bab iv padodolimeter

15
84 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini sebelum memasuki tahap uji harus dilakukan percobaan pendahuluan terlebih dahulu. Percobaan pendahuluan dilakukan untuk memperkirakan perlakuan yang tepat yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan karena sistem fisiologi mencit tidak sama persis dengan fisiologi manusia sehingga diperlukan konversi dosis yang sesuai yang mampu memberikan gambaran yang sama seperti pada tubuh manusia. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa percobaan pendahuluan yang meliputi studi kelayakan alat dan waktu pendiaman. Hal ini untuk mengetahui kelayakan alat Pododolorimeter sebagai penginduksi nyeri dan untuk mengetahui onset of action asetosal serta percobaan pendahuluan dosis Bidara Upas. Pada hewan uji mencit memiliki sistem digesti yang berbeda dengan manusia. Hal ini juga mempengaruhi onset kerja obat sehingga dapat mempengaruhi dalam penelitian. Berdasarkan literatur dan penelitian terdahulu diperoleh data waktu pendiaman yang lazim pada hewan uji mencit adalah 15-30 menit. Selain itu, bahan pembanding asetosal diketahui sangat cepat diabsorpsi dan mencapai kadar puncak plasma dalam waktu kurang dari 2 jam. Oleh karena itu, dilakukan percobaan pendahuluan dengan melakukan pengukuran efek analgesik Asetosal pada menit ke-30 setelah pemberian untuk mengetahui onset of action obat dan untuk membuktikan kelayakan alat dalam mengukur efektivitas 84

Upload: ridwan-baihaqi

Post on 30-Jun-2015

351 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab IV padodolimeter

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini sebelum memasuki tahap uji harus dilakukan percobaan

pendahuluan terlebih dahulu. Percobaan pendahuluan dilakukan untuk memperkirakan

perlakuan yang tepat yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan karena

sistem fisiologi mencit tidak sama persis dengan fisiologi manusia sehingga diperlukan

konversi dosis yang sesuai yang mampu memberikan gambaran yang sama seperti pada

tubuh manusia. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa percobaan pendahuluan yang

meliputi studi kelayakan alat dan waktu pendiaman. Hal ini untuk mengetahui

kelayakan alat Pododolorimeter sebagai penginduksi nyeri dan untuk mengetahui onset

of action asetosal serta percobaan pendahuluan dosis Bidara Upas.

Pada hewan uji mencit memiliki sistem digesti yang berbeda dengan

manusia. Hal ini juga mempengaruhi onset kerja obat sehingga dapat

mempengaruhi dalam penelitian. Berdasarkan literatur dan penelitian terdahulu

diperoleh data waktu pendiaman yang lazim pada hewan uji mencit adalah 15-30

menit. Selain itu, bahan pembanding asetosal diketahui sangat cepat diabsorpsi

dan mencapai kadar puncak plasma dalam waktu kurang dari 2 jam. Oleh karena

itu, dilakukan percobaan pendahuluan dengan melakukan pengukuran efek

analgesik Asetosal pada menit ke-30 setelah pemberian untuk mengetahui onset of

action obat dan untuk membuktikan kelayakan alat dalam mengukur efektivitas

84

Page 2: Bab IV padodolimeter

85

analgesik. Pada pengukuran kelayakan alat Pododolorimeter ini harus dilakukan

percobaan pendahuluan untuk mengetahui voltase yang akan digunakan dalam

penelitian nanti. Pada literatur disebutkan bahwa waktu yang digunakan selama 10

menit maka dari itu pada percobaan pendahuluan ini diujikan berbagai macam

voltase pada hewan uji. Data pengamatan dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Data Percobaan Pendahuluan berbagai voltase selama 10 menit pada mencit putih jantan untuk menguji efektivitas analgesik

Kelompok Perlakuan No. Mencit

Berat Mencit

Lama waktu (detik)

x (detik)

1 23,6

132

2 24,1

131 I

Mencit diberi aquadem 20 ml/kg

BB dengan voltase 15 volt selama 10 menit

3 23,3

127

130

1 25,3

125

2 22

140 II

Mencit diberi aquadem 20 ml/kg

BB dengan voltase 20 volt selama 10 menit

3 24,4

131

132

1 24,5

161

2 23

148 III

Mencit diberi aquadem 20 ml/kg

BB dengan voltase 25 volt selama 10 menit

3 22,5

126

140

Keterangan: Data diuji dengan uji ANAVA pada α = 0,05 menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan.

Page 3: Bab IV padodolimeter

86

0

30

60

90

120

150

180Ra

ta-ra

ta L

aman

ya

Wak

tu

15 20 25

Voltase

Gambar 39. Diagram Batang Percobaan Pendahuluan Berbagai Voltase Selama 10 menit Pada Mencit Putih Jantan Untuk Menguji Efek Analgesik.

Dari data yang diperoleh dari tabel 6 diuji dengan analisis statistik

ANAVA Rancangan Lengkap dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan

analisis statistik, diketahui tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa mencit yang diberi voltase 15 volt, 20 volt, dan 25 volt

dapat digunakan sebagai penginduksi nyeri selama 10 menit. Dalam penelitian

ini dipilih voltase sebesar 15 volt karena pada voltase ini mencit sudah cukup

peka dengan rangsangan nyeri yang diberikan oleh alat Pododolorimeter. Pada

voltase 20 volt dan 25 volt mencit mengalami kekakuan dan mengalami

Page 4: Bab IV padodolimeter

87

pendarahan sehingga ditakutkan pada penelitian ini mencit akan mengalami

kematian.

Dalam percobaan pendahuluan yang telah dilakukan pada berbagai voltase

telah didapatkan voltase sebesar 15 volt selama 10 menit, maka dari itu untuk uji

kelayakan alat Pododolorimeter ini digunakan voltase sebesar 15 volt selama 10

menit untuk mengetahui kelayakan alat Pododolorimeter sebagai penginduksi

nyeri. Salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui kelayakan alat tersebut

adalah dengan cara membandingkan kelompok kontrol dan kelompok

pembanding yang diberi senyawa standar berupa asetosal. Hasil yang diperoleh

akan dianalisis dengan menggunakan uji t-bebas pada α = 0,05.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok

pembanding berbeda signifikan pada taraf aras keberartian α = 0,05. Hal ini

berarti bahwa pada menit ke-30, larutan asetosal sudah menunjukkan adanya efek

analgesik sehingga dalam penelitian ini dapat dilakukan waktu pendiaman pada

bahan uji selama 30 menit. Selain itu dapat disimpulkan bahwa alat

Pododolorimeter ini dapat digunakan untuk penginduksi nyeri dalam menguji

efek obat analgesik karena larutan asetosal yang diuji sudah dapat memberikan

efek analgesik sehingga alat Pododolorimeter ini layak untuk digunakan sebagai

penginduksi nyeri dalam menguji efek analgesik. Jadi dapat disimpulkan bahwa

alat Pododolorimeter ini layak digunakan bila lamanya jeritan yang dihasilkan

pada mencit kelompok asetosal lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang diberi aquadem.

Page 5: Bab IV padodolimeter

88

Tabel 7. Data Percobaan Pendahuluan Uji Kelayakan alat dan Waktu Pendiaman. Parameter yang dilihat yaitu Lamanya Waktu (detik) Tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan Voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri yang diberi Asetosal dosis 80 mg/kgBB

Kelompok Perlakuan

No.

Mencit

Bobot Mencit(gram)

Lamanya Waktu Tangisan yang diberikan mencit saat dialiri arus 15

volt selama 10 menit (detik)

X

1 25,8 50 2 24,3 55 3 24,5 50 4 25,8 57 5 24 52 6 24,8 55 7 24,9 49 8 25,2 57 9 25 51

I (Pembanding)

Mencit diberi larutan asetosal

dosis 80 mg/kgBB

10 23,7 55

53,1

1 24,5 120 2 25 118 3 26 120 4 24,5 116 5 25,2 119 6 23,6 117 7 24,9 119 8 25,4 120 9 23,3 116

II (Kontrol)

Mencit diberi larutan aquademdengan volume pemberian 20

ml/kg BB

10 23 118

118,3

Keterangan: Data Lamanya Waktu (detik) tangisan/jeritan yang diberikan oleh mencit saat dialiri tegangan dengan voltase sebesar 15 volt selama 10 menit menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan dengan uji t-bebas pada α = 0,05

Page 6: Bab IV padodolimeter

89

53,1

118,3

0

20

40

60

80

100

120

Lam

anya

wak

tu

(det

ik)

Pembanding Kontrol

Kelompok perlakuan

Gambar 40. Diagram batang Uji Kelayakan Alat Pododolorimeter dan Waktu Pendiaman. Parameternya lamanya waktu (detik) Tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri yang diberi Asetosal dosis 80 mg/kgBB.

Percobaan pendahuluan dosis dilakukan untuk memastikan perhitungan

dosis yang dikonversikan untuk hewan uji benar-benar mampu menggambarkan

efek yang sama seperti pada dosis lazim yang digunakan oleh manusia.

Berdasarkan data-data penelitian terdahulu, didapatkan hasil bahwa faktor

konversi dosis yang sering disajikan dalam literatur-literatur seringkali tidak

mencukupi untuk memberikan efek yang setara dengan dosis lazim manusia. Oleh

karena itu, selain menghitung dengan faktor konversi dosis juga dilakukan

percobaan pendahuluan dosis dengan mengalikan hasil konversi dosis dengan

kelipatan tertentu.

Berdasarkan perhitungan konversi dosis manusia ke dosis mencit

diperoleh dosis 52 mg/kg BB dengan volume pemberian 0,5 ml/25g BB untuk

Page 7: Bab IV padodolimeter

90

ekstrak umbi bidara upas. Dosis yang diperoleh kemudian dikalikan dengan

kelipatan: 1x, 3x, dan 5x. Masing-masing kelompok dosis yang telah diperoleh

diujikan pada 3 ekor mencit.

Data yang diperoleh berupa lamanya waktu tangisan/jeritan yang diberikan

mencit saat dialiri tegangan dengan voltase sebesar 15 volt selama 10 menit untuk

menghasilkan respon nyeri. Parameter yang digunakan adalah lamanya waktu

(detik) respon nyeri pada mencit berupa tangisan/jeritan dari mencit. Data

pengamatan dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Data Percobaan Pendahuluan Lamanya Waktu (detik) Tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan Voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri yang diberikan ekstrak umbi bidara upas pada berbagai dosis.

Kelompok Perlakuan No. Mencit

Bobot Mencit (gram)

Lamanya Waktu Tangisan yang diberikan mencit saat dialiri arus 15 volt selama 10 menit

(detik)

X (detik)

1 23,6 90

2 24,1 54

I Mencit diberi larutan Bidara upas 52 mg/kgBB

3 23,3 61

68,3b

1 24,4 49

2 25,3 53

II Mencit diberi larutan Bidara upas 156 mg/kgBB 3 22,6 50

50,7a

1 22 45 2 24,5 47

III Mencit diberi larutan Bidara upas 260 mg/kgBB 3 23 44

45,3a

1 22,5 132 2 22,5 131

IV (kontrol)

Mencit diberi aquadem 32,5 ml/kgBB

3 25,5 127

130c

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf berbeda dalam satu kolom berarti terdapat perbedaan bermakna dengan uji BNT pada α = 0,05

Page 8: Bab IV padodolimeter

91

0

20

40

60

80

100

120

140

68,3

50,7 45,3

130

Ekstrak Umbi Ekstrak Umbi Ekstrak Umbi AquademBidara Upas 52mg/kgBB Bidara Upas Bidara Upas 20 ml/kgBB

156mg/kgBB 260mg/kgBB

Rat

a-Ra

taLa

man

ya W

aktu

(d

etik

) Gambar 41. Diagram batang Lamanya Waktu (detik) Tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan Voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri yang diberikan ekstrak umbi bidara upas pada berbagai dosis.

Data yang diperoleh kemudian diuji dengan analisis statistik ANAVA

Rancangan Acak Lengkap dan dilanjutkan dengan uji BNT 5% dengan taraf

signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis statistik, diketahui terdapat perbedaan

yang bermakna antar kelompok perlakuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dosis 3x

sudah mampu untuk memberikan efek yang diharapkan dan semakin besar

dosisnya, efek yang ditimbulkan juga semakin kuat. Dalam penelitian ini

dilakukan pengujian efek analgesik ekstrak umbi Bidara Upas dengan 3x dosis =

156 mg/kg BB, dipilih dosis yang 3x dosis manusia karena pada dosis yang kecil

sudah dapat memberikan efek terapi yaitu efek mengurangi rasa nyeri, bila

dibandingkan dosis yang 1x dan 5x dosis manusia. Pada dosis 1x, efek yang diberi

oleh mencit belum signifikan, ekstrak umbi Bidara Upas belum dapat memberikan

Page 9: Bab IV padodolimeter

92

efek mengurangi rasa nyeri sedangkan pada dosis 5x manusia ditakutkan obat

menjadi toksis.

Setelah dilakukan percobaan pendahuluan barulah kita bisa memasuki

tahap uji penelitian, tapi sebelum tahap uji penelitian dilakukan maka harus

disiapkan terlebih dahulu keperluan dalam penelitian yang meliputi: Pemilihan

subjek, pengadaptasian dan subjek harus dipuasakan, setelah itu penimbangan dan

penomoran subjek serta persiapan larutan ekstrak yang akan digunakan dalam uji

penelitian.

Pada persiapan uji, subjek yang dipilih berdasarkan atas faktor biologisnya,

dalam hal ini digunakan hewan uji mencit putih jantan karena mencit putih jantan

memiliki sensitivitas yang baik dalam pengujian efek analgesik. Mencit putih jantan

yang digunakan adalah yang sesuai dengan persyaratan hewan uji yaitu: memenuhi

bobot rata-rata 25 gram, selama masa adaptasi dengan lingkungan uji 1-2 minggu maka

bobot badan mencit tidak boleh berkurang 10%, bulu mencit sehat dan tampak bersih,

halus dan mengkilat, bola mata tampak kemerahan dan jernih, hidung dan mulut tidak

berlendir atau mengeluarkan air liur terus-menerus, konsistensi fesesnya normal dan

padat, hewan tampak aktif dan selalu bergerak ingin tahu.

Setelah dilakukan pemilihan subjek yang sesuai dengan persyaratan uji maka

mencit dapat ditimbang dan ditandai dengan spidol yang tidak mudah luntur dan tidak

mengiritasi kulit hewan, tanda diberikan pada pangkal ekor mencit sesuai dengan

kelompok perlakuan yang akan diberikan. Penomoran ini dilakukan untuk

memudahkan dalam mengingat hewan uji yang akan digunakan karena dalam

penelitian ini digunakan hewan uji dalam jumlah yang banyak sehingga tidak akan

Page 10: Bab IV padodolimeter

93

terjadi penukaran hewan uji. Kemudian hewan uji diadaptasikan selama 1-2 minggu,

mencit-mencit yang sudah ditimbang dan ditandai ditaruh dalam bak-bak yang berisi

sekam dan ditaruh dalam ruang yang bersuhu antara 20-25oC serta diberi makan dan

minum yang memenuhi syarat selama 1 minggu. Pengadaptasian ini bertujuan untuk

meminimalkan faktor pengganggu yaitu agar saat pengujian hewan tidak dalam kondisi

stress. Setelah masa adaptasi maka hewan uji harus dipuasakan terlebih dahulu dengan

tujuan agar pada saat pengujian, lambung mencit dalam keadaan kosong sehingga

absorpsi bahan uji tidak terganggu oleh adanya makanan dan lambung mencit

mempunyai ruang untuk menampung seluruh bahan uji yang diberikan secara per oral.

Sebelum penelitian dilakukan maka hewan uji harus dilihat kembali secara

fisik harus sehat seperti pada pemilihan hewan uji, selain itu bobot badan mencit

harus dipastikan tidak boleh berkurang lebih dari 10%, setelah hewan uji siap

maka dilakukan persiapan untuk larutan ekstrak uji. Ekstrak uji yang digunakan

dalam penelitian ini adalah ekstrak umbi Bidara Upas. Ekstrak dalam bentuk

kapsul harus dibuat dalam bentuk larutan, maka daripada itu, ekstrak yang ada di

dalam cangkang kapsul harus dikeluarkan terlebih dahulu agar bisa diperoleh

ekstrak uji. Kemudian ekstrak uji ditaruh di dalam beaker glass 100 ml dan diberi

larutan aquadem mendidih secukupnya (10-20 ml), setelah itu ekstrak harus

disaring dengan kertas saring agar diperoleh ekstrak yang benar-benar murni agar

tidak ada pengotor dalam ekstrak uji, setelah itu ditambahkan aquadem sebanyak

50 ml sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak yang diinginkan (0,8%).

Setelah hewan uji dan ekstrak uji siap maka langkah selanjutnya dilakukan

persiapan alat. Alat harus direset dan diatur voltasenya berkisar antara 15 volt

Page 11: Bab IV padodolimeter

94

serta waktunya selama 10 menit untuk digunakan sebagai penginduksi nyeri pada

mencit. Pengaturan alat harus selalu dilakukan setiap kali akan melakukan

pengujian karena waktu yang ada pada alat Pododolorimeter memiliki prinsip

kerja seperti stopwatch sehingga perlu peresetan lagi untuk mengembalikan waktu

agar bisa kembali nol. Setelah persiapan untuk pengujian selesai dilakukan

barulah penelitian dilaksanakan.

Penelitian dilaksanakan dengan memberikan bahan uji pada setiap kelompok

perlakuan. Pada kelompok uji diberikan ekstrak umbi Bidara Upas konsentrasi 0,8%

dengan dosis 156 mg/kg BB dan volume pemberian 20 ml/kg BB. Kelompok

pembanding diberi larutan asetosal dengan dosis 80 mg/kg BB dengan volume

pemberian 24 ml/kg BB, sedangkan pada kelompok kontrol diberi aquadest dengan

volume pemberian 20 ml/kg BB. Semua kelompok perlakuan, bahan uji diberikan

secara oral karena diharapkan obat yang akan diberikan secara oral terlebih dahulu akan

melalui proses farmakokinetika dan farmakodinamika yang komplit baru kemudian

bisa terjadi efek obat. Hewan uji yang telah diberi perlakuan, didiamkan selama 30

menit agar bahan uji yang diberikan dapat diabsorpsi dengan baik sehingga diperoleh

onset of action dari bahan uji yang akan diuji.

Dosis dan volume pemberian yang diberikan kepada hewan uji harus

dikonversikan terlebih dahulu pada mencit yang memiliki bobot 20 gram

kemudian digunakan bobot rata-rata pada mencit yaitu 25 gram, baru didapat

dosis dan volume yang sesuai untuk bobot mencit rata-rata 25 gram. Dalam

penelitian digunakan volume pemberian aquadem sebesar 20 ml/kg BB untuk

menyamakan kondisi lambung mencit dengan pemberian volume yang sama

Page 12: Bab IV padodolimeter

95

dengan kelompok uji. Data pengamatan untuk uji ekstrak umbi Bidara Upas dapat

dilihat pada tabel 9

Tabel 9. Data Uji Lamanya Waktu (detik) Tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan Voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri pada kelompok Uji, Pembanding dan Kontrol

Kelompok Perlakuan No. Mencit

Bobot Mencit (gram)

Lamanya Waktu Tangisan yang

diberikan mencit saat dialiri arus 15 volt

selama 10 menit (detik)

X

1 24,6 52 2 26,4 56 3 24,5 51 4 24,5 54 5 24,3 56 6 24,7 52 7 25,5 57 8 24,9 52 9 25 54

Uji 3 x dosis

Mencit diberi larutan

Bidara Upas dosis

156 mg/kgBB dan volume pemberian

0,5 ml/25gBB10 24 56

54a

1 25,8 50 2 24,3 55 3 24,5 50 4 25,8 57 5 24 52 6 24,8 55 7 24,9 49 8 25,2 57 9 25 51

I (Pembanding)

Mencit diberi larutan asetosal

dosis 80 mg/kgBB

10 23,7 55

53,1a

1 24,5 120 2 25 118 3 26 120 4 24,5 116 5 25,2 119 6 23,6 117 7 24,9 119 8 25,4 120 9 23,3 116

II (Kontrol)

Mencit diberi larutan

aquadem dengan volume pemberian 20

ml/kg BB

10 23 118

118,3b

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf berbeda dalam satu kolom berarti terdapat perbedaan bermakna dengan uji BNT pada α = 0,05

Page 13: Bab IV padodolimeter

96

53.1

118.3

54

0

20

40

60

80

100

120

Lam

anya

wak

tu (d

etik

)

Pembanding Kontrol Uji

Kelompok perlakuan

Gambar 42. Digram batang lamanya waktu (detik) tangisan/Jeritan yang diberikan Mencit saat Dialiri Tegangan dengan voltase sebesar 15 Volt selama 10 menit untuk menghasilkan Respon Nyeri yang diberi larutan uji, pembanding dan Kontrol.

Setelah diperoleh data yang lengkap dari ketiga kelompok perlakuan maka

data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik yaitu uji ANAVA

Rancangan Acak Lengkap. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan nilai

tengah yang sangat nyata antar kelompok perlakuan pada taraf signifikan α = 0,01

dan α = 0,05. Oleh karena itu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui nilai tengah

kelompok mana yang berbeda nyata dengan menggunakan uji BNT 5%.

Berdasarkan hasil analisis uji lanjut dengan menggunakan uji BNT 5%

(Beda Nyata Terkecil) dapat diketahui kelompok mana yang memiliki perbedaan

secara signifikan. Hasil analisis BNT 5% menunjukkan bahwa kelompok kontrol

berbeda nyata dengan kedua kelompok perlakuan lainnya yaitu kelompok

pembanding dan kelompok uji.

Page 14: Bab IV padodolimeter

97

Dari data yang diperoleh pada tabel 9, pemberian ekstrak umbi Bidara

Upas dengan dosis 156 mg/kg BB memiliki efek mengurangi rasa nyeri yang

tidak berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok pembanding yaitu

kelompok hewan uji yang diberikan larutan asetosal dosis 80 mg/kg BB. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa ekstrak umbi Bidara Upas dengan dosis 156

mg/kg BB memiliki efek mengurangi rasa nyeri yang sama kuatnya dengan

larutan asetosal dosis 80 mg/kg BB. Asetosal digunakan sebagai pembanding

karena asetosal memiliki efek analgesik sentral dan perifer yang telah teruji secara

klinis dan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat analgesik. Selain itu

kelompok kontrol digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan antara

hewan uji yang hanya diberi aquadem dengan hewan uji yang diberi asetosal serta

untuk menghilangkan variabel-variabel yang dapat mengganggu penelitian.

Hal ini berarti larutan yang diberikan kepada kedua kelompok perlakuan

tersebut mempunyai efek mengurangi rasa nyeri pada mencit akibat aliran

tegangan (voltase) yang diberikan. Pada kelompok pembanding dan kelompok uji

ekstrak umbi Bidara Upas dapat dilihat bahwa kelompok uji memberikan hasil

yang tidak berbeda bermakna secara statistik dengan kelompok pembanding

berarti tidak ada perbedaan secara signifikan antara kedua kelompok tersebut, ini

menunjukkan bahwa bahan uji ekstrak umbi Bidara Upas dengan dosis 156 mg/kg

BB sudah dapat memberikan efek mengurangi rasa nyeri yang sama dengan

asetosal. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat diduga bahwa antara kelompok

uji dan pembanding memiliki mekanisme kerja bahan uji sama dengan bahan

pembanding yaitu dengan cara menghambat enzyme siklooksigenase yang

Page 15: Bab IV padodolimeter

98

membentuk mediator nyeri yaitu prostaglandin. Berdasarkan bukti-bukti empiris

pada tanaman umbi Bidara Upas diduga kandungan kimia yang terdapat di umbi

Bidara Upas yaitu damar, resin dan zat pahit memiliki efek meredakan rasa sakit.

Penelitian ini menggunakan metode Pododolorimetri, metode ini masih sangat

mudah, sederhana dan telah teruji kelayakannya sebagai penginduksi nyeri. Pada

alat Pododolorimeter dirancang untuk dapat menginduksi nyeri dengan

menggunakan induksi berupa tegangan (voltase) yang dapat diatur penggunaan

voltase dan juga waktu yang diharapkan pada penelitian. Alat ini juga dilengkapi

dengan lampu berwarna merah dan dilapisi kaca film yang bertujuan agar hewan

uji yang digunakan pada penelitian tidak terganggu oleh lingkungan sekitarnya

dan dapat membuat hewan uji menjadi lebih aktif.

Alat pododolorimeter ini dapat digunakan pada hewan uji berupa mencit

dan tikus. Pada penelitian ini dipilih mencit karena berdasarkan faktor

biologisnya, mencit memiliki sensitivitas yang cukup tinggi pada reseptor

nyerinya terutama pada daerah kaki sehingga dapat digunakan untuk mengukur

efek analgesik dari metode ini. Dalam metode ini, suatu bahan uji dikatakan dapat

memberikan efek mengurangi rasa nyeri bila dengan alat Pododolorimeter ini

memberikan respon tangisan/jeritan pada mencit yang dialiri tegangan (voltase)

15 volt selama 10 menit lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol.