bab iv sistem produksi tepat waktu (just

63
BAB IV SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis- jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen (Monden, 2000). Ide dasar sistem produksi tepat waktu (Just In Time) yaitu menghasilkan sejumlah barang yang diperlukan pada saat diminta dengan menghilangkan segala macam bentuk pemborosan waktu yang tidak diperlukan sehingga diperoleh biaya produksi yang rendah dan melakukan proses yang berkesinambungan. JIT mulai digunakan pada sistem produksi Toyota sebagai dampak dari krisis minyak di tahun 1973, kemudian banyak dipakai oleh perusahaan Jepang untuk mengantisipasi semakin variatifnya permintaan konsumen dan semakin kritisnya konsumen dalam menentukan produk yang diinginkan

Upload: yayan-setia-selalu

Post on 15-Jun-2015

3.411 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

BAB IV

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU

(JUST IN TIME-JIT)

A. Pengertian Just In Time (JIT)

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau

sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-

perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis

barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh

konsumen (Monden, 2000).

Ide dasar sistem produksi tepat waktu (Just In Time) yaitu menghasilkan

sejumlah barang yang diperlukan pada saat diminta dengan menghilangkan

segala macam bentuk pemborosan waktu yang tidak diperlukan sehingga

diperoleh biaya produksi yang rendah dan melakukan proses yang

berkesinambungan. JIT mulai digunakan pada sistem produksi Toyota sebagai

dampak dari krisis minyak di tahun 1973, kemudian banyak dipakai oleh

perusahaan Jepang untuk mengantisipasi semakin variatifnya permintaan

konsumen dan semakin kritisnya konsumen dalam menentukan produk yang

diinginkan

Sistem produksi tepat waktu (Just In Time-JIT) bukanlah ilmu yang

memerlukan analisis kuantitatif maupun kualitatif yang tidak begitu rumit,

secara lebih tepatnya Jus In Time (JIT) bisa dikatakan sebagai metode

pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen yang dimaksud

dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses

manufacturing. Jus In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk

menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses

pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan

pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan

minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang

mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian

Page 2: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

diperoleh rumusan yang lebih sederhana pengertian pemborosan: Kalau

sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.

7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:

1. Over produksi

2. Waktu menunggu

3. Transportasi

4. Pemrosesan

5. Tingkat persediaan barang

6. Gerak

7. Cacat produksi

B. Konsep Dasar Just In Time

Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan

permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk

yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai

dengan kebutuhan.

Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi

dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu

pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses

manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan

jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya

memasok suku cadang pada proses berikutnya. Metode ini menyulitkan

penyesuaian secara cepat terhadap perubahan yang disebabkan oleh gangguan

yang timbul pada beberapa proses atau akibat adanya fluktuasi permintaan.

Untuk mengatasi berbagai gangguan dan perubahan permintaan ini, perusahaan

harus mengubah jadwal produksi tiap proses secara serempak yang cukup

menyulitkan. Akibatnya perusahaan harus melakukan persediaan di antara

semua proses untuk mengatasi gangguan dan perubahan permintaan ini. Sistem

ini sering menimbulkan ketidakseimbangan persediaan yang mengakibatkan

pemborosan.

IV-2

Page 3: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Sebaliknya, sistem produksi Toyota bersifat revolusioner, dalam arti proses

berikutnya akan mengambil suku cadang dari proses sebelumnya, metode ini

dikenal sebagai sistem tarik. Hanya lini rakit akhir yang dapat mengetahui

dengan tepat penetapan waktu yang diperlukan dan jumlah suku cadang yang

diperlukan. Lini rakit akhir pergi ke proses sebelumnya untuk mendapatkan

suku cadang yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang

diperlukan. Kemudian proses sebelumnya memproduksi suku cadang yang

diambil oleh proses berikutnya. Tiap proses yang memproduksi suku cadang

mengambil bahan atau suku cadang yang diperlukan pada proses sebelumnya,

begitu seterusnya.

Dengan demikian apabila ada perubahan permintaan tidak perlu dilakukan

perubahan jadwal produksi secara serempak untuk semua proses. Hanya lini

rakit akhir yang perlu diinformasikan mengenai perubahan jadwal produksi

ketika merakit produk satu per satu. Untuk menginformasikan mengenai

penetapan waktu yang diminta dan jumlah suku cadang yang diperlukan,

digunakan KANBAN. Sistem kanban hanya bisa berfungsi secara efektif

melalui kombinasi dengan elemen-elemen JIT lain secara utuh. Bila semua

elemen JIT sudah dipadukan maka keunggulan sistem produksi JIT baru akan

menjadi nyata.

Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan

Just In Time (JIT):

1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan

hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.

2. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang

tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.

3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja

sesuai dengan fluktuasi permintaan.

4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan

Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode

sebagai berikut :

1. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).

IV-3

Page 4: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

2. Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

permintaan.

3. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.

4. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang

fleksibel.

5. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk

meningkatkan moril tenaga kerja.

6. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu

ke seluruh bagian perusahaan.

C. Elemen-elemen Just In Time

Elemen-elemen dalam JIT meliputi:

1. Pengurangan waktu set up

2. Aliran produksi lancar (layout)

3. Produksi tanpa kerusakan mesin

4. Produksi tanpa cacat

5. Peranan operator

6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok

7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali

8. Sistem Kanban

1. Pengurangan Waktu set up dan ukuran lot

Dengan meningkatnya kemajuan industri dan dalam rangka

menyesuaikan diri terhadap selera konsumen, semakin banyak tantangan

yang harus dihadapi perusahaan. Makin banyak produk yang tersedia dan

ditawarkan kepada konsumen, sehingga perusahaan perlu bersikap cepat

tanggap terhadap permintaan pasar yang terus-menerus berubah dengan

permintaan yang sangat bervariasi dan daur hidup yang makin pendek.

Bahkan kalau perlu berprakarsa melakukan perubahan struktur pasar agar

bisa bersaing. Dalam rangka menghadapi tantangan ini, perusahaan harus

mempersingkat lead time (waktu ancang produksi) dan mempercepat

IV-4

Page 5: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

pemenuhan janji pengiriman pada konsumen. Untuk itu perlu mengurangi

waktu set up (persiapan dan penyetelan) dan menurunkan ukuran batch (lot)

produksi.

Dengan mempersingkat waktu set up, ada peluang untuk mengurangi

ukuran lot dan tingkat persediaan, di samping juga mengurangi lead time

produksi. Dampaknya operasi pabrik menjadi fleksibel dan mampu

menanggapi setiap perubahan pasar. Menurunkan ukuran lot juga akan

memudahkan pengendalian prioritas kerja.

a. Pemilahan kegiatan set up

Kegiatan set up bisa dipilah menjadi:

1) Kegiatan eksternal set up: persiapan cetakan & alat bantu, pemindahan

cetakan, dan lain-lain.

2) Kegiatan internal set up: bongkar pasang pada mesin, penyetelan

mesin, dan lain-lain.

b. Langkah mengurangi waktu set up:

1) Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin

berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan

selagi mesin beroperasi (eksternal set up).

2) Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak

eksternal set up, contohnya: persiapan cetakan, pemindahan cetakan,

peralatan, dan lain-lain.

3) Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian

(adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar

pasang, menambah personil pembantu, dan lain-lain.

4) Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal

maupun eksternal.

Proyek pengurangan waktu set up yang baik dilaksanakan dengan

melibatkan operator, teknisi, tim perawatan, dan petugas pengendalian

kualitas, agar bisa meningkatkan semangat kerja mereka.

IV-5

Page 6: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Contoh:

Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6

menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang

setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya = 1

jam + (3000 x 1 menit) = 3060 menit = 51 jam.

Setelah waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu

produksinya menjadi = 6 menit + (3000 x 1 menit) = 3006 menit.

Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot

sebanyak 300 buah dari berbagai jenis, yang diulang sebanyak 10

kali, yaitu:

{6 menit + (300 x 1 menit)} x 10 = 3060 menit = 51 jam.

Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.

2. Aliran produksi lancar (layout)

Layout yang baik dapat menghindari pemborosan dan berbagai masalah,

sehingga dalam rangka usaha perbaikan penentuan layout yang baik perlu

diperhatikan. Sebagai contoh pemborosan yang berkaitan dengan layout

berdasarkan proses (process layout) perlu diperhatikan.

a. Pemborosan yang berkaitan dengan process Layout

Pada process layout, mesin dengan fungsi yang sama dikelompokkan

pada lokasi yang sama. Layout tipe ini disebut function layout atau layout

proses. Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:

1. Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi

2. Pemborosan transportasi dan material handling

3. Akumulasi persediaan dalam proses

4. Penanganan material berganda bahkan beberapa kali

5. Lead time produksi yang sangat panjang

6. Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi

7. Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan

8. Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasi

Karena proses yang berurutan terletak berjauhan satu dengan yang lain,

maka komunikasi antar unit kerja menjadi terhambat. Hal ini menyulitkan

IV-6

Page 7: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

apabila ingin diterapkan sistem JIT. Aliran produksi pada process layout

dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Aliran Produksi pada Process Layout

b. Menuju ke Product Layout

Pada product layout barang bergerak sesuai dengan urutan proses.

Kerancuan berkurang, seperti kapan dan kemana produk yang sudah

selesai harus dikirim. Proses dikaitkan lebih dekat dan terpadu, sehingga

penyusutan jarak lintasan barang dalam proses produksi menjadi lebih

ramping. Pemborosan dan masalah yang ditemukan pada proses layout

harus diatasi dengan beralih ke produk layout, seperti: pengangkutan yang

tidak perlu, penumpukan barang dalam proses, penanganan barang

berganda, dan lead time produksi yang sangat panjang. Lebih jauh lagi,

informasi umpan balik (feed back) menjadi lebih cepat disalurkan terutama

IV-7

Page 8: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

informasi yang berkaitan dengan cacat produksi. Aliran produksi pada

product layout dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Aliran Produksi pada Product Layout

c. Aliran Produksi

Aliran produksi merupakan konsep penting dalam JIT. Arti aliran di sini

adalah pergerakan barang sepanjang pabrik. Aliran yang lancar

diwujudkan dengan tidak adanya genangan barang dalam proses sejak saat

penerimaan sampai pengiriman barang jadi. Untuk mendapatkan aliran

produksi yang lancar, ada beberapa masalah utama yang dapat

diperkirakan dan dilakukan pencegahan sebelumnya, yaitu:

1) Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan

tinggi, dan prioritas kerja sulit ditentukan.

2) Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka

komponen akan terakumulasi sebagai persediaan, dan pengaturan kerja

akan sulit dilakukan.

IV-8

Page 9: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

3) Set up atau penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen

akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda.

4) Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi

penumpukan barang dalam proses.

5) Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses

selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk.

6) Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan

penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.

Untuk mencapai sistem produksi yang efisien, perlu dikembangkan

berbagai gagasan yang inovatif guna menerapkan konsep aliran produksi

secara menyeluruh.

3. Produksi tanpa kerusakan mesin

a. Preventive Maintenance

Agar dapat hidup dan bertahan dalam suasana persaingan yang sangat

sengit, kegiatan preventive maintenance harus dilakukan demi keunggulan

perusahaan. Untuk menjadi perusahaan yang siap bersaing, kerusakan

mesin dan segala gangguan harus dilenyapkan. Mesin harus dipertahankan

untuk mencapai 100 persen pemanfaatan permintaan yaitu dapat segera

memenuhi kebutuhan proses produksi.

1) Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin dapat

dilihat pada gambar 4.3.

2) Faktor penyebab gangguan mesin dapat dilihat pada gambar 4.4.

3) Gangguan mesin dan penanggulangannya dapat dilihat pada

gambar 4.5.

b. Total Productive Maintenance

Total Productive Maintenance (TPM) adalah konsep pemeliharaan yang

melibatkan semua karyawan. Tujuanya adalah mencapai efektifitas pada

keseluruhan sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan

yang produktif. Dalam TPM melibatkan para operator untuk: menjaga

kondisi operasi yang wajar dari mesin, mengenali kondisi tak wajar sedini

mungkin, dan mengembangkan usaha untuk mendapatkan kembali,

IV-9

Page 10: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

menjaga, atau bahkan meningkatkan kemampuan kerja mesin. Hal ini

perlu jaminan kerja yang erat antara para operator, teknisi pemeliharaan,

dan jajaran karyawan pendukung lainnya. Pengembangan kemampuan dan

latihan dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka juga menjadi

penting dalam hal ini, karena tingkat keterlibatan mereka dapat makin

efektif bila mereka mempunyai bekal kemampuan yang memadai.

Operator produksi harus dilatih untuk membantu mencapai kondisi tanpa

gangguan mesin, antara lain dengan:

1) Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya:

pelumasan, pengencangan baut, dan sebagainya. Guna mencegah

penurunan daya kerja mesin.

2) Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar.

3) Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda

awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan

yang mudah, pembersihan, penyetelan, dan lain-lain.

Sementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain:

1) Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang

dapat dilakukan sendiri.

2) Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi

berkala, bongkar pasang, dan penyesuaian atau penyetelan kembali.

3) Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan

dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi

mesin.

4) Membantu operator menaikan kemampuan perawatan, dan lain-lain.

IV-10

Page 11: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.3. Pencegahan kemacetan dan kerusakan mesin

Gambar 4.4. Faktor penyebab gangguan mesin

IV-11

Page 12: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.5. Gangguan mesin dan penanggulangannya

4. Poduksi tanpa cacat

Kualitas produk yang dihasilkan pada setiap proses harus tanpa cacat.

Artinya setiap produk yang dihasilkan oleh setiap tahap produksi harus

dijamin bagus, kalau ada produk yang cacat tidak boleh dikirimkan kepada

bagian berikutnya. Bagian yang seharusnya menerima juga hanya boleh

menerima produk yang betul-betul bagus. Tanggung jawab kualitas produk

terletak pada siapa yang mengerjakan. Kalau setiap bagian dapat

menghasilkan produk yang dijamin kualitasnya bagus, maka akan

meminimasi kerusakan produk akhir. Bahkan kalau memungkinkan tidak ada

produk cacat pada lini akhir.

Untuk mengantisipasi produk cacat ini digunakan alat-alat sebagai berikut:

a. Jidoka (otomasi)

Jidoka (otomasi) adalah konsep yang dikembangkan di Jepang untuk

melengkapi mesin dengan kecerdasan bisa melakukan penilaian sendiri

terhadap cacat produksi, kerusakan alat, kekurangan komponen, dan

memberi isyarat pada operator untuk segera menghentikan mesin.

b. Andon (lampu peraga gangguan)

Andon adalah lampu peraga gangguan yang digunakan untuk membantu

memperlihatkan keadaan tidak wajar dalam pabrik.

IV-12

Page 13: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

c. Papan kontrol produksi

Papan kontrol produksi digunakan untuk menyampaikan secara visual

kegiatan produksi nyata dibandingkan dengan rencana produksi.

d. Poka Yoke (alat anti salah)

Poka Yoke adalah alat anti salah yang mempermudah kerja operator

terutama dalam mengurangi berbagai masalah karena cacat produksi,

keselamatan kerja, kesalahan operasi, dan lain-lain tanpa memerlukan

perhatian yang berlebihan dari operator.

5. Sumber daya manusia

a. Kemampuan Multifungsi

Sistem produksi JIT selalu berusaha menghilangkan pemborosan yang

terjadi. Salah satu usaha untuk mengatasi pemborosan ini adalah setiap

operator harus meningkatkan kemampuan multifungsi sehingga mampu

menangani beberapa proses sekaligus. Operator yang bertugas seharusnya

mampu menangani beberapa proses sekaligus (multifungsi) baik dalam

proses pembentukan, pemotongan, maupun perakitan. Idealnya operator

dituntut serba bisa mengerjakan semua pekerjaan yang terdapat di pabrik.

Dengan demikian sistem produksi menjadi semakin cepat tanggap

terhadap perubahan permintaan pasar. Perusahaan bisa dengan mudah

menambah atau mengurangi jumlah operator dari setiap unit kerja apabila

terjadi pergeseran volume produksi.

b. Rotasi Kerja

Dalam usaha peningkatan kemampuan setiap operator, tambahan latihan

dan rotasi kerja dapat direkomendasikan. Rotasi kerja tidak hanya

meningkatkan fleksibilitas kegiatan produksi pada saat terjadi perubahan

permintaan dan membentuk operator yang memiliki kemampuan

multifungsi. Namun juga menumbuhkan koordinasi serta menghidupkan

semangat perusahaan secara keseluruhan.

6. Menggalang kemitraan bersama pekerja

Keterlibatan semua pekerja dan pengembangan tujuan bersama di antara

pekerja tetap merupakan kunci sukses suatu perusahaan. Di samping itu

IV-13

Page 14: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

semakin berkembang keterampilan para pekerja, semakin kuat pula

perusahaan. Semakin banyak terjadi pertukaran informasi antar pekerja dan

semakin terdidik dan terlatih, semakin sedikit kesulitan dihadapi dalam

mengembangkan sasaran bersama dan mengadakan perbaikan bagi

perusahaan. Dengan kata lain menggalang kemitraan bersama pekerja,

dengan pendekatan kemanusiaan bisa dilaksanakan, seperti contoh di bawah

ini:

a. Program bursa saran (suggestion sistem)

b. Kegiatan perbaikan oleh kelompok kecil

c. Berbagai penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi karyawan

d. Pagelaran gugus kendali mutu (Quality Control Circle)

e. Perhatian yang tulus bagi masalah karyawan

f. Dan lain-lain.

a. Pemasok

Untuk meningkatkan daya saing perusahaan lebih lanjut, hubungan dengan

pemasok harus diperhatikan dalam program perbaikan. Menerapkan

sistem total manufaktur akan lebih efektif daripada sekedar berkonsentrasi

pada kegiatan intern perusahaan. Jika operasi manufaktur dianggap

sebagai suatu sistem yang berorientasi ekonomis, maka evaluasi tidak

dibatasi pada satu elemen sistem saja. Manufaktur dan pemasok harus

bekerjasama untuk mengembangkan sistem manufaktur terpadu dengan

cara membatasi pemborosan yang biasanya terhimpun pada batasan suatu

organisasi. Beberapa pertimbangan penting guna evaluasi pemasok adalah

sebagai berikut:

1) Dari segi pemasok, pabrik adalah pelanggan. Pemasok harus menjamin

kualitas, harga, dan pengiriman (QCD – Quality, Cost, and Delivery)

bagi pabrik. Mereka harus bekerja sama untuk memahami dan

menyerap kepentingan pabrik ke dalam pola pelayanannya.

2) Dalam hal pengiriman: kekerapan frekuensi pengiriman, lot yang

kecil, dan pengiriman tepat waktu harus menjadi sasaran utama agar

IV-14

Page 15: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

hubungan antara pemasok dan pabrik sangat erat. Untuk itu penerapan

sistem kanban antara pabrik dan pemasok, muatan campur, dan

kekerapan pengiriman barang dapat dipraktekkan.

3) Dalam hal kualitas: pemahaman ’kualitas pada sumbernya’ harus

diterapkan semaksimal mungkin. Penerapan produk tanpa cacat dan

pengendalian kualitas statistik harus dibina.

4) Dalam hal biaya, kegiatan perbaikan yang dijalankan di pabrik juga

harus dijalankan oleh pemasok. Saling sumbang saran mengenai biaya

akan membantu memperkokoh posisi daya saing perusahaan.

Dalam menjalin hubungan dengan pemasok, hubungan tidak hanya

sekedar mempertahankan hubungan secara kontrak dengan pemasok,

tetapi pabrik induk harus memikirkan bahwa pemasok sebagai perluasan

dari operasinya. Hal ini menjadi sangat penting, bila diperhatikan ternyata

banyak persaingan bisnis terjadi dalam pola kelompok perusahaan

bersaing dengan kelompok perusahaan lain. Jika jalinan kerja dengan

pemasok sangat lemah pada satu kelompok perusahaan, komunikasi antar

pemasok dengan pabrik tidak digalang dengan baik, maka akan timbul

masalah yang berhubungan dengan kualitas, pengiriman, dan biaya. Hal

ini akan merugikan bukan hanya terhadap pabrik induknya tetapi juga bagi

pihak pemasok.

7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali

a. Penjadwalan Produksi Campur Merata (Mixed Production)

Penerapan aliran produksi yang lancar dan stabil, dengan cara

pengurangan waktu set up, product layout, preventive maintenance,

produksi tanpa cacat, kerjasama yang harmonis dengan operator dan

pemasok, sangat berguna bagi tercapainya sistem produksi JIT. Untuk

dipahami bahwa setiap perbaikan yang dilakukan bukan merupakan

peristiwa tunggal yang terisolasi dari peristiwa lainnya, tetapi memiliki

dampak dan pengaruh yang saling berkaitan satu sama lain.

Selain penerapan aliran produksi yang lancar dan stabil, perlu

diterapkan jadwal produksi yang stabil dan terkendali, agar setiap orang

IV-15

Page 16: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

yang terlibat dalam produksi akan lebih dapat mengendalikan bidangnya

masing-masing. Hal ini akan berpengaruh dalam membangun situasi yang

lebih mudah diatur dan mempermudah penerapan kegiatan perbaikan.

Dalam sistem batch, dimana produk yang sama terus-menerus

diproduksi dalam satu hari, satu minggu, atau mungkin lebih lama dari itu,

sebelum giliran produksi jenis produk berikutnya dimulai. Hal ini

mengakibatkan waktu set up yang lama berkaitan dengan besarnya ukuran

lot.

Dalam produksi campur merata (mixed production), beberapa jenis

produk dirakit pada jalur secara bergiliran setiap hari, setiap jam, bahkan

setiap menit, sehingga tingkat persediaan produk dalam proses akan

menjadi lebih rendah. Dalam hal ini pola campur merata yang terkendali

akan melancarkan produksi dan mengurangi resiko produksi berlebih.

Manfaat produksi campur merata, bisa dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Manfaat produksi campur merata

IV-16

Page 17: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Dengan pola produksi campur, berbagai macam komponen dipakai

dengan kecepatan tetap, sehingga proses hulu dapat lebih bersiap diri dan

mampu mengendalikan kegiatan secara efektif. Produksi campur dapat

mengatasi lonjakan permintaan, sehingga operator produksi dapat

memfokuskan perhatian pada pekerjaan tanpa cemas karena jadwal yang

berubah tiba-tiba (gambar 4.7).

Gambar 4.7. Jadwal produksi merata mengatasi lonjakan permintaan

b. Pola Krisis Akhir

Walaupun manfaat produksi campur merata telah dipahami dan tingkat

produksi bulanan telah ditetapkan, tingkat produksi nyata masih dapat

bervariasi. Kondisi ini yang disebut pola krisis akhir bulan. Pendekatan

penerapan produksi campur dalam kasus ini bisa dilihat pada gambar 4.8.

Pada gambar 4.8a, komponen yang diproduksi pada awal bulan

disimpan sebagai persediaan dalam proses. Pada akhir bulan, semua orang

berjuang keras untuk memenuhi target produksi bulanan. Jalur

pemasangan menjadi jalur tersibuk, bersama dengan jalur pembuatan

komponen yang masih harus memproduksi komponen pengganti karena

hilang atau rusak. Hal ini dapat diterima pada pola produksi campur

merata.

IV-17

Page 18: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Pendekatan untuk menerapkan produksi campur merata dapat dilakukan

sebagai berikut, lihat gambar 4.8b, 4.8c, dan 4.8d.

1) Membagi 1 bulan menjadi 2 periode (paket waktu 2 mingguan).

Kemudian ukuran lot dikurangi dan diterapkan pergantian jenis

produksi lebih sering pada jalur pemasangan akhir, juga pada jalur lain

untuk mencapai sasaran paket 2 minggu (gambar 4.8b).

2) Bila hal ini sudah tercapai, selanjutnya bisa memotong lagi setiap

paket waktu menjadi setengahnya, paket 1 minggu (gambar 4.8c).

3) Dengan pola yang sama akhirnya produksi campur merata dapat

tercapai secara menyeluruh dan paket waktu menjadi cukup kecil

sehingga grafik produksi tergambar bagaikan garis lurus

(gambar 4.8d).

Manfaat serta keuntungan produksi campur merata sangat berarti bagi

lingkungan pabrik, karena arus produksi komponen yang lancar dan

keseimbangan beban kerja yang terbagi merata. Dengan memproduksi

beberapa jenis produk campur tertentu dan volume produksi yang tetap rata

selama satu periode tertentu, penjadwalan produksi menjadi semakin mudah.

Di samping itu operator juga lebih mampu mengkonsentrasikan diri pada

pekerjaannya. Tentu saja pengurangan waktu set up, lot kecil, dan lain-lain

perlu dibenahi agar manfaat ini dapat diperoleh.

IV-18

Page 19: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.8. Pendekatan penerapan produksi merata

IV-19

Page 20: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

c. Pengendalian Cycle Time

Bila produksi campur merata diterapkan, diharapkan pos terakhir pada

jalur akan menghasilkan unit produk setiap selang waktu tertentu,

misalnya 1 menit sekali atau 1 jam sekali. Sebutan untuk selang waktu

tetap ini, adalah cycle time. Kadang-kadang sulit membedakan antara

cycle time dengan lead time. Pengertian untuk cycle time dan lead time

dapat dilihat pada gambar 4.9.

Pengertian cycle time dan lead time

Cycle time : Selang waktu antara saat penyelesaian satu unit produk

dan unit produk sebelumnya

Lead time : Selang waktu sejak awal suatu produk mulai dikerjakan

sampai produk tersebut selesai.

Gambar 4.9. Cycle time dan lead time

Contoh penerapan pengendalian cycle time:

1) Di jalur perakitan

Dengan menata kembali pembebanan kerja dan membuat beberapa

perbaikan kecil di jalur perakitan, jumlah operator berkurang dari 6

menjadi 5 orang. Pada gambar 4.10 terlihat bahwa kelebihan waktu

kosong dari operator E tampak jelas, sehingga dapat dijadikan

IV-20

Page 21: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

landasan untuk perbaikan selanjutnya. Apabila kelebihan waktu

kosong operator E terdistribusikan di antara operator lainnya,

kelebihan waktu tidak terlihat. Hal ini membuktikan bahwa tanpa

sikap terbuka dari operator, masalah yang ada tidak akan kelihatan dan

tidak pernah ada peluang untuk perbaikannya (lihat pula gambar 4.11).

Bila akan mengurangi jumlah operator untuk perbaikan, cara terbaik

adalah memindahkan operator yang paling mampu dan terampil ke

tugas lain yang lebih bernilai, bukan memindahkan yang terjelek.

Dalam hal ini operator yang masih tinggal tidak akan pernah merasa

terancam karena kehilangan pekerjaan, dan pada saat yang sama dapat

meningkatkan kemampuan dan keterampilan agar lebih maju.

Gambar 4.10. Konsep cycle time diterapkan untuk pembebanan kerja operator

IV-21

Page 22: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.11. Perbandingan pembebanan kerja antar operator

2) Di jalur pengolahan

Gambar 4.12 menunjukkan perubahan dalam jumlah operator di jalur

permesinan setelah dilakukan perubahan cycle time. Lima mesin ditata

dalam bentuk U dan produksi dilakukan secara One piece, tatanan ini

dapat dioperasikan pada beberapa cycle yang berbeda. Ketika layout

direncanakan, berbagai segi harus sudah dipertimbangkan agar

kombinasi kerja tetap fleksibel, sehingga kegiatan kerja dapat mudah

diatur kembali mengikuti volume produksi yang dibutuhkan.

IV-22

Page 23: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.12. Cycle time dan kebutuhan operator di jalur formasi ’U’

d. Production Smoothing

Production smoothing adalah cara untuk membuat proses produksi mampu

menyesuaikan diri dengan bervariasinya permintaan. Caranya dengan

menggunakan fasilitas produksi untuk memproduksi sekaligus berbagai

tipe/jenis, misalnya Toyota Crown, Corona, Corola, dan Hardtop.

Bilamana permintaan naik sedikit, penyesuaian dilakukan dengan lembur.

Tetapi bila permintaan menurun, maka tenaga kerja dikurangi dan yang

beruntung diminta istirahat. Selain itu adakalanya mereka ditransfer ke

pusat kerja yang lain.

Contoh:

10.000 kendaraan yang terdiri dari: 5000 sedan, 2500 hardtop, dan

2500 wagons harus dibuat selama 20 hari kerja, sehari 8 jam efektif.

Perhari harus dibuat 500 buah terdiri dari: 250 sedan, 125 hardtop,

dan 125 wagon.

IV-23

Page 24: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Waktu dalam menit yang diperlukan untuk membuat setiap jenis

kendaraan adalah:

Sedan = 8 x 60 : 250 menit = 1’ 55”

Hardtop = 8 x 60 : 125 menit = 3’ 50”

Wagon = 8 x 60 : 125 menit = 3’ 50”

Sementara itu secara keseluruhan cycle time setiap jenis adalah:

60 x 8 : (250 + 125 + 125) menit = 57’ 5”

Jika membandingkan cycle time dengan waktu setiap jenis

kendaraan yang harus dibuat, maka akan tampak bahwa jenis

lainnya dapat disisipkan di antara 2 buah jenis sedan yang harus

dibuat, apakah itu hardtop atau wagon, sehingga urutannya adalah:

Sedan, lainnya, sedan, lainnya, sedan, lainnya, dan seterusnya.

8. Sistem kanban

Kanban merupakan kata yang berasal dari Jepang, yang berarti lembar

peraga. Kanban dalam sistem produksi Toyota merupakan kartu yang ditulisi

berbagai informasi penting guna merealisasi konsep Just In Time (JIT).

Sistem kanban adalah sistem informasi yang menyelaraskan pengendalian

produksi suatu produk yang diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan,

dalam jangka waktu yang diperlukan pada setiap proses produksi, di dalam

pabrik maupun di antara perusahaan-perusahaan yang terkait.

Produksi menggunakan Just In Time (JIT) ada beberapa cara, salah satu

yang dikenal adalah dikembangkan oleh Toyota yaitu berdasarkan kartu-

kartu Kanban. Kanban adalah berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah

suatu tanda. Secara harfiah adalah rekaman yang dapat dilihat/diamati namun

dalam konteks operasional dengan tegas dijelaskan yaitu suatu kartu yang

digunakan untuk memadahi kebutuhan bahan suku cadang dalam suatu

operasi yang arusnya lambat.

Sistem kanban adalah suatu sistem informasi secara serasi mengendalikan

produksi produk yang diperlukan pada waktu yang diperlukan dalam setiap

proses pabrik dan juga diantara pabrik (Monden, 2000). Kartu-kartu ini

digunakan untuk mengendalikan produk Work In Proces (WIP) dan aliran

IV-24

Page 25: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

persediaan. Sistem Kanban mengizinkan suatu perusahaan dapat

menggunakan JIT dengan sistem order yang mengakibatkan mereka dapat

mengurangi persediaan dengan tepat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Beberapa orang mencampur adukkan arti sistem produksi JIT dengan

sistem kanban, atau menyamakan arti sistem kanban dengan sistem

pengendalian persediaan. Hal ini jelas salah. Untuk mendapatkan keuntungan

dari sistem kanban, harus dimengerti peranan kanban dan hubungannya

dengan kegiatan produksi lainnya. Kanban hanya dapat berfungsi secara

efektif melalui kombinasi dengan elemen-elemen JIT lain secara utuh. Bila

semua elemen tersebut sudah dipadukan, keunggulan sistem produksi JIT

baru akan menjadi nyata.

Sistem produksi tepat waktu atau Just In Time (JIT) dikembangkan dalam

rangka untuk menghilangkan hal-hal yang tidak berguna, terutama yang

berhubungan dengan persediaan dan kelebihan produksi, pendayagunaan

tenaga kerja secara penuh, terutama dalam peningkatan mutu, produktivitas,

dan moral kerja. JIT direalisasikan melalui prinsip penarikan oleh proses

berikutnya dalam ukuran lot yang kecil (sistem tarik – pulling system).

Prinsip ini kemudian dikembangkan menjadi sistem kanban yang merupakan

salah satu alat kontrol produksi.

Dalam sistem produksi JIT, sistem Kanban didukung oleh hal-hal berikut

(Monden, 2000).

a. Pelancaran produksi

b. Pembakuan pekerja

c. Pengurangan waktu penyiapan

d. Aktivitas perbaikan

e. Rancangan tata ruang mesin

f. Autonomasi

Kanban dalam sistem produksi Just In Time (JIT) mempunyai fungsi-

fungsi sebagai berikut :

a. Memberikan informasi pengambilan dan pengangkatan

b. Memberikan informasi produksi

IV-25

Page 26: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

c. Berlaku sebagai perintah kerja yang ditempelkan langsung pada barang

d. Mencegah produk cacat dengan mengenali proses yang membuat cacat.

e. Mengungkap masalah yang ada dan mempertahankan pengendalian

persediaan.

f. Pengendalian visual (visual control)

1) Mencegah terjadinya over production dan kelebihan pengangkutan

karena apabila tidak ada Kanbannya, maka tidak akan memproduksi

dan mengirim barang.

2) Mendeteksi adanya hambatan-hambatan di dalam proses, kita dengan

mudah mendeteksi keadaan sebagai berikut :

a) Bila terjadi penumpukan Kanban pada salah satu proses, berarti

dalam proses terjadi hambatan. Untuk itu diperlukan suatu

penelitian untuk mengetahui penyebabnya sekaligus

pencegahnya.

b) Dalam hal ini proses produksi berhenti karena tidak ada Kanban

pada proses tersebut, ini berarti produksi terlalu cepat dan

penyebabnya harus teliti. Biasanya disebabkan kelebihan tenaga

kerja, tidak seimbangnya antar proses kerja, ada penyimpangan

sistem, Kanban hilang dan lain-lain.

g. Perbaikan proses dan operasi manual.

h. Alat untuk melakukan improvement.

a. Sistem Order Produksi

Sistem order produksi dalam JIT terdiri dari:

1) Sistem order produksi jenis tarik (pulling system)

Sistem tarik ini dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kontrol

yang tidak terpusat, dimana jumlah produksi pada setiap tahap proses

ditentukan dari jumlah nyata yang dipakai oleh setiap tahap proses

selanjutnya. Sistem tarik dapat dilihat pada gambar 4.13.

Sistem tarik ini terinspirasi dari supermarket dimana setiap

barang diberi label yang berisikan informasi yang diperlukan. Bila

IV-26

Page 27: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

pembeli menghendaki sesuatu barang (pada saat yang diperlukan), ia

akan pergi ke supermarket dan mengambil barang tersebut dalam

jumlah yang diperlukan. Lalu supermarket akan memesan barang

yang baru untuk menggantikan yang telah terjual. Selain itu

supermarket harus menjaga mutu dan harganya.

Pada sistem tarik, tiap proses dianggap sebagai pembeli dari

proses sebelumnya. Dengan menggunakan sistem kanban, tiap proses

mengambil produk yang diperlukan. Lalu proses sebelumnya

memproduksi sejumlah produk yang diambil tersebut, dan juga

menjaga mutu dan faktor ongkos dari produknya.

Gambar 4.13. Sistem order produksi jenis tarik

2) Sistem order produksi jenis dorong (pushing system)

Sistem dorong dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengendalian

produksi dengan suatu fungsi kontrol yang terpusat, seperti

gambar 4.14.

IV-27

Page 28: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.14. Sistem order produksi jenis dorong

Dalam sistem ini pusat kontrol membuat jadwal produksi pada setiap

tahap proses berdasarkan perkiraan permintaan dan informasi

mengenai produk jadi dan setengah jadi, serta perkembangan

produksi pada setiap tahap proses. Dengan makin rumitnya proses

produksi menyebabkan kesulitan untuk mendapatkan informasi

umpan balik dan mengontrol saat dan jumlah produksi secara tepat

sehingga komputer harus digunakan sebagai alat bantu management.

Untuk industri otomotif yang jumlah proses produksinya terlalu

banyak, akan menjadi mahal untuk dikontrol dengan sistem kontrol

terpusat.

b. Fungsi Kanban

Untuk menerapkan konsep kanban secara efektif, perlu dipahami

fungsi utama kanban, yaitu:

1) Kanban sebagai sarana pengendalian produksi

Fungsi pengendalian produksi diperoleh dengan menyatukan

berbagai proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang

just in time, sehingga material, komponen, maupun barang yang

dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah

IV-28

Page 29: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

yang sesuai di seluruh pos kerja pabrik, bahkan sampai

melibatkan pabrik pemasok.

2) Kanban sebagai sarana meningkatkan kegiatan perbaikan

Kegiatan perbaikan juga ditingkatkan melalui penerapan kanban.

Hal ini diterapkan dengan menggunakan pendekatan mengurangi

tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara

terkendali melalui pengurangan jumlah kanban yang beredar.

c. Persiapan Pra Kanban

Untuk menghindari kesalahan dan kegagalan, perlu persiapan

penerapan kanban. Meskipun berbagai kemungkinan dapat terjadi

pada situasi produksi, pada prinsipnya ada 2 hal pokok yang harus

dipahami, yaitu penjadwalan produksi campur merata (Heijunka,

dalam bahasa Jepang) dan berbagai kegiatan perbaikan yang

berkaitan dengannya. Hal ini dapat dirangkumkan sebagai berikut:

1) Tenaga kerja di bagian penjualan/pemasaran dan bagian produksi

perlu berkumpul secara terkoordinasi guna menentukan jadwal

produksi perakitan akhir, sehingga produksi campur merata dapat

dikembangkan.

2) Dalam mengembangkan lintasan arus produksi di pabrik, lintasan

kanban perlu ditetapkan dan merupakan pencerminan dari arus

produksi. Untuk itu diperlukan penetapan lokasi sehingga tidak

terjadi kerancuan material handling dengan kanban.

3) Untuk mengembangkan arus yang stabil dan menerapkan

produksi campur merata secara menyeluruh, penggunaan kanban

harus dikaitkan dengan lot produksi yang kecil dan peralihan

produksi yang makin kerap terjadi.

4) Kanban paling sesuai untuk memproduksi jenis barang yang

berulangkali di produksi.

5) Untuk jenis produk musiman atau produk yang sedang

dipromosikan, dimana fluktuasi produksi diharapkan akan terjadi,

bagian penjualan harus menginformasikan pada bagian produksi.

IV-29

Page 30: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

6) Pada saat tingkat penjualan berubah atau terjadi kegiatan

perbaikan, sistem kanban perlu disesuaikan. Perlu dikaji jumlah

maupun isi tercantum dalam kanban, sehingga kegiatan produksi

dapat dilakukan dengan jumlah persediaan seminimal mungkin.

7) Untuk menggunakan kanban, perlu dilengkapi dengan berbagai

teknik perbaikan dengan mengurangi jumlah kartu kanban. Dalam

hal ini perbaikan tidak berkesudahan.

d. Peraturan Kanban

Setiap sistem mempunyai aturan penggunaan dan metode penerapan

tertentu, begitu juga dengan sistem kanban. Orang-orang yang terlibat

dalam operasi kanban harus memahami dan melatih penerapan aturan

dasarnya. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

Peraturan 1

Proses berikutnya harus menarik (mengambil) produk yang diperlukan

dari proses sebelumnya dalam jumlah yang diperlukan dan pada saat

yang diperlukan (sesuai dengan yang tercantum dalam kanban).

Syarat penting untuk peraturan pertama ini adalah pelancaran produksi

yaitu produksi harian yang ditingkatkan dan jumlah lot 1 unit,

diperlukan untuk dapat ditarik dengan lancar dari proses sebelumnya.

Sub peraturan yang harus dipenuhi antara lain:

1) Setiap pengambilan tanpa kanban harus dilarang

2) Setiap pengambilan yang lebih besar dari jumlah kanban harus

dilarang

3) Kanban yang harus ditampilkan pada produk fisik.

Peraturan 2

Proses sebelumnya harus memproduksi produk dalam jumlah yang

diambil oleh proses berikutnya.

Jika tidak ada kartu kanban, tidak ada produksi atau pengiriman

material/barang. Jika peraturan pertama dan kedua dipenuhi, berarti

terjadi keseimbangan penentuan waktu produksi antara semua proses.

IV-30

Page 31: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Akibatnya persediaan tiap proses bisa seminimal mungkin. Sub

peraturan yang harus dipenuhi antara lain :

1) Produksi yang lebih besar dari jumlah lembaran kanban harus

dicegah.

2) Kalau berbagai jenis suku cadang akan diproduksi dalam proses

terdahulu, produksinya harus mengikuti urutan asli penyampaian

setiap jenis kanban.

Peraturan 3

Produk yang rusak tidak boleh diteruskan ke proses berikutnya.

Jika suatu produk rusak ditemukan oleh proses berikutnya, maka

proses berikut ini akan menghentikan lininya, karena tidak memiliki

persediaan, dan akan mengirim kembali produk yang rusak ini kepada

proses sebelumnya. Arti cacat bisa diperluas hingga menyangkut kerja

cacat. Kerja cacat adalah suatu pekerjaan yang belum sepenuhnya

dilakukan sehingga muncul hal-hal yang tidak efisien dalam proses

manual, rutin, dan jam kerja. Hal ini tidak efisien mungkin

menyebabkan produksi barang cacat. Karena itu kerja cacat harus

disingkirkan untuk pengambilan lancar dari proses terdahulu. Maka,

standardisasi pekerjaan merupakan syarat penting dari sistem kanban.

Peraturan 4

Jumlah kanban harus sekecil mungkin.

Mengingat jumlah kanban menyatakan persediaan maksimum suatu

suku cadang, maka jumlah ini harus dijaga sekecil mungkin. Toyota

menganggap tambahan tingkat persediaan sebagai asal mula semua

jenis pemborosan. Bagaimana harus menentukan jumlah kanban?

Jumlah kanban bisa dihitung dengan persamaan, dapat dilihat pada

bagian berikut.

Peraturan 5

Sistem kanban harus dipergunakan untuk menyesuaikan dengan

fluktuasi permintaan yang kecil saja (penyetelan produksi dengan

kanban).

IV-31

Page 32: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Penyetelan produksi dengan kanban, mempunyai arti sebagai berikut:

1) Keadaan dimana tidak ada perubahan beban produksi seluruhnya

dalam sehari, tetapi hanya perubahan jenis, tanggal penyerahan,

dan jumlahnya. Dalam hubungan ini, sistem kanban dapat

dianggap sebagai alat yang paling ekonomis untuk suatu sistem

informasi.

2) Keadaan dimana ada perubahan jangka pendek dalam beban

produksi sehari-hari, meskipun jumlah bulanan tetap sama. Untuk

keadaan ini frekuensi gerakan kanban akan ditingkatkan atau

dikurangi. Keadaan dimana ada perubahan permintaan musiman

atau perubahan permintaan bulanan di luar beban yang sudah

ditentukan. Untuk keadaan ini jumlah kanban harus ditambahi atau

dikurangi, dan pada waktu bersamaan semua lini produksi harus

diatur kembali.

e. Menghitung Jumlah Kanban

Formulasi yang digunakan untuk menghitung jumlah kanban adalah

(Tersine, 1994):

Keterangan:

N = Jumlah kanban

D = Permintaan yang diharapkan tiap unit waktu

L = Waktu pesanan (waktu set up + waktu pemrosesan + waktu

tunggu + waktu transport)

Q = Kapasitas wadah (tidak lebih dari 10 % permintaan tiap hari)

A = variabel keamanan (0 a 1)

Contoh:

Berapa jumlah kanban (containers) yang harus dikirim pada stasiun

kerja untuk membuat satu jenis produk pesanan, jika permintaan

sebesar 100 unit per hari? Stasiun kerja beroperasi 8 jam per hari,

IV-32

Page 33: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

ukuran container sebesar 25 unit, dan variabel keamanan adalah 0,1.

Waktu set up 28 menit, waktu proses per unit 4 menit, waktu tunggu

170 menit, dan waktu transport 2 menit per container.

Jawab:

f. Jenis Kanban Dan Kegunaannya

Ada 2 jenis kanban yang sering digunakan, yaitu:

1) Kanban pengambilan, menspesifikasikan jenis dan jumlah produk

yang harus diambil dari proses terdahulu oleh proses berikutnya.

Contoh kanban pengambilan dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15. Kanban pengambilan

Contoh kanban ini menunjukkan bahwa proses terdahulu yang

membuat suku cadang adalah proses penempaan, dan pembawa

dari proses berikutnya harus pergi ke posisi B-2 pada departemen

penempaan untuk mengambil roda gigi. Proses berikutnya adalah

IV-33

Page 34: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

pengerjaan dengan mesin. Tiap kotak berisi 20 unit dan bentuk

kotak adalah B. Kanban ini adalah kanban keempat dari delapan

lembar yang dikeluarkan. Nomor di belakang barang merupakan

singkatan nama barang.

2) Kanban perintah produksi, menspesifikasikan jenis dan jumlah

produk yang harus dihasilkan proses terdahulu. Kanban perintah

produksi sering disebut kanban dalam pengolahan atau secara

sederhana, kanban produksi. Contoh kanban perintah produksi

dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16. Kanban perintah produksi

Contoh kanban ini menunjukkan bahwa proses pengerjaan mesin

SB-8 harus menghasilkan poros engkol untuk mobil jenis

SX50BC-150. Poros engkol yang diproduksi harus ditempatkan di

gudang F26-18.

Beberapa jenis kanban yang lain, yaitu:

1) Kanban pemasok, digunakan untuk melaksanakan pengambilan

dari penjual (pemasok suku cadang atau bahan, juga disebut

subkontraktor). Kanban pemasok disebut juga kanban

subkontraktor. Kanban ini berisi perintah yang meminta pemasok

IV-34

Page 35: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

atau subkontraktor untuk mengirim suku cadang. Contoh kanban

pemasok dapat dilihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.17. Kanban pemasok

Contoh kanban ini digunakan untuk pengiriman dari Sumitomo

Denko (pemasok) ke pabrik Toyota Tsutsumi. Angka 36

menunjukkan stasiun penerima di pabrik. Kawat pintu belakang

yang disampaikan ke stasiun 36 akan dikirimkan ke gudang 3S (8-

3-213). Nomor belakang suku cadang ini adalah 389.

Toyota tidak mempunyai gudang khusus, sehingga tempat

penerima harus ditulis dengan jelas pada kanban ini. Misalnya

siklus penyerahan ditulis 1-6-2, artinya barang ini harus

disampaikan 6 kali sehari dan suku cadang harus disampaikan 2

kali penyerahan kemudian setelah kanban dibawa ke pemasok.

2) Kanban pemberi tanda, untuk menetapkan spesifikasi produksi lot

dalam pengecoran cetakan, pelubang tekan, atau proses tempaan.

Kanban ini ditempelkan pada suatu kotak dalam lot. Kalau

IV-35

Page 36: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

pengambilan mencapai kotak yang ditempeli kanban ini, maka

instruksi produksi harus digerakkan.

Ada 2 jenis kanban pemberi tanda, yaitu:

a) Kanban segitiga, dapat dilihat pada gambar 4.18. Contoh

kanban ini memesan proses pengepresan #10 untuk

menghasilkan 500 unit pintu sebelah kiri, bila kotak yang berisi

diambil terus hingga tinggal 2 kotak terakhir, dengan kata lain

titik pesan ulang adalah 2 kotak atau 200 unit pintu sebelah

kiri.

b) Kanban segiempat atau kanban peminta bahan, dapat dilihat

pada gambar 4.18. Contoh kanban ini menunjukkan bahwa bila

2 kotak pintu sebelah kiri dibawa ke lini pengelasan bodi,

proses pengepresan #10 harus pergi ke gudang 25 untuk

mengambil 500 unit lembar baja. Dalam contoh ini, titik pesan

ulang untuk permintaan bahan adalah 3 kotak pintu sebelah

kiri.

Gambar 4.18. Kanban penanda

IV-36

Page 37: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Kerangka klasifikasi berbagai jenis kanban dapat dilihat pada

gambar 4.19.

Gambar 4.19. Kerangka berbagai jenis utama kanban (Monden, 2000)

g. Bagaimana Cara Menggunakan Kanban

Cara menggunakan kanban dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20. Langkah-langkah dalam menggunakan kanban

IV-37

Page 38: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Langkah-langkah dalam menggunakan kanban adalah sebagai berikut:

1) Pembawa dari proses berikutnya pergi ke gudang proses terdahulu

dengan kanban pengambilan yang disimpan dalam pos kanban

pengambilan (yakni, kotak atau berkas penerima) bersama palet

kosong (peti kemas) yang ditaruh di atas forklift atau jip. Ia

melakukannya secara teratur pada waktu yang telah ditentukan.

2) Bila pembawa proses berikutnya mengambil suku cadang di

gudang A, pembawa itu melepaskan kanban perintah produksi

yang dilampirkan pada unit fisik dalam palet (perhatikan bahwa

tiap palet mempunyai 1 lembar kanban). Ia juga meninggalkan

palet kosong di tempat yang ditunjuk oleh orang yang ada pada

proses terdahulu.

3) Untuk tiap kanban perintah produksi yang dilepaskannya, di

tempat itu ia menempelkan satu kanban pengambilan. Ketika

menukarkan kedua jenis kanban itu, dengan hati-hati ia

membandingkan kanban pengambilan dengan kanban perintah

produksi untuk melihat konsistensinya.

4) Bila pekerjaan dimulai pada proses berikutnya, kanban

pengambilan harus ditaruh dalam pos kanban pengambilan.

5) Pada proses terdahulu, kanban perintah produksi harus

dikumpulkan dari pos penerima kanban pada waktu tertentu atau

bila sejumlah unit telah diproduksikan dan harus ditempatkan

dalam pos kanban perintah produksi dengan urutan yang sama

dengan urutan penyobekan kanban di gudang A.

6) Menghasilkan suku cadang sesuai dengan urutan nomor kanban

perintah produksi di dalam pos.

7) Ketika diolah, unit fisik dan kanban itu harus bergerak secara

berpasangan.

8) Bila unit fisik diselesaikan dalam proses ini, unit ini dan kanban

perintah produksi ditaruh dalam gudang A, sehingga pembawa dari

proses berikutnya dapat mengambil kapan saja.

IV-38

Page 39: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Rantai 2 kanban semacam ini harus selalu ada dalam banyak proses

terdahulu. Akibatnya, setiap proses akan menerima jenis unit yang

diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan, dan pada waktu yang

diperlukan, sehingga Just In Time (JIT) yang ideal dapat dicapai dalam

setiap proses. Rantai kanban akan membantu mencapai pengimbangan

lini agar tiap proses menghasilkan keluaran yang sesuai dengan waktu

siklus (gambar 4.21).

Gambar 4.21. Rantai kanban

h. Dua Metode Penggunaan Kanban Perintah Produksi

Cara pertama, penggunaan kanban perintah produksi diperlihatkan

pada gambar 4.22. Cara ini digunakan bila akan mengeluarkan banyak

lembaran kanban perintah produksi. Tiap lembar kanban berkaitan

dengan kapasitas peti kemas. Produksi dilakukan sesuai dengan urutan

pelepasan kanban dari petinya. Bila terdapat banyak jenis suku cadang,

kanban diedarkan dengan cara yang digambarkan pada gambar 4.22.

Kotak yang telah digolongkan dalam pos kanban dan label yang telah

digolongkan di gudang barang jadi juga diperlihatkan.

IV-39

Page 40: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

Gambar 4.22. Urutan berbagai jenis kanban

Cara kedua, menggunakan 1 lembar kanban pemberi tanda, seperti

pada gambar 4.18. Sebagai contoh dalam bagian pengepresan, jumlah

produksi demikian besar dan kecepatan produksi demikian besar,

sehingga kanban pemberi tanda digunakan. Kanban pemberi tanda

dapat ditempelkan pada tepi suatu palet. Di gudang, kanban ini harus

ditempelkan pada posisi titik pemesanan ulang. Bila barang diambil

dan palet dipungut, kanban pemberi tanda harus dipindahkan ke pos

perintah titik pemesanan ulang. Bila kanban dipindahkan ke pos

pengiriman, operasi akan dimulai.

Sesuai dengan sistem titik pesanan, bila titik pemesanan ulang dan

ukuran lot telah ditentukan, tidak perlu mencemaskan perencanaan

produksi harian dan tindak lanjutnya. Cukup mengawasi penetapan

waktu pemesanan saja. Penetapan waktu ini secara otomatis jelas bila

IV-40

Page 41: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

menggunakan kanban segitiga untuk pemesanan produksi dan kanban

empat persegi panjang untuk perintah permintaan bahan.

D. Model CONWIP dalam Work In Process (WIP)

CONWIP (Constant Work In Process) adalah gabungan dari sistem tarik

dan sistem dorong. Sebuah sistem dorong menyatakan produksi untuk

mengantisipasi permintaan yang akan datang, ini adalah suatu pendekatan

pada sistem tarik sistem kanban bekerja dengan sangat baik dengan aliran

yang seragam, stabil untuk mengembangkan suatu sistem yang memproses

manfaat sistem tarik, tetapi dapat digunakan dalam variasi yang lebih luas

pada lingkungan manufakturing.

Beberapa analisa teori menunjukkan bahwa CONWIP akan dihasilkan

dalam level WIP (Work In Process) yang lebih rendah dari pada sistem

kanban secara keseluruhan yang sama.

Perbedaan antara kanban dan sistem kanban dan sistem CONWIP

menggunakan daftar simpanan untuk menyatakan bagian jumlah

rangkaiannya.

1. Dalam CONWIP, kartunya digabungkan dengan semua bagian yang

dihasilkan dalam satu jalur daripada jumlah bagian individu.

2. Dalam CONWIP, pekerjaannya di dorong antara stasiun-stasiun kerja

dalam satu rangkaian, stasiun-stasiun kerja itu telah disahkan oleh satu

kartu untuk memulainya pada permulaan garis.

E. Rangkuman

1. Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau

sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-

perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis

barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan

oleh konsumen.

2. Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode

untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan

IV-41

Page 42: Bab IV Sistem Produksi Tepat Waktu (Just

perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat

menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan

dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan

Just In Time (JIT): produksi Just In Time (JIT), autonomasi, tenaga kerja

fleksibel, dan berpikir kreatif serta menampung saran-saran karyawan.

4. Elemen-elemen dalam JIT meliputi: pengurangan waktu set up, aliran

produksi lancar (layout), produksi tanpa kerusakan mesin, produksi tanpa

cacat, peranan operator, hubungan yang harmonis dengan pemasok,

penjadwalan produksi stabil dan terkendali, dan sistem kanban.

5. Sistem order produksi dalam JIT terdiri dari sistem order produksi jenis

tarik (pulling system), dan sistem order produksi jenis dorong (pushing

system).

6. CONWIP (Constant Work In Process) adalah gabungan dari sistem tarik

dan sistem dorong. Sebuah sistem dorong menyatakan produksi untuk

mengantisipasi permintaan yang akan datang, ini adalah suatu pendekatan

pada sistem tarik sistem kanban bekerja dengan sangat baik dengan aliran

yang seragam, stabil untuk mengembangkan suatu sistem yang memproses

manfaat sistem tarik, tetapi dapat digunakan dalam variasi yang lebih luas

pada lingkungan manufakturing.

F. Bahan Acuan

1. Fogarty, Donald W., Blackstone Jr., John H.;Hoffmann, Thomas R., 1991, Production & Inventory Management, 2nd Edition., South-Western Publishing Co.

2. Monden, Yasuhiro, 2000, Sistem Produksi Toyota-Suatu Ancangan Terpadu Untuk Penerapan Just-In-Time, 1.II jilid, terjemahan Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

3. Smith, Spencer B., 1994, Computer Based Production and Inventory Control, Prentice-Hall.

4. Tersine, Richard J., 1994, Principle of Inventory and Materials Management, 4th Edition, Prentice Hall.

5. Waters, C.D.J., 2003, Inventory Control and Management, 2nd Edition, John Wiley & Sons.

IV-42