bagaimana sistem surveilans demam berdarah dilakukan (9)

4
BAGAIMANA SISTEM SURVEILANS DEMAM BERDARAH DILAKUKAN ? Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintehrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber- sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus Dengue dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat oleh karena terjadinya perdarahan dan shock. Penyakit DBD sering kali muncul sebagai wabah. Cara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menggigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal, yaitu: (1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor (2) Diagnosis dini dan pengobatan dini (3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD. Setiap diketahui adanya penderita DBD, segera ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyelidikan Epidemiologis (PE) dan Penanggulangan Fokus, sehingga kemungkinan penyebarluasan DBD dapat dibatasi dan KLB dapat dicegah. Selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat diperlukan peran serta masyarakat, baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pemberantasan maupun dalam memberantas jentik nyamuk penularnya.

Upload: vivie-rembang

Post on 03-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagaimana Sistem Surveilans Demam Berdarah Dilakukan (9)

BAGAIMANA SISTEM SURVEILANS DEMAM BERDARAH DILAKUKAN   ?

Menurut WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan dan pengolahan data.

Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah  kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintehrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat.

Penyakit demam berdarah dengue  (DBD) adalah penyakit menular berbahaya yang disebabkan oleh virus Dengue dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat oleh karena terjadinya perdarahan dan shock. Penyakit DBD sering kali muncul sebagai wabah.  Cara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang menggigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal, yaitu:

(1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor

(2) Diagnosis dini dan pengobatan dini

(3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.

Setiap diketahui adanya penderita DBD, segera ditindaklanjuti dengan kegiatan Penyelidikan Epidemiologis (PE) dan Penanggulangan Fokus, sehingga kemungkinan penyebarluasan DBD dapat dibatasi dan KLB dapat dicegah. Selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan pemberantasan DBD sangat diperlukan peran serta masyarakat, baik untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan pemberantasan maupun dalam memberantas jentik nyamuk penularnya.

• Penyelidikan Epidemiolegis (PE) adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya dan  pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan  rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya  100 m. Tujuannya adalah untuk mengetahui penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan penanggulangan yang perlu  dilakukan di wilayah sekitar tempat penderita. PE juga dilakukan untuk mengetahui adanya penderita dan tersangka DBD lainnya, mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular DBD, dan menentukan jenis tindakan (penanggulangan fokus) yang akan dilakukan.

• Penanggulangan Fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD), larvadiasasi, penyuluhan dan penyemprotan (pengasapan) menggunakan insektisisda sesuai kriteria. Tujuannya adalah membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD dan rumah/bangunan sekitarnya serta tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.

Page 2: Bagaimana Sistem Surveilans Demam Berdarah Dilakukan (9)

Gambar Bagan Penanggulangan Fokus

(Penanggulangan Penderita DBD di Lapangan)

• Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah upaya penanggulangan yang meliputi : pengobatan/perawatan penderita, pemberantasan vektor penular DBD, penyuluhan kepada masyarakat dan evaluasi/penilaian penanggulangan yang dilakukan di seluruh wilayah yang terjadi KLB. Tujuannya adalah membatasi penularan DBD, sehingga KLB yang terjadi di suatu wilayah tidak meluas ke wilayah lainnya. Penilaian Penanggulangan KLB meliputi penilaian operasional dan penilaian epidemiologi. Penilaian operasional ditujukan untuk mengetahui persentase (coverage) pemberantasan vektor dari jumlah yang direncanakan. Penilaian ini dilakukan melalui kunjungan rumah secara acak dan wilayah-wilayah yang direncanakan untuk pengasapan, larvasidasi dan penyuluhan. Sedangkan penilaian epidemiologi ditujukan untuk mengetahui dampak upaya penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian DBD dengan cara membandingkan data kasus/kematian DBD sebelum dan sesudah penanggulangan KLB.

• Pemberantasan Sarang Nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembangbiakannya. Tujuannya adalah mengendalikan populasi nyamuk, sehingga penularan DBD dapat dicegah dan dikurangi. Keberhasilan PSN DBD diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Cara PSN DBD dilakukan dengan ”3M”, yaitu (1) menguras dan menyikat tempat-trempat penampungan air, (2) menutup rapat-arapat tempat penampungan air, dan (3) mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.

• Pemeriksaan Jentik Berkala adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau petugas pemantau jentik (jumantik). Tujuannya adalah melakukan pemeriksaan jentik nyamuk penular demam berdarah dengue termasuk memotivasi keluarga/masyarakat dalam melaksanakan PSN DBD.

Langkah umum surveilans meliputi pengumpulan data, analisis, interpretasi, deseminasi, dan action dalam rangka perbaikan dan perubahan untuk mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Pertama dengan pengamatan selanjutnya mengumpulkan data pada masyarakat di suatu wilayah. Sumber data dapat berasal dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium atau laporan bulanan KLB DINKES kabupaten atau kota. Pengumpulan data bisa dilakukan secara aktif dengan cara wawancara maupun pasif (hanya melihat data yang tersedia). Tujuan Pengumpulan data yaitu menentukan kelompok /golongan populasi at risk (umur, sex, bangsa, pekerjaan, dll), menentukan jenis agen dan karakteristiknya, menentukan reservoir infeksi, memastikan penyebab transmisi, dan mencatat kejadian penyakit. Data yang terkumpul dari kegiatan surveilans epidemiologi diolah dan disajikan dalam bentuk tabel situasi demam berdarah tiap puskesmas, tabel endemisitas dan grafik kasus DBD perbulan. Analisis dilakukan dengan melihat pola maksimalminimal kasus DBD, dimana jumlah penderita tiap tahun ditampilkan dalam bentuk grafik sehingga tampak tahun dimana terjadi terdapat jumlah kasus tertinggi

Page 3: Bagaimana Sistem Surveilans Demam Berdarah Dilakukan (9)

(maksimal) dan tahun dengan jumlah kasus terendah (minimal). Kasus tertinggi biasanya akan berulang setiap kurun waktu 3–5 tahun, sehingga kapan akan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat diperkirakan. Analisis juga dilakukan dengan membuat rata–rata jumlah penderita tiap bulan selama 5 tahun, dimana bulan dengan rata–rata jumlah kasus terendah merupakan bulan yang tepat untuk intervensi karena bulan berikutnya merupakan awal musim penularan.

Dan langkah lainnya yaitu pengolahan data. Selanjutkan dilakukan analisis dan interpretasi data. Analisis dengan cara univariat dengan menghitung proporsi atau menggunakan statistik deskriptif (misalnya mean, modus, Standar Deviasi-SD) dan bivariat dengan membuat tabel (kemudian menghitung proporsi), grafik(analisis kecenderungan), peta (analisis menurut tempat dan waktu). Setelah data tersebut dianalisis maka perlu dibuat laporan, rekomendasi tindak lanjut, dan diseminasi informasi. Langkah kegiatan terakhir adalah tindakan pencegahan dan penanggulangan. Melihat kegawatan penyakit ini maka seharusnya sistem pencatatan dan pelaporan guna keperluan perencanaan, pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD didukung oleh sistem yang handal yakni suatu sistem yang dapat menyediakan data dan informasi yang akurat, valid dan up to date. Namun sampai saat ini banyak sistem surveilans DBD masih dikerjakan secara manual. Dengan sistem seperti ini maka sering timbul masalah tentang keterlambatan pelaporan serta data yang disajikan tidak up to date yang pada akhirnya akan mengganggu proses perencanaan, pencegahan dan upaya-upaya pemberantasan. Maka untuk itu perlu dirancang suatu sistem surveilans yang didukung oleh teknologi informasi sehingga bisa diakses on line oleh petugas kesehatan (baik puskesmas maupun dinas kesehatan) serta masyarakat pada umumnya.

Gambar Tahapan Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi

Baca dan pahami materi tersebut diatas !!!

TUGAS KELOMPOK

Mahasiswa di bagi 4 kelompok

Lakukan kritikal dan klasifikasikan sistem surveilans yang di gunakan serta apa manfaat Surveilans pada Tulisan dalam Dengue Buletin “ How Effectively is Epidemiological Surveillance used for Dengue Programme Planning and Epidemic Response?Bandingkan Sistem Surveilans DB/DHF dibeberapa negara yang ditulis dalam buletin tersebut?