bab4 hasil dan pembahasan 4.1 profil respondenthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-1-00416-mn bab...
TRANSCRIPT
71
BAB4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
4.1.1 Profil PT. Kawan Lama Sejahtera
Sejarah Kawan Lama dimulai pada tahun 1955 ketika didirikan
oleh alm. Tuan Wong Jin di sebuah toko alat sederhana di daerah glodok,
Jakarta. Bisnis keluarga ini berkembang menjadi sebuah perusahaan
dengan nama PT Kawan Lama Sejahtera yang memiliki jaringan pabrik
kelas dunia.
Ketika industri dalam negeri mekar pada dekade 1980-an, Kawan
Lama telah berpartisipasi sebagai mitra bisnis terpercaya yang
menyediakan hampir semua kebutuhan industri seperti alat-alat, mesin,
dan peralatan industri. pembentukan visi WE FOCUS 2000 dalam dekade
berikutnya memperkuat laju perusahaan untuk menjadi pemimpin di
kelasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dan
menjadi lebih spesifik, Kawan Lama mendirikan sejumlah anak
perusahaan di bawah manajemen Kawan Lama Group. Manajemen terbaik
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan adalah pola utama yang
diterapkan secara progresif di Kawan Lama. ini terbukti dengan pemberian
sertifikasi ISO 9002 pada tahun 1996.
72
Berkomitmen kepada visi yang kuat dan proaktif untuk berubah,
Kawan Lama menempati gedung berlantai sembilan yang baru yang
dilengkapi dengan showroom 2.500 meter persegi. Meskipun krisis
mulitdimensional menyerbu Indonesia yang tak terelakkan dalam periode
1997-1998, Kawan Lama masih aktif membuat inovasi dengan
menciptakan merek Krisbow, produk yang tepat pada harga yang tepat,
hanya untuk pelanggan kami.
Menyadari tantangan pasar yang lebih kompetitif di era global,
Kawan Lama mengembangkan visi WORLD-CLASS COMPANY yang
baru pada tahun 2005. Dinamika ini diikuti oleh peningkatan kualitas
layanan kepada pelanggan, yang dipenuhi dengan meng-upgrade ISO
9002 ke ISO 9001:2000.
Dedikasi untuk kenyamanan dan kepuasan pelanggan selalu
menjadi komitmen Kawan Lama, komitmen yang diterapkan dengan
membentuk 5 hektar pusat distribusi di Cikupa, Tangerang pada tahun
2006. Dengan melayani pelanggan lebih dekat, perusahaan telah
mendirikan sejumlah kantor cabang di kota-kota industri dan terus
menjelajahi potensial dari daerah lain di seluruh Indonesia.
Sekarang, setelah lebih dari setengah abad partisipasi Kawan Lama
dalam bisnis, langkah sukses baru telah diambil: manajemen profesional
yang didukung dengan fasilitas modern yang paling lengkap untuk
menyediakan pelanggan dengan solusi. Ini tetap menginspirasi Kawan
Lama tanpa henti, dalam memberikan pelayanan terbaik, dan selalu
73
menjadi pemimpin dalam memberikan solusi untuk kebutuhan industri
untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
Krisbow adalah merek untuk alat-alat, mesin dan peralatan industri
yang dimiliki oleh Kawan Lama itu sendiri. Diluncurkan ke pasar pada
tahun 1998, dengan moto "The Right Product at The Right Price", produk
ini telah mengalami perkembangan yang sangat cepat karena pasar dengan
antusias menerimanya.
Lebih dari 7.800 jenis produk, dari alat yang sangat sederhana
sampai untuk mesin teknologi CNC tersedia. Semuanya didukung dengan
layanan purna jual. Produk Krisbow memiliki jaringan pasar yang luas dan
mudah untuk didapatkan.
Visi PT Kawan Lama Sejahtera
“WORLD CLASS”
Widest Range & Network
Operational & Service Ecelence
Respected Organization
Leading Supply Company
Dynamic & Professional Management
Continuous Learning Organization
Latest Information Technology
Access to Global Market
Sense of Pride & Happiness
Sharing Industrial Expertise
74
Misi PT Kawan Lama Sejahtera
“ To be the market leader in commercial & industrial supply company by
providing quality service to our customers and business partner.”
4.1.2 Struktur Organisasi PT Kawan Lama Sejahtera
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Kawan Lama Sejahtera
Sumber: PT. Kawan Lama Sejahtera
4.1.2.1 Struktur Organisasi Krisbow
Dir. Logistic & Service
Dir. HRD Dir. Finance &Support Operational
Dir. Sales & Marketing
Dir. Product
Warehouse
Logistic
Traffic
President Director
Product Service
Finance
Customer Service
HRD
Business Development
GA
IT
Procurement
P&A
Accounting
Sales
Marketing
Branches
KRISBOW
Branded
75
Gen
eral M
anager
Secretary
Internal
Channe
l
Marketin
g
TPK (Toko
Perkakas
Krisbo
w)
Prod
uct
Manager 4
Technical
Supp
ort
Procurem
ent
Prod
uct
Manager 2
Prod
uct
Manager 5
Prod
uct
Manager 1
Prod
uct
Mana ger 3
New
Store
Develop
men
t
Ope
ration
al
Worksho
p
Warranty Claim
Pre‐Selling
Ins pectio
n
Spare Part
Mana gem
ent
Non
‐
Sparking
Security
Safety
Storage
System
Ladd
er
Power
Tool
Air Too
l
Paintin
g
Machi
nary
Machine
ACC
Cutting
Tool
Abrasive
Woo
d
Working
Hand
Tool
Cleaning
Miscela
nous
Gen
erator
Set
Material
Handling
Welding
Gam
bar 4
.2 S
trukt
ur O
rgan
isas
i Kris
bow
76
4.2 Profil Responden
Berikut digambarkan profil karyawan yang menjadi responden
dalam penelitian ini. Penggolongan responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, dan lama bekerja:
4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Data primer diolah, tahun 2011
Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia
Sumber : Data primer diolah, tahun 2011
77
Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia
4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber : Data primer diolah, tahun 2011
Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Sumber : Data primer diolah, tahun 2011
Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja
4.3 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval
78
Teknik transformasi data ordinal menjadi interval yang digunakan
dalam penelitian ini adalah MSI (Method of Successive Interval).
Keterangan:
Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju
Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju
Alternatif Jawaban 3= Netral
Alternatif Jawaban 4= Setuju
Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju
a. Transformasi variabel Desain Pekerjaan (X1) ditunjukkan pada Tabel
4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Transformasi Variabel Desain Pekerjaan (X1)
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,76
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,48
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,47
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,72
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
79
b. Transformasi variabel Kompensasi (X2) ditunjukkan pada Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Transformasi Variabel Stres Kerja (X2)
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,79
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,49
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,42
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4.58
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
c. Transformasi variabel Kepuasan Kerja (Y) ditunjukkan pada Tabel 4.3
berikut ini:
Tabel 4.3 Transformasi Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,82
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,55
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,44
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,55
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
80
d. Transformasi variabel Withdrawal Behavior (Z) ditunjukkan pada
Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Transformasi Variabel Kinerja Karyawan (Z)
Skala Ordinal Berubah Skala Interval
Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1
Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,79
Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,52
Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,5
Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,71
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df =
n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 109, sehingga nilai df = 107.
Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1.66. Selanjutnya dengan
menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,16.
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai
berikut:
o Jika rhitung > 0,16, maka butir pertanyaan tersebut valid
o Jika rhitung < 0,16, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:
81
o Jika Cronbach Alpha > 0,16, maka data reliabel
o Jika Cronbach Alpha < 0,16, maka data tidak reliable
4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)
Variabel X1 diukur melalui butir pertanyaan 1, 2, 3, 4 dan 5.
Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai
berikut dalam Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Validitas Variabel Desain Pekerjaan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
1 0,275 Valid
2 0,591 Valid
3 0,372 Valid
4 0,324 Valid
5 0,5 Valid
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS 16.0,
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,653> 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi
untuk variable X1, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses
analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 1,2,3,4 dan 5 .
82
4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stres Kerja (X2)
Variabel X2 diukur melalui butir pertanyaan 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Dengan menggunakan bantuan program
SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.6:
Tabel 4.6 Validitas Variabel Stres Kerja
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
6 0,455 Valid
7 0,463 Valid
8 0,377 Valid
9 0,541 Valid
10 0,425 Valid
11 0,545 Valid
12 0,571 Valid
13 0,554 Valid
14 0,573 Valid
15 0,441 Valid
16 0,549 Valid
17 0,580 Valid
18 0,515 Valid
19 0,284 Valid
20 0,345 Valid
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
83
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,849 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi
untuk variable X2, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses
analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.
4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan
28. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut
dalam Tabel 4.7:
Tabel 4.7 Validitas Variabel Kepuasan Kerja
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
21 0,467 Valid
22 0,503 Valid
23 0,383 Valid
24 0,408 Valid
25 0,522 Valid
26 0,558 Valid
27 0,689 Valid
28 0,603 Valid
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
84
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,803 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi
untuk variable Y, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses
analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27 dan 28.
4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)
Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 38 dan 39. Dengan menggunakan bantuan program SPSS
diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.8:
Tabel 4.8 Validitas Variabel Kinerja Karyawan
Butir Pertanyaan rhitung Keterangan
29 0,680 Valid
30 0,538 Valid
31 0,392 Valid
32 0,510 Valid
33 0,479 Valid
34 0,481 Valid
35 0,350 Valid
36 0,326 Valid
37 0,438 Valid
38 0,581 Valid
85
39 0,639 Valid
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,
diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,823 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi
untuk variable Z, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses
analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 29, 30,31, 32, 33, 34,
35, 36, 37, 38 dan 39.
4.5 Uji Normalitas
4.5.1 Uji Normalitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.9 dan Gambar 4.7:
Tabel 4.9 Test of Normality Variabel Desain Pekerjaan (X1)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X1 .079 109 .088 .985 109 .246
a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
86
Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan
Variabel X1 memiliki Sig = 0,088 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,
sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5.2 Uji Normalitas Variabel Stres Kerja (X2)
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.10 dan Gambar 4.8:
87
Tabel 4.10 Test of Normality Variabel Stres Kerja (X2)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X2 .046 109 .200* .995 109 .979
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Gambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel Stres Kerja (X2)
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
88
Keputusan
Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,
sehingga Variabel X2 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5.3 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.11 dan Gambar 4.9:
Tabel 4.11 Test of Normality Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Y .085 109 .051 .986 109 .303
a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
89
Gambar 4.9 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan
Variabel Y memiliki Sig = 0,051 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,
sehingga Variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
4.5.4 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)
Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil
sebagai berikut dalam Tabel 4.12 dan Gambar 4.10:
Tabel 4.12 Test of Normality Variabel Kinerja Karyawan (Z)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Z .083 109 .062 .983 109 .189
a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
90
Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dasar Pengambilan Keputusan
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal
Keputusan
Variabel Z memiliki Sig = 0,062 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,
sehingga Variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.
91
4.6 Pengaruh Desain Pekerjaan dan Stres Kerja terhadap Kepuasan
Kerja Di Departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu
struktur hubungan kausal antara variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres
Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y), dan Kinerja Karyawan (Z)
dalam Gambar 4.11 :
Gambar 4.11 Struktur Hubungan X1, X2,Y dan Z
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur Hubungan pada Gambar
4.11 akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, di
mana sub-struktur 1 akan diuraikan dalam sub-bab ini, dan sub-struktur 2 akan
diuraikan selanjutnya dalam sub-bab 4.7.
Analisa pengaruh Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (x2) terhadap
Kepuasan Kerja (Y) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya
akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur 1 tersebut
dapat dilihat pada Gambar 4.12:
92
Gambar 4.12 Sub-Struktur 1
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X1, X2
dan Y memperoleh hasil diolah dengan menggunakan program SPSS, sehingga
menghasilkan output sebagai berikut (Tabel 4.13 – Tabel 4.17 ):
Tabel 4.13 Deskriptif Data X1, X2 dan Y
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Y 2.9046 .60513 109
X1 3.0222 .60522 109
X2 2.7451 .52637 109
ρyX1
ρyX2
pyε1
X1
X2
Y R2
yx1x2
93
Tabel 4.14 Korelasi Pearson X1, X2, dan Y
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1.000 .327 -.261
X1 .327 1.000 -.207
X2 -.261 -.207 1.000
Sig. (1-tailed) Y . .000 .003
X1 .000 . .015
X2 .003 .015 .
N Y 109 109 109
X1 109 109 109
X2 109 109 109
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
lTabel 4.15 Anova sub-struktur 1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.776 2 2.888 9.064 .000a
Residual 33.772 106 .319
Total 39.548 108
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber: Pengelolaan Penulis,2011
94
Tabel 4.16 Coefficients sub-struktur 1
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Tabel 4.17 Model Summary sub-struktur 1
Hubungan bivariat antara variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan
korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa
memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.14:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.680 .444 6.040 .000
X1 .285 .092 .285 3.109 .002
X2 -.232 .105 -.202 -2.202 .030
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .382a .146 .130 .56445
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y Sumber: Pengelolaan
Penulis, 2011
95
a. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (X2) = - 0,207
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan
dan Stres kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan
Stres kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,015 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Desain Pekerjaan
dan Stres Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat rendah dan tidak searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai
korelasinya sebesar 0,207 berada dalam range 0,207 – 0,399. Dikatakan
hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai
variabel Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Stres Kerja (X2)
akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1)
turun, maka nilai variabel Stres Kerja (X2) akan naik.
96
b. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Kepuasan Kerja (Y) =
0,327 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan
dan Kepuasan Kerja di departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan
Kepuasan Kerja di departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Desain Pekerjaan
dan Kepuasan Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan
tersebut bersifat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai
korelasinya sebesar 0,327 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan
hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel
Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) juga
akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1)
turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) juga akan turun.
97
c. Korelasi Variabel Stres Kerja (X2) dan Kepuasan Kerja (Y) = - 0,261
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kepuasan
Kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut
bersifat rendah dan tidak searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai
korelasinya sebesar 0,261 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan
hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai
variabel Stres Kerja (X2) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) akan
turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Stres Kerja (X2) turun, maka
nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) akan naik.
98
Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, dan Y di atas dapat diringkas
sebagai berikut dalam Tabel 4.18:
Tabel 4.18 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, dan Y
Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan X2 -0,207 rendah, tidak Searah, dan Signifikan
X1 dengan Y 0,327 rendah, Searah, dan Signifikan
X2 dengan Y -0,261 rendah, tidak Searah, dan Signifikan
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Kemudian di analisis jalur pada variabel X1, X2, dan Y (sub-struktur 1),
harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut. Pengujian
tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.15 seperti berikut:
Hipotesis
Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, terhadap variabel terikat Y bersifat
tidak linier
Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, terhadap variabel terikat Y bersifat
linier
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
99
Kesimpulan:
Hubungan antara variabel bebas X1, X2 terhadap variabel terikat Y bersifat linier
dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan
dalam analisa jalur terpenuhi.
Kemudian dianalisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan
persamaan struktural sebagai berikut:
Y= ρyX1 + ρyX2 + ρy ε1
4.6.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1,
X2 dengan Variabel terikat Y
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.15.
Hipotesis
Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), tidak memiliki
kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel
Kepuasan Kerja (Y) pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama
Sejahtera.
Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), memiliki kontribusi
yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y)
pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
100
Hasil
Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2) memiliki kontribusi
yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y)
pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Maka itu,
pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, secara simultan terhadap variabel Y
dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.17, dimana
nilai R2 = 0,146 = 14,6%. Jadi, 14,6%. nilai dari variabel Y dipengaruhi
oleh variabel X1, X2, sedangkan sisanya sebesar 85,4% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur
bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y
(ρY ε1) = 21 R− = = 0.924.
Masih mengacu pada Tabel 4.17, nilai R (koefisien korelasi) diketahui
sebesar 0,382. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2,
secara bersama-sama dengan variabel terikat Y bersifat rendah (karena
nilai R lebih kecil dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif).
101
4.6.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1 dan X2, terhadap
Variabel Y
Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji
individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, terhadap
variabel Y secara individual.
a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.16
Hipotesis
Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen
Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.
Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
102
Kesimpulan
Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera.
b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y
Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.16
Hipotesis
Ho: Variabel Stres Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.
Kawan Lama Sejahtera.
Ha: Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.
Kawan Lama Sejahtera.
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,03 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama
Sejahtera.
103
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.19
berikut:
Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
lain (ρyε1)
X1 terhadap
Y 0,285 0,002 Ho ditolak
0,146 =
14.6% 0.924
X2 terhadap
Y -0,202 0,03 Ho ditolak
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan
dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga
model sub-struktur 1 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.14 berikut:
Gambar 4.13 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
0,146
104
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1:
Y= ρy X1 + ρy X2 + ρy ε1
Y = 0,285 X1 - 0,202 X2 + 0,924 dimana R2 = 0,146
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:
• Nilai Kepuasan Kerja (Y) dipengaruhi oleh Desain Pekerjaan (X1) dan
Stres kerja (X2), secara simultan sebesar 14,6% dan sisanya sebesar 85,4%
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.
• Jika Desain Pekerjaan (X1) meningkat, maka Kepuasan kerja (Y) juga
akan meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika Desain Pekerjaan (X1)
menurun maka Kepuasan Kerja (Y) juga akan turun.
• Jika Stres Kerja (X2) meningkat, maka Kepuasan kerja (Y) akan menurun.
Begitu juga sebaliknya, jika Stres Kerja (X2) menurun maka Kepuasan
Kerja (Y) akan meningkat.
4.7 Pengaruh Desain Pekerjaan dan Stres Kerja serta Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada Departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Selanjutnya, analisa pengaruh Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja
(X2), serta Kepuasan Kerja (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) akan
digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan
sub-struktur 2. Adapun sub-struktur 2 tersebut digambarkan pada Gambar
4.14 sebagai berikut:
105
Gambar 4.14 Sub-struktur 2
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Kemudian untuk melihat hubungan serta pengaruh X1, X2 dan Y terhadap Z
dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output
sebagai berikut (Tabel 4.20 – Tabel 4.24):
Tabel 4.20 Deskriptif Data X1, X2, Y, dan Z
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Tabel 4.21 Korelasi Pearson X1, X2, Y, dan Z
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Z 2.9023 .53806 109
X1 3.0222 .60522 109
X2 2.7451 .52637 109
Y 2.9046 .60513 109
Correlations
Z X1 X2 Y
Pearson Correlation Z 1.000 .408 -.333 .552
X1 .408 1.000 -.207 .327
106
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Tabel 4.22 Anova Sub-struktur 2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12.194 3 4.065 22.376 .000a
Residual 19.073 105 .182
Total 31.267 108
a. Predictors: (Constant), Y, X2, X1
b. Dependent Variable: Z Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Tabel 4.23 Coefficients Sub-struktur 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.649 .388 4.244 .000
X1 .206 .072 .232 2.847 .005
X2 -.333 -.207 1.000 -.261
Y .552 .327 -.261 1.000
Sig. (1-tailed) Z . .000 .000 .000
X1 .000 . .015 .000
X2 .000 .015 . .003
Y .000 .000 .003 .
N Z 109 109 109 109
X1 109 109 109 109
X2 109 109 109 109
Y 109 109 109 109
107
X2 -.176 .081 -.172 -2.160 .033
Y .383 .073 .431 5.229 .000
a. Dependent Variable: Z
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Tabel 4.24 Model Summary Sub-struktur 2
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Hubungan bivariat antara variabel X1, X2, Y, dan Z dengan menggunakan
korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa
memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.21:
a. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) =
0,408 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat
dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan
dan Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama
Sejahtera
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .624a .390 .373 .42621
a. Predictors: (Constant), Y, X2, X1
b. Dependent Variable: Z
108
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan
Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan Kinerja Karyawan pada
departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat
cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,408 berada dalam range 0,40 –
0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi
jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Kinerja
Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Desain Pekerjaan (X1) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga
akan turun.
109
b. Korelasi Variabel Stres Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Z) = - 0,333
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak
searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan
Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kinerja
Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kinerja Karyawan pada departemen
Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat rendah karena
nilai korelasinya sebesar 0,333 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan
hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai
variabel Stres Kerja (X2) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z)
akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Stres Kerja (X2) turun,
maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) akan naik.
110
c. Korelasi Variabel Kepuasan Kerja (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) =
0,552 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat
dan searah.
Hipotesis
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan
Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada
departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat
cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,552 berada dalam range 0,40 –
0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi
jika nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) naik, maka nilai variabel Kinerja
Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel
Kepuasan Kerja (Y) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga
akan turun.
111
Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, Y, dan Z di atas dapat
diringkas sebagai berikut dalam Tabel 4.25:
Tabel 4.25 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, Y dan Z
Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan
X1 dengan Z 0,408 Cukup kuat, searah, dan
Signifikan
X2 dengan Z -0,333 rendah, Berlawanan arah, dan
Signifikan
Y dengan Z 0,552 Cukup kuat, searah, dan
Signifikan
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, Y, dan
Z (sub-struktur 2), harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut.
Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.22 seperti berikut:
Hipotesis
Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z
bersifat tidak linier
Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z
bersifat linier
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima
112
Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan:
Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat
linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas
hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.
Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur,
dengan persamaan struktural sebagai berikut:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
4.7.1 Pengujian secara Simultan (Keseluruhan) antar Variabel Bebas X1,
X2, dan Y dengan Variabel terikat Z
Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.22.
Hipotesis
Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja
(Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
variabel Kinerja Karyawan(Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja
(Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap
variabel Kinerja Karyawan(Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
113
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja
(Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel
Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan Y secara simultan terhadap
variabel Z dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.24,
dimana nilai R2 = 0,390 = 39%. Jadi, 39% nilai dari variabel Z dipengaruhi
oleh variabel X1, X2, dan Y, sedangkan sisanya sebesar 61% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien
jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Z
(ρzε2) = 21 R− = = 0,781.
Masih mengacu pada Tabel 4.24, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar
0,624. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y secara
bersama-sama dengan variabel terikat Z bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari
0,60) dan searah (karena nilai R positif).
114
4.7.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, dan Y terhadap
Variabel Z
Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji
individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, dan Y
terhadap variabel Z secara individual.
a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.
Hipotesis
Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT.
Kawan Lama Sejahtera
Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
115
Kesimpulan
Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama
Sejahtera.
b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.
Hipotesis
Ho: Variabel Stres Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Ha: Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,033 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variable
Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.
116
c. Pengujian secara Individual antara Variabel Y terhadap Variabel Z
Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.
Hipotesis
Ho: Variabel Kepuasan Kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT.
Kawan Lama Sejahtera
Ha: Variabel Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan
Lama Sejahtera
Dasar Pengambilan Keputusan
Sig ≥ 0,05 Ho diterima
Sig < 0,05 Ho ditolak
Hasil
Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan
Variabel Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap
variable Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama
Sejahtera.
Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel
4.26 berikut:
117
Tabel 4.26 Rangkuman Model 1 Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2
Pengaruh
Antar
Variabel
Koefisien
Jalur
(beta)
Nilai
Sig
Hasil
Pengujian
Koefisien
Determinasi
Koefisien
Variabel
lain (ρzε2)
X1 terhadap
Z 0,232 0,005 Ho ditolak
0,39 = 39%
0,781 X2 terhadap
Z -0,172 0,033 Ho ditolak
Y terhadap
Z 0,431 0,000 Ho ditolak
Data Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, namun disajikan
dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga
model sub-struktur 2 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.15 berikut:
Gambar 4.15 Sub-struktur 2 beserta Koefisien Jalur
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
118
Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 2:
Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2
Z = 0,232 X1 -0,172 X2 + 0,431 Y + 0,781 di mana R2 = 0,39
Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa:
• Kinerja Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Desain Pekerjaan (X1), Stres
Kerja (X2) dan Kepuasan Kerja (Y) secara simultan sebesar 39% dan
sisanya sebesar 61% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar
penelitian ini.
• Jika Desain Pekerjaan (X1) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) juga
akan naik. Begitu juga sebaliknya, penurunan Desain Pekerjaan (X1) juga
akan menurunkan Kinerja Karyawan (Z).
• Jika Stres Kerja (X2) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) akan
menurun. Begitu juga sebaliknya, penurunan Stres Kerja (X2) akan
meningkatkan Kinerja Karyawan (Z).
• Jika Kepuasan Kerja (Y) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) juga
akan naik. Begitu juga sebaliknya, penurunan Kepuasan Kerja (Y) juga
akan menurunkan Kinerja Karyawan (Z).
Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres
Kerja (X2), terhadap Kepuasan Kerja (Y) dan dampaknya terhadap Kinerja
Karyawan (Z) setelah dilakukan trimming dapat digambarkan dalam model
struktur lengkap sebagai berikut (Gambar 4.16):
119
Gambar 4.16 Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap
Z Setelah Trimming
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui
pengaruh kausal langsung (PKL), pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), serta
pengaruh kausal total (PKT) dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam
Tabel 4.27 berikut ini:
Tabel 4.27 Pengaruh kausal X1, X2 dan Y terhadap Z
Variabel Koefisien
Jalur
Pengaruh Kausal
Pengaruh
Bersama Langsung
Tidak
Langsung
Melalui Y
Total
X1 0,232 0,232 - 0,232 -
0,390
120
X2 -0,172 -0,172 - -0,172 -
Y 0,431 0,431 - 0,431 -
ε1 0,924 0,9242=0,854 - - -
ε2 0,781 0,7812=0,61 - - -
X1, X2 - - - - 0,146
X1, X2
dan Y
- - - - 0,39
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011
Berdasarkan Tabel 4.27, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan
informasi sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (X2)
memiliki kontribusi dan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap
Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama
Sejahtera” bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan.
Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima, karena
berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 1, koefisien jalur variabel
X1 dan X2, terhadap Y secara statistik adalah signifikan. Dengan demikian,
dapat diperoleh informasi bahwa Desain Pekerjaan dan Stres kerja
berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Besarnya kontribusi Desain Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja karyawan
sebesar 0,2852 x 100% = 8,12% dan kontribusi Stres Kerja terhadap
Kepuasan Kerja karyawan sebesar -0,2022 x 100% = 4,08%. Sedangkan
121
besarnya kontribusi Desain Pekerjaan dan Stres Kerja berpengaruh secara
simultan yang langsung mempengaruhi Kepuasan Kerja karyawan adalah
14.6% dan sisanya sebesar 85.4% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar
penelitian ini.
2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2),
serta Kepuasan Kerja (Y) karyawan memiliki kontribusi dan pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap Kinerja Organisasi (Z) pada departemen
Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera”, bahwa secara keseluruhan menyatakan
signifikan. Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima,
karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 2, koefisien jalur
variabel X1, X2 dan Y terhadap Z secara statistik adalah signifikan. Dengan
demikian, dapat diperoleh informasi bahwa Desain Pekerjaan, Stres kerja dan
Kepuasan Kerja Karyawan berkontribusi secara simultan dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan. Besarnya kontribusi Desain Pekerjaan terhadap
Kinerja Karyawan sebesar 0,2322 x 100% = 5,38%, kontribusi Stres Kerja
terhadap Kinerja Karyawan sebesar -0,172 x 100% = 2,96% dan kontribusi
Kepuasan Kerja karyawan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,4312 x 100%
= 18,57% Sedangkan besarnya kontribusi Desain Pekerjaan, Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi
Kinerja Karyawan adalah 39% dan sisanya sebesar 61% dipengaruhi faktor-
faktor lain di luar penelitian ini.
122
4.8 Implikasi Hasil Penelitian
Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisa dengan
analisis jalur, diperoleh kesimpulan bahwa:
a. Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan
terhadap Kepuasan kerja (Y) karyawan, serta berkontribusi secara
positif dan signifikan secara langsung terhadap Kinerja Karyawan (Z)
Temuan dari penilitian ini menunjukkan bahwa Desain Pekerjaan
memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan
Kerja karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera.
Desain Pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat
positif dengan Kepuasan Kerja karyawan meskipun rendah. Hal ini
berarti semakin baik Desain Pekerjaan, maka semakin tinggi Kepuasan
Kerja karyawan. Selain itu Desain Pekerjaan juga memiliki kontribusi
yang positif dan signifikan secara lagsung terhadap kinerja karyawan,
serta memiliki hubungan yang signikan dengan sifat positif meskipun
rendah. Hal ini juga berarti semakin baik Desain Pekerjaan, maka akan
semakin baik pula kinerja karyawan. Maka dari itu perusahaan perlu
melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki Desain Pekerjaan menjadi
lebih baik agar Kepuasan Kerja karyawan juga meningkat yang pada
akhirnya juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Butir pernyataan
no. 5 memiliki skor rata-rata yang paling rendah, dimana butir tersebut
menyatakan bahwa karyawan mendapatkan umpan balik tentang hasil
123
pekerjaan mereka. Butir 1 yang menyatakan bahwa pekerjaan
karyawan perlu menggunakan keterampilan yang berbeda-beda
mendapatkan skor rata-rata terendah kedua. Hal ini menunjukkan
bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tergolong monoton
karena kurangnya variasi keterampilan yang digunakan dan karyawan
merasa tidak jelas terhadap hasil pekerjaan mereka karena kurangnya
umpan balik dari atasan. Perusahaan perlu memberikan pekerjaan yang
lebih menantang dan tidak monoton sehingga membuat karyawan
perlu menggunakan keterampilan yang berbeda-beda dalam melakukan
pekerjaan mereka. Hal lain yang perlu dilakukan oleh perusahaan
adalah pemimpin perlu secara aktif memperhatikan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahan untuk mendapatkan umpan balik antara
pimpinan dengan bawahan, sehingga karyawan akan mendapatkan
gambaran/pengarahan yang lebih jelas akan hasil pekerjaan mereka.
b. Stres Kerja (X2) berkontribusi secara negatif dan signifikan terhadap
Kepuasan Kerja (Y) karyawan, serta berkontribusi secara negatif dan
signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Stres kerja memiliki
kontribusi yang negatif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja
karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera. Stres
Kerja memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat negatif dengan
Kepuasan Kerja karyawan meskipun rendah. Hal ini berarti semakin
124
tinggi tingkat Stres Kerja, maka Kepuasan Kerja karyawan akan turun.
Selain itu Stres Kerja juga memiliki kontribusi yang negatif dan
signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan, serta stress
kerja juga memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat negatif
dengan kinerja karyawan meskipun rendah. Hal ini juga berarti
semakin tinggi tingkat Stres Kerja, maka kinerja karyawan akan turun.
Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk
mengurangi tingkat Stres Kerja karyawan agar dapat menaikkan
Kepuasan Kerja karyawan dan juga kinerja karyawan.
c. Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan
terhadap Kinerja Karyawan (Z)
Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja
karyawan memilki kontribusi yang positif dan signifikansi terhadap
Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama
Sejahtera. Kepuasan Kerja memiliki hubungan yang cukup kuat dan
signifikan dengan Kinerja Karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi
kepuasan kerja karyawan, maka akan semakin tinggi pula kinerja
karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera. Dari
Hasil penelitian ini, kepuasan kerja diketahui memiliki pengaruh yang
paling besar terhadap kinerja karyawan dibandingkan dengan kedua
variable lainnya, karena variable kepuasan kerja memilki koefisien
beta yang paling besar. Maka dari itu, kepuasan kerja merupakan fokus
125
utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk bisa mendapat
kinerja karyawan yang baik. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa
pernyataan butir 26 memiliki rata-rata skor yang paling rendah yang
menyatakan bahwa karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerja
mereka. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan departemen Krisbow
merasa kurang nyaman dengan lingkungan kerja mereka. Maka dari itu,
perusahaan perlu memperhatikan kondisi lingkungan kerja karyawan,
seperti menyesuaikan penerangan yang cocok bagi karyawan untuk
bekerja, mengurangi kebisingan, dan penataan ruang kerja. Agar
karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan leluasa, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan akhirnya meningkatkan
kinerja karyawan.