bab4

11
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 20 BAB IV KEBERSIHAN DAN KERAPIAN TEMPAT KERJA SERTA BANGUNAN Untuk kepentingan pengendalian, area tambang harus dibagi menjadi beberapa area. Setiap area harus memiliki seseorang yang ditunjuk untuk mengelolanya dan memiliki pengetahuan tentang pengoperasian di area tersebut, misalnya Manajer, Supervisor dan Representatif K3. Orang yang melakukan inspeksi harus dilatih terlebih dahulu sehingga mengetahui apa yang akan diamati dan bagaimana cara melaporkannya. Work Order harus selalu dibuat agar pekerjaan perbaikan dapat dilaksanakan dan untuk memantau apakah pekerjaan perbaikan tersebut sudah dilaksanakan. Persyaratan utama untuk mengurangi resiko kecelakaan di area kerja adalah dengan memastikan kebersihan dan kerapian, yakni terdapat tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu tersebut berada di tempatnya, selalu. 1. BANGUNAN, LANTAI DAN DAERAH TAMBANG Bangunan dan area kerja harus selalu dijaga tetap bersih, rapi, dalam keadaan baik dan aman, misalnya bagian atas dan samping, permukaan lantai, jalur pejalan kaki, jalur lalu lintas kendaraan, jalan bertangga, jendela dan sebagainya. 1. Melaksanakan tugas kebersihan, dengan menggunakan perlengkapan APD dan alat kerja yang benar. 2. Tiang-tiang penyangga untuk atap dan dinding harus kuat. 3. Penyangga sementara atau permanen harus dipasang sesuai standar 4. Perlengkapan dan peralatan yang benar harus selalu tersedia dan disimpan di tempat yang benar setelah digunakan 5. Setiap orang bertanggung jawab untuk memastikan agar area kerja mereka sendiri tetap rapi, bersih dan teratur, dan semua bahan atau barang yang tidak digunakan dibersihkan paling tidak setiap akhir pergantian kerja 6. Apabila tidak memungkinkan untuk menjaga area kerja tetap rapi, laporkan kepada supervisor atau representatif setempat. 7. Tanggungjawab-tanggungjawab yang diberikan kepada orang-orang tertentu.

Upload: fridynaintan

Post on 06-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

gdauksdvaku

TRANSCRIPT

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 20

    BAB IV KEBERSIHAN DAN KERAPIAN

    TEMPAT KERJA SERTA BANGUNAN Untuk kepentingan pengendalian, area tambang harus dibagi menjadi beberapa area. Setiap area harus memiliki seseorang yang ditunjuk untuk mengelolanya dan memiliki pengetahuan tentang pengoperasian di area tersebut, misalnya Manajer, Supervisor dan Representatif K3.

    Orang yang melakukan inspeksi harus dilatih terlebih dahulu sehingga mengetahui apa yang akan diamati dan bagaimana cara melaporkannya. Work Order harus selalu dibuat agar pekerjaan perbaikan dapat dilaksanakan dan untuk memantau apakah pekerjaan perbaikan tersebut sudah dilaksanakan.

    Persyaratan utama untuk mengurangi resiko kecelakaan di area kerja adalah dengan memastikan kebersihan dan kerapian, yakni terdapat tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu tersebut berada di tempatnya, selalu. 1. BANGUNAN, LANTAI DAN DAERAH TAMBANG Bangunan dan area kerja harus selalu dijaga tetap bersih, rapi, dalam keadaan baik dan aman, misalnya bagian atas dan samping, permukaan lantai, jalur pejalan kaki, jalur lalu lintas kendaraan, jalan bertangga, jendela dan sebagainya. 1. Melaksanakan tugas kebersihan, dengan menggunakan perlengkapan APD dan

    alat kerja yang benar. 2. Tiang-tiang penyangga untuk atap dan dinding harus kuat. 3. Penyangga sementara atau permanen harus dipasang sesuai standar 4. Perlengkapan dan peralatan yang benar harus selalu tersedia dan disimpan di

    tempat yang benar setelah digunakan 5. Setiap orang bertanggung jawab untuk memastikan agar area kerja mereka

    sendiri tetap rapi, bersih dan teratur, dan semua bahan atau barang yang tidak digunakan dibersihkan paling tidak setiap akhir pergantian kerja

    6. Apabila tidak memungkinkan untuk menjaga area kerja tetap rapi, laporkan kepada supervisor atau representatif setempat.

    7. Tanggungjawab-tanggungjawab yang diberikan kepada orang-orang tertentu.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 21

    2. PENERANGAN: ALAMIAH DAN BUATAN Cahaya harus selalu tersedia cukup sehingga karyawan mampu melihat dengan baik di area kerjanya dan dapat melihat dengan jelas sewaktu-waktu. Cahaya buatan harus memadai, khususnya untuk pekerjaan bawah tanah, pekerjaan malam hari dan dalam keadaan darurat.

    1. Tidak ada bagian area kerja yang gelap, khususnya di area di mana terdapat peralatan gerak

    2. Tidak ada cahaya yang menyilaukan di atas permukaan lokasi kerja. Cahaya tidak boleh menyorot secara langsung ke mata karyawan.

    3. Lampu darurat harus selalu disediakan dan dirawat sehingga dapat berfungsi dengan baik ketika arus listrik putus tiba-tiba atau terjadi keadaan darurat sehingga sumber tenaga listrik harus dipadamkan.

    4. Jendela dan kaca harus dibersihkan secara teratur 5. Bola lampu harus segera diganti apabila rusak

    3. VENTILASI: ALAMIAH DAN BUATAN Penting untuk diperhatikan bahwa tempat kerja harus selalu memiliki udara segar yang cukup atau terdapat aliran udara bebas. Pengukuran kualitas udara harus dilakukan untuk melihat apakah terdapat ventilasi yang cukup khususnya apabila di tempat kerja terdapat methan, gas beracun atau zat yang menyebabkan iritasi, misalnya asap kimia las.

    Bahan berbahaya adalah zat atau bahan kimia yang dapat menyebabkan sakit atau cedera. Contoh, debu kimia, gas atau uap kimia. Apabila memungkinkan, bahan-bahan ini harus ditahan di sumbernya. Bahan-bahan ini harus dikontrol dengan benar dan prosedur harus digunakan untuk menyaring atau melepaskannya ke udara. Bahan ini tidak boleh melalui zona pernapasan karyawan.

    Apabila tidak memungkinkan untuk merancang sistem seperti ini karyawan harus dilengkapi dengan alat pelindung diri yang benar untuk mencegah agar karyawan tidak bersentuhan langsung dengan bahan yang berbahaya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 22

    4. FASILITAS SANITASI DAN HIGIENE Manajemen harus memastikan agar bangunan dan area tambang dilengkapi dengan fasilitas toilet, ruang ganti, tempat mandi atau cuci tangan, locker atau ruang makan. Fasilitas- fasilitas ini harus dibersihkan secara teratur dan benar.

    Karyawan bertanggung jawab untuk menjaga agar fasilitas- fasilitas sanitasi dan higiene selalu dalam keadaan bersih dan teratur ketika mereka selesai menggunakan atau setiap akhir pergantian kerja. Toilet, kamar mandi dan ruang ganti: Apabila terdapat banyak orang yang menggunakan fasilitas ini untuk pembersihan atau pencucian, maka bakteri akan berkembang biak dengan mudah di fasilitas ini, karena fasilitas ini merupakan tempat yang ideal untuk berkembang biak secara cepat bagi bakteri. Kondisi yang diperlukan oleh bakteri untuk berkembang biak secara alamiah adalah suhu hangat, lembab atau berair, sudut yang gelap atau tempat celah atau retak.

    Perlu diperhatikan agar karyawan tidak berbagi pakai sabun atau handuk dengan teman lainnya. Simpan pakaian dan handuk di locker penyimpanan yang berbeda. Tempat makan harus dibersihkan setelah digunakan dan pada akhir pergantian kerja. Semua makanan harus disimpan di tempat tertutup. Apabila makanan dibiarkan di tempat terbuka akan menarik perhatian kecoak, lalat dan tikus. Binatang ini kotor dan membawa kuman yang dapat menyebabkan orang sakit atau bahkan mati.

    Petugas kebersihan harus diberi jadual dan daftar pemeriksaan sehingga semua area dibersihkan secara teratur. Mereka harus juga diberikan alat pelindung diri yang sesuai, misalnya sarung tangan, overall dan apron. Semua peralatan kebersihan harus bebas dari kuman dan disimpan di tempat yang benar.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 23

    5. POLUSI: UDARA, TANAH DAN AIR Polusi terjadi karena adanya bahan berbahaya yang masuk ke udara, tanah, air dan ekosistem. Semua industri dan pabrik menghasilkan limbah atau hasil sampingan dan ini tidak bisa dihindari. Yang bisa kita kerjakan adalah mencegah kerusakan lingkungan dengan cara mengurangi volume limbah, mengubah sifat kimia limbah, memisahkan unsur-unsur yang berbahaya, dan/atau melakukan pembuangan yang aman.

    Setiap industri harus bertanggung jawab untuk menangani limbah atau polusi yang ditimbulkannya. Jika kita menciptakan limbah dan tidak mengontrol pembuangannya berarti kita merusak diri kita, masyarakat dan alam pedesaan kita sendiri. Hasil pertanian, ikan, hewan ternak dan burung bisa terpengaruh. Sekali terkena limbah atau polusi, diperlukan biaya banyak dan waktu yang cukup lama untuk memulihkannya.

    1. Identifikasi bahaya. 2. Tunjuk orang yang bertanggung jawab untuk mengukur dan mengendalikan. 3. Ikuti pelatihan dan patuhi prosedur. 4. Bimbing orang lain di tempat kerja dan di masyarakat. 5. Kelola limbah kita sendiri dengan benar.

    Carilah cara untuk memanfaatkan limbah, mengurangi volumenya, atau mendaur-ulang supaya tidak cepat menghabiskan lahan- lahan yang bernilai baik. Jadilah seorang konsumen yang kritis. Bila perlu pertanyakan apakah pembungkus produk yang anda beli benar-benar diperlukan dan apakah terbuat dari bahan yang bisa terurai di tanah? Pertanyaan berikutnya antara lain:

    Apa saja yang bisa didaur-ulang secara aman? Apa saja yang bisa digunakan ulang dan bagaimana caranya? Apa saja yang bisa dibuang dengan aman? Berapa biaya yang harus kita tanggung seandainya kita tidak peduli lingkungan?

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 24

    6. DEMARKASI LORONG, GUDANG DAN JALAN TAMBANG Sangat penting untuk diperhatikan agar area untuk kendaraan dan orang diberi tanda (demarkasi) dengan jelas sehingga mereka dapat bergerak dengan bebas dari satu tempat ke tempat lain dengan tidak saling mengganggu. Gang, jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dijaga tetap bersih. Barang dan bahan harus disimpan di tempat terpisah yang telah diberi tanda untuk penyimpanan barang atau bahan tersebut. Di bengkel misalnya, jalur demarkasi dicat di atas lantai, atau diberi pita atau sarana lainnya untuk menunjukkan dimana area pekerjaan atau penyimpanan berada dan dimana jalur jalan yang dapat digunakan.

    Manfaat berikut ini dapat diperoleh apabila prosedur yang benar diikuti, misalnya: 1. Rute keadaan darurat selalu bebas hambatan 2. Resiko kebakaran lebih rendah 3. Bahaya terpeleset atau jatuh pada benda goyah dapat dihindari 4. Barang mudah ditemukan dan dipindahkan 5. Alat pemadam kebakaran selalu dapat ditemukan dengan mudah 6. Bidang-bidang tanggung jawab dapat dilihat dengan jelas 7. Tumpahan cairan dapat dimasukkan ke tempatnya dan dibersihkan dengan

    cepat 8. Bahan-bahan tidak mudah rusak 9. Tingkat persediaan barang dapat dipantau dengan mudah 10. Ruang lantai dimanfaatkan semaksimal mungkin

    Standar K3 tentang Demarkasi a. Jalur Lalu-Lintas

    Semua jalur lalu- lintas di bengkel dan gudang harus diberi demarkasi dengan jelas. Demarkasi harus dibuat dengan garis kuning selebar 100 mm. Jalur lalu- lintas harus dijaga agar tetap bersih dan tidak ada penghalang. Jalur lalu- lintas pekerja harus memiliki lebar tidak kurang 800 mm.

    b. Lantai Kerja (di mana tinggi permukaan berubah dan bisa menyebabkan orang tersangkut/tersungkur) Harus diberi demarkasi dengan garis strip hitam dan kuning dengan lebar masing-masing strip 100 mm. Area yang dimaksud di sini termasuk pit, lantai yang tinggi permukaannya berubah dan bagian bangunan yang bisa mengenai kepala.

    c. Tempat Penyimpanan Semua tempat penyimpanan permanen harus diberi demarkasi dengan jelas. Garis untuk demarkasi harus berwarna putih, dengan lebar garis 100 mm.

    Switchgear Listrik Lantai di depan semua switchgear listrik harus diberi demarkasi dengan cat oranye. Area yang diberi demarkasi minimum 450 mm X 450 mm. Jika switchgear melebihi 450 mm, area yang diberi demarkasi harus diperluas sampai ujung switchgear. Garis untuk demarkasi harus memiliki lebar 100 mm.

    Peralatan Keadaan Darurat Semua perlengkapan darurat harus diberi demarkasi dengan jelas supaya bisa dikenali dan dapat dijangkau dengan cepat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 25

    Demarkasi harus dibuat dengan garis merah, dengan lebar garis 100 mm. Area demarkasi di depan perlengkapan darurat memiliki luas (450mm x 450mm). Cat yang digunakan untuk demarkasi lantai harus dari jenis yang tidak menimbulkan bahaya terpeleset.

    7. PRAKTEK PENYUSUNAN DAN PENYIMPANAN BARANG Penyusunan barang yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan barang, kerugian, kecelakaan, orang terluka atau terperangkap, dan meningkatkan resiko terjadinya kebakaran. 1. Semua karyawan harus mengikuti pelatihan mengenai cara menyimpan dan

    menyusun barang yang baik. 2. Pembongkaran tumpukan barang harus di bawah pengawasan yang memadai. 3. Pembongkaran barang dilakukan dari bagian atas, bukan dari samping. 4. Beban barang harus stabil dan diberi penahan. 5. Tinggi penyusunan barang adalah 3 kali dari jarak terpendek bagian bawah

    tumpukan. 6. Tidak boleh memanjat tumpukan barang. 7. Palet atau rak barang harus diperiksa dan dalam kondisi baik. 8. Ruang diantara tempat penyimpanan harus cukup lebar untuk lalu- lintas orang

    dan kendaraan. 9. Bahan-bahan yang berbeda dan dapat terbakar apabila dicampur jadi satu,

    harus disimpan secara terpisah. 10. Semua barang harus diberi label yang menunjukkan nama, tanda peringatan

    dan alat langkah-langkah pemberian pertolongan pertama yang diperlukan apabila terjadi sesuatu yang mengancam keselamatan.

    11. Pakaian pengaman, prosedur kerja yang aman dan prosedur keadaan bahaya harus disediakan. Karyawan harus dilatih mengenai proses penanganan yang benar selama keadaan darurat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 26

    8. BENGKEL, HALAMAN, GUDANG DAN DAERAH TAMBANG Halaman depan, halaman belakang, area tambang, persimpangan dan jalur lalu-lintas tidak boleh digunakan untuk membuang barang bekas atau barang yang sudah tidak dipergunakan lagi.

    Semua area harus diperiksa secara teratur dan barang-barang yang berlebihan harus dikirim kembali ke tempat atau dibuang.

    9. SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH DAN BARANG BEKAS Kebersihan dan kerapian yang baik tidak mungkin dilakukan apabila pengawasan terhadap barang atau bahan bekas tidak dilakukan dengan baik.

    1. Harus tersedia tempat yang memadai untuk menyimpan barang bekas atau sampah selama pergantian kerja

    2. Tempat sampah atau barang bekas harus dibersihkan sesuai jadual 3. Tempat sampah atau barang bekas harus dekat dengan sumber sampah 4. Apabila sampah berat, harus disediakan alat pengangkat ke tempat sampah 5. Semua tempat sampah atau barang bekas diberi label dan area diberi tanda 6. Sampah atau barang bekas yang berbahaya dan beracun harus disimpan secara

    terpisah

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 27

    10. PENGGUNAAN KODE WARNA Mengecat area atau pipa yang berbeda dengan warna-warna yang berbeda akan memudahkan bagi setiap orang untuk mengetahui fungsi dan isinya dengan cepat. Di samping itu, orang akan lebih mudah mengetahui apabila pipa berisi bahan yang berbahaya. Secara khusus, hal ini penting untuk petugas perawatan dan kontraktor.

    Setiap perusahaan harus memiliki papan kode warna yang menunjukkan arti dari masing-masing warna. Papan kode warna ini harus digunakan dalam pelatihan pembekalan karyawan dan ditunjukkan di departemen yang bersangkutan dan di beberapa tempat dalam bangunan atau instalasi.

    Standar K3 Tentang Kode Warna 1. Saluran pipa diberi warna sesuai dengan Standar Kode Warna Internasional

    (ISO Color Coding Standard). 2. Saluran pipa dicat, diberi tanda atau label sesuai dengan isi di pipa. 3. Standar minimumnya, tanda yang menunjukkan isi saluran pipa ditempelkan

    dekat ujung pelepasan isi pipa. 4. Semua tanda dan/atau tag yang berisi kata-kata dibuat dalam dua bahasa, yaitu

    Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. 5. Saluran pipa yang panjang diberi warna setiap 25 meter sesuai dengan isi pipa

    dan menurut Standar Kode Warna Internasional. 6. Semua header, pipe-drop dan outlet harus dicat sesuai dengan Standar Kode

    Warna Internasional untuk pipa. Untuk pipe-drop, standar minimumnya, 2 meter dari ujung pipa harus dicat.

    7. Untuk pipa cadangan yang sedang disimpan dan akan dimanfaatkan kembali untuk penggunaan yang akan datang, semua tandanya harus dihilangkan.

    8. Survei harus dilakukan untuk mengidentifikasi semua katup kritikal dan daftarnya disimpan oleh masing-masing Divisi. Informasi dalam daftar tersebut menunjukkan: Jumlah katup, isi saluran pipa, nama katup dan lokasi katup.

    9. Katup kritikal dicat dan diberi tanda sesuai dengan isinya sampai dengan saluran pipa yang bergandengan dengan menggunakan Standar Kode Warna Internasional.

    10. Katup kritikal harus diidentifikasi dengan cara mengecat katup, memberi tanda dan tag pada katup sesuai dengan isi pipa dan menurut Standar Kode Warna Internasional.

    11. Tanda penunjuk arah aliran isi pipa diberikan di katup kritikal dan katup isolasi sesuai dengan Standar Kode Warna Internasional.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 28

    12. Tanda penunjuk arah membuka dan menutup katup untuk katup kritikal dipasang di katup.

    WARNA KODE ISI Hijau Safety Air Abu-abu Pearl Uap Coklat X53 Oli, Cairan Mudah/Dapat Terbakar Sand Y44 Gas-Gas Cair atau Gas Uap Violet P23 Asam Biru Safety Udara Hitam Cairan Lain: Cairan Pembuangan, Limbah Kimia

    dan Produksi Merah Safety Pemadam Kebakaran Oranye Safety Kelistrikan Putih Komunikasi Kuning Safety Bahan Berbahaya

    11. TANDA PERINGATAN DAN SIMBOL Kode warna dan tanda simbol memiliki tujuan yang sama. Penggunaan tanda-tanda simbol keselamatan kerja mempermudah setiap orang untuk memahami informasi secara cepat. Standar K3 Tentang Tanda dan Papan Pemberitahuan 1. Setiap papan pemberitahuan dan tanda harus ditempatkan di lokasi yang

    mudah dibaca, mudah dilihat dan dalam waktu singkat dapat dipahami maknanya. Simbol-simbol standar harus dipakai sebisa mungkin dan konsisten di seluruh wilayah kerja.

    2. Tanda-tanda dalam bentuk piktogram harus merujuk ke Standar Internasional (ISO) dalam hal bentuk, skema warna dan simbol, dan digunakan untuk menyampaikan pesan, perintah atau peringatan, apabila memungkinkan.

    3. Rambu-rambu lalu- lintas dan jalan raya harus mengikuti standar rambu-rambu lalu- lintas dan jalan raya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.

    4. Papan pemberitahuan dan tanda-tanda yang hanya memakai tulisan (huruf) harus ditulis dalam Bahasa Indonesia di bagian atas dan Bahasa Inggris di bagian bawah, dan harus memenuhi skema warna seperti di bawah ini. Lihat juga contoh terlampir.

    Latar belakang PUTIH huruf MERAH Bahaya/Larangan Latar belakang PUTIH huruf BIRU Wajib/Perintah Latar belakang PUTIH huruf HIJAU Pemberitahuan/ Informasi Latar belakang KUNING huruf HITAM Peringatan/Waspada Latar belakang MERAH huruf PUTIH Alat Pemadam Kebakaran

    5. Papan pemberitahuan dan tanda-tanda terbuat dari bahan reflektif harus

    digunakan di area-area yang memiliki pencahayaan terbatas atau kurang. Bahan reflektif bisa dalam bentuk simbol, huruf, warna latar-belakang, atau garis-garis yang dipasang mengelilingi papan tanda.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 29

    6. Papan pemberitahuan dan tanda-tanda harus dibuat dari bahan yang tahan lama dan sesua i dengan kondisi area.

    7. Ukuran sebuah papan pemberitahuan dan tanda ditentukan oleh jarak dan tanda tersebut harus mudah dibaca.

    8. Bagan displai yang memuat tanda-tanda piktogram beserta penjelasannya harus dipajang di lokasi- lokasi yang mudah dilihat, yakni di lokasi- lokasi dimana para karyawan biasanya berkumpul.

    9. Tanda-tanda, label dan plakat untuk bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3) harus memenuhi standar yang berlaku internasional.

    10. Semua karyawan harus diberi pelatihan mengenai arti dari semua papan pemberitahuan dan tanda yang dipasang di area kerjanya.

    11. Pemberitahuan yang dipajang di papan-papan pengumuman untuk tujuan pemberian informasi harus digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada karyawan.

    Contoh Tanda Berupa Simbol

    Tanda simbol terdiri dan bentuk geometri, tulisan atau gambar (piktogram) dan warna latar belakang. Lima jenis tanda simbol, masing-masing berbeda dalam warna dan bentuk, digunakan untuk memudahkan pengenalan. Jenis Tanda Bentuk Geometri Warna Latar-belakang

    Peringatan Kuning (Safety Yellow)

    Larangan Putih

    Wajib/Perintah Biru (Safety Blue)

    Informasi (Umum) Hijau (Safety Green)

    Alat Pemadam Api Merah (Safety Red)

    Contoh Tanda Berupa Tulisan

    Tanda bahaya: dasar putih, huruf merah BAHAYA

    DILARANG MASUK DANGER

    DO NOT ENTER

    APD wajib dipakai: dasar putih, huruf biru PELINDUNG TELINGA

    WAJIB DIPAKAI HEARING PROTECTION

    REQUIRED

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Kebersihan dan Kerapian Tempat Kerja Serta Bangunan 30

    Hati-hati: dasar kuning, huruf hitam WASPADA

    ORANG BEKERJA DI ATAS CAUTION

    MEN WORKING ABOVE

    Informasi: dasar hijau, huruf putih KLINIK PPPK

    FIRST AID STATION

    Alat-alat pemadam kebakaran: dasar merah, huruf putih

    PEMADAM KEBAKARAN

    FIRE EXTINGUISHER