 16,04

Peralatan dan Mesin utk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda

14.941.857.425 157.130.000 14.784.727.425 9.409,23

Beban Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat/Pemda

174.688.395.363 4.124.418.453 170.563.976.910 4.135,47

JUMLAH 193.113.864.788 7.283.550.453 185.830.314.335 2.551,37

D.8. Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp79.710.222.957,00 dan Rp47.434.435.885,00. Beban penyusutan

merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat

disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan

Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset

Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk tahun 2017 dan 2016 adalah

sebagai berikut:

Tabel 51. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Peny. Peralatan dan Mesin

57.877.894.454 31.139.675.502 26.738.218.952 85,87

Peny. Gedung dan Bangunan

9.961.328.108 6.844.011.676 3.117.316.432 45,55

Peny. Jaringan 4.397.245.880 4.006.017.503 391.228.377 9,77

Peny. Aset Lainnya 24.602.958 155.277.326 (130.674.368) (84,16)

Jumlah Penyusutan

72.261.071.400 42.144.982.007 30.116.089.393 71,46

Amortisasi Software 5.519.676.541 3.755.276.013 1.764.400.528 46,98

Amortisasi Lisensi 1.929.475.016 1.534.177.865 395.297.151 25,77

Jumlah Amortisasi 7.449.151.557 5.289.453.878 2.159.697.679 40,83

JUMLAH 79.710.222.957 47.434.435.885 32.275.787.072 68,04

Selisih kenaikan nilai akumulasi dengan nilai beban penyusutan/amortisasi masuk ke dalam

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

D.9. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih merupakan beban untuk mencatat estimasi

ketidaktertagihan piutang dalam suatu periode. Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak

Tertagih untuk Tahun 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp13.147.533.690,00

dan Rp212.938.836,00. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2017

dan 2016 adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Operasional 45

Surplus Dari Kegiatan Non Operasional Rp561.555.995,00

Tabel 52. Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Penyisihan Piutang Jk. Pendek

13.147.870.616

210.925.730

12.936.944.886

6.133,41

Penyisihan Piutang Jk. Panjang

(336.926)

2.013.106

(2.350.032)

(116,74)

JUMLAH

13.147.533.690 212.938.836

12.934.594.854

6.074,32

D.10. SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang

sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit Dari

Kegiatan Non Operasional Tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 53. Rincian Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional TA 2017 dan 2016

Jenis Beban TA 2017 TA 2016 Kenaikan/Penurunan

Rp %

Penyelesaian TGR Non Bendahara

128.770.842 799.078.004 (670.307.162) (83,89)

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL

286.474.437 54.925.353 231.549.084 421,57

Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL

612.407.899 567.370.431 45.037.468 7,94

Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL

- 2.325.030.345 (2.325.030.345) (100,00)

Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan

716.076.101 1.338.170.686 (622.094.585) (46,49)

Pendapatan Selisih Kurs yang Terealisasi

12.182.609 1.032.306 11.150.303 1.080,14

Beban Lain-lain Selisih Kurs yang Terealisasi

-

(1.890.668.630) 1.890.668.630 (100,00)

Beban Penyesuaian Nilai Persediaan

(1.255.642.809)

(2.221.568.178) 965.925.369 (43,48)

Kerugian Persediaan Rusak/Usang

(14.782.600) - (14.782.600) -

Beban Penyesuaian Selisih Kurs

(1.508.484) - (1.508.484) -

Pendapatan Pelepasan Aset

77.930.000 - 77.930.000 -

Beban Pelepasan Aset (352.000)

(443.000) 91.000 (20.54)

JUMLAH 561.555.995 972.927.317 (411.371.322) (42,28)

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 46

Ekuitas Awal

Rp2.174.571.743.604,

00

Surplus(Defisit) LO

Rp(161.548.538.781,0

0)

Penyesuaian Nilai Aset

Rp0,00

Koreksi Nilai Persediaan

Rp0,00

Selisih Revaluasi Aset

Tetap

Rp.0,00

Koreksi Aset Tetap Non

Revaluasi

Rp(33.227.060,00)

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN

EKUITAS

E.1. Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp

2.174.571.743.604,00 dan Rp1.892.272.535.344,00.

E.2. Surplus (Defisit) LO

Jumlah Surplus (Defisit) LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 dan

2016 adalah Defisit sebesar Rp(161.548.538.781,00) dan Rp(2.686.511.441,00). Surplus

(Defisit) LO merupakan penjumlahan selisih lebih antara surplus/defisit kegiatan

operasional, kegiatan non operasional, dan kejadian luar biasa. Rincian Surplus/(Defisit) LO

sebesar Rp(161.548.538.781,00) merupakan nilai dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 54. Rincian Surplus (Defisit) LO TA 2017 dan 2016

URAIAN TA 2017 TA 2016 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional

(162.110.094.776) (3.659.438.758) 158.450.656.018 (4.329,92)

Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional

561.555.995 972.927.317 411.371.322 42,28

JUMLAH (161.548.538.781) (2.686.511.441) 158.862.027.340 (5.913,32)

E.3. Penyesuaian Nilai Aset

Penyesuaian Nilai Aset TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan

Rp0,00. Penyesuaian nilai aset merupakan hasil penyesuaian nilai persediaan akibat

penerapan kebijakan akuntansi pemerintah yang menggunakan metode harga perolehan

terakhir.

E.4. Koreksi Nilai Persediaan

Koreksi Nilai Persediaan TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan

minus Rp0,00 merupakan koreksi nilai saldo persediaan berdasarkan pemeriksaan fisik

barang. Koreksi Nilai persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yang

diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi pada periode

sebelumnya.

E.5. Selisih Revaluasi Aset Tetap

Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul pada saat dilakukan

penilaian aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap TA 2017 dan 2016 adalah masing-

masing sebesar Rp0,00 dan Rp0,00.

E.6. Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

Koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp(33.227.060,00) dan sebesar

Rp(1.476.491.301,00). Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap yang

bukan karena revaluasi nilai.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 47

Koreksi Aset Lainnya

Non Revaluasi

Rp264.905.875,00

Koreksi Lain-lain

Rp2.520.125.826,00

Transaksi Antar Entitas

Rp560.006.905.483,00

Ekuitas Akhir

Rp2.575.781.914.947,

00

E.7. Koreksi Nilai Aset Lainnya Non Revaluasi

Koreksi nilai Aset Lainnya Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember

2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp264.905.875,00 dan sebesar

Rp(21.875.857.985,00). Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset lainnya yang

bukan karena revaluasi nilai.

E.8. Koreksi Lain-lain

Koreksi Lain-lain TA 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar Rp2.520.125.826,00

dan Rp1.750.419.750,00. Koreksi ini merupakan koreksi selain yang terkait Barang Milik

Negara, antara lain koreksi atas pendapatan dan piutang.

E.9. Transaksi Antar Entitas

Nilai transaksi antar entitas Tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar

Rp560.006.905.483,00 dan Rp306.587.649.237,00. Nilai transaksi antar entitas sebesar

Rp560.006.905.483,00 merupakan nilai dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 55. Rincian Transaksi Antar Entitas TA 2017 dan 2016

Uraian Tahun 2017 Tahun 2016 Kenaikan/ (Penurunan)

Nilai %

Ditagihkan ke Entitas Lain

787.290.257.378

838.918.138.494

(51.627.881.116)

(6,15)

Diterima Dari Entitas Lain

(223.961.504.544)

(532.406.843.397)

308.445.338.853

(57,93)

Pengesahan Hibah Langsung

-

76.354.140

(76.354.140)

(100,00)

Transfer Keluar dan Transfer Masuk

(3.321.847.351)

-

-

-

Jumlah

560.006.905.483

306.587.649.237

253.419.256.246

82,66

E.10. Ekuitas Akhir

Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah masing-masing sebesar

Rp2.575.781.914.947,00 dan Rp2.174.571.743.604,00.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya 48

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa gedung, yaitu:

a. Gedung Merah Putih di Jl. Kuningan Persada Kav.4, Setiabudi, Jakarta Selatan.

b. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan. Berdasarkan

KMK Nomor 130/KM.6/2015 tanggal 18 Maret 2015 tentang Penetapan Status

Penggunaan Barang Milik Negara Eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional,

gedung dan tanah menjadi milik KPK serta BAST Nomor BA-110/KN/2016 tanggal

21 September 2016.

F.2. Hibah yang Diterima KPK

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang dicantumkan dalam DIPA

adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan, sedangkan

hibah dalam bentuk barang/jasa dicantumkan dalam Neraca dan diungkap dalam CaLK.

Pada Tahun 2017 KPK hanya menerima hibah dalam bentuk jasa. Hibah dalam bentuk

jasa merupakan hibah yang diterima KPK berupa kegiatan yang pelaksanaan dan

pengelolaan dananya dilakukan oleh negara donor. Hibah dalam bentuk jasa tersebut

adalah sebagai berikut:

Jerman - Assistance in Combating and Preventing Corruption in Indonesia Fase II

Berdasarkan perjanjian antara GIZ dan KPK tanggal 6 Juni 2016, KPK menerima

hibah untuk proyek Assistance in Combating and Preventing Corruption in

Indonesia Fase II dengan Nomor Register 22GF34VA, berupa kegiatan

penyediaan tenaga ahli, pengembangan kapasitas internal KPK, pengembangan

standar kompetensi untuk trainer anti-korupsi, pengembangan modul anti-

korupsi pada sektor tertentu (pendidikan, kehutanan, dan kesehatan),

pengembangan e-learning untuk Anti-Corruption Learning Center (ACLC),

penyediaan technical assistance untuk implementasi e-planning/e-budgeting

pada pemerintah daerah, dan pengembangan modul untuk CSO dengan topik

implementasi social audit.

Periode proyek hibah ini dari 3 Juni 2016 s.d. 30 Juni 2018 dengan nilai proyek

keseluruhan adalah EUR 2.000.000,00.

F.3. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai putusan yang

berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat disetorkan ke Kas Negara. Titipan

tersebut, diadministrasikan di Biro Perencanaan dan Keuangan untuk uang sitaan dan

gratifikasi, serta Kedeputian Penindakan untuk titipan uang tindak pidana korupsi.

Sampai dengan 31 Desember 2017, rincian titipan uang yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Tabel 56. Rincian Titipan Uang Yang Belum Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap

Kas di Brankas Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 30.948.803.450,00 ,00 Dolar Amerika USD 1.147.017,00

Dolar Singapura SGD 1.233.592,00 ,00 Riyal Saudi Arabia SAR 11.392,00

Dolar Australia AUD 60,00

Euro EUR 15.535,00

Poundsterling GBP 19.320,00

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya 49

Peso Colombia (Mil) 200,00

Jepang Yen JPY 170.000,00

Ringgit Malaysia RM 48.226,00

Vietnam Dong VND 50.000,00

Kas di Bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan Uang Sitaan dan Gratifikasi Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 390.920.533.927,83

Dolar Amerika USD 3.707.281,97

Dolar Singapura SGD 20.004,25

F.4. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d. 31 Desember 2017, terdapat Uang Denda yang belum

dibayar para terpidana. Sesuai fatwa Ketua MA Nomor: 040/KMA/III/2010 tanggal 29

Maret 2010 pembayaran denda merupakan pilihan dan dapat diganti dengan subsider

pidana penjara. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementerian Hukum dan HAM dengan surat Nomor PAS.7.PK.01.01.02-1244 tanggal 7

Desember 2012, Nomor PAS.5.TI.01.04-171 tanggal 17 Maret 2015, dan Nomor

W11.PK.PAS.PAS1.PK.01.01.02-1056 tanggal 1 Februari 2017 beberapa terpidana

telah bebas/bebas bersyarat.

Beberapa narapidana sesuai rekomendasi BPK juga telah dinyatakan bebas yakni

terpidana a.n Musfar Aziz Sesuai Surat No W11.PAS.PAS1.PK.01.01.02-7039, Asep

Triana sesuai Surat No W11.PAS.PAS27-PK.01.01.01-348/2018, Drs. Bahar,MM sesuai

Surat No W27-PAS.PAS1.PK.01.01.02-810 dan Muh Munzir sesuai Surat No W27-

PAS.PAS1.PK.01.05.06-316.

Terhadap beberapa narapidana yang meninggal saat menjalani pidana badan di

Lapas/Rutan dilakukan penghapusan dendanya yakni terpidana a.n Sutan Batugana

(2016) dan Asmadinata (2017)

Dengan memperhatikan hal tersebut, denda dari tahun 2005 s.d 31 Desember 2017

yang dapat ditagihkan adalah sebagai berikut:

Tabel 57. Rincian Denda Per 31 Desember 2017

Uraian Rp

Saldo Denda Terutang Per 31 Desember 2017

Penghapusan Denda (Subsider) s.d. 2017

Saldo Denda Per 31 Desember 2017

66.453.722.600

9.273.000.000

57.180.722.600

F.5. Uang dan Benda Sitaan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap

Terdapat uang dan benda-benda sitaan yang telah berkekuatan hukum tetap baik yang

sampai saat ini belum terlelang, dipergunakan untuk perkara lain maupun yang akan

dikembalikan kepada yang berhak. Daftar barang dimaksud dapat dilihat pada

Lampiran 9.

F.6. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan ke Kementerian Keuangan

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara

namun sampai dengan 31 Desember 2017 belum diserahkan kepada Kementerian

Keuangan. Barang tersebut dikelola oleh Direktorat Gratifikasi Deputi Bidang

Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10.

F.7. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan oleh Pelapor

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik negara

namun sampai dengan 31 Desember 2017 belum diserahkan oleh pelapor ke Direktorat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya 50

Gratifikasi Deputi Bidang Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut dapat dilihat

pada Lampiran 11.

F.8. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2006

tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan Pimpinan

Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (3a) Peraturan Pemerintah Nomor

103 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005

tentang Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Komisi Pemberantasan Korupsi,

Pimpinan, Penasihat, dan Pegawai KPK diberikan Tunjangan Hari Tua (THT).

THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada pimpinan/pegawai saat

pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK. Sampai dengan 31 Desember 2017,

THT 924 peserta dengan nilai sebesar Rp71.990.560.897,00 dikelola dengan metode

syariah oleh PT BNI Life, sedangkan THT 651 peserta dengan nilai sebesar

Rp46.982.479.995,00 dikelola dengan metode konvensional oleh PT Asuransi Jiwasraya

(Persero).

F.9. Rekening Pemerintah

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2015, tidak ditemukan rekening

pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat maupun

Laporan Keuangan KPK.

Rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember 2017 sebanyak 20

rekening. Rekening-rekening ditutup dalam rangka pengurangan jumlah rekening

penampungan lainnya yang dikelola KPK.

Selanjutnya saldo atas rekening – rekening tersebut sejumlah Rp7.342.700.800,00

dipindahkan ke Rekening Penampungan Dana Titipan dengan nomor

0378.01.000168.30.6 dan Jasa Giro sejumlah Rp11.400.465,00 telah disetor ke Kas

Negara. Daftar rekening yang dipertahankan dan ditutup dapat dilihat pada Lampiran

12.

F.10. Piutang Uang Pengganti Terpidana Meninggal Dunia

Berdasarkan Data Ekspirasi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cipinang Tahun 2015

terpidana a.n. Hamdani Amin (2006) meninggal dunia ketika menjalani proses hukuman

kurungan pidana. Terpidana dimaksud masih mempunyai kewajiban kepada Negara

berupa Uang Pengganti sebesar Rp1.068.092.902,00. Untuk kepastian hukum atas

kewajiban Uang Pengganti dimaksud, saat ini KPK sedang dalam proses permintaan

pendapat Jaksa Pengacara Negara apakah kewajiban membayar Uang Pengganti akan

hapus seiring dengan meninggalnya seorang terpidana atau masih melekat ke ahli

waris. Atas piutang tersebut dilakukan penyisihan piutang uang pengganti sebesar

100%.

F.11. Piutang Uang Pengganti Terpidana Sudah Melakukan Subsidier

Terpidana a.n Rustam Syarifuddin Pakaya telah melakukan subsidier uang pengganti

sebesar Rp750.000.000,-. Hal tersebut berdasarkan Surat Lepas dari Kepala Lembaga

Kelas I Cipinang No W10.PAS1.PK.01.01.02-278 Tanggal 28 Februari 2018 tentang

Pemberitahuan Data Ekspirasi Narapidana.

Terpidana a.n Musfar Azis juga sudah melakukan subsidier uang pengganti sebesar

Rp.13.286.084.939,00. Penghapusan piutang Musfar Aziz masih menunggu Surat

Lepas/Data Ekspirasi dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin dan

telah dilakukan penyisihan piutang uang pengganti sebesar 100%.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2017 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pengungkapan-Pengungkapan Lainnya 51

F.12. Revaluasi Aset Tetap

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 Tentang

Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

118/PMK.06/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kembali Barang Milik

Negara, telah dilakukan Revaluasi terhadap seluruh objek revaluasi atas nilai aset tanah

sebesar Rp1.221.313.991.940,00 dan bangunan senilai Rp50.276.105.351,00. Nilai

tersebut berdasarkan dengan Nota Kesepakatan Verifikasi dan Validasi Hasil Penilaian

Kembali BMN Pada Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2017 Tanggal 20 Desember

2017 yang dapat dilihat pada lampiran 13

Hasil revaluasi akan disajikan pada Laporan Keuangan setelah seluruh objek revaluasi di

seluruh K/L Pemerintah Pusat selesai dinilai kembali.