bab v lkpj ata 2014.pdf
TRANSCRIPT
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-1
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
5.1. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2013 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
13. Permen PU Nomor 15/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan pemerintah dan
dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
14. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : 348 Tahun 2013
tanggal 14 Desember 2013 tentang Pengangkatan Pengelola Keuangan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran Dana Tugas Pembantuan Program Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian tahun 2014.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-2
5.2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan dan Jumlah Anggaran
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan implementasi dari sistem
dan prosedur penugasan pemerintah kepada daerah, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan
pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan
mempertanggungjawabkan kepada pemberi penugasan.
Anggaran Tugas Pembantuan yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat
melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2014
bersumber dari 4 (empat) Kementerian, yaitu Kementerian Pertanian sebesar Rp.
313.645.096.000, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp.
3.452.462.000, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 20.732.907.000, dan
Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp. 199.571.638.000,00. Jumlah seluruh
anggaran Tugas Pembantuan yang diterima Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Tahun
2014 sebesar Rp. 537.402.103.000, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
493.316.118.296, atau sebesar 91,80%.
5.3. Satuan Kerja yang Melaksanakan
Pemberian anggaran Tugas Pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan umum. Adapun
tujuan pemberian Tugas Pembantuan tersebut adalah untuk memperlancar pelaksanaan
tugas dan penyelesaian permasalahan, membantu penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Urusan pemerintahan yang dapat ditugaspembantuankan
merupakan urusan pemerintahan diluar enam urusan yang bersifat mutlak, yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai urusan pemerintah,
yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional,
serta agama.
Adapun OPD Provinsi Jawa Barat yang melaksanakan Tugas Pembantuan pada
Tahun Anggaran 2014 adalah sebanyak 7 (tujuh) OPD, yaitu:
1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan;
2. Dinas Perkebunan;
3. Dinas Peternakan;
4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
5. Dinas Perikanan dan Kelautan;
6. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air; dan
7. Dinas Bina Marga.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-3
5.4. Program dan Kegiatan serta Pelaksanaannya
1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada tahun 2014, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memperoleh
anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp.
233.544.699.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 203.290.523.800,00 atau
sebesar 87,05%, dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan,
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 11.889.813.000,00. Realisasi anggaran
sebesar Rp. 7.528.263.500,00 atau 63,32 %. Rincian kegiatan sebagai berikut :
- Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
- Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
- Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
- Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan
- Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan,
Output kegiatan adalah:
a) Laporan Pengembangan budidaya
aneka kacang dan umbi, serta
Laporan pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SLPTT) / pengembangan
budidaya aneka kacang dan umbi;
b) Laporan Pelaksanaan Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SLPTT) komoditas
serealia 11.500 ha dan Laporan
pengelolaan produksi serealia;
c) Laporan Pelaksanaan
Pemberdayaan penangkar benih
tanaman pangan, Laporan kegiatan perbenihan;
d) Laporan kegiatan penanganan pasca panen tanaman pangan;
e) Dokumen Rancangan program, kegiatan dan rencana kerja tanaman
pangan.
Gerakan Tanam Dalam Kegiatan SLPTT
Komoditas Serealia
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-4
Outcome kegiatan adalah:
Perluasan penerapan budidaya tanaman pangan untuk mewujudkan
produksi tanaman pangan yang berkelanjutan.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan: Keterbatasan produksi benih.
Solusi: Peningkatan pemberdayaan penangkar benih
2) Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 210.005.173.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 184.500.348.950,00 atau 87,86%. Rincian kegiatan
sebagai berikut :
- Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian
- Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian
- Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian
- Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan
Sarana Pertanian
- Fasilitas Pupuk dan Pestisida
- Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan (PUAP)
Dengan Output kegiatan adalah:
a) Pembangunan Sumber Air 5 unit,
Konservasi Air dan Antisipasi Anomali
Iklim 48 unit, Pengembangan
Jaringan Irigasi 45.750 Ha,
Pemberdayaan Kelembagaan 36 unit.
b) Pengembangan Optimasi Lahan 2.480
Ha, Pengembangan SRI (System of
Rice Intensification) 35.420 Ha,
Pra/Pasca Sertifikasi Lahan pertanian
11 pkt, Perluasan sawah 300 Ha,
Perluasan Areal Holtikultura/
Perkebunan/Peternakan 240 Ha,
Percepatan Optimasi Lahan 21.850
Ha, Layanan Perkantoran 12 Bulan
a) Bantuan PO, Bantuan Tarktor R-2,
Pembangunan Jitu dan Jides TA.
2014.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-5
dan R-4 serta Bantuan Pompa Air 1.440 Ha, Operasional Pengembangan,
Pengawasan, dan Kelembagaan Alsintan 9 pkt, Layanan Perkantoran 12
Bulan
b) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya untuk Layanan
Perkantoran 12 Bulan
c) Pendampingan Penyaluran Pupuk 24 pkt, Penguatan Komisi Pengawas
Pupuk Pestisida (KP3) 14 pkt
d) Operasional PUAP 20 pkt
Outcome kegiatan adalah: Terlaksananya penyediaan dan pengembangan
prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan
lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi
pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian.
Permasalahan dan Solusi:
Dalam melaksanakan program pengembangan prasarana dan sarana
pertanian, permasalahan yang ada antara lain : 1) UU No.41/2009, Perda
No.27/2010 dan PP No.1/2011 belum terimplementasikan secara
menyeluruh di wilayah Provinsi Jawa Barat, sehingga alih fungsi lahan masih
tetap ada di Kab/Kota; 2) Kondisi fisik jaringan irigasi pada umumnya dalam
keadaan kurang baik; 3) Adanya konflik kebutuhan dan pemanfaatan
sumber air; 4) Petani masih beranggapan bahwa operasional dan
pemeliharaan jaringan irigasi tanggung jawab Pemerintah; 5) Kondisi modal
usaha petani masih sangat terbatas; 6) Belum menyeluruh penerapan
teknologi usahatani terutama dikalangan petani pemula.
Solusi atas permasalahan tersebut antara lain : Sosialisasi Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Gubernur Jawa Barat tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Melaksanakan
program melalui upaya penguatan kelembagaan (Capacity Building)
pengelola irigasi (KPI) pertanian beririgasi guna mendukung ketahanan
pangan; Memperbesar kapasitas produksi; Mengembangkan pendekatan
partisipatif; Mewujudkan kemandirian masyarakat; Membangun kreativitas
petani; Menciptakann keselarasan techno-farming dan eco-farming;
Membangun system kemandirian; Mengoptimalkan pemanfaatan irigasi tidak
saja untuk padi; Desentralisasi kewenangan pengelolaan irigasi; Konservasi
lingkungan berkelanjutan integrasi dengan program lain; Bimbingan teknis
dan pelatihan; Fasilitasi kelembagaan P3A/GP3A; Fasilitasi kemitraan;
Peningkatan daya guna lahan; Evaluasi kinerja usahatani; Peningkatan
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-6
peran serta masyarakat petani menjadi factor kunci keberhasilan
pengelolaan irigasi dan lahan yang berkelanjutan; Perlu adanya
keberlanjutan dan penguatan peran dari kelembagaan pengelolaan irigasi
provinsi dan kab/kota; dan Membangun komitmen antara pemerintah pusat,
Provinsi, dan Kab/Kota untuk keberlanjutan pengelolaan lahan dan
pengembangan irigasi
3) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 11.649.713.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 11.261.911.350,00 atau
96,67 %. Rincian Kegiatan sebagai berikut:
- Pengembangan Pemasaran Domestik
- Pengembangan Pemasaran Internasional
- Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian,
Dengan Output kegiatan adalah : optimalisasi sarana dan kelembagaan pasar
domestik (6 unit pasar); akselerasi ekspor komoditi pertanian 4 unit; usaha
pengolahan hasil tanaman pangan (18 unit); usaha pengolahan hasil hortikultura
(12 unit); laporan kegiatan dan pembinaan (1 laporan); Outcome kegiatan
adalah Meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
berkelanjutan.
Combine Harvester Kecil
Power Thresher Multiguna
Sarana Pasca panen padi
Bangunan Veritcal Dryer
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-7
Permasalahan dan Solusi
1) Masih relatif kecilnya sarana dan kelembagaan pasar di tingkat sentra
produksi yang ada sekarang sehingga petani dan pelaku usaha belum dapat
mengembangkan usahanya dengan optimal.
2) Pelaku Usaha/petani yang menerapkan SOP Pasca Panen (GH) yang baik
masih relatif kecil.
3) Pendiversifikasian usaha dari produk segar ke olahan masih relatif kecil.
Solusinya adalah:
a) Adanya penambahan permodalan untuk pelaku usaha yang bermitra dengan
STA atau pasar yang sudah terjalin sehingga petani/pelaku usaha dapat
meningkatkan usahanya, yaitu dengan cara substitusi dana dari kegiatan
UKM APBD Provinsi TA 2014.
b) Penanganan pasca panen perlu ditingkatkan melalui bimbingan teknis pasca
panen, penambahan sarana dan prasarana pasca panen serta permodalan.
c) Peningkatan SDM pelaku olahan melalui bimbingan teknis (GMP) baik untuk
komoditas olahan hortikultura maupun pangan
d) Penambahan/peningkatan sarana prasarana alat olahan serta
permodalannya.
2. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada Tahun Anggaran 2014, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat menerima
anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp.
59.716.501.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 57.572.999.714,00 atau
sekitar 96,41%, dan realisasi fisik sebesar 99,71%. Adapun rincian realisasi dari
masing-masing Program dan Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
Sarana pascapanen ubi kayu (SIPP)
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-8
1) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan, dengan pagu sebesar Rp.
54.089.901.000,00, Realisasi sebesar Rp.
52.560.647.214,00 atau 97,17% dengan
realisasi fisik 100%.
a) Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Rempah dan Penyegar dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
33.017.685.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 32.741.121.804,00 atau
99,16% dan realisasi fisik sebesar 100%. Output kegiatan adalah:
Intensifikasi Tanaman Teh di Kab Bandung, Bandung Barat, Sukabumi,
Tasikmalaya, Purwakarta dan Majalengka seluas 1.200 Ha, Rehabilitasi
Tanaman Teh di Kab Bandung, Sukabumi dan Tasikmalaya seluas 900 Ha,
Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar di kab. Bandung,
Sukabumi, Tasikmalaya, Majalengka, Purwakarta dan Bandung Barat
sebanyak 1.950 orang.
b) Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Semusim dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 13.540.005.000,00
realisasi anggaran sebesar Rp.
12.840.323.375,00 atau 94,83% dan
realisasi fisik sebesar 100%. Output
kegiatan adalah: Perluasan
Tanaman Tebu di Kabupaten
Subang dan Indramayu 150 Ha; Bongkar Ratoon di Kabupaten Kuningan
dan Cirebon 200 Ha; Rawat Ratoon di Kabupaten Kuningan, Subang,
Indramayu dan Cirebon 450 Ha; Dukungan Penyediaan Benih Tebu di
Kabupaten Kuningan, Subang, Indramayu dan Cirebon 33 Ha; Operasional
Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Pembantu Lapang Petugas Tenaga
Kontrak Pendamping (PLP-TKP) 20 orang; Pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan petani tebu melalui orientasi dan sosialisasi
program, Manajemen Pelatihan dan Pendampingan, Pelatihan Petani,
Pelatihan Ketua dan Pengurus Kelompok Tani; Pendampingan, Pengawalan
dan pendampingan, bantuan perlatan tebu 80 unit; penataan varietas di
Sumedang, Majalengka, Kuningan dan Subang; dan Sensus Data Base Tebu
Pembangunan Tempat Pengolahan Hasil Teh di Kab Tasikmalaya
Perluasan Tanaman Tebu
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-9
Sistem On Line, serta pemberian penghargaan kepada petani/kelompok tani
berprestasi.
c) Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Tanaman
Tahunan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.788.232.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 2.746.691.585,00
atau 98,51% dan realisasi fisik sebesar
100%. Output kegiatan ini adalah:
Peremajaan Kelapa Kabupaten
Tasikmalaya, Sumedang, Ciamis, Indramayu, Sukabumi dan Kota Banjar 600
ha; Peremajaan Tanaman Karet di Kab. Tasikmalaya dan Sukabumi 150 Ha,
Pembinaan dan Pengawalan Revitalisasi Perkebunan (Karet Rakyat);
Operasional Petugas Pendamping Revitalisasi (TKP dan PLP-TKP);
Pemberdayaan Pekebun Tanaman Kelapa di Kabupaten Sumedang dan
Tasikmalaya 500 orang; Pembangunan Kebun Induk Kemiri Sunan di Kab.
Karawang 5 Ha; Pelatihan Fasilitator Daerah Tanaman Tahunan di Provinsi
20 orang.
d) Kegiatan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.794.354.000,00 realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.700.609.850,00 atau 94,78% dan realisasi fisik sebesar 100%.
Output kegiatan adalah:
Pertemuan/ Koordinasi/Rapat
Fasilitasi Penanganan GUP dan
Konflik Perkebunan 18 kabupaten;
Sosialisasi, Pembinaan, Monev dan
Perizinan Usaha Perkebunan 10
Kabupaten; Pengadaan alat pasca
panen kopi di Bandung Barat 2 KT,
peralatan pasca panen pala di
Sukabumi 1 KT, peralatan pasca
panen karet di Sukabumi 2 KT,
peralatan pasca panen nilam di
Kuningan 1 KT; peralatan
pascpanen kelapa di Ciamis dan
peralatan pasca panen kelapa di
Pangandaran 3 KT.
Peremajaan Kelapa
Alat Pasca Panen Kelapa Kelompok Tani Mekarsari, Desa Marga Jaya, Kecamatan
Pamarican, Kabupaten Ciamis
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-10
e) Kegiatan Dukungan Perlindungan Tanaman dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.718.265.000,00
realisasi anggaran sebesar Rp.
2.365.585.000,00 atau 87,03% dan
realisasi fisik sebesar 100%. Output
kegiatan adalah: SL-PHT Tanaman
Perkebunan (Karet) di Kab Sukabumi
2 KT, SL-PHT Tanaman Perkebunan
(Kopi) di Kab. Bandung Barat 2 KT,
SL-PHT Tanaman Perkebunan (Teh)
di Kab Tasikmalaya 2 KT; Pengendalian OPT Tanaman Kopi di Kab Bandung
dan Garut 300 Ha, Pengendalian OPT Tembakau di Kab Bandung 25 Ha,
Pengendalian OPT (Tikus) Tebu di Kab Subang dan Indramayu 250 Ha,
Pengendalian OPT Karet di Kab Garut 60 Ha, DemFarm Pengendalian JAP
pada Tanaman Karet di Kab Garut 10 Ha, Pengendalian OPT Kelapa (Oryctes
rhynoceros) di Kab Tasikmalaya 250 Ha.
f) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen
Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 231.360.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 166.315.60000- (100,%) dan realisasi fisik sebesar
100%. Output kegiatan adalah: Administrasi Kegiatan Dana Tugas
Pembantuan 12 bulan; Operasional Tim Teknis Kabupaten 6 bulan. Adapun
Outcome dari kegiatan ini adalah terfasilitasinya Administrasi Kegiatan Dana
Tugas Pembantuan selama 12 bulan; terfasilitasinya Operasional Tim Teknis
Kabupaten selama 6 bulan.
2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran dan
Ekspor Hasil dengan pagu sebesar Rp. 2.934.000.000,00, Realisasi sebesar Rp.
2.320.402.500,00 atau sekitar 79,09% dengan realisasi fisik 94,13%.
a) Kegiatan Pemasaran Internasional dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.500.000.000,00 dan realisasinya sebesar Rp. 1.324.271.750,00 atau
88,28% dan realisasi fisiknya sebesar
100%. Output kegiatan adalah
terlaksananya akselerasi ekspor kopi
sebanyak 3 unit yang tersebar di
Kab. Garut, Kab. Bandung dan Kab.
Bandung Barat, Adapun Outcome
kegiatan adalah terpenuhinya alat
Dukungan Perlindungan Tanaman
Rumah-Bangunan Pengolahan Kopi
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-11
pengolahan beserta bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
olahan kopi sehingga layak untuk diekspor.
b) Kegiatan Pengembangan Pengolahan
Hasil Pertanian dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 1.434.000.000,00 dan
realisasinya sebesar Rp. 996.130.750,00
atau 69,47% dengan realisasi fisiknya
sebesar 88,00%. Output kegiatan adalah
fasilitasi alat pengolahan teh celup dan
bangunan pengolahan teh hijau tepung di
Kab. Bandung, fasilitasi pengolahan bokar bersih sebanyak 1 unit alat
pengolahan karet di Kab. Ciamis, fasilitasi agro industri gula aren di Kab.
Sukabumi berupa bangunan dan alat pengolahan sebanyak 1 unit, adapun
Outcome kegiatan adalah terpenuhinya alat pengolahan beserta
bangunannya dalam rangka meningkatkan kualitas hasil olahan tanaman
perkebunan.
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan pagu sebesar Rp. 2.692.600.000,00, Realisasi sebesar Rp.
2.691.950.000,00 atau 99,98% dengan realisasi fisik 100%.
a) Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian dengan alokasi nggaran
sebesar Rp. 840.000.000,00. Realisasi sebesar Rp. 840.000.000,00 atau
100,00% dengan realisasi fisik
100%. Output kegiatan adalah
terlaksananya pengembangan
konservasi air dan antisipasi
anomali iklim (embung) sebagai
suplesi air pada musim kemarau
untuk usaha tanaman
perkebunan sebanyak 120 unit
di 4 kabupaten yaitu Kabupaten Garut 24 unit, Majalengka 24 unit,
Tasikmalaya 24 unit dan Bogor 48 unit, serta Pengembangan Sumber Air 9
unit di 5 kabupaten yaitu Kabupaten Bandung 2 unit, Cirebon 2 unit, Garut 2
unit, Sukabumi 1 unit, Sumedang 2 Unit, Adapun Outcome kegiatan adalah
tersedianya air untuk tanaman perkebunan di areal perkebunan rakyat.
Alat Pengolahan Teh Celup di Kab Bandung
Pengembangan Sumber Air di Kab Sumedang
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-12
b) Kegiatan Perluasan Areal dan
Pengelolaan Lahan Pertanian dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
1.660.000.000,00 dan realisasinya
sebesar Rp. 1.659.960.000,00 atau
99,99% dengan realisasi fisik 100%.
Output kegiatan adalah terlaksananya
pengembangan optimasi lahan seluas 400 Ha di 3 kabupaten yaitu
kabupaten Bandung 150 ha, Ciamis 50 ha dan Tasikmalaya 200 ha, Pra
Sertifikasi Lahan Pertanian 10 paket di Kabupaten Bandung 5 paket = 250
persil, Kabupaten Ciamis 5 paket = 250 persil, Pasca Sertifikasi Lahan
Pertanian 2 paket di Kabupaten Sumedang, Perluasan Areal Perkebunan 100
ha di Kabupaten Garut 40 ha, Sumedang 40 ha, Tasikmalaya 20 ha. Adapun
Outcome kegiatan adalah meningkatnya areal tanam pada kawasan
perkebunan menjadikan meningkatnya produksi komoditas perkebunan.
c) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 192.600.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp. 191.990.000,00 atau 99,68% dengan realisasi fisik sekitar
100%. Output kegiatan adalah terlaksananya dukungan manajemen
terhadap program, penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana
pertanian Adapun Outcome kegiatan adalah terlaksananya kelancaran
kegiatan administrasi di kabupaten.
Permasalahan dan Solusi
a. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Perkebunan Berkelanjutan:
Keterlambatan pencairan dana Bansos KBD Tebu sehubungan dengan
adanya edaran dari KPK tentang larangan pencairan dana Bansos
sebelum penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2014, sehingga waktu
penanaman KBD terlambat;
Pelaksanaan lelang sering gagal sehingga harus lelang ulang sehingga
menghambat pelaksanaan kegiatan;
Beberapa kegiatan yang pelaksanaannya tersebar di kabupaten/kota
khususnya dalam pelaksanaan fisik seperti pemberdayaan kelompok
tani tanaman semusim, tahunan, dan tanaman rempah penyegar
maupun kelompok tani yang mendukung pengendalian OPT, sehingga
memerlukan pengawalan pada saat pelaksanaan dan evaluasi yang
lebih intensif baik setelah melewati tahun berjalan, oleh sebab itu
Optimasi Lahan di Kab Bandung
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-13
seyogianya perlu difasilitasi secara berkesinambungan baik dialokasi di
APBN, APBD Provinsi maupun APBD kabupaten/kota yang
bersangkutan. Melihat pengalaman di tahun-tahun ke belakang
sering kali terabaikan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
sehingga outcome dan dampak kegiatan yang telah dilaksanakan
tersebut kurang termonitor dengan baik, sehingga kehilangan
informasi untuk salah satu bahan penyusunan kebijakan lanjutan dari
kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya saing, Industri Hilir, Pemasaran
dan Ekspor Hasil:
Penghematan anggaran sehingga kegiatan sempat tertunda selama
kurang lebih 2 bulan, adanya gagal lelang sehingga lelang harus
diulang yang berakibat menambah waktu proses lelang, kemudian
terjadi gagal lelang yang proses lelangnya tidak bisa diulang yaitu
untuk pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung di Kab. Bandung
Barat. Adapun solusi atas permasalahan tersebut adalah melakukan
koordinasi dan konsultasi lebih intensif dengan berbagai pihak terkait,
serta alokasi anggaran untuk sub-sub kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan disetor kembali ke KAS Negara, kemudian khusus untuk
pengadaan alat pengolahan teh hijau tepung pengangggarannya
diupayakan dari APBD Provinsi Jawa Barat TA. 2015.
3. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada Tahun 2014 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat menerima anggaran Tugas
Pembantuan dari Kementerian Pertanian sebesar Rp. 20.383.896.000,00, dengan
realisasi anggaran sebesar Rp. 17.400.710.082,00 atau sebesar 85,36%, dengan
rincian program/kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan
Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal.
a) Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber
Daya Lokal, dengan alokasi anggaran
Rp. 4.373.251.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.
4.072.674.500,00 atau 93,15.%. Hasil
kegiatan adalah diperolehnya 9
kelompok pengembangan kawasan
sapi potong di Kabupaten Indramayu,
Kelompok Ternak Mekar Mulya Kecamatan
Banjaran Kabupaten Majalengka
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-14
Kuningan, dan Majalengka;
diperolehnya 1 kelompok budidaya
sapi potong di Kabupaten Karawang,
diperolehnya 3 kelompok budidaya
sapi perah di Kabupaten Sumedang,
Majalengka dan Kuningan; berkembangnya 1 kelompok peternak ayam
lokal di kabupaten Kuningan; terlaksananya pengadaan ternak sapi
potong PO betina sebanyak 216 ekor dan sarana penunjangnya untuk
pengembangan kawasan sapi potong di Kabupaten Indramayu, Majalengka
dan Kuningan dengan agro input masing-masing kelompok mendapat
ternak sapi potong PO (Peranakan Ongole) betina 24 ekor, pakan
konsentrat 25 ton dan 1 paket obat-obatan; terlaksananya pengadaan
ternak sapi potong PO Betina sebanyak 24 ekor dan sarana penunjangnya
untuk pengembangan budidaya sapi potong di Kabupaten Karawang
dengan agro input masing-masing kelompok mendapat ternak sapi potong
PO (Peranakan Ongole) betina 24 ekor, pakan konsentrat 8 ton dan 1
paket obat-obatan; terlaksananya pengadaan ternak sapi perah FH dan
sarana penunjangnya untuk pengembangan budidaya sapi perah di
Kabupaten Sumedang, Majalengka dan Kuningan dengan agro input
masing-masing kelompok mendapat ternak sapi perah Holstain Friesan
(FH) betina 19 ekor dan 7 ton pakan konsentrat; serta terlaksananya
pengadaan ternak ayam buras (DOC : 1.600 ekor dan Pullet : 506 ekor)
untuk pengembangan unggas lokal di Kabupaten Kuningan.
b) Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak dengan Pendayagunaan
Sumber Daya Lokal dengan alokasi anggaran Rp. 4.280.645.000,00
realisasi anggaran sebesar Rp. 3.963.761.800,00 atau 93,60%. Hasil
kegiatan adalah terbentuknya kelompok pengolah bahan pakan di
Kabupaten Indramayu sebanyak 1 kelompok, terbentuknya kelompok yang
mengintegrasikan ternak sapi dengan padi di Kabupaten Majalengka
sebanyak 1 kelompok, terbentuknya kelompok Pengembangan Hijauan
Pakan Ternak di Lahan Kehutanan di Kabupaten Indramayu sebanyak 1
kelompok, terbentuknya kelompok Pengembangan Lumbung Pakan di
kabupaten Indramayu, Kuningan dan Majalengka sebanyak masing-masing
1 kelompok. Terlaksananya dukungan pakan sapi perah berkualitas di 20
kelompok peternak sapi perah di kabupaten Kuningan. Tersedianya
penguatan sumber bibit/benih hijauan pakan ternak di UPTD sebanyak 2
unit yaitu di UPTD BPTD Margawati dan SUPPTD Bunihayu; terbantunya
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-15
kelancaran produksi unit pengolah pakan unggas di 1 kelompok di
Kabupaten Cirebon; berkembangnya 6 kelompok peternak pengelola
tanaman pakan berkualitas serta tersedianya bibit pakan hijauan ternak
sebanyak 120.000 stek untuk penanaman dan pengembangan pakan
hijauan ternak, melalui pengadaan chopper sebanyak 6 unit, alat angkut
roda tiga 6 unit, roda dorong 6 unit dan timbangan 4 unit;
c) Kegiatan Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit dengan
Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal, dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.800.000.000,00 realisasi keuangan sebesar Rp. 1.620.000.000,00 atau
90,00%, dengan target ternak bunting 1.562 ekor dari 9 kelompok di 9
kabupaten yaitu Ciamis, Kuningan, Bogor,
Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Subang,
Cirebon dan Bekasi. Hasil kegiatan adalah
terselamatkannya sapi/kerbau betina bunting
sebanyak 1.418 ekor dari 8 kelompok tani
ternak di 8 kabupaten dalam penguatan
sapi/kerbau betina bunting, dengan realisasi
sebanyak 8 kelompok sehubungan 1 kelompok dari kabupaten Bekasi tidak
melaksanakan kegiatan ini dikarenakan keterbatasan jumlah ternak yang
bunting dan jangka waktu pelaksanaannya.
Permasalahan dan Solusi
Kegiatan Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya
Lokal sering terjadinya keterlambatan dalam proses pencairan pelaksanaan
kegiatan di KPPN Bandung I yang disebabkan oleh adanya update aplikasi
SILABI dan SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) yaitu tidak
sinkronnya antara pemaketan pekerjaan di ULP-LPSE Jawa Barat dengan proses
pendaftaran ADK Kontrak di KPPN Bandung I. Solusinya adalah perlu adanya
Sosialisasi Kebijakan Updating Aplikasi SILABI dan SPAN oleh pihak Direktorat
Jenderal Perbendaharaan Negara/KPPN Bandung I kepada Pelaksana kegiatan
pada Satker dan ULP-LPSE Jawa Barat (Contoh : pada Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa di ULP-LPSE hanya tercantum 6 digit Kode Akun,
sedangkan pada pendaftaran ADK Kontrak di KPPN Bandung I tercantum 9
Digit).
Kelompok Makmur Agro
Satwa Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-16
2) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,
Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian.
a) Kegiatan Pengembangan Pemasaran
Domestik dengan alokasi anggaran Rp.
7.250.000.000,00 realisasi anggaran
sebesar Rp. 5.295.138.982,00,00 atau
73,04 %. Hasil kegiatan Pengembangan
Pemasaran Domestik adalah
terlaksananya fasilitasi sarana dan kelembagaan pasar ternak di Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Garut, Kabupaten Subang,
Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis;
tersedianya fasilitasi pemasaran untuk poktan dan gapoktan di Kabupaten
Garut, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten
Majalengka untuk menunjang pemasaran
ternak dan hasil ternak melalui
ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1
paket peralatan sarana pemasaran hasil
peternakan yang berlokasi di UPT Pasar
Hewan Ciledug Desa Sukadana
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon, 1 buah kendaraan roda empat
untuk operasional pembinaan pasar ternak serta terlaksanakannya
bimbingan teknis pemasaran hasil peternakan di Kabupaten Cirebon;
ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan sarana pemasaran
hasil peternakan yang berlokasi di UPTD
Pasar Hewan Desa Ciwareng Kecamatan
babakan Cikao Kabupaten Purwakarta serta
terlaksananya bimbingan teknis pemasaran
hasil peternakan Kabupaten Purwakarta;
ketersediaan 1 paket peralatan sarana
pemasaran hasil peternakan yang berlokasi
di Pasar Ternak Pagaden Kampung Julang
Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang, 8 buah
kendaraan motor roda dua untuk operasional petugas pasar ternak serta
terlaksananya bimbingan teknis pemasaran hasil peternakan Kabupaten
Subang; Ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan sarana
pemasaran hasil peternakan yang berlokasi di Pasar Ternak Wanaraja Desa
Wanajaya Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut terlaksananya bimbingan
Pasar Hewan Ciawi Desa Pakemitan Kecamatan Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya
Pasar Hewan Ciledug Desa
Sukadana Kec. Pabuaran
Kabupaten Cirebon
Pasar Hewan Desa Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-17
teknis pemasaran hasil peternakan
Kabupaten Garut; ketersediaan 1 unit pasar
ternak dan 1 paket peralatan sarana
pemasaran hasil peternakan yang berlokasi
di Pasar Hewan Ciawi Desa Pakemitan
Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya
serta terlaksananya bimbingan teknis
pemasaran hasil peternakan Kabupaten
Tasikmalaya; ketersediaan 1 unit pasar ternak dan 1 paket peralatan
sarana pemasaran hasil peternakan yang berlokasi di Pasar Ternak
Pamarican Desa Pamarican Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dan
Pasar Ternak Terpadu Ciamis Kelurahan Cigembor Kecamatan Ciamis
Kabupaten Ciamis, 1 unit kendaraan roda empat pengangkut ternak, 2 unit
motor roda dua serta terlaksananya bimbingan teknis pemasaran hasil
peternakan Kabupaten Ciamis; Terlaksananya bimbingan teknis pemasaran
hasil peternakan Kabupaten Bandung; Ketersediaan 1 unit sarana fasilitasi
pemasaran hasil peternakan untuk poktan dan gapoktan di Kelompok
Peternak Rundayan Sawargi Desa Karyamukti Kecamatan Cibalong
Kabupaten Garut; Ketersediaan 1 unit sarana fasilitasi pemasaran hasil
peternakan untuk poktan dan gapoktan di Kelompok Makmur Agro Satwa
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi; dan Ketersediaan 1 unit
bangunan dan 1 paket alat pemasaran hasil peternakan untuk poktan dan
gapoktan di KT Mekar Mulya Kecamatan Banjaran Kabupaten Majalengka.
b) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian dengan alokasi
anggaran Rp. 1.000.000.000,00, realisasi anggaran sebesar Rp.
774.851.800,00 atau 77.49%. Realisasi fisik sebesar 100%. Hasil Kegiatan
Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian adalah terlaksananya
pengadaan Fasilitasi Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di Jawa Barat
meliputi 4 kabupaten/Kota yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor dan Kegiatan Fasilitasi
Pengolahan Hasil Peternakan (Daging) di Jawa Barat yaitu Kabupaten
Bandung. Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di
Kabupaten Sukabumi yaitu untuk Kelompok Tunggal Jaya yang berlokasi di
Kampung Nagrog Rt 04/01 Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota
Tasikmalaya dan Terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi
anggota Kelompok Tunggal Jaya; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil
Peternakan (Susu) di Kabupaten Kuningan yaitu untuk Kelompok Ternak
Pasar Ternak Pamarican Desa Pamarican Kecamatan
Pamarican Kabupaten Ciamis
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-18
Sapi Perah "Sinar Jaya" yang berlokasi di Kampung Palutungan Desa
Cisantana Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan dan terlaksananya
bimbingan teknis pengolahan susu bagi anggota kelompok Ternak Sapi
Perah "Sinar Jaya"; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di
Kabupaten Sukabumi yaitu untuk Kelompok P4S Liseli yang berlokasi di
Kp. Palasari RT 24/07 Desa Sudajaya Girang Kec. Sukabumi Kab. Sukabumi
dan terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi anggota
kelompok P4S Liseli; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Susu) di
Kabupaten Bogor yaitu untuk Gabungan Kelompok Tani Ternak Sapi Perah
"ASTER" yang berlokasi di Kawasan Usaha Peternakan KPS Bogor, Ds. Situ
Udik Kec. Cibungbulang Kab. Bogor dan terlaksananya bimbingan teknis
pengolahan susu bagi anggota Gabungan Kelompok Tani Ternak Sapi
Perah "ASTER"; Terfasilitasinya Pengolahan Hasil Peternakan (Daging) di
Kabupaten Kuningan yaitu untuk Kelompok Aster Mekar yang berlokasi di
Kp. Babakan Cimahi RT 03 RW 06 Ds. Giri Mekar Kec. Cilengkrang Kab.
Bandung dan terlaksananya bimbingan teknis pengolahan susu bagi
anggota Kelompok Aster Mekar.
Permasalahan dan Solusi
Pembangunan pasar ternak di Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dan
pasar ternak di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung tidak bisa
direalisasikan (gagal kontrak/pemutusan kontrak) karena perusahaan
pemenang lelang tidak dapat melanjutkan pembangunan disebabkan
kekurangan modal. Solusinya adalah:
b. Telah dilakukan teguran dan peringatan dari konsultasi pengawas dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kepada perusahaan/kontraktor dan
perusahaan kontraktor dimasukan ke daftar hitam (black list) di Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP).
c. Pekerjaan pembangunan pasar ternak tidak dibayar dan uang muka
dikembalikan ke negara.
d. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI untuk kelanjutan
pembangunan pasar ternak tahun 2015.
3) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian
a. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan alokasi anggaran Rp.
150.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 144.283.000,00 atau
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-19
96,19%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terbinanya pelaksanaan
administrasi dan teknis di kabupaten; terencananya program dan kegiatan
PSP tahun 2015; terlaksananya evaluasi dan pengawasan kegiatan Ditjen
PSP Tahun 2014; terkoordinasinya kegiatan Ditjen PSP Tahun 2014 melalui
pembinaan administrasi dan teknis di kabupaten; dan penyusunan SAI
Ditjen PSP Tahun 2014.
b. Kegiatan Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian dengan alokasi anggaran
Rp. 900.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 900.000.000,00 atau
100,00%. Hasil kegiatan adalah terantisipasinya kebutuhan sumber air
untuk mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis sebanyak 1 unit,
Sumedang sebanyak 2 unit, dan Tasikmalaya sebanyak 2 unit;
meningkatnya kinerja pembangunan peternakan melalui konservasi air dan
antisipasi anomali iklim mendukung peternakan di Kabupaten Ciamis,
Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bogor melalui pembuatan embung di
Kabupaten Ciamis sebanyak 48 unit, Garut sebanyak 48 unit, Tasikmalaya
sebanyak 42 unit, Sukabumi sebanyak 48 unit, dan Bogor sebanyak 48
unit, serta pembinaan administrasi kegiatan di Kabupaten Ciamis,
Sumedang, Garut, Bogor, Tasikmalaya dan Sukabumi.
c. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian dengan alokasi
anggaran Rp. 630.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp.
630.000.000,00 atau 100%. Hasil pelaksanaan kegiatan adalah
meningkatnya luas areal peternakan di Kabupaten Sumedang, Garut,
Bogor, Indramayu, Cianjur, dan Tasikmalaya, melalui perluasan areal
peternakan di Kabupaten Sumedang seluas 10 ha, Garut seluas 20 ha,
Bogor seluas 10 ha, Indramayu seluas 20 ha, Cianjur seluas 10 ha, dan
Tasikmalaya seluas 20 ha.
4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pembangunan transmigrasi bersifat lintas Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
rangka pengembangan suatu kawasan yang membutuhkan sumberdaya manusia
dari daerah lain yang lebih baik untuk menstimulan sumber daya manusia yang ada.
Oleh karenanya pembangunan transmigrasi di suatu daerah merupakan inisiatif
Pemerintah Daerah setempat yang didasarkan oleh suatu kondisi obyektif adanya
kebutuhan.
Karena program transmigrasi merupakan kegitan lintas Provinis maka ada dua
Provinsi yang terlibat secara langsung yakni pemerintah daerah asal dan pemerintah
daerah penempatan dimana setiap derah memiliki tugas dan kewajiban yang
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-20
berbeda, untuk daerah asal seperti Jawa Barat maka tugas yang harus dilaksanakan
adalah menyiapkan calon transmigran yang berkompeten, melaksanakan pelayanan
bagi calon transmigran dari mulai pendaftaran seleksi, penampungan sampai dengan
pemindahan dan pemberangkatan sampai debarkasi di daerah penempatan
Bidang transmigrasi khususnya seksi Pemindahan dan Pembinaan berperan dalam
hal pelayanan transmigran selama dipenampungan/transito baik di Kabupaten/Kota
maupun Provinsi sampai dengan pemindahan transmigran di debarkasi denga tujuan
agar calon transmigran merasa aman, nyaman dan tertib selama dalam pelayanan di
penampungan dan perjalanan Menuju daerah penempatan.
Pada tahun 2014 pemindahan dari Jawa Barat ke daerah penempatan dari alokasi
target 130 KK yang terbit Surat Perintah Pemberangkatan (SPP) sebanyak 93,
sedangkan realisasinya yang di berangkatkan hanya 91 KK 331 jiwa. Selebihnya SPP
yang tidak terealisasi sebanyak 17 KK, SPP yang tidak turun sebanyak 17 KK yang
Drop sebanyak 22 KK dan dikembalikan ke Jakarta.
Pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di permukiman transmigrasi
merupakan hal yang penting dalam upaya meningkatkan derajat kehidupan
transmigran. Untuk itu diperlukan sinergitas dan koordinasi dengan unit kerja dan
Instansi/Lembaga terkait dalam upaya optimalisasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat transmigran. Pembinaan dan pengembangan tersebut tidak hanya bagi
masyarakat yang berada di Lokasi Resettlement Jawa Barat tetapi juga masyarakat
trasmigran asal Jawa Barat yang berada di Lokasi Transmigran Antar Daerah.
Pembangunan resettlement (Transmigrani Lokal) di Jawa Barat yang dimulai sejak
tahun 2000, adalah wujud implementasi dari penyelenggaraan transmigrasi. Sampai
saat ini terdapat 21 lokasi Transmigrasi Lokal yang tersebar di 11 kabupaten dimana
merupakan kebijakan dari Pemerintah Pusat, diharapkan dapat menjadi solusi dalam
mengatasi masalah kependudukan, penanggulangan eksodan korban kerusuhan
sosial dan pemerataan pembangunan Jawa Barat bagian selatan.
Pada Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat
menerima anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sebesar Rp. 3.452.462.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
2.821.309.090,00 atau 81,72%, dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 3.207.566.000,00 realisasi anggaran sebesara Rp. 2.603.186.090,-
atau 81,16% Output Keluarga yang difasilitasi perpindahannya ke kawasan
transmigrasi di wilayah strategis, Lembaga pemerintah yang berpartisipasi
dalam pembangunan kawasan transmigrasi di wilayah tertinggal/perbatasan,
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-21
Pelayanan teknis administrasi Outcome Terwujudnya pemukiman dalam
kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak.
2) Program Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 244.896.000,00 realisasi anggaran
sebesar Rp. 218.123.000,00 atau 89,07%. Output Layanan perkantoran
Outcome Berkembangnya masyarakat dan kawasan transmigrasi yang
teritegrasi dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah yang
berdaya saing.
Permasalahan dan Solusi:
a) Minat bertransmigrasi cukup banyak, sementara target yang tersedia dari
pusat terbatas.
b) Kesiapan daerah penempatan dalam pelaksanaan pembangunan
pemukiman transmigrasi belum semuanya dapat terselesaikan sehingga
berdampak pada realisasi penempatan transmigran asal Jawa Barat tidak
sesuai dengan target dan jadwal.
c). Petugas Kab/Kota dalam melaksanakan pendafsi belum mengacu pada
kepmen 208/men/X/2004 sehingga masih ditemukan usia yang melebihi
batas usia maksimal.
Solusinya adalah:
a) Koordinasi dengan Kemnakertrans RI dan daerah penempatan.
b) Melakukan koordinasi dengan Kepala UPT dan Kabupaten penempatan
setempat.
c) Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap pendafsi di
Kabupaten/Kota.
5. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada tahun 2014 Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat menerima
anggaran Tugas Pembantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebesar Rp.
Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah Bidang
Ketransmigrasian n
Rapat Evaluasi
Pemberdayaan Masyarakat
Transmigrasi Lokal
(Resettlement)
Pemberangkatan
Transmigran
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-22
20.732.907.000,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 20.285.332.200 atau
sebesar 97,84% dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:
1) Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
a) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan
Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan dan
Pengawakan Kapal Perikanan dengan
alokasi anggaran sebesar Rp.
15.845.190.000,00, dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 15.744.471.500,00 atau
99,36%. Rincian pekerjaan adalah: 1)
Pembangunan kapal perikanan >30 GT Rp.
14.515.190.000,00, 2) Laminasi kapal,
palkanisasi kapal, refrigasi palka dan
sarana penangkapan ikan diatas kapal Rp.
872.500.000,00. Output kegiatan adalah
terlaksananya pembangunan kapal
perikanan >30 GT sebanyak 10 unit;
terlaksananya pengadaan Freezer sebanyak 1 buah, Cool Box 600 liter
sebanyak 25 buah, Laminasi Kapal Perikanan > 30 GT sebanyak 2 unit dan
Laminasi Kapal Perikanan < 30 GT sebanyak 3 unit, serta tray (keranjang
buah) sebanyak 100 buah. Outcome kegiatan adalah meningkatnya
produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan.
b) Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Ikan
(SDI) dengan alokasi anggaran sebesar
Rp. 234.000.000,00, dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 232.140.000,00
atau 99,21%. Rincian pekerjaan:
pengadaan Rumah Ikan
(Fish Apartemen) Rp. 200.000.000,00.
Output kegiatan adalah terlaksananya
pengadaan rumah ikan (Fish Apartemen)
sebanyak 1 (satu) unit. Outcome kegiatan
adalah meningkatnya produktivitas
perikanan tangkap dan kesejahteraan
nelayan.
Kapal Inkamina
Coolbox
Rumah Ikan sebelum dan setelah ditenggelamkan
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-23
Permasalahan dan Solusi
Secara umum pelaksanaan program berjalan lancar, namun dalam pencapaian
outcome masih terdapat beberapa permasalahan yaitu :
1) Struktur armada penangkapan masih menggunakan armada penangkapan
tradisional, untuk itu dilakukan upaya restrukturisasi armada penangkapan
diantaranya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan
prasarana penangkapan ikan,
2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perikanan seperti
prasarana TPI/PPI, untuk itu dilaksanakan pengembangan PPI/TPI melalui
penyempurnaan sarana dan prasarana, dan
3) Menurunnya stok sumber daya ikan di laut dan perairan umum dikarenakan
terjadi degradasi kualitas lingkungan, untuk itu dilakukan upaya rehabilitasi
lingkungan perairan yang ditindaklanjuti dengan pengkayaan stok sumber
daya ikan.
2). Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya.
a) Kegiatan Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 2.725.580.000,00, dan realisasi anggaran sebesar Rp.
2.541.945.700,00 atau 93,26%. Rincian pekerjaan : 1) Akselesari
peningkatan produksi induk unggul Ikan Nila Nirwana dan Ikan Mas di
BPBIAT Wanayasa Rp. 956.835.000,00; 2) Akselerasi peningkatan kualitas
induk Ikan Gurame dan Tawes di BPPBAT Singaparna Tasikmalaya Rp.
518.885.000,00; 3) Akselerasi peningkatan produksi induk unggul Ikan Lele
Sangkuriang di BPBAT Cijengkol Subang Rp. 773.233.000,00; 4) Akselerasi
peningkatan produksi benih unggul Ikan Nila Nirwana dan Ikan Mas di
BPBIAT Wanayasa Rp. 178.300.000,00; 5) Akselerasi peningkatan produksi
benih unggul Ikan Kerapu di BPBIAPL Pangandaran Rp. 102.050.000,00; 6)
Akselerasi peningkatan produksi benih unggul Ikan Nila Salin di BPBAPL
Karawang Rp. 103.475.000,00; 7) Pengadaan bahan operasional produksi
bibit Rumput Laut di Pulau Gosong Kabupaten Indramayu Rp.
88.000.000,00. Output kegiatan adalah terpenuhinya induk unggul sebanyak
2.236.067 induk; terpenuhinya benih ikan yang bermutu sebanyak
7.460.049 ekor; terpenuhinya produksi bibit rumput laut sebanyak 100 Ton.
Outcome kegiatan adalah meningkatnya produksi perikanan budidaya
sebesar 871.572 Ton.
b) Kegiatan Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan
yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-24
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.611.337.000,00 dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 1.453.955.000,00 atau 90,23%. Rincian pekerjaan :
1) Pembuatan kolam dalam dengan konstruksi beton di BPPBAT lokasi
Ceungceum, Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Rp. 974.617.000,00; 2)
Pembangunan pintu air dan saluran intake di BPBAT Instalasi Jatisari
Karawang Rp. 109.500.000,00; 3) Pembangunan bak pembenihan ikan Lele
Sangkuriang di Instalasi Jatisari Karawang Rp. 97.450.000,00; 4) Rehabilitasi
bak induk ikan laut di BPBIAPL Pangandaran Rp. 300.000.000,00. Output
kegiatan adalah terfasilitasi dan teridentifikasinya lahan budidaya sesuai
target produksi perikanan budidaya, tersedianya jumlah kawasan perikanan
budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai, tersedianya
jumlah kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya, tersusunnya
RSNI, teridentifikasinya kawasan potensi perikanan budidaya. Outcome
kegiatan adalah meningkatnya sarana dan prasarana pembudidayaan ikan di
Jawa Barat.
c) Kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dilaksanakan oleh
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 80.040.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp.
80.040.000,00 atau 100,00%. Rincian pekerjaan : 1) Pengelolaan Satker
Tugas Pembantuan Provinsi Rp. 72.840.000,00; 2) Pengelolaan keuangan
dan asset milik Negara Rp. 7.200.000,00. Output kegiatan adalah
terlaksananya pengelolaan satuan kerja selama 12 bulan, tersusunnya
dokumen pengelolaan keuangan dan aset milik negara sebanyak 2 (dua)
dokumen. Outcome kegiatan adalah meningkatnya tertib administrasi
kegiatan.
Permasalahan dan Solusi
Dalam pencapaian outcome masih terdapat beberapa permasalahan yaitu :
a. Kualitas dan kuantitas benih dan induk ikan masih rendah, untuk itu
dilakukan peningkatan penyediaan induk/benih yang berkualitas dengan
menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dan Cara Pembenihan
Ikan yang Baik (CPIB),
b. Sarana dan prasarana budidaya masih rendah, dilakukan peningkatan
sarana prasarana perikanan budidaya.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-25
3) Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
a) Kegiatan Fasilitasi Penguatan dan
Pengembangan Pemasaran Dalam Negeri
Hasil Perikanan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 100.000.000,00, dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 99.000.000,00 atau
99,00%. Rincian pekerjaan: 1) Pengadaan
sarana pemasaran di Kabupaten
Indramayu Rp. 50.000.000,00; 2)
Pengadaan sarana pemasaran di
Kabupaten Ciamis Rp. 50.000.000,00.
Output kegiatan adalah tersedianya
sarana pemasaran hasil perikanan di
Kabupaten Indramayu berupa : trays 50
unit, motor roda-3 sebanyak 1 unit,
timbangan digital 10 unit, sepatu boot 15
unit; Kabupaten Ciamis berupa: tabung gas 5 buah, blong plastic 20 buah,
freezer 2 unit, regulator 5 buah, jerigen 110 unit, Happa 30 unit, jolang 30
unit, serokan 30 unit, drum plastic 10 unit. Outcome kegiatan adalah
meningkatnya produk perikanan yang berdaya saing.
b) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Industri
Pengolahan Hasil Perikanan yang
dilaksanakan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 100.000.000,00, dan realisasi
anggaran sebesar Rp. 99.380.000,00 atau
99,38%. Rincian pekerjaan : pengadaan
sistem rantai dingin di Kabupaten
Karawang Rp. 100.000.000,00 Output kegiatan adalah terlaksananya
pengadaan sarana sistem rantai dingin (SRD) di Kabupaten Karawang
berupa coolbox sebanyak 28 unit, freezer sebanyak 4 unit, dan showcase
sebanyak 2 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya mutu produk hasil
perikanan dan kelautan.
c) Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Produk Hasil Perikanan Non Konsumsi
dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 36.760.000,00, dan realisasi anggaran
sebesar Rp. 34.400.000,00 atau 93,58%. Rincian pekerjaan: Perencanaan
dan pelaporan kegiatan. Output kegiatan adalah tersedianya dokumen
perencanaan anggaran dan pelaporan 1 paket. Outcome kegiatan adalah
Sepeda motor roda-3
Freezer
Coolbox
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-26
meningkatnya kualitas dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
kegiatan ragam produk hasil perikanan non konsumsi di Jawa Barat.
6. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada Tahun 2014 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat menerima
anggaran Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharan (TPOP) dari Kementerian
Pekerjaan Umum sebesar Rp. 128.648.638.000,00. Realisasi anggaran sebesar Rp.
125.232.387.610,00 atau 97,34 % dan progres fisik 99,69 %. Rincian kegiatan terdiri
dari :
1. Kegiatan penelusuran/survey Jaringan Irigasi;
2. Kegiatan Operasi Rutin;
3. Kegiatan Pemeliharaan Rutin;
4. Kegiatan Pemeliharaan Berkala;
5. Kegiatan Administrasi Kegiatan (AP) & Pendaftaran dan Seleksi; dan
6. Kegiatan Pelaporan secara Elektronik.
Dari 6 kegiatan tersebut mencakup 17 Daerah Irigasi kewenangan pusat, terdiri dari:
Daerah Irigasi Cipamingkis Kabupaten Bogor dan Bekasi,
Daerah Irigasi Jatiluhur Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang dan Indramayu,
Daerah Irigasi Cipancuh Kabupaten Indramayu,
Daerah Irigasi Cileuleuy Kabupaten Subang,
Daerah Irigasi Leuwi Nangka Kabupaten Subang,
Daerah Irigasi Cihea Kabupaten Cianjur,
Daerah Irigasi Cikaranggeusan Kabupaten Sukabumi,
Daerah Irigasi Ciletuh Kabupaten Sukabumi,
Daerah Irigasi Rentang Kabupaten Indramayu dan Cirebon,
Daerah Irigasi Ciwaringin Kabupaten Cirebon,
Daerah Irigasi Cikeusik Kabupaten Cirebon,
Daerah Irigasi Seuseupan Kabupaten Cirebon,
Daerah Irigasi Cipanas II Kabupaten Indramayu,
Daerah Irigasi Kamun Kabupaten Majalengka,
Daerah Irigasi Cikunten I Kabupaten Tasikmalaya,
Daerah Irigasi Cikunten II Kabupaten dan Kota Tasikmalaya
Daerah Irigasi Lakbok Utara Kabupaten Ciamis.
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-27
Gambar 5.1
Peta Lokasi Daerah Irigasi Kegiatan SKPD TPOP
inas PSDA Provinsi Jawa Barat
Pelaksanaan Kegiatan
1) Kegiatan Penelusuran/Survey Jaringan Irigasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 1.742.800.000,00
realisasi anggaran sebesar Rp. 1.685.082.850,00 atau 96,69%, realisasi fisik
100%, Output kegiatan adalah terlaksananya penelusuran/survey jaringan
irigasi yang dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan/inspeksi saluran dan
bangunan seluruh jaringan irigasi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
jaringan irigasi baik saluran ataupun bangunan dan perhitungan Angka
Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) sehingga dapat
tersusunnya buku laporan AKNOP di 17 Daerah Irigasi Kewenangan Pusat.
Dalam pelaksanannya melibatkan peran serta dari Staf Pelaksana Kegiatan
sebanyak 80 orang dan Kelembagaan O&P di Daerah (UPT/Pengamat,
Juru/Mantri Pengairan, P3A/GP3A/ IP3A Mitra Cai). Outcome kegiatan adalah
tercapainya penyusunan program O & P Jaringan Irigasi di 17 Daerah Irigasi
Kewenangan Pusat.
2) Kegiatan Operasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 30.844.050.000,00,
realisasi anggaran sebesar Rp. 30.534.799.000,00 atau 99%, realisasi fisik 100%.
Output kegiatan adalah terlaksananya operasi dan pengaturan Jaringan Irigasi
sebanyak 17 Daerah Irigasi kewenangan pemerintah pusat yang berada di
provinsi Jawa Barat berupa pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah
hujan, data luas tanam, dll); Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit; Pekerjaan
GAMBARAN UMUM LOKASI TP OP
DI.CIPAMINGKIS4.591 HA
DI.JATILUHUR237.790 HA
DI.LEUWINANGKA4.387 HA
DI.CILEULEUY5.378 HA
DI.CIHEA5.484 HA
DI.CIPANCUH6.318 HA
DI.KAMUN8.462 HA
DI.RENTANG87.232 HA
DI.CIWARINGIN4.364 HA
DI.CIPANAS II3.265 HA
DI.SEUSEUPAN3.897 HA
DI.CIKEUSIK6.924 HA
DI.LAKBOKUTARA6.673 HA
DI.CILETUH3.378 HA
DI.CIKARANGGEUSAN4.038 HA DI.CIKUNTEN I
3.222 HA
DI.CIKUNTEN II4.387 HA
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-28
membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian Air
Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll; Pekerjaan
melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan : membuat
laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);
Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya
debit sungai banjir; Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras
endapan lumpur; Koordinasi antar instansi terkait; dan Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Operasi Jaringan Irigasi. Outcome kegiatan adalah terkelolanya
jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat yang
berada di Provinsi Jawa Barat dengan baik sehingga dapat mengalirkan air ke
petak persawahan sesuai dengan kebutuhan Ruang Lingkup Kegiatan Operasi
Jaringan Irigasi meliputi:
a) Perencanaan
1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan
2) Perencanaan Tata Tanam Detail
3) Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tanam
4) SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam
5) Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan
b) Pelaksanaan
1) Laporan keadaan air dan tanaman (04-O)
2) Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O)
3) Pencatatan Debit Saluran (06-O)
4) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O)
5) Pencatatan Debit Sungai/Bangunan Pengambilan (08-O)
6) Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif (FPR) (09-O)
7) Laporan Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per Daerah Irigasi
(10-O)
8) Rekap Kabupaten per Masa Tanam (11-O)
9) Rekap Provinsi (12-O)
10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi
c) Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring Pelaksanaan Operasi
2) Kalibrasi alat ukur
3) Monitoring Kinerja Daerah Irigasi
Disamping itu dalam kegiatan ini terdapat juga pengadaan bahan
operasi dan pemeliharaan untuk menunjang sarana pendukung yaitu:
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-29
penyedian blangko-blangko, (blangko operasi dan blangko pemeliharaan), serta
bahan lainnya.
3) Kegiatan Pemeliharaan Rutin
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi
anggaran Rp. 33.030.306.000,00 realisasi
anggaran sebesar Rp. 32.688.086.100,00
atau 98,96%, realisai fisik 100%. Output
kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan
rutin melalui perawatan dalam rangka
mempertahankan kondisi Jaringan Irigasi
yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang
diubah atau diganti berupa pemberian minyak pelumas pada bagian pintu,
pembersihan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak,
pembersihan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran, Pembuangan
endapan lumpur di bangunan ukur, dan pemeliharaan tanaman lindung di sekitar
bangunan dan di tepi luar tanggul saluran, serta yang bersifat perbaikan ringan
berupa penutupan lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan dan
perbaikan kecil pada pasangan. Kegiatan ini banyak melibatkan peran petugas
operasi dan pemeliharaan dalam penggunaan peralatan lapangan seperti
cangkul, parang, sabit, garuk, sepatu kerja, topi, jas hujan, senter, meteran/ rol
meter, rompi dan pelampung. Outcome kegiatan adalah mempertahankan
kondisi jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat
yang berada di Provinsi Jawa Barat terus menerus sehingga adapat mengalirkan
debit air sesuai rencana dalam rangka menunjang/mendukung ketahanan
pangan nasional.
4) Kegiatan Pemeliharaan Berkala
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 60.997.207.000, realisasi
anggaran sebesar Rp. 58.443.932.500 atau 95,81%, realisasi fisik 99,79%.
Output kegiatan adalah terlaksananya perawatan dan perbaikan saluran irigasi
sepanjang 685,02 Km dan 1.623 buah bangunan, terbagi dalam tiga pekerjaan
yaitu pemeliharaan yang bersifat perawatan, pemeliharaan yang bersifat
perbaikan, dan pemeliharaan yang bersifat penggantian, meliputi:
a) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perawatan
1) Pengecatan pintu
2) Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran
b) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Perbaikan
1) Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-30
2) Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya
3) Perbaikan Saluran
4) Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk
5) Perbaikan Jalan Inspeksi
6) Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA
dan PPB, kendaraan dan peralatan
c) Pemeliharaan Berkala Yang Bersifat Penggantian
1) Penggantian Pintu
2) Penggantian alat ukur
3) Penggantian peil schall
Kegiatan ini dilaksanakan oleh SKPD
Tugas Pembantuan Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat
dibantu oleh para pekerja harian lepas
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A),
Kelompok Tani dan Gapoktan dengan
menggunakan cara swakelola yang
dilaksanakan dengan rekanan sesuai
dengan ketentuan dan kompetensinya.
Pelaksanaan pemeliharaan berkala
dilaksanakan secara periodik sesuai
kondisi Jaringan Irigasinya. Setiap jenis
kegiatan pemeliharaan berkala dapat
berbeda-beda periodenya, misalnya
setiap tahun, 2 tahun, 3 tahun dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan
jadwal musim tanam serta waktu
pengeringan. Outcome kegiatan adalah mengembalikan fungsi dan kondisi
jaringan irigasi pada 17 Daerah Irigasi kewenangan Pemerintah Pusat yang
berada di Provinsi Jawa Barat sehingga dapat mengalirkan debit air irigasi sesuai
rencana dalam rangka menunjang/mendukung ketahanan pangan nasional.
5) Kegiatan Administrasi Kegiatan (AP) & Pendaftaran dan Seleksi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran sebesar Rp.
1.966.275.000, realisasinya sebesar Rp. 1.812.547.660,00 atau 92.18%,
realisasi fisik 100%. Output kegiatan adalah terlaksananya Administrasi
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi di 17 Daerah Irigasi
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-31
Kewenangan Pusat. Outcome kegiatan adalah terlaksananya kegiatan
Layanan Perkantoran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
6) Kegiatan Pelaporan secara Elektronik
Kegiatan ini dilaksanakan dengan alokasi anggaran Rp. 68.000.000, realisasi
anggaran sebesar Rp. 67.998.500,00 atau 100%, realisasi fisik 100%. Output
kegiatan adalah terlaksananya pelaporan pelaksanaan Tugas Pembantuan melalui
sistem pelaporan elektronik (E-Monitoring) secara periodik (dwibulanan dan
triwulanan). Outcome kegiatan adalah terkendalinya pelaksanaan Tugas
Pembantuan dan terselenggaranya sistem pelaporan secara elektronik (E-
Monitoring).
7. Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat
Program dan Kegiatan
Pada tahun 2014 Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat menerima anggaran Tugas
Pembantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum sebesar Rp. 70.923.000.000,00
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 70.918.998.000,00 atau 99,99%. Anggaran
tersebut dialokasikan untuk Program Penyelenggaraan Jalan, yaitu Pelaksanaan
Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan kondisi kemantapan jalan agar tetap dapat memberikan pelayanan
yang optimal terhadap arus lalu lintas yang melewatinya dalam batas repetisi beban
standar maupun struktur yang direncanakan.
Hasil pelaksanaan kegiatan adalah :
1). Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jalan alokasi anggaran sebesar Rp. 8.035.480.000,00
realisasi anggaran sebesar Rp. 8.035.357.000,00 atau 100%. Output kegiatan
adalah terlaksananya pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan nasional sepanjang
51,99 km, outcome kegiatan adalah terpertahankannya nilai struktur jalan sesuai
dengan umur rencana.
Pemeliharaan Rutin Jalan Bts Banten–Bagbagan–Cikembang
Sebelum Sesudah
2). Kegiatan Pemeliharaan Rutin Jembatan alokasi anggaran sebesar Rp.
674.000.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 673.828.000,00 atau 99,97%.
Output kegiatan adalah terlaksananya pemeliharaan berkala/rehabilitasi jalan
LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 V-32
nasional sepanjang 51,99 km, outcome kegiatan adalah terpertahankannya nilai
struktur jembatan sesuai dengan umur rencana.
Pemeliharaan Rutin Jembatan Bts Banten–Bagbagan–Cikembang
Sebelum Sesudah
3). Kegiatan Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan alokasi anggaran sebesar Rp.
59.073.200.000,00 realisasi anggaran sebesar Rp. 59.070.760.000,00 atau
100%. Output kegiatan adalah terlaksananya peliharaan berkala/rehabilitasi
jalan nasional sepanjang 27,33 m, outcome kegiatan adalah terpertahankannya
nilai struktur jalan sesuai dengan umur rencana.
Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Cikembang-Bagbagan
Sebelum Sesudah
Pemeliharaan Berkala/Rehabilitasi Jalan Bts Banten - Cisolok
Sebelum Sesudah
4). Kegiatan Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perkantoran (Layanan
Perkantoran) serta Sistem Pelaporan (e-Monitoring) dengan alokasi dana sebesar
Rp. 3.140.320.000,00 reallisasi anggaran Rp. 3.139.054.000,00 atau 99,96%.
Output kegiatan adalah terlaksananya penyelenggaraan administrasi
perkantoran, outcome kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur untuk menunjang peningkatan kinerja.