kpk.go.id · kpk meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya pemberantasan korupsi...

41

Upload: buituyen

Post on 12-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

Uraian Catatan

TA 2013 TA 2012

Anggaran Realisasi

(Neto)

% Real. Angg.

Realisasi

1 2 3 4 5 6

PENDAPATAN B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 58.756.665.000 122.556.123.049 208.58 40.441.123.534

JUMLAH PENDAPATAN 58.756.665.000 122.556.123.049 208.58 40.441.123.534

BELANJA NEGARA B.2

BELANJA TRANSAKSI KAS B.2.1 703.876.268.000 465.831.958.792 66.18 335.574.887.523

Rupiah Murni

Belanja Pegawai B.2.1.1 242.906.465.000 227.383.117.479 93.61 192.409.373.009

Belanja Barang B.2.1.2 324.308.035.000 140.238.872.120 43.24 115.283.364.629

Belanja Modal B.2.1.3 134.861.768.000 97.501.083.577 72.30 27.417.697.313

Pinjaman dan Hibah

Belanja Pegawai 0 0 0 0

Belanja Barang B.2.1.2 1.703.500.000 645.249.252 37.88 464.452.572

Belanja Modal B.2.1.3 96.500.000 63.636.364 65.94 0

BELANJA TRANSAKSI NON KAS B.2.2 0 913.154.450 0 0

Belanja Pegawai Non Kas 0 0 0 0

Belanja Barang Non Kas B.2.2 0 11.421.800 0 0

Belanja Modal Non Kas B.2.2 0 901.732.650 0 0

JUMLAH BELANJA 703.876.268.000 466.745.113.242 66.31 335.574.887.523

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 2

II. NERACA

KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI NERACA

PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (dalam rupiah)

Nama Perkiraan Catatan 2013 2012

ASET

Aset Lancar C.1

Kas dan Bank

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 582.997.500 3.757.620

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 75.000.000 0

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 612.817.808 3.500.396

Jumlah Kas dan Bank 1.270.815.308 7.258.016

Piutang

Piutang Bukan Pajak C.1.4 501.567.745.604 516.903.016.873

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Piutang Bukan Pajak

C.1.5 (30.252.843.810) (30.306.317.535)

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.1.6 0 0

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih -Bagian Lancar TP/TGR

C.1.7 0 0

Jumlah Piutang (Bersih) 471.314.901.794 486.596.699.338

Uang Muka Belanja C.1.8 897.247.292 527.083.403

Persediaan C.1.9 29.716.663.603 26.135.356.185

Jumlah Aset Lancar 503.199.627.997 513.266.396.942

Aset Tetap C.2

Tanah C.2.1 128.390.705.000 119.363.101.000

Peralatan dan Mesin C.2.2 224.881.586.890 202.377.424.782

Gedung dan Bangunan C.2.3 129.000.060 129.000.060

Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.4 82.568.038.322 65.089.219.713

Aset Tetap Lainnya C.2.5 50.559.530.114 47.079.496.449

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6 33.747.108.771 0

Akumulasi Penyusutan Aset tetap (181.407.816.819) 0

Jumlah Aset Tetap 338.868.152.338 434.038.242.004

Aset Lainnya C.3

Aset Tak berwujud C.3.1 28.775.595.567 16.453.417.052

Aset Lain-lain C.3.2 604.024.396 1.161.224.396

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (596.862.312) 0

Jumlah Aset Lainnya 28.782.757.651 17.614.641.448

JUMLAH ASET 870.850.537.986 964.919.280.394

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek C.4

Utang Kepada Pihak Ketiga C.4.1 5.535.057.237 3.171.908.147

Uang Muka Dari KPPN C.4.2 582.997.500 3.757.620

Pendapatan yang Ditangguhkan C.4.3 687.817.808 3.500.396

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 6.805.872.545 3.179.166.163

JUMLAH KEWAJIBAN 6.805.872.545 3.179.166.163

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Lihat Catatan atas Laporan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan ini 3

Nama Perkiraan Catatan 2013 2012

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar C.5

Cadangan Piutang C.5.1 471.314.901.794 486.596.699.338

Cadangan Persediaan C.5.2 29.716.663.603 26.135.356.185

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

C.5.3 (5.535.057.237) (3.171.908.147)

Barang/jasa yang masih harus diterima C.5.4 897.247.292 527.083.403

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 496.393.755.452 510.087.230.779

Ekuitas Dana Investasi C.6

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.6.1 338.868.152.338 434.038.242.004

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.6.2 28.782.757.651 17.614.641.448

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 367.650.909.989 451.652.883.452

JUMLAH EKUITAS DANA 864.044.665.441 961.740.114.231

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 870.850.537.986 964.919.280.394

Jakarta, 31 Desember 2011 Sekretaris Jenderal

Komisi Pemberantasan Korupsi,

Bambang Sapto Pratomosunu NIP 19521107.197901.1.001

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 4

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Dasar Hukum

Rencana Strategis

A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.05/2007

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan

233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan

Nomor: 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-80/PB/2011

tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan

Transfer pada Bagan Akun Standar.

8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2012

tentang Penambahan dan Perubahan Akun Non-Anggaran dan Neraca pada

Bagan Akun Standar.

9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013

tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian

Negara/Lembaga.

A.2. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI OLEH KPK

RENCANA STRATEGIS

KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen yang dalam

melaksanakan tugas dan kewenangannya bebas dari pengaruh kekuasaan

manapun. Berdasarkan Pasal 6 Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002, tugas

KPK meliputi: melakukan koordinasi dan supervisi terhadap upaya

pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang

berwenang, melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap

tindak pidana korupsi, melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak

pidana korupsi, dan melakukan monitor terhadap penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Visi

“Menjadi Lembaga Penggerak Pemberantasan Korupsi yang Berintegritas,

Efektif, dan Efisien”

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 5

Misi

a) Melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

b) Melakukan supervisi dengan instansi yang berwenang melakukan

pemberantasan TPK.

c) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK.

d) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan TPK.

e) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Fokus Area

Fokus pelaksanaan tugas KPK pada Renstra KPK 2011-2015 adalah sebagai

berikut:

1) Penanganan Kasus Grand Corruption dan Penguatan Aparat Penegak

Hukum (APGAKUM).

Pengertian Grand Corruption adalah tindak pidana korupsi yang memenuhi

salah satu atau lebih kriteria berikut:

a) Melibatkan pengambil keputusan terhadap kebijakan atau regulasi;

b) Melibatkan aparat penegak hukum;

c) Berdampak luas terhadap kepentingan nasional;

d) Kejahatan sindikasi, sistemik, dan terorganisir.

Penguatan APGAKUM dilakukan melalui Koordinasi dan Supervisi.

2) Perbaikan Sektor Strategis terkait kepentingan nasional (national interest),

meliputi:

a) Ketahanan pangan plus;

b) Ketahanan energi dan lingkungan;

c) Penerimaan negara;

d) Bidang infrastruktur.

3) Pembangunan pondasi Sistem Integritas Nasional (SIN).

4) Penguatan sistem politik berintegritas dan masyarakat (CSO) paham

integritas.

5) Persiapan Fraud Control.

Tujuan Strategis

Efektivitas dan Efisiensi Pemberantasan (Pencegahan dan Penindakan) Korupsi

Sasaran Strategis

1) Keberhasilan Penanganan Grand Corruption.

2) Efektivitas Penanganan Perkara Korupsi oleh APGAKUM.

3) Meningkatnya Kinerja pada Sektor Strategis.

4) Terwujudnya Pelembagaan SIN secara Formal.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 6

5) Terbangunnya Integritas di Sektor Politik.

6) Terbangunnya Konsep Fraud Control sebagai Sistem Pemberantasan

Korupsi yang Terintegrasi.

7) Terwujudnya Integritas Organisasi KPK.

Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran

Untuk pencapaian tujuan dan sasaran KPK, strategi yang digunakan adalah:

1) Pencegahan yang terintegrasi

Pencegahan dilakukan secara terintegrasi dalam satu ”paket pencegahan

KPK” yakni dalam rangka membangun Sistem Integritas Nasional (SIN)

sesuai dengan fokus area pada masing-masing fase.

Pencegahan diawali dengan kajian komprehensif terhadap sistem atau

peraturan atau prosedur pada fokus area yang potensial/rawan terjadi

korupsi, kemudian diberikan rekomendasi/saran perbaikan, dan dipantau

implementasinya oleh KPK hingga tuntas. Secara paralel, dilakukan juga

pendidikan dan kampanye tentang SIN kepada K/L dan CSO untuk

mengubah mindset dan perilaku mereka, dan dilakukan internalisasi dan

impementasi pondasi dan pilar-pilar integritas nasional pada fokus area

secara bertahap (sesuai fase) untuk memperkuat SIN.

Pencegahan yang terintegrasi juga mencakup kegiatan koordinasi dan

supervisi pencegahan berupa kegiatan pelaksanaan koordinasi dengan

instansi yang melaksanakan usaha-usaha pencegahan korupsi serta

supervisi layanan publik.

2) Penindakan yang terintegrasi

Penindakan yang dilakukan terhadap grand corruption sesuai dengan fokus

area pada masing-masing fase, dengan pembangunan kasus (case building)

yang bersumber dari:

a) Pengaduan masyarakat yang potensial mengandung grand corruption.

b) Proaktif investigasi

Penanganan kasus non grand corruption bisa dilakukan:

a) Ditangani oleh KPK.

b) Dilimpahkan kepada instansi penegak hukum lain dengan mekanisme

koordinasi dan supervisi secara berjenjang.

3) Pencegahan dan Penindakan yang terintegrasi

Terhadap fokus area yang telah dilakukan penindakan, akan dilakukan

perbaikan (recovery) melalui pencegahan. Atau sebaliknya, penindakan

akan dilakukan apabila pencegahan yang dilakukan terhadap fokus area

tidak efektif (belum berhasil).

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran KPK dalam melaksanakan tugas

dengan fokus area periode 2011-2015 digambarkan dalam peta strategi

sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 7

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Tahun 2013 ini merupakan laporan yang mencakup

seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK). Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI)

yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan

posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

KPK merupakan satuan kerja dan tidak ada satuan kerja lain dibawah

lembaga KPK.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang

untuk menghasilkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)

yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan

Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi

aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan

barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan TA 2013 telah mengacu

pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 8

Pendapatan

Belanja Aset Aset Lancar

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-

kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

penyusunan LK KPK adalah sebagai berikut:

(1) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan KUN yang menambah ekuitas dana

lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada KUN. Akuntansi

pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan

membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya

(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan

sesuai dengan jenis pendapatan.

(2) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat

terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara

pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban

atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan pada lembar muka

laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

(3) Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik

oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam

satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini

tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut,

dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada

saat hak kepemilikan berpindah.

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera

untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12

(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar ini terdiri dari

kas, piutang, dan persediaan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam

bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs

tengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul

berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusannya.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang

akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 9

Aset Tetap Piutang Jangka Panjang

sebagai Bagian lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional

pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual

dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan harga pembelian terakhir,

apabila diperoleh dengan pembelian, harga standar apabila diperoleh

dengan memproduksi sendiri, dan harga wajar atau estimasi nilai

penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.

Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan

hasil inventarisasi fisik.

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh

pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap dilaporkan pada neraca per

31 Desember 2013 berdasarkan harga perolehan.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

(a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan

olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari

Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);

(b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama

dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

(c) Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum

kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali

pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap

lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak

kesenian.

Untuk BM/KN yang mempunyai nilai Aset Tetap di bawah Nilai Satuan

Minimum Kapitalisasi Aset Tetap sebagaimana tersebut di atas dicatat

didalam buku inventaris di luar pembukuan (ekstrakomptabel). Hal ini

sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor:01/KM.12/2001

tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam

Sistem Akuntansi Pemerintah.

c. Piutang Jangka Panjang

Piutang jangka panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau

akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan

Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti

Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, dan Piutang

Jangka Panjang Lainnya.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset

pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintahan yang

dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset

yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah

dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan

penjualan angsuran.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 10

Aset Lainnya Kewajiban

TP ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara

yang lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian

negara/daerah.

TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri

bukan bendahara atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan

tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita

oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu

perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh

bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan

tugasnya.

TPA dan TGR yang akan jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan

setelah tanggal neraca disajikan sebagai aset lancar.

d. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan

Piutang Jangka Panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset

Tak Berwujud dan Aset Lain-lain.

Aset tak berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak

mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi

software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten,

goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan

manfaat jangka panjang.

Aset lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan

sebagai Kemitraan Dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi

Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap KPK yang

dihentikan dari penggunaan aktifnya.

(4) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain

karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat,

lembaga keuangan, entitas pemerintahan lain, atau lembaga internasional.

Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang

bekerja pada pemerintah. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut

hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan

perundang-undangan.

Kewajiban diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas

bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Utang

Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Bagian Lancar Utang Jangka Panjang,

Utang Bunga (accrued interest) dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 11

Ekuitas Dana Penyisihan Piutang Tak Tertagih

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika

diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua

belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai

nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama

kali transaksi berlangsung.

Aliran ekonomi sesudahnya seperti transaksi pembayaran, perubahan

penilaian karena perubahan kurs mata uang asing, dan perubahan

lainnya selain perubahan nilai pasar, diperhitungkan dengan

menyesuaikan nilai tercatat kewajiban tersebut.

(5) Ekuitas Dana

Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang KPK. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang.

(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

Penyisihan piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan perkembangan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 201/PMK.06/2010 tentang Kualitas Piutang Kementerian Negara/Lembaga Dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih.

Tabel 3 Penggolongan Kualitas Piutang Menurut PMK Nomor 201/PMK.06/2010

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d tanggal jatuh tempo 0,5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

100%

Karena kekhasan jenis piutang KPK, maka kebijakan penggolongan kualitas piutang di KPK adalah:

a. Piutang Gratifikasi

Piutang gratifikasi dikategorikan lancar dan macet. Piutang gratifikasi dikategorikan lancar sampai piutang tersebut diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) dan disisihkan sebesar 0.5%. Piutang gratifikasi dikategorikan macet jika telah diserahkan ke PUPN dan disisihkan sebesar 100%.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan - Umum 12

Penyusutan Aset Tetap

b. Piutang Uang Pengganti

Piutang uang pengganti dikategorikan lancar dan macet. Piutang Uang Pengganti dikategorikan lancar dan disisihkan sebesar 0.5%, jika:

1.) Para terpidana mengangsur pembayaran Uang Pengganti, atau.

2.) Para terpidana masih/sedang menjalani pidana penjara, baik pidana pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti.

Piutang Uang Pengganti dikategorikan macet dan disisihkan sebesar 100%, jika:

1.) Para terpidana telah menjalani pidana penjara, baik pidana pokok maupun pidana tambahan sebagai subsider pembayaran Uang Pengganti, atau.

2.) Para terpidana tersebut menyerahkan pernyataan mengenai tidak sanggup membayar uang pengganti.

(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2013 ini, KPK telah menerapkan penyusutan Barang Milik Negara berupa aset tetap. Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, yang selanjutnya disebut Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

Penyusutan dilakukan terhadap Aset Tetap berupa:

a. Gedung dan Bangunan

b. Peralatan dan Mesin

c. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Aset Tetap yang direklasifikasikan sebagai Aset Lainnya dalam neraca berupa Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga dan Aset Idle disusutkan sebagaimana layaknya Aset Tetap.

Metode penyusutan yang digunakan adalah metode Garis Lurus, yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 13

Realisasi PNBP Rp122.556.123.049,00

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

B.1. Pendapatan Negara Dan Hibah

Realisasi PNBP KPK pada Tahun 2013 adalah sebesar Rp122.556.123.049,00 atau

mencapai 208,58 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar

Rp58.756.665.000,00. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP KPK sampai

dengan tanggal pelaporan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Estimasi

Pendapatan Realisasi %

1 Pendapatan Penjualan Lainnya 500.000.000 0 0

2 Pendapatan dari Pemindahtanganan dari BMN Lainnya

10.000.000 15.050.000 150,50

3 Pendapatan Jasa Giro 6.000.000 346.425.134 5773,75

4 Pendapatan Hasil Denda 6.655.000.000 6.750.000.000 101,43

5 Pendapatan Ongkos Perkara 665.000 482.000 72,48

6 Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK 2.000.000.000 0 0

7 Pendapatan Uang Sitaan TPK 19.965.000.000 22.400.158.244 112,20

8 Pendapatan Gratifikasi 3.000.000.000 1.548.619.812 51,62

9 Pendapatan Uang Pengganti TPK 26.620.000.000 90.965.447.061 341,72

10 Pendapatan hasil pengembalian uang Negara

0 35.900.000 0

11 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

0 177.816.285 0

12 Penerimaan kembali Belanja Pegawai TAYL

0 120.847.847 0

13 Penerimaan kembali Belanja Lainnya TAYL

0 192.579.666 0

14 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi (TP/TGR)

0 2.797.000 0

15 Pendapatan Anggaran Lain-lain 0 0 0

Jumlah 58.756.665.000 122.556.123.049 208,58

Perbandingan realisasi PNBP TA 2013 dan 2012 baik PNBP Fungsional maupun Umum

disajikan dalam tabel-tabel dibawah ini:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 14

Realisasi Belanja Kas Rp465.831.958.792,00

Tabel 5 Rincian Realisasi PNBP Fungsional TA 2013 dan 2012

Jenis Pendapatan TA 2013 TA 2012 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Pendapatan Jasa Giro 346.425.134 4.155.687.948 (3.809.262.814) (91,66)

Pendapatan Hasil Denda 6.750.000.000 4.500.000.000 2.250.000.000 50,00

Pendapatan Ongkos Perkara

482.000 312.000.0 170.000 54,49

Pendapatan Uang Sitaan TPK

22.400.158.244 11.506.765.450 10.893.392.794 94,67

Pendapatan Gratifikasi 1.548.619.812 2.518.735.878 (970.116.066) (38,52)

Pendapatan Uang Pengganti TPK

90.965.447.061 16.539.520.000 74.425.927.061 449,99

Pendapatan Penjualan Hasil Lelang TPK

0 708.554.000 (708.554.000) (100,00)

Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara

35.900.000 0 35.900.000 0

JUMLAH 122.047.032.251 39.929.575.276 82.117.456.975 205,66

Tabel 6 Rincian Realisasi PNBP Umum TA 2013 dan 2012

Jenis Pendapatan TA 2013 TA 2012 Kenaikan/ (Penurunan)

Rp %

Penjualan aset lainnya yang berlebih/rusak/ dihapuskan

15.050.000 0 15.050.000 0

Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah

177.816.285 37.295.323 140.520.962 376,78

Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL

192.579.666 233.699.479 (41.119.813) (17,60)

Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara

2.797.000 156.813.693 (154.016.693) (98,22)

Pendapatan Anggaran Lain-lain 0 3.148.400 (3.148.400) (100,00)

Penerimaan kembali Belanja Pegawai TAYL

120.847.847 80.591.363 40.256.484 49,95

JUMLAH 509.090.798 511.548.258 (2.457.460) (0,48)

B.2. Belanja Negara

Belanja Negara terdiri dari belanja transaksi kas dan belanja transaksi non kas. Belanja

transaksi kas adalah belanja yang telah dianggarkan dalam DIPA KPK, sedangkan

belanja transaksi non kas adalah belanja yang berasal dari hibah langsung dalam

bentuk barang/jasa yang tidak masuk dalam DIPA KPK.

B.2.1. Belanja Transaksi Kas

Realisasi belanja transaksi kas pada TA 2013 setelah dikurangi pengembalian belanja

adalah sebesar Rp465.831.958.792,00 atau sebesar 66,18 persen dari anggarannya

sebesar Rp703.876.268.000,00. Realisasi belanja tersebut berasal dari realisasi belanja

rupiah murni dan hibah.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 15

Realisasi belanja rupiah murni setelah dikurangi pengembalian belanja adalah sebesar

Rp465.123.073.176,00 atau 66,25 persen dari anggarannya sebesar

Rp702.076.268.000,00. Sedangkan realisasi belanja hibah adalah sebesar

Rp708.885.616,00 atau 39,38 persen dari anggarannya sebesar Rp1.800.000.000,00.

Hibah berasal dari Worldbank untuk proyek Supporting The Indonesian Corruption

Eradication Commission's Prevention Strategy. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai dengan

hibah ini adalah :

a. Sosialisasi penggunaan dana BOS di Kota Palembang dan Biak Numfor

b. Sosialisasi dengan menggunakan mobil layanan Masyarakat di Sumut, Solo, DIY,

Jawa Timur dan Bali

c. Monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dana BOS di Palembang, DIY,

Jabotabek, dan Biak Numfor

d. Pembuatan perangkat sosialisasi berupa buku saku dan film animasi, dan

e. Pendiidikan dan pelatihan Certified Integrity Officer di Malaysia untuk 28 pegawai

KPK

Anggaran dan realisasi belanja TA 2013 menurut program dapat dilihat pada tabel

berikut ini: Tabel 7

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut program TA 2013

Kode Program Anggaran Realisasi Belanja %

093.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPK

499.910.085.000 342.185.996.337 68,45

093.01.06 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 203.966.183.000 123.645.962.455 60,62

Jumlah 703.876.268.000 465.831.958.792 66,18

Sedangkan menurut jenis belanja, rincian anggaran dan realisasinya dapat dilihat pada

tabel berikut ini: Tabel 8

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 (Rupiah Murni dan Hibah)

Kode Jenis Belanja

Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja

%

51 Belanja pegawai 242.906.465.000 227.383.117.479 93,61

52 Belanja Barang 326.011.535.000 140.884.121.372 43,21

53 Belanja Modal 134.958.268.000 97.564.719.941 72,29

JUMLAH 703.876.268.000 465.831.958.792 66,18

Tabel 9 Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 per jenis Belanja

(Rupiah Murni)

Kode Jenis Belanja

Jenis Belanja Anggaran Realisasi

Belanja

%

51 Belanja Pegawai 242.906.465.000 227.383.117.479 93,61

52 Belanja Barang 324.308.035.000 140.238.872.120 43,24

53 Belanja Modal 134.861.768.000 97.501.083.577 72,30

JUMLAH 702.076.268.000 465.123.073.176 66,25

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 16

Pengembalian Belanja Rp2.847.772.630,00

Tabel 10 Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013 Per jenis belanja

(Hibah)

Kode Jenis Belanja

Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja

%

51 Belanja pegawai 0 0 0,00

52 Belanja Barang 1.703.500.000 645.249.252 37,88

53 Belanja Modal 96.500.000 63.636.364 65,94

JUMLAH 1.800.000.000 708.885.616 39.38

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Grafik 1 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2013

(Rupiah Murni dan Hibah)

Realisasi belanja TA 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp130.257.071.269,00

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2013 dan 2012

(Rupiah Murni dan Hibah)

Kode Jenis

Belanja Jenis Belanja

Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

51 Belanja pegawai 227.383.117.479 192.409.373.009 34.973.744.470 18,18

52 Belanja Barang 140.884.121.372 115.747.817.201 25.136.304.171 21,72

53 Belanja Modal 97.564.719.941 27.417.697.313 70.147.022.628 255,85

JUMLAH 465.831.958.792 335.574.887.523 130.257.071.269 38.82

Pengembalian Belanja

Sampai dengan akhir TA 2013, terdapat pengembalian belanja sebesar

Rp2.847.772.630, berasal dari Belanja Pegawai dan Belanja Barang. Rincian

pengembalian belanja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 17

Belanja Pegawai Rp227.383.117.479,00

Tabel 12 Pengembalian Belanja TA 2013

Kode Jenis Belanja

Uraian Jenis Belanja Realisasi Pengembalian

5115 Belanja Gaji dan Tunjangan Pokok Pegawai Non PNS 1.683.537.955

5212 Belanja Barang Non Operasional 391.513.600

5221 Belanja Jasa 2.024.385

5241 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 189.046.727

5242 Belanja Perjalanan Luar Negeri 581.649.963

JUMLAH 2.847.772.630

Pengembalian belanja yang terkait dengan belanja pegawai diantaranya disebabkan

oleh: (i) pegawai yang keluar dari KPK tidak pada akhir bulan (tanggal 30 atau 31),

sehingga gaji yang telah dimintakan ke kas negara tidak dapat ditransfer seluruhnya ke

pegawai yang keluar tersebut. (ii) pemutakhiran data penghasilan instansi asal bagi para

PNS yang dipekerjakan, sehingga tunjangan yang terlanjur dibayarkan dikembalikan ke

kas negara.

Pengembalian Belanja Barang Non Operasional diantaranya berasal dari kegiatan

perekaman persidangan oleh beberapa universitas di daerah, sedangkan pengembalian

belanja perjalanan dinas disebabkan terutama oleh penggunaan metode langsung

(SPM-LS Bendahara) untuk perjalanan dinas.

B.2.1.1 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai TA 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar

Rp227.383.117.479,00 dan Rp192.409.373.009,00. Kenaikan realisasi belanja

pegawai antara lain disebabkan oleh kenaikan struktur gaji, pembayaran insentif tidak

tetap bulanan, pergeseran tingkat kompetensi dari para pegawai dan penambahan

pegawai sepanjang Tahun 2013. Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 13 Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan 2012

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara

305.760.000 305.760.000 0 0,00

Belanja Tunj. Struktural Pejabat Negara

845.208.000 845.208.000 0 0,00

Belanja Tunj. PPh Pejabat Negara

840.450.998 850.338.100 (9.887.102) (1,16)

Belanja uang Kehormatan Pejabat Negara

86.580.000 86.580.000 0 0,00

Belanja Tunj. Fasilitas KPK 3.005.180.150 2.967.147.936 38.032.214 1,28

Belanja Gaji Pokok Pegawai Non PNS

118.085.728.585 105.398.794.150 12.686.934.435 12,04

Belanja Tunj. Pegawai Non PNS

68.233.787.555 51.814.637.069 16.419.150.486 31,69

Belanja Pembulatan Gaji Pegawai Non PNS

965.316 793.280 172.036 21,69

Belanja Tunjangan Lainnya Non PNS

37.662.994.830 30.891.476.324 6.771.518.506 21,92

Realisasi Belanja Bruto 229.066.655.434 193.160.734.859 35.905.920.575 18,59

Pengembalian Belanja 1.683.537.955 751.361.850 932.176.105 124,06

Realisasi Belanja Neto 227.383.117.479 192.409.373.009 34.973.744.470 18,18

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 18

Belanja Barang Rp140.884.121.372,00

B.2.1.2 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar

Rp140.884.121.372 dan Rp115.747.817.201,00. Realisasi Belanja Barang TA 2013

sebesar Rp140.884.121.372 terdiri dari Rupiah Murni sebesar Rp140.238.872.120,00

dan Hibah sebesar Rp645.249.252,00. Kenaikan Belanja Barang TA 2013 antara lain

disebabkan kenaikan Belanja barang Operasional, Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan,

dan Belanja Perjalanan Dinas. Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel berikut ini

Tabel 14 Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012

(Rupiah Murni dan Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Barang Operasional 28.956.872.661 16.979.473.333 11.977.399.328 70,54

Belanja Barang Non Operasional

25.258.421.390 30.592.435.776 (5.334.014.386) (17,44)

Belanja Jasa 42.196.000.521 30.943.172.822 11.252.827.699 36,37

Belanja Pemeliharaan 8.623.849.184 6.098.485.653 2.525.363.531 41,41

Belanja Perjalanan Dinas 37.013.212.291 31.833.581.678 5.179.630.613 16,27

Realisasi Belanja Bruto 142.048.356.047 116.447.149.262 25.601.206.785 21,99

Pengembalian Belanja 1.164.234.675 699.332.061 464.902.614 66,48

Realisasi Belanja Neto 140.884.121.372 115.747.817.201 25.136.304.171 21,72

Tabel 15 Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012

(Rupiah Murni)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Barang Operasional

28.770.614.861 16.979.473.333 11.791.141.528 69,44

Belanja Barang Non Operasional

25.199.759.076 30.435.316.871 (5.235.557.795) (17,20)

Belanja Jasa 42.019.639.558 30.732.488.620 11.287.150.938 36,73

Belanja Pemeliharaan 8.623.849.184 6.098.485.653 2.525.363.531 41,41

Belanja Perjalanan Dinas 36.789.244.116 31.736.932.213 5.052.311.903 15,92

Realisasi Belanja Bruto 141.403.106.795 115.982.696.690 25.420.410.105 21,92

Pengembalian Belanja 1.164.234.675 699.332.061 464.902.614 66,48

Realisasi Belanja Neto 140.238.872.120 115.283.364.629 24.955.507.491 21,65

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 19

Belanja Modal Rp97.564.719.941,00

Tabel 16 Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan 2012

(Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Barang Operasional 186.257.800 0 186.257.800 0,00

Belanja Barang Non Operasional

58.662.314 157.118.905 (98.456.591) (62,66)

Belanja Jasa 176.360.963 210.684.202 (34.323.239) (16,29)

Belanja Pemeliharaan 0 0 0,00

Belanja Perjalanan Dinas 223.968.175 96.649.465 127.318.710 131,73

Realisasi Belanja Bruto 645.249.252 464.452.572 180.796.680 38,93

Pengembalian Belanja 0 0 0 0,00

Realisasi Belanja Neto 645.249.252 464.452.572 180.796.680 38,93

B.2.1.3 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal TA. 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar

Rp97.564.719.941,00 dan Rp27.417.697.313,00. Realisasi Belanja Modal TA 2013

sebesar Rp97.564.719.941,00 terdiri dari realisasi Rupiah Murni sebesar

Rp97.501.083.577,00 dan Hibah sebesar Rp63.636.364,00. Kenaikan Belanja Modal

antara lain disebabkan kenaikan Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal

Gedung dan Bangunan, dan Belanja Modal Lainnya. Rincian Belanja Modal disajikan

dalam tabel berikut ini:

Tabel 17 Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012

(Rupiah Murni dan Hibah)

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Modal Tanah 9.027.604.000 0 9.027.604.000 0,00

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

39.400.799.317 21.447.081.270 17.953.718.047 83,71

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

35.890.536.355 1.551.703.382 34.338.832.973 2.212,98

Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0

Belanja Modal Fisik Lainnya 13.245.780.269 4.418.912.661 8.826.867.608 199,75

Realisasi Belanja Bruto 97.564.719.941 27.417.697.313 70.147.022.628 255,85

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 97.564.719.941 27.417.697.313 70.147.022.628 255,85

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 20

Tabel 18 Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012

Rupiah Murni

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Modal Tanah 9.027.604.000 0 9.027.604.000 0,00

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

39.400.799.317 21.447.081.270 17.953.718.047 83,71

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

35.890.536.355 1.551.703.382 34.338.832.973 2.212,98

Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0

Belanja Modal Fisik Lainnya 13.182.143.905 4.418.912.661 8.826.867.608 198,31

Realisasi Belanja Bruto 97.501.083.577 27.417.697.313 70.147.022.628 255,61

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 97.501.083.577 27.417.697.313 70.147.022.628 255,61

Tabel 19 Perbandingan Belanja Modal TA 2013 dan 2012

Hibah

Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik/(Turun)

TA 2013 TA 2012 Rp %

Belanja Modal Tanah 0 0 0 0,00

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

0 0 0 0,00

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

0 0 0 0,00

Belanja Modal Jaringan 0 0 0 0,00

Belanja Modal Fisik Lainnya 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Realisasi Belanja Bruto 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Pengembalian Belanja 0 0 0 0

Realisasi Belanja Neto 63.636.364 0 63.636.364 0,00

Pada realisasi belanja modal tanah Tahun 2013 terdapat realisasi belanja sebesar Rp7.000.000.000,00 untuk pembayaran ganti rugi pembebasan/pengadaan tanah untuk pembangunan gedung KPK. Pembebasan tanah tersebut masih dalam proses sengketa antara KPK dengan pemilik tanah sehingga uang ganti rugi masih dititipkan di PN Jakarta Selatan.

B.2.2. Belanja Transaksi Non Kas

Realisasi belanja transaksi non kas TA 2013 sebesar Rp913.154.450,00 terdiri belanja

barang sebesar Rp11.421.800,00 dan belanja modal sebesar Rp 901.732.650,00.

Belanja transaksi non kas tersebut merupakan realisasi penerimaan hibah langsung

berupa barang yang berasal dari:

1. Pemerintah Jerman/GIZ (Reg No. 70745701) sebesar Rp160.090.250,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (MPHL-BJS) Nomor: 60001 tanggal 16 Agustus 2013, persetujuan MPHL-

BJS Nomor: 250374Y/140/701 tanggal 4 September 2013, dan Surat Perintah

Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga

(SP3HL-BJS) Nomor: SP3HL-BJS-138/PU.6/2013 tanggal 16 Juli 2013.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 21

2. Pemerintah Jerman/GIZ (Reg No. 70745701) sebesar Rp11.421.800,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (MPHL-BJS) Nomor: 60004 tanggal 27 Desember 2013 dan Surat Perintah

Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga

(SP3HL-BJS) Nomor: SP3HL-BJS-468/PU.6/2013 tanggal 12 Desember 2013.

3. Pemerintah Jerman/GIZ (Reg No. 70745701) sebesar Rp741.642.400,00

berdasarkan Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat

Berharga (MPHL-BJS) Nomor: 60007 tanggal 27 Desember 2013 dan Surat Perintah

Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga

(SP3HL-BJS) Nomor: SP3HL-BJS-468/PU.6/2013 tanggal 12 Desember 2013.

B.3. CATATAN PENTING LAINNYA

1. Penyelamatan Keuangan & Kekayaan Negara yang Berasal Dari Fungsi Pencegahan

yang Dimiliki Oleh KPK pada sektor hulu migas

Penyelamatan keuangan & kekayaan negara dari sektor hulu migas dari Tahun 2009

sampai dengan Desember 2013 adalah sebesar Rp186.629.439.310.000,00 dan

USD1.570.358.610,00 berasal dari inventarisasi aset KKKS, koreksi pembebanan

Investment Credit Suban Phase II, penempatan dana Abandonment and Site

Restoration (ASR) ke rekening bersama BPMIGAS – KKKS, pembayaran pajak migas

yang tertunggak, dan penyelamatan atas dugaan penyimpangan alokasi gas bumi

Program Amurea II. Sedangkan khusus untuk Tahun 2013 terdapat penyelamatan

keuangan Negara dari sector hulu migas sebesar USD74,629.71 yang berasal dari

penempatan dana ASR dan sebesar USD757.623,62 yang berasal dari

Penyelamatan atas Dugaan Penyimpangan Alokasi Gas Bumi Program Anumera II.

2. Hibah yang diterima KPK

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, hibah yang dicantumkan dalam DIPA

adalah hibah yang diterima dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan,

sedangkan hibah dalam bentuk barang/jasa cukup dicantumkan dalam LRA dan

diungkap dalam CaLK.

a. Hibah Dalam Bentuk Uang

Hibah dalam bentuk uang berasal dari World Bank untuk Proyek Governance

Partnership Facility: Supporting The Indonesian Corruption Eradication

Commission's Corruption Prevention Strategy dengan nomor register 71120201.

Kegiatan yang dibiayai dengan hibah ini adalah :

1. Sosialisasi penggunaan dana BOS di Kota Palembang dan Biak Numfor

2. Sosialisasi dengan menggunakan mobil layanan Masyarakat di Sumut, Solo,

DIY, Jawa Timur dan Bali

3. Monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan dana BOS di Palembang, DIY,

Jabotabek, dan Biak Numfor

4. Pembuatan perangkat sosialisasi berupa buku saku dan film animasi, dan

5. Pendiidikan dan pelatihan Certified Integrity Officer di Malaysia untuk 28

pegawai KPK

Pelaksana proyek hibah ini adalah Direktorat Pendidikan dan Pelayanan

Masyarakat KPK.

Tanggal efektif hibah adalah 2 Juli 2010 dan berakhir pada tanggal 30 Juni 2013

dengan nilai hibah keseluruhan sebesar USD600,000.00. Nilai hibah yang masuk

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 22

dalam DIPA KPK TA 2013 adalah sebesar Rp1.800.000.000,00. Sedangkan

realisasi sebesar Rp708.885.616,00 atau 39,38 persen.

b. Hibah dalam Bentuk Barang/Jasa

1) Hibah dalam bentuk barang

Pada tahun 2013 KPK menerima hibah barang dari GIZ – Project Support for

Anti Corruption Clearing House of CEC. Berdasarkan the Implementation

Agreement for Technical Cooperation Projects antara Deutsche Gesellschaft

fur Internationale Zusammenarbeit/GIZ Gmbh (sebelumnya bernama

Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit/GTZ) dan KPK tanggal

21 September 2007, KPK memperoleh hibah dalam bentuk barang dan jasa

berupa peralatan multimedia, buku perpustakaan, server, buku memahami

untuk membasmi, plakat, software, BI LHKPN. Periode proyek hibah ini

adalah 6 tahun dari Januari 2007 s.d Desember 2015, dengan proyek

keseluruhan adalah EUR2.000.000,00.

2) Hibah dalam bentuk jasa

Hibah dalam bentuk jasa merupakan hibah yang diterima KPK berupa

kegiatan yang pelaksanaan dan pengelolaan dananya dilakukan oleh negara

donor. Hibah dalam bentuk jasa yang diterima KPK tahun 2013 adalah

sebagai berikut:

a) Uni Eropa – Strengthening the Rule of Law and Security in Indonesia

Berdasarkan Financing Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan

The European Commission pada tanggal 23 Juni 2008, KPK menerima

hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek Strengthening the

Rule of Law and Security in Indonesia Programme: Support to the fight

agains corruption in Indonesia dengan nomor registrasi 70775701.

Kegiatan yang dibiayai dengan hibah ini adalah penguatan koordinasi

dan supervisi, penguatan kapasitas SDM penegak hukum melalui

pelatihan, dan kampanye serta penguatan implementasi, monitoring,

dan evaluasi strategi nasional anti korupsi. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah United Nation Office on Drugs and Crime

(UNODC).

Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari november 2009 s.d

September 2012 dan diperpanjang s.d 19 November 2014, dengan nilai

proyek keseluruhan adalah EUR12,000,000.00.

b) Norway - Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in

Indonesia

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Teknis antara KPK dengan United

Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tanggal 4 Februari 2011,

KPK menerima hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek

Strengthening the Capacity of Anti-Corruption Institutions in Indonesia

dengan nomor register 71431901, berupa pelaksanaan kampanye anti

korupsi dan pelaksanaan pelatihan anti korupsi. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah United Nation Office on Drugs and Crime

(UNODC).

Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari 2010 s.d 2012 dan

diperpanjang s.d 4 Februari 2014, dengan nilai proyek keseluruhan

adalah USD2,180,000.00.

c) CIDA 2 – Project Support to Indonesia’s Island Integrity Program for

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA. 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Realisasi Anggaran 23

Sulawesi (SIPS)

Berdasarkan Memorandum of Understanding antara Pemerintah

Indonesia dan Pemerintah Kanada pada tanggal 14 Mei 2009, KPK

menerima hibah dalam bentuk barang dan jasa untuk proyek The

Support to Indonesia’s Island Integrity Program for Sulawesi (SIPS)

dengan nomor register 70876401, berupa perbaikan dan peningkatan

kapasitas pemerintah daerah pada Provinsi Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Utara serta 9 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Utara. Perbaikan dan peningkatan kapasitas pemda pada

provinsi tersebut di atas diutamakan pada pelayanan publik, pengadaan

barang dan jasa, serta administrasi kependudukan melalui penelitian,

seminar, workshop, training, dan implementasinya. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah Cowater International.

Periode proyek hibah ini adalah 5 tahun dari Desember 2009 s.d 14 Mei

2016 dengan nilai proyek keseluruhan adalah CAD11,000,000.00.

d) USAID – Strengthening Integrity and Accountability Program 1

Berdasarkan USAID Agreement No. 497-026 tanggal 30 September

2009, KPK menerima hibah berupa bantuan penelitian untuk road map,

kampanye pembuatan film K vs K, bantuan court monitoring, e-learning

gratifikasi, dan pengembangan SDM KPK. Pelaksana proyek

(implementing agency) adalah Management System International (MSI).

Periode proyek hibah ini adalah 3 tahun dari Januari 2011 s.d Januari

2013, dengan kemungkinan diperpanjang selama 2 tahun s.d 2015,

dengan nilai proyek keseluruhan adalah USD289,880,000.00.

3. Pengelolaan Tunjangan Hari Tua (THT) Pimpinan dan Pegawai KPK

Berdasarkan Pasal 4 Ayat (1) huruf d Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2006

tentang Hak Keuangan, Kedudukan Protokol, dan Perlindungan Keamanan Pimpinan

Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 15 Ayat (3a) Peraturan Pemerintah Nomor

103 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun

2005 tentang Sistem Manajemen Sumber daya Manusia Komisi Pemberantasan

Korupsi, Pimpinan, Penasihat, dan Pegawai KPK diberikan Tunjangan Hari Tua (THT).

THT tersebut dikelola pihak ketiga dan akan dibayarkan kepada pimpinan/pegawai

saat pimpinan/pegawai selesai menjalani tugas di KPK. Sampai dengan 31

Desember 2013, THT 523 peserta dengan nilai sebesar Rp30.409.286.221,00

dikelola dengan metode syariah oleh PT BNI Life, sedangkan THT 314 peserta

dengan nilai sebesar Rp21.585.542.570,00 dikelola dengan metode konvensional

oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

4. Jaminan Pemeliharaan/Garansi Bank

Berdasarkan Surat dari DIrjen Perbendaharaan nomor S-9284/PB/2013 tanggal 20

Desember 2013 tentang perlakuan akuntansi atas Jaminan Pemeliharaan/Garansi

Bank.

Sesuai dengan surat tersebut terdapat Jaminan Pemeliharaan atas Pelaksanaan

pekerjaan Pengadaan sistem Perekaman IP Telephony dari PT Sugi Jaya Teknologi

sebesar Rp28.945.000,00 dan Jaminan Pemeliharaan atas Pengadaan Renovasi

Gedung Pinjaman Rumah Tahanan KPK dari PT Dayareka Karya Utama Abadi

Sebesar Rp77.957.585,00.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 24

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp582.997.500,00

Kas di Bendahara Penerimaan Rp75.000.000,00

Kas Lainnya dan Setara Kas Rp612.817.808,00

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1 Aset Lancar

C.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing

sebesar Rp582.997.500,00 dan Rp3.757.620,00 merupakan kas yang dikuasai,

dikelola, dan dibawah tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa

Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang belum

dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke Kas Negara per 31 Desember

2013.

Berdasarkan surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-9298/PB/2013 tanggal 20

Desember 2013, KPK diberikan dispensasi penggunaan sisa UP tahun anggaran 2013

untuk membiayai kegiatan penanganan kasus tindak pidana korupsi pada awal bulan

Januari 2014 sebesar Rp600.000.000,00. Dengan demikian, KPK tidak menyetorkan

sisa UP tersebut ke kas negara, namun akan diperhitungkan dengan pemberian UP TA

2014. Dari dispensasi sebesar Rp600.000.000,00, telah terealisasi sebesar

Rp17.002.500,00 untuk pembayaran kegiatan pada akhir tahun 2013.

C.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-

masing sebesar Rp75.000.000,00 dan Rp0,00 yang mencakup seluruh kas, baik saldo

rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggungjawab

Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan

berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas sebesar Rp75.000.000,00 berasal

dari uang rampasan terpidana Rustam S Pakaya yang diterima Bendahara Penerimaan

pada tanggal 31 Desember 2013 sore dan telah disetor ke Kas Negara tanggal 2

Januari 2014.

C.1.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Kas lainnya dan setara kas per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp612.817.808,00 dan Rp3.500.396,00 merupakan kas berada di bawah

tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo

rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas per 31

Desember 2013, adalah sebagai berikut:

Tabel 20

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

Pengembalian THT Pegawai dari Jiwasraya

Rp 3.489.698

Hadiah Ramon Magsaysay Rp 609.328.110

Total Rp 612.817.808

Pengembalian THT pegawai dari Jiwasraya sebesar Rp3.489.698,00 telah disetorkan

ke rekening kas negara pada tanggal 3 Januari 2014.

Hadiah Ramon Magsaysay sebesar Rp609.328.110,00 merupakan konversi dari valuta

asing sebesar USD 49.990,00 (USD 50.000,00 dikurangi biaya transfer bank sebesar

USD 10,00) yang diterima KPK dari Ramon Magsaysay Foundation, sebagai salah satu

pemenang Ramon Magsaysay Award Tahun 2013. Uang tersebut masih tersimpan

dalam rekening No. 0378.02.000012.30.7 atas nama KPK qq. Penampungan

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 25

Piutang Bukan Pajak sebesar Rp501.567.745.604,00

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak Rp30.252.843.810,00

Sementara (USD) dan akan dipergunakan KPK untuk membiayai kegiatan

pemberantasan korupsi di Tahun 2014.

C.1.4 Piutang Bukan Pajak

Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp501.567.745.604,00 dan Rp516.903.016.873,00 yang merupakan semua hak atau

klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan

belum diselesaikan pada tanggal laporan keuangan.

Rincian Piutang Bukan Pajak KPK per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 21

Rincian Piutang Bukan Pajak per Akun

Piutang Pendapatan Gratifikasi Rp 202.096.691

Uang Pengganti Rp 501.190.734.109

Biaya Perkara Rp 880.000

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL Rp 174.034.804

J u m l a h Rp 501.567.745.604

Piutang Pendapatan Gratifikasi sebesar Rp202.096.691,00 merupakan gratifikasi yang

telah ditetapkan menjadi milik negara namun sampai dengan 31 Desember 2013

belum ada penyetoran ke kas Negara, selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 4.

Uang pengganti sebesar Rp501.190.734.109,00 merupakan uang yang harus dibayar

terpidana sehubungan dengan korupsi yang dilakukannya.

Biaya perkara sebesar Rp880.000,00 merupakan biaya yang dikenakan terhadap para

terpidana sehubungan dengan perkara yang disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi.

Piutang Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL per 31 Desember 2013 sebesar

Rp174.034.804,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 22 Rincian Piutang Bukan Pajak-Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL

No Penyedia Barang/Jasa Jumlah (rupiah)

1. PT Personil Alih Daya 3.722.570

2. PT Dinamika Inti Perkasa 3.815.352

3. PT Asuransi Reliance Indonesia 166.496.882

T o t a l 174.034.804

Sampai dengan laporan ini selesai disusun, PT Personil Alih Daya, PT Dinamika Inti

Perkasa, dan PT Asuransi Reliance Indonesia telah membayar kewajibannya ke kas

negara.

C.1.5 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp30.252.843.810,00 dan Rp30.306.317.535,00 merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih jangka pendek untuk

masing-masing jenis piutang:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 26

Uang Muka Belanja Rp897.247.292,00

Tabel 23 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Uang Pengganti

No Kualitas Jumlah Debitur

Nilai Piutang (Rp)

Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 27 473.354.175.220 0.50% 2.366.770.876

2 Macet 10 27.836.558.889 100.00% 27.836.558.889

T o t a l 501.190.734.109 30.203.329.765

Tabel 24 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Gratifikasi

No Kualitas Jumlah Debitur

Nilai Piutang (Rp)

Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 38 154.520.862 0.5% 772.604

2 Macet 8 47.575.829 100.0% 47.575.829

T o t a l 202.096.691 48.348.433

Tabel 25 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Biaya Perkara

No Kualitas Jumlah Debitur

Nilai Piutang (Rp)

Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 44 587.500 0.50% 2.938

2 Macet 20 292.500 100.00% 292.500

T o t a l 880.000 295.438

Tabel 26 Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Penerimaan atas Belanja Lainnya TAYL

No Kualitas Jumlah Debitur

Nilai Piutang (Rp)

Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)

1 Lancar 3 174.034.804 0.5% 870.174

T o t a l 174.034.804 870.174

C.1.6 Uang Muka Belanja

Uang Muka Belanja per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp897.247.292,00 dan Rp527.083.403,00. Uang Muka Belanja merupakan

pengeluaran belanja yang dilakukan atas pekerjaan/jasa pada periode tertentu yang

dibayarkan pada awal perikatan.

Saldo Uang Muka Belanja per 31 Desember 2013 sebesar Rp897.247.292,00 merupakan pembayaran untuk:

Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235373 s.d 18 Desember 2014 sebesar Rp32.150.484,00

Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235374 s.d 18 Desember 2014 sebesar Rp718.874.660,00

Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0231508 s.d 18 Desember 2014 sebesar Rp5.194.824,00

Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235337 s.d 18 Desember 2014 sebesar Rp87.723.459,00

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 27

Persediaan Rp29.716.663.603,00

Aset tetap Rp338.868.152.338,00

Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio land mobile/SPP. 0235336 s.d 18 Desember 2014 sebesar Rp53.303.865,00

C.1.7 Persediaan

Persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp29.716.663.603,00 dan Rp26.135.356.185,00. Persediaan merupakan jenis aset

dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca diperoleh

dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 27 Rincian Persediaan

JENIS PERSEDIAAN 2013 2012

Barang Konsumsi Rp 1.338.370.996 1.581.777.286

Amunisi Rp 408.379.235 408.379.235

Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 130.302.738 127.798.538

Suku Cadang Rp 6.556.500 6.958.500

Pita Cukai, Materai dan Leges Rp 1.851.500 567.000

Persediaan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat

Rp 27.607.341.537 23.960.492.589

Bahan Baku Rp 197.899.400 30.905.800

Persediaan Untuk Tujuan strategis/berjaga-jaga Rp 8.499.353 2.562.105

Persediaan Lainnya Rp 17.462.344 15.915.132

Total Rp 29.716.663.603 26.135.356.185

C.2 Aset Tetap

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp338.868.152.338,00 dan Rp434.038.242.004,00 merupakan aset berwujud yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan

operasional entitas. Rincian Aset Tetap KPK adalah sebagai berikut:

Tabel 28 Rincian Aset Tetap

No Aset 31 Des 2013 31 Des 2012 Kenaikan (Penurunan)

1 Tanah 128.390.705.000 119.363.101.000 9.027.604.000

2 Peralatan dan Mesin 224.881.586.890 202.377.424.782 22.504.162.108

3 Gedung dan Bangunan 129.000.060 129.000.060 0

4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

82.568.038.322 65.089.219.713 17.478.818.609

5 Aset tetap lainnya: 50.559.530.114 47.079.496.449 3.480.033.665

6 KDP 33.747.108.771 0 33.747.108.771

Jumlah 520.275.969.157 434.038.242.004 86.237.727.153

Akumulasi Penyusutan (181.407.816.819) 0

Jumlah 338.868.152.338 434.038.242.004

Penambahan aset tetap dibandingkan dengan realisasi belanja modal terdapat

perbedaan dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 28

Tanah Rp128.390.705.000,00

Realisasi Belanja Modal TA 2013 97.564.719.941

Penambahan:

Reklas ekstrakomtabel gedung dan bangunan ke Intrakomtabel gedung dan bangunan

33.717.077

Hibah Langsung Barang dari GIZ 901.732.650

Reklas Masuk Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK 103.000.000

Pengurangan:

Reklas Belanja Modal ke Aset Lainnya (12.238.942.515)

Reklas Belanja Modal ke Aset Lainnya dari Hibah (38.236.000)

Reklas Keluar Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK (88.264.000)

Mutasi penambahan Aset 2013 86.237.727.153

Posisi aset tetap pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap pada SIMAK BMN

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 29 Rincian Aset Tetap di Neraca dan SIMAK BMN

No. Uraian Aset Tetap dalam Neraca (Rp)

Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

1. Tanah 128.390.705.000 128.390.705.000 0

2. Peralatan dan Mesin

224.881.586.890 224.881.586.890 0

3. Gedung dan Bangunan

129.000.060 129.000.060 0

4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

82.568.038.322 82.568.038.322 0

5. Aset tetap lainnya:

50.559.530.114 50.559.530.114 0

6 KDP 33.747.108.771 33.747.108.771 0

Jumlah 520.275.969.157 520.275.969.157 0

Akumulasi Penyusutan (181.407.816.819) (181.407.816.819) 0

Nilai Buku Aset Tetap 338.868.152.338 338.868.152.338 0

C.2.1 Tanah

Nilai tanah per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp128.390.705.000,00 dan Rp119.363.101.000,00 merupakan nilai tanah yang

terletak di Jl. H.R. Rasuna Said No. 565 Guntur Setiabudi Jakarta Selatan dengan luas

8.294 m2. Tanah tersebut diperoleh dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Kementerian Keuangan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Nomor BAST-

02/KN/2009 tanggal 17 Februari 2009. Pada tanggal 2 November 2010, KPK telah

menerima Sertifikat Hak Pakai No. 155 atas tanah tersebut dari Badan Pertanahan

Nasional.

Masih terdapat sengketa antara KPK dengan pemilik tanah dalam proses pembayaran

ganti rugi pembebasan/pengadaan tanah untuk pembangunan gedung KPK. Sehingga

uang ganti rugi sebesar Rp7.000.000.000,00 masih dititipkan di PN Jakarta Selatan.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 29

Nilai Buku Peralatan dan Mesin Rp58.110.395.781,00

Nilai Buku Gedung dan Bangunan Rp123.000.057,00

C.2.2 Peralatan dan Mesin

Nilai perolehan Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2013 dan

2012 adalah sebesar Rp224.881.586.890,00 dan Rp202.377.424.782,00. Sedangkan

nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi

akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp58.110.395.781,00

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saldo per 31 Desember 2012 202.377.424.782

Mutasi Masuk:

Realisasi belanja modal dari Rupiah Murni 39.400.799.317

Realisasi belanja modal dari Hibah GIZ 582.181.400

Jumlah Mutasi Masuk 39.982.980.717

Mutasi Keluar:

Belanja modal peralatan dan mesin yg menjadi jaringan 17.478.818.609

Jumlah Mutasi Keluar (17.478.818.609)

Saldo per 31 Desember 2013 224.881.586.890

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2013 (166.771.191.109)

Nilai Buku Per 31 Desember 2013 58.110.395.781

Transaksi belanja modal berupa penambahan dari pembelian peralatan surveillance,

peralatan penunjang operasional gedung, peralatan rumah tangga, kendaraan

operasional, peralatan perkantoran dan peralatan server berupa LAN.

Perbandingan realisasi belanja modal Peralatan dan Mesin dengan mutasi

penambahan asetnya adalah sebagai berikut:

BM Peralatan dan Mesin dari Rupiah Murni dan hibah Rp 39.982.980.717

Mutasi penambahan aset Rp 22.504.162.108

Selisih Rp 17.478.818.609

Selisih sebesar Rp17.478.818.609,00 merupakan belanja peralatan dan mesin yang

menjadi jaringan.

C.2.3 Gedung dan Bangunan

Nilai Perolehan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah

sebesar Rp129.000.060,00 dan Rp129.000.060,00. Sedangkan nilai buku Gedung dan

Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp123.000.057,00 yaitu nilai

perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp6.000.003,00.

Tabel 30

Tabel Penyusutan Akumulasi Gedung Dan Bangunan

No Jenis Aset

Tetap Masa

Manfaat Nilai Bruto

Akm. Penyusutan

Awal

Penyusutan TA 2013

AKM Penyusutan s.d 31 Des

2013

Nilai Buku Per 31 Des

2013

1 Bangunan Gedung Tempat Kerja

50 22,900,000 687,000 458,000 1,145,000 21,755,000

2 Tugu/Tanda Batas

50 106,100,060 2,733,001 2,122,002 4,855,003 101,245,057

Jumlah 129,000,060 3,420,001 2,580,002 6,000,003 123,000,057

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 30

Nilai Buku Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp67.937.412.615,00

Nilai Buku Aset Tetap Lainnya Rp50.559.530.114,00

Perbandingan realisasi belanja modal Gedung dan Bangunan apabila dibandingkan

dengan mutasi penambahan asetnya adalah sebagai berikut:

BM Gedung dan Bangunan Rp 35.890.536.355

Mutasi penambahan asset Rp 0

Selisih Rp 35.890.536.355

Selisih sebesar Rp35.890.536.355,00 menjadi realisasi aset tetap dalam renovasi

sebesar Rp2.143.427.584,00 dan realisasi Kontruksi Dalam Pengerjaan sebesar

Rp33.747.108.771,00

C.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai perolehan Jaringan per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing

sebesar Rp82.568.038.322,00 dan Rp65.089.219.713,00. Sedangkan nilai buku

Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebesar Rp67.937.412.615,00 yaitu nilai

perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya sebesar Rp14.630.625.707,00.

Tabel 31 Tabel Penyusutan Jalan, Irigasi Dan Jaringan

No Jenis Aset

Tetap Masa

Manfaat Nilai Bruto

Akm. Penyusutan

Awal

Penyusutan TA 2013

AKM Penyusutan s.d 31 Des

2013

Nilai Buku Per 31 Des 2013

1 Instalasi Pertanahan

30 81.934.959.810 11.598.473.987 2.731.165.327 14.329.639.314 67.605.320.496

2 Jaringan Telpon

20 633.078.512 269.332.467 31.653.926 300.986.393 332.092.119

Jumlah 82.568.038.322 11.867.806.454 2.762.819.253 14.630.625.707 67.937.412.615

C.2.5 Aset Tetap Lainnya

Nilai perolehan Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar

Rp50.559.530.114,00 dan Rp47.079.496.449,00 terdiri dari Aset Tetap Dalam

Renovasi sebesar Rp48.977.322.936,00 dan Aset Tetap Lainnya sebesar

Rp1.582.207.178,00. Tidak ada penyusutan untuk Aset Tetap Lainnya.

C.2.5.1 Aset Tetap Dalam Renovasi

Saldo Aset Tetap Dalam Renovasi per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-

masing sebesar Rp48.977.322.936,00 dan Rp46.678.953.275,00.

Saldo per 31 Desember 2012 46.678.953.275

Penambahan:

- Realisasi dari belanja Gedung dan Bangunan 2.143.427.584

- Reklas ekstrakomtabel gedung dan bangunan ke Intrakomtabel gedung dan bangunan

33.717.077

- HIbah dari GIZ 121.225.000

Pengurangan (0)

Saldo per 31 Desember 2013 48.977.322.936

Rincian Aset Tetap Dalam Renovasi yang diperoleh dari Realisasi belanja Gedung dan

Bangunan tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 31

Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp33.747.108.771,00

URAIAN

Aset Renovasi Gedung KPK Kuningan Rp 44.823.731.637

Aset Renovasi Gedung Uppindo Rp 1.921.730.041

Aset Renovasi Gedung Wisma Pertamina Rp 99.841.500

Aset Renovasi Gedung Meneg BUMN Rp 324.622.300

Gedung dan Bangunan dalam renovasi Rp 16.018.750

Aset Renovasi Rutan Guntur Rp 1.791.378.708

JUMLAH Rp 48.977.322.936

Posisi aset tetap dalam renovasi pada neraca dibandingkan dengan posisi aset tetap

dalam renovasi pada SIMAK BMN dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Uraian Aset Tetap dalam Neraca (Rp)

Aset Tetap dalam SIMAK BMN (Rp)

Selisih (Rp)

Aset Tetap Dalam Renovasi

48.977.322.936 48.977.322.936 0

Tidak terdapat selisih antara pencatatan Aset Tetap Dalam Renovasi pada neraca dan

SIMAK BMN.

C.2.5.2 Aset Tetap Lainnya

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp1.582.207.178,00 dan Rp400.543.174,00. Rincian Aset Tetap Lainnya Tahun 2013

adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2012 400.543.174

Penambahan:

Realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya 1.006.837.754

Reklas Masuk (Buku) 33.055.605

Reklas Masuk Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK 103.000.000

Hibah Langsung Barang dari GIZ 160.090.250

Pengurangan

Reklas Keluar (Buku) (33.055.605)

Reklas Keluar Aset Tetap Lainnya hasil Audit BPK (88.264.000)

Saldo per 31Desember 2013 1.582.207.178

Dari tabel di atas terlihat adanya mutasi masuk dan keluar dari buku. Hal ini

disebabkan pembelian buku pada TA 2012 tercatat dalam satu paket. Padahal dalam

paket tersebut terdapat beberapa judul, sehingga pada TA 2013, pembelian paket buku

dimaksud dicatat per masing-masing judul.

Penambahan Aset Tetap Lainnya tersebut diperoleh dari belanja Modal Fisik lainnya.

C.2.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan

Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012

adalah masing-masing sebesar Rp33.747.108.771,00 dan Rp0 yang merupakan total

biaya yang telah dkeluarkan KPK sampai dengan 31 Desember 2013 untuk

pembangunan gedung baru KPK.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 32

Nilai Buku Aset Lainnya Rp28.782.757.651,00

Aset Tak Berwujud Rp28.775.595.567,00

C.3 Aset Lainnya

Nilai Aset Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar

Rp29.379.619.963,00 dan Rp17.614.641.448,00 merupakan aset yang tidak dapat

dikelompokkan menjadi aset lancar dan aset tetap.

Aset Lainnya pada tanggal pelaporan tersebut terdiri dari :

Tabel 32

Rincian Aset Lainnya

No. Aset 31 Desember 2013 31 Desember 2012

1. Aset Tak Berwujud 28.775.595.567 16.453.417.052

2. Aset Lain - lain 604.024.396 1.161.224.396

Jumlah 29.379.619.963 17.614.641.448

Akumulasi Penyusutan (596.862.312) 0

Nilai Buku Aset Lainnya 28.782.757.651 17.614.641.448

C.3.1 Aset tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing

sebesar Rp28.775.595.567,00 dan Rp16.453.417.052,00. Aset Tak Berwujud

merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud

fisik. Aset Tak Berwujud di KPK berupa perangkat lunak yang digunakan untuk

menunjang operasional kantor.

Mutasi nilai Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan sebagai berikut :

Saldo per 31 Desember 2012 16.453.417.052

Penambah

Realisasi belanja Modal Fisik Lainnya dari Rupiah Murni 13.182.143.905

Realisasi belanja Modal Fisik Lainnya dari Hibah 63.636.364

Jumlah realisasi Belanja Modal Fisik Lainnya 13.245.780.269

Hibah Langsung Barang dari GIZ 38.236.000

Reklas Masuk Aset Lainnya hasil dari Audit BPK 45.000.000

Pengurang

Mutasi Ke Aset Tetap Lainnya

(1.006.837.754)

Nilai Buku Per 31 Desember 2013

28.775.595.567

Daftar Rincian Mutasi Aset Tak Berwujud sepanjang TA 2013 adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2012 16.453.417.052

Penambahan:

- Software Computer Forensic 1 unit 27.725.500

- Pemeliharaan aplikasi Elo 315.700.000

- Pengadaan Software computer forensic 256.190.000

- Software google earth 4.730.000

- Software business inteligent 159.500.000

- Pembangunan Aplikasi KWS 27.000.000

- Pengadaan Software computer forensic 111.743.500

Sub jumlah 17.356.006.052

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 33

Nilai Buku Aset Lain-lain Rp7.162.084,00

Pindahan... 17.356.006.052

Penambahan:

- Pembangunan Aplikasi CMAS 16.757.295

- Software pengukuran kinerja organisasi 631.200.000

- Software pengukuran kinerja organisasi 114.675.000

- Software office standard 362.630.400

- Jasa tenaga ahli pemrograman bulan Oktober 10.956.693

- Pengadaan IT Service Management 488.434.091

- Penagihan Tahap -2 IT Service Management 703.007.208

- Pengadaan upgrade sistem keamanan terintegrasi 374.000.000

- Pengadaan software SOA 4.175.072.000

- Pengadaan mail server exchange 1.051.578.000

- Pengadaan upgrade aplikasi di Pinda 1.553.025.185

- Pengadaan peralatan perkantoran desktop dan notebook 658.864.800

- Pengadaan pengembangan server mirroring 1.185.196.150

- Jasa tenaga ahli pemrograman pemeliharaan aplikasi 10.956.693

- Jingle dari Siaran Kanal Radio KPK 45.000.000

- Software Hibah dari GIZ 38.236.000

Saldo per 31 Desember 2013 28.775.595.567

C.3.2 Aset Lain-lain

Nilai perolehan Aset Lain-lain per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing

sebesar Rp604.024.396,00 dan Rp1.161.224.396,00. Sedangkan nilai buku Aset

Lain–lain pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi

penyusutannya adalah sebesar Rp7.162.084,00 Adapun mutasi Aset lain-lain adalah

sebagai berikut:

Saldo Per 31 Desember 2012 1.161.224.396

Mutasi Masuk: 0

Mutasi Keluar: (557.200.000)

Saldo Per 31 Desember 2013 604.024.396

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2013 (596.862.312)

Nilai Buku Per 31 Desember 2013 7.162.084

Tabel 33 Penghitungan Penyusutan Dan Akumulasi Aset Lain-lain

No Jenis Aset Tetap Masa

Manfaat Nilai Bruto

Akm. Penyusutan

Awal Penyusutan

TA 2013

AKM Penyusutan s.d 31 Des

2013

Nilai Buku Per 31 Des

2013

1 Alat Bantu 7 725.816 725.816 0 725.816 0

2 Alat Angkutan Darat Bermotor

7 121.667.000 116.735.929 1.972.428 118.708.357 2.958.643

3 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor

2 1.573.340 1.573.340 0 1.573.340 0

4 Alat Kantor 5 14.722.596 14.722.596 0 14.722.596 0

5 Alat Rumah Tangga 5 218.121.933 218.121.933 0 218.121.933 0

6 Alat Studio 5 82.563.776 82.563.776 0 82.563.776 0

7 Alat Komunikasi 5 12.153.528 12.153.528 0 12.153.528 0

8 Peralatan Pemancar 10 12.483.250 11.234.941 1.248.309 12.483.250 0

9 Alat Kedokteran 5 10.357.768 10.357.768 0 10.357.768 0

10 Senjata Api 10 12.009.833 6.605.408 1.200.984 7.806.392 4,203,441

11 komputer Unit 4 80.995.359 78.784.112 2.211.247 80.995.359 0

12 Peralatan Komputer 4 36.650.197 36.650.197 0 36.650.197 0

Jumlah 604.024.396 590.229.344 6.632.968 596.862.312 7.162.084

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 34

Utang kepada Pihak Ketiga Rp5.535.057.237,00

Uang muka dari KPPN Rp582.997.500,00 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp687.817.808,00 Cadangan Piutang Rp471.314.901.794,00

Cadangan Persediaan Rp29.716.663.603,00

C.4 Kewajiban Jangka Pendek

C.4.1 Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing

sebesar Rp5.535.057.237,00 dan Rp3.171.908.147,00 merupakan beban belanja yang

masih harus dibayar dengan rincian sebagai berikut:

Akun Uraian Jumlah

511511 Kompensasi gaji Pegawai November dan Desember 2013

18.601.884,00

511512 Kompensasi Insentif Tidak Tetap Pegawai November dan Desember 2013

2.195.062,00

511512 Insentif Tidak Tetap Desember 2013 5.065.901.827,00

511512 Kekurangan Insentif Tidak Tetap November 2013 34.025.325,00

511512 Kekurangan Insentif Tidak Tetap Oktober 2013 29.432.500,00

511512 Kekurangan Insentif Tidak Tetap September 2013 166.750,00

511512 Kekurangan Insentif Tidak Tetap Juli 2013 4.500.000,00

522111 Tagihan PT. PLN (Listrik) Bulan Desember 2013 285.829.540,00

522113 Tagihan PT. PAM LYONNAISE (Air) Bulan Desember 2013

52.683.320,00

522112 Tagihan PT. TELKOM (Telepon) Bulan Desember 2013

41.721.029,00

Jumlah 5.535.057.237,00

C.4.2 Uang Muka dari KPPN

Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp582.997.500,00 dan Rp3.757.620,00 merupakan UP/TUP yang masih berrada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

C.4.3 Pendapatan yang ditangguhkan

Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp687.817.808,00 dan Rp3.500.396,00 merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal pelaporan.

C.5 Ekuitas Dana Lancar

C.5.1 Cadangan Piutang

Nilai Cadangan Piutang per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar

Rp471.314.901.794,00 dan Rp486.596.699.338,00 merupakan jumlah ekuitas dana

lancar KPK dalam bentuk piutang setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.

C.5.2 Cadangan Persediaan

Nilai Cadangan Persediaan secara total per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-

masing sebesar Rp29.716.663.603,00 dan Rp26.135.356.185,00 merupakan

merupakan jumlah ekuitas dana lancar KPK dalam bentuk Persediaan.

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 35

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Rp5.535.057.237,00 Barang/jasa yang Masih Harus Diterima Rp897.247.292,00 Dana diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp338.868.152.338,00

Dana diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp28.782.757.651,00

C.5.3 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang per 31 Desember 2013 dan

2012 masing-masing sebesar minus Rp5.535.057.237,00 dan minus

Rp3.171.908.147,00 merupakan bagian ekuitas dana yang disediakan untuk

pembayaran utang jangka pendek.

C.5.4 Barang/Jasa yang masih Harus Diterima

Nilai Barang/Jasa Yang Masih Harus Diterima per 31 Desember 2013 dan 2012

masing-masing sebesar Rp897.247.292,00 dan Rp527.083.403,00 merupakan ekuitas

dana lancar berupa barang/jasa yang akan diterima dari pihak lain.

C.6 Ekuitas Dana Diinvestasikan

C.6.1 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Jumlah Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-

masing sebesar Rp338.868.152.338,00 dan Rp434.038.242.004,00 merupakan

jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan dalam Aset Tetap.

C.6.2 Dana Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Jumlah diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 31 Desember 2013 dan 2012 masing-

masing sebesar Rp28.782.757.651,00 dan Rp17.614.641.448,00 merupakan jumlah

ekuitas dana yang diinvestasikan dalam Aset Lainnya. C.7 CATATAN PENTING LAINNYA

1. Lokasi dan Status Kantor KPK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPK menempati beberapa gedung, yaitu:

a. Gedung di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-1 Kuningan, Jakarta Selatan. Sampai dengan saat ini, tanah dan gedung yang di tempati KPK masih dalam status izin penggunaan berdasarkan surat Menteri Keuangan No. S-164/MK.06/2005 tanggal 20 April 2005.

b. Lantai 3 dan sebagian lantai dasar Gedung eks Bank Uppindo di Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-19 Kuningan Jakarta Selatan. Izin penempatan sesuai surat Menteri Keuangan Nomor: S-07/ MK.06/2008 tanggal 14 Januari 2008.

c. Lantai 15 dan penggunaan bersama lantai 17 Gedung Kementerian BUMN, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13. Izin pinjam pakai sesuai surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: S-613/MBU/2009 tanggal 7 September 2009.

2. Titipan Uang Sitaan Tindak Pidana Korupsi dan Gratifikasi

Terdapat titipan uang sitaan dan gratifikasi yang belum mempunyai putusan yang berkekuatan hukum tetap sehingga belum dapat disetorkan ke kas negara. Titipan tersebut, diadministrasikan di Biro Perencanaan dan Keuangan, baik untuk titipan uang sitaan Kedeputian Penindakan maupun titipan uang yang diduga gratifikasi.

Sampai dengan 31 Desember 2013, rincian titipan uang yang belum mempunyai kekuatan hukum tetap adalah sebagai berikut:

Kas di Brankas Pengelola Titipan uang Sitaan Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 20,250,522,970.00

Dolar Amerika USD 1,935,364.00

Dolar Singapura SGD 1,343,548.20

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 36

Lanjutan

Ringgit Malaysia RM 48,741.50

Rupee India INR 8,710.00

Dinar Jordan JOD 50.00

Mark Jerman DM 100.00

Riyal Saudi Arabia SAR 452.00

Dirham Uni Emirat Arab AED 155.00

Dolar Hongkong HKD 25,560.00

Dolar Australia AUD 170.00

Euro EUR 4,015.00

Bath Thailand THB 43,800.00

Dirham 40.00

Poundsterling GBP 5.00

Franc CHF 10.00

Pakistan Rupee PKR 1,000.00

China Yuan CNY 11.00

Rusia Rubbel RUB 160.00

Kas di bank, dititipkan oleh Pengelola Titipan uang Sitaan Biro Perencanaan dan Keuangan, terdiri dari:

Rupiah IDR 283,258,297,520.08

Dolar Amerika USD 674,889.62

3. Benda Sitaan Yang Belum Berkekuatan Hukum Tetap

Terdapat benda-benda sitaan yang bernilai ekonomis yang disita dari para tersangka

dan saksi yang beum berkekuatan hukum tetap.

4. Benda Sitaan Yang Telah Berkekuatan Hukum Tetap

Terdapat benda-benda sitaan yang telah berkekuatan hukum tetap baik barang

rampasan yang sampai saat ini belum terlelang maupun barang rampasan yang

dipergunakan untuk perkara lain serta yang akan dikembalikan kepada yang

berhak.

5. Denda yang Belum Dibayar

Dari kurun waktu 2005 s.d 2013, terdapat Uang Denda yang belum dibayar para

terpidana. Sesuai fatwa Ketua MA Nomor: 040/KMA/III/2010 tanggal 29 Maret

2010 pembayaran denda merupakan pilihan dan dapat diganti dengan subsider

pidana penjara. Berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Kementerian Hukum dan HAM dengan surat Nomor: PAS.7.PK.01.01.02-1244

tanggal 7 Desember 2012 beberapa terpidana telah bebas/bebas bersyarat. Dengan

memperhatikan kedua hal tersebut, denda dari tahun 2005 s.d 2013 yang dapat

ditagihkan adalah sebagai berikut:

Denda yang Belum Dibayar Terpidana s.d Tahun 2013 (dalam rupiah)

Tahun Denda Tahun

2005 s.d 2013

Pengurangan dengan tunai dan subside badan

Denda setelah penyesuaian

2005 200.000.000 200.000.000 0

2006 2.250.000.000 1.750.000.000 500.000.000

2007 1.773.000.000 1.400.000.000 373.000.000

2008 450.000.000 450.000.000 0

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 37

Tahun Denda Tahun

2005 s.d 2013

Pengurangan dengan tunai dan subside badan

Denda setelah penyesuaian

2009 2.300.000.000 900.000.000 1.400.000.000

2010 800.000.000 200.000.000 600.000.000

2011 850.000.000 - 850.000.000

2012 1.350.000.000 100.000.000 1.250.000.000

2013 8.150.000.000 - 8.150.000.000

Jumlah 18.123.000.000 5.000.000.000 13.123.000.000

6. Barang Gratifikasi Belum Diserahkan Ke Kementerian Keuangan

Terdapat barang gratifikasi yang telah ditetapkan Pimpinan KPK menjadi milik

negara namun sampai dengan 31 Desember 2013 belum diserahkan ke

Kementerian Keuangan. Barang tersebut dikelola oleh Direktorat Gratifikasi Deputi

Bidang Pencegahan. Rincian barang gratifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

No Pelapor Barang No dan Tanggal SK Nilai

1 AR Baju Batik KEP 749/01-13/10/2013 23 Oktober 2013

Rp200.000

2 AA Pulpen Mont Blanc KEP 336/01-13/05/2013 10 Mei 2013

USD 840

3 AIW Jam Tangan merk Tissot KEP 838/01-13/11/2013 22 November 2013

Rp700.000

4 ABG Samsung Galaxy S4 KEP 801/01-13/11/2013 4 November 2013

Rp7.500.000

5 BS Sabuk merk Gucci KEP 909/01-13/12/2013 12 Desember 2013

Rp265.000

6 CY Voucher Belanja KEP 731/01-13/10/2013 16 Oktober 2013

Rp3.900.000

7 DS Parfum, Parker, Dompet, Dasi, kain

KEP 938/01-13/12/2013 24 Desember 2013

Rp5.500.000

8 DRW Kain Batik KEP 834/01-13/11/2013 22 November 2013

Rp150.000

9 AS Gelas dan frame foto KEP 730/01-13/10/2013 16 Oktober 2013

Rp1.000.000

10 HBS batik, Ballpoint, Jam KEP 939/01-13/12/2013 24 Desember 2013

Rp1.900.000

11 HAP Jam Tangan Calvin Klein KEP 739/01-13/10/2013 21 Oktober 2013

Rp5,000,000

12 KH Jam Tangan Swiss Army KEP 762/01-13/10/2013 23 Oktober 2013

Rp250,000

13 IAS Keris KEP 090/01-13/02/2013 1 Februari 2013

Rp750,000

14 MADH Kain Batik KEP 836/01-13/11/2013 22 November 2013

Rp150,000

15 MIS Card Holder Dan Pulpen KEP 903/01-13/12/2013 12 Desember 2013

Rp300,000

16 MS Sabuk Salvatore Ferragamo KEP 901/01-13/12/2013 12 Desember 2013

USD 320

17 NB Baju Batik KEP 807/01-13/11/2013 18 November 2013

Rp250,000

18 RK Voucher belanja KEP 729/01-13/10/2013 16 Oktober 2013

Rp1,000,000

19 RPHC Ballpoint Montblanc KEP 770/01-13/10/2013 29 Oktober 2013

Rp4,000,000

20 UW HP merk Huawei KEP 883/01-13/12/2013 6 Desember 2013

Rp1,999,000

21 WP Souvenir KEP 936/01-13/12/2013 24 Desember 2013

Rp2,000,000

Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi TA 2013 Audited

Catatan atas Laporan Keuangan – Pos-pos Neraca 38

D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA

D.1 TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK

Sesuai Surat BPK Nomor: 100/S/XIV/12/2013 tanggal 23 Desember 2011 perihal

Laporan Pemantauan atas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI Sampai semester II

2013 pada KPK, menunjukkan bahwa dari lima LHP dengan 33 temuan dan 52

rekomendasi, KPK telah menindaklanjuti sesuai rekomendasi BPK sebanyak 46

rekomendasi, 2 rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti dengan alasan yang sah, dan 4

rekomendasi sedang dalam proses penyelesaian.

D.2 REKENING PEMERINTAH

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK tahun 2004 s.d 2012, tidak ditemukan rekening

pada KPK yang tidak dilaporkan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat maupun

Laporan Keuangan KPK.

Rekening yang ditutup untuk periode Januari s.d Desember 2013 sebanyak 29

rekening. Rekening-rekening ditutup karena: (i) perkara yang terkait dengan rekening

tersebut telah mendapat putusan yang telah berkekuatan hukum tetap; atau (ii)

rekening tersebut batal menerima transaksi. Saldo dari rekening yang ditutup

diperlakukan sesuai amar putusan majelis hakim.

D.3 INFORMASI PENDAPATAN DAN BELANJA SECARA AKRUAL

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa

lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban timbul.

Transaksi pendapatan secara akrual terdiri dari:

1. Pendapatan yang masih harus diterima (disajikan sebagai penambah pada

informasi pendapatan secara akrual dan sebagai piutang di neraca); dan/atau

2. Pendapatan diterima dimuka (disajikan sebagai pengurang pada informasi

pendapatan secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek pada neraca).

Sedangkan transaksi belanja secara akrual meliputi:

1. Belanja yang masih harus dibayar (disajikan sebagai penambah pada informasi

belanja secara akrual dan sebagai kewajiban jangka pendek di neraca); dan/atau

2. Belanja dibayar di muka (disajikan sebagai pengurang pada informasi belanja

secara akrual dan sebagai piutang pada neraca).

D.4 DANA SAWERAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU KPK

Pada tahun 2012, masyarakat yang dikoordinasikan ICW melakukan pengumpulan

dana saweran untuk pembangunan gedung baru KPK. Dana saweran yang terkumpul

pada saat itu kurang lebih sejumlah Rp403.000.000,00. Sejalan dengan telah

dimulainya pembangunan gedung KPK, dana saweran tersebut akan segera masuk

dalam DIPA KPK melalui mekanisme hibah langsung berupa uang. Saat ini, KPK dan

ICW sedang merumuskan Perjanjian Hibah, sebagai pintu masuk penyerahan dana

tersebut dari ICW yang mewakili masyarakat ke KPK.