bagian anggaran 093 - kpk.go.id · cadangan persediaan c.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ......

41
BAGIAN ANGGARAN 093 LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN ANGGARAN 2009 (Audited) Jln. H.R Rasuna Said Kav. C.1 Kuningan Jakarta Selatan 12920 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Upload: danghanh

Post on 16-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

BAGIAN ANGGARAN 093

LAPORAN KEUANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

TAHUN ANGGARAN 2009

(Audited)

Jln. H.R Rasuna Said Kav. C.1 Kuningan Jakarta Selatan 12920 Telepon (62-21) 2557 8300, Faks (62-21) 528 92456, http://www.kpk.go.id

Page 2: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Page 3: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Page 4: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (AUDITED)

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (Dalam Rupiah)

TA 2009 TA 2008

Uraian Catatan Anggaran Realisasi

(Netto)

% Realisasi

terhadap Anggaran

Anggaran Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.2.1.

A.1 PENERIMAAN DALAM NEGERI 38.378.602.000 75.593.341.422 196,97 31.217.400.000 400.124.227.902

Penerimaan Perpajakan 0 0 0,00 0 0

Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1.1. 38.378.602.000 75.593.341.422 196,97 31.217.400.000 400.124.227.902

A.2 HIBAH 0 0 0,00 0 0

JUMLAH PENDAPATAN DAN HIBAH (A.1 + A.2) 38.378.602.000 75.593.341.422 196,97 31.217.400.000 400.124.227.902

B. BELANJA B.2.2.

B.1 Rupiah Murni 315.235.856.000 220.948.475.584 70,09 232.612.922.000 190.494.601.875

Belanja Pegawai B.2.2.1 159.370.276.000 141.845.566.682 89,00 111.932.138.000 98.476.162.339

Belanja Barang B.2.2.2 117.611.497.000 61.829.471.162 52,57 83.870.058.000 61.574.248.828

Belanja Modal B.2.2.3 38.254.083.000 17.273.437.740 45,15 36.810.726.000 30.444.190.708

Pembayaran Bunga Utang 0 0 0,00 0 0

Subsidi 0 0 0,00 0 0

Hibah 0 0 0,00 0 0

Bantuan Sosial 0 0 0,00 0 0

Belanja Lain-lain 0 0 0,00 0 0

B.2 Pinjaman Luar Negeri 0 0 0,00 0 0

Belanja Pegawai 0 0 0,00 0 0

Belanja Barang 0 0 0,00 0 0

Belanja Modal 0 0 0,00 0 0

Pembayaran Bunga Utang 0 0 0,00 0 0

Page 5: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

TA 2009 TA 2008

Uraian Catatan Anggaran Realisasi (Netto)

% Realisasi

terhadap Anggaran

Anggaran Realisasi

B.2 Pinjaman Luar Negeri (lanjutan) 0 0 0,00 0 0

Subsidi 0 0 0,00 0 0

Hibah 0 0 0,00 0 0

Bantuan Sosial 0 0 0,00 0 0

Belanja Lain-lain 0 0 0,00 0 0

B.3 Hibah 146.499.532.000 7.611.825.383 5,20 114.257.616.000 13.803.974.637

Belanja Pegawai B.2.2.1 0 0 0,00 0 0

Belanja Barang B.2.2.2 88.813.009.000 7.519.875.383 8,47 52.632.470.000 11.883.024.637

Belanja Modal B.2.2.3 57.686.523.000 91.950.000 0,16 61.625.146.000 1.920.950.000

Pembayaran Bunga Utang 0 0 0,00 0 0

Subsidi 0 0 0,00 0 0

Hibah 0 0 0,00 0 0

Bantuan Sosial 0 0 0,00 0 0

Belanja Lain-lain 0 0 0,00 0

JUMLAH BELANJA (B.1+B.2+B.3) 461.735.388.000 228.560.300.967 49,50 346.870.538.000 204.298.576.512

Jakarta, 31 Desember 2009

Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi, Bambang Sapto Pratomosunu NIP 19521107.197901.1.001

Page 6: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini

NERACA (AUDITED)

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NERACA

PER 31 DESEMBER 2009 DAN 2008 (dalam rupiah)

Uraian Catatan 31 Desember 2009 31 Desember 2008

ASET

Aset Lancar C.2.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.2.1.1 0 468.301

Kas di Bendahara Penerimaan C.2.1.2 0 0

Piutang Bukan Pajak C.2.1.3 640.633.330 112.991.922

Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/TGR 0 5.465.000

Uang Muka Belanja C.2.1.4 249.002.600 45.314.500

Persediaan C.2.1.5 14.313.265.949 15.707.236.863

Jumlah Aset Lancar 15.202.901.879 15.871.476.586

Aset Tetap C.2.2

Peralatan dan Mesin C.2.2.1 126.990.225.832 121.579.366.765

Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.2.2 40.749.350.665 30.664.870.329

Aset Tetap Lainnya C.2.2.3 42.102.682.588 41.710.925.545

Jumlah Aset Tetap 209.842.259.085 193.955.162.639

Aset Lainnya C.2.3

Aset Tak berwujud C.2.3.1 10.448.377.032 9.023.399.110

Aset Lain-lain C.2.3.2 188.612.622.680 157.446.461.122

Jumlah aset Lainnya 199.060.999.712 166.469.860.232

JUMLAH ASET 424.106.160.676 376.296.499.457

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek C.2.4

Utang Kepada Pihak Ketiga C.2.4.1 3.119.555.905 4.714.486.429

Uang Muka Dari KPPN C.2.4.2 0 468.301

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 3.119.555.905 4.714.954.730

JUMLAH KEWAJIBAN 3.119.555.905 4.714.954.730

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar C.2.5

Cadangan Piutang C.2.5.1 889.635.930 163.771.422

Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang C.2.5.3 -3.119.555.905 -4.714.486.429

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 12.083.345.974 11.156.521.856

Ekuitas Dana Investasi C.2.6

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.2.6.1 209.842.259.085 193.955.162.639

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.2.6.2 199.060.999.712 166.469.860.232

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 408.903.258.797 360.425.022.871

JUMLAH EKUITAS DANA 420.986.604.771 371.581.544.727

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 424.106.160.676 376.296.499.457

Jakarta, 31 Desember 2009

Sekretaris Jenderal

Komisi Pemberantasan Korupsi,

Bambang Sapto Pratomosunu

NIP 19521107.197901.1.001

Page 7: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED)

Rencana Strategis

A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 51/PB/2006

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH KPK

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. Berdasarkan Pasal 6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002,

tugas KPK meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang

berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan

terhadap tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan

tindak pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Visi

“Menjadi Lembaga yang Mampu Mewujudkan Indonesia yang Bebas dari

Korupsi”

Misi

a) Pendobrak dan Pendorong Indonesia yang Bebas dari Korupsi

b) Menjadi Pemimpin dan Penggerak Perubahan untuk Mewujudkan

Indonesia yang Bebas dari korupsi.

Tujuan

Berkurangnya Korupsi di Indonesia

Kebijakan

Kebijakan pemberantasan korupsi periode 2008-2011, adalah:

Page 8: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 2

1. Korupsi adalah kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan

secara komprehensif dan melibatkan semua pihak (everyone business),

konsisten, dan berkesinambungan.

2. KPK sebagai institusi pendorong upaya pemberantasan korupsi

merupakan lembaga yang disegani dan dihormati, bukan ditakuti.

3. Pemberantasan korupsi mengedepankan upaya preemtif

(penangkalan/menangani hulu permasalahan) dan preventif

(pencegahan) sehingga mampu menekan kebocoran keuangan negara.

4. Upaya represif untuk menimbulkan efek jera dan pengembalian

kerugian keuangan negara secara optimal.

Kebijakan dalam penentuan prioritas pelaksanaan tugas KPK adalah:

1. Kebijakan di Bidang Koordinasi dan Supervisi:

a. Menindaklanjuti MoU yang sudah dibuat antara KPK, Kejagung, dan

POLRI dengan tindakan nyata di lapangan:

Mengadakan pertemuan rutin dengan POLRI dan Kejagung

Mengevaluasi proses penanganan kasus yang ditangani oleh Polri

dan Kejagung

b. Mendorong penanganan kasus-kasus korupsi ke daerah (Polda dan

Kejati) dengan alternatif tindakan:

Diserahkan sepenuhnya sesuai kewenangan Polri dan Jaksa dalam

penanganan perkara

Digunakan kewenangan KPK namun dilaksanakan oleh instansi

penegak hukum di daerah.

c. Memantau penanganan kasus-kasus korupsi yang ditangani oleh Polri

dan Kejagung:

secara administratif

check on the spot

d. Mengambil alih penanganan kasus yang krusial atau yang tidak dapat

ditangani oleh Polri dan Kejagung.

2. Kebijakan di Bidang Penindakan:

a. Penindakan korupsi dilakukan bersama-sama dengan aparat penegak

hukum lainnya.

b. Menangani kasus-kasus yang belum selesai dikerjakan oleh Pimpinan

KPK yang lama.

c. Menanganani kasus-kasus yang menimbulkan dampak ikutan

kumulatif yang tinggi, sedangkan kasus-kasus dengan cakupan lokal

dilimpahkan kepada aparat penegak hukum daerah.

d. Menangani kasus-kasus korupsi di lingkungan aparat penegak hukum,

pemasukan dan pengeluaran keuangan negara, serta sektor

pelayanan publik.

e. Menindaklanjuti MoU dengan Dephan untuk mendorong penanganan

kasus-kasus korupsi di lingkungan TNI.

Page 9: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 3

3. Kebijakan di Pencegahan

a. Mendorong segenap instansi dan masyarakat untuk meningkatkan

kesadaran anti korupsi dan peran sertanya dalam pencegahan

korupsi di lingkungan masing-masing.

b. Melakukan deteksi untuk mengenali dan memprediksi kerawanan

korupsi dan potensi masalah penyebab korupsi secara periodik untuk

disampaikan kepada instansi dan masyarakat yang bersangkutan.

c. Mendorong lembaga dan masyarakat untuk mengantisipasi

kerawanan korupsi (kegiatan pencegahan) dan potensi masalah

penyebab korupsi (dengan menangani hulu permasalahan) di

lingkungan masing-masing.

4. Kebijakan di Bidang Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Negara:

a. Melakukan kajian sistem administrasi negara dan sistem pengawasan

terhadap lembaga negara/pemerintah secara selektif untuk

mendorong dilaksanakannya perubahan sistem dan reformasi

birokrasi pada tingkat nasional.

b. Meningkatkan integritas dan efektifitas fungsi pengawasan pada

masing-masing instansi melalui restrukturisasi kedudukan, tugas dan

fungsi unit/lembaga pengawasan, agar pelaksanaan tugas dan

fungsinya dapat dilaksanakan secara independen dan bertanggung

jawab.

SASARAN

Sasaran Internal:

Pemantapan Kelembagaan KPK, berupa:

1. Pemantapan soliditas organisasi KPK yang mampu menyesuaikan diri

dengan perkembangan lingkungan strategis

2. Pemantapan mekanisme kerja KPK, baik tata kerja internal maupun

tata hubungan kerja dengan lembaga/instansi lain

3. Pemantapan sumber daya KPK yang rasional dan memiliki integritas

yang tinggi/handal

Sasaran Eksternal:

1. Terpeliharanya dan meningkatnya semangat anti korupsi pada segenap

komponen bangsa

2. Terdeteksi dan tertanganinya korupsi dan akar masalahnya pada

sektor pemasukan keuangan negara, pengeluaran keuangan negara,

pelayanan publik, penegakan hukum, dan lembaga pengawasan.

3. Terbangunnya wacana reformasi di bidang politik, ekonomi, hukum,

sosial, administrasi, dan birokrasi.

STRATEGI

Strategi besar yang dikembangkan dalam rangka mencapai visi,

misi, tujuan, kebijakan, dan sasaran adalah sebagai berikut:

1. Pelibatan semua pihak dalam pemberantasan korupsi, dimana KPK

Page 10: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 4

Pendapatan

menempatkan diri sebagai pemicu dan pendorong dalam

pemberantasan korupsi;

2. Pemberantasan korupsi dilakukan secara komprehensif menggunakan

pola deteksi - aksi dengan kegiatan: proaktif investigasi (deteksi),

preemtif, preventif, represif, dan rehabilitasi.

Adapun strategi operasional yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Strategi Penindakan dan koordinasi serta supervisi dengan lembaga

penegak hukum;

2. Strategi Pencegahan dan koordinasi serta supervisi dengan lembaga

negara/ pemerintah pusat dan daerah;

3. Strategi Monitoring dan supervisi instansi pelayanan publik;

4. Strategi Penggalangan Keikutsertaan Masyarakat;

5. Strategi Pembangunan Kelembagaan

Jika dikaitkan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC), kelima

strategi tersebut dapat dipetakan sebagai berikut:

MenyelenggarakanKoordinasi

Penindakan TPK

Menyelenggarakan

KoordinasiPencegahan

TPKMewujudkanSistem

Pelaporan Kegiatan Pemberantasan

Korupsi

PE

RS

PE

KT

IF

IN

TE

RN

AL

MewujudkanSupervisi

Penindakan

TPK

MewujudkanSupervisi

Instansi PelayananPublik

Melaksanakan Penyelidikan, Penyidikan,

Penuntutan yangKuat & Proaktif

PenyelamatanKerugian Keuangan

Negara

Membentuk

Masyarakat Anti Gratifikasi Membangun

Transparansi PN

Kepada Publik

MembentukPemahaman Masyarakat

terhadap anti Korupsi

Terlaksananya studi tentang

Korupsi

MewujudkanPerbaikan

Sistem

PengelolaanAdministrasi

Lembaga &Pemerintah

KOORDINASI SUPERVISI LID, DIK, TUT PENCEGAHAN MONITOR

Terbentuknya

Perilaku Masyarakat Anti Korupsi

Percepatan Reformasi Layanan

Sektor Publik

Berkurangnya

Korupsi

PE

MA

NG

KU

kE

PE

NT

IN

GA

N

MelaksanakanPemeriksaan

Dumas Yang Efektif

MelaksanakanPemeriksaan

Gratifikasi YangEfektif

MelaksanakanPemeriksaan

LHKPN yangEfektif

MewujudkanDukungan

Informasi & Data

MewujudkanKerjasama

Daerah, Nasiolal& Internasional

Informasi PN

yang Handal

MenyediakanFasilitas

MenyediakanInfrastruktur

TI

Mewujudkan

ProduktifitasSDM yang

Tinggi

MenciptakanTransparansi

& Integritas

Membentuk

Citra lembagayang Baik diMata

Media

P &

p

Anggaran & Efektifitas

Pelaksanaan APBN Sesuai UU

Keuangan

Efektifitas Koordinasi

& SupervisiBidang

Penindakan

Dukungan Hukum

Kepercayaan Publik

terhadap KPK

KeberhasilanPenegakkan Hukum

Kasus Korupsi

Efektifitas Koordinasi

& SupervisiBidang

pencegahan

PENDAPATAN KPK

Realisasi Pendapatan yang dihasilkan KPK secara keseluruhan

adalah sebesar Rp144.794.582.222,00. Dari jumlah tersebut, sebesar

Rp75.593.341.422,00 merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),

sedangkan sisanya sebesar Rp69.201.240.800,00 tidak masuk dalam

kategori PNBP, karena disetorkan ke beberapa kas daerah.

Dibandingkan dengan realisasi PNBP TA 2008, realisasi PNBP TA

2009 mengalami penurunan sebesar Rp324.530.886.480,00 atau minus

81,11 persen. Penurunan ini disebabkan oleh nilai kerugian keuangan

negara dari perkara yang ditangani. Pada TA 2008, KPK berhasil

mengeksekusi Uang Pengganti dari satu perkara dengan nilai Rp347,9

Milyar. Sedangkan sampai dengan berakhirnya TA 2009, KPK belum

mendapatkan perkara dengan nilai eksekusi yang menyamai TA 2008.

Page 11: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 5

Belanja

BELANJA KPK

Realisasi belanja KPK untuk TA. 2009 adalah sebesar

Rp229.260.890.513,00 atau 49,65 persen dari jumlah yang dianggarkan

dalam DIPA sebesar Rp461.735.388.000,00.

Menurut jenis belanja, realisasi tersebut berasal dari belanja

pegawai sebesar Rp142.151.426.434,00 atau 89,20 persen dari anggaran,

belanja barang sebesar Rp69.744.076.339,00 atau 33,79 persen dari

anggaran, dan belanja modal sebesar Rp17.365.387.740,00 atau 18,10

persen dari anggaran.

Sedangkan menurut sumber pembiayaan, realisasi belanja berasal

dari: (i) belanja rupiah murni sebesar Rp221.649.065.130,00 atau 70,31

persen dari anggaran; dan (ii) belanja hibah sebesar Rp7.611.825.383,00

atau 5,20 persen dari anggaran.

Rendahnya realisasi belanja KPK secara keseluruhan yaitu sebesar

49,65 persen secara umum disebabkan oleh belum optimalnya penyerapan

belanja rupiah murni dan rendahnya realisasi belanja dari hibah.

Belum optimalnya penyerapan Belanja rupiah murni KPK

disebabkan antara lain oleh:

a) Melesetnya target penerimaan pegawai baru KPK di tahun 2009,

dari yang direncanakan sebanyak 189 pegawai namun hanya terealisir

sebanyak 152 pegawai.

b) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa

sebesar Rp12,3 milyar;

c) Adanya masalah hukum yang menjerat pimpinan KPK dan kemudian

tuduhan hukum yang dikenakan kepada dua pimpinan KPK,

menyebabkan KPK harus membagi konsentrasi dalam waktu lama untuk

dapat menyelesaikan tugas pemberantasan korupsi dan menghadapi

situasi tersebut. Akibat dari masalah tersebut banyak kegiatan yang

tertunda sampai dengan akhir tahun 2009 seperti kegiatan pulbaket,

penyidikan, dan rapat kerja evaluasi.

d) Rencana pembangunan rumah tahanan yang dananya diblokir,

karena tidak mendapat ijin dari Kementerian Hukum dan HAM.

Sedangkan rendahnya realisasi anggaran hibah di KPK disebabkan

antara lain oleh:

a) Pihak donor belum memberikan barang atau jasa sebagaimana telah

ditetapkan dalam perjanjian (Grant Agreement), contohya USAid –

MCC, Uni Eropa

b) Pihak donor belum memberikan laporan mengenai nilai barang/jasa

yang telah diberikan kepada KPK; contohnya GTZ - Jerman;

c) Untuk donor yang berasal dari Uni Eropa, pihak Uni Eropa baru

memperoleh pemenang tender pelaksana proyek tersebut, sehingga

tahun 2009 belum ada realisasinya.

Sedangkan jika berdasarkan program, realisasi belanja dapat

dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Page 12: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 6

Tabel 1 Realisasi Anggaran Berdasarkan Program

(dalam rupiah)

No Program Anggaran Realisasi %

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik

199.006.848.000 163.511.158.119 82,16

2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara

98.791.102.000 20.100.514.094 20,35

3. Rehabilitasi Dan Rekonstruksi NAD dan Nias

1.225.007.000 909.049.553 74,21

4. Program Perencanaan Hukum 43.356.060.000

4.367.455.665 10,07

5. Program Peningkatan Kesadaran Hukum dan HAM

39.849.002.000

24.178.467.597

60,68

6. Program Penegakan Hukum Dan HAM

26.568.600.000 9.765.917.564 36,76

7. Program Peningkatan Kualitas Profesi Hukum

52.938.769.000

6.428.327.921

12,14

JUMLAH 461.735.388.000 229.260.890.513 49,65

Secara keseluruhan, jika dibandingkan dengan TA 2008, realisasi belanja

TA 2009 lebih tinggi Rp24.548.950.219,00 atau 11,99 persen.

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan KPK TA 2009 merupakan laporan yang mencakup

seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas pelaporan KPK

termasuk di dalamnya jenjang struktural di bawah KPK seperti eselon I

dan II. KPK merupakan satuan kerja dan tidak ada satuan kerja lain

dibawah lembaga KPK.

Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi

(SAI), yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem

Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga (LKKL) yang terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan

Realisasi Anggaran seluruh unit organisasi yang berada di bawah KPK.

Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan Negara dan

Belanja.

2. Neraca

Neraca disusun berdasarkan kompilasi data dari unit-unit terkait di

lingkungan KPK dan disusun melalui SAI.

3. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang

pendekatan penyusunan laporan keuangan, penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka pengungkapan yang

memadai.

Data BMN yang disajikan dalam neraca ini belum seluruhnya

Page 13: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 7

Kebijakan Akuntansi Pendapatan

Belanja Aset

diproses melalui SIMAK-BMN.

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Laporan Realisasi Anggaran disusun menggunakan basis kas yaitu

basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya

pada saat kas atau setara kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN) atau

dikeluarkan dari KUN.

Penyajian aset, kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca diakui

berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan

timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

diterima atau dikeluarkan dari KUN.

Penyusunan dan penyajian LK TA 2009 telah mengacu pada Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Dengan demikian, dalam penyusunan LK KPK telah

diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan

pemerintahan.

Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam penyusunan LK KPK

adalah:

(1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas

dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah

pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi

pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya

(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan

sesuai dengan jenis pendapatan.

(2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja

diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus

pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja

terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

Belanja disajikan di muka (face) laporan keuangan menurut klasifikasi

ekonomi/jenis belanja, sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan,

belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi dan fungsi.

(3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat

diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat

diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang

diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-

sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam

pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan,

Page 14: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 8

Aset Lancar Aset Tetap

kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui

pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset

Lainnya.

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera

untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam

waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar

ini terdiri dari kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas

dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul

berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan

penagihannya.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca

disajikan sebagai Bagian lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan

untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada

masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

- harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,

- harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri,

- harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset yang dimanfaatkan oleh KPK

maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat

lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan berdasarkan harga

perolehan.

Pengakuan aset tetap yang perolehannya sejak tanggal 1 Januari

2002 didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu:

(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari

Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah), dan

(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama

dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

(c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya

kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan

aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang

bercorak kesenian.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai

Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di

Page 15: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 9

Aset Lainnya

atas dicatat didalam buku inventaris di luar pembukuan

(ekstrakomptabel). Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor:01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi

Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Sistem Akuntansi

Pemerintah.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Berdasarkan surat Kanwil Ditjen Kekayaan Negara No. S.

122/WKN.7/2008 tanggal 6 Februari 2008 perihal Koreksi/Update

Data SABMN pada Satker dan Kementerian/Lembaga, setiap

instansi diminta untuk melakukan koreksi atas nilai aset tetap

yang diperoleh tahun 2004 ke bawah.

Sejak TA. 2007, Laporan Keuangan KPK telah menerapkan

kebijakan pemerintah tersebut di atas.

c. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar dan aset

tetap. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh

tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana

yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-

lain.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan

aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintahan

yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara

penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan

angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau

daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/

pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai

akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang

melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai

tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

TPA dan TGR yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.

Kemitraan dengan pihak ketiga merupakan perjanjian antara dua

pihak atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan

kegiatan yang dikendalikan bersama dengan menggunakan aset

dan/atau hak usaha yang dimiliki.

Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan kas atau dana yang

alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan

tertentu seperti kas besi perwakilan RI di luar negeri, rekening

dana reboisasi, dan dana moratorium Nias dan NAD.

Aset tak berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan

lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak

Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak

cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil

Page 16: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 10

Kewajiban

Ekuitas Dana

kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang.

Aset lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat

dikategorikan ke dalam TPA, tagihan TGR, Kemitraan Dengan

Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset

lain-lain dapat berupa aset tetap KPK yang dihentikan dari

penggunaan aktifnya. Piutang pihak ketiga yang telah lewat jatuh

tempo 12 (dua belas) bulan dan piutang macet yang dialihkan

penagihannya kepada Departemen Keuangan cq. Ditjen Kekayaan

Negara, serta uang pengganti yang belum dibayar terpidana juga

termasuk dalam kelompok Aset lain-lain.

(4) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara

lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari

masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau

lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena

perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah. Setiap

kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari

kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

Kewajiban diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua

belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka

Panjang, Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek

Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari

dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat

sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah

pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran,

perubahan penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan

perubahan lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan

dengan menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

(5) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih

antara aset dan utang KPK. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi

Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar

merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas

Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan

kewajiban jangka panjang.

Page 17: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 11

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN

REALISASI ANGGARAN

B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI

Pendapatan KPK dapat dikategorikan sebagai Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) dan non PNBP. Pendapatan non PNBP merupakan pendapatan

yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas dan fungsi KPK, namun tidak dapat

disetorkan ke kas negara karena berdasarkan putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap (inkracht) pendapatan tersebut harus disetorkan

ke kas daerah.

Pada TA 2009, realisasi Pendapatan yang dihasilkan KPK secara

keseluruhan adalah sebesar Rp144.794.582.222,00. Realisasi pendapatan

tersebut berasal dari PNBP dan non PNBP.

Realisasi PNBP adalah sebesar Rp75.593.341.422,00 atau 196,97 persen

dari estimasi pendapatan sebesar Rp38.378.602.000,00. Sedangkan sisanya

sebesar Rp69.201.240.800,00 tidak masuk dalam kategori PNBP.

Realisasi Belanja Negara untuk TA 2009 adalah sebesar

Rp229.260.890.513,00 atau 49,65 persen dari jumlah yang dianggarkan

dalam DIPA sebesar Rp461.735.388.000,00. Realisasi belanja tersebut

berasal dari realisasi belanja rupiah murni dan hibah.

Realisasi belanja rupiah murni adalah sebesar Rp221.649.065.130,00 atau

70,31 persen dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp315.235.856.000,00.

Sedangkan realisasi belanja hibah mencapai 7.611.825.383,00 atau 5,20

persen dari yang dianggarkan sebesar Rp146.499.532.000,00.

Realisasi Anggaran KPK disajikan dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Realisasi Anggaran TA. 2009

(dalam rupiah)

No Uraian Anggaran Realisasi % Real. Angg

1 Pendapatan Negara dan Hibah 38.378.602.000 75.593.341.422 196,97

- Penerimaan Negara Bukan Pajak 38.378.602.000 75.593.341.422 196,97

2 Belanja Negara 461.735.388.000 229.260.890.513 49,65

- Belanja Rupiah Murni 315.235.856.000 221.649.065.130 70,31

- Belanja Hibah 146.499.532.000 7.611.825.383 5,20

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

B.2.1. Pendapatan Keuangan Negara

Realisasi Pendapatan yang dihasilkan KPK secara keseluruhan adalah

sebesar Rp144.794.582.222,00. Dari jumlah tersebut, sebesar

Rp75.593.341.422,00 merupakan PNBP, sedangkan sisanya sebesar

Rp69.201.240.800,00 tidak masuk dalam kategori PNBP, dengan rincian

sebagai berikut:

Page 18: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 12

Realisasi PNBP Rp75.593.341.422

Dasar Putusan Jenis Penyetoran Jumlah

MA No. 575K/PID.SUS/ 2008 tanggal 4 Juni 2008

Uang Rampasan, a.n. Hendy

Boedoro

Kas Pemkab Kendal

19.316.253.500

PN Tipikor Jakarta Pusat No.

27/Pid.B/TPK/2008/PN.JKT.PST tanggal 16 Maret 2009

Uang Rampasan,

a.n. Samsuri Aspar

Kas Pemkab

Kutai Kertanegara

950.000.000

PN Tipikor Jakarta Pusat No.

26/Pid.B/TPK/2008/PN.JKT.PST tanggal 18 Maret 2009

Uang Rampasan,

a.n. Setia Budi

Kas Pemkab

Kutai Kertanegara

25.291.775.000

PN Tipikor Jakarta Pusat No:

05/Pid.B/TPK/2009/PN.JKT.PST tanggal 30 Juni 2009

Uang Rampasan,

a.n. Dani Setiawan

Kas Pemprov

Jawa Barat

13.347.521.000

PN Tipikor Jakarta Pusat No: 09/Pid.B/TPK/2008/PN.JKT.PST,

tanggal 8 Oktober 2008

Uang Rampasan, a.n. Ramli

Kas Pemkot Medan

10.295.691.300

JUMLAH 69.201.240.800

Komposisi pendapatan yang disetorkan ke kas negara (PNBP) dengan yang

disetorkan ke kas daerah (non PNBP) untuk TA. 2009 dan 2008 dapat

dilihat pada grafik berikut:

Grafik 1

Realisasi Pendapatan KPK

Dibandingkan dengan realisasi PNBP TA 2008, realisasi PNBP TA 2009

mengalami penurunan sebesar Rp324.530.886.480,00 atau minus 81,11

persen. Penurunan ini disebabkan oleh nilai kerugian keuangan negara

dari perkara yang ditangani. Pada TA 2008, KPK berhasil mengeksekusi

Uang Pengganti dari satu perkara dengan nilai Rp347,9 Milyar. Sedangkan

sampai dengan berakhirnya TA 2009, KPK belum mendapatkan perkara

dengan nilai eksekusi yang menyamai TA 2008.

B.2.1.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Realisasi PNBP KPK TA 2009 adalah sebesar Rp75.593.341.422,00 atau

196,97 persen dari estimasi pendapatan sebesar Rp38.378.602.000,00.

PNBP ini berasal dari (a) PNBP Fungsional (penerimaan dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi KPK) adalah sebesar Rp75.081.048.628,00

dan (b) PNBP umum (penerimaan yang terdapat pada semua kementerian

negara/lembaga) adalah sebesar Rp512.292.794,00.

TA.2008

TA. 2009

412.393.900.970

144.794.582.222

97,02%

52,21%

2,98%

47,79%

Total Pendapatan Kas Negara Kas Daerah

Page 19: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 13

(a) PNBP Fungsional

Rincian realisasi PNBP fungsional dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(dalam rupiah)

Jenis Pendapatan 31 Desember

2009 31 Desember

2008 % Naik (Turun)

Pendapatan Jasa Giro 1.726.285.777 542.139.265 218,42

Pendapatan Hasil Denda 7.600.000.000 2.750.000.000 176,36

Pendapatan Ongkos Perkara 787.500 270.000 191,67

Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi

Yang Telah Ditetapkan Pengadilan

30.151.115.046 4.305.621.163 600,27

Pendapatan Gratifikasi Yang Ditetapkan

KPK Menjadi Milik Negara

1.283.798.263 3.446.731.957 (62,75)

Pendapatan uang pengganti TPK yang

ditetapkan Pengadilan

31.507.684.042 387.861.132.964 (91,88)

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK 2.623.055.500 0 -

Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara

0 184.565.000 (100)

Pendapatan Penjualan Lainnya 188.322.500 0 -

JUMLAH 75.081.048.628 399.090.460.349 (81,19)

Khusus untuk pendapatan gratifikasi yang ditetapkan KPK menjadi milik

negara, telah terjadi penarikan kembali PNBP pada Bulan Juni 2009, dari

rekening kas negara ke rekening KPK qq. Gratifikasi sebesar Rp950.000,00.

Penarikan terjadi karena Bendahara Penerimaan KPK melakukan

penyetoran PNBP gratifikasi atas putusan yang sama sebanyak 2 (dua) kali

sehingga menyebabkan pendapatan gratifikasi dicatat lebih besar

Rp950.000,00.

(b) PNBP Umum

Rincian realisasi PNBP umum dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah

ini: (dalam rupiah)

Jenis Pendapatan TA 2009 TA 2008 % Naik

(Turun)

Pendapatan Jasa Giro 22.605.057 33.169.987 (31,85)

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

258.505.198 272.697.983 (5,20)

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat

TAYL

38.264.984 169.552.007 (77,43)

Penerimaan Kembali Belanja Lainnya RM TAYL 13.335.627 20.304.821 (34,32)

Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL 153.953.898 18.775.505 719,97

Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara

5.465.000 1.075.000 408,37

Pendapatan Anggaran Lain-lain 20.163.030 518.192.250 (96,11)

JUMLAH 512.292.794 1.033.767.553 (50,44)

Page 20: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 14

Realisasi Belanja Negara Rp229.260.890.513

Grafik 3 Realisasi PNBP Umum

B.2.2. Belanja Negara

Realisasi belanja KPK untuk TA. 2009 adalah sebesar

Rp229.260.890.513,00 atau 49,65 persen dari jumlah yang dianggarkan

dalam DIPA sebesar Rp461.735.388.000,00. Dibandingkan dengan TA 2008,

realisasi belanja KPK TA 2009 lebih tinggi Rp24.548.950.219,00 atau 11,99

persen.

Rendahnya realisasi belanja KPK secara keseluruhan yaitu sebesar 49,65

persen secara umum disebabkan oleh belum optimalnya penyerapan

belanja rupiah murni dan rendahnya realisasi belanja dari hibah. Realisasi

belanja rupiah murni sebesar Rp221.649.065.130,00 atau 70,31 persen dari

anggaran, sedangkan realisasi belanja hibah sebesar Rp7.611.825.383,00

atau 5,20 persen dari anggaran.

Belum optimalnya penyerapan Belanja rupiah murni KPK disebabkan

antara lain oleh:

a) Melesetnya target penerimaan pegawai baru KPK di tahun 2009, dari

yang direncanakan sebanyak 189 pegawai namun hanya terealisir

sebanyak 152 pegawai.

b) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa sebesar

Rp12,3 milyar;

c) Adanya masalah hukum yang menjerat pimpinan KPK dan kemudian

tuduhan hukum yang dikenakan kepada dua pimpinan KPK,

menyebabkan KPK harus membagi konsentrasi dalam waktu lama untuk

dapat menyelesaikan tugas pemberantasan korupsi dan menghadapi

situasi tersebut. Akibat dari masalah tersebut banyak kegiatan yang

tertunda sampai dengan akhir tahun 2009 seperti kegiatan pulbaket,

penyidikan, dan rapat kerja evaluasi.

d) Rencana pembangunan rumah tahanan yang dananya diblokir, karena

tidak mendapat ijin dari Kementerian Hukum dan HAM.

0 100 200 300 400 500 600

Jasa Giro

Denda Keterlambatan

Pen. Belanja Pegawai Pusat TAYL

Pen. Belanja Lainnya RM TAYL

Pen. Belanja Lainnya

Ganti Rugi

Pen. Anggaran Lain-lain

Jutaan rupiah

2008

2009

Page 21: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 15

Realisasi Belanja Rp229.260.890.513

Sedangkan rendahnya realisasi anggaran hibah di KPK disebabkan antara

lain oleh:

a) Pihak donor belum memberikan barang atau jasa sebagaimana telah

ditetapkan dalam perjanjian (Grant Agreement), contohya USAid –

MCC, Uni Eropa

b) Pihak donor belum memberikan laporan mengenai nilai barang/jasa

yang telah diberikan kepada KPK; contohnya GTZ - Jerman;

c) Untuk donor yang berasal dari Uni Eropa, pihak Uni Eropa baru

memperoleh pemenang tender pelaksana proyek tersebut, sehingga

tahun 2009 belum ada realisasinya.

Komposisi realisasi belanja disajikan dalam grafik 4 berikut ini:

Grafik 4

Komposisi Alokasi Belanja TA 2009 dan 2008

Belanja

Realisasi belanja KPK untuk TA. 2009 adalah sebesar

Rp229.260.890.513,00 atau 49,65 persen dari jumlah yang dianggarkan

dalam DIPA sebesar Rp461.735.388.000,00. Dibandingkan dengan TA 2008,

realisasi belanja KPK TA 2009 lebih tinggi Rp24.548.950.219,00 atau 11,99

persen.

Realisasi belanja menurut jenis belanja terdiri dari (i) Belanja Pegawai,

(ii) Belanja Barang, dan (iii) Belanja Modal.

Rincian Anggaran dan realisasi belanja per jenis belanja menurut sumber

pembiayaan dapat dilihat pada tabel 3, 4, dan 5 berikut ini:

Tabel 3

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2009 per Jenis Belanja (Rupiah Murni dan Hibah)

(dalam rupiah)

Kode Jenis Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi %

51 Belanja pegawai 159.370.276.000 142.151.426.434 89,20

52 Belanja Barang 206.424.506.000 69.744.076.339 33,79

53 Belanja Modal 95.940.606.000 17.365.387.740 18,10

JUMLAH 461.735.388.000 229.260.890.513 49,65

2009

2008

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

RupiahMurni

Hibah

221,64

7,61

190,90

13,80

Mily

ar

Ru

pia

h

Page 22: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 16

Pengembalian Belanja

Tabel 4 Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2009 per jenis Belanja

(Rupiah Murni)

(dalam rupiah)

Kode Jenis Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi %

51 Belanja Pegawai 159.370.276.000 142.151.426.434 89,20

52 Belanja Barang 117.611.497.000 62.224.200.956 52,91

53 Belanja Modal 38.254.083.000 17.273.437.740 45,15

JUMLAH 315.235.856.000 221.649.065.130 70,31

Tabel 5

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2009 Per jenis belanja (Hibah)

(dalam rupiah)

Kode Jenis Belanja Jenis Belanja Anggaran Realisasi %

51 Belanja pegawai 0 0 0

52 Belanja Barang 88.813.009.000 7.519.875.383 8,47

53 Belanja Modal 57.686.523.000 91.950.000 0,16

JUMLAH 146.499.532.000 7.611.825.383 5,20

Pengembalian Belanja

Sampai dengan akhir TA 2009, terdapat pengembalian belanja sebesar

Rp700.589.546,00 yang berasal dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang.

Rincian pengembalian belanja dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6

Pengembalian Belanja TA 2009

(dalam rupiah)

Akun Uraian Belanja Realisasi

Pengembalian

511311 Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara 2.310.000

511323 Belanja Tunjangan Struktural Pejabat Negara 6.237.000

511332 Belanja Uang Kehormatan Pejabat Negara 650.000

511338 Belanja Tunjangan Fasilitas KPK Pejabat Negara 33.300.000

511511 Belanja Pokok Pegawai Non PNS 114.018.597

511512 Belanja Tunjangan Pegawai Non PNS 109.428.155

511519 Belanja Tunjangan Lainnya 39.916.000

521119 Belanja Barang Operasional Lainnya 13.191.949

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 32.274.804

524119 Belanja Perjalanan Lainnya 14.264.125

524219 Belanja Perjalanan lainnya – Luar Negeri 334.998.916

JUMLAH 700.589.546

Pengembalian belanja yang terkait dengan belanja pegawai terjadi

karena: (i) Penetapan tersangka kepada dua orang Wakil Ketua KPK pada

Bulan Oktober 2009, sehingga berlaku ketentuan 75%; (ii) beberapa

pegawai KPK yang kembali ke instansi asal pada pertengahan bulan,

sedangkan gaji telah dibayarkan untuk periode satu bulan sehingga untuk

Page 23: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 17

Belanja Pegawai Rp142.151.426.434,00

Belanja Barang Rp69.744.076.339,00

kelebihan gaji yang telah diterima dikembalikan ke kas negara; (iii)

pengembalian tunjangan transportasi dari beberapa pegawai yang

mengikuti pendidikan kepemimpinan > 3 bulan; (iv) pengembalian

tunjangan insentif bulanan dari beberapa pegawai yang masa kerjanya < 1

tahun.

Pengembalian belanja barang disebabkan oleh adanya pengembalian biaya

pendidikan dan pelatihan beberapa pegawai, sedangkan pengembalian

belanja perjalanan dinas disebabkan terutama oleh penggunaan metode

langsung (SPM-LS Bendahara) untuk perjalanan dinas luas negeri yang

pembiayaannya secara riil (at cost).

B.2.2.1. Belanja Pegawai

Realisasi Belanja TA 2009 adalah sebesar Rp142.151.426.434,00 atau 89,20

persen dari anggarannya. Dibandingkan dengan TA 2008, realisasi Belanja

Pegawai TA 2009 lebih tinggi sebesar Rp43.284.049.908,00 atau 43,78

persen.

Belum optimalnya realisasi belanja pegawai disebabkan oleh melesetnya

target penerimaan pegawai baru KPK di tahun 2009, dari yang

direncanakan sebanyak 189 pegawai namun hanya terealisir sebanyak 152

pegawai.

Rincian realisasi Belanja Pegawai adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)

Akun TA 2009 TA 2008 % naik (turun)

Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara

4.993.380.611 0 0

Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai non PNS

137.158.045.823 98.867.376.526 38,73

Total 142.151.426.434 98.867.376.526 43,78

Untuk TA 2008, belum terdapat Akun Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat

Negara dalam Bagan Akun Standar, sehingga gaji pimpinan disatukan

dalam Akun Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai. Sedangkan untuk TA

2009, telah terdapat akun dimaksud dalam Bagan Akun Standar, sehingga

belanja pegawai dialokasikan sesuai dengan peruntukkannya masing-

masing.

B.2.2.2. Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2009 adalah sebesar Rp69.744.076.339,00 atau

33,79 persen dari anggarannya. Dibandingkan dengan TA 2008, realisasi

Belanja Barang TA 2009 lebih rendah Rp3.735.346.721,00 atau minus 5,04

persen.

Rendahnya realisasi belanja barang secara keseluruhan yaitu sebesar 33,79

persen secara umum disebabkan oleh rendahnya penyerapan belanja

barang rupiah murni dan rendahnya realisasi belanja barang dari hibah.

Realisasi Belanja Barang Rupiah Murni sebesar Rp62.224.200.956,00 atau

52,91 persen dari anggarannya, sedangkan realisasi Belanja Barang Hibah

sebesar Rp7.519.875.383,00 atau 8,47 persen dari anggarannya.

Rendahnya realisasi belanja barang rupiah murni disebabkan antara lain oleh:

a) Adanya penghematan dari proses pengadaan barang dan jasa sebesar

Page 24: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 18

Rp12,3 milyar;

b) Adanya masalah hukum yang menjerat pimpinan KPK dan kemudian

tuduhan hukum yang dikenakan kepada dua pimpinan KPK,

menyebabkan KPK harus membagi konsentrasi dalam waktu lama untuk

dapat menyelesaikan tugas pemberantasan korupsi dan menghadapi

situasi tersebut. Akibat dari masalah tersebut banyak kegiatan yang

tertunda sampai dengan akhir tahun 2009 seperti kegiatan pengumpulan

bahan dan keterangan (pulbaket), penyidikan, dan rapat kerja evaluasi.

Sedangkan rendahnya realisasi belanja barang hibah salah satunya

disebabkan oleh tidak masuknya realisasi hibah barang atau jasa yang

berasal dari World Bank – TF 090675 sebesar Rp5.669.465.000,00 yang

telah mendapat pengesahan dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Departemen Keuangan (DJ PU).

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 40/PMK.05/2009 tentang

Sistem Akuntansi Hibah, atas hibah yang terima dalam bentuk barang atau

jasa dan telah disahkan oleh DJ PU dalam bentuk Surat Pengesahan Hibah

berupa Barang atau Jasa (SPH-BJ), maka realisasi hibah dimaksud tidak

masuk dalam Laporan Realisasi Anggaran namun cukup diungkap oleh

kementerian/lembaga dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Sehingga realisasi sebenarnya dari belanja barang yang berasal dari hibah adalah sebesar Rp13.189.340.383,00 atau 14,85 persen dari anggarannya sebesar Rp88.813.009.000,00.

Rincian masing-masing realisasi Belanja Barang adalah sebagai berikut:

- Rupiah Murni: (dalam rupiah)

Akun TA 2009 TA 2008 % naik (turun)

Belanja Barang Operasional 16.717.341.471 31.908.890.516 (47,61)

Belanja Barang Non Operasional 10.145.624.035 10.426.677.004 (2,70)

Belanja Jasa 15.359.504.647 6.499.720.940 136,31

Belanja Pemeliharaan 6.288.671.348 6.430.372.869 (2,20)

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 11.433.068.816 4.907.937.820 132,95

Belanja Perjalanan Luar Negeri 2.279.990.639 1.422.799.274 60,25

Jumlah 62.224.200.956 61.596.398.423 1,02

- Hibah:

(dalam rupiah) Akun TA 2009 TA 2008 % naik

(turun)

Belanja Barang Operasional 0 0

Belanja Barang Non Operasional 7.305.736.310 11.584.604.325 (36,94)

Belanja Jasa 0 5.400.000 (100)

Belanja Pemeliharaan 0 0 -

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 214.139.073 293.020.312 (26,92)

Belanja Perjalanan Luar Negeri 0 0 0

Jumlah 7.519.875.383 11.883.024.637 (36,72)

Page 25: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19

Belanja Modal Rp17.365.387.740,00

B.2.2.3. Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA. 2009 adalah sebesar

Rp17.365.387.740,00 atau 18,10 persen dari anggarannya. Dibandingkan

dengan TA 2008, Belanja Modal TA 2009 lebih rendah Rp13.170.752.968,00

atau minus 43,26 persen.

Rendahnya realisasi belanja modal secara keseluruhan yaitu sebesar 18,10

persen secara umum disebabkan oleh rendahnya penyerapan belanja

modal rupiah murni dan rendahnya realisasi belanja modal dari hibah.

Realisasi Belanja Modal Rupiah Murni sebesar Rp17.273.437.740,00 atau

45,15 persen dari anggarannya, sedangkan realisasi Belanja Modal Hibah

sebesar Rp91.950.000,00 atau 0,16 persen dari anggrannya.

Rendahnya realisasi belanja modal rupiah murni disebabkan antara lain oleh adanya pemblokiran dana rencana pembangunan rumah tahanan karena tidak mendapat ijin dari Kementerian Hukum dan HAM.

Sedangkan rendahnya realisasi belanja modal dari hibah disebabkan antara lain oleh belum diberikannya laporan mengenai nilai barang/jasa yang telah diberikan kepada KPK oleh pihak donor.

Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut:

- Rupiah Murni

(dalam rupiah)

Akun TA 2009 TA 2008 % naik (turun)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 15.622.797.201 22.720.099.211 (31,24)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 470.537.325 3.091.439.300 (84,78)

Belanja Modal Jaringan 8.500.000 - -

Belanja Modal Fisik Lainnya 1.171.603.214 4.632.652.197 (74,11)

Jumlah 17.273.437.740 30.444.190.708 (43,26)

- hibah: (dalam rupiah

Akun TA 2009 TA 2008 % naik (turun)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 91.950.000 1.920.950.000 (95,21)

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 0 0,00

Belanja Modal Jaringan 0 0 0,00

Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0,00

Jumlah 91.950.000 1.920.950.000 (95,21)

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Penyelamatan Aset/Kekayaan Negara

a. Kajian Kegiatan Usaha Hulu Migas

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan terhadap sektor hulu

minyak dan gas bumi (migas) dan rekomendasi perbaikan yang

disampaikan kepada BP Migas, KPK berhasil melakukan

penyelamatan keuangan negara sebesar USD237.595.475,89 atau

setara dengan Rp2.692.946.195.923,00) dari penyetoran dana

Abandonment and Site Restoration (ASR) dan koreksi pembebanan

Page 26: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20

insentif Kredit Investasi (Investment Credit).

b. Pemeriksaan Khusus KPK-BI

KPK bersama dengan Bank Indonesia telah melakukan Pemeriksaan

Khusus Bersama BI-KPK pada 6 (enam) Bank Pembangunan Daerah

atas informasi masyarakat mengenai dugaan pemberian

fee/premium dan fasilitas lain oleh bank kepada penyelenggara

negara (PN)/pegawai negeri terkait dengan penempatan dana

APBN/APBD/BUMN/BUMD pada bank. Berdasarkan hasil

pemeriksaan, terdapat pemberian fee/premium dan fasilitas lain

oleh bank kepada PN dan pegawai negeri sebesar

Rp360.311.000.000,00. Atas hal tersebut, BI telah mengirimkan

surat edaran kepada seluruh bank di Indonesia terkait larangan

pemberian fee/premium/fasilitas lainnya oleh bank kepada

PN/pegawai negeri.

c. Penertiban Barang Milik Negara

Penyelamatan potensi kerugian negara sebagai akibat pengalihan

hak aset/Barang Milik Negara pada 13 Kementerian

Negara/Lembaga sebesar Rp1.969.904.438.000,00 (sesuai penilaian

dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan),

dengan rincian sebagai berikut:

No Kementerian/Lembaga Persil yang Dinilai

Persil yang Belum Dinilai

Hasil Penilaian (Rp)

1. Kementerian Hukum & HAM

5 Persil 1 Persil 70.897.700.000

2. Kementerian Agama 7 Persil - 14.631.880.000

3. Sekretaris Negara Flat 3 wing - 104.818.331.000

4. Kementerian PU 3 Persil 1 Persil 10.455.648.000

5. Perum Bulog 9 Persil - 11.380.962.000

6. PT Kereta Api 1 Persil 20 Persil 6.479.187.000

7. BKKBN 1 Persil - 7.140.549.000

8. Kementerian Luar Negeri 45 Persil - 41.175.416.000

9. Kementerian Kesehatan 3 Persil 1 Persil 25.119.851.000

10. Kementerian Keuangan (DJP)

60 Persil - 1.652.615.583.000

11. Perum Pegadaian 27 Persil 6 Persil 16.176.211.000

12. Asuransi Jiwa Sraya 6 Persil - 9.013.120.000

13. Kementerian Pendidikan (Unibraw)

- 50 Persil

Jumlah 1.969.904.438.000

2. Hibah yang diterima KPK

Sesuai dengan:

a. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor SE-54/A/2001

tentang Tata cara penatausahaan Hibah Luar negeri dalam rangka

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2006

Page 27: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21

tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah

serta Penerusan Pinjaman dan/Atau Hibah Luar Negeri; dan

c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 67/PB/2006

tentang Tata Cara Pembukuan dan Pengesahan atas Realisasi Hibah

Luar Negeri Pemerintah yang dilaksanakan secara langsung,

Semua hibah yang diterima KPK telah dimasukkan kedalam DIPA

setelah mendapat nomor register dari Departemen Keuangan. Hal ini

telah dilaksanakan KPK sejak tahun 2005.

Realisasi Hibah KPK sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebagai

berikut:

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

ADB 0002 INO (SF) 1.225.007.000 909.049.553 74,21

DANIDA - Denmark 12.880.000.000 6.702.775.830 52,04

World Bank TF 090675 5.919.406.000 5.669.465.000 95,78

GTZ (Jerman) GTZ 26.461.345.000 0

Uni Eropa 35.229.640.000 0

USAID-MCC 64.784.134.000 0

Total 146.499.532.000 13.281.290.383 9,07

Penjelasan masing-masing hibah:

ADB 0002 INO (SF) Earthquake and Tsunami Emergency Support

Project (ETESP) sebesar Rp1.225.007.000,00 (closing date 31

Desember 2009) untuk kegiatan pencegahan korupsi di Nanggroe

Aceh Darussalam, antara lain untuk kegiatan sosialisasi pencegahan

korupsi, sewa kendaraan, sewa kantor, cetak buku, penyiaran

program dialog interaktif di media, pengiriman buku, cetak stiker,

pengadaan peralatan pendukung operasional (kamera, recorder,

handycam, printer, notebook, cetak warta KPK, cetak komik,

pengadaan buku. Untuk pengadaan yang terkait dengan belanja

modal, telah dimasukkan ke dalam BMN KPK.

Realisasi sebesar 31 Desember 2009 Rp 909.049.553,00, adalah

untuk membiayai pengadaan dan pengiriman materi sosialisasi anti

korupsi di Aceh (buku saku MUM, stiker, tas dll), perekaman

talkshow di TV, pengadan dan pengenalan modul anti korupsi,

perjalanan sosialisasi dan kampanye anti korupsi ke Aceh dan

kabupaten.

DANIDA (Denmark) Proyek Danish International Development

Agency Supporting Selected KPK sebesar Rp12.880.000.000,00

(closing date 31 Desember 2009) untuk kegiatan pelatihan bagi

anggota DPRD mengenai pencegahan korupsi dan fungsi

pengawasan DPRD, kampannye anti korupsi, serta pemahaman

konsep “conflic of interest” bagi pemangku kepentingan dalam

pemerintahan dan BUMN.

Realisasi sebesar Rp Rp6.702.775.830,00 adalah realisasi sampai

dengan bulan Juli 2009 yang telah diaudit oleh auditor external

Danida dan telah mendapat pengesahan dari Departemen

Keuangan. Realisasi tersebut antara lain untuk kegiatan

Page 28: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22

pencegahan meliputi kampanye, sosialisasi termasuk pengadaan

perangkat/materi sosialisasi, biaya konsultan, administrasi, audit.

Periode realisasi Agustus sampai dengan Desember 2009 sebesar

Rp2.924.052.875 sampai dengan batas waktu penyampaian SP3

belum diterima oleh KPK, sehingga akan dimintakan pengesahannya

(SP3) nya pada periode tahun 2010, setelah dilakukan revisi DIPA

2010, yang memuat pagu hibah Danida. Mengingat hibah tersebut

seharusnya sudah closing date tanggal 31 Desember 2010, maka

diperlukan perpanjangan closing date, sebelum pengajuan revisi

DIPA KPK 2010.

World Bank TF 090675 – Project Support to KPK sebesar Rp

USD510.000 dan IDR 2.199.810.000 (dalam DIPA

Rp5.919.406.000,00) untuk kegiatan pelatihan, Penerimaan

beasiswa S2 UI dan ITB, kampanye pendidikan anti korupsi dan

cetak buku laporan survey integritas KPK.

Realisasi sebesar Rp 5.669.465.000,00 untuk kegiatan pelatihan,

beasiswa S2 UI dan ITB, kampanye serta cetak buku laporan

tahunan.

GTZ (Jerman) GTZ, Project Support for Anti Corruption Clearing

House of KPK sebesar Rp26.461.345.000,00 (closing date 31

Desember 2009) untuk pengadaan peralatan kendaraan bermotor,

komputer, peralatan perkantoran, alat bantu audio visual, dan

bahan-bahan training untuk pelaksanaan training, biaya perjalanan

dalam rangka training, seminar, workshop.

Donor belum dapat memberikan angka realisasi secara actual untuk

tahun 2009 disebabkan karena proses audit yang dilakukan oleh

external auditor GTZ belum selesai.

Uni Eropa - To Strengthen the Rule of Law and Security in

Indonesia sebesar Rp35.229.640.000,00 (closing date 2011) untuk

kegiatan koordinasi dan supervisi di antara institusi/lembaga

penegak hukum; pemberantasan korupsi dengan fokus pencegahan

korupsi dan partisipasi masyarakat; tehnik investigasi, penuntutan

dan koordinasi melalui pelatihan dengan instansi terkait KPK, BPK,

Polisi, Pengadilan Tipikor; dan technical assistance untuk

meningkatkan efektivitas monitoring dan evaluasi sistem RAN PK.

Tahun 2009 belum ada realisasi, disebabkan karena pemenang

tender pelaksana proyek baru ada menjelang akhir tahun 2009.

USAID-MCC Millenium Challenge Corporation (MCC) Indonesia

/Control of Corruption Project sebesar Rp64.784.134.000,00

(closing date 31 Desember 2009) untuk pengadaan peralatan

communication/ terestrial trunking radio, court recording, serta

survey IPK dan penyuapan (briberry);

Belum ada realisasi disebabkan karena barang dan jasa

sebagaimana telah ditetapkan dalam perjanjian belum diterima

oleh KPK sampai dengan closing date 31 Desember 2009.

3. Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual

Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual KPK TA 2009 dapat

dilihat pada lampiran.

Page 29: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 23

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM

Posisi keuangan per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Aset

sebesar Rp424.106.160.676,00 atau lebih tinggi 12,71 persen dibandingkan

dengan aset per 31 Desember 2008; kewajiban sebesar

Rp3.119.555.905,00 atau lebih rendah 33,84 persen dibandingkan

kewajiban per 31 Desember 2008; sedangkan Ekuitas Dana sebesar

Rp420.986.604.771,00 atau lebih tinggi 13,29 persen dibandingkan ekuitas

dana per 31 Desember 2008.

Komposisi Neraca per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

(dalam rupiah)

Uraian 31 Desember 2009

31 Desember 2008

Kenaikan/

(Penurunan)

Aset 424.106.160.676 376.296.499.457 47.809.661.219

Kewajiban 3.119.555.905 4.714.954.730 (1.594.930.524)

Ekuitas Dana 420.986.604.771 371.581.544.727 49.405.060.044

Jumlah Aset per 31 Desember 2009 sebesar Rp424.106.160.676,00 terdiri

dari Aset Lancar sebesar Rp15.202.901.879,00; Aset Tetap sebesar

Rp209.842.259.085,00; dan Aset Lainnya sebesar Rp199.060.999.712,00.

Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2009 sebesar Rp3.119.555.905,00

merupakan kewajiban jangka pendek sebesar Rp Rp3.119.555.905,00.

Jumlah Ekuitas Dana per 31 Desember 2009 sebesar Rp420.986.604.771,00

terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp12.083.345.974,00 dan Ekuitas

Dana Investasi sebesar Rp408.903.258.797,00.

Komposisi Neraca KPK dibandingkan dengan periode sebelumnya dapat

dilihat pada grafik 6 berikut ini:

Grafik 6

Struktur Neraca KPK per 31 Desember 2009 dan 2008

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

Aset Kewajiban Ekuitas Dana

424,1

3,1

420,9 376,2

4,7

371,5

Mil

ya

r R

up

iah

31 Desember 2009 31 Desember 2008

Page 30: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 24

Kas di Bendahara

Pengeluaran Rp0,00

Kas di Bendahara Penerimaan Rp0,00

Piutang Bukan Pajak sebesar

Rp640.633.330,00

C.2 PENJELASAN PER POS NERACA

C.2.1 Aset Lancar

C.2.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai,dikelola, dan

dibawah tanggungjawab Bendahara pengeluaran (BP)/Bendahara

Pengeluaran Pembantu (BPP) yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP)

yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas

Negara per tanggal neraca.

Sesuai dengan hasil pemeriksaan BPK, Kas di Bendahara Pengeluaran per

31 Desember 2009 adalah Rp0 (nihil).

C.2.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik di rekening

bank maupun uang tunai yang berada di bawah tanggungjawab Bendahara

Penerimaan yang belum disetorkan ke kas negara.

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal neraca adalah sebesar

Rp0,00. Tidak ada perbedaan Kas di Bendahara Penerimaan untuk TA.

2009 dan 2008.

C.2.1.3 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak adalah semua kas atau klaim terhadap pihak lain atas

uang, barang, atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan

pada tanggal laporan keuangan dan diharapkan dapat diterima dalam

jangka waktu tidak lebih dari satu tahun.

Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2009 adalah sebesar

Rp640.633.330,00 dengan rincian sebagai berikut:

Piutang Pendapatan Gratifikasi Rp 11.600.000

Piutang Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

240.000.000

Piutang Lainnya Rp 389.033.330

J u m l a h Rp 640.633.330

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp11.600.000,00 merupakan

gratifikasi yang telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai

dengan 31 Desember 2009 belum diselesaikan pembayarannya oleh

penyelenggara negara, dengan rincian sebagai berikut:

No. Penyelenggara Negara SK Pimpinan Jumlah (rupiah)

1. Suryatati Abdul Manan 443A/01/12/2009 9.100.000

2. Noverisman Subing 458/01/12/2009 2.500.000

Seluruh Piutang Gratifikasi di atas telah dilunasi oleh para penyelenggara

ybs melalui penyetoran Pendapatan Gratifikasi ke kas negara oleh

Bendahara Penerimaan KPK pada tanggal 21 Januari 2010 dan 4

Februari 2010.

Page 31: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 25

Uang Muka Belanja

Rp249.002.600

Persediaan Rp14.313.265.949,00

Piutang Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

Pemerintah sebesar Rp240.000.000,00 merupakan bagian lancar dari sisa

kewajiban PT Buanajasa Tehnikindo (PT BT) sebesar Rp905.000.000,00

yang diharapkan dapat direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan sejak

tanggal neraca. Kewajiban PT Buanajasa Tehnikindo (PT BT) kepada KPK

terkait dengan pelaksanaan putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia

(BANI) Nomor: 272/XII/ARB-BANI/2007 tanggal 31 Maret 2009.

Piutang lainnya sebesar Rp389.033.330,00 merupakan piutang yang

berasal dari hasil pemeriksaan BPK. Piutang dimaksud telah dilunasi

melalui penyetoran ke kas Negara pada tanggal 8 dan 11 Januari 2010.

Dibandingkan dengan TA 2008, saldo Piutang Bukan Pajak TA 2009 lebih

besar Rp527.641.408,00 atau 466.97 persen.

C.2.1.4 Uang Muka Belanja

Uang Muka Belanja merupakan pengakuan terhadap pembayaran yang

telah dilaksanakan namun prestasi pada akhir periode pelaporan belum

seluruhnya diserahkan.

Saldo Uang Muka Belanja per 31 Desember 2009 sebesar Rp249.002.600,00 merupakan pembayaran untuk:

Sewa bangunan gudang untuk menyimpan perangkat sosialisasi Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat untuk Bulan Januari s.d Maret 2010 sebesar Rp11.550.000,00.

Sewa PC Desktop dan Notebook pada Direktorat Pengolahan Informasi dan Data untuk Bulan Januari dan Februari 2010 sebesar Rp237.452.600,00

Dibandingkan dengan TA 2008, Uang Muka Belanja TA 2009 lebih besar

Rp203.688.100,00 atau 449,50 persen

C.2.1.5 Persediaan

Jumlah persediaan per 31 Desember 2009 sebesar Rp14.313.265.949,00

dengan rincian sebagai berikut:

Jenis Persediaan

Persediaan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat Rp 11.968.724.923

Barang Konsumsi Rp 1.664.677.262

Amunisi Rp 476.014.000

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 145.538.964

Suku Cadang Rp 1.942.400

Pita Cukai, Materai dan Leges Rp 947.500

Bahan Baku Rp 38.972.220

Persediaan untuk tujuan Strategis/Berjaga-jaga Rp 3.971.800

Persediaan Lainnya Rp 12.476.880

Jumlah Rp 14.313.265.949

Dibandingkan dengan TA 2008, persediaan TA 2009 lebih rendah

Rp1.393.970.914,00 atau lebih rendah 8,87 persen.

Page 32: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 26

Aset tetap Rp209.842.259.085,00

Dibandingkan dengan Laporan Keuangan KPK 2009 (Unaudited), nilai

persediaan pada Laporan Keuangan KPK 2009 (Audited) lebih rendah

sebesar Rp13.532.900,00 dengan penjelasan sebagai berikut:

Selisih persediaan antara Laporan Mutasi Barang Persediaan

dengan Berita Acara Pemeriksaan Fisik dari masing-masing

Deputi sehingga persediaan lebih catat sebesar Rp35.432.100,00,

selisih tersebut telah dilakukan koreksi pada Aplikasi SIMAK BMN.

Persediaan berupa buku survey integritas versi inggris dan

Indonesia kurang catat pada Laporan Persediaan sebesar

Rp21.899.200,00, nilai tersebut telah dimasukkan pada Aplikasi

SIMAK BMN berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.

C.2.2 Aset Tetap

Jumlah aset tetap per 31 Desember 2009 sebesar Rp209.842.259.085,00

merupakan nilai aset tetap dengan menggunakan metode harga perolehan

dan belum memperhitungkan penyusutan.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai aset tetap TA 2009 mengalami

kenaikan sebesar Rp15.887.096.446,00.

Mutasi terhadap aset tetap adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2008 193.955.162.639

Penambahan:

- Peralatan dan Mesin 5.410.859.067

- Jalan, Irigasi, dan Jaringan 10.084.480.336

- Aset tetap lainnya 391.757.043 15,887,096,446

209,842,259,085

Pengurangan: 0

Saldo per 31 Desember 2009 209,842,259,085

Nilai aset tetap pada SIMAK BMN adalah sebesar Rp167.955.318.161,00

sehingga terdapat selisih antara SIMAK BMN dan SAK sebesar

Rp41.886.940.924,00 yang disebabkan oleh:

Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar sebesar Rp41.886.940.924,00 yang

berasal dari renovasi gedung tidak masuk ke dalam aplikasi SIMAK BMN,

namun diungkap di dalam Catatan Ringkas BMN. Tidak dapat masuknya

Aset Tetap Dalam Renovasi ke dalam aplikasi SIMAK BMN disebabkan

oleh terbatasnya fitur aplikasi dimaksud. Dimana aplikasi SIMAK BMN

hanya dapat menampung BMN yang secara hukum benar-benar dimiliki

oleh suatu kementerian/lembaga. Aset tetap dalam renovasi sesuai

Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan aset yang dimiliki

kementerian/ lembaga lain yang dimanfaatkan oleh suatu

kementerian/lembaga lainnya.

Selisih senilai Rp1.955.825.000,00 antara neraca SAK pada Laporan

Keuangan KPK 2009 (unaudited) dan SIMAK BMN berupa Peralatan dan

Mesin sebesar Rp1.920.950.000,00 dari realisasi hibah USAID dan

Reklasifikasi belanja barang ke belanja modal peralatan dan mesin

sebesar Rp34.875.000,00 telah dimasukkan ke dalam aplikasi SIMAK BMN

sesuai dengan hasil pemeriksaan BPK.

Page 33: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 27

Peralatan dan Mesin Rp126.990.225.832,00

Penambahan aset tetap dan aset lainnya dibandingkan dengan realisasi

belanja modal terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Belanja Modal TA 2009 Rp 17.365.387.740

Mutasi penambahan aset TA 2009 Rp 17.016.280.654

Selisih Rp 349.107.086

Mutasi penambahan aset tetap dan aset lainnya tidak sama dengan

belanja modal, disebabkan oleh:

1. Sejumlah Peralatan dan Mesin dengan nilai total sebesar

Rp1.705.000,00 tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi aset

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

01/KM.12/2001, namun dicatat secara ekstrakomptabel pada Unit

Pengguna Barang.

2. Sejumlah barang dari Belanja Gedung sebesar Rp5.940.000,00 juga

tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi aset sehingga dicatat secara

ekstrakomptabel.

3. Reklasifikasi Belanja Peralatan dan Mesin ke Aset Lain-lain sebesar

Rp25.740.000,00.

4. Kesalahan pembebanan pada jaringan sebesar Rp8.500.000,00

5. Reklasifikasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin ke Aset Lain-lain

sebesar Rp47.190.000,00

6. Reklasifikasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin menjadi Aset Tak

Berwujud sebesar Rp2.277.000,00

7. Reklasifikasi dari Peralatan dan mesin ke Aset Tak Berwujud Sebesar

Rp377.341.714,00

8. Reklasifikasi masuk dari Aset Tak Berwujud Rp83.825.000,00

9. Reklasifikasi dari Peralatan dan mesin ke persediaan (Amunisi) sebesar

Rp901.605.100,00

10.Reklasifikasi masuk dari persediaan (Senjata Api) Rp381.305.100,00

11.Perolehan Lainnya barang gratifikasi Rp77.146.000,00

12.Hibah dari PT Grha Humanindo sebesar Rp478.915.628,00. Hibah

dimaksud diperoleh KPK sesuai Perjanjian Nomor:

01/SP/PPK.DGAH/KPK/2008 dimana PT Grha Humanindo akan

menyerahkan barang yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaannya selesai pelaksanaan pekerjaan tersebut selesai.

C.2.2.1 Peralatan dan Mesin

Nilai Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2009 sebesar

Rp126.990.225.832,00. Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Peralatan dan

Mesin TA 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp5.410.859.067,00.

Page 34: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 28

Jalan, Irigasi, dan

Jaringan Rp40.749.350.665,00

Rincian mutasi/perubahan Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2008 Rp 121.579.366.765

Penambahan: Rp 5.410.859.067

Pengurangan: Rp 0

Saldo 31 Desember 2009 Rp 126.990.225.832

Penambahan peralatan dan mesin apabila dibandingkan dengan realisasi

belanja modalnya terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 15.714.747.201

Mutasi penambahan aset TA 2009 Rp 5.410.859.067

Selisih Rp 10.303.888.134

Penambahan Peralatan dan Mesin tidak sama dengan Belanja Modalnya,

hal ini disebabkan oleh:

Reklasifikasi realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin menjadi

Belanja Modal Jaringan sebesar Rp10.084.480.336,00

Reklasifikasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin dengan nilai satuan

yang tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi aset menjadi barang

ekstrakomptabel dengan nilai total sebesar Rp1.705.000,00.

Hibah dari PT Grha Humanindo sebesar Rp478.915.628,00. Hibah

dimaksud diperoleh KPK sesuai Perjanjian Nomor:

01/SP/PPK.DGAH/KPK/2008 dimana PT Grha Humanindo akan

menyerahkan barang yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pekerjaannya selesai pelaksanaan pekerjaan tersebut selesai.

Reklasifikasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin ke Aset Lain-lain

sebesar Rp47.190.000,00

Reklasifikasi realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan menjadi

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp115.259.288,00

Reklasifikasi realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin menjadi Aset

Lain-lain sebesar Rp25.740.000,00

Reklasifikasi realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin menjadi Aset

tak Berwujud sebesar Rp2.277.000,00

Reklasifikasi dari Peralatan dan mesin menjadi Aset Tak Berwujud

Sebesar Rp377.341.714,00

Reklasifikasi masuk dari Aset Tak Berwujud Rp83.825.000,00

Reklasifikasi dari Peralatan dan mesin ke Persediaan (Amunisi) sebesar

Rp901.605.100,00

Reklasifikasi masuk dari Persediaan (senjata api) Rp381.305.100,00

Perolehan Lainnya barang Gratifikasi Rp77.146.000,00

C. 2.2.2 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai Jaringan per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp40.749.350.665,00.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Jaringan TA 2009 mengalami kenaikan

sebesar Rp10.084.480.336,00.

Page 35: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 29

Aset Tetap Lainnya Rp42.102.682.588,00

Rincian mutasi/perubahan Jaringan adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2008 Rp 30.664.870.329

Penambahan selama Tahun 2009 Rp 10.084.480.336

Pengurangan: 0

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 40.749.350.665

Tidak ada perbedaan nilai Jaringan antara SIMAK BMN dan SAK.

Realisasi nilai Jaringan TA 2009 seluruhnya diperoleh dari reklasifikasi

Belanja Modal Peralatan dan Mesin, dengan rincian sebagai berikut:

No. SPM Jumlah

0007 2.452.243.297

0006 303.165.660

0027 4.625.240.352

0028 535.291.481

0032 1.937.643.935

0033 230.895.611

Jumlah 10.084.480.336

C.2.2.3 Aset Tetap Lainnya

Nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2009 adalah sebesar

Rp42.102.682.588,00 terdiri dari Aset Tetap Dalam Renovasi sebesar

Rp41.886.940.924,00 dan Aset Tetap Lainnya sebesar Rp215.741.664,00.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Aset Tetap Lainnya pada TA 2009

mengalami kenaikan sebesar Rp391.757.043,00.

C.2.2.3.1 Aset Tetap Dalam Renovasi (dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2008 41.537.602.887

Penambahan:

- Pengembangan gedung SM I 44.554.995

- Pengembangan gedung SM II 304.783.042

349.338.037

Saldo per 31 Desember 2009 41.886.940.924

Nilai Aset Tetap dalam Renovasi per 31 Desember 2009 yang diungkap

pada Catatan Ringkas SIMAK BMN adalah sebesar Rp41.886.940.924,00

Sehingga tidak terdapat selisih pencatatan antara SIMAK BMN dan SAK.

Penambahan Aset Tetap dalam Renovasi apabila dibandingkan dengan

realisasi belanja modalnya terdapat selisih dengan rincian sebagai berikut:

BM Gedung dan Bangunan Rp 470.537.325

Mutasi penambahan aset TA 2008 Rp 349.338.037

Selisih Rp 121.199.288

Page 36: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 30

Aset Lainnya Rp199.060.999.712,00

Selisih sebesar Rp121.199.288,00 disebabkan oleh:

Reklasifikasi realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan menjadi

Peralatan dan Mesin sebesar Rp115.259.288,00

Menjadi barang Ekstrakomtabel sebesar Rp5.940.000,00

C.2.2.3.2 Aset Tetap Lainnya

(dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2008 173.322.658

Penambahan:

- Buku database informasi Dit. PJKAKI

(SPM 00339)

19.051.679

- Literatur Hukum (SPM 00423) 3.431.400

- Buku database informasi Dit. PJKAKI

(SPM 01279)

9.719.325

- Literatur Biro Hukum (SPM 01381) 10.216.602

42.419.006

Pengurangan: 0

Saldo per 31 Desember 2009 215.741.664

C.2.3 Aset Lainnya

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2009 adalah sebesar

Rp199.013.849.712,00 merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan

menjadi aset lancar dan aset tetap, terdiri dari Aset Tak Berwujud sebesar

Rp10.448.377.032,00 dan Aset Lain-lain sebesar Rp188.612.622.680,00.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Aset Lainnya pada TA 2009 mengalami

kenaikan sebesar Rp32.591.139.480,00.

C.2.3.1 Aset tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2009 adalah sebesar

Rp10.448.377.032,00 dengan rincian sebagai berikut: (dalam rupiah)

Saldo per 31 Desember 2008 Rp 9.023.399.110

Penambahan:

- Lisensi Editing Video Studio Pro X2 Rp 2.277.000

- Lisensi Server Sim Audit Rp 19.459.688

- Lisensi Soft SIM Audit Full Users Rp 173.470.000

- Software Computer Aplikasi Pendistribusian Surat Rp 22.600.000

- Lisensi Lainnya Rp 4.015.000

- Software Komputer - HRM Rp 28.600.000

- Software Komputer - Biro Hukum Rp 49.500.000

- Software - Perencanaan dan Keuangan Rp 37.620.000

- Perangkat Lunak Inda Rp 94.130.850

- Lisensi Bagi Perangkat Lunak Pengontrol Virtual SAN Rp 257.682.700

- Lisensi Perangkat Lunak PINDA Rp 42.240.000

- Perangkat Lunak Pinda Rp 20.955.000

- Perangkat Lunak LHKPN Rp 5.500.000

- Pengembangan Software DUMAS Rp 47.850.000

Page 37: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 31

Utang kepada Pihak

Ketiga Rp3.119.555.905,00

- Pengembangan Aplikasi Renkeu Rp 1.980.000

- Software - Cyber Parkir Double Capture Rp 44.000.000

- Perangkat Lunak Comp. Forensic Rp 21.668.900

- Perangkat Lunak Comp.Forensic Rp 77.163.570

- Software - Pengembangan Sistem dan Prosedur Gratifikasi Rp 40.381.000

- Software - Pengadaan Redesign Website KPK Rp 42.900.000

- Pengembangan Soft.Sim Audit Tahap 2 Annual Support Dan Maintenance

Rp 9.130.000

- Software - Aplikasi Pengadaan Rp 39.462.500

- Software – Aplikasi Administrasi Biro Hukum Rp 48.875.000

- Reklasifikasi Aset Tak Berwujud Dari SIMAK BMN Rp 293.516.714

Jumlah Rp 10.448.377.032

Realisasi belanja untuk Jaringan sampai dengan 31 Desember 2009

diperoleh dari belanja modal berikut:

MAK Uraian Jumlah

536111 BM Fisik Lainnya Rp 1.129.184.208

532111 BM Peralatan dan Mesin Rp 2.277.000

Reklas dari SIMAK BMN Rp 293.516.714

Jumlah Rp 1.424.977.922

C.2.3.2 Aset Lain-lain

Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2009 adalah Rp188.612.622.680,00 dengan rincian sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2008 Rp 157.446.461.122

Penambahan:

Kenaikan uang pengganti dan biaya perkara Rp 34.732.081.558

Kewajiban PT BT 665.000.000

Reklasifikasi dari Belanja Modal peralatan & Mesin 72.930.000

Piutang dari gratifikasi yang belum tertagih 47.150.000

Pengurangan:

Penyesuaian piutang bukan pajak PT BT 4.351.000.000

Saldo per 31 Desember 2009 Rp 188.612.622.680

C.2.4 Kewajiban Jangka Pendek

C.2.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2009 sebesar

Rp3.119.555.905,00 berasal dari tagihan PT Infocipta Polanusa yang belum

terbayar sebesar Rp104.002.800,00 dan utang kompensasi pegawai KPK

tahun 2009 sebesar Rp Rp3.015.553.105,00.

Tagihan PT Infocipta Polanusa merupakan pembayaran termin III dan

belum dapat dibayarkan karena PT Infocipta Polanusa tidak dapat

memenuhi format Bank Garansi yang baru sebagaimana diatur dalam SE

KPPN Nomor: SE-12/WPB.12/KP.01/2009 tanggal 17 November 2009

perihal Langkah-langkah Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2009.

Page 38: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 32

Uang Muka dari KPPN Rp0,00

Cadangan Piutang Rp889.635.930,00,00

Cadangan Persediaan Rp14,313.265.949,00

Dana yang Harus

Disediakan untuk Pembayaran Utang minus

Rp3.119.555.905,00

Dana diinvestasikan dalam Aset Tetap

Rp209.842.259.085

Utang kompensasi pada pegawai timbul karena :

1. adanya kebijakan di KPK bahwa tunjangan tersebut dapat

dibayarkan setelah para pegawai ybs memenuhi kewajiban hadir

di kantor dan mengisi timesheet. Hal ini berarti tunjangan

transport bulan sebelumnya dibayarkan pada bulan berjalan.

Namun karena penarikan data kehadiran dan pengisian timesheet

membutuhkan proses yang cukup, maka tunjangan transportnya

baru dapat dibayarkan dua bulan sesudah bulan yang harus

dibayarkan.

2. Perubahan SK kenaikan gaji TA 2009 yang sampai dengan

berakhirnya TA 2009 belum dibayarkan.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Utang kepada Pihak Ketiga pada TA

2009 mengalami penurunan sebesar Rp1.594.930.524,00 atau 51,13

persen.

C.2.4.2 Uang Muka dari KPPN

Nilai Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2009 sebesar Rp0,00

merupakan penyeimbang akun Kas di Bendahara Pengeluaran.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Uang Muka dari KPPN pada TA 2009

mengalami penurunan sebesar Rp468.301,00.

C.2.5 Ekuitas Dana Lancar

C.2.5.1 Cadangan Piutang

Nilai Cadangan Piutang per 31 Desember 2009 sebesar Rp889.635.930,00

merupakan penyeimbang Akun Piutang Bukan Pajak dan Uang Muka

Belanja. Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Cadangan Piutang pada TA

2009 mengalami kenaikan sebesar Rp725.864.508,00. C.2.5.2 Cadangan Persediaan

Nilai Cadangan Persediaan secara total per 31 Desember 2009 sebesar

Rp14,313.265.949,00 merupakan penyeimbang Akun Persediaan.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Cadangan Persediaan pada TA 2009

mengalami penurunan sebesar Rp1.393.970.914,00.

C.2.5.3 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang

Nilai akun tersebut per 31 Desember 2009 sebesar minus

Rp3.119.555.905,00 merupakan penyeimbang akun Utang kepada Pihak

Ketiga. Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Dana yang harus Disediakan

untuk Pembayaran Hutang pada TA 2009 mengalami penurunan sebesar

minus Rp1.594.930.524,00.

C.2.6 Ekuitas Dana Diinvestasikan

C.2.6.1 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Nilai Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2009 sebesar

Rp209.842.259.085,00 merupakan penyeimbang akun Aset Tetap.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

pada TA 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp15.887.096.446,00.

Page 39: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 33

Dana diinvestasikan dalam Aset Lainnya

Rp199.060.999.712,00

C.2.6.2 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Dana diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 31 Desember 2009 sebesar

Rp199.060.999.712,00 merupakan penyeimbang akun Aset Lainnya.

Dibandingkan dengan TA 2008, nilai Dana Diinvestasikan Dalam Aset

Lainnya pada TA 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp32.591.139.480,00. C.3.CATATAN PENTING LAINNYA

1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa

gedung, yaitu:

a. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan.

Sampai dengan saat ini, tanah dan gedung yang di tempati KPK

masih dalam status izin penggunaan berdasarkan surat Menteri

Keuangan No. S-164/MK.06/2005 tanggal 20 April 2005.

b. Lantai 3 dan sebagian lantai dasar Gedung eks Bank Uppindo di Jl.

H.R. Rasuna Said Kav. C-19 Kuningan Jakarta Selatan untuk. Izin

penempatan sesuai surat Menteri Keuangan Nomor: S-07/

MK.06/2008 tanggal 14 Januari 2008.

c. Lantai 15 dan penggunaan bersama lantai 17 Gedung Kementerian

BUMN, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13. Izin pinjam pakai sesuai

surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: S-

613/MBU/2009 tanggal 7 September 2009.

Selain gedung, Menteri Keuangan dengan surat nomor: S-06/MK.6/2009

tanggal 9 Januari 2009 dan Berita Acara Serah Terima Nomor: BAST-

02/KN/2009 tanggal 17 Februari 2009 menyerahkan kepada KPK

sebidang tanah seluas 8.294 m2 terletak di Jl. HR. Rasuna Said No. 565

Guntur Setiabudi (SHGB No. 556/Guntur). Berdasarkan penilaian dari

Direktorat Penilaian Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan

Negara Departemen Keuangan, tanah tersebut mempunyai nilai sebesar

Rp119.363.101.000,00.

KPK sedang mengurus balik nama sertifikat tanah tersebut, sehingga

tanah tersebut belum dapat dimasukkan ke dalam Aset Tetap KPK.

2. Utang KPK 2008

Berdasarkan hasil pemeriksaan Pengawasan Internal KPK, karena

ketidaklengkapan administrasi, maka dari utang-utang yang tercantum

dalam Neraca KPK per 31 Desember 2008, terdapat tagihan dari 3

penyedia barang dan jasa sejumlah Rp187.221.029,99 yang tidak dapat

dibayarkan. Atas permasalahan ini, ke-3 penyedia barang dan jasa

tersebut dapat menerima dan memahaminya.

3. Rekening Hibah

Selain Hibah ADB yang rekeningnya menjadi satu dengan rekening

Bendahara Pengeluaran, terdapat rekening hibah Danida yang dikelola

oleh Project Manager Hibah dan dipergunakan untuk menampung dana

hibah Danida, yaitu: rekening nomor: 025.01.002.25.008 pada Bank

Niaga Setiabudi Building atas nama KPK qq. Program Danida. Saldo

rekening per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp177.192.272,35.

Page 40: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 34

4. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai

putusan yang berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat

disetorkan ke kas negara. Titipan tersebut, diadministrasikan di Biro

Perencanaan dan Keuangan untuk uang sitaan dan gratifikasi, serta

Kedeputian Penindakan untuk titipan uang tindak pidana korupsi.

Sampai dengan 31 Desember 2009, rincian titipan uang yang belum

mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Kas di Brankas Pengelola Titipan uang Sitaan Biro

Perencanaan dan Keuangan, terdri dari:

Rupiah IDR 25.080.565.275,00

Dolar Amerika USD 351.657,00

Euro EUR 5.500,00

Kas di bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan uang

Sitaan Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 141.875.532.051,50

Dolar Amerika USD 284.025,30

Kas di Brankas Direktorat Penuntutan, terdiri dari:

Rupiah IDR 1.052.367.850,00

Dolar Amerika USD 1.159,00

Yen Jepang JPY 20.000,00

Dolar Australia AUD 50,00

Ringgit Malaysia RM 100,00

Dolar Singapura SGD 23,00

5. Piutang a.n. PT BT

Berdasarkan putusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Nomor:

272/XII/ARB-BANI/2007 tanggal 31 Maret 2009, PT Buanajasa

Tehnikindo (PT BT) diwajibkan membayar kepada negara cq. KPK

sebesar Rp1.145.000.000,00.

Gunawan Saputra sebagai diri pribadi dan selaku Direktur PT BT tidak

dapat melakukan pembayaran sekaligus. Ybs dalam Surat

Pernyataannya akan mencicil kewajibannya sampai dengan tahun 2013.

Cicilan pertama sebesar Rp240.000.000,00 telah dilaksanakan pada

tanggal 24 November 2009.

6. Benda Sitaan Hasil Korupsi

Dalam rangka memaksimalkan pengembalian kerugian keuangan

negara, KPK telah melakukan penyitaan terhadap harta milik para

tersangka tindak pidana korupsi. Agar Benda Sitaan tidak mengalami

penurunan nilai yang drastis, KPK menitipkan barang-barang tersebut

(kecuali tanah) pada Rumah Penyimpanan Barang Sitaan/Rampasan

Negara (RUPBASAN) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen

Hukum dan HAM.

7. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d 2009, terdapat Uang Denda yang belum

dibayar para terpidana dengan rincian sebagai berikut:

Page 41: BAGIAN ANGGARAN 093 - kpk.go.id · Cadangan Persediaan C.2.5.2 14.313.265.949 15.707.236.863 ... 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2009 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 35

(dalam rupiah)

Tahun Denda

2005 200.000.000

2006 2.250.000.000

2007 3.700.000.000

2008 1.350.000.000

2009 4.840.000.000

Jumlah 12.340.000.000

8. Aset Hilang

Per tanggal 31 Desember 2009 terdapat aset yang hilang berupa:

a. Satu unit laptop Merk Dell Lattitude D620 dengan nilai perolehan

Rp9.809.800,-

b. Satu unit laptop Merk IBM T42 dengan nilai perolehan

Rp18.225.531,-

c. Satu unit laptop Merk IBM T43 dengan nilai perolehan

Rp19.283.055,-

d. Satu unit telepon seluler Merk Nokia N-96 dengan nilai perolehan

Rp9.185.000,-

e. Satu unit sepeda motor Merk Honda Vario dengan nilai perolehan

Rp13.807.000.-

Atas kejadian tersebut dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat

Pengawasan Internal dan saat ini menunggu keputusan dari Pimpinan

untuk tindak lanjutnya.

D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA

D.1 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

Daftar temuan BPK dan tindak lanjutnya dapat dilihat pada lampiran.

D.2 REKENING PEMERINTAH

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2008, tidak ditemukan

rekening pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan

Pemerintah Pusat maupun Laporan Keuangan KPK.

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58 Tahun 2007 dan Peraturan

Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 35/PB/2007, KPK telah

melakukan upaya-upaya penertiban dengan melakukan inventarisasi

terhadap rekening pada KPK. Hasil inventarisasi rekening pada KPK sampai

dengan 31 Desember 2009 menunjukkan adanya 215 rekening yang

dipertahankan, yang telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.

Sedangkan rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember

2009 sebanyak 110 rekening. Rekening-rekening ditutup karena: (i)

perkara yang terkait dengan rekening tersebut telah mendapat putusan

yang telah berkekuatan hukum tetap; atau (ii) rekening tersebut batal

menerima transaksi. Saldo dari rekening yang ditutup disetor ke kas

negara dan kas daerah tergantung dari amar putusan majelis hakim.