bab iv_budi

Upload: muhammad-maab

Post on 17-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    1/69

    53

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian1. Cakupan Wilayah Puskesmas I Kembaran

    Puskesmas I Kembaran berlokasi di Desa Kembaran, Kecamatan

    Kembaran dan bertanggung jawab mengelola pelayanan kesehatan dasar

    masyarakat di 8 (delapan) desa dari 16 (enambelas) desa.

    Gambar 4.1: Peta Administrasi Kecamatan Kembaran

    Sumber: www. banyumas.go.id

    Desa Kembaran adalah desa yang strategis karena berbagai faktor, antara

    lain: sebagai pusat Pemerintahan Kecamatan Kembaran; pusat perekonomian

    masyarakat (pasar kembaran); dan persimpangan jalur kendaraan umum. Begitu

    pula dengan Puskesmas I Kembaran, dalam penempatan lokasi bangunannya,

    sangat strategis juga karena berada di dekat persimpangan jalan umum Kembaran

    yang menghubungkan desa Kembaran dengan desa-desa yang lainnya. Hal ini

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    2/69

    54

    menjadi nilai lebih bagi masyarakat Kembaran untuk mengakses pelayanan

    kesehatan di Puskesmas I Kembaran

    Gambar 4.2: Peta Wilayah Puskesmas IKembaran

    Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran

    Desa-desa yang termasuk dalam tanggungjawab Puskesmas I Kembaran

    terdiri dari delapan desa, 31 dukuh, 35 RW dan 182 RT. Desa terluas adalah

    Desa Linggasari (229.548 ha) sedangkan desa tersempit adalah Desa Karangsoka

    (73.367 ha). Dari kesekian desa yang dinaungi, dari aspek keterjangkauan

    fasilitas pelayanan, desa terjauh dari Puskesmas I Kembaran adalah desa

    Tambaksari dengan jarak 3,5 km.Berdasarkan klasifikasi wilayah dalam analisis

    pola jangkauan wilayah permukiman dan biaya transportasi penduduk ke fasilitas

    pelayanan kesehatan, jarak ideal adalah antara 03000 m. Dengan ini Tambaksari

    tergolong daerah yang jauh. Untuk biaya transportasi, berdasarkan informasi dari

    biro angkutan, maka biaya angkot jauh dekat adalah Rp 3000,-. Bagi masyarakat

    Tambaksari biaya dengan besaran di atas tergolong cukup murah.

    Tabel4.1: Desa-Desa yang Menjadi Tanggung Jawab Puskesmas I Kembaran

    No Desa Luas Wilayah (ha) Jml Dusun Jml Penduduk

    1. Tambaksari 146,000 2 4,003

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    3/69

    55

    2. Bantarwuni 107,462 2 3,5443. Dukuhwaluh 214,562 4 8,7864. Karangsoka 73,367 2 1,9345.

    Karangsari 121,020 2 3,626

    6. Kembaran 166,552 3 5,4847. Purbadana 105,682 2 3,1798. Linggasari 229,548 3 6,058

    Jumlah 1,164,193 20 36,614

    Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Kembaran dan

    Profil Puskesmas I Kembaran, jumlah seluruh penduduk di wilayah tanggung

    jawab Puskesmas I Kembaran adalah sebesar 36,614 jiwa, dengan luas wilayah

    1.164.193 ha. Jumlah tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan rasio yang

    ditentukan pemerintah sebesar 30.000 : 1 unit puskesmas.

    2. Visi Misi & Strategi Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan

    visi Menjadi Puskesmas yang diminati Pelanggan karena Pelayanan yang Baik

    dan Memberikan Kesembuhan. Selanjutnya visi tersebut diterjemahkan dalam

    tiga misi organisasi, yaitu:

    (a) Memberi pelayanan secara profesional dan memuaskan,

    (b) Selalu meningkatkan sumber daya manusia setiap karyawan, dan

    (c) Meningkatkan sarana dan prasarana.

    Misi adalah tujuan riil yang akan dicapai untuk menuju cita-cita utama

    organisasi. Puskesmas berupaya mewujudkan cita-citanya menjadi puskesmas

    yang diminati pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang professional

    dan memuaskan. Pelayanan yang professional dan memuaskan tentu tidak akan

    terwujud apabila tidak didukung oleh SDM dan sarana prasarana yang

    memadahi. Oleh karena itu puskesmas juga berupaya mewujudkan pelayanan

    yang diminati banyak orang dengan selalu meningkatkan kualitas SDM dan

    sarana prasarananya.

    Langkah strategis yang ditempuh untuk mewujudkan misi strategis

    Puskesmas I Kembaran adalah:

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    4/69

    56

    a) Melaksanakan pendekatan kepada para pelaku pembangunan agardalam pembangunan kesehatan selalu mempertimbangkan dampak

    yang dapat ditimbulkan

    b) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor yang terkaitc) Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat

    melalui kegiatan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat

    meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan

    lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga termasuk

    KB dan pengobatan dasar serta upaya kesehatan masyarakat lainnya

    sesuai kebutuhan.

    d) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugasdalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada

    masyarakat

    e) Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayananmelalui perencanaan yang mantap dan mengusulkannya ke kabupaten

    f) Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang bermutu,merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di puskesmas dan

    puskesmas keliling.

    Strategi Puskesmas I Kembaran disusun untuk mewujudkan sasaran

    strategis. Puskesmas berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan yang

    bermutu, merata dan terjangkau melalui pelayanan rawat jalan di puskesmas dan

    puskesmas keliling. Pelayanan tersebut dapat ditempuh dengan syarat

    terpenuhinya sarana prasarana pelayanan. Dengan itu maka Puskesmas berupaya

    melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayanan melalui perencanaanyang mantap. Puskesmas juga berupaya meningkatkan pengetahuan,

    keterampilan dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan

    yang bermutu dengan melakukan pendekatan kepada pihak-pihak terkait.

    3. Kedudukan dan Struktur Organisasi Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran merupakan salah satu bagian dari UPT dalam

    Dinas Kesehatan yang bertugas melaksanakan fungsi Dinas Kesehatan

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    5/69

    57

    Banyumas di Kecamatan Kembaran. Oleh karena itu setiap program yang

    direncanakan oleh masing-masing bidang dalam Dinkes Banyumas untuk

    puskesmas harus dilaksanakan. Untuk melaksanakan tugas dari Dinkes

    Banyumas tersebut, Puskesmas I Kembaran menyusun Struktur Organisasi dan

    Tata Kerja Organiasi (STKO) yang tidak jauh berbeda dengan STKO Dinas

    Kesehatan. Setiap unit pelayanan yang ada di bagan organisasi puskesmas

    adalah cerminan dari setiap seksi yang ada di Dinas Kesehatan. Bentuk struktur

    organisasi Puskesmas I Kembaran adalah sebagai berikut:

    Gambar 4.3: Bagan Organisasi Puskesmas I KembaranSumber: Puskesmas I Kembaran

    Puskesmas perlu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar

    sebagaimana yang telah direncanakan oleh Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

    dan Rujukan di Dinkes. Puskesmas juga harus menyelenggarakan promosi

    kesehatan sebagaimana yang direncanakan oleh Seksi Promosi Kesehatan

    Dinkes. Perencanaan tersebut sekaligus disertai dengan petunjuk teknisnya

    (Juknis) agar setiap puskesmas memiliki standar perilaku yang sama.

    Kedudukan Puskesmas di bawah Dinas Kesehatan, berkenaan dengan

    urusan penganggaran, Puskesmas juga tidak memiliki kewenangan yang lebih

    kecuali hanya menyalurkan dana sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

    Puskesmas tidak diperkenankan mengelola anggaran dana untuk keperluan

    diluar yang dianggarkan sebelum menjadi Badan Layanan Umum Daerah

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    6/69

    58

    (BLUD), apalagi menyisihkan untuk disimpan. Puskesmas harus menyerahkan

    seluruh penerimaan retribusinya kepada pemerintah daerah.

    4. Sumber Daya Manusia Puskesmas I KembaranPuskesmas I Kembaran termasuk kategori puskesmas yang minim sumber

    daya manusianya. Untuk melayani penduduk yang cukup banyak, 36.614 jiwa,

    Puskesmas I Kembaran baru memiliki seorang dokter umum dandua orangdokter

    gigi. Untuk membantu pekerjaan, Puskesmas I Kembaran dibantu oleh tiga orang

    perawat dan empat orang bidan.Sembilan bidan lagi adalah bidan desa, dan

    Sembilan petugas lainnya adalah petugas teknis kesehatan. Selengkapnyasebagaimana yang tercantum dalam tabel 4.2 di bawah ini.

    Tabel 4.2: Daftar Ketenagakerjaaan Pukesmas I Kembaran Tahun 2011

    No Jenis Tenaga PNS PTTHonor

    PuskesmasJml Ket

    1 Kepala Puskesmas 1 - - 1 S2

    2 Dokter Umum 1 - - 1 S1

    3 Dokter Gigi 1 - - 1 S1

    4 Perawat Umum 3 - - 3 SPK DIII

    5 Bidan Puskesmas 4 - - 4 DIII, DI6 Bidan Desa 4 5 - 9 DIII, D1

    7 Petugas apotek 1 - - 1 SMF

    8 Tenaga gizi 1 - - 1 DIII

    8 Tenaga Kesmas 1 - - 1 S1

    9 Tenaga sanitasi 1 - - 1 -

    9 Pelaks. Lab & supir 2 - - 2 SMA, Analis

    10 Cleaning Service 1 - 1 2 SMP

    11 Pekarya 2 - - 2 SMA

    Jumlah 22 5 1 29

    Sumber: Profil Pukesmas I Kembaran Tahun 2012

    Jumlah tersebut juga masih kurang untuk mencukupi seluruh kebutuhan

    masyarakat. Dengan alasan tersebut Puskesmas lebih memberdayakan SDM dari

    masyarakat berupa kader. Para kader dilatih untuk dapat membantu petugas

    puskesmas untuk memaksimalkan kinerjanya. Bukan hanya kader, puskesmas

    juga melatih dukun-dukun bayi yang ada di masyarakat untuk meminimalisir

    jumlah kematian ibu dan bayi pada waktu proses melahirkan.

    Tabel 4.3: Peran Serta Sumber Daya Masyarakat di Puskesmas I Kembaran

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    7/69

    59

    No Desa Posyandu Kader Dukun BayiDilatih Aktif % Dilatih Aktif %

    1 Tambaksari 7 32 32 100 2 2 100

    2 Bantarwuni 6 33 33 100 1 1 100

    3 Dukuhwaluh 10 58 58 100 4 4 1004 Karangsoka 4 18 18 100 1 1 100

    5 Karangsari 5 27 27 100 2 2 100

    6 Kembaran 8 43 43 100 2 2 100

    7 Purbadana 5 25 25 100 3 3 100

    8 Linggasari 8 49 49 100 5 5 100

    Jumlah 53 285 285 100 20 20 100

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran Tahun 2013

    Kader desa sebagaimana forum kesehatan yang lain, berfungsi

    mengembangkan sistem kesehatan desa, meliputi: kegiatan gotong royong

    masyarakat,upaya kesehatan, pengamatan danpemantauan kesehatan,

    pembiayaan kesehatan, serta merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan

    di desa. Dengan potensi tersebut, Puskesmas bermaksud mengoptimalkan kinerja

    Puskesmas dengan dukungan partisipasi dari seluruh masyarakat.

    Mulai akhir tahun ini SDM Puskesmas I Kembaran ditambah 2 orang

    tenaga ahli, yaitu 1 orang dokter kandungan, dan 1 orang pengemudiAmbulance.

    Penambahan ini berkenaan dengan mulai dibukanya layanan persalinan di

    Puskesmas I Kembaran. Penambahan SDM ini pun tetap masih dirasa kurang

    karena dianggap bukan berdasar pemenuhan kebutuhan melainkan berdasarkan

    penambahan volume kerja. Bahkan petugas menganggap penambahan volume

    kerja ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi puskesmas. Sebagaimana

    pernyataan petugas Puskesmas I Kembaran,

    Berkenaan dengan kecukupan kebutuhan sumber daya, kita masih

    sangat kekuarangan SDM, apalagi dengan penambahan tugas layanan ini.

    Sebentar lagi kita akan membuka layanan persalinan. Puskesmas ini akan

    menjadi Puskesmas PONED. Oleh karena itu kita harus lebih pandai

    membagi waktunya

    Berbagai pelatihan senantiasa diikuti oleh petugas Puskesmas I Kembaran.

    Baik yang diselenggarakan oleh Dinas Kesahatan atau pihak manapun.Pelatihan

    itu diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM Puskesmas (lampiran 1)

    sehingga mampu menyelenggarakan pelayanan yang lebih berkualitas.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    8/69

    60

    5. Sumber Pendanaan Puskesmas I KembaranPenyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas I Kembaran

    sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sesuai

    dengan Rencana Anggaran Belanja (RAK) yang disusun, seperti RAK Tahun

    2012, Puskesmas I Kembaran memperoleh alokasi dana penyelenggaraan

    pelayanan kesehatan sebesar Rp 365.863.800,-. Dana tersebut bersumber dari

    APBD Kab/Kota sebesar Rp150.605.000,- dan APBN sebesar Rp 215.258.800,-

    Tabel 4.4: Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Banyumas 2012

    NO Sumber Biaya

    Alokasi Anggaran Kesehatan

    Rupiah %

    1 APBD Kab/Kota (Rp150,605,000) 41

    a. Belanja Langsung -

    b. Belanja Tidak Langsung 150,605,000

    2 APBN (Rp 215,258,800) 59

    - Askeskin 145,258,800 40

    - Bantuan Operasional Kerja (BOK) 70,000,000 19

    Total Anggaran Kesehatan 365,863,800 100

    Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran

    Anggaran dari daerah diselenggarakan untuk membiayai belanja langsung

    dan tidak langsung puskesmas seperti biaya operasional puskesmas, biaya

    perawatan gedung, biaya pembelian alat-alat kesehatan, biaya jasa pelayanan, dll.

    Sedangkan anggaran dari Pusat diselenggarakan untuk membiayai pelayanan

    kesehatan seperti askeskin/jamkesmas dan BOK.

    6. Fasilitas /Infrastruktur Pelayanan Puskesmas I KembaranDemi tercapainya visi misi pembangunan kesehatan Indonesia,

    Terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat Puskesmas

    bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

    kesehatan masyarakat, yang keduanya diwujudkan dalam Upaya Kesehatan

    Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Fasilitas pelayanan puskesmas I

    Kembaran adalah bentuk-bentuk daripada upaya kesehatan tersebut. Upaya

    kesehatan wajib Puskesmas I Kembaran meliputi: (1) Promosi Kesehatan, (2)

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    9/69

    61

    Kesehatan Ibu dan Anak /Keluarga Berencana, (3) Perbaikan Gizi, (4) Kesehatan

    Lingkungan, (5) Pencegahan Penyakit Menular, dan (6) Pengobatan.

    Sedangkan upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

    kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada dan disesuaikan dengan potensi

    daerahnya.Upaya pengembangan yang diselenggarakan oleh Puskesmas I

    Kembaran adalah: (1) Upaya Kesehatan Sekolah, (2) Upaya Perawatan

    Kesehatan Masyarakat, (3) Upaya Kesehatan Gigi Mulut, (4) Upaya Kesehatan

    Jiwa, (5) Upaya Kesehatan Mata, (6) Pelayanan Kesehatan Prausila dan usila,

    dan (7) Pelayanan Laboratorium, sebagai pelayanan penunjang dari setiap upaya

    wajib dan upaya pengembangan puskesmas

    Sejak akhir tahun 2013 Puskesmas I Kembaran tengah mempersiapkan diri

    untuk menjadi Puskesmas Pelayanan Obstetrik dan NeonatalEmergensi Dasar

    (PONED)1. Manfaat dari PONED adalah Puskesmas memiliki tambahan fasilitas

    berupa pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas,serta bayi baru lahir

    dengan komplikasi. Fasilitas ini, sebagaimana yang direncanakan, diresmikan

    pada awal tahun baru 2014 dengan fasilitas pelayanan 24 jam disertaimobil

    ambulance, sehingga masyarakat dapat mengakses pelayanan bersalin setiap saat.

    7. Sarana dan Prasarana Puskesmas I KembaranTersedianya sarana dan prasarana yang cukup dengan kualitas yang baik,

    sangat dibutuhkan setiap organisasi dalam menyelenggarakan kegiatannya untuk

    mencapai tujuan yang diharapkan. Tanpa adanya sarana dan prasarana, mustahil

    tujuan akan dicapai. Demikian halnya Puskesmas I Kembaran, sebagai tempat

    berlangsungnya kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, juga

    sangat memerlukan sarana dan prasarana. Puskesmas I Kembaran dalammenyelenggarakan pelayanan kesehatannya dilengkapi dengan sarana prasarana

    kesehatan dan sarana prasarana penunjang. Sarana prasarana kesehatan adalah

    sarana prasarana yang harus diadakan untuk menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan. Sedangkan sarana prasarana penunjang adalah sarana prasarana yang

    1Menurut Kep.Men.Kes RI No 828 Tahun 2008,Puskesmas PONED adalah Puskesmas Rawat Inap

    yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan

    terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datangsendiri atau atas rujukan kader/ masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan melakukan rujukan ke RS

    PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    10/69

    62

    diadakan agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lebih

    baik. Bentuk sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas I Kembaran

    adalah sebagaimana yang dicantumkan dalam daftar sarana prasarana kesehatan

    sebagaimana tercantum dalam tabel 4.4 di bawah ini

    Tabel 4.5: Daftar Sarana Prasarana Kesehatan Puskesmas I Kembaran

    No Jenis Sarana/Prasarana Jml

    Kondisi Rusak

    RusakRingan

    RusakSedang

    RusakBerat

    I Sarana Kesehatan - - - -

    1. Puskesmas pembantu - - - -2. Polindes - - - -3. Rumah dinas dokter 1 - - -4. Rumah dinas perawat 1 - - -5. Rumah dinas bidan - - - -6. Puskesmas keliling roda 4 - - - -7. Ambulance 1 - - -8. Sepeda motor 3 1 - -9. Poskesdes 8 - - -10.Desa siaga 8 - - -

    II Sarana penunjang - - - -

    1.

    Computer 6 - 12. Mesin Tik 3 - 1 13. Telepon/ HP 1/1 - - 14. Laptop 2 - - -

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran tahun 2013

    Secara umum sarana prasarana kesehatan di Puskesmas I Kembaran sudah

    cukup memadahi. Ruangan yang disediakan untuk layanan kesehatan sudah

    mencukupi seluruh unit layanan yang ada. Ruangan untuk Klinik Umum, Gigi,

    KIA/KB dan Laboratorium ditempatkan dalam satu bangunan yang cukup

    strategis. Bahkan sejak awal bulan Januari 2014 ini Puskesmas I Kembaran telah

    menambah sarana prasarana untuk unit persalinan dengan ruangan pelayanan

    yang terletak di samping gedung utama. Selain itu Puskesmas I Kembaran juga

    telah mendapatkan bantuan satu unitAmbulance dari Dinas Keseahatan

    Banyumas. Dengan demikian masyarakat dapat lebih mudah untuk mengakses

    pelayanan kesehatan, terutama bagi yang membutuhkan transportasi darurat

    dapat segera menghubungi Puskesmas I Kembaran.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    11/69

    63

    8. Capaian Pembangunan Kesehatan Puskesmas I Kembaran Tahun 2012Pembangunan kesehatan di Kec. Kembarana, khususnya untuk wilayah

    Puskesmas I Kembaran, masih diarahkan pada upaya peningkatan derajat

    kesehatan, status gizi dan kesejahteraan sosial.

    a. Derajat Kesehatan Masyarakat1) Angka Kesakitan

    Berdasarkan laporan bagian Sistem Pencatatan dan Pelaporan

    Tingkat Puskesmas (SP2TP), beberapa kasus penyakit yang

    ditemukan dan di tangani oleh Puskesmas adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.6: Daftar Penyakit yang ditemukan dan ditangani Puskesmas

    Jenis

    Penyakit

    Penyakit yang di

    temukan dan ditangani

    2011 2012

    Penyakit

    Menular

    Acute Flaccid Paralysis - -

    TB Paru 29 kasus 72 kasus

    Pneumonia 16 balita 30 balita

    HIV/AIDS - -

    Diare 464 kasus 769 kasus

    Kusta 0 orang 2 orangPenyakit yang dapat

    dicegah dgn Imunisasi

    (PD3I)

    - -

    Demam Berdarah

    Dengue

    6 kasus 21 kasus

    Malaria 0 kasus 2 kasus

    Filariasis - -

    Penyakit

    Tidak

    Menular

    Neoplasma 80 kasus 35 kasus

    Diabetus Melitus 278 kasus 217 kasus

    Hipertensi 1.283 kasus 1.149 kasus

    Dekompensatio Kordis 424 kasus 278 kasusStroke 44 kasus 44 kasus

    Penyakit Paru Obstruktif

    Menahun (PPOM)

    176 kasus 140 kasus

    Asma Bronkhial 453 kasus 272 kasus

    Katarak 70 kasus 21 kasus

    Kecelakaan lalu lintas 65 kasus 37 kasus

    Psikosis 105 kasus 68 kasus

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran diolah

    2) Angka Kematian

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    12/69

    64

    Selama tahun 2012, Puskesmas I Kembaran mendapati kematian

    bayi dan balita berupa 16 bayi lahir mati dari 637 bayi dan 1 balita.

    Dari 16 kasus bayi lahir mati yang ada, 9 kasus adalah terjadi di KIA

    Puskesmas I Kembaran. Angka tersbut meningkat jika dibandingkan

    dengan tahun 2011. Jumlah kasus kematian bayi/balita di tahun 2011

    berjumlah 9 bayi, dan seluruhnya terjadi di luar pelayanan KIA

    Puskesmas I Kembaran.

    3) Status Gizi Bayi dan BalitaPengukuran status gizi bayi dan balita dihitung dari berat

    badannya. Dengan menggunakan standar Berat Badan Lahir Rendah(BBLR) dan penimbangan balita, diperoleh capaian sebagai berikut:

    Tabel 4.7: Status Gizi Bayi dan Balita Wilayah Puskesmas I

    Kembaran

    Jenis Jumlah Penimbangan Kasus

    Bayi 628 jiwa 628 jiwa 34 bayi BBLR

    Balita 2.933 jiwa 2.416 jiwa - 1.271 balita (Naik)- 20 balita di bawah

    garis merah (BGM)

    - 6 balita gizi burukSumber: POA Puskesmas I Kembaran

    Tingginya prosentase bayi berstatus BBLR (5,4%), dan balita

    berstatus BGM (0,8%) adalah sesuatu yang harus dipecahkan.

    Menurut puskesmas, kejadiaan ini berkaitan dengan kualitas dan

    intensitas pemeriksaan K1 dan K4, ststus gizi ibu hamil, kepatuhan

    ibu hamil minum zat besi (fe), Beban kerja ibu hamil, dan bagaimana

    kinerja petugas Puskesmas dalam melayani kesehatan masyarakat itu

    sendiri, baik dari aspek prefentif, promotif sampai kuratif

    4) Pemberian Tablet Besi dan Imunisasi Tetanust Ibu HamilPuskesmas I Kembaran melakukan imunisasi kepada para ibu

    hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan.

    Selama tahun 2012 Puskesmas I Kembaran memeriksa 644 ibu hamil

    dengan perolehan kinerja sebagai berikut:

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    13/69

    65

    Tabel 4.8: Imunisasi Ibu Hamil di Puskesmas I Kembaran

    No Jenis

    Tablet

    2011 2012

    Ibu Hamil Imunisasi Ibu Hamil Imunisasi

    1 Fe -1 672 709 664 6982 Fe -3 672 647 664 647

    3 TT -3 672 21 664 39

    4 TT -4 672 92 664 142

    5 TT -5 672 118 664 253

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran Tahun 2013

    Berdasarkan data di atas, Puskesmas I Kembaran belum mampu

    mengimunisasi seluruh ibu hamil karena satu dan banyak hal.

    Meskipun tugas ini menjadi tanggung jawab puskesmas, namun

    sebenarnya keaktifan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan

    adalah faktor utama, karena petugas sudah menyelenggarakan

    pelayanan imunisasi secara rutin di tiap-tiap desa. Kebanyakan dari

    masyarakat akan memeriksakan kandungan setelah kandungan

    berumur tua. Padahal system imun (kekebalan) yang dibentuk dengan

    imunisasi tidak dapat terbentuk dalam waktu yang sangat singkat itu.

    Hal ini yang sebenarnya dikhawatirkan petugas atas kejadian bayi

    yang lahir dalam kondisi tidak sehat.

    b. Perilaku MasyarakatPerilaku masyarakat adalah indikator keikutsertaan masyarakat

    dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan

    masyarakat. Perilaku masyarakat yang sehat dapat dinilai dari keaktifan

    masyarakat dalam melaksanakan/mengikuti kegiatan yang

    diselenggarakan Puskesmas, seperti penyuluhan kesehatan dan posyandu.

    Pada tahun 2012 ini puskesmas I Kembaran dapat menyelenggarakan

    kegiatan penyuluhan sebanyak 203 kegiatan dan membina posyandu

    masyarakat di wilayah Puskesmas I Kembaran berjumlah 53 pos yang

    terdiri dari:

    - Posyandu Pratama : 4 Posyandu-

    Posyandu Madya : 13 Posyandu- Posyandu Purnama : 23 Posyandu

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    14/69

    66

    - Posyandu Mandiri : 7 Posyanduc. Kesehatan Lingkungan

    Puskesmas I Kembaran melakukan pemeriksaan rumah warga,

    sarana sanitasi dasar serta tempat umum dan tempat pengelolaan makan

    masyarakat. Antara jumlah rumah dengan jumlah KK ternyata tidak

    seimbang. Jumlah seluruh rumah yang ada di wilayah Puskesmas I

    Kembaran adalah 8.417 unit, dengan 25.893 Kepala Keluarga. Apabila

    dilbuat rata-rata berarti setiap satu unit rumah diisi oleh 3 s.d. 4 Kepala

    Keluarga. Untuk tahun 2012 Puskesmas I Kembaran baru mampu

    melakukan survey terhadap 8.054 unit rumah dengan hasil pemeriksaansebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 4.9: Jumlah Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan

    No Pemeriksaan Jumlah yang

    diperiksa

    Hasil Pemeriksaan

    1 Rumah Sehat 8.054 rumah 4.788 rumah sehat

    2 Persediaan Air

    Bersih

    25.93 KK 8.691 KK memiliki

    persediaan air sendiri

    3 Jamban 8.250 KK 3.579 KK memilikiJamban ideal

    4 Tempat Sampah 8.250 KK 5.909 KK memiliki

    tempat sampah

    5 Pengelolaan Air

    Limbah

    8.250 KK 4.788 KK memiliki

    SPAL sendiri

    6 Pasar 1 Unit Kondisi baik

    7 Pemeriksaan Jentik

    Nyamuk

    7.619 Rumah 7.458 Rumah bebas

    Jentik Nyamuk DB

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran

    Pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah Puskesmas I

    Kembaran masih tergolong rendah. Dari sejumlah rumah yang

    dikunjungi, masih banyak yang tergolong rumah prasehat. Selanjutnya

    dari sejumlah kepala keluarga yang dikunjungi, masih banyak yang

    belum memiliki persediaan air sendiri yang sehat, belum memiliki tempat

    sampah, dan kebanyakan dari mereka membuang limbah airnya ke sungai

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    15/69

    67

    B. Hasil PenelitianPada bagian ini disajikan hasil penelitian berdasarkan analisis data

    dengan sistematika yang disesuaikan dengan urutan fokus penelitian

    sebagaimana diuraikan pada rumusan masalah dan fokus penelitian. Adapun data

    yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data-data yang mencerminkan kinerja

    Puskesmas I Kembaran dari keempat perspektif, yaitu perspektif pelanggan,

    keuangan, proses internal dan pengembangan & pembelajaran. Keempat target

    tersebut yang nantinya menjadi tolok ukur keberhasilan puskesmas. berdasarkan

    konsep balanced scorecard, Puskesmas dikatakan baik kinerjanya apabila

    mampu memenuhi target kerja dalam waktu dan cara yang telah ditentukan.

    Kinerja pelayanan kesehatan di Puskesmas I kembaran, secara singkat dapat

    digambarkan dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 4.10: Scorecard dan Hasil Penilaian Kinerja Puskesmas I Kembaran

    Perspektif Indikator Target Capaian

    Pelanggan Cakupan Pelanggan 100% 98,2%

    Pangsa Pasar Seluruh

    Masyarakat

    Masyarakat

    umum, mayoritas

    perempuanRetensi Pasien 100% 55%

    Akuisisi Pasien - 31%

    Keuangan Target pendapatan

    Retribusi

    Rp 214.091.000,-. Rp 310.826.600,-

    Ekonomi < 100% 100%

    Eifisiensi > 100% 85%

    Efektifitas > 100% 145%

    Proses

    Internal

    Pengurangan waktu

    pelayanan

    Standarisasi

    pelayanan

    Melebihi standar

    (MCE = 932%)

    Pengembang-

    an dan

    Pembelajaran

    Partisipasi

    Masyarakat

    Cek kesehatan

    secara rutin

    Cukup terlaksana

    Pengembangan

    Kapasitas SDM

    Empat bulan

    sekali

    Tidak terlaksana

    Sarana Prasarana

    dan Teknologi

    Setiap Tahun Cukup terlaksana

    Sumber: Data Primer diolah

    Berdasarkan alat pengukuran kinerja Balanced Scorecard, KinerjaPelayanan kesehatan Puskesmas I Kembaran terlihat unggul dalam perspektif

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    16/69

    68

    keuangan dan pelanggan. Keunggulan kinerja Puskesmas dalam perspektif

    keuangan sangat terlihat dalam aspek efektivitas pelayanannya karena mampu

    melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam perspektif pelanggan

    kinerja Puskesmas I Kembaran terlihat unggul jika dilihat dari tingkat cakupan,

    pangsa pasar dan akuisisi pasiennya. Cakupan pelayanan yang diselenggarakan

    secara keseluruhan hampir memenuhi target sebagaimana yang ditetapkan dalam

    SPM Kesehatan dan Pergub Jateng.

    Adapun kinerja Puskesmas I Kembaran dari perspektif proses internal

    serta perspektif pengembangan dan pertumbuhan masih kurang baik. Dalam

    perspektif proses internal, pelayanan kesehatan di puskesmas sebenarnya sudahbaik namun karena kurang mampu mengontrol jumlah pasien yang datang

    mengakibatkan mutu pelayanan sedikit terabaikan, terutama dalam hal standar

    waktu pelayanannya. Dalam perspektif pengembangan dan pertumbuhan,

    Puskesmas I Kembaran kurang mampu memaksimalkan kinerjanya karena

    keterbatasan kewenangan dalam menyelenggarakan pelatihan dan pembelajaran

    bagi para petugasnya.

    a. Perspektif PelangganKinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif pelanggan diukur

    dari cakupan pelayanan, pangsa pasar, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan

    dan kepuasan pelanggan. Cakupan pelanggan menggambarkan batasan

    kemampuan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Pangsa pasar menggambarkan potensi pelanggan yang dimiliki oleh

    puskesmas dalam rangka pengembangan organisasi. Retensi pelanggan

    mengukur tingkat kesetiaan pelanggan terhadap puskesmas, sedangkan

    akuisisi pelanggan mengukur kemampuan puskesmas dalam

    mengembangkan kebaruan pelanggan, sehingga puskesmas menjadi lebih

    luas jangkauannya.

    1) Cakupan Pelanggan Puskesmas I KembaranCakupan pelanggan menggambarkan kemampuan puskesmas

    dalam menampung kebutuhan kesehatan masyarakat. Target cakupan

    pelanggan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan untuk Puskesmas di

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    17/69

    69

    tahun 2015 adalah sebagaimana yang dicantumkan dalam tabel 4.11,

    secara umum Puskesmas I Kembaran dituntut untuk dapat melayani

    seluruh kebutuhan kesehatan masyarakat. Berdasarkan target yang telah

    ditetapkan, perolehan data menyatakan bahwa puskesmas I Kembaran

    cukup baik dalam melayani masyarakat.

    Tabel 4.11: Pencapaian SPM Puskesmas I Kembaran Tahun 2012

    berdasarkan Kep.Men.Kes No 741 Tahun 2008

    No KegiatanTarget

    2015

    Capaian

    2012

    1. Cakupan kunjungan ibu (K4) 95 93,8

    2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 80 100

    3. Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga

    kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

    90 100

    4. Cakupan pelayanan nifas 90 100

    5. Cakupan Noenatus dengan komplikasi yang

    ditangani

    80 100

    6. Cakupan Kunjungan Bayi 90 100

    7. Cakupan Desa UCI 100 100

    8. Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 100

    9. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat

    perawatan

    100 100

    10. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24

    bulan dari keluarga miskin

    100 100

    11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan

    setingkat

    100 100

    12. Cakupan Peserta KB Aktif 70 76.3

    13. Cakupan Penemuan dan Penanganan penderita

    penyakit

    100 100

    14. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 100

    Rata-rata 98,2

    Sumber: Laporan SPM Puskesmas I Kembaran tahun 2013

    Prosentase 98,2 % adalah menunjukkan bahwa hampir seluruh

    target yang ditetapkan oleh Dinkes dalam SPM Kesehatan dapat dicapai

    oleh Puskesmas I Kembaran, bahkan ada capaian yang mampu melebihi

    targetnya. Beberapa cakupan yang dapat melebihi target antara lain:

    Komplikasi kebidanan yang dapat ditangani; Pertolongan persalinan oleh

    tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan; Pelayanan nifas;

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    18/69

    70

    Noenatusdengan komplikasi yang ditangani; Kunjungan bayi; Pelayanan

    anak balita; Peserta KB Aktif; dan Desa siaga aktif.

    Capaian pelanggan untuk kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas I

    Kembaran memang belum mampu mencapai target. Sesungguhnya

    capaian untuk kunjungan ibu hamil, apabila dirinci di setiap desa,

    sebagian besar sudah memenuhi target, kecuali desa Kembaran dan

    Purbadana, padahal kedua desa tersebut justru desa terdekat dengan

    lokasi Puskesmas Induk.

    Tabel 4.12: Daftar Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas I Kembaran

    No Desa Jml K1 K4 %1. Tambaksari 72 79 77 106.92. Bantarwuni 69 82 80 115.93. Dukuhwaluh 138 140 139 100.74. Karangsoka 31 33 35 112.95. Karangsari 48 73 47 97.96. Kembaran 132 124 97 73.57. Purbadana 72 56 52 72.28. Linggasari

    102 117 96 94.1Jumlah 664 704 623 93.8

    Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran 2012

    Salah seorang dari bidan desa yang ada menjelaskan tentang

    persoalan kunjungan ibu hamil tersebut sebagai berikut:

    biasanya ibu hamil sejak pertama kali hingga kunjungan

    ketiga memeriksakan kandungannya di Puskesmas. Namun menjelang

    kelahiran, banyak keluarga yang menyarankan untuk melahirkanbayinya di dokter kandungan langganan keluarganya saja, atau di

    daerah orang tuanya

    Berdasarkan keterangan dari bidan desa tersebut dapat diketahui

    bahwa pasien tidak menyelesaikan pemeriksaannya hingga

    pemeriksanaan ke-4 dikarenakan faktor pertimbangan pilihan keluarga.

    Faktor ekonomi dan akses informasi yang lebih luas dimungkinkan

    menjadi faktor pendukung fenomena tersebut. Desa kembaran dan

    purbadana merupakan desa yang sebagian masyarakatnya adalah

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    19/69

    71

    berkecukupan atau memiliki perekonomian menengah ke atas. Dengan

    alasan itulah mereka cenderung memilih klinik swasta untuk tempat

    melahirkan.

    2) Pangsa Pasar Puskesmas I KembaranPangsa pasar menggambarkan bagian pasar yang dapat diraih

    oleh Puskesmas I Kembaran. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran tidak

    hanya melayani pasien pemilik Jamkesmas atau Askes saja, melainkan

    seluruh masyarakat secara umum. Berdasarkan data kunjungan pasien di

    Puskesmas, justru pasien yang lebih banyak berkunjung ke Puskesmas I

    Kembaran adalah pasien umum.

    Tabel 4.13: Daftar Kunjungan Pasien di Puskesmas I Kembaran Tahun

    2012 ( Bulan SeptemberDesember)

    Tujuan Baru Lama Total Prosentase

    Bayar Dalam 1,248 1,811 3,059 33.07%

    Luar 698 847 1,545 16.70%

    Askes Dalam 21 385 406 4.39%

    Luar 17 108 125 1.35%

    Jamkesmas Dalam 738 2,743 3,481 37.63%

    Luar 114 211 325 3.51%

    Lain-Lain Dalam - - - 0.00%

    Luar - - - 0.00%

    Jamkesda /Banyumas Sehat

    Dalam 29 244 273 2.95%

    Luar 8 9 17 0.18%

    Gratis Dalam 15 3 18 0.19%

    Luar 1 - 1 0.01%

    Total 2,889 6,361 9,250 100%

    Sumber : Simpus Puskesmas I Kembaran Tahun 2012

    Jumlah pasien terbanyak yang berkunjung ke Puskesmas I

    Kembaran adalah pasien umum (pasien yang tidak ditanggung

    pelayanannya oleh Jamkesmas atau jaminan kesehatan lainnya). Data

    tersebut memberikan sebuah pemahaman bahwa Puskesmas I Kembaran

    memiliki pangsa pasar yang cukup baik. Data kunjungan Puskesmas I

    Kembaran untuk pasien tanpa jaminan kesehatan mencapai prosentase

    49,77% dari seluruh pasien yang ada, sedangkan sisanya sebesar 41,14%

    merupakan pasien pemilik kartu Jamkesmas, 3,13% berupa Pasien

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    20/69

    72

    Jamkesda, 5,74% berupa pasien pemilik kartu Askes dan 0,20% berupa

    pasien gratis (tanpa biaya pengobatan).

    Pangsa pasar untuk Puskesmas I Kembaran berdasarkan jenis

    kelamin pasien, lebih banyak didominasi oleh pasien perempuan dengan

    rincian data kunjungan sebagai berikut:

    Tabel 4.14: Jumlah Pengunjung Puskesmas I Kembaran Berdasarkan

    Jenis Pelayanan dan Jenis Kelamin

    No Jenis LayananJenis Kelamin

    JumlahLaki-Laki Perempuan

    1. KB 0 267 2672. KIA 0 474 4743. Klinik Sehat Konsultasi 3 4 74. BP Umum 469 726 12315. BP Gigi 295 598 893

    Jumlah 767 2.069 2.872

    Prosentase 27% 72% 100%

    Sumber: Data Kunjungan Pasien diolah

    Jumlah pengunjung Puskesmas I Kembaran didominasi oleh

    pasien perempuan sebesar 72%. Pengunjung untuk Unit pelayanan KB

    dan KIA seluruhnya adalah pasien perempuan. Balai Pengobatan Umum

    dan Gigi juga didominasi oleh pasien perempuan. Adapun dari jenis

    pelayanannya, Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh

    pasien BP Umum daripada unit pelayanan yang lainnya. Petugas

    Puskesmas I Kembaran memberikan penjelasan sebagai berikut:

    Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh

    pasien peremuan. Jika dilihat dari jenis layanan yang disediakan

    puskesmas memang cenderung lebih banyak untuk melayanikesehatan perempuan. Selain itu memang waktu pelayanan di

    pagi hingga siang hari memang lebih mudah bagi perempuan

    untuk berobat ke puskesmas ketimbang laki-laki yang mayoritas

    sedang berada di tempat kerja masing-masing

    Berdasarkan keseluruhan data di atas, Puskesmas I Kembaran

    memiliki pangsa pasar pasien umum yang justru tidak memiliki kartu

    jaminan kesehatan. Berdasarkan jenis kelamin, Puskesmas I Kembaran

    didominasi oleh pasien perempuan, dan berdasarkan dari jenis

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    21/69

    73

    pelayanannya, Puskesmas I Kembaran lebih banyak dikunjungi oleh

    pasien yang mengakses pelayanan pengobatan umum.

    3) Retensi (Kesetiaan) Pasien Puskesmas I KembaranRetensi pasien menggambarkan kemampuan Puskesmas dalam

    mempertahankan hubungan baik dengan pasiennya. Retensi pasien

    Puskesmas I Kembaran dapat diukur dari jumlah pasien yang berkunjung

    kembali ke puskesmas dalam jangka waktu tertentu. Adapun prektek di

    lapangan, sesuai dengan data yang dapat diperoleh dari Simpus, tingkat

    retensi pasien hanya mencapai 55% dengan rincian data sebagai berikut.

    Tabel 4.15: Jumlah Pasien yang Berkunjung Kembali ke Puskesmas

    sejak bulan September 2013 s.d. Januari 2014

    Unit PelayananJumlah

    Pasien

    Pasien yang

    datang KembalaiProsentase

    Klinik Gigi 893 395 44%

    Klinik KB 165 75 45%

    Klinik Umum 1.231 75 6%

    Klinik KIA 474 374 79%

    Kunjungan K1K4 704 623 88%

    Rata-rata 55%

    Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran 2014

    Kesetiaan pasien untuk Klinik Gigi dan Klinik KB dinilai kurang

    baik. Terlebih untuk pasien Klinik Umum, kesetiannya dinilai sangat

    buruk. Namun untuk pasien Klinik KIA serta kungjungan K1-K4 dinilai

    sangat baik. Puskesmas I Kembaran sebenarnya mengharapkan setiap

    pasiennya untuk tidak hanya sekali dalam memeriksakan kesehatan agar

    lebih terkontrol kesehatannya. Namun karena adanya faktor lain seperti

    pilihan keluarga, jarak yang bagi pasien dianggap jauh, faktor kesibukan

    dan lain sebagainya, beberapa pasien enggan untuk kembali ke

    Puskesmas.

    Program K1-K4 di Puskesmas tingkat retensinya cukup baik

    karena mau tidak mau setiap ibu hamil pasti sangat memperhatikan

    kesehatan dan keselamatan diri dan kandungannya, sehingga terdoronguntuk rutin memeriksakan kandungan. Adapun untuk tahapan terakhir,

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    22/69

    74

    menjelang kelahiran, beberapa pasien mulai menentukan pilihannya

    untuk melaksanakan proses kelahirannya di Puskesmas atau di tempat

    lain yang disarankan oleh keluarga. Karena alasan tersebut nilai retensi

    pasien K1-K4 tidak dapat mencapai 100%.

    4) Akuisisi Pasien Puskesmas I KembaranAspek Akuisisi mengukur kemampuan Puskesmas untuk menarik

    pasien baru. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana perkembangan

    aksesibilitas Puskesmas I Kembaran. Dengan semakin besar prosesntase

    akuisisinya dapat dikatakan bahwa Puskesmas memiliki tingkat

    aksesibilitas yang tinggi. Penilaian akusisi pasien dilakukan dengan cara

    membandingkan antara jumlah pasien yang baru dengan jumlah seluruh

    pasien dalam satu tahun. Puskesmas I Kembaran dalam hal ini tidak

    mempunyai target yang jelas terhadap perolehan pasien baru, sehingga

    dapat dikatakan tidak memiliki target. Adapun data di bawah ini

    menggambarkan potensi yang cukup baik berkenaan dengan prosentase

    pasien baru di Puskesmas I Kembaran.

    Tabel 4.16: Kunjungan Pasien Baru Puskesmas I Kembaran tahun 2012

    Jenis Pasien Baru Lama Total

    BAYAR Dalam 1,248 41% 1,811 59% 3,059

    Luar 698 45% 847 55% 1,545

    ASKES Dalam 21 5% 385 95% 406

    Luar 17 14% 108 86% 125

    JAMKESMAS Dalam 738 21% 2,743 79% 3,481

    Luar 114 35% 211 65% 325

    LAIN-LAIN Dalam - 0% - 0% -

    Luar - 0% - 0% -JAMKESDA /BMS SEHAT

    Dalam 29 11% 244 89% 273

    Luar 8 47% 9 53% 17

    GRATIS Dalam 15 83% 3 17% 18

    Luar 1 100% - 0% 1

    Total 2,889 31% 6,361 69% 9,250

    Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran tahun 2014

    Berdasarkan data di atas dapat diketahui prosentase pasien baru

    yang mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas I Kembaran cukup

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    23/69

    75

    baik (31%). Pasien baru tersebut terdiri dari pasien dalam dan pasien luar

    wilayah Puskesmas I Kembaran. Tingkat akuisisi sebesar 31% tersebut

    apabila dirinci dalam setiap kelompok pasien maka dapat diketahui

    bahwa pasien bayar memiliki nilai akuisisi yang cukup tinggi dengan

    prosentase 41% untuk pasien dalam (1.248 jiwa) dan 45% untuk pasien

    luar (698 jiwa).

    Akuisisi Puskesmas I Kembaran juga dapat dilihat dari jumlah

    peserta KB yang baru. Setiap tahun selalu ditemukan pasangan usia subur

    yang baru. Untuk tahun 2012, jumlah pasangan usia subur di wilayah

    Puskesmas I Kembaran adalah sebesar 6,414 pasangan. Namun dari

    seluruh pasangan usia subur yang ada, tidak seluruhnya mengikuti

    program KB. Di bawah ini diperlihatkan data tentang jumlah pasangan

    usia subur (PUS) yang menjadi peserta KB, baik yang masih aktif

    maupun yang baru mendaftar.

    Tabel 4.17: Peserta KB Baru dan Aktif di Puskesmas I Kembaran

    DesaJumlah

    PUS

    Peserta KB baru Peserta KB aktif

    Jumlah % Jumlah %

    Tambaksari 740 156 21.1 527 71.2

    Bantarwuni 615 102 16.6 446 72.5

    Dukuhwaluh 1,456 223 15.3 1,046 71.8

    Karangsoka 377 81 21.5 267 70.8

    Karangsari 539 104 19.3 387 71.8

    Kembaran 997 181 18.2 729 73.1

    Purbadana 598 103 17.2 433 72.4

    Linggasari 1,092 180 16.5 755 69.1

    Jumlah 6,414 1,130 17.6 4,590 71.6

    Sumber: Profil Puskesmas I Kembaran tahun 2012

    Sebagaimana tercantum dalam tabel, tahun 2012 peserta KB baru

    di Puskesmas I Kembaran sejumlah 1.130 pasangan. Apabila

    dibandingkan dengan jumlah peserta KB yang sudah aktif, penambahan

    anggota KB adalah sebesar 25%. Meskipun prosentasenya kecil, namun

    penambahan pasien lebih dari dua ribu jiwa tiap tahun tersebut

    mencerminkan potensi pangsa pasar yang patut dipertahankan dan

    dikembangkan oleh Puskesmas I Kembaran.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    24/69

    76

    b. Perspektif FinansialKinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif finansial,

    sebagaimana penilaian kinerja organisasi sektor publik dalam konsep

    balanced scorecard adalah mengukur kemampuan Puskesmas dalam

    mengurangi biaya pelayanan kesehatan untuk menghasilkan pelayanan yang

    maksimal bagi pasien. Penilaian kinerja Puskesmas I Kembaran dalam

    perspektif finansial lebih tepat dinilai dengan konsep value for money, yakni

    dinilai dari aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitasnya. Aspek ekonomi

    menilai kinerja keuangan puskesmas dari kemampuannya dalam menghematdan ketepatan pembelanjaan. Aspek efisiensi menilai kinerja puskesmas dari

    kemampuannya menghemat pembiayaan operasional dalam memperoleh

    pendapatan. Sedangkan aspek efektivitas menilai kinerja puskesmas dalam

    hal kemampuannya mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif financial secara umum

    dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 4.18: Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam perspektif finansial

    No Aspek Penilaian Hasil

    1 Ekonomi Realisasi pengeluaran /

    Anggaran pengeluaran) x

    100%

    = (365,863,800,- /

    365,863,800,-) x 100%

    = 100% (normal)

    2 Efisiensi (Output/Input) x 100% = (310.826.600,- /

    365,863,800,- ) x 100%

    = 85% (kurang efisien)

    3 Efektivitas (Realisasi Pendapatan/

    Anggaran Pendapatan) x

    100%

    = (310.826.600,- /

    214,091,000,-

    = 145 % (efektif)

    Sumber: Laporan Keuangan Puskesmas I Kembaran tahun 2012

    Berdasarkan data yang diperoleh, Puskesmas I Kembaran cukup

    ekonomis dan cukup bertanggungjawab dalam membelanjakan anggaran

    dananya. Maksud dari penilaian ini adalah bahwa Puskesmas I Kembaran

    senantiasa membelanjakan anggaran dananya sesuai dengan RAB yang telah

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    25/69

    77

    ditetapkan sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari nilai ekonomi keuangan

    yang mencapai 100%. Kinerja keuangan Puskesmas I Kembaran dari aspek

    efisiensi terlihat kurang efisien. Biaya yang dibutuhkan untuk

    menyelenggarakan pelayanan tidak sebanding dengan pendapatan yang

    diperoleh dari retribusi pelayanan. Biaya yang dikeluarkan Puskesmas I

    Kembaran dalam waktu satu tahun mencapai Rp 365,863,800,-, sedangkan

    dalam satu tahun anggaran Puskesmas I Kembaran hanya memperoleh

    pendapatan retribusi sebesar Rp 310.826.000,-. Berdasarkan perolehan angka

    tersebut sebenarnya Puskesmas mengalami kerugian sebesar 15% atau

    sebesar Rp 55,037,800. Sedangkan dari aspek efektivitas Puskesmas I

    Kembaran dinilai sangat efektif dalam menyelenggarakan pelayanan karena

    mampu memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada target yang

    ditetapkan sebelumnya. Puskesmas I Kembaran ditargetkan oleh pemerintah

    untuk mendapatkan pemasukan retribusi sebesar Rp 214,091,000,-. Namun

    dalam prakteknya Puskesmas I Kembaran justru memperlihatkan prestasinya

    dengan memperoleh pendapatan retribusi yang lebih besar sebanyak 45%,

    atau sebesar Rp 310.826.600,-.

    1) Aspek EkonomiPenilaian kinerja keuangan dalam aspek ekonomi pada dasarnya

    mengukur kemampuan sebuah organisasi untuk mengurangi pemborosan

    dalam pembelanjaan modal. Namun dalam sektor publik, sebagaimana

    yang terjadi pada Puskesmas, upaya penghematan pembelanjaan tidak

    dapat ditempuh kecuali dalam tahapan penyusunan RAB. Setelah dana

    diturunkan atau setelah RAB disetujui, maka pembelanjaan harus

    dilakukan sesuai dengan perencanaannya. Hal ini ditegaskan oleh

    pernyataan kepala Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:

    Kami ini kan hanya sebatas pelaksana kebijakan

    pemerintah saja, jadi seluruh anggaran sudah ditentukan oleh

    pemerintah. RAB yang disusun harus disesuaikan dengan

    program dan ketersediaan dana pemerintah. Begitu juga dengan

    pembelanjaannya, sudah pasti harus sesuai dengan

    anggarannya. Kalau tidak sesuai, seumpama mengurangi jatah

    atau menambah anggaran, justru kami yang dikenai sanksi

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    26/69

    78

    RAB Puskesmas I Kembaran untuk tahun 2012 yang disetujui

    pemerintah tercantum 365,863,800,-. Pembiayaan dari RAB tersebut

    seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah. Berkaitan dengan dana

    tersebut, Puskesmas I Kembaran selalu menghabiskan seluruh dana yang

    diterima untuk keperluan Puskesmas sebagai RAB yang telah disahkan

    tersebut.

    Beberapa kemungkinan resiko akan dialami apabila Puskesmas

    mencoba berinovasi dalam mengelola keuangan, dan kemungkinan resiko

    yang paling ringan adalah mengembalikan sisa dana yang tidak

    terbelanjakan ke pemerintah. Inilah yang sedang dihindari oleh

    Puskesmas I Kembaran. Berdasarkan pengalaman di tahun sebelumnya,

    bahwa Puskesmas I Kembaran pernah berinovasi dalam mengelola

    keuangan sehingga mampu menyisihkan sebagian dana untuk cadangan

    kebutuhan tak terduga. Puskesmas I Kembaran mampu menyisakan dana

    sebesar 5% dari setiap anggaran pembelanjaan. Namun maksud baik

    tersebut ternyata justru menjadi boomerang bagi Puskesmas. Mereka

    mendapatkan konsekuensi wajib mengembalikan sisa dana tersebut dan

    mengalami pengurangan anggaran dana pada tahun berikutnya.

    2) Aspek efisiensiAspek ini mengukur kinerja Puskesmas dalam meminimalisir

    besaran biaya operasional yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang

    maksimal. Hasil yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah

    pendapatan retribusi pelayanan. Pengukuran kinerja dari aspek efisiensi

    dapat diukur dengan membandingkan input dan output keuanganPuskesmas. Input keuangan Puskesmas adalah besaran dana yang

    dialokasikan oleh puskesmas untuk penyelenggaraan pelayanan selama

    setahun. Sedangkan output keuangan Puskesmas berupa jumlah

    penerimaan yang diperoleh dari retribusi selama setahun.

    Kinerja keuangan Puskesmas I Kembaran dalam aspek efisiensi

    memang dinilai kurang. Adapun alasan yang disampaikan oleh kepala

    Puskesmas sebagai berikut:

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    27/69

    79

    Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan itu kan

    sebenarnya dibiayai oleh pemerintah, sedangkan biaya retribusi

    itu bukan pengganti biaya pelayanan, namun sekedar

    pembayaran jasa yang nantinya disetorkan seluruhnya kepada

    Dinas Pendapatan Daerah. Maka wajar apabila pengeluaranlebih besar daripada pendapatannya

    Dana yang dialokasikan pemerintah untuk Puskesmas I

    Kembaran adalah Rp 365,863,800,-.Adapun perolehan Puskesmas di

    tahun 2012 yang diperoleh dari retribusi pelayanan kesehatan selama

    setahun adalah Rp 310.826.600,-. Dengan demikian Puskesmas

    mengalami pemborosan pembiayaan pelayanan sebesar 15%.

    3) Aspek efektivitasAspek efektivitas menggambarkan kinerja Puskesmas I dalam

    meraih target pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya. Target

    tersebut lebih mudah diwujudkan dalam angka berupa besaran

    pendapatan retribusi pelayanan. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran

    cukup efektif menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Nilai efektivitas

    pelayanan dari perspektif keuangan, berdasarkan perbandingan antara

    output (realisasi penerimaan) dengan outcome (anggaran

    penerimaan/target) adalah sebesar 1,45%. Hal ini dapat terjadi karena

    penerimaan Puskesmas I Kembaran Rp 310.826.600,-, lebih besar

    daripada target yang ditentukan pemerintah sebesar Rp 214,091,000,-.

    Data perolehan retribusi tiap bulan secara terperinci dapat dilihat dalam

    tabel di bawah ini:

    Tabel 4. 19: Pendapatan Retribusi Puskesmas I Kembaran tahun 2012

    No Bulan Jumlah

    1 Januari 34,491,000

    2 Februari 13,436,500

    3 Maret 13,038,500

    4 April 13,916,000

    5 Mei 11,321,300

    6 Juni 62,363,000

    7 Juli 13,606,0008 Agustus 22,754,300

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    28/69

    80

    9 September 13,858,200

    10 Oktober 15,336,700

    11 November 68,720,300

    12 Desember 27,984,800

    Jumlah Total 310,826,600

    Sumber: Laporan Keuangan Puskesmas I Kembaran diolah

    Seluruh pendapatan tersebut disetorkan kepada pemerintah

    melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Mengetahui hal tersebut

    Pemkab. Banyumas selanjutnya menaikkan target minimal pendapatan

    retribusi untuk tahun berikutnya. Kepala Puskesmas menjelaskan

    persoalan kenaikan target retribusi pelayanannya sebagai berikut:

    Tahun lalu Puskesmas I Kembaran mampu memperoleh

    pendapatan rertribusi yang cukup besar hingga melebihi target

    yang ditentukan pemerintah. Karena itulah tahun ini (2013) kami

    dikejar target lebih besar lagi menjadi Rp. 395.017.750,-

    Berdasarkan ketiga aspek yang telah diteliti tersebut Puskesmas I

    Kembaran termasuk berkinerja baik dalam menyelenggarakan pelayanan

    kesehatan. Puskesmas cukup tertib dan patuh administrasi dalam

    pengelolaan uang dan mampu meraih prestasi dengan pendapatan yangmelebihi target. Adapun soal pemborosan pembiayaan (inefisiensi

    pelayanan), adalah hal yang wajar bagi instansi pelayanan publik.

    c. Perspektif Proses InternalPengukuran kinerja dalam perspektif proses internal akan

    memberikan gambaran kemampuan Puskesmas I Kembaran dalam mengelola

    inovasi, proses operasional dan proses pelayanan yang sesuai dengan

    kehendak pelanggannya. Penilaian kinerja dalam perspektif ini dilakukan

    dengan cara mewawancarai petugas dan mengamati perkembangan serta

    proses kerja yang dilakukan oleh setiap petugas dalam menyelenggarakan

    pelayanan.

    1) Proses InovasiProses inovasi adalah mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan

    masa kini dan masa mendatang serta mengembangkan solusi baru untuk

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    29/69

    81

    kebutuhan pelanggan. Inovasi yang dilakukan Puskesmas I Kembaran

    dilakukan atas dua dasar. Pertama, inovasi dilakukan untuk

    meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Hal ini dilakukan

    dengan jalan mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan melalui beberapa

    sumber, seperti SMS, kotak saran, bidan desa, dll. Kedua, inovasi

    dilakukan meningkatkan prestasi. Hal ini dilakukan dengan jalan

    mengakses informasi ke pemerintah terkait perkembangan program-

    program kesehatan yang terbilang baru. Dengan demikian Puskesmas I

    Kembaran lebih cepat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Sebagaimana

    yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas I Kembaran:

    peningkatan dan perubahan pelayanan memang terus kamiupayakan. Seperti yang sedang kami upayakan saat ini, Puskesmas

    akan menyelenggarakan pelayanan persalinan di Puskesmas. jadi

    mulai awal tahun 2014 Puskesmas I Kembaran berubah status

    menjadi Puskesmas PONED. Kalau hanya mendengarkan

    keinginan masyarakat saja justru kita tidak dapat melakukan

    inovasi, soalnya kita tidak memiliki kewenangan untuk merubah

    jenis pelayanan yang sudah ada.

    Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, memang Puskesmas

    I Kembaran sejak tahun 2008 tidak pernah berhenti melakukan perbaikan.

    Salah satu inovasi pelayanan yang paling aktual adalah adanya

    penambahan pelayanan persalinan 24 jam. Inovasi tersebut ditandai

    dengan adanya gedung persalinan baru yang difasilitasi dengan ruangan

    rawat inapnya serta mobil ambulance yang dapat dimanfaatkan untuk

    menjemput pasien yang jauh dari lokasi puskesmas.

    2) Proses operasionalProses operasional mengidentifikasikan sumber-sumber

    pemborosan dalam proses operasional Puskesmas, baik dalam

    permborosan SDM, peralatan/ sarana-prasarna, waktu, sistem dan

    pemborosan hasil kerja. Dalam hal ini salah seorang petugas menjelaskan

    proses operasional Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:

    Proses pelayanan yang diselenggarakan Puskesmas I

    Kembaran sudah pasti harus sesuai dengan Protap (Prosedur

    tetap) yang ditentukan pemerintah. Berbagai pengumuman jugasudah kami sertakan, kami temple, dan kami umumkan kepada

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    30/69

    82

    masyarakat dalam kegiatan lokmin untuk memperjelas jenis dan

    alur pelayanannya

    Berdasarkan keterangan petugas di atas, Kinerja Puskesmas I

    Kembaran pada hakikatnya terbilang baik. Proses pelayanan yang

    diselenggarakan untuk melayani pasien sudah disesuaikan dengan prosedur

    pelayanannya. Puskesmas I Kembaran memiliki standar prosedur pelayaan

    yang cukup baik sebagaimana bagan pelayanan di bawah ini:

    Gambar 4.7: Bagan Alur Pelayanan Kesehatan Puskesmas I Kembaran

    Sumber: Puskesmas I Kembaran

    Dengan kejelasan prosedur tetap pelayanan, ditambah dengan

    beberapa pengumuman tambahan lainnya, pelayanan Puskesmas I

    Kembaran dapat berjalan dengan efektif. Adapun kendala-kedala yang

    dihadapi dalam menjelankan tugas sebenarnya timbul akibat

    keterbatasan-keterbatasan yang ada, sebagaimana dijelaskan oleh petugas

    puskesmas di bawah ini:

    Jumlah SDM yang berada di Puskesmas I Kembaran jika

    dibandingkan dengan jumlah pasien yang hadir setiap harinya,justru Puskesmas sangat merasa kekurangan tenaga. Begitu juga

    dengan waktu pelayanan, antara yang disediakan dengan yang

    dibutuhkan sangat timpang. Idealnya setiap pasien memperoleh

    waktu pelayanan minimal 10 menit. Namun karena keterbatasanSDM, setiap pasien hanya menerima pelayanan maksimal 3 menit.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    31/69

    83

    Sedangkan terkait tentang ketersediaan peralatan, sebenarnya

    memang Puskesmas I Kembaran masih kekurangan banyak

    fasilitas. Bahkan seringkali kita kebingungan mencari penyedia

    dana untuk mencukupi kebutuhan operasional puskesmas disaat

    dana dari pemerintah belum turun

    Puskesmas I Kembaran memang seringkali mengalami kendala

    dalam hal proses operasional. Faktor penyebab utamanya adalah

    keterbatasan SDM dan kuranglancarnya pencairan dana dari pemerintah.

    Keterbatasan SDM mengakibatkan pelayanan menjadi sedikit lambat bagi

    pasien yang datangnya terlambat, karena harus menunggu pelayanan

    lebih lama.Upaya pengurangan waktu seharusnya sudah tidak permasalahkan

    lagi oleh masyarakat karena petugas sudah berusaha dengan maksimal.

    Idealnya dokter memeriksa pasien tidak kurang dari 10 menit. Untuk

    pelayanan yang memerlukan tindakan idealnya membutuhkan waktu

    tidak kurang dari 20-30 menit. Pelayanan kesehatan di Puskesmas I

    Kembaran dimulai pukul 07.00 s.d. 14.00 WIB. Dengan standar waktu

    pelayanan yang sedemikian rupa, idealnya Puskesmas I Kembaran tidak

    perlu menerima pasien lebih dari 20 - 35 pasien per unit pelayanan.

    Namun kenyataan di lapangan sangat jauh dari batas idealnya. Rata-rata

    pasien yang berkunjung ke Puskesmas I Kembaran tiap hari lebih dari

    100 orang, secara rinci dapat disimak dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 4.20: Perbandingan Antara Kapasitas Pelayanan dengan Jumlah

    Pasien yang berkunjung Tiap Hari

    No Jenis Pelayanan Kapasitas

    pelayanan

    Jumlah Pasien berkunjung

    Min Max Rata-Rata

    1 Klinik Gigi 2035 3 18 13

    2 Klinik Umum 2535 52 101 73

    3 Klinik KB/KIA 2035 3 17 12

    Sumber: Simpus Puskesmas I Kembaran tahun 2013

    Klinik Gigi dan klinik KB/KIA masih cukup representatif untuk

    menyelenggarakan pelayanan. Namun bagaimana dengan Klinik Umum?

    Apabila dilihat dari batas ideal, maka pelayanan kesehatan di klinik

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    32/69

    84

    umum Puskesmas I Kembaran sudah sangat tidak ideal. Setiap pasien

    hanya memperoleh waktu pelayanan sekitar 35menit. Kondisi ini tentu

    tidak akan perlu lagi untuk dilakukan upaya pengurangan waktu

    pelayanan. Jumlah tersebut pun sudah melalui pembatasan waktu

    pendaftaran, dimana pendaftaran pemeriksaan maksimal pukul 10.00

    WIB, selebihnya itu tidak akan dilayani. Adapun lamanya pelayanan

    bukan dikarenakan lamanya pelayanan, namun karena jumlah pasien

    yang sangat banyak maka sangat dimungkinkan bagi pasien yang datang

    pukul 10.00 akan dilayani di akhir waktu pelayanan. Sebagai gambaran,

    pasien yang hadir paling awal, akan dapat mengakses pelayanan dengan

    sangat cepat. Mulai dari pendaftaran hingga pengambilan obat dapat

    dilayani cukup 10 menit. Namun bagi pasien yang hadirnya sekitar pukul

    10.00 WIB kemungkinan besar baru akan pulang pukul 14.30 WIB

    (lampiran). Berikut ini adalah hitungan MCE Waktu pelayanan kesehatan

    yang berjalan di puskesmas I Kembaran.

    Waktu (menit) jumlah pasien MCE

    0 sd 15 6 67%

    15 sd 30 12 148%

    30 sd 45 6 240%

    45 sd 60 11 347%

    60 sd 90 13 508%

    90 sd 120 12 749%

    120 sd 180 24 1002%

    180 sd 240 29 1418%

    > 240 23 1675%

    Total pasien 136 932% (rata-rata)

    Dari 136 pasien yang hadir ke puskesmas 1 Kembaran, ternyata

    hanya 6 pasien yang dapat dilayani sesuai dengan standar pelayanan.

    Selain daripada itu pasien dilayani dengan waktu yang lebih panjang.

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat pasien yang

    harus mengorbankan waktu lebih dari 240 menit (4 jam) untuk

    memperoleh pelayanan kesehatan.

    3) Proses pelayanan

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    33/69

    85

    Proses pelayanan menilai kinerja Puskesmas I Kembaran yang

    berkaitan dengan pelayanan pasien, seperti: pelayanan pasca

    pemeriksaan, menyelesaikan masalah yang timbul pada pasien dengan

    cepat, melakukan tindak lanjut secara proaktif dan tepat waktu, dan

    memberikan sentuhan pribadi (personal touch) kepada pasien.

    Puskesmas I Kembaran jarang sekali menemui pasien yang

    melakukan komplain pelayanan. Pasien yang kembali ke puskesmas

    adalah pasien yang memang secara rutin berkunjung untuk melakukan

    pemeriksaan, seperti KB, KIA dan Gigi. Meskipun demikian Puskesmas I

    Kembaran memiliki prosedur tetap untuk menangani keluhan pasiennya

    atau masyarakat. Proses penanganan keluhan pasien yang disampaiakan

    dengan datang langsung ke Puskesmas atau melalui SMS/ kotak saran,

    seluruhnya dapat segera ditanggapi oleh petugas.

    Sesuai dengan hasil angket yang disebarkan kepada seluruh

    anggota Puskesmas, petugas Puskesmas I Kembaran terbilang jarang

    berkomunikasi dengan pasiennya. Dari seluruh petugas Puskesmas I

    Kembaran yang berjumlah 30 orang, ada 22 petugas yang menjawab

    pernah tetapi jarang. Enam petugas lainnya menjawab tidak pernah dan

    hanya 1 orang yang menjawab sering berkomunikasi dengan pasiennya.

    Intensitas komunikasi adalah salah satu ciri paling mendasar dari proses

    membangun hubungan baik dengan pelanggannya. Dengan jarangnya

    komunikasi dengan pasien menandakan hubungan yang dibangun antara

    petugas dengan pasien adalah hubungan formal impersonal, bukan

    personal touch.

    Ketepatan waktu pelayanan menjadi persoalan yang belum mampu

    terselesaikan. Apabila diukur dari standar pelayanan di tiap tahapan

    pelayanan, Puskesmas I Kembaran memiliki kinerja sangat baik karena

    jumlah total waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari lima menit. Namun

    apabila diukur dari jumlah keseluruhan waktu yang dikorbankan pasien,

    terutama bagi pasien yang hadrinya terlambat, maka Puskesmas I

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    34/69

    86

    Kembaran kinerjanya dinilai sangat buruk, karena pasien yang hadir

    pukul 10.00 harus antre hingga pukul 14.00

    Berdasarkan penjelasan proses pelayanan tersebut, Kinerja

    Puskesmas I Kembaran dari aspek proses pelayanan dinilai masih kurang

    maksimal karena sikap pelayanan yang masih sangat formal impersonal.

    Kecepatan pelayanan yang dijelaskan diatas bukan mencerminkan sikap

    ketanggapan petugas terhadap kebutuhan pelanggan melainkan sikap

    keterpaksaan karena banyaknya pelanggan yang datang.

    Berdasarkan berbagai uraian kinerja Puskesmas I Kembaran dalam

    perspektif proses internal di atas, baik dari proses inovasi, prosesoperasional serta proses pelayanan, seluruhnya adalah cukup baik.

    Puskesmas cukup inovatif dalam membangun pelayanan kesehatan publik

    di Kec. Kembaran. Proses seluruh pelayanan kesehatan, baik KIA/KB,

    Unit Pengobatan Umum, atau Unit Pengobatan Gigi, sudah dijalankan

    sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah. Karena kondisi

    yang tidak mendukung seperti keterbatasan SDM, kewenangan dan dana,

    maka beberapa aspek dalam kinerja menjadi kurang termaksimalkan,

    seperti masih adanya pasien yang mengalami waktu tunggu yang lama

    d. Perspektif Pengembangan dan PembelajaranPerspektif pengembangan dan pembelajaran organiasi

    menggambarkan Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam melakukan inovasi

    melalui peningkatan dan pengembangan SDM dan sumber daya lainnya.

    Perspektif ini mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi,pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang perlu

    diperbaharui. Pengukuran kinerja dalam perspektif ini dilakukan dengan

    mengamati pelatihan yang telah didokumentasikan oleh Puskesmas I

    Kembaran.

    1) Pengembangan dan Pembelajaran untuk Pegawai PuskesmasPuskesmas I Kembaran tidak dapat menyelenggarakan pelatihan atau

    pendidikan untuk petugasnya. Hal ini terjadi karena Puskesmas adalah salah

    satu bagian dari instansi yang lebih besar yakni Dinas Kesehatan. Meskipun

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    35/69

    87

    demikian Puskesmas masih dapat melakukan pengembangan SDM melalui

    pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan. Keterangan

    ini disampaiakan oleh Kepala Puskesmas I Kembaran sebagai berikut:

    sebenarnya kami ingin melakukan pelatihan untuk para

    petugas yang ada di Puskesmas I Kembaran. Tetapi setiap usulan

    pelatihan dan pendidikan yang kami ajukan seringkali diabaikan oleh

    pemerintah. Kata mereka usulan ini kurang penting bagi pemerintah

    karena sudah ada pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah,

    sehingga puskesmas cukup mengikuti saja

    Berdasarkan hasil survey, dari 30 petugas yang ada di Puskesmas,

    50% diantaranya pernah memperoleh pelatihan, sedangkan sisanya belum

    pernah. Pelatihan yang diikuti sebagian diantaranya adalah pelatihan yangdiselenggarakan oleh dinas kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas I Kembaran

    sedikit mengalami kesulitan dimana kebutuhan pendidikan dan pelatihan

    sangat dibutuhkan oleh setiap petugas sedangkan pelatihan yang

    diselenggarakan oleh pemerintah biasanya hanya meminta perwakilan saja.

    Akibatnya hasil pelatihannya kurang maksimal. Adapun pelatihan yang telah

    diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan diikuti oleh petugas Puskesmas I

    Kembaran adalah sebagaimana dicantumkan dalam tabel di bawah ini.

    Tabel 4.21: Data Petugas Puskesmas I Kembaran yang telah mengikuti Diklat

    No Nama Jabatan Diklat yang Pernah diikuti

    1 drg. Tri Handayani Ka. Puskesmas Dikpim IV

    2 Muhimah Perawat Penyelia

    Pelatihan Petuas UKS

    Puskesmas se JATENG,Pelatihan Penerapan ProsesKeperawatan,Diklat FungsionalPerawat Puskesmas,

    3 Endang Pratiwi Kasubag TUKinerja Puskesmas, DiklatpimIV

    4 Ester SiswatiBidan PelaksanaLanjutan

    LSS, APN, DDTK

    5TriwelasAstutiningsih,A.Md.Keb

    Bidan PelaksanaLanjutan

    Tehnis Fungsional Bidan,Diklat Jarak Jauh, APN,

    ASFIKSIA, DDTK,POSKEDES, Laborat HB,TenisFungsional Gizi, CTUImplan,IUD,Kinerja Puskesmas

    6 Taswen,A.M.KebBidan PelaksanaLanjutan

    LSS,APN,Tehnis FungsionalBidan, Poskesdes, CTU Implan,IUD

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    36/69

    88

    7 Alvu Kartika MNFBidan PelaksanaLanjutan

    Inserci & Pencabutan Implan,Inseci & Pencabutan IUD, LSS,APN, PONED, DDTK, ResusiBayi BBL,Tehnik Fungsional

    Bidan,Poskesdes

    8Indah JuliWidowati

    Asisten ApotekerPelaksanaLanjutan

    Pendidikan & PelatihanPengelola Obat di Puskesmas

    9Titah Nurul R.,Amd.KL

    SanitarianPelaksana

    Fungsional Promkes

    9 Emy Pramuji Bidan Pelaksana

    Funsional Bidan, LSS, APN,

    Implan,Imunisasi,Poskesdes,PPK DON (Pedoman PenanganKegawat Daruratan Obstetri &Neonatal)

    10

    Ratna Sulistyana,

    A.M. Keb Bidan Pelaksana

    Desa Siaga, Asfiksia,Imunisasi,

    CTU Implan,IUD,APN

    Sumber: Puskesmas I Kembaran

    Jumlah keseluruhan pegawai Puskesmas I Kembaran ada 30 orang,

    sedangkan yang pernah mendapatkan pelatihan baru 10 orang. Sedangkan

    lima orang lagi, yang mengaku telah mendapatkan pelatihan, adalah petugas

    baru yang memperoleh pelatihan sebelum dipindahkan ke Puskesmas I

    Kembaran.Meskipun sudah terwakili dari masing-masing unit pelayanan namun

    hasilnya akan berbeda apabila setiap petugas pernah mengalami pelatihan

    sendiri secara langsung. Untuk meminimalisir kelemahan itu, Puskesmas I

    Kembaran memaksimalkan fungsi pembinaan dan pembelajaran dalam setiap

    pertemuan. Puskesmas I Kembaran memiliki jadwal pertemuan rutin tiap

    bulan untuk internal puskesmas dan pertemuan lokakarya mini (lokmin) tiap

    tiga bulan sekali. Adapun kendala yang sedang dihadapi adalah hadirnyapetugas baru. Puskesmas harus membangun budaya kerja dari awal lagi,

    sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Puskesmas:

    Kami sebenarnya sudah membangun budaya kerja yang

    baik bersama petugas yang lama. Dengan hasil pelatihan ISO

    9001:2000, setiap petugas memiliki keseragaman semangat untuk

    menciptakan budaya mutu. namun setelah peristiwa pemutasian

    pegawai besar-besaran, budaya yang telah dibangun tiba-tiba hilang

    dan sekarang harus mulai membangun lagi dari awal. Ini yang

    menjadi kendala kami saat ingin meningkatkat kinerja pelayanan

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    37/69

    89

    Berkenaan dengan pengembangan dan pembelajaran, salah satu

    aspek yang juga perlu dikembangkan adalah motivasi pegawai. Salah satu

    faktor pendorong motivasi adalah sistem penghargaan yang baik. Sistem

    penghargaan di Puskesmas I Kembaran dirasakan masih kurang tertata

    dengan baik. Seperti halnya di instansi publik yang lainnya, sistem

    penghargaan pegawai belum tertata dengan baik. Adapun penilaian petugas

    terhadap sistem penghargaan yang ada di Puskesmas I Kembaran adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 4.22: Penilaian Petugas Terhadap Sistem Penghargaan Puskesmas

    yang diselenggarakan

    No Keterangan Ada Tidak Ada Total

    1 Imbalan Penghargaan 23 (77%) 7 (23%) 30 (100%)

    2 Sanksi Hukuman 16 (53%) 14 (47%) 30 (100%)

    Sumber: Data Primer diolah

    Bagi para petugas, keberadaan penghargaan dan sanksi sebenarnya

    cukup diakui. Mereka menganggap Puskesmas I Kembaran memiliki sistem

    penghargaan untuk menghargai prestasi pegawai dan sanksi untuk pegawai

    yang melanggar. Namun setelah ditelusuri lebih dalam ternyata penghargaan

    dan sanksi yang dimaksud adalah penghargaan berupa ucapan terimakasih

    dan sanksi berupa teguran. Sebagaimana hasil survey di bawah ini:

    Tabel 4.23: Bentuk Penghargaan/ Sanksi yang diberikan Puskesmas Kepada

    Petugas yang Melaksanakan Tugas dengan Baik

    Penghargaan Sanksi

    No Keterangan Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

    1 Uang, 6 20% 7 23%

    2 Barang, 0 0% 3 10%

    3 Ucapan selamat/

    teguran

    1 3% 10 33%

    4 Tidak ada

    penghargaan/ sanksi

    23 77% 10 33%

    Total 30 100% 30 100%

    Sumber: Data Primer diolah

    Penghargaan ataupun sanksi yang seringkali diberlakukan adalah

    ucapan terimakasih/selamat bagi yang berprestasi dan teguran bagi yang

    melanggar aturan. Sebagian dari mereka memang ada yang pernahmendapatkan imbalan berupa uang, namun tidak seberapa karena itu adalah

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    38/69

    90

    imbalan pengganti transport yang seringkali diberikan kepada setiap petugas

    yang telah melaksanakan tugas di luar kantor.

    Bentuk sanksi dalam bentuk uang sebagaimana terlihat dalam tabel di

    atas bukan uang denda yang harus dibayar karena melakukan pelanggaran,

    namun hanya sekedar pertanggungjawaban petugas untuk mengganti uang

    yang dihilangkan. Begitu juga dengan barang, bahwa petugas yang merusak

    fasilitas kantor diharuskan mengganti barang tersebut.

    Keinginan Puskesmas untuk member insentif bagi petugas yang

    berprestasi sangat sulit diwujudkan. Puskesmas terkendala dengan

    keterbatasan dana, sebagaimana dijelaskan oleh kepala puskesmas:

    Puskesmas ini memang belum ada sistem penghargaan yangbaik, setiap petugas yang berprestasi hanya mendapatkan ucapan

    selamat dan yang melanggar atau berkinerja buruk hanya

    mendapatkan teguran dari atasan tanpa sanksi apapun. Sebenarnya

    ingin memberi insentif, tetapi tidak ada alokasi dananya

    Tabel 4.24: Pengalaman Petugas Terhadap Penghargaan atau Sanksi di

    Puskesmas I Kembaran

    Penghargaan Sanksi

    No Keterangan Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

    1 Pernah 5 17% 7 23%

    2 Tidak pernah 25 83% 23 77%

    Total 30 100% 30 100%

    Sumber: Data Primer diolah

    2) Pengembangan dan Pembelajaran untuk MasyarakatMengingat fungsi Puskesmas bukan hanya melakukan pelayanan

    kuratif, tetapi juga pelayanan preventif, puskesmas juga perlu melakukan

    upaya peningkatan mutu SDM masyarakat. Berkaitan dengan hal itu salah

    satu petugas Puskesmas memberikan penjelasan sebagai berikut:

    Kami selalu menghimbau pasien yang datang ke Puskesmas

    untuk rutin datang ke Puskesmas untuk mempermudah masyarakat

    menjaga kesehatannya. Terlebih bagi pasien gigi, KIA atau KB

    Pendidikan dan pembelajaran bagi masyarakat dalam proses

    pelayanan kesehatan adalah pembangunan kesehatan partisipatif. Masyarakat

    diharapkan bersedia untuk rutin ke puskesmas sehingga petugas mudah untuk

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    39/69

    91

    mengontrol kesehatan masyarakat. Perilaku ini adalah wujud daripada

    tindakan preventif kesehatan. Bentuk kegiatan preventif tersebut antara lain:

    a) Bagi masyarakat ibu hamil, disarankan mengecek kesehatankandungan secara rutin minimal empat kali selama kehamilan, yaitu

    pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan dua kali

    pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal.

    Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali

    hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan

    seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.

    b) Klinik Gigi, menyarankan masyarakat untuk memeriksakan kondisigiginya minimal dua kali dalam satu tahun bagi pasien normal/sehat,

    atau minimal empat kali bagi pasien yang sakit gigi.

    c) Klinik Umum, mengingat cuaca yang tidak menentu, petugasmenyarankan masyarakat untuk melakukan cek kesehatan secara rutin

    ke puskesmas untuk menjaga stamina dan kesehatan.

    3) Pengembangan dan Pembelajaran dalam Teknologi dan SaranaPrasarana

    Upaya pengembangan teknologi dilakukan oleh Puskesmas dengan

    baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penghargaan yang diperoleh

    Puskesmas I Kembaran dari Kabupaten Banyumas, bahwa Puskesmas I

    Kembaran tercatat sebagai pengguna Simpus (Sistem Informasi Puskesmas)

    versi terbaru yang pertama kali. Penggunaan simpus sangat membantu sekali

    urusan Puskesmas dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Petugas

    tidak lagi disibukkan dalam urusan menyusun laporan karena pendataan

    dilakukan secara otomatis oleh simpus. Dengan demikian petugas dapat

    dimaksimalkan untuk mengurusi pasien.

    Upaya pengembangan sarana prasarna puskesmas belum begitu

    maksimal. Hingga saat ini belum ada pembaruan sarana prasarana lagi

    kecuali pengadaan kendaraan mobil ambulanceuntuk menunjang pelayanan

    persalinan. Pernyataan ini ditegaskan oleh pernyataan petugas puskesmas:

    sehubungan dengan RAB yang disetujui hanya

    menyantumkan pembelanjaan modal lancar, yaitu sarana pelayanan

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    40/69

    92

    yang habis pakai, maka pembaruan peralatan belum dapat dilakukan

    secara maksimal

    Anggaran pendanaan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan di

    Puskesmas memang sangat terbatas. Berikut adalah rincian Rencana

    Anggaran Belanja Puskesmas I Kembaran untuk tahun 2013:

    Tabel 4.23: RAB Puskesmas I Kembaran Tahun 2013

    No Sumber

    Anggaran

    Uraian Belanja Besaran

    Anggaran

    1 BOK

    (70.000.000)

    Upaya Kesehatan Masyarakat 59,044,000

    Penunjang Kegiatan Manajemen

    Puskesmas

    10,956,000

    2 APBD(150,605,000) Belanja Pegawai 6,300,000Belanja Bahan Habis Pakai 20,421,500

    Belanja Bahan/ Material 2,102,000

    Belanja Jasa Kantor 14,160,000

    Belanja Perawatan Kendaraan

    Bermotor

    4,272,500

    Belanja Cetak dan Penggandaan 4,088,200

    Belanja Makan dan Minum 2,280,000

    Belanja Perjalanan Dinas 900,000

    Belanja Pemeliharaan 30,092,000

    Belanja Jasa Pelayanan Publik 46,813,896

    Belanja Modal Pengadaan

    Perlengkapan Kantor

    3,600,000

    Belanja Meubelair 13,375,000

    Belanja Alat Kedokteran 2,199,904

    3 APBN

    (121,315,000)

    Pelayanan Rawat Jalan Tk I 83,000,000

    Pelayanan Persalinan 10,500,000

    Pelayanan Rujukan 315,000

    Pelayanan Jampersal 27,500,000

    Total Anggaran Belanja 341,920,000

    Sumber: POA Puskesmas I Kembaran tahun 2013

    Anggaran untuk upaya peningkatan sarana prasarana kurang dapat

    terpenuhi. Sebagian besar anggaran dana dialokasikan untuk biaya

    operasional pelayanan. Dana BOK dialokasikan untuk upaya pelayanan

    kesehatan masyarakat dan sebagian untuk peningkatan manajemen seperti

    pembelian ATK dan biaya penyusunan laporan. Anggaran dari APBD

    dialokasikan untuk operasional pegawai, jasa pelayanan dan pembelian bahan

    habis pakai. Sedangkan anggaran dari APBN (Jamkesmas dan Jampersal)

    dialokasikan untuk jaminan pelayanan masyarakat. Dari seluruh anggaran

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    41/69

    93

    sebesar Rp 341,920,000,-, untuk melengkapi peralatan kesehatan hanya

    dialokasikan dana sebesar Rp 2,199,904,-.

    C. Pembahasan1. Kinerja Puskesmas I Kembaran dalam Konsep Balanced Scorecard

    Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

    tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

    organisasi (Mahsun, 2006). Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau

    kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah

    ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target

    tertentu yang hendak dicapai. Sedangkan Penilaian kinerja (performance

    measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan

    dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi

    penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang

    dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai

    seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan

    maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan

    (Robertson, 2002).

    Menurut Lohman (2003) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas

    penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis

    organisasi. Whittaker (dalam BPKP, 2000) menjelaskan bahwa pengukuran

    kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan

    kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Simons (dalam BPKP, 2000)menyebutkan bahwa pengukuran kinerja membantu manajer dalam memonitor

    implementasi strategi bisnis dengan cara membandingkan antara hasil aktual

    dengan sasaran dan tujuan strategis. Jadi pengukuran kinerja adalah suatu metode

    atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan

    kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui

    kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan

    akuntabilitas.Dengan demikian dalam menilai kinerja organisasi perlu beberapa

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    42/69

    94

    elemen pokok yang harus dipenuhi. Elemen pokok pengukuran kinerja tersebut

    antara lain (Mahsun, 2006):

    a) Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.b) Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.c) Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.

    Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan

    kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas)

    a. Perspektif Pelanggan organisasi (The customer perspective)Perspektif pelanggan dalam organisasi sektor publik merupakan

    tumpuan (leverage) utama = Menjadi Puskesmas yang diminati

    Pelanggan karena Pelayanan yang Baik dan Memberikan Kesembuhan

    Puskesmas I Kembaran berupaya penuh untuk memberikan kepuasan bagi

    pelanggannya serta menjadi perantara masyarakat dalam mewujudkan

    kesembuhan, karena kesehatan adalah salah satu indikator dari indikator

    kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan organisasi public adalah untuk

    menciptakan kesejahteraan masyarakat (welfare society) (Mahmudi, 2007:

    136). Menurut Edi suharto (dalam Afifah & Dahlan, 2006: 24), kesehatan

    bagi masyarakat dapat dikategorikan dalam kebutuhan non material.

    Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan masyarakat aman dan

    bahagia karena kebutuhan dasarnya dapat dipenuhi serta manakala manusia

    memperoleh perlindungan dari risiko utama yang mengancam

    kehidupannya.

    Prinsip dalam mewujudkan welfare societymenurut Briggs (Afifah &

    Dahlan, 2006: 33) adalah adanya jaminan sosial dan menyelenggarakanpelayanan pada tingkatan yang paling baik = jaminan yang diberikan oleh

    Puskesmas I Kembaran diwujudkan dalam misi organisasinya, yaitu

    member pelayanan secara professional dan memuaskan, meningkatkan

    SDM dan sarana prasarananya.

    1) Cakupan PelangganBerkaitan dengan Standar Pelayanan Minimual (SPM)

    Kesehatan, angka 98,2% adalah wujud kecakapan Puskesmas I

    Kembaran dalam melaksanakan tugas/amanat pemerintah.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    43/69

    95

    Keberhasilan dalam aspek cakupan pelanggan merupakan perwujudan

    dari kepatuhan Puskesmas terhadap instruksi pemerintah.

    Cakupan pelanggan yang diutarakan di atas adalah ragam

    pelayanan yang mampu disediakan Puskesmas untuk melayani

    masyarakat. Dalam konsep Balanced Scorecard Puskesmas

    semestinya menyelenggarakan pelayanan bukan atas dasar instruksi

    pemerintah melainkan berdasarkan permohonan masyarakat, karena

    suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin

    mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan

    dipersepsikan konsumen (Srimindarti, 2004: 52-64). Meskipun

    Puskesmas tidak dapat mengambil kebijakan sendiri, tetapi

    berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat diketahui bahwa kinerja

    puskesmas I Kembaran dinilai cukup baik. Puskesmas I Kembaran

    adalah unit pelaksana teknis daerah (UPTD) daripada Dinas

    Kesehatan Banyumas. Konsekuensinya, kebijakan penyelenggaraan

    pelayanan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan, termasuk

    menentukan jumlah pelayanan yang harus diselenggarakan.

    Berkaitan dengan nilai cakupan yang belum mencapai 100%,

    yakni cakupan kunjungan ibu (K4) yang baru mencapai 93,8%,

    mencerminkan kewenangan puskesmas yang tidak mengikat

    kebebasan masyarakat secara mutlak. Masyarakat masih memiliki

    kebebasan untuk memilih penyedia layanan kesehatan yang dianggap

    sesuai.

    2)

    Pangsa Pasar (Market Share)Menurut Sumarwan, dkk (2011) Pangsa pasar merupakan

    bagian pasar yang dapat diraih oleh perusahaan. Dalam hal ini

    masyarakat kembaran yang dapat diraih oleh Puskesmas I Kembaran

    adalah masyarakat umum baik pemegang kartu jaminan ataupun

    tidak. Mayoritas yang berkunjung ke Puskesmas adalah kaum

    perempuan. Berdasarkan data dari simpus, sebagian besar pasien yang

    berkunjung justru pasien yang tidak menggunakan kartu jaminan

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    44/69

    96

    kesehatan. Selain itu, pasien Puskesmas I Kembaran bukan hanya

    masyarakat kembaran, tetapi masyarakat di luar wilayah Kembaran.

    Azizah (2013), pembahasan tentang pangsa pasar adalah

    menetapkan siapa yang harus dilayani. Kembali lagi pada visi misi

    dan fungsi pokok organisasi, bahwa Puskesmas I Kembaran bukan

    hanya untuk kelompok tertentu saja melainkan diperuntukkan seluruh

    masyarakat kembaran baik laki-laki ataupun perempuan, tua atau

    muda, serta yang memegang kartu jaminan kesehatan ataupun yang

    tidak. Berkaitan dengan itu fokus utama pelayanan kesehatan di

    Puskesmas I Kembaran adalah masyarakat kembaran. Namun

    demikian, perlu ada perhatian khusus untuk masyarakat tertentu

    seperti ibu hamil dan balita. Dengan demikian pangsa pasar

    Puskesmas I Kembaran cenderung didominasi oleh perempuan. Hal

    ini sependapat dengan pernyataan Gasperz (2006:210) bahwa fokus

    utama sektor publik adalah masyarakat (publik) dan kelompok-

    kelompok tertentu (interest grups).

    Pangsa pasar menjadi salah satu indikator meningkatnya

    kinerja pemasaran Puskesmas. semakin luas pangsa pasar akan

    semakin mudah Puskesmas dalam mengembangkan pelayanannya.

    Gaspersz (2013) menjelaskan bahwa pangsa pasar digunakan untuk

    memahami ukuran pasar di mana organisasi itu sedang beroperasi dan

    tingkat pertumbuhan sebagai indikator kunci untuk menilai

    pertumbuhan penjualan potensial di masa yang akan datang. Imelda

    (2004) menjelaskan bahwa perspektif pelanggan menggambarkan

    pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi. Saat iniPuskesmas I Kembaran berada pada segmen pasar Ibu Hamil dan

    Balita. Masyarakat umum masih kurang termaksimalkan. Berbagai

    kemungkinan dapat terjadi, apakah Puskesmas I Kembaran akan

    memaksimalkan pelanggannya yang sudah mapan, yaitu Ibu dan

    Anak, untuk menjadi garapan serius, atau mencoba memperluas

    pangsa pasar potensial yang belum tergarap secara maksimal untuk

    dikembangkan, yaitu kaum remaja dan lansia.

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    45/69

    97

    Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar

    tertentu yang dikuasai oleh perusahaan (Oemar, 2013). Segmentasi

    pasar adalah suatu proses dimana melaluinya orang-orang dengan

    kebutuhan yang sama dikelompokkan ke dalam individu dan

    kelompok yang dapat diidentifikasi. Segmentasi pasar merupakan

    proses dua langkah dalam menamakan pasar produk yang luas dan

    mensegmentasikan mereka untuk memilih pasar sasaran dan

    mengembangkan bauran pemasaran yang cocok

    3) Kesetiaan Pelanggan (Customer Retention)Mahmudi (2007) menjelaskan bahwa kesetiaan pelanggan

    menunjukkan tingkat dimana perusahaan/ organisasi dapat

    mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Kesetiaan sangat erat

    kaitannya dengan pangsa pasar, atau sebaliknya. Pangsa pasar terjadi

    karena tingginya kesetiaan. Dengan demikian Puskesmas memiliki

    tingkat kesetiaan yang tinggi atas Pasien Ibu dan Anak. Hal ini

    dibuktikan dari tingginya tngkat retensi pasien Ibu Hamil dalam

    mengakses pelayanan K1K4 mencapai 88%.

    Rahmawati,dkk (2004) menjelaskan bahwa tingkat penjualan

    yang terus berkembang dan berulang dari konsumen merupakan

    pencerminan loyalitas pelanggan atau kepuasan yang diperoleh,

    dengan demikian loyalitas konsumen menjadi ukuran dalam

    perspektif pelanggan. Dengan pemahaman ini tingkat retensi 88%

    untuk pelayanan K1-K4 adalah wujud kinerja Puskesmas yang baik.

    Kesetiaan atau loyalitas itu timbul karena adanya kelekatan daripasien terhadap pelayanan dari Puskesmas. Adapun kesetiaan yang

    muncul dari masyarakat kembaran terhadap pelayanan kesehatan

    pusekesmas I Kembaran tergolong kesetiaan yang lemah. Mengapa

    demikian? Menurut Amin Widjaja Tunggal (2008:6) kesetiaan

    pelanggan adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, pabrikan,

    pemberi jasa, atau entitas lain berdasarkan sikap yang

    menguntungkan dan tanggapan yang baik, seperti pembelian ulang

  • 5/26/2018 BAB IV_budi

    46/69

    98

    Menurut Jill Griffin (2003:22) terdapat empat jenis loyalitas

    yang muncul bila keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang

    dengan pola pembelian ulang, yang rendah dan tinggi. Adapun jenis-

    jenis loyalitas konsumen yaitu: no loyality (tanpa loyalitas), inertia

    loyality(loyalitas yang lemah), laten loyality(loyalitas tersembunyi),

    danpremium loyalty(loyalitas premium).No loyalityditandai dengan

    tingkat keterikatantan yang rendah dengan tingkat pembelian ulang

    yang rendah pula. Inertia loyality ditandai dengan keterikatan yang

    rendah namun memiliki daya pembelian ulang yang tinggi. Laten

    loyalityditandai dengan sebuah kesetiaan yang relative tinggi namun

    disertai dengan tingkat pembelian ulang yang rendah. Sedangkan

    premium loyality ditandai dengan tingkat keterikatan tinggi yang

    berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali disertai dengan

    rasa bangga. Berdasarkan klasifikasi loyalitas pelanggan di atas,

    loyalitas pasien Puskesmas I Kembaran berada pada klasifikasi inertia

    loyality dengan berbagai alasan di bawah ini:

    - Pasien kur