bab4 hasil dan pembahasan 4.1 profil respondenthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2012-1-00416-mn bab...

55
71 BAB4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden 4.1.1 Profil PT. Kawan Lama Sejahtera Sejarah Kawan Lama dimulai pada tahun 1955 ketika didirikan oleh alm. Tuan Wong Jin di sebuah toko alat sederhana di daerah glodok, Jakarta. Bisnis keluarga ini berkembang menjadi sebuah perusahaan dengan nama PT Kawan Lama Sejahtera yang memiliki jaringan pabrik kelas dunia. Ketika industri dalam negeri mekar pada dekade 1980-an, Kawan Lama telah berpartisipasi sebagai mitra bisnis terpercaya yang menyediakan hampir semua kebutuhan industri seperti alat-alat, mesin, dan peralatan industri. pembentukan visi WE FOCUS 2000 dalam dekade berikutnya memperkuat laju perusahaan untuk menjadi pemimpin di kelasnya. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dan menjadi lebih spesifik, Kawan Lama mendirikan sejumlah anak perusahaan di bawah manajemen Kawan Lama Group. Manajemen terbaik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan adalah pola utama yang diterapkan secara progresif di Kawan Lama. ini terbukti dengan pemberian sertifikasi ISO 9002 pada tahun 1996.

Upload: lydiep

Post on 14-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

71

BAB4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

4.1.1 Profil PT. Kawan Lama Sejahtera

Sejarah Kawan Lama dimulai pada tahun 1955 ketika didirikan

oleh alm. Tuan Wong Jin di sebuah toko alat sederhana di daerah glodok,

Jakarta. Bisnis keluarga ini berkembang menjadi sebuah perusahaan

dengan nama PT Kawan Lama Sejahtera yang memiliki jaringan pabrik

kelas dunia.

Ketika industri dalam negeri mekar pada dekade 1980-an, Kawan

Lama telah berpartisipasi sebagai mitra bisnis terpercaya yang

menyediakan hampir semua kebutuhan industri seperti alat-alat, mesin,

dan peralatan industri. pembentukan visi WE FOCUS 2000 dalam dekade

berikutnya memperkuat laju perusahaan untuk menjadi pemimpin di

kelasnya.

Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus meningkat dan

menjadi lebih spesifik, Kawan Lama mendirikan sejumlah anak

perusahaan di bawah manajemen Kawan Lama Group. Manajemen terbaik

yang berorientasi pada kepuasan pelanggan adalah pola utama yang

diterapkan secara progresif di Kawan Lama. ini terbukti dengan pemberian

sertifikasi ISO 9002 pada tahun 1996.

72

Berkomitmen kepada visi yang kuat dan proaktif untuk berubah,

Kawan Lama menempati gedung berlantai sembilan yang baru yang

dilengkapi dengan showroom 2.500 meter persegi. Meskipun krisis

mulitdimensional menyerbu Indonesia yang tak terelakkan dalam periode

1997-1998, Kawan Lama masih aktif membuat inovasi dengan

menciptakan merek Krisbow, produk yang tepat pada harga yang tepat,

hanya untuk pelanggan kami.

Menyadari tantangan pasar yang lebih kompetitif di era global,

Kawan Lama mengembangkan visi WORLD-CLASS COMPANY yang

baru pada tahun 2005. Dinamika ini diikuti oleh peningkatan kualitas

layanan kepada pelanggan, yang dipenuhi dengan meng-upgrade ISO

9002 ke ISO 9001:2000.

Dedikasi untuk kenyamanan dan kepuasan pelanggan selalu

menjadi komitmen Kawan Lama, komitmen yang diterapkan dengan

membentuk 5 hektar pusat distribusi di Cikupa, Tangerang pada tahun

2006. Dengan melayani pelanggan lebih dekat, perusahaan telah

mendirikan sejumlah kantor cabang di kota-kota industri dan terus

menjelajahi potensial dari daerah lain di seluruh Indonesia.

Sekarang, setelah lebih dari setengah abad partisipasi Kawan Lama

dalam bisnis, langkah sukses baru telah diambil: manajemen profesional

yang didukung dengan fasilitas modern yang paling lengkap untuk

menyediakan pelanggan dengan solusi. Ini tetap menginspirasi Kawan

Lama tanpa henti, dalam memberikan pelayanan terbaik, dan selalu

73

menjadi pemimpin dalam memberikan solusi untuk kebutuhan industri

untuk menjadi perusahaan kelas dunia.

Krisbow adalah merek untuk alat-alat, mesin dan peralatan industri

yang dimiliki oleh Kawan Lama itu sendiri. Diluncurkan ke pasar pada

tahun 1998, dengan moto "The Right Product at The Right Price", produk

ini telah mengalami perkembangan yang sangat cepat karena pasar dengan

antusias menerimanya.

Lebih dari 7.800 jenis produk, dari alat yang sangat sederhana

sampai untuk mesin teknologi CNC tersedia. Semuanya didukung dengan

layanan purna jual. Produk Krisbow memiliki jaringan pasar yang luas dan

mudah untuk didapatkan.

Visi PT Kawan Lama Sejahtera

“WORLD CLASS”

Widest Range & Network

Operational & Service Ecelence

Respected Organization

Leading Supply Company

Dynamic & Professional Management

Continuous Learning Organization

Latest Information Technology

Access to Global Market

Sense of Pride & Happiness

Sharing Industrial Expertise

74

Misi PT Kawan Lama Sejahtera

“ To be the market leader in commercial & industrial supply company by

providing quality service to our customers and business partner.”

4.1.2 Struktur Organisasi PT Kawan Lama Sejahtera

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Kawan Lama Sejahtera

Sumber: PT. Kawan Lama Sejahtera

4.1.2.1 Struktur Organisasi Krisbow

Dir. Logistic & Service 

Dir. HRD Dir. Finance &Support Operational

Dir. Sales & Marketing 

Dir. Product

Warehouse 

Logistic 

Traffic 

President Director

Product Service 

Finance 

Customer Service

HRD 

Business Development

GA

IT 

Procurement 

P&A

Accounting

Sales 

Marketing 

Branches 

KRISBOW 

Branded

75

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gen

eral M

anager 

Secretary 

Internal 

Channe

Marketin

TPK (Toko 

Perkakas 

Krisbo

w) 

Prod

uct 

Manager 4 

Technical 

Supp

ort 

Procurem

ent 

Prod

uct 

Manager 2 

Prod

uct 

Manager 5 

Prod

uct 

Manager 1 

Prod

uct 

Mana ger 3 

New

 Store 

Develop

men

Ope

ration

al 

Worksho

Warranty Claim 

Pre‐Selling

 

Ins pectio

Spare Part 

Mana gem

ent 

Non

Sparking

 

Security 

Safety 

Storage 

System

 

Ladd

er 

Power 

Tool 

Air Too

Paintin

Machi

nary 

Machine

 

ACC

 

Cutting 

Tool 

Abrasive 

Woo

Working

 

Hand 

Tool 

Cleaning

 

Miscela

nous 

Gen

erator 

Set 

Material 

Handling 

Welding

 

Gam

bar 4

.2 S

trukt

ur O

rgan

isas

i Kris

bow

76

4.2 Profil Responden

Berikut digambarkan profil karyawan yang menjadi responden

dalam penelitian ini. Penggolongan responden berdasarkan usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, dan lama bekerja:

4.2.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Data primer diolah, tahun 2011

Gambar 4.3 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

4.2.2 Profil Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data primer diolah, tahun 2011

77

Gambar 4.4 Profil Responden Berdasarkan Usia

4.2.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber : Data primer diolah, tahun 2011

Gambar 4.5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

4.2.4 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber : Data primer diolah, tahun 2011

Gambar 4.6 Profil Responden Berdasarkan Lama Bekerja

4.3 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval

78

Teknik transformasi data ordinal menjadi interval yang digunakan

dalam penelitian ini adalah MSI (Method of Successive Interval).

Keterangan:

Alternatif Jawaban 1= Sangat Tidak Setuju

Alternatif Jawaban 2= Tidak Setuju

Alternatif Jawaban 3= Netral

Alternatif Jawaban 4= Setuju

Alternatif Jawaban 5= Sangat Setuju

a. Transformasi variabel Desain Pekerjaan (X1) ditunjukkan pada Tabel

4.1 berikut ini:

Tabel 4.1 Transformasi Variabel Desain Pekerjaan (X1)

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,76

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,48

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,47

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,72

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

79

b. Transformasi variabel Kompensasi (X2) ditunjukkan pada Tabel 4.2

berikut ini:

Tabel 4.2 Transformasi Variabel Stres Kerja (X2)

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,79

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,49

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,42

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4.58

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

c. Transformasi variabel Kepuasan Kerja (Y) ditunjukkan pada Tabel 4.3

berikut ini:

Tabel 4.3 Transformasi Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,82

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,55

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,44

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,55

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

80

d. Transformasi variabel Withdrawal Behavior (Z) ditunjukkan pada

Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Transformasi Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Skala Ordinal Berubah Skala Interval

Nilai Alternatif Jawaban 1 menjadi 1

Nilai Alternatif Jawaban 2 menjadi 1,79

Nilai Alternatif Jawaban 3 menjadi 2,52

Nilai Alternatif Jawaban 4 menjadi 3,5

Nilai Alternatif Jawaban 5 menjadi 4,71

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df =

n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 109, sehingga nilai df = 107.

Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1.66. Selanjutnya dengan

menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,16.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai

berikut:

o Jika rhitung > 0,16, maka butir pertanyaan tersebut valid

o Jika rhitung < 0,16, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

Sedangkan, dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah

sebagai berikut:

81

o Jika Cronbach Alpha > 0,16, maka data reliabel

o Jika Cronbach Alpha < 0,16, maka data tidak reliable

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)

Variabel X1 diukur melalui butir pertanyaan 1, 2, 3, 4 dan 5.

Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai

berikut dalam Tabel 4.5:

Tabel 4.5 Validitas Variabel Desain Pekerjaan

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

1 0,275 Valid

2 0,591 Valid

3 0,372 Valid

4 0,324 Valid

5 0,5 Valid

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS 16.0,

diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,653> 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi

untuk variable X1, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses

analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 1,2,3,4 dan 5 .

82

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stres Kerja (X2)

Variabel X2 diukur melalui butir pertanyaan 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Dengan menggunakan bantuan program

SPSS diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Validitas Variabel Stres Kerja

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

6 0,455 Valid

7 0,463 Valid

8 0,377 Valid

9 0,541 Valid

10 0,425 Valid

11 0,545 Valid

12 0,571 Valid

13 0,554 Valid

14 0,573 Valid

15 0,441 Valid

16 0,549 Valid

17 0,580 Valid

18 0,515 Valid

19 0,284 Valid

20 0,345 Valid

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

83

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,

diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,849 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi

untuk variable X2, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses

analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20.

4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Variabel Y diukur melalui butir pertanyaan 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan

28. Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut

dalam Tabel 4.7:

Tabel 4.7 Validitas Variabel Kepuasan Kerja

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

21 0,467 Valid

22 0,503 Valid

23 0,383 Valid

24 0,408 Valid

25 0,522 Valid

26 0,558 Valid

27 0,689 Valid

28 0,603 Valid

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

84

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,

diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,803 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi

untuk variable Y, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses

analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 21, 22, 23, 24, 25,

26, 27 dan 28.

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Variabel Z diukur melalui butir pertanyaan 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 38 dan 39. Dengan menggunakan bantuan program SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut dalam Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Validitas Variabel Kinerja Karyawan

Butir Pertanyaan rhitung Keterangan

29 0,680 Valid

30 0,538 Valid

31 0,392 Valid

32 0,510 Valid

33 0,479 Valid

34 0,481 Valid

35 0,350 Valid

36 0,326 Valid

37 0,438 Valid

38 0,581 Valid

85

39 0,639 Valid

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Untuk menguji reliabilitas data, maka dari hasil perhitungan SPSS,

diperoleh nilai Cronbach Alpha = 0,823 > 0,16 (rtabel) maka data reliabel. Jadi

untuk variable Z, data hasil kuesioner yang dapat dipergunakan untuk proses

analisa selanjutnya adalah data jawaban atas butir pertanyaan 29, 30,31, 32, 33, 34,

35, 36, 37, 38 dan 39.

4.5 Uji Normalitas

4.5.1 Uji Normalitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil

sebagai berikut dalam Tabel 4.9 dan Gambar 4.7:

Tabel 4.9 Test of Normality Variabel Desain Pekerjaan (X1)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

X1 .079 109 .088 .985 109 .246

a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

86

Gambar 4.7 Grafik Normalitas Variabel Desain Pekerjaan (X1)

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

Keputusan

Variabel X1 memiliki Sig = 0,088 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,

sehingga variabel X1 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.5.2 Uji Normalitas Variabel Stres Kerja (X2)

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil

sebagai berikut dalam Tabel 4.10 dan Gambar 4.8:

87

Tabel 4.10 Test of Normality Variabel Stres Kerja (X2)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

X2 .046 109 .200* .995 109 .979

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Gambar 4.8 Grafik Normalitas Variabel Stres Kerja (X2)

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

88

Keputusan

Variabel X2 memiliki Sig = 0,200 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,

sehingga Variabel X2 dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.5.3 Uji Normalitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil

sebagai berikut dalam Tabel 4.11 dan Gambar 4.9:

Tabel 4.11 Test of Normality Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Y .085 109 .051 .986 109 .303

a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

89

Gambar 4.9 Grafik Normalitas Variabel Kepuasan Kerja (Y)

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

Keputusan

Variabel Y memiliki Sig = 0,051 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,

sehingga Variabel Y dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

4.5.4 Uji Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil

sebagai berikut dalam Tabel 4.12 dan Gambar 4.10:

Tabel 4.12 Test of Normality Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Z .083 109 .062 .983 109 .189

a. Lilliefors Significance Correction Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

90

Gambar 4.10 Grafik Normalitas Variabel Kinerja Karyawan (Z)

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dasar Pengambilan Keputusan

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal

Jika angka Sig Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

Keputusan

Variabel Z memiliki Sig = 0,062 (≥ 0,05) maka data berdistribusi normal,

sehingga Variabel Z dapat digunakan dalam analisis jalur berikutnya.

91

4.6 Pengaruh Desain Pekerjaan dan Stres Kerja terhadap Kepuasan

Kerja Di Departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Sebelum melakukan analisis, akan ditampilkan terlebih dahulu

struktur hubungan kausal antara variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres

Kerja (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y), dan Kinerja Karyawan (Z)

dalam Gambar 4.11 :

Gambar 4.11 Struktur Hubungan X1, X2,Y dan Z

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Untuk melakukan analisa jalur maka Struktur Hubungan pada Gambar

4.11 akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, di

mana sub-struktur 1 akan diuraikan dalam sub-bab ini, dan sub-struktur 2 akan

diuraikan selanjutnya dalam sub-bab 4.7.

Analisa pengaruh Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (x2) terhadap

Kepuasan Kerja (Y) akan digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya

akan disebut dengan sub-struktur 1. Adapun gambar dari sub-struktur 1 tersebut

dapat dilihat pada Gambar 4.12:

92

Gambar 4.12 Sub-Struktur 1

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program SPSS, analisa data X1, X2

dan Y memperoleh hasil diolah dengan menggunakan program SPSS, sehingga

menghasilkan output sebagai berikut (Tabel 4.13 – Tabel 4.17 ):

Tabel 4.13 Deskriptif Data X1, X2 dan Y

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Y 2.9046 .60513 109

X1 3.0222 .60522 109

X2 2.7451 .52637 109

ρyX1 

ρyX2

pyε1 

X1

X2

Y R2

yx1x2 

93

Tabel 4.14 Korelasi Pearson X1, X2, dan Y

Correlations

Y X1 X2

Pearson Correlation Y 1.000 .327 -.261

X1 .327 1.000 -.207

X2 -.261 -.207 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .000 .003

X1 .000 . .015

X2 .003 .015 .

N Y 109 109 109

X1 109 109 109

X2 109 109 109

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

lTabel 4.15 Anova sub-struktur 1

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.776 2 2.888 9.064 .000a

Residual 33.772 106 .319

Total 39.548 108

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Pengelolaan Penulis,2011

94

Tabel 4.16 Coefficients sub-struktur 1

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Tabel 4.17 Model Summary sub-struktur 1

Hubungan bivariat antara variabel X1, X2 dan Y dengan menggunakan

korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa

memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.14:

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.680 .444 6.040 .000

X1 .285 .092 .285 3.109 .002

X2 -.232 .105 -.202 -2.202 .030

a. Dependent Variable: Y

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .382a .146 .130 .56445

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y Sumber: Pengelolaan

Penulis, 2011

95

a. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (X2) = - 0,207

sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak

searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan

dan Stres kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan

Stres kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,015 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Desain Pekerjaan

dan Stres Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut

bersifat rendah dan tidak searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai

korelasinya sebesar 0,207 berada dalam range 0,207 – 0,399. Dikatakan

hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai

variabel Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Stres Kerja (X2)

akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1)

turun, maka nilai variabel Stres Kerja (X2) akan naik.

96

b. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Kepuasan Kerja (Y) =

0,327 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan

searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan

dan Kepuasan Kerja di departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan

Kepuasan Kerja di departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Desain Pekerjaan

dan Kepuasan Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan

tersebut bersifat rendah dan searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai

korelasinya sebesar 0,327 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan

hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi jika nilai variabel

Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) juga

akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1)

turun, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) juga akan turun.

97

c. Korelasi Variabel Stres Kerja (X2) dan Kepuasan Kerja (Y) = - 0,261

sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak

searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan

Kepuasan Kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kepuasan

Kerja pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa Stres Kerja dan

Kepuasan Kerja memiliki hubungan secara nyata, di mana hubungan tersebut

bersifat rendah dan tidak searah. Hubungannya bersifat rendah karena nilai

korelasinya sebesar 0,261 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan

hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai

variabel Stres Kerja (X2) naik, maka nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) akan

turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Stres Kerja (X2) turun, maka

nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) akan naik.

98

Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, dan Y di atas dapat diringkas

sebagai berikut dalam Tabel 4.18:

Tabel 4.18 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, dan Y

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1 dengan X2 -0,207 rendah, tidak Searah, dan Signifikan

X1 dengan Y 0,327 rendah, Searah, dan Signifikan

X2 dengan Y -0,261 rendah, tidak Searah, dan Signifikan

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Kemudian di analisis jalur pada variabel X1, X2, dan Y (sub-struktur 1),

harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut. Pengujian

tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.15 seperti berikut:

Hipotesis

Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, terhadap variabel terikat Y bersifat

tidak linier

Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, terhadap variabel terikat Y bersifat

linier

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

99

Kesimpulan:

Hubungan antara variabel bebas X1, X2 terhadap variabel terikat Y bersifat linier

dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas hubungan

dalam analisa jalur terpenuhi.

Kemudian dianalisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan

persamaan struktural sebagai berikut:

Y= ρyX1 + ρyX2 + ρy ε1

4.6.1 Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antara Variabel Bebas X1,

X2 dengan Variabel terikat Y

Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.15.

Hipotesis

Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), tidak memiliki

kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel

Kepuasan Kerja (Y) pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama

Sejahtera.

Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), memiliki kontribusi

yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y)

pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

100

Hasil

Sig = 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2) memiliki kontribusi

yang signifikan secara simultan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y)

pada deapartemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Maka itu,

pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Besarnya pengaruh variabel X1, X2, secara simultan terhadap variabel Y

dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.17, dimana

nilai R2 = 0,146 = 14,6%. Jadi, 14,6%. nilai dari variabel Y dipengaruhi

oleh variabel X1, X2, sedangkan sisanya sebesar 85,4% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien jalur

bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y

(ρY ε1) = 21 R− = = 0.924.

Masih mengacu pada Tabel 4.17, nilai R (koefisien korelasi) diketahui

sebesar 0,382. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2,

secara bersama-sama dengan variabel terikat Y bersifat rendah (karena

nilai R lebih kecil dari 0,5) dan searah (karena nilai R positif).

101

4.6.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1 dan X2, terhadap

Variabel Y

Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji

individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, terhadap

variabel Y secara individual.

a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.16

Hipotesis

Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan

terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen

Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.

Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

102

Kesimpulan

Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera.

b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Y

Pengujian secara individual dapat dilihat pada Tabel 4.16

Hipotesis

Ho: Variabel Stres Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.

Kawan Lama Sejahtera.

Ha: Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT.

Kawan Lama Sejahtera.

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,03 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama

Sejahtera.

103

Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel 4.19

berikut:

Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 1

Pengaruh

Antar

Variabel

Koefisien

Jalur

(beta)

Nilai

Sig

Hasil

Pengujian

Koefisien

Determinasi

Koefisien

Variabel

lain (ρyε1)

X1 terhadap

Y 0,285 0,002 Ho ditolak

0,146 =

14.6% 0.924

X2 terhadap

Y -0,202 0,03 Ho ditolak

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, namun disajikan

dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga

model sub-struktur 1 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.14 berikut:

Gambar 4.13 Sub-struktur 1 beserta Koefisien Jalur

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

0,146 

104

Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural sub-struktur 1:

Y= ρy X1 + ρy X2 + ρy ε1

Y = 0,285 X1 - 0,202 X2 + 0,924 dimana R2 = 0,146

Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa:

• Nilai Kepuasan Kerja (Y) dipengaruhi oleh Desain Pekerjaan (X1) dan

Stres kerja (X2), secara simultan sebesar 14,6% dan sisanya sebesar 85,4%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar penelitian ini.

• Jika Desain Pekerjaan (X1) meningkat, maka Kepuasan kerja (Y) juga

akan meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika Desain Pekerjaan (X1)

menurun maka Kepuasan Kerja (Y) juga akan turun.

• Jika Stres Kerja (X2) meningkat, maka Kepuasan kerja (Y) akan menurun.

Begitu juga sebaliknya, jika Stres Kerja (X2) menurun maka Kepuasan

Kerja (Y) akan meningkat.

4.7 Pengaruh Desain Pekerjaan dan Stres Kerja serta Kepuasan Kerja

terhadap Kinerja Karyawan pada Departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Selanjutnya, analisa pengaruh Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja

(X2), serta Kepuasan Kerja (Y) terhadap Kinerja Karyawan (Z) akan

digambarkan dalam sebuah model yang selanjutnya akan disebut dengan

sub-struktur 2. Adapun sub-struktur 2 tersebut digambarkan pada Gambar

4.14 sebagai berikut:

105

Gambar 4.14 Sub-struktur 2

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Kemudian untuk melihat hubungan serta pengaruh X1, X2 dan Y terhadap Z

dapat dibantu dengan menggunakan program SPSS yang menghasilkan output

sebagai berikut (Tabel 4.20 – Tabel 4.24):

Tabel 4.20 Deskriptif Data X1, X2, Y, dan Z

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Tabel 4.21 Korelasi Pearson X1, X2, Y, dan Z

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Z 2.9023 .53806 109

X1 3.0222 .60522 109

X2 2.7451 .52637 109

Y 2.9046 .60513 109

Correlations

Z X1 X2 Y

Pearson Correlation Z 1.000 .408 -.333 .552

X1 .408 1.000 -.207 .327

106

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Tabel 4.22 Anova Sub-struktur 2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12.194 3 4.065 22.376 .000a

Residual 19.073 105 .182

Total 31.267 108

a. Predictors: (Constant), Y, X2, X1

b. Dependent Variable: Z Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Tabel 4.23 Coefficients Sub-struktur 2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.649 .388 4.244 .000

X1 .206 .072 .232 2.847 .005

X2 -.333 -.207 1.000 -.261

Y .552 .327 -.261 1.000

Sig. (1-tailed) Z . .000 .000 .000

X1 .000 . .015 .000

X2 .000 .015 . .003

Y .000 .000 .003 .

N Z 109 109 109 109

X1 109 109 109 109

X2 109 109 109 109

Y 109 109 109 109

107

X2 -.176 .081 -.172 -2.160 .033

Y .383 .073 .431 5.229 .000

a. Dependent Variable: Z

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Tabel 4.24 Model Summary Sub-struktur 2

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Hubungan bivariat antara variabel X1, X2, Y, dan Z dengan menggunakan

korelasi Pearson yang melihat hubungan satu arah antara dua variabel saja tanpa

memperhitungkan pengaruh dari faktor lain. Berdasarkan tabel 4.21:

a. Korelasi Variabel Desain Pekerjaan (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) =

0,408 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat

dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan

dan Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama

Sejahtera

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .624a .390 .373 .42621

a. Predictors: (Constant), Y, X2, X1

b. Dependent Variable: Z

108

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan

Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang

signifikan antara variabel Desain Pekerjaan dan Kinerja Karyawan pada

departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat

cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,408 berada dalam range 0,40 –

0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi

jika nilai variabel Desain Pekerjaan (X1) naik, maka nilai variabel Kinerja

Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel

Desain Pekerjaan (X1) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga

akan turun.

109

b. Korelasi Variabel Stres Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Z) = - 0,333

sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat rendah dan tidak

searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan

Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kinerja

Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang

signifikan antara variabel Stres Kerja dan Kinerja Karyawan pada departemen

Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat rendah karena

nilai korelasinya sebesar 0,333 berada dalam range 0,20 – 0,399. Dikatakan

hubungannya tidak searah karena korelasi bernilai negatif, jadi jika nilai

variabel Stres Kerja (X2) naik, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z)

akan turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel Stres Kerja (X2) turun,

maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) akan naik.

110

c. Korelasi Variabel Kepuasan Kerja (X1) dan Kinerja Karyawan (Z) =

0,552 sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat cukup kuat

dan searah.

Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan

Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan

Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Jadi melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan yang

signifikan antara variabel Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan pada

departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera. Hubungannya bersifat

cukup kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,552 berada dalam range 0,40 –

0,599. Dikatakan hubungannya searah karena korelasi bernilai positif, jadi

jika nilai variabel Kepuasan Kerja (Y) naik, maka nilai variabel Kinerja

Karyawan (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika nilai variabel

Kepuasan Kerja (Y) turun, maka nilai variabel Kinerja Karyawan (Z) juga

akan turun.

111

Hasil uji korelasi Pearson antara variable X1, X2, Y, dan Z di atas dapat

diringkas sebagai berikut dalam Tabel 4.25:

Tabel 4.25 Sifat Hubungan Bivariat X1, X2, Y dan Z

Hubungan antara Korelasi Sifat Hubungan

X1 dengan Z 0,408 Cukup kuat, searah, dan

Signifikan

X2 dengan Z -0,333 rendah, Berlawanan arah, dan

Signifikan

Y dengan Z 0,552 Cukup kuat, searah, dan

Signifikan

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Kemudian, sebelum melakukan analisis jalur pada variabel X1, X2, Y, dan

Z (sub-struktur 2), harus diuji linieritas hubungan antara keempat variabel tersebut.

Pengujian tersebut dilakukan berdasarkan pada Tabel 4.22 seperti berikut:

Hipotesis

Ho: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z

bersifat tidak linier

Ha: Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z

bersifat linier

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 maka Ho diterima

112

Sig < 0,05 maka Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan:

Hubungan antara variabel bebas X1, X2, dan Y terhadap variabel terikat Z bersifat

linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Jadi, asumsi mengenai linieritas

hubungan dalam analisa jalur terpenuhi.

Kemudian dianalisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur,

dengan persamaan struktural sebagai berikut:

Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2

4.7.1 Pengujian secara Simultan (Keseluruhan) antar Variabel Bebas X1,

X2, dan Y dengan Variabel terikat Z

Uji secara keseluruhan ditunjukkan oleh Tabel 4.22.

Hipotesis

Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja

(Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap

variabel Kinerja Karyawan(Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja

(Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap

variabel Kinerja Karyawan(Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

113

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2), serta Kepuasan Kerja

(Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap variabel

Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

Maka itu, pengujian secara individual dapat dilakukan atau dilanjutkan.

Besarnya pengaruh variabel X1, X2, dan Y secara simultan terhadap

variabel Z dapat diketahui dengan melihat nilai Rsquare pada Tabel 4.24,

dimana nilai R2 = 0,390 = 39%. Jadi, 39% nilai dari variabel Z dipengaruhi

oleh variabel X1, X2, dan Y, sedangkan sisanya sebesar 61% dipengaruhi

oleh variabel lain di luar penelitian ini. Sementara itu, besarnya koefisien

jalur bagi variabel lain di luar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Z

(ρzε2) = 21 R− = = 0,781.

Masih mengacu pada Tabel 4.24, nilai R (koefisien korelasi) diketahui sebesar

0,624. Hal ini berarti hubungan antara variabel bebas X1, X2, X3, dan Y secara

bersama-sama dengan variabel terikat Z bersifat kuat (karena nilai R lebih besar dari

0,60) dan searah (karena nilai R positif).

114

4.7.2 Pengujian secara Individual antara Variabel X1, X2, dan Y terhadap

Variabel Z

Setelah dilakukan uji pengaruh secara simultan, maka dilakukan uji

individual, di mana dicari pengaruh masing-masing variabel X1, X2, dan Y

terhadap variabel Z secara individual.

a. Pengujian secara Individual antara Variabel X1 terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.

Hipotesis

Ho: Variabel Desain Pekerjaan (X1) tidak berkontribusi secara signifikan

terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT.

Kawan Lama Sejahtera

Ha: Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

115

Kesimpulan

Variabel Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama

Sejahtera.

b. Pengujian secara Individual antara Variabel X2 terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.

Hipotesis

Ho: Variabel Stres Kerja (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Ha: Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,033 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Variabel Stres Kerja (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap variable

Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama Sejahtera.

116

c. Pengujian secara Individual antara Variabel Y terhadap Variabel Z

Pengujian secara individual dapat dilihat pada table 4.23.

Hipotesis

Ho: Variabel Kepuasan Kerja (Y) tidak berkontribusi secara signifikan

terhadap variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT.

Kawan Lama Sejahtera

Ha: Variabel Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap

variabel Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan

Lama Sejahtera

Dasar Pengambilan Keputusan

Sig ≥ 0,05 Ho diterima

Sig < 0,05 Ho ditolak

Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan

Variabel Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara signifikan terhadap

variable Kinerja Karyawan (Z) pada departemen Krisbow PT. Kawan Lama

Sejahtera.

Kemudian rangkuman nilai koefisien jalur(beta) dapat dilihat dalam Tabel

4.26 berikut:

117

Tabel 4.26 Rangkuman Model 1 Hasil Koefisien Jalur Sub-struktur 2

Pengaruh

Antar

Variabel

Koefisien

Jalur

(beta)

Nilai

Sig

Hasil

Pengujian

Koefisien

Determinasi

Koefisien

Variabel

lain (ρzε2)

X1 terhadap

Z 0,232 0,005 Ho ditolak

0,39 = 39%

0,781 X2 terhadap

Z -0,172 0,033 Ho ditolak

Y terhadap

Z 0,431 0,000 Ho ditolak

Data Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, namun disajikan

dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga

model sub-struktur 2 menjadi seperti terlihat pada Gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15 Sub-struktur 2 beserta Koefisien Jalur

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

118

Jadi dapat diperoleh persamaan stuktural dari sub-struktur 2:

Z = ρzx1 X1 + ρzx2 X2 + ρzy Y + ρz ε2

Z = 0,232 X1 -0,172 X2 + 0,431 Y + 0,781 di mana R2 = 0,39

Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa:

• Kinerja Karyawan (Z) dipengaruhi oleh Desain Pekerjaan (X1), Stres

Kerja (X2) dan Kepuasan Kerja (Y) secara simultan sebesar 39% dan

sisanya sebesar 61% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar

penelitian ini.

• Jika Desain Pekerjaan (X1) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) juga

akan naik. Begitu juga sebaliknya, penurunan Desain Pekerjaan (X1) juga

akan menurunkan Kinerja Karyawan (Z).

• Jika Stres Kerja (X2) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) akan

menurun. Begitu juga sebaliknya, penurunan Stres Kerja (X2) akan

meningkatkan Kinerja Karyawan (Z).

• Jika Kepuasan Kerja (Y) meningkat, maka Kinerja Karyawan (Z) juga

akan naik. Begitu juga sebaliknya, penurunan Kepuasan Kerja (Y) juga

akan menurunkan Kinerja Karyawan (Z).

Jadi keseluruhan pengaruh kausal variabel Desain Pekerjaan (X1), Stres

Kerja (X2), terhadap Kepuasan Kerja (Y) dan dampaknya terhadap Kinerja

Karyawan (Z) setelah dilakukan trimming dapat digambarkan dalam model

struktur lengkap sebagai berikut (Gambar 4.16):

119

Gambar 4.16 Hubungan Kausal Empiris Variabel X1, X2, dan Y terhadap

Z Setelah Trimming

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Kemudian seluruh koefisien jalur dari hubungan kausal dapat diketahui

pengaruh kausal langsung (PKL), pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), serta

pengaruh kausal total (PKT) dari tiap-tiap variabel. Hasilnya dirangkum dalam

Tabel 4.27 berikut ini:

Tabel 4.27 Pengaruh kausal X1, X2 dan Y terhadap Z

Variabel Koefisien

Jalur

Pengaruh Kausal

Pengaruh

Bersama Langsung

Tidak

Langsung

Melalui Y

Total

X1 0,232 0,232 - 0,232 -

 0,390

120

X2 -0,172 -0,172 - -0,172 -

Y 0,431 0,431 - 0,431 -

ε1 0,924 0,9242=0,854 - - -

ε2 0,781 0,7812=0,61 - - -

X1, X2 - - - - 0,146

X1, X2

dan Y

- - - - 0,39

Sumber: Pengelolaan Penulis, 2011

Berdasarkan Tabel 4.27, maka dapat ditarik kesimpulan sehingga memberikan

informasi sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama yang berbunyi “Desain Pekerjaan (X1) dan Stres Kerja (X2)

memiliki kontribusi dan pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap

Kepuasan Kerja (Y) karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama

Sejahtera” bahwa secara keseluruhan menyatakan signifikan.

Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima, karena

berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 1, koefisien jalur variabel

X1 dan X2, terhadap Y secara statistik adalah signifikan. Dengan demikian,

dapat diperoleh informasi bahwa Desain Pekerjaan dan Stres kerja

berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan.

Besarnya kontribusi Desain Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja karyawan

sebesar 0,2852 x 100% = 8,12% dan kontribusi Stres Kerja terhadap

Kepuasan Kerja karyawan sebesar -0,2022 x 100% = 4,08%. Sedangkan

121

besarnya kontribusi Desain Pekerjaan dan Stres Kerja berpengaruh secara

simultan yang langsung mempengaruhi Kepuasan Kerja karyawan adalah

14.6% dan sisanya sebesar 85.4% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar

penelitian ini.

2. Hipotesis kedua yang berbunyi “Desain Pekerjaan (X1), Stres Kerja (X2),

serta Kepuasan Kerja (Y) karyawan memiliki kontribusi dan pengaruh yang

signifikan secara simultan terhadap Kinerja Organisasi (Z) pada departemen

Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera”, bahwa secara keseluruhan menyatakan

signifikan. Demikian pula, secara individual semua sub-variabel diterima,

karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub-struktur 2, koefisien jalur

variabel X1, X2 dan Y terhadap Z secara statistik adalah signifikan. Dengan

demikian, dapat diperoleh informasi bahwa Desain Pekerjaan, Stres kerja dan

Kepuasan Kerja Karyawan berkontribusi secara simultan dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan. Besarnya kontribusi Desain Pekerjaan terhadap

Kinerja Karyawan sebesar 0,2322 x 100% = 5,38%, kontribusi Stres Kerja

terhadap Kinerja Karyawan sebesar -0,172 x 100% = 2,96% dan kontribusi

Kepuasan Kerja karyawan terhadap Kinerja Karyawan sebesar 0,4312 x 100%

= 18,57% Sedangkan besarnya kontribusi Desain Pekerjaan, Stres Kerja dan

Kepuasan Kerja berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi

Kinerja Karyawan adalah 39% dan sisanya sebesar 61% dipengaruhi faktor-

faktor lain di luar penelitian ini.

122

4.8 Implikasi Hasil Penelitian

Selanjutnya, setelah hasil kuesioner selesai dianalisa dengan

analisis jalur, diperoleh kesimpulan bahwa:

a. Desain Pekerjaan (X1) berkontribusi secara positif dan signifikan

terhadap Kepuasan kerja (Y) karyawan, serta berkontribusi secara

positif dan signifikan secara langsung terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penilitian ini menunjukkan bahwa Desain Pekerjaan

memiliki kontribusi yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan

Kerja karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera.

Desain Pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat

positif dengan Kepuasan Kerja karyawan meskipun rendah. Hal ini

berarti semakin baik Desain Pekerjaan, maka semakin tinggi Kepuasan

Kerja karyawan. Selain itu Desain Pekerjaan juga memiliki kontribusi

yang positif dan signifikan secara lagsung terhadap kinerja karyawan,

serta memiliki hubungan yang signikan dengan sifat positif meskipun

rendah. Hal ini juga berarti semakin baik Desain Pekerjaan, maka akan

semakin baik pula kinerja karyawan. Maka dari itu perusahaan perlu

melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki Desain Pekerjaan menjadi

lebih baik agar Kepuasan Kerja karyawan juga meningkat yang pada

akhirnya juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Butir pernyataan

no. 5 memiliki skor rata-rata yang paling rendah, dimana butir tersebut

menyatakan bahwa karyawan mendapatkan umpan balik tentang hasil

123

pekerjaan mereka. Butir 1 yang menyatakan bahwa pekerjaan

karyawan perlu menggunakan keterampilan yang berbeda-beda

mendapatkan skor rata-rata terendah kedua. Hal ini menunjukkan

bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tergolong monoton

karena kurangnya variasi keterampilan yang digunakan dan karyawan

merasa tidak jelas terhadap hasil pekerjaan mereka karena kurangnya

umpan balik dari atasan. Perusahaan perlu memberikan pekerjaan yang

lebih menantang dan tidak monoton sehingga membuat karyawan

perlu menggunakan keterampilan yang berbeda-beda dalam melakukan

pekerjaan mereka. Hal lain yang perlu dilakukan oleh perusahaan

adalah pemimpin perlu secara aktif memperhatikan pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahan untuk mendapatkan umpan balik antara

pimpinan dengan bawahan, sehingga karyawan akan mendapatkan

gambaran/pengarahan yang lebih jelas akan hasil pekerjaan mereka.

b. Stres Kerja (X2) berkontribusi secara negatif dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja (Y) karyawan, serta berkontribusi secara negatif dan

signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Stres kerja memiliki

kontribusi yang negatif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja

karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera. Stres

Kerja memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat negatif dengan

Kepuasan Kerja karyawan meskipun rendah. Hal ini berarti semakin

124

tinggi tingkat Stres Kerja, maka Kepuasan Kerja karyawan akan turun.

Selain itu Stres Kerja juga memiliki kontribusi yang negatif dan

signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan, serta stress

kerja juga memiliki hubungan yang signifikan dan bersifat negatif

dengan kinerja karyawan meskipun rendah. Hal ini juga berarti

semakin tinggi tingkat Stres Kerja, maka kinerja karyawan akan turun.

Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk

mengurangi tingkat Stres Kerja karyawan agar dapat menaikkan

Kepuasan Kerja karyawan dan juga kinerja karyawan.

c. Kepuasan Kerja (Y) berkontribusi secara positif dan signifikan

terhadap Kinerja Karyawan (Z)

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja

karyawan memilki kontribusi yang positif dan signifikansi terhadap

Kinerja Karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama

Sejahtera. Kepuasan Kerja memiliki hubungan yang cukup kuat dan

signifikan dengan Kinerja Karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi

kepuasan kerja karyawan, maka akan semakin tinggi pula kinerja

karyawan pada departemen Krisbow PT Kawan Lama Sejahtera. Dari

Hasil penelitian ini, kepuasan kerja diketahui memiliki pengaruh yang

paling besar terhadap kinerja karyawan dibandingkan dengan kedua

variable lainnya, karena variable kepuasan kerja memilki koefisien

beta yang paling besar. Maka dari itu, kepuasan kerja merupakan fokus

125

utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk bisa mendapat

kinerja karyawan yang baik. Dari hasil kuesioner diketahui bahwa

pernyataan butir 26 memiliki rata-rata skor yang paling rendah yang

menyatakan bahwa karyawan merasa nyaman dengan lingkungan kerja

mereka. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan departemen Krisbow

merasa kurang nyaman dengan lingkungan kerja mereka. Maka dari itu,

perusahaan perlu memperhatikan kondisi lingkungan kerja karyawan,

seperti menyesuaikan penerangan yang cocok bagi karyawan untuk

bekerja, mengurangi kebisingan, dan penataan ruang kerja. Agar

karyawan dapat bekerja dengan nyaman dan leluasa, sehingga dapat

meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan akhirnya meningkatkan

kinerja karyawan.