bab ivlaporb pklt
DESCRIPTION
laporan PKLTTRANSCRIPT
BAB IV
LAPORAN HASIL
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
A. Perencanaan Kegiatan
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap ini mula-mula kelompok melakukan kegiatan
mengidentifikasi tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan,
remaja mesjid dan pemuda gereja, dan organisasi kemasyarakatan yang
difasilitasi oleh pihak Mahasiswa PKLT. Setelah melakukan
identifikasi tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan, remaja
mesjid dan pemuda gereja dan organisasi kemasyarakatan, maka pada
tanggal 9 maret Mahasiswa diterima secara resmi untuk kemudian
dibagi dirumah warga Desa Lalow.
Pada tanggal 10 – 11 maret 2013, mahasiswa melakukan pendataan
( door to door ) di desa lalow.
Untuk selanjutnya, diadakan pertemuan dengan sangadi, kepala -
kepala dusun, ketua – ketua RT di balai desa lalow, pertemuan dengan
tokoh agama, tokoh masyarakat, pihak puskesmas, dan kader
kesehatan pada tanggal 14 Maret 2013.
Tanggal 18 Maret 2013, dilakukan pelaksanaan MMD I di Balai
Desa Lalow. MMD I dilakukan untuk membahas masalah kesehatan
dan masalah lingkungan yang ada ditiap jaga di Desa Lalow.
b. Persiapan Teknis
Penentuan masalah ditentukan dengan melakukan observasi dan
pengkajian keadaan kesehatan dan lingkungan di tiap – tiap jaga.
Dalam melakukan hal ini, mahasiswa melakukan pengumpulan data
melalui pengkajian [lampiran] dengan melakukan wawancara secara
langsung kepada setiap kepala keluarga.
1
B. Implementasi Kegiatan
1. PENYULUHAN HIPERTENSI
A. Latar Belakang
Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang memperberat infark miokard(serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi dengan peningkatan tekanan darah secra persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg. (Potter & Perry, 2005).
Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari Framingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah (TD) secara teratur.(Joint National Committee,JNC VII). Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes melitus.(http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi) .
2
Medical record rumahsakitislam samarinda,2011 menggatakan Dewasa ini, penyakit infeksi telah menggalami pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini memberikan perhatian kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan yang mendalaam terhadap penyakit degenerative, penyakit hipertensi merupakan penyakit yang banyak di alami masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data diruang perawatan penyakit dalam khususnya ruang jabal rahmah rumah sakit islam samarinda selama enam bulan terakhir tahun 2011. Hipertensi menempati urutan pertama, yaitu 190 kasus,dengan jumlah pasien laki-laki 88 orang dan perempuan 102 orang.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat di ketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya. Oleh karena itu upaya penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer baik menggenai pathogenesis maupun tentang penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang ringan karena jika terlambat memberikan pertolongan penyakit ini akan merenggut nyawa penderita.(www.askep hipertensi.com). Saat ini banyak penderita hipertensi yang tidak tahu/tidak mengerti penyakitnya bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila tidak di atasi. Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak cepat di atasi adalah stroke, insomnia, fertigo.
Mengingat berbagai masalah yang bisa terjadi kepada penderita hipertensi, maka penulis menggambarkan studi kasus pada penderita hipertensi melalui proses keperawatan. Sehingga dapat membantu para pelaksana kesehatan dalam menangani kasus hipertensi yang di harapkan nantinya dapat berguna bagi seluruh masyarakat maupun para penderita hipertensi.
Topik : Hipertensi
Pembawa materi : Soan H Moniaga
Hari / Tanggal : 18 Maret 2013
Waktu : 45 menit
3
Tempat : Balai Desa Lalow
Sasaran : masyarakat desa Lalow
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Leaflet dan LCD
Materi : Terlampir
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Lalow mampu memahami penyakit hipertensi.
.
2. Tujuan Instruksionl Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu menjelaskan:
a. Pengertian hipertensi
b. Jenis hipertensi
c. Penyebab hipertensi
d. Tanda dan gejala hipertensi
e. Komplikasi hipertensi
f. Pengobatan hipertensi
g. Pencegahan hipertensi
h. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
i. Makanan yang perlu dihindari
j. Melakukan pengobatan tradisional untuk hipertensi
4
C. Kegiatan Penyuluhan
No-
FASEKEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 Pra Interaksi Menyiapkan --2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan
- Menjawab Salam- Memperhatikan- Memperhatikan- Memperhatikan
3 Kerja
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan materi dengan metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
-Memberikan kesempatan bertanya
- Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan materi dengan metode:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
Mempersilahkanuntuk bertanya
Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b.Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
5
4 Terminasi
- Salam
-Mengajukan pertanyaan-Mengucapkan salam
-Menjawab pertanyaan- Menjawab salam
2. PENYULUHAN PENTINGNYA TANAMAN OBAT KELUARGA
A. Latar Belakang
Dewasa ini pengobatan secara alami menggunakan tanaman obat sedang menjadi tren di tengah masyarakat kita. Bahkan sekarang Pemkot Surabaya secara rutin melombakan penghijauan dan tanaman obat setiap kelurahan. Karena lomba seperti ini dianggap mempunyai banyak manfaat. Selain lingkungan menjadi hijau, tanaman obat bisa membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Tidak hanya untuk tanaman obat, tapi juga untuk tanaman hias, bunga atau buah-buahan. Bahkan beberapa dari warga di tempat tersebut mulai mengolah tanaman obat menjadi jamu. Mulai jamu dalam bentuk cairan dan langsung minum atau dikemas dalam bentuk bubuk. Inilah yang dimaksud mempunyai manfaat ganda. Karena hasilnya dapat menambah ekonomi keluarga.
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Taman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan) 2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan) 3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
6
Topik : pentingnya tanaman obat keluarga
Pembawa materi : Djamil Papala
Hari / Tanggal : 18 Maret 2013
Waktu : 45 menit
Tempat : Balai Desa Lalow
Sasaran : Masyarakat desa Lalow
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Makalah dan LCD
Materi : Terlampir
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Lalow mampu memahami tentang pentingnya tanaman obat keluarga .
.
2. Tujuan Instruksionl Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, masyarakat desa Menanga mampu menjelaskan:
a. Pengertian tanaman obat keluarga.
b. Jenis – jenis tanaman obat keluarga
d. Manfaat tanaman obat keluarga
e. Cara pembuatan / peracikan tanaman obat keluarga
7
C. Kegiatan Penyuluhan
No-
FASEKEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 Pra Interaksi Menyiapkan --2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan
- Menjawab Salam- Memperhatikan- Memperhatikan- Memperhatikan
3 Kerja
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan materi dengan metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
-Memberikan kesempatan bertanya
- Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan materi dengan metode:
b. Ceramah
b. Tanya jawab
Mempersilahkanuntuk bertanya
Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b.Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
8
4 Terminasi
- Salam
-Mengajukan pertanyaan-Mengucapkan salam
-Menjawab pertanyaan- Menjawab salam
3. PENYULUHAN KESEHATAN REPROUKSI DAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
A. Latar Belakang
Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja
terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang
aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke
dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan
mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/
hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan
remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang
menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu:
hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di
sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat.
Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup.
Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar
terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin
9
banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian
informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi
sangat penting.
Topik : kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual
Pembawa materi : Niswan Iskandar Alam dan Siska Usman
Hari / Tanggal : 20 Maret 2013
Waktu : 45 menit
Tempat : SMP Negeri 5 Padang
Sasaran :Remaja ( SMP kelas 1 – 3 )
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 45 menit, remaja ( siswa / siswi ) SMP Negeri 5 padang dapat mampu memahami tentang kesehatan reproduksi dan PMS.
.
2. Tujuan Instruksionl Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 45 menit. remaja ( siswa / siswi ) SMP Negeri 5 padang mampu menjelaskan
10
a. Pengertian reproduksib. Kesehatan reproduksi menurut WHOc. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuand. Pertumbuhan fisik pada remaja laki – lakie. Penyakit menular seksual- Gonorhoe ( kencing nanah )- Sifilis- HIV/AIDS
C. Kegiatan Penyuluhan
No-
FASEKEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 Pra Interaksi Menyiapkan --2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan
- Menjawab Salam- Memperhatikan- Memperhatikan- Memperhatikan
3 Kerja
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan materi dengan metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
- Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan materi dengan metode:
c. Ceramah
b. Tanya jawab
Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b.Menjawab pertanyaan
11
-Memberikan kesempatan bertanya
Mempersilahkanuntuk bertanya
c. Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
4 Terminasi
- Salam
-Mengajukan pertanyaan-Mengucapkan salam
-Menjawab pertanyaan- Menjawab salam
4. PENYULUHAN KESEHATAN REPROUKSI DAN PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
A. Latar Belakang
Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja
terjadi, karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang
aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke
dewasa. Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan
mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/
hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan
remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang
menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu:
hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di
12
sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat.
Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup.
Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar
terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin
banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian
informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi
sangat penting.
Topik : kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual
Pembawa materi : Niswan Iskandar Alam dan Siska Usman
Hari / Tanggal : 20 Maret 2013
Waktu : 45 menit
Tempat : SMP Negeri 5 Padang
Sasaran : Remaja dan pemuda desa Lalow
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 60 menit, remaja dan pemuda desa lalow mampu memahami tentang kesehatan reproduksi dan PMS.
13
2. Tujuan Instruksionl Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 45 menit. remaja dan pemuda mampu mampu menjelaskan :
a. Pengertian reproduksib. Kesehatan reproduksi menurut WHOc. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan
d. Pertumbuhan fisik pada remaja laki – lakie. Penyakit menular seksual- Gonorhoe ( kencing nanah )- Sifilis- HIV/AIDS
-
C. Kegiatan penyuluhan
No-
FASEKEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 Pra Interaksi Menyiapkan --2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan
- Menjawab Salam- Memperhatikan- Memperhatikan- Memperhatikan
3 Kerja
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan materi dengan metode
- Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan materi dengan metode:
Menjawab pertanyaan
14
a. Ceramah
b. Tanya jawab
-Memberikan kesempatan bertanya
a. Ceramah
b. Tanya jawab
Mempersilahkanuntuk bertanya
a. Memperhatikan
b.Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
4 Terminasi
- Salam
-Mengajukan pertanyaan-Mengucapkan salam
-Menjawab pertanyaan- Menjawab salam
5. PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA
A. Pre planning
1. Latar belakang
Indonesia di kenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live laboratory. Sekitar 30.000 tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern.
Akan tetapi sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tanaman obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Beberapa species tanaman yang berasal dari hutan tropis Indonesia. Justru digunakan oleh Negara lain.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan dunia kesehatan di
Indonesia, dewasa ini telah beredar ratusan jenis obat-obatan. Tetapi
adakalanya obat-obatan tersebut tidak terjangkau oleh rakyat kecil, karena
harganya cukup mahal.
Mengingat tujuan umum pembangunan di bidang kesehatan mencakup
antara lain untuk meningkatkan dan mendekatkan pelayanan kesehatan
15
kepada rakyat, terutama kepada golongan masyarakat ekonomi lemah,
baik dari desa ataupun kota. Khususnya mengenai obat-obatan diusahakan
agar menyebar merata dengan harga yang terjangkau. Di samping itu perlu
diupayakan adanya suatu pengobatan alternatif dengan memanfaatkan
tumbuh-tumbuhan di lingkungan sekitar kita.
Namun, masih belum banyak masyarakat yang mengetahui dan menyadari
bahwa tumbuh-tumbuhan di sekitar kita seperti tanaman hias dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif tanaman obat keluarga atau yang biasa kita
sebut dengan TOGA. Karena dasar ilmiah inilah penulis ingin
memaparkan lewat laporan yang berjudul “ Pemanfaatan Tamanan Hias
Sebagai Alternatif Tanaman Obat Keluarga (TOGA)” yang insya Allah
akan diterima sebagai suatu catatan ataupun agenda yang bermanfaat bagi
kita semua.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memperkenalkan tanaman obat keluarga kepada msyarakat desa
Lalow.
b. Tujuan Khusu
Penanaman toga bertujuan untuk :
a. Memperkenalkan kepada masyarakat desa Lalow tanaman yang
dapat berfungsi sebagai obat.
b. Memperkenalkan alternative lain dalam pengobatan selain obat
modern
c. Penghijauan, pelestarian alam dan sarana keindahan pekarangan
rumah.
3. Persiapan pelaksanaan
Berkoordinasi dengan sangadi dan aparat desa dalam penentuan
tempat, lahan dan waktu pelaksanaan penanaman tanaman obat
keluarga.
16
Setelah menemukan dan menyepakati tempat,lahan dan waktu
pelaksanaan.selanjutnya menentukan metode dan mencari bibit
tanaman obat keluarga yang ada d sekitar rumah dan jalan di desa
Lalow.
4. Waktu dan metode
I. Waktu Pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal : 21 Maret 2013
Waktu : 16.00 WITA
Tempat : halaman balai desa Lalow
II. Metode
a. Memilih lahan yang di anggap bagus
b. Membersihkan lahan penanaman toga.
c. Mencari tumbuh - tumbuhan yang tergolong dalam toga
d. Memilih bibit yang bagus
e. Menyiram tanaman sehari 2 kali.
III. Susunan Kepanitiaan
a. Penanggung jawab : Dosen Pembimbing Lapangan
b. Coordinator kegiatan : - Djamil Papala
- Priyoga I. Ustarika
- Indrawati Ali Hiliwilo
c. Anggota : Mahasiswa PK / PKLT Stikes
Muhammadiyah Manado
B. Pelaksanaan
Kamis 22 maret 2013, bertempat di balai desa Lalow jam 16.00
WITA, sebanyak 6 jenis tanama obat keluarga yang di tanam
17
diantaranya kuning, jahe, lengkuas, cocor bebek, serai dan
kemangi. Tanaman di tanam secara berurutan dan si siram dua kali
sehari.
IV. Evaluasi
1. Tanaman tumbuh dengan baik / subur
2. Halaman sekitar tanaman bebas dari rumput liar.
6. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
A. Pre planning
1) Latar Belakang
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh World
Health Organization [WHO] adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan social yang memungkinkan orang hidup produktif secara
social, ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang
memungkinkan perkembangan fisik , mental, intelektual, emosi,
dan social yang optimal dari seseorang.
Dalam UU Nomor 23 tahun 1992 Pasal 45 tentang
Kesehatan ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah” penting
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga
diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas. Menurut, M. [2007] peserta didik itu harus sehat dan
orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan
makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh,
berilmu dan sehat.
Usaha kesehatan sekolah adalah usaha membina dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta
didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi
18
kegiatan Usaha Kesehatan sekolah perlu ditingkatkan peran serta
peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan
Usaha Kesehatan Sekolah diharapkan mampu menanamkan sikap
dan perilaku hidup sehat pada dirinya dann mampu menolong
orang lain.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu program
yang sangat urgent. Ini penting untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan kesehatan secara terpadu, sadar, berencana, terarah,
dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan
mengembangkan serta membimbing untuk menghayati, dan
menyenangi untuk melaksanakan prinsip hidup sehat dan
kehidupan peserat didik sehari – hari. Kegiatan UKS cukup penting
dalam membentuk kepribadian anak didik untuk selalu melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dimulai dalam diri sejak
usia dini. Hal tersebut meliputi pemeriksaan Kebersihan kuku
( mencuci tangan ), kebersihan telinga, kebersihan gigi dan pakaian
secara berkala dan berkesinambungan.
Sasaran kesehatan sekolah seperti UKS memiliki tanggung
jawab penting. Bukan hanya memberikan layanan kesehatan di
sekolah, tetapi juga [yang terpenting] adalah menumbuhkan
kesadaran terhadap kesehatan melalui edukasi pembelajaran di
sekolah. Ini arti penting dilaksanakannya Usaha Kesehatan Sekolah
dilembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah
dan bahkan perguruan tinggi.
Pelaksanaan UKS merupakan salah satu program yang
dilakukan oleh Mahasiswa PKLT Stikes Muhammadiyah Manado.
Hal ini dianggap penting dilaksanakan, karena bukan hanya
merupakan salah satu syarat kelengkapan PKLT, tetapi merupakan
suatu upaya untuk merealisasikan Ilmu yang telah diperoleh
dilingkungan masyarakat secara umumnya dan lingkungan sekolah
secara khusus. Melihat latar belakang diatas maka dianggap perlu
19
untuk meleksanakan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah yang
ada di Desa Lalow.
1) Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengadakan Usaha Kesehatan Sekolah meliputi
penyuluhan tentang Personal Hygiene ( mencuci tangan dan
menggosok gigi ).
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS di SD
Negeri I Lalow.
Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di
sekolah, di rumah dan lingkungan.
Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa
dan orang lain untuk hidup sehat.
2) Sasaran Pencapaian
a) Siswa kelas I, II, III untuk mendapatkan penyuluhan
kesehatan tentang Personal Hygiene.
b)Berbadan Sehat
c) Berbudi pekerti yang baik dan suka menolong.
3) Waktu dan Metode
I. Waktu Pelaksanaan
Hari : jum’at
Tanggal : 22 Maret 2013
Waktu : 07.30 Wita – 10.00 Wita
Tempat : SD Negeri I Lalow
II. Metode
a) Mengumpulkan siswa SD Negeri I Lalow dalam 1
ruang kelas.
20
b) Setelah dikumpulkan siswa di beri arahan untuk
mengikuti penyuluhan sekaligus dengan peragaan
tentang Personal Hygiene
c) Selesai penyuluhan dan simulasi,memilah beberapa
siswa untuk memperagakan tentang personal
hygiene.
4) Acara Kegiatan
a) Peserta
Penyuluhan Personal Hygiene : kelas I, I, III
b) Teknik Acara
Pembawa Materi Penyuluhan : Inka Novianti
Korompot
Pemberi Simulasi : Seluruh Mahasiswa PK / PKLT
5) Rencana Acara
a) Pembukaan acara oleh pembawa materi penyuluhan dan
simulasi
b)Pembawa materi menyampaikan materi penyuluhan
c) Tanya Jawab
Pemberi simulasi memperagakan cara merawat
personal Hygiene
Penutup
6) Rencana Evaluasi
a) Program
Materi diberikan selama 15 menit dan kegiatan
selama 1 jam 30 menit
Persiapan dilakukann 2 hari sebelum pelaksanaan
kegiatan
b) Proses
Acara berjalan lancar
21
Peserta yang hadir adalah seluruh siswa kelas I, II,
dan III SDN I Lalow.
Peserta mengikuti secara aktif selama kegiatan
c) Hasil
Siswa mengerti tentang pentingnya Personal Hygiene
Siswa mampu menyebutkan tindakan yang dilakukan
untuk menjaga Personal Hygiene
7) Susunan Kepanitiaan
a) Penanggung Jawab : Dosen Pembimbing Lapangan
b) Koordinator Kegiatan : - Soan H Moniaga
- Jelly Walukow
- Septiana Maleba
- Djamil Papala
c) Anggota :Mahasiswa PKL / PKLT STIKES
Muhammadiyah Manado
B. Pelaksanaan
SDN I Desa Lalow
1. Jenis Kegiatan Untuk Kelas I,II dan III
a. Memberikan penyuluhan tentang personal hygiene
( menggosok gigi dan mencuci tangan )
b. Demontrasi mencuci tangan dan mengosok gigi.
c. Memberikan pertanyaan kepada para siswa tentang
materi yang di ajarkan dan membagikan hadiah bagi
para siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan
baik dan benar.
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
a. Tempat pelaksanaan SDN I Desa Lalow.
22
b. Waktu pelaksanaan jum’at 22 Maret 2013, mulai
pukul 07:30-10:00 WITA
3. Pelaksanaan kegiatan
Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah tentang
jadwal pelaksanaan personal hygiene di SDN I desa Lalow.
07 : 30 – 07 : 50 = Melapor kepada kepala sekolah
07 : 50 – 08 : 20 = Menjelaskan maksud dan tujuan
kepada
siswa sekaligus memperkenalkan
nama
mahasiswa yang hadir untuk
melaksanakan kegiatan.
08 : 20 – 09 : 15 = Memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai personal hygiene
09 : 15 – 09 : 35 = Simulasi mencuci tangan dan
menggosok gigi dengan baik dan
benar.
09 : 35 – 09 : 45 = Mengadakan kuis untuk siswa
tentang
materi penyuluhan yang telah di
berikan
09 : 45 – 09 : 55 = Berkumpul kembali di ruangan
kepala
sekolah untuk melaporkan hasil
kegiatan. Dan foto bersama dengan para siswa.
10:00 = Meninggalkan sekolah
a.Evaluasi
1. Siswa mampu memahami cara hidup sehat
2. Siswa mampu melakukan cara mencuci tangan, dan
mengosok gigi dengan baik dan benar.
23
3. Terjalin kerjasama yang baik antara siswa, guru, dengan
mahasiswa.
7. KERJA BAKTI / GOTONG ROYONG DAN PENANAMAN 1200
POHON MAHONI
A. Pre Planning
1. Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan
kebudayaan. Pelbagai macam kebudayaan terdapat di negeri
ini. Namun, ada satu nilai kebudayaan luhur yang dimiliki
bangsa Indonesia. Nilai budaya luhur itu adalah gotong-
royong.
Gotong royong merupakan budaya luhur yang dimiliki
bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain di dunia.
Gotong-royong merupakan kebudayaan yang mengedepankan
sikap saling tolong-menolong, saling membantu tanpa pamrih,
solidaritas, serta kekeluargaan antarsesama. Hal ini senada
dengan makna gotong-royong itu sendiri, yaitu nilai kultural
yang berasal dari bahasa Jawa, yakni pikul atau angkat, atau
sesuatu yang harus dipikul dan diangkat bersama.
Bahkan, Soekarno menandaskan bahwa intisari dari
Pancasila adalah gotong-royong. Gotong-royong merupakan
ajaran sekaligus aktivitas yang telah berkembang sejak dulu.
Bahkan jika dicermati, semangat gotong-royong dapat kita
temui dalam pelbagai aktivitas sehari-hari seperti kegiatan
jum’at bersih, arisan dan lain sebagainya. Singkatnya, gotong-
royong sudah mengakar dan membudaya dalam masyarakat
Indonesia.
24
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut
"lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23
tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia,
dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.A.F.A Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup
yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta
saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting
pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni
komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik
pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di
dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda
hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-
benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk
hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api,
batu, udara, dan lain sebaiganya.
Pengertian lingkungan hidup yang lebih mendalam
menurut No 23 tahun 2007 adalah kesatuan ruang dengan
semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
maupun mahkluk hidup lainnya yang ada di sekitarnya.
2. Tujuan
a. Memberikan contoh kepada masyarakat bahwa
menjaga kebersihan lingkungan itu sangat penting,
25
b. Kenyamanan dapat tercipta bila lingkungan bersih.
c. Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Sasaran
Seluruh warga desa Lalow.
4. Waktu dan tempat
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 maret 2013
Waktu : 06.00 – 10.00 WITA
Tempat : Balai Desa Lalow
8. Metode
a. Membagi dan mengarahkan warga dan ke beberapa
tempat di sekirat balai desa.
b. Beberapa mahasiswa di bagi bersama warga untuk
mengawasi dan sama – sama bekerja.
B. Pelaksanaan
1. Waktu dan tempat
a. Tempat pelaksanaan balai desa Lalow
b. Waktu pelaksanaan 06.00 – 10.00 WITA
2. Pelaksanaan kegiatan
Berkoordinasi dengan sangadi dan aparat desa Lalow
tentang pelaksanaan kerja bakti / gotong royong ( PHBS ), dibalai
desa Lalow dan penanaman 1200 pohon mahoni.
07.00 : mulai bekerja bakti/ gotong royong yang di mulai
dari depan balai desa lalow( lingkungan 3 ) sampai lingkungan 4
26
padang. Di ikuti dengan penanaman 1200 pohon mahoni di
sepanjang jalan desa Lalow.
9. PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF
A. Latar Belakang
ASI ( Air Susu Ibu) eksklusif adalah bayi hanya diberi
saja selama enam bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
nasi tim. Setelah bayi berumur enam bulan baru mulai diberikan
makanan pendamping ASI(MPASI). ASI dapat diberikan sampai
anak berusia dua tahun atau lebih (Kristiyansari, 2009, pp.23).
Pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat bagi bayi
juga bermanfaat bagi ibu, beberapa diantaranya adalah dapat
mencegah perdarahan paska persalinan dan mencegah anemia
(Partiwi, 2008). Pemberian ASI eksklusif juga membantu
mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) sekaligus
meningkatkan status gizi balita. Hal ini juga akan meningkatkan
status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) yang memadai (DEPKES, 1997). Asi merupakan
makanan terbaik dan telah memenuhi kebutuhan bayi usia 0
sampai 6 bulan hingga 100%. ASI mengandung protein, lemak,
vitamin, mineral, air, dan enzim yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh sehingga ASI dapat mengurangi resiko berbagai jenis
kekurangan gizi. Selain itu, ASI juga mengandung semua jenis
asam lemak yang penting bagi pertumbuhan otak, mata dan
pembuluh darah yang sehat, zat besi yang dapat mencegah bayi
dari anemia, kolostrum yang kaya antibody (Suryoprajogo, 2009,
pp.7).
27
Menyusui adalah anugerah terindah bagi ibu dan bayi.
Setiap ibu yang melahirkan pasti memiliki keinginan yang kuat
untuk menyusui anaknya. Terutama mereka yang menyadari ASI
akan membuat bayi tumbuh dengan maksimal, dan proses itu
akan membuat ibu merasa menjadi ibu yang sempurna (Rosita,
2008, pp.25). Riset terbaru WHO pada 2005 menyebut bahwa 42
persen penyebab kematian balita di dunia yang terbesar adalah
malnutrisi (58%) ''Malnutrisi seringkali terkait dengan asupan
ASI''. (Siswono, 2006) Pemberian ASI di Indonesia belum
dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku
menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif
masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor
sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan
kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu
bekerja (Arimurti, 2007).
Sesuai dengan kodratnya, semua wanita akan mengalami
haid, kehamilan, melahirkan dan menyusui bayi. Untuk
meningkatkan kualitas SDM, dimulai sejak janin dalam
kandungan, masa bayi, balita, anak-anak sampai dewasa.
Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus
bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi
bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang
bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat – zat kekebalan
terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional
antara ibu dan bayinya. (DEPKES RI, 2010).
28
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh
kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan
kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana
dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah
dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar ,teratur
dan eksklusif.
Topik : ASI Eksklusif
Pembawa materi : Jelly Walukow dan Septiana Maleba
Hari / Tanggal : 26 Maret 2013
Waktu : 40 menit
Tempat : rumah ketua kader kesehatan ibu Fatima balandatu.
Sasaran : buteki dan bumil
Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 40 menit, ibu menyusui dan ibu hamil dapat memahami tentang ASI eksklusif.
2. Tujuan Instruksionl Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ASI eksklusif selama 40 menit buteki dan bumil di harapkan dapat :
29
a. Pengertian ASI eksklusif
C. Kegiatan penyuluhan
No-
FASEKEGIATAN
PENYULUH SASARAN
1 Pra Interaksi Menyiapkan --2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
- Mengucapkan Salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan
- Menjawab Salam- Memperhatikan- Memperhatikan- Memperhatikan
3 Kerja
- Melakukan appersepsi
- Menjelaskan materi dengan metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
-Memberikan kesempatan
- Mengajukan pertanyaan
- Menjelaskan materi dengan metode:
b. Ceramah
b. Tanya jawab
Mempersilahkanuntuk bertanya
Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b.Menjawab pertanyaan
c. Memperhatikan
Mengajukan pertanyaan
30
bertanya4 Terminasi
- Salam
-Mengajukan pertanyaan-Mengucapkan salam
-Menjawab pertanyaan- Menjawab salam
10. PENGOBATAN GRATIS DAN DONOR DARAH
A. Pre planning
1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat
yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana
telah diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1)
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan Pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan
kesehatan ini merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
dalam membina peran serta masyarakat juga memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dengan kata lain
puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang
meliputi pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedaan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam
31
kandungan sampai tutup usia. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dibutuhkan pembiayaaan kesehatan yang cukup guna
memenuhi hak mendasar masyarakat tersebut. Pembiayaan kesehatan di
Indonesia saat ini masih didominasi oleh pembiayaan yang berasal dari
masyarakat sedangkan pengeluaran pemerintah untuk kesehatan walaupun
terus mengalami peningkatan namun proporsinya masih berkisar 2,6–2,8%
terhadap seluruh APBN yang berkontribusi yaitu sebesar 38% dari total
pembiayaan kesehatan (SKN,2009).
Masih tingginya pembiayaan kesehatan yang berasal dari masyarakat
tentunya akan menimbulkan beban pengeluaran rumah tangga bagi
masyarakat apabila menderita penyakit yang membutuhkan biaya yang
besar dalam perawatannya, sementara berdasarkan data dari Departemen
Kesehatan RI tahun 2008, penduduk yang telah dicakup oleh jaminan
pemeliharaan kesehatan sekitar 46,5% dari keseluruhan penduduk yang
sebagian besar dananya berasal dari bantuan sosial untuk program jaminan
kesehatan masyarakat miskin sebesar 76,4 juta jiwa atau 34,2%
(SKN,2009). Rendahnya pendanaan kesehatan dan cakupan asuransi
kesehatan sosial di Indonesia sangat dipengaruhi oleh ketidak-tahuan dan
ketidak-pedulian pemerintah dalam melindungi penduduknya dari proses
pemiskinan karena mahalnya biaya kesehatan (Hasbullah Thabrany,2008).
Darah merupakan salah satu komponen paling penting yang ada dalam
tubuh, mengingat fungsinya sebagai alat transportasi. Kekurangan darah di
dalam tubuh dapat memacu sejumlah penyakit dimulai dari anemia,
hipotensi, serangan jantung, dan beberapa penyakit lainnya. Beberapa
kasus lain seperti kecelakaan dan proses melahirkan juga merupakan
penyebab seseorang mengalami kekurangan darah akibat pendarahan
hebat. Kondisi ini tentu menuntut instansi yang terkait, seperti PMI dan
rumah sakit, untuk selalu memiliki persediaan darah yang mencukupi.
32
Namun ironisnya tak jarang kita temukan kasus kurangnya kantong darah
di rumah sakit sementara kebutuhan akan darah terus meningkat.
Karena itu donor darah sangat penting disosialisasikan kepada
masyarakat dimana masih kurang akan pemahaman mengenai donor darah
di masyarakat luas.Selain itu juga perbandingan antara jumlah permintaan
dan persediaan darah yang tidak seimbang merupakan latar belakang
utama kegiatan ini. Serta kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah
sosial yang ada di sekitarnya, terutama yang menyangkut masalah stok
darah, masih rendah.
2. Tujuan Penyelenggaraan pengobatan gratis dan donor darah
a. Meringankan beban masyarakat yang kurang mampu khususnya dalam hal kesehatan,
b. Memberikan penyuluhan tentang berbagai penyakit dan cara mengobatinya,
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan.
d. Dengan donor darah mewujudkan semangat kepedulian kepada sesama.
e. Menebarkan cinta dan kasih kepada sesama.f. Mempererat rasa persaudaraan.
3. Sasaran dan Target
- Sasaran : Seluruh warga masyarakat desa Diyat, Solog, Lalow dan Tombolango.
- Target : Masyarakat yang menderita penyakit dan yang sehat yang mau mendonorkan darahnya kepada sesama.
4. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
33
Memberikan pelayana kesehatan melalui pengobatan gratis dan donor
darah kepada masyarakat.
Memberikan penjelasan atau penyuluhan tentang masalah kesehatan
dan pentingnya donor darah.
2. Kriteria Evalusi
Hampir sebagian besar masyarakat datang menghadiri pengobatan
Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah di tentukan
Mahasiswa, PMI dan karang taruna dapat menyediakan alat-alat dan
media sesuai dengan yang di perlukan.
Selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari tujuan
yang di tetapkan
Selama kegiatan berlangsung peserta tidak ada yang meninggalkan
tempat kegiatan pengobatan gratis dan donor darah.
Masyarakat dapat secara mandiri menentukan alternatif pemecahan
masalah keluarga baik dalam pengobatan maupun dalam perawatan
2. Pelaksaan Kegiatan
a. Waktu dan tempat
Kegiatan pengobatan mata di lakukan pada tanggal 26 maret 2013
yang bertempat di gilingan padi desa Diat.
b. Media
Pengerah suara, alat pemeriksaan mata, meja, kursi, dan lain-lain.
1. Pengaturan tempat
34II
V
I : Meja I ( Pendaftaran )
II : Meja II ( Pemeriksaan Fisik )
III : Meja III ( Pemeriksaan medis dan Konsultasi )
IV : Meja IV ( Obat-Obatan )
V : Donor darah
2. Susunan dan urutan kegiatan
1. Pendaftaran
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
3. Pemeriksaan medis dan konsultasi
4. Pemberian obat-obatan
5. Donor darah
3. Pembagian Tugas
1. Meja 1: Pendaftaran
2. Meja 2: Pemeriksaan tanda – tanda vital
3. Meja 3: Pemeriksaan medis dan Konsultasi
4. Meja 4: Obat-obatan
5. Meja 5: donor darah
4. Uraian tugas
1. Meja I : Pendaftaran
Pasien yang datang didaftar dalam registrasi
35
I
Masyarakat
III
IV
2. Meja II : Pemeriksaan tanda – tanda vital
Pasien yang telah terdaftar melakukan pemeriksaan tanda
– tanda vital
3. Meja III : Pemeriksaan medis dan konsultasi
Pasien yang telah di periksa tanda – tanda vital,
membawa hasil pemeriksaan ke meja III dan diperiksa
lebih lanjut oleh dokter
4. Meja IV : Pengobatan
Pasien yang telah memeriksakan kesehatannya akan
mendapat resep dari dokter,
Resep dimasukkan ke meja IV (Obat-obatan)
Pemberian obat oleh petugas kesehatan sesuai resep
dokter kepada pasien.
5. Meja V : Donor darah
Pasien yang telah diperiksa tanda – tanda vital, membawa
hasil pemeriksaan ke meja V dan mengikuti antrian untuk di
mendonorkan darah.
A. Pelaksanaan kegiatan
Pengobatan gratis dan donor darah dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa, 26 Maret 2013
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Gilingan Padi desa Diat
a. Persiapan
i. Tanggal 22 Maret 2013, mahasiswa PK/PKLT
mengikuti rapat bersama ketua karang taruna desa diat
dan teman – teman dari desa Solog, Diat dan lolak
Tombolango.
36
ii. Tanggal 24 Maret 2013, mahasiswa PK/PKLT
menghubungi pihak Karang taruna untuk memastikan
tanggal pelaksanaan pengobatan gratis dan dosor darah.
iii. Tanggal 25 Maret 2012, seluruh mahasiswa PK/PKLT
bersama dengan karang taruna mempersiapkan sarana
yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
pengobatan gratis dan donor darah.
b. Pelaksanaan
i. Meja I
Petugas : - Putri Suci Hanifati Tanjung
- Siska Usman
- Rina irawati
Kegiatan : Pendaftaran Pasien di meja registrasi
ii. Meja II
Petugas : - Agustina
- Fahriani Paharudin
- Indrawati Ali Hiliwilo
Kegiatan : Pemeriksaan fisik mata oleh petugas
iii. Meja III
Petugas : - Niswan Iskandar Alam.
- Siti Rahmayanti
- Wulansari Anggina Laksmi
Kegiatan : Pemeriksaan medis kolaborasi dengan tim
medis
iv. Meja IV
Petugas : - Djamil Papala
- Siti Nurbaya Utia Rahman
- Purwanto
B. Evaluasi
37
1. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang di tetapkan
yaitu rabu 26 Maret 2013 jam 08:00 S/d selesai
2. Mahasiswa dapat memfasilitasi keperluan kegiatan
3. Selama kegiatan berlangsung tidak ada penyimpangan dari
tujuan yang di tetapkan
4. Selama kegiatan berlangsung peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat kegiatan pengobatan gratis dan donor
darah.
5. Masyarakat dapat secara mandiri menentukan alternatif
pemecahan masalah keluarga baik dalam pengobatan maupun
dalam perawatan.
11. USAHA KESEHATAN SEKOLAH
A. Pre planning
1. Latar Belakang
Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh World
Health Organization [WHO] adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan social yang memungkinkan orang hidup produktif secara
social, ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang
memungkinkan perkembangan fisik , mental, intelektual, emosi,
dan social yang optimal dari seseorang.
Dalam UU Nomor 23 tahun 1992 Pasal 45 tentang
Kesehatan ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah” penting
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga
diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas. Menurut, M. [2007] peserta didik itu harus sehat dan
orang tua memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan
38
makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh,
berilmu dan sehat.
Usaha kesehatan sekolah adalah usaha membina dan
mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada peserta
didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi
kegiatan Usaha Kesehatan sekolah perlu ditingkatkan peran serta
peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan
Usaha Kesehatan Sekolah diharapkan mampu menanamkan sikap
dan perilaku hidup sehat pada dirinya dann mampu menolong
orang lain.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu program
yang sangat urgent. Ini penting untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan kesehatan secara terpadu, sadar, berencana, terarah,
dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan dan
mengembangkan serta membimbing untuk menghayati, dan
menyenangi untuk melaksanakan prinsip hidup sehat dan
kehidupan peserat didik sehari – hari. Kegiatan UKS cukup penting
dalam membentuk kepribadian anak didik untuk selalu melakukan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dimulai dalam diri sejak
usia dini. Hal tersebut meliputi pemeriksaan Kebersihan kuku
( mencuci tangan ), kebersihan telinga, kebersihan gigi dan pakaian
secara berkala dan berkesinambungan.
Sasaran kesehatan sekolah seperti UKS memiliki tanggung
jawab penting. Bukan hanya memberikan layanan kesehatan di
sekolah, tetapi juga [yang terpenting] adalah menumbuhkan
kesadaran terhadap kesehatan melalui edukasi pembelajaran di
sekolah. Ini arti penting dilaksanakannya Usaha Kesehatan Sekolah
dilembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga menengah
dan bahkan perguruan tinggi.
39
Pelaksanaan UKS merupakan salah satu program yang
dilakukan oleh Mahasiswa PKLT Stikes Muhammadiyah Manado.
Hal ini dianggap penting dilaksanakan, karena bukan hanya
merupakan salah satu syarat kelengkapan PKLT, tetapi merupakan
suatu upaya untuk merealisasikan Ilmu yang telah diperoleh
dilingkungan masyarakat secara umumnya dan lingkungan sekolah
secara khusus. Melihat latar belakang diatas maka dianggap perlu
untuk meleksanakan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah yang
ada di Desa Lalow.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengadakan Usaha Kesehatan Sekolah meliputi
penyuluhan tentang Personal Hygiene ( mencuci tangan dan
menggosok gigi ).
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS di SD
Inpres Lalow
Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di
sekolah, di rumah dan lingkungan.
Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa
dan orang lain untuk hidup sehat.
3. Sasaran Pencapaian
a. Siswa kelas I-VI untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan
tentang Personal Hygiene.
b. Berbadan Sehat
c. Berbudi pekerti yang baik dan suka menolong.
3.Waktu dan Metode
I. Waktu Pelaksanaan
Hari : jum’at
40
Tanggal : 29 Maret 2013
Waktu : 14:00 Wita – 15.00 Wita
Tempat : SD Padang
II. Metode
a. Mengumpulkan siswa SD Inpres Lalow dalam 1 ruang
kelas.
b. Setelah dikumpulkan siswa di beri arahan untuk mengikuti
penyuluhan sekaligus dengan peragaan tentang Personal
Hygiene
c. Selesai penyuluhan dan simulasi,memilah beberapa siswa
untuk memperagakan tentang personal hygiene.
4. Acara Kegiatan
c) Peserta
Penyuluhan Personal Hygiene : kelas I-VI
d) Teknik Acara
Pembawa Materi Penyuluhan : Siska
Usman,Agustina & Niswan Iskandar Alam
Pemberi Simulasi : Seluruh Mahasiswa PK / PKLT
5. Rencana Acara
d)Pembukaan acara oleh pembawa materi penyuluhan dan
simulasi
e) Pembawa materi menyampaikan materi penyuluhan
f) Tanya Jawab
Pemberi simulasi memperagakan cara merawat
personal Hygiene
Penutup
6. Rencana Evaluasi
d) Program
Materi diberikan selama 15 menit dan kegiatan
selama 1 jam.
41
Persiapan dilakukann 1 hari sebelum pelaksanaan
kegiatan
e) Proses
Acara berjalan lancar
Peserta yang hadir adalah seluruh siswa kelas I- VI
SD Inpres Lalow
Peserta mengikuti secara aktif selama kegiatan
f)Hasil
Siswa mengerti tentang pentingnya Personal Hygiene
Siswa mampu menyebutkan tindakan yang dilakukan
untuk menjaga Personal Hygiene
7. Susunan Kepanitiaan
d) Penanggung Jawab : Dosen Pembimbing Lapangan
e) Koordinator Kegiatan : - Putri Suci H T
- Priyoga I Ustarika
- Indrawati Ali Hiliwilo
- Djamil Papala
f) Anggota :Mahasiswa PKL / PKLT STIKES
Muhammadiyah Manado
B. Pelaksanaan
SD Inpres Lalow
1. Jenis Kegiatan Untuk Kelas I - VI
d. Memberikan penyuluhan tentang personal hygiene
( menggosok gigi dan mencuci tangan )
e. Demontrasi mencuci tangan dan mengosok gigi.
f. Memberikan pertanyaan kepada para siswa tentang
materi yang di ajarkan dan membagikan hadiah bagi
para siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan
baik dan benar.
42
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
c. Tempat pelaksanaan SD Inpres Lalow
d. Waktu pelaksanaan jum’at 29 Maret 2013, mulai
pukul 14:00-15:00 WITA
3. Pelaksanaan kegiatan
Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah tentang
jadwal pelaksanaan personal hygiene di SD Inpres Lalow.
13: 30 – 13: 50 = Melapor kepada kepala sekolah
13: 50 – 13 : 20 = Menjelaskan maksud dan tujuan
kepada siswa sekaligus memperkenalkan
nama
mahasiswa yang hadir untuk
melaksanakan kegiatan.
14 : 20 – 14 : 15 = Memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai personal hygiene
14 : 15 – 14 : 35 = Simulasi mencuci tangan dan
menggosok gigi dengan baik dan
benar.
14: 35 – 14 : 45 = Mengadakan kuis untuk siswa
tentang
materi penyuluhan yang telah di
berikan
14 : 45 – 14: 55 = Berkumpul kembali di ruangan
kepala
sekolah untuk melaporkan hasil
kegiatan. Dan foto bersama dengan para siswa.
15:00 = Meninggalkan sekolah
C. Evaluasi
1. Siswa mampu memahami cara hidup sehat
43
2. Siswa mampu melakukan cara mencuci tangan, dan mengosok gigi
dengan baik dan benar.
3. Terjalin kerjasama yang baik antara siswa, guru, dengan
mahasiswa.
12. PENGKADERAN
A. Pre Planning
1. Latar Belakang
Dalam rangaka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian intekrak dari penbangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalm sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalh tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapt menwujudkan drajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembanguan nasional.
Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai kebehasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar, sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya keterlibatan masyarakat.
Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu (posyandu). Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan (Syafrudin dan Hamidah, 2009:177).
44
Kader kesehatan merupakan perwujutan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan terutama pada kegiatan yang mereka tidak kompeten memberikannya.
2. Tujuan
a. Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakikatnya, kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggung jawab.
b. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam operasional pelayanan kesehatan akan mendorong masyarakat memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Pola pikir semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan.
c. Menurut K. Santoso (1979), kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa ternyata mampu melaksanakan beberapa kegiatan yang sederhana tetapi tetap berguna bagi masyarakat kelompoknya (Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009: 288).
3. Sasaran dan Target
Sasaran : seluruh warga desa Lalow
Target : Remaja dan orang dewasa di tiap dusun ( I – VI ) di desa
Lalow
4. Strategi Pelaksanaan
a. Metode
- Menjelaskan materi pemeriksaan fisik ( tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi ).
- Memberikan kesempatan Tanya jawab
- Peragaan cara mengukur tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi.
- Membagi kader dalam beberapa kelompok.
- Meminta kader untuk mulai mempraktekkan.
45
b. Acara Kegiatan
i. Peserta
Calon kader ( remaja dan pemuda ) dari masing – masing dusun di desa
Lalow.
ii. Teknik Acara
- Pembawa materi : Niswan Iskandar Alam
- Pemberi simulasi : seluruh mahasiswa PK/PKLT STIKES
Muhammadiyah Manado
5. Pelaksanaan kegiatan
a. Waktu dan tempat
Kegiatan pengkaderan di laksanakan pada tanggal 27 maret 2013 yang
bertempat di balai desa.
b. Media
Handout materi pengkaderan, LCD, thermometer, stetoskop,
spigmomanometer dan jam tangan.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengkaderan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 27 Maret 2013
Waktu : 18.00 WITA
Tempat : Balai Desa Lalow
a. Persiapan
iii. Tanggal 10 maret 2013 mahasiswa PK/PKLT melakukan
pendataan jumlah kader di desa Lalow.
iv. Tanggal 23 berkerjasama dengan ketua kader dalam pelaksanaan
pelatihan pengkaderan desa Lalow.
v. Tanggal 27 maret 2013 seluruh mahasiswa melakukan persiapan
pelatihan pengkaderan.
46
C. Evaluasi
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditetapkan yaitu
rabu, 27 maret 2013 WITA, yang bertempat dibalai desa Lalow
pukul 18.00 s/d selesai.
b. Peserta calon kader mengikuti pelatihan dengan seksama
c. Peserta calon kader mampu memahami materi yang diberikan
d. Peserta calon kader mampu mempraktikkan cara pemeriksaan
tanda – tanda vital.\
C. Faktor Penghambat
Selama melakukan kegiatan PK /PKLT di dapatkan beberapa penghambat
jalannya kegiatan yaitu :
1. Penghambat : kurangnya antusias masyarakat
Solusi : melakukan pendekatan / mengakrabkan diri dengan masyarakat.
2. Penghambat : Sarana Transportasi
Solusi : jalan kaki
3. Penghambat : susah di temui disiang hari
Solusi : kunjungan rumah pada sore / malam hari.
4. Penghambat : susahnya masyarakat untuk memahami bahasa
yang telah diutarakan.
Solusi : lebih menyederhanakan bahasa sesuai tingkat pendidikan.
5. Penghambat : keterbatasan alat penyampaian materi berupa LCD
Solusi : print handout dan di bagikan serta print gambar.
D. Faktor Penunjang
a. Sangadi dan aparat desa selalu mau bekerja sama dan membantu untuk
mengsukseskan program - program yang telah di susun oleh mahasiswa.
47
b. Desa Lalow memiliki 2 tempat fotocopy dan satu warung internet yang
sangat membantu mahasiswa PK/PKLT dalam mencari informasi.
.
48