bab teknik pengembangan paragraf

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa selama ini umumnya kurang memahami pengetahuan dalam mengarang. Mengarang adalah usaha mengembangkan kalimat topik. Karangan adalah hasil dari pengembangan beberapa paragraf. Dalam mengembangkan suatu paragraf harus mempunyai kepaduan dengan paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui keterkaitan antar kalimat dalam paragraf dan penyusunan kalimat secara logis. Oleh karena itu, kami menyajikan makalah ini agar mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf secara baik dan benar. 1.2 RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana teknik pengembangan paragraf dan contoh- contohnya? 2. Bagaimana pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya? 1.3 RUANG LINGKUP MASALAH Mengetahui teknik-teknik pengembangan paragraf beserta contoh-contohnya. Serta mengetahui pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya.

Upload: mira-ria-andriani

Post on 24-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

mkk

TRANSCRIPT

12

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG MASALAHMahasiswa selama ini umumnya kurang memahami pengetahuan dalam mengarang. Mengarang adalah usaha mengembangkan kalimat topik. Karangan adalah hasil dari pengembangan beberapa paragraf. Dalam mengembangkan suatu paragraf harus mempunyai kepaduan dengan paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui keterkaitan antar kalimat dalam paragraf dan penyusunan kalimat secara logis. Oleh karena itu, kami menyajikan makalah ini agar mahasiswa mampu mengembangkan penulisan paragraf secara baik dan benar.1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana teknik pengembangan paragraf dan contoh-contohnya?

2. Bagaimana pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya?

1.3 RUANG LINGKUP MASALAH

Mengetahui teknik-teknik pengembangan paragraf beserta contoh-contohnya. Serta mengetahui pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya.1.4 TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mendeskripsikan teknik-teknik pengembangan paragraf serta memberikan contoh-contohnya.

2. Mendeskripsikan pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya.1.5 METODE

Metode dalam makalah ini menggunakan metode studi pustaka. Metode yang digunakan dengan cara menganalisis informasi yang dikumpulkan dari buku maupun internet yang relevan dengan pembahasan makalah ini.

BAB II

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF2.1 PENGEMBANGAN PARAGRAFKalimat merupakan satuan dasar wacana yang terdiri dari beberapa kata, tidak setiap kata serasi dengan kata yang lain (Chaer, 1998). Kata-kata yang disusun dan merupakan suatu kesatuan pikiran akan membentuk kalimat. Kalimat-kalimat yang disusun akan membentuk paragraph (Sakri, 1995). Agar pikiran pokok dapat diterima oleh pembaca, paragraf harus tersusun dengan baik. Setidak-tidaknya setiap paragraf memiliki dua unsur pokok. Unsur tersebut adalah:

1. Kalimat utama atau kalimat pokok

2. Kalimat penjelas, pengembang (Sugeng, dkk: 2001).

Sehingga wacana akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih, yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan (Alwi, 2003).

Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Dengan demikian, dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik. Pengembangan paragraf mencakup dua hal:

1. Kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan;

2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.Dalam mengembangkan paragraf keserasian unsur-unsur sangat diperlukan. Penggabungan dua kata, atau lebih, dalam satu kalimat menuntut adanya keserasian di antara unsur-unsur tersebut baik dari segi makna maupun dari segi bentuk (Arifin, 1985).2.2 TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF DAN CONTOH-CONTOHNYATeknik pengembangan paragraf secara garis besarnya ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan ilustrasi, yaitu apa yang dikatakan kalimat topik dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan menggunakan analisis, yaitu apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tersebut merupakan sesuatu yang meyakinkan (Arifin, 1985).Kedua teknik di atas dapat dirinci menjadi beberapa cara yang lebih praktis, yaitu:

1. Dengan Memberikan Contoh/Fakta

Dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dan bukan contoh yang terlalu dicari-cari. Kebanyakan pembaca menyukai paragraf yang dikembangkan dengan cara ini (Arifin, 1985).

Perhatikan paragraf berikut.

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering dicampuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu dipantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan dijual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koperasi (Arifin, 1985).2. Dengan Memberikan Alasan-alasan

Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian (Arifin, 1985).

Perhatikan paragraf berikut.

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara (Arifin, 1985).

3. Dengan Bercerita

Dengan cara ini, pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya hidup kembali (Arifin, 1985).

Perhatikan paragraf berikut.

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentinya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan (Arifin, 1985).

4. Generaliasi

Generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan mengambil kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili pengembangan paragraf tersebut (Cairudin, 2009).

Perhatikan paragraf berikut.

Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Totok, Alex dan Burhan mendapat nilai delapan. Anak-anak lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang mendapat nilai enam. Dan tidak seorang pun yang mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan anak kelas tiga cukup pandai mengarang (Cairudin, 2009).

5. Analogi

Analogi adalah pengembangan paragraf dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan dari persamaan tersebut. Dengan tujuan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal pada perbandingan itu (Cairudin, 2009).

Perhatikan paragraf berikut.

Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia apabila diberi kepandaian atau kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk (Cairudin, 2009).6. Klasifikasi

Klasifikasi adalah pengembangan dengan cara mengelompokkan benda-benda yang memiliki persamaan ciri, sifat, bentuk, dan ukuran agar terperinci dalam pengelompokkan (Cairudin, 2009).

Perhatikan paragraf berikut.

Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik (Karyadi, 2010).7. PerbandinganPerbandingan adalah memperjelas gagasan utama dengan membandingkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Dengan memakai konjungsi tetapi, melainkan, apalagi (Cairudin, 2009).

Perhatikan paragraf berikut.

Walaupun jelas berbeda dalam bentuk dari segi dan sudut manapun sudah jelas mangga dan kedondong itu berbeda, mangga memiliki banyak serat ketika sudah matang, sedangkan kedodong memiliki serat yang sedikit dan memiliki biji keras ketika sudah masak dan itu sangat berbeda sekali, tetapi walaupun demikian mangga dan kedondong sangatlah baik untuk kita konsumsi, karena sama-sama mengandung vitamin C (Cairudin, 2009).

8. Sebab AkibatHubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas. Dapat juga sebaliknya. Akibat sebagai pikiran utama dan untuk memahami akibat ini dikemukakan sejumlah penyebab sebagai perinciannya (Sulastri, 2010).

Perhatikan paragraf berikut.

Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas (Karyadi, 2010).9. Metode Definisi Luas

Metode definisi luas adalah usaha untuk menerapkan dan menerangkan konsep istilah tertentu sehingga memerlukan uraian yang panjang. Untuk itu perlu memperhatikan klasifikasi konsep dan tidak boleh mengulang kata atau istilah yang didefinisikan di dalam teks definisi itu sendiri (Cairudin, 2009).Perhatikan paragraf berikut.

Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata kerja bahasa Latin organizare yang berarti membentuk sebagian yang menjadi keseluruhan yang saling bergantung dan terkoordinasi. Diantara para ahli menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana (Cairudin, 2009). 10. Metode Ilmiah

Metode alamiah adalah jika isi penguraiannya berupa suatu proses tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Misalnya: proses kerja suatu mesin, tentu sangat berbeda dengan proses peristiwa sejarah (Cairudin, 2009).Perhatikan paragraf berikut.

Proses pembuatan tape adalah sebagai berikut: Mula-mula disiapkan bahannya, yaitu ketela yang sudah dikupas kulitnya. Kemudian, ketela itu dicuci bersih dan ditiriskan. Setelah itu, tanak ketela yang sudah dipotong-potong, jika sudah matang, angkat. Lalu didinginkan, setelah dingin campur dengan ragi tape, setelah itu tunggu 3 hari dalam proses fermentasi tersebut (Cairudin, 2009).2.3 PEMBAGIAN PARAGRAF MENURUT TEKNIK PEMAPARANNYA

Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu:

1. DeskriptifParagraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indera (Arifin, 1985).

Contoh paragraf deskriptif:

Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan. Pada bagian belakang kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga (Arifin, 1985).

2. Ekspositoris

Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada suatu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan (Arifin, 1985).

Contoh paragraf ekspositoris:

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang (Arifin, 1985).3. Argumentatif

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis (Arifin, 1985).

Contoh paragraf argumentatif:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-373 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60% pesawat yang beroperasi adalah pesawat tua. Amankah? Kalau memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman dinaiki? (Arifin, 1985)4. Naratif

Karangan narasi biasanya dihubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat (Arifin, 1985).

Contoh paragraf naratif:

Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang bertemu dengan Syairul. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan diantar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang telah memperkenalkan aku dengan Siti (Arifin, 1985).BAB III

PENUTUP3.1SIMPULAN

Dalam mengembangkan paragraf, untuk tiap paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik. Pengembangan paragraf mencakup kemampuan merinci gagasan utama ke gagasan bawahan dan mengurutkan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur. Secara garis besar pengembangan paragraf menggunakan ilustrasi dan analisis. Teknik-teknik pengembangan paragraf antara lain: dengan memberikan contoh/fakta, dengan memberikan alasan-alasan, dengan bercerita, generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, metode definisi luas, dan metode ilmiah. Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.

3.2SARAN-SARAN

3.2.1Mahasiswa dituntut untuk mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia lebih dalam, misalnya dalam pengembangan paragraf agar lebih memahami dan tidak keliru dalam pembuatan paragraf.3.2.2Penulis mempelajari lebih dalam kembali tentang pengembangan paragraf agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.DAFTAR PUSTAKAAlwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai PustakaArifin, E. Zaenal dan Tasai, S. Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademi PressindoCairudin. 2009. Penulisan dan Pengembangan Paragraf dalam Karya Ilmiah.

http://cairudin.blogspot.com/2009/10/penulisan-dan-pengembangan-paragraf.htmlDiunduh pada tanggal 15 September 2011 pukul 09.25

Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka CiptaKaryadi, Didit. 2010. Teknik Pengembangan Paragrafhttp://didot4com.wordpress.com/2010/11/05/teknik-pengembangan-paragraf/Diunduh pada tanggal 15 September 2011 pukul 09.30Sakri, Adjat. 1995. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITBSulastri, Umi. 2010. Makalah Bahasa Indonesiahttp://umisulastri.ngeblogs.com/2010/01/05/makalah-bahasa-indonesia/Diunduh tanggal pada 15 September 2011 pukul 09.31Sugeng, dkk. 2001. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara