bab iv metode penelitian - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/43008/5/bab iv.pdfdiberi pakan...
TRANSCRIPT
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian True Experimental yang menggunakan
metode the posttest only control group design dimana sampel di pilih secara acak dan
dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu 3 kelompok kontrol, masing – masing kontrol positif
(K+), kontrol negatif (K-) dan kontrol hewan sehat (HS) dan 3 kelompok uji (P1, P2,
P3).
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
4.2.1 Ekstrak Tanaman
Laboratorium Sintesa Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah malang. Waktu penelitian yaitu pada Maret 2016.
4.2.2 Pengujian Aktifitas
Laboratorium Sintesa Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah malang. Waktu pelaksanaan kegiatan pada bulan Maret 2016.
4.3 Populasi dan sampel
4.3.1 Populasi
Design penelitian ini adalah Eksperimental Laboratorium dengan menggunakan
jenis Randomized control group post test design. Hewan coba yang digunakan adalah
tikus jantan jenis Rattus Novergicus galur Wistar. Tikus yang digunakan adalah tikus
sehat yang ditandai dengan perilaku dan memiliki nafsu makan yang baik.
4.3.2 Sampel
Pada penelitian Eksperimental, belum banyak rumus yang dikembangkan untuk
menentukan besar sampel yang dibuutuhkan. Untuk menentukan besar sampel
(replikasi yang dibutuhkan digunakan rumus berikut :
38
(t-1)(n-1) ≥ 15 Keterangan :
(6-1)(n-1) ≥ 15 t : jumlah perlakuan
5(n-1) ≥ 15 n : replikasi (jumlah sampel)
5n-5 ≥ 15
5n ≥ 20
n ≥ 4
Dari data perhitungan tersebut, didapatkan data untuk enam perlakuan
dibutuhkan jumlah sampel atau replikasi sebanyak minimal 4 ekor hewan coba. Tikus
(Rattus norvegicus) diadaptasikan terlebih dahulu selama 7 hari (Gani et al, 2013) dan
diberi pakan standar. Untuk kelompok sehat, 5 tikus ditempatkan pada kandang
berukuran ± 17,5 x 23,75 x 17,5 cm berbahan plastik dan berpenutup kawat.
Sedangkan untuk kelompok kontrol negatif, kontrol positif, P1, P2, P3, tiap 2 tikus
ditempatkan pada kandang berukuran ± 17,5 x 23,75 x 17,5 cm berbahan plastik,
bersekat kawat pada bagian tengah dan berpenutup kawat.Kandang ditempatkan di
tempat bebas polutan dan kebisingan.
4.4 Alat dan Bahan
4.4.1 Alat
1. Blender
2. Timbangan untuk menimbang
daun dan ekstrak Persea
americana dan Annona
squamosa
3. Bejana kapasitas 5L
4. Beaker glass 1 L
5. Batang pengaduk
6. Kertas saring
7. Corong buchner
8. Erlenmeyer 500 ml
9. Rotary Evaporator
10. Corong gelas
11. Bejana untuk uji KLT
12. Lempeng silica gel untuk uji
KLT
13. Cawan Porselen
14. Spatula logam
15. Mortir dan stamper
16. Gelas ukur
17. Timbangan untuk menimbang
tikus (Rattus norvegicus)
18. Kandang
39
19. Penutup kandang dari anyaman
kawat
20. Botol minum tikus
21. Sonde
22. Spuit
23. Kapas
24. Mikropipet 200 µl, 500 µl
25. Auto analyser Konelab 200XT
4.4.2 Bahan
1. Hewan percobaan tikus putih
( Rattus norvegicus L)
2. Simplisia daun srikaya (
Annona squamosa )
3. Simplisia daun alpukat (
Persea americana )
4. Etanol 96%
5. Aqua destilata
6. CMC-Na
7. 4-amino antipirin
8. Cholesterol esterase
9. Cholesterol oxidase
10. Detergen (surfaktan)
11. DSBmt
12. Peroxidase
13. Good’s buffer solution
14. N-heksan
15. Etil asetat
16. Makan tinggi lemak dan
kalori
17. Pakan standart/pellet
18. Simvastatin
4.5 Pengumpulan Data
4.5.1 Ekstraksi
1. Ekstrak Daun Srikaya (Annona squamosa)
Dari ekstraksi 1,5 kg serbuk daun annona squamosa L. di rendam di dalam
bejana dengan etanol 96% sebanyak 6L dan dibiarkan selama 24 jam. Hasil
rendaman kemudian di saring dengan corong buchner untuk memperoleh filtrate.
Filtrat kemudian ditampung dan di uapkan dengan rotavapour hingga di peroleh
ekstrak kental. Residu hasil penyaringan di rendam kembali dengan etanol 96%
sebanyak 3 L dan di biarkan 24 jam kemudian di saring dan di uapkan dengan
cara yang sama. Proses ini dilakukan sampai di peroleh ekstrak kental yang
berwarna coklat kehitaman sebanyak 193,41 gram. Golongan senyawa
flavonoida yang terdapat pada ekstrak, di identifikasi dengan metode
40
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Fase diam yang di gunakan adalah silica GF245
dengan fase gerak yang terdiri dari campuran kloroform dan etilasetat dengan
perbandingan sama banyak.
Daun Annona squamosa Linn dikeringkan pada suhu ruangan selama
satu minggu. Daun Annona squamosa L. kering kemudian dihancurkan dengan
menggunakan alat penggiling. Serbuk yang sudah ditimbang kemudian
diekstraksi menggunakan etanol sebagai pelarut. Larutan kemudian dievaporasi
sampai memperoleh ekstrak kental. Ekstrak disimpan pada suhu 2-80℃ sampai
akan digunakan.
Gambar 4.1 Bagan Alir Proses Ekstraksi Srikaya ( Annona squamosa )
2. Ekstraksi Daun Alpukat (Persea Americana)
Ekstraksi daun Alpukat di lakukan dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 96% dengan perbandingan 1 : 10. Simplisia serbuk kering daun
alpukat 500 gram di rendam dengan etanol 96% sebanyak 2L dan dibiarkan
selama 24 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring dan dipisahkan dari
endapannya. Ekstraksi daun alpukat kemudian di evaporasi menggunakan rotary
Disaring
Ekstraksi 1,5 kg serbuk daun srikaya
Maserasi dengan pelarut 6 L etanol 96% selama 24 jam
Residu
Filtrat ditampung Direndam di dalam bejana dengan etanol
96% 3L dibiarkan selama 24 jam
Di saring dan di uapkan
Di peroleh ekstak kental daun srikaya
41
vacuum evaporator untuk menghilangkan pelarut dalam ekstraksi, dengan suhu
di bawah titik didih pelarut (50-60 ℃). Residu hasil penyaringan di kumpulkan
kembali dan di rendam dengan etanol 96% sebanyak 1,5L dan di biarkan selama
24 jam (proses ini dilakukan 2 kali) hingga di peroleh filtrat yang kental.
Gambar 4.2Bagan Alir Proses Ekstraksi Daun Alpukat
4.5.2 Persiapan Hewan Coba
Sampel yang digunakan sebanyak 24 ekor tikus jantan Sprague Dawley dengan
berat badan rata-rata 140-260 gram dan berumur 8 minggu yang diperoleh dari
Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPTT) UGM Yogyakarta. Pada penelitian
ini menggunakan 4 kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 6 ekor tikus.
Penentuan besar sampel menggunakan rumus besar sampel eksperimen Fedeer, yaitu
(t-1)(n-1) ≥ 15. Pengelompokkan tersebut dilakukaan secara acak sederhana dengan
Simplisia serbuk kering daun alpukat 500 gram
Maserasi di dalam bejana dengan etanol 96% 6 L dibiarkan selama 24 jam
Disaring Residu
Dipisah dari endapannya Maserasi di dalam bejana dengan etanol 96%
1,5 L di biarkan selama 24 jam
Di peroleh ekstrak kental daun alpukat
Di uapkan dengan
rotavapor
42
pembeerian nomor pada ekor tikus yang kemudian nomor tersebut diambil dengan
system lotere. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus yang dirawat dalam
kandang individu. Keempat kelompok diberi pakan standart ADII dan diet tinggi
lemak. Diet tinggi lemak dibuat dengan cara menambahkan pakan standart BR-2
dengan lemak sebanyak 10% diblender dengan juicer tanpa penambahan air.
Setiap kandang berisi dua ekor tikus dimana masing-masing dipisahkan oleh
sekat yang terbuat dari kawat dimaksudkan untuk menjamin setiap tikus memperoleh
jumlah pakan yang sama. Hal ini akan di lakukan selama proses induksi pakan
aterogenik. Pakan aterogenik diberikan secara per oral dalam campuran pakan standar.
4.5.3 Persiapan Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah daun srikaya (Annona squamosa) dan daun
alpukat (Persea americana) yang diperoleh dari Pasuruan, Jawa Timur. Indentifikasi
tanaman di lakukan di UPT Materima Medika, Batu.
43
4.5.4 Alur Penelitian
Gambar 4.3Bagan alur penelitian
Tikus putih jantan Rattus novergicus
5 ekor tikus
kelompok
kontrol sehat
5 ekor tikus
kelompok
control
positif
5 ekor tikus
kelompok
control
positif
5 ekor tikus
kelompok
control
positif
5 ekor tikus
kelompok
control
positif
5 ekor tikus
kelompok
control
positif
Diadaptasi selama 7 hari
Tikus kelompok K+, K-, P1, P2, dan P3 di beri pakan
aterogenik selama 14 hari
Di beri
pakan
standar
K+ di beri
Simvastatin
0,35
mg/150gBB
K- di beri
suspense
CMC-Na 0,5
%
P1 di beri
ekstrak PA :
AS dosis 1,
yaitu 125
mg/KgBB :
125
mg/KgBB
P2 di beri
ekstrak PA :
AS dosis 2,
yaitu 125
mg/KgBB :
250
mg/KgBB
P3 di beri
ekstrak PA :
AS dosis 3,
yaitu 250
mg/KgBB :
125
mg/KgBB
Perlakuan selama 21 hari
Di ambil sampel darah di hari ke-22
Pengukuran kadar Triglisirida
Analisis Data
44
4.6 Prosedur Kerja
Tikus yang digunakan adalah tikus jantan Rattus norvegicus galur wistar bobot
130-180 gram berusia 70 hari sejumlah 30 ekor. Tikus lalu dibagi menjadi 6 kelompok,
masing-masing terdiri dari 5 ekor tikus :
1. 4 ekor tikus sebagai kontrol sehat, diberi pakan standart selama penelitian
2. 4 ekor tikus kontrol negative (K-), yaitu tikus yang di beri pakan aterogenik
selama 14 hari
3. 4 ekor tikus kontrol positif (K+), yaitu tikus yang di beri pakan aterogenik
selama 14 hari dan di beri simvastatin dosis 10 kg/KgBB yang dikonversikan
menjadi yaitu 0.135 mg/KgBB selama 21 hari
4. 4 ekor tikus kelompok perlakuan dosis 1 (P1), yaitu tikus yang di beri pakan
aterogenik selama 14 hari dan di beri kombinasi ekstrak Persea americana dan
Annona squamosa masing-masing 125 mg/KgBB dan 125 mg/KgBB selama 21
hari
5. 4 ekor tikus kelompok perlakuan dosis 2 (P2), yaitu tikus yang di beri pakan
aterogenik selama 14 hari dan di beri kombinasi ekstrak Persea Americana dan
Annona squamosa masing-masing 125 mg/KgBB dan 250 mg/KgBB selama 21
hari
6. 4 ekor tikus kelompok perlakuan dosis 3 (P3), yaitu tikus yang di beri pakan
aterogenik selama 14 hari dan di beri kombinasi ekstrak Persea Americana dan
Annona squamosa masing-masing 250 mg/KgBB dan 125 mg/KgBB selama 21
hari
4.7 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode One way
ANOVA, yaitu analisis varian dimana terdapat variable numerik lebih dari dua
kelompok, dalam penelitian ini yaitu tiga macam dosis kombinasi ekstrak daun alpukat
dan srikaya. Metode ini menggunakan soft ware SPSS (Statistic Program for Social
Science) 16.0 for windows. Sebelum pengolahan data harus di pastikan bahwa data
yang di peroleh memiliki distribusi normal dan homogennitas sehingga dapat dipakai
45
dalam statistik parametik (statistic inferensial). Data yang memiliki normalitas yang
baik adalah yang memiliki nilai signifikan >0.05 artinya tidak memiliki perbedaan
yang signifikan sehingga data yang digunakan, sedangkan data yang bersifat homogeny
memiliki signifikan >0.05. Kesimpulan penerimaan hipotesis dapat di lihat apabila
nilai yang di peroleh dari hasil analisis yaitu <0.05.