bab iv_budi
TRANSCRIPT
-
5/26/2018 BAB IV_budi
1/69
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian1. Cakupan Wilayah Puskesmas I Kembaran
Puskesmas I Kembaran berlokasi di Desa Kembaran, Kecamatan
Kembaran dan bertanggung jawab mengelola pelayanan kesehatan dasar
masyarakat di 8 (delapan) desa dari 16 (enambelas) desa.
Gambar 4.1: Peta Administrasi Kecamatan Kembaran
Sumber: www. banyumas.go.id
Desa Kembaran adalah desa yang strategis karena berbagai faktor, antara
lain: sebagai pusat Pemerintahan Kecamatan Kembaran; pusat perekonomian
masyarakat (pasar kembaran); dan persimpangan jalur kendaraan umum. Begitu
pula dengan Puskesmas I Kembaran, dalam penempatan lokasi bangunannya,
sangat strategis juga karena berada di dekat persimpangan jalan umum Kembaran
yang menghubungkan desa Kembaran dengan desa-desa yang lainnya. Hal ini
-
5/26/2018 BAB IV_budi
2/69
54
menjadi nilai lebih bagi masyarakat Kembaran untuk mengakses pelayanan
kesehatan di Puskesmas I Kembaran
Gambar 4.2: Peta Wilayah Puskesmas IKembaran
Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran
Desa-desa yang termasuk dalam tanggungjawab Puskesmas I Kembaran
terdiri dari delapan desa, 31 dukuh, 35 RW dan 182 RT. Desa terluas adalah
Desa Linggasari (229.548 ha) sedangkan desa tersempit adalah Desa Karangsoka
(73.367 ha). Dari kesekian desa yang dinaungi, dari aspek keterjangkauan
fasilitas pelayanan, desa terjauh dari Puskesmas I Kembaran adalah desa
Tambaksari dengan jarak 3,5 km.Berdasarkan klasifikasi wilayah dalam analisis
pola jangkauan wilayah permukiman dan biaya transportasi penduduk ke fasilitas
pelayanan kesehatan, jarak ideal adalah antara 03000 m. Dengan ini Tambaksari
tergolong daerah yang jauh. Untuk biaya transportasi, berdasarkan informasi dari
biro angkutan, maka biaya angkot jauh dekat adalah Rp 3000,-. Bagi masyarakat
Tambaksari biaya dengan besaran di atas tergolong cukup murah.
Tabel4.1: Desa-Desa yang Menjadi Tanggung Jawab Puskesmas I Kembaran
No Desa Luas Wilayah (ha) Jml Dusun Jml Penduduk
1. Tambaksari 146,000 2 4,003
-
5/26/2018 BAB IV_budi
3/69
55
2. Bantarwuni 107,462 2 3,5443. Dukuhwaluh 214,562 4 8,7864. Karangsoka 73,367 2 1,9345.
Karangsari 121,020 2 3,626
6. Kembaran 166,552 3 5,4847. Purbadana 105,682 2 3,1798. Linggasari 229,548 3 6,058
Jumlah 1,164,193 20 36,614
Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Kembaran dan
Profil Puskesmas I Kembaran, jumlah seluruh penduduk di wilayah tanggung
jawab Puskesmas I Kembaran adalah sebesar 36,614 jiwa, dengan luas wilayah
1.164.193 ha. Jumlah tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan rasio yang
ditentukan pemerintah sebesar 30.000 : 1 unit puskesmas.
2. Visi Misi & Strategi Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
visi Menjadi Puskesmas yang diminati Pelanggan karena Pelayanan yang Baik
dan Memberikan Kesembuhan. Selanjutnya visi tersebut diterjemahkan dalam
tiga misi organisasi, yaitu:
(a) Memberi pelayanan secara profesional dan memuaskan,
(b) Selalu meningkatkan sumber daya manusia setiap karyawan, dan
(c) Meningkatkan sarana dan prasarana.
Misi adalah tujuan riil yang akan dicapai untuk menuju cita-cita utama
organisasi. Puskesmas berupaya mewujudkan cita-citanya menjadi puskesmas
yang diminati pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang professional
dan memuaskan. Pelayanan yang professional dan memuaskan tentu tidak akan
terwujud apabila tidak didukung oleh SDM dan sarana prasarana yang
memadahi. Oleh karena itu puskesmas juga berupaya mewujudkan pelayanan
yang diminati banyak orang dengan selalu meningkatkan kualitas SDM dan
sarana prasarananya.
Langkah strategis yang ditempuh untuk mewujudkan misi strategis
Puskesmas I Kembaran adalah:
-
5/26/2018 BAB IV_budi
4/69
56
a) Melaksanakan pendekatan kepada para pelaku pembangunan agardalam pembangunan kesehatan selalu mempertimbangkan dampak
yang dapat ditimbulkan
b) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor yang terkaitc) Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat
melalui kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat
meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga termasuk
KB dan pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya
sesuai kebutuhan.
d) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugasdalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat
e) Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayananmelalui perencanaan yang mantap dan mengusulkannya ke kabupaten
f) Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu,merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di puskesmas dan
puskesmas keliling.
Strategi Puskesmas I Kembaran disusun untuk mewujudkan sasaran
strategis. Puskesmas berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang
bermutu, merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di puskesmas dan
puskesmas keliling. Pelayanan tersebut dapat ditempuh dengan syarat
terpenuhinya sarana prasarana pelayanan. Dengan itu maka Puskesmas berupaya
melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayanan melalui perencanaanyang mantap. Puskesmas juga berupaya meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dengan melakukan pendekatan kepada pihak-pihak terkait.
3. Kedudukan dan Struktur Organisasi Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran merupakan salah satu bagian dari UPT dalam
Dinas Kesehatan yang bertugas melaksanakan fungsi Dinas Kesehatan
-
5/26/2018 BAB IV_budi
5/69
57
Banyumas di Kecamatan Kembaran. Oleh karena itu setiap program yang
direncanakan oleh masing-masing bidang dalam Dinkes Banyumas untuk
puskesmas harus dilaksanakan. Untuk melaksanakan tugas dari Dinkes
Banyumas tersebut, Puskesmas I Kembaran menyusun Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Organiasi (STKO) yang tidak jauh berbeda dengan STKO Dinas
Kesehatan. Setiap unit pelayanan yang ada di bagan organisasi puskesmas
adalah cerminan dari setiap seksi yang ada di Dinas Kesehatan. Bentuk struktur
organisasi Puskesmas I Kembaran adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3: Bagan Organisasi Puskesmas I KembaranSumber: Puskesmas I Kembaran
Puskesmas perlu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
sebagaimana yang telah direncanakan oleh Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
dan Rujukan di Dinkes. Puskesmas juga harus menyelenggarakan promosi
kesehatan sebagaimana yang direncanakan oleh Seksi Promosi Kesehatan
Dinkes. Perencanaan tersebut sekaligus disertai dengan petunjuk teknisnya
(Juknis) agar setiap puskesmas memiliki standar perilaku yang sama.
Kedudukan Puskesmas di bawah Dinas Kesehatan, berkenaan dengan
urusan penganggaran, Puskesmas juga tidak memiliki kewenangan yang lebih
kecuali hanya menyalurkan dana sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Puskesmas tidak diperkenankan mengelola anggaran dana untuk keperluan
diluar yang dianggarkan sebelum menjadi Badan Layanan Umum Daerah
-
5/26/2018 BAB IV_budi
6/69
58
(BLUD), apalagi menyisihkan untuk disimpan. Puskesmas harus menyerahkan
seluruh penerimaan retribusinya kepada pemerintah daerah.
4. Sumber Daya Manusia Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran termasuk kategori puskesmas yang minim sumber
daya manusianya. Untuk melayani penduduk yang cukup banyak, 36.614 jiwa,
Puskesmas I Kembaran baru memiliki seorang dokter umum dandua orangdokter
gigi. Untuk membantu pekerjaan, Puskesmas I Kembaran dibantu oleh tiga orang
perawat dan empat orang bidan.Sembilan bidan lagi adalah bidan desa, dan
Sembilan petugas lainnya adalah petugas teknis kesehatan. Selengkapnyasebagaimana yang tercantum dalam tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2: Daftar Ketenagakerjaaan Pukesmas I Kembaran Tahun 2011
No Jenis Tenaga PNS PTTHonor
PuskesmasJml Ket
1 Kepala Puskesmas 1 - - 1 S2
2 Dokter Umum 1 - - 1 S1
3 Dokter Gigi 1 - - 1 S1
4 Perawat Umum 3 - - 3 SPK DIII
5 Bidan Puskesmas 4 - - 4 DIII, DI6 Bidan Desa 4 5 - 9 DIII, D1
7 Petugas apotek 1 - - 1 SMF
8 Tenaga gizi 1 - - 1 DIII
8 Tenaga Kesmas 1 - - 1 S1
9 Tenaga sanitasi 1 - - 1 -
9 Pelaks. Lab & supir 2 - - 2 SMA, Analis
10 Cleaning Service 1 - 1 2 SMP
11 Pekarya 2 - - 2 SMA
Jumlah 22 5 1 29
Sumber: Profil Pukesmas I Kembaran Tahun 2012
Jumlah tersebut juga masih kurang untuk mencukupi seluruh kebutuhan
masyarakat. Dengan alasan tersebut Puskesmas lebih memberdayakan SDM dari
masyarakat berupa kader. Para kader dilatih untuk dapat membantu petugas
puskesmas untuk memaksimalkan kinerjanya. Bukan hanya kader, puskesmas
juga melatih dukun-dukun bayi yang ada di masyarakat untuk meminimalisir
jumlah kematian ibu dan bayi pada waktu proses melahirkan.
Tabel 4.3: Peran Serta Sumber Daya Masyarakat di Puskesmas I Kembaran
-
5/26/2018 BAB IV_budi
7/69
59
No Desa Posyandu Kader Dukun BayiDilatih Aktif % Dilatih Aktif %
1 Tambaksari 7 32 32 100 2 2 100
2 Bantarwuni 6 33 33 100 1 1 100
3 Dukuhwaluh 10 58 58 100 4 4 1004 Karangsoka 4 18 18 100 1 1 100
5 Karangsari 5 27 27 100 2 2 100
6 Kembaran 8 43 43 100 2 2 100
7 Purbadana 5 25 25 100 3 3 100
8 Linggasari 8 49 49 100 5 5 100
Jumlah 53 285 285 100 20 20 100
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran Tahun 2013
Kader desa sebagaimana forum kesehatan yang lain, berfungsi
mengembangkan sistem kesehatan desa, meliputi: kegiatan gotong royong
masyarakat,upaya kesehatan, pengamatan danpemantauan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, serta merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan
di desa. Dengan potensi tersebut, Puskesmas bermaksud mengoptimalkan kinerja
Puskesmas dengan dukungan partisipasi dari seluruh masyarakat.
Mulai akhir tahun ini SDM Puskesmas I Kembaran ditambah 2 orang
tenaga ahli, yaitu 1 orang dokter kandungan, dan 1 orang pengemudiAmbulance.
Penambahan ini berkenaan dengan mulai dibukanya layanan persalinan di
Puskesmas I Kembaran. Penambahan SDM ini pun tetap masih dirasa kurang
karena dianggap bukan berdasar pemenuhan kebutuhan melainkan berdasarkan
penambahan volume kerja. Bahkan petugas menganggap penambahan volume
kerja ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi puskesmas. Sebagaimana
pernyataan petugas Puskesmas I Kembaran,
Berkenaan dengan kecukupan kebutuhan sumber daya, kita masih
sangat kekuarangan SDM, apalagi dengan penambahan tugas layanan ini.
Sebentar lagi kita akan membuka layanan persalinan. Puskesmas ini akan
menjadi Puskesmas PONED. Oleh karena itu kita harus lebih pandai
membagi waktunya
Berbagai pelatihan senantiasa diikuti oleh petugas Puskesmas I Kembaran.
Baik yang diselenggarakan oleh Dinas Kesahatan atau pihak manapun.Pelatihan
itu diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM Puskesmas (lampiran 1)
sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan yang lebih berkualitas.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
8/69
60
5. Sumber Pendanaan Puskesmas I KembaranPenyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas I Kembaran
sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja (RAK) yang disusun, seperti RAK Tahun
2012, Puskesmas I Kembaran memperoleh alokasi dana penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sebesar Rp 365.863.800,-. Dana tersebut bersumber dari
APBD Kab/Kota sebesar Rp150.605.000,- dan APBN sebesar Rp 215.258.800,-
Tabel 4.4: Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Banyumas 2012
NO Sumber Biaya
Alokasi Anggaran Kesehatan
Rupiah %
1 APBD Kab/Kota (Rp150,605,000) 41
a. Belanja Langsung -
b. Belanja Tidak Langsung 150,605,000
2 APBN (Rp 215,258,800) 59
- Askeskin 145,258,800 40
- Bantuan Operasional Kerja (BOK) 70,000,000 19
Total Anggaran Kesehatan 365,863,800 100
Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran
Anggaran dari daerah diselenggarakan untuk membiayai belanja langsung
dan tidak langsung puskesmas seperti biaya operasional puskesmas, biaya
perawatan gedung, biaya pembelian alat-alat kesehatan, biaya jasa pelayanan, dll.
Sedangkan anggaran dari Pusat diselenggarakan untuk membiayai pelayanan
kesehatan seperti askeskin/jamkesmas dan BOK.
6. Fasilitas /Infrastruktur Pelayanan Puskesmas I KembaranDemi tercapainya visi misi pembangunan kesehatan Indonesia,
Terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya diwujudkan dalam Upaya Kesehatan
Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Fasilitas pelayanan puskesmas I
Kembaran adalah bentuk-bentuk daripada upaya kesehatan tersebut. Upaya
kesehatan wajib Puskesmas I Kembaran meliputi: (1) Promosi Kesehatan, (2)
-
5/26/2018 BAB IV_budi
9/69
61
Kesehatan Ibu dan Anak /Keluarga Berencana, (3) Perbaikan Gizi, (4) Kesehatan
Lingkungan, (5) Pencegahan Penyakit Menular, dan (6) Pengobatan.
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada dan disesuaikan dengan potensi
daerahnya.Upaya pengembangan yang diselenggarakan oleh Puskesmas I
Kembaran adalah: (1) Upaya Kesehatan Sekolah, (2) Upaya Perawatan
Kesehatan Masyarakat, (3) Upaya Kesehatan Gigi Mulut, (4) Upaya Kesehatan
Jiwa, (5) Upaya Kesehatan Mata, (6) Pelayanan Kesehatan Prausila dan usila,
dan (7) Pelayanan Laboratorium, sebagai pelayanan penunjang dari setiap upaya
wajib dan upaya pengembangan puskesmas
Sejak akhir tahun 2013 Puskesmas I Kembaran tengah mempersiapkan diri
untuk menjadi Puskesmas Pelayanan Obstetrik dan NeonatalEmergensi Dasar
(PONED)1. Manfaat dari PONED adalah Puskesmas memiliki tambahan fasilitas
berupa pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas,serta bayi baru lahir
dengan komplikasi. Fasilitas ini, sebagaimana yang direncanakan, diresmikan
pada awal tahun baru 2014 dengan fasilitas pelayanan 24 jam disertaimobil
ambulance, sehingga masyarakat dapat mengakses pelayanan bersalin setiap saat.
7. Sarana dan Prasarana Puskesmas I KembaranTersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik,
sangat dibutuhkan setiap organisasi dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, mustahil
tujuan akan dicapai. Demikian halnya Puskesmas I Kembaran, sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, juga
sangat memerlukan sarana dan prasarana. Puskesmas I Kembaran dalammenyelenggarakan pelayanan kesehatannya dilengkapi dengan sarana prasarana
kesehatan dan sarana prasarana penunjang. Sarana prasarana kesehatan adalah
sarana prasarana yang harus diadakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Sedangkan sarana prasarana penunjang adalah sarana prasarana yang
1Menurut Kep.Men.Kes RI No 828 Tahun 2008,Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat Inap
yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan
terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datangsendiri atau atas rujukan kader/ masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS
PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
10/69
62
diadakan agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lebih
baik. Bentuk sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas I Kembaran
adalah sebagaimana yang dicantumkan dalam daftar sarana prasarana kesehatan
sebagaimana tercantum dalam tabel 4.4 di bawah ini
Tabel 4.5: Daftar Sarana Prasarana Kesehatan Puskesmas I Kembaran
No Jenis Sarana/Prasarana Jml
Kondisi Rusak
RusakRingan
RusakSedang
RusakBerat
I Sarana Kesehatan - - - -
1. Puskesmas pembantu - - - -2. Polindes - - - -3. Rumah dinas dokter 1 - - -4. Rumah dinas perawat 1 - - -5. Rumah dinas bidan - - - -6. Puskesmas keliling roda 4 - - - -7. Ambulance 1 - - -8. Sepeda motor 3 1 - -9. Poskesdes 8 - - -10.Desa siaga 8 - - -
II Sarana penunjang - - - -
1.
Computer 6 - 12. Mesin Tik 3 - 1 13. Telepon/ HP 1/1 - - 14. Laptop 2 - - -
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran tahun 2013
Secara umum sarana prasarana kesehatan di Puskesmas I Kembaran sudah
cukup memadahi. Ruangan yang disediakan untuk layanan kesehatan sudah
mencukupi seluruh unit layanan yang ada. Ruangan untuk Klinik Umum, Gigi,
KIA/KB dan Laboratorium ditempatkan dalam satu bangunan yang cukup
strategis. Bahkan sejak awal bulan Januari 2014 ini Puskesmas I Kembaran telah
menambah sarana prasarana untuk unit persalinan dengan ruangan pelayanan
yang terletak di samping gedung utama. Selain itu Puskesmas I Kembaran juga
telah mendapatkan bantuan satu unitAmbulance dari Dinas Keseahatan
Banyumas. Dengan demikian masyarakat dapat lebih mudah untuk mengakses
pelayanan kesehatan, terutama bagi yang membutuhkan transportasi darurat
dapat segera menghubungi Puskesmas I Kembaran.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
11/69
63
8. Capaian Pembangunan Kesehatan Puskesmas I Kembaran Tahun 2012Pembangunan kesehatan di Kec. Kembarana, khususnya untuk wilayah
Puskesmas I Kembaran, masih diarahkan pada upaya peningkatan derajat
kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial.
a. Derajat Kesehatan Masyarakat1) Angka Kesakitan
Berdasarkan laporan bagian Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Tingkat Puskesmas (SP2TP), beberapa kasus penyakit yang
ditemukan dan di tangani oleh Puskesmas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6: Daftar Penyakit yang ditemukan dan ditangani Puskesmas
Jenis
Penyakit
Penyakit yang di
temukan dan ditangani
2011 2012
Penyakit
Menular
Acute Flaccid Paralysis - -
TB Paru 29 kasus 72 kasus
Pneumonia 16 balita 30 balita
HIV/AIDS - -
Diare 464 kasus 769 kasus
Kusta 0 orang 2 orangPenyakit yang dapat
dicegah dgn Imunisasi
(PD3I)
- -
Demam Berdarah
Dengue
6 kasus 21 kasus
Malaria 0 kasus 2 kasus
Filariasis - -
Penyakit
Tidak
Menular
Neoplasma 80 kasus 35 kasus
Diabetus Melitus 278 kasus 217 kasus
Hipertensi 1.283 kasus 1.149 kasus
Dekompensatio Kordis 424 kasus 278 kasusStroke 44 kasus 44 kasus
Penyakit Paru Obstruktif
Menahun (PPOM)
176 kasus 140 kasus
Asma Bronkhial 453 kasus 272 kasus
Katarak 70 kasus 21 kasus
Kecelakaan lalu lintas 65 kasus 37 kasus
Psikosis 105 kasus 68 kasus
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran diolah
2) Angka Kematian
-
5/26/2018 BAB IV_budi
12/69
64
Selama tahun 2012, Puskesmas I Kembaran mendapati kematian
bayi dan balita berupa 16 bayi lahir mati dari 637 bayi dan 1 balita.
Dari 16 kasus bayi lahir mati yang ada, 9 kasus adalah terjadi di KIA
Puskesmas I Kembaran. Angka tersbut meningkat jika dibandingkan
dengan tahun 2011. Jumlah kasus kematian bayi/balita di tahun 2011
berjumlah 9 bayi, dan seluruhnya terjadi di luar pelayanan KIA
Puskesmas I Kembaran.
3) Status Gizi Bayi dan BalitaPengukuran status gizi bayi dan balita dihitung dari berat
badannya. Dengan menggunakan standar Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) dan penimbangan balita, diperoleh capaian sebagai berikut:
Tabel 4.7: Status Gizi Bayi dan Balita Wilayah Puskesmas I
Kembaran
Jenis Jumlah Penimbangan Kasus
Bayi 628 jiwa 628 jiwa 34 bayi BBLR
Balita 2.933 jiwa 2.416 jiwa - 1.271 balita (Naik)- 20 balita di bawah
garis merah (BGM)
- 6 balita gizi burukSumber: POA Puskesmas I Kembaran
Tingginya prosentase bayi berstatus BBLR (5,4%), dan balita
berstatus BGM (0,8%) adalah sesuatu yang harus dipecahkan.
Menurut puskesmas, kejadiaan ini berkaitan dengan kualitas dan
intensitas pemeriksaan K1 dan K4, ststus gizi ibu hamil, kepatuhan
ibu hamil minum zat besi (fe), Beban kerja ibu hamil, dan bagaimana
kinerja petugas Puskesmas dalam melayani kesehatan masyarakat itu
sendiri, baik dari aspek prefentif, promotif sampai kuratif
4) Pemberian Tablet Besi dan Imunisasi Tetanust Ibu HamilPuskesmas I Kembaran melakukan imunisasi kepada para ibu
hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.
Selama tahun 2012 Puskesmas I Kembaran memeriksa 644 ibu hamil
dengan perolehan kinerja sebagai berikut:
-
5/26/2018 BAB IV_budi
13/69
65
Tabel 4.8: Imunisasi Ibu Hamil di Puskesmas I Kembaran
No Jenis
Tablet
2011 2012
Ibu Hamil Imunisasi Ibu Hamil Imunisasi
1 Fe -1 672 709 664 6982 Fe -3 672 647 664 647
3 TT -3 672 21 664 39
4 TT -4 672 92 664 142
5 TT -5 672 118 664 253
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran Tahun 2013
Berdasarkan data di atas, Puskesmas I Kembaran belum mampu
mengimunisasi seluruh ibu hamil karena satu dan banyak hal.
Meskipun tugas ini menjadi tanggung jawab puskesmas, namun
sebenarnya keaktifan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan
adalah faktor utama, karena petugas sudah menyelenggarakan
pelayanan imunisasi secara rutin di tiap-tiap desa. Kebanyakan dari
masyarakat akan memeriksakan kandungan setelah kandungan
berumur tua. Padahal system imun (kekebalan) yang dibentuk dengan
imunisasi tidak dapat terbentuk dalam waktu yang sangat singkat itu.
Hal ini yang sebenarnya dikhawatirkan petugas atas kejadian bayi
yang lahir dalam kondisi tidak sehat.
b. Perilaku MasyarakatPerilaku masyarakat adalah indikator keikutsertaan masyarakat
dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat. Perilaku masyarakat yang sehat dapat dinilai dari keaktifan
masyarakat dalam melaksanakan/mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan Puskesmas, seperti penyuluhan kesehatan dan posyandu.
Pada tahun 2012 ini puskesmas I Kembaran dapat menyelenggarakan
kegiatan penyuluhan sebanyak 203 kegiatan dan membina posyandu
masyarakat di wilayah Puskesmas I Kembaran berjumlah 53 pos yang
terdiri dari:
- Posyandu Pratama : 4 Posyandu-
Posyandu Madya : 13 Posyandu- Posyandu Purnama : 23 Posyandu
-
5/26/2018 BAB IV_budi
14/69
66
- Posyandu Mandiri : 7 Posyanduc. Kesehatan Lingkungan
Puskesmas I Kembaran melakukan pemeriksaan rumah warga,
sarana sanitasi dasar serta tempat umum dan tempat pengelolaan makan
masyarakat. Antara jumlah rumah dengan jumlah KK ternyata tidak
seimbang. Jumlah seluruh rumah yang ada di wilayah Puskesmas I
Kembaran adalah 8.417 unit, dengan 25.893 Kepala Keluarga. Apabila
dilbuat rata-rata berarti setiap satu unit rumah diisi oleh 3 s.d. 4 Kepala
Keluarga. Untuk tahun 2012 Puskesmas I Kembaran baru mampu
melakukan survey terhadap 8.054 unit rumah dengan hasil pemeriksaansebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.9: Jumlah Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan
No Pemeriksaan Jumlah yang
diperiksa
Hasil Pemeriksaan
1 Rumah Sehat 8.054 rumah 4.788 rumah sehat
2 Persediaan Air
Bersih
25.93 KK 8.691 KK memiliki
persediaan air sendiri
3 Jamban 8.250 KK 3.579 KK memilikiJamban ideal
4 Tempat Sampah 8.250 KK 5.909 KK memiliki
tempat sampah
5 Pengelolaan Air
Limbah
8.250 KK 4.788 KK memiliki
SPAL sendiri
6 Pasar 1 Unit Kondisi baik
7 Pemeriksaan Jentik
Nyamuk
7.619 Rumah 7.458 Rumah bebas
Jentik Nyamuk DB
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran
Pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas I
Kembaran masih tergolong rendah. Dari sejumlah rumah yang
dikunjungi, masih banyak yang tergolong rumah prasehat. Selanjutnya
dari sejumlah kepala keluarga yang dikunjungi, masih banyak yang
belum memiliki persediaan air sendiri yang sehat, belum memiliki tempat
sampah, dan kebanyakan dari mereka membuang limbah airnya ke sungai
-
5/26/2018 BAB IV_budi
15/69
67
B. Hasil PenelitianPada bagian ini disajikan hasil penelitian berdasarkan analisis data
dengan sistematika yang disesuaikan dengan urutan fokus penelitian
sebagaimana diuraikan pada rumusan masalah dan fokus penelitian. Adapun data
yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data-data yang mencerminkan kinerja
Puskesmas I Kembaran dari keempat perspektif, yaitu perspektif pelanggan,
keuangan, proses internal dan pengembangan & pembelajaran. Keempat target
tersebut yang nantinya menjadi tolok ukur keberhasilan puskesmas. berdasarkan
konsep balanced scorecard, Puskesmas dikatakan baik kinerjanya apabila
mampu memenuhi target kerja dalam waktu dan cara yang telah ditentukan.
Kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas I kembaran, secara singkat dapat
digambarkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.10: Scorecard dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas I Kembaran
Perspektif Indikator Target Capaian
Pelanggan Cakupan Pelanggan 100% 98,2%
Pangsa Pasar Seluruh
Masyarakat
Masyarakat
umum, mayoritas
perempuanRetensi Pasien 100% 55%
Akuisisi Pasien - 31%
Keuangan Target pendapatan
Retribusi
Rp 214.091.000,-. Rp 310.826.600,-
Ekonomi < 100% 100%
Eifisiensi > 100% 85%
Efektifitas > 100% 145%
Proses
Internal
Pengurangan waktu
pelayanan
Standarisasi
pelayanan
Melebihi standar
(MCE = 932%)
Pengembang-
an dan
Pembelajaran
Partisipasi
Masyarakat
Cek kesehatan
secara rutin
Cukup terlaksana
Pengembangan
Kapasitas SDM
Empat bulan
sekali
Tidak terlaksana
Sarana Prasarana
dan Teknologi
Setiap Tahun Cukup terlaksana
Sumber: Data Primer diolah
Berdasarkan alat pengukuran kinerja Balanced Scorecard, KinerjaPelayanan kesehatan Puskesmas I Kembaran terlihat unggul dalam perspektif
-
5/26/2018 BAB IV_budi
16/69
68
keuangan dan pelanggan. Keunggulan kinerja Puskesmas dalam perspektif
keuangan sangat terlihat dalam aspek efektivitas pelayanannya karena mampu
melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam perspektif pelanggan
kinerja Puskesmas I Kembaran terlihat unggul jika dilihat dari tingkat cakupan,
pangsa pasar dan akuisisi pasiennya. Cakupan pelayanan yang diselenggarakan
secara keseluruhan hampir memenuhi target sebagaimana yang ditetapkan dalam
SPM Kesehatan dan Pergub Jateng.
Adapun kinerja Puskesmas I Kembaran dari perspektif proses internal
serta perspektif pengembangan dan pertumbuhan masih kurang baik. Dalam
perspektif proses internal, pelayanan kesehatan di puskesmas sebenarnya sudahbaik namun karena kurang mampu mengontrol jumlah pasien yang datang
mengakibatkan mutu pelayanan sedikit terabaikan, terutama dalam hal standar
waktu pelayanannya. Dalam perspektif pengembangan dan pertumbuhan,
Puskesmas I Kembaran kurang mampu memaksimalkan kinerjanya karena
keterbatasan kewenangan dalam menyelenggarakan pelatihan dan pembelajaran
bagi para petugasnya.
a. Perspektif PelangganKinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif pelanggan diukur
dari cakupan pelayanan, pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan
dan kepuasan pelanggan. Cakupan pelanggan menggambarkan batasan
kemampuan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pangsa pasar menggambarkan potensi pelanggan yang dimiliki oleh
puskesmas dalam rangka pengembangan organisasi. Retensi pelanggan
mengukur tingkat kesetiaan pelanggan terhadap puskesmas, sedangkan
akuisisi pelanggan mengukur kemampuan puskesmas dalam
mengembangkan kebaruan pelanggan, sehingga puskesmas menjadi lebih
luas jangkauannya.
1) Cakupan Pelanggan Puskesmas I KembaranCakupan pelanggan menggambarkan kemampuan puskesmas
dalam menampung kebutuhan kesehatan masyarakat. Target cakupan
pelanggan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan untuk Puskesmas di
-
5/26/2018 BAB IV_budi
17/69
69
tahun 2015 adalah sebagaimana yang dicantumkan dalam tabel 4.11,
secara umum Puskesmas I Kembaran dituntut untuk dapat melayani
seluruh kebutuhan kesehatan masyarakat. Berdasarkan target yang telah
ditetapkan, perolehan data menyatakan bahwa puskesmas I Kembaran
cukup baik dalam melayani masyarakat.
Tabel 4.11: Pencapaian SPM Puskesmas I Kembaran Tahun 2012
berdasarkan Kep.Men.Kes No 741 Tahun 2008
No KegiatanTarget
2015
Capaian
2012
1. Cakupan kunjungan ibu (K4) 95 93,8
2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 80 100
3. Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90 100
4. Cakupan pelayanan nifas 90 100
5. Cakupan Noenatus dengan komplikasi yang
ditangani
80 100
6. Cakupan Kunjungan Bayi 90 100
7. Cakupan Desa UCI 100 100
8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 100
9. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat
perawatan
100 100
10. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24
bulan dari keluarga miskin
100 100
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat
100 100
12. Cakupan Peserta KB Aktif 70 76.3
13. Cakupan Penemuan dan Penanganan penderita
penyakit
100 100
14. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 100
Rata-rata 98,2
Sumber: Laporan SPM Puskesmas I Kembaran tahun 2013
Prosentase 98,2 % adalah menunjukkan bahwa hampir seluruh
target yang ditetapkan oleh Dinkes dalam SPM Kesehatan dapat dicapai
oleh Puskesmas I Kembaran, bahkan ada capaian yang mampu melebihi
targetnya. Beberapa cakupan yang dapat melebihi target antara lain:
Komplikasi kebidanan yang dapat ditangani; Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan; Pelayanan nifas;
-
5/26/2018 BAB IV_budi
18/69
70
Noenatusdengan komplikasi yang ditangani; Kunjungan bayi; Pelayanan
anak balita; Peserta KB Aktif; dan Desa siaga aktif.
Capaian pelanggan untuk kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas I
Kembaran memang belum mampu mencapai target. Sesungguhnya
capaian untuk kunjungan ibu hamil, apabila dirinci di setiap desa,
sebagian besar sudah memenuhi target, kecuali desa Kembaran dan
Purbadana, padahal kedua desa tersebut justru desa terdekat dengan
lokasi Puskesmas Induk.
Tabel 4.12: Daftar Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas I Kembaran
No Desa Jml K1 K4 %1. Tambaksari 72 79 77 106.92. Bantarwuni 69 82 80 115.93. Dukuhwaluh 138 140 139 100.74. Karangsoka 31 33 35 112.95. Karangsari 48 73 47 97.96. Kembaran 132 124 97 73.57. Purbadana 72 56 52 72.28. Linggasari
102 117 96 94.1Jumlah 664 704 623 93.8
Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran 2012
Salah seorang dari bidan desa yang ada menjelaskan tentang
persoalan kunjungan ibu hamil tersebut sebagai berikut:
biasanya ibu hamil sejak pertama kali hingga kunjungan
ketiga memeriksakan kandungannya di Puskesmas. Namun menjelang
kelahiran, banyak keluarga yang menyarankan untuk melahirkanbayinya di dokter kandungan langganan keluarganya saja, atau di
daerah orang tuanya
Berdasarkan keterangan dari bidan desa tersebut dapat diketahui
bahwa pasien tidak menyelesaikan pemeriksaannya hingga
pemeriksanaan ke-4 dikarenakan faktor pertimbangan pilihan keluarga.
Faktor ekonomi dan akses informasi yang lebih luas dimungkinkan
menjadi faktor pendukung fenomena tersebut. Desa kembaran dan
purbadana merupakan desa yang sebagian masyarakatnya adalah
-
5/26/2018 BAB IV_budi
19/69
71
berkecukupan atau memiliki perekonomian menengah ke atas. Dengan
alasan itulah mereka cenderung memilih klinik swasta untuk tempat
melahirkan.
2) Pangsa Pasar Puskesmas I KembaranPangsa pasar menggambarkan bagian pasar yang dapat diraih
oleh Puskesmas I Kembaran. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran tidak
hanya melayani pasien pemilik Jamkesmas atau Askes saja, melainkan
seluruh masyarakat secara umum. Berdasarkan data kunjungan pasien di
Puskesmas, justru pasien yang lebih banyak berkunjung ke Puskesmas I
Kembaran adalah pasien umum.
Tabel 4.13: Daftar Kunjungan Pasien di Puskesmas I Kembaran Tahun
2012 ( Bulan SeptemberDesember)
Tujuan Baru Lama Total Prosentase
Bayar Dalam 1,248 1,811 3,059 33.07%
Luar 698 847 1,545 16.70%
Askes Dalam 21 385 406 4.39%
Luar 17 108 125 1.35%
Jamkesmas Dalam 738 2,743 3,481 37.63%
Luar 114 211 325 3.51%
Lain-Lain Dalam - - - 0.00%
Luar - - - 0.00%
Jamkesda /Banyumas Sehat
Dalam 29 244 273 2.95%
Luar 8 9 17 0.18%
Gratis Dalam 15 3 18 0.19%
Luar 1 - 1 0.01%
Total 2,889 6,361 9,250 100%
Sumber : Simpus Puskesmas I Kembaran Tahun 2012
Jumlah pasien terbanyak yang berkunjung ke Puskesmas I
Kembaran adalah pasien umum (pasien yang tidak ditanggung
pelayanannya oleh Jamkesmas atau jaminan kesehatan lainnya). Data
tersebut memberikan sebuah pemahaman bahwa Puskesmas I Kembaran
memiliki pangsa pasar yang cukup baik. Data kunjungan Puskesmas I
Kembaran untuk pasien tanpa jaminan kesehatan mencapai prosentase
49,77% dari seluruh pasien yang ada, sedangkan sisanya sebesar 41,14%
merupakan pasien pemilik kartu Jamkesmas, 3,13% berupa Pasien
-
5/26/2018 BAB IV_budi
20/69
72
Jamkesda, 5,74% berupa pasien pemilik kartu Askes dan 0,20% berupa
pasien gratis (tanpa biaya pengobatan).
Pangsa pasar untuk Puskesmas I Kembaran berdasarkan jenis
kelamin pasien, lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan
rincian data kunjungan sebagai berikut:
Tabel 4.14: Jumlah Pengunjung Puskesmas I Kembaran Berdasarkan
Jenis Pelayanan dan Jenis Kelamin
No Jenis LayananJenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1. KB 0 267 2672. KIA 0 474 4743. Klinik Sehat Konsultasi 3 4 74. BP Umum 469 726 12315. BP Gigi 295 598 893
Jumlah 767 2.069 2.872
Prosentase 27% 72% 100%
Sumber: Data Kunjungan Pasien diolah
Jumlah pengunjung Puskesmas I Kembaran didominasi oleh
pasien perempuan sebesar 72%. Pengunjung untuk Unit pelayanan KB
dan KIA seluruhnya adalah pasien perempuan. Balai Pengobatan Umum
dan Gigi juga didominasi oleh pasien perempuan. Adapun dari jenis
pelayanannya, Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh
pasien BP Umum daripada unit pelayanan yang lainnya. Petugas
Puskesmas I Kembaran memberikan penjelasan sebagai berikut:
Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh
pasien peremuan. Jika dilihat dari jenis layanan yang disediakan
puskesmas memang cenderung lebih banyak untuk melayanikesehatan perempuan. Selain itu memang waktu pelayanan di
pagi hingga siang hari memang lebih mudah bagi perempuan
untuk berobat ke puskesmas ketimbang laki-laki yang mayoritas
sedang berada di tempat kerja masing-masing
Berdasarkan keseluruhan data di atas, Puskesmas I Kembaran
memiliki pangsa pasar pasien umum yang justru tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan. Berdasarkan jenis kelamin, Puskesmas I Kembaran
didominasi oleh pasien perempuan, dan berdasarkan dari jenis
-
5/26/2018 BAB IV_budi
21/69
73
pelayanannya, Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh
pasien yang mengakses pelayanan pengobatan umum.
3) Retensi (Kesetiaan) Pasien Puskesmas I KembaranRetensi pasien menggambarkan kemampuan Puskesmas dalam
mempertahankan hubungan baik dengan pasiennya. Retensi pasien
Puskesmas I Kembaran dapat diukur dari jumlah pasien yang berkunjung
kembali ke puskesmas dalam jangka waktu tertentu. Adapun prektek di
lapangan, sesuai dengan data yang dapat diperoleh dari Simpus, tingkat
retensi pasien hanya mencapai 55% dengan rincian data sebagai berikut.
Tabel 4.15: Jumlah Pasien yang Berkunjung Kembali ke Puskesmas
sejak bulan September 2013 s.d. Januari 2014
Unit PelayananJumlah
Pasien
Pasien yang
datang KembalaiProsentase
Klinik Gigi 893 395 44%
Klinik KB 165 75 45%
Klinik Umum 1.231 75 6%
Klinik KIA 474 374 79%
Kunjungan K1K4 704 623 88%
Rata-rata 55%
Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran 2014
Kesetiaan pasien untuk Klinik Gigi dan Klinik KB dinilai kurang
baik. Terlebih untuk pasien Klinik Umum, kesetiannya dinilai sangat
buruk. Namun untuk pasien Klinik KIA serta kungjungan K1-K4 dinilai
sangat baik. Puskesmas I Kembaran sebenarnya mengharapkan setiap
pasiennya untuk tidak hanya sekali dalam memeriksakan kesehatan agar
lebih terkontrol kesehatannya. Namun karena adanya faktor lain seperti
pilihan keluarga, jarak yang bagi pasien dianggap jauh, faktor kesibukan
dan lain sebagainya, beberapa pasien enggan untuk kembali ke
Puskesmas.
Program K1-K4 di Puskesmas tingkat retensinya cukup baik
karena mau tidak mau setiap ibu hamil pasti sangat memperhatikan
kesehatan dan keselamatan diri dan kandungannya, sehingga terdoronguntuk rutin memeriksakan kandungan. Adapun untuk tahapan terakhir,
-
5/26/2018 BAB IV_budi
22/69
74
menjelang kelahiran, beberapa pasien mulai menentukan pilihannya
untuk melaksanakan proses kelahirannya di Puskesmas atau di tempat
lain yang disarankan oleh keluarga. Karena alasan tersebut nilai retensi
pasien K1-K4 tidak dapat mencapai 100%.
4) Akuisisi Pasien Puskesmas I KembaranAspek Akuisisi mengukur kemampuan Puskesmas untuk menarik
pasien baru. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan
aksesibilitas Puskesmas I Kembaran. Dengan semakin besar prosesntase
akuisisinya dapat dikatakan bahwa Puskesmas memiliki tingkat
aksesibilitas yang tinggi. Penilaian akusisi pasien dilakukan dengan cara
membandingkan antara jumlah pasien yang baru dengan jumlah seluruh
pasien dalam satu tahun. Puskesmas I Kembaran dalam hal ini tidak
mempunyai target yang jelas terhadap perolehan pasien baru, sehingga
dapat dikatakan tidak memiliki target. Adapun data di bawah ini
menggambarkan potensi yang cukup baik berkenaan dengan prosentase
pasien baru di Puskesmas I Kembaran.
Tabel 4.16: Kunjungan Pasien Baru Puskesmas I Kembaran tahun 2012
Jenis Pasien Baru Lama Total
BAYAR Dalam 1,248 41% 1,811 59% 3,059
Luar 698 45% 847 55% 1,545
ASKES Dalam 21 5% 385 95% 406
Luar 17 14% 108 86% 125
JAMKESMAS Dalam 738 21% 2,743 79% 3,481
Luar 114 35% 211 65% 325
LAIN-LAIN Dalam - 0% - 0% -
Luar - 0% - 0% -JAMKESDA /BMS SEHAT
Dalam 29 11% 244 89% 273
Luar 8 47% 9 53% 17
GRATIS Dalam 15 83% 3 17% 18
Luar 1 100% - 0% 1
Total 2,889 31% 6,361 69% 9,250
Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran tahun 2014
Berdasarkan data di atas dapat diketahui prosentase pasien baru
yang mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas I Kembaran cukup
-
5/26/2018 BAB IV_budi
23/69
75
baik (31%). Pasien baru tersebut terdiri dari pasien dalam dan pasien luar
wilayah Puskesmas I Kembaran. Tingkat akuisisi sebesar 31% tersebut
apabila dirinci dalam setiap kelompok pasien maka dapat diketahui
bahwa pasien bayar memiliki nilai akuisisi yang cukup tinggi dengan
prosentase 41% untuk pasien dalam (1.248 jiwa) dan 45% untuk pasien
luar (698 jiwa).
Akuisisi Puskesmas I Kembaran juga dapat dilihat dari jumlah
peserta KB yang baru. Setiap tahun selalu ditemukan pasangan usia subur
yang baru. Untuk tahun 2012, jumlah pasangan usia subur di wilayah
Puskesmas I Kembaran adalah sebesar 6,414 pasangan. Namun dari
seluruh pasangan usia subur yang ada, tidak seluruhnya mengikuti
program KB. Di bawah ini diperlihatkan data tentang jumlah pasangan
usia subur (PUS) yang menjadi peserta KB, baik yang masih aktif
maupun yang baru mendaftar.
Tabel 4.17: Peserta KB Baru dan Aktif di Puskesmas I Kembaran
DesaJumlah
PUS
Peserta KB baru Peserta KB aktif
Jumlah % Jumlah %
Tambaksari 740 156 21.1 527 71.2
Bantarwuni 615 102 16.6 446 72.5
Dukuhwaluh 1,456 223 15.3 1,046 71.8
Karangsoka 377 81 21.5 267 70.8
Karangsari 539 104 19.3 387 71.8
Kembaran 997 181 18.2 729 73.1
Purbadana 598 103 17.2 433 72.4
Linggasari 1,092 180 16.5 755 69.1
Jumlah 6,414 1,130 17.6 4,590 71.6
Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran tahun 2012
Sebagaimana tercantum dalam tabel, tahun 2012 peserta KB baru
di Puskesmas I Kembaran sejumlah 1.130 pasangan. Apabila
dibandingkan dengan jumlah peserta KB yang sudah aktif, penambahan
anggota KB adalah sebesar 25%. Meskipun prosentasenya kecil, namun
penambahan pasien lebih dari dua ribu jiwa tiap tahun tersebut
mencerminkan potensi pangsa pasar yang patut dipertahankan dan
dikembangkan oleh Puskesmas I Kembaran.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
24/69
76
b. Perspektif FinansialKinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif finansial,
sebagaimana penilaian kinerja organisasi sektor publik dalam konsep
balanced scorecard adalah mengukur kemampuan Puskesmas dalam
mengurangi biaya pelayanan kesehatan untuk menghasilkan pelayanan yang
maksimal bagi pasien. Penilaian kinerja Puskesmas I Kembaran dalam
perspektif finansial lebih tepat dinilai dengan konsep value for money, yakni
dinilai dari aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitasnya. Aspek ekonomi
menilai kinerja keuangan puskesmas dari kemampuannya dalam menghematdan ketepatan pembelanjaan. Aspek efisiensi menilai kinerja puskesmas dari
kemampuannya menghemat pembiayaan operasional dalam memperoleh
pendapatan. Sedangkan aspek efektivitas menilai kinerja puskesmas dalam
hal kemampuannya mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif financial secara umum
dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.18: Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif finansial
No Aspek Penilaian Hasil
1 Ekonomi Realisasi pengeluaran /
Anggaran pengeluaran) x
100%
= (365,863,800,- /
365,863,800,-) x 100%
= 100% (normal)
2 Efisiensi (Output/Input) x 100% = (310.826.600,- /
365,863,800,- ) x 100%
= 85% (kurang efisien)
3 Efektivitas (Realisasi Pendapatan/
Anggaran Pendapatan) x
100%
= (310.826.600,- /
214,091,000,-
= 145 % (efektif)
Sumber: Laporan Keuangan Puskesmas I Kembaran tahun 2012
Berdasarkan data yang diperoleh, Puskesmas I Kembaran cukup
ekonomis dan cukup bertanggungjawab dalam membelanjakan anggaran
dananya. Maksud dari penilaian ini adalah bahwa Puskesmas I Kembaran
senantiasa membelanjakan anggaran dananya sesuai dengan RAB yang telah
-
5/26/2018 BAB IV_budi
25/69
77
ditetapkan sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari nilai ekonomi keuangan
yang mencapai 100%. Kinerja keuangan Puskesmas I Kembaran dari aspek
efisiensi terlihat kurang efisien. Biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan pelayanan tidak sebanding dengan pendapatan yang
diperoleh dari retribusi pelayanan. Biaya yang dikeluarkan Puskesmas I
Kembaran dalam waktu satu tahun mencapai Rp 365,863,800,-, sedangkan
dalam satu tahun anggaran Puskesmas I Kembaran hanya memperoleh
pendapatan retribusi sebesar Rp 310.826.000,-. Berdasarkan perolehan angka
tersebut sebenarnya Puskesmas mengalami kerugian sebesar 15% atau
sebesar Rp 55,037,800. Sedangkan dari aspek efektivitas Puskesmas I
Kembaran dinilai sangat efektif dalam menyelenggarakan pelayanan karena
mampu memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada target yang
ditetapkan sebelumnya. Puskesmas I Kembaran ditargetkan oleh pemerintah
untuk mendapatkan pemasukan retribusi sebesar Rp 214,091,000,-. Namun
dalam prakteknya Puskesmas I Kembaran justru memperlihatkan prestasinya
dengan memperoleh pendapatan retribusi yang lebih besar sebanyak 45%,
atau sebesar Rp 310.826.600,-.
1) Aspek EkonomiPenilaian kinerja keuangan dalam aspek ekonomi pada dasarnya
mengukur kemampuan sebuah organisasi untuk mengurangi pemborosan
dalam pembelanjaan modal. Namun dalam sektor publik, sebagaimana
yang terjadi pada Puskesmas, upaya penghematan pembelanjaan tidak
dapat ditempuh kecuali dalam tahapan penyusunan RAB. Setelah dana
diturunkan atau setelah RAB disetujui, maka pembelanjaan harus
dilakukan sesuai dengan perencanaannya. Hal ini ditegaskan oleh
pernyataan kepala Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:
Kami ini kan hanya sebatas pelaksana kebijakan
pemerintah saja, jadi seluruh anggaran sudah ditentukan oleh
pemerintah. RAB yang disusun harus disesuaikan dengan
program dan ketersediaan dana pemerintah. Begitu juga dengan
pembelanjaannya, sudah pasti harus sesuai dengan
anggarannya. Kalau tidak sesuai, seumpama mengurangi jatah
atau menambah anggaran, justru kami yang dikenai sanksi
-
5/26/2018 BAB IV_budi
26/69
78
RAB Puskesmas I Kembaran untuk tahun 2012 yang disetujui
pemerintah tercantum 365,863,800,-. Pembiayaan dari RAB tersebut
seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah. Berkaitan dengan dana
tersebut, Puskesmas I Kembaran selalu menghabiskan seluruh dana yang
diterima untuk keperluan Puskesmas sebagai RAB yang telah disahkan
tersebut.
Beberapa kemungkinan resiko akan dialami apabila Puskesmas
mencoba berinovasi dalam mengelola keuangan, dan kemungkinan resiko
yang paling ringan adalah mengembalikan sisa dana yang tidak
terbelanjakan ke pemerintah. Inilah yang sedang dihindari oleh
Puskesmas I Kembaran. Berdasarkan pengalaman di tahun sebelumnya,
bahwa Puskesmas I Kembaran pernah berinovasi dalam mengelola
keuangan sehingga mampu menyisihkan sebagian dana untuk cadangan
kebutuhan tak terduga. Puskesmas I Kembaran mampu menyisakan dana
sebesar 5% dari setiap anggaran pembelanjaan. Namun maksud baik
tersebut ternyata justru menjadi boomerang bagi Puskesmas. Mereka
mendapatkan konsekuensi wajib mengembalikan sisa dana tersebut dan
mengalami pengurangan anggaran dana pada tahun berikutnya.
2) Aspek efisiensiAspek ini mengukur kinerja Puskesmas dalam meminimalisir
besaran biaya operasional yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Hasil yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
pendapatan retribusi pelayanan. Pengukuran kinerja dari aspek efisiensi
dapat diukur dengan membandingkan input dan output keuanganPuskesmas. Input keuangan Puskesmas adalah besaran dana yang
dialokasikan oleh puskesmas untuk penyelenggaraan pelayanan selama
setahun. Sedangkan output keuangan Puskesmas berupa jumlah
penerimaan yang diperoleh dari retribusi selama setahun.
Kinerja keuangan Puskesmas I Kembaran dalam aspek efisiensi
memang dinilai kurang. Adapun alasan yang disampaikan oleh kepala
Puskesmas sebagai berikut:
-
5/26/2018 BAB IV_budi
27/69
79
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan itu kan
sebenarnya dibiayai oleh pemerintah, sedangkan biaya retribusi
itu bukan pengganti biaya pelayanan, namun sekedar
pembayaran jasa yang nantinya disetorkan seluruhnya kepada
Dinas Pendapatan Daerah. Maka wajar apabila pengeluaranlebih besar daripada pendapatannya
Dana yang dialokasikan pemerintah untuk Puskesmas I
Kembaran adalah Rp 365,863,800,-.Adapun perolehan Puskesmas di
tahun 2012 yang diperoleh dari retribusi pelayanan kesehatan selama
setahun adalah Rp 310.826.600,-. Dengan demikian Puskesmas
mengalami pemborosan pembiayaan pelayanan sebesar 15%.
3) Aspek efektivitasAspek efektivitas menggambarkan kinerja Puskesmas I dalam
meraih target pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya. Target
tersebut lebih mudah diwujudkan dalam angka berupa besaran
pendapatan retribusi pelayanan. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran
cukup efektif menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Nilai efektivitas
pelayanan dari perspektif keuangan, berdasarkan perbandingan antara
output (realisasi penerimaan) dengan outcome (anggaran
penerimaan/target) adalah sebesar 1,45%. Hal ini dapat terjadi karena
penerimaan Puskesmas I Kembaran Rp 310.826.600,-, lebih besar
daripada target yang ditentukan pemerintah sebesar Rp 214,091,000,-.
Data perolehan retribusi tiap bulan secara terperinci dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 4. 19: Pendapatan Retribusi Puskesmas I Kembaran tahun 2012
No Bulan Jumlah
1 Januari 34,491,000
2 Februari 13,436,500
3 Maret 13,038,500
4 April 13,916,000
5 Mei 11,321,300
6 Juni 62,363,000
7 Juli 13,606,0008 Agustus 22,754,300
-
5/26/2018 BAB IV_budi
28/69
80
9 September 13,858,200
10 Oktober 15,336,700
11 November 68,720,300
12 Desember 27,984,800
Jumlah Total 310,826,600
Sumber: Laporan Keuangan Puskesmas I Kembaran diolah
Seluruh pendapatan tersebut disetorkan kepada pemerintah
melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Mengetahui hal tersebut
Pemkab. Banyumas selanjutnya menaikkan target minimal pendapatan
retribusi untuk tahun berikutnya. Kepala Puskesmas menjelaskan
persoalan kenaikan target retribusi pelayanannya sebagai berikut:
Tahun lalu Puskesmas I Kembaran mampu memperoleh
pendapatan rertribusi yang cukup besar hingga melebihi target
yang ditentukan pemerintah. Karena itulah tahun ini (2013) kami
dikejar target lebih besar lagi menjadi Rp. 395.017.750,-
Berdasarkan ketiga aspek yang telah diteliti tersebut Puskesmas I
Kembaran termasuk berkinerja baik dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Puskesmas cukup tertib dan patuh administrasi dalam
pengelolaan uang dan mampu meraih prestasi dengan pendapatan yangmelebihi target. Adapun soal pemborosan pembiayaan (inefisiensi
pelayanan), adalah hal yang wajar bagi instansi pelayanan publik.
c. Perspektif Proses InternalPengukuran kinerja dalam perspektif proses internal akan
memberikan gambaran kemampuan Puskesmas I Kembaran dalam mengelola
inovasi, proses operasional dan proses pelayanan yang sesuai dengan
kehendak pelanggannya. Penilaian kinerja dalam perspektif ini dilakukan
dengan cara mewawancarai petugas dan mengamati perkembangan serta
proses kerja yang dilakukan oleh setiap petugas dalam menyelenggarakan
pelayanan.
1) Proses InovasiProses inovasi adalah mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan
masa kini dan masa mendatang serta mengembangkan solusi baru untuk
-
5/26/2018 BAB IV_budi
29/69
81
kebutuhan pelanggan. Inovasi yang dilakukan Puskesmas I Kembaran
dilakukan atas dua dasar. Pertama, inovasi dilakukan untuk
meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Hal ini dilakukan
dengan jalan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan melalui beberapa
sumber, seperti SMS, kotak saran, bidan desa, dll. Kedua, inovasi
dilakukan meningkatkan prestasi. Hal ini dilakukan dengan jalan
mengakses informasi ke pemerintah terkait perkembangan program-
program kesehatan yang terbilang baru. Dengan demikian Puskesmas I
Kembaran lebih cepat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sebagaimana
yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas I Kembaran:
peningkatan dan perubahan pelayanan memang terus kamiupayakan. Seperti yang sedang kami upayakan saat ini, Puskesmas
akan menyelenggarakan pelayanan persalinan di Puskesmas. jadi
mulai awal tahun 2014 Puskesmas I Kembaran berubah status
menjadi Puskesmas PONED. Kalau hanya mendengarkan
keinginan masyarakat saja justru kita tidak dapat melakukan
inovasi, soalnya kita tidak memiliki kewenangan untuk merubah
jenis pelayanan yang sudah ada.
Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, memang Puskesmas
I Kembaran sejak tahun 2008 tidak pernah berhenti melakukan perbaikan.
Salah satu inovasi pelayanan yang paling aktual adalah adanya
penambahan pelayanan persalinan 24 jam. Inovasi tersebut ditandai
dengan adanya gedung persalinan baru yang difasilitasi dengan ruangan
rawat inapnya serta mobil ambulance yang dapat dimanfaatkan untuk
menjemput pasien yang jauh dari lokasi puskesmas.
2) Proses operasionalProses operasional mengidentifikasikan sumber-sumber
pemborosan dalam proses operasional Puskesmas, baik dalam
permborosan SDM, peralatan/ sarana-prasarna, waktu, sistem dan
pemborosan hasil kerja. Dalam hal ini salah seorang petugas menjelaskan
proses operasional Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:
Proses pelayanan yang diselenggarakan Puskesmas I
Kembaran sudah pasti harus sesuai dengan Protap (Prosedur
tetap) yang ditentukan pemerintah. Berbagai pengumuman jugasudah kami sertakan, kami temple, dan kami umumkan kepada
-
5/26/2018 BAB IV_budi
30/69
82
masyarakat dalam kegiatan lokmin untuk memperjelas jenis dan
alur pelayanannya
Berdasarkan keterangan petugas di atas, Kinerja Puskesmas I
Kembaran pada hakikatnya terbilang baik. Proses pelayanan yang
diselenggarakan untuk melayani pasien sudah disesuaikan dengan prosedur
pelayanannya. Puskesmas I Kembaran memiliki standar prosedur pelayaan
yang cukup baik sebagaimana bagan pelayanan di bawah ini:
Gambar 4.7: Bagan Alur Pelayanan Kesehatan Puskesmas I Kembaran
Sumber: Puskesmas I Kembaran
Dengan kejelasan prosedur tetap pelayanan, ditambah dengan
beberapa pengumuman tambahan lainnya, pelayanan Puskesmas I
Kembaran dapat berjalan dengan efektif. Adapun kendala-kedala yang
dihadapi dalam menjelankan tugas sebenarnya timbul akibat
keterbatasan-keterbatasan yang ada, sebagaimana dijelaskan oleh petugas
puskesmas di bawah ini:
Jumlah SDM yang berada di Puskesmas I Kembaran jika
dibandingkan dengan jumlah pasien yang hadir setiap harinya,justru Puskesmas sangat merasa kekurangan tenaga. Begitu juga
dengan waktu pelayanan, antara yang disediakan dengan yang
dibutuhkan sangat timpang. Idealnya setiap pasien memperoleh
waktu pelayanan minimal 10 menit. Namun karena keterbatasanSDM, setiap pasien hanya menerima pelayanan maksimal 3 menit.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
31/69
83
Sedangkan terkait tentang ketersediaan peralatan, sebenarnya
memang Puskesmas I Kembaran masih kekurangan banyak
fasilitas. Bahkan seringkali kita kebingungan mencari penyedia
dana untuk mencukupi kebutuhan operasional puskesmas disaat
dana dari pemerintah belum turun
Puskesmas I Kembaran memang seringkali mengalami kendala
dalam hal proses operasional. Faktor penyebab utamanya adalah
keterbatasan SDM dan kuranglancarnya pencairan dana dari pemerintah.
Keterbatasan SDM mengakibatkan pelayanan menjadi sedikit lambat bagi
pasien yang datangnya terlambat, karena harus menunggu pelayanan
lebih lama.Upaya pengurangan waktu seharusnya sudah tidak permasalahkan
lagi oleh masyarakat karena petugas sudah berusaha dengan maksimal.
Idealnya dokter memeriksa pasien tidak kurang dari 10 menit. Untuk
pelayanan yang memerlukan tindakan idealnya membutuhkan waktu
tidak kurang dari 20-30 menit. Pelayanan kesehatan di Puskesmas I
Kembaran dimulai pukul 07.00 s.d. 14.00 WIB. Dengan standar waktu
pelayanan yang sedemikian rupa, idealnya Puskesmas I Kembaran tidak
perlu menerima pasien lebih dari 20 - 35 pasien per unit pelayanan.
Namun kenyataan di lapangan sangat jauh dari batas idealnya. Rata-rata
pasien yang berkunjung ke Puskesmas I Kembaran tiap hari lebih dari
100 orang, secara rinci dapat disimak dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.20: Perbandingan Antara Kapasitas Pelayanan dengan Jumlah
Pasien yang berkunjung Tiap Hari
No Jenis Pelayanan Kapasitas
pelayanan
Jumlah Pasien berkunjung
Min Max Rata-Rata
1 Klinik Gigi 2035 3 18 13
2 Klinik Umum 2535 52 101 73
3 Klinik KB/KIA 2035 3 17 12
Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran tahun 2013
Klinik Gigi dan klinik KB/KIA masih cukup representatif untuk
menyelenggarakan pelayanan. Namun bagaimana dengan Klinik Umum?
Apabila dilihat dari batas ideal, maka pelayanan kesehatan di klinik
-
5/26/2018 BAB IV_budi
32/69
84
umum Puskesmas I Kembaran sudah sangat tidak ideal. Setiap pasien
hanya memperoleh waktu pelayanan sekitar 35menit. Kondisi ini tentu
tidak akan perlu lagi untuk dilakukan upaya pengurangan waktu
pelayanan. Jumlah tersebut pun sudah melalui pembatasan waktu
pendaftaran, dimana pendaftaran pemeriksaan maksimal pukul 10.00
WIB, selebihnya itu tidak akan dilayani. Adapun lamanya pelayanan
bukan dikarenakan lamanya pelayanan, namun karena jumlah pasien
yang sangat banyak maka sangat dimungkinkan bagi pasien yang datang
pukul 10.00 akan dilayani di akhir waktu pelayanan. Sebagai gambaran,
pasien yang hadir paling awal, akan dapat mengakses pelayanan dengan
sangat cepat. Mulai dari pendaftaran hingga pengambilan obat dapat
dilayani cukup 10 menit. Namun bagi pasien yang hadirnya sekitar pukul
10.00 WIB kemungkinan besar baru akan pulang pukul 14.30 WIB
(lampiran). Berikut ini adalah hitungan MCE Waktu pelayanan kesehatan
yang berjalan di puskesmas I Kembaran.
Waktu (menit) jumlah pasien MCE
0 sd 15 6 67%
15 sd 30 12 148%
30 sd 45 6 240%
45 sd 60 11 347%
60 sd 90 13 508%
90 sd 120 12 749%
120 sd 180 24 1002%
180 sd 240 29 1418%
> 240 23 1675%
Total pasien 136 932% (rata-rata)
Dari 136 pasien yang hadir ke puskesmas 1 Kembaran, ternyata
hanya 6 pasien yang dapat dilayani sesuai dengan standar pelayanan.
Selain daripada itu pasien dilayani dengan waktu yang lebih panjang.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat pasien yang
harus mengorbankan waktu lebih dari 240 menit (4 jam) untuk
memperoleh pelayanan kesehatan.
3) Proses pelayanan
-
5/26/2018 BAB IV_budi
33/69
85
Proses pelayanan menilai kinerja Puskesmas I Kembaran yang
berkaitan dengan pelayanan pasien, seperti: pelayanan pasca
pemeriksaan, menyelesaikan masalah yang timbul pada pasien dengan
cepat, melakukan tindak lanjut secara proaktif dan tepat waktu, dan
memberikan sentuhan pribadi (personal touch) kepada pasien.
Puskesmas I Kembaran jarang sekali menemui pasien yang
melakukan komplain pelayanan. Pasien yang kembali ke puskesmas
adalah pasien yang memang secara rutin berkunjung untuk melakukan
pemeriksaan, seperti KB, KIA dan Gigi. Meskipun demikian Puskesmas I
Kembaran memiliki prosedur tetap untuk menangani keluhan pasiennya
atau masyarakat. Proses penanganan keluhan pasien yang disampaiakan
dengan datang langsung ke Puskesmas atau melalui SMS/ kotak saran,
seluruhnya dapat segera ditanggapi oleh petugas.
Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan kepada seluruh
anggota Puskesmas, petugas Puskesmas I Kembaran terbilang jarang
berkomunikasi dengan pasiennya. Dari seluruh petugas Puskesmas I
Kembaran yang berjumlah 30 orang, ada 22 petugas yang menjawab
pernah tetapi jarang. Enam petugas lainnya menjawab tidak pernah dan
hanya 1 orang yang menjawab sering berkomunikasi dengan pasiennya.
Intensitas komunikasi adalah salah satu ciri paling mendasar dari proses
membangun hubungan baik dengan pelanggannya. Dengan jarangnya
komunikasi dengan pasien menandakan hubungan yang dibangun antara
petugas dengan pasien adalah hubungan formal impersonal, bukan
personal touch.
Ketepatan waktu pelayanan menjadi persoalan yang belum mampu
terselesaikan. Apabila diukur dari standar pelayanan di tiap tahapan
pelayanan, Puskesmas I Kembaran memiliki kinerja sangat baik karena
jumlah total waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari lima menit. Namun
apabila diukur dari jumlah keseluruhan waktu yang dikorbankan pasien,
terutama bagi pasien yang hadrinya terlambat, maka Puskesmas I
-
5/26/2018 BAB IV_budi
34/69
86
Kembaran kinerjanya dinilai sangat buruk, karena pasien yang hadir
pukul 10.00 harus antre hingga pukul 14.00
Berdasarkan penjelasan proses pelayanan tersebut, Kinerja
Puskesmas I Kembaran dari aspek proses pelayanan dinilai masih kurang
maksimal karena sikap pelayanan yang masih sangat formal impersonal.
Kecepatan pelayanan yang dijelaskan diatas bukan mencerminkan sikap
ketanggapan petugas terhadap kebutuhan pelanggan melainkan sikap
keterpaksaan karena banyaknya pelanggan yang datang.
Berdasarkan berbagai uraian kinerja Puskesmas I Kembaran dalam
perspektif proses internal di atas, baik dari proses inovasi, prosesoperasional serta proses pelayanan, seluruhnya adalah cukup baik.
Puskesmas cukup inovatif dalam membangun pelayanan kesehatan publik
di Kec. Kembaran. Proses seluruh pelayanan kesehatan, baik KIA/KB,
Unit Pengobatan Umum, atau Unit Pengobatan Gigi, sudah dijalankan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena kondisi
yang tidak mendukung seperti keterbatasan SDM, kewenangan dan dana,
maka beberapa aspek dalam kinerja menjadi kurang termaksimalkan,
seperti masih adanya pasien yang mengalami waktu tunggu yang lama
d. Perspektif Pengembangan dan PembelajaranPerspektif pengembangan dan pembelajaran organiasi
menggambarkan Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam melakukan inovasi
melalui peningkatan dan pengembangan SDM dan sumber daya lainnya.
Perspektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi,pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu
diperbaharui. Pengukuran kinerja dalam perspektif ini dilakukan dengan
mengamati pelatihan yang telah didokumentasikan oleh Puskesmas I
Kembaran.
1) Pengembangan dan Pembelajaran untuk Pegawai PuskesmasPuskesmas I Kembaran tidak dapat menyelenggarakan pelatihan atau
pendidikan untuk petugasnya. Hal ini terjadi karena Puskesmas adalah salah
satu bagian dari instansi yang lebih besar yakni Dinas Kesehatan. Meskipun
-
5/26/2018 BAB IV_budi
35/69
87
demikian Puskesmas masih dapat melakukan pengembangan SDM melalui
pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan. Keterangan
ini disampaiakan oleh Kepala Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:
sebenarnya kami ingin melakukan pelatihan untuk para
petugas yang ada di Puskesmas I Kembaran. Tetapi setiap usulan
pelatihan dan pendidikan yang kami ajukan seringkali diabaikan oleh
pemerintah. Kata mereka usulan ini kurang penting bagi pemerintah
karena sudah ada pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah,
sehingga puskesmas cukup mengikuti saja
Berdasarkan hasil survey, dari 30 petugas yang ada di Puskesmas,
50% diantaranya pernah memperoleh pelatihan, sedangkan sisanya belum
pernah. Pelatihan yang diikuti sebagian diantaranya adalah pelatihan yangdiselenggarakan oleh dinas kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran
sedikit mengalami kesulitan dimana kebutuhan pendidikan dan pelatihan
sangat dibutuhkan oleh setiap petugas sedangkan pelatihan yang
diselenggarakan oleh pemerintah biasanya hanya meminta perwakilan saja.
Akibatnya hasil pelatihannya kurang maksimal. Adapun pelatihan yang telah
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan diikuti oleh petugas Puskesmas I
Kembaran adalah sebagaimana dicantumkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.21: Data Petugas Puskesmas I Kembaran yang telah mengikuti Diklat
No Nama Jabatan Diklat yang Pernah diikuti
1 drg. Tri Handayani Ka. Puskesmas Dikpim IV
2 Muhimah Perawat Penyelia
Pelatihan Petuas UKS
Puskesmas se JATENG,Pelatihan Penerapan ProsesKeperawatan,Diklat FungsionalPerawat Puskesmas,
3 Endang Pratiwi Kasubag TUKinerja Puskesmas, DiklatpimIV
4 Ester SiswatiBidan PelaksanaLanjutan
LSS, APN, DDTK
5TriwelasAstutiningsih,A.Md.Keb
Bidan PelaksanaLanjutan
Tehnis Fungsional Bidan,Diklat Jarak Jauh, APN,
ASFIKSIA, DDTK,POSKEDES, Laborat HB,TenisFungsional Gizi, CTUImplan,IUD,Kinerja Puskesmas
6 Taswen,A.M.KebBidan PelaksanaLanjutan
LSS,APN,Tehnis FungsionalBidan, Poskesdes, CTU Implan,IUD
-
5/26/2018 BAB IV_budi
36/69
88
7 Alvu Kartika MNFBidan PelaksanaLanjutan
Inserci & Pencabutan Implan,Inseci & Pencabutan IUD, LSS,APN, PONED, DDTK, ResusiBayi BBL,Tehnik Fungsional
Bidan,Poskesdes
8Indah JuliWidowati
Asisten ApotekerPelaksanaLanjutan
Pendidikan & PelatihanPengelola Obat di Puskesmas
9Titah Nurul R.,Amd.KL
SanitarianPelaksana
Fungsional Promkes
9 Emy Pramuji Bidan Pelaksana
Funsional Bidan, LSS, APN,
Implan,Imunisasi,Poskesdes,PPK DON (Pedoman PenanganKegawat Daruratan Obstetri &Neonatal)
10
Ratna Sulistyana,
A.M. Keb Bidan Pelaksana
Desa Siaga, Asfiksia,Imunisasi,
CTU Implan,IUD,APN
Sumber: Puskesmas I Kembaran
Jumlah keseluruhan pegawai Puskesmas I Kembaran ada 30 orang,
sedangkan yang pernah mendapatkan pelatihan baru 10 orang. Sedangkan
lima orang lagi, yang mengaku telah mendapatkan pelatihan, adalah petugas
baru yang memperoleh pelatihan sebelum dipindahkan ke Puskesmas I
Kembaran.Meskipun sudah terwakili dari masing-masing unit pelayanan namun
hasilnya akan berbeda apabila setiap petugas pernah mengalami pelatihan
sendiri secara langsung. Untuk meminimalisir kelemahan itu, Puskesmas I
Kembaran memaksimalkan fungsi pembinaan dan pembelajaran dalam setiap
pertemuan. Puskesmas I Kembaran memiliki jadwal pertemuan rutin tiap
bulan untuk internal puskesmas dan pertemuan lokakarya mini (lokmin) tiap
tiga bulan sekali. Adapun kendala yang sedang dihadapi adalah hadirnyapetugas baru. Puskesmas harus membangun budaya kerja dari awal lagi,
sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas:
Kami sebenarnya sudah membangun budaya kerja yang
baik bersama petugas yang lama. Dengan hasil pelatihan ISO
9001:2000, setiap petugas memiliki keseragaman semangat untuk
menciptakan budaya mutu. namun setelah peristiwa pemutasian
pegawai besar-besaran, budaya yang telah dibangun tiba-tiba hilang
dan sekarang harus mulai membangun lagi dari awal. Ini yang
menjadi kendala kami saat ingin meningkatkat kinerja pelayanan
-
5/26/2018 BAB IV_budi
37/69
89
Berkenaan dengan pengembangan dan pembelajaran, salah satu
aspek yang juga perlu dikembangkan adalah motivasi pegawai. Salah satu
faktor pendorong motivasi adalah sistem penghargaan yang baik. Sistem
penghargaan di Puskesmas I Kembaran dirasakan masih kurang tertata
dengan baik. Seperti halnya di instansi publik yang lainnya, sistem
penghargaan pegawai belum tertata dengan baik. Adapun penilaian petugas
terhadap sistem penghargaan yang ada di Puskesmas I Kembaran adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.22: Penilaian Petugas Terhadap Sistem Penghargaan Puskesmas
yang diselenggarakan
No Keterangan Ada Tidak Ada Total
1 Imbalan Penghargaan 23 (77%) 7 (23%) 30 (100%)
2 Sanksi Hukuman 16 (53%) 14 (47%) 30 (100%)
Sumber: Data Primer diolah
Bagi para petugas, keberadaan penghargaan dan sanksi sebenarnya
cukup diakui. Mereka menganggap Puskesmas I Kembaran memiliki sistem
penghargaan untuk menghargai prestasi pegawai dan sanksi untuk pegawai
yang melanggar. Namun setelah ditelusuri lebih dalam ternyata penghargaan
dan sanksi yang dimaksud adalah penghargaan berupa ucapan terimakasih
dan sanksi berupa teguran. Sebagaimana hasil survey di bawah ini:
Tabel 4.23: Bentuk Penghargaan/ Sanksi yang diberikan Puskesmas Kepada
Petugas yang Melaksanakan Tugas dengan Baik
Penghargaan Sanksi
No Keterangan Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Uang, 6 20% 7 23%
2 Barang, 0 0% 3 10%
3 Ucapan selamat/
teguran
1 3% 10 33%
4 Tidak ada
penghargaan/ sanksi
23 77% 10 33%
Total 30 100% 30 100%
Sumber: Data Primer diolah
Penghargaan ataupun sanksi yang seringkali diberlakukan adalah
ucapan terimakasih/selamat bagi yang berprestasi dan teguran bagi yang
melanggar aturan. Sebagian dari mereka memang ada yang pernahmendapatkan imbalan berupa uang, namun tidak seberapa karena itu adalah
-
5/26/2018 BAB IV_budi
38/69
90
imbalan pengganti transport yang seringkali diberikan kepada setiap petugas
yang telah melaksanakan tugas di luar kantor.
Bentuk sanksi dalam bentuk uang sebagaimana terlihat dalam tabel di
atas bukan uang denda yang harus dibayar karena melakukan pelanggaran,
namun hanya sekedar pertanggungjawaban petugas untuk mengganti uang
yang dihilangkan. Begitu juga dengan barang, bahwa petugas yang merusak
fasilitas kantor diharuskan mengganti barang tersebut.
Keinginan Puskesmas untuk member insentif bagi petugas yang
berprestasi sangat sulit diwujudkan. Puskesmas terkendala dengan
keterbatasan dana, sebagaimana dijelaskan oleh kepala puskesmas:
Puskesmas ini memang belum ada sistem penghargaan yangbaik, setiap petugas yang berprestasi hanya mendapatkan ucapan
selamat dan yang melanggar atau berkinerja buruk hanya
mendapatkan teguran dari atasan tanpa sanksi apapun. Sebenarnya
ingin memberi insentif, tetapi tidak ada alokasi dananya
Tabel 4.24: Pengalaman Petugas Terhadap Penghargaan atau Sanksi di
Puskesmas I Kembaran
Penghargaan Sanksi
No Keterangan Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Pernah 5 17% 7 23%
2 Tidak pernah 25 83% 23 77%
Total 30 100% 30 100%
Sumber: Data Primer diolah
2) Pengembangan dan Pembelajaran untuk MasyarakatMengingat fungsi Puskesmas bukan hanya melakukan pelayanan
kuratif, tetapi juga pelayanan preventif, puskesmas juga perlu melakukan
upaya peningkatan mutu SDM masyarakat. Berkaitan dengan hal itu salah
satu petugas Puskesmas memberikan penjelasan sebagai berikut:
Kami selalu menghimbau pasien yang datang ke Puskesmas
untuk rutin datang ke Puskesmas untuk mempermudah masyarakat
menjaga kesehatannya. Terlebih bagi pasien gigi, KIA atau KB
Pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat dalam proses
pelayanan kesehatan adalah pembangunan kesehatan partisipatif. Masyarakat
diharapkan bersedia untuk rutin ke puskesmas sehingga petugas mudah untuk
-
5/26/2018 BAB IV_budi
39/69
91
mengontrol kesehatan masyarakat. Perilaku ini adalah wujud daripada
tindakan preventif kesehatan. Bentuk kegiatan preventif tersebut antara lain:
a) Bagi masyarakat ibu hamil, disarankan mengecek kesehatankandungan secara rutin minimal empat kali selama kehamilan, yaitu
pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan dua kali
pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal.
Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali
hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan
seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
b) Klinik Gigi, menyarankan masyarakat untuk memeriksakan kondisigiginya minimal dua kali dalam satu tahun bagi pasien normal/sehat,
atau minimal empat kali bagi pasien yang sakit gigi.
c) Klinik Umum, mengingat cuaca yang tidak menentu, petugasmenyarankan masyarakat untuk melakukan cek kesehatan secara rutin
ke puskesmas untuk menjaga stamina dan kesehatan.
3) Pengembangan dan Pembelajaran dalam Teknologi dan SaranaPrasarana
Upaya pengembangan teknologi dilakukan oleh Puskesmas dengan
baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penghargaan yang diperoleh
Puskesmas I Kembaran dari Kabupaten Banyumas, bahwa Puskesmas I
Kembaran tercatat sebagai pengguna Simpus (Sistem Informasi Puskesmas)
versi terbaru yang pertama kali. Penggunaan simpus sangat membantu sekali
urusan Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Petugas
tidak lagi disibukkan dalam urusan menyusun laporan karena pendataan
dilakukan secara otomatis oleh simpus. Dengan demikian petugas dapat
dimaksimalkan untuk mengurusi pasien.
Upaya pengembangan sarana prasarna puskesmas belum begitu
maksimal. Hingga saat ini belum ada pembaruan sarana prasarana lagi
kecuali pengadaan kendaraan mobil ambulanceuntuk menunjang pelayanan
persalinan. Pernyataan ini ditegaskan oleh pernyataan petugas puskesmas:
sehubungan dengan RAB yang disetujui hanya
menyantumkan pembelanjaan modal lancar, yaitu sarana pelayanan
-
5/26/2018 BAB IV_budi
40/69
92
yang habis pakai, maka pembaruan peralatan belum dapat dilakukan
secara maksimal
Anggaran pendanaan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
Puskesmas memang sangat terbatas. Berikut adalah rincian Rencana
Anggaran Belanja Puskesmas I Kembaran untuk tahun 2013:
Tabel 4.23: RAB Puskesmas I Kembaran Tahun 2013
No Sumber
Anggaran
Uraian Belanja Besaran
Anggaran
1 BOK
(70.000.000)
Upaya Kesehatan Masyarakat 59,044,000
Penunjang Kegiatan Manajemen
Puskesmas
10,956,000
2 APBD(150,605,000) Belanja Pegawai 6,300,000Belanja Bahan Habis Pakai 20,421,500
Belanja Bahan/ Material 2,102,000
Belanja Jasa Kantor 14,160,000
Belanja Perawatan Kendaraan
Bermotor
4,272,500
Belanja Cetak dan Penggandaan 4,088,200
Belanja Makan dan Minum 2,280,000
Belanja Perjalanan Dinas 900,000
Belanja Pemeliharaan 30,092,000
Belanja Jasa Pelayanan Publik 46,813,896
Belanja Modal Pengadaan
Perlengkapan Kantor
3,600,000
Belanja Meubelair 13,375,000
Belanja Alat Kedokteran 2,199,904
3 APBN
(121,315,000)
Pelayanan Rawat Jalan Tk I 83,000,000
Pelayanan Persalinan 10,500,000
Pelayanan Rujukan 315,000
Pelayanan Jampersal 27,500,000
Total Anggaran Belanja 341,920,000
Sumber: POA Puskesmas I Kembaran tahun 2013
Anggaran untuk upaya peningkatan sarana prasarana kurang dapat
terpenuhi. Sebagian besar anggaran dana dialokasikan untuk biaya
operasional pelayanan. Dana BOK dialokasikan untuk upaya pelayanan
kesehatan masyarakat dan sebagian untuk peningkatan manajemen seperti
pembelian ATK dan biaya penyusunan laporan. Anggaran dari APBD
dialokasikan untuk operasional pegawai, jasa pelayanan dan pembelian bahan
habis pakai. Sedangkan anggaran dari APBN (Jamkesmas dan Jampersal)
dialokasikan untuk jaminan pelayanan masyarakat. Dari seluruh anggaran
-
5/26/2018 BAB IV_budi
41/69
93
sebesar Rp 341,920,000,-, untuk melengkapi peralatan kesehatan hanya
dialokasikan dana sebesar Rp 2,199,904,-.
C. Pembahasan1. Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam Konsep Balanced Scorecard
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi (Mahsun, 2006). Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target
tertentu yang hendak dicapai. Sedangkan Penilaian kinerja (performance
measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang
dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai
seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan
maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan
(Robertson, 2002).
Menurut Lohman (2003) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas
penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis
organisasi. Whittaker (dalam BPKP, 2000) menjelaskan bahwa pengukuran
kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Simons (dalam BPKP, 2000)menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor
implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil aktual
dengan sasaran dan tujuan strategis. Jadi pengukuran kinerja adalah suatu metode
atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan
kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui
kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas.Dengan demikian dalam menilai kinerja organisasi perlu beberapa
-
5/26/2018 BAB IV_budi
42/69
94
elemen pokok yang harus dipenuhi. Elemen pokok pengukuran kinerja tersebut
antara lain (Mahsun, 2006):
a) Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.b) Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.c) Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas)
a. Perspektif Pelanggan organisasi (The customer perspective)Perspektif pelanggan dalam organisasi sektor publik merupakan
tumpuan (leverage) utama = Menjadi Puskesmas yang diminati
Pelanggan karena Pelayanan yang Baik dan Memberikan Kesembuhan
Puskesmas I Kembaran berupaya penuh untuk memberikan kepuasan bagi
pelanggannya serta menjadi perantara masyarakat dalam mewujudkan
kesembuhan, karena kesehatan adalah salah satu indikator dari indikator
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan organisasi public adalah untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat (welfare society) (Mahmudi, 2007:
136). Menurut Edi suharto (dalam Afifah & Dahlan, 2006: 24), kesehatan
bagi masyarakat dapat dikategorikan dalam kebutuhan non material.
Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan masyarakat aman dan
bahagia karena kebutuhan dasarnya dapat dipenuhi serta manakala manusia
memperoleh perlindungan dari risiko utama yang mengancam
kehidupannya.
Prinsip dalam mewujudkan welfare societymenurut Briggs (Afifah &
Dahlan, 2006: 33) adalah adanya jaminan sosial dan menyelenggarakanpelayanan pada tingkatan yang paling baik = jaminan yang diberikan oleh
Puskesmas I Kembaran diwujudkan dalam misi organisasinya, yaitu
member pelayanan secara professional dan memuaskan, meningkatkan
SDM dan sarana prasarananya.
1) Cakupan PelangganBerkaitan dengan Standar Pelayanan Minimual (SPM)
Kesehatan, angka 98,2% adalah wujud kecakapan Puskesmas I
Kembaran dalam melaksanakan tugas/amanat pemerintah.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
43/69
95
Keberhasilan dalam aspek cakupan pelanggan merupakan perwujudan
dari kepatuhan Puskesmas terhadap instruksi pemerintah.
Cakupan pelanggan yang diutarakan di atas adalah ragam
pelayanan yang mampu disediakan Puskesmas untuk melayani
masyarakat. Dalam konsep Balanced Scorecard Puskesmas
semestinya menyelenggarakan pelayanan bukan atas dasar instruksi
pemerintah melainkan berdasarkan permohonan masyarakat, karena
suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin
mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan
dipersepsikan konsumen (Srimindarti, 2004: 52-64). Meskipun
Puskesmas tidak dapat mengambil kebijakan sendiri, tetapi
berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa kinerja
puskesmas I Kembaran dinilai cukup baik. Puskesmas I Kembaran
adalah unit pelaksana teknis daerah (UPTD) daripada Dinas
Kesehatan Banyumas. Konsekuensinya, kebijakan penyelenggaraan
pelayanan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan, termasuk
menentukan jumlah pelayanan yang harus diselenggarakan.
Berkaitan dengan nilai cakupan yang belum mencapai 100%,
yakni cakupan kunjungan ibu (K4) yang baru mencapai 93,8%,
mencerminkan kewenangan puskesmas yang tidak mengikat
kebebasan masyarakat secara mutlak. Masyarakat masih memiliki
kebebasan untuk memilih penyedia layanan kesehatan yang dianggap
sesuai.
2)
Pangsa Pasar (Market Share)Menurut Sumarwan, dkk (2011) Pangsa pasar merupakan
bagian pasar yang dapat diraih oleh perusahaan. Dalam hal ini
masyarakat kembaran yang dapat diraih oleh Puskesmas I Kembaran
adalah masyarakat umum baik pemegang kartu jaminan ataupun
tidak. Mayoritas yang berkunjung ke Puskesmas adalah kaum
perempuan. Berdasarkan data dari simpus, sebagian besar pasien yang
berkunjung justru pasien yang tidak menggunakan kartu jaminan
-
5/26/2018 BAB IV_budi
44/69
96
kesehatan. Selain itu, pasien Puskesmas I Kembaran bukan hanya
masyarakat kembaran, tetapi masyarakat di luar wilayah Kembaran.
Azizah (2013), pembahasan tentang pangsa pasar adalah
menetapkan siapa yang harus dilayani. Kembali lagi pada visi misi
dan fungsi pokok organisasi, bahwa Puskesmas I Kembaran bukan
hanya untuk kelompok tertentu saja melainkan diperuntukkan seluruh
masyarakat kembaran baik laki-laki ataupun perempuan, tua atau
muda, serta yang memegang kartu jaminan kesehatan ataupun yang
tidak. Berkaitan dengan itu fokus utama pelayanan kesehatan di
Puskesmas I Kembaran adalah masyarakat kembaran. Namun
demikian, perlu ada perhatian khusus untuk masyarakat tertentu
seperti ibu hamil dan balita. Dengan demikian pangsa pasar
Puskesmas I Kembaran cenderung didominasi oleh perempuan. Hal
ini sependapat dengan pernyataan Gasperz (2006:210) bahwa fokus
utama sektor publik adalah masyarakat (publik) dan kelompok-
kelompok tertentu (interest grups).
Pangsa pasar menjadi salah satu indikator meningkatnya
kinerja pemasaran Puskesmas. semakin luas pangsa pasar akan
semakin mudah Puskesmas dalam mengembangkan pelayanannya.
Gaspersz (2013) menjelaskan bahwa pangsa pasar digunakan untuk
memahami ukuran pasar di mana organisasi itu sedang beroperasi dan
tingkat pertumbuhan sebagai indikator kunci untuk menilai
pertumbuhan penjualan potensial di masa yang akan datang. Imelda
(2004) menjelaskan bahwa perspektif pelanggan menggambarkan
pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi. Saat iniPuskesmas I Kembaran berada pada segmen pasar Ibu Hamil dan
Balita. Masyarakat umum masih kurang termaksimalkan. Berbagai
kemungkinan dapat terjadi, apakah Puskesmas I Kembaran akan
memaksimalkan pelanggannya yang sudah mapan, yaitu Ibu dan
Anak, untuk menjadi garapan serius, atau mencoba memperluas
pangsa pasar potensial yang belum tergarap secara maksimal untuk
dikembangkan, yaitu kaum remaja dan lansia.
-
5/26/2018 BAB IV_budi
45/69
97
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai oleh perusahaan (Oemar, 2013). Segmentasi
pasar adalah suatu proses dimana melaluinya orang-orang dengan
kebutuhan yang sama dikelompokkan ke dalam individu dan
kelompok yang dapat diidentifikasi. Segmentasi pasar merupakan
proses dua langkah dalam menamakan pasar produk yang luas dan
mensegmentasikan mereka untuk memilih pasar sasaran dan
mengembangkan bauran pemasaran yang cocok
3) Kesetiaan Pelanggan (Customer Retention)Mahmudi (2007) menjelaskan bahwa kesetiaan pelanggan
menunjukkan tingkat dimana perusahaan/ organisasi dapat
mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Kesetiaan sangat erat
kaitannya dengan pangsa pasar, atau sebaliknya. Pangsa pasar terjadi
karena tingginya kesetiaan. Dengan demikian Puskesmas memiliki
tingkat kesetiaan yang tinggi atas Pasien Ibu dan Anak. Hal ini
dibuktikan dari tingginya tngkat retensi pasien Ibu Hamil dalam
mengakses pelayanan K1K4 mencapai 88%.
Rahmawati,dkk (2004) menjelaskan bahwa tingkat penjualan
yang terus berkembang dan berulang dari konsumen merupakan
pencerminan loyalitas pelanggan atau kepuasan yang diperoleh,
dengan demikian loyalitas konsumen menjadi ukuran dalam
perspektif pelanggan. Dengan pemahaman ini tingkat retensi 88%
untuk pelayanan K1-K4 adalah wujud kinerja Puskesmas yang baik.
Kesetiaan atau loyalitas itu timbul karena adanya kelekatan daripasien terhadap pelayanan dari Puskesmas. Adapun kesetiaan yang
muncul dari masyarakat kembaran terhadap pelayanan kesehatan
pusekesmas I Kembaran tergolong kesetiaan yang lemah. Mengapa
demikian? Menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) kesetiaan
pelanggan adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, pabrikan,
pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang
menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang
-
5/26/2018 BAB IV_budi
46/69
98
Menurut Jill Griffin (2003:22) terdapat empat jenis loyalitas
yang muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang
dengan pola pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-
jenis loyalitas konsumen yaitu: no loyality (tanpa loyalitas), inertia
loyality(loyalitas yang lemah), laten loyality(loyalitas tersembunyi),
danpremium loyalty(loyalitas premium).No loyalityditandai dengan
tingkat keterikatantan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang
yang rendah pula. Inertia loyality ditandai dengan keterikatan yang
rendah namun memiliki daya pembelian ulang yang tinggi. Laten
loyalityditandai dengan sebuah kesetiaan yang relative tinggi namun
disertai dengan tingkat pembelian ulang yang rendah. Sedangkan
premium loyality ditandai dengan tingkat keterikatan tinggi yang
berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali disertai dengan
rasa bangga. Berdasarkan klasifikasi loyalitas pelanggan di atas,
loyalitas pasien Puskesmas I Kembaran berada pada klasifikasi inertia
loyality dengan berbagai alasan di bawah ini:
- Pasien kur