bab v penyelenggaraan tugas pembantuansatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... ·...

16
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki makna tersendiri. Dimana pembagian urusan yang kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang telah ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan, karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas desentralisasi. Disamping itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan memang tidak dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan diotonomkan sekalipun kepada daerah. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di wilayah provinsi. Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan kota. Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cerminan dari sistem dan prosedur penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/ atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi penugasan. Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas

Upload: doantruc

Post on 26-Apr-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 496

BAB V

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Dalam sistem dan prinsip negara kesatuan sebagaimana termuat dalam

Undang-Undang Dasar tahun 1945, asas otonomi dan tugas pembantuan memiliki

makna tersendiri. Dimana pembagian urusan yang kemudian diatur dalam

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali

urusan pemerintahan yang telah ditentukan menjadi urusan Pemerintah.

Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan, karena tidak semua

wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan menggunakan asas

desentralisasi. Disamping itu, sebagai konsekuensi negara kesatuan memang tidak

dimungkinkan semua wewenang pemerintah didesentralisasikan dan

diotonomkan sekalipun kepada daerah.

Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada wilayah provinsi dalam

kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan

pemerintahan yang dilimpahkan kepada gubenur sebagai wakil pemerintah di

wilayah provinsi.

Gubernur sebagai kepala daerah provinsi berfungsi pula selaku wakil

Pemerintah di daerah, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek

rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah termasuk dalam

pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan di

daerah kabupaten dan kota.

Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cerminan dari sistem

dan prosedur penugasan Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari

pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/ atau desa, serta dari

pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk menyelenggarakan urusan

pemerintahan dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan

pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi

penugasan.

Pemberian tugas pembantuan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan

pelayanan umum. Tugas pembantuan yang diberikan oleh pemerintah provinsi

sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian

tugas-tugas provinsi, antara lain dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas

Page 2: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 497

kabupaten dan kota, serta sebagian tugas pemerintahan dalam bidang tertentu

lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang tidak atau belum dapat

dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas pembantuan yang diberikan oleh

pemerintah kabupaten / kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas

kabupaten / kota di bidang pemerintahan yang menjadi wewenang

kabupaten/kota.

Penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuanmemberikan konsekuensi terhadap pengaturan pendanaan.Semua

urusan pemerintahan yang sudah diserahkan menjadi kewenangan pemerintah

daerah harus didanai dari APBD, sedangkan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah harus didanai dari APBN melalui bagian anggaran

kementerian/lembaga (K/L).

Dana dekonsentrasi pada hakekatnya merupakan bagiananggaran

kementerian/ lembaga yang dialokasikan kepada gubernur sebagai wakil

Pemerintah di wilayah propinsi, sesuai dengan beban dan jenis kewenangan yang

dilimpahkan dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan

kepada yang memberikan pelimpahan. Sementara dana tugas pembantuan

merupakan bagian anggaran kementerian/lembaga yang dialokasikan untuk

daerah provinsi atau kabupaten/kota, dan/atau desa sesuai dengan beban dan

jenis penugasan yang diberikan dengan kewajiban melaporkan dan

mempertanggungjawabkan kepada yang memberikan penugasan. Sehingga

berdasarkan pola pertanggungjawaban dan pelaporan penyelenggaraan dana

dekonsentrasi dan tugas pembantuan sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008, maka yang menjadi kewajiban Pemerintah

Kabupaten / Kota hanyalah pelaporan tugas pembantuan.

Pada tahun 2015 Pemerintah Kota Semarang memperoleh alokasi dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk penyelenggaraan Tugas

Pembantuan sebesar Rp 7.800.593.000,-. Dana tersebut terbagi dalam 4 (empat)

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dilaksanakan oleh 4 (empat) SKPD

di lingkungan Pemerintah Kota Semarang. Keempat SKPD penyelenggara kegiatan

Tugas Pembantuan tersebut adalah :

1. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menerima alokasi sebesar Rp

827.704.000,- untuk melaksanakan Program Penempatan dan Perluasan

Kesempatan Kerja yang merupakan penugasan dari Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.

Page 3: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 498

2. Dinas Kesehatan, menerima alokasi sebesar Rp 3.581.042.000,- untuk

melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak yang

merupakan penugasan dari Kementerian Kesehatan.

3. Dinas Pertanian, menerima alokasi sebesar Rp 995.000.000,- untuk

melaksanakan Program Bina Pembangunan Daerah yang merupakan

penugasan dari Kementerian Dalam Negeri.

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, menerima alokasi sebesar

Rp 2.396.847.000,- untuk melaksanakan Program Penataan Administrasi

Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang merupakan penugasan dari

Kementerian Dalam Negeri.

Sampai dengan akhir tahun 2015, capaian realisasi keuangan

penyelenggaraan Tugas Pembantuan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang

sebesar Rp 7.234.236.005,- atau sebesar 92,74% dari pagu yang diberikan, dengan

capaian fisik sebesar 96,74% .

Secara terinci, penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan dari

Kementerian / Lembaga pada masing-masing Satuan Kerja adalah sebagai berikut:

A. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

1. Dasar Hukum :

No. SP DIPA-026.04.4.039645/2015

2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang

4. Program : Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Kegiatan : Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan

Kerja

5. Anggaran : Rp 827.704.000,-

6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

Terjadi keterlambatan dalam penerimaan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran),dimana DIPA baru diterimapada akhir bulan Juni 2015, sehingga

dalam pelaksanaannya memerlukan perencanaan dan penjadwalan ulang

kegiatan untuk menyesuaikan dengan petunjuk teknis yang ada.

Page 4: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 499

Sesuai DIPA Nomor 026.04.4.039645/2015, Indikator Kegiatan

Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja,adalah :

a. Terdapat jumlah penganggur dan setengah penganggur yang terserap

melalui kegiatan padat karya.

b. Upaya Penciptaan Wirausaha baru melalui pembentukan tenaga kerja

mandiri.

Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja

dilakukan melalui :

1) Padat Karya Infrastruktur, anggaran Rp 469.904.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.463.846.000,- atau 98,71 %)

Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 3.520 OH dan

pavingisasi jalan desa 700 m2

Padat Karya Infrastruktur terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang

berlokasi di Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen dan Kelurahan

Podorejo, Kecamatan Ngaliyan.

Dalam setiap paket pekerjaannya, dilakukan padat karya oleh 88

orangyang terbagi dalam 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok

beranggotakan 22 orangpenganggur/setengah penganggur (1 tukang, 1

ketua kelompok dan 20 orang anggota) untuk pengerasan jalan dan

pavingisasi jalan 350 m2selama 20 hari kerja (tanggal 25 September s/d

19 Oktober 2015). Anggaran yang tersedia dipergunakan untuk

pengadaan material pembangunan jalan,dan untuk biaya upah tenaga

kerja.

2) Padat Karya Produktif, anggaran Rp 307.800.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.305.795.000,- atau 99,35 %)

Keluaran : penyerapan tenaga kerja sementara sebanyak 1.584 OH .

Padat Karya Produktifini terbagi dalam 2 paket pekerjaan yang

berlokasi di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang dan

Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik.

Dalam setiap paket pekerjaannya melibatkan 66 orang

penganggur/setengah penganggur disekitar lokasi kegiatan selama 12

hari kerja yang dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 30 September 2015,

untuk membuat kandang kambing dengan ukuran panjang : 11 m, lebar

: 10,50 m dan tinggi : 4,3 m dengan alas plester dengan dinding kayu

dan atap asbes. Selain itu juga diberikan bantuan usaha berupa 25 ekor

Page 5: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 500

ternak kambing jenis etawa ( untuk kelompok usaha ternak kambing di

Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang), sedangkan untuk

kelompok usaha ternak kambing diKelurahan Gedawang, Kecamatan

Banyumanik, menerima bantuan usaha berupa 30 ekor ternak kambing

jenis Jawa Randu.

3) Layanan Perkantoran , anggaran Rp 50.000.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp38.160.000,- atau 76,32 %)

Keluaran :layanan administrasi perkantoran yang menunjang

pelaksanaan Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja

selama 3 bulan.

Untuk melaksanakan kegiatan sesuai DIPA 026.04.4.039645/2015,

telah dilaksanakan layanan perkantoran yang menunjang kegiatan

Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja, mulai

dari seleksi proposal, identifikasi lapangan sampai dengan pelaporan

kegiatan.

Rendahnya serapan keuangan ini disebabkan keterlambatan turunnya

DIPA, sehingga dari 6 bulan layanan yang direncanakan hanya dapat

dibayarkan selama 3 bulan saja.

Secara keseluruhan penyelenggaraan Program Penempatan dan Perluasan

Kesempatan Kerja sesuai DIPA Nomor :026.04.4.039645/2015 dengan

anggaran sebesar Rp 827.704.000,- telah terlaksana 100% dengan realisasi

anggaran sebesar Rp.807.801.000,- (97,60 %).

Melalui kegiatan ini telah diciptakan kesempatan kerja sementara dalam

rangka mengurangi jumlah penganggur sebanyak 5.104 HOK, pavingisasi

jalan desa 700 m2 dan terbentuk2 (dua) kelompok wirausaha baru /

budidaya ternak kambing , sehingga dapat meningkatkan tambahan

penghasilan kepada anggota kelompok penerima bantuan.

B. KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor. 024.03.4.039646 / 2015

2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Page 6: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 501

Dinas Kesehatan Kota Semarang

4. Program : Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

5. Anggaran : Rp 3.581.042.000,-

6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

DIPA No 024.03.4.039646/2015 diterima Dinas Kesehatan Kota Semarang

pada bulan April 2015 untuk melaksanakan Program Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anakmelalui Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK). Dengan anggaran sebesar Rp3.581.042.000,-indikator kinerja

kegiatan ini adalah terselenggaranya Bantuan Operasional Kesehatan di 37

puskesmas se- Kota.

Penyelenggaraan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dilakukan

melalui :

1) Bantuan Operasional Kesehatan(BOK) kepada 37 Puskesmas,

anggaran Rp 3.059.042.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp3.057.191.000,- atau 99,94 %).

Kegiatan ini merupakan bantuan dana yang berasal dari Kementerian

Kesehatan untuk membantu pemerintah Kabupaten / Kota dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Kesehatan menuju MDGs (Millennium Development Goals),

dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya, serta Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Meskipun telah terdapat dana BOK, Pemerintah Daerah tetap

berkewajiban menyediakan dana operasional yang tidak terbiayai

melalui BOK. Sedangkan ruang lingkup pemanfaatan dana BOK di

puskesmas dan jaringannya terbagidalam 2 kategori, yaitu :

a) Upaya Kegiatan Prioritas : merupakan kegiatan yang menunjang

pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) berupa Upaya

menurunkan prevalensi balita Gizi Kurang dan Buruk; upaya

menurunkan Angka Kematia Bayi dan Balita; Upaya menurunkan

Angka Kematian Ibu dan mewujudkan Akses Kesehatan

Reproduksi; Upaya mengendalikan penyebaran dan menurunkan

jumlah kasus baru HIV/AIDS dan Jumlah kasus DBD; Upaya

Page 7: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 502

meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan

sanitasi.

b) Upaya Kesehatan Penunjang : meliputi Imunisasi; Pengendalian

Penyakit Menular; Promosi Kesehatan; Kesehatan Ibu dan Anak

serta KB; Perawatan Kesehatan Masyarakat; Kegiatan Penunjang

Upaya Kesehatan; dan Penyelenggaraan Manajemen di

Puskesmas.

Untuk menunjang pelaksanaan Program ini, melalui Keputusan Kepala

Dinas Kesehatan Kota tentang Alokasi Dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) pada37 Puskesmas se-Kota Semarang Tahun 2015

yang besarnya alokasi sesuai dengan jumlah penduduk miskin yang

dilayani, jangkauan pelayanan puskesmas dan ketersediaan

sumberdaya manusia pada masing-masing Puskesmas, berikut

merupakan besaran alokasi BOK pada masing-masing puskesmas

Tahun 2015 :

(1) Puskesmas PONCOL menerima dana BOK sebesar Rp.99.000.000,-

(2) Puskesmas MIROTO menerima dana BOK sebesar Rp.

72.000.000,-

(3) Puskesmas BANDARHARJO menerima dana BOK sebesar

Rp.110.000.000,-

(4) Puskesmas BULU LOR menerima dana BOK sebesar

Rp.93.000.000,-

(5) Puskesmas HALMAHERA menerima dana BOK sebesar

Rp.78.000.000,-

(6) Puskesmas BUGANGAN menerima dana BOK sebesar

Rp.52.000.000,-

(7) Puskesmas KARANGDORO menerima dana BOK sebesar

Rp.70.000.000,-

(8) Puskesmas PANDANARAN menerima dana BOK sebesar

Rp.100.000.000,-

(9) Puskesmas LAMPER TENGAH menerima dana BOK sebesar

Rp.56.000.000,-

(10) Puskesmas KARANG AYU menerima dana BOK sebesar

Rp.60.000.000,-

Page 8: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 503

(11) Puskesmas LEBDOSARI menerima dana BOK sebesar

Rp.67.000.000,-

(12) Puskesmas MANYARAN menerima dana BOK sebesar

Rp.64.000.000,-

(13) Puskesmas KROBOKAN menerima dana BOK sebesar

Rp.54.000.000,-

(14) Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN menerima dana BOK sebesar

Rp.52.000.000,-

(15) Puskesmas GAYAMSARI menerima dana BOK sebesar

Rp.110.000.000,-

(16) Puskesmas CANDI LAMA menerima dana BOK sebesar

Rp.67.000.000,-

(17) Puskesmas KAGOK menerima dana BOK sebesar Rp.70.000.000,-

(18) Puskesmas PEGANDAN menerima dana BOK sebesar

Rp.104.000.000,-

(19) Puskesmas GENUK menerima dana BOK sebesar Rp.100.000.000,-

(20) Puskesmas BANGETAYU menerima dana BOK sebesar

Rp.105.000.000,-

(21) Puskesmas TLOGOSARI WETAN menerima dana BOK sebesar

Rp.113.000.000,-

(22) Puskesmas TLOGOSARI KULON menerima dana BOK sebesar

Rp.113.000.000,-

(23) Puskesmas KEDUNGMUNDU menerima dana BOK sebesar

Rp.130.000.000,-

(24) Puskesmas ROWOSARI menerima dana BOK sebesar

Rp.90.000.000,-

(25) Puskesmas NGESREP menerima dana BOK sebesar

Rp.70.000.000,-

(26) Puskesmas PADANGSARI menerima dana BOK sebesar

Rp.69.000.000,-

(27) Puskesmas SRONDOL menerima dana BOK sebesar

Rp.76.000.000,-

(28) Puskesmas PUDAKPAYUNG menerima dana BOK sebesar

Rp.63.000.000,-

Page 9: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 504

(29) Puskesmas GUNUNGPATI menerima dana BOK sebesar

Rp.135.000.000,-

(30) Puskesmas SEKARAN menerima dana BOK sebesar

Rp.92.000.000,-

(31) Puskesmas MIJEN menerima dana BOK sebesar Rp.115.000.000,-

(32) Puskesmas KARANGMALANG menerima dana BOK sebesar

Rp.53.042.000,-

(33) Puskesmas TAMBAK AJI menerima dana BOK sebesar

Rp.73.000.000,-

(34) Puskesmas PURWOYOSO menerima dana BOK sebesar

Rp.63.000.000,-

(35) Puskesmas NGALIYAN menerima dana BOK sebesar

Rp.98.000.000,-

(36) Puskesmas MANGKANG menerima dana BOK sebesar

Rp.71.000.000,-

(37) Puskesmas KARANGANYAR menerima dana BOK sebesar

Rp.52.000.000,-

Dari anggaran sebesar Rp 3.581.042.000,- yang dialokasikan untuk

Bantuan Operasional Kesehatan kepada 37 puskesmas se-Kota

Semarang sejumlahRp 3.059.042.000,-sedangkan sisanya sebesar

Rp.522.000.000,- digunakan untuk biaya pengelolaan Kegiatan Satuan

Kerja Bantuan Operasional Kesehatanpada Dinas Kesehatan.

2) Perencanaan BOK (1 Dokumen), anggaran Rp 322.860.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp322.860.000,- atau 100 %).

Sesuai dengan Petunjuk Operasional Kegiatan, pemanfaatan dana BOK

harus berdasarkan hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya

Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin oleh Dinas

Kesehatan Kota Semarang.

3) Dokumen Monitoring dan Evaluasi BOK (1 Dokumen), anggaran

Rp 22.200.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp22.200.000,- atau 100 %).

Penyusunan Dokumen Monitoring dan Evaluasi dilakukan pada akhir

kegiatan, sedangkan ditengah pelaksanaan kegiatan, monev

disinergikan dengan pertemuan rutin dengan puskesmas pada setiap

bulannya.

Page 10: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 505

4) Laporan Kegiatan / Sosialisasi / Pembinaan (1 Laporan), anggaran

Rp 176.940.000,-

(Fisik 100% dan Realisasi keuangan Rp.174.006.000,-atau 98,34%).

Pada sub kegiatan ini telah dilakukan pembinaan kepada 37 puskesmas

dalam melaksanakan Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,

dan telah disusun dalam format Laporan Kegiatan Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK).

Secara keseluruhan, penyelenggaraan Program Bina Gizi dan Kesehatan

Ibu dan Anak mempunyai realisasi fisik sebesar 100% dengan realisasi

keuangan sebesar Rp.3.576.257.000,- (99,87%) dari paguyang tersedia.

C. KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DIPA Nomor.010.06.4.300153/2015

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor.010.06.4.300153/2015

2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah.

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Pertanian Kota Semarang

4. Program : Bina Pembangunan Daerah

Kegiatan : Penanganan Lahan Kritisdan SumberdayaAir Berbasis

Masyarakat (PLKSDA-BM)

5. Anggaran: Rp 995.000.000,-

6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

Hal yang melatarbelakangi pelaksanaan Kegiatan sesuai DIPA

No.010.06.4.300153/2015 adalah persoalan lahan kritis dan sumber daya air

di Indonesia yang sampai saat ini terus terjadi seiring meningkatnya jumlah

penduduk dan berlangsungnya kegiatan pembangunan. Sehingga perlu

dilakukan kegiatan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang

berbasis pada kegiatan masyarakat (PLKSDA-BM). Keterlibatan masyarakat

dalam penanganan lahan kritis tersebut, selain untuk perbaikan kondisi

lingkungan lahan juga akan membawa dampak positif bagi peningkatan

ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun masyarakat

sekitar lokasi kegiatan.

Page 11: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 506

Menyikapi hal tersebut di atas, Ditjen Bina Pembangunan Daerah

Kemendagri sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 telah

memprakarsai Program PLKSDA-BM yang dilaksanakan di 49

Kabupaten/Kota sebagai pilot project dalam rangka fasilitasi K/L dan daerah

untuk Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) lingkup

Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I. Adapun, lahan yang

digunakan sebagai lokasi program merupakan lahan milik desa atau lahan

adat atau lahan pemerintah Kabupaten/Kota dan lahan tersebut tidak dalam

kondisi bermasalah/sengketa. Secara lebih lanjut Program PLKSDA-BM

merupakan wujud nyata dalam mendukung Program Gerakan Nasional

Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA), terutama dalam lingkup

pengendalian daya rusak air, pendayagunaan sumber daya air, konservasi

tanah dan air, serta konservasi sumber daya air.

Tujuan pelaksanaan Kegiatan ini adalah memperbaiki lahan berpotensi

kritis menjadi lahan produktif yang menghasilkan nilai ekonomis dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dengan melibatkan

kerjasama dengan Tenaga Pendamping Masyarakat. Di Kota Semarang

kegiatan PLKSDA-BM ini mengambil lokasi Semarang Bagian Atas, di 28

Kelurahan yang terbagi dalam 5 Kecamatan, yaituKecamatan Tembalang,

Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Ngaliyan dan

Kecamatan Mijen dengan keluaran kegiatan sebagai berikut :

1) Pengadaan Saprodi , anggaran Rp.295.214.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.196.685.000,- atau 66,62 %)

Melalui pengadaan :

a) Pupuk Kandang sebanyak 268.124 kg di 28 Kelurahan , pada 5

Kecamatan.

b) Pestisida 36 liter, dan fungisidasebanyak 36 kg, di 28 kelurahan.

2) Teknik Civil , anggaran Rp.458.750.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.457.444.000,- atau 99,72 %)

Dilakukan pembuatan :

a) Sumur bor siraman sebanyak 4paket( Kel Jatirejo, Kel Kalisegoro

dan Kel.Sumurrejo, Kec Gunungpati dan Kel Purwasari, Kec.

Mijen)

b) Jaringan perpipaan sepanjang250 m di Kelurahan Karangmalang ,

Kec. Mijen

Page 12: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 507

c) Gudang penyimpanan hasil panensebanyak 1 unit di Kel.

Gunungpati, Kec. Gunungpati.

3) Peralatan Penunjang Kesekretariatan, anggaran Rp.19.000.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.18.575.500,- atau 97,77 %)

Dalam kegiatan ini dilakukan penyediaan papan nama 28 unit untuk 28

Kelurahan dan jaringan instalasi listrik 1 paket di Kelurahan Kalisegoro,

Kec Gunungpati

4) Operasional dan pengelolaan KTPM, TPM dan Satker, anggaran

Rp.222.036.000,-

(Fisik 100 % dan Realisasi Keuangan Rp.139.866.000,- atau 62,99 %)

Dilakukan :

a) Pendampingan kepada 43 Kelompok Tani Konservasi (639 petani

peserta program) dan Fasilitasi Tenaga Pendamping Masyarakat

/TPM sebanyak 5 orang.

b) Dukungan kesekretariatan selama 6 bulan

Secara keseluruhan, pelaksanaan Kegiatan Penanganan Lahan Kritis dan

Sumberdaya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM)sesuaiDIPA

No.010.06.4.300153/2015secara fisik mencapai 100% dengan realisasi

keuangan sebesar Rp .812.570.500,- atau sebesar 81,67 %.

Ketidakseimbangan capaian fisik dan keuangan ini disebabkan

keterlambatan turunnya DIPA, sehingga operasional kegiatan hanya

dilaksanakan selama 6 bulan dari 11 bulan yang direncanakan. Selain itu juga

terdapat efisiensi dari pengadaan pupuk kandang, yang hanya mencapai

66,62 % dari pagu yang tersedia.

DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015

1. Dasar Hukum :

DIPA Nomor.010.08.4.035169/2015

2. Instansi Pemberi Tugas :

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil .

3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang melaksanakan :

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Semarang

4. Program : Penataan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kegiatan : Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)

Terpadu.

Page 13: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 508

5. Anggaran : Rp 2.396.847.000,-

6. Pelaksanaan Program dan Kegiatan :

Alokasi Tugas Pembantuan untuk urusan wajib Kependudukan dan Catatan

Sipil pada tahun 2015 dilatar belakangi peningkatan penyelenggaraan

administrasi kependudukan di kabupaten/kota seluruh Indonesia dalam

rangka mewujudkan tertib administrasi kependudukan. Adapun yang

menjadi tujuan tertib administrasi kependudukan adalah :

1) Tertib database kependudukan, meliputi terbangunnya database

kependudukan yang akurat di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan

Pusat; database kependudukan Kabupaten/Kota tersambung (online)

dengan Provinsi dan Pusat dengan menggunakan Sistem Informasi

Administrasi Kependudfukan (SIAK); database kependudukan Pusat

dan daerah tersambung (online) dengan instansi pengguna,

2) Tertib perbitan NIK, meliputi NIK diterbitkan setelah penduduk

mengisi biodata penduduk dengan menggunakan SIAK; tidak adanya

NIK ganda dan pemberian NIK kepada semua penduduk

3) Tertib dokumen kependudukan, meliputi prosesnya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dan tidak adanya dokumen kependudukan

ganda dan palsu.

Penyelenggaraan administrasi kependudukan merupakan amanat Undang-

undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Undang-undang Nomor

23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Untuk mendorong

terlaksananya penyelenggaraan administrasi kependudukan yang lebih baik

maka Pemerintah Pusat melalui Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementrian Dalam Negeri mengalokasikan anggaran kepada kabupaten/kota

untuk meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan kepada

masyarakat yang dianggarkan pada Tugas Pembantuan tahun 2015.

DIPA Nomor-010.08.4.035169/2015 diterima satker pada bulan Juni 2015,

dan ,kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kabupaten /

Kota dilakukan melalui :

a) Penyusunan Laporan Pengelolaan Keg. Penyelenggaraan Adminduk

Kab/Kota , anggaran Rp.88.130.000,-

(Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp.54.410.000,- atau 61,74 %)

Page 14: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 509

Dilaksanakan penyusunan laporan pengelolaan kegiatan Adminduk

Kota Semarang 7 bulan dari 10 bulan yang direncanakan

b) Koordinasi dan Konsultasi Adminduk ke Provinsi Jawa Tengah dan

K/L di Jakarta, anggaran Rp. 108.992.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp .97.341.905,- atau 89,31 %)

c) Monitoring dan Evaluasi ke kecamatan, anggaran Rp. 33.280.000,-

(Fisik 75 % dan realisasi Keuangan Rp. 9.600.000,- atau 28,85 %)

Kurang optimalnya kinerja baik fisik maupun keuangan, disebabkan

karena keterlambatan DIPA, sehingga Monev ke 16 TPDK Kecamatan

hanya dilaksanakan sebanyak 3 dari 4 kali yang direncanakan, selain

itu juga uang harian yang tidak dapat dicairkan, karena tidak sesuai

dengan juknis yang ada.

d) Perencanaan dan Pelaksanaan program, anggaran Rp. 9.260.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 4.970.000,- atau 53,67 %).

e) Pengeluaran Akuntansi Adminduk, anggaran Rp. 35.640.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 14.200.000,- atau 39,84 %)

Pekerjaan terlaksana 10 bulan sesuai target, namun hanya dapat

dibayarkan honor selama 7 bulan, untuk menyesuaikan juknis yang

ada..

f) Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil, anggaran

Rp. 29.000.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp. 29.000.000,- atau 100 %)

Sosialisasi Kebijakan Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilakukan

melalui brosur, pamflet dan iklan layanan masyarakat 4 paket.

g) Pelayanan Dokumen Kependudukan, anggaran Rp. 292.100.000,-

(Fisik 70 % dan realisasi Keuangan Rp. 174.130.000,- atau 59,61 % .

Dibayarkan honor pelayanan Dokumen kependudukan pada Kantor

Dinas dan TPDK Kecamatan selama 7 dari 10 bulan yang

direncanakan.

h) Penerbitan Dokumen Kependudukan anggaran Rp.1.759.945.000,-

(Fisik 92,50 % dan realisasi Keuangan Rp.1.618.455.600,- atau 91,96

%).

Dilakukan melalui penerbitan dokumen kependudukan, pengadaan

blanko dan form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form

pencatatan sipil 24 jenis, penerbitan akta kelahiran 3(pengadaan

Page 15: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 510

blanko & form pendaftaran penduduk 8 jenis, blanko & form

pencatatan sipil 24 jenis, Penerbitan Akte kelahiran 3 bulan )

i) Pengelolaan SIAK, anggaran Rp.40.500.000,-

(Fisik 100 % dan realisasi Keuangan Rp.35.500.000,- atau 87,65 % .

Dilakukan pemeliharaan hardware SIAK 26 unit dan pemanfaatan

data sebanyak 50 buku

Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sistem Administrasi

Kependudukan (SAK) pada program Penataan Administrasi Kependudukan

dan Pencatatan Sipil sampai dengan akhir tahun 2015 secara fisik hanya

tercapai 89,39 % dengan realisasi keuangan sebesar 85,01 % atau sebesar

Rp.2.037.607.505,- dari anggaran sebesar Rp.2.396.847.000,-.

Kurang maksimalnya capaian fisik dan keuangan disebabkan karena

tidak cukup waktu yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai target

yang ada, karena keterlambatan DIPA yang baru diterimakan pada bulan Juni

2015, sehingga yang boleh dibayarkan sebesar sisa waktu yang ada (7

bulan).Selain itu juga terjadi perubahan juknis pada tengah perjalanan, yaitu

terkait iklan layanan masyarakat, yang sesuai juknis yang baru harus melalui

radio lokal.

Demikian penyelenggaraan kegiatan Tugas Pembantuan pada masing-masing

Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Semarang tahun

2015. Dari pagu yang diterima Kota Semarang sebesar Rp.7.800.593.000,-

terealisasi secara fisik sebesar 96,74 % dengan realisasi keuangan sebesar Rp.

7.234.236.005,- atau sebesar 92,74 %.

Diharapkan dengan meningkatkan koordinasi, baik dengan SKPD pelaksana

kegiatan Tugas Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun

Kementerian / Lembaga (K/L), kendala-kendala yang ada dapat teratasi, sehingga

penyelenggaraan Tugas Pembantuan pada tahun 2015 dan selanjutnya akan lebih

tertib, lebih lancar , lebih tepat sasaran dan juga tepat waktu sebagai bentuk

pertanggungjawaban kepada kementerian / lembaga pemberi penugasan.

Page 16: BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUANsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/201708101434195... · LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal. 496 BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal. 511

PERMASALAHAN

Dalam penyelenggaraan Tugas Pembantuan di Kota Semarang pada tahun

2015 dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :

1) Secara umum terjadi keterlambatan DIPA. Satu DIPA diterima pada bulan

April 2015, sedangkan 3 DIPA lainnya diterima pada bulan Juni 2015 karena

terjadi penataan ditingkat eselon I (K/L).

2) Harus dilakukan revisi pelaksana kegiatan di tingkat pusat (Dinas Pertanian),

dan terjadi perubahan juknis ditengah perjalanan ( Dispenduk capil )

3) Pelaporan melalui e-monev Bappenas, dibatasi oleh waktu dan tidak tersedia

menu untuk menambahkan program yang belum tersedia, selain itu juga

tidak ada fasilitas cetak bagi Bappeda Kab/Kota.

SOLUSI

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, dilakukan beberapa upaya sebagai

berikut :

1) Percepatan pelaksanaan kegiatan, dengan tetap mempedomani petunjuk

teknis yang diterbitkan Kementerian/Lembaga pemberi penugasan.

2) Meningkatkan koordinasi diantara SKPD pelaksana kegiatan Tugas

Pembantuan, Bappeda Provinsi Jawa Tengah, KPPN, maupun Kementerian /

Lembaga (K/L)pemberi penugasan, sehingga dapat meminimalisir kendala

baik yang bersifat teknis maupun administratif.

3) Meningkatkan koordinasi dengan Bappenas, dan juga dengan Satker sebagai

penyedia data sehingga pelaporan dapat dilakukan sesuai batas waktu yang

disediakan.