bab v ancangan revitalisasi tradisi lisan rupa...

31
Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMI MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN PROGRAM AGROWISATA Implikasi hasil penelitian ini menghasilkan dua ancangan metode revitalisasi tradisi lisan RB yakni (1) model revitalisasi formula bentuk tradisi lisan RB yang dipajankan dalam pendidikan akademik dan (2) model internalisasi isi kearifan lokal tradisi lisan RB yang dipajankan dalam pendidikan masyarakat. Dua metode tersebut sekaligus sebagai upaya penyebaran tradisi lisan RB secara horizontal tidak hanya kepada masyarakat Made, tetapi juga masyarakat umum lainnya baik yang ada di sekitar wilayah Made maupun pengunjung dari daerah lain yang sengaja datang untuk menyaksikan tradisi lisan RB atau mempelajari kearifan lokal masyarakat Made. Berikut ini ancangan metode revitalisasi selengkapnya. 5.1 Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Revitalisasi formula bentuk dalam pendidikan akademik ini mengacu pada formula bentuk tradisi lisan RB yakni struktur teks cerita rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), elemen ko-teks unsur-unsur material pendukung upacara ritual adat RB yang mengandung ungkapan tradisional, dan kondisi konteks yang meliputi aspek sosial budaya situasi ideologi terkait tradisi lisan RB. Revitalisasi terhadap formula bentuk itu akan dikristalisasikan dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, khususnya kurikulum pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ancangan implementasi kurikulum 2013 itu ditentukan untuk kelas VIII SMP karena struktur teks, elemen ko-teks, dan kondisi konteksnya sesuai dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan siswa.

Upload: ngomien

Post on 12-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA BUMI

MELALUI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DAN

PROGRAM AGROWISATA

Implikasi hasil penelitian ini menghasilkan dua ancangan metode

revitalisasi tradisi lisan RB yakni (1) model revitalisasi formula bentuk

tradisi lisan RB yang dipajankan dalam pendidikan akademik dan (2)

model internalisasi isi kearifan lokal tradisi lisan RB yang dipajankan

dalam pendidikan masyarakat. Dua metode tersebut sekaligus sebagai

upaya penyebaran tradisi lisan RB secara horizontal tidak hanya kepada

masyarakat Made, tetapi juga masyarakat umum lainnya baik yang ada di

sekitar wilayah Made maupun pengunjung dari daerah lain yang sengaja

datang untuk menyaksikan tradisi lisan RB atau mempelajari kearifan

lokal masyarakat Made. Berikut ini ancangan metode revitalisasi

selengkapnya.

5.1 Ancangan Revitalisasi Melalui Implementasi Kurikulum 2013

Revitalisasi formula bentuk dalam pendidikan akademik ini

mengacu pada formula bentuk tradisi lisan RB yakni struktur teks cerita

rakyat Asal Mula Desa Made (AMDM), elemen ko-teks unsur-unsur

material pendukung upacara ritual adat RB yang mengandung ungkapan

tradisional, dan kondisi konteks yang meliputi aspek sosial budaya situasi

ideologi terkait tradisi lisan RB.

Revitalisasi terhadap formula bentuk itu akan dikristalisasikan

dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, khususnya kurikulum

pada kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ancangan

implementasi kurikulum 2013 itu ditentukan untuk kelas VIII SMP karena

struktur teks, elemen ko-teks, dan kondisi konteksnya sesuai dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaan

siswa.

Page 2: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lebih dari itu, penentuan itu didasarkan pada Permendikbud

Nomor 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum

SMP/MTs. Oleh karena itu, pembahasan revitalisasi bentuk dalam

pendidikan akademik ini akan dikemukakan dengan konsep dan

sistematika sebagai berikut.

Bagan 5.1 Konsep Revitalisasi TLRB Berorientasi Etnopedagogi dalam Konteks

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

(Diadaptasi dari Naskah Akademik Kurikulum 2013 Kemdikbud dengan perubahan)

Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa hasil eksplorasi nilai

budaya dan pendidikan karakter dalam Tradisi Lisan RB (TLRB) merupakan

penguat sistem nilai universal dan nasional yang telah ditetapkan Kemdikbud

berupa 18 nilai karakter bangsa Indonesia. Dalam konteks lokalitas kedaerahan

diharapkan nilai turunan dari budaya dan pendidikan karakter dalam TLRB itu

dapat lebih mudah diinternalisasi siswa.

Revitalisasi Nilai Budaya dan

Pendidikan Karakter TLRB

Sistem Nilai:

Universal,

Nasional,

Lokal

(TLRB)

Kompetensi:

Sikap,

Keterampilan,

Pengetahuan

Aktualisasi: Pembelajaran

bahasa

Indonesia

Internalisasi: nilai-nilai

budaya dan

pendidikan

karakter

Eksistensi:

Perilaku

Individu

Psikologi

Kesiapan:

Fisik,

Emosional,

Intelektual,

Spiritual

Pedagogi

Kelayakan:

Materi,

Metode,

Penilaian

Sosiokultural

Kebutuhan:

Individu,

Masyarakat,

Bangsa,

Negara

Ancangan Kurikulum 2013

(Standar Kompetensi Lulusan, Struktur

Kurikulum, Standar: Isi, Proses, Penilaian)

Buku Pegangan

(Buku Pegangan Siswa, Buku Pegangan Guru)

Iklim

Akademik

Berorientasi

Etnopedagogi

Page 3: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internalisasi itu dalam konteks pendidikan akademik dapat dicapai melalui

proses pembelajaran yang mencakup kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan dalam aktualisasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia. Secara

linear, kompetensi akan menurunkan aspek psikologi kesiapan, aktualisasi akan

menurunkan aspek pedagogi kelayakan, dan internalisasi akan menurunkan aspek

sosiokultural.

Unsur-unsur dari setiap aspek tersebut kemudian diramu dalam ancangan

kurikulum 2013 sehingga menghasilkan konstruk standar kompetensi lulusan,

struktur kurikulum, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Secara

teknis, lima standar tersebut dapat diimplementasikan melalui buku pegangan

guru dan buku pegangan siswa. Jika kondisi itu tercipta dengan baik, maka iklim

akademik yang terkontrol bernuansa etnopedagogi akan dapat terwujud.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang kerangka dasar

dan struktur kurikulum jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat

diketahui bahwa standar kompetensi lulusan SMP dapat dipetakan sebagai

berikut.

Tabel 5.1 Perincian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Domain Elemen SMP

Sikap Proses Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +

Mengamalkan

Individu Beriman, Berakhlak Mulia (Jujur, Disiplin, Tanggung

Jawab, Peduli, Santun), Rasa Ingin Tahu, Estetika, Percaya

Diri, Motivasi Internal

Sosial Toleransi, Gotong Royong, Kerjasama, Musyawarah

Alam Pola Hidup Sehat, Ramah Lingkungan, Patriotik, Cinta

Perdamaian

Keterampilan Proses Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji

+ Menalar + Mencipta

Abstrak Membaca, Menulis, Menghitung, Menggambar, Mengarang

Konkret Menggunakan, Mengurai, Merangkai, Memodifikasi,

Membuat, Mencipta

Pengetahuan Proses Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa +

Mengevaluasi

Objek Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Budaya

Subjek Manusia, Bangsa, Negara, Tanah Air, dan Dunia

Page 4: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penetapan SKL di atas disesuaikan dengan (1) karakteristik perkembangan

psikologis anak usia SMP yang secara umum berkisar pada usia 13—15 tahun, (2)

ruang lingkup dan kedalaman materi bahasa Indonesia SMP yang berada pada

lingkungan alam dan sosial dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya, (3)

kesinambungan materi dari jenjang SD ke SMP yang menunjukkan gradasi dari

lingkungan sekolah menuju lingkungan pergaulan sekitarnya yang lebih luas, (4)

visi dan misi satuan pendidikan yang bersangkutan, dan (5) lingkungan

keberadaan sekolah baik menyangkut kondisi geografis maupun sosiobudayanya.

Berdasarkan lima pertimbangan tersebut, secara deskriptif pemetaan SKL

secara ringkas dapat dipetakan sebagai berikut.

Tabel 5.2 Deskripsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMP

Jenjang SMP

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan

dan keberadaannya.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif serta kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau

sumber lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena

dan kejadian yang tampak mata.

Berdasarkan deskripsi SKL tersebut, kerangka dasar dan struktur

kurikulum 2013 pada mata pelajaran bahasa Indonesia jenjang SMP kelas VIII

yang dapat memanfaatkan hasil penelitian tradisi lisan RB, kompetensi inti dan

kompetensi dasarnya dapat dipetakan seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 5.3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Berorientasi TLRB

Ranah Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Spiritual Menerima dan menjalankan

ajaran agama yang dianutnya

Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa untuk mempersatukan

bangsa Indonesia di tengah

keberagaman bahasa dan budaya.

Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Page 5: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maha Esa sebagai sarana

memahami informasi lisan dan

tulis.

Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sebagai sarana

menyajikan informasi lisan dan

tulis.

Sosial Menghargai dan menghayati

perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli (toleransi

dan gotong royong), santun,

percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

Memiliki perilaku jujur dalam

menceritakan sudut pandang

moral yang eksplisit

Memiliki perilaku peduli, cinta

tanah air, dan semangat

kebangsaan atas karya budaya

yang penuh makna

Memiliki perilaku demokratis,

kreatif, dan santun dalam

berdebat tentang kasus atau sudut

pandang

Pengetahuan Memahami dan menerapkan

pengetahuan (faktual, konseptual,

dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni,

budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

Memahami teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Membedakan teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Mengklasifikasikan teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Mengidentifikasi teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Keterampilan Mengolah, menyaji, dan menalar

dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung,

menggambar) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber

lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

Menangkap makna teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Menyusun teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Menelaah dan merevisi teks

cerita moral/fabel, ulasan diskusi,

cerita prosedur, dan cerita

biografi baik melalui lisan

maupun tulisan

Page 6: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meringkas teks cerita

moral/fabel, ulasan diskusi, cerita

prosedur, dan cerita biografi baik

melalui lisan maupun tulisan

Selain SKL, terdapat tiga standar lain yang perlu dibahas sebelum

membuat ancangan buku pegangan guru dan buku pegangan siswa yang

berorientasi etnopedagogi hasil penelitian tradisi lisan RB. Tiga standar lainnya

itu adalah standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Standar isi dilihat dari

kedudukan mata pelajarannya, kompetensi bidang studi bahasa Indonesia yang

semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran

dikembangkan dari kompetensi.

Kemudian, dilihat dari pendekatannya, kompetensi bidang studi bahasa

Indonesia pada jenjang SMP dikembangkan melalui mata pelajaran, lalu dilihat

dari struktur kurikulumnya, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menjadi

media semua mata pelajaran termasuk bidang studi bahasa Indonesia, aspek

pengembangan diri pun demikian, terintegrasi pada semua mata pelajaran

termasuk bahasa Indonesia, jumlah jam pelajaran bertambah 6 jam pelajaran (jp)

per minggu sebagai akibat perubahan pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia

yang berbasis sainstifik pada pengembangan kurikulum 2013 dan berbasis

etnopegogi sebagai dampak dari pemanfaatan hasil penelitian tradisi lisan RB.

Sementara itu, standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi pada pengembangan kurikulum 2013 untuk jenjang

SMP ini dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar, menyajikan, dan

menyimpulkan. Kemudian, sebagai dampak pemanfaatan hasil penelitian tradisi

lisan RB, proses pembelajaran berbasis sains itu juga dipadupadankan dengan

proses pembelajaran berbasis budaya (indigenous learning style) yang mencakup

lima tahapan yakni (1) observasi dan imitasi (watch and do), (2) belajar

mengalami (life experience), (3) belajar dengan uji coba dan berbuat kesalahan

(trial and error), (4) keterampilan mengerjakan tugas tertentu (skill for spesific

task), dan (5) hubungan kemanusiaan (humanity and relationship).

Page 7: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selaras dengan proses pembelajaran berbasis budaya, dilihat dari

perspektif psikologi pendidikan dapat paparkan lima tahapan yang linear dengan

tahapan pada indigenous learning style, di antaranya adalah (1) pemilihan

perhatian (selective attention), (2) penilaian atau penaksiran (appraisal), (3)

pengategorian dan peletakan konsep (concept formation and categoritation), (4)

penyesuaian dengan kondisi baru (attributions), dan (5) perasaan dan ingatan

(emotion and memory). Proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas,

melainkan juga dapat di lakukan di lingkungan sekolah dan/atau masyarakat

karena guru bukan satu-satunya sumber belajar. Selain itu, pada standar proses ini

ditekankan bahwa sikap tidak diajarkan secara verbal namun diajarkan melalui

contoh dan teladan.

Standar penilaian pada kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada penilaian

otentik, yakni mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil. Oleh karena itu, perlu dikonsep pemanfaatan

portofolio siswa sebagai instrumen utama penilaian sehingga penilaian tidak

hanya pada level kompetensi dasar (KD), tetapi juga kompetensi inti (KI) dan

standar kompetensi lulusan (SKL). Model penilaiannya menggunakan Penilaian

Acuan Patokan (PAP), yakni pencapaian hasil belajar yang didasarkan pada posisi

skor yang diperoleh siswa terhadap skor ideal atau maksimal.

Dengan paduan tiga pendekatan pembelajaran yang meliputi pendekatan

sains, budaya, dan psikologi-pendidikan itu dalam standar isi, proses, dan

penilaian diharapkan standar kompetensi lulusan yang mengukur empat aspek

yakni spiritual, emosional, keterampilan, dan pengetahuan dapat lebih

mengonstruk ancangan kurikulum 2013 yang saat ini masih dalam tahap ujicoba

terbatas. Melalui pendekatan sains-etnopedagogi guru diajak mengeksplorasi

kreativitas mengajar dengan menggunakan alam dan lingkungan budaya yang

kaya dan beragam di Indonesia. Guru diajak memanfaatkan fenomena alam dan

sosial melalui perspekif budaya. Hal ini penting dilakukan sebab selama ini

pendidikan lebih banyak didekati melalui perspektif psikologi. Oleh karena itu,

rancangan buku pegangan guru dan buku pegangan siswa ini berbasis

etnopedagogi.

Page 8: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini butir-butir daftar isi buku pegangan guru yang telah dirancang

dan sedang diselesaikan pengerjaannya.

Judul Buku Guru

“Wahana Revitalisasi dan Internalisasi Budaya”

(Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP/MTs)

Kata Pengantar

Prolog Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pergulatan Teks Versi Kurikulum 2013

Daftar Isi

----

Bab I Petunjuk Umum

A. Pendahuluan

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks

C. Organisasi Penataan Materi Bahasa Indonesia sebagai Wahana Revitalisasi

dan Internalisasi Budaya

D. Metode

Bab II Petunjuk Khusus

A. Pembelajaran Materi Bab I Tradisi Lisan Nusantara

Subtema 1 Cerita Rakyat Asal Mula Desa Made

Subtema 2 Upacara Adat Rupa Bumi (Sedekah Bumi)

Bab III Penilaian

A. Penilaian Latihan Siswa

B. Penilaian Formatif

C. Rekapitulasi Penilaian Kegiatan Siswa

D. Penilaian Kemajuan Belajar Siswa Berdasarkan Portofolio

Bab IV Bahan Pengayaan

A. Teks, Ko-teks, dan Konteks

1. Pengertian Teks

2. Pengertian Ko-teks

3. Pengertian Konteks

4. Teks, Ko-teks, Konteks sebagai Formula Bentuk Tradisi Lisan

5. Latihan Pengayaan

B. Nilai dan Norma

1. Pengertian Nilai

2. Pengertian Norma

3. Nilai dan Norma sebagai Isi Kearifan Lokal Tradisi Lisan

4. Latihan Pengayaan

Bab V Bahan Remidi

A. Pengulangan Materi Bab I Tradisi Lisan Nusantara

----

Lampiran Silabus

Glosarium

Daftar Pustaka

Melengkapi buku pegangan guru tersebut, berikut ini dibuat rancangan

buku pegangan siswanya juga. Buku pegangan siswa tersebut saat ini juga masih

dalam tahap penyelesaian pengerjaannya. Namun demikian butir-butir daftar

isinya dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Page 9: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Judul Buku Siswa

“Wahana Revitalisasi dan Internalisasi Budaya”

(Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP/MTs)

Kata Pengantar

Prolog Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Pergulatan Teks Kurikulum 2013

Daftar Isi

Peta Konsep Bab I

Bab I Pengenalan Tradisi Lisan Nusantara

A. Subtema 1 Cerita Rakyat Asal Mula Desa Made

Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Moral

Tugas 1 Membangun Konteks

Tugas 2 Memahami Teks Cerita Moral yang Disajikan secara Lisan

Tugas 3 Membedakan Teks Cerita Moral dengan Teks Cerita Prosedur

Tugas 4 Mengklasifikasikan Teks Cerita Moral

Tugas 5 Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Moral

Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Moral secara Berkelompok

Tugas 1 Menangkap Makna Teks Cerita Moral

Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Moral yang Disajikan secara Lisan

Tugas 3 Menelaah dan Merevisi Teks Cerita Moral

Tugas 4 Meringkas Teks Cerita Moral

Kegiatan 3 Penyusunan Teks Cerita Moral secara Mandiri

Tugas 1 Memahami Teks Cerita Moral yang Disajikan secara Tertulis

Tugas 2 Mengklasifikasikan Teks Cerita Moral

Tugas 3 Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Moral

Tugas 4 Menangkap Makna dan Ringkasan Teks Cerita Moral

B. Subtema 2 Upacara Ritual Adat Rupa Bumi (Sedekah Bumi)

Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Prosedur

Tugas 1 Membangun Konteks

Tugas 2 Memahami Teks Cerita Prosedur yang Disajikan Tertulis

Tugas 3 Membedakan Teks Cerita Prosedur dengan Teks Cerita Moral

Tugas 4 Mengklasifikasikan Teks Cerita Prosedur

Tugas 5 Mengidentifikasi Sruktur Teks Cerita Prosedur

Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Prosedur secara Berkelompok

Tugas 1 Menangkap Makna Teks Cerita Prosedur

Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Prosedur yang Disajikan Tertulis

Tugas 3 Menelaah dan Merevisi Teks Cerita Prosedur

Tugas 4 Meringkas Teks Cerita Prosedur

Kegiatan 3 Penyusunan Teks Cerita Prosedur secara Mandiri

Tugas 1 Memahami Teks Cerita Prosedur yang Disajikan secara Lisan

Tugas 2 Mengklasifikasikan Teks Cerita Prosedur

Tugas 3 Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Prosedur

Tugas 4 Menangkap Makna dan Ringkasan Teks Cerita Prosedur

Glosarium

Daftar Pustaka

Secara konkret, buku pegangan guru dan siswa tersebut dapat

diterapkembangkan melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dideskripsikan sebagai berikut

Page 10: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII/Satu

Materi Pokok : Teks Cerita Moral

Alokasi Waktu : 3 pertemuan (6 X 40 menit)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1 1.1 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa untuk mempersatukan

bangsa Indonesia di tengah

keberagaman bahasa dan

budaya.

Terbiasa menggunakan bahasa

Indonesia secara benar, sesuai

kaidah, saat berkomunikasi formal.

Terbiasa menggunakan bahasa

Indonesia secara baik, sesuai

konteks, saat berkomunikasi

informal.

1.2 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan yang

Maha Esa sebagai sarana

memahami informasi lisan dan

tulis.

Terbiasa mendengarkan efektif.

Terbiasa membaca efektif.

1.3 Menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia

sebagai anugerah Tuhan yang

Maha Esa sebagai sarana

menyajikan informasi lisan dan

tulis

Terbiasa berbicara efektif.

Terbiasa menulis efektif..

2 2.2 Memiliki perilaku jujur

dalam menceritakan sudut

pandang moral yang eksplisit

Banyak berinisiatif dan memberi

pendapat dalam berdiskusi tentang teks

cerita moral.

2.3 Memiliki perilaku peduli,

cinta tanah air, dan semangat

kebangsaan atas karya budaya

yang penuh makna

Bersungguh-sungguh untuk sesuai

waktu dan tugas yang diberikan dalam

memahami, membedakan,

mengklasifikasikan, dan

mengidentifikasikan teks cerita moral.

3 3.1 Memahami teks cerita moral

baik melalui lisan maupun

tulisan

Mengidentifikasi struktur teks cerita

moral.

Menjelaskan isi teks cerita moral.

3.2 Membedakan teks cerita

moral dan cerita prosedur baik

melalui lisan maupun tulisan

Membandingkan teks cerita moral dan

cerita prosedur.

3.3 Mengklasifikasi teks cerita

moral melalui lisan dan tulisan Mengkategorisasikan teks cerita moral

ke dalam salah satu bentuk wacana.

3.4 Mengidentifikasi kekurangan

teks cerita moral baik melalui

lisan maupun tulisan

Menyebutkan kelebihan/ciri positif teks

cerita moral.

Menyebutkan kekurangan/ciri negatif

teks cerita moral.

Page 11: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 4.1 Menangkap makna teks

cerita moral baik secara lisan

maupun tulisan

Menjelaskan makna teks cerita moral

4.2 Menyusun teks cerita moral

baik secara lisan maupun tulisan

Menuliskan kembali teks cerita moral

dengan menggunakan bahasa sendiri

sesuai dengan struktur dan isi teks cerita

yang telah ditangkap.

4.3 Menelaah dan merevisi teks

cerita moral baik secara lisan

maupun tulisan

Menelaah dan mengembangkan teks

cerita moral

4.4 Meringkas teks cerita moral

baik secara lisan maupun tulisan Membuat intisari teks cerita moral

B. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke-1

Diberikan kesempatan membaca “Puisi Indonesia” karya M. Raisya Yusufa yang

ada di buku, siswa menghayati makna yang terkandung dalam puisi tersebut

dengan harapan dapat semakin menghargai keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Diberikan cerita teks moral yang disampaikan secara lisan, siswa dapat

mengidentifikasi struktur teks dan isi cerita moral dengan benar.

Diberikan cuplikan dua teks cerita: moral dan prosedur, siswa dapat

membedakannya dengan menyebutkan karakteristik tiap-tiap teks cerita tersebut.

Diberikan materi tentang jenis-jenis wacana teks, siswa dapat mengklasifikasikan

teks cerita moral ke dalam bentuk wacana narasi.

Pertemuan ke-2

Diberikan kesempatan menyaksikan video cerita moral, siswa menunjukkan rasa

ingin tahu (curiosity) terhadap keragaman bahasa dan budaya Indonesia.

Diberikan kesempatan menyaksikan video cerita moral, siswa dapat menyusun

teks cerita moral dengan menggunakan bahasanya sendiri dengan baik.

Diberikan kesempatan untuk berdiskusi, siswa dapat menelaah dan merevisi teks

cerita moral yang telah dibuatnya secara berkelompok.

Diberikan kesempatan tambahan waktu, siswa dapat meringkas intisari teks cerita

moral yang telah dibuatnya secara berkelompok.

Pertemuan ke-3

Diberikan tes formatif dengan soal pemahaman teks cerita moral yang disajikan

secara tertulis, siswa secara mandiri dapat mengidentifikasi struktur teks dan isi

cerita moral tersebut dengan benar.

Diberikan tes formatif dengan soal klasifikasi wacana teks dan sinopsis teks

cerita moral, siswa secara mandiri dapat menyebutkan kategori wacana teks dan

membuat ringkasannya dengan benar.

C. Materi Pembelajaran Pertemuan ke-1

Pengenalan struktur teks cerita moral.

Pemahaman isi teks cerita moral.

Pengenalan jenis-jenis wacana teks

Pertemuan ke-2

Sinopsis teks cerita moral.

Page 12: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan ke-3

Tes formatif hasil belajar subtema 1

D. Metode Pembelajaran

Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelectual) berbasis sainstifik

Model Pembelajaran Accelerated Learning bernuansa etnopedagogi

E. Sumber Belajar 1. Buku siswa:

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Bahasa Indonesia: Wahana

Revitalisasi dan Internalisasi Budaya. Bandung: UPI. hlm. 1—30.

2. Buku referensi:

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Bahasa Indonesia Wahana

Revitalisasi dan Internalisasi Budaya: Buku Guru. Bandung: UPI. hlm.

15—40.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

3. Majalah:

Majalah Pemerintah Kota Surabaya (Gapura Vol.XLIV No.50 Mei 2011)

4. Koran:

Jawa Pos Tanggal 15 Oktober 2012

Jawa Pos Tanggal 25 Juli 2011

5. Situs internet:

www.gudangpuisi.com/2011/08/indonesia/html

6. Lingkungan sekitar:

Kampung Made, Kota Surabaya

7. Narasumber:

Pak Sulistiono (Dewan Adat Kampung Made)

Pak Seniman (Tetua Adat Kampung Made)

F. Media Pembelajaran 1. Media:

Video/film: Hibridasi Samuvi

2. Alat dan bahan:

Infokus/LCD

Layar Projector

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Langkah pembelajaran berpendekatan SAVI berbasis sains dengan model

pembelajaran accelerated learning bernuansa etnopedagogi ini terbagi dalam

beberapa sintaks. Berikut ini pembabakannya dan persebaran unsur

pendekatan SAVI dengan basis sainsnya.

Sin-

taks

Indegenous

Learning

Indegenous

Psychology

Persebaran

Unsur SAVI

Persebaran

Basis Sains

1 Observasi dan

Imitasi

(Watch and Do)

Pemilihan

Perhatian

(Selective

Attention)

Somatic,

Visual

Mengamati

(Observing)

Page 13: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Deskripsi secara linear antara pendekatan-berbasis dan model-

bernuansa pembelajaran seperti yang terpetakan di atas merupakan

konstruk skenario pembelajaran yang berupaya mengakomodasi hasil

penelitian kajian tradisi lisan (nuansa indigeneous) melalui model

pembelajaran accelerated learning dan mengakomodasi pendekatan SAVI

yang humanis dan ancangan kurikulum 2013 yang menekankan basis sains

(ilmiah).

Dari peta klasifikasi di atas dapat dihipotesiskan pula bahwa

sintaks pembelajaran yang dirancang dari perspektif budaya (indigeneous

learning) dan perspektif psikologi (indigeneous psychology) selaras

dengan langkah-langkah pembelajaran dari perspektif pendekatan sains

seperti yang diarusutamakan pada implementasi kurikulum 2013 baru-baru

ini. Selain itu, persebaran unsur somatic (gerak), auditory (pendengaran),

visual (pengelihatan), dan intelectual (pengetahuan) pada pendekatan

SAVI menegaskan bahwa sintaks pembelajaran ini pun relevan dengan

standar kompetensi lulusan yang mengukur empat aspek, yakni spiritual,

sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif).

2 Belajar dari

Pengalaman

(Life Experience)

Penilaian atau

Penaksiran

(Appraisal)

Somatic,

Intelectual

Menanya

(Questioning)

3 Belajar dari

Kesalahan dan

Ujicoba

(Trial and Error)

Pengategorian

dan Peletakan

Konsep

(Concept

Formation and

Categoritation)

Somatic,

Visual,

Intelectual

Mencoba

(Experimenting)

4 Keterampilan

Mengerjakan

Tugas Tertentu

(Skill for Spesific

Task)

Penyesuaian

dengan Kondisi

Baru

(Attributions)

Somatic,

Intelectual

Menalar

(Associating)

5 Kemanusiaan dan

Hubungan

(Humanity and

Relationship)

Perasaan dan

Ingatan

(Emotion and

Memory)

Visual,

Auditory

Membentuk

jaringan

(Networking)

Page 14: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skenario Model Pembelajaran Accelerated Learning Bernuansa Etnopedagogi

Melalui Pendekatan SAVI dalam Ancangan Kurikulum 2013 Berbasis Sains

SINTAKS PEMBELAJARAN

AKTIVITAS

GURU

AKTIVITAS

SISWA

Guru memeriksa kesiapan belajar

siswa dan menjajaki apersepsi

pengetahuan/pemahaman awal siswa

tentang tradisi lisan nusantara

Guru menampilkan cuplikan video

teks cerita moral, Guru meminta

siswa membentuk kelompok dan

mengekplorasi info tentang tradisi

lisan nusantara melalui pemodelan

teks

Guru memfasilitasi siswa

mendengarkan cerita rakyat AMDM

melalui narasumbernya langsung

Guru bertanya kepada siswa tentang

struktur bentuk dan isi teks cerita

moral yang terkandug dalam cerita

rakyat AMDM

Guru memberikan proyek penugasan

identifikasi struktur bentuk teks dan

isi cerita moral Sawunggaling

Guru meminta siswa saling

menelaah struktur bentuk dan isi teks

cerita moral Sawunggaling yang

telah dikerjakan teman sebangkunya

Siswa menyimak panggilan/pertanyaan

yang disampaikan oleh guru dan

bertukar pengalaman terkait dengan

tradisi lisan nusantara

Siswa menyaksikan video teks cerita

moral, Siswa membentuk kelompok

belajar dalam kegiatan eksplorasi

informasi tentang tradisi lisan

nusantara melalui pemodelan teks

Siswa belajar dengan langsung

mendengarkan narasumber bercerita

rakyat AMDM

Siswa mengidentifikasi struktur bentuk

dan isi teks cerita moral yang

terkandung dalam cerita moral AMDM

yang disampaikan secara lisan

Siswa secara mandiri mengidentifikasi

struktur bentuk dan isi teks cerita

moral Sawunggaling yang disajikan

secara tertulis

Siswa secara berpasangan saling

menelaah struktur bentuk dan isi teks

cerita moral yang telah dikerjakan

secara mandiri agar mendapat koreksi

dari teman sebangkunya demi

pemberian masukan perbaikan

ORIENTASI

WATCH AND DO

SELECTIVE ATENTION

LIFE EXPERIENCE

APPRAISAL

TRIAL-ERROR

FORMATION-

CATEGORITATION

SKILL SPECIFIC

TASK ATTRIBUTIONS

HUMANITY-

RELATIONSHIP EMOTION-MEMORY

REFLEKSI

Page 15: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Penilaian

1. Sikap spiritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi

c. Kisi-kisi :

No Sikap/Nilai Butir Instrumen

Instrumen: ada di buku guru

2. Sikap sosial

a. Teknik Penilaian : Penilaian sejawat (antarteman)

b. Bentuk Instrumen : Daftar cek

c. Kisi-kisi :

No Sikap/Nilai Butir Instrumen

Kepedulian 1—3

Tanggung jawab 4—6

Instrumen: ada di buku guru

3. Pengetahuan

a.Teknik Penilaian :

b.Bentuk Instrumen :

Kisi-kisi :

No Indikator Butir Instrumen

1. Pengenalan struktur teks cerita moral.

2. Pemahaman isi teks cerita moral

3. Pembedaan teks cerita moral

4. Pengklasifikasian teks cerita moral dibanding

teks lain

5. Penangkapan makna teks cerita moral

6. Pengidentifikasian kelebihan/ciri positif teks

cerita moral.

7. Pengidentifikasian kekurangan teks cerita

moral.

8. Penyusunan teks cerita moral

9. Pengembangan teks cerita moral

10. Penelaahan teks cerita moral

11. Perevisian teks cerita moral

12. Peringkasan teks cerita moral

Instrumen: ada di buku guru

4. Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Daftar cek

c. Kisi-kisi :

No. Keterampilan Butir Instrumen

Instrumen: ada di buku guru

Page 16: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Ancangan Revitalisasi Melalui Program Agrowisata

Internalisasi isi kearifan lokal tradisi lisan RB dalam pendidikan

masyarakat dapat dikondisikan dalam rancangan program agrowisata

berbasis etnopedagogi yakni sekolah bertani Made (farmadeschool)

melalui pemanfaatan potensi ekologi-ekonomi-sosial-kultural

(ekolokonomisosiokultur) Kampung Made yang saat ini tengah

dikembangkan menjadi kawasan pertanian kota (urban farming).

Hal itu didasarkan pada penggunaan lahan di Kota Surabaya yang

sebagian besar telah digunakan oleh sektor nonpertanian dengan luas

sebesar 30.076,30 ha (82,4%) dari luas total lahan kota yaitu 36.508,39 ha.

Sisanya, hanya sebesar 5,3% untuk lahan persawahan, 0,3% untuk

perkebunan dan 12% untuk sektor lainnya. Gambar berikut ini

menunjukkan persentase luas wilayah Kota Surabaya menurut penggunaan

lahannya.

Gambar 5.1 Persentase Penggunaan Lahan Wilayah Kota Surabaya

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Surabaya, pada tahun

2011 luas lahan pertanian di Kota Surabaya adalah sebesar 1.686 ha dan

menghasilkan komoditas tanaman pangan yaitu berupa padi, jagung,

kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar dengan jumlah

produksi total sebanyak 12.890 ton. Lahan pertanian itu pada umumnya

tersisa di wilayah Surabaya Barat yang berbatasan langsung dengan

Kabupaten Gresik. Wilayah Surabaya Barat yang menjadi proyek

Page 17: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percontohan program pertanian perkotaan itu adalah Kelurahan Made.

Berdasarkan data profil Kelurahan Made, kelurahan ini memiliki luas

319,28 ha yang terdiri atas 8,5 ha area pemukiman, 180 ha area

persawahan, 56,5 ha area pekarangan, 3,55 ha area taman, 9,55 ha area

perkantoran, 61,18 ha area prasarana umum lainnya.

Jenis sawah di kelurahan ini adalah sawah tadah hujan seluas 180

ha. Tanah kering dalam bentuk tegalan seluas 139 ha, pekarangan 56,5 ha,

dan pemukiman 8,5 ha, sedangkan tanah basah dalam bentuk waduk

sebesar 14,45 ha. Jumlah keluarga di Kelurahan Made yang memiliki

tanah pertanian sebanyak 319 keluarga. Sebanyak 20 keluarga di antaranya

memiliki lahan 10—50 ha, sisanya memiliki lahan kurang dari 10 ha.

Sementara itu 920 keluarga tidak memiliki lahan pertanian. Selain itu juga

terdapat lahan tanaman tumpang sari seluas 139 ha dengan komoditas 30

ha/ton.

Potensi ekologi dan ekonomi Kelurahan Made

ditumbuhkembangkan oleh Dinas Pertanian Kota Surabaya sebagai

wilayah pertanian di daerah perkotaan. Tujuan program urban farming

tersebut ialah mengembangkan tanaman holtikultura di wilayah yang

terbatas lahan pertaniannya seperti di Surabaya. Melalui program itu,

secara periodik Gapoktan (sebutan untuk Gabungan Kelompok Tani di

Kelurahan Made) menghasilkan aneka jenis hasil bumi seperti beras,

jagung, cabe, kacang panjang, pare, mentimun, tomat, labu putih, terong,

ubi jalar, koro, sawi, kangkung, bayam, dan daun singkong. Selain itu juga

ada hasil peternakan dan perikanan seperti ayam, ikan lele, nila, tombro,

tawes, bandeng.

Kesuksesan masyarakat Made tersebut akan dirancang menjadi

percontohan sekaligus motivasi bagi masyarakat kota untuk

mengembangkan hasil pertanian skala rumah tangga guna memenuhi

kebutuhan keluarga melalui program agrowisata berupa sekolah bertani

Made (Farmadeschool). Selain itu, gagasan konseptual tersebut juga dapat

menjadi alternatif wahana pendidikan ramah lingkungan di Surabaya. Jika

Page 18: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep ekowisata hutan mangrove di Surabaya Timur telah berkembang

menjadi objek wisata, maka Surabaya Barat layak dikembangkan menjadi

kawasan agrowisata berbasis etnopedagogi sebab siswa di perkotaan

semakin tidak mengenal dan cenderung semakin jauh dari pengalaman

bertanam dengan segala praktik budayanya yang sesungguhnya

mengandung kearifan lokal.

Analisis masalah tersebut dipertajam melalui peta analisis SWOT

(Strenght, Weakness, Oppurtunity, Treatent). Berikut ini tabel yang

menggambarkan analisis SWOT terhadap peluang rintisan program

agrowisata (farmadeschool) bernuansa etnopedagogi.

Tabel 5.4 Analisis SWOT Rintisan Program Agrowisata

Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

1. Tumbuh dan berkembangnya berbagai

produk pertanian (persawahan,

perkebunan, peternakan, dan

perikanan) di Made.

2. Penggunaan pupuk organik dalam

pengembangan produk pertaniannya.

3. Tradisi budaya lokal pada praktik

bertani yang masih melekat pada

sebagian besar penduduknya.

4. Infrastruktur dan aksesibilitas yang

cukup memadai karena berada di

kawasan perumahan elit.

1. Strategi promosi yang belum

kreatif dan variatif dalam

mengenalkan pertanian

perkotaan (urban farming).

2. Fasilitas pendukung pariwisata

yang belum dibangun.

3. Perencanaan tata ruang

wilayah yang belum

tanggap/sadar potensi wisata.

Peluang (Oppurtunity) Tantangan (Treatent)

1. Berada dalam satu kawasan wisata

yang ada di Surabaya Barat yakni

Ciputra Waterpark.

2. Melengkapi wisata berbasis ekologi

(Hutan Mangrove) yang telah

dikembangkan di kawasan Surabaya

Timur.

3. Dukungan pemerintah daerah dalam

program urban farming.

1. Menjadi kawasan wisata yang

menawarkan keunikan

tersendiri dalam hal pertanian

dan kehidupan tradisional di

wilayah perkotaan.

2. Paradigma masyarakat yang

mulai menyadari pentingnya

kelestarian alam dan budaya

lokal

Berdasarkan peta analisis SWOT tersebut dapat diproyeksikan

bahwa isu lingkungan hidup dan revitalisasi kearifan lokal tersebut dapat

dijadikan modal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya

melalui industri kreatif, dalam hal ini rintisan program agrowisata

Page 19: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

farmadeschool. Menyikapi analisis masalah tersebut maka solusi yang

ditawarkan adalah pengembangan Kelurahan Made menjadi kawasan

wisata berbasis pertanian yang mengedepankan etnopedagogi sebagai daya

tawar khas pariwisatanya. Agar program tersebut dapat dilakukan oleh

masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan, maka konsep pengabdian

masyarakat ini dijalankan dengan metode participatory planning research

(PPR). Pengembangan kawasan wisata dengan fokus perintisan sekolah

bertani Made (farmadeschool) melalui PPR ini mencakup beberapa

tahapan, yakni (1) pemungkinan, (2) penguatan, (3) perlindungan, (4)

penyokongan, dan (5) pemeliharaan.

1. Pemungkinan berarti menciptakan kondisi yang memungkinkan potensi

ekolokonomisosiokultur masyarakat Made berkembang secara optimal

melalui rintisan program agrowisata sekolah bertani Made

(farmadeschool).

2. Penguatan berarti memperkuat pengetahuan dan kemampuan

ekolokonomisosiokultur masyarakat Made dalam memecahkan masalah

dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

3. Perlindungan berarti melindungi masyarakat Made terutama kelompok-

kelompok yang lemah agar lebih berdaya, mandiri, dan tidak tertindas

oleh kelompok yang lebih kuat.

4. Penyokongan berarti memberikan bimbingan dan dukungan agar

masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas-tugasnya dalam

kaitannya dengan keberlanjutan program agrowisata sekolah bertani

Made (farmadeschool) sebagai elemen penopang kesejahteraan

hidupya.

5. Pemeliharaan berarti memelihara kondisi yang kondusif agar kondisi

ekolokonomisosiokultur masyarakat Made terus tumbuh dan

berkembang sebagai kawasan agrowisata.

Page 20: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini matriks rangkaian kegiatan konkret rintisan program

agrowisata sekolah bertani Made (farmadeschool) yang dipetakan

berdasarkan lima tahapan di atas.

Tabel 5.5 Matriks Kegiatan Rintisan Program Agrowisata

N

o

Rangkaian Kegiatan Rintisan

Program Agrowisata

Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4

Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pemungkinan

1 Konsolidasi dengan Pemkot,

RW/RT, dan Dewan Adat dan

Pembentukan Tim

Farmadeschool.

2 Sosialisasi kepada Gabungan

Kelompok Tani (Gapoktan) Made

Penguatan

3 Rapat Koordinasi Rutin dengan

Tim Farmadeschool.

4 Persiapan Rintisan Program

Agrowisata Farmadeschool

a. Pengadaan Buku Profil Paket

Agrowisata

b. Pengadaan Ruang

Peristirahatan Pengunjung

yang Memanfaatkan Sebagian

Kamar Rumah Masyarakat

Made

c. Pengadaan sepeda ontel gratis

sebagai fasilitas pendukung

bagi pengunjung

d. Pengadaan topi, kaos, sandal

jepit, dan stiker berlabel

farmadeschool

Perlindungan

5 Pengadaan ruang pamer pusat

kajian ekolokonomisosiokultur

6 Pembangunan jalan setapak

beserta rangkaian pos angkringan

dalam jalur utama agrowisata

Made

7 Penciptaan lokalisasi pusat

pemasaran produk urban farming

yang terintegrasi dengan lahan

parkir pengunjung

Penyokongan

8 Pengadaan kajian rutin

ekolokonomisosiokultur di

Pendopo Made

Page 21: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 Penerbitan buku hasil-hasil

penelitian

ekolokonomisosiokultur Made

10 Pengadaan buku-buku yang

relevan dengan

ekolokonomisosiokultur sebagai

tambahan koleksi ruang pamer

pusat kajian Made

Pemeliharaan

11 Pengadaan lomba membuat

makanan dan minuman

tradisional Made

12 Pembinaan tradisi pendukung

budaya bertani masyarakat Made

13 Pembukaan rintisan program

agrowisata (farmadeschool) oleh

Walikota Surabaya beserta

Masyarakat, Sekolah, dan

Perusahaan Mitra

14 Panen Raya Bulanan

15 Mancing Bersama

16 Cocok Tanam

17 Petik Buah/Sayuran

18 Kunjungan Ternak Made

Berkokok

19 Lomba Kerajinan Tangan Khas

Made

20 Tradisi Tahunan Rupa Bumi

Perintisan kawasan wisata berbasis pertanian di Kampung Made

tersebut perlu mendapatkan pendampingan dari pemerintah daerah

setempat. Metode PPR yang digunakan dalam pengembangan kawasan

tersebut perlu melibatkan seluruh komponen baik dari unsur birokrasi,

masyarakat, maupun pihak swasta sebab kerjasama antarunsur itulah yang

akan menjadikan metode PPR dapat dapat berjalan dengan efektif. Sebagai

gambaran teknis model pelaksanaan program agrowisata berbasis budaya

itu, berikut dijelaskan nuansa etnopedagogi dalam farmadeschool yang

diwujudkan dengan mendasarkan pada sumber kearifan lokal masyarakat

Made yang meliputi pengetahuan lokal, budaya lokal, keterampilan lokal,

sumber daya lokal, dan proses sosial lokal. Berikut ini bagan deskriptif

selengkapnya.

Page 22: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 5.3 Pelaksanaan Program Agrowisata (Farmadeschool)

Keterangan: berarti alur reguler (idealis)

Berarti alur nonreguler (praktis)

Berdasarkan bagan alur pelaksanaan program agrowisata

(farmadeschool) di atas, deskripsi lebih lanjut tentang alur pelaksanaan

teknis program agrowisata itu dapat dijelaskan melalui beberapa tahap

berikut ini.

Pertama, dimulai dengan sambut kenal. Nuansa etnopedagogi pada

sesi sambut kenal terasa pada kearifan proses sosial lokal, yakni berkaitan

dengan cara masyarakat Made menjalankan sistem tindakan sosial, tata

hubungan sosial, dan kontrol sosial yang dilakukan dalam menyambut

tamu atau orang yang baru dikenal.

Sambut kenal yang dimaksud adalah berupa pertunjukan Tari

Remo dan Uyon-uyon. Tari Remo merupakan tarian khas rakyat Jawa

Timur dalam menyambut tamu sedangkan uyon-uyon adalah tarian

interaktif yang mengajak pengunjung secara bergiliran menari dengan

penari di atas panggung dengan diiringi alunan musik tradisional dan

tembang tradisional yang mengandung makna persahabatan dan

kedamaian.

5

Kelas Refleksi

Pengetahuan

Lokal

Budaya

Lokal

Keterampilan

Lokal

Sumberdaya

Lokal

Proses Sosial

Lokal

4

3

2

1

Sambut Kenal

Urban

Farming

(Pertanian,

Perkebunan,

Perikanan,

Peternakan)

Kelas Observasi

Kelas Inspirasi

Page 23: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah itu, para pengunjung mendapatkan satu paket tas

perlengkapan agrowisata di antaranya adalah dawet oyen (es khas buatan

masyarakat Made), satu botol air mineral sebagai bekal observasi

lapangan, kaos lapangan berlabel farmadeschool, sandal berlabel

farmadeschool untuk terjun ke lapangan (sawah, kebun, ladang).

Kedua, memasuki kelas observasi. Pada sesi ini pengunjung diajak

mengamati berbagai sumber daya lokal yang ada di Made meliputi potensi

ekologis, ekonomis, sosial dan kultural. Sumber daya lokal itu dapat

diobservasi secara indoor dan outdoor. Indoor berarti di dalam ruangan.

Hal yang dapat diamati di dalam ruangan pusat kajian Made itu adalah

artefak-artefak budaya berupa foto-foto tradisi budaya, dokumentasi

aktivitas sosial kemasyarakatan, buku-buku hasil penelitian di Made, dan

produk-produk olahan hasil bumi masyarakat Made seperti manisan

pencit, buah-buahan, sayuran, dan beras.

Sementara itu, outdoor adalah di luar ruangan. Hal yang dapat

diamati di luar ruangan ialah potensi ekologi wilayah Made yang khas

pedesaan, aneka tanaman holtikultura yang dibudidayakan secara masif,

aktivitas sosial kemasyarakatan di persawahan, perkebunan, ladang, atau

tempat peternakan.

Ketiga, pengunjung diajak secara langsung terlibat dalam praktik

urban farming yang mencakup bertani, berkebun, beternak, dan

memancing. Pada tahap inilah keterampilan lokal diajarkan secara

langsung oleh Gapoktan dan/atau kader ekolokonomisosiokultur sesuai

dengan keminatan pengunjung.

Pengunjung yang berminat belajar bertani di sawah akan dipandu

teknik-teknik bertanam di sawah. Pada sesi ini pengunjung diberi bibit

padi sebelum memasuki area sawah. Selain itu, pengunjung juga diajak

menyiangi dan memanen padi atau aktivitas lainnya sesuai dengan tahapan

bertani saat kunjungan berlangsung.

Pengunjung yang berminat belajar berkebun di ladang baik yang

memiliki lahan pekarangan luas maupun sempit di rumahnya akan dipandu

Page 24: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memanfaatkan berbagai tipe lahan tersebut. Pengunjung yang ingin belajar

beternak akan diajak berkunjung ke rumah Made Berkokok. Di rumah

tersebut, pengunjung diajak langsung melihat tata cara masyarakat Made

beternak ayam secara sederhana namun dapat menghasilkan kualitas ayam

atau telur ayam yang bagus. Selain itu, ada pula wahana kolam pancing

bagi pengunjung yang hobi memancing ikan. Kolam pancing itu berisi

ikan lele dan sepat yang dibudidayakan masyarakat Made yang biasanya

untuk konsumsi skala rumah tangga atau dijual secara murah meriah

kepada sesama warga.

Keempat, sesi berikutnya adalah kelas inspirasi. Di kelas inilah

budaya lokal yang mencerminkan pola pikir didaktis yang selaras dengan

prinsip pengembangan berkelanjutan (EfSD) tergambar. Secara konkret,

sesi ini diadakan di dalam kelas dengan menyaksikan penampilan

narasumber yang sukses dalam meniti karir dalam sektor agraris.

Penampilan narasumber yang notabene merupakan tokoh-tokoh sukses

bertani di masyarakat Made itulah yang diharapkan dapat menginspirasi

pengunjung.

Kelima, sesi selanjutnya adalah kelas refleksi. Sesi ini mengupas

tuntas pengetahuan lokal yang hidup dan berkembang di masyarakat Made

secara turun menurun dilihat dari perspektif logika sains. Secara konkret,

sesi ini dapat dideskripsikan berupa penjelasan tentang alasan-alasan

ilmiah mengapa tradisi lokal masyarakat Made diwariskan dan terus

dibudayakan di tengah perkembangan zaman era globalisasi yang pesat.

Tidak hanya itu, pada sesi ini juga dikupas bagaimana cara sesuatu

dikerjakan menurut tradisi lokal yang dinilai mengandung kearifan lokal.

Penjelasan tersebut diadakan di pendopo kelurahan Made sekaligus

sebagai akhir rangkaian alur kunjungan dalam program agrowisata

farmadeschool.

Berdasarkan deskripsi ancangan program agrowisata tersebut,

diperlukan buku saku bagi pengunjung atau masyarakat yang mengikuti

sekolah bertani Made (farmadeschool) tersebut agar pembelajaran secara

Page 25: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nonformal itu dapat berjalan secara terarah, efektif, dan efisien sesuai

dengan yang diharapkan. Berikut ini ancangan buku saku bagi masyarakat

yang saat ini masih dalam bentuk butir-butir daftar isi dan sedang dalam

proses penyelesaian pengerjaannya.

Judul Buku Saku “Ayo Sekolah Bertani di Made (Farmadeschool)”

Sekapur Sirih

Daftar Isi

Sapaan Walikota

Sapaan Lurah

----

Sekilas tentang Made

Letakku di ....

Gambaran Alamku ....

Gambaran Sosialku ....

Gambaran Budayaku ....

Alam Made Terkembang Jadi Guru

Maksud dan Tujuan Farmadeschool

Peta Kegiatan Farmadeschool

Alur Paket Agrowisata Berbasis Etnopedagogi

(Dideskripsikan berdasarkan Waktu, Tempat, Perlengkapan, Kegiatan Detail)

Proses Sosial Lokal (Sambut Kenal)

Sumberdaya Lokal (Kelas Observasi)

Keterampilan Lokal (Kelas Terampil):

Belajar Bertani

Belajar Berkebun

Belajar Berikan

Belajar Beternak

Budaya Lokal (Kelas Inspirasi)

Pengetahuan Lokal (Kelas Refleksi)

Ruang Ekspresi Diri

----

Info Akomodasi

Tempat Wisata sekitar Made

Bagaimana Menuju Made

Hubungi Kami

Keterangan Gambar

Glosarium

Catatan

Selain itu, untuk menambah referensi masyarakat tentang Made,

diperlukan ancangan buku ilmiah-populer yang membahas kampung Made

secara lebih utuh khususnya dari sudut pandang sosiokultural. Berikut ini

ancangan buku referensi bagi masyarakat yang saat ini masih dalam

bentuk butir-butir daftar isi dan sedang diselesaikan pengerjaannya.

Page 26: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Judul Buku “Alam Made Terkembang Jadi Guru”

(Catatan Penelitian Langka Kajian Tradisi Lisan)

Sekapur Sirih

Daftar Isi

Kata Pengantar Walikota

Kata Pengantar Ketua ATL Pusat

Sambutan Rektor Unesa

Sambutan Ditjen Dikti

Daftar Endorsment

1. Yus Rusyana (Dewan Pembina ATL Nasional)

2. Iskandarwassid (Profesor Penguji Tesis Kajian Tradisi Lisan UPI)

3. Vismaia S. Damaianti (Doktor Pendidikan Bahasa UPI)

4. Sumiyadi (Anggota Konsorsium Kajian Langka Tradisi Lisan UPI)

5. Henricus Supriyanto (Wakil Ketua ATL Jawa Timur)

6. Supriyadi Rustad (Ditnaga Ditjen Dikti)

7. S. Hamid Hasan (Ketua Tim Perumus Nasional Kurikulum 2013)

----

Bab I Profil Made Menuju Pusat Agrowisata Berbasis Etnopedagogi

1.1 Gambaran Wilayah Kampung Made di Kota Surabaya

1.2 Gambaran Alam Kampung Made di Kota Surabaya

1.3 Gambaran Sosial Kampung Made di Kota Surabaya

1.4 Gambaran Budaya Kampung Made di Kota Surabaya

Bab II Kajian Teoretis

2.1 Tradisi Lisan

2.2 Folklor

2.3 Kebudayaan

2.4 Kearifan Lokal

2.5 Pendidikan

Bab III Teori Landasan

3.1 Teori Pengungkap Bentuk Tradisi Lisan

3.2 Teori Pengungkap Isi Tradisi Lisan

Bab IV Metodologi Penelitian Langka Kajian Tradisi Lisan

4.1 Metode Penelitian

4.2 Lokasi Penelitian

4.3 Data dan Sumber Data

4.4 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

4.5 Informan

4.6 Metode Analisis Data

4.7 Pedoman Analisis

4.8 Paradigma Penelitian

4.9 Alur Penelitian

Bab V Hasil Penelitian Tradisi Lisan (Studi Fenomenologi di Made)

5.1 Formula Bentuk Tradisi Lisan Rupa Bumi

5.2 Kearifan Lokal Isi Tradisi Lisan RB

5.3 Kristalisasi Hasil Penelitian

5.4 Pembahasan

Bab VI Sumbangan Hasil Penelitian Langka Kajian Tradisi Lisan

terhadap Dunia Pendidikan

Page 27: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6.1 Revitalisasi Bentuk TLRB Melalui Ancangan Pendekatan Sains-

Etnopedadogi dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

6.2 Internalisasi Isi TLRB Melalui Ancangan Program Agrowisata

Berbasis Etnopedagogi

Bab VII Alam Made Terkembang Jadi Guru

7.1 Buku Pegangan Guru Bab Tradisi Lisan Nusantara dalam

Ancangan Kurikulum 2013

7.2 Buku Pegangan Siswa Bab Tradisi Lisan Nusantara dalam

Ancangan Kurikulum 2013

7.3 Buku Saku Masyarakat Program Agrowisata Berbasis

Etnopedagogi

Glosarium

Daftar Pustaka

Daftar Riwayat Hidup Penulis

Berdasarkan pada ancangan program agrowisata sekolah bertani

Made (farmadeschool) tersebut dengan disertai dua ancangan buku

pendukung, maka diharapkan rintisan agrowisata di Surabaya Barat ini

dapat menjadi alternatif wisata berbasis pendidikan lingkungan hidup bagi

masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat kota Surabaya pada

khususnya. Selain itu, pada dasarnya ancangan program agrowisata

farmadeschool ini menopang revitalisasi tradisi lisan RB dalam

pendidikan akademik karena program agrowisata itu sesungguhnya

merupakan bentuk pendidikan nonformal yang ditujukan kepada

masyarakat guna peduli terhadap lingkungan dan gaya hidup sehat.

5.3 Dampak yang Diharapkan dari Ancangan Metode Revitalisasi

Dampak yang diharapkan tercapai dalam target implementasi

rintisan program agrowisata farmadeschool ini mencakup target

keberlanjutan ekologis, target kemandiran ekonomi, dan target

kependidikan sosiokultur. Berikut ini peta target dan dampak keberhasilan

yang diharapkan.

Tabel 5.6 Target dan Dampak Keberhasilan yang Diharapkan

Target Dampak Keberhasilan yang Diharapkan

Keberlanjutan

Ekologis

1. Terwujudnya kawasan pertanian lindung yang diakui secara

hukum oleh pemerintah

2. Meningkatnya produksi panen pada lahan urban farming baik

Page 28: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun

perikanan

3. Meningkatnya diversifikasi produk pertanian perkotaan

(urban farming)

4. Terolahnya limbah lahan pertanian perkotaan menjadi bahan

daur ulang

Kemandirian

Ekonomi

1. Terwujudnya blue print standar operasional pelaksanaan

(SOP) yang dibuat oleh tim farmadeschool secara mandiri

2. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat Made hasil dari

pengembangan kawasan pertanian perkotaan (urban farming)

3. Tumbuh dan berkembangnya rintisan farmadeschool sebagai

objek wisata alternatif di Kota Surabaya

Kependidikan

Sosiokultur

1. Terbentuknya tim farmadeschool dari kalangan masyarakat

Made yang terdiri atas unsur dewan adat, pranata

kemasyarakatan, pemuda karang taruna, dan kader anak-anak

2. Menginternalisasinya masyarakat Made terhadap kearifan

lokalnya

3. Meningkatnya pemahaman masyarakat kota terhadap kearifan

lokal pertanian

4. Menginspirasi masyarakat di wilayah daerah lain yang

memiliki potensi serupa dengan Made untuk

menyelenggarakan tradisi budaya sedekah bumi

Target-target itu dikonsep berbanding lurus dengan kerangka

berpikir pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan atau Education

for Sustainable Development (EfSD). Untuk mencapai target-target

tersebut digunakan filosofi pendidikan humanistik yang menggunakan

pendekatan SAVI melalui model accelerated learning bernuansa

etnopedagogi dengan tahapan strategi indigenous learning style. Tahapan

strategi indigenous learning style itu meliputi (1) belajar melalui observasi

dan imitasi (watch and do), (2) belajar melalui pengalaman keseharian

(from life experience), (3) belajar melalui uji coba secara pribadi (by

personal trial and error), (4) belajar melalui keterampilan dalam praktik

tugas tertentu (practice), (5) belajar melalui sensitivitas kemanusiaan dan

hubungan (empathy and sympathy).

Secara konseptual strategi indigenous learning style tersebut

selaras dengan konsep EfSD seperti yang terlihat dalam bagan siklus

berikut ini.

Page 29: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 5.2 Siklus Education for Sustainable Development (EfSD).

Siklus dimulai dengan analisis bentuk pengalaman yang selaras

dengan tahap watch and do, kemudian hasil dari analisis pengalaman

tersebut adalah masukan berupa informasi-informasi baru yang diperoleh

(selaras dengan tahap from life experience), setelah itu diaplikasikan dalam

pembelajaran (selaras dengan tahap by personal trial and error, and then

practice) dan refleksi atas pembelajaran itu diinternalisasi dalam

pengalaman sehari-hari berikutnya (selaras dengan tahap empathy and

sympathy).

Dampak dalam skala regional yang menunjukkan bahwa tradisi

lisan RB dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat daerah lain yang

memiliki potensi serupa (pertanian) ialah diselenggarakannya tradisi

sedekah bumi di wilayah sekitar Made, khususnya wilayah yang masuk

Kabupaten Gresik. Sementara itu, dampak keberhasilan yang lebih luas,

hasil penelitian langka kajian tradisi lisan ini diharapkan dapat mewarnai

kebijakan-kebijakan baik skala regional maupun nasional, khususnya

dalam hal sistem pendidikan. Sebagai contoh, hasil penelitian tradisi lisan

RB ini dapat mengungkap nilai budaya dan pendidikan karakter lokal yang

dapat memperkuat karakter utama nasional bangsa Indonesia. Selain itu,

hasil penelitian ini juga dapat mewarnai materi pembelajaran dalam

kurikulum 2013 yang kontekstual sesuai dengan kondisi daerah asal siswa.

Page 30: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai gambaran dampak teknis metode revitalisasi ini dapat ditunjukkan

peta jalannya sebagai berikut.

Bagan 5.3 Peta Jalan Dampak Metode Revitalisasi

Berdasarkan ancangan dua metode revitalisasi yang telah

dikemukakan yakni model revitalisasi bentuk dalam pendidikan akademik

dan model internalisasi isi dalam pendidikan masyarakat serta tiga dampak

dalam perspektif pendidikan untuk pengembangan berkelanjutan dapat

disintesis bahwa temuan penelitian ini menunjukkan bahwa secara kultural

terdapat lima dimensi kearifan lokal yakni budaya lokal, pengetahuan

lokal, keterampilan lokal, sumber daya lokal, dan proses sosial lokal.

Kemudian eksplorasi secara fungsional terhadap nilai budaya dan

Eksistensi

Nilai Turunan

Berorientasi Budaya

dan Pendidikan

Karakter

Lokal sebagai

Penguat Karakter

Nasional

Kehidupan

Ekolokonomi:

Education for

Sustainable

Development

Aktualisasi

dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Berbasis Teks pada

Materi Cerita Moral

dan Cerita Prosedur

Kesiapan

Psikologi:

Indigeneous

Psychology

Kelayakan

Pedagogi:

Indigeneous

Learning

Kebutuhan

Sosiokultural:

Accelerated

Learning

Iklim

Kehidupan

Bernuansa

Etnopedagogi

Formula Bentuk Isi Kearifan Lokal

Revitalisasi dalam Pendidikan

Akademik

Internalisasi dalam Pendidikan

Masyarakat

Ancangan

Kurikulum 2013

Program Agrowisata

Farmadeschool

Tradisi Lisan

Rupa Bumi

Page 31: BAB V ANCANGAN REVITALISASI TRADISI LISAN RUPA …repository.upi.edu/1940/8/T_BIND_1104485_chapter5.pdf · dalam bentuk rancangan dokumen kurikulum 2013, ... (SMP). Ancangan ... Melalui

Bayu Dwi Nurwicaksono, 2013 Eksplorasi Nilai Budaya Dan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Dalam Tradisi Lisan Rupa Bumi Dan Ancangan Revitalisasinya Melalui Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Agrowisata Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan karakter masyarakat Made menunjukkan terdapat dua peran

kearifan lokal yakni keselarasan dengan alam dan kebersamaan dengan

masyarakat.

Berdasarkan temuan secara kultural dan fungsional tersebut

sesungguhnya kearifan lokal itu menunjukkan kristalisasi dari tradisi lisan

kependidikan (educated oral tradition). Oleh karena itu, temuan penelitian

ini merekomendasikan penambahan peran tradisi lisan yang pernah

diungkapkan Sibarani (2012:63) ada dua yakni bahwa tradisi lisan yang

mengandung nilai dan norma budaya peradaban disebut tradisi lisan

keadaban (civilized oral traditions) sedangkan tradisi lisan yang

mengandung nilai budaya sebagai kearifan lokal untuk kesejahteraan

disebut tradisi lisan kegunaan (utilizied oral traditions), sementara itu

rekomendasi penambahannya adalah tradisi lisan yang mengandung nilai

budaya dan pendidikan karakter disebut tradisi lisan kependidikan

(educated oral tradition).