(makalah) badan layanan umum

37
“Badan Layanan Umum” Disusun Oleh : Kelompok 3 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

Upload: dedy-surya

Post on 26-Nov-2015

1.031 views

Category:

Documents


144 download

DESCRIPTION

blu

TRANSCRIPT

Badan Layanan Umum

Disusun Oleh :Kelompok 3

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA 2013Nama Anggota kelompok :

Abdurahman1001035497 Alfian Faisol1001035487 Andi Lesmana1001035521 Arni Dian Purwadi1001035563 Bisma1001035437 Dedy Rahmana Surya1001035433 Erwin Firman Jaya1201035337 Ferdyansyah Nur1001035545 Fitria HAndam Sari1001035516 Gunawan Hadi Pranoto0801035423 Jemi Ester0901035474 Johan Wahyudi1001035441 Mita Csessar Sari Muhdar1001035499 Siti Rahmadania1001035555 Slamet Aryadi0901035519 Weni Widiya Patralini1001035519

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya tercurahkan untuk Allah SWT,karena dengan rahmat dan hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan.Begitu juga Dialah yang menselaraskan gerakan tangan dan pikiran kami dalam rangkai kata menjadi kalimat dalam pembuatan makalah ini.Segala sesuatu yang benar dalam makalah ini semua datangnya dari Allah SWT dan segala kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,semua datang dari diri kami sendiri sebagai pembuat makalah.Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah yang bersangkutan kepada kami para mahasiswa sekaligus sebagai pembelajaran atau referensi tambahan untuk kami sebagai mahasiswa agar dapat memahami dan mengerti materi dari mata kulaih Akuntansi Sektor Publik 2 yaitu membahas mengenai Badan Layanan Umum.Kami menerima dengan senang hati atas segala masukan baik langsung maupun tidak langsung,karena itu kritik dan saran selalu kami nantikan.Dengan adanya kritik dan saran,bagi kami kritik dan saran tersebut sangat berguna sebagai referensi pembelajaran agar kami dapat lebih mengerti dan paham mengenai materi yang bersangkutan.Kami sadar,sebagai mahasiswa kami masih memiliki keterbatasan ilmu dan juga masih banyak ilmu yang kami belum ketahui dan juga belum kami mengerti.

Samarinda,Mei 2013

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2DASAR TEORI 3SISTEM AKUNTANSI BLU 3A.Sistem Akuntansi BLU 3B.Komponen Sistem Akuntansi Keuangan BLU 4LAPORAN KEUANGAN 6A.Tujuan Laporan Keuangan 6B.Tanggung Jawab Atas Laporan Keuangan 6C.Komponen Laporan Keuangan 6D.Penyajian Laporan Keuangan 8

BAB 3CONTOH LAPORAN KEUANGAN 10 Laporan Posisi Keuangan 11 Laporan Aktivitas 13 Laporan Arus Kas 15

BAB 4ANALISIS 16 Laporan Posisi Keuangan 16 Laporan Aktivitas 18 Laporan Arus Kas 20

BAB 5KESIMPULAN & SARAN 22KESIMPULAN 22SARAN 22BAB IPENDAHULUAN

Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien,memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya social,serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat cepaat diterima dan diakui sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan urusan publik.Akuntansi sector publik memilki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain public.Domain publik emiliki wilayah yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sector swasta.Keluasan sector publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berbeda didalamnya,akan tetapi juga karena kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga lembaga public tersebut.Secar kelembagaan,domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah),perusahaan mlik Negara (BUMN dan BUMD),yayasan,organisasi politik dan organisasi massa ,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),universitas dan oranisasi nirlaba lainnya.Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta,misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayanan publik,seperti layanan komunikasi,pearikan pajak,pendidikan,transportasi publik,dan sebagainya.Akan tetapi,untuk tugas tertentu sektor publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta,misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.Sebagai konsekuensinya,akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta.Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua sektor tersebut,yang perlu ditekankan bukan pada mencari perbedaan dan mempertentangkan antara sektor publik dengan sektor swasta.Fokus perhatian hendaknya lebih ditekankan pada upaya untuk memajukan sektor publik yang dianggap kurang efisien dan kurang menarik agar tidak tertinggal jauh dengan sektor swasta yang dipandang lebih maju dan efisien. Dalam pembahasan ini,materi lebih difokuskan pada pembahasan mengenai organisasi nirlaba,dimana organisasi nirlaba merupakan suatu organisasi yang tidak bertujuan memupuk keuntungan.Organisasi nirlaba dibagi menjadi dua kelompok besar,yaitu entitas pemerintahan dan entitas nirlaba nonpemerintahan.Organisasi nirlaba dipandang amat berbeda dengan organisasi komersial oleh pelaggan,donator dan sukarelawan,pemerintah,anggota organisasi,dan karyawan organisasi nirlaba.Para pengurus organisasi ini yang terseleksi secara ideal mempunyai tujuan tulus utuk mendukung organisasi guna mencapai tujuannya.

Manajemen organisasi nirlaba bertugas melaksanakan misi organisasi,mencapai sassaran jangka panjang dan jangka pendek organisasi,membeir manfaat bagi kelompok masyarakat yang diuntungkan oleh misi organisasi,memuaskan stakeholder dan para anggota organisasi yang bertujuan mencapai cita-cita pribadinya melalui organisasi tersebut.Dalam akuntansi organisasi nirlaba,laporan laba rugi seringkli tidak lazim,mengingat maksud pendirian,sasaran,dan raihan berupa tercapainya sasaran organisasi sering sulit didenominasikan kedalam satuan mata uang.Karena itulah,rumusan visi misi dan sasaran konkret (terutama bila bukan dalam satuan keuangan) diperlukan sebagai hal yang ingin diketahui oleh stakeholder.Bagi sebagaian orang,eksisrensi organisasi nirlaba melalui munculnya organisasi yang bervisi dan bermisi mulia,meski tanpa melihat sumbangsihnya,sudah merupakan keuntungan bagi stakeholder.

BAB 2DASAR TEORI

SISTEM AKUNTANSI BLUA. Sistem Akuntansi BLU Sistem akuntansi adalah serangkaian prosedur baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan. BLU setidak-tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub sistem dari sistem akuntansi BLU, yaitu sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset tetap, dan sistem akuntansi biaya. 1. Sistem Akuntansi Keuangan Sistem Akuntansi Keuangan adalah sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan pokok untuk tujuan umum (general purpose). Tujuan laporan keuangan adalah: a. Akuntabilitas mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu BLU dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk kepentingan stakeholders. c. Transparansi memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Sistem Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan keuangan pokok berupa Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia /standar akuntansi industri spesifik dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan sesuai dengan SAK digunakan untuk kepentingan pelaporan kepada pengguna umum laporan keuangan BLU dalam hal ini adalah stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan BLU. Sedangkan laporan keuangan yang sesuai dengan SAP digunakan untuk kepentingan konsolidasi laporan keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. 2. Sistem akuntansi aset tetapSistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU ataupun bukan milik BLU tetapi berada dalam pengelolaan BLU. Pengembangan Sistem Akuntansi Aset Tetap diserahkan sepenuhnya kepada BLU yang bersangkutan. Namun demikian, BLU dapat menggunakan sistem yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN). 3. Sistem Akuntansi Biaya BLU mengembangkan Sistem Akuntansi Biaya yang menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi, biaya satuan (unit cost) per unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem Akuntansi Biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, dan perhitungan tarif layanan. B. Komponen Sistem Akuntansi Keuangan BLU Sistem akuntansi BLU terdiri atas sub sistem yang terintegrasi untuk menghasilkan laporan keuangan dan laporan lainnya yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Komponen Sistem Akuntansi tersebut antara lain mencakup: 1. Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan BLU dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pertimbangan dan atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi BLU. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan kondisi keuangan BLU secara tepat. Pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen antara lain: a. Penyajian wajar Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Aktivitas/LRA, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau biaya tidak dinyatakan terlalu rendah. Penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau biaya yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal. b. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form) Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam CaLK. c. Materialitas Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan BLU hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. 2. Sub sistem akuntansi; Sub sistem akuntansi merupakan bagian dari sistem akuntansi. Contohnya sub sistem akuntansi penerimaan kas dan sub sistem pengeluaran kas merupakan bagian dari sistem akuntansi keuangan. 3. Prosedur akuntansi; Prosedur yang digunakan untuk menganalisis, mencatat, mengklasifikasi, dan mengikhtisarkan informasi untuk disajikan di laporan keuangan; juga mengacu pada siklus akuntansi (accounting cycle). 4. Bagan Akun Standar (BAS); BAS merupakan daftar perkiraan buku besar yang ditetapkan dan disusun secara sistematis oleh Pimpinan BLU untuk memudahkan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran, serta akuntansi dan pelaporan keuangan. Untuk tujuan konsolidasi laporan keuangan BLU dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga digunakan BAS yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, operasional keuangan, arus kas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan ekonomi. Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum, yaitu memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan BLU menyajikan informasi tentang: (a) aset; (b) kewajiban; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan biaya; dan (e) arus kas.

B. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab yang berisikan pernyataan bahwa pengelolaan anggaran telah dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, dan kebenaran isi laporan keuangan merupakan tanggung jawab pimpinan BLU.

C. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan setidak-tidaknya terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional a. LRA menyajikan informasi tentang anggaran dan realisasi anggaran BLU secara tersanding yang menunjukkan tingkat capaian target-target yang telah disepakati dalam dokumen pelaksanaan anggaran. b. Laporan operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU. Laporan operasional antara lain dapat berupa laporan aktivitas atau laporan surplus defisit.c. informasi dalam LRA/Laporan operasional, digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam komponen laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk :i. mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi; ii. menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; dan iii. menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi kinerja BLU dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.2. Neraca a. Tujuan utama neraca adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. b. Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: i. kemampuan BLU dalam memberikan jasa layanan secara berkelanjutan; ii. likuiditas & solvabilitas; iii. kebutuhan pendanaan eksternal.

3. Laporan Arus Kas a. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. b. Informasi dalam laporan arus kas digunakan bersama-sama dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan lainnya sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai: i. kemampuan BLU dalam menghasilkan kas dan setara kas; ii. sumber dana BLU; iii. penggunaan dana BLU; iv. prediksi kemampuan BLU untuk memperoleh sumber dana serta penggunaannya untuk masa yang akan datang.

4. Catatan atas Laporan Keuangan a. Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan adalah memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LRA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU.b. Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan mencakup antara lain: i. Pendahuluan; ii. Kebijakan akuntansi; iii. Penjelasan atas pos-pos Laporan Realisasi Anggaran/laporan operasional; iv. Penjelasan atas pos-pos neraca; v. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas; vi. Kewajiban kontinjensi; vii.Informasi tambahan dan pengungkapan lainnya.

Laporan keuangan pokok di atas disertai dengan Laporan Kinerja yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang berisikan ringkasan keluaran dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program yang disusun dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA).

D. Penyajian Laporan Keuangan Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas dan menyajikan informasi antara lain mencakup: 1. nama BLU atau identitas lain; 2. cakupan laporan keuangan, apakah mencakup hanya satu unit usaha atau beberapa unit usaha; 3. tanggal atau periode pelaporan; 4. mata uang pelaporan dalam Rupiah; dan 5. satuan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

BAB 3CONTOH LAPORAN KEUANGANSejarah Universitas Airlangga berawal dari cikal-bakal lembaga pendidikan Nederlands Indische Artsen School (NIAS) dan School Tot Opleiding van Indische Tandartsen (STOVIT), masing-masing didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1913 dan 1928. Setelah masa pergolakan kemerdekaan sempat terganggu kelancarannya, pada tahun 1948 pemerintah pendudukan Belanda mendirikan Tandheelkunding Instituut yang merupakan cabang Universiteit van Indonesie Jakarta dan membuka kembali NIAS dengan nama Faculteit der Geneeskunde yang juga sebagai cabang Universiteit van Indonesie Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia baru resmi membuka Universitas Airlangga Surabaya yang merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di kawasan timur Indonesia pada tahun 1954. Peresmian Universitas Airlangga dilakukan oleh Presiden RI pertama, Dr. Ir. Soekarno, yang bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan yang ke-9, tanggal 10 November 1954. Secara legal pendiriannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 57/1954.Alamat kantor pusat :Kantor Manajemen Universitas AirlanggaKampus C Mulyorejo, Surabaya 60115, IndonesiaTelp. 031-5914042, 5914043, 5912546, 5912564, 5915551Fax. 031-5981841, 5939934PIMPINAN UNIVERSITASREKTOR :Prof. Dr. H. Fasich, Apt

WAKIL REKTOR I :Prof. Dr. H. Achmad Syahrani, MS., Apt

WAKIL REKTOR II :Dr. M. Nasih, MT., AkWAKIL REKTOR III :Prof. Soetjipto, dr., Ph.DSEKRETARIS UNIVERSITAS :Dr. Hadi Shubhan, SH., MH., CN

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Aktivitas

Laporan Arus Kas

BAB 4ANALISIS

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2008, telah menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal jatuh tempo dan mengelompokan aset kedalam aset lancar dan aset tidak lancar. Dapat dilihat pada Laporan Posisi Keuangan Universitas Airlangga periode yang berakhir 31 Desember 2008 yang telah kami cantumkan.Aset lancar terdiri dari Kas dan Setara Kas, Piutang setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu, dan Persediaan. Sedangkan aset tidak lancar terdiri atas aset tetap yang telah dikurangi oleh akumulasi penyusutan, aktivitas yang sama yang dilakukan di Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2007, sebagai berikut:

Aset (Aktiva)Dalam hal ini Laporan Keuangan Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31Desember 2008, melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti: kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan aset tetap. Selain itu, informasi likuiditas juga diberikan dengan cara menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva termasuk pembatasan penggunaan aktiva.

Aset LancarAset Lancar terdiri atas:a. Kas dan setara kasRp. 121.794.113.032Rp.96.626.689.159b. Piutang setelah di kurangiPenyisihan piutang ragu-ragu Pada tahun 2008 Pada tahun 2007Rp.3.060.888.174Rp. 936.764.437c. PersediaanRp.1.328.651.132Rp. 1.236.238.587

Jumlah aset lancar pada tahun 2008 ialah Rp. 126.138.652.338 Aset Tidak Lancar (aset tetap)Aset Tidak Lancar yang tercantum di Laporan Keuangan Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007, hanya berupa aset tetap saja (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar nihil). Aset tetap untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 tersebut sejumlah Rp 1.075.774.266.477 .

Kewajiban

Pada peraturan menteri keuangan no. 76 tahun 2008, Kewajiban disajikan berdasarkan tanggal jatuh tempo dan dikelompokan ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Namun pada Laporan Posisi Keuangan yang kami analisis yaitu Laporan Keuangan Universitas Airlangga Periode yang berakhir pada 31 Desember 2007 terutama Periode yang berakhir pada 31 Desember 2008, Kewajiban disajikan berdasarkan kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. Kewajiban lancar terdiri atas hutang pihak ketiga, hutang pajak, biaya yang harus dibayar, dan pendapatan diterima dimuka. Kemudian dikurangi dengan aset bersih.Kewajiban Lancar untuk tahun 2008, terdiri atas:utang Pihak Ketiga 717.501.818Hutang Pajak 42.053.575Biaya yang Masih Harus Dibayar 23.372.535.942Pendapatan Diterima Dimuka 550.000.000Jumlah Kewajiban Lancar 24.682.091.335

Aset Bersih 1.177.230.827.480

Aset bersih umumnya terdiri atas aset bersih terikat dan tidak terikat.. Keterangan ini dapat dilihat pada Laporan Aktivitas.

Aset bersih :Tidak terikat 1.172.097.083.772Terikat temporer 5.133.743.708Terikat Permanen -

Maka, Jumlah Kewajiban Lancar dikurangi Aset Bersih pada tahun 2008 ialah Rp. 1.201.912.918.815.

Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas Universitas Airlangga menerapkan bentuk laporan aktivitas yang menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk Laporan Aktivitas menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan penyumbang aktiva tertentu terhadap reklasifikasi aktiva bersih. Bentuk Laporan Aktivitas memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari investasi.Laporan Aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.Dapat dilihat di Laporan Aktivitas Universitas Airlangga untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah berasal dari DIPA/APBN Pemerintah, Hibah/PHK Pemerintah, Kontrak Kerjasama dengan Instansi Pemerintah, dan Penerimaan Pemerintah lainnya. Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah disajikan sebagai penambah aktiva bersih terikat temporer dengan jumlah Rp. 153.143.147.768. Hal ini menunjukkan bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah di Universitas Airlangga penggunaanya dibatasi oleh pemerintah.Aset bersih terikat sendiri terdiri atas aset bersih terikat temporer dan permanen. Aset bersih tidak terikat adalah aset yang sumber daya penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang, dalam hal ini penyumbang yang dimaksud adalah masyarakat. Aset bersih temporer adalah aset yang sumber daya penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu dalam hal ini penyumbang yang dimaksud adalah pemerintah . Sedangkan aset bersih permanen adalah aset yang sumber daya penggunaannya ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi tetap diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut, dalam hal ini tidak disebutkan penggunaan aset bersih terikat secara permanen.

Dana Masyarakat Universitas Airlangga berasal dari Sumbangan Operasional (Pendidikan), Sumbangan Pengembangan (Pendidikan) dan Sumbangan Masyarakat Lainnya. Dana Masyarakat disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat (dengan jumlah Rp. 179.456.045.406) yang mana penggunaanya tidak dibatasi oleh masyarakat.Sedangkan, pada Dana Layanan dan Usaha Universitas, Penerimaan Layanan dan Usaha Akademik disajikan sebagai penambah aktiva bersih terikat temporer. Penerimaan Layanan Umum dan Fungsi, dan Penerimaan Pendapatan umum disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat.

Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.Pada Laporan Aktivitas (untuk yang tidak terikat), Jumlah Penerimaan dan Pendapatan (Rp. 211.725.445.973 dan Rp. 201.639.356.226) dikurangi dengan Jumlah Beban dan Pengeluaran (Rp. 157.472.916.359 dan Rp. 179.250.342.518) menghasilkan perubahan aktiva bersih (kenaikan aset bersih sebesar Rp. 54.252.529.614 dan Rp. 22.389.013.708). Kenaikan Aset bersih ini dijumlahkan dengan Aset Bersih Awal Tahun (berasal dari Aset Bersih Akhir Tahun 2007) yang menghasilkan Aset Bersih Akhir Tahun Tidak Terikat sebesar Rp. 1.172.097.083.772. Aset Bersih Akhir Tahun Tidak Terikat 2008 ditambah dengan Aset Bersih Akhir Tahun Terikat menghasilkan Aset Bersih Akhir Tahun 2008 (sejumlah Rp. 1.177.230.827.480).Dapat dilihat di Laporan Aktivitas Universitas Airlangga untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah berasal dari DIPA/APBN Pemerintah, Hibah/PHK Pemerintah, Kontrak Kerjasama dengan Instansi Pemerintah, dan Penerimaan Pemerintah lainnya. Hal ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2008, yang berbeda ialah pada periode 2008 tidak ada penerimaan kontrak kerja sama dengan Instansi Pemerintahan. Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode yang berakhir 31 Desember 2007 disajikan sebagai penambah aktiva bersih terikat temporer dengan jumlah Rp. 146.371.405.704 (lebih kecil dari Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode yang berakhir 31 Desember 2008). Hal itu berarti, bahwa Penerimaan dan Pendapatan Dana Pemerintah periode yang berakhir 31 Desember 2008 mengalami kenaikan disbanding tahun sebelumnya.Dana Masyarakat Universitas Airlangga untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 tidak berbeda sumbernya dengan tahun 2008. Yaitu berasal dari Sumbangan Operasional (Pendidikan), Sumbangan Pengembangan (Pendidikan) dan Sumbangan Masyarakat Lainnya. Dana Masyarakat disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat (dengan jumlah Rp. 145.800.689.482) yang mana penggunaanya juga seperti tahun 2008, yaitu tidak dibatasi oleh masyarakat.Dana Layanan dan Usaha Universitas Airlangga untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 lebih kecil dibanding Dana Layanan dan Usaha Universitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008. Itu berarti, pada tahun 2008 mengalami kenaikan Dana Layanan dan Usaha dibanding 2007.Jumlah Pengeluaran Penyelenggaraan Pendidikan tidak terikat untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, Jumlah Pengeluaran Penyelenggaraan Pendidikan terikat temporer mengalami kenaikan dibanding 2007.Pada pengeluaran di tahun 2008 terdapat Pengeluaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Pengeluaran Pengembangan Program, dan Pengeluaran Manajemen dan Pengelolaan. Sedangkan, pada Pengeluaran di tahun 2007, ketiganya tidak ada. Pada tahun 2007 terdapat Pengeluaran Lainnya sebesar Rp. 7.071.663.575 , namun pada tahun 2008 Pengeluaran Lainnya Rp 0.Kenaikan Aset Bersih tidak terikat pada tahun yang berakhir 2008 mengalami kenaikan dibanding tahun 2007. Sedangkan, Kenaikan Aset Bersih mengalami penurunan dibanding 2007. Aset Bersih Awal Tahun berasal dari Aset Bersih Akhir Tahun 2006. Pada tahun 2007, tidak ada Koreksi Saldo Aset Bersih Awal Tahun. Jumlah Aset Bersih Akhir Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007 ialah Rp. 1.117.844.554.158 (lebih besar dibanding 2008).

Laporan Arus Kas

Informasi tentang arus kas pada Universitas Airlangga berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan Universitas Airlangga untuk menggunakan arus kas tersebut.Data Laporan Keuangan mengenai Arus Kas di Universitas Airlangga pada tahun 2007 dan 2008.Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.Arus kas dari aktivitas operasi berasal dari penjumlahaan penerimaan DIPA, Penerimaan Hibah, Penerimaan Kontrak dan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, Penerimaan Pemerintah lainnya, Penerimaan sumbangan operasional, Penerimaan Sumbangan Pengembangan, Penerimaan Kontrak Kerjasama, Penerimaan layanan umum dan fungsi, Penerimaan Institusional Fee, Penerimaan dari pemanfaatan fasilitas, Penerimaan lain dari masyarakat, dan penerimaan lainnya, dikurangi dengan jumlah dari penyelenggaraan pendidikan, pembinaan mahasiswa, penelitian dan pengabdian masyarakat, Layanan akademik dan unit Swadana, Pengeluaran pengembangan Program, pengeluaran manajemen dan pengeluaran, Pengeluaran Lainnya. Hasil dari pengurangan tersebut dinamakan Kas Bersih yang diperoleh Aktivitas Operasi.Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.Arus Kas dari Aktivitas Investasi berasal dari jumlah Perolehan aset tetap. Hasilnya dinamakan Kas Bersih yang digunakan untuk Aktivitas Investasi.Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan .Arus kas dari aktivitas pendanaan hanya berasal dari Hasil Pinjaman Jangka Pendek.Hasil tersebut dinamakan Kas yang diperoleh dari dan digunakan untuk Aktivitas Pendanaan.Adapun Pengaruh Selisih Kurs atas Kas dan Setara Kas yang terdapat dalam Laporan Arus Kas, diperoleh dari Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas. Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas diperoleh dari selisih Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode dengan jumlah Kas dan Setara Kas Pada Akhir Periode lalu dikurangkan jumlah dari Total Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Oprasi dikurang Total Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi dan dikurang Total Kas yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan.

BAB 5KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULANBerdasarkan analisis Laporan Keuangan yang telah dilakukan, maka kami menyimpulkan bahwa untuk Laporan Keuangan yang telah disajikan oleh Universitas Airlangga untuk Periode yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007 telah sesuai dengan Peraturan menteri keuangan no.76 tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan badan layanan umum yang meliputi Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas.Universitas Airlangga telah menyajikan Laporan Keuangan dengan baik dan sesuai dengan Peraturan menteri keuangan no.76 tahun 2008 (PMK NO.76 TAHUN 2008).

SARANBerdasarkan penelitian yang dilakukan, maka kami memberikan saran kepada Universitas Airlangga agar lebih teliti dalam menyajikan Laporan Keuangan agar tidak perlu diadakan koreksi saldo kembali.