badan makalah sistem opereasi
DESCRIPTION
makalah tentang sistem operasiTRANSCRIPT
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Salah satu karya Aristoteles adalah logika yang banyak berisi: pengertian,
keputusan, pembuktian silogisme, dan lain-lain. Inti ajaran Aristoteles mengenai
logika adalah Syllogismus, yaitu keputusan kedua yang tersusun sedemikian
hingga melahirkan keputusan yang ketiga. Logika yang dikemukakan oleh
Aristoteles dikenal sebagai logika tradisional, yang menjadi tonggak pemikiran
logika.
Pada abad ke-18 Masehi, G.W. Leibniz, seorang ahli matematika
berkebangsaan Jerman, pertama kali mempelajari logika simbolik. Ahli
matematika lainnya yang berjasa dalam pengembangan logika simbolik adalah
George Boole, Leonard Euler, John Venn, dan Bertrand Russel.
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti kata,
ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan (Kusumah,
1986). Dalam arti luas, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid). Proses berpikir yang
terjadi di saat menurunkan atau menarik kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
yang diketahui benar atau dianggap benar itu biasanya disebut dengan penalaran.
Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu
kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan
pernyataan kedua. Misalkan, apakah pernyataan “Jika sekarang adalah hari
Minggu maka sekolah libur.” sama artinya dengan “Jika sekolah libur maka
sekarang adalah hari Minggu.”? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu kita perlu
mengetahui aturan-aturan dalam logika. Contoh lain, misalkan ada dua pernyataan
“Jika anak pandai maka ia berprestasi di kelas. Jika ia berprestasi di kelas maka ia
disayangi guru-gurunya.” Lalu, apakah dari dua pernyataan ini kita dapat
menyimpulkan “Jika ia anak pandai maka ia disayangi guru-gurunya.”?
Banyak hal yang perlu kita ketahui mengenai logika. Dengan logika, kita juga
dapat mengetahui apakah suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 1
terpenting yang akan didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah
kemampuan atau keahlian mengambil kesimpulan dengan benar atau sah. Logika
matematika memberikan dasar bagi sebuah pengambilan kesimpulan dan dapat
digunakan dalam banyak aspek kehidupan.
1.2. Perumusan Masalah.
Adapun masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud pernyataan dan kalimat terbuka?
2. Operasi-operasi apa saja yang terdapat dalam logika matematika?
3. Bagaimana konvers, invers dan kontraposisi dari suatu implikasi?
4. Apa yang dimaksud tautologi dan kontradiksi?
5. Apa yang dimaksud pernyataan berkuantor?
6. Bagaimana cara menarik kesimpulan?
1.3. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui nilai
kebenaran dari suatu pernyataan, operasi-operasi yang terdapat dalam logika
matematika, mengetahui konvers, invers dan kontraposisi dari suatu implikasi,
mengetahui mengenai tautologi dan kontradiksi, pernyataan berkuantor serta cara
pengambilan kesimpulan dalam logika matematika.
1.4. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pihak penulis, semoga makalah ini dapat menjadi makalah yang baik dan
memenuhi criteria tugas yang diberikan.
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 2
2. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan masukan informasi dan saran
yang bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan dan pengembangan
pengetahuan.
2. BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pernyataan, Pernyataan Majemuk, dan Kalimat Terbuka
2.1.1. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak
sekaligus kedua-duanya.
Contoh :
a. Hasil kali 5 dan 4 adalah 20
b. Semua unggas dapat terbang
c. Ada bilangan prima yang genap
Contoh a dan c adalah pernyataan yang bernilai benar, sedangkan b penyataan
yang bernilai salah.
Contoh kalimat yang bukan pernyataan :
a. Semoga nanti engkau naik kelas
b. Tolong tutupkan pintu itu
c. Apakah ali sudah makan ?
Suatu pernyataan dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r dsb.
Misalnya :
P : Semua bilangan prima adalah ganjil
q : Jakarta ibukota Indonesia
Ada 2 dasar untuk menentukan nilai kebenaran suatun pernyataan yaitu :
a. Dasar empiris : jka nilai kebenaran ditentukan dengan pengamatan pada
saat tertentu.
Contoh :
* Rambut adik panjang
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 3
* Besok pagi cuaca cerah
b. Dasar tidak empiris : jka nilai kebenaran ditentukan menurut kaidah atau
hukum tertentu. Jadi nilai mutlak tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Contoh :
* Jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800
* Tugu muda terletak di kota Semarang
2.1.2. Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang
dihubungkan dengan kata hubung.
Ada 4 macam pernyataan majemuk :
1. Konjungsi
2. Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan”.
Konjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan p and q yang
dibaca p dan q
Tabel kebenarannya :p Q p and qB B BB S SS B SS S S
Dari tabel tersebut tampak bahwa konjungsi selalu bernilai benar jika
kedua pernyataan bernilai benar.
Contoh :
p : 34 = 51 bernilai salah
q : 2 + 5 = 7 bernilai benar
p∧q : 34 = 51 dan 2 + 5 = 7 bernilai salah
3. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung atau.
Disjungsi dari pernyataan p dan q dinotasikan p∨qdan dibaca p atau q
Tabel kebenarannya :
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 4
P Q p∨qB B BB S BS B BS S S
Dari tabel tampak bahwa disjungsi hanya bernilai salah jika kedua
pernyataan bernilai salah.
Contoh :
P : jumlah dari 2 dan 5 adalah 7 (pernyataan bernilai benar)
q : Tugu pahlawan terletak di Jakarta (pernyataan bernilai salah)
p∨q : Jumlah dari 2 dan 5 adalah 7 atau Tugu pahlawan terletak di
Jakarta (pernyataan bernilai benar)
4. Implikasi
Implikasi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “jika ....
maka .......”
Implikasi dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan p ⇒ q yang dibaca
“jika p maka q” atau “p jika hanya jika q” atau “p syarat perlu bagi q” atau
“q syarat cukup bagi p”
Dari implikasi p ⇒ q, p disebut anteseden atau sebab atau hipotesa
q disebut konsekuen atau kesimpulan atau konklusi.
Tabel kebenarannya :P Q p⇒qB B BB S SS B BS S B
Dari tabel tersebut, tampak bahwa implikasi selalu bernilai salah jika
sebabnya benar dan akibatnya salah.
Contoh :
P : 5 + 4 = 7 (pernyataan salah)
q : Indonesia di benua eropa (pernyatan salah)
p ⇒ q : Jika 5 + 4 = 7 maka Indonesia di benua eropa (pernyataan benar)
5. Biimplikasi
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 5
Biimplikasi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “.......jika dan
hanya jika............” dan dilambangkan ⇔ .
Biimplikasi dari pernyataan p dan q ditulis p ⇔ q yang dibaca p jika dan
hanya jika q atau jika p maka q dan jika q maka p.
Tabel kebenarannya :P Q p⇔qB B BB S SS B SS S B
Dari tabel kebenaran tersebut, tampak bahwa biimplikasi akan bernilai
benar jika sebab dan akibatnya bernilai sama.
Contoh :
p : 3 + 10 =14 (pernyataan salah)
q : Persegi adalah segitiga (pernyataan salah)
p ⇔ q : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi adalah segitiga
(pernyataan salah)
2.1.3. Kalimat terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenaraanya. Ciri dasar kalimat terbuka adalah adanya peubah atau variabel.
Contoh :
a. 2x + 3 = 9
b. 5 + n adalah bilangan prima
c. Kota A adalah ibukota provinsi jawa tengah
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 6
2.2. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
Dari implikasi p ⇒ q dapat dibentuk implikasi baru :
1. q ⇒ p disebut konvers dari implikasi semula
2. ~ p ⇒ ~ q disebut invers dari implikasi semula
3. ~ q ⇒ ~ p disebut kontraposisi dari implikasi semula
Contoh :
p : Tia penyanyi
q : Tia seniman
implikasi p ⇒ q : Jika Tia penyanyi maka Tia seniman
Konvers q ⇒ p : Jika Tia seniman maka Tia penyanyi
Invers ~ p ⇒ ~ q : Jika Tia bukan penyanyi maka Tia bukan seniman
Kontraposisi ~ q ⇒ ~ p : Jika Tia bukan seniman maka Tia bukan penyanyi
2.3. Pernyataan Majemuk Yang Ekivalen
Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen jika untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Lambang ekuivalen adalah ¿
Contoh : Buktikan bahwa: p ⇔ q ¿ (p ⇒ q) ¿ (q ⇒ p)
Dengan tabel kebenaran dapat dilihat sebagai berikut :
P q p ⇔ q p ⇒ q q ⇒ p (p ⇒ q)¿ (q ⇒ p)B B B B B BB S S S B SS B S B S SS S B B B B
Ekuivalen
2.4. Negasi Dari Pernyataan Majemuk
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 7
1. ~ (p ¿ q) ¿ ~ p v ~ q
2. ~ (p v q) ¿ ~ p ¿ ~ q
3. ~ (p ⇒ q) ¿ p ¿ ~ q
4. ~ (p ⇔ q) ¿ (p ¿ ~ q) v (q ¿ ~ p)
Contoh :
1. Negasi dari 5 + 2 = 8 dan adik naik kelas adalah 5 + 2 ¿ 8 atau adik tidak
naik kelas
2. Negasi dari jika adik belajar maka ia pandai adalah adik belajar dan ia
tidak pandai
2.5. Tautologi Dan Kontradiksi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya.
Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya.
Contoh :
Buktikan dengan tabel kebenaran (p¿ ~q) ⇒ ~(p⇒ q)P q ~q p ¿ ~q p ⇒ q ~(p⇒ q) (p¿ ~q)⇒~(p ⇒ q)B B S S B S BB S B B S B BS B S S B S BS S B S B S B
2.6. Penarikan Kesimpulan
Argumen adalah serangkaian pernyataan yang mempunyai ungkapan
penarikan kesimpulan. Suatu argumen terdiri dari 2 kelompok pernyataan
yaitu kelompok premis dan kelompok konklusi.
Contoh :
Premis 1 : Jika adik rajin belajar maka naik kelas
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 8
Premis 2 : Jika adik naik kelas maka Ibu senang
Premis 3 : Adik rajin belajar
Konklusi : Ibu senang
Suatu argumen dikatakan sah atau valid jika untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran premis-premisnya mendapatkan konklusi yang benar pula.
Ada 3 dasar penarikan kesimpulan yaitu :
1. Modus Ponens
Kerangka penarikan modus ponens sebagai berikut :
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Dengan tabel kebenaran dapat dilihat sebagai berikut :
p q p⇒qB B BB S SS B BS S B
Pada tabel kebenaran tersebut, premis-premis yang bernilai benar diberi
tanda , ternyata mendapatkan konklusi yang diberi tanda
Juga benar, sehingga penarikan kesimpulan dengan menggunakan modus
ponens dikatakan sah atau valid.
2. Modus Tollens
Kerangka penarikan kesimpulan dengan dasar modus tollens sbb :
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : ~ q
Konklusi : ~ p
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 9
Dengan tabel kebenaran dapat dilihat sebagai berikut :
P Q ~p ~q p⇒qB B S S BB S S B SS B B S BS S B B B
Berdasarkan tabel tersebut, penarikan kesimpulan dengan metode modus
tollens dikatakan sah.
3. Silogisme
Kerangka penarikan kesimpulan dengan metode silogisme sbb :
Premis 1 : p ⇒ q
Premis 2 : q ⇒ r
Konklusi : p ⇒ r
Dengan tabel kebenaran dapat dilihat sebagai berikut :p Q r p⇒q q⇒ r p⇒rB B B B B BB B S B S SB S B S B BB S S S B SS B B B B BS B S B S BS S B B B BS S S B B B
Pada tabel tersebut tampak bahwa penarikan kesimpulan dengan metode
silogisme dikatakan sah atau valid.
Contoh :
Tentukan konklusi dari argumen-argumen berikut ini :
1. Premis 1 : Jika sakit maka ibu minum obat
Premis 2 : Ibu sakit
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 10
Konklusinya : Ibu minum obat
2. Premis 1 : Jika mesinnya rusak maka mobil itu tidak dapat bergerak
Premis 2 : Mobil itu dapat bergerak
Konklusinya : Mesin mobil itu tidak rusak
3. Premis 1 : Jika BBM naik maka ongkos bis naik
Premis 2 : Jika ongkos bis naik maka uang saku naik
Konklusinya : Jika BBM naik maka uang saku naik
2.7. Latihan
1. Jika diketahui pernyataan p benar dan q salah, maka pernyataan di bawah ini yang benar adalah…
A. p →q B. ~p q C. ~p q
D. ~q p E. ~p ~ q
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 11
2. Invers dari “jika hujan turun maka jalan di depan sekolah becek” adalah…A. Jika jalan di depan sekolah becek maka hujan tidak turun.B. Hujan tidak turun dan jalan di depan sekolah becek.C. Jika hujan tidak turun maka jalan di depan sekolah becek.D. Jika hujan tidak turun maka jalan di depan sekolah tidak becek.E. Hujan tidak turun atau jalan di depan sekolah tidak becek.
3. Pernyataan “jika hari hujan maka sungai meluap” ekuivalen dengan…A. Hari hujan dan sungai meluap.B. Hari tidak hujan dan sungai tidak meluap.C. Jika sungai maka hari tidak hujan.D. Jika sungai tidak meluap maka hari tidak hujan.E. Jika hari tidak hujan maka sungai tidak meluap.
4. Ingkaran (negasi) dari pernyataan “semua orang makan nasi” adalah…A. Beberapa orang tidak makan nasi.B. Semua orang tidak makan nasi.C. Tidak semua orang tidak makan nasi.D. Tidak ada orang makan nasi.E. Beberapa orang makan nasi.
5. Ingkaran dari (p∧ q) r adalah…
A. ~p q r B. (~p q) r C. p q ~r
D. ~p ~q r E. (~p q) r
6. Kesimpulan dari tiga premis:
(1) p q (2) q r (3) ~r adalah…A. p B. q C. r D. ~p E. ~q
7. Penarikan kesimpulan dari premis-premisp v q~q ……… adalah…
A. p B. ~p C. q D. ~q E. ~(p v q)
8. Ditentukan premis-premis1. Jika Badu rajin bekerja maka ia disayangi ibu.2. Jika Badu disayangi ibu maka ia disayangi nenek.3. Badi tidak disayangi nenek.
Kesimpulan yang sah dari ketiga premis di atas adalah…A. Badu rajin bekerja tetapi tidak disayangi ibu.B. Badu rajin bekerja.C. Badu disayangi ibu.D. Badu disayangi nenek.
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 12
E. Badu tidak rajin bekerja.
9. Pernyataan “jika hari tidak hujan maka sungai tidak meluap” ekuivalen dengan…
A. Hari hujan dan sungai meluap.B. Hari tidak hujan dan sungai tidak meluap.C. Jika sungai meluap maka hari hujan.D. Jika sungai tidak meluap maka hari tidak hujan.E. Jika hari tidak hujan maka sungai tidak meluap.
10. Ditentukan premis-premis1. Jika Andi rajin belajar maka ia pintar.2. Jika Andi pintar maka ia dapat juara.3. Andi tidak dapat juara.
Kesimpulan yang sah dari ketiga premis di atas adalah…A. Andi rajin bekerja tetapi tidak disayangi ibu.B. Andi rajin belajar.C. Andi pintar.D. Andi dapat juara.E. Andi tidak rajin belajar.
Pembahasan
1. p q = B S = SJawabannya : A
2. Rumus : Invers dari p q adalah ~p ~q. Dengan demikian invers dari “jika hujan turun maka jalan di depan sekolah becek” adalah “jika hujan tidak turun maka jalan di depan sekolah tidak becek”.
Jawabannya : D
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 13
3. Rumus : p q = ~q ~p. Dengan demikian “jika hari hujan maka sungai meluap” ekuivalen dengan “jika sungai tidak meluap maka hari tidak hujan”.
Jawabannya : D
4. Rumus : ~(semua p) = Ada beberapa ~p. Dengan demikian negasi dari pernyataan “semua orang makan nasi” adalah “beberapa orang tidak makan nasi”.
Jawabannya : A
5. Rumus : ~( p q) = p ~ q. Dengan demikian ingkaran dari (p∧ q) r
adalah (p q) ~r = p ~qJawabannya : C
6. p q p q
q r ~r___~p
Jawabannya : D
7. p v q atau ~p q ~q ~ q
PJawabannya : A
8. Soal dapat diterjemahkan menjadi :
p q
q r p r~r ~r
~pKesimpulan ~p = Badu tidak rajin bekerja.
Jawabannya : E
9. 6. p q p q
q r ~r___~p
Jawabannya : C
10. Soal dapat diterjemahkan menjadi :
p q
q r p r
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 14
~r ~r ~p
Kesimpulan ~p = Andi tidak rajin belajar.Jawabannya : E
3. BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara etimologis, logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang berarti
kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga berarti ilmu pengetahuan
(Kusumah, 1986). Logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji
penurunan-penurunan kesimpulan yang sahih (tidak valid).
Dalam logika matematika ada dua kalimat yang penting, yaitu kalimat
pernyataan dan kalimat terbuka serta terdapat juga operasi logika, yaitu negasi
(ingkaran), konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Dari suatu
implikasi dapat dibentuk implikasi lain, yaitu konvers, invers dan kontraposisi.
Metode atau cara yang digunakan dalam penarikan kesimpulan, yaitu modus
ponens, modus tollens dan silogisme.
3.2. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai
logika matematika dapat diaplikasikan dalam kehidupan atau dapat digunakan
dalam banyak aspek kehidupan. Melalui logika, kita dapat mengetahui apakah
suatu pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan
didapatkan setelah mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau
keahlian mengambil kesimpulan dengan benar atau sah.
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 15
4. Daftar Pustaka
Tim Matematika SMA, 2004. Matematika 1 Untuk SMA Kelas X. Jakarta : PT.
Galaxy Puspa Mega.
Sartono Wirodikromo, 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
MGMP Matematika Kota Semarang, 2007. LKS Matematika SMA / MA.
Semarang : CV. Jabbaar Setia.
Makalah Logika Matematika untuk tugas “Logika Matematika”. Page 16