bab iv pembahasan iv.1 analisis aset tetap pada pt patra...

29
39 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa Aset tetap berperan sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan, karena dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena itu pengelolaan dan pencatatan setiap transaksi terkait dengan aset tetap merupakan hal yang penting. Setiap pengelolaan dan pencatatan transaksi tersebut mengarah ke pengambilan keputusan manajemen yang akan mempengaruhi arah perkembangan dan kebijakan perusahaan. PT Patra Jasa merupakan salah satu perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar, karena bergerak di bidang properti dan perhotelan. Penting bagi perusahaan ini untuk mengelola dan melakukan prosedur akuntansi menurut standar PSAK. Aset tetap PT Patra Jasa merupakan bagian terbesar dari keseluruhan aset perusahaan (sekitar 83%). Oleh karena itu akan menjadi suatu masalah jika aset tetap tidak dikelola dan dilakukan prosedur akuntansi yang sesuai standar, apalagi mengingat seluruh kegiatan operasional yang menghasilkan pendapatan bagi PT Patra Jasa berasal dari penggunaan aset tetap. Tentunya PT Patra Jasa harus mempunyai kebijakan akuntansi yang mendukung pencatatan dan pengelolaan serta pengungkapan aset tetap yang sesuai dengan PSAK. Mengenai pencatatan mulai dari perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan awal, penyusutan aset tetap, hingga pada penghapusbukuan aset tetap akan dibahas oleh penulis satu per satu.

Upload: duongnhi

Post on 10-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

39

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa

Aset tetap berperan sangat penting dalam kehidupan sebuah perusahaan, karena

dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

itu pengelolaan dan pencatatan setiap transaksi terkait dengan aset tetap merupakan hal

yang penting. Setiap pengelolaan dan pencatatan transaksi tersebut mengarah ke

pengambilan keputusan manajemen yang akan mempengaruhi arah perkembangan dan

kebijakan perusahaan.

PT Patra Jasa merupakan salah satu perusahaan yang memiliki aset tetap dalam

jumlah besar, karena bergerak di bidang properti dan perhotelan. Penting bagi

perusahaan ini untuk mengelola dan melakukan prosedur akuntansi menurut standar

PSAK. Aset tetap PT Patra Jasa merupakan bagian terbesar dari keseluruhan aset

perusahaan (sekitar 83%). Oleh karena itu akan menjadi suatu masalah jika aset tetap

tidak dikelola dan dilakukan prosedur akuntansi yang sesuai standar, apalagi mengingat

seluruh kegiatan operasional yang menghasilkan pendapatan bagi PT Patra Jasa berasal

dari penggunaan aset tetap.

Tentunya PT Patra Jasa harus mempunyai kebijakan akuntansi yang mendukung

pencatatan dan pengelolaan serta pengungkapan aset tetap yang sesuai dengan PSAK.

Mengenai pencatatan mulai dari perolehan aset tetap, pengeluaran setelah perolehan

awal, penyusutan aset tetap, hingga pada penghapusbukuan aset tetap akan dibahas oleh

penulis satu per satu.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

40

1. Klasifikasi Aset Tetap

Berdasarkan pengamatan dari penulis, aset tetap pada PT Patra Jasa telah

terklasifikasikan dengan baik. Adapun klasifikasi daripada aset tetap dan nilainya

beserta dengan total transaksi penambahan, pengurangan, reklasifikasi, dan akumulasi

penyusutannya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel Klasifikasi Aset Tetap

  2008 

  Saldo awal    Penambahan    Pengurangan    Reklasifikasi    Saldo akhir 

Biaya perolehan :                   

Tanah  44,421,769,214    0    0    ‐1,049,857,700    43,371,911,514 Bangunan  301,969,578,841    4,472,295,191    0    ‐446,596,084    305,995,277,948 Kendaraan  2,337,547,888    148,350,588    166,000,000    0    2,319,898,476 Inventaris  135,492,106,627    8,465,319,910    0    ‐10,450,000    143,946,976,537 Asset dalam penyelesaian  1,027,540,621    860,857,859    0    733,878,882    2,622,277,362 

Jumlah  485,248,543,191    13,946,823,548    166,000,000    ‐773,024,902    498,256,341,837 

2. Akuntansi Perolehan Aset Tetap

Penulis akan menjelaskan mengenai prosedur pencatatan akuntansi yang

dilakukan saat terjadi perolehan aset tetap. Dalam menentukan harga perolehan sebuah

aset tetap, adalah semua biaya yang diperlukan untuk membuat sebuah aset tetap siap

digunakan dijumlahkan, kemudian hasilnya adalah harga perolehan aset tetap tersebut.

A. Tanah

Penentukan harga perolehan tanah, meliputi harga tanah itu sendiri ditambah

dengan berbagai biaya terkait dalam perolehan tanah tersebut sampai tanah itu

siap digunakan. Biaya-biaya tersebut meliputi semua biaya yang dikeluarkan

sampai tanah tersebut siap untuk digunakan, tetapi biaya legal atas pengurusan

hak atas tanah tidak dimasukkan ke dalam nilai perolehan tanah tetapi

diamortisasi secara terpisah.

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

41

Contoh : PT Patra Jasa pada tahun 1978 membeli tanah di jalan Dukuh Patra II

no. 72 dengan harga tanah sebesar Rp. 18.753.760 dan sertifikat tanah sebesar

Rp. 28.373.166 untuk dibangun menjadi perumahan.

Pada saat pembelian tanah tersebut, kedua transaksi dipisahkan dengan

jurnal sebagai berikut :

Tanah Jalan Dukuh Patra II No.72 Rp. 18.753.760

Kas Rp. 18.753.760

Sertifikat Tanah Jalan Dukuh Patra II No.72 Rp. 28.373.166

Kas Rp. 28.373.166

B. Bangunan

Semua biaya terkait yang berhubungan dengan pembelian atau konstruksi

bangunan didebitkan ke dalam harga perolehan bangunan. Semua biaya yang

diperlukan untuk menyiapkan sebuah bangunan hingga dapat dipakai

dimasukkan ke dalam harga perolehan bangunan, termasuk biaya untuk komisi,

dan pajak. Sedangkan untuk bangunan yang dikonstruksi, maka biaya yang

termasuk adalah biaya persiapan lahan, pembangunan kabel dan tiang listrik,

pipa air, pembayaran jasa arsitek, serta pembayaran bunga pinjaman untuk

pembiayaan dilakukannya pembangunan.

Untuk beban bunga pinjaman dalam periode dikonstruksinya bangunan,

dimasukkan ke dalam harga perolehan bangunan. Tetapi setelah pembangunan

selesai dilakukan, maka beban bunga dicatat sebagai beban bunga biasa (Interest

expense).

Contoh : PT Patra Jasa pada tahun 1973 membangun sebuah gedung

perkantoran dengan 22 lantai di Jalan Gatot Subroto Kav. 32-34. Keseluruhan

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

42

biaya konstruksi mulai dari biaya pembayaran jasa arsitek, pembelian lahan,

pembersihan, hingga instalasi semuanya ditotal sebesar Rp. 295.9375. Maka

dilakukan penjurnalan seperti berikut :

Gedung Perkantoran Gatot Subroto Kav. 32-34 Rp. 295.9375

Kas Rp. 295.9375

C. Kendaraan

Untuk biaya perolehan kendaraan, sama seperti aset tetap lainnya, pencatatan

atas harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai kendaraan

tersebut siap digunakan. Tetapi biaya STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)

dan biaya asuransi kendaraan tidak boleh dimasukkan ke dalam harga perolehan

kendaraan.

Pada April 2002, PT Patra Jasa melakukan pembelian kendaraan Toyota Kijang

LSX bekas dengan nomor kendaraan B 8419 HV untuk kegiatan operasional

perusahaan. Nilai perolehan kendaraan tersebut adalah Rp. 120.400.000, sudah

termasuk pajak, dan biaya-biaya lainnya. Jurnal yang dibuat adalah:

Toyota Kijang LSX B 8419 HV Rp. 120.400.000

Kas Rp. 120.400.000

D. Inventaris/ Peralatan

Inventaris meliputi mesin, peralatan, dan furniture. Pada tanggal 15 April 2004

dilakukan pembelian terhadap Pompa Air Hydropur-Grundfos 1.5 kw dengan

harga Rp. 12.006.500, di dalamnya sudah termasuk biaya pemasangan, maka

pencatatannya adalah sebagai berikut:

Pompa Air Hydropur-Grundfos 1.5 kw Rp. 12.006.500

Kas Rp. 12.006.500

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

43

3. Akuntansi Penyusutan pada Aset Tetap

Nilai dari aktiva tetap dapat berkurang karena berkurangnya kemampuan dari

aset tetap tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan.

Dalam akuntansi, berkurangnya kemampuan tersebut dinilai dalam nominal dan disebut

sebagai beban penyusutan/ depresiasi. Beban penyusutan biasanya dicatat/ dibukukan

pada saat penutupan buku.

Berdasarkan kebijakan perusahaan, maka penyusutan terhadap semua aset tetap

pada PT Patra Jasa dilakukan dengan menggunakan metode SLN (Straight Line

Method). Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata

(tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan

mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva

ditarik dari penggunaannya.

Rumus dari penyusutan dengan SLN adalah :

D = A C – SV

LT

D = Depreciation (beban depresiasi) SV = Salvage Value (nilai sisa)

AC = Acquisition Cost (harga beli) LT = Life Time (masa manfaat aset)

Berikut kebijakan penentuan masa manfaat ekonomis aset tetap PT Patra Jasa:

Tabel 4.2 Tabel Kebijakan Akuntansi Depresiasi

Jenis Aset Tetap  Masa Manfaat Persentase penyusutan /tahun 

     Rumah dan gedung  20 tahun  5.00% 

Kendaraan  8 tahun  12.50% Mesin dan peralatan berat  8 tahun  12.50% 

Inventaris dan peralatan  8 tahun  12.50% 

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

44

Berikut adalah perhitungan penyusutan pada salah satu sampel aset tetap PT

Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel Patra Jasa dengan harga Rp. 51.304.000 yang

dibeli tahun 2001. Berikut perkiraan penyusutan untuk rumah pompa tersebut:

Tabel 4.3 Tabel Depresiasi Rumah Pompa

Penyusutan juga dilakukan dengan cara yang sama terhadap semua jenis aset

tetap PT Patra Jasa, yang membedakannya hanya masa manfaat daripada aset tetap

tersebut yang mempengaruhi persentase penyusutan tiap tahun.

Misalnya pada kendaraan yang masa manfaatnya 8 tahun; sebuah mobil Kijang

LGX B 415 MB yang dibeli pada 1 Februari 2003 dengan harga Rp. 143.900.000,

maka penyusutannya adalah sebagai berikut:

No.  Tahun  Beban Depresiasi /tahun  Nilai buku 

         51,304,000 1  2001 2,565,200  48,738,800 2  2002 2,565,200  46,173,600 3  2003 2,565,200  43,608,400 4  2004 2,565,200  41,043,200 5  2005 2,565,200  38,478,000 6  2006 2,565,200  35,912,800 7  2007 2,565,200  33,347,600 8  2008 2,565,200  30,782,400 9  2009 2,565,200  28,217,200 

10  2010 2,565,200  25,652,000 11  2011 2,565,200  23,086,800 12  2012 2,565,200  20,521,600 13  2013 2,565,200  17,956,400 14  2014 2,565,200  15,391,200 15  2015 2,565,200  12,826,000 16  2016 2,565,200  10,260,800 17  2017 2,565,200  7,695,600 18  2018 2,565,200  5,130,400 19  2019 2,565,200  2,565,200 

20  2020 2,565,200  0 

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

45

Tabel 4.4 Tabel Depresiasi Kijang LGX B 415 MB

No.  Tahun  Beban Depresiasi /tahun  Nilai buku 

   Feb‐03     143,900,000

1  Des 2003  11/12 x 17,987,500 = 16,488,542  127,411,458

2  Des 2004  17,987,500  109,423,958

3  Des 2005  17,987,500  91,436,458

4  Des 2006  17,987,500  73,448,958

5  Des 2007  17,987,500  55,461,458

6  Des 2008  17,987,500  37,473,958

7  Des 2009  17,987,500  19,486,458

8  Des 2010  17,987,500  1,498,958

9  Feb‐11  1/12 x 17,987,500 = 1,498,958  0

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa apabila sebuah aset tetap diperoleh pada

bulan X, maka sesuai dengan jadwal depresiasi, nilai dari aset itu juga akan berakhir

pada bulan X juga, kecuali apabila terjadi biaya/ pengeluaran yang dapat meningkatkan

nilai / masa manfaat dari aset tetap tersebut.

Penulis juga ingin menunjukkan bahwa PT Patra Jasa yang sebagian besar

asetnya berupa tanah dan bangunan, dalam depresiasinya bagian-bagian dari aset tetap

tersebut ada yang disusutkan secara terpisah.

Hal ini diperbolehkan oleh PSAK apabila biaya perolehan setiap bagian dari aset

tetap mempunyai nilai yang cukup signifikan. Dalam hal ini, penulis mengambil sampel

dari Buku penyusutan Hotel Patra Jasa pada tahun 2008 sebagai berikut:

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

46

Tabel 4.5 Tabel Depresiasi Kamar Hotel Patra Jasa

                  AKUMULASI    BEBAN    TOTAL AKUM.    NILAI BUKU   

NO.    NAMA ASET    JML    TAHUN    NILAI    DEPRESIASI   PENYUSUTAN    PENYUSUTAN    S/D  

      

(UNIT)   

PEROLEHAN  PEROLEHAN    S/D 31 DES 2007    TAHUN  2008    S/D DES 2008    31 DES 2008  

1   Kamar 21 ; 22     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

2   Kamar 23 ; 24     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

3   Kamar 25 ; 26     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

4   Kamar 27 ; 28     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

5   Kamar 29 ; 30     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

6   Kamar 31 ; 32     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

7   Kamar 33 ; 34     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

8   Kamar 35 ; 36     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

9   Kamar 37 ; 38     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

10   Kamar 39 ; 40     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

11   Kamar 41 ; 42     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

12   Kamar 43 ; 44     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

13   Kamar 45 ; 46     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

14   Kamar 47 ; 48     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

15   Kamar 49 ; 50     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penyusutan bangunan hotel Patra Jasa dipisahkan

atas kamar-kamar sehingga penyusutan kamar yang satu pada dasarnya dibedakan dari

kamar yang lainnya.

Sedangkan aset tetap berupa tanah tidak didepresiasi, sesuai dengan PSAK

kecuali berkaitan dengan syarat-syarat tertentu yang ditentukan dalam PSAK.

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

47

4. Akuntansi Pembiayaan Aset Tetap setelah Perolehan

Setelah pembelian/ konstruksi aset tetap selesai, pembiayaan terhadap aset tetap tidak

berhenti di situ. Setelah perolehan, aset tetap harus tetap dipelihara dan dirawat. Akan

ada beban dan pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk mengoperasikan/

mendayagunakan aset tetap tersebut.

Pembiayaan setelah perolehan awal aset tetap dilakukan dapat digolongkan

menjadi dua bagian:

1. Revenue Expenditure, yaitu pengeluaran yang bersifat rutin dan dilakukan

untuk menjaga efisiensi operasi dari aktiva tetap. Pembiayaan ini

biasanya hanya menghabiskan sedikit dana. Pembiayaan seperti ini

contohnya adalah Reparasi kendaraan minor, ganti oli pada kendaraan,

pengecatan ruangan, service A/C rutin, dan lain-lain. Pembiayaan seperti

ini biasanya dimasukkan ke dalam akun Beban Perbaikan, dan

dibebankan ke dalam Laporan Laba/Rugi pada periode akuntansi

berjalan.

2. Capital Expenditure, yaitu pengeluaran yang biasanya berupa

penambahan kemampuan maupun kualitas terhadap aktiva tetap yang

sudah ada, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasi,

kapasitas produksi, ataupun umur ekonomis dari aset tetap. Biasanya

pembiayaan jenis ini besar jumlah nominalnya dan bukan merupakan

kejadian yang sering terjadi. Pembiayaan jenis ini akan mempengaruhi

kegiatan operasi perusahaan di masa mendatang, sehingga pembiayaan

ini akan menambah nilai dari aset tetap. Jurnalnya adalah dengan

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

48

mendebitkan Akumulasi penyusutan aset tetap sehingga nilai

akumulasinya berkurang.

Untuk lebih detailnya, penulis mengemukakan 5 jenis pengeluaran yang

dilakukan terhadap aset tetap setelah perolehan dan bagaimana 5 jenis pengeluaran ini

dikelompokkan, apakah termasuk beban tahun berjalan atau perlu dikapitalisasi.

1. Pemeliharaan (Maintanance)

Merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan hanya semata-mata agar

membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran

yang timbul hendaknya di bebankan pada periode berjalan yang ditandingkan

dengan pendapatan.

Misalnya PT Patra Jasa membayar sebesar Rp 500.000 untuk membersihkan

5 unit AC di ruangan kantor sekaligus menambah Freon sebanyak 5 psi.

Aktivitas ini adalah dimaksudkan hanya untuk membuat AC tersebut dapat

berfungsi sebagaimana mestinya, maka atas pengeluaran tersebut dicatat

sebagai berikut :

Beban pemeliharaan kantor Rp. 500.000

Kas Rp. 500.000

2. Perbaikan (Repair)

Perbaikan diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan

dengan pemeliharaan (maintenance). Suatu aktivitas dapat dikatakan sebagai

perbaikan apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana

mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/ komponen

yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

49

penggantian. Aktivitas perbaikan ini dapat dikapitalisasi tergantung daripada

jumlah biaya yang dikeluarkan, apakah material atau tidak.

Biaya perbaikan ini dapat dibagi menjadi biaya perbaikan minor dan biaya

renovasi. Biaya perbaikan minor akan dibebankan pada laporan laba rugi

pada periode berjalan, sedangkan biaya renovasi yang biasanya nilainya

material akan dikapitalisasi.

Misalnya renovasi gedung Poncowati di Hotel Patra Jasa pada tanggal 1

Januari 2001 dengan biaya Rp. 873.958.000 dijurnal sebagai berikut:

Akumulasi penyusutan Gedung Poncowati Rp. 873.958.000

Kas Rp. 873.958.000

3. Penggantian Komponen (Replacement)

Aktivitas ini ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau

lebih dari suatu aset tetap. Misalnya beberapa monitor CPU yang rusak

diputuskan untuk digantikan dengan yang baru. Penggantian ini harus

dikapitalisasi. Maka pencatatannya adalah sebagai berikut :

Akumulasi penyusutan CPU Rp. 4.500.000

Kas Rp. 4.500.000

4. Pengangkatan Kapasitas (Upgrading)

Pada fase pertumbuhan perusahaan, biasanya disertai dengan peningkatan

produksi, sebagai konsekuensinya, tidak jarang perusahaan harus melakukan

peningkatan kapasitas terhadap aset tetap yang digunakan (entah itu mesin,

peralatan atau bahkan gedungnya). Suatu upgrading, tentu akan memicu

adanya pengeluaran-pengeluaran yang biasanya cukup material. Misalnya

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

50

karena keperluan listrik yang meningkat maka dilakukan penambahan daya,

dan terjadi pengeluaran kas dengan rincian :

1 unit Generator 30 KWH = Rp 18.000.000

1 unit panel MCB = Rp 1.500.000

400 meter Kabel = Rp 500.000

Biaya pemasangan = Rp 1.000.000

Total Pengeluaran = Rp 21.000.000

Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

Peralatan listrik Rp 21.000.000

Kas Rp 21.000.000

5. Turun Mesin (Overhaul)

Istilah turun mesin terjadi pada aset tetap yang menggunakan mesin.

Misalnya mobil, kendaraan, mesin produksi, dan peralatan produksi.

Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi

lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh

komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian

dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan

terjadi sekaligus tindakan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian

koponen. Aktivitas turun mesin biasanya terjadi pada saat aset tetap tersebut

mengalami penurunan fungsi yang sangat signifikan akibat penggunaan yang

sudah relatif lama. Aktifitas turun mesin (overhaul) sudah pasti akan

membuat umur ekonomis aktiva tersebut menjadi bertambah. Untuk itu,

pengeluaran-pengeluaran yang timbul hendaknya dikapitalisasi.

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

51

Selain itu, apabila terjadi overhaul hamper bisa dipastikan aset tetap tersebut

akan bertambah masa manfaatnya karena pergantian mesin yang dilakukan

akan menambah keefektifan aset itu sendiri.

Misalnya harus dilakukan turun mesin pada sebuah mobil operasional kantor.

Biaya turun mesin adalah Rp. 15.000.000 dan diperkirakan akan menambah

umur produktif sampai 5 tahun mendatang. Maka dilakukan pencatatan

sebagai berikut:

Akumulasi penyusutan mobil Rp. 15.000.000

Kas Rp. 15.000.000

Berikut adalah faktor-faktor yang juga perlu dipertimbangkan untuk memilah

apakah suatu pengeluaraan setelah perolehan aset tetap termasuk Revenue Expenditure

atau Capital Expenditure :

1. Tingkat Keseringan

Jika jenis pengeluaran tersebut sering terjadi dan sifatnya rutin (repetitive),

sebaiknya pengeluaran tersebut dibiayakan saja.

2. Materialitas

Jika pengeluaran tersebut sifatnya material, maka sebaiknya dikapitalisasi.

Dan apabila tidak material, cukup dicatat sebagai beban pada periode

berjalan.

3. Lama Manfaat

Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat lebih dari

satu tahun buku/ satu periode buku, maka sebaiknya di kapitalisasi, jika

hanya satu tahun buku atau kurang, sebaiknya dibebankan di periode

berjalan.

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

52

4. Pengaruhnya terhadap Umur Ekonomis atau kapasitas

Jika pengeluaran tersebut diperkirakan akan menambah umur ekonomis atau

meningkatkan kapasitas operasi daripada aset tetap tersebut, maka sebaiknya

di kapitalisasi.

Meskipun PT Patra Jasa telah memiliki kebijaksanaan, apabila pembiayaan/

pengeluarannya melebihi dari Rp. 4.000.000 maka akan dikapitalisasi, sedangkan

apabila pembiayaannya kurang dari Rp. 4.000.000 maka dibukukan sebagai beban.

5. Akuntansi Pembiayaan Aset Tetap setelah Perolehan

Penghapusbukuan suatu aset tetap dapat terjadi dengan beberapa kondisi:

a) Masa manfaat aset tetap tersebut telah habis, tetapi aset tetap tersebut masih

dapat digunakan.

b) Masa manfaat aset tetap tersebut masih ada tetapi harus digantikan dengan aset

tetap sejenis yang lebih baru karena pertimbangan efisiensi dan efektivitas

dikarenakan perkembangan teknologi.

c) Aset tetap tersebut tidak dapat digunakan lagi, mungkin karena hilang, rusak,

terkena bencana alam, ataupun kecelakaan.

Metode penghapusbukuan ini dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

1. Retirement, aset tetap yang ada dibuang.

2. Dijual, aset tetap yang ada dijual dengan harga tertentu ke pihak luar perusahaan.

3. Ditukar aset tetap ditukar dengan aset tetap, baik sejenis maupun tidak sejenis.

Apapun metode yang digunakan dalam penghapusbukuan, harus diketahui nilai

buku dari aset tetap yang dihapusbukukan tersebut. Nilai buku adalah selisih dari harga

pembelian aset tetap terhadap akumulasi depresiasi yang dikenakan terhadap aset tetap.

Pada saat penghapusbukuan, beban depresiasi tahun berjalan perlu dihitung dan dicatat.

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

53

Dalam penelitian, penulis juga menemukan bahwa aset tetap pada PT Patra Jasa

yang sebagian besar adalah bangunan mengalami depresiasi hingga mencapai nilai buku

nihil, tetapi masih tetap digunakan dalam operasional perusahaan.

Penulis kembali menampilkan buku penyusutan Hotel Patra Jasa 2008:

Tabel 4.6 Tabel Depresiasi Kamar Hotel Patra Jasa 2

                  AKUMULASI    BEBAN    TOTAL AKUM.    NILAI BUKU   

NO.    NAMA ASET    JML    TAHUN    NILAI    DEPRESIASI   PENYUSUTAN    PENYUSUTAN    S/D  

      

(UNIT)   

PEROLEHAN  PEROLEHAN    S/D 31 DES 2007    TAHUN 2008    S/D DES 2008    31 DES 2008  

1   Kamar 21 ; 22     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

2   Kamar 23 ; 24     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

3   Kamar 25 ; 26     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

4   Kamar 27 ; 28     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

5   Kamar 29 ; 30     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

6   Kamar 31 ; 32     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

7   Kamar 33 ; 34     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

8   Kamar 35 ; 36     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

9   Kamar 37 ; 38     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

10   Kamar 39 ; 40     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

11   Kamar 41 ; 42     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

12   Kamar 43 ; 44     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

13   Kamar 45 ; 46     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

14   Kamar 47 ; 48     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

15   Kamar 49 ; 50     1975   11,631,396 

         11,631,396  

                  0         

11,631,396                    0  

Dari penyusutan di atas, penulis ingin menunjukkan bahwa PT Patra Jasa tidak

menghapusbukukan aset yang telah habis nilai bukunya dikarenakan aset tersebut masih

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

54

dapat digunakan untuk operasional perusahaan meskipun sudah habis nilai bukunya. Hal

ini wajar terjadi dan tidak menyalahi PSAK.

Adapun penulis mendapati tabel penyusutan lain untuk properti perumahan di

Jakarta, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Tabel Depresiasi Perumahan Taman Patra

               AKUMULASI    BEBAN   TOTAL AKUM.    NILAI BUKU  

 NO.    NAMA ASET   TAHUN    NILAI    DEPRESIASI    PENYUSUTAN  

 PENYUSUTAN   S/D  

      PEROLEHAN   PEROLEHAN  S/D 31 DES 

2007    TAHUN 2008    S/D DES 2008   31 DES 2008  

1   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/02   377M 1982 

  82.046.559  82.046.558  0  82.046.558  1 

2   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/03   347M 1982 

  80.309.784  80.309.783  0  80.309.783  1 

3   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/04   377M 1982 

  81.676.397  81.676.396  0  81.676.396  1 

4   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/05   358M 1982 

  76.817.672  76.817.671  0  76.817.671  1 

5   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/10   342M 1984 

  106.100.317  106.100.317  0  106.100.317  1 

6   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/14   377M 1982 

  79.807.830  79.807.829  0  79.807.829  1 

7   RUMAH JL.TAMAN PATRA V/16   368M 1982 

  79.898.494  79.898.493  0  79.898.493  1 

8   RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/01  342M 1984 

  95.142.542  95.142.542  0  95.142.542  1 

9   RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/02  345M 1984 

  92.460.417  92.460.417  0  92.460.417  1 

10   RUMAH JL.TAMAN PATRA VI/03  357M 1984 

  96.874.382  96.874.382  0  96.874.382  1 

11   RUMAH JL.TAMAN PATRA VIII/01 347M  1984      978.553  978.553  0  978.553  1 

12   RUMAH JL.TAMAN PATRA VIII/02 347M  1984      978.553  978.553  0  978.553  1 

13   RUMAH JL.TAMAN PATRA X/01    367M 1982 

  76.743.615  76.743.614  0  76.743.614  1 

Penulis mendapati bahwa adanya ketidakseragaman dalam mencatat aset tetap

yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai. Sebenarnya bukan masalah

yang terlalu besar, tetapi sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan, seharusnya nilai

buku tercantum disisakan sebesar Rp. 1.

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

55

Berikut penulis akan membahas tentang jenis-jenis kejadian yang menyebabkan

terjadinya penghapusbukuan aset tetap pada PT Patra Jasa beserta dengan perlakuan

akuntansinya.

1. Penghapusbukuan akibat kerusakan/ kehilangan/ kebakaran/ kecelakaan pada aset

tetap. Kejadian seperti itu akan dijurnal dengan mendebet Akumulasi Penyusutan

Aset Tetap dan Kerugian penghapusan karena kerusakan/ kehilangan/ kebakaran/

kecelakaan, dan mengkredit Aset Tetap tersebut.

Pada Juni 2008 lampu sorot tebal untuk dekorasi taman Hotel Patra Jasa Jasa pecah.

Lampu tersebut dibeli pada tahun 2003 dengan harga Rp 10.560.911 dan telah

mengalami penyusutan sebesar Rp. 6.600.569. Nilai buku lampu tersebut sekarang

Rp. 3.960.342. Maka yang harus dilakukan pertama kali adalah menghitung beban

depresiasi yang belum diakumulasikan untuk tahun berjalan. Perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Lampu sorot tersebut disusutkan selama 8 tahun, yang berarti penyusutan satu

tahunnya: Rp. 10.560.911 / 8 tahun = Rp. 1.320.114.

Sedangkan periode tahun ini sudah berjalan 6 bulan, berarti beban depresiasi yang

dihitung adalah: Rp. 1.320.114 x 6/12 tahun = Rp. 660.057.

Jurnal untuk beban depresiasi tahun berjalan hingga lampu tersebut pecah adalah:

Beban depresiasi – Bollard Lamp Rp. 660.057

Akumulasi depresiasi – Bollard Lamp Rp. 660.057

Jurnal untuk melakukan penghapusbukuan adalah sebagai berikut :

Akumulasi penyusutan – Bollard Lamp Rp. 7.920.683

Kerugian penghapusan – Bollard Lamp Rp. 2.640.228

Bollard Lamp Rp 10.560.911

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

56

2. Penghapusbukuan akibat penjualan aset tetap.

Pada tahun 2004 terjadi penjualan aset tetap berupa tanah Rp. 79.299.588 yang dijual

dengan harga Rp. 6.347.757.659. Pencatatan adalah sebagai berikut:

Kas Rp. 6.347.757.659

Keuntungan penjualan atas tanah Rp. 6.268.458.071

Tanah Rp. 79.299.588

3. Penghapusbukuan dengan cara pertukaran dengan aset tetap lainnya.

Berdasarkan wawancara, penghapusbukuan jenis ini tidak pernah terjadi di PT Patra

Jasa. Oleh karena itu penulis tidak membahas lebih lanjut mengenai

penghapusbukuan aset tetap dengan cara ditukarkan dengan aset tetap lainnya, baik

aset tetap sejenis maupun tidak.

IV.2 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasa

a. Kondisi

Dalam penelitian penulis menemukan beberapa transaksi yang kurang tepat

dalam pencatatannya.

1. Pada pembangunan sebuah kolam renang yang berlokasi di perumahan mandala

tanggal 1 Juni 2003, dengan nama aset Kolam Renang JMR 41 senilai Rp.

124.000.000, dijurnal terpisah dari biaya disainnya sebesar Rp. 1.172.000 dan

biaya pengawasan pembangunan sebesar Rp. 4.960.000.

Kolam Renang JMR 41 pada awalnya didepresiasi dengan perhitungan sebagai

berikut:

Tahun 2003 = 5% x Rp. 124.000.000 x 7/12 = Rp. 3.616.667

Tahun 2004 = 5% x Rp. 124.000.000 = Rp. 6.200.000

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

57

Tahun 2005 = 5% x Rp. 124.000.000 = Rp. 6.200.000

Tahun 2006 = 5% x Rp. 124.000.000 = Rp. 6.200.000

Tahun 2007 = 5% x Rp. 124.000.000 = Rp. 6.200.000

Tahun 2008 = 5% x Rp. 124.000.000 = Rp. 6.200.000

Total = Rp. 34.616.667

2. Pengecatan ruangan Yudistira di kantor pusat Gatot Subroto pada tahun 1996

dengan biaya sebesar Rp. 3.847.000. Perusahaan bahkan melakukan penyusutan

terhadap aktivitas pengecatan ruang Yudistira ini, dengan menjurnal :

Beban penyusutan pengecatan Yudistira room Rp. 192.350

Ak. penyusutan pengecatan Yudistira room Rp. 192.350

Dan akumulasi hingga tahun berjalan telah mencapai Rp 2.500.550, dan

menyisakan Rp. 1.346.450.

3. Pencatatan pada kendaraan dengan masa manfaat 8 tahun; sebuah mobil Kijang

LGX B 415 MB yang dibeli pada 1 Februari 2003 dengan harga Rp.

143.900.000. Pada tahun 2005 dilakukan pelapisan kaca film warna hitam V

Cool serta reparasi A/C dan radio yang rusak sehingga menambah nilai jual dari

mobil tersebut sebesar biaya yang dikeluarkan untuk pelapisan kaca film warna

hitam V Cool dan reparasi A/C yaitu Rp. 8.000.000. Transaksi di atas dicatat

sebagai revenue expenditure dan dibebankan ke rugi laba tahun berjalan.

4. Penulis mendapati bahwa adanya ketidakseragaman dalam mencatat aset tetap

yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat dipakai. Sebenarnya bukan

masalah yang terlalu besar, tetapi sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan,

seharusnya nilai buku tercantum disisakan sebesar Rp. 1. Terlihat terjadinya

inkonsistensi yang melanggar prinsip dasar akuntansi.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

58

b. Kriteria

1. Seharusnya biaya disain dan pengawasan pembangunan dimasukkan ke dalam

nilai perolehan dari Kolam Renang JMR 41 tersebut. Sehingga nilai dari

bangunan Kolam Renang JMR 41 tersebut menjadi senilai:

Rp. 1.172.000 + Rp. 4.960.000 + Rp. 124.000.000 = Rp. 130.132.000

2. Pembiayaan ini harusnya merupakan Revenue Expenditure dan tidak menambah

nilai aset tetap bangunan kantor pusat Gatot Subroto karena bentuk pengeluaran

ini hanya bersifat minor, tidak material dibandingkan dengan nilai bangunan

kantor pusat Gatot Subroto.

3. Transaksi yang terjadi pada tahun 2005 adalah transaksi capital expenditure

karena menambah nilai aset tetap tersebut dan cukup material.

4. Seharunya semua aset tetap yang sudah habis terdepresiasi tapi masih dapat

dipakai dicatat dengan nilai 1.

c. Sebab

1. Ketidaktelitian dalam menelaah biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan

kolam renang, dan akuntan tidak menyadari harus digabungkannya biaya-biaya

tersebut ke dalam nilai perolehan aset.

2. Kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak diterapkan dengan baik akibat

kesalahan akuntan.

3. Kebijakan akuntansi perusahaan yang tidak diterapkan dengan baik akibat

kesalahan akuntan.

4. Sosialisasi kebijakan akuntansi untuk setiap daerah yang membuat laporan

keuangan dan laporan aset sendiri kurang, sehingga tidak terjadi keseragaman

dalam pencatatan.

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

59

d. Akibat

1. Terjadi kesalahan dalam pencatatan akuntansi aset tetap dalam mencatat nilai

perolehan kolam renang JMR 41.

2. Terdapat pencatatan transaksi yang sebetulnya bukan merupakan aset tetap

dalam buku aset tetap.

3. Nilai akumulasi penyusutan mobil kijang tidak sesuai dengan keadaan riilnya.

Akibat secara keseluruhan adalah penyajian laporan keuangan yang berhubungan

dengan aset tetap akan terpengaruh dan nilai yang tersaji kurang tepat dan akan

mempengaruhi laporan keuangan tahun-tahun berikutnya.

4. Terjadinya inkonsistensi dalam pencatatan aset tetap yang sudah habis

terdepresiasi tapi masih dapat dipakai, hal ini melanggar prinsip dasar akuntansi

mengenai konsistensi.

e. Rekomendasi

1. Perlu dilakukan jurnal koreksi dengan terlebih dahulu membenarkan tabel

depresiasi kolam renang JMR 41 sebagai berikut :

Tahun 2003 = 5% x Rp. 130.132.000 x 7/12 = Rp. 3.795.517

Tahun 2004 = 5% x Rp. 130.132.000 = Rp. 6.506.600

Tahun 2005 = 5% x Rp. 130.132.000 = Rp. 6.506.600

Tahun 2006 = 5% x Rp. 130.132.000 = Rp. 6.506.600

Tahun 2007 = 5% x Rp. 130.132.000 = Rp. 6.506.600

Tahun 2008 = 5% x Rp. 130.132.000 = Rp. 6.506.600

Total = Rp. 36.328.517

Terdapat selisih antara Rp. 34.616.667 dan Rp. 36.328.517 yaitu sebesar Rp.

1.711.850. Maka jurnal koreksi yang harus dilakukan adalah

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

60

Laba ditahan Rp. 1.711.850

Ak. depresiasi Kolam Renang JMR 41 Rp. 1.711.850

Untuk selanjutnya, setiap kali dilakukan pembangunan atas aset tetap maka

segala biaya yang diperlukan harus dianggarkan dan dihitung pada akhir proyek

dan setiap biaya yang berkaitan langsung dengan pembangunan aset tetap

tersebut dimasukkan ke dalam nilai perolehan aset tetap tersebut.

Berikut adalah tabel perhitungan nilai kolam renang JMR 41 pada buku aset :

Tabel 4.8 Tabel Nilai Kolam Renang JMR 41 Pada Buku Aset

Tahun Nilai kolam renang JMR 41 Beban depresiasi Akumulasi depresiasi 2003 Rp 124,000,000 Rp 3,616,667 Rp 3,616,667 2004 Rp 120,383,333 Rp 6,200,000 Rp 9,816,667 2005 Rp 114,183,333 Rp 6,200,000 Rp 16,016,667 2006 Rp 107,983,333 Rp 6,200,000 Rp 22,216,667 2007 Rp 101,783,333 Rp 6,200,000 Rp 28,416,667 2008 Rp 95,583,333 Rp 6,200,000 Rp 34,616,667 2009  Rp 89,383,333

Berikut adalah perhitungan yang seharusnya :

Tabel 4.9 Tabel Nilai Kolam Renang JMR 41 Seharusnya

Tahun Nilai kolam renang JMR 41 Beban depresiasi Akumulasi depresiasi 2003 Rp 130,132,000 Rp 3,795,517 Rp 3,795,517 2004 Rp 126,336,483 Rp 6,506,600 Rp 10,302,117 2005 Rp 119,829,883 Rp 6,506,600 Rp 16,808,717 2006 Rp 113,323,283 Rp 6,506,600 Rp 23,315,317 2007 Rp 106,816,683 Rp 6,506,600 Rp 29,821,917 2008 Rp 100,310,083 Rp 6,506,600 Rp 36,328,516 2009  Rp 93,803,483

Berikut adalah selisih nilai buku dengan yang seharusnya :

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

61

Tabel 4.10 Tabel Selisih Nilai Kolam Renang JMR 41 Dengan Seharusnya

Tahun Selisih nilai kolam renang JMR 41 Selisih Beban depresiasi Selisih Akumulasi

depresiasi 2003 Rp 6,132,000 Rp 178,850 Rp 178,850 2004 Rp 5,953,150 Rp 306,600 Rp 485,450 2005 Rp 5,646,550 Rp 306,600 Rp 792,050 2006 Rp 5,339,950 Rp 306,600 Rp 1,098,650 2007 Rp 5,033,350 Rp 306,600 Rp 1,405,250 2008 Rp 4,726,750 Rp 306,600 Rp 1,711,850 2009  Rp 4,420,150

Dari tabel sebelumnya dapat dilihat bahwa laporan keuangan pada tahun 2003

sampai pada tahun 2008 tidak mencerminkan nilai aset tetap kolam renang JMR

41 dengan tepat.

2. Menghapuskan aset Pengecatan Yudistira room dari buku aset tetap dengan

menjurnal jurnal koreksi sebagai berikut :

Ak. penyusutan pengecatan Yudistira room Rp 2.500.550

Pengecatan Yudistira room Rp. 1.346.150

Laba ditahan Rp. 1.154.400

Untuk selanjutnya, setiap kali dilakukan aktivitas pengecatan ruangan, maka

harus diklasifikasikan sebagai revenue expenditure. Apabila pengecatan terhadap

ruangan bersifat rutin maka dianggarkan saja dalam beban tahun berjalan.

3. Harus dilakukan pembenahan terhadap pencatatan nilai Kijang LGX B 415 MB

bersangkutan sebagai berikut :

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

62

Tabel 4.11 Tabel Depresiasi Kijang LGX B 415 MB Seharusnya

No.  Tahun  Beban Depresiasi /tahun  Nilai buku 

   Feb‐03     143,900,000

1  Des 2003  11/12 x 17,987,500 = 16,488,542  127,411,458

2  Des 2004  17,987,500  109,423,958

3  Tahun 2005  Penambahan nilai Rp. 5,000,000  114,423,958

4  Des 2005  18,809,418  95,614,540

5  Des 2006  18,809,418  76,805,122

6  Des 2007  18,809,418  57,995,704

7  Des 2008  18,809,418  39,186,286

8  Des 2009  18,809,418  20,376,868

9  Des 2010  18,809,418  1,567,450

10  Feb‐11  1/12 x 18,809,418 = 1,567,450  0

Perhitungan untuk beban depresiasi satu tahun sejak tahun 2003 sampai 2004 adalah:

Rp. 143.900.000/ 8 tahun = Rp. 17.987.500

Perhitungan beban depresiasi pada tahun 2003 adalah:

11/12 x Rp. 17.987.500 = Rp. 16.488.542

Hal ini dikarenakan pembelian dilakukan pada bulan Februari sehingga perhitungan

depresiasi untuk tahun 2003 hanya terjadi selama 11 bulan yaitu dari bulan Februari ke

bulan Desember 2003.

Pada tahun 2005 terjadi pengeluaran Capital Expenditure yang mengakibatkan kenaikan

nilai kendaraan sebesar Rp. 5.000.000

Sehingga pada tahun 2005, terjadi perubahan nilai depresiasi juga, dengan perhitungan:

Rp. 5.000.000/ 73 bulan = Rp. 68.439 x 12 bulan = Rp. 821.918

Penyusutan sekarang: Rp. 821.918 + Rp. 17.987.500 = Rp. 18.809.418

Dan pada Februari 2011, nilai aset tetap tersebut akan terdepresiasi hingga mencapai 0.

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

63

Berikut adalah perbandingan nilai tercatat Kijang LGX B 415 MB dengan yang

seharusnya yang juga menunjukkan salah saji pada laporan keuangan.

Tabel 4.11 Tabel Depresiasi Kijang LGX B 415 MB Seharusnya

Dari tabel sebelumnya dapat kita lihat bahwa sejak tahun 2005 perhitungan antara nilai

tercatat dan nilai seharusnya mulai berbeda. Hal ini diakibatkan karena kesalahan

pengakuan capital expenditure sebagai revenue expenditure sejumlah Rp. 5.000.000.

Jurnal koreksi yang harus dilakukan pada tahun 2008 adalah untuk mengkoreksi

akumulasi beban terdepresiasi dari tahun sejak reparasi mobil dilakukan yaitu

tahun 2005. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

(Rp. 18,809,418 – Rp. 17,987,500) x 4 tahun = Rp. 1.712.328

Maka perlu dilakukan jurnal koreksi sebagai berikut :

Laba ditahan Rp. 1.712.328

Ak. depresiasi Kijang LGX B 415 MB Rp.

1.712.328

No.  Tahun Nilai Tercatat  Nilai Seharusnya 

Beban Depresiasi /tahun  Nilai buku  Beban Depresiasi /tahun  Nilai buku    3‐Feb     143,900,000    143,900,0001  Des 2003  11/12 x 17,987,500 = 16,488,542  127,411,458 11/12 x 17,987,500 = 16,488,542  127,411,4582  Des 2004  17,987,500  109,423,958 17,987,500  109,423,9583  Tahun 2005        Penambahan nilai Rp. 5,000,000  114,423,9584  Des 2005  17,987,500  91,436,458  18,809,418  95,614,540 5  Des 2006  17,987,500  73,448,958  18,809,418  76,805,122 6  Des 2007  17,987,500  55,461,458  18,809,418  57,995,704 7  Des 2008  17,987,500  37,473,958  18,809,418  39,186,286 8  Des 2009  17,987,500  19,486,458  18,809,418  20,376,868 9  Des 2010  17,987,500  1,498,958  18,809,418  1,567,450 10  11‐Feb  1/12 x 17,987,500 = 1,498,958  0  1/12 x 18,809,418 = 1,567,450  0 

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

64

f. Pengaruh terhadap Laporan Keuangan

Neraca PT Patra Jasa tahun 2008 adalah sebagai berikut :

PT PATRA JASA

NERACA 31 DESEMBER 2008

ASET ASET LANCAR Kas 29.770.113.502 Piutang 16.936.894.131 Piutang lain-lain 1.641.992.387 Persediaan 1.911.962.190 Uang muka pajak 1.666.718.259 Pembayaran dimuka 1.248.924.945 Aktiva lancar lainnya 1.136.648.086JUMLAH ASET LANCAR 54.313.253.500 ASET TETAP Aset pajak tangguhan 11.878.468.867 Penyertaan saham 122.292.252 Aset tetap - bersih 261.510.214.059 Aset lain-lain 20.823.094.106JUMLAH ASET TETAP 294.334.069.284 JUMLAH ASET 348.647.322.783 KEWAJIBAN DAN EKUITAS    KEWAJIBAN LANCAR Utang Usaha 5.169.179.266 Jaminan Pelanggan 9.220.707.943 Biaya yang masih harus dibayar 11.354.070.003 Utang Pajak 5.076.179.907 Utang uang muka 2.852.096.830 Pendapatan diterima dimuka 9.414.808.849 Utang kepada afilisai 7.567.820.609 Pesangon Pensiun 3.000.000.000 Utang bank 1.160.774.794JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 55.858.636.670

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

65

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Uang Muka Penjualan tanah 3.276.423.800 Pendapatan diterima dimuka 9.414.808.849 Utang bank 12.415.052.900 Utang afiliasi 7.567.820.609 Pesangon Pensiun 29.850.427.325JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 62.524.533.483 EKUITAS Modal Saham 54.882.000.000 Tambahan modal disetor 652.900.798 Selisih penilaian kembali Aktiva teteap 38.755.362 Laba ditahan 174.690.496.470JUMLAH EKUITAS 230.264.152.630 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 348.647.322.783

Setelah dijurnal koreksi, maka laporan keuangan dan pencatatan pada

buku aset yang seharusnya pada tahun 2008 adalah sebagai berikut :

PT PATRA JASA NERACA

31 DESEMBER 2008

ASET ASET LANCAR Kas 29.770.113.502 Piutang 16.936.894.131 Piutang lain-lain 1.641.992.387 Persediaan 1.911.962.190 Uang muka pajak 1.666.718.259 Pembayaran dimuka 1.248.924.945 Aktiva lancar lainnya 1.136.648.086JUMLAH ASET LANCAR 54.313.253.500 ASET TETAP Aset pajak tangguhan 11.878.468.867 Penyertaan saham 122.292.252

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

66

Aset tetap - bersih 261.507.944.281 Aset lain-lain 20.823.094.106JUMLAH ASET TETAP 294.331.799.506 JUMLAH ASET 348.645.053.005 KEWAJIBAN DAN EKUITAS    KEWAJIBAN LANCAR Utang Usaha 5.169.179.266 Jaminan Pelanggan 9.220.707.943 Biaya yang masih harus dibayar 11.354.070.003 Utang Pajak 5.076.179.907 Utang uang muka 2.852.096.830 Pendapatan diterima dimuka 9.414.808.849 Utang kepada afilisai 7.567.820.609 Pesangon Pensiun 3.000.000.000 Utang bank 1.160.774.794JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 55.858.636.670 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Uang Muka Penjualan tanah 3.276.423.800 Pendapatan diterima dimuka 9.414.808.849 Utang bank 12.415.052.900 Utang afiliasi 7.567.820.609 Pesangon Pensiun 29.850.427.325JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 62.524.533.483 EKUITAS Modal Saham 54.882.000.000 Tambahan modal disetor 652.900.798 Selisih penilaian kembali Aktiva teteap 38.755.362 Laba ditahan 174.688.226.692JUMLAH EKUITAS 230.261.882.852 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 348.645.053.005

Setelah melakukan penelitian, maka penulis menemukan beberapa hal yang

sudah dilakukan dengan baik oleh PT Patra Jasa, yaitu:

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Aset Tetap pada PT Patra Jasathesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00533-AK Bab 4.pdf · beserta dengan total ... Patra Jasa berupa rumah pompa Hotel

67

a. Penggolongan/ Klasifikasi Aset Tetap telah dilakukan dengan baik.

b. Daftar aset tetap telah dibuat dengan menggunakan keterangan lengkap.

Adanya daftar perolehan aset dengan keterangan harga perolehan, waktu

terjadinya pembelian, umur ekonomis, akumulasi depresiasi dan nilai buku

dari aset tetap.

c. Semua transaksi ekonomi yang terjadi terhadap aset tetap telah dicatat.

d. Bukti dan dokumen-dokumen perolehan aset tetap sudah lengkap

Sedangkan kekurangan yang didapati oleh penulis setelah melakukan penelitian

dan pengambilan serta pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Tidak adanya pemeriksaan yang rutin terhadap kondisi aset tetap yang

berdampak pada umur ekonomis aset tersebut.

b. Tidak menjelaskan secara terperinci pengeluaran biaya yang digunakan untuk

setiap aset tetap yang ada.

Dalam pengamatan penulis, juga terdapat hal-hal yang kurang baik, seperti:

a. Pencatatan nilai perolehan yang kurang tepat

b. Dalam melakukan pembelian, perusahaan tidak melakukan analisa terhadap

nilai perolehan aset tetap dan perbandingan terhadap harga pasar.

c. Ada biaya-biaya yang seharusnya menjadi bagian dari nilai perolehan aset

tetap, tetapi tidak dimasukkan ke dalam nilai perolehan aset tetap