bab ive.doc
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/1.jpg)
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dengan judul Perbedaan
Keseimbangan Tubuh Lansia Yang Rutin Melakukan Senam dan Tidak Rutin
Melakukan Senam, pada Minggu ke 3 bulan Juni 2014 (15 sampai 20 Juni
2014) di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang. Dengan jumlah responden 28 orang. Hasil penelitian ini
berisi data umum dan data khusus. Data umum akan menampilkan
karakteristik responden berdasarkan usia, , tingkat pendidikan, dan jenis
pekerjaan, sedangkan data khusus akan menguraikan perbedaan
keseimbangan tubuh lansia yang rutin melakukan senam dan tidak rutin
melakukan senam di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan
Pakisaji Kabupaten Malang yang mencakup data yang rutin melakukan senam
dan tidak rutin melakukan senam.
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon
Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Di sebelah timur dari
rel kereta api dan jadi satu dengan PAUD RW 05.
![Page 2: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/2.jpg)
54
4.1.2 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Table 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden (lansia di atas 60 th) di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Usia (tahun) Frekuensi Prosentase (%)1 60 – 74 20 71,42 75 – 90 8 28,6
Jumlah 28 100(Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data di Posyandu lansia RW
05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
bahwa sebagian besar usia 60 – 74 tahun yaitu sebanyak 71,4% dan
yang kurang dari setengahnya usia 75 – 90 tahun yaitu sebanyak
28,6%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Table 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan lansia di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)1 SD 13 46,42 SMP 9 32,23 SMA 6 21,4
Jumlah 28 100(Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan data sebagian besar
berdasarkan pendidikan SD yaitu sebanyak 46,4%, kurang dari
setengahnya pendidikan SMP yaitu sebanyak 32,2%, dan sebagian
kecil yang SMA sebanyak 21,4%
![Page 3: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/3.jpg)
55
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pekerjaan lansia di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)1 Tani 5 17,82 Wiraswasta 8 28,63 PNS 0 04 Tdk Bekerja / Pensiun 15 53,6
Jumlah 28 100(Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan data di Posyandu lansia
RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang. berdasarkan lansia yang sebagian kecil bekerja sebagai
Tani sebanyak 17,8%, kurang dari setengahnya lansia yang bekerja
sebagai wiraswasta sebanyak 28,6%, sebagian besar lansia yang
tidak bekerja / sudah pensiun sebanyak 53,6%.
4.1.3 Data Khusus
1. Lansia yang Rutin Melakukan Senam dan tidak rutin melakukan
senam
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi yang rutin melakukan senam di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)1 Rutin Sesuai Standart 10 71,4%
2 Rutin dan kurang sesuai standart 4 28,6%
3 Rutin dan tidak sesuai standart 0 0%
Jumlah 14 100%(Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar Lansia
yang rutin senam dan sesuai standart sebesar 10 responden (71,4%)
![Page 4: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/4.jpg)
56
dan lansia yang melakukan senam rutin dan kurang sesuai standart
sebanyak 4 orang (26,4%)
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi yang tidak rutin melakukan senam di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Kategori Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak Rutin Sesuai Standart 3 21,5
2 Tidak dan kurang sesuai standart 5 35,7
3 Tidak dan Tidak sesuai standart 6 42,8
Jumlah 14 100 (Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian kecil lansia
Tidak rutin tapi sesuai dengan standart sebesar 3 responden (21,5%),
kurang dari setengahnya lansia tidak rutin dan kurang sesuai standart
sebesar 5 responden (35,7%), dan kurang dari setengahnya lansia
tidak rutin dan tidak sesuai standart sebesar 6 responden (42,8%).
2. Keseimbangan Lansia yang rutin senam dan tidak rutin
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi keseimbangan lansia yang rutin senam di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Keseimbangan Frekuensi Prosentase (%)1 Resiko jatuh tinggi 1 7,1%2 Resiko jatuh sedang 9 64,3%3 Resiko jatuh rendah 4 28,6%
Jumlah 14 100 (Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian kecil lansia
resiko tinggi jatuh sebesar 1 responden (7,1%), sebagian besar resiko
jatuh sedang sebesar 9 responden (64,3%), dan kurang dari
setengahnya resiko jatuh rendah sebesar 4 responden (28,6%).
![Page 5: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/5.jpg)
57
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi keseimbangan lansia yang tidak rutin senam di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No. Keseimbangan Frekuensi Prosentase (%)1 Resiko jatuh tinggi 2 14,3%2 Resiko jatuh sedang 7 50%3 Resiko jatuh rendah 5 35,7%
Jumlah 14 100(Sumber : Data Primer Lembar Observasi Penelitian, 2014)
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian kecil lansia resiko
tinggi jatuh sebesar 2 responden (14,3%), setengahnya resiko jatuh sedang
sebesar 7 responden (50%), dan kurang dari setengahnya resiko jatuh
rendah sebesar 5 responden (35,7%)
a. Tabulasi silang perbedaan keseimbangan tubuh lansia yang rutin
melakukan senam dan tidak rutin melakukan senam
Table 4.8 Tabulasi silang keseimbangan tubuh lansia yang rutin melakukan senam di posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
kerutinan senam * keseimbangan CrosstabulationCountkeseimbangan
Totalresiko jatuh
rendahresiko jatuh
sedangresiko jatuh
tinggi frek % frek % frek % frek %
kerutinan senam
rutin 4 28,6% 9 64,3% 1 7,1% 14 100%tidak rutin 5 35,7%% 7 50% 2 14,3% 14 100%
Total 9 32,1% 16 57,1% 3 10,8% 28 100%
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian kecil lansia yang
melakukan senam secara rutin dan memiliki resiko jatuh tinggi sebanyak 1
responden (7,1%), dan sebagian besar lansia yang melakukan senam
secara rutin dan memiliki resiko jatuh sedang sebanyak 9 responden
(64,3%)
![Page 6: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/6.jpg)
58
3. Analisa perbedaan keseimbangan tubuh lansia usia > 60 yang rutin
melakukan senam dan yang tidak rutin melakukan senam di Posyandu
lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
a. Analisa data keseimbangan lansia yang melakukan senam rutin
dilakukan dengan menggunakan uji statistik T-Test dengan taraf
signifikasi < 0,05. Didapatkan nilai t hitung= 0,000 (sig < 0,05)
artinya ada perbedaan keseimbangan antara lansia yang rutin
melakukan senam dengan lansia yang tidak rutin melakukan senam
T-Test dapat disimpulkan bahwa Ha = adanya perbedaan antara
senam lansia yang dilakukan secara rutin dan tidak rutin terhadap
keseimbangan tubuh lansia Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon
Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
a. Pembahasan
1. Keseimbangan tubuh lansia yang melakukan senam rutin
Dari hasil penelitian yang didapatkan di bahwa kebanyakan
keseimbangan tubuh lansia yang dilakukan Desa Kebon Agung
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang adalah bahwa sebagian besar
Lansia yang rutin senam dan sesuai standart sebesar 10 responden
(71,4%) dan kurang dari setengahnya lansia yang melakukan senam rutin
dan kurang sesuai standart sebanyak 4 orang (28,6%), sebagian kecil
lansia Tidak rutin tapi sesuai dengan standart sebesar 3 responden
(21,5%), kurang dari setengahnya lansia tidak rutin dan kurang sesuai
standart sebesar 5 responden (35,7%), dan kurang dari setengahnya lansia
tidak rutin dan tidak sesuai standart sebesar 6 responden (42,8%).
![Page 7: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/7.jpg)
59
Menurut Mariam (2008) manfaat senam lansia yaitu Merangsang
adrenalin dan noradrenalin Peningkatan kualitas dan kuantitas tidur,
Daya tahan aerobik atau kardiovaskuler, Kekuatan otot rangka,
Kelenturan, Keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat
mencegah terjadinya kecelakaan (jatuh), Mengurangi ketegangan dan
kecemasan, Kesegaran jasmani dan rohani secara utuh, Penampilan dan
fungsi motorik.
Dari hasil penelitian diatas, lansia yang mengikuti senam dan sesuai
standart 10 responden (71,4%). Hal ini dpat dimungkinkan oleh
pendidikan lansia yang kurang dari setengahnya pendidikan SMP yaitu
sebanyak 32,2%, dan sebagian kecil yang SMA sebanyak 21,4%.
Pendidikan lansia akan mempengaruhi pengetahuannya tentang program
senam yang dilakukan dan manfaat senam yang bias didapatkan apabila
melakukan senam secara rutin. Selain itu, para lansia yang melakukan
senam secara rutin merasakan manfaat, diantaranya, peningkatan kualitas
dan kuantitas tidur, merasa lebih bugar, serta meningkatkan hubungan
kesetiakawanan sosial sehingga mendorong mereka untuk melakukan
senam secara rutin.
2. Keseimbangan lansia yang melakukan senam tidak rutin
Dari hasil penelitian yang didapatkan di bahwa kebanyakan
keseimbangan tubuh lansia yang dilakukan Desa Kebon Agung Kecamatan
Pakisaji Kabupaten Malang adalah pendampingan penuh yaitu bahwa kurang
dari setengahnya lansia Tidak rutin tapi sesuai dengan standart sebesar 3
![Page 8: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/8.jpg)
60
responden (21,5%), dan kurang dari setengahnya lansia tidak rutin dan tidak
sesuai standart sebesar 6 responden (42,8%).
Menurut Mariam (2008) lansia yang tidak rutin melakukan senam
kemungkinan dikarenakan, para lansia melakukan olahraga biasanya tidak
mengetahui program latihan yang telah ditentukan, padahal program itu
sangat penting, karena latian yang tidak sesuai dengan programnya, tidak
mempunya pengaruh terhadap tubuh.
Lansia di Indonesia tidak semuanya dapat melakukan olahraga, hal ini
dapat dimungkinkan karena beberapa hal dan terhambat berbagai
keterbatasan. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden
berpendidikan SD sebanyak 13 responden (46,4%) dalam hal ini dapat
mempengaruhi pola pikir dan persepsi lansia dalam memandang serta
memutuskan tindakan yang akan dilakukan, khususnya untuk memutuskan
melakukan senam secara rutin atau tidak rutin. Lansia dengan pendidikan SD
tentunya kurang memahami tentang program latihan yang telah ditentukan
dan manfaat senam yang bisa didapatkan sehingga mendorong mereka untuk
tidak melakukan senam secara rutin.
Selain itu juga dapat dimungkinkan oleh sebagian kecil lansia yang
bekerja sebagai Tani sebanyak 17,8%, dan kurang dari setengahnya lansia
yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 28,6%. Rutinitas lansia dalam
kegiatan sehari-hari yaitu bekerja dapat menyebabkan lansia merasa lelah, hal
inilah yang menyebabkan para lansia malas untuk melakukan senam lansia
secara rutin sehingga mereka memutuskan untuk melakukan senam lansia di
waktu luang mereka.
![Page 9: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/9.jpg)
61
Misalnya karena kurangnya dukungan dari keluarga, aktivitas kegiatan
sehari-hari yang Disamping itu jumlah lansia yang setiap tahunya mengalami
peningkatan memerlukan pelayanan yang lebih baik, terutama dari keluarga
maupun pemerintah. Sedangkan lansia yang tidak rutin melakuan senam
kemungkinan dikarenakan, para lansia melakukan olahraga biasanya tidak
mengetahui program latihan yang telah ditentukan, padahal program itu
sangat penting, karena latian yang tidak sesuai dengan programnya, tidak
mempunya pengaruh terhadap tubuh.
3. Perbedaan keseimbangan lansia yang melakukan senam rutin dan tidak
rutin
Dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa sebagian kecil lansia
yang melakukan senam secara rutin dan memiliki resiko jatuh tinggi
sebanyak 1 responden (7,1%), dan sebagian besar lansia yang melakukan
senam secara rutin dan memiliki resiko jatuh sedang sebanyak 9 responden
(64,3%)
Dari analisa hasil uji statistik menggunakan T-Test diketahui
adanya perbedaan keseimbangan tubuh lansia usia >60 tahun yang rutin
melakukan senam dan yang tidak rutin mengikuti senam di Posyandu
lansia RW 05 Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang.. Hal ini didukung dengan hasil uji statistik yang menunjukkan
bahwa dengan taraf signifikasi < 0,05. didapatkan nilai t hitung= 0,000
(sig < 0,05) artinya ada perbedaan keseimbangan antara lansia yang rutin
melakukan senam dengan lansia yang tidak rutin melakukan senam adanya
perbedaan antara senam lansia yang dilakukan secara rutin dan tidak rutin
![Page 10: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/10.jpg)
62
terhadap keseimbangan tubuh lansia Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon
Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
yang mengikuti senam lansia selama Minggu ke 3 bulan Juni 2014 (15
sampai 20 Juni 2014) di Posyandu lansia RW 05 Desa Kebon Agung
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang didapatkan lansia. Menurut
Punakallio (2005) Keseimbangan Postural lansia (balance/stability)
didefinisikan sebagai kemampuan lansia untuk mempertahankan
keseimbangan saat berjalan yaitu dapat berjalan secepat mungkin
(Dharmmika, 2005).
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa setengah dari jumlah lansia
melakukan senam secara rutin dan resiko jatuh sedang, hal ini dapat di
mungkinkan oleh kebiasaan dan kerutinan lansia dalam mengikuti senam.
Lansia yang melakukan senam secara rutin dan sesuai standart dalam
penelitian ini dapat dipengaruhi oleh factor pendidikan lansia yang
sebagian kecil SMP dan SMA, Karena factor pendidikan akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang yang berpengaruh terhadap
tindakanya. Namun factor pendidikan saja tidak cukup untuk membuat
para lansia dapat melakukan senam secara rutin, tetapi dukungan dari
keluarga dan kesadaran dari dalam diri lansia tentang manfaat senam juga
mempengaruhi keputusan lansia dalam melakukan senam secara rutin.
Apabila lansia secara rutin melakukan senam maka lansia dapat merasakan beberapa
manfaat. Dampak jangka panjang yang dapat dirasakan lansia diantaranya
dapat meningkatkan daya tahan aerobik atau kardiovaskuler dan
![Page 11: BAB IVe.doc](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083012/563db8c7550346aa9a96db88/html5/thumbnails/11.jpg)
63
keseimbangan dan koordinasi gerak sehingga dapat mencegah terjadinya
kecelakaan (jatuh)
Sedangkan dalam penelitian ini lansia yang tidak melakukan senam secara rutin
dapat dimungkinkan oleh beberapa factor selain factor pendidikan, pekerjaan juga dapat
dipengaruhi oleh kurangnya dukungan dari keluarga dan pengetahuan lansia tentang
program latihan yang dilakukan sehingga mendorong mereka untuk tidak melakukan
secara rutin yang dapat berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh lansia
b. Keterbatasan Penelitian
1. Populasi
Penelitian ini hanya dilakukan di satu Posyandu lansia RW 05
Desa Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Penelitian
ini hanya mencari ada tidaknya perbedaan keseimbangan tubuh lansia
usia >60 tahun yang rutin melakukan senam dan yang tidak rutin
mengikuti senam. Karakteristik keseimbangan tubuh lansia di tempat
lain belum tentu sama meskipun melakukan senam rutin atau tidak
rutin, sehingga hanya berlaku di wilayah posyandu RW 05 Desa
Kebonagung Kecamatan Pakisaji.