bab iv virus

4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Tabel 1. Hasil pengamatan perbanyakan virus SlNPV Hari Ke Jumlah Ulat yang Mati Ciri-ciri Kematian 1. - - 2. 1 = mati karena virus 3 = mati tidak karena virus Diam, tubuhnya berair dan lembek, jika ditusuk mengeluarkan cairan putih, posisi ulat didasar botol dekat makanan 3. - - 4. 6 = mati karena virus Ulat 1 sampai 4 : Diam, tubuhnya berair dan lembek, jika ditusuk mengeluarkan cairan putih, posisi pada mulut botol Ulat 5 : Diam, tubuhnya berair dan lembek, jika ditusuk mengeluarkan cairan putih, posisi di dasar botol Ulat 6 : Diam, tubuhnya berair dan lembek, jika ditusuk mengeluarkan cairan putih, posisi di dinding botol

Upload: yasinta-dwi-kharisma

Post on 29-Dec-2014

22 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV Virus

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Tabel 1. Hasil pengamatan perbanyakan virus SlNPV

Hari Ke Jumlah Ulat yang MatiCiri-ciri Kematian

1. - -

2. 1 = mati karena virus

3 = mati tidak karena virus

Diam, tubuhnya berair dan

lembek, jika ditusuk mengeluarkan

cairan putih, posisi ulat didasar

botol dekat makanan

3. - -

4. 6 = mati karena virus Ulat 1 sampai 4 : Diam, tubuhnya

berair dan lembek, jika ditusuk

mengeluarkan cairan putih, posisi

pada mulut botol

Ulat 5 : Diam, tubuhnya berair dan

lembek, jika ditusuk mengeluarkan

cairan putih, posisi di dasar botol

Ulat 6 : Diam, tubuhnya berair dan

lembek, jika ditusuk mengeluarkan

cairan putih, posisi di dinding botol

5 1 = karena virus Diam, tubuhnya berair dan

lembek, jika ditusuk mengeluarkan

cairan putih, posisi di dasar botol

6 - -

Keterangan:

Jumlah ulat : 12

Mati : 11

Hidup : 1

Page 2: BAB IV Virus

Tabel 2. Hail pengamatan virus SlNPV

Hasil PengamatanGambar

Nama virus :Spodoptera litura Nuclear

Polyhedrosis Virus

Gambar 1. Morfologi virus SlNPV

Jenis Inang : Spodoptera litura

Bentuk virus : Heksagonal

Warna virus : putih transparan

B. PEMBAHASAN

Perbanyakan virus SPLTMNPV dalam penelitian ini menggunakan Spodoptera litura

(ulat grayak) sebagai inangnya. Morfologi Ulat Grayak (Spodoptera litura) terdiri dari

Kepala (Caput), Mata, Dada, Abdomen, Tungkai semu, Ovipositor dengan gejala

serangan pada daun terdapat bekas gigtan yang bentuknya berlubang-lubang

Penggunaan ulat grayak sebagai inang dikarenakan virus hanya bisa hidup pada sel

inang. Selain itu, virus yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPLTMNPV dimana

virus tersebut hanya menyerang ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat grayak yang

digunakan dimasukkan ke dalam botol kapsul yang sebelumnya sudah dicuci dan

direndam dalam 10% clorox selama 1 malam. Cara menginveksi ulat grayak dengan

virus SPLTMNPV adalah melalui pakan buatan yang dipotong kecil-kecil dan dimasukkan

ke botol kapsul kemudian ditetesi dengan suspensi virus. Setelah dilakukan pengamatan

selama tujuh hari terdapat ulat yang mati karena virus dan jamur.

Berdasarkan data yang diperoleh hari ke-1 belum terdapat ulat yang mati, hari ke-2

terdapat satu ulat yang mati karena virus dan tiga karena jamur, hari ke-3 tidak terdapat

ulat yang mati, hari ke-4 ulat yang mati karena virus berjumlah enam, hari ke-5 dan 6

tidak terdapat ulat yang mati. Pada hari terakhir pengamatan yaitu hari ke-6 masih

terdapat 1 ulat yang hidup. Dengan demikian, berdasarkan data hasil pengamatan

terdapat 11 ulat yang mati diantaranya 7 mati karena virus, 3 mati karena jamur dan 1

ulat yang masih hidup. Kemampuan ulat grayak yang masih hidup tersebut dikarenakan

daya tahan tubuhnya lebih kuat dibandingkan dengan kedua ulat yang lain serta virus

yang tertelan bersama pakan dalam tubuhnya terlalu sedikit. Sedangkan, ulat yang mati

karena jamur dapat disebabkan karena selama pemeliharaan kurang menjaga

kebersihan, sehingga kotoran yang terdapat disekitar ulat menumpuk yang kemudian

Page 3: BAB IV Virus

dapat menyebabkan tumbuhnya jamur. Ciri-ciri ulat yang mati karena virus yaitu

tubuhnya berair dan lembek, jika ditusuk mengeluarkan cairan putih. Posisi ulat yang

telah mati dapat berada didasar botol, dinding botol, dan mulut botol.

Ulat yang mati karena jamur tidak dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 1

ml aquades steril, sedangkan untuk ulat yang mati karena virus langsung dimasukkan ke

dalam tabung reaksi menggunakan pinset dan disimpan dalam freezer. Ulat yang telah

mati karena virus langsung dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi aquades steril

karena ulat grayak yang sudah mati karena virus bila dibiarkan terlalu lama maka

tubuhnya akan hancur dan mengeluarkan cairan kental berwarna putih keruh. Hal

tersebut dapat beresiko tinggi untuk terkontaminasi dengan jamur sehingga akan

menyulitkan pengamatan morfologi virus tersebut.

Setelah dilakukan pengamatan selama 7 hari dan sudah mendapatkan sampel ulat

yang terkena virus maka ulat siap untuk dimurnikan. Selama proses pemurnian virus

yang harus diperhatikan adalah sterilitasi alat yang dipakai karena virus sangat mudah

menyebar. Dalam proses pemurnian ini tidak diperlukan zat kimia apapun karena dapat

merusak virus tersebut.

Untuk dapat mengamati morfologi virus, yang diperlukan adalah supernatan yang

diperoleh melalui aquades yang berisi ulat terinfeksi virus kemudian disentrifuse pada

kecepatan 3500 rpm selama 15 menit sampai warna supernatannya bening ke

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, morfologi virus dari inang

Spodoptera litura yaitu berbentuk heksagonal dan berwarna putih transparan.