bab1. pendahuluan klhs btbuh sktrnya

6
  BAB 1. PENDAHULUAN Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang. pu.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.  LATAR BELAKANG Percepatan pembangunan di Indonesia saat ini, terutama sajak pelaksanaan otonomi daerah, (UU No 32 tahun 2004) lebih memanfaatkan sumberdaya alam yang pada akhirnya berdampak pada lingkungan hidup. Untuk menjamin keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, yang pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat integratif baik dalam tataran pember i kebijakan, perencanaan, pelak sanaan, hingga pengendaliannya harus dilakukan secar a berkelanjutan (berkesinambungan) dan fungsi lingkungan hidup tetap terjaga. Pelaksanaan pembangunan tidak hanya tanggung jawab pemerintah (pusat dan atau daerah), melainkan harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu, hubungan kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat merupakan kata kunci yang strategis dan harus menjadi fokus perhatian terutama untuk memecahkan berbagai pembangunan dan lingkungan hidup. Dengan kata laian, pelaksanaan pembangunan daerah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh seluruh warga masyarakat yang difasilitasi oleh pememintah daerah. Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 dinyatakan bahwa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan instrumen utama untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. KLHS ini wajib disusun oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan / atau program (KRP). KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, men yeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelan jutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suat u wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan /atau program. Secara tegas dikatakan (dal am pasal 19 dalam UU No. 32 tahun 2009) tujuann ya untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, dengan tetap memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Berdasakan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh di Kabupaten Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu Provinsi Riau ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN), prioritas dalam penataan r uangnya terutama dalam rang ka rehabilitasi kawasan untuk menjaga stabilitas Lingkungan Hi dup.

Upload: indra-yuwono

Post on 03-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

latar belakang KLHS kawasan cagar alam

TRANSCRIPT

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 1

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang.pu.go.id

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Percepatan pembangunan di Indonesia saat ini, terutama sajak pelaksanaan otonomi daerah,

    (UU No 32 tahun 2004) lebih memanfaatkan sumberdaya alam yang pada akhirnya

    berdampak pada lingkungan hidup. Untuk menjamin keberlanjutan pelaksanaan

    pembangunan, yang pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat integratif baik

    dalam tataran pemberi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, hingga pengendaliannya harus

    dilakukan secara berkelanjutan (berkesinambungan) dan fungsi lingkungan hidup tetap

    terjaga.

    Pelaksanaan pembangunan tidak hanya tanggung jawab pemerintah (pusat dan atau daerah),

    melainkan harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat. Oleh karena itu, hubungan

    kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat merupakan kata kunci yang strategis dan

    harus menjadi fokus perhatian terutama untuk memecahkan berbagai pembangunan dan

    lingkungan hidup. Dengan kata laian, pelaksanaan pembangunan daerah harus direncanakan,

    dilaksanakan, dan dikendalikan oleh seluruh warga masyarakat yang difasilitasi oleh

    pememintah daerah.

    Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 14 dinyatakan bahwa Kajian Lingkungan Hidup

    Strategis (KLHS) merupakan instrumen utama untuk pencegahan pencemaran dan/atau

    kerusakan lingkungan hidup. KLHS ini wajib disusun oleh pemerintah dan pemerintah

    daerah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

    dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan / atau

    program (KRP).

    KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk

    memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi

    dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Secara

    tegas dikatakan (dalam pasal 19 dalam UU No. 32 tahun 2009) tujuannya untuk menjaga

    kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, dengan tetap

    memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

    Berdasakan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Nasional (RTRWN), Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh di Kabupaten Kuantan

    Singingi dan Indragiri Hulu Provinsi Riau ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis

    Nasional (KSN), prioritas dalam penataan ruangnya terutama dalam rangka rehabilitasi

    kawasan untuk menjaga stabilitas Lingkungan Hidup.

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 2

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang.pu.go.id

    Secara administrasi, Hutan Lindung Bukit Rimbang dan Baling terletak di wilayah Kabupaten

    Kuantan Singingi dan Kabupaten Indragiri Hulu Provisi Riau, sebelah selatan berbatasan

    dengan wilayah Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi.

    Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 13 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau

    Sumatera, Kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Baling Taman Nasional (TN)

    Bukit Tigapuluh merupakan kawasan koridor RIMBA (Riau, Jambi Sumatera Barat) salah satu

    dari 5 Koridor di Pulau Sumatera. Ekosistem penting Sumatera memiliki keanekaragaman

    hayati kunci (gajah, harimau, orang utan, burung, badak), DAS dan lahan gambut. Hal ini

    menegaskan bahwa Hutan Lindung Bukit Batabuh merupakan bagian koridor dan lanscape

    penghubung antara SM Bukit Rimbang Baling dengan TN. Bukit Tigapuluh (koridor RIMBA).

    Berdasarkan hasil penelitan (20022010) dan kondisi saat ini (survei 2012), bahwa

    keberadaan Hutan Lindung Batabuh tidak lagi membentuk koridor secara penuh seperti

    semula, tetapi terputus oleh adanya kegiatan eknomi dan jaringan jalan. Selain itu ada

    konsesi atas hutan (APL,HP, HPT) serta konsesi pertambangan dan perkebunan.

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh dan

    sekitarnya (sesuai PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)

    akan menata ruang (luasan) untuk memberikan Fungsi Lindung dan Konservasi

    Keanekaragaman Hayati sesuai daya dukung dan daya tampungnya. Pada sisi lain, Rencana

    Tata Ruang Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya akan mendapat

    pengaruh ekternal dari penerapan kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dari

    kabupaten/provinsi yang ada di sekitarnya.

    Berdasarkan UU No. 32/2009 tentanh PPLH, dalam Penataan Ruang terlebih dahulu atau

    bersamaan disusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), sebagai instrumen

    kebijakan dalam upaya pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

    Oleh kareana itu, untuk menjamin bahwa rencana pambangunan (penataan ruang) sudah

    mempertimabangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (pertimbangan

    lingkungan), maka disusun KLHS Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Hutan

    Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya ini.

    Penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Hutan Lindung

    Bukit Batabuh dan sekitarnya, selain mengkaji/evaluasi penyusunan Kebijakan, Rencana

    dan atau Program (KRP) yang ada/dalam proses penyusunan, baik dari faktor internal (RTR

    KSN HL Batabuh) dan faktor eksternal (RPJP, RPJM atau RTRW dan kebijakan pembangunan

    lainnya) dari Kabupaten/Provinsi yang ada di sekitar HL Bukit Batabuh, juga memberikan

    alternatif-alternatif KRP yang memperhatikan nilai keterkaitan (interdependency),

    keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (justice) atau bersifat win-win solution dengan KRP

    dari wilayah di sekitarnya.

    Hasil KLHS ini akan memberikan arahan KRP dalam penyusunan RTR KSN Bukit Batabuh.

    Apabila hasil dari KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah

    terlampaui, maka kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP) RTR KSN Bukit Batabuh

    dan KRP dari pemerintah kabupaten/provinsi yang ada di sekitar KSN HL Batabuh tersebut

    wajib diperbaiki/disesuaikan sesuai rekomendasi dan arahan dari KLHS ini.

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 3

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang.pu.go.id

    Penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Hutan Lindung

    Bukit dan sekitarnya ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No .

    09 Tahun 2011 Tentang Pedoman pedoman umum kajian lingkungan hidup strategis (KLHS),

    dengan memperhatikan karakteristik dan masukan dari tiap pemangku kepentingan dari

    wilayah yang ada di sekitar KSN HL Bukit Batabuh.

    1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

    1.2.1. Tujuan

    Umum: Tujuan penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah untuk

    memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan

    terintegrasi dalam pembangunan. Selanjutnya dengan adanya KLHS ini dapat digunakan

    untuk merencanakan dan mengevaluasi kebijakan, rencana dan/atau program (KRP) yang

    akan atau sudah ditetapkan.

    Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk

    menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program agar

    dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat diminimalkan,

    sedangkan dalam evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan untuk

    mengidentifikasi dan memberikan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau

    program yang menimbulkan dampak dan/atau risiko negatif terhadap lingkungan.

    Khusus: Tujuan penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

    Hutan Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya ini adalah:

    Mengidentifikasi isu-isu strategis prioritas/utama pembangunan berkelanjutan yang

    perlu dikaji dan menjadi muatan dalam KLHS;

    mengkaji daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup utuk mendukung Fungsi

    Lindung dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Kawasan Hutan Lindung Bukit

    Batabuh dan Sekitarnya (sebagai bagian koridor RIMBA).

    mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dan prinsip-prinsip

    pembangunan berkelanjutan ke dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

    Nasional Hutan Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya

    Mengkaji dan/atau evaluasi penyusunan Kebijakan, Rencana dan atau Program

    (KRP) yang ada/dalam proses penyusunan, baik dari faktor internal (RTR KSN HL

    Batabuh) dan sekitarnya dan faktor eksternal dari Kabupaten/Provinsi yang ada di

    sekitar HL Bukit Batabuh, dan

    Merumuskan dan memberikan alternatif-alternatif KRP yang memperhatikan nilai

    keterkaitan (interdependency), keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (justice)

    atau bersifat win-win solution dengan KRP dari wilayah di sekitarnya.

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 4

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang.pu.go.id

    1.2.2. Manfaat

    Manfaat penyusunan KLHS ini adalah sebagai ruang/media untuk memfasilitasi dan

    menjadi media proses belajar bersama antar pelaku pembangunan, dimana seluruh pihak

    yang terkait penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program dapat secara

    aktif mendiskusikan seberapa jauh substansi kebijakan, rencana dan/atau program yang

    dirumuskan telah mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

    1.3. HASIL YANG DIHARAPKAN

    Hasil yang diharpkan dari penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

    Nasional Hutan Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya ini adalah:

    Mendorong pengambil kebijakan/keputusan perihal prioritas isu lingkungan hidup

    agar melalui Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Hutan Lindung

    Bukit Batabuh dan sekitarnya, pembangunan berkelanjutan dapat di

    implementasikan dengan baik.

    KLHS menjadi salah satu alat yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas Rencana

    Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Hutan Lindung Bukit Batabuh dan

    sekitarnya dengan lebih memperhatikan partisipasi, keterbukaan, dan pertimbangan

    yang cermat terhadap alternatifalternatif penyempurnaan.

    Meningkatkan kapasitas penyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

    Nasional Hutan Lindung Bukit Batabuh dan sekitarnya, pemangku kepentingan

    lainnya dimana dalam proses melakukan atau menerapkan KLHS, pembuat kebijakan

    dan pemangku kepentingan mempelajari dan menyusun alternatif-alternatif terbaik

    untuk dapat disampaikan kepada pengambil keputusan dan kebijakan.

    Penerapan KLHS ditujukan agar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan

    kebijakan sehingga dapat diperoleh keputusan dan kebijakan yang paling tepat dalam

    upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

    1.4. DAFTAR PEMANGKU KEPENTINGAN

    Daftar pemangku kepentingan dalam proses peyusunan KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh

    dan sekitarnya ini adalah adalah dari unsur pemerintah (pemerintah pusat dan pemerintah

    daerah), perguruan tinggi, tokoh masyarakat (tokoh pemuda/adat) dan unusr dunia usaha.

    Unsur Pemerintah:

    a. Pemerintah Pusat

    b. Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Kabupaten Indragiri Hulu

    (Inhu) dan Pemrintah Provinsi Riau.

    c. Pemerintah Kabupaten Dhmasraya, Kabupaten Sijunjung dan Pemrintah Provinsi

    Sumatera Barat.

  • BAB 1. PENDAHULUAN

    Draft: KLHS RTR KSN HL Bukit Batabuh dan TN. Bukit Tigapuluh, 2013 I- 5

    KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Gedung Ditjen SDA & Ditjen Penataan Ruang Lt.3 Telepon/Fax : 021-7231611 Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110. http://penataanruang.pu.go.id

    d. Pemerintah Kabupaten Tebo dan Pemrintah Provinsi Sumatera Jambi.

    Unsur Perguruan Tinggi:

    a. Universiatas/Perguruan Tinggi di Provinsi Riau.

    b. Universiatas/Perguruan Tinggi di Provinsi Sumatera Barat.

    c. Universiatas/Perguruan Tinggi di Provinsi Jambi.

    Unsur LSM/Ormas:

    a. WWF Jakarta dan Riau.

    b. LSM lokal lainya.

    Unsur Tokoh Masyarakat (Tokoh Pemuda, Toko Adat dan lainnya):

    a. Tokoh masyarakat dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kunsing) dan Kabupaten

    Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau.

    b. Tokoh masyarakat dari Kabupaten Dhmasraya, Kabupaten Sijunjung dan Pemrintah

    Provinsi Sumatera Barat.

    c. Tokoh masyarakat dari Kabupaten Tebo dan Pemrintah Provinsi Sumatera Jambi.

    Unsur Swasta/Pelaku Usaha:

    a. Perwakilan dunia usaha dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kunsing) dan Kabupaten

    Indragiri Hulu (Inhu) Provinsi Riau.

    b. Perwakilan dunia usaha dari Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Sijunjung dan

    Pemrintah Provinsi Sumatera Barat.

    c. Perwakilan dunia usaha dari Kabupaten Tebo dan Pemerintah Provinsi Jambi.