bagian anggaran 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... kpk...

49
BAGIAN ANGGARAN 093 LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN ANGGARAN 2011 (Audited) Jln. H.R Rasuna Said Kav. C.1 Kuningan Jakarta Selatan 12920 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Upload: phungkhuong

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

BAGIAN ANGGARAN 093

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

TAHUN ANGGARAN 2011

(Audited)

Jln. H.R Rasuna Said Kav. C.1 Kuningan Jakarta Selatan 12920 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Page 2: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari
Page 3: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari
Page 4: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (AUDITED)

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dalam Rupiah)

No Uraian TA 2011 TA 2010

Catatan Anggaran Realisasi

(Neto)

Realisasi Di Atas

(bawah) Anggaran

%

Real. Angg.

Anggaran Realisasi %

Real. Angg.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.2.1.

A.I PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH TRANSAKSI

KAS

49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980.250.000 192.465.480.067 125,81

A.I.1 PENERIMAAN NEGARA 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980.250.000 192.465.480.067 125,81

A.I.1.a Penerimaan Perpajakan 0 0 0,00 0 0

A.I.1.b Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1.1. 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980.250.000 192.465.480.067 125,81

A.I.2 HIBAH 0 0 0 0,00 0 0 0,00

A.II PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH TRANSAKSI

NON KAS

0 0 0 0,00 0 0 0,00

A.II.1.a Penerimaan Perpajakan Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

A.II.1.b Penerimaan Negara Bukan Pajak Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

A.II.2 HIBAH NON KAS 0 0 0 0,00 0 0 0,00

JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH (A.I + A.II) 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980.250.000 192.465.480.067 125,81

B BELANJA NEGARA B.2.2

B.I BELANJA TRANSAKSI KAS B.2.2.1 576.589.258.000 296.408.393.815 (280.180.864.185) 51,41 508.507.348.000 268.002.903.040 52,70

B.I.1 Rupiah Murni 540.846.258.000 295.505.198.488 (245.341.059.512) 54,64 431.065.431.000 264.761.561.505 61,42

B.I.1.a Belanja Pegawai B.2.2.1.1 251.842.849.000 179.116.718.923 (72.726.130.077) 71,12 219.471.849.000 157.599.309.217 71,81

B.I.1.b Belanja Barang B.2.2.1.2 143.405.672.000 97.710.377.904 (45.695.294.096) 68,14 131.933.045.000 67.184.682.306 50,92

B.I.1.c Belanja Modal B.2.2.1.3 145.597.737.000 18.678.101.661 (126.919.635.339) 12,83 79.660.537.000 39.977.569.982 50,18

B.I.1.d Pembayaran Bunga Utang 0 0 0,00 0 0 0,00

B.I.1.e Subsidi 0 0 0,00 0 0 0,00

B.I.1.f Hibah 0 0 0,00 0 0 0,00

B.I.1.g Bantuan Sosial 0 0 0,00 0 0 0,00

B.I.1.h Belanja Lain-lain 0 0 0,00 0 0 0,00

Page 5: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

No Uraian TA 2011 TA 2010

Catatan Anggaran Realisasi

(Neto)

Realisasi Di Atas

(bawah) Anggaran

%

Real. Angg.

Anggaran Realisasi %

Real. Angg.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B.I.2 Pinjaman dan Hibah 35.743.000.000 903.195.327 (34.839.804.673) 2,53 77.441.917.000 3.241.341.535 4,19

B.1..2.a Belanja Pegawai 0 0 0,00 0 0 0,00

B.1.2.b Belanja Barang B.2.2.1.2 35.681.288.000 903.195.327 (34.778.092.673) 2,53 37.083.682.000 3.205.841.535 8,64

B.1.2.c Belanja Modal B.2.2.1.3 61.712.000 0 (61.712.000) 0,00 40.358.235.000 35.500.000 0,09

B.1.2.d Pembayaran Bunga Utang 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.1.2.e Subsidi 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.1.2.f Hibah 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.1.2.g Bantuan Sosial 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.1.2.h Belanja Lain-lain 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II BELANJA TRANSAKSI NON KAS B.2.2.2 0 3.820.022.610 3.820.022.610 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Belanja Pegawai Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Belanja Barang Non Kas 0 3.820.022.610 3.820.022.610 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Belanja Modal Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Pembayaran Bunga Utang Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Subsidi Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Hibah Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Bantuan Sosial Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

B.II.1 Belanja Lain-lain Non Kas 0 0 0 0,00 0 0 0,00

JUMLAH BELANJA (B.I + B.II) 576.589.258.000 300.228.416.425 (276.360.841.575) 52,07 508.507.348.000 268.002.903.040 52,70

Jakarta, 31 Desember 2011

Sekretaris Jenderal

Komisi Pemberantasan Korupsi,

Bambang Sapto Pratomosunu

NIP 19521107.197901.1.001

Page 6: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

NERACA (AUDITED)

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NERACA

PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 2011 2010 Kenaikan (Penurunan)

Jumlah %

ASET

ASET LANCAR C.2.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.1.1 0 0 0 0,00

Kas di Bendahara Penerimaan C.2.1.2 0 0 0 0,00

Kas Lainnya dan Setara Kas C.2.1.3 114.918.513 0 114.918.513 0,00

Piutang Bukan Pajak C.2.1.4 441.671.318.958 454.853.776 441.216.465.182 97.001,82

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -

Piutang Bukan Pajak C.2.1.4 (61.728.819.808) 0 (61.728.819.808) 0,00

Piutang Bukan Pajak (Neto) C.2.1.4 379.942.499.150 454.853.776 379.487.645.374 83.430,69

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.2.1.5 9.469.148 0 9.469.148 0,00

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Bagian Lancar TP/TGR

C.2.1.5 (47.346) 0 (47.346) 0,00

Bagian Lancar TP/TGR (Neto) C.2.1.5 9.421.802 0 9.421.802 0,00

Uang Muka Belanja C.2.1.6 511.512.225 33.181.500 478.330.725 1.441,56

Persediaan C.2.1.7 12.190.358.475 16.911.868.460 (4.721.509.985) (27,91)

JUMLAH ASET LANCAR 392.768.710.165 17.399.903.736 375.368.806.429 2.157,30

ASET TETAP C.2.2.

Tanah C.2.2.1 119.363.101.000 119.363.101.000 0 0,00

Peralatan dan Mesin C.2.2.2 168.612.565.621 151.890.411.266 16.722.154.355 11,00

Gedung dan Bangunan C.2.2.3 106.500.000 0 106.500.000 0,00

Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.2.4 52.273.044.234 52.273.044.234 0 0,00

Aset Tetap Lainnya C.2.2.5 44.525.665.290 43.657.175.338 868.489.952 1,98

JUMLAH ASET TETAP 384.880.876.145 367.183.731.838 17.697.144.307 4,81

ASET LAINNYA C.2.3

Aset Tak berwujud C.2.3.1 12.154.550.178 11.169.779.728 984.770.450 8,81

Aset Lain-lain C.2.3.2 1.098.530.337 378.996.590.651 (377.898.060.314) (99,71)

JUMLAH ASET LAINNYA 13.253.080.515 390.166.370.379 (376.913.289.864) (96,60)

JUMLAH ASET 790.902.666.825 774.750.005.953 16.152.660.872 2,08

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.2.4

Utang Kepada Pihak Ketiga C.2.4.1 3.828.046.940 3.891.752.442 (63.705.502) (1,63)

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

3.828.046.940 3.891.752.442 (63.705.502) (1,63)

JUMLAH KEWAJIBAN 3.828.046.940 3.891.752.442 (63.705.502) (1,63)

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR C.2.5

Cadangan Piutang C.2.5.1 379.951.920.952 454.853.776 379.497.067.176 83.432,76

Cadangan Persediaan C.2.5.2 12.190.358.475 16.911.868.460 (4.721.509.985) (27,91)

Dana yang Harus Disediakan untuk

Pembayaran Utang Jangka Pendek C.2.5.3 (3.713.128.427) (3.891.752.442) 178.624.015 (4,58)

Barang/jasa yang masih harus

diterima C.2.5.4 511.512.225 33.181.500 478.330.725 1.441,56

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR 388.940.663.225 13.508.151.294 375.432.511.931 2.779,30

Page 7: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

(dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 2011 2010 Kenaikan (Penurunan)

Jumlah %

EKUITAS DANA INVESTASI C.2.6

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.2.6.1 384.880.876.145 367.183.731.838 17.697.144.307 4,81

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.2.6.2 13.253.080.515 390.166.370.379 (376.913.289.864) (96,60)

JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI

398.133.956.660 757.350.102.217 (359.219.145.557) (47,43)

JUMLAH EKUITAS DANA 787.074.619.885 770.858.253.511 16.216.366.374 2,10

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

790.902.666.825 774.750.005.953 16.152.660.872 2,08

Jakarta, 31 Desember 2011

Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi,

Bambang Sapto Pratomosunu NIP 19521107.197901.1.001

Page 8: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 1

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED)

Rencana Strategis

A. PENJELASAN UMUM

A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009

tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara

Akrual Pada Laporan Keuangan.

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-65/PB/2010

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH KPK

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. Berdasarkan Pasal 6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002, tugas

KPK meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang

berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap

tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak

pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Visi

“Menjadi Lembaga Penggerak Pemberantasan Korupsi yang Berintegritas,

Efektif, dan Efisien”

Misi

a) Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

b) Melakukan supervisi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK.

Page 9: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 2

d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK.

e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Fokus Area

Fokus pelaksanaan tugas KPK pada Renstra KPK 2011-2015 adalah sebagai

berikut:

1) Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak

Hukum (APGAKUM).

Pengertian Grand Corruption adalah tindak pidana korupsi yang

memenuhi salah satu atau lebih kriteria berikut:

a) Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi;

b) Melibatkan aparat penegak hukum;

c) Berdampak luas terhadap kepentingan nasional;

d) Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.

Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.

2) Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest),

meliputi:

a) Ketahanan pangan plus;

b) Ketahanan energi dan lingkungan;

c) Penerimaan negara;

d) Bidang infrastruktur.

3) Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

4) Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham

integritas.

5) Persiapan Fraud Control.

Tujuan Strategis

Efektivitas dan Efisiensi Pemberantasan (Pencegahan dan Penindakan)

Korupsi

Sasaran Strategis

1) Keberhasilan Penanganan Grand Corruption.

2) Efektivitas Penanganan Perkara Korupsi oleh APGAKUM.

3) Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis.

4) Terwujudnya Pelembagaan SIN secara Formal.

5) Terbangunnya Integritas di Sektor Politik.

6) Terbangunnya Konsep Fraud Control sebagai Sistem Pemberantasan

Korupsi yang Terintegrasi.

7) Terwujudnya Integritas Organisasi KPK.

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Page 10: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 3

Untuk pencapaian tujuan dan sasaran KPK, strategi yang digunakan adalah:

1) Pencegahan yang terintegrasi

Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam satu ”paket pencegahan

KPK” yakni dalam rangka membangun Sistem Integritas Nasional (SIN)

sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase.

Pencegahan diawali dengan kajian komprehensif terhadap sistem atau

peraturan atau prosedur pada fokus area yang potensial/rawan terjadi

korupsi, kemudian diberikan rekomendasi/saran perbaikan, dan dipantau

implementasinya oleh KPK hingga tuntas. Secara paralel, dilakukan juga

pendidikan dan kampanye tentang SIN kepada K/L dan CSO untuk

mengubah mindset dan perilaku mereka, dan dilakukan internalisasi dan

impementasi pondasi dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area

secara bertahap (sesuai fase) untuk memperkuat SIN.

Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup kegiatan koordinasi dan

supervisi pencegahan berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan

instansi yang melaksanakan usaha-usaha pencegahan korupsi serta

supervisi layanan publik.

2) Penindakan yang terintegrasi

Penindakan yang dilakukan terhadap grand corruption sesuai dengan

fokus area pada masing-masing fase, dengan pembangunan kasus (case

building) yang bersumber dari:

a) Pengaduan masyarakat yang potensial mengandung grand corruption.

b) Proaktif investigasi

Penanganan kasus nin grand corruption bisa dilakukan:

a) Ditangani oleh KPK.

b) Dilimpahkan kepada instansi penegak hukum lain dengan mekanisme

koordinasi dan supervisi secara berjenjang.

3) Pencegahan dan Penindakan yang terintegrasi

Terhadap fokus area yang telah dilakukan penindakan, akan dilakukan

perbaikan (recovery) melalui pencegahan. Atau sebaliknya, penindakan

akan dilakukan apabila pencegahan yang dilakukan terhadap fokus area

tidak efektif (belum berhasil).

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas

dengan fokus area periode 2011-2015 digambarkan dalam peta strategi

sebagai berikut:

Page 11: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 4

Pendapatan

PENDAPATAN KPK

Pada TA 2011, realisasi Pendapatan KPK yang disetor ke kas negara

dan kas daerah/BUMN/BUMD adalah sebesar Rp139.595.650.463,30.

Realisasi pendapatan yang disetor ke kas daerah/BUMN/BUMD

adalah sebesar Rp65.683.456.137,30. Sedangkan realisasi yang disetor ke

kas negara dapat dibedakan menjadi realisasi bruto, yaitu realisasi sebelum

dikurangi pengembalian PNBP dan realisasi neto, yaitu realisasi setelah

dikurangi pengembalian PNBP. Realisasi bruto adalah sebesar

Rp103.541.754.145,00 atau 207,46 persen dari estimasi pendapatan dan

realisasi neto sebesar Rp73.912.194.326,00 atau 148,09 persen dari

estimasi pendapatan.

Dibandingkan dengan realisasi pendapatan bruto tahun 2010 sebesar

Rp192.601.900.067,00, realisasi pendapatan KPK tahun 2011 baik yang

disetor ke kas negara maupun ke kas daerah/BUMN/BUMD, mengalami

penurunan sebesar Rp53.006.249.604,00 atau minus 27,52 persen.

Penurunan ini pada umumnya disebabkan oleh fluktuasi nilai kerugian

keuangan negara dari perkara yang ditangani KPK.

Page 12: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 5

Belanja

BELANJA KPK

Realisasi belanja transaksi kas pada tahun 2011 adalah sebesar bruto

(sebelum dikurangi pengembalian belanja) Rp297.122.350.109,00 atau

51,53 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam DIPA sebesar

Rp576.589.258.000,00. Sedangkan realisasi belanja transaksi kas neto

(setelah dikurangi pengembalian belanja) adalah sebesar

Rp296.408.393.815,00 atau 51,41 persen dari estimasi belanja. Realisasi

belanja tersebut berasal dari realisasi belanja rupiah murni dan hibah.

Realisasi belanja rupiah murni bruto adalah sebesar

Rp296.219.154.782,00 atau 54,77 persen dari yang dianggarkan sebesar

Rp540.846.258.000,00. Sedangkan realisasi belanja rupiah murni netto

adalah sebesar Rp295.505.198.488,00 atau 54,64 persen dari anggarannya.

Menurut jenis belanja, realisasi bruto tersebut berasal dari belanja

pegawai sebesar Rp179.639.374.466,00 atau 71,33 persen dari anggaran,

belanja barang sebesar Rp97.901.678.655,00 atau 68,27 persen dari

anggaran, dan belanja modal sebesar Rp18.678.101.661,00 atau 12,83

persen dari anggaran.

Rendahnya penyerapan belanja rupiah murni disebabkan antara lain

oleh:

a) Pelaksanaan kegiatan yang selalu mengedepankan efektifitas dan

efisiensi dalam pelaksanaannya sehingga terjadi penghematan dalam

penggunaan anggaran operasional.

b) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa sebesar Rp

9.945.673.546,00.

Realisasi belanja hibah kas mencapai Rp903.195.327,00 atau 2,53

persen dari yang dianggarkan sebesar Rp35.743.000.000,00. Tidak ada

pengembalian belanja hibah sepanjang TA 2011 sehingga angka bruto dan

netto untuk belanja hibah sama.

Rendahnya realisasi anggaran hibah disebabkan oleh masuknya

alokasi hibah dalam bentuk barang/jasa ke dalam DIPA KPK 2011. Dari

Rp35.743.000.000,00 hibah yang masuk DIPA KPK, yang diterima KPK

dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan hanya sebesar

Rp2.170.000.000,00. Sisanya sebesar Rp33.573.000.000,00 merupakan

hibah dalam bentuk barang/jasa.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata

Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang

dicantumkan dalam DIPA adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang

untuk membiayai kegiatan, sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa

cukup dicantumkan dalam LRA dan diungkap dalam CaLK.

Sedangkan realisasi hibah non kas adalah sebesar

Rp3.820.022.610,00. Terdapat realisasi hibah non kas dari: (i) Uni Eropa –

Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia; (ii) Norway -

Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in Indonesia; (iii)

CIDA 2 – Project Support to Indonesia’s Island Integrity Program for Sulawesi

(SIPS); (iv) USAID – Millenium Challenge Corporation (MCC) Indonesia/Control

of Corruption Project, belum dapat diproses ke Kementerian Keuangan karena

masih menunggu hasil audit dari negara donor dan proses penilaian dari

Page 13: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 6

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Khusus untuk hibah GIZ – Project Support for Anti Corruption Clearing

House of CEC, tidak dapat dilakukan pengesahan karena terlambat

diterimanya Berita Acara Serah Terima (lihat CaLK LRA).

Realisasi belanja berdasarkan program dapat dilihat pada tabel 1

berikut ini: Tabel 1

Realisasi Anggaran Berdasarkan Program

(dalam rupiah)

No Program Anggaran Realisasi Bruto Realisasi Neto % Bruto

1. Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPK

404.194.995.000 218.285.114.314 217.760.773.056 54,00

2. Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi

172.394.263.000 78.837.235.795 78.647.620.759 45,73

576.589.258.000 297.122.350.109 296.408.393.815 51,53

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan KPK tahunan merupakan laporan yang mencakup

seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan termasuk di

dalamnya jenjang struktural di bawah KPK seperti eselon I dan II yang

bertanggungjawab atas otorisasi kredit anggaran yang diberikan kepadanya.

KPK merupakan satuan kerja dan tidak ada satuan kerja lain dibawah

lembaga KPK.

Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI),

yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga (LKKL) yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan

Realisasi Anggaran seluruh unit organisasi yang berada di bawah KPK.

Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan Negara dan Belanja.

2. Neraca

Neraca disusun berdasarkan kompilasi data dari unit-unit terkait di

lingkungan KPK dan disusun melalui SAI.

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang

pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar terinci

atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi

Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.

Data BMN yang disajikan dalam neraca ini telah seluruhnya diproses

melalui SIMAK-BMN.

Page 14: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 7

Kebijakan Akuntansi

Pendapatan

Belanja

Aset

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu

basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya

pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau

dikeluarkan dari KUN.

Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui

berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan

timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima

atau dikeluarkan dari KUN.

Penyusunan dan penyajian LK TA 2011 telah mengacu pada Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dalam penyusunan LK KPK telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan

keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK KPK

adalah:

(1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas

dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi

pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya

(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan

sesuai dengan jenis pendapatan.

(2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat

terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara

pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban

atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan di muka (face) laporan

keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja, sedangkan di

Catatan atas Laporan Keuangan, belanja disajikan menurut klasifikasi

organisasi dan fungsi.

(3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat

diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam

pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan,

kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada

saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Page 15: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 8

Aset Lancar

Aset Tetap

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera

untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu

12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri

dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas

dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan

kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul

berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusannya. Untuk

piutang gratifikasi, seluruhnya masih dikategorikan memiliki kualitas

lancar, sampai piutang tersebut diserahkan kepada Panitia Urusan

Piutang Negara (PUPN). Sedangkan piutang uang pengganti,

seluruhnya masih dikategorikan memiliki kualitas lancar, sampai

para terpidana diketahui telah menjalani tambahan pidana penjara

sebagai subsitusi dari kewajiban membayar uang pengganti atau

terpidana tersebut menyerahkan pernyataan mengenai tidak sanggup

membayar uang pengganti.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

disajikan sebagai Bagian lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk

dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,

- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,

- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh KPK

maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan harga

perolehan.

Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari

2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:

(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari

Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), dan

(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama

dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali

Page 16: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 9

Aset Lainnya

pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap

lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak

kesenian.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai Satuan

Minimum Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di atas

dicatat didalam buku inventaris di luar pembukuan

(ekstrakomptabel). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor:01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi

Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berdasarkan surat Kanwil Ditjen Kekayaan Negara No. S.

122/WKN.7/2008 tanggal 6 Februari 2008 perihal Koreksi/Update

Data SABMN pada Satker dan Kementerian/Lembaga, setiap instansi

diminta untuk melakukan koreksi atas nilai aset tetap yang diperoleh

tahun 2004 ke bawah. Sejak TA. 2007, Laporan Keuangan KPK telah

menerapkan kebijakan pemerintah tersebut di atas.

Selain itu, berdasarkan Surat Direktur Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Nomor: S-190/PB.6/2012 tanggal 9 Januari 2012 hal

Penyisihan Piutang Tak Tertagih di KPK RI, piutang gratifikasi dan

uang pengganti di reklasifikasi dari Aset Lain-lain ke piutang PNBP di

Aset Lancar. Mulai TA 2011, Laporan Keuangan KPK telah

menerapkan hal ini.

c. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar dan aset

tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo

lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang

Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset

pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintahan yang

dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah

dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan

penjualan angsuran.

TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/

pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai

akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang

melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut

atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.

Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua

pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan

kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset

dan/atau hak usaha yang dimiliki.

Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan kas atau dana yang

alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan

Page 17: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 10

Kewajiban

tertentu seperti kas besi perwakilan RI di luar negeri, rekening dana

reboisasi, dan dana moratorium Nias dan NAD.

Aset tak berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak

mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi

software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten,

goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan

manfaat jangka panjang.

Aset lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan

ke dalam TPA, tagihan TGR, Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, maupun

Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset

tetap KPK yang dihentikan dari penggunaan aktifnya. Serta uang

pengganti yang belum dibayar terpidana

Di samping itu, piutang macet KPK yang dialihkan penagihannya

kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara, juga

termasuk dalam kelompok Aset lain-lain.

(4) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain

karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat,

lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga

internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan

dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat

dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang

mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua

belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang,

Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari

dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar

nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat

pertama kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan

penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan

lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan

menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

Page 18: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 11

Ekuitas Dana

(5) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara

aset dan utang KPK. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana

Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan

selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana

Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban

jangka panjang.

Page 19: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 12

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN

REALISASI ANGGARAN

B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI

Pendapatan

Pendapatan KPK dapat dikategorikan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) dan non PNBP. Pendapatan non PNBP merupakan pendapatan yang

dihasilkan dari pelaksanaan tugas fungsi KPK namun tidak dapat disetorkan ke kas

negara, karena berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum

tetap (inkracht) pendapatan tersebut harus disetorkan ke kas daerah atau lainnya.

Pada TA 2011, realisasi Pendapatan KPK yang disetor ke kas negara dan kas

daerah/BUMN/BUMD adalah sebesar Rp139.595.650.463,30.

Realisasi pendapatan yang disetor ke kas daerah/BUMN/BUMD adalah sebesar

Rp65.683.456.137,30. Sedangkan realisasi PNBP yang disetor ke kas negara dapat

dibedakan menjadi realisasi bruto, yaitu realisasi sebelum dikurangi pengembalian

PNBP dan realisasi neto, yaitu realisasi setelah dikurangi pengembalian PNBP.

Realisasi bruto adalah sebesar Rp103.541.754.145,00 atau 207,46 persen dari

estimasi pendapatan dan realisasi neto sebesar Rp73.912.194.326,00 atau 148,09

persen dari estimasi pendapatan.

Belanja

Belanja KPK terdiri dari belanja transaksi kas dan belanja transaksi non kas.

Belanja transaksi kas merupakan belanja yang dananya telah dianggarkan dalam

DIPA KPK, sedangkan belanja transaksi non kas merupakan belanja yang berasal

dari hibah dalam bentuk barang/jasa dimana dana hibah dimaksud tidak masuk

dalam DIPA KPK.

Realisasi belanja transaksi kas pada tahun 2011 adalah sebesar bruto (sebelum

dikurangi pengembalian belanja) Rp297.122.350.109,00 atau 51,53 persen dari

jumlah yang dianggarkan dalam DIPA sebesar Rp576.589.258.000,00. Sedangkan

realisasi belanja transaksi kas neto (setelah dikurangi pengembalian belanja)

adalah sebesar Rp296.408.393.815,00 atau 51,41 persen dari estimasi belanja.

Realisasi belanja tersebut berasal dari realisasi belanja rupiah murni dan hibah.

Realisasi belanja rupiah murni bruto adalah sebesar Rp296.219.154.782,00 atau

54,77 persen dari yang dianggarkan sebesar Rp540.846.258.000,00. Sedangkan

realisasi belanja rupiah murni neto adalah sebesar Rp295.505.198.488,00 atau

54,64 persen dari anggarannya.

Realisasi belanja hibah mencapai Rp903.195.327,00 atau 2,53 persen dari yang

dianggarkan sebesar Rp35.743.000.000,00. Tidak ada pengembalian belanja hibah

sepanjang TA 2011 sehingga angka bruto dan neto untuk belanja hibah sama.

Khusus realisasi belanja transaksi non kas sebesar Rp3.820.022.610,00

merupakan belanja hibah yang diterima langsung oleh KPK berupa barang/jasa.

Realisasi Anggaran KPK 2011 disajikan dalam tabel 2 berikut ini:

Page 20: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 13

Realisasi Pendapatan Keuangan Negara Rp139.595.650.463,30

Tabel 2 Realisasi Anggaran TA. 2011

(dalam rupiah)

No Uraian Anggaran Realisasi Bruto Realisasi Netto % Real. Angg Bruto

1 Pendapatan Negara dan Hibah

49.908.793.000 103.541.754.145 73.912.194.326 207,46

PNBP 49.908.793.000 103.541.754.145 73.912.194.326 207,46

2 Belanja Negara 576.589.258.000 300.942.372.719 300.228.416.425 52,19

Belanja Transaksi Kas

576.589.258.000 297.122.350.109 296.408.393.815 51,53

Belanja RM 540.846.258.000 296.219.154.782 295.505.198.488 54,77

Belanja Hibah 35.743.000.000 903.195.327 903.195.327 2,53

Belanja Transaksi Non Kas

0 3.820.022.610 3.820.022.610 -

Belanja Barang Non Kas

0 3.820.022.610 3.820.022.610 -

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B.2.1. Pendapatan Keuangan Negara

Realisasi Pendapatan yang yang disetorkan ke kas negara dan kas

daerah/BUMN/BUMD adalah sebesar Rp139.595.650.463,30. Dari jumlah tersebut,

sebesar Rp73.912.194.326,00 disetorkan ke kas negara, sedangkan sisanya

sebesar Rp65.683.456.137,30 disetorkan ke kas daerah/BUMN/BUMD, dengan

rincian sebagai berikut:

Dasar Putusan Jenis Penyetoran Jumlah

MA RI No.2444 K/PID.SUS/2010 Tanggal 10 Januari 2010

Uang rampasan, a.n Uce Karna Suganda &

Abas Suhari Somantri

Bank Jabar 22.055.235.000,00

MA RI No. 1986K/PID.SUS/2010 Tanggal 4 Januari 2010

Uang pengganti, a.n Umar Sjarifuddin

Bank Jabar 3.886.142.000,00

MA RI No.2814K/PID.SUS/2010

Tanggal 2 Februari 2010

Uang pengganti, a.n

Eddi Setiadi

Bank Jabar 565.000.000,00

No.26/PID.B/TPK/2010/

PN.JKT.PST. Tanggal 11 Januari 2011

Uang rampasan, a.n

Dedy Suwardi

Bank Jabar 550.000.000,00

No.26/PID.B/TPK/2010/

PN.JKT.PST.

Tanggal 11 Januari 2011

Uang rampasan, a.n

Roy Yuliandri, Muhamad Yasid dan Dien Rajanamulya

Bank Jabar 1.285.000.000,00

MA RI No.1305K/Pid.Sus/2009

Tanggal 27 Oktober 2009

Uang pengganti, a.n

Drs.Izzat Husein,MM

Kas Pemkab

Lombok Barat

29.629.559.819,00

MA RI No.224K/PID.SUS/2010 Tanggal 3 Maret 2010

Uang rampasan, a.n Ismunarso

Kas Pemkab Situbondo

1.989.019.318,30

No.03/PID.TPK/2011/PN.TK

Tanggal 25 Agustus 2011

Uang rampasan, a.n

Hariadi Sadono

PT.PLN

Lampung

2.314.500.000,00

MA RI No.1125K/Pid.Sus/2011

Tanggal 27 Juli 2011

Uang Pengganti, a.n Ir.Budi Harsono

PT.PLN Lampung

3.409.000.000,00

JUMLAH 65.683.456.137,30

Komposisi pendapatan yang disetorkan ke kas negara dengan yang disetorkan ke

kas daerah/BUMN/BUMD untuk TA. 2011 dan 2010 dapat dilihat pada grafik

Page 21: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 14

Realisasi PNBP bruto Rp103.541.754.145,00

berikut:

Grafik 1

Perbandingan Penyetoran Pendapatan KPK

Dibandingkan dengan realisasi pendapatan bruto tahun 2010 sebesar

Rp192.601.900.067,00, realisasi pendapatan KPK tahun 2011 baik yang disetor ke

kas negara maupun ke kas daerah/BUMN/BUMD, mengalami penurunan sebesar

Rp53.006.249.604,00 atau minus 27,52 persen. Penurunan ini pada umumnya

disebabkan oleh fluktuasi nilai kerugian keuangan negara dari perkara yang

ditangani.

B.2.1.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

PNBP KPK tahun 2011 adalah sebesar bruto Rp103.541.754.145,00 dan berasal

dari (a) PNBP Fungsional (penerimaan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

KPK) sebesar bruto Rp102.008.175.766,00 dan (b) PNBP umum (penerimaan yang

terdapat pada semua kementerian negara/lembaga) sebesar Rp1.533.578.379,00.

(a) PNBP Fungsional

Rincian realisasi bruto PNBP fungsional dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini: (dalam rupiah)

Jenis Pendapatan TA 2011 TA 2010 % Naik (Turun)

Pendapatan Jasa Giro 1.692.202.544 2.957.906.610 (42,79)

Pendapatan Hasil Denda 8.046.700.000 5.842.000.000 37,74

Pendapatan Ongkos Perkara 619.500 505.000 22,67

Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi

Yang Telah Ditetapkan Pengadilan

5.901.344.000 137.390.086.477 (95,70)

Pendapatan Gratifikasi Yang Ditetapkan

KPK Menjadi Milik Negara

3.153.554.370 3.053.293.049 3,28

Pendapatan uang pengganti TPK yang ditetapkan Pengadilan

76.480.652.852 40.282.956.146 89,86

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK 6.729.632.500 2.904.129.880 131,73

Pendapatan Hasil Pengembalian Uang

Negara

3.470.000 0 -

JUMLAH 102.008.175.766 192.430.877.162 (46,99)

Page 22: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 15

Grafik 2

Realisasi PNBP Fungsional

Pengembalian Pendapatan

Khusus Pendapatan Uang Pengganti, terjadi penarikan kembali PNBP dari rekening

kas negara dan dialihkan ke rekening Pemerintah Kabupaten Lombok Barat

sebesar Rp29.629.559.819,00.

Dengan demikian, PNBP KPK neto tahun 2011 adalah sebesar

Rp73.912.194.326,00, terdiri dari (a) PNBP Fungsional neto sebesar

Rp72.378.615.947,00 dan (b) PNBP umum sebesar Rp1.533.578.379,00.

(b) PNBP Umum

Rincian realisasi bruto PNBP umum dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah

ini: (dalam rupiah)

Jenis Pendapatan TA 2011 TA 2010 % Naik

(Turun)

Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/

dihapuskan

217.900.000 0 -

Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

974.855.136 57.068.574 1.608,22

Penerimaan Kembali Belanja Lainnya RM TAYL 35.500.881 0 -

Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL 237.429.721 82.955.652 186,21

Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang

Diderita Oleh Negara

54.557.491 0 -

Pendapatan Anggaran Lain-lain 13.335.150 30.998.679 (56,98)

JUMLAH 1.533.578.379 171.022.905 796,71

Page 23: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 16

Realisasi Belanja Negara bruto Rp297.122.350.109,00

Grafik 3

Realisasi PNBP Umum

B.2.2. Belanja Negara

B.2.2.1. Belanja Transaksi Kas

Realisasi belanja bruto untuk transaksi kas tahun 2011 adalah sebesar

Rp297.122.350.109,00 atau 51,53 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam

DIPA sebesar Rp576.589.258.000,00. Sedangkan realisasi belanja neto untuk

transaksi kas adalah sebesar Rp296.408.393.815,00 atau 51,41 persen dari

estimasi belanja. Dibandingkan dengan TA 2010, realisasi belanja bruto KPK TA

2011 lebih tinggi Rp28.266.392.516,00 atau 10,51 persen.

Dari realisasi belanja bruto KPK secara keseluruhan yaitu sebesar 51,53 persen,

realisasi belanja bruto rupiah murni adalah sebesar 54,77 persen dari jumlah yang

dianggarkan. Sedangkan realisasi belanja hibah mencapai 2,53 persen dari yang

dianggarkan

Rendahnya penyerapan belanja rupiah murni disebabkan antara lain oleh:

a) Pelaksanaan kegiatan yang selalu mengedepankan efektifitas dan efisiensi

dalam pelaksanaannya sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan

anggaran operasional.

b) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa sebesar Rp

9.945.673.546,00.

Sedangkan rendahnya realisasi anggaran hibah disebabkan oleh:

Alokasi hibah dalam bentuk barang/jasa ke dalam DIPA KPK 2011.

Dari Rp35.743.000.000,00 hibah yang masuk DIPA KPK, yang diterima KPK

dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan hanya sebesar

Rp2.170.000.000,00. Sisanya sebesar Rp33.573.000.000,00 merupakan hibah

dalam bentuk barang/jasa.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang

dicantumkan dalam DIPA adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk

membiayai kegiatan, sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa cukup

Page 24: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 17

dicantumkan dalam LRA dan diungkap dalam CaLK.

Mengingat PP tersebut terbit setelah terbitnya DIPA Tahun 2011, maka nilai

Rp33.573.000.000,00 tetap melekat dalam DIPA.

Dengan demikian, realisasi hibah KPK untuk belanja transaksi kas sebesar

Rp903.195.327,00 dengan nilai pagu Rp2.170.000.000,00 adalah 41,62

persen.

Komposisi realisasi belanja bruto disajikan dalam grafik 4 berikut ini:

Grafik 4

Komposisi Alokasi Belanja TA 2011 dan 2010

Belanja

Realisasi belanja menurut jenis belanja terdiri dari (i) Belanja Pegawai, (ii) Belanja

Barang, dan (iii) Belanja Modal.

Rincian Anggaran dan realisasi belanja per jenis belanja menurut sumber

pembiayaan dapat dilihat pada tabel 3, 4, dan 5 berikut ini:

Tabel 3

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2011 per Jenis Belanja (Rupiah Murni dan Hibah)

(dalam rupiah)

Kode Jenis

Belanja

Jenis Belanja Anggaran Realisasi

Bruto

Realisasi

Netto

%

Bruto

51 Belanja

pegawai

251.842.849.000 179.639.374.466 179.116.718.923 71,33

52 Belanja Barang

179.086.960.000 98.804.873.982 98.613.573.231 55,17

53 Belanja Modal 145.659.449.000 18.678.101.661 18.678.101.661 12,82

JUMLAH 576.589.258.000 297.122.350.109 296.408.393.815 51,53

Page 25: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 18

Pengembalian Belanja Rp713.956.294,00

Tabel 4

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2011 per jenis Belanja (Rupiah Murni)

(dalam rupiah)

Kode Jenis

Belanja

Jenis Belanja

Anggaran Realisasi Bruto

Realisasi Netto

% Bruto

51 Belanja Pegawai

251.842.849.000 179.639.374.466 179.116.718.923 71,33

52 Belanja Barang

143.405.672.000 97.901.678.655 97.710.377.904 68,27

53 Belanja Modal

145.597.737.000 18.678.101.661 18.678.101.661 12,83

JUMLAH 540.846.258.000 296.219.154.782 295.505.198.488 54,77

Tabel 5

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2011 Per jenis belanja

(Hibah) (dalam rupiah)

Kode

Jenis Belanja

Jenis

Belanja

Anggaran Realisasi

Bruto

Realisasi

Netto

%

Bruto

51 Belanja pegawai

0 0 0

52 Belanja Barang

35.681.288.000 903.195.327 903.195.327 2,53

53 Belanja Modal

61.712.000 0 0 -

JUMLAH 35.743.000.000 903.195.327 903.195.327 2,53

Pengembalian Belanja

Sampai dengan akhir TA 2011, terdapat pengembalian belanja sebesar

Rp713.956.294,00 yang berasal dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Rincian

pengembalian belanja dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6

Pengembalian Belanja TA 2011

(dalam rupiah)

Akun Uraian Belanja Realisasi Pengembalian

511511 Belanja Pokok Pegawai Non PNS 178.292.232

511512 Belanja Tunjangan Pegawai Non PNS 344.363.311

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 24.471.715

524119 Belanja Perjalanan Lainnya 25.186.598

524219 Belanja Perjalanan lainnya – Luar Negeri 141.642.438

JUMLAH 713.956.294

Pengembalian belanja yang terkait dengan belanja pegawai diantaranya

disebabkan oleh beberapa pegawai yang keluar dari KPK pada pertengahan bulan,

sedangkan gaji telah dibayarkan untuk periode satu bulan sehingga kelebihan gaji

yang telah diterima dikembalikan ke kas negara.

Pengembalian belanja perjalanan dinas disebabkan terutama oleh penggunaan

Page 26: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19

Belanja Pegawai Bruto Rp179.639.374.466,00

Belanja Barang Bruto Rp98.804.873.982,00

metode langsung (SPM-LS Bendahara) untuk perjalanan dinas.

B.2.2.1.1. Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai bruto TA 2011 adalah sebesar Rp179.639.374.466,00

atau 71,33 persen dari anggarannya. Dibandingkan dengan TA 2010, realisasi

Belanja Pegawai bruto TA 2011 lebih tinggi sebesar Rp21.684.651.302,00 atau

13,73 persen. Sedangkan realisasi Belanja Pegawai netto TA 2011 sebesar

Rp179.116.718.923,00 atau 71,12 persen dari anggarannya.

Belum optimalnya realisasi belanja pegawai disebabkan tidak terealisasinya

rencana penambahan pegawai KPK pada tahun 2011 dan keluarnya beberapa

pegawai sebelum berakhirnya tahun anggaran.

Rincian realisasi Belanja Pegawai bruto/netto adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Akun TA 2011 Bruto

TA 2011

Neto

TA 2010

Bruto

% naik

(turun) Bruto

Belanja Gaji dan

Tunjangan Pejabat Negara

5.031.028.671 5.031.028.671 4.358.694.775 15,43

Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai non PNS

174.608.345.795 174.085.690.252 153.596.028.389 13,68

Total 179.639.374.466 179.116.718.923 157.954.723.164 13,73

B.2.2.1.2. Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang bruto TA 2011 adalah sebesar Rp98.804.873.982,00 atau

55,17 persen dari anggarannya. Dibandingkan dengan TA 2010, realisasi Belanja

Barang bruto TA 2011 lebih tinggi Rp27.916.709.535,00 atau 39,38 persen.

Sedangkan realisasi Belanja Barang neto TA 2011 sebesar Rp98.613.573.231,00

atau 55,06 persen dari anggarannya.

Rendahnya realisasi belanja barang secara keseluruhan yaitu sebesar 55,17 persen

secara umum disebabkan oleh belum optimalnya penyerapan belanja barang

rupiah murni dan rendahnya realisasi belanja barang dari hibah. Realisasi Belanja

Barang bruto Rupiah Murni sebesar Rp97.901.678.655,00 atau 68,27 persen dari

anggarannya, sedangkan realisasi Belanja Barang Hibah sebesar

Rp903.195.327,00 atau 2,53 persen dari anggarannya.

Rendahnya realisasi belanja barang rupiah murni disebabkan antara lain oleh:

a) Pelaksanaan kegiatan yang selalu mengedepankan efektifitas dan efisiensi

dalam pelaksanaannya sehingga terjadi penghematan dalam penggunaan

anggaran operasional.

b) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa sebesar Rp

9.945.673.546,00.

Sedangkan rendahnya realisasi belanja barang hibah disebabkan oleh:

Alokasi hibah dalam bentuk barang/jasa ke dalam DIPA KPK 2011.

Dari Rp35.743.000.000,00 hibah yang masuk DIPA KPK, yang diterima KPK

dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan hanya sebesar

Rp2.170.000.000,00. Sisanya sebesar Rp33.573.000.000,00 merupakan hibah

dalam bentuk barang/jasa.

Page 27: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20

Belanja Modal Bruto/Neto Rp18.678.101.661,00

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang

dicantumkan dalam DIPA adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk

membiayai kegiatan, sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa cukup

dicantumkan dalam LRA dan diungkap dalam CaLK.

Mengingat PP tersebut terbit setelah terbitnya DIPA Tahun 2011, maka nilai

Rp33.573.000.000,00 tetap melekat dalam DIPA.

Dengan demikian, realisasi hibah KPK untuk belanja transaksi kas sebesar

Rp903.195.327,00 dengan nilai pagu Rp2.170.000.000,00 adalah 41,62

persen.

Rincian masing-masing realisasi Belanja Barang bruto/neto adalah sebagai berikut:

- Rupiah Murni: (dalam rupiah)

Akun TA 2011 Bruto

TA 2011 Neto

TA 2010 Bruto

% naik

(turun) Bruto

Belanja Barang Operasional 17.600.189.516 17.575.717.801 12.623.735.613 39,42

Belanja Barang Non Operasional

23.515.346.604 23.515.346.604 14.869.225.095 58,15

Belanja Jasa 26.372.602.486 26.372.602.486 17.630.679.548 49,58

Belanja Pemeliharaan 5.856.604.101 5.856.604.101 5.103.708.373 14,75

Belanja Perjalanan Dalam Negeri

19.227.136.912 19.201.950.314 13.864.479.201 38,68

Belanja Perjalanan Luar Negeri

5.329.799.036 5.188.156.598 3.590.495.082 48,44

Jumlah 97.901.678.655 97.710.377.904 67.682.322.912 44,65

- Hibah: (dalam rupiah)

Akun TA 2011 Bruto

TA 2011 Neto

TA 2010 Bruto

% naik (turun) Bruto

Belanja Barang Operasional 0 0 0 0

Belanja Barang Non Operasional

613.847.708 613.847.708 3.205.841.535 (80,85)

Belanja Jasa 142.071.632 142.071.632 0 -

Belanja Pemeliharaan 0 0 0 -

Belanja Perjalanan Dalam Negeri

62.543.728 62.543.728 0 -

Belanja Perjalanan Luar Negeri

84.732.259 84.732.259 0 -

Jumlah 903.195.327 903.195.327 3.205.841.535 (71,83)

B.2.2.1.3. Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal bruto/neto TA. 2011 adalah sebesar

Rp18.678.101.661,00 atau 12,83 persen dari anggarannya. Dibandingkan dengan

TA 2010, Belanja Modal TA 2011 lebih rendah Rp21.334.968.321,00 atau 53,32

persen. Tidak ada pengembalian belanja untuk Belanja Modal sehingga angka bruto

dan neto Belanja Modal sama.

Page 28: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21

Rendahnya realisasi belanja modal disebabkan antara lain oleh adanya

pemblokiran dana rencana renovasi gedung pinjaman sebesar

Rp72.293.960.000,00.

Rincian realisasi Belanja Modal bruto/neto adalah sebagai berikut:

- Rupiah Murni (dalam rupiah)

Akun TA 2011 TA 2010 % naik (turun)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 16.718.341.259 37.792.624.939 (55,76)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 917.517.492 1.448.308.614 (36,65)

Belanja Modal Jaringan 0 0 -

Belanja Modal Fisik Lainnya 1.042.242.910 736.636.429 41,49

Jumlah 18.678.101.661 39.977.569.982 (53,28)

- Hibah (dalam rupiah

Akun TA 2011 TA 2010 % naik (turun)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0 35.500.000 -

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 0 0,00

Belanja Modal Jaringan 0 0 0,00

Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0,00

Jumlah 0 35.500.000 -

B.2.2.2. Transaksi Non Kas

Belanja barang non kas sebesar Rp3.820.022.610,00 merupakan realisasi

penerimaan hibah langsung berupa barang dan jasa berasal dari:

1) USAID (reg no.71158801) sebesar Rp3.015.227.610,00 berdasarkan Memo

Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga nomor: 00008

tanggal 31 Desember 2011 dan Surat Pengesahan Hibah Barang dan Jasa

Nomor: SPHBJ-0037/PU.6/2011 tanggal 1 Desember 2011. Merujuk kepada

Grant Agreement Nomor: 001/SIAP1/052011 tanggal 12 Mei 2011, nilai hibah

USAID adalah sebesar Rp45.338.559.200,00 equivalen USD 5.152.109,00.

Sehingga nilai realisasi tersebut di atas setara dengan 6,65% dari nilai hibah.

2) World Bank – TF 090675 (reg no. 70880201) sebesar Rp804.795.000,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga nomor: 00009 tanggal 31 Desember 2011 dan Surat Pengesahan

Hibah Barang dan Jasa Nomor: SPHBJ-0035/PU.6/2011 tanggal 25 November

2011. Dengan pagu sebesar Rp1.800.000.000,00 maka realisasi hibah world

bank – TF 090675 adalah sebesar 44,71%.

Sedangkan realisasi hibah barang/jasa yang belum mendapat pengesahan adalah

sebagai berikut:

a. Uni Eropa – Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia

Berdasarkan Financing Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan The

European Commission pada tanggal 23 Juni 2008, KPK menerima hibah dalam

bentuk barang dan jasa untuk proyek Strengthening the Rule of Law and

Security in Indonesia dengan nomor registrasi 70775701, berupa penguatan

Page 29: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22

koordinasi dan supervisi, penguatan kapasitas SDM penegak hukum melalui

pelatihan, dan kampanye serta penguatan implementasi, monitoring, dan

evaluasi strategi nasional anti korupsi.

Sesuai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Hibah tanggal 15 November 2011,

realisasi periode 1 November 2010 s.d 31 Oktober 2011 adalah sebesar

Eur686.075,00 setara dengan Rp8.412.030.750,00. Termasuk dalam realisasi

s.d 31 Oktober 2011 adalah realisasi tahun 2010 sebesar

Rp2.100.000.000,00.

Realisasi s.d 31 Oktober 2011 belum dapat diproses pengesahannya ke

Kementerian Keuangan karena menunggu laporan audit dari pihak donor.Uni

Eropa (reg no. 70775701) sebesar Rp8.412.030.750,00

b. Norway - Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in Indonesia

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Teknis antara KPK dengan United Nations

Office on Drugs and Crime (UNODC) tanggal 4 Februari 2011, KPK menerima

hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek Strengthening the Capacity

of Anti-Corruption Institutions in Indonesia dengan nomor register 71431901,

berupa pelaksanaan kampanye anti korupsi dan pelaksanaan pelatihan anti

korupsi.

Sesuai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Hibah tanggal 15 November 2011,

realisasi sampai dengan 31 Oktober 2011 adalah sebesar USD1.149.470,00

atau setara dengan Rp10.339.482.650,00 (kurs USD1,00 = Rp8.995,00).

Realisasi s.d 31 Oktober 2011 belum dapat diproses pengesahannya ke

Kementerian Keuangan karena menunggu laporan audit dari pihak donor.

c. CIDA 2 – Project Support to Indonesia’s Island Integrity Program for Sulawesi

(SIPS)

Berdasarkan Memorandum of Understanding antara Pemerintah Indonesia dan

Pemerintah Kanada pada tanggal 14 Mei 2009, KPK menerima hibah dalam

bentuk barang dan jasa untuk proyek The Support to Indonesia’s Island Integrity

Program for Sulawesi (SIPS) dengan nomor register 70876401, berupa

pengadaan peralatan dan kendaraan, pengadaan jasa konsultan, biaya

operasional, training dan workshop.

Sesuai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Hibah tanggal 11 November 2011,

realisasi sampai dengan September 2011 adalah sebesar Can $1.006.608,00

atau setara Rp8.892.007.660,08 (kurs Can $1,00 = Rp8.833,635). Termasuk

dalam realisasi per September 2011 adalah realisasi tahun 2010 sebesar Can

$353.859,00 setara Rp3.184.731.000,00.

Realisasi s.d September 2011 belum dapat diproses pengesahannya ke

Kementerian Keuangan karena menunggu laporan audit dari pihak donor.

d. USAID – Millenium Challenge Corporation (MCC) Indonesia/Control of

Corruption Project

Berdasarkan USAID Agreement No. 497-M-497-021 tanggal 17 November

2006, KPK menerima hibah berupa pengadaan peralatan monitoring

komunikasi (TETRA), courtroom audio/vidio recording equipment, dan

pengadaan konsultan.

Realisasi periode 2007 s.d 2010 sebesar Rp53.214.828.225,00 belum dapat

diproses pengesahannya ke Kementerian Keuangan karena menunggu proses

penilaian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara atas peralatan yang telah

diterima KPK.

Page 30: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 23

e. GIZ – Project Support for Anti Corruption Clearing House of CEC

Berdasarkan the Implementation Agreement for Technical Cooperation Projects

antara Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit/GIZ Gmbh

(sebelumnya bernama Deutsche Gesellschaft fur Technische

Zusammenarbeit/GTZ) dan KPK tanggal 21 September 2007, KPK memperoleh

hibah dalam bentuk barang dan jasa berupa peralatan multimedia, buku

perpustakaan, server, buku memahami untuk membasmi, plakat, software, BI

LHKPN, dengan closing date Juni 2013 dengan pagu EUR3.500.000,00.

Realisasi sejak tahun 2007 sampai dengan 2009 tidak perlu mendapat

pengesahan. Hal ini sesuai Surat Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Kementerian Keuangan Nomor: No. S-310/PU/2010 tanggal 25 Maret 2010.

Sedangkan untuk hibah tahun 2010, BAST baru disampaikan pada tanggal 1

Februari 2012, sehingga tidak dapat disahkan. Untuk hibah tahun 2011, KPK

belum mendapat Berita Acara Serah Terima sebagai salah satu syarat

pengesahan hibah, sehingga hibah tahun 2011 juga tidak dapat disahkan.

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Penyelamatan Keuangan & Kekayaan Negara yang Berasal Dari Fungsi

Pencegahan yang Dimiliki Oleh KPK

a. Sektor Hulu Migas

Sampai dengan Desember 2011 penyelamatan keuangan & kekayaan

negara dari sektor hulu migas adalah sebesar Rp149.425.623.301.773,00

berasal dari inventarisasi aset KKKS, USD 207.957.581,00 berasal dari

koreksi pembebanan Investment Credit Suban Phase II dan USD

232.327.474,00 berasal dari penempatan dana Abandonment and Site

Restoration (ASR) ke rekening bersama BPMIGAS – KKKS.

b. Penertiban Barang Milik Negara

Dalam rangka mendorong optimalisasi pelaksanaan kerja pengelolaan

barang milik negara, KPK telah membentuk Tim Penertiban Barang Milik

Negara melalui Keputusan Pimpinan KPK Nomor KEP-169/01/VI/2008

tentang Pembentukan Tim Koordinasi, Monitoring, dan Supervisi

Pelaksanaan Inventarisasi Penertiban Barang Milik Negara yang bertugas

melakukan Koordinasi, Monitoring dan Supervisi Pelaksanaan Inventarisasi

Penertiban Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian/Lembaga,

BUMN dan Pemerintah Daerah. Keputusan Pimpinan ini kemudian

diperbaharui melalui KEP-201/01/05/2010.

Selama tahun 2011, Tim TPBMN telah berhasil menyelamatkan potensi

kerugian negara sebagai akibat pengalihan hak BMN yang dapat dicegah

nilainya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

No K/L/BUMN/D JUMLAH s.d 2011

NILAI RN PERSIL

1 Kemenkumham 70.897.700.000 6 6

2 Kementerian Agama 86.331.150.360 8 1

3 Kementerian Sekretariat Negara 104.818.331.000 1

4 Kementerian PU 10.455.648.000 2

Jumlah Dipindahkan 272.502.829.360 16 8

Page 31: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 24

No K/L/BUMN/D JUMLAH s.d 2011

NILAI RN PERSIL

Jumlah Pindahan 272.502.829.360 16 8

5 Perm Bulog 25.574.160.000 26

6 PT Kereta Api 6.479.187.000 21

7 BKKBN 7.140.549.000 1

8 Kementerian Luar Negeri 41.175.416.000 45

9 Kementerian Kesehatan 121.362.895.339 25

10 Kementerian Keuangan (DJP) 1.652.615.583.000 7

11 Perum Pegadaian 19.416.252.291 33

12 Asuransi Jiwasraya 11.407.897.352 7

13 Unibraw 45.485.347.000 48

14 ITS 1.193.900.000 14

15 Udayana 12.269.662.214 2

16 Unila 1.486.733.000 29

17 Universitas Palangkaraya 6.746.987.700 24

18 Universitas Surabaya 21.297.062.500 55

19 Unair 17.044.233.500 9

20 USU 92.512.400.000 134

21 Fasum & Fasos Pemko Surabaya 36.654.150.000 18

22 Kementrian ESDM 15.110.000.000 4

23 PT PLN 136.974.108.000 186

24 PTPN III 514,201,550,000 13

25 PT. Bank Tabungan Negara 17.996.678.000 2

TOTAL 3,076,647,581,256 679 48

2. Hibah yang diterima KPK

Semua hibah yang diterima KPK telah mendapat nomor register dari

Kementerian Keuangan, dengan rincian sebagai berikut:

Donor Pagu (Rp) Realisasi 2011

Telah Disahkan Kemenkeu (Rp)

Uni Eropa untuk Project Strengthen the Rule of Law and Security in Indonesia. Reg. No. 70775701

15.398.608.000 0

WB- Government Partnership Facility - Supporting

The Indonesian Corruption Eradication Commission's Corruption Prevention. Reg. No. 71120201 (Reksus)

2.170.000.000 903.195.327

CIDA (Kanada) untuk Project Support to Indonesia's

Island of Integrity Program for Sulawesi (SIPS). Reg. No. 70876401

16.374.392.000 0

WB-Support to KPK. Reg No 70880201 1.800.000.000 804.795.000

Norway (Strengthening The Capacity of Anti-

Corruption Institution in Indonesia). Reg. No. 71431901

0 0

USAID - (SIAP 1_ Democracy and Governance Program in Indonesia) Reg No 71158801

0 3.015.227.610

TOTAL 35.743.000.000 4.723.217.937

Page 32: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 25

3. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun

2006 tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (1) huruf b,

Pimpinan dan Pegawai KPK diberikan THT.

THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada

pimpinan/pegawai saat pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK.

Sampai dengan 31 Desember 2011, THT 413 peserta dengan nilai sebesar

Rp21.213.623.532,00 dikelola dengan metode syariah oleh PT BNI Life,

sedangkan THT 282 peserta dengan nilai sebesar Rp16.450.592.455,00

dikelola dengan metode konvensional oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Page 33: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 26

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM

Posisi Keuangan per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: Aset

sebesar Rp790.902.666.825,00 atau lebih tinggi 2,09 persen dibandingkan

dengan aset per 31 Desember 2010; kewajiban sebesar Rp3.828.046.940,00

atau lebih rendah 1,64 persen dibandingkan dengan kewajiban per 31

Desember 2010; sedangkan Ekuitas Dana sebesar Rp787.074.619.885,00

atau lebih tinggi 2,10 persen dibandingkan ekuitas dana per 31 Desember

2010.

Komposisi Neraca per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Uraian 31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/

(Penurunan)

Aset 790.902.666.825 774.750.005.953 16.152.660.872

Kewajiban 3.828.046.940 3.891.752.442 (63.705.502)

Ekuitas Dana 787.074.619.885 770.858.253.511 16.216.366.374

Jumlah Aset per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp790.902.666.825,00

terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp392.768.710.165,00; Aset Tetap sebesar

Rp384.880.876.145,00; dan Aset Lainnya sebesar Rp13.253.080.515,00.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2011 sebesar Rp3.828.046.940,00

merupakan kewajiban jangka pendek sebesar Rp3.828.046.940,00.

Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2011 sebesar Rp787.074.619.885,00

terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp388.940.663.225,00 dan Ekuitas

Dana Investasi sebesar Rp398.133.956.660,00.

Komposisi Neraca KPK dibandingkan dengan periode sebelumnya dapat dilihat

pada grafik 6 berikut ini:

Grafik 6

Struktur Neraca KPK per 31 Desember 2011 dan 2010

Page 34: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 27

Kas di Bendahara

Pengeluaran Rp0,00

Kas di Bendahara

Penerimaan Rp0,00

Kas Lainnya dan Setara

Kas Rp114.918.513,00

Piutang Bukan Pajak

Neto sebesar Rp379.942.499.150,00

C.2 PENJELASAN PER POS NERACA

C.2.1 Aset Lancar

C.2.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan

dibawah tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang

Persediaan (UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali

ke Kas Negara per tanggal neraca.

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per tanggal neraca adalah sebesar Rp0,00.

Tidak ada perbedaan Kas di Bendahara Pengeluaran untuk TA. 2011 dan 2010.

C.2.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik di rekening bank

maupun uang tunai yang berada di bawah tanggungjawab Bendahara

Penerimaan yang belum disetorkan ke kas negara.

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal neraca adalah sebesar Rp0,00.

Tidak ada perbedaan Kas di Bendahara Penerimaan untuk TA. 2011 dan 2010.

C.2.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas lainnya dan setara kas per 31 Desember 2011 sebesar Rp114.918.513,00

merupakan dana Tunjangan Hari Tua (THT) pegawai KPK yang sampai dengan

tanggal neraca belum disetorkan kepada pihak penyedia jasa pengelolaan dana

THT. Dana THT tersebut telah disetorkan ke penyedia jasa pada tanggal 24

Januari 2012. Dibandingkan dengan TA 2010, saldo Kas lainnya dan Setara Kas

lebih tinggi sebesar Rp114.918.513,00

C.2.1.4 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak adalah semua kas atau klaim terhadap pihak lain atas

uang, barang, atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada

tanggal laporan keuangan dan diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu

tidak lebih dari satu tahun.

Piutang Bukan Pajak sebelum penyisihan piutang tak tertagih per 31 Desember

2011 adalah sebesar Rp441.671.318.958,00 dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Pendapatan Gratifikasi Rp 137.043.952

Uang Pengganti Rp 441.349.841.021

Biaya Perkara Rp 430.000

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL Rp 184.003.985

J u m l a h Rp 441.671.318.958

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp137.043.952,00 merupakan

gratifikasi yang telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai dengan

31 Desember 2011 belum ada penyetoran ke kas negara, dengan rincian

sebagai berikut:

No. Penerima Gratifikasi SK Pimpinan Jumlah (rupiah)

1. S 202O/01/VII/2008 22.500.000

2. A LT 374/01/X/2008 20.650.000

3. TL 120/01-13/03/2010 2.500.000

4. K M 286/01-13/06/2011 1.000.000

Page 35: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 28

No. Penerima Gratifikasi SK Pimpinan Jumlah (rupiah)

5. K M 287/01-13/06/2011 2.500.000

6. SE 288/01-13/06/2011 700.000

7. SM 289/01-13/06/2011 1.750.000

8. SE 292/01-13/06/2011 3.000.000

9. SE 293/01-13/06/2011 3.000.000

10. SE 294/01-13/06/2011 3.000.000

11. FRJ 350/01-13/07/2011 500.000

12. RA 392/01-13/08/2011 2.000.000

13. WA 396/01-13/08/2011 60.000.000

14. AHY 510/01-13/11/2011 50.000

15. HL 551/01-13/12/2011 9.577.832

16. BS 566/01-13/12/2011 816.120

17. AJ 572/01-13/12/2011 3.500.000

TOTAL 137.043.952

Sampai dengan laporan ini disusun, piutang gratifikasi yang telah dibayarkan

dan disetor ke kas negara adalah atas nama KM, KM, SE, SM, SE, SE, SE, AHY,

FRJ, RA, WA, BS, dan AJ. Sedangkan piutang gratifikasi atas nama S, ALT, dan TL

telah beralih kewenangan penagihannya kepada Panitia Urusan Piutang Negara

(PUPN), sesuai Surat Penerimaan Pengurusan Piutang Negara (SP3N) Nomor:

SP3N-29/PUPNC.15.04/2011 tanggal 5 Mei 2011 untuk S, SP3N Nomor: SP3N-

75/PUPNC.10.02/2011 tanggal 30 Mei 2011 untuk ALT, dan SP3N Nomor:

SP3N-66/PUPNC.02.05/2011 tanggal 5 Oktober 2011 untuk TL.

Uang pengganti sebesar Rp441.349.841.021,00 merupakan uang yang harus

dibayar terpidana sehubungan dengan korupsi yang dilakukannya.

Biaya perkara sebesar Rp430.000,00 merupakan biaya yang dikenakan

terhadap para terpidana sehubungan dengan perkara yang disidangkan di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL per 31 Desember 2011

sebesar Rp184.003.985,00 merupakan belanja dibayar dimuka dengan jaminan

bank dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang bersifat kontraktual pada akhir

tahun anggaran sebesar Rp88.728.803,00 dan kelebihan pembayaran asuransi

kesehatan sebesar Rp95.275.182,00, dengan rincian sebagai berikut:

No Penyedia Barang/Jasa Jumlah (rupiah)

1. PT Asuransi Jasindo 95.275.182

2. PT Asuransi Jasindo 63.792.782

3. PT PAD 21.786.238

4. PT PAD 1.322.926

5. PT GHM 326.857

6. PT Sahid 1.500.000

T o t a l 184.003.985

Sampai dengan laporan ini selesai disusun, Piutang Penerimaan Kembali

Belanja Lainnya TAYL telah dibayarkan seluruhnya oleh para penyedia barang

dan jasa.

Page 36: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 29

Bagian Lancar TGR Neto

Rp9.421.802,00

Uang Muka Belanja

Rp511.512.225,00

Persediaan Rp12.190.358.475,00

Penyisihan piutang tak tertagih untuk piutang PNBP per 31 Desember 2011

adalah sebesar Rp61.728.819.808,00, dengan rincian sebagai berikut:

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pendapatan Gratifikasi Rp 46.106.970

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Uang Pengganti Rp 61.682.601.238

Penyisihan Piutang Tak Tertagih Biaya Perkara Rp 111.600

J u m l a h Rp 61.728.819.808

Dengan demikian, Piutang Bukan Pajak neto per 31 Desember 2011 adalah

sebesar Rp379.942.499.150,00.

C.2.1.5 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR) per 31 Desember 2011 sebesar

Rp9.469.148,00 merupakan ganti rugi atas hilangnya BMN oleh pegawai KPK.

Penyisihan piutang tak tertagih Bagian Lancar TGR per 31 Desember 2011

adalah sebesar Rp47.346,00.

Dengan demikian, Bagian Lancar TGR neto per 31 Desember 2011 adalah

sebesar Rp9.421.802,00.

C.2.1.6 Uang Muka Belanja

Uang Muka Belanja merupakan pengakuan terhadap pembayaran yang telah

dilaksanakan namun prestasi pada akhir periode pelaporan belum seluruhnya

diserahkan.

Saldo Uang Muka Belanja per 31 Desember 2011 sebesar Rp511.512.225,00

merupakan pembayaran untuk:

Biaya akses business keeper untuk Bulan Januari s.d Juni 2012 sebesar

Rp221.621.365,00

Biaya penggunaan hak frekuensi radio untuk Bulan Januari s.d April 2012

sebesar Rp250.043.360,00

Biaya jasa sewa gudang Dit. Dikyanmas untuk Bulan Januari s.d Maret

2012 sebesar Rp39.847.500,00

Perbandingan Uang Muka Belanja tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

511.512.225 33.181.500 478.330.725

C.2.1.7 Persediaan

Jumlah persediaan per 31 Desember 2011 sebesar Rp12.190.358.475,00

dengan rincian sebagai berikut:

JENIS PERSEDIAAN Rp

Barang Konsumsi Rp 1.451.810.502

Amunisi Rp 408.611.555

Jumlah Dipindahkan Rp 1.860.422.057

Page 37: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 30

Aset tetap Rp384.880.876.145,00

JENIS PERSEDIAAN Rp

Jumlah dipindahkan Rp 1.860.422.057

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 160.071.680

Suku Cadang Rp 3.247.500

Pita Cukai, Materai dan Leges Rp 1.225.000

Persediaan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat Rp 10.069.824.842

Bahan Baku Rp 83.510.030

Persediaan Untuk Tujuan strategis/berjaga-jaga Rp 6.631.640

Persediaan Lainnya Rp 5.425.726

Total Rp 12.190.358.475

Termasuk dalam persediaan di atas adalah:

1. Persediaan yang tidak dapat digunakan lagi karena rusak/usang/tergantung

dengan persediaan lainnya dengan rincian sebagai berikut:

- Persediaan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat dengan kondisi

rusak/usang/tidak dapat digunakan senilai Rp1.078.000,00;

- Bahan untuk pemeliharaan dengan kondisi rusak/usang/tidak dapat

digunakan senilai Rp1.636.800,00;

- Bahan untuk pemeliharaan dengan kondisi rusak/usang/tergantung

dengan persediaan lainnya senilai Rp16.720.000,00

2. Persediaan yang diperoleh dari belanja barang hibah non kas World Bank

terkait pengadaan perangkat sosialisasi program BOS senilai

Rp145.275.000,00

Perbandingan persediaan tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

12.190.358.475 16.911.868.460 (4.721.509.985)

C.2.2 Aset Tetap

Jumlah aset tetap per 31 Desember 2011 sebesar Rp384.880.876.145,00

merupakan nilai aset tetap dengan menggunakan metode harga perolehan dan

belum memperhitungkan penyusutan.

Dibandingkan dengan TA 2010, nilai aset tetap TA 2011 mengalami kenaikan

sebesar Rp17.697.144.307,00.

Mutasi terhadap aset tetap adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)

Aset 31 Des 2010 Penambahan Pengurangan 31 Des 2011

Tanah 119.363.101.000 - - 119.363.101.000

Peralatan dan Mesin

151.890.411.266 16.722.154.355 168.612.565.621

Gedung dan

Bangunan

0 106.500.000 106.500.000

Jalan, Irigasi, dan Jaringan

52.273.044.234 - - 52.273.044.234

Aset tetap

lainnya:

- Buku dlsb 241.427.377 57.472.460 - 298.899.837

- Aset Tetap Renovasi

43.415.747.961 811.017.492 - 44.226.765.453

Jumlah 367.183.731.838 17.697.144.307 - 384.880.876.145

Page 38: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 31

Tanah

Rp119.363.101.000,00

Penambahan aset tetap dibandingkan dengan realisasi belanja modal terdapat

perbedaan dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Belanja Modal TA 2011 18.678.101.661

Penambahan:

Barang Gratifikasi dengan status BMN 17.650.000

Pengurangan:

Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin (13.836.904)

Reklas Belanja Modal ke Aset lain-lain (984.770.450) (998.607.354)

Mutasi penambahan Aset 2011 17.697.144.307

Unsur yang menambah aset tetap adalah barang gratifikasi dengan jumlah

keseluruhan sebesar Rp17.650.000,00 telah ditetapkan status penggunaannya

sebagai barang milik negara yang dioperasikan oleh pihak lain berdasarkan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 204/KM.6/2011 tanggal 8 Desember

2011.

Sedangkan unsur yang mengurangi aset tetap adalah:

1. Peralatan dan Mesin sebesar Rp13.836.904,00 menjadi ekstrakomtabel

karena tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi asset sebagaimana

dimaksud dalam keputusan Menteri Keuangan Nomor:01/KM.12/2001,

namun dicatat secara ekstrakomtabel pada Unit Pengguna Barang

2. Belanja Modal sebesar Rp984.770.450,00 merupakan belanja modal Aset

Tak Berwujud, sehingga tidak termasuk dalam kategori Aset Tetap.

Posisi aset tetap pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada

SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No. Uraian Aset Tetap dalam Neraca (Rp)

Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

1. Tanah 119.363.101.000 119.363.101.000 0

2. Peralatan dan Mesin

168.612.565.621 168.612.565.621 0

3. Gedung dan Bangunan

106.500.000 106.500.000 0

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

52.273.044.234 52.273.044.234 0

5. Aset tetap lainnya:

44.525.665.290 1.095.397.329 43.430.267.961

Jumlah 384.880.876.145 341.450.608.184 43.430.267.961

Selisih disebabkan oleh:

Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar sebesar Rp43.430.267.961,00 yang berasal

dari renovasi gedung Semester I 2011 tidak masuk ke dalam aplikasi SIMAK

BMN, namun diungkap di dalam Catatan Ringkas BMN. Walaupun aplikasi

SIMAK BMN Semester II 2011 telah mengalami migrasi/konversi, namun untuk

data aset tetap dalam renovasi semester I 2011 tetap tidak dapat masuk ke

dalam aplikasi SIMAK BMN.

C.2.2.1 Tanah

Nilai tanah per 31 Desember 2010 sebesar Rp119.363.101.000,00 merupakan

nilai tanah yang terletak di Jl. H.R. Rasuna Said No. 565 Guntur Setiabudi Jakarta

Page 39: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 32

Peralatan dan Mesin

Rp168.612.565.621,00

Gedung dan Bangunan

Rp106.500.000,00

Jalan, Irigasi, dan

Jaringan

Rp52.273.044.234,00

Aset Tetap Lainnya Rp44.525.665.290,00

Selatan dengan luas 8.294 m2. Tanah tersebut diperoleh dari Direktorat

Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan berdasarkan Berita Acara

Serah Terima Nomor BAST-02/KN/2009 tanggal 17 Februari 2009. Pada

tanggal 2 November 2010, KPK telah menerima Sertifikat Hak Pakai No. 155

atas tanah tersebut dari Badan Pertanahan Nasional.

C.2.2.2 Peralatan dan Mesin

Nilai Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp168.612.565.621,00

Dibandingkan dengan TA 2010, nilai Peralatan dan Mesin TA 2011 mengalami

kenaikan sebesar Rp16.722.154.355,00

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

168.612.565.621 151.890.411.266 16.722.154.355

Penambahan peralatan dan mesin apabila dibandingkan dengan realisasi

belanja modalnya terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2011 16.718.341.259

Mutasi penambahan peralatan dan mesin 2011 16.722.154.355

Selisih 3.813.096

Selisih Rp3.813.096,00 disebabkan oleh:

a. Adanya penambahan peralatan dan mesin berasal dari barang gratifikasi

yang telah ditetapkan status penggunaannya sebagai barang milik negara

yang dioperasikan oleh pihak lain berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 204/KM.6/2011 tanggal 8 Desember 2011 dengan

jumlah keseluruhan sebesar Rp17.650.000,00.

b. Belanja modal peralatan dan mesin sebesar Rp13.836.904,00 menjadi

ekstrakomtabel karena tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi aset

sebagaimana dimaksud dalam keputusan Menteri Keuangan

Nomor:01/KM.12/2001, namun dicatat secara ekstrakomtabel pada Unit

Pengguna Barang.

Tidak terdapat selisih Peralatan dan Mesin antara pencatatan SIMAK BMN dan

SAK per 31 Desember 2011.

C.2.2.3 Gedung dan Bangunan

Saldo gedung dan bangunan per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp106.500.000,00 berupa pembangunan 2 unit pos jaga semi permanen

sebesar Rp22.900.000,00 dan pemasangan pagar sebesar Rp83.600.000,00

pada lahan baru KPK di Jl.H.R Rasuna Said Nomor 556 Guntur Setiabudi Jakarta.

C.2.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai Jaringan per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp52.273.044.234,00

sama dengan nilai jaringan per 31 Desember 2010. Tidak ada penambahan nilai

jaringan sepanjang TA 2011.

C.2.2.5 Aset Tetap Lainnya

Nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp44.525.665.290,00 terdiri dari Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar

Page 40: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 33

Rp44.226.765.453,00 dan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp298.899.837,00.

Dibandingkan dengan TA 2010, nilai Aset Tetap Lainnya pada TA 2011

mengalami kenaikan sebesar Rp868.489.952,00

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

44.525.665.290 43.657.175.338 868.489.952

C.2.2.5.1 Aset Tetap Dalam Renovasi

Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp44.226.765.453,00 dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2010 43.415.747.961

Penambahan:

- Pengembangan gedung KPK Kuningan 711.555.492

-Pengembangan Gdg.Meneg BUMN 83.443.250

-Gedung dan Bangunan dalam renovasi 16.018.750

Jumlah Penambahan 811.017.492

Saldo per 31 Desember 2011 44.226.765.453

Posisi aset tetap dalam renovasi pada neraca dibandingkan dengan posisi aset

tetap dalam renovasi pada SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Uraian Aset Tetap dalam Neraca (Rp)

Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

Aset Tetap Dalam Renovasi

44.226.765.453 796.497.492 43.430.267.961

Selisih disebabkan oleh Aset Tetap Dalam Renovasi berupa renovasi gedung

pada Semester I 2011 sebesar Rp43.430.267.961,00 tidak dapat masuk ke

dalam aplikasi SIMAK BMN, namun diungkap di dalam Catatan Ringkas BMN.

Walaupun aplikasi SIMAK BMN Semester II 2011 telah mengalami

migrasi/konversi, namun untuk data aset tetap dalam renovasi semester I 2011

tetap tidak dapat masuk ke dalam aplikasi SIMAK BMN.

Penambahan Aset Tetap dalam Renovasi apabila dibandingkan dengan realisasi

belanja modalnya terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

BM Gedung dan Bangunan Rp 917.517.492

Mutasi penambahan asset Rp 811.017.492

Selisih Rp 106.500.000

Selisih sebesar Rp106.500.000,00 merupakan mutasi tambah Gedung dan

bangunan pada lahan hak pakai KPK.

C.2.2.5.2 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp298.899.837,00

dengan rincian sebagai berikut:

Page 41: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 34

Aset Lainnya

Rp13.253.080.515,00

(dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2010 241.427.377

Penambahan:

- Pengadaan Buku koleksi perpustakaan KPK (SPM

no.0550)

33.987.250

- Pembelian buku Indonesia building materials directory

2010 dan Indonesia mining directory 2010 (spm no.1364)

5.200.000

- Pengadaan buku perpustakaan (spm no.2074) 9.594.310

- Pengadaan buku keperluan Biro Renkeu (spm no.2138) 4.730.000

- Pengadaan buku Humas (spm no.2231) 3.960.900

Jumlah Penambahan 57.472.460

Saldo per 31 Desember 2011 298.899.837

Penambahan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp57.472.460,00 diperoleh dari

belanja Modal Fisik lainnya.

C.2.3 Aset Lainnya

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp13.253.080.515,00 merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan

menjadi aset lancar dan aset tetap, terdiri dari Aset Tak Berwujud sebesar

Rp12.154.550.178,00 dan Aset Lain-lain sebesar Rp1.098.530.337,00.

Dibandingkan dengan TA 2010, nilai Aset Lainnya pada TA 2011 mengalami

penurunan sebesar Rp376.913.289.864,00

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

13.253.080.515 390.166.370.379 (376.913.289.864)

C.2.3.1 Aset tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2011 adalah sebesar

Rp12.154.550.178,00 dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2010 11.169. 779.728

Penambahan:

- Pengembangan Aplikasi perencanaan keuangan 22.275.000

- Pengembangan aplikasi Dumas bln Maret 9.340.000

- Pengembangan aplikasi Dumas bln April 9.520.000

- Pengembangan aplikasi Dumas bln Mei 9.520.000

- Pengembangan apliaksi Dumas bln Juni 10.000.000

- Operating system dan software pada Dit.Pinda 176.785.400

- Pengembangan Aplikasi Dumas bulan bln Juli 9.940.000

- Foxit phanton pdf standart pada Dit.Pinda 4.537.500

- Pengembangan aplikasi Dumas bln Juli 9.520.000

- Lisensi SIM Audit Pentana Audiit Work System 130.900.000

- Digital vidio management 45.804.000

- Pengembangan aplikasi Dumas bln Agustus 2011 pada Dit.Pinda

10.000.000

- Pengembangan Aplikasi perencanaan keuangan 43.065.000

Jumlah Dipindahkan 491.206.900

Page 42: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 35

Saldo per 31 Desember 2010 11.169. 779.728

Jumlah Pindahan 491.206.900

- Pengembangan aplikasi Dumas periode September 9.940.000

- Lisensi vandyke,best GSM navigator for S60,navicat TM premium fi,secret SMS for S603rd ed

14.102.000

- Sofware komputer,konsul pembelian sofware dumas 9.940.000

- Software komputer berupa adobe creative suite v 5.5 25.036.550

- Jasa konsultasi pembangunan aplikasi sistem informasi gratifikasi

194.700.000

- Bandwith management pada Pinda 44.000.000

- Software CF pada Pinda dan Data KPK 185.845.000

- Pengembangan aplikasi Dumas 10.000.000

Jumlah Penambahan 984.770.450

Saldo per 31 Desember 2011 12.154.550.178

Realisasi belanja Aset Tak Berwujud sepanjang 31 Desember 2011 diperoleh

seluruhnya dari belanja modal fisik lainnya.

C.2.3.2 Aset Lain-lain

Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2011 adalah Rp1.098.530.337,00

dengan rincian sebagai berikut :

Aset Lainnya 2010 Perubahan 2011

Penambahan Pengurangan

1 Uang Pengganti

375.950.208.711 0 375.950.208.711 0

2 Biaya Perkara 70.000 0 70.000 0

3 Penghentian Peralatan & Mesin

2.338.161.940 1.239.631.603 1.098.530.337

4 Piutang

Gratifikasi 43.150.000 0 43.150.000 0

5 Piutang PT BT 425.000.000 0 425.000.000 0

6 Piutang PT BT 2010 yang belum tertagih

240.000.000 0 240.000.000 0

Jumlah 378.996.590.651 0 377.898.060.314 1.098.530.337

Uang pengganti, biaya perkara, dan piutang gratifikasi direklasifikasi ke dalam

Piutang PNBP di Aset Lancar. Reklasifikasi ini merupakan konsekuensi dari

diterapkannya penyisihan piutang tak tertagih sesuai Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian

Negara/Lembaga dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tak Tertagih,

Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman

Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian

Negara/Lembaga, serta surat Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Kementerian Keuangan Nomor: S-190/PB.6/2012 tanggal 9 Januari 2012

perihal Penyisihan Piutang Tak Tertagih di KPK RI.

Pengurangan penghentian peralatan dan mesin (aset tetap yang tidak

digunakan dalam operasi) sebesar Rp1.239.631.603,00 merupakan

penghapusan aset berupa: mini bus sebanyak 5 unit dengan nilai

Rp264.700.000,00; PC sebanyak 121 unit senilai Rp764.838.898,00; dan

notebook sebanyak 13 unit dengan nilai Rp210.092.705,00.

Sedangkan PT BT telah melunasi seluruh kewajibannya sebesar

Rp905.000.000,00 Pada Bulan Juli 2011.

Page 43: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 36

Utang kepada Pihak

Ketiga

Rp3.828.046.940,00

Cadangan Piutang

Rp379.951.920.952,00

Cadangan Persediaan

Rp12.190.358.475,00

C.2.4 Kewajiban Jangka Pendek

C.2.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2011 sebesar Rp

3.828.046.940,00 merupakan beban belanja pegawai yang masih harus dibayar

dengan rincian sebagai berikut:

Akun Uraian Jumlah

511511 Kekurangan gaji 1 PTT dan pegawai baru 134.594.546

511512 Tunjangan transport Desember 2011 2.927.500.000

511512 Kekurangan tunjangan transport November 2011 361.482.887

511512 Kekurangan tunjangan transport Oktober 2011 259.049.400

511512 Kekurangan tunjangan transport 1 PTT dan pegawai baru

7.393.775

511513 Pembulatan untuk 1 PTT dan pegawai baru 567

521114 Biaya Pengiriman Dokumen Biro Humas 12.757.390

524119 Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Satgas Penyidikan

1.532.000

524219 Biaya Perjalanan Dinas Luar Negeri Satgas Penyelidikan

8.817.862

511512 PT BNI Life Insurance 114.918.513

Jumlah 3.828.046.940

Perbandingan Utang Kepada Pihak Ketiga untuk tahun 2011 dan 2010 adalah

sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

3.828.046.940 3.891.752.442 (63.705.502)

C.2.5 Ekuitas Dana Lancar

C.2.5.1 Cadangan Piutang

Nilai Cadangan Piutang per 31 Desember 2011 sebesar Rp379.951.920.952,00

merupakan penyeimbang Akun Piutang Bukan Pajak.

Perbandingan Cadangan Piutang untuk tahun 2011 dan 2010 adalah sebagai

berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

379.951.920.952 454.853.776 379.497.067.176

C.2.5.2 Cadangan Persediaan

Nilai Cadangan Persediaan secara total per 31 Desember 2011 sebesar

Rp12.190.358.475,00 merupakan penyeimbang Akun Persediaan.

Perbandingan Cadangan Persediaan untuk tahun 2011 dan 2010 adalah

sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

12.190.358.475 16.911.868.460 (4.721.509.985)

Page 44: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 37

Dana yang Harus

Disediakan untuk

Pembayaran Utang

Rp3.713.128.427,00

Barang/jasa yang Masih Harus Diterima Rp511.512.225,00

Dana diinvestasikan

dalam Aset Tetap

Rp384.880.876.145,00

Dana diinvestasikan

dalam Aset Lainnya

Rp13.253.080.515,00

C.2.5.3 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang per 31 Desember 2011

adalah Rp3.713.128.427,00 merupakan penyeimbang akun Utang kepada

Pihak Ketiga.

Perbandingan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang tahun 2011

dan 2010 adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

3.713.128.427 3.891.752.442 (178.624.015)

C.2.5.4 Barang/Jasa yang masih Harus Diterima

Nilai Barang/Jasa Yang Masih Harus Diterima per 31 Desember 2011 sebesar

Rp511.512.225,00 merupakan penyeimbang Akun Uang Muka Belanja.

Perbandingan barang/jasa yang masih harus diterima tahun 2011 dan 2010

adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

511.512.225 33.181.500 478.330.725

C.2.6 Ekuitas Dana Diinvestasikan

C.2.6.1 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Nilai Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2011 sebesar

Rp384.880.876.145,00 merupakan penyeimbang akun Aset Tetap.

Perbandingan Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap tahun 2011 dan 2010

adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

384.880.876.145 367.183.731.838 17.697.144.307

C.2.6.2 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Dana diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 31 Desember 2011 sebesar

Rp13.253.080.515,00 merupakan penyeimbang akun Aset Lainnya.

Perbandingan Dana Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya tahun 2011 dan 2010

adalah sebagai berikut:

31 Desember 2011 31 Desember 2010 Kenaikan/(Penurunan)

13.253.080.515 390.166.370.379 (376.913.289.864)

C.3.CATATAN PENTING LAINNYA

1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa gedung,

yaitu:

a. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan.

Sampai dengan saat ini, tanah dan gedung yang di tempati KPK masih

Page 45: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 38

dalam status izin penggunaan berdasarkan surat Menteri Keuangan No. S-

164/MK.06/2005 tanggal 20 April 2005.

b. Lantai 3 dan sebagian lantai dasar Gedung eks Bank Uppindo di Jl. H.R.

Rasuna Said Kav. C-19 Kuningan Jakarta Selatan. Izin penempatan sesuai

surat Menteri Keuangan Nomor: S-07/ MK.06/2008 tanggal 14 Januari

2008.

c. Lantai 15 dan penggunaan bersama lantai 17 Gedung Kementerian

BUMN, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13. Izin pinjam pakai sesuai surat

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: S-613/MBU/2009

tanggal 7 September 2009.

2. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai putusan

yang berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat disetorkan ke kas

negara. Titipan tersebut, diadministrasikan di Biro Perencanaan dan

Keuangan untuk uang sitaan dan gratifikasi, serta Kedeputian Penindakan

untuk titipan uang tindak pidana korupsi.

Sampai dengan 31 Desember 2011, rincian titipan uang yang belum

mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Kas di Brankas Pengelola Titipan uang Sitaan Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah Rp 4.817.740.000,00

Dolar Amerika USD 329.492,00

Dolar Singapura SGD 269.238,00

Ringgit Malaysia RM 48.707,00

Rupee India INR 8.710,00

Dinar Jordan JOD 50,00

Gulden Belanda 100,00

Riyal Saudi Arabia SAR 85,00

Dirham Uni Emirat Arab AED 155,00

Dolar Hongkong HKD 24.900,00

Dolar Australia AUD 170,00

Euro EUR 3.765,00

Yen YD 20.000,00

Riel Kamboja KHR 12.600,00

Bath Thailand THB 49.680,00

Dirham 40,00

Kas di bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan uang Sitaan Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah Rp 139.753.501.001,99

Dolar Amerika USD 46.009,24

Kas di Brankas Direktorat Penuntutan, terdiri dari:

Rupiah Rp 102.567.850,00

Dolar Amerika USD 1.000,00

Dolar Singapura SGD 23,00

Ringgit Malaysia RM 100,00

Dolar Australia AUD 50,00

Page 46: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 39

3. Benda Sitaan Hasil Korupsi

Dalam rangka memaksimalkan pengembalian kerugian keuangan negara,

KPK telah melakukan penyitaan terhadap harta milik para tersangka tindak

pidana korupsi. Agar Benda Sitaan tidak mengalami penurunan nilai yang

drastis, KPK menitipkan barang-barang tersebut (kecuali tanah) pada Rumah

Penyimpanan Barang Sitaan/Rampasan Negara (RUPBASAN) Direktorat

Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM.

4. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d 2011, terdapat Uang Denda yang belum dibayar

para terpidana dengan rincian sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Tahun Denda

2005 200.000.000

2006 2.250.000.000

2007 2.773.000.000

2008 950.000.000

2009 2.800.000.000

2010 1.500.000.000

2011 3.150.000.000

Jumlah 13.623.000.000

5. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan Ke Kementerian Keuangan

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi

milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2011 belum diserahkan

ke Kementerian Keuangan sebesar Rp6.890.000,00 dan CNY249,00 dengan

rincian sebagai berikut:

No Pelapor Barang No dan Tanggal SK Nilai

1. SN 1 buah jam tangan Merk Aiger

Kep 481/01-13/10/2011 tanggal 25 Oktober 2011

Rp2.000.000

2. Rn 1 buah jam tangan Merk Swatch

Kep 482/01-13/10/2011 tanggal 25 Oktober 2011

Rp1.090.000

1 buah payung -

3. Wys 1 buah jam tangan Merk Swatch

Kep 483/01-13/10/2011 tanggal 25 Oktober 2011

Rp1.000.000

4. TS 2 buah pakaian Kep 495/01-13/11/2011 tanggal 7 November 2011

Rp800.000

1 buah mukena -

1 buah Sajadah -

5. JS 1 buah tas Kep 511/01-13/11/2011 tanggal 17 November 2011

CNY249

6. BRW 1 buah kalung emas Kep 578/01-13/12/2011 tanggal 15 Desember 2011

Rp2.000.000

Page 47: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 40

D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA

D.1 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

Sesuai Surat BPK Nomor: 2500/S/XIV/12/2011 tanggal 2 Desember 2011

perihal Laporan Pemantauan atas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI

Sampai 31 Oktober 2011 pada KPK, menunjukkan bahwa dari lima LHP dengan

30 temuan dan 49 rekomendasi, KPK telah menindaklanjuti sesuai rekomendasi

BPK sebanyak 43 rekomendasi, 2 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti

dengan alasan yang sah, dan 4 rekomendasi sedang dalam proses penyelesaian.

D.2 REKENING PEMERINTAH

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2011, tidak ditemukan

rekening pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan Pemerintah

Pusat maupun Laporan Keuangan KPK.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58 Tahun 2007 dan Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 35/PB/2007, KPK telah melakukan

upaya-upaya penertiban dengan melakukan inventarisasi terhadap rekening

pada KPK.

Rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember 2011 sebanyak 94

rekening. Rekening-rekening ditutup karena: (i) perkara yang terkait dengan

rekening tersebut telah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap;

atau (ii) rekening tersebut batal menerima transaksi. Saldo dari rekening yang

ditutup diperlakukan sesuai amar putusan majelis hakim.

D.3 INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban timbul.

Transaksi pendapatan secara akrual terdiri dari:

1. Pendapatan yang masih harus diterima (disajikan sebagai penambah pada

informasi pendapatan secara akrual dan sebagai piutang di neraca);

dan/atau

2. Pendapatan diterima dimuka (disajikan sebagai pengurang pada informasi

pendapatan secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada

neraca).

Sedangkan transaksi belanja secara akrual meliputi:

1. Belanja yang masih harus dibayar (disajikan sebagai penambah pada

informasi belanja secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek di

neraca); dan/atau

2. Belanja dibayar di muka (disajikan sebagai pengurang pada informasi

belanja secara akrual dan sebagai piutang pada neraca).

D.4 PENGUNGKAPAN LAIN-LAIN

Gugatan Terhadap KPK

Saat laporan ini disusun, KPK sedang menghadapi gugatan dari

terpidana/terdakwa sebagai berikut:

1) Theodorus F Toemion

Page 48: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 41

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Nomor: 103/K/PID/2007 tanggal

28 Februari 2007, Theodorus F Toemion dijatuhi hukuman pidana penjara

selama 6 tahun, pidana denda sebesar Rp300.000.000,00 subsider pidana

kurungan 3 bulan, dan hukuman tambahan berupa pembayaran uang

pengganti sebesar Rp23.115.000.000,00 subsider 3 tahun pidana kurungan.

Berdasarkan putusan tersebut, KPK melakukan penyitaan atas harta benda

terpidana, diantaranya adalah 9 (sembilan) persil tanah dan segala yang

berada di atasnya yang berada di Kota Tomohon Sulawesi Utara dengan luas

seluruhnya 57.196 m2.

Pada tanggal 12 Juli 2011, KPK dengan perantaraan Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Menado telah melakukan pelelangan

atas 9 (sembilan) persil tanah sebagaimana tersebut di atas dan laku terjual

senilai Rp8.000.000.000,00 dengan hasil bersih yang diterima KPK adalah

sebesar Rp7.520.000.000,00.

Atas pelelangan tersebut, Theodorus F Toemion mengajukan perlawanan

dengan menggugat KPK, Kementerian Keuangan cq. KPKNL Menado, Stevy

Wongkar, Kantor Pertanahan Kota Tomohon, Jemmy Wewengkang, Mary

Wewengkang, dan Marthen Pungus, di Pengadilan Negeri Tondano.

Hal-hal yang diminta Theodorus F Toemion untuk diputuskan majelis hakim

diantaranya sebagai berikut:

a. Menyatakan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum tetap

penetapan harga lelang sebesar Rp8.000.000.000,00 berdasarkan

risalah lelang No.227/2011 tanggal 12 Juli 2011 atas 9 (sembilan)

sertifikat tanah dan bangunan.

b. Menghukum Kementerian Keuangan cq. KPKNL Menado untuk

mengembalikan kepada Jemmy Wewengkang uang sebesar

Rp8.000.000.000,00 sebagai setoran Jemmy Wewengkang kepada

Kementerian Keuangan cq. KPKNL Menado atas lelang 9 (sembilan)

sertifikat.

Sampai laporan ini selesai disusun, persidangan 11 kali dan terakhir pada

tanggal 15 Maret 2012 dengan agenda persidangan pemeriksaan saksi dari

penggugat.

2) Syarifuddin, S.H., M.H.

Pada tanggal 1 Juni 2011 KPK melakukan penggeledahan dan penyitaan

terhadap dokumen dan harta benda milik terdakwa Syarifuddin, S.H. M.H.

Penyitaan dituangkan dalam Berita Acara Penyitaan tertanggal 2 Juni 2011,

dilanjutkan dengan penggeledahan dan penyitaan kedua dengan Berita

Acara Penyitaan tertanggal 10 Juni 2011.

Berdasarkan surat gugatan perlawanan yang ditujukan kepada Ketua

Pengadilan Negeri Kelas IA Jakarta Selatan, diketahui bahwa terdakwa

merasa dirugikan dengan adanya penggeledahan dan penyitaan yang

dilakukan oleh petugas KPK yang dilakukan pada tanggal 1 Juni 2011,

dengan pertimbangan bahwa penggeledahan dan penyitaan yang dilakukan

tidak dilakukan dengan surat perintah penggeledahan yang dikeluarkan oleh

Pimpinan KPK sehingga tindakan tersebut dianggap bertentangan dengan

peraturan perundangan maupun etika serta nilai-nilai kepatutan.

Didalam gugatan tersebut terdakwa meminta agar Majelis Hakim:

Page 49: BAGIAN ANGGARAN 093 · 49.908.793.000 73.912.194.326 24.003.401.326 148,09 152.980 ... KPK meliputi: melakukan koordinasi dan ... melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2011 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 42

a. Menyatakan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat terhadap Berita

Acara Penyitaan tertanggal 2 Juni 2011 yang dibuat oleh tergugat.

b. Menghukum tergugat untuk mengembalikan semua harta benda yang

disita kepada penggugat.

c. Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi kepada penggugat

berupa ganti rugi materiil sebesar Rp60.000.000,00 dan immateriil

sebesar Rp5.000.000.000,00.

Sampai laporan ini selesai disusun, persidangan 10 kali dan terakhir pada

tanggal 15 Maret 2012 dengan agenda persidangan pemeriksaan saksi ahli

dari penggugat.