bab vii

3
BAB VII Sita Jaminan 1. Pengertian Sita Jaminan Seeseorang mengajukan suatu gugatan ke pengadilan tentunya dengan harapan memperoleh putusan yang menguntungkannya.Namun seberapa pun menguntungkannya putusan tersebut apabila tidak dilaksanakan oleh pihak tergugat tentunya tidak akan berarti apa – apa.Apalagi hukum acara perdata kita mengenal lembaga banding maupun kasasi bagi pihak yang kalah, sehingga proses akan berjalan sangat lama hingga bertahun – tahun.Maka dari itu, diperlukan suatu lembaga yang melindungi kepentingan si pihak penggugat ini, yaitu lembaga sita jaminan.Sita jaminan hendaknya selalu dimohonkan agar diletakkan terutama dalam perkara – perkara besar. 1 Mengingat ketentual pasal 178 ayat (3) HIR dimana hakim dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut, atau memutus melebihi yang dituntut.Jadi apabila sita jaminan tidak dimohonkan, maka hakim tidak akan memerintahkan untuk meletakkan sita jaminan maupun mengesahkan suatu sita jaminan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penggugat. 2. Jenis – Jenis Sita Jaminan Jenis – jenis sita jaminan antara lain sita conservatoir, sita revindicatoir, sita marital, dan pandbeslag.Mengenai jenis jenis sita tersebut akan dijelaskan berikut dibawah ini. 1 Ny Retnowulan Sutantio, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, hlm. 99

Upload: wahyu-arthaluhur

Post on 11-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas hukum acara perdata

TRANSCRIPT

BAB VIISita Jaminan

1. Pengertian Sita JaminanSeeseorang mengajukan suatu gugatan ke pengadilan tentunya dengan harapan memperoleh putusan yang menguntungkannya.Namun seberapa pun menguntungkannya putusan tersebut apabila tidak dilaksanakan oleh pihak tergugat tentunya tidak akan berarti apa apa.Apalagi hukum acara perdata kita mengenal lembaga banding maupun kasasi bagi pihak yang kalah, sehingga proses akan berjalan sangat lama hingga bertahun tahun.Maka dari itu, diperlukan suatu lembaga yang melindungi kepentingan si pihak penggugat ini, yaitu lembaga sita jaminan.Sita jaminan hendaknya selalu dimohonkan agar diletakkan terutama dalam perkara perkara besar.[footnoteRef:2]Mengingat ketentual pasal 178 ayat (3) HIR dimana hakim dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut, atau memutus melebihi yang dituntut.Jadi apabila sita jaminan tidak dimohonkan, maka hakim tidak akan memerintahkan untuk meletakkan sita jaminan maupun mengesahkan suatu sita jaminan yang telah dilakukan sebelumnya oleh penggugat. [2: Ny Retnowulan Sutantio, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, hlm. 99]

2. Jenis Jenis Sita JaminanJenis jenis sita jaminan antara lain sita conservatoir, sita revindicatoir, sita marital, dan pandbeslag.Mengenai jenis jenis sita tersebut akan dijelaskan berikut dibawah ini.a.Sita ConservatoirSita conservatoir bertujuan untuk menjamin pelaksanaan suatu putusan di kemudian hari, dengan cara menyita benda milik tergugat baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak selama proses perkara berlangsung terlebih dahulu.Hal ini dilakukan agar benda yang disita tersebut tidak dapat dialihkan atau diperjualbelikan ataupun dipindahtangankan oleh si tergugat.Mengenai sita conservatoir ini diatur dalam pasal 227 HIR yang berbunyi sebagai berikut:[footnoteRef:3] [3: HIR]

(1) Jika ada dugaan yang beralasan, bahwa seorang debitur, sebelum keputusan hakim yangmengalahkannya dijatuhkan atau boleh dijalankan, mencari akal untuk menggelapkan atau melarikan barangnya, baik yang tak bergerak maupun yang bergerak; dengan maksud untuk menjauhkan barang itu dari kreditur atas surat permintaan orang yang berkepentingan, ketua pengadilan boleh memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memerlukan permintaan itu; kepada si peminta harus diberitahukan bahwa ia harus menghadap persidangan pengadilan negeri berikutnya untuk mengajukan dan menguatkan gugatannya. (Rv. 720 dst.; IR. 124 dst., 1 163 dst.)(2) Debitur harus dipanggil atas perintah ketua untuk menghadap persidangan itu.(3) Tentang orang yang harus menjalankan penyitaan itu dan tentang peraturan yang harusdituruti serta akibat yang berhubungan dengan hal itu, berlaku pasal 197, 198 dan 199 HIR.(4) Pada hari yang ditentukan, pemeriksaan perkara dijalankan dengan cara biasa. Jika gugatan itu diterima, maka penyitaan itu disahkan; jika ditolak, maka diperintahkan supaya dicabut penyitaan itu.(5) Permintaan tentang pencabutan penyitaan selalu boleh diajukan, jika diadakan jaminan atau tanggungan lain yang cukup. (Rv. 725; IR. 228.)Inti dari pasal 227 HIR ini yaitu:[footnoteRef:4] [4: Ny Retnowulan Sutantio, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, hlm. 100]

a) Harus ada sangka yang beralasan bahwa tergugat sebelum putusan dijatuhkan atau dilaksanakan mencari akal akan menggelapkan atau melarikan barang barangnya;b) Barang yang disita itu barang orang yang terkena sita;c) Permohonan diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang memeriksa perkara yang bersangkutan;d) Permohonan harus diajukan dengan surat tertulis;e) Sita conservatoir dapat diletakkan pada benda bergerak maupun tidak bergerak.