bab v

9
BAB V PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB V.1 Tujuan Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari Bidang datar dan baris untuk sejumlah alasan. foliasi dari batu adalah struktur planar yang sering berisi struktur linier yang disebut Lineasi . Demikian pula, sebuah kesalahan Bidang datar adalah struktur planar yang mungkin berisi struktur linier seperti slickensides . Orientasi ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala dapat diplot dengan menggunakan metode-metode Visualisasi garis dan Bidang datar bagian atas. Seperti dalam kristalografi, Bidang datar biasanya diplot oleh tiang mereka. Tidak seperti kristalografi, belahan bumi selatan digunakan sebagai ganti dari utara (karena struktur geologi di bawah permukaan terletak pertanyaan bumi). Dalam konteks ini proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan proyeksi belahan bumi-sama- sudut. Yang sama-area yang lebih rendah-proyeksi belahan bumi ditentukan oleh azimut sama-daerah proyeksi Lambert juga digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya seperti kepadatan contouring . V.2 Alat dan Bahan 1. Alat tulis 26

Upload: dhaviiedt-diamonz

Post on 17-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

struktur

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V

BAB VPROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB

V.1 Tujuan

Para peneliti di struktur geologi prihatin dengan orientasi dari Bidang datar

dan baris untuk sejumlah alasan. foliasi dari batu adalah struktur planar yang

sering berisi struktur linier yang disebut Lineasi . Demikian pula, sebuah

kesalahan Bidang datar adalah struktur planar yang mungkin berisi struktur linier

seperti slickensides . Orientasi ini garis dan Bidang datar pada berbagai skala

dapat diplot dengan menggunakan metode-metode Visualisasi garis dan Bidang

datar bagian atas. Seperti dalam kristalografi, Bidang datar biasanya diplot oleh

tiang mereka. Tidak seperti kristalografi, belahan bumi selatan digunakan sebagai

ganti dari utara (karena struktur geologi di bawah permukaan terletak pertanyaan

bumi).

Dalam konteks ini proyeksi stereografik sering disebut sebagai menurunkan

proyeksi belahan bumi-sama-sudut. Yang sama-area yang lebih rendah-proyeksi

belahan bumi ditentukan oleh azimut sama-daerah proyeksi Lambert juga

digunakan, terutama ketika plot harus dikenakan analisis statistik selanjutnya

seperti kepadatan contouring .

V.2 Alat dan Bahan

1. Alat tulis

2. Spidol OHP

3. Stereo Net

4. Kertas Kalkir

V.3 Dasar Teori

Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis,

bidang, dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya,

diperlukan berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa unsur-nsur

tersebut secara lebih mudah dan praktis serta memberikan hasil yang akurat demi

efisiensi kerja namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, muncullah suatu

26

Page 2: BAB V

27

metode analisa yang cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam

analisa struktur geologi, yaitu metode Proyeksi Stereografis.

Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu

bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu

dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis

proyeksi.

Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi

atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri

bidang dan garis. Dengan demikian, proyeksi stereografis adalah suatu

metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola.

Biasanya,yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah

(lower hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang

berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri

struktur geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan

atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.

Macam-Macam Proyeksi Stereografis

Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain :

1. Equal Angle Projection

2. Equal Area Projection

3. Orthogonal Projection

4. Polar Projection

Masing-masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi

yang berbeda-beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang

dibutuhkan kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri

yang akurat dan lebih praktis.

1. Equal Angle Projection

Proyeksi ini pada dasarnya memproyeksikan setiap titik pada

permukaan bola ke bidang proyeksi pada suatu tutuk zenith yang terletak

pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak. Bidang-bidang

dengan sudut yang sama akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat.

Page 3: BAB V

28

Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut sebagai stereogram.

Hasil dari equal angle projection adalah Wulff Net.

Gambar 15 Wulff Net hasil dari equal angle projection(http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/stereographic-projection.html)

2. Equal Area Projection

Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena

kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Proyeksi

equal area merupakan proyeksi yang akan menghasilkan jarak titik pada

bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya. Hasil dari

equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut dengan

Schmidt Net.

Page 4: BAB V

29

Gambar 16 Schmidt Net hasil dari equal area projection. (http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/stereographic-projection.html)

3. Orthogonal Projection

Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena

pada proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan

diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi dan lingkaran hasil

proyeksi akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi

ortogonal disebut sebagai Orthographic Net

4. Polar Projection

Pada proyeksi ini, baik unsur garis maupun bidang tergambar sebagi

suatu titik. Stereogram dari proyeksi kutub ini adalah Polar Net atau

Billings Net. Polar Net ini diperoleh dari equal area projection, sehingga

apabila ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titikpada Polar Net,

harus menggunakan Schmidts Net.

Page 5: BAB V

30

Gambar 17 Polar Net hasil dari polar projectionn (http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/stereographic-projection.html)

Proyeksi Stereografis adalah proyeksi yang didasarkan pada

perpotongan bidang / garis bantu suatu permukaan bola.

a. Proyeksi Stereografis

- Struktur bidang

Stereogramnya diwakili oleh lingkaran bearing, sehingga besar sudut

kemiringan (dip) selalu diukur pada arah E-W jaring, yaitu 0o pada

lingkaran primitif dan 90o dipusat lingkaran. Untuk arah strikenya

diukur 0o dari arah utara (N).

- Struktur Garis

Stereogramnya akan berupa suatu garis lurus dari pusat lingkaran,

besarnya plunge dihitung 0o pada lingkaran primitf dan 90o dipusat

lingkaran. Dan diukur pada kedudukan bearing berimpit dengan N-S

atau E-S dari jaring.

b. Proyeksi Kutub

Dasarnya sama dengan proyeksi stereografis, dimana unsur struktur

digambarkan pada permukaan bola di bagian bawah proyeksi kutub suatu

bidang garis, digambarkan sebagai titik. Proyeksi kutub bidang

merupakan hasil proyeksi titik tembus dari garis normal bidang bola

terhadap permukaan bola. Sedangkan proyeksi kutub garis merupakan

Page 6: BAB V

31

suatu titik tembus suatu garis terhadap permukaan bola pada bidang

horizontal.

1) Struktur bidang

Pembacaan strike 0o dimulai dari West (W), sedangkan arah dipnya 0o

diukur dari pusat kearah tepi. Untuk proyeksi kutub struktur garis

berupa titik.

2) Struktur garis

Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti dengan proyeksi kutub,

hanya saja stereonet yang digunakan adalah “Polar Equal Area Net”.

Struktur garis yang diperoleh berupa titik.

V.4 Langkah Kerja

Langkah kerja 1

1. Membuat lingkaran dengan arah utara menggunakan Schmidt Net.

2. Membuat proyeksi stereografis dengan titik N ..o E dimulai dari arah utara.

3. Kemudian titik tersebut kita putar berlawanan dengan arah jarum jam,

hingga berhimpit dengan arah utara.

4. Memasukkan dip pada lingkaran dan meletakkan dari timur dan di garis

masuk kearah pusat.

5. Memplot garis yang mengenai titik tersebut.

6. Mengulangi langkah tersebut pada titik-titik lainnya.

7. Mewarnai garis tersebut dengan ketentuan yang telah ada.

8. Pada penggambaran proyeksi kutub menggunakan “Polar Equal Area

Net”.

9. Penggambaran 0o dimulai dari titik barat.

Langkah kerja 2

1. Membuat lingkaran dengan arah utara dengan menggunakan Schmidt Net.

2. Membuat proyeksi stereografis dengan titik pada N … E dimulai dari arah

utara.

3. Kemudian tersebut diputar berlawanan arah dengan arah jarum jam,

hingga berhimpit dengan arah utara.

Page 7: BAB V

32

4. Memasukkan dip pada lingkaran dan meletakkan dari timur dan diukur

masuk kearah pusat.

5. Membuat proyeksi stereografi dengan titik pada N .. E, 0o dimulai dari

arah utara.

6. Kemudian tersebut diputar berlawanan arah dengan arah jarum jam,

hingga berhimpit dengan arah utara.

7. Memasukkan pada lingkaran dan meletakkan dari timur dan diukur masuk

kearah pusat.

8. Mengulangi langkah tersebut pada titik …o, N …o E.

9. Pada kedua titik tersebut sesuaikan hingga keduanya sejajar dengan garis

dan menarik garis tersebut.

10. Didapatkan plunge dan bearingnya.

V.5 Lembar Kerja (terlampir)

V.6 Kesimpulan

Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari

permukaan bola. Proyeksi hanya dapat dipakai untuk memecahkan masalah-

masalah geometri bidang dan garis yang besar merupakan besar sudut atau

arah.Stereonet terdiri dari : Wulff Net, Schmidt Net, Polar Equal Area Net dan

Classbeek Counting Net.

Pada proyeksi stereografis dengan menggunakan Wulff Net yang

menghasilkan bidang dan garis. Sedangkan Pada proyeksi kutub dengan

menggunakan Polar Equal Area Net yang menghasilkan berupa “pola 2 atau titik.

Lampiran