bab10hv

9
PRAKTIKUM BATUBARA LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB X PENUTUP 10.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum batubara antara lain: 1. Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan., unsur- unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. 2. Ada dua teori yang menerangkan terjadinya batubara, yaitu : a. Teori In-situ Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Tumbuhan atau pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh akan langsung tenggelam ke dalam rawa dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Kelompok I

Upload: ahmad-zaidan

Post on 23-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB X

PENUTUP

10.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum batubara antara

lain:

1. Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari

endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk

melalui proses pembatubaraan., unsur-unsur utamanya terdiri dari

karbon, hidrogen dan oksigen.

2. Ada dua teori yang menerangkan terjadinya batubara, yaitu :

a. Teori In-situ

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal

dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Tumbuhan atau

pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh akan langsung

tenggelam ke dalam rawa dan sisa tumbuhan tersebut tidak

mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi

fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

b. Teori Drift

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal

dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut

terbentuk. Tumbuhan atau pohon yang sudah mati dan roboh

terbawa oleh banjir atau aliran sungai sehingga sisa-sisa

tumbuhan tersebut akhirnya mengendap di delta-delta sungai purba

atau terkumpul dan tersedimentasi di dasar danau purba.

3. Preparasi sampel batubara adalah suatu cara baku untuk

mempersiapkan sampel batubara yang akan digunakan atau dianalisa

di laboratorium.

Kelompok I

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4. Dimensi atau ukuran batubara yang dipergunakan untuk pembuatan briket

batubara adalah ukuran 1–3 mm.

5. Ukuran batubara yang digunakan untuk percobaan total moisture adalah

dengan dimensi 0,25 mm.

6. Briket batubara non-karbonisasi adalah briket batubara yang tidak

mengalami karbonisasi sebelum diproses menjadi briket dan harganya

pun lebih murah karena zat terbangnya masih terkandung dalam briket

batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku

sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna.

7. Briket batubara non-karbonisasi yang paling baik terdapat pada

percobaan keempat (biomassa 1) dengan campuran batubara 130 gram

(65 %), kaolin 20 gram (10 %), kanji 20 gram (10 %), serbuk kayu

20 gram (10 %) dan kapur 10 gram (5 %) dimana diperoleh hasil

cetakan briket yang kompak dan kuat serta mempunyai warna hitam

pekat.

8. Briket batubara non-karbonisasi yang kurang baik terdapat pada

percobaan ketiga (biasa 3) dengan campuran batubara 160 gram (80

%), kaolin 20 gram (10 %) dan kanji 20 gram (10 %) dimana

diperoleh hasil cetakan briket yang tidak terlalu kompak serta

mempunyai warna hitam kecokelatan.

9. Uji pembakaran briket batubara non-karbonisasi memiliki beberapa

analisa yaitu analisa kemudahan terbakar, analisa durasi saat pembakaran,

analisa asap, abu dan bau.

10. Briket batubara karbonisasi biasa yang memiliki durasi pembakaran

paling cepat adalah sampel biasa 3, hal ini disebabkan karena

kandungan batubara yang lebih rendah yaitu hanya sebesar 60% ditambah

dengan kekompakan briket karena kandungan kanjinya sebesar 30% serta

penambahan minyak tanah juga berpengaruh terhadap durasi pembakaran

briket. Kemudian, untuk durasi pembakaran yang paling lambat adalah

sampel biasa II, selain karena kandungan batubaranya yang sebesar 70%,

Kelompok I

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

tingkat kekompakan briket tidak terlalu keras atau kompak karena

kandungan kanjinya hanya sebesar 10%.

11. Briket batubara non-karbonisasi biomassa yang memiliki durasi

pembakaran paling cepat adalah sampel biomassa I, hal ini dikarenakan

kandungan batubara hanya sebesar 60% dan kurang kompaknya briket

juga mempengaruhi durasi pembakaran. Kemudian, untuk durasi

pembakaran yang paling lambat adalah sampel biomassa II, hal ini

dikarenakan kandungan batubaranya sebesar 70% serta komposisinya

yang proporsional membuat briket memiliki daya tahan pembakaran yang

cukup lama.

12. Briket batubara karbonisasi adalah briket batubara yang bahan bakunya

(dalam hal ini batubara) melewati proses karbonisasi terlebih dahulu

sebelum dibuat ke dalam bentuk briket.

13. Proses karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan

waktu tertentu ( berkisar 200o C – diatas 1000o C). Pada kondisi

sedikit atau miskin oksigen untuk menghilangkan zat terbang atau

volatile matter dari batubara, sehingga menghasilkan padatan yang

berupa arang batubara atau kokas dengan hasil samping berupa gas.

14. Briket batubara karbonisasi yang paling baik terdapat pada percobaan

keempat (biomassa 1) dengan campuran batubara 130 gram (65 %),

kaolin 20 gram (10 %), kanji 20 gram (10 %), serbuk kayu 20

gram (10 %) dan kapur 10 gram (5 %) dimana diperoleh hasil

cetakan briket yang kompak dan kuat serta mempunyai warna hitam

pekat.

15. Briket batubara karbonisasi yang kurang baik terdapat pada

percobaan keenam (biomassa 3) dengan campuran batubara 150 gram

(75 %), kaolin 8 gram (4 %), serbuk kayu 20 gram (10 %), kapur

6 gram (3 %) dan kanji 16 gram (8 %) dimana diperoleh hasil

cetakan briket yang tidak terlalu kompak dikarenakan kandungan

Kelompok I

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

kanji pada briket lebih sedikit dibandingkan dengan percobaan

lainnya.

16. Briket batubara karbonisasi biasa yang memiliki durasi pembakaran

paling cepat adalah briket batubara karbonisasi biasa 1 sampel 1

yang direndam dalam minyak tanah selama 5 menit dengan durasi

pembakaran selama 1 jam 3 menit 2 detik dan untuk durasi dengan

pembakaran paling lambat adalah briket batubara karbonisasi biasa 3

sampel 3 yang direndam dalam minyak tanah selama 15 menit

dengan durasi pembakaran selama 1 jam 24 menit 42 detik.

17. Briket batubara karbonisasi biomassa yang memiliki durasi

pembakaran paling cepat adalah briket batubara karbonisasi biomassa

1 sampel 1 yang direndam dalam minyak tanah selama 5 menit

dengan durasi pembakaran selama 57 menit 31 detik dan untuk

durasi pembakaran yang paling lambat adalah sampel biomassa 3

sampel 3 yang direndam dalam minyak tanah selama 15 menit

dengan durasi pembakaran selama 59 menit 35 detik.

18. Mixing adalah kegiatan pencampuran 2 atau lebih batubara yang

memiliki kalori berbeda dengan menggunakan alat mixing.

19. Komposisi yang dipakai dalam campuran mixing batubara adalah :

a. Campuran batubara non-karbonisasi dengan komposisi batubara 4000

kkal sebanyak 100 gram dan batubara kalori 8000 kkal sebanyak

100 gram.

b. Campuran batubara karbonisasi dengan komposisi batubara 4000

kkal sebanyak 150 gram dan batubara kalori 8000 kkal sebanyak

50 gram.

20. Hasil mixing batubara non - karbonisasi yaitu batubara dengan kalori

6000 kkal sedangkan mixing batubara karbonisasi menghasilkan

batubara dengan kalori 5000 kkal.

21. Adapun briket batubara biasa hasil mixing yang memiliki durasi

pembakaran paling cepat adalah briket batubara non-karbonisasi biasa

sampel 2 yang direndam dalam minyak tanah selama 10 menit dengan

Kelompok I

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

durasi pembakaran selama 53 menit 22 detik dan untuk durasi dengan

pembakaran paling lambat adalah briket batubara karbonisasi biasa

sampel 1 yang direndam dengan minyak tanah selama 5 menit dengan

durasi pembakaran selama 1 jam 13 menit 2 detik.

22. Adapun briket batubara biomassa hasil mixing yang memiliki durasi

pembakaran paling cepat adalah briket batubara non-karbonisasi biomassa

sampel 2 yang direndam dalam minyak tanah selama 10 menit dengan

durasi pembakaran selama 12 menit 52 detik dan untuk durasi

pembakaran yang paling lambat adalah briket batubara karbonisasi

biomassa sampel 1 yang direndam dalam minyak tanah selama 5 menit

dengan durasi pembakaran selama 21 menit 23 detik.

23. Total Moisture ialah seluruh jumlah air yang terdapat pada batubara

dalam bentuk inherent dan adherent pada kondisi saat batubara tersebut

diambil contohnya (as sampled) atau pada pada kondisi saat batubara

tersebut diterima (as received).

24. ASTM D-3302

a. Residual moisture pada sampel ASTM A sebesar 13% dan pada

sampel ASTM B sebesar 14%.

b. Free moisture pada sampel ASTM A sebesar 14,94% dan pada sampel

ASTM B sebesar 16,27%.

c. Residual moisture pada sampel ASTM A sebesar 15,05% dan pada

sampel ASTM B sebesar 16,38%.

25. ISO 11722

a. Residual moisture pada sampel ISO A sebesar 26% dan pada sampel

ISO B sebesar 19%.

b. Free moisture pada sampel ISO A sebesar 35,135% dan pada sampel

ISO B sebesar 23,45%.

c. Total moisture pada sampel ISO A sebesar 35,30% dan pada sampel

ISO B sebesar 23,59%.

10.2. Saran

Kelompok I

PRAKTIKUM BATUBARALABORATORIUM TEKNOLOGI MINERALPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan praktikum batubara

adalah sebagai berikut :

Kelompok I