bab iv hasil penelitian dan pembahasan a. hasil ......berikut pernyataan langsung yang disampaikan...
TRANSCRIPT
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Perusahaan
Berdasarkan website resmi PT. SAI Indonesia, perusahaan ini
awalnya bernama PT.Sariayu Indonesia yang didirikan pada tahun 1983
oleh PT.Martina Berto,Tbk yang tergabung dalam Martha Tilaar Grup
sebagai satu-satunya distribustor resmi produk kecantikan “Sariayu” yang
berkantor pusat langsung dari Jakarta. Pada Tahun 1985, PT Sariayu
Indonesia dalam industri Distribusi mulai mengembangkan cabang-cabang
dan sales point secara Nasional untuk menambah portofolio perusahaan
(sumber: http://sai-indonesia.co.id).
Hingga tahun 2007, PT Sariayu Indonesia telah mempunyai 12
kantor cabang, 5 Depo, dan 15 Sub Distributor yang tersebar diseluruh
Indonesia. Kemudian perusahaan yang sudah kuat di dunia Distribusi ini
merubah nama dan mengganti Logo Perusahaan menjadi PT.SAI
Indonesia. Sejalan dengan konsep PT SAI Indonesia yang baru, menjadi
perusahaan Distribusi skala Nasional, memiliki semangat yang baru (NEW
LOOK SAI) dengan Tagline : Let us distribute yours! Logistic &
Distribution Service.
Gambar 4.1: Logo PT.Sariayu Indonesia Gambar 4.2: Logo PT.SAI Indonesia
31
Sejak tahun 1988, PT SAI Indonesia tidak hanya mendistribusikan
produk Sariayu, oleh karena Martha Tilaar Grup semakin berkembang
pesat, kini PT SAI Indonesia mendistribusikan merek-merek baru seperti
Cempaka, Jamu Martina, Pesona, Biokos Martha Tilaar, Caring Colours
Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, dan Professional Artist Cosmetic
(PAC). Hingga saat ini, PT SAI Indonesia sudah berkembang dan
memiliki total 16 Kantor Cabang, 7 Depo, 21 Sub Distributor, dan 5 sales
point yang tersebar di selurh Indonesia.
PT.SAI Indonesia adalah perusahaan distribusi dan logistik barang
konsumsi yang bertekad untuk memuaskan dan memberikan nilai tambah
kepada pelanggan dan stakeholder yang memiliki Visi, Misi dan Filosofi
sebagai berikut :
a. Visi
Menjadi perusahaan distribusi dan logistik terbaik dengan cakupan
Nasional
b. Misi
Mendistribusikan beragam produk kemasyarakat di seluruh wilayah
Indonesia sesuai dengan kebutuhannya.
c. Filosofi
We serve best to be the best, and One goal different role
32
Gambar 4.3 : Struktur organisasi PT. SAI Indonesia Cabang Pekanbaru
Sumber : Data center PT. SAI Indoneisa Cabang Pekanbaru
2. Penyajian Data
Penyajian data berikut berdasarkan hasil penelitian penulis yang
dilakukan di PT. SAI Indonesia Cabang Pekanbaru. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data tentang pola komunikasi organisasi
kepemimpinan dalam membangun motivasi kerja karyawannya. Teknik
penulisan data yang penulis gunakan sesuai dengan apa yang penulis
uraikan sebelumnya yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Wawancara dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung,
mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan
dalam penelitian ini. Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan
Sales Supervisor, dan Salesman PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru.
Branch Manager
Sales and
Distribution
Finance and
Accounting
Chief of
warehouse
Salesman
Admin
sales Sub
General
- Credit control
- Facturis
- Cassier
Helper
Driver
33
Observasi yang penulis lakukan dengan cara mengamati secara
langsung aktivitas serta bagaimana pola komunikasi yang diterapkan.
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengambilan data yang
penulis gunakan sebagai data pelengkap yang diambil dari dokumen yang
dapat menambah keakuratan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi.
B. Komunikasi Vertikal
Ada beberapa pola dalam penyampaian pesan yang ada diruangan
Divisi Sales and Distribution PT. SAI Indonesia Cabang Pekanbaru, yaitu
sebagai berikut :
1. Instruksi Tugas
a. Bagaimana proses penyampaian instruksi tugas yang ada di divisi
ini?
Menurut Bapak Nelson Lubis, selaku Sales Supervisor PT.
SAI Indonesia Cabang Pekanbaru proses penyampaian tugas itu
disampaikan oleh Sales Supervisor secara langsung kepada
Salesman setiap pagi, dan intruksi itu berupa komitmen pencapaian
target dari salesman.
Berikut pernyataan langsung yang disampaikan Sales
Supervisor PT. SAI Indonesia Cabang Pekanbaru :
“Biasanya proses instruksi itu kita sampaikan kebawah,
mungkin dalam hal ini ke salesman yah, saya sebagai
supervisor itu intsruksi langsung, artinya pagi kita
menyampaikan setiap hari, sorenya kita minta
komitmennya.” (Hasil wawancara dengan Bapak Nelson
Lubis, 13 Agustus 2016)
34
b. Bagaimana proses intruksi tugas disampaikan oleh Supervisor?
Menyampaikan intruksi tugas kepada karyawan merupakan
hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Berdasarkan pernyataan Bapak Nelson saat ditemui oleh penulis,
beliau mengatakan bahwa intruksi yang beliau sampaikan
merupakan turunan yang ia dapat dari pimpinan cabang, namun
penyampaian intruksi pada divisi Sales and Distribution tetaplah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab beliau.
Berikut pernyataan langsung dari Bapak Nelson.
“kalau disini, intruksi itu berupa turunan. Dari atas
kebawah, dari bawahnya itu kebawah lagi. Saya sebagai
supervisor mendapat intruksi dari BM (Branch Manager),
dan saya memberi intruksi kepada salesman, karena disini
level kita itu berjenjang. Namun hal itu menjadi tanggung
jawabnya si supervisor ya.” (Hasil wawancara dengan
Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
c. Apakah intruksi tugas dari Supervisor dapat dipahami oleh
karyawan ?
Selaku salesman, yakni Bapak Roni Hardinata menjelaskan
bahwa intruksi tugas yang disampaikan oleh supervisor PT. SAI
Indonesia dapat dipahami dengan baik, karena beliau
menggunakan bahasa sehari – hari yang mudah dipahami.
Beginilah pernyataan langsung dari Bapak Roni :
“Sejauh ini setiap intruksi yang dia berikan kepada kita itu
bisa kita pahami kok mba, karena dia menyampaikannya
dengan bahasa yang mudah kita mengerti. Jadi apapun yang
disampaikannya dipagi hari yang untuk kita lakukan dihari
35
itu, kita bisa menangkapnya dengan baik.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Roni Hardinata, 27 Januari 2017
2. Rasional
a. Adakah pesan tentang tujuan dari tugas yang disampaikan oleh
Supervisor?
Menurut Bapak Nelson, bahwa tugas utama dari Divisi
Sales and Distribution adalah mendistribusikan barang ke seluruh
outlet yang ada di Indonesia, jadi setiap tugas yang disampaikan
pasti memiliki tujuan yang jelas. Bagi Perusahaan Distributor,
tentu tujuan dari intruksi tugas yang disampaikan kepada salesman
adalah pencapaian target.
Berikut pernyataan langsung dari Bapak Nelson.
“Mencapai target itu pasti. Tapi tidak hanya mencapai
target, disini intruksi itu ada proses, ada mekanisme juga
supaya target itu tercapai, dalam intruksi itu dijelaskan
intruksinya apa, prosesnya apa, mekanismenya apa,
hasilnya apa, pastinya yang berhubungan dengan distribusi.
Semuanya harus jelas, karena itu termasuk dari visi dan
misi nya SAI.” (Hasil wawancara dengan Bapak Nelson
Lubis, 13 Agustus 2016)
3. Ideologi
a. Apakah Supervisor menyampaikan pesan tentang kesesuaian tugas
karyawan dengan visi dan misi perusahaan?
Saat dikonfirmasi kembali oleh penulis, tentang kesesuaian
tugas karyawan terhadap visi dan misi Perusahaan, Bapak Nelson
menyampaikan bahwa semua tugas yang disampaikan kepada
36
salesman tentunya sesuai dengan visi misi perusahan untuk
menyampaikan barang ke konsumen.
Berikut yang diungkap langsung oleh Supervisor PT. SAI Cabang
Pekanbaru :
“Ya tentu donk, pasti. Semua tugas disampaikan sesuai
dengan visi perusahaan, kalo diluar itu nanti kami bisa
salah nih. Artinya yang berkaitan dengan inilah, dengan
distribusi. Karna kita kan Perusahaan Distributor, kita yang
menyampaikan barang ke konsumen.”(Hasil wawancara
dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
b. Apa yang dilakukan Supervisor untuk memperkuat loyalitas dan
moral karyawan ?
Cara seorang pemimpin untuk memperkuat loyalitas dan
moral karyawan tergantung dari bagaimana seorang pemimpin
mampu memotivasi para bawahannya, salah satu yang dapat
dilakukan Bapak Nelson selaku Supervisor adalah mengajak
salesman berkomunikasi lebih dekat secara personal dan
melakukan pendekatan kepada tim.
Berikut ungkapan langsung dari Bapak Nelson selaku Supervisor
PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru :
“Selama ini yang saya lakukan pendekatan aja sih, ke tim
yah. Jadi saya tidak memandang atasan dan bawahan,
Cuma secara persepsi kita punya satu pemikiran.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
4. Informasi
a. Adakah informasi tentang peraturan Perusahaan disampaikan
kepada karyawan ?
37
Setiap perusahaan pasti memiliki peraturan yang harus
disampaikan kepada seluruh karyawan, baik secara tertulis maupun
lisan. Saat dikonfirmasi oleh penulis mengenai peraturan
perusahaan, Supervisor PT. SAI Indonesia mengatakan bahwa
peraturan perusahaan sudah dijelaskan kepada karyawan sejak
awal bergabung di perusahaan yang tercantum dalam surat kontrak
yang ditandatangani oleh karyawan.
Berikut pernyataan langsung dari Bapak Nelson Lubis.
“Kalo informasi peraturan perusahaan itu sudah jelas yah,
mereka sudah tau sejak mereka diterima diawal. Itu sudah
menjadi patokan standar kerja mereka yang berupa surat
kontrak. Didalam situ sudah tercantum semuanya, ada surat
tugas dan juga peraturan perusahaan, jika mereka paham
dan setuju mereka bisa langsung sign” (Hasil wawancara
dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
b. Dalam bentuk apakah peraturan perusahaan itu disampaikan?
Bapak Nelson mengatakan bahwa peraturan perusahaan
disampaikan dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Peraturan tertulis
milik perusahaan disampaikan kepada karyawan dalam bentuk
buku dan juga tercantum dalam surat kontrak antara pihak
perusahaan dan karyawan. Peraturan dalam bentuk lisan, biasanya
disampaikan melalui briefing pagi, beliau juga selalu
mengingatkan peraturan mengenai kehadiran.
Berikut pernyataan langsung dari Bapak Nelson Lubis
“Peraturan itu disampaikan dalam bentuk lisan dan tulisan.
Selain tercantum dalam surat kotrak, peraturan perusahaan
juga ada dalam bentuk buku yang juga sudah disampaikan
kepada tim sales, kita juga sering mengingatkan tim tentang
38
peraturan itu saat briefing setiap pagi, agar tidak terlambat
datang ke kantor dan tidak terlalu lama di lapangan karena
admin sales baru bisa pulang kalau sales cepat
menyelesaikan tagihan dan orderannya.” (Hasil wawancara
dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
c. Bagaimana reaksi karyawan terhadap peraturan yang ada ?
Melalui keterangan Supervisor PT.SAI Indonesia
mengatakan bahwa peraturan yang ada masih dapat dipatuhi oleh
karyawan dan disikapi cukup baik, meskipun diakui masih ada
keterlambatan namun hal ini bisa dimaklumi karena ada
pemberitahuan sebelumnya kepada beliau.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Nelson Lubis :
”Mereka menanggapinya cukup baik, Cuma ada beberapa
yang masih sering dilanggar, itu tentang keterlambatan, tapi
masih bisa dimaklumilah, karena ada pemberitahuan ke
saya sebelumnya.” (Hasil wawancara dengan Bapak Nelson
Lubis, 13 Agustus 2016)
d. Bagaimana karyawan menanggapi informasi mengenai
kedisiplinan di perusahaan ini ?
Menurut Bapak Roni Hardinata, selaku salesman di PT.SAI
Indonesia cabang Pekanbaru, kedisiplinan itu penting di
perusahaan manapun. Jika tidak memiliki kedisiplinan dalam
bekerja pasti ada sanksi atas itu. Seperti halnya di PT. SAI
Indonesia cabang Pekanbaru, jika karyawan terlambat datang ke
kantor tanpa pemberitahuan apapun, maka sanksi yang didapat
ialah potongan gaji bulanan.
Berikut pernyataan langsung dari Bapak Roni :
39
“Dimanapun kita bekerja, disiplin itu pasti dituntut. Bisa
disiplin dari segi kehadiran, ada juga dari segi pekerjaan.
Dari SAI sediri disiplin ini sangat ditekankan, karena akan
diberikan sanksi bagi karyawan yang datang lewat dari jam
delapan yaitu diberikan potongan gaji. Kemudian di jam
pulang, kita pul;ang setelah kerjaan kita selesai walaupun
jam kantor udah lewat jam 5. Intinya kita boleh pulang
setelah semua kerjaan sudah selesai.” (Hasil wawancara
dengan Bapak Roni, 27 Januari 2017)
e. Apa tidakan Supervisor jika ada karyawan yang melanggar
peraturan ?
Bapak Nelson menjelaskan adapun tindakan yang ia
lakukan jika salah seorang karyawan melakukan kesalahan adalah
dengan memberikan teguran. Pertama beliau akan memanggil
karyawan tersebut secara lisan dan memediasi karyawan agar tidak
mengulangi kesalahan yang sama dikemudian hari. Namun jika
berlanjut sampai teguran kedua dan ketiga maka beliau akan
mengeluarkan Surat Peringatan Pertama.
Sebagaimana yang disampaikan Bapak Nelson sebagai berikut :
“Saya panggil ke ruangan, saya berikan teguran secara lisan
dulu. Kalau tidak ada perubahan sampai teguran kedua dan
ketiga, saya langsung mengeluarkan SP 1.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
5. Balikan
a. Adakah koreksi hasil kerja karyawan yang dilakukan oleh
Supervisor ?
Mengkoreksi hasil kerja salesman merupakan tugas dan
tanggung jawab seorang supervisor. Berdasarkan pernyataan
Bapak Nelson, beliau menyatakan hasil kerja salesman dalam
40
bentuk evaluasi atas target yang diberikan dan disampaikan setiap
akhir bulan.
Berikut pernyataan dari Bapak Nelson :
“Kalau untuk evaluasi kita ada, karna berhubung kita
bekerja didunia distribusi, evaluasi itu dalam bentuk target,
biasanya di akhir bulan kita menyampaikan berapa sih
target mereka, pencapaian mereka brapa, dan hasil nya
gimana. Dan nanti nya kan di Tanya, capai target kenapa,
dan tidak capai target juga kenapa, jadi semua bisa jelas”
(Hasil wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus
2016)
b. Dalam bentuk apakah hasil kerja yang diberikan oleh Supervisor
kepada karyawan?
Bapak Nelson selaku supervisor menyatakan bahwa hasil
kerja karyawan disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Jika dalam bentuk lisan disampaikan setiap hari, dan dalam bentuk
tulisan disampaikan diakhir bulan dalam bentuk formulir insentif.
Bapak Nelson juga mengatakan bahwa didalam formulir itu tertulis
jelas jumlah target per bulan, pencapaian per bulan, dan juga nilai
Key Performance Indicator juga tertera didalamnya.
Beginilah pernyataan langsung dari Supervisor PT.SAI Indonesia :
“Ada dalam bentuk lisan dan tertulis juga ada. Kalau lisan
kita sampaikan setiap hari, kalau yang tertulis salesman
bisa melihat hasilnya dalam bentuk form insentf di akhir
bulan. Disitu tertulis jelas targetnya berapa, pencapaiannya
berapa, KPI juga disana ada dituliskan.” (Hasil wawancara
dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
41
c. Adakah koreksi hasil kerja diterima oleh karyawan ?
Menurut Bapak Roni Hardinata selaku Salesman
menyatakan atasan selalu memberi koreksi terhadap hasil kerja
karyawan secara lisan setiap hari, atasan juga selalu mengingatkan
agar laporan – laporan kunjungan tetap konsisten dikerjakan
Berikut pernyataan langsung yang disampaikannya :
“Sebenarnya perharinya Pak Nelson selalu mengkoreksi hasil kerja
kita karena setiap hari sebelum kita berangkat kelapangan, kita ada
membawa laporan kunjungan, nah setelah pulang dari lapangan
laporan itu kita serahkan ke Pak Nelson untuk di periksa, dan
langsung dikoreksi hari itu juga. Kalau dalam bentuk tertulis juga
ada, itu form insentif setiap bulan, capai gak capai ya tetap dapat
form itu.”(Hasil wawancara dengan Bapak Roni Hardinata, 27
Januari 2017)
d. Bagaimana respon supervisor saat karyawan mengalami kesulitan
dalam bekerja ?
Bapak Roni selaku Salesman di PT.SAI Indonesia mengaku
setiap kendala yang dialami beliau di lapangan memang wajib
disampaikan kepada Supervisor. Beliau juga mengakatakan
Supervisor cukup antusias dalam membantu salesman, hal ini
terlihat dari cara supervisor memberi tanggapan dan solusi. Seperti
halnya jika beliau kesulitan dalam menyelesaikan tagihan dari
sebuah toko karena jadwal kunjungan yang padat, supervisor
bersedia membantu untuk menagihkannya ke toko.
Begini pernyataan langsung dari Bapak Roni :
“Umumnya kita mengalami kesulitannya dalam penagihan
nih, jadi hari itu kita sudah punya rute kunjungan dan juga
bawa tagihan, naah jumlahnya terlalu banyak. Jadi pagi hari
42
sebelum kita berangkat, mana tagihan yang kira-kira gak
bisa kita tagihkan, kita minta bantuan sama Pak Nelson
untuk dia bantu menagih, sejauh ini kalau kita minta
bantuan seperti itu Pak Nelson langsung respon dengan
positif kok.” (Hasil wawancara dengan Bapak Roni
Hardinata, 27 Januari 2017)
C. Komunikasi Horizontal
1. Bagaimana koordinasi yang terjalin di PT.SAI Indonesia Cabang
Pekanbaru ?
Menurut Bapak Roni, koordinasi yang terjadi di perusahaan
tersebut berjalan dengan baik dan juga beliau menganggap semua
karyawan di perusahaan tersebut seperti keluarga. Jika beliau
membutuhkan sesuatu ataupun kesulitan melakukan sesuatu, karyawan
lain juga turut membantu.
Berdasarkan observasi penulis, terlihat bahwa tatanan ruang yang
berdekatan membuat komunikasi antar karyawan semakin menumbuhkan
kedekatan.
Beginilah pernyataan langsung dari Bapak Roni :
“Koordinasi kita dengan pimpinan atau dengan karyawan lain
berjalan dengan baik sih mba, karna kita dikantor ini sudah seperti
keluarga, jika kita butuh sesuatu, terus kesulitan, teman yang lain
juga pada ngerespon. Jadi ibaratnya pekerjaan yang kita lakukan
itu bisa dikerjakan dengan baik lah, karna kita bisa berkordinasi
dengan teman – teman yang lain juga.” (Hasil wawancara dengan
Bapak Roni Hardinata, 27 Januari 2017)
2. Mengapa koordinasi dilakukan ?
Koordinasi sangat dibutuhkan dalam bertugas agar setiap karyawan
mampu menjalankan tugas sesuai fungsinya. Seluruh karyawan PT. SAI
43
Indonesia adalah tim, untuk itu interaksi yang terjalin tentu sangat
membantu. Begitu pula menurut pendapat Bapak Roni, beliau mengatakan
bahwa koordinasi itu sangat penting dalam bekerja agar tidak terjadi
kesalahanpahaman dalam berkomunikasi antar karyawan maupun terhadap
pimpinan.
Berikut pernyataan dari Bapak Roni :
“Dalam dunia kerja, kalau gak ada koordinasi otomatis bisa
sajakan terjadi kesalahan? Misalkan, miss communication. Jadi
kalau misalkan tidak ada koordinasi yang baik antara sesama
karyawan ataupun karyawan sama pimpinan, yaa suatu saat
informasi bisa aja salah mengartikan, terus kerjaan jadi terganggu.”
(Hasil wawancara dengan Bapak Roni Hardinata, 27 Januari 2017)
3. Adakah rapat dilakukan di PT.SAI Indonesia Cabang Pekanbaru ?
Menurut Bapak Nelson selaku Supervisor, rapat didivisi Sales and
Distribution dilakukan setiap pagi sebelum salesman berangkat untuk
mengunjungi outlet – outlet yang telah ditentukan. Hal ini guna untuk me-
review program – program yang masih berlaku dan juga untuk
membagikan lembar kunjungan ataupun lembar tagihan.
Berdasarkan observasi penulis, rapat yang dilakukan di PT. SAI
Indonesia cabang Pekanbaru dilaksanakan setiap pagi. Rapat yang
berlangsung selama satu jam ini dihadiri oleh supervisor dan salesman.
Berikut pernyataan langsung dari supervisor PT. SAI Indonesia :
“Oh ada, setiap pagi, sebelum salesman berangkat ke lapangan,
kita review program dulu, biar salesman ingat terus program yang
masih berlaku itu seperti apa, terus pagi itu juga kita menyerahkan
lembar tagihan yang untuk di bawa ke lapangan.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
44
4. Hal apa saja yang disampaikan karyawan saat rapat ?
Dari keterangan Bapak Roni selaku Salesman, menjelaskan bahwa
hal yang disampaikan saat rapat adalah usulan – usulan mengenai kegiatan
salesman agar dapat terlaksana lebih efektif, dan kendala – kendala yang
terjadi dilapangan selama ini, seperti kendala dalam penagihan dan
kendala dalam pengorderan, hingga komplain – komplain dari pelanggan.
Pada saat rapat itu akan dicarikan solusinya bersama – sama.
Beginilah pernyataan langsung dari Bapak Roni :
“Yang kita bahas dirapat sih begini setiap yang kita kerjakan pasti
ada kendala, pertama kita ada kendala dalam tagihan, tagihannya
macet, pimpinan akan bertanya kenapa ini macet. Terus masalah
orderan, kita sudah punya breakdown target masing – masing
outlet, berapa yang harus diorder per kunjungan, nah setelah
dievaluasi ternyata targetnya masih kurang, itu yang kita
diskusikan di rapat itu. Ada juga mengenai komplain dari
pelanggan, karena setiap pelanggan beda respon dengan produk
kita, ada yang puas ada juga yang tidak puas, dirapat juga kita
bahas soal komplain apapun itu bentuknya. Kalau kita salesman
mau sampaikan usulan – usulan tentang gimana biar yang kita
kerjakan ini lebih cepat selesai, bisa juga disampaikan melalui
rapat itu.” (Hasil wawancara dengan Bapak Roni Hardinata, 27
Januari 2017)
5. Apa upaya yang dilakukan agar jalinan interaksi antara Supervisor dan
salesman berjalan dengan baik?
Berdasarkan observasi yang penulis peroleh dilapangan,
kemampuan berinteraksi antar karyawan sudah terjalin dengan baik.
Terlihat dari adanya canda tawa antar karyawan, mampu bekerja sama,
dan sifat saling memahami. Bahan pembicaraan karyawan berkaitan
tentang informasi saat penagihan di lapangan dan saling memberikan
45
masukan agar motivasi kerja dapat terbangun (Observasi, 13 Agustus
2016).
Menurut bapak Nelson selaku supervisor PT. SAI Indonesia,
jalinan interaksi akan berjalan dengan baik jika karyawan dapat
membangun komunikasi yang baik pula.
Beginilah pernyataan langsung dari Bapak Nelson :
“Seperti yang biasa kita lakukan yaitu komunikasi, menjaga
komunikasi dengan baik, bahkan dengan salesman luar kota juga
kita adakan pertemuan setiap sabtu.” (Hasil wawancara dengan
Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
D. Motivasi
1. Apa tindakan Supervisor agar motivasi karyawan dapat terbangun ?
Supervisor PT. SAI Indonesia mengatakan untuk membangun
motivasi karyawan beliau memberikan dukungan moral agar lebih
bersemangat dalam bekerja hingga dapat mencapai target yang telah
ditentukan perusahaan. Jika salah satu karyawan dapat mencapai target,
biasanya mereka merayakan dengan makan bersama secara sederhana.
Berikut pernyataan langsung dari Supervisor PT. SAI Indonesia :
“Ya, kalau saya sejauh ini hanya memberikan support moral saja.
Terus mendukung salesman agar semangat dalam bekerja dan bisa
capai target. Kalau ada salah satu salesman yang capai target,
biasanya kita makan bersama, ya yang sederhana saja.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
2. Apa saja fasilitas yang didapat oleh karyawan untuk mendukung semangat
kerja ?
Berdasarkan pengakuan Pak Nelson selaku Supervisor, perusahaan
menyediakan beberapa fasilitas untuk mendukung semangat kerja
46
karyawan, seperti alat tulis kantor, kalkulator, handphone PDA untuk
penginputan orderan, tas ransel, brosur, dan data – data pendukung lainnya
yang diterima oleh setiap salesman.
Begini pernyataan dari Bapak Nelson :
“Fasilitas dalam bentuk perlengkapan ada, misalnya alat tulis yah,
kalkulator untuk berhitung, Handphone PDA untuk penginputan
orderan, tas, brosur, data – data yang pendukung lainnya, itu semua
diberikan per salesman.” (Hasil wawancara dengan Bapak Nelson
Lubis, 13 Agustus 2016)
Berdasarkan observasi yang penulis amati, fasilitas yang
disediakan oleh perusahaan sangat membantu dalam meningkatkan
semangat kerja karyawan. Hal ini terlihat dari kemudahan karyawan dalam
melakukan pengorderan barang, perhitungan tagihan, dan karyawan juga
dapat menghitung sendiri jumlah pencapaian yang telah diperoleh di bulan
berjalan.
3. Untuk menambah semangat kerja, suasana kerja seperti apa yang
karyawan inginkan ?
Menurut Roni selaku salesman tentunya seluruh karyawan ingin
merasakan suasana nyaman saat bekerja di kantor, seperti yang sudah
beliau rasakan saat ini. Jika karyawannya sudah merasa nyaman saat
bekerja, maka pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan bekerja juga
dapat lebih fokus.
Begini tuturan langsung dari Bapak Roni :
“Kita sih maunya suasana kantor itu nyaman, seperti saat ini. jadi
kalau kita nyaman dikantor, otomatis perasaan nyaman ini akan
terbawa-bawa, kita keluar kantor juga dengan perasaan nyaman,
47
jadi kita bisa melakukan perkerjaan kita dengan baik nantinya
dilapangan, kalau kita tidak dapat merasakan kenyamanan
dikantor, nanti keluar kantor kita kerjanya bisa gak fokus, kerjanya
setengah-setengah.” (Hasil wawancara dengan Bapak Roni
Hardinata, 27 Januari 2017)
4. Jika terjadi kesalahpahaman antara Pimpinan dan karyawan, bagaimana
cara menyikapinya ?
Berdasarkan pengakuan dari Bapak Nelson Lubis, jika terjadi
kesalahpahaman dilingkungan pekerjaan, yang pertama dilakukan beliau
adalah menanyakan akar permasalahannya, dan membantu dalam
menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari jalan tengahnya serta
memberi arahan agar kesalahpahaman tersebut tidak terjadi lagi.
Beginilah perkataan langsung beliau :
“Pastinya pertama saya akan menanyakan, apa sih masalahnya
sehingga mereka berselisih, biasanya kita meluruskan, mencoba
mencari jalan tengahnya. Seandainya bisa kita perbaiki, ya kita
perbaiki. Kita tunjukkan yang baik itu seperti ini toh, yang salah itu
seperti ini. Jangan diikuti yang salah, ikuti yang benar. Bisanya
kita cari jalan tengahnya aja biar gak terjadi lagi.” (Hasil
wawancara dengan Bapak Nelson Lubis, 13 Agustus 2016)
E. Pembahasan
Setelah data yang penulis sajikan diatas terkumpul, maka data yang
diperoleh dianalisis untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi yang
terjadi di PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru dalam memotivasi kerja
karyawan.
Berdasarkan data yang penulis peroleh, dapat diketahui bahwa pola
komunikasi tersebut dilakukan dalam bentuk vertikal dan horizontal. Adapun
bentuk komunikasi vertikal terlihat adanya instruksi tugas, pesan secara
48
rasional, ideologi, informasi dan balikan. Sedangkan dalam bentuk
komunikasi horizontal dapat dilihat melalui interaksi yang terjadi saat
koordinasi tugas-tugas para karyawan dan tindakan pemecahan masalah secara
bersama-sama.
1. Pola komunikasi pemimpin dalam membangun motivasi kerja
karyawan PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru pada Divisi Sales and
Distribution
a. Intruksi tugas
Intruksi tugas yang dimaksud disini adalah kejelasan supervisor
dalam memberikan tugas kepada karyawannya mengenai apa yang
harus dilakukan, apa yang diharapkan, dan bagaimana cara
melakukannnya. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap Bapak
Nelson Lubis, tampak bahwa intruksi tugas diberikan langsung kepada
salesman setiap hari untuk mengingatkan salesman tentang apa yang
harus dilakukan pada hari itu. Dimana perintah tersebut beliau peroleh
dari Branch Manager selaku atasan langsung beliau maupun perintah
yang diberikan oleh Kantor Pusat PT.SAI Indonesia.
Menurut analisa penulis, instruksi yang dilakukan Supervisor
telah berjalan sesuai dengan harapan organisasi dan dapat dipahami
dengan baik oleh karyawan. Supervisor sebagai komunikator
menentukan tugas apa dan bagaimana tugas tersebut dilakukan oleh
karyawan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Linsufiie (2010: 91), didalam bukunya yang berjudul
49
Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa yang mengatakan
bahwa seorang pemimpin mempunyai kapabilitas atau keahlian
dimana ia mampu menggerakkan bawahan dalam bentuk perintah,
otoritas, himbauan, sistem traksaksional, motivasi, pemberian contoh,
dan lain-lain.
b. Rasional
Pesan secara rasional, dimana Supervisor harus benar-benar
dengan jelas mengkomunikasikan tujuan aktivitas itu dengan aktivitas
lain dalam perusahaan. Dengan adanya penjelasan tentang arah sebuah
pekerjaan, maka karyawan akan lebih semangat bekerja untuk
mencapai tujuan. Hal ini menjadi penting karena penekanan pesan
secara rasional yang disampaikan Supervisor ada pada penjelasan
tugas dan kaitannya dengan visi misi perusahaan.
Berdasarkan analisa penulis, pesan secara rasional mampu
dikomunikasikan Supervisor kepada karyawan. Hal ini tampak pada
rutinitas kerja salesman yang berjalan dengan lancar. Tujuan dari tugas
yang dilaksanakan oleh salesman ini tentunya tidak lepas dari visi
PT.SAI Indonesia khususnya pada divisi Sales and Distribution yakni
menjadi perusahaan distribusi dan logistik terbaik dengan cakupan
Nasional. Sehubungan dengan hal ini Manahan P. Tampubolon (2004:
119), dalam bukunya Perilaku Keorganisasian mengatakan bahwa
pemimpin yang mampu meyakinkan bawahannya secara rasional akan
dapat menjelaskan bagaimana aktivitas harus dilakukan dengan suatu
50
performa yang minimal harus dimiliki. Ini berarti karyawan akan
mampu mematuhi Supervisor apabila mendapatkan penjelasan serta
alasan mengapa pelaksanaan suatu tugas dibutuhkan dan dibuat suatu
kesepakatan didalam menentukan sasaran dan tujuan dari
kelompoknya.
c. Ideologi
Seperti yang telah diutarakan bahwa tugas pokok dari Divisi
Sales and Distribution adalah mendistribusikan produk secara merata
kepada konsumen diseluruh Indonesia. Maka tugas yang dilaksanakan
karyawan tentunya memberikan pelayanan yang maksimal. Supervisor
perlu menyampaikan pesan ideologi berupa ide dan masukan kepada
para karyawan, seperti masukan cara tepat dan cepat untuk mencapai
target.
Menurut analisa penulis, bahwa kegiatan mengkomunikasikan
pesan secara ideologi telah mampu disampaikan oleh Supervisor. Hal
ini tampak pada pelaksanaan kerja yang berjalan dengan lancar
sehingga mampu meningkatkan kredibilitas dari perusahaan itu sendiri.
Pemahaman pesan ideologi akan mampu tersampaikan jika pimpinan
menggiring pesan tanpa paksaan
d. Informasi
Bentuk peraturan yang ada di Divisi Sales and Distribution
adalah tertulis dan tidak tertulis. Untuk peraturan yang tertulis seperti
peraturan yang tertulis dalam surat kontrak karyawan. Sedangkan tidak
51
tertulis hanya berupa peraturan yang telah disepakati bersama dan
dipahami sesama karyawan misalnya sanksi yang diberikan atas
keterlambatan tersebut.
Menurut analisa penulis, penyampaian pesan tentang peraturan
yang ada di PT. SAI Indonesia berjalan sesuai harapan organisasi.
Sebagaimana yang disampaikan Arni Muhammad (2009: 109), dalam
bukunya yang berjudul Komunikasi Organisasi, bahwa informasi yang
dimaksud adalah pesan tentang peraturan. Terlihat dari tindakan yang
dilakukan Supervisor jika terjadi pelanggaran peraturan yaitu dengan
memberikan teguran. Sebenarnya teguran bukanlah hal yang buruk,
jika disampaikan dengan tepat oleh pimpinan, maka teguran tersebut
akan menjadi sebuah hal yang baik yang akan mengubah cara kerja
karyawan dan pribadi karyawan menjadi lebih baik. Sebagai bawahan
harus menerimanya sebagai suatu dorongan untuk berprestasi agar
menjadi lebih baik. Dari hal ini tampak bahwa Supervisor tidak hanya
sebatas memberikan tugas tetapi lebih kepada bagaimana teguran itu
dapat mempengaruhi bawahan agar menjadi lebih dan bersemangat
dalam bekerja.
e. Balikan
Balikan yang dimaksud disini adalah pesan yang disampaikan
Supervisor tentang ketepatan karyawan dalam melakukan pekerjaan
atau informasi tentang hasil kerja karyawan yang disampaikan oleh
Supervisor, baik itu berupa kritikan maupun pujian. Ini berupa koreksi
52
terhadap Supervisor, baik itu dari ketepatan kata-kata yang digunakan
maupun penggunaan bahasa dalam berbicara.
Menurut analisa penulis, kegiatan mengkomunikasikan pesan
secara balikan telah berjalan sesuai dengan harapan organisasi. Beliau
mampu meluruskan hal yang sifatnya kecil tetapi berdampak besar.
Dari evaluasi yang dilakukan dapat diketahui kemajuan, keberhasilan
atau kegagalan dalam melaksanakan tujuan kerja. Respon yang baik
dari Supervisor juga penting untuk diperhatikan, guna untuk
menambah semangat kerja karyawan. Sebagaimana yang dikatakan
Joewono (2002: 11), dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok
Pikiran Kepemimpinan yang mengatakan bahwa responsive terhadap
suatu masalah penting adalah baik, tetapi terlalu cepat bereaksi tanpa
pemikiran yang matang memberi kesan kurangnya kemampuan
menguasai diri sendiri. Dari pandangan inilah terlihat bahwa seorang
pemimpin harus mampu menjadi pendengar yang aktif, pendengar
yang mampu menganalisis setiap informasi yang berasal dari
manapun. Kepekaan terhadap permasalahan dan isu yang sedang
berkembang mutlak diperlukan. Misalnya ketika Supervisor menerima
keluhan dari karyawan mengenai jadwal kunjungan yang padat hingga
sebagian tagihan tidak dapat diselesaikan, maka Supervisor harus
mampu dengan cepat memberi solusi kepada salesman agar keluhan
dapat diselesaikan tepat waktu.
53
2. Pola komunikasi karyawan PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru
pada Divisi Sales and Distribution melalui kegiatan koordinasi tugas –
tugas dan pemecahan masalah untuk meningkatkan semangat kerja
a. Koordinasi tugas dan pemecahan masalah
Koordinasi yang dilakukan karyawan tampak pada sikap saling
memberikan informasi, seperti memberikan tanggapan dan saran
mengenai pekerjaan di lapangan dan saling bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas.
Menurut analisa penulis, koordinasi yang dilakukan karyawan
telah berjalan sesuai harapan organisasi. Keterkaitan proses
menyelesaikan tugas, membuat satu sama lainnya saling berinteraksi.
Pengertian koordinasi yang diungkap oleh Usman (2010: 439) dalam
bukunya yang berjudul Manajemen, yaitu proses mengintegrasikan
(memadukan), menyingkronisasikan, dan menyederhanakan
pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah secara terus menerus untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sebagaimana diketahui,
manusia mempunyai kebutuhan berafiliasi yaitu ingin menjadi bagian
dari suatu kelompok untuk dapat berinteraksi sosial. Manusia tidak
hanya bersosialisasi dalam kerangka tugas/ pekerjaan saja, akan tetapi
dalam kaitan lingkungan sehari-hari diluar tugas-tugas rutin.
Berbagai tujuan dari komunikasi horizontal juga dikemukakan
oleh Arni Muhammad (2009: 122) dalam bukunya yang berjudul
Komunikasi Organisasi, salah satunya adalah dapat menyelesaikan
54
konflik antar anggota, menjamin pemahaman yang sama, serta
mengembangkan sokongan interpersonal. Berdasarkan tujuan di atas
maka komunikasi horizontal dapat dilakukan dalam kegiatan rapat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Nelson
Lubis, diketahui bahwa kegiatan rapat adalah salah satu cara untuk
mengetahui segala permasalahan yang ada, sebagai wadah yang
menampung pendapat, masukan serta penyampaian solusi yang
diberikan Supervisor. Rapat ini berjalan secara demokratis karena
setiap karyawan berhak mengajukan pertanyaan, pendapat, masukan,
dan kritikan terhadap permasalahan yang terjadi, dan dalam proses
rapat harus terjadi komunikasi dua arah Biasanya hal yang
disampaikan karyawan berupa pendapat serta kendala – kendala yang
terjadi ditengah – tengah pekerjaan mereka. Sikap saling menghargai,
saling memaafkan dan mau menerima kritikan dengan lapang dada
juga diterapkan karyawan PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru dalam
menyikapi permasalahan yang ada.
b. Motivasi kerja
Pola komunikasi Supervisor dalam membangun motivasi kerja
karyawan dalam penilaian penulis cukup baik sebab Supervisor
mampu membangun rasa semangat kerja karyawan melalui dukungan
yang diberikan dan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan. Hal ini
terlihat dari hasil wawancara penulis dengan Pak Roni yang
menjelaskan bahwa semangat kerja karyawan yang didukung oleh
55
apresiasi dari pimpinan, suasana yang nyaman dan kondusif, interaksi
yang baik antar sesama karyawan dan fasilitas yang dapat mendukung
lancarnya pekerjaan karyawan.
Menurut analisa penulis, semangat kerja juga tampak pada
kebersamaan karyawan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan
oleh Kriyantono (2008: 346), yang mengatakan bahwa komunikasi
bisa menjadi faktor pembangkit semangat kerja karyawan, semangat
kerja yang baik adalah upaya mempermudah komunikasi dalam fungsi
koordinasi dan kerjasama.
Berdasarkan analisa penulis, pola komunikasi Pemimpin PT.
SAI Indonesia cabang Pekanbaru yang dilakukan secara vertikal dan
horizontal ketika membangun motivasi kerja karyawan sangat baik. Hal
ini terlihat dari pola komunkasi Supervisor yang mampu membangun
rasa semangat kerja karyawan, mampu menerapkan kedisiplinan
karyawan, adanya interaksi yang baik sesama karyawan, mampu
mendorong karyawan agar berprestasi, dan mampu mengatasi kendala
dalam bekerja. Ini berarti pola komunikasi yang digunakan Supervisor
adalah pola roda (wheel) baik secara vertikal maupun horizontal yang
mampu membangun motivasi kerja karyawan PT. SAI Indonesia
cabang Pekanbaru khususnya divisi Sales and Distribution. Dimana
segala informasi dan intruksi di pegang oleh Supervisor untuk
disampaikan kepada karyawan. Pola komunikasi yang terjadi, dapat
penulis gambarkan pada uraian berikut ini, misalnya Supervisor yang
56
ada pada nomor 1, memberikan instruksi tugas secara penuh mengenai
pendisttibusin produk kepada Salesman baik yang bertugas didalam
kota, maupun di luar kota yang berada pada nomor 2, 3, 4, 5.
Dari uraian diatas, tampak bahwa pola komunikasi Roda (wheel)
yang diterapkan oleh Supervisor PT. SAI Indonesia cabang Pekanbaru
dalam memotivasi karyawan pada divisi Sales and Distribution. Pola
tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.4 : Pola Roda (wheel)
1
2 3
5 4