badan pemeriksa keuangan leading by example arta bpkpemeriksaan laporan keuangan yang berperspektif...

6
K etua BPK RI, Hadi Poernomo mem- buka Rapat Koordinasi Antar- perwakilan BPK RI di Audito- rium BPK RI Jakarta, pada 17 Maret 2010. Acara ini dihadiri oleh Anggota BPK, para pe- jabat eselon I dan para kepala perwakilan BPK RI di seluruh Indonesia. Pada sambutannya, Ketua BPK RI berharap pertemuan ini dapat mengantisipasi dan me- ngurangi kelemahan-kelemahan yang selama ini dihadapi oleh para kepala perwakilan. “Semo- ga rapat koordinasi ini terse- lenggara secara efektif, dan ke depan, BPK menjadi organisasi yang tidak hanya menemukan permasalahan tetapi juga mem- bantu entitas mencapai tujuan terbaiknya,” tambah ketua. Rapat koordinasi berlang- sung selama tiga hari dan dise- lenggarakan oleh AKN V dan VI BPK RI. Kegiatan ini dise- lenggarakan dalam rangka me- nyamakan persepsi atas berbagai hal yang dijumpai dalam pelak- sanaan pemeriksaan, dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan tugas kepala perwakilan. Tortama KN VI, Su- trisno menyampaikan bahwa rapat koordinasi dilaksanakan dalam dua tahapan. Pertama mendengarkan pengarahan dari pimpinan BPK dan kedua mendengarkan masukan para narasumber dari luar BPK an- tara lain Pimpinan KPK, Men- teri Dalam Negeri, dan Menteri Sekretaris Kabinet. Rapat diakhiri dengan pem- berian arahan oleh Anggota V dan VI BPK RI kepada kepala perwakilan dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan. [w] Badan Pemeriksa Keuangan Dari Redaksi Halaman 1 Dari Redaksi Rapat Koordinasi... Daftar Isi Halaman 2 BPK Bahas Audit... Pelantikan Pejabat... Renungan Bijak Halaman 3 Kunjungan Kerja Anggota... Pertemuan BPK... Galeri Foto Halaman 4 Kuliah Umum ke-BPK-an BPK dan APIP Tingkatkan... Laporan Harta Kekayaan... Halaman 5 Pertemuan BPK... Penyerahan LHP Cas Cis Cus Halaman 6 Korek Korek Pers Kolom Kita Gaya Selingkung STOP KKN G ayus, PNS paling terkenal saat ini. Walau hanya golong- an III.a di Ditjen Pajak, ternyata sanggup mengumpul- kan uang dan harta yang begitu mencengangkan serta menyen- tak perasaan hati rakyat Indonesia. Sepak terjang Gayus telah menimbulkan pertanyaan para pengambil kebijakan dan masyarakat, sejauh mana keberhasilan reformasi birokrasi, khususnya remunerasi yang telah berjalan sejak akhir 2007. Dapatkah program ini mengurangi kebobrok- an mental aparat? Layakkah remunerasi ini dilanjutkan? Suatu pertanyaan yang memang pantas dilayangkan, karena salah satu tujuan reformasi birokrasi selain peningkatan pelayanan adalah menghilangkan/mengurangi KKN di tubuh PNS. Bagaimana dengan BPK, sebagai lembaga yang menerima re- munerasi, apakah ada perubahan sikap dan mental para aparat- nya? Masih adakah PNS di BPK yang menumpuk kekayaan dengan cara tidak wajar dan melanggar aturan? Sayup-sayup, masih ada auditor dan pelaksana di penunjang pendukung melanggengkan praktik KKN. Sebelum suara itu makin jelas dan diketahui publik, segeralah ”STOP KKN”. Ja- nganlah karena nila setitik rusak susu sebelanga, jangan sampai ribuan karyawan yang telah mengubah perilaku dan bermental baik rusak citranya karena segelintir manusia serakah yang tidak punya hati nurani. Jangan sampai remunerasi yang bermanfaat bagi PNS dihapus karena ulah segelintir manusia yang diperbu- dak dunia. Daftar Isi >>> Rapat Koordinasi Antarperwakilan BPK RI arta BPK Maret 2010 Edisi III, Tahun 2010 Independensi Integritas Profesionalisme Leading by example Leading by example Berita Utama

Upload: others

Post on 25-Jan-2020

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ketua BPK RI, Hadi Poernomo mem-

buka Rapat Koordinasi Antar-perwakilan BPK RI di Audito-rium BPK RI Jakarta, pada 17 Maret 2010. Acara ini dihadiri oleh Anggota BPK, para pe-jabat eselon I dan para kepala perwakilan BPK RI di seluruh Indonesia.

Pada sambutannya, Ketua BPK RI berharap pertemuan ini dapat mengantisipasi dan me-ngurangi kelemahan-kelemahan yang selama ini dihadapi oleh para kepala perwakilan. “Semo-ga rapat koordinasi ini terse-lenggara secara efektif, dan ke depan, BPK menjadi organisasi yang tidak hanya menemukan permasalahan tetapi juga mem-bantu entitas mencapai tujuan terbaiknya,” tambah ketua.

Rapat koordinasi berlang-sung selama tiga hari dan dise-

lenggarakan oleh AKN V dan VI BPK RI. Kegiatan ini dise-lenggarakan dalam rangka me-nyamakan persepsi atas berbagai hal yang dijumpai dalam pelak-sanaan pemeriksaan, dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan tugas kepala perwakilan.

Tortama KN VI, Su-trisno menyampaikan bahwa rapat koordinasi dilaksanakan dalam dua tahapan. Pertama mendengarkan pengarahan dari pimpinan BPK dan kedua mendengarkan masukan para narasumber dari luar BPK an-tara lain Pimpinan KPK, Men-teri Dalam Negeri, dan Menteri Sekretaris Kabinet.

Rapat diakhiri dengan pem-berian arahan oleh Anggota V dan VI BPK RI kepada kepala perwakilan dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan. [w]

Badan Pemeriksa Keuangan

Dari Redaksi

Halaman 1Dari RedaksiRapat Koordinasi...Daftar Isi

Halaman 2BPK Bahas Audit...Pelantikan Pejabat...Renungan Bijak

Halaman 3Kunjungan Kerja Anggota...Pertemuan BPK...Galeri Foto

Halaman 4Kuliah Umum ke-BPK-anBPK dan APIP Tingkatkan...Laporan Harta Kekayaan...

Halaman 5Pertemuan BPK...Penyerahan LHPCas Cis Cus

Halaman 6Korek Korek PersKolom KitaGaya Selingkung

STOP KKN

Gayus, PNS paling terkenal saat ini. Walau hanya golong-an III.a di Ditjen Pajak, ternyata sanggup mengumpul-

kan uang dan harta yang begitu mencengangkan serta menyen-tak perasaan hati rakyat Indonesia.

Sepak terjang Gayus telah menimbulkan pertanyaan para pengambil kebijakan dan masyarakat, sejauh mana keberhasilan reformasi birokrasi, khususnya remunerasi yang telah berjalan sejak akhir 2007. Dapatkah program ini mengurangi kebobrok-an mental aparat? Layakkah remunerasi ini dilanjutkan? Suatu pertanyaan yang memang pantas dilayangkan, karena salah satu tujuan reformasi birokrasi selain peningkatan pelayanan adalah menghilangkan/mengurangi KKN di tubuh PNS.

Bagaimana dengan BPK, sebagai lembaga yang menerima re-munerasi, apakah ada perubahan sikap dan mental para aparat-nya? Masih adakah PNS di BPK yang menumpuk kekayaan dengan cara tidak wajar dan melanggar aturan?

Sayup-sayup, masih ada auditor dan pelaksana di penunjang pendukung melanggengkan praktik KKN. Sebelum suara itu makin jelas dan diketahui publik, segeralah ”STOP KKN”. Ja-nganlah karena nila setitik rusak susu sebelanga, jangan sampai ribuan karyawan yang telah mengubah perilaku dan bermental baik rusak citranya karena segelintir manusia serakah yang tidak punya hati nurani. Jangan sampai remunerasi yang bermanfaat bagi PNS dihapus karena ulah segelintir manusia yang diperbu-dak dunia.

Daftar Isi >>>

Rapat Koordinasi Antarperwakilan BPK RI

arta BPK Maret 2010Edisi III, Tahun 2010 Independensi Integritas Profesionalisme

Leading by example

Leading by example

Berita Utama

Halaman 2 Warta BPK Maret 2010

Renungan Bijak Kesuksesan tergantung pada kemampuan untuk mengatakan “tidak”

tanpa merasa bersalah.-Jack Canfield-

BPK Bahas Audit Utang Negara

Ketua BPK RI, Hadi Poernomo membu-

ka acara Audit Planning Meet-ing INTOSAI Development Initiative (IDI)Transregional Programme for Public Debt Management Audit (IDI-TP-DMA) di Crown Plaza Ho-tel, Jakarta (23/03). Acara ini merupakan bagian program capacity building IDI di bidang Public Debt Management Au-dit dimana BPK RI ikut serta sejak 2009.

Dalam pidato pembu-kaannya, Ketua BPK RI me-ngatakan bahwa BPK RI me-miliki perhatian yang besar terhadap manajemen utang negara, karena di Indonesia, utang negara adalah salah satu sumber yang digunakan untuk mendanai belanja pemerin-tah. Nilai realisasi pembiayaan netto melalui utang negara setiap tahunnya rata-rata 12% dari total belanja pemerintah yang tercantum dalam realisasi APBN.

Pertemuan di Jakarta kali ini memiliki dua tujuan, yaitu: menyiapkan draft pedoman rencana audit untuk public debt management audit dan rencana-

nya akan dikelola oleh masing-masing lembaga pemeriksa, (2) menerima komentar dan masuk-an dari SAI lain dan para ahli atas rencana audit mereka.

Pertemuan diikuti oleh 34 peserta yang terdiri dari tiga orang IDI Administrator; ahli dari US GAO, Jose Oyola, ahli dari World Bank, Tomas Mag-nusson, dan ahli UNCTAD, Roula Katergi; serta wakil dari SAI (lembaga-lembaga peme-riksa) dari 12 negara yaitu dari Bangladesh, Fiji, Indonesia, Lithuania, Moldova, Mongolia, Pakistan, Philippines, Romania, Ukraine, Vietnam, dan Yemen. Pertemuan ini berlangsung pada 23 s.d. 27 Maret 2010. ”Kehadir-an 34 peserta ini menunjukkan pentingnya manajemen utang negara di berbagai negara, ti-dak hanya negara berkembang, tapi juga negara maju,” tambah Ketua BPK RI. [w]

Rabu, 17 Maret 2010, Sekjen BPK, Dharma

Bhakti, melantik pejabat eselon II, III, dan IV BPK RI, di Ruang Pola BPK. Berdasarkan kepu-tusan Sekjen, pejabat eselon II yang dilantik antara lain adalah Rochmadi Saptogiri menjabat Kepala Perwakilan BPK RI Su-lawesi Tenggara, serta Haedar menjabat Kepala Perwakilan BPK RI Papua.

Pejabat eselon III yang dilan-tik pada kesempatan tersebut di antaranya: Aris Laksono men-jabat Kepala Bidang I.A pada Irtama; Herny Yanuarni men-jabat Kepala Sub Direktorat Konsultasi Hukum Keuangan Daerah pada Ditama Binbang-kum; Acep Mulyadi menjabat Kepala Sub Auditorat V.A.2 pada AKN V; Gunarwanto menjabat Kabag Publikasi dan Layanan Informasi Biro Humas dan LN; Gudono menjabat Kabag Ker-jasama Luar Negeri Biro Humas

dan LN; Iwan Djuandi men-jabat Kasetlan BPK Perwakilan Sulawesi Selatan; serta Akhmad Anang Hernady menjabat Kasetlan BPK Perwakilan Jawa Timur.

Sedangkan pejabat eselon IV yang dilantik berjumlah 53 orang. Pejabat-pejabat tersebut antara lain adalah: Ovi Meirina menjabat Kasubbag Remunerasi pada Biro SDM; Yuli Awalud-din Purba menjabat Kasubbag Keuangan pada BPK Perwakilan NAD; Sidik Sardjoko men-jabat Kasubbag Umum BPK Perwakilan DKI Jakarta; serta Rokhayati menjabat Kasub-bagset Kepala Perwakilan BPK Perwakilan Jawa Timur.

Sekjen juga memerintahkan pejabat-pejabat berikut meme-gang jabatan pelaksana tugas. Bahtiar Arif sebagai Plt. Ke-pala Direktorat Penelitian dan Pengembangan pada Ditama Revbang; Gudono sebagai Plt. Kepala Biro Humas dan LN; Gunarwanto sebagai Plt. Ke-pala Biro Sekretariat Pimpinan; serta Rudi Irwanto Hamonan-gan Sinaga sebagai Plt. Kepala Perwakilan BPK NTT. [w]

Pelantikan Pejabat Eselon II, III, IV BPK RI

Halaman 3 Warta BPK Maret 2010

Pertemuan BPK RI dan Kementerian Kehutanan

Kunjungan Kerja Anggota IV BPK

Sabtu 1 2

Maret 2010, Anggota IV BPK RI, Ali

Masykur Musa melakukan pertemuan dengan masyarakat penerima bantuan program So-lar Home System (SHS) di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek dan Desa Nyawangan, Kecamatan Sandang, Tulungagung, Jawa Timur. Pertemuan ini merupa-kan rangkaian kerja dari Ang-gota IV BPK RI dalam rangka peninjauan atas pengadaan dan pemasangan SHS yang menggu-nakan dana APBN di Provinsi Jawa Timur. Anggota IV didam-pingi oleh Kepala Perwakilan BPK RI Jawa Timur, Zindar Kar Marbun dan Kepala Sub

Auditorat AKN IV, Sunarto. Anggota IV juga memberi-

kan pengarahan kepada pelaksa-na Badan Penanggulangan Lum-pur Sidoarjo (BPLS) di kantor BPLS, Sidoarjo pada 15 Maret 2010. Ia menyampaikan bahwa opini BPK tahun 2009 terhadap BPLS adalah WDP. Pada tahun ini, diharapkan BPLS dapat me-naikkan opininya menjadi WTP.

Pada 26 Maret 2010, Ang-gota IV juga melakukan kun-jungan kerja dengan memberi pengarahan pada Dinas Peker-jaan Umum Kabupaten Maros dan Pangkep, Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu di Kantor Perwakilan BPK RI Makassar. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka peninjauan atas dana stimulus fiskal pembangunan in-frastruktur di Provinsi Sulawesi Selatan. [w]

Tatap muka Anggota IV BPK dengan pegawai BPK Perwakilan Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Barat (29-Mar)

GALERI FOTO

Pimpinan KPK hadir dalam Rapat Koordinasi Antarperwakilan BPK RI (17-Mar)

Pelantikan Pejabat Eselon II, III, IV BPK RI (17-Mar)

Peran aktif BPK RI membangun komu-

nikasi audit dengan Kemen-terian Kehutanan semakin mendorong jajaran pimpinan Kementerian Kehutanan un-tuk mempercepat perbaikan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungannya. Hal ini disam-paikan Ketua BPK RI, Hadi Poernomo ketika membuka rapat konsultasi antara BPK RI dengan Kementerian Ke-hutanan di Ruang Pola Ge-dung Arsip BPK RI, Jakarta, pada 8 Maret 2010.

Rapat bertema “Peme-riksaan atas Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara di Lingkungan Ke-menterian Kehutanan dan Arah Pemeriksaan BPK RI” diselenggarakan oleh AKN IV

di bawah pembinaan Anggota IV BPK Ali Masykur Musa.

Pertemuan dihadiri oleh Anggota IV BPK RI, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Tortama IV BPK RI, Hadi Priyanto serta para pejabat di lingkungan Kementerian Ke-hutanan dan BPK RI.

Opini BPK tahun 2009 ter-hadap Kemenhut adalah dis-claimer. Diharapkan tahun ini Kemenhut dapat memperbaiki laporan keuangannya.

Dengan pertemuan ini, di-harapkan terjalin suatu sinergi antara auditor dengan auditee sehingga audit BPK menjadi suatu kebutuhan bagi pemilik kepentingan untuk mencip-takan transparansi dan akun-tabilitas pengelolaan dan tang-gung jawab keuangan negara. [w]

Halaman 4 Warta BPK Maret 2010

Kuliah Umum Ke-BPK-an

Anggota IV BPK RI, Ali Masykur Musa

memberikan Kuliah Umum dengan tema “Kebijakan Pemeriksaan Berperspektif Lingkungan” di Fakultas Eko-nomi, Magister Akuntansi dan Ilmu Ekonomi Universitas Mataram, pada 1 Maret 2010. Kegiatan ini dihadiri oleh Ke-pala BPK Perwakilan Nusa Tenggara Barat, Djoni Kir-manto serta Rektor Universitas Mataram, Mansur Ma’shum. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada publik me-ngenai kebijakan BPK khusus-nya di Auditorat Keuangan Negara IV BPK RI dan capaian

BPK RI selama ini.

Anggota IV BPK menyam-paikan bahwa BPK melak-sanakan tugas sesuai dengan amanat konsti-tusi. Pada Au-ditorat Utama Keuangan Nega-

ra IV, rencana pemeriksaan ke depan akan difokuskan pada pemeriksaan atas manajemen hutan, pemeriksaan kinerja atas pengelolaan hutan mangrove di daerah pesisir (selat mala-ka) kerjasama dengan Jabatan Audit Negara (JAN) Malaysia (Parallel Audit), pemeriksaan atas pertambangan umum, pemeriksaan laporan keuangan yang berperspektif lingkungan, tindaklanjut hasil pemeriksaan serta meningkatkan koordinasi dengan departemen teknis di pusat dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK RI ter-kait pengelolaan sumber daya alam. [w]

Tatap muka Anggota IV BPK dengan pegawai BPK Perwakilan Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Barat (29-Mar)Kegiatan BPK Goes To Campus di UNS, Sura-

karta (26-Mar)

BPK dan APIP Tingkatkan Sinergi

Badan Pemeriksa Keuang-an RI bekerja sama

dengan Forum Bersama Aparat Pengawasan Internal Pemerin-tah (Forbes APIP) mengadakan sarasehan bertema “Kemitraan BPK dan APIP melalui Internal Mendukung Eksternal (IME) dan Eksternal Memanfaatkan Internal (EMI)”, di Auditorium BPK RI, pada 29 Maret 2010.

Acara ini diikuti oleh para Anggota BPK RI, inspektur jen-deral/utama kementerian nega-ra/lembaga, inspektur provinsi, serta pejabat eselon I dan II di lingkungan BPK RI. Pembahasan dilakukan dalam bentuk diskusi panel dengan menghadirkan pe-nyaji Tortama KN II BPK RI,

Syafri Adnan Baharuddin dan Irjen Kementerian Keuangan, Hekinus Manao, serta pemba-has dari Irjen Kementerian Per-industrian, Sakri Widianto, dan Deputi Pengawasan BPKP, Bin-sar Simanjuntak.

Salah satu kebijakan BPK RI untuk periode kepemimpinan 2009-2014 adalah menekankan sinergi antara BPK RI dan APIP. Bentuk sinergi itu antara lain BPK dapat memanfaatkan hasil pengawasan APIP sehingga akan mengurangi waktu pemeriksaan BPK, serta APIP sebagai ujung tombak mendukung manajemen kementerian/lembaga melak-sanakan rekomendasi BPK dan perbaikan SPI. [w]

Laporan Harta Kekayaan Anggota BPK

Ketua, Wakil Ketua, dan para Anggota BPK RI

pada 23 Maret 2010 hadir dalam Pengumuman Harta Kekayaan di Gedung KPK, Jakarta. Kehadiran mereka dalam rangka memenuhi Undang-Undang No. 28 Tahun 1999, Pasal 5, yang menyebut-kan bahwa setiap penyelenggara

negara berkewajiban melaporkan dan mengumumkan kekayaan se-belum dan setelah menjabat.

Daftar kekayaan tersebut adalah: Ketua BPK Rp38,8 M; Wakil Ketua BPK Rp4,3 M dan USD110.039; Anggota I Rp1,1 M dan USD3.106; Anggota II Rp960,1 juta dan USD10.000; Anggota III Rp4,8 M dan USD500; Anggota IV Rp4,7 M dan USD18.071; Anggota V Rp2,4 M dan USD5.700; Anggota VI Rp4,2 M; serta Anggota VII Rp4,7 M dan USD11.345. [w]

Cas :: Cis :: CusWarta : “Waduh ti gawat...gawat...guaawwaat!!”Warti : “Ada apa sih..gawat..gawat..apa yang gawat?”Warta : “Itu loh remunerasi...gawat pokoknya.”Warti : ”Kenapa memangnya, bukannya mau 100% kok gawat..gawat kebanyakan duit?”Warta : ”Laahh itu masalahnya...remunerasi akan ditinjau ulang ti, kan gawat itu..”Warti : ”Wah....gawat itu...gawat...bener gawat...kemaren aku sudah terlanjur nge-bon sana sini..lah kok malah ditinjau ulang? 100% aja belum sudah ditinjau ulang bagaimana itu?”Warta : ”Nah itu gara-gara Gayus...remunerasi ditinjau ulang.”Warti : ”Oalaahh manusia...manusia, sudah gaji banyak masih kurang puas ya..”Warta : “Iya ti...semoga saja auditor kita tidak ada yang seperti Gayus ya....kalo iya bisa gawat...”Warti : ”Iya..tapi yang sekarang perlu dipikirkan itu bagaimana aku harus melunasi bon-bon itu ta...aduh..aduh..pusing...”Warta : ”Makanya...kalau jadi pegawai negeri itu nggak usah kepingin yang muluk-muluk. Yang penting kerja bener dulu, demi bangsa dan negara...he..he..he..”Warti : ”Bener juga ya...tapi nasib bon-bon itu gimana??!!”

Penyerahan LHP atas Belanja Daerah Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Badan Pemeriksa Keuangan Per-wakilan Provinsi Lampung me-

nyerahkan LHP atas Belanja Daerah Bidang Insfrastruktur Jalan dan Jembatan pada Ka-bupaten Lampung Utara dan Provinsi Lam-pung TA 2009 kepada DPRD dan Kepala Daerah. Penyerahan untuk Kabupaten Lam-pung Utara dilaksanakan pada 22 Februari 2010, sedangkan Provinsi Lampung pada 23 Februari 2010.

Dalam sambutannya, Kepala Per-wakilan, Tangga Muliaman Purba me-nyatakan bahwa pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan tematik, yaitu pemeriksaan se-suai kebijakan BPK yang bersifat nasional. BPK mengharapkan agar pemerintah daerah dan lembaga perwakilan dapat segera menin-daklanjuti hasil pemeriksaan BPK sesuai per-aturan perundang-undangan yang berlaku,

untuk mendorong terciptanya transparhansi dan akuntabilitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Sebelumnya, untuk meningkatkan kualitas sumber daya auditor, pada 1 s.d. 5 Februari 2010, Perwakilan Lampung menye-lenggarakan Diklat PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerin-tahan, bertempat di Hotel Marcopolo, Ban-dar Lampung.

Diklat dibuka oleh Kepala Perwakilan Provinsi Lampung dan diikuti 63 auditor. Bertindak sebagai pembicara adalah Dwi Martani dari Universitas Indonesia, Jan Hoesada dari Kantor Akuntan Publik, Syahman Sitompul dari Departemen Agama, Izharul Haq dari Departemen Keuangan, serta Muliani Sulya F dari De-partemen Dalam Negeri. [w]

Pertemuan BPK dengan Kemenkes

Badan Pemeriksa Keuangan berinisiatif

membuka komunikasi dengan para pengelola keuangan negara untuk menertibkan pengelolaan keuangan Negara di lingkung-an Kementerian. Pada 31 Maret 2010, inisiatif tersebut dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara BPK dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertema “Pemeriksaan atas Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keua-ngan Negara di Lingkungan Ke-menterian Pendidikan Nasional serta Arah Pemeriksaan BPK

RI”, di Gedung BPK RI.Hadir dalam pertemuan

ini adalah Anggota VI BPK, Rizal Djalil, Tortama KN VI, Sutrisno, jajaran Audi-torat Keuangan Negara VI BPK RI, Sekretaris Jenderal Kemenkes, Ratna Rosita, Kepala Badan POM, Kustan-

tinah, Direktur Keuangan PT Askes (Persero), Purnawarman, dan jajaran Kementerian Pendi-dikan Nasional.

Pertemuan dilakukan un-tuk meningkatkan hubungan kelembagaan dan sinergi antara BPK RI dengan auditee dalam hal ini Kemenkes, dalam rangka un-tuk mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan ne-gara melalui tugas pemeriksaan yang dilakukan BPK RI sesuai amanat konstitusi. [w]

Halaman 5 Warta BPK Maret 2010

Korek Korek Pers

Acep Mulyadi, Ekowati Tyas Rahayu, Effendi Tirtaatmaja, Dhiena Novianita, Bestantia Indraswati, Heri Setiono, Kiki Rizky A, Agatha Arvi, Hardian, Ratu Afiaty, Nurhasan, Utari Hasanah, Damar Wijanarko, Lusiana Haryanti ::Alamat Redaksi: Jl. Gatot Subroto No. 31 :: Jakarta Pusat 10210 :: Telepon: 021 - 5704395 ext. 1184 dan 1187 :: Fax: 021 - 57950285 :: E-mail : [email protected] :: Redaksi menerima kiriman berita/informasi yang berkaitan dengan kegiatan pemeriksaan dan kegiatan ke-BPK-an lainnya.

Redaksi

SKANDAL PENERBITAN L/C BANK CENTURY(Koran Tempo, 22 Maret 2010)Kasus penerbitan L/C Bank Century diduga penuh kejang-galan. Hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan menemukan pembenan fasilitas L/C tanpa didahului proses analisis aspek kemampuan keuangan.

BPK Temukan Penyimpangan Konversi Mitan(Rakyat Merdeka, 23 Maret 2010)Kecurigaan BPK adanya penyimpangan pada program kon-versi dari minyak tanah (mitan) ke gas elpiji mulai terbukti. Dari hasil audit pendahuluan, BPK menemukan kelemahan program tersebut dalam hal distribusi atau sasaran konversi.

Kolom KitaBPK DIGUGAT

BPK bukan lembaga yang sakral dan untouchable. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK juga bukan kitab suci yang tak

pernah salah atau tak bisa disalahkan/dipertanyakan oleh para pi-hak berkepentingan. Hasil pemeriksaan BPK yang dahulu begitu disegani, satu per satu mulai dipertanyakan keprofesionalannya dan mulai digugat hasilnya.

Pertama, LHP BPK atas pemeriksaan TA 2007 digugat oleh auditee di Kalimantan Timur, tepatnya Kabupaten Kutai Timur dan BPK dinyatakan kalah oleh pengadilan. BPK menyatakan banding. Kedua, LHP BPK TA 2006 di Salatiga juga digugat, tapi kali ini oleh rekanan. Saat ini sudah masuk masa persidangan. Hasil audit atas Kasus Bank Century pun digugat oleh LSM Indonesian Au-dit Watch melalui berbagai media. Kenapa BPK digugat? Karena temuan tidak benar atau rekayasa temuan? Jawabnya “BUKAN”.

Di Kaltim, audit BPK dianggap mencemarkan nama baik bupa-ti. Di Salatiga hasil pemeriksaan BPK dianggap tidak profesional, karena pekerjaan bidang teknik diaudit oleh sarjana ekonomi. Se-dangkan audit century dianggap tidak sesuai standar pemeriksaan.

Masyarakat saat ini berbeda, sejak reformasi, keberanian un-tuk menggugat hasil kerja aparatur pemerintah yang dinilai tidak se-suai ketentuan makin meningkat, mereka mulai paham hukum dan aturan-aturan lainnya. Pedoman BPK seperti SPKN, PMP dan standar-standar pemeriksaan lain mulai dijadikan alat untuk melihat dan menilai kinerja para auditor BPK. Apakah pemeriksaan yang dilakukan sesuai standar? Jika pemeriksaan dianggap melanggar, maka menjadi celah untuk menggugat hasil pemeriksaan BPK.

Melihat kenyataan ini, auditor BPK tidak bisa lagi bekerja hanya berdasar kebiasaan dan ilmu yang selama ini diperoleh, atau standar yang dipahami seadanya. Perencanaan, pemeriksaan, maupun pe-laporan, harus mengikuti standar yang berlaku. KKP atas temuan harus lengkap dan tidak terbantahkan serta disimpan dengan baik. Jika tidak ingin menuai badai di kemudian hari, mulai saat ini cam-kan bahwa setiap pemeriksaan harus dilaksanakan sesuai standar yang berlaku. Wass (am)

Halaman 6 Warta BPK Maret 2010

Gaya SelingkungDr. Cris Kuntadi, C.P.A.(Ketua Tim Penyusun Pedoman Penulisan Laporan BPK RI)

Kata Umum dan Kata Khusus

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pilihan kata adalah penggunaan kata umum dan kata khusus. Dalam bahasa lapor-

an hasil pemeriksaan (LHP), kata-kata yang terlalu umum atau terlalu kabur pengertiannya diusahakan diganti dengan kata-kata khusus atau kata-kata lain yang lebih tepat untuk mengungkapkan ide dan gagas-an yang ingin disampaikan. Semakin khusus sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau pertemuan persepsi atas gagasan atau ide dalam LHP antara penulis laporan dengan pembaca laporan. Sebaliknya, semakin umum pilihan kata yang digunakan, semakin sulit pembaca laporan mengetahui dan memahami gagasan atau ide yang ingin disampaikan oleh penulis laporan hasil pemeriksaan.

Namun kata-kata umum tetap diperlukan sesuai dengan kebutuhan penulisan. Apabila menggunakan kata-kata umum, sebaiknya disertai contoh konkret dan khusus sehingga pembaca LHP dapat lebih mu-dah memahami maksud penulis laporan. Dalam penulisan judul temuan pemeriksaan, sebaiknya menggunakan kata khusus sehingga pembaca langsung paham permasalahan yang dimaksud.

KATA UMUM KATA KHUSUSSaldo asset tetap tidak dapat diyakini kewajarannya

Saldo asset belum dilakukan inven-tarisasi dan penilaian

Persediaan disajikan tidak sesuai ketentuan

Persediaan disajikan tidak ber-dasarkan hasil inventarisasi

Pembangunan gedung seni-lai Rp12,34 miliar tidak sesuai ketentuan

Pembangunan gedung senilai Rp12,34 miliar dilakukan tanpa melalui proses tender

Pemerintah Daerah telah meng-adakan kendaraan roda empat

Pemerintah Daerah telah meng-adakan kendaraan Toyota kijang

Pembangunan gedung dibiayai dari belanja barang

Pembangunan gedung salah dibiayai dari belanja barang