bab+iv+asli

101
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Fisik Kota Palopo 1. Letak dan Batasan Administratif Kota Palopo merupakan wilayah pengembangan bagian utara Sulawesi Selatan, berada pada posisi 2 0 30 45 ’’ - 3 0 37 30 ’’ lintang Selatan dan 119 0 41 15 ’’ – 121 0 43 11 ’’ bujur Timur (BPS 2003). Secara Administrastif terdiri atas 4 kecamatan dan 16 Kelurahan serta 12 Desa dengan luas wilayah 247,57 km 2 dengan batasan Administratif sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walendrang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buah Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tanah Toraja. Kota Palopo telah mengalami pemekaran, yang sebelum tahun 1999 terdiri atas dua kecamatan yaitu kecamatan Wara dan Wara Utara dengan 16 Desa/kelurahan. Pada 40

Upload: topo-widiatmoko

Post on 13-Aug-2015

73 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB+IV+asli

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Fisik Kota Palopo

1. Letak dan Batasan Administratif

Kota Palopo merupakan wilayah pengembangan bagian utara Sulawesi

Selatan, berada pada posisi 2030’45’’ - 3037’30’’ lintang Selatan dan 119041’15’’ –

121043’11’’ bujur Timur (BPS 2003). Secara Administrastif terdiri atas 4

kecamatan dan 16 Kelurahan serta 12 Desa dengan luas wilayah 247,57 km2

dengan batasan Administratif sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walendrang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Buah

Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tanah

Toraja.

Kota Palopo telah mengalami pemekaran, yang sebelum tahun 1999 terdiri

atas dua kecamatan yaitu kecamatan Wara dan Wara Utara dengan 16

Desa/kelurahan. Pada tahun 1999 mengalami pemekaran menjadi 4 kecamatan

dan 28 Desa/kelurahan secara administrasi terdiri atas :

Kecamatan Wara terdiri dari 8 kelurahan dan 2 Desa yaitu : Desa/kelurahan

Tompitika, Boting, Amassangan, Lagaligo, Tunarundung, Benten, Surutanga,

Mukajang, Murante dan Latuppa.

Kecamatan Wara Utara terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Sabbamparu,

Batupasi, Pontap, Bara, Salobulo dan kelurahan Rampang.

40

Page 2: BAB+IV+asli

Kecamatan Wara Selatan terdiri dari 2 kelurahan dan 4 Desa yaitu :

Desa/kelurahan Mawa, Takkalala, Songka, Peta, Perangi, dan Saboddo.

Kecamatan Tellu wanua terdiri dari 6 Desa yaitu : desa Jaya, Maroangin,

Mancani, Battang, Salu Battang dan Sumarambu.

2. Ketinggian dan Kelerengan

Kota palopo berada pada ketinggian 0 – 500 m diatas permukaan laut dan

mempunyai kemiringan berkisar antara 8% - 40%. Dari kondisi fisik tersebut,

keadaan Topografi yang bervariasi diwilayah kota Palopo hanya terdapat di

kelurahan Murante, Sampoddo, Mawa, dan kelurahan Salabulo (datar –

bergunung). Adapun 24 kelurahan yang lain mempunyai kemiringan 0 – 8% yang

berarti wilayah kota Palopo didominasi oleh Topografi datar.

3. Penggunaan Lahan

Akibat perkembangan kota Palopo yang begitu pesat dari tahun ke

tahun, sehingga terjadi kecenderungan pergeseran fungsi pemanfaatan ruang. Ini

terjadi pada daerah / wilayah kota, misalnya lahan yang tadinya berfungsi sebagai

lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan peruntukan pemukiman dan kegiatan

lain seperti perdagangan, pemerintahan dan lain-lain.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan maka diperoleh gambaran

bahwa penggunaan lahan terkecil adalah lahan padang rumput / rawa dengan luas

116,1 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel 4.1.

41

Page 3: BAB+IV+asli

Tabel 4.1Luas Penggunaan Lahan dikota Palopo Tahun 2003

No Jenis penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%)

1.2.3.4.5.6.7.

SawahPemukiman / PekaranganKebun campuran / TegalanPadang rumput / RawaKolam / TambakHutanLain-lain

2199,003158,187768,15116,1928,3

8525,072057,07

8,8812,7631,380,473,7534,448,31

Jumlah 24751,87 100 Sumber : Kantor BPS Kota Palopo 2003.

B. Identifikasi Kependudukan

Kota Palopo

Untuk mengetahui jumlah dan tingkat perkembangan penduduk jumlah dan

kepadatan penduduk, maka diperlukan kajian terhadap aspek kependudukan.

Keadaan kependudukan kota palopo memperlihatkan peningkatan selama

kurun waktu 5 tahun terakhir. Kecenderungan peningkatan tersebut dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti menurunnya angka kematian sedangkan angka

kelahiran meningkat serta arus migrasi yang semakin tinggi.Untuk lebih jelasnya

tingkat perkembangan dan distribusi penduduk di kota Palopo akan diuraikan dalam

penjelasan berikut ini :

1. Jumlah dan Tingkat

Perkembangan Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor BPS kota Palopo, dapat

terlihat perkembangan jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 1999 jumlah penduduk kota Palopo berkisar 98.807 jiwa.

Jumlah ini terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2003 jumlah

42

Page 4: BAB+IV+asli

penduduk menjadi 113.649 jiwa. Pertambahan penduduk ini menunjukkkan tingkat

pertumbuhan 2,61% pertahun atau bertambah sekitar 14.842 jiwa (13,06%) selama

kurun waktu tersebut. Pertambahan penduduk ini terjadi akibat faktor alami

43

Page 5: BAB+IV+asli

(kematian dan kelahiran) juga dipengaruhi oleh adanya daya tarik seperti

ketersediaan fasilitas umum dan jasa yang memungkinkan bagi penduduk untuk

melakukan Migrasi ke kota Palopo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

sebagai berikut :

Tabel 4.2.Perkembangan jumlah penduduk kota Palopo Tahun 1999 – 2003

No TahunJumlah Penduduk

(jiwa)Pertambahan

(jiwa)

Pertumbuhan

(jiwa)1.2.3.4.5.

19992000200120022003

98.807105.843105.855113.050113.649

-703612

7195599

-6,640,026,360,53

Sumber : BPS Kota Palopo tahun 2003.

2. Jumlah Dan Kepadatan Penduduk

Luas wilayah administrasi kota Palopo adalah 247,57 km2 dengan jumlah

penduduk pada tahun 2003 sebanyak 113.649 jiwa sehingga kepadatan penduduk

secara keseluruhan pada tahun 2003 adalah 459 jiwa / km2. Dalam wilayah kota

Palopo kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Wara Utara dengan

kepadatan 1560 jiwa / km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat pada

kecamatan Tellu Wanua yaitu 104 jiwa / km2. Jumlah dan tingkat kepadatan

penduduk dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.Kepadatan Penduduk Kota Palopo dirinci Per Kecamatan

Tahun 2003

No KecamatanLuas wilayah

(km2)Jumlah

PendudukKepadatan(jiwa / km2)

44

Page 6: BAB+IV+asli

1.2.3.4

Wara*Wara SelatanWara Utara*Tellu Wanua

66,9040,6426,56113,47

50.6059.78341.42711.834

7562401560104

Jumlah 247,57 113.649 2.660Sumber :kantor BPS Kota Palopo Tahun 2003Ket : * = masuk dalam wilayah studi

C. Aksesibilitas

Akses pencapaian terhadap kota Palopo dapat dijangkau melalui jalur darat

dan laut. Untuk pencapaian melalui udara sementara dirintis dengan akan

dibangunnya bandar udara di Kecamatan Bua Kabupaten Luwu Selatan.

Transportasi darat yang ada saat ini memberikan pelayanan dalam kota dan daerah

hinterlandnya. Untuk kegiatan transportasi Regional adalah pelayanan terhadap ibu

kota kabupaten dimana kota Palopo dilalui oleh jalur utama (arteri primer) yang

menghubungkan daerah-daerah lainnya.

Jalan-jalan yang ada dikota Palopo mempunyai sifat pelayanan utama maupun

menampung arus pergerakan kendaraan dengan lalu lintas cepat. Sebagian besar

pergerakan dibangkitkan oleh pergerakan kendaraan penumpang umum, baik

angkutan dalam kota maupun antar kota.

Pencapaian melalui darat ini didukung oleh keberadaan Terminal Regional

dan sarana jalan. Selain itu juga di lalui oleh jalur Trans Sulawesi dan jaringan jalan

menuju kaaabupaten Tana Toraja sehingga kota Palopo dimungkinkan berperan

sebagai kota transit.

Pencapaian melalui laut dapat dicapai dengan keberadaan pelabuhan Palopo

(Tanjung Ringgit) serta pelabuhan rakyat di Belopa, Siwa yang menghubungkan

Sulawesi Tenggara dan daerah-daerah sekitarnya. Untuk mendukung Mobilitas

penduduk dan kelancaran distribusi barang dikota dan didaerah Hinterlandnya, kota

Palopo dilalui oleh jaringan jalan sepanjang 151,2 km yang umumnya dalam

45

Page 7: BAB+IV+asli

kondisi yang baik atau sudah diaspal. Akan tetapi masih ada jalan yang kondisinya

belum di aspal. Untuk mengetahui panjang jalan menurut kondisinya lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:

Tabel 4.4.Kondisi Jaringan Jalan di Kota

Palopo Tahun 2003

No Kondisi Jalan Panjang Jalan

1.2.3.

AspalPengerasanTanah

99,4028,6023,20

Jumlah 151,20 Sumber : Kantor BPS kota Palopo Tahun 2003

D. Tinjauan Umum Lokasi

Penelitian

Kecamatan Wara dan kecamatan Wara Utara sebagai tempat penelitian

merupakan pusat kota Palopo. Untuk memudahkan kajian selanjutnya dalam

penelitian ini, maka kecamatan Wara dan Wara Utara dibagi dalam beberapa zona

yaitu beberapa jalan utama dan jalan yang kemungkinan besar akan terjadi konflik,

sehingga perlu penempatan Rambu Lalu Lintas. Adapun pembagian zona tersebut

adalah :

- Zona I Jalan DR.Ratulangi

- Zona II Jalan Jenderal Sudirman

- Zona III Jalan Kelapa

- Zona IV Jalan Durian

- Zona V Jalan Vetran

- Zona VI Jalan Andi Jemma

- Zona VII Jalan Tandipau

- Zona VIII Jalan Sultan Hasanuddin

46

Page 8: BAB+IV+asli

- Zona IX Jalan Imam Bonjol

- Zona X Jalan Malaja

- Zona XI Jalan K.H.A.Dahlan

- Zona XII Jalan Plamboyan

47

Page 9: BAB+IV+asli

1. Pola Penggunaan Lahan

Kecamatan Wara dan Wara Utara sebagai pusat pemerintahan dan simpul

jasa serta perekonomian yang berfungsi sebagai pelayan lokal dan regional,

mengalami perkembangan dengan perubahan fungsi guna lahan. Hal ini diakibatkan

tuntutan perkembangan dan pembangunan yang berkembang pesat.

Fungsi dominan pengguna lahan di kecamatan Wara dan Wara Utara

adalah pemukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, olah

raga / open space, peribadatan dan kebun campuran. Pola penggunaan lahan tersebut

mengalami perkembangan sesuai tuntutan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

perkembangan jumlah penduduk.

2. Sistem Jaringan

Sistem jaringan berupa jalan diwilayah studi terdiri dari jalan arteri, jalan

kolektor, dan jalan lokal. Sukirman S. tahun 1992 dalam skripsi ( Baktiar Rasul

2002 : 6) “ Pengendalian arus Lalu Lintas Prsimpangan Jalan di Kota Makassar “

mengemukakan klasifikasi fungsi jalan menurut UU No.13 Tentang jalan, Tahun

1980 adalah sebagai berikut :

a. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi

secara efisien.

48

Page 10: BAB+IV+asli

b. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk di

batasi.

c. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

Fungsi jalan dikota Palopo menghubungkan :

Jalan arteri menghubungkan kota palopo – kota Makassar dan jalan trans

Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi

Tenggara.

Jalan Kolektor adalah jalan yang menghubungkan kota Palopo dan kabupaten

Tana Toraja .

Jalan lokal merupakan jalan yang menghubungkan semua titik konsentrasi

aktifitas penduduk dalam hirarki yang lebih rendah.

Sirkulasi kendaraan dijalan dengan tata guna lahan beraktifitas tinggi

mengalami gangguan karena adanya aktifitas sepanjang jalan,bercampurnya moda

angkutan, sisitem parkir tidak jelas, rambu lalu lintas tidak diperhatikan, dan adanya

perpotongan jalan.

Kondisi jaringan jalan diwilayah studi hampir secara keseluruhan

konstruksi jalan berupa aspal dengan kondisi jalan baik. Ini disebabkan karena

pesatnya pembangunan dipusat kota yang merupakan pusat pemerintahan dan

perdagangan sehingga sarana transportasi sangat penting.

3. Aspek prasarana dan Sarana Transportasi

49

Page 11: BAB+IV+asli

Sarana dan prasarana angkutan darat di kota Palopo terdiri atas dua

terminal,yaitu terminal regional yang ada di pusat kota,terminal pembantu diluar

kota Palopo dengan jarak 5 km dari pusat kota,sedangkan untuk transportasi udara

telah diusahakan dengan perintisan bandar udara di Kecamatan Bua.

Perhubungan darat sangat berperan dalam memperlacar perangkutan

barang dan jasa,yang akan menghubungkan suatu daerah ke daerah lainnya.

a. Sarana Angkutan

Sarana perhubungan di kota Palopo berupa terminal yang melayani

penumpang dan barang dimana pengaturan sistem sirkulasi angkutan umum sudah

baik. Pergerakan angkutan umum penumpang dan barang yang efesien akan

menciptakan ruang pergerakan dalam kota akan lebih efektif.

Terminal kota Palopo yang terletak di pusat kota, berfungsi untuk

melayani angkutan barang dan penumpang,serta melayani angkutan umum,baik

dalam kota Palopo sendiri maupun keluar kota serta melayani angkutan antar kota

dalam propensi dan antar propensi.

Berdasarkan hasil suvey pada Dinas Perhubungan Kota Palopo yang

bekerja sama dengan Kantor Samsat Propinsi Sulawesi Selatan yang diperbantukan

di kota Palopo,bahwa jumlah angkutan darat yang beroperasi di kota Palopo

berjumlah 19.268 kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

50

Page 12: BAB+IV+asli

Tabel 4.5Jumlah Sarana Angkutan Darat di Kota Palopo

Tahun 2003

No Jenis Kendaraan Jumlah (unit)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.

SedanJeepMini BusMicrobusPick UpLight TruckTruckBoxDumtruckTruck TangkiStation WagonMikroletAmbulanceSepeda MotorBecakSepeda

62186

1.18355537401111224252334119310

15.031750320

Jumlah 19.268

Sumber: -Dinas Perhubungan Kota Palopo -Kantor Sam-sat Kota Palopo

b. Pola Sirkulasi dan Pergerakan Kendaraan

Pola penggunaan lahan yang berbeda-beda pada setiap

wilayah,menyebabkan terjadinya interaksi pola pergerakan yang berbeda pula. Pola

51

Page 13: BAB+IV+asli

penyebaran penggunaan lahan sebagai spasial dari suatu zona sangat berperan

dalam pola pergerakan.

Pergerakan angkutan umum cenderung menuju pusat kota oleh karena

menjadi akhir dari perjalanan (ujung rute,terminal) dan kembali ke daerah asal.

Terjadinya pola pergerakan kendaraan ke pusat kota yang cukup besar disebabkan

karena kondisi dan luas jaringan jalan yang menghubungkan dengan pusat

kecamatan lain sudah cukup memadai.

4. Rute Pergerakan Angkutan Umum

Penentuan rute atau trayek angkutan umum dikota Palopo bertujuan

untuk memudahkan pengaturan lalulintas dan mobilisasi penduduk dari tempat asal

ketempat tujuan. Selain angkutan umum berupa Mikrolet dikota Palopo, juga

digunakan angkutan roda tiga (becak) dan sarana angkutan berupa ojek sebagai alat

angkutan utama dalam kota Palopo. Untuk lebih jelasnya mengenai trayek dan

jumlah angkutan umum mikrolet dikota palopo dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

ini :

Tabel 4.6Jumlah Angkutan Umum Mikrolet Menurut Trayek dikota Palopo

Tahun 2003

NoKode

TrayekTrayek

Jumlah Armada(Unit)

Jarak(km)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

01020304050607080910

Terminal-Perumnas BalandaiTerminal-Perumnas BalandaiTerminal-Perumnas BalandaiTerminal-PelabuhanTerminal-Nyiur/BTN HartakoTerminal-BTN BogorTerminal-SongkaTerminal-Latuppa / MawaTerminal-Lebang / BattangTerminal-Pepabri

54262814-99451

66632245108

Jumlah 190 58Sumber : - Dinas Perhubungan Kota Palopo 2003 dan Survey Lapangan 2003.

52

Page 14: BAB+IV+asli

Tabel 4.7Jalur jalan yang dilalui trayek angkutan umum

di Kota Palopo tahun 2003

No.Trayek ( PP)

KodeJalur Yang Di lalui

KeteranganStart Dari Terminal Kembali Dari Terminal

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terminal-Perumnas

01

Keluar melalui Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kiriJl.Salak, belok kanan Jl.Oputosappaile, belok kananJl.K.H.A.Dahlan (pasar sebelahUtara) belok kiri Jl.Jend.Sudirman, terus Jl.A.Djemma,belok kiri Jl.Diponegoro, belok kanan Jl.Dr.Ratulangi,terus keperumnas

Perumnas Jl.Dr.Ratulangi,belokkiri Jl.Diponegoro,Luwu Plaza,belok kanan Jl.landau,belok kanan jalan A.Yani,belok kiriJl.Jend.Sudirman,belok kananmasuk keterminal

54 Kendaraan

2 Terminal-Perumnas

02

Keluar melalui Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kananJl.Salak, belok kanan Jl.Oputosappaile, belok kananJl.K.H.A.Dahlan (pasar senteralpalopo) belok kiri Jl.Manennungengterus Jl.S.Hasanuddin,belok kiriJl.A.Yani, terus Jl.Veteran,belokkanan Jl.K.H.M.Kasim,belok kiriJl.Dr.Ratulangi terus keperumnas

Perumnas Jl.Dr.Ratulangi,belokkanan Jl.K.H.M.kasim,terusJl.Tandipau,belok kiri jl.PalapaTerus kiri masuk terminal

26 Kendaraan

53

Page 15: BAB+IV+asli

3 Terminal -Perumnas

03

Keluar melalui Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kananJl.Salak, belok kanan Jl.Oputosappaile, belok kananJl.K.H.A.Dahlan (pasar senteralpalopo) belok kiri Jl.Ambe Nonaterus Jl.Batara,belok kananJl.G.Terpedo,belok kiri Jl.Veteran,belok kanan Jl.Imam Bonjol belokkiri Jl.Dr.Ratulangi terus keperumnas

Perumnas Jl.Dr.Ratulangi,belokkanan Jl.Imam Bonjol,belokkiri Jl.Veteran,belok kanan jl.G.Terpedo,belok kanan Jl. Batara terus belok kiri Jl. Tandipau terus Jl. kelapa masuk terminal.

28 Kendaraan

4 Terminal -pelabuhan

04

Keluar dari terminal Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kananJl.Salak, belok kanan Jl.Oputosappaile, belok kananJl.K.H.A.Dahlan (pasar sebelah utara) belok kiri Jl.Jend.Sudirman, belok kiri Jl.malaja,belok kiri Jl.cakalang terus Jl.Carede,belok kiriJl.Yosudarso,belok kiri Jl.DatokSulaiman,belok kiri Jl.A.Tadda,belokkiri Jl.H.Hasan,belok kiri Jl.Jend.Sudirman belok kanan Jl.Lagaligoterus Jl.Kelapa,belok kanan masukTerminal

1 kendaraan

(1) (2) (3) (5) (5) (6)

5 Terminal – Nyiur Hartaco

05

Keluar dari terminal Jl. Rambutanbelok kiri Jl.Durian,belok kananJl.Lagaligo, belok kiri Jl.Anggrek(jembatan putih),terus belok kananJl.Jend.Sudirman,terus belok kiri Jl.Flamboyan,belok kanan Jl.Merdeka SMP 3, belok kiri Jl.merdeka selatan(arah BTN nyiur),belok kanan BTN Nyiur terusHartaco,belok kanan Jl.Binturu,belok kanan Jl.Binturu - Jl.Jend.Sudirman lewat SMU.N.3belok kiri Jl.Anggrek,terus(jembatanputih)belok kanan Jl.Lagaligo,belok Jl.Mangga 1,Jl.Kelapa Masuk terminal.

Jl. Batara, Jl. Jend. Sudirman SMU. Neg. belok kiri Jl. Anggrek (jembatan putih) belok kanan Jl. Lagaligo belok kiri Jl. Kelapa masuk terminal.

4 kendaraan

6Terminal-Bogar merdeka

06

Keluar dari terminal Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kananJl.Lagaligo, belok kiri Jl.Anggrek(jembatan putih),terus belok kananJl.Jend.Sudirman,terus belok kiriJl.Flamboyan,belok kanan Jl.Merdeka SMP 3, belok kiri Jl.merdekaselatan(arah BTN nyiur),belok kananBTN Nyiur terusHartaco,belok kananJl.Binturu,masuk terminal.

6 kendaraan

54

Page 16: BAB+IV+asli

7 Terminal-Songka

07

Keluar dari terminal Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kiri Jl.ManggaterusJl.Lagaligo, belok kiri jembatanputih, belok kanan Jl.Anggrek(pasantren putri),belok kiri Jl.AhmadRasak, belok kanan Jl.Jend.Sudirmanterus Songkak.Keluar terminal Jl.Rambutan,belok kiriJl.Durian,terus Jl.Salak,belok kiriJl.Oputosappaile terus keLatuppa.

Jl.Jend.Sudirman,belok kiriJl.Ahmad Razak,belok kanan Jl.Anggrek (pasantren putri),belokkiri jembatan putih,belok kananJl.Lagaligo terus Jl.Mangga 1,kanan Jl.Kelapa,belok kiri masukterminal.

Latuppa,belok kanan Jl.Tandipaubelok kiri Jl.Kelapa terus belokkiri masuk terminal.

1 kendaraan

8 Terminal-Latuppa

08Keluar terminal Jl.Rambutan,belok kiriJl.Durian,terus Jl.Salak,belok kiriJl.Oputosappaile terus keLatuppa.

Latuppa,belok kanan Jl.Tandipaubelok kiri Jl.Kelapa terus belokkiri masuk terminal. 

5 kendaraan

1 2 3 4 5 6

9 Terminal-Lebang

09

Keluar dari terminal Jl.Rambutan,belok kiri Jl.Durian,belok kanan Jl.ManggaterusJl.Ambe nona terus Jl.Batarabelok kanan Jl.g.terpedo,belok kiri Jl. Veteran langsung keLembang.

Pepabri,belok kanan masuk terminal Rampoang(perumnas),terus belok kanan Jl.Dr.Ratulangibelok kiri jl.Diponegoro,LuwuPlaza,belok kanan Jl.Landau,belok kanan Jl.ahmad Yani,belok kiri jl.Jend.Sudirman,belokkanan Jl.Lagaligo terus Jl.Kelapabelok kanan masuk terminal.

4 kendaraan

10 Terminal-Pebabri

10

Terminal keluar melalui Jl.Rambutan,belokkiri kiri Jl.durian,belok kanan Jl,Oputosappaile,belok kanan Jl.K.H.A.Dahlan(pasarsebelah utara) belok kiri Jl.Jend.Sudirmanterus Jl.A.Djemma,belok kiri Jl.Diponegorobelok kanan Jl.Ratulangi terus ke Pepabri.

Pepabri,belok kanan masuk keterminal Rampoang(perumnas),terus belok kanan Jl.Dr.Ratulangibelok kiri Jl.Diponegoro,LuwuPlaza,belok kanan Jl.Landau,belok kanan Jl.ahmad Yani,belok kiri jl.Jend.Sudirman,belokkanan Jl.lagaligo terus Jl.Kelapabelok kanan masuk terminal.

51 kendaraan

Jumlah Kendaraan 190Sumber: Kantor DLLAJR Kota Palopo Tahun 2003

55

Page 17: BAB+IV+asli

5. Arus Lalu Lintas

a. Sirkulasi Lalu Lintas

Sistem pengaturan rambu yang kurang baik akan berdampak pada

sirkulasi lalu Lintas. Hal ini disebabkan oleh pola aliran kendaraan pada suatu

sistem jaringan jalan sangat terkait erat dengan sistem perambuan lalu lintas.

Pergerakan kendaraan bermotor dan non motor atau bercampurnyan mode

angkutan pada jaringan jalan dikota palopo akan menimbulkan terjadinya

hambatan/ gangguan dalam perjalanan. Jaringan jalan yang ada di kota palopo

pada umumnya adalah satu arah. Jaringan jalan dua arah hanya ada pada jalan

Durian dan jalan Ahmad Yani (depan mesjid Raya).

Jaringan jalan yang berperan penting dalam pengaliran kendaraan akan

membutuhkan pengaturan sirkulasi lalu lintas yang baik serta efisien dan efektif.

Pada umumnya sirkulasi lalu lintas dikota Palopo cukup baik atau relatif baik

56

Page 18: BAB+IV+asli

sehingga mampu menggerakan moda angkutan. Untuk lebih meningkatkan

pengaturan tersebut maka diperlukan penataan sistem perambuan lalu lintas

yang efektif dan efisien.

Dikota Palopo biasanya terjadi gangguan perjalanan disebabkan karena

adanya perpotongan jalan, perilaku pemakai jalan yang tidak disiplin, ketidak

teraturan pola parkir pada jalan dan parkir pada sembarang tempat serta para

pedagang kaki lima yang berada di sekitar pasar sentral dan Luwu plaza.

b. Volume Lalu Lintas

Volume adalah merupakan proses perhitungan yang berhubungan

dengan jumlah pergerakan persatuan waktu pada lokasi tertentu, pada

prinsipnya volume lalu lintas harus lebih kecil dibanding dengan kapasitas jalan

dan tidak selau tetap, artinya bervariasi dan tergantung dengan interval waktu

yang digunakan. Interval waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 60 menit (1 jam) selama 12 jam, sedang satuan yang digunakan

adalah satuan mobil penumpang (SMP),dengan berdasarkan nilai kendaraan

sesuai tabel 4.7.

Tabel 4.8 Daftar Konversi Kesatuan Mobil Penumpang

No. Jenis Kendaraan KelasSatuan MobilPenumpang

Ruas Simpang1

2.

3.

4.

Sedan, Jeep, Oplet,Mikrobus dan Pickup

Bus Standar, Truk sedang dan Truk Stan-darSepeda Motor

Becak, Sepeda, Andong, Dll

Kendaraan ringan

Kendaraan Berat

Sejenis Sepeda MotorTidak Bermotor

1,0

1,20

0,25

0,80

1,00

1,30

1,40

1,00

57

Page 19: BAB+IV+asli

Sumber : Abubakar. I, Dkk (1999).

Dari hasil pengamatan Volume Lalulintas pada lokasi penelitian yaitu di

Kecamatan Wara dan Kecamatan Wara Utara, pengambilan data volume lalu

lintas pada jalan-jalan utama yang perlu diberi tanda atau rambu-rambu lalu

lintas. Untuk lebih jelasnya data pengamatan volume lalu lintas dilokasi

penelitian dapat dilihat pada tabel 4.8.

58

Page 20: BAB+IV+asli

Tabel 4.9.Jumlah Volume Kendaraan Pada Jalan-Jalan Utama

Di kota Palopo

No Nama Jalan          INTERVAL WAKTU          

Jumlah06-07 07-08 08-09 09-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18

1 Jl.DR.Ratulangi 709 804 797 971 927 901 748 719 443 768 646 508 8941

2 Jl.Jend.Sudirman 1471 1635 1609 1727 2072 1408 1255 1141 1042 1118 992 1034 16504

3 Jl.Kelapa 487 555 623 638 609 513 420 406 381 397 398 360 5827

4 Jl.Durian 452 472 515 606 567 505 477 440 504 558 404 319 5819

5 Jl.Veteran 493 551 638 681 647 419 487 423 395 384 386 354 5858

6 Jl.Andi Jemma 633 673 689 722 634 637 537 566 884 394 383 343 7095

7 Jl.Tandipau 294 359 446 507 490 454 412 506 465 333 205 159 4630

8 Jl.Sultan Hasanuddin 651 665 926 812 912 780 570 626 613 544 609 417 8125

9 Jl.Imam Bonjol 535 575 702 695 676 526 492 588 654 466 564 422 6895

10 Jl.Malaja 588 564 585 634 630 484 504 454 486 528 517 497 6471

11 Jl.KH.A.Dahlan 609 574 540 619 667 651 614 605 524 594 615 537 7149

12 Jl.Flamboyan 601 594 579 618 614 575 480 448 452 478 482 441 6363

58

Page 21: BAB+IV+asli

c. Kecepatan kendaraan

Kecepatan adalah laju perjalanan yang dinyatakan dalam kilometer per

jam (km / jam). Kecepatan ini terbagiatas tiga bagian yaitu : kecepatan

setempat, kecepatan bergerak, dan kecepatan perjalanan.

Pada penelitian ini digunakan kecepatan rencana kendaraan berdasarkan

klasifikasi jalan menurut fungsional, sehingga menjadi bahan pertimbangan

peletakan perambuan dengan melihat keterkaitan antara kecepatan rencana

dengan kecepatan aktual sebagai hasil penelitian. Adapun kecepatan rencana

kendaraan tersebut adalah :

Jalan Lokal : 20 – 40 km / jam

Jalan Kolektor : 40 – 60 km / jam

Jalan Arteri : 60 – 80 km / jam

Dari hasil penelitian dibeberapa jalan utama kota Palopo, maka diperoleh

kecepatan kendaraan yaitu :

a. Zona I = 200 m / 0.190 menit = 0,2 km / 0,0035 jam = 62 km / jam

b. Zona II = 200 m / 0,197 menit = 0,2 km / 0,00328 jam = 60 km / jam

c. Zona III = 200 m / 0,270 menit = 0,2 km / 0.0045 jam = 44 km / jam

d. Zona IV = 200 m / 0,275 menit = 0,2 km / 0,00458 jam = 43 km / jam

e. Zona V = 200 m / 0,215 menit = 0,2 km / 0,00358 jam = 55 km / jam

f. Zona VI = 200 m / 0,300 menit = 0,2 km / 0,005 jam = 40 km / jam

g. Zona VII = 200 m / 0.196 menit = 0,2 km / 0,00327 jam = 61 km / jam

h. Zona II = 200 m / 0,251 menit = 0,2 km / 0,00418 jam = 47 km / jam

i. Zona III = 200 m / 0,213 menit = 0,2 km / 0.00355 jam = 58 km / jam

j. Zona IV = 200 m / 0,239 menit = 0,2 km / 0,00398 jam = 50 km / jam

59

Page 22: BAB+IV+asli

k. Zona V = 200 m / 0,312 menit = 0,2 km / 0,0052 jam = 38 km / jam

l. Zona VI = 200 m / 0,287 menit = 0,2 km / 0,00478jam = 41 km / jam

d. Kepadatan Lalu Lintas

Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati pada suatu

bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dengan 1 (satu) atau 2 (dua) arah selama

jangka waktu, keadaan jalan serta lalu lintas tertentu. Kepadatan lalu lintas

merupakan hasil dari bangkitan hasil perjalanan dan tarikan perjalanan dalam

suatu jaringan jalan pada suatu zona. Tingkat kepadatan kendaraan sangat

ditentukan oleh besarnya volume kendaraan rata-rata dan tingkat kecepatan rata-

rata.

6. Penempatan Perambuan Lalu Lintas

a. Rambu Peringatan

Penempatan rambu peringatan diruas jalan bertujuan agar rambu yang

terpasang dapat menyatakan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan didepan

pemakai jalan. Diwilayah kota Palopo rambu peringatan pada umumnya terletak

dipusat kota. Kondisi rambu yang terpasang saat ini dikategorikan baik. Untuk

lebih jelasnya mengenai penempatan rambu peringatan dapat dilihat pada

gambar IV.3a - IV.3e.

60

Page 23: BAB+IV+asli

61

Page 24: BAB+IV+asli

62

Page 25: BAB+IV+asli

63

Page 26: BAB+IV+asli

64

Page 27: BAB+IV+asli

65

Page 28: BAB+IV+asli

b. Rambu Larangan

Rambu larangan dipasang pada suatu jalan, bertujuan menyatakan

perbuatan yang dilarang yang dilakukan oleh pemakai jalan yang ditempatkan

sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. Penempatan rambu larangan

dibeberapa jaringan jalan dikota palopo, sangat terkait dengan sirkulasi lalu

lintas sehingga pada sirkulasi dapat berjalan lancar. Untuk lebih jelasnya

mengenai penempatan rambu larangan dikota palopo dapat dilihat pada gambar

IV.4a – IV.4e.

c. Rambu Perintah

Peletakan rambu perintah pada ruas jalan bertujuan untuk menyatakan perintah

yang wajib dipatuhi / dilakukan oleh pemakai jalan. Pada umumnya rambu

perintah tersebut berkaitan langsung terhadap pengaturan sirkulasi angkutan

umum mikrolet dan ditandai dengan dipasangnya papan tambahan pada rambu

perintah yang terpasang. Untuk lebih jelasnya mengenai penampatan rambu

perintah dikota palopo dapat dilihat pada gambar V.5a – IV.5b.

d. Rambu Petunjuk

Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai

tempat, jurusan, pengaturan, fasilitas dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya

mengenai penempatan rambu petunjuk dikota palopo dapat dilihat pada gambar

IV.6a - IV.6c.

66

Page 29: BAB+IV+asli

67

Page 30: BAB+IV+asli

68

Page 31: BAB+IV+asli

69

Page 32: BAB+IV+asli

70

Page 33: BAB+IV+asli

71

Page 34: BAB+IV+asli

72

Page 35: BAB+IV+asli

73

Page 36: BAB+IV+asli

74

Page 37: BAB+IV+asli

75

Page 38: BAB+IV+asli

76

Page 39: BAB+IV+asli

E. Analisis Sistim Tata Guna Lahan Dan Bangkitan Perjalanan

1. Pola dan Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan, sistem transportasi dan penyebaran penduduk

saling terkait, dimana penggunaan lahan sebagai akibat dari adanya mobilitas

penduduk. Penggunaan lahan dalam sistim transportasi terbagi atas dua tipe

penggunaan lahan :

a. Tata guna lahan sebagai pembangkit pergerakan

b. Tata guna lahan sebagai penarik pergerakan.

Untuk menghubungkan kedua type penggunaan lahan ini harus ada

jaringan transportasi dan alat pengangkutan dari bangkitan pergerakan ke

penarik pergerakan. Kota palopo dengan luas wilayah 247,57 Km2 dengan

jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 113.649 jiwa yang tersebar di empat

kecamatan, dimana kecamatan Wara Utara tang mempunyai tingkat kepadatan

tertinggi dari kecamatan lainnya. Kecamatan Wara sebagai pusat kegiatan

perdagangan (CBD), pemerintahan, pendidikan dan pusat pelayanan sosial, hal

ini menjadi penarik perjalanan. Sebagai akibat dari semua itu, trayek angkutan

umum menuju ke pusat kota, sedangkan Kecamatan Tellu Wanua, Kecamatan

Wara Utara mempunyai bangkitan perjalanan yang paling tinggi dengan melihat

tingkat pergerakan penduduk yang melakukan perjalanan dan jumlah armada

yang beroperasi di kecamatan tersebut.

2. Bangkitan Perjalanan

Jenis dan intensitas guna lahan berpengaruh terhadap bangkitan lalu

lintas, sehingga jelas bahwa bangkitan pergerakan menunjukkan banyaknya lalu

lintas yang dibangkitkan oleh setiap guna lahan. Setiap guna lahan akan berbeda

77

Page 40: BAB+IV+asli

tingkat pergerakannya, akan tetapi juga tingginya aktivitas pada guna lahan,

semakin tinggi tingkat penggunaan tanah semakin tinggi pula pergerakan lalu

lintas yang dihasilkan.

Potensial bangkitan pergerakan di Kota Palopo adalah disepanjang jalan

arteri dan jalan kolektor, dimana kedua jalan tersebut melayani pergerakan

kendaraan arus menerus. Daya tarik guna lahan pasar sentral dan terminal Kota

Palopo serta aktifitas pendidikan dan perkantoran berakibat terhadap bangkitan

lalu lintas dan berpengaruh terhadap keadaan lalu lintas utamanya pada jam-jam

sibuk (pagi, siang, dan sore hari).

Zona-zona bangkitan pada umumnya terdapat di zona I (Jalan DR.

Ratulangi), zona II (Jl.Jend.Sudirman), zona VIII (Jl.Sultan Hasanuddin, zona

XI (Jn.K.H.A.Dahlan) dan zona XII (Jl. Flamboyan) serta beberapa fungsi guna

lahan yang tersebar di beberapa ruas jalan utama.

Perkembangan pembangunan Kota Palopo yang begitu pesat akan

mempengaruhi potensi bangkitan lalu lintas dimasa datang. Ini dilihat dengan

beralih fungsinya lahan dari lahan persawahan menjadi lahan yang telah

terbanguni oleh fasilitas pendidikan, perkantoran dan lain-lain. Tata guna lahan

tersebut akan mampu menarik lalu lintas yang berakibat terjadinya bangkitan

lalu lintas sehingga akan mempengaruhi kondisi lalu lintas pada sistem jalan.

F. Analisis Sistem Pergerakan

1. Pola Pergerakan

Pola pergerakan penduduk sangat terkait dengan pola tata guna lahan yang

beragam fungsi. Pergerakan penduduk menuju tempat beraktivitas di luar tempat

78

Page 41: BAB+IV+asli

tinggal dan sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola

perjalanan.

Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa pada lokasi pengamatan yang

menunjukkan aktivitas penduduk sangat tinggi menuju pusat kota dan luar kota

yaitu pada jalan Jenderal Sudirman dan jalan DR. Ratulangi.

2. Daerah Pelayanan

Pusat pelayanan di lokasi penelitian berada pada jalan Jenderal Sudirman

dan jalan Jenderal Sudirman serta tersebar di beberapa jalan di kota

Palopo.Pada kedua jalan tersebut mudah dijangkau karena wilayah ini terlayani

oleh angkutan umum dan sebagian masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.

Moda transportasi yang ada di kota Palopo berupa angkutan

umum(mikrolet),becak,ojek dan kendaraan pribadi. Dalam melayani masyarakat

menuju daerah pelayanan sangat mudah dan lancar karena jaringan jalan pada

likasi penelitian memadai dengan kondisi yang sangat baik.

Lokasi permukiman yang tersebar di kota Palopo dapat terlayani dengan

baik oleh angkutan umum (mikrolet) karena trayek menuju ke dan dari lokasi

daerah pelayanan sangat mudah untuk dicapai.

G. Analisis Arus Kendaraan

1. Volume Kendaraan

Volume adalah sebuah peubah (variabel) yang paling penting pada

teknik lalu lintas, dan merupakan proses perhitungan yang berhubungan

dengan gerakan persatuan waktu pada lokasi tertentu. Besarnya volume lalu

lintas bergantung pada besarnya aktifitas di atas jaringan jalan yang

menimbulkan bangkitan pergerakan.

79

Page 42: BAB+IV+asli

Volume pergerakan lalu lintas dalam suatu jaringan jalan berbeda

menurut waktu pengamatan dan interval waktu yang digunakan, interval

pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 menit (1 Jam)

selama 12 Jam, sedang satuan yang digunakan adalah satuan mobil

penumpang (SMP) berdasarkan nilai satuan. Besarnya volume rata-rata tiap

zona di Kota Palopo lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.10.Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata di Kota Palopo

No Zona N (SMP) T (Jam) V (SMP)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

1

IIIIIIIVVVIVIIVIIIIXXXIXII

6.268,557.277,852.960,64.633,92.882,853.377,653.132,94.422,352.811,052.729,53.305,02.926,5

121212121212121212121212

522,38606,49246,72386,116240,24281,47261,08368,5234,25227,46275,42243,88

Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas terlihat bahwa volume lalu

lintas tertinggi terdapat pada zona II (Jl.Jendral Sudirman) dengan jumlah

volume kendaraan 606,49 SMP, sedangkan volume kendaraan terdapat pada

zona X (Jl. Malaja) dengan jumlah volume kendaraan 227,46 SMP.

Tingginya volume lalu lintas pada beberapa jalan utama disebabkan

karena pada jalan tersebut terdapat fasilitas perkantoran, pendidikan, dan

perdagangan. Selain itu juga merupakan jalan penghubung menuju jalan-jalan

yang ada di pusat kota. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dipasang

80

Page 43: BAB+IV+asli

rambu yang dapat mengurangi tingginya volume lalu lintas pada jalan utama

yang volume lalu lintasnya tinggi yaitu:

Rambu larangan No.3 (dengan papan tambahan khusus angkutan umum

pada jalan jendral Sudirman).

Rambu larangan No 3d (Bus dilarang masuk) pada Jl. Jendral Sudirman.

Rambu larangan No 5a (Becak dan kendaraan rode tiga dilarang masuk)

pada Jl. Jendral Sudirman.

Rambu perintah No 6b (Lajur wajib dilewati)pada jalan jendral

sudirmanrambu ini dikhususkan buat angkutan umum dari arah selatan

Kota Palopo.

Rambu larangan No 3c (mobil barang dilarang masuk) pada jalan durian

Rambu larangan No 3 (papan tambahan khusus angkutan umum) di Jl.

Veteran.

Rambu larangan No 3c (mobil barang dilarang masuk) pada Jl.Veteran.

Rambu perintah No 6b (lajur wajib dilewati) pada jalan Veteran. Rambu

ini khusus buat angkutan umum dari arah jalan yang menghubungkan

Kota Palopo dan Kabupaten Tana Toraja.

2. Kecepatan Kendaraan

Kecepatan kendaraan yang melewati suatu ruas jalan tergantung pada

waktu perjalanan dan lamanya waktu tundaan yang dialami oleh suatu

kendaraan. Semakin besar waktu tundaan yang dialami oleh suatu kendaraan

dengan sendirinya waktu perjalanan semakin panjang, ini mengakibatkan

semakin rendahnya kecepatan suatu kendaraan pada ruas jalan.

81

Page 44: BAB+IV+asli

Untuk mengetahui waktu tempuh rata-rata kendaraan pada lokasi

penelitian digunakan rumus:

V =

Dimana : V = Kecepatan rata-rata kendaraan

S = Jarak tempuh

T = Waktu tempuh

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis kecepatan rata-rata

kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.11.Kecepatan Rata-rata Kendaraan Pada Lokasi Penelitian

Tahun 2003

No LokasiJarak

Tempuh(Km)

Waktu Tempuh

(Jam)

Kec. Rata-rata

(Km/Jam)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.

Zona IZona IIZona IIIZona IVZona VZona VIZona VIIZona VIIIZona IXZona XZona XIZona XII

0,20,20,20,20,20,20,20,20,20,20,20,2

0,00350,00330,00450,00460,00360,0050,00330,00420,00350,00400,00520,0048

626044435540614757503841

Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003

Dari hasil perhitungan tersebut terhadap kecepatan kendaraan, kecepatan

tertinggi yaitu pada zona I (Jl.DR. Ratulangi), zona II (Jl.Jend. Sudirman),

zona VII (Jl. Tandipau), dan zona IX (Jl.Imam Bonjol). Kecepatan tertinggi

terdapat pada zona tersebut disebabkan karena pada zona tersebut adalah

merupakan zona yang dilalui jalan arteri, jika dibandingkan kecepatan rencana

82

Page 45: BAB+IV+asli

untuk jalan arteri =60-80 Km/Jam, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan

perjalanan masih berada pada ketentuan rencana, demikian halnya pada zona-

zona yang lainnya.

Kecepatan kendaraan sangat terkait dengan peletakan perambuan lalu

lintas sebab makin cepat laju kendaraan maka penempatan rambu harus

ditempatkan pada jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan kecepatan

kendaraan yang rendah sehingga rambu berfungsi efektif dan efisien.

Adapun rambu yang menjadi bahan pertimbangan bagi pengendara pada

jalan-jalan utama ataupun pada jalan yang tingkat kecepatannya tinggi adalah:

Rambu peringatan No 12 (awas anak-anak) di Jl. DR. Ratulangi, Jl.Jendral

Sudirman, dan Jalan Tandipau.

Rambu peringatan No 21 (simpang empat) pada Jl. DR. Ratulangi,

Jl.Jendral Sudirman, Jl. Kelapa, Jl.Veteran, Jl. Durian, Jl.St. Hasanuddin,

Jl. Oputassappaile, dan jalan Tandipau.

Rambu peringatan No 1b (tikungan ke kiri) pada Jl. Tandipau.

Rambu peringatan No 20 ( hati-hati) pada Jl. Oputosappaile.

Rambu peringatan No 22d (simpang Tiga seraong kanan prioritas) pada Jl.

Dr. Ratulangi.

Rambu peringatan No 22b (Simpang tiga kanan prioritas) pada Jl. Jendral

Sudirman.

Rambu peringatan No 22c (simpang tiga serong kiri prioritas) pada Jl.

Jendral Sudirman.

Rambu peringatan No 22d (simpang tiga serong kanan prioritas) pada Jl.

Jendral Sudirman.

83

Page 46: BAB+IV+asli

3. Kepadatan Kendaraan

Kepadatan lalu lintas atau kendaraan adalah jumlah kendaraan yang

melewati pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dengan 1 (satu)

atau 2 (dua) arah selama jangka waktu, kendaraan jalan serta lalu lintas

tertentu. Kepadatan lalu lintas merupakan hasil dari bangkitan perjalanan dan

tarikan perjalanan dalam suatu jaringan jalan pada suatu zona.

Tingkat kepadatan sangat ditentukan oleh besarnya volume kendaraan

rata-rata dan tingkat kecepatan rata-rata. Adapun tingkat kepadatan kendaraan

pada lokasi penelitian di Kota Palopo dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4.12.Kepadatan Kendaraan Pada Lokasi Penelitian

di Kota Palopo Tahun 2003

No Lokasi (Jalan) V (SMP) U (Km/Jam)D

(SMP/Jam)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

12.

Jl. D.R.RatulangiJl. Jend.SudirmanJl. KelapaJl. DurianJl. VetranJl. Andi JemmaJl. TandipauJl. St. HasanuddinJl. Imam BonjolJl. MalajaJl. K.H.A.Dahlan

Jl. Jl. Flamboyan

522,38606,49

246,72386,16240,24281,47261,08368,5234,25227,46275,42

243,88

6260444355406147575038

41

8,7110,115,618,984,377,044,285,714,114,557,25

5,95

Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003

Dari tabel di atas terlihat bahwa kepadatan kendaraan yang paling

tinggi berada pada jalan jendral Sudirman dengan kepadatan kendaraan

sebesar 10,11 SMP/Jam, sedang kepadatan kendaraan terendah terdapat pada

jalan Imam Bonjol dengan kepadatan kendaraan 4,11 SMP/Jam.

84

Page 47: BAB+IV+asli

Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas pada beberapa jalan di Kota

Palopo, maka ditempatkan rambu-rambu;

Rambu larangan No 3 (angkutan umum dilarang masuk) pada Jl. Jendral

Sudirman, Jl. Veteran, Jl. Oputosappaile dan Jl. Salak.

Rambu larangan No 3d (Bus dilarang masuk) pada Jl. Jendral Sudirman.

Rambu larangan No 5a (becak dan kereta roda tiga dilarang masuk) pada

Jl. Jendral Sudirman.

Rambu larangan No 3c (mobil gerobak dilarang masuk) pada Jl. Durian,

dan Jl. Veteran.

Rambu larangan No 2a (dilarang masuk) pada Jl. Andi Jemma.

H. Analisis Perambuan Lalu Lintas

1. Analisis perambuan lalu lintas

Analisis ini dimaksudkan untuk menilai perambuan lalu lintas ditinjau

dari parameter kondisi, bentuk dan warna lalu lintas yang ada, sehingga

diperoleh hasil penilaian untuk kebutuhan perambuan lalu lintas di Kota Palopo.

Ukuran penilaian terhadap kondisi lalu lintas di bagi dalam tiga kategori, yaitu;

a. Rusak

- Warna dasar dan lambang atau tulisan tidak jelas (tidak sesuai dengan

warna asli).

- Tiang penyangga rusak.

- Daun rambu terlipat.

b. Sedang

- Warna dasar dan lambang atau tulisan sudah pudar (warna asli kurang

jelas)

85

Page 48: BAB+IV+asli

- Tiang penyangga tidak lurus atau bengkok

- Daun rambu tidak terpasang dengan baik

c. Baik

- Warna dasar dan tulisan atau lambang nampak dengan jelas

- Tiang lambang tegak lurus

- Daun rambu pada posisi baik

Berdasarkan tiga parameter di atas maka dapat dikemukakan terhadap

beberapa rambu yang memerlukan peningkatan kualitas, hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan pesan informatif yang disampaikan. Secara empiris

penilaian terhadap semua jenis rambu berdasarkan eksisting condition menjadi

bahan rekomendasi pada beberapa rambu yang terpasang.

Dengan memperhatikan tiga penilaian rambu lalu lintas eksisting, maka

dilakukan peningkatan dari kondisi rusak dan sedang menjadi kondisi baik

sehingga komunikasi dengan pemakai jalan dapat optimal yang pada akhirnya

akan memperlancar arus lalu lintas dan meningkatkan keselamatan dan

keamanan berlalu lintas. Rambu-rambu tersebut yang memerlukan peningkatan

kondisi dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.13Rambu Yang Rusak/Sedang

Berdasarkan Parameter Penilaian di Kota Palopo

No Jenis / Kondisi Rambu

Nama Jalan

86

Page 49: BAB+IV+asli

Rusak SedangRambu Peringatan

1.2.3.4.

----

212122c22d

Jl. D.R.RatulangiJl. Opu DG.SirajaJl. Jend. SudirmanJl. Jend. Sudirman

Rambu Larangan1.2.

--

33

Jl. TandipauJl. K.H.M. Razak

Rambu Perintah1. - 6b Jl. K.H.M. Razak

Rambu Petunjuk1. - 19 Jl. Opu DG.Siraja

Sumber : Hasil Survey Tahun 2003

2. Analisis Peletakan Perambuan Lalu Lintas

Analisis letak perambuan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

efektifitas dari fungsi letak dari setiap jenis rambu yang peletakannya tidak

berfungsi secara optimal. Analisis peletakan rambu dilakukan dengan

berdasarkan beberapa kriteria, yakni;

- fungsi pemasangan rambu

- Kondisi lalu lintas

- Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas

- Rute pergerakan lalu lintas

- Sitem kegiatan pada tata guna lahan.

Dengan mencermati beberapa kriteria di atas dalam analisis peletakan

rambu, maka dapat diidentifikasi terhadap beberapa jenis rambu yang perlu

ditinjau kembali lokasi penempatannya. Hasil yang ingin dicapai adalah untuk

mendapatkan output sementara terhadap rambu tidak diperlukan lagi.

a. Rambu peringatan

87

Page 50: BAB+IV+asli

1) Penempatan rambu no 21b (Simpang tiga sisi kanan) di jalan Pangeran

Diponegoro

Data : - Kondisi lalu lintas tidak beraturan

- Rambu terhalang oleh taman kota

- Adanya jembatan dengan kondisi jalan cembung

Analisis : - Arus lalu lintas yang tidak beraturan mengakibatkan

terganggunya arus lalu lintas.

- Adanya taman kota yang berada pada lokasi

penempatan pada rambu sehingga rambu tidak

terlihat dengan jelas.

- Volume lalu lintas yang tinggi serta bercampurnya

arus lalu lintas berpengaruh pada reaksi pengemudi

terhadap keadaan jalan yang cembung.

Output : - penempatan rambu harus secara efektif dan efisien

dengan mempertimbangkan tata gula lahan

disekitarnya, sehingga fungsi rambu dapat terbaca

dengan jelas.

2) Penempatan rambu No. 21 (Simpang empat di jalan St. Hasanuddin)

Data : - fungsi rambu tidak memperlihatkan kondisi jalan di

depan.

- Adanya traffic light

- Pada persimpangan terdapat jalan dua arah

- Kondisi lalu lintas tidak beraturan

88

Page 51: BAB+IV+asli

Analisis : - Volume kendaraan relatif tinggi karena berada pada

jalan utama

- Adanya traffic light berfungsi untuk mengatur lalu

lintas

- Kecepatan kendaraan relatif rendah karena

dipengaruhi oleh efektivitas tata guna lahan (kantor

wali kota, rumah sakit, dan kodim), sementara lokasi

parkir sempit.

- Arus pergerakan pejalan kaki, ojek dan becak yang

tidak beraturan berakibat terganggunya arus lalu

lintas.

Output : - Menempatkan rambu yang sesuai dengan kondisi

jalan sehingga pergerakan lalu lintas berjalan dengan

normal.

3) Penempatan rambu No 1 (Tikungan Kekiri) di jalan Tandipau)

data : - Penempatan rambu pada titik peringatan.

- Kecepatan kendaraan cukup tinggi (61Km/Jam)

- Pada jalan tersebut terdapat fasilitas pendidikan (SD

dan SMA)

Analisa : - Rambu diletakkan pada posisi akhir peringatan

sedangkan idealnya rambu diletakkan sebelum tanda

bahaya sehingga adanya reaksi awal.

Output : - Penempatan rambu diletakkan sebelum keadaan

jalan didepan ( 50 m).

89

Page 52: BAB+IV+asli

b. Rambu Larangan

1) Penempatan rambu No 8 (dilarang parkir) pada jalan Opu DG.Risaju

Data : - Larangan parkir sepanjang 30 M

- Terletak di depan rumah sakit tentara, rumah sakit

umum Palopo dan kantor walikota.

Analisis : - Larangan parkir disekitar fasilitas umum tersebut

sebaiknya ditiadakan karena lokasi parkir pada guna

lahan tersebut sempit.

Output : - Penempatan rambu harus secara efektif dan efisien

dengan mempertimbangkan tata guna lahan

disekitarnya sehingga fungsi rambu dapat optimal.

2) Penempatan rambu No 3 (Kendaraan roda empat atau lebih dilarang

masuk) di Jl. Manenungan.

Data : - Larangan masuk kendaraan roda empat atau lebih

(papan tambahan kecuali angkutan kota)

- Dari arah berlawanan terpasang rambu No 2a

(semua jenis kendaraan dilarang masuk)

- Pada jalan tersebut terdapat fasilitas umum yaitu

Rumah Sakit Umum Kota Palopo.

Analisa : - penempatan rambu No 3 seharusnya ditiadakan

karena dari arah berlawanan sudah ada rambu No 2a

(larangan masuk bagi semua jenis kendaraan)

90

Page 53: BAB+IV+asli

- Pada jalan terdapat rumah sakit umum sehingga

dengan adanya rambu No 3 menghambat masyarakat

yang membutuhkan pertolongan medis.

Output : - Rambu No.3 ditiadakan sehingga jalan tersebut

ditiadakan sehingga jalan tersebut merupakan jalan

satu arah.

c. Rambu Perintah

Penempatan rambu perintahyang ada sekarang sudah baik, hanya perlu

penambahan beberapa tempat.

d. Rambu Penunjuk

Penempatan rambu penunjuk juga sudah baik, hanya perlu penambahan.

I. Konsep Ideal Penataan Sistem Perambuan

Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui atau memprediksi

kebutuhan rambu dimasa sekarang dan dimasa akan datang, dehingga mampu

meningkatkan arus pergerakan lalu lintas kendaraan. Output dari pembahasan ini

adalah dengan berdasarkan pada analisis sebelumnya dan kondisi ke depan Kota

Palopo. Adapun jenis rambu yang dibutuhkan untuk masa sekarang dan yang akan

datang yang dianggap ideal untuk meningkatkan pengaturan arus lalu lintas dan

meningkatkan keselamatan para pemakai jalan adalah:

1. Rambu Peringatan

Rencana kebutuhan rambu peringatan meliputi;

a. Penempatan rambu No.1b dan 1c (rambu no.1b ke arah utara, rambu No.1c

dari arah utara) di Jl. DR.Ratulangi. kebutuhan rambu ini berdasarkan

pertimbangan:

91

Page 54: BAB+IV+asli

Jalan ini merupakan jalan utama yang menghubungkan antar Provinsi,

Kabupaten, dan Kota

Kondisi jalan cembung sehingga mempengaruhi jarak pandang pengendara.

Kecepatan rata-rata kendaraan pada jalan tersebut adalah > 60 Km/Jam,

sehingga memerlukan kehati-hatian dalam mengendarai kendaraan.

b. Penempatan rambu No 1 di Jl. Tandipau. Kebutuhan penempatan rambu

berdasarkan pertimbangan;

Kecepatan rata-rata kendaraan pada jalan tersebut cukup tinggi yaitu >

60 Km/Jam, sehingga perlu kehati-hatian bagi pengendara kendaraan.

Pada jalan tersebut terdapat tata guna lahan berupa fasilitas pendidikan

(SD dan SMA Veteran) sehingga tingkat penyeberangan cukup tinggi

terutama pada pagi dan siang hari.

c. Penempatan rambu No 7a di Jl. DR. Ratulangi. Kebutuhan penempatan

rambu berdasarkan pertimbangan;

Dengan kondisi jalan yang cembung akan mempengaruhi jarak pandang

kendaraan yang berasal dari arah depan

Jalan tersebut adalah merupakan jalan utama yang menghubungkan

Provinsi/Kabupaten serta Kota dengan kecepatan rata-rata kendaraan

cukup tinggi yaitu > 60 Km/Jam.

d. Rambu No 22a di Jl.DR.Ratulangi, kebutuhan penempatan rambu ini

berdasarkan pertimbangan;

{Merupakan jalan utama dengan kecepatan rata-rata cukup tingggi yaitu

> 60 Km/Jam.

92

Page 55: BAB+IV+asli

Seluruh angkutan umum dari arah utara menuju kota palopo diwajibkan

berbelok kanan menuju Jl. Garuda, karena pada jalan tersebut terdapat

pos pemungutan retribusi bagi angkutan umum.

Manuver kendaraan dari areal perumahan cukup tinggi (Rute angkutan

umum Kota – Perumnas).

e. Rambu No. 12 di Jl. DR. Ratulangi, kebutuhan penempatan rambu untuk

memberi peringatan bagi pengendara bahwa pada jalan tersebut banyak

anak-anak terutama pada pagi dan siang hari, karena pada jalan tersebut

terdapat tata guna lahan berupa fasilitas pendidikan (SD) dan permukiman

penduduk;

f. Rambu No 20 di Jl. DR. Ratulangi, dimaksudkan untuk peringatan bagi

pengguna jalan agar berhati-hati karena aktivitas tata guna lahan yang cukup

tinggi (permukiman padat dan fasilitas perdagangan), banyaknya

persimpangan jalan sehingga manuver kendaraan pada jalan tersebut sering

terjadi serta pada jalan tersebut terdapat jembatan.

g. Rambu No 22 di Jl. Opu Tosappaile, dimaksudkan agar pengendara

kendaraan pada jalan tersebut mendahulukan lalu lintas dari kiri dan kanan,

karena volume kendaraan dan kecepatan rata-rata kendaraan dari arah kiri

dan kanan cukup tinggi.

h. Rambu No 21d di Jl. K. H. M. Razak, dimaksudkan untuk memberi

peringatan bagi pengguna jalan dari arah Jl.K.H.M. Razak bahwa di depan

ada persimpangan jalan (serong ke kanan) yang merupakan jalan utama

menuju terminal.

93

Page 56: BAB+IV+asli

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan rambu peringatan di Kota

Palopo dapat dilihat pada penataan rambu peringatan (gambar IV.7a –

IV.7d).

94

Page 57: BAB+IV+asli

95

Page 58: BAB+IV+asli

96

Page 59: BAB+IV+asli

97

Page 60: BAB+IV+asli

2. Rambu Larangan

98

Page 61: BAB+IV+asli

Rencana kebutuhan rambu larangan meliputi:

a. Rambu No 9b di Jl. A. Yani (Jalur dua arah depan mesjid raya). Ditempatkan

pada jalan tersebut agar para pengguna jalan tidak melakukan manuver

barbalik arah sehingga tidak mengganggu lalu lintas pada jalan simpang

empat tersebut.

b. Penempatan rambu No 1. di Jl. Garuda, diperuntukkan bagi kendaraan dari

arah jalan Garuda untuk memberi kesempatan bagi kendaraan dari arah Kota

Palopo untuk melintas.

c. Penempatan rambu No 8 di Jl. Manenungan (depan Rumah Sakit Umum),

dimaksudkan agar kendaraan yang masuk atau keluar di jalan Manenungan

tidak terganggu akibat adanya kendaraan yang parkir disekitar persimpangan

jalan tersebut.

d. Penempatan rambu No 7 di Jl. Sultan Hasanuddin (depan kantor Walikota),

larangan berhenti dimaksudkan untuk menghindari penumpang yang naik

turun pada badan jalan yang dapat mempengaruhi kelambatan arus

kendaraan dari Jl.Opu Tosappaile untuk melakukan manuver belok kiri ke Jl

St.Hasanuddin.

e. Penempatan rambu No 8 di Jl. Mangga, penempatan rambu ini dibutuhkan

berdasarkan pertimbangan;

Adanya tata guna lahan berupa pasar sentral, terminal ,kantor serta ruko

sehingga lokasi tersebut dijadikan pengemudi angkutan umum, ojek dan

becak untuk menaikkan dan menurunkan serta

menunggu penumpang sehingga menyebabkan kelambatan arus

99

Page 62: BAB+IV+asli

100

Page 63: BAB+IV+asli

kendaraan yang melintas.

101

Page 64: BAB+IV+asli

Merupakan persimpangan empat yang menimbulkan manuver kendaraan.

Untuk lebuh jelasnya mengenai kebutuhan rambu larangan di Kota

Palopo dapat dilihat pada peta penataan rambu larangan (Gambat IV.8a –

IV.8b).

3. Rambu Perintah

Rencana kebutuhan rambu perintah meliputi;

a. Penempatan rambu No.6b (dengan papan tambahan khusus angkutan

umum) di Jl.Jendral Sudirman, diperlukan bagi kendaraan angkutan umum

dari arah selatan menuju Kota Palopo untuk melakukan manuver kendaraan

sesuai dengan rute pergerakan sehingga dapat memobilisasi pergerakan dan

pengaturan lalu lintas kendaraan.

b. Penempatan rambu No.6a di Jl. K.H. Ahmad Dahlan, ditempatkan

untuk memobilisasi pergerakan kendaraan agar dapat bergerak lurus atau ke

kiri sesuai rute (arah kiri tedapat rambu larangan untuk semua jenis

kendaraan), sehingga dapat memanfaatkan sistem jalan secara efektif dan

menunjang terjadinya kelancaran berlalu lintas.

Untuk lebiih jelasnya mengenai kebutuhan rambu perintah di Kota

Palopo dapat dilihat pada peta penataan rambu perintah (gambar IV.9a).

102

Page 65: BAB+IV+asli

4. Rambu Petunjuk

103

Page 66: BAB+IV+asli

Rencana kebutuhan rambu petunjuk meliputi:

a. Penempatan rambu No 29 di Jl.DR. Ratulangi, diperlukan bagi kendaraan

dari arah utara Kopta Palopo untuk menunjukkan arah daerah yakni arah

lurus (Kota Palopo), arah kanan (Kabupaten Tana Toraja) dan arah kiri

(Pelabuhan). Rambu petunjuk tersebut dipasang untuk menunjang mobilitas

ke tujuan pergerakan dan pengaturan lalu lintas.

b. Penempatan rambu No 13 di Jl. DR.Ratulangi, rambu dipasang untuk

memberi petunjuk bagi pengguna jalan bahwa pompa bahan bakar ada di

daerah tersebut.

c. Penempatan rambu No 10 di Jl.Andi Jemma (depan Luwu Plaza),

diperlukan untuk mengatur sistem perparkiran agar pengguna jalan tidak

memarkir kendaraannya disembarang tempat sehingga mengganggu arus

kendaraan yang melintas.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan rambu petunjuk di Kota

Palopo dapat dilihat pada peta penataan rambu petunjuk (gambar IV.10a –

IV.10b).

104

Page 67: BAB+IV+asli

105

Page 68: BAB+IV+asli

106

Page 69: BAB+IV+asli

J. RESUME

a. Dalam penelitian ini digunakan tiga alat analisis yang

menjadi bahan pertimbangan dalam penataan sistem perambuan lalu lintas di

kota Palopo, yaitu :

Volume lalu lintas

Kecepatan lalu lintas dan

Kepadatan lalu lintas

b. Volume lalu lintas terpadat di kota Palopo berada pada jalan Jend.

Sudirman. Untuk mengatasi volume lalu lintas yang padat pada jalan Jend.

Sudirman dipasang beberapa rambu, yaitu :

Rambu larangan no. 3 (Dengan papan tambahan khusus angkutan umum)

Rambu larangan no. 3d (Bus dilarang masuk)

Rambu larangan no. 5a (Becak dan kendaraan roda tiga dilarang masuk)

Rambu perintah no. 6b (Lajur wajib dilewati angkutan umum)

c. Kecepatan tertinggi di kota Palopo berada pada jalan Dr. Ratulangi,

jalan Jend. Sudirman dan jalan Tandipau. Kecepatan kendaraan pada jalan

tersebut tinggi disebabkan karena jalan tersebut merupakan jalan arteri dan juga

merupakan jalan penghubung antar propinsi dan kabupaten.

d. Kepadatan tertinggi di kota Palopo berada pada jalan Jend.

Sudirman, disebabkan karena pada jalan tersebut merupakan jalan utama yang

menghubungkan beberapa tempat di kota Palopo. Selain itu fungsi tata guna

lahan pada jalan tersebut berupa fasilitas perkantoran dan pendidikan.

107

Page 70: BAB+IV+asli

e. Terdapat beberapa rambu yang memerlukan peningkatan kualitas

sesuai dengan kategori penilaian (Rusak, sedang dan baik). Rambu-rambu yang

perlu untuk perbaikan adalah :

Rambu peringatan no. 21 (Simpang empat) di Jl. Dr. Ratulangi dan ajlan

Opu Dg Risaju

Rambu peringatan no. 25c (Simpang tiga kiri prioritas) di jalan Jend.

Sudirman.

Rambu peringatan no. 22d (Simpang tiga kanan prioritas) di jalan Jend.

Sudirman

Rambu larangan no. 3 (Angkutan umum dilarang masuk) di jalan Tandipau

dan jalan Jend. Sudirman

Rambu perintah no. 6b (Wajib ke kiri) di jalan K.H.M. Razak

Rambu petunjuk no. 19 (Rumah sakit) di Jl. Opu Dg. Risaju

f. Berdasarkan analisis peletakan rambu yang dilakukan berdasarkan

beberapa kriteria, maka ada beberapa rambu yang perlu ditinjau kembali

penempatannya (penjelasan ada pada hal 31-36). Adapun kriteria yang

dimaksud adalah :

Fungsi pemasangan rambu

Kondisi lalu lintas

Rute pergerakan lalu lintas

Sistem kegiatan pada tata guna lahan

Aspek keselamatan, keamanan,

ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

108

Page 71: BAB+IV+asli

g. Berdasarkan analisis sebelumnya dengan melihat kondisi kota

Palopo ke depan, maka ada beberapa rambu yang dibutuhkan pada masa

sekarang dan akan datang yang dianggap ideal, yaitu :

1. Rambu Peringatan

Rambu no. 7a (Jalan cembung) di jalan Dr. Ratulangi

Rambu no. 16 dan 1c (1b tikungan ke kiri dan 1c tikungan ke kanan)

di jalan Dr. Ratulangi

Rambu no. 1b (Tikungan ke kiri) di jalan Tandipau

Rambu no. 22a (Simpang tiga sisi kiri) di jalan Dr. Ratulangi

Rambu no. 12 (Awas anak-anak) di jalan Dr. Ratulangi

Rambu no. 20 (Hati-hati) di jalan Dr.Ratulangi

Rambu no. 21d (Simpang tiga serong kanan prioritas) di jalan

K.H.M. Razak)

Rambu no. 22 (Simpang empat prioritas) di jalan Opu Touppaile

2. Rambu Larangan

Rambu no. 9b (Dilarang membalik) di

jalan Ahmad yakni

Rambu no. 1 (Berhenti) di jalan Garuda

Rambu no. 8 (Dilarang parkir) di jalan

Manenungan dan jalan Mangga.

Rambu no. 7 (Dilarang berhenti) di jalan

Sultan Hasanuddin.

109

Page 72: BAB+IV+asli

3. Rambu Perintah

Rambu no. 6a (Angkutan umum wajib ke kiri) di jalan Jend. Sudirman.

Rambu no. 6b (Wajib mengikuti salah satu arah) di jalan K.H.Ahmad

Dahlan.

4. Rambu Petunjuk

Rambu no. 29 (arah tujuan) di jalan Dr.

Ratulangi

Rambu no. 13 (pompa bahan bakar) di

jalan Dr. Ratulangi

Rambu no. 10 (tempat parkir) di jalan Andi

Jemma.

110