bab v penyelenggaraan tugas pembantuansatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... ·...
TRANSCRIPT
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 496
BAB V
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam
Undang-Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki
makna tersendiri. Dimana pembagian urusan yang kemudian diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali
urusan pemerintahan yang telah ditentukan menjadi urusan Pemerintah.
Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan, karena tidak semua
wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas
desentralisasi. Disamping itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan memang tidak
dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan
diotonomkan sekalipun kepada daerah.
Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di
wilayah provinsi.
Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil
Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek
rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di
daerah kabupaten dan kota.
Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cerminan dari sistem
dan prosedur penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/ atau desa, serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi
penugasan.
Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan
pelayanan umum. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi
sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian
tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 497
kabupaten dan kota, serta sebagian tugas pemerintahan dalam bidang tertentu
lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang tidak atau belum dapat
dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas pembantuan yang diberikan oleh
pemerintah kabupaten / kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas
kabupaten / kota di bidang pemerintahan yang menjadi wewenang
kabupaten/kota.
Penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pembantuanmemberikan konsekuensi terhadap pengaturan pendanaan.Semua
urusan pemerintahan yang sudah diserahkan menjadi kewenangan pemerintah
daerah harus didanai dari APBD, sedangkan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah harus didanai dari APBN melalui bagian anggaran
kementerian/lembaga (K/L).
Dana dekonsentrasi pada hakekatnya merupakan bagiananggaran
kementerian/ lembaga yang dialokasikan kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah di wilayah propinsi, sesuai dengan beban dan jenis kewenangan yang
dilimpahkan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
kepada yang memberikan pelimpahan. Sementara dana tugas pembantuan
merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk
daerah provinsi atau kabupaten/kota, dan/atau desa sesuai dengan beban dan
jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan kepada yang memberikan penugasan. Sehingga
berdasarkan pola pertanggungjawaban dan pelaporan penyelenggaraan dana
dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, maka yang menjadi kewajiban Pemerintah
Kabupaten / Kota hanyalah pelaporan tugas pembantuan.
Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang memperoleh alokasi dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyelenggaraan Tugas
Pembantuan sebesar Rp 7.800.593.000,-. Dana tersebut terbagi dalam 4 (empat)
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dilaksanakan oleh 4 (empat) SKPD
di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Keempat SKPD penyelenggara kegiatan
Tugas Pembantuan tersebut adalah :
1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menerima alokasi sebesar Rp
827.704.000,- untuk melaksanakan Program Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja yang merupakan penugasan dari Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 498
2. Dinas Kesehatan, menerima alokasi sebesar Rp 3.581.042.000,- untuk
melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang
merupakan penugasan dari Kementerian Kesehatan.
3. Dinas Pertanian, menerima alokasi sebesar Rp 995.000.000,- untuk
melaksanakan Program Bina Pembangunan Daerah yang merupakan
penugasan dari Kementerian Dalam Negeri.
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menerima alokasi sebesar
Rp 2.396.847.000,- untuk melaksanakan Program Penataan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan penugasan dari
Kementerian Dalam Negeri.
Sampai dengan akhir tahun 2015, capaian realisasi keuangan
penyelenggaraan Tugas Pembantuan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang
sebesar Rp 7.234.236.005,- atau sebesar 92,74% dari pagu yang diberikan, dengan
capaian fisik sebesar 96,74% .
Secara terinci, penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan dari
Kementerian / Lembaga pada masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut:
A. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
1. Dasar Hukum :
No. SP DIPA-026.04.4.039645/2015
2. Instansi Pemberi Tugas :
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang
4. Program : Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
Kegiatan : Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan
Kerja
5. Anggaran : Rp 827.704.000,-
6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :
Terjadi keterlambatan dalam penerimaan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran),dimana DIPA baru diterimapada akhir bulan Juni 2015, sehingga
dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan dan penjadwalan ulang
kegiatan untuk menyesuaikan dengan petunjuk teknis yang ada.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 499
Sesuai DIPA Nomor 026.04.4.039645/2015, Indikator Kegiatan
Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja,adalah :
a. Terdapat jumlah penganggur dan setengah penganggur yang terserap
melalui kegiatan padat karya.
b. Upaya Penciptaan Wirausaha baru melalui pembentukan tenaga kerja
mandiri.
Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja
dilakukan melalui :
1) Padat Karya Infrastruktur, anggaran Rp 469.904.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.463.846.000,- atau 98,71 %)
Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 3.520 OH dan
pavingisasi jalan desa 700 m2
Padat Karya Infrastruktur terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang
berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen dan Kelurahan
Podorejo, Kecamatan Ngaliyan.
Dalam setiap paket pekerjaannya, dilakukan padat karya oleh 88
orangyang terbagi dalam 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok
beranggotakan 22 orangpenganggur/setengah penganggur (1 tukang, 1
ketua kelompok dan 20 orang anggota) untuk pengerasan jalan dan
pavingisasi jalan 350 m2selama 20 hari kerja (tanggal 25 September s/d
19 Oktober 2015). Anggaran yang tersedia dipergunakan untuk
pengadaan material pembangunan jalan,dan untuk biaya upah tenaga
kerja.
2) Padat Karya Produktif, anggaran Rp 307.800.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.305.795.000,- atau 99,35 %)
Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 1.584 OH .
Padat Karya Produktifini terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang
berlokasi di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang dan
Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik.
Dalam setiap paket pekerjaannya melibatkan 66 orang
penganggur/setengah penganggur disekitar lokasi kegiatan selama 12
hari kerja yang dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 30 September 2015,
untuk membuat kandang kambing dengan ukuran panjang : 11 m, lebar
: 10,50 m dan tinggi : 4,3 m dengan alas plester dengan dinding kayu
dan atap asbes. Selain itu juga diberikan bantuan usaha berupa 25 ekor
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 500
ternak kambing jenis etawa ( untuk kelompok usaha ternak kambing di
Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang), sedangkan untuk
kelompok usaha ternak kambing diKelurahan Gedawang, Kecamatan
Banyumanik, menerima bantuan usaha berupa 30 ekor ternak kambing
jenis Jawa Randu.
3) Layanan Perkantoran , anggaran Rp 50.000.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp38.160.000,- atau 76,32 %)
Keluaran :layanan administrasi perkantoran yang menunjang
pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
selama 3 bulan.
Untuk melaksanakan kegiatan sesuai DIPA 026.04.4.039645/2015,
telah dilaksanakan layanan perkantoran yang menunjang kegiatan
Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja, mulai
dari seleksi proposal, identifikasi lapangan sampai dengan pelaporan
kegiatan.
Rendahnya serapan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya
DIPA, sehingga dari 6 bulan layanan yang direncanakan hanya dapat
dibayarkan selama 3 bulan saja.
Secara keseluruhan penyelenggaraan Program Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja sesuai DIPA Nomor :026.04.4.039645/2015 dengan
anggaran sebesar Rp 827.704.000,- telah terlaksana 100% dengan realisasi
anggaran sebesar Rp.807.801.000,- (97,60 %).
Melalui kegiatan ini telah diciptakan kesempatan kerja sementara dalam
rangka mengurangi jumlah penganggur sebanyak 5.104 HOK, pavingisasi
jalan desa 700 m2 dan terbentuk2 (dua) kelompok wirausaha baru /
budidaya ternak kambing , sehingga dapat meningkatkan tambahan
penghasilan kepada anggota kelompok penerima bantuan.
B. KEMENTERIAN KESEHATAN
1. Dasar Hukum :
DIPA Nomor. 024.03.4.039646 / 2015
2. Instansi Pemberi Tugas :
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 501
Dinas Kesehatan Kota Semarang
4. Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
5. Anggaran : Rp 3.581.042.000,-
6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :
DIPA No 024.03.4.039646/2015 diterima Dinas Kesehatan Kota Semarang
pada bulan April 2015 untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anakmelalui Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK). Dengan anggaran sebesar Rp3.581.042.000,-indikator kinerja
kegiatan ini adalah terselenggaranya Bantuan Operasional Kesehatan di 37
puskesmas se- Kota.
Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dilakukan
melalui :
1) Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) kepada 37 Puskesmas,
anggaran Rp 3.059.042.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp3.057.191.000,- atau 99,94 %).
Kegiatan ini merupakan bantuan dana yang berasal dari Kementerian
Kesehatan untuk membantu pemerintah Kabupaten / Kota dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Kesehatan menuju MDGs (Millennium Development Goals),
dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
Meskipun telah terdapat dana BOK, Pemerintah Daerah tetap
berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai
melalui BOK. Sedangkan ruang lingkup pemanfaatan dana BOK di
puskesmas dan jaringannya terbagidalam 2 kategori, yaitu :
a) Upaya Kegiatan Prioritas : merupakan kegiatan yang menunjang
pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) berupa Upaya
menurunkan prevalensi balita Gizi Kurang dan Buruk; upaya
menurunkan Angka Kematia Bayi dan Balita; Upaya menurunkan
Angka Kematian Ibu dan mewujudkan Akses Kesehatan
Reproduksi; Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan
jumlah kasus baru HIV/AIDS dan Jumlah kasus DBD; Upaya
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 502
meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan
sanitasi.
b) Upaya Kesehatan Penunjang : meliputi Imunisasi; Pengendalian
Penyakit Menular; Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu dan Anak
serta KB; Perawatan Kesehatan Masyarakat; Kegiatan Penunjang
Upaya Kesehatan; dan Penyelenggaraan Manajemen di
Puskesmas.
Untuk menunjang pelaksanaan Program ini, melalui Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kota tentang Alokasi Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) pada37 Puskesmas se-Kota Semarang Tahun 2015
yang besarnya alokasi sesuai dengan jumlah penduduk miskin yang
dilayani, jangkauan pelayanan puskesmas dan ketersediaan
sumberdaya manusia pada masing-masing Puskesmas, berikut
merupakan besaran alokasi BOK pada masing-masing puskesmas
Tahun 2015 :
(1) Puskesmas PONCOL menerima dana BOK sebesar Rp.99.000.000,-
(2) Puskesmas MIROTO menerima dana BOK sebesar Rp.
72.000.000,-
(3) Puskesmas BANDARHARJO menerima dana BOK sebesar
Rp.110.000.000,-
(4) Puskesmas BULU LOR menerima dana BOK sebesar
Rp.93.000.000,-
(5) Puskesmas HALMAHERA menerima dana BOK sebesar
Rp.78.000.000,-
(6) Puskesmas BUGANGAN menerima dana BOK sebesar
Rp.52.000.000,-
(7) Puskesmas KARANGDORO menerima dana BOK sebesar
Rp.70.000.000,-
(8) Puskesmas PANDANARAN menerima dana BOK sebesar
Rp.100.000.000,-
(9) Puskesmas LAMPER TENGAH menerima dana BOK sebesar
Rp.56.000.000,-
(10) Puskesmas KARANG AYU menerima dana BOK sebesar
Rp.60.000.000,-
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 503
(11) Puskesmas LEBDOSARI menerima dana BOK sebesar
Rp.67.000.000,-
(12) Puskesmas MANYARAN menerima dana BOK sebesar
Rp.64.000.000,-
(13) Puskesmas KROBOKAN menerima dana BOK sebesar
Rp.54.000.000,-
(14) Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN menerima dana BOK sebesar
Rp.52.000.000,-
(15) Puskesmas GAYAMSARI menerima dana BOK sebesar
Rp.110.000.000,-
(16) Puskesmas CANDI LAMA menerima dana BOK sebesar
Rp.67.000.000,-
(17) Puskesmas KAGOK menerima dana BOK sebesar Rp.70.000.000,-
(18) Puskesmas PEGANDAN menerima dana BOK sebesar
Rp.104.000.000,-
(19) Puskesmas GENUK menerima dana BOK sebesar Rp.100.000.000,-
(20) Puskesmas BANGETAYU menerima dana BOK sebesar
Rp.105.000.000,-
(21) Puskesmas TLOGOSARI WETAN menerima dana BOK sebesar
Rp.113.000.000,-
(22) Puskesmas TLOGOSARI KULON menerima dana BOK sebesar
Rp.113.000.000,-
(23) Puskesmas KEDUNGMUNDU menerima dana BOK sebesar
Rp.130.000.000,-
(24) Puskesmas ROWOSARI menerima dana BOK sebesar
Rp.90.000.000,-
(25) Puskesmas NGESREP menerima dana BOK sebesar
Rp.70.000.000,-
(26) Puskesmas PADANGSARI menerima dana BOK sebesar
Rp.69.000.000,-
(27) Puskesmas SRONDOL menerima dana BOK sebesar
Rp.76.000.000,-
(28) Puskesmas PUDAKPAYUNG menerima dana BOK sebesar
Rp.63.000.000,-
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 504
(29) Puskesmas GUNUNGPATI menerima dana BOK sebesar
Rp.135.000.000,-
(30) Puskesmas SEKARAN menerima dana BOK sebesar
Rp.92.000.000,-
(31) Puskesmas MIJEN menerima dana BOK sebesar Rp.115.000.000,-
(32) Puskesmas KARANGMALANG menerima dana BOK sebesar
Rp.53.042.000,-
(33) Puskesmas TAMBAK AJI menerima dana BOK sebesar
Rp.73.000.000,-
(34) Puskesmas PURWOYOSO menerima dana BOK sebesar
Rp.63.000.000,-
(35) Puskesmas NGALIYAN menerima dana BOK sebesar
Rp.98.000.000,-
(36) Puskesmas MANGKANG menerima dana BOK sebesar
Rp.71.000.000,-
(37) Puskesmas KARANGANYAR menerima dana BOK sebesar
Rp.52.000.000,-
Dari anggaran sebesar Rp 3.581.042.000,- yang dialokasikan untuk
Bantuan Operasional Kesehatan kepada 37 puskesmas se-Kota
Semarang sejumlahRp 3.059.042.000,-sedangkan sisanya sebesar
Rp.522.000.000,- digunakan untuk biaya pengelolaan Kegiatan Satuan
Kerja Bantuan Operasional Kesehatanpada Dinas Kesehatan.
2) Perencanaan BOK (1 Dokumen), anggaran Rp 322.860.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp322.860.000,- atau 100 %).
Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan, pemanfaatan dana BOK
harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya
Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin oleh Dinas
Kesehatan Kota Semarang.
3) Dokumen Monitoring dan Evaluasi BOK (1 Dokumen), anggaran
Rp 22.200.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp22.200.000,- atau 100 %).
Penyusunan Dokumen Monitoring dan Evaluasi dilakukan pada akhir
kegiatan, sedangkan ditengah pelaksanaan kegiatan, monev
disinergikan dengan pertemuan rutin dengan puskesmas pada setiap
bulannya.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 505
4) Laporan Kegiatan / Sosialisasi / Pembinaan (1 Laporan), anggaran
Rp 176.940.000,-
(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.174.006.000,-atau 98,34%).
Pada sub kegiatan ini telah dilakukan pembinaan kepada 37 puskesmas
dalam melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,
dan telah disusun dalam format Laporan Kegiatan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
Secara keseluruhan, penyelenggaraan Program Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak mempunyai realisasi fisik sebesar 100% dengan realisasi
keuangan sebesar Rp.3.576.257.000,- (99,87%) dari paguyang tersedia.
C. KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DIPA Nomor.010.06.4.300153/2015
1. Dasar Hukum :
DIPA Nomor.010.06.4.300153/2015
2. Instansi Pemberi Tugas :
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :
Dinas Pertanian Kota Semarang
4. Program : Bina Pembangunan Daerah
Kegiatan : Penanganan Lahan Kritisdan SumberdayaAir Berbasis
Masyarakat (PLKSDA-BM)
5. Anggaran: Rp 995.000.000,-
6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :
Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan Kegiatan sesuai DIPA
No.010.06.4.300153/2015 adalah persoalan lahan kritis dan sumber daya air
di Indonesia yang sampai saat ini terus terjadi seiring meningkatnya jumlah
penduduk dan berlangsungnya kegiatan pembangunan. Sehingga perlu
dilakukan kegiatan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang
berbasis pada kegiatan masyarakat (PLKSDA-BM). Keterlibatan masyarakat
dalam penanganan lahan kritis tersebut, selain untuk perbaikan kondisi
lingkungan lahan juga akan membawa dampak positif bagi peningkatan
ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun masyarakat
sekitar lokasi kegiatan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 506
Menyikapi hal tersebut di atas, Ditjen Bina Pembangunan Daerah
Kemendagri sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 telah
memprakarsai Program PLKSDA-BM yang dilaksanakan di 49
Kabupaten/Kota sebagai pilot project dalam rangka fasilitasi K/L dan daerah
untuk Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lingkup
Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I. Adapun, lahan yang
digunakan sebagai lokasi program merupakan lahan milik desa atau lahan
adat atau lahan pemerintah Kabupaten/Kota dan lahan tersebut tidak dalam
kondisi bermasalah/sengketa. Secara lebih lanjut Program PLKSDA-BM
merupakan wujud nyata dalam mendukung Program Gerakan Nasional
Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), terutama dalam lingkup
pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, konservasi
tanah dan air, serta konservasi sumber daya air.
Tujuan pelaksanaan Kegiatan ini adalah memperbaiki lahan berpotensi
kritis menjadi lahan produktif yang menghasilkan nilai ekonomis dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan melibatkan
kerjasama dengan Tenaga Pendamping Masyarakat. Di Kota Semarang
kegiatan PLKSDA-BM ini mengambil lokasi Semarang Bagian Atas, di 28
Kelurahan yang terbagi dalam 5 Kecamatan, yaituKecamatan Tembalang,
Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan dan
Kecamatan Mijen dengan keluaran kegiatan sebagai berikut :
1) Pengadaan Saprodi , anggaran Rp.295.214.000,-
(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.196.685.000,- atau 66,62 %)
Melalui pengadaan :
a) Pupuk Kandang sebanyak 268.124 kg di 28 Kelurahan , pada 5
Kecamatan.
b) Pestisida 36 liter, dan fungisidasebanyak 36 kg, di 28 kelurahan.
2) Teknik Civil , anggaran Rp.458.750.000,-
(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.457.444.000,- atau 99,72 %)
Dilakukan pembuatan :
a) Sumur bor siraman sebanyak 4paket( Kel Jatirejo, Kel Kalisegoro
dan Kel.Sumurrejo, Kec Gunungpati dan Kel Purwasari, Kec.
Mijen)
b) Jaringan perpipaan sepanjang250 m di Kelurahan Karangmalang ,
Kec. Mijen
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 507
c) Gudang penyimpanan hasil panensebanyak 1 unit di Kel.
Gunungpati, Kec. Gunungpati.
3) Peralatan Penunjang Kesekretariatan, anggaran Rp.19.000.000,-
(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.18.575.500,- atau 97,77 %)
Dalam kegiatan ini dilakukan penyediaan papan nama 28 unit untuk 28
Kelurahan dan jaringan instalasi listrik 1 paket di Kelurahan Kalisegoro,
Kec Gunungpati
4) Operasional dan pengelolaan KTPM, TPM dan Satker, anggaran
Rp.222.036.000,-
(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.139.866.000,- atau 62,99 %)
Dilakukan :
a) Pendampingan kepada 43 Kelompok Tani Konservasi (639 petani
peserta program) dan Fasilitasi Tenaga Pendamping Masyarakat
/TPM sebanyak 5 orang.
b) Dukungan kesekretariatan selama 6 bulan
Secara keseluruhan, pelaksanaan Kegiatan Penanganan Lahan Kritis dan
Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)sesuaiDIPA
No.010.06.4.300153/2015secara fisik mencapai 100% dengan realisasi
keuangan sebesar Rp .812.570.500,- atau sebesar 81,67 %.
Ketidakseimbangan capaian fisik dan keuangan ini disebabkan
keterlambatan turunnya DIPA, sehingga operasional kegiatan hanya
dilaksanakan selama 6 bulan dari 11 bulan yang direncanakan. Selain itu juga
terdapat efisiensi dari pengadaan pupuk kandang, yang hanya mencapai
66,62 % dari pagu yang tersedia.
DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015
1. Dasar Hukum :
DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015
2. Instansi Pemberi Tugas :
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil .
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang
4. Program : Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)
Terpadu.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 508
5. Anggaran : Rp 2.396.847.000,-
6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :
Alokasi Tugas Pembantuan untuk urusan wajib Kependudukan dan Catatan
Sipil pada tahun 2015 dilatar belakangi peningkatan penyelenggaraan
administrasi kependudukan di kabupaten/kota seluruh Indonesia dalam
rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Adapun yang
menjadi tujuan tertib administrasi kependudukan adalah :
1) Tertib database kependudukan, meliputi terbangunnya database
kependudukan yang akurat di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan
Pusat; database kependudukan Kabupaten/Kota tersambung (online)
dengan Provinsi dan Pusat dengan menggunakan Sistem Informasi
Administrasi Kependudfukan (SIAK); database kependudukan Pusat
dan daerah tersambung (online) dengan instansi pengguna,
2) Tertib perbitan NIK, meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk
mengisi biodata penduduk dengan menggunakan SIAK; tidak adanya
NIK ganda dan pemberian NIK kepada semua penduduk
3) Tertib dokumen kependudukan, meliputi prosesnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan tidak adanya dokumen kependudukan
ganda dan palsu.
Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan amanat Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Untuk mendorong
terlaksananya penyelenggaraan administrasi kependudukan yang lebih baik
maka Pemerintah Pusat melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kementrian Dalam Negeri mengalokasikan anggaran kepada kabupaten/kota
untuk meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan kepada
masyarakat yang dianggarkan pada Tugas Pembantuan tahun 2015.
DIPA Nomor-010.08.4.035169/2015 diterima satker pada bulan Juni 2015,
dan ,kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten /
Kota dilakukan melalui :
a) Penyusunan Laporan Pengelolaan Keg. Penyelenggaraan Adminduk
Kab/Kota , anggaran Rp.88.130.000,-
(Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp.54.410.000,- atau 61,74 %)
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 509
Dilaksanakan penyusunan laporan pengelolaan kegiatan Adminduk
Kota Semarang 7 bulan dari 10 bulan yang direncanakan
b) Koordinasi dan Konsultasi Adminduk ke Provinsi Jawa Tengah dan
K/L di Jakarta, anggaran Rp. 108.992.000,-
(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp .97.341.905,- atau 89,31 %)
c) Monitoring dan Evaluasi ke kecamatan, anggaran Rp. 33.280.000,-
(Fisik 75 % dan realisasi Keuangan Rp. 9.600.000,- atau 28,85 %)
Kurang optimalnya kinerja baik fisik maupun keuangan, disebabkan
karena keterlambatan DIPA, sehingga Monev ke 16 TPDK Kecamatan
hanya dilaksanakan sebanyak 3 dari 4 kali yang direncanakan, selain
itu juga uang harian yang tidak dapat dicairkan, karena tidak sesuai
dengan juknis yang ada.
d) Perencanaan dan Pelaksanaan program, anggaran Rp. 9.260.000,-
(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 4.970.000,- atau 53,67 %).
e) Pengeluaran Akuntansi Adminduk, anggaran Rp. 35.640.000,-
(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 14.200.000,- atau 39,84 %)
Pekerjaan terlaksana 10 bulan sesuai target, namun hanya dapat
dibayarkan honor selama 7 bulan, untuk menyesuaikan juknis yang
ada..
f) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil, anggaran
Rp. 29.000.000,-
(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 29.000.000,- atau 100 %)
Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilakukan
melalui brosur, pamflet dan iklan layanan masyarakat 4 paket.
g) Pelayanan Dokumen Kependudukan, anggaran Rp. 292.100.000,-
(Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp. 174.130.000,- atau 59,61 % .
Dibayarkan honor pelayanan Dokumen kependudukan pada Kantor
Dinas dan TPDK Kecamatan selama 7 dari 10 bulan yang
direncanakan.
h) Penerbitan Dokumen Kependudukan anggaran Rp.1.759.945.000,-
(Fisik 92,50 % dan realisasi Keuangan Rp.1.618.455.600,- atau 91,96
%).
Dilakukan melalui penerbitan dokumen kependudukan, pengadaan
blanko dan form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form
pencatatan sipil 24 jenis, penerbitan akta kelahiran 3(pengadaan
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 510
blanko & form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form
pencatatan sipil 24 jenis, Penerbitan Akte kelahiran 3 bulan )
i) Pengelolaan SIAK, anggaran Rp.40.500.000,-
(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp.35.500.000,- atau 87,65 % .
Dilakukan pemeliharaan hardware SIAK 26 unit dan pemanfaatan
data sebanyak 50 buku
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) pada program Penataan Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil sampai dengan akhir tahun 2015 secara fisik hanya
tercapai 89,39 % dengan realisasi keuangan sebesar 85,01 % atau sebesar
Rp.2.037.607.505,- dari anggaran sebesar Rp.2.396.847.000,-.
Kurang maksimalnya capaian fisik dan keuangan disebabkan karena
tidak cukup waktu yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai target
yang ada, karena keterlambatan DIPA yang baru diterimakan pada bulan Juni
2015, sehingga yang boleh dibayarkan sebesar sisa waktu yang ada (7
bulan).Selain itu juga terjadi perubahan juknis pada tengah perjalanan, yaitu
terkait iklan layanan masyarakat, yang sesuai juknis yang baru harus melalui
radio lokal.
Demikian penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan pada masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang tahun
2015. Dari pagu yang diterima Kota Semarang sebesar Rp.7.800.593.000,-
terealisasi secara fisik sebesar 96,74 % dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
7.234.236.005,- atau sebesar 92,74 %.
Diharapkan dengan meningkatkan koordinasi, baik dengan SKPD pelaksana
kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun
Kementerian / Lembaga (K/L), kendala-kendala yang ada dapat teratasi, sehingga
penyelenggaraan Tugas Pembantuan pada tahun 2015 dan selanjutnya akan lebih
tertib, lebih lancar , lebih tepat sasaran dan juga tepat waktu sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada kementerian / lembaga pemberi penugasan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal. 511
PERMASALAHAN
Dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kota Semarang pada tahun
2015 dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :
1) Secara umum terjadi keterlambatan DIPA. Satu DIPA diterima pada bulan
April 2015, sedangkan 3 DIPA lainnya diterima pada bulan Juni 2015 karena
terjadi penataan ditingkat eselon I (K/L).
2) Harus dilakukan revisi pelaksana kegiatan di tingkat pusat (Dinas Pertanian),
dan terjadi perubahan juknis ditengah perjalanan ( Dispenduk capil )
3) Pelaporan melalui e-monev Bappenas, dibatasi oleh waktu dan tidak tersedia
menu untuk menambahkan program yang belum tersedia, selain itu juga
tidak ada fasilitas cetak bagi Bappeda Kab/Kota.
SOLUSI
Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan beberapa upaya sebagai
berikut :
1) Percepatan pelaksanaan kegiatan, dengan tetap mempedomani petunjuk
teknis yang diterbitkan Kementerian/Lembaga pemberi penugasan.
2) Meningkatkan koordinasi diantara SKPD pelaksana kegiatan Tugas
Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian /
Lembaga (K/L)pemberi penugasan, sehingga dapat meminimalisir kendala
baik yang bersifat teknis maupun administratif.
3) Meningkatkan koordinasi dengan Bappenas, dan juga dengan Satker sebagai
penyedia data sehingga pelaporan dapat dilakukan sesuai batas waktu yang
disediakan.