bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 social...

71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL SETTING KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Provinsi Sulawesi Utara adalah provinsi yang dibentuk berdasarkan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-Undang Nomor 47 PP 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara. Provinsi Sulawesi Utara mempunyai luas ± 13.930,73 km2, secara geografis, geopolitik dan ketahanan keamanan, sangat strategis dan memiliki makna penting dalam satu kesatuan sistem pemerintahan di Indonesia dan sistem pemerintahan daerah. Potensi sumber daya nasional di Provinsi Sulawesi Utara yang tersebar di kabupaten dan kota, memiliki makna dan peran tersendiri terhadap kepentingan pembangunan nasional dan daerah. ( Sumber : BAPEDA Bolmut 2008 ) Kondisi demikian perlu mendapat perhatian pemerintah sejalan dengan kebijakan nasional dalam percepatan pembangunan. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan daerahnya, khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow melalui pembentukan daerah.

Upload: hanga

Post on 10-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 SOCIAL SETTING KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

Provinsi Sulawesi Utara adalah provinsi yang dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I

Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah

Undang-Undang Nomor 47 PP 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi

Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara. Provinsi Sulawesi

Utara mempunyai luas ± 13.930,73 km2, secara geografis, geopolitik dan ketahanan

keamanan, sangat strategis dan memiliki makna penting dalam satu kesatuan sistem

pemerintahan di Indonesia dan sistem pemerintahan daerah. Potensi sumber daya

nasional di Provinsi Sulawesi Utara yang tersebar di kabupaten dan kota, memiliki

makna dan peran tersendiri terhadap kepentingan pembangunan nasional dan daerah.

( Sumber : BAPEDA Bolmut 2008 )

Kondisi demikian perlu mendapat perhatian pemerintah sejalan dengan

kebijakan nasional dalam percepatan pembangunan. Oleh karena itu diperlukan

peningkatan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan daerahnya, khususnya di

Kabupaten Bolaang Mongondow melalui pembentukan daerah.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Berdasarkan hal tersebut di atas dan memperhatikan aspirasi yang

berkembang dalam masyarakat yang selanjutnya dituangkan secara formal dalam

Keputusan DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Nomor 11 Tahun 2004 tanggal

25 Mei 2004 tentang Penetapan Persetujuan Pembentukan Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara; Surat Bupati Bolaang Mongondow Nomor 130/01/102 tanggal 27

Mei 2004 perihal Pengusulan Pembentukan Daerah Otonom Baru Bolaang

Mongondow Utara; Keputusan DPRD Sulawesi Utara Nomor 5 Tahun 2004 tanggal

2 Juni 2004 tentang Persetujuan Terhadap Pemekaran dan Pembentukan Daerah

Otonom Baru Kabupaten Bolaang Mongondow Utara; Surat Gubernur Sulawesi

Utara Nomor 135/1/299 tanggal 9 Juli 2004 perihal Usul Pembentukan/Pemekaran

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara; Keputusan DPRD

Kabupaten Bolaang Mongondow Nomor 12 Tahun 2004 tanggal 26 Mei 2004 tentang

Penetapan Ibu Kota Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. ( Sumber : BAPEDA

Bolmut 2008 )

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran

kabupaten/kota yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 8

Desember 2006. Ke-16 Kabupaten/Kota tersebut adalah:

o Kabupaten Bandung Barat

o Kabupaten Gorontalo Utara

o Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

o Kabupaten Minahasa Tenggara

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

o Kota Subulussalam Kabupaten Pidie Jaya

o Kabupaten Kayong Utara

o Kabupaten Sumba Barat Daya

o Kabupaten Konawe Utara

o Kabupaten Buton Utara

o Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

o Kabupaten Empat Lawang

o Kabupaten Batubara

o Kabupaten Nagekeo dan

o Kabupaten Sumba Tengah dan Kota Kotamobagu.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah salah satu bagian dari Provinsi

Sulawesi Utaraterletak antara Oo-30’ 1o-O’ Lintang Utara dan 123o – 1 24o Bujur

Timur. Luas wilayah185.686 ha (1.856,86 km²) ± 12,3% dari luas Sulawesi Utara.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dilalui oleh jalan Trans Sulawesi di pesisir

Pantai Utara kabupaten Bolaang Mongondow dimana jalan ini sangat berfungsi

sebagai jalur lalu lintas barang dan orang dari dan ke daerah Minahasa, Manado dan

Bitung di sebelah timur dan Provinsi Gorontalo di sebelah Barat.

( Sumber : BAPEDA Bolmut 2008 )

Adapun batas wilayah teritorial Kabupaten Bolaang Momgondow Utara

antara lain :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

o Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi.

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sangtombolang Kabupaten

Bolaang Mongondow.

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang

Mongondow.

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo

Utara Provinsi Gorontalo.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi

Sulawesi Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Boroko. Kabupaten ini dibentuk

berdasarkan Undang-UndangNomor 10 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007.

Kabupaten Bolaang Mongondow mempunyai luas wilayah ± 7.077,69 km2

Kabupaten Bolaang Mongondow dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yang terdiri

dari Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai kabupaten induk dan Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara sebagai kabupaten pemekaran.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara mempunyai luas wilayah f 1.680 km2,

terdiri dari Kecamatan Sangkup, Kecamatan Bintauna, Kecamatan Bolang Itang

Timur, Kecamatan Bolang Itang Barat, Kecamatan Kaidipang, dan Kecamatan

Pinogaluman.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Dalam rangka mewujudkan tercapainya hakikat otonomi daerah dan tujuan

pembentukan daerah, dan berdasarkan aspirasi daerah yang didukung kondisi

geografis, topografi, kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial

politik, kependudukan, luas wilayah, pertahanan, keamanan, pertimbangan

kemampuan keuangan, tingkat kesejahteraan masyarakat dan rentang kendali

penyelenggaraan dan pembinaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat,

serta mendekatkan dan meningkatkan pelayanan yang ditujukan untuk kesejahteraan

rakyat, Kabupaten Bolaang Mongondow ditata dan dimekarkan dengan membentuk

kabupaten baru.

Dengan terbentuknya Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, sebagai daerah

otonom, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kabupaten Bolaang

Mongondow, berkewajiban membina dan memfasilitasi terbentuknya kelembagaan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perangkat daerah yang efisien dan efektif sesuai

kebutuhan, pengaturan dan penyelesaian aset daerah dilakukan dengan pendekatan

musyawarah dan mufakat untuk kepentingan kesejahteraan rakyat kabupaten induk

dan kabupaten yang baru dibentuk. Aset daerah berupa BUMD dan aset lainnya yang

pelayanannya mencakup lebih dari satu kabupaten, dapat dilakukan dengan kerja

sama antar daerah. ( Sumber : BAPEDA Bolmut 2008 )

Dalam rangka pemberdayaan peran serta masyarakat dan swasta, dan untuk

efisiensi, pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

hal penyediaan fasilitas pelayanan umum dengan memperhatikan prinsip-prinsip

efisiensi, ' transparansi, kesetaraan dan akuntabilitas.

Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010, total penduduk

KabupatenBolaang Mongondow Utara berjumlah 70.629 jiwa, yang terdiri dari

penduduklaki‐laki sebesar36.155 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 34.474 jiwa

dengan lajupertumbuhan sebesar 1,54 persen selama selang 2000‐2010. Kaidipang

merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) tertinggi yakni

sebesar 3,26 persen, diikuti oleh kecamatan Sangkub sebesar 2,16 persen.Tingginya

angka LPP diKecamatan Kaidipang disebabkan oleh wilayah ini menjadipusat

pemerintahan Kabupaten.

Secara umum sebaran penduduk di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

cukupmerata.Jika dibandingkan dengan keadaan SP2000 pola sebaran penduduk tidak

jauh berbeda. Namun demikian seiring dengan pengembangan wilayah akibat

penambahan fungsi‐fungsi baru seperti kawasan pemukiman, perkantoran dan

lain‐lainakan mempengaruhi pola sebaran penduduk dan tingkat kepadatan

penduduk.Dari hasil SP2010 kecamatan Kaidipang dengan luas wilayah terkecil (4,58

%)dihuni sekitar 14,41 persen atau 12.298 jiwa, akibatnya wilayah ini memiliki

tingkat kepadatan yang ter tinggi yakni sebesar 144,53 jiwa per km2, sementara

kecamatan Sangkub dengan luas wilayah terbesar (30,58 %), hanya dihuni oleh

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

penduduk sebesar8.895 jiwa, dengan tingkat kepadatan terkecil hanya 15,66 jiwa per

km2.

(Sumber : BPS Sulut dalam BAPEDA 2008)

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Dalam sepuluh tahun terakhir dari hasil penghitungan sensus pendudukdi

tahun 2000 dan 2010 rata‐rata pertumbuhan penduduk menunjukkan peningkatan

1,54 persen setiap tahunnya. Dari 60.693 jiwa di tahun 2000 menjadi 70.629 jiwa

pada sepuluh tahun kemudian atau bertambah hampir 10ribu jiwa, dengan

penyumbang tertinggi dari kecamatan Kaidipang sebesar3.355 jiwa atau 33,77

persen. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk harusdiwaspadai, karena dinamika

pertumbuhan pertumbuhan yang tidak dikendalikan nantinya akan berdampak pada

strategi dan kebijakan pembangunan yang akan dilakukan.Pada periode tersebut, dari

6 kecamatan yang ada semuanya menunjukan pertumbuhan penduduk yang wajar

kecuali kecamatan kaidipang yang mengalami kenaikan yang cukup drastis, yakni

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

3,26 persen setiap tahunnya. Sementara itu terdapat pula tiga kecamatan yang

mempunyai pertumbuhan diatas rata‐rata kabupaten selain Kaidipang yakni

kecamatan Sangkub 2,16 persen, kecamatan Bolang Itang Barat 2,02 persen dan

kecamatan Bolang Itang Timur 1,69 persen. (Sumber : BPS Sulut dalam BAPEDA

2008)

Bolmutpost.com

Rata‐Rata Anggota Rumah Tangga Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Jumlah rumah tangga berdasarkan hasil SP2010 adalah 17.402 rumahtangga.

Ini berarti bahwa banyaknya penduduk yang menempati satu rumahtangga dari hasil

SP2010 rata‐rata sebanyak 4,06 orang. Rata‐rata anggotarumah tangga di setiap

kecamatan berkisar antara 3,66 orang sampai dengan4,39 orang. Rata‐Rata Anggota

Rumah Tangga cukup bervariatif antar kecamatan.Terdapat dua kecamatan yang

memiliki rata‐rata anggota rumah tangga di bawah rata‐rata kabupaten. Kecamatan

Bolang Itang Barat memiliki rata‐rata anggota rumah tangga tertinggi sebanyak 4,39

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

orang, disusul olehkecamatan Kaidipang dan Pinogaluman yang masing‐masing 4,13

dan 4,09.Kecamatan yang paling kecil rata‐rata anggota rumah tangganya adalah

kecamatan Bintauna yakni hanya sebesar 3,66 orang.

4.1.1 Kondisi Sosial Budaya

Sebagai daerah pemekaran yang baru, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

juga sama seperti daerah yang lain di Sulawesi yakni mempunyai fauna yang dimiliki

sebagai ciri khas Sulawesi. Yaitu Anoa, serta memiliki beberapa bangunan umum

terdiri dari:

TempatIbadah:

o Masjid : 98

o Gereja : 19

o Pura : -

Vihara : -

Tempat Pementasan Seni : 6

Gedung Serba Guna : 10

Lapangan Olahraga : 475

Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara terdiri atas atas beberapa

Suku yang banyak mendiami di beberapa desa yaitu:

o Etnis Jawa di Pangkusa, Sidodadi, danGoyo.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

o Etnis Sanger di Batu Tajam, Binjeita, Komus 1 dan 2, Sidupa, Solo, Biontong,

Bintauna dan Sang Tombolang.

o Etnis Minahasa di Sidodadi, Boahabak, Boroko, dan Bigo.

o Etnis Gorontalo di Bohabak, Inomunga, Bigo, dan Biontong Induk.

o Etnis Mongondow di Boroko, Batu Lintik dan Sangkup.

o Etnis Bugis di Boroko, Tombolango, dan Bintauna Pante.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada umumnya memiliki 2 bahasa

yakni bahasa Kaidipang dan bahasa Bintauna serta terdapat beberapa suku yang

berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi

satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

pengantar sehari-hari.

(Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012)

bolmutpost.com

Disamping itu penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebahagian

besar mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu.Tingkat toleransi beragama

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari

kehidupan masyarakat.

Pada umumnya Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh

Kepala Desa sedangkan adat yang ada di Kaidipang Besar, di kecamatan Camat

sebagai Pembina adat, sedangkan di desa terdapat pemangku adat dan kordinator

adat.

Hukum adat yang ada di Kaidipang Besar. Ketua adat menetapkan hukum

adat Salah satu contoh adalah hukum perkawinan apabila seseorang dengan niat

kawin lari maka hukum yang terapkan oleh ketua adat adalah pihak yang ingin

menikah dan kawin lari tersebut tidak boleh duduk bersama di pelaminan, akan tetapi

prosesi pelaksanaan hanya dilakukan didalam ruangan lelaki dan perempuan duduk

secara terpisah, dengan kata lain pihak yang berkeluarga tidak bisa membuat

pelaminan untuk pesta perkawinan tersebut. (Sumber : Dinas Perhubungan,

Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012)

Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara

untuk menyambut para tamu dengan tarian Adat untuk di Kecamatan Kaidipang

Tarian adat ini dinamakan dengan tarian Tinggulu.

Adapun perlengkapan Tarian Tinggulu yaitu berupa Tameng, Tombak,

Gendang, Musik Kulibu, dan Payung kebesaran kerajaan. Sedangkan proses

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

pelaksanaan tarian tinggulu dilaksanakan oleh 8 orang yang terdiri atas 8 orang laki-

laki. Historis pelaksanaan tarian ini sudah dilaksanakan sejak dahulu pada masa

kerajaan diistilahkan sebagai keamanan istana, dan budaya ini tetap dilestarikan

sampai sekarang. Secara tradisional, di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

memiliki ciri pakaian adat antara lain dapat dilihat di bawah ini. (Sumber : Dinas

Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012 )

Unsur-unsur adat dan budaya yang masih dimiliki antara lain :

o Rumah adat Kaidipang Besar yang disebut Komalik.

o Upacara adat seperti upacara perkawinan, upacara kematian dan upacara adat

lainnya (seperti upacara penobatan raja).

o Kesenian, di bagi atas 2 bagian yaitu Kaidipang Besar dan Bintauna.

(Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012 )

Kesenian Kaidipang Besar

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Kulipu yakni didedangkan pertanda kegiatan tarian akan dimulai. Kulipu

adalah suatu alat musik tradisional yang oleh masyarakat Kaidipang Besar dianggap

sakral karena musik ini adalah peninggalan para leluhur yang bersejarah di Bolaang

Mongondow Utara.

( Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012)

Tarian Tinggulu adalah tarian keamanan istana pada zaman kerajaan

Kaidipang Besar yang gerakan-gerakannya bermakna sebagai latihan menghindari

musuh, menembak, menangkis serangan, menyerbu serta menembak sambil

menangkis serangan bila ada musuh yang akan mengganggu keamanan istana.

Giomu adalah bagian dari tarian tinggulu yang bermakna sebagai tarian

pergaulan yang menggalang persatuan dan kesatuan yang kokoh, yang dibuktikan

dengan gerakan berpelukan satu sama lain, langkah demi langkah bersambung tak

terpisahkan ini merupakan perwujudan dari emansipasi bagi wanita. Oleh karena itu,

tarian ini bagi masyarakat Bolaang Mongondow Utara digunakan sebagai tarian

penjemput tamu kebesaran dan juga digunakan pada acara pernikahan bagi orang-

orang tertentu.

Daiye adalah barisan kaum laki-laki yang ingin mencoba mengacaukan

Giomu namun keakraban kaum wanita Bolaang Mongondow Utara mereka tetap

tenang dalam menghadapi tantangan dan rintangan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Kesenian Bintauna

Tarian Jake, yakni yakni tarian hiburan waktu pelaksanaan perkawinan.

Tarian Tuva, yakni tarian untuk penjemputan tamu yang lengkap dengan alat-

alat sebagai berikut :

o Tombak (topajaro)

o Valise (perisai)

o Bendera (sesudah kemenangan).

Selain mempunyai adat dan budaya yang merupakan ciri khas daerah, di

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara juga memiliki kerajinan-kerajinan yang unik

juga yaitu:

Kerajinan Tolung (Topi Penutup Kepala).

Kerajinan Anyaman Tikar.

Kerajinan Peroco (Tempat Menyimpan Padi). dan

Kerajinan Pakaian dari Kulit Ivo.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

( Sumber :Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informasi Bolmut 2012 )

4.1.2 Ekonomi

Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi

sebagai tanaman utama. Vanili, Kakao, Pala dan cengkeh merupakan tanaman

perdagangan akan tetapi sebagai unggulan daerah ini adalah perkebunan Kelapa

(kopra). dan hasil hutan berupa rotan, serta beberapa macam kayu seperti Cempaka,

Lingua, Meranti, Nyato dan Kayu Besi yang merupakan andalan Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara.

( Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 2012 )

Potensi Geografis:

o Berada pada jalur Trans Sulawesi

o Berada di tepian pasifik

o Berbatasan dengan Propinsi Gorontalo.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Pertumbuhan Ekonomi

o Pertanian (padi sawah 6.268 Ha, jagung 2.689 Ha, dan berbagai tanaman

hortikultura seperti ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan kacang kedelai)

o Perkebunan (kelapa, vanili dsb, dengan luas 14.771 Ha

o Perikanan (perikanan laut, dan perikanan darat)

o Pertambangan (emas, granit dsb).

o Pariwisata (wisata alam, wisata bahari dan wisata budaya)Pendapatan Asli

Daerah : Bolmong Utara : Rp. 9.883.000.000,- dan PDRB Perkapita:Kab .

Bolmong Utara : Rp. 4.271.452,-.

( Sumber :Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Bolmut

2012 )

4.2 KONDISI PARTAI GOLKAR

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya

(Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah

partai politik di Indonesia. Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di

masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, tepatnya 1964 oleh Angkatan

Darat untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan

politik.

Pada bulan Oktober 1964 terbentuk sebuah panitia yang terdiri dari anggota

Gerakan Militer Pelajar, kelompok cendekiawan, dan militer. Panitia ini bertujuan

untuk mempersiapkan “Piagam Pernyataan Dasar Karyawan”. Pada 5 Agustus 1964,

Presiden mengeluarkan sebuah peraturan presiden yang berisi tentang syarat

organisasi-organisasi yang boleh menjadi anggota dari Front Nasional. Penpres ini

mempersulit organisasi-organisasi tersebut untuk menjadi anggota Front Nasional.

Pada 15 Oktober 1964, lima orang anggota Front Nasional dari Golongan Karya

mengeluarkan sebuah undangan kepada semua organisasi yang dimaksudkan oleh

Penpres No. 193/1964untuk membicarakan keanggotaan mereka di dalam Front

Nasional. Pertemuan itu diselenggarakan pada jam 9.00 pagi, 20 Oktober 1964.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Pada tengah malam 19 Oktober 1964, panitia yang menyusun “Piagam

Pernyatan DasarKaryawan” dan wakil-wakil dari 35 organisasi non-afiliasi

berkumpul bersama menandatangani piagam. Kemudian pada pukul 12 siang hari, 20

Oktober, panitia pelaksana Sekber Golkar akhirnya terbentuk. Panitia ini diketuai

oleh Kolonel Djuhartono, kemudian empat wakil ketua, masing-masing adalah Imam

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Pratignyo (NU), J. K. Tumakaka (pernah menjadi pemimpin PNI), Djamin Gintings

(militer), dan S. Sukowati (Hankam). Berikutnya Dr. Amino Gondoutomo bertindak

sebagai Sekretaris Jenderal, dan Sutomo Gondowongso SH sebagai wakil sekretaris.

Akhirnya, Sekretariat Bersama Golongan Karya atau yang disingkat sebagai Sekber

Golkar resmi berdiri. Organisasi ini dimaksudkan sebagai Badan Kerjasama (BKS)

antara militer dan kelompok sipil guna menghadapi pertarungan politik dengan

partai-partai politik khususnya PKI.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Kendatipun diawal pendirian (sesuatu yang wajar dialami oleh organisasi-

organisasi yang baru berdiri), Sekber Golkar ini kurang efektif, tetapi sebuah embrio

mesin politik militer yang akan digunakan sebagai alat untuk mendomisasi kehidupan

sosial, budaya, politik bahkan ekonomi Indonesia telah berhasil dibangun dan

dikembangkan.Dalam perkembangannya, Sekber Golkar berubah wujud menjadi

Golongan Karya yang menjadi salah satu organisasi peserta Pemilu.Menjelang

Pemilu tahun 1971 Sekber Golkar mampu memerankan diri sebagai simbol

modernisasi dengan wacana-wacana pembangunan ekonomi dan satu-satunya

alternatif untuk kemajuan Indonesia. Kekuatan sosial politik ini dipromosikan kepada

masyarakat sebagai kekuatan yang lain sama sekali dari partai-partai politik yang ada.

Kalau dalam Pemerintahan Orde Lama gemuruh politik sangat terasa dalam

kehidupan masyarakat dan yang kedengaran setiap harinya hanya jargon-jargon

politik, sementara ekonomi tidak dibenahi secaramenyeluruh, maka Pemerintahan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Soeharto yang menggantikannya mengubah orientasi pembangunan ke arah

ekonomi.( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde Baru Presiden

Soeharto), salah satu pesertanya adalah Golongan Karya dan mereka tampil sebagai

pemenang.Kemenangan ini diulangi pada Pemilu-Pemilu pemerintahan Orde Baru

lainnya, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.Kejadian ini dapat

dimungkinkan, karena pemerintahan Soeharto membuat kebijakan-kebijakan yang

sangat mendukung kemenangan Golkar, seperti peraturan monoloyalitas PNS, dan

sebagainya.Setelah pemerintahan Soeharto selesai dan reformasi bergulir, Golkar

berubah wujud menjadi Partai Golkar, dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu

tanpa ada bantuan kebijakan-kebijakan yang berarti seperti sebelumnya di masa

pemerintahan Soeharto. ( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Arus reformasi bergulir, Tuntutan mundur Presiden Soeharto menggema di

mana-mana. Soeharto akhirnya berhasil dilengserkan oleh gerakan mahasiswa.Hal ini

kemudian berimbas padaGolkar.Karena Soeharto adalah penasehat partai, maka

Golkar juga dituntut untuk dibubarkan.Saat itu Golkar dicerca di mana-mana.Akbar

Tandjung yang terpilih sebagai ketua umum di eraini kemudian mati-matian

mempertahankan partai.Di bawah kepemimpinan Akbar, Golkarberubah wujud

menjadi Partai Golkar.Saat itu Golkar juga mengusung citra sebagai Golkar

baru.Upaya Akbar tak sia-sia, dia berhasil mempertahankan Golkar dari serangan

eksternal dan krisiscitra, inilah yang membuat Akbar menjadi ketua umum Golkar

yang cukup legendaris.Partai Golkar kemudian ikut dalam Pemilu 1999, berkompetisi

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

bersama partai-partai baru di era multipartai.Pada pemilu pertama di Era Reformasi

ini Partai Golkar mengalami penurunan suaradi peringkat ke dua di bawah

PDIP.Namun pada pemilu berikutnya Golkar kembali unggul. Pada pemilu legislatif

2004 Golkarmenjadi pemenang pemilu legislatif dengan 24.480.757 suara atau

21,58% suara sah.Pada pemilu legislatif 2009 lalu suara Partai Golkar kembali turun

ke posisi dua.Pemenangpemilu dipegang oleh Partai Demokrat.Dalam Munas VIII di

Pekanbaru, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum menggantikanJusuf Kalla.

Sebagai pimpinan baru partai beringin, Aburizal bertekad akan kembali membawa

Golkar memenangkan pemilu. Dia menargetkan Golkar menjadi pemenang pertama

pemilulegislatif 2014 nanti.

TABEL 1.KETUA UMUM PARTAI GOLKAR

NAMA PERODE

JABATAN

DJUHARTONO

SUPRAPTO

SUKOWATI

AMIR MOERTONO

SUDHARMONO

WAHONO

HARMOKO

AKBAR TANJUNG

JUSUF KALLA

ABURIZAL BAKRIE

1964-1969

1969-1973

1973-1983

1983-1988

1988-1993

1993-1998

1998-2004

2004-2009

2009-2011

2011-sekarang

` Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

1. Perspektif Dan Program Partai

Partai Golkar mencoba memantapkan doktrin dan program perjuangannya

dalam sebuah kerangka yang mereka sebut sebagai “Paradigma Baru”.Berikut adalah

kerangka pandangan dan program seperti yang disebutkan dalam dokumen-dokumen

partai Golkar.

a). Asas

Golkar mempunyai 5 asas dalam berpartai politik yaitu :

1. Asas kepemimpinan Pancasila.

2. Asas demokrasi Pancasila.

3. Asas kesimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan

pribadi/kepemimpinan golongan.

4. Asas kekeluargaan dan gotong royong.

5. Asas tidak kenal menyerah dalam perjuangan.

4.2.1 Tujuan

Tujuan Partai Golkar pada dasarnya adalah sama dengan tujuan sejak

kelahirannya, yaitu : Mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila

dan UUD 1945.Mewujudkan cita-cita bangsa sebagai mana di maksud dalam UUD

1945.Menciptakan masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Mewujudkan Kedaulatan Rakyat dalam rangka mengembangkan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

kehidupan Demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi dan menghormati

kebenaran, keadilan, hukum dan hak asasi manusia.(Sumber:

www.golkar.co.id/tentang/sejarah)

4.2.2 Misi

Misi Partai Golkar adalah misi yang dikembangkan dalam perwujudan

fungsinya selalu politik, yaitu : Mempertegas komitmen untuk menyerap,

memadukan, mengartikulasikan, dan memperjuangkan aspirasi serta kepentingan

rakyat - khususnya kelompok masyarakat yang berada pada posisi marginal yang

selama ini kurang mendapat perhatian dan acap kali menjadi korban pembangunan,

sehingga menjadi kebijakaan politik yang bersifat publik.Melakukan rekruitment

kader yang berkualitas melalui sistem prestasi dan mendapat dukungan rakyat untuk

duduk dalam jabatan-jabatan politik di lembaga-lembaga

permusyawaratan/perwakilan dan permerintahan. Jabatan politik tersebut diabdikan

sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Meningkatkan proses

pendidikan dan komunikasi politik yang dialogos dan partisipatif, yaitu membuka diri

terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

4.2.3Visi

Golkar adalah Partai Terbuka (Inklusif) bagi segenap golongan dan lapisan

masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama, suku, bahasa, dan status sosial

ekonomi. Keterbukaan Golkar diwujudkan secara sejati, baik dalam penerimaan

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

anggota maupun dalam rekruitmen kader untuk kepengurusan dan penempatan pada

posisi politik.Keterbukaan Golkar merupakan manifestasi dari wawasan kebangsaan

yang dijunjungnya, yaitu suatu wawasan yang menolak segala bentuk primordialisme

dan sektarianisme, baik nyata maupun terselubung.Golkar mengembangkan wawasan

kemajemukan yang inklusif dalam pengertian keterbukaan dan kemajemukan yang

mendorong dinamika dan persaingan yang sehat serta berorientasi pada kemajuan

sehingga dengan visi ini Golkar senantiasa siap bersaing secara sehat.

Golkar adalah Partai Mandiri yang merupakan organisasi kekuatan sosial

politik yang yang mampu mengambil setiap keputusan politik dan kebijakan

organisasi tanpa campur tangan atau intervensi dari siapapun dan pihak

manapun.Partai Golkar adalah partai yang independen, baik secara struktural maupun

kultural. Secara struktural Partai Golkar tidak lagi mengenal lembaga Dewan

Pembina, Dewan Pertimbangan, sistem tiga Jalur dan tidak lagi mengandalkan pada

kekuatan-kekuatan yang ada diluar dirinya seperti paradigma lama. Demikin juga

halnya musyawarah-musyawarah Partai Golkar, baik di tingakt pusat maupun daerah,

keputusan-keputusan ini yang diambil pasti dan selalu bersifat yang mencerminkan

secarah penuh kedaulatan di tangan anggota.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Golkar adalah Partai Demokratis Sebagai partai yang demokratis Golkar

senantiasa baik secara internal maupun eksternal betul-betul menjadi pelopor

tegaknya kehidupan politik yang demokratis dan terbuka. Komitmen pada demokrasi

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

ini merupakan manifestasi dari hadirnya kesadaran bahwa dalam masyarakat yang

semakin demokratis dan terbuka, maka Partai Golkar akan survive bilamana ia juga

demokratis dan terbuka. Dengan kata lain, Partai Golkar hanya akan tetap berjaya,

jika di dalam tubuh organisasinya sendiri tegak kehidupan yang demokratis.

Golkar adalah Partai Moderat Sebagai partai yang Moderat Golkar senantiasa

mengutamakan posisi tengah ( moderat ) dan tidak berorientasi ke kiri atau ke kanan

secara ekstrem. Dengan demikian Golkar Baru mengembangkan sikap non-sektarian,

bahkan dapat dikatan anti sektarian.Visi politik moderat adalah visi yang dianggap

paling tepat dengan menyadari kenyataan sosiologis dan politis dari masyarakat

Indonesia yang sangat majemuk.

Golkar adalah Partai yang Solid Sebagai partai yang solid Golkar secara utuh

dan kukuh senantiasa berupaya mendayagunakan segenap potensi yang dimilikinya

secara sinergis.Dengan visi ini, Golkar melakukan konsolidasi organisasi baik secara

vertikal maupun horizontal dengna mengembangkan manajemen organisasi yang

modern dan canggih.Hubungan dengan Orsosmasinal dan Orsinalmas dikembangkan

dengan pendekatan Fungsional yang saling menguntungkan dalam hubungan

kemitraan setara.

Golkar adalah Partai yang Mengakar Sebagai partai yang mengakar Golkar

senantiasa mengupayakan agar para anggota dan kadernya tumbuh dan berkembang

dari bawah berdasarkan azas prestasi, bukan berdasarkan atas kolusi dan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

nepotisme.Sebagai Partai yang didirikan oleh kelompok-kelompok riil dalam

masyarakat Golkar tumbuh dan berkembang dari rakyat dan didukung oleh rakyat.

Golkar adalah Partai yang responsif Sebagai partai yang responsif Golkar

senantiasa peka dan tanggap terhadap aspirasi dan kepentingan rakyat, serta konsisten

untuk memperjuangkan menjadi keputusan politik yang bersifat publik dan

menguntungkan seluruh rakyat tanpa membedakan latar belakang suku, etnis, agam ,

bahasa, aliran dan kebudayaan.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

Berdasarkan ketujuh Visi baru Partai Golkar tersebut, maka sejatinya

kekuasaan itu pada dasarnya bersumber dari kita dan kita bukan perpanjangan tanpa

kekuasaan. Dengan visi yang demikian maka Golkar Baru menolak apa yang

dituduhkan beberapa kalanagan yang menggangap Golkar sebagai hanya mesin

pengumpul suara dari pemerintah ( the ruler's party) seperti dalam paradigma lama.

Partai Golkar adalah Golkar Baru yang terus mereformasi dirinya untuk menuju the

rulling party atau partai yang darinya kekuasaan bersumber. Pola hubungan antara

partai Golkar dan pemerintah dapat dikembangkan atas dasar hubungan fungsional

antara infra dan supra struktur politik yang mempunyai keterkaitan erat.Rumusan

hubungan tersebut secara sederhana dapat dikatakan hubungan yang bersifat

konstruktif korektif atau korektif konstruktif.Dengan gambaran Visi baru partai

Golkar tersebut diharapkan setiap anggota dan kader yakin bahwa Partai Golkar

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

adalah partai yang besar, partai yang kuat dan partai yang selalu berakar di hatinya

rakyat Indonesia.

( Sumber: www.golkar.co.id/tentang/sejarah )

4.2.4 DPD II Partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Partai Golkar adalah partai yang memiliki basis massa terbesar di Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara khususnya Kota Boroko. Tradisi Golkar sudah mengakar

dalam diri Masyarakat Bolaang Mongondow, sehingga tidak mengherankan jika

Partai Golkar selalu keluar sebagai partai pemenang pemilu di Bolmut. Ketika

diwawancara bertempat di kantornya DPD II Golkar Bolmut BapakPatris

Babaymengatakan :

“Golkar adalah partai besar dan mendarah daging di Bolmut partai ini selalu

menjadi pemenang pemilu, walaupun tidak bisa dipungkiri jumlah suara

mengalami penurunan.”

( Wawancara, 19-11-2012 )

TABEL 2. PENGURUS GOLKAR KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW UTARA 2009-2014

NAMA JABATAN

Drs. Ruslan Gonimbala KETUA

Saiful Ambarak WAKIL KETUA

Patris Babai WAKIL KETUA

Mardan Walangdy WAKIL KETUA

Hi. Ridwan Ibrahim, S.Mh SEKRETARIS

Syahir Hasan WAKIL SEKRETARIS

Elly Ch. Sahabati BENDAHARA

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Dahlan lasena WAKIL BENDAHARA

Kismat Ismail KETUA PP

Amir Alamri KETUA OKK

Arfa Buhang KETUA HUMAS

Fauzi Alamri KETUA CENDIKIAWAN

Rusmin Nur Mokodompis KETUA PANGMAS

Elfrat Datunsolang KETUA PEMUDA

Alfian Z Pontoh KETUA HUKUM

Salma Razak KETUA WANITA

- KETUA KOPERASI

- KETUA ROHANI

Sumber: DPD II Partai Golkar Bolmut

Pada pemilu legislatif tahun 2009 Partai mengirim calegnya untuk bertarung

merebut kursi di Parlemen sesuai denga dapilnya masing-masing, dan akhirnya

terpilih 6 orang yang duduk di DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Nama-

nama anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dari fraksi Golkar

adalah sebagai berikut:

1. Karel Bangko SH

2. Suriansyah Korompot

3. Amir Alamli

4. Elly Ch. Sahabati

5. Saiful Ambarak

6. Alfian Z. Pontoh.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

4.3 REKRUTMEN CALON ANGGOTA DPRD KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW UTARA OLEH DPD II PARTAI GOLKAR

4.3.1Ketentuan Umuam, Mekanisme Dan Pola Rekreutmen Calon Anggota

DPRD

Rekrutmen calon anggota legislatif (Caleg) pada pemilu di Bolaang

Mongondow Utara yang di jalankan Partai Golongan Karya (GOLKAR) mengacu

kepada hasil Rapat Pimpinan Nasional II Golkar yang diselenggarakan di Bali pada

tahun 2006 yang lalu, tepatnya di atur oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan

Karya Nomor : Kep-142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Pedoman Penyusunan

Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah ( DPRD ) Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )

Kabupaten/Kota Partai Golongan Karya. Keputusan ini menjadi suatu acuan yang

harus dijalankan oleh dewan pimpinan partai yang terkait.

Secara umum partai Golkar tidak membuka pendaftaran secaralangsung.

Rekrutmen yang dilakukan hanya tebatas untuk anggota internal partai saja.Pada

kesempatan yang sama bertempat di kantor DPD II Golkar Bolmut salah satu anggota

Golkar KG yang tidak menyebutkan namanya mengatakan ketika diwawancara

mengatakan:

“Menurut KGhal ini bukan karena Golkar merasa di atas anggin, tetapi

ternyata setelah terjadi berbagai macam kasus, Golkar masi diminati oleh

masyarakat, banyak berbagai macam elemen masyarakat yang masuk partai

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Golkar. Otomatis setelah masuk partai Golkar mereka menjadi kader Golkar.”

( Wawancara, 19-11-2012 )

Apa yang disampaikan tadi merupakan suatu argumentasi bahwa partai

Golkar sudah dan masih memiliki kader yang banyak, jadi tidak perlu membuka

pedaftaran terbuka untuk umum.

Golkar memang memiliki energi untuk merekrut caleg hanya dari kalangan

internal partai, karena Golkar memiliki kader yang banyak. Kader partai Golkar

sendiri juga sudah sangat memadai untuk dicalonkan menjadi anggota legislatif. Hal

ini didukung oleh organisasi-organisasi “anak” partai Golkar.Golkar punya organisasi

pendiri dan didirikan. Organisasi pendiri misalnya Sentra Organisasi Swadiri

Karyawan Indonsia (SOKSI), Koperasi Serba Guna Gotong Royong (KOSGORO)

dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR). Organisasi yang didirikan

misalnya Angkatan Muda Pemuda Indonesia (AMPI), Majelis Dakwah Indonesia

(MDI), Himpunan Wanita Karya (HWK), dan Satuan Karya (Satkar) Ulama. Ada

juga organisasi sayap seperti Angkatan Muda Pemuda Golkar (AMPG) dan

Kelompok Perempuan Partai Golkar (KPPG). Setelah itu Golkar juga punya badan

dan lembaga seperti Bakumham, Balitbang, Lembaga Pengkajian Seni Dan Budaya

dan kurang lebih tujuh lembaga lainnya yang ada di Partai Golkar.

Berdasarkan Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya

(GOLKAR) Nomor : Kep-142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Pedoman

Penyusunan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Perwakilan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Rakyat Daerah ( DPRD ) Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )

Kabupaten/Kota, sumber bakal calon anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD

Kabupaten /Kotaadalah kader-kader partai Golkar yang selama ini aktif dalam :

1. Kepengurusan partai Golkar.

2. Anggota fraksi partai Golkar DPR/MPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota.

3. Pengurus ormas pendiri dan didirikan partai Golkar.

4. Organisasi Sayap.

5. Pengurus badan dan lembaga yang dibentuk partai Golkar.

5 Anggota kelompok kerja/tim kerja partai Golkar.

6 Daftar calon tetap (DCT) anggota legislatif pada pemilu yang lalu.

7 Kader partai yang telah memenuhi persyaratan, dan

8 Anggota atau simpatisan partai Golkar berdasarkan persetujuan DPP partai

Golkar.

Setiap orang yang menjadi anggota kader dari partai Golkar tidak serta merta

bisa dicalonkan oleh partai. Ada beberpa persyaratan yang harus dipenuhi supaya bisa

maju menjadi bakal calon. Hal itu dijelaskan oleh Bapak Karel Bangko ketika

wawancara bertempat di kantornya DPD II Golkar Bolmut mengatakan:

“Mereka ( para anggota yang duduk dikepengurusan partai, organisasi sayap,

organisasi pendiri dan yang didirikan Golkar) wajib mengikuti pendidikan dan

latihan (diklata) kader yang diselenggarakan oleh partai Golkar. Diklat kader

ini merupakan syarat dasarbagi mereka yang ingin menjadi bakal calon

anggota legislatif (bacaleg) dari Golkar. Setelah itu mereka yang sudah

mengikuti diklat kader dan ingin menjadi bacaleg harus mengikuti orientai

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

fungsionaris yang diselenggarakan oleh partai Golkar. Orientasi inilah yang

menjadi semacam “tiket” bagi mereka yang ingin menjadi caleg dari partai

Golkar”. ( Wawancara, 20-11-2012 )

Dari sembilan sumber rekutmen calon anggota legislatif yang dikemukakan

sebelumnaya,kita lihat bahwa partai Golkar tidak menutup kemungkinan untuk

meminang figur diluar dari partai Golkar untuk dicalonkan menjadi bakal caleg, asal

ada prsetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Mengenai hal ini KG yang tidak

menyebutkan namanya mengatakan :

“Figur-figur khusus yang dicari harus memberikan nilai tambah bagi partai

Golkar. Entah itu potensi untuk mendulang suara, berupa bantuan logistik

bagi parpol maupun ide/pikiran bagi kemajuan partai”. ( Wawancara, 20-11-

2012 )

Rekrutmen dari diluar unsur partai Golkar diatur dalam keputusan Rapimnas

II. Disana disebukan bahwa perlu juga cara memperluas dukungan partai dalam

masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas peran para anggota parlemen dengan

cara menerapkan kebijakan khusus dalam proses rekrutmen dengan menyediakan

10% calon yang diseleksi dari tokoh-tokoh masyarakat simpatisan partai Golkar

seperti pensiunan TNI/POLRI, pensiunan birokrat, para pelaku bisnis ataupun para

artis dll.

Wewenang Penetapan Bacaleg

Wewenang untuk menetapkan calon anggota DPRD Partai Golkar di Bolaang

Mongondow Utara berada pada Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar. Dengan

memperhatikan secara sungguh-sungguh rekomendasi dari pengurus wilayah

kecamatan Partai Golkar dari daerah pemilihan calon yang bersangkutan seta evaluasi

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

hasil kinerja calon yang bersangkutan dari salah satu atau lebih oleh DPD II partai

Golkar kabupaten/Kota.

Menurut pengakuan RGyang tidak menyebutkan namanya sebagai pengurus

kecamatan Golkar Bolmut ketika diwawancara bertempat di rumahnya mengatakan :

“Proses penyiapan calon anggota dewan didaerah dilakukan oleh ketua,

sekertaris, Korbid OKK, koordinator Bidang PP, koordinator wilayah terkait,

dan DPD Partai Golkar yang bersangkutan. Pengambilan keputusan mengenai

calon anggota DPRD Kabupaten/kota dilakukan dalam rapat pleno Dewan

Pimpinan Daerah Partai Golkar yang khusus diadakan untuk itu”. (

Wawancara, 21-12-2012 )

Proses rekrutmen caleg Partai Golkar sudah dimulai sejak dikeluarkanya

Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya ( GOLKAR ) Nomor :

Kep-142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Pedoman Penyusunan Calon Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD )

Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kabupaten/Kota dan

Peraturan Organisasi Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Nomor : P0-

11/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Penugasan Fungsionaris Partai Golkar. Aturan

yang pertama menjadi petunjuk bagi proses rekrutmen caleg partai Golkar dan aturan

yang kedua menjadi petunjuk bagi pelaksanaan penugasan fungsionaris partai yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari proses rekrutmen caleg.

Peran Dan Fungsi Penugasan Fungsionaris

Penugasan fungsionaris merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

rekrutmen bakal calon. Ketika ditemui untuk wawancara bertempat di kantornya

DPD II Golkar Bolmut Bapak Syahrir Hasan mengatakan :

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

“Penugasan ini merupakan langkah awal dari proses mepersiapan bakal calon

anggota legislatif setelah dikeluarkannya Keputusan Rapat Pimpinan Nasional

II tentang Pedoman Penyusunan Calon Anggota Legislatif yang juga

bertujuan untuk mendayagunakan kader secara optimal guna membatu secara

aktif partai dalam menggerakan segenap potensi organisasi dan peluang yang

ada, guna meningkatkan peran dan aktivitas dalam mewujudkan tujuan

organisasi”. ( Wawancara, 22-11-2012 )

Dikarenakan rekrutmen caleg dari partai Golkar ditujukan khusus bagi

internal partai saja maka penugasan fungsionaris menjadi penting nilainya karena

dijadikan sebagai tolak ukur kinerja serta kontribusi seorang kader terhadap partai.

Adapun secara umum tugas fungsionaris partai Golkar adalah mendorong

terlaksananya keputusan Musyawara Nasional VII Partai Golkar Tahun 2004,

Keputusan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar dan keputusan serta kebijakan

partai lainnya di wilayah penugasan masing-masing. Penugasan ini merupakan

langkah awal untuk memperkenalkan kader yang nantinya akan mencalonkan diri

sebagai calon anggota legislatif kepada daerah. Penugasan fungsionaris ini

merupakan konsolidasi organisasi, dimana para fungsionaris yang ditugaskan

melakukan pembinaan di daerah pemilihan sekaligus agar dirinnya dikenal oleh

daerah.

Peran DPD Partai Golkar Pada Seleksi Dan Orientasi Fungsionaris

Penentuan kader untuk menjadi fungsionaris partai sesuai dengan jenisnya

dilakukan Dewan Pimpinan Partai sesuai dengan tingkatannya.Ketika wawancra

bertempat di kantornya DPD II Golkar BolmutKetua DPD menguraikan hal itu.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

“Bapak Karel Bangko mengatakan bahwa fungsionaris partai tingkat pusat

yang ditugaskan diwilayah provinsi ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat

(DPP) Partai Golkar, fugsionaris partai tingkat provinsi yang ditugaskan di

wilayah Kabupaten/Kota ditetapkan oleh DPD partai Golkar Provinsi, dan

fungsionaris tingkat Kabupaten/Kota yang ditugaskan di wilayah Kecamatan

ditetapkan oleh DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota”. ( Wawancara, 22-11-

2012 )

Setelah selesainya penugasan fungsionaris, maka proses untuk

mempersiapkan dan menyusun nama-nama untuk di calonkan menjadi calon anggota

DPRD Kabupaten/Kota bisa dimulai. Sebelumnya diadakan dahulu orientasi

fungsinaris, dimana orientasi fungsionaris ini diikuti oleh para fungsionaris Partai

Golkar yang ingin mendapatkan “tiket” mejadi bakal calon atau calon anggota

legislatif dari partai Golkar. Orintasi ini siftanya wajib diikuti oleh mereka yang ingin

menjadi caleg dari partai Golkar. Walaupun, misalnya ia yang saat ini duduk sebagai

anggota dewan yang sudah pasti ia pernah mengikuti orientasi fungsonaris pada

pemilihan-pemilihan sebelumnya juga harus mengikuti orientasi fungsionaris pada

periode saat ini karena materi yang diberikan pada saat orintasi fungsionaris periode

yang lalu bisa diperbahrui dan mungkin terdapat materi-materi baru yang belum

didapatkan pada orientasi fungsionaris periode yang lalu.

Setelah orientasi fungsionaris, tahap selanjutnya adalah inventarisir nama-

nama para fungsionaris yang mendapatkan tugas di dapil wilayah kecamatan yang

akan dijadikan bakal caleg oleh DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota kepada pengurus

wilayah kecamatan. Setelah itu, pengurus wilayah kecamatan partai Golkar

melakukan penilaian terhadap kinerja nama-nama yang dikirimkan tersebut. Setelah

melakukan penilaian, pengurus wilayah kecamatan partai Golkardalam tiap-tiap dapil

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

menyusun daftar bakal calon anggota DPRD daerah secara alfabetis sebanyak-

banyaknya tiga kali (3X) jatah kursi. Dalam penyusunan ini, bisa saja ada beberapa

nama yang sebelmnya dikirimkan DPD Kupaten/Kota tidak dicantumkan dan bisa

saja pengurus wilayah kecamatan Partai Golkar menambahkan sendiri (maksimal dua

orang) apabila diperlukan.

Setelah nama-nama usulan bakal calon anggota legislatif dikembalikan oleh

pengurus wilayah kecamatan kepada DPD Kabupaten/Kota partai Golkar, tahap

selanjutnya adalah proses seleksi sesuai aturan pembobotan yang telah ditetapkan.

Dalam seleksi inipun harus diperhatikan benar-benar hasilpenilaian yang dilakukan

oleh pengurus wilayah kecamatan partai Golkar. Setelah seleksi, tahap selanjutnya

dalah menyusun Daftar Calon Sementara (DCS) yang akan dikirimkan ke KPUD

Kabupaten.

Pada kesempatan yang sama pula bertempat di kantornya DPD II Golkar

Bolmut,Wakil Sekertaris DPD II Golkar Bolmut Bapak Syahrir Hasan mengatakan :

“Proses seleksi yang dimaksud di atas dilakukan oleh sebuah tim khusus. Di

DPD Kabupaten/Kota partai Golkar terdapat tim khusus yang menangani

masalah rekrutmen calon anggota DPRD Kabupaten/Kota, namanya “tim

tujuh”.”

( Wawancara, 22-11-2012 )

Secara umum tim tujuh ini tugasnya adalah untuk menginventarisir dan menyusun

nama-nama bakal calon yang akan diajukan menjadi calon anggota legislatif DPRD

kabupaten/kota. Tim 7 (tujuh) ini terdiri atas unsur :

1. Ketua umum DPD Kabupaten/Kota Partai Golkar (yang secara otomatis

menjadi ketua tim);

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

2. Empat wakil ketua DPD Kabupaten/Kota Partai Golkar;

3. Sekertaris DPD Kabupaten/Kota partai Golkar; dan

4. Dua orang wakil sekertaris DPD Kabupaten kota Partai Golkar.

Tata Cara Penetapan Calon Definitif

Adapun tata cara pemilihan calon anggota DPRD Kabupaten/Kota yang

tercantum dalam Rapat Keputusa Rapimnas II Golkar adalah sebagai berikut :

1. DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota mengirimkan kepada pengurus

wilayah kecamatanpartai Golkar nama-nama para fungsionaris

Kabupaten/Kota yang mendapat tugas melakukan pembinaan dan

penggalangan di daerah pemilihan (dapil).

2. Apabila diperlukan pengurus wilayah kecamatan partai Golkar dapat

menambahkan sebanyak-banyaknya 2 (dua) nama baru untuk menjadi

fungsionaris Kabupaten/kota, diluar nama-nama yang dikirim DPD

Kabupaten/Kota partai Golkar.

3. Pengurus wilayah kecamatan dalam satu daerah pemilihan melakukan

kinerja para fungsionaris Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugas

pembinaan dan penggalangan wilayahnya.

4. Dengan memperhatikan hasil evaluasi kinerja para fungsionaris

Kabupaten/Kota dan usulan saran pengurus wilayah kecamatan yang

menjadi daerah penugasan fungsionaris. Pengurus wilayah kecamatan

dalam satu daerah pemilihan menyusun daftar bakal calon anggota DPRD

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Kabupaten/Kota secara alfabetis, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali, dan

dikirimkan kepada DPD Kabupaten/Kota Partai Golkar.

5. DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota ( Ketua DPD, Sekertaris, Korbid

OKK, Korbid PP, Korda terkait) melakukan verivikasi terhadap nama-

nama bakal calon, yang dikirimkan pengurus wilayah kecamatan partai

Golkar dalam satu daerah pemilihan, dengan memperhatikan secara

sungguh-sungguh hasil penilaian terhadap masing-masing calon sesuai

aturan pembobotan yang telah ditetapkan guna menyusun Daftar Calon

Sementara (DCS) .

6. DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota berwewenang menganti nama dalam

daftar calon kelipatan 3 (tiga) dengan nama lain yang diambil dari daftar

penugasan fungsionaris Kabupaten/Kota.

7. DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota menetapkan calon definitif sesuai

ketentuan undang-undang dalam rapat pleno DPD Partai Golkar

Kabupaten/Kota.

8. DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota mengorganisi penyeleksian

administrasi pencalonan sesuai ketentuan undang-undang.

9. DPD Partai Golkar Kabupaten /Kota mengirimkan daftar calon definitif ke

KPUD Kabupaten.

Dalam menyusun daftar caleg DPRD Kabupaten/Kota, ada beberapa aspek yang

harus diperhatikan oleh DPD Kabupaten/Kota, yaitu :

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Aspek Pengabdian

Aspek penilaian ini meliputi pengalaman pengabdian para calon sebagai

pengurus partai, anggota fraksi, pengurus organisasi sayap, pengurus badan dan

lembaga, pengurus ormas yang mendirikan dan didirikan anggota kelompok

kerja, kepanitiaan dalam partai, dan lain-lain.

Aspek Penugasan Fungsionaris

Aspek-aspek yang disoroti dalam penugasan fungsionaris adalah kemampuan

membina komunikasi dengan basis partai di daerah, kemampun memfasilitasi

dan mendinaminasi kegiatan partai di daerah penugasan, dan kemampuan

memperluas dukungan partai di daerah penugasan.

Aspek Prestasi, Pengalaman, dan Pengaruh

Aspek penilaian ini dapat disoroti dari tiga indikator utama, yaitu:

1. Prestasi dalam menjalankan penugasan khusus yang diberikan oleh partai;

2. Nilai ketokohan, dukungan dan pengaruh para calon dalam masyrakat.

Dan

3. Keaktifan membina basis partai.

Aspek Pendidikan Formal

Mengenai aspek pendidkan formal partai Golkar menyesuaikan

dengan UU No. 10 Tahun 2008. Tetapi guna meningkatkan kualitas calon maka

Golkar menetapkan standar yang lebih, yaitu untuk DPR RI minimum S1 atau

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

sederajat, DPRD Provinsi minimum sarjana muda atau D3 atau sederajat dan

DPRD Kabupaten minimum SMA sederajat.

Aspek Kesinambuangan Dan Regenerasi

Dalam aspek ini partai Golkar mengusahakan proporsi perbandingan calon

lama dan calon baru sebanyak 40% : 60%.

Aspek Usia

Dalam aspek ini partai Golkarmenargetkan proporsi calon berdasarkan

kelompok usia, yaitu Kurang lebih 40 tahun sebanyak 25%, 41-60 tahun sebanyak

65%&61 tahun ke atas sebanyak 10%.

Aspek Kesetaraan Gender

Dalam aspek ini partai Golkar mentargetkan komposisi perempuan dalam

daftar caleg sebanyak 30% dengan kualifikasi yang memadai.

Penetapan Daftar Calon Tetap (DCT)

Setelah melalui tahap-tahap tersebut di atas, DPD Partai Golkar Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara menetapkan daftar calon anggota DPRD yang ditetapkan

oleh KPUD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebagai Daftar Calon Tetap

(DCT).

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Apabila melihat dari acuan rekrutmen caleg (hasil Rapimnas II) dari Partai

Golkar maka tampak bahwa peran pimpinan partai sangat besar. Pimpinan partai

bersama tim yang dibentuknya (tim tujuh) memiliki kewenangan yang sangat besar

dalam menentukan bakal calon yang terpilih. Hal ini didukung oleh acuan pemberian

skor yang begitu terperinci sehingga pemberian skor sangat leluasa untuk ditafsirkan

oleh pimpinan partai.

Mengenai hal ini mantan anggota partai Golkar KG yang tidak menyebutkan

namanya ketika ditemui untuk wawancara bertempat dikantornya KNPI Bolmut

membenarkan bahwa untuk urusan seleksi, tertutup hanya untuk tim tujuh saja.

Menurutnya:

“ Hal ini disebabkan pimpinan partailah yang lebih mengetahui kualitas

bacaleg yang ada. Walaupun demikian, kenyataan ini memberikan peluang

bagi rekrutmen calon yang dimuati unsur subyektifitas pimpinan partai”.

(Wawancara, 22-11-2012)

4.3.7 Kriteria-Kriteria Yang Ditetapkan Partai Golkar

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para informan dari DPD II

Partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, terungkap kriteria yang paling

sering disebut untuk menjadi calon anggta DPRD Kabupaten/Kota adalah aspek

prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela (PD2LT). Aspek inilah yang

menurt mereka harus dimiliki oleh semua calon anggota legislatif dari Partai Golkar.

Partai Golkar mempunyai ketetapan mengenai kriteria-kriteria dan syarat-

syarat yang harus dipenuhi oleh mereka yang ingin mencalonkan diri sebagai calon

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

anggota legislatif dari Golkar. Kriteria atau syarat yang pertama adalah sebagaiman

yang tercantum dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2008 dan kriteria yang kedua

adalah kriteria khusus yang ditetapkan dan dibuat oleh Partai Golkar guna menjadi

bahan seleksi mendapatkan calon pimpinan yang berkualitas. Adapun syarat khusus

yang ditetapkan oleh partai Golkar adalah sebagaiman yang tercantum dalam

Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (GOLKAR) Nomor : Kep-

142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Pedoman Penyusunan Calon Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Provinsi,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Kabupaten/Kota, yaitu :

1. Telah menjadi anggota partai Golkar yang dibuktikan dengan Nomor

Pokok Anggota Golkar (NPAG) dan Kartu Anggota Partai Golkar.

2. Telah aktif berjuang dalam jajaran partai Golkar sekurang-kurangnya

10 (sepuluh) tahun bagi anggota DPR-RI dan 5 (lima) tahun bagi

anggota DPRD secara terus menerus terhitung sampai dengan

pelantikan.

3. Telah mengikuti pelatihan dan pendidikan kader yang

diselenggarakan Partai Golkar.

4. Telah melaksanakan penugasan fungsionaris didaerah dengan baik.

5. Mempunyai prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercelah

(PD2LT).

6. Mempunyai dukungan, pengaruh yang luas di daerah.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

7. Memenuhi ketentuan tingkat pendidkan minimal yang ditetapkan

partai.

Mengacu kepada ketentuan tersebut , ketika wawancara bertempat di

kantornya DPD II Bolmut Bapak Amir Alamri mengungkapkan bahwa :

“Setiap kader yang ingin mencalonkan diri sebagai bacaleg dari partai Golkar

harus memiliki “tiket” pencalonan dengan mengikuti orintasi fungsionaris “. (

Wawancara, 26-11-2012 )

Orientasi fugsionaris ini harus diikuti oleh mereka yang ingin menjadi bakal

calon anggota legislatif, tetapi tidak semua kader yang telah mengikuti orientasi

fungsionaris akan menjadi calon anggota legislatif, karena dari sekian banyak yang

ikut, akan diciutkan kembali menjadi sejumlah tiga kali (3X) jatah kursi oleh DPD II

Partai Golkar Kabupaten/Kota.

Pada kesempatan yang sama bertempat di rumahnya ketika di wawancara QG

yang tidak menyebutkan namanya mengaku :

“Pengecualian keharusan mengikuti orintasi fungsionaris berlaku pada kader

fungsional,apabilah ada seorang atau lebih dari orang-orang yang dipilih oleh

DPD Kabupaten /Kota partai Golkar sebagai bacaleg DPRD Kabupaten/Kota

mengundurkan atau menyatakan ketidaksiapannya, maka DPD akan

menggantikannya dengan kader fungsional. Kader fungsional ini bisa berasal

dari kalangan pengusaha, akademisi, tokoh masyarakat dsb. Mereka tidak

mesti mengikuti orientasi fungsionaris karena sifatnya kondisional atau

keadaan mendesak.” ( Wawancara, 26-11-2012 )

Segalah kriteria dan syarat yang ditetapkan partai Golkar terhadap para bakal

calon legislatif tidak lain adalah untuk menghasilkan pemimpin (anggota dewan)

yang amanah dan mampu menjalankan segalah tugas sebagai legislator, yaitu untuk

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintah, fungsi legislasi, dan fungi

budgeting.

“Hal ini di amini oleh Ibu Salma Rajak yang juga mengharapkan apa yang

dibuat oleh Partai Golkar bisa bermanfaat bagi negara dan partai Golkar itu

sendiri“.(Wawancara, 26-11-2012)

Dalam rangka memperoleh calon anggota legislatif yang nantinya mampu

menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kriteria umum dan khusus yang di

tetapkan oleh partai Golkar, maka partai Golkar menetapkan bebrapa aspek penilaian

dalam hal penyeleksian bacaleg yang digunakan untuk proses skoring yang akan

dilakukan oleh tim tujuh. Aspek tersebut yang seperti tercantum dalam Keputusan

DPP Partai Golkar Tahun 2007 tentang pedoman penyusunan calon anggota DPR-RI,

DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Partai Golkar, terdiri dari :

1. Aspek Pengabdian (bobot 35 %)

Aspek ini meliputi pengabdian bakal caleg di kepengurusan DPD

Kabupaten/Kota (30%), kepengurusan ormas pendiri dan didirikan (bobot 20

%), kepengurusan organisasi sayap (bobot 20%), pengurus badan dan

lembaga (bobot 15%) kelompok kerja (bobot 10%), kader (5%).

2. Aspek Prestasi, Pengalaman, dan Pengaruh (bobot 30 %)

Aspek ini di ukur menggunakan 3 (tiga) indikator utama yaitu prestasi selam

menjalankan penugasan partai (bobot 40%), ketokohan dan pengaruh dalam

masyarakat (bobot 30%), keaktifan membina basis partai (bobot 30 %).

3. Aspek Penugasan Fungsionaris (bobot 25%)

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Aspek ini diukur dari prestasi/keberhasilan bacaleg selama melaksanakan

penugasan fungsionaris keberhasilan ini diukur dari 3 (tiga) indikator yaitu

kemampuan membina komunikasi dengan basis partai di daerah penugasan

(bobo30%), kemampuan memfasilitasi dan mendinamisasi kegiatan partai di

daerah penugasan (bobot 35%)

4. Aspek Pendidikan (bobot 10%)

Aspek ini dilihat dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang

pernah dijalani calon S2/S3 memiliki bobot 40%, S1 35% sedangkan SMA

atau sederajat 25 %.

Dari berbagai aspek penilaian tersebut tampaknya aspek pengabdian memiliki

sumbangsi yang paling signifikan dalam proses seleksi. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah partai memunculkan nama-nama yang “ujung-ujung” menjadi kader tanpa

adanya proses kaderisasi dipartai.

Sumbangsih seorang bacaleg juga prestasinya dalam partai Golkar memegang

peran kunci untuk meloloskannya menjadi salah satu calon anggota legislatif. Oleh

karena itu, maka aspek pengabdian, aspek prestasi, pengalaman, pengaru dan aspek

penugasan fungsionaris memiliki bobot yang tinggi dalam skoring.

Dalam ketentuan pembobotan dari partai partai Golkar, Ketika ditemui untuk

wawancara bertempat di kediamannya Bolmut AM yang tidak menyebutkan

namanya juga sebagaimantan pengurus Golkar Bolmut megungkapkan :

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

“ Yang menarik adalah aspek pendidikan yang hanya memiliki bobot 10%,

yaitu bobot terkecil dalam penilaian”.( Wawancara, 27-12-2012 )

Sekilas tampak bahwa aspek pendidikan kurang menjadi aspek pertimbangan

dalam penentuan rekrutmen caleg dari Partai Golkar, tetapi apabila kita melihat

Daftar Calon Tetap (DCT) calon anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara dari Partai Golkar, kita bisa cukup merasa legah karena prosentase caleg yang

berpendidikan S1 dan D3 jumlahnya cukup signifikan, yaitu 50 % untuk S1 dan 13,9

% untuk D3 angka ini cukup memberikan harapan peluang terpilihnya caleg yang

berkualitas.

TABEL III

TINGKAT PENDIDIKAN CALEG DPRD KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW UTARA PARTAI GOLKAR

NO TINGKAT

PENDIDIKAN

JUMLAH

DALAM

DCT

PROSENTASE

1 S3 - -

2 S2 - -

3 S1 10 50 %

4 D3 3 13%

5 D2 2 12 %

6 SMA Sederajat 5 25 %

Diolah Dari DPD II Partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Dalam Keputusan DPP Partai Golkar Tahun 2007 tentang Pedoman

Penyusunan Calon Anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota

Partai Golkar, walaupun tidak disebutkan secara tegas standar minimal untuk DPRD

Kabupaten/Kota adalah sarjana muda atau D3/sederajat. Ketentuan ini sekali lagi,

walau dinyatakan dengan tidak tegas merupakan upaya yang sangat bagus untuk

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

meningkatkan kualitas calon anggota legislatif dari partai Golkar. Tetapi tampaknya

amanat itu belum terpenuhi sepenuhnya oleh DPD Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara. Karena dari 20 orang caleg DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dari

partai Golkar, terdapat 7 orang yang bertingkat pendidkan di bawah D3/Sederajat.

4.3.8 Hambatan Atau Kendalah Yang Ditemui Dan Upaya Penyelesaiannya

Ketika diwawancara bertempat dikantornya mengenai masalah kendala yang

ditemui oleh Partai Golkar Ketua DPD mengungkapkan :

“Bahwa praktis tidak ada kesulitan yang berarti belum ditemui DPD II Partai

Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dalam proses rekrutmen calon

anggota DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Ia hanya

menyebutkan bahwa yang mungkin menjadi kendalah adalah masalah

persyaratan administrasi bacaleg”. ( Wawancara, 29-11-2012 )

Hal ini terutama pada saat Partai Golkar akan mengganti bacaleg yang

mengundurkan diri setelah Daftar Calon Sementara (DCS). Kesulitan itu terdapat

pada waktu yang mepet yang dibutuhkan oleh calon pengganti. Oleh karena itu, partai

Golkar di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tidak mencari pengganti mereka

yang mengudurkan diri dari pencalonan, dengan alasan masalah waktu dalam

pemenuhan berkas-berkas persyaratan administrasi calon.

Kendala yang dihadapi oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara maupun caleg umumnya berkisar antara persyaratan administrasi

yang lumayan ribed untuk mengurusnya. Ketika diwawancara bertempat dirumahnya

oleh PB yang tidak mengatakan namanya menyebutkan bahwa :

“Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh calon legislatif lumayan

banyak dan lumayan rumit untuk mengurusnya”. ( Wawancara, 30-11-2012 )

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Di sisi lain, dengan banyaknya persyaratan administrasi yang harus dipenuhi

oleh mereka yang mendaftar juga membuat tim penyeleksi kerepotan, hal ini seperti

apa yang diungkapkan DY yang tidak mengatakan namanya dalam wawancara

dirumahnya menjelaskanbahwa :

“Tidak ada upaya partai untuk membatasi jumlah pendaftar supaya tidak

terlalu banyak. Ini membuat tim seleksi dibuat kerepotan, karena

bagaimanapun juga persyaratan administrasi yang sudah disampaikan oleh

mereka yang mendaftar harus diperiksa terlebih dahulu “. (Wawancara, 30-

11-2012)

Rekrutmen caleg di Partai Golkar, baik caleg DPR-RI, DPRD Provinsi,

maupun DPRD Kabupaten/Kota, di atur dalam suatu suatu mekanisme kerja yang

berasal dari pengurus pusat, yaitu dalam Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai

Golongan Karya ( GOLKAR ) Nomor : Kep-142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang

Pedoman Penyusunan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

( DPRD ) Kabupaten/Kota tetapi implementasinya diserahkan kepada panitia tim

penyeleksi.

Pada wawancara bertempat dirumahnya menurut FF anggota Golkar yang

tidak menyebutkan namanya mengatakan :

“Bahwa dalam Keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya

(GOLKAR) Nomor : Kep-142/DPP/GOLKAR/II/2007 Tentang Pedoman

Penyusunan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya dibuat

untuk menjadi kerangka acuan bagi terciptanya proses rekrutmen caleg yang

demokratis, tetapi memang prakteknya dikembalikan lagi kepada orang-orang

yang diberi amanah untuk mengimplementasikannya”. (Wawancara,

10-12-2012 )

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Dalam konteks yang dimaksud diatas adalah tim khusus “tim tujuh” yang terdiri atas

unsur :

1. Ketua umum DPD Kabupaten/Kota Partai Golkar (yang secara otomatis

menjadi ketua tim);

2. Empat wakil ketua DPD kabupaten/Kota Partai Golkar;

3. Sekertaris DPD Kabupaten/Kota partai Golkar; dan

4. Dua orang wakil sekertaris DPD Kabupaten kota Partai Golkar.

Masih pada kesempatan yang sama menurut FF anggota pengurus kecamatan

Golkar Bolmut yang tidak menyebutkan namanya ini mengatakan :

“Dirinya tidak bisa menafikan aspek subyektifitas seperti pertemanan dan

kedektan atau bahkan uang yang masi meliputi proses rekrutmen bacaleg dari

Partai Golkar karena menurutnya dinamika partai dimanapun hampir sama”. (

Wawancara, 10-12-2012 )

Hal yang dikemukakan oleh FF diperkuat juga oleh HI yang tidak mengatakan

namanya sebagai anggota Golkar Bolmut mengatakan bahwa :

“Dalam proses rekrutmen caleg pasti selalu terdapat tarik menarik

kepentingan. Nomor urut yang telah ditetapkan oleh sidang seleksi bakal caleg

bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari pimpinan pada suatu Dewan

Pimpinan Partai menurutnya demoratis tidaknya rekrutmen caleg tidak cukup

dengan acuan yang sudah secara gamblang dirumuskan dalam Keputusan

Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya Tentang Pedoman Penyusunan

Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi juga tergantung pada

pelaksanaanya terutama Pimpinan Partai Golkar. (Wawancara,5-12-2012

bertempat di rumahnya)

Selain masalah subyektifitas pimpinan partai seperti yang dikemukakan dari

hasil wawancara saya dengan beberapa responden dari DPD II Partai Golkar Di

Bolaang Mongondow Utara terdapat pula masalah yang berhubungan dengan aspek

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

kesetaraan gender, seperti halnya ketika wawancara bertempat diruangan komisi III

DPRD Bolmut ditanyakan kepada TY juga pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten

Bolaang Mongondow Utarayang tidak menyebutkan namanya mengatakan bahwa:

“Saat ini perempuan masi sulit bersaing dengan laki-laki. Keterwakilan

perempuan saat ini kita lihat masi kurang. Sehingga tidak heran apabila

Golkar belum mampu memenuhi 30% kuota perempuan untuk keterwakilan

anggota legislatif DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow utara”. (

Wawancara, 7-12-2012 )

Apabila kita melihat komposisi calon anggota DPRD Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara dari partai Golkar yang ada saat ini apa yang disampaikan oleh

TY terbukti. Rata-rat per daerah pemilihan (dapil) di Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara. Sedangkan apabilah kita melihat jumlah perempuan dalam DCT

KPUD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara jumblah perempuan dalam DCT

KPUD Bolmut adalah 23, 9%. Ada 4 orangcaleg perempuan dari 20 orang caleg. Hal

ini menunjukan bahwa amanat hasil Rapimnas II partai Golkar dan Undang-Undang

No 10 Tahun 2008 belum berhasil dipenuhi oleh DPD II Partai Golkar Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara.

Ketika diwawancara bertempat rumahnya DG yang tidak menyebutkan

namnya sebagai anggota Golkar Bolmut berpendapat bahwa:

“Tidakter penuhinya 30% perempuan adalah dikarenakan sejak awal partai

Golkar sudah menerapkan sistem suara terbanyak, sehingga banyak

fungsionaris perempuan Partai Golkar yang merasa tidak mampu bersaing

dengan laki-laki”. (Wawancara, 10-12-2012)

TABEL IV

RATA-RATA CALEG PEREMPUAN KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW UTARA PARTAI GOLKAR

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

N0

DAPIL

JUMLAH

CALEG

PEREMPUAN

(%)

1 BOLAANG

MONGONDOW

UTARA 1

22%

2 BOLAANG

MONGONDOW

UTARA 2

25%

3 BOLAANG

MONGONDOW

UTARA 3

25%

RATA-RATA PER DAPIL 25,9%

Sumber :KPU Bolmut

Menurut OG yang tidak menyebutkan namanya ketika wawancara bertempat

di Kantor DPD II Bolmut mengenaiupaya DPD Golkar yang coba dilakukan guna

meningkatkan partisipai politik kaum perempuan, mengatakan:

“Dengan memanfaatkan lembaga atau organisasi yang ada dalam Golkar

Himpunan Wanita Karya (HWK) dan Kelompok Perempuan Partai Golkar

(KPPG) di optimalkan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dan

mempersiapkan kader-kader yang sipa di calonkan menjadi anggota

legislatif”. ( Wawancara, 11-12-2012 )

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Sehubungan dengan rekrutmen caleg sebenarnya partai politik memperhatikan

dengan serius masalah pendidikan dan pelatihan. Pada wawancara bertempat di

rumahnya RG sebagai mantan anggota Golkar Bolmut juga sebagai aktivis

mahasiswa yang tidak menyebutkan namanya mengatakan:

“ Ada tiga bentuk perhatian yang bisa dilakukan oleh partai Golkar terkait

pelatihan, pendidikan serta pengaruh aspek subyektifitas pimpinan yang

dilakukan dalam rekrutmen caleg (1) partai politik harus berusah merekrut

orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan yang cukup untuk bisa

masuk menjadi anggota partai, atau partai politik harus bisa memotivasi para

kader yang ada untuk memperhatikan pendidikan formalnya, (2) partai politik

harus mampu menciptakn program-program partai yang bertujuan untuk

membangun kualitas kader lewat berbagai pendidkan dan pelatihan dan (3)

melibatkan masyarakat pada proses seleksi berupa dialog”.( Wawancara, 12-

12-2012 )

Apabila ketiga perhatian tersebut kalau dilaksanakan oleh partai politik tidak

menutup kemungkinan juga partai tidak akan sulit mempersiapkan kader-kader yang

unggul untuk dicalonkan dalam pemilu. Karena dengan pendidikan yang mapan

sesorang akan meperoleh modal lebih untuk mejadi pemimpin yang siap menjalankan

segalah peran dan fungsi legislatif dibandingkan dengan yang tidak.

4.4 PEMBAHASAN

4.4.1 Mekanisme Dan Pola Rekrutmen DPD Partai Golkar Terhadap Bacaleg

DPRD Bolmut

Partai politik dan parlemen (legislatif) merupakn dua aktor utama masyarakat

politik, yang memperoleh mandat dari masyarakat sipil , berperan mengorganisir

kekusaan dan meraih kontrol atas negara untuk kepentingan masyarakat. Peran partai

politik diletakkan dalam arena pemilihan umum, yang di dalamnya terjadi kompetisi

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

antarpartai dan partisipasi politik masyarakat sipil untuk memberi mandat pada partai

atau kandidat pejabat politik yang dipercayainya. Mengikuti logika demokrasi, para

pejabat politik (legislatif dan eksekutif yang telah memperoleh mandat melalui

partisipasi politik masyarakat dalam pemilu harus mengelola sumber daya ekonomi-

politik (kekuasaan dan kekayaan) bersandar pada prinsip trasparansi akuntabilitas dan

resposivitas untuk masyarakat. Dengan kalimat ini, jabatan-jabatan politik yang

diperoleh dari mandat masyarakat itu bukan kepentingan birokrasi, parlemen dan

partai politik itu sendiri, melainkan harus dikembalikan secara akuntabel dan responif

kepada masyarakat. Prinsip ini sangat penting untuk diwacanakan dan diperjuangkan

karena secara empirik membuktikan bahwa pemerintah, parlemen dan partai politik

menjadi sebuah lingkaran oligarki yang jauh dari masyarakat.

Di sisi lain partai politik dan pemilihan merupakan tempat yang paling tepat

untuk proses rekrutmen politik, dalam rangka mengorganisir kekuasaan secara

demokratis. Rekrutmen merupakan arena untuk membangun kaderisasi, regenerasi

dan seleksi para kandidat serta membangun legitimasi dan relasi antara masyarakat

sipil dengan partai politik. Selama ini ada argumen bahwa rekrutmen politik

merupakan sebuah proses awal yang akan sangat menentukan kinerja parlemen

(legislatif). Jika sekarang kapasitas dan legitimasi DPRD sangat lemah, salah satu

penyebabnya adalah telah terjadi rekrutmen yang buruk dari partai politik.

Dari hasil penelitian yang di dapatkan oleh saya sebagi penulis maka ada hal

yang paling menonjol pada rekrutmen DPD Partai Golkar terhadap anggota dewan di

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). DPD Partai Golkar Bolmut secara

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

umum merekrut hanya terbatas kepada internal partai saja, walaupun ada ketentuan

yang memungkinkan untuk merekrut dari luar.

DPD Golkar Bolmut melakukan pola rekrutmen yang terbatas tersebut,

memang memiliki beberapa alasan yang memungkinkannya tidak perlu membuka

pendaftaran untuk umum. Partai Golkar adalah partai yang pada saat ini merupakan

partai terbesar dengan jumlah kader yang sangat banyak. Pengkaderan yang telah

dilaksanakannyapun sudah cukup panjang karena dia termasuk partai yang lama,

yang walaupun baru mendeklarasikan diri sebagai partai pada tahun 1999, tetapi

secara nyata sudah sejak tahun 1964. Jadi kalau saat ini Golkar hanya merekrut kader

internal partai untuk menjadi calon anggota legislatif di Bolaang Mongondow Utara

khususnya dan di Indonesia secara umum karena hal itu memiliki alasan yang kuat,

terutama jika melihat kualitas kader potensial yang ada.

Apabila melihat kualitas kader partai Golkar dalam perbedaan bentuk

rekrutmen yang terbatas kepada internal partai saja dengan yang tidak membuka

akses selebar-lebarnya bagi masyarakat umum tidak menjadikan sebagai perbedaan

antara rekrutmen politik yang terbuka dan tertutup. Hal ini bisa kita lihat dari

pendapat Lili Romli (2005:76) yang menyebutkan suatu rekrutmen dikatakan terbuka

apabila seluruh warga negara tanpa terkecual mempunyai kesempatan yang sama

untuk direkrut apabila yang bersangkutan telah memenuhi syarat-syarat yang telah

ditentukan. Sedangkan rekrutmen tertutup adalah proses rekrutmen secara terbatas,

yaitu hanya individu-individu tertentu saja yang dapat direkrut untuk menduduki

jabatan politik atau jabatan pemerintahan. Dalam konteks rekrutmen secara tertutup

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

ini maka inidividu-individu yang dekat dengan penguasa atau pimpinan politiklah

yang mempunyai kesempaan untuk masuk dalam partai politik atau menduduki

jabatan poitik. Kedekatan itu bisa berdasarkan hubungan darah, persamaan darah,

golongan, etnis, persahabatan , almamater, dan sebagainya. Jadi perbedaan ini hanya

menyangkut pembatasan sumber bacaleg yang diterapkan oleh oknum-oknum

tertentu dalam partai.

Apabila kita melihat acuan mekanisme rekrutmen caleg yang ada dalam tubuh

partai, tampaknya porsi kewenangan dan pengaruh sangat besar sekali diberikan

kepada pimpinan partai. Hal demikian membuat seleksi yang dilaksanakan oleh partai

Golkar bersifat tertutup dan sangat memungkinkan aspek subyektifitas pimpinan

menjadi bagin dalam mempengaruhi hasil seleksi.

Rekrutmen dari kalangan partai memiliki keunggulan dalam beberapa hal,

terutama menyangkut kulitas kepartaian yang dimiliki oleh si caleg. Orang-orang dari

internal partai tentu saja sudah melalui jenjang pengkaderan yang cukup lama dan

intensif dibandingkan dengan calon yang dari luar partai. Hal ini tentu akan sangat

berpengaruh terhadap pengenalan, pemahaman, serta intenalisasi visi-misi partai.

Mengenai masalah ini, Cecep Darmawan (2008:22) berpendapat bahwa “ keunggulan

dari internal dapat memberikan jaminan adanya internalisasi nilai visi dan misi partai

politik. Setidaknya, setelah mereka menjalanidan bergerak dalam struktur partai

politik dalam beberapa waktu sebelumnya dapat di jadikan pengalaman penting

dalam memahami seluk beluk partai atau dinamika politik. Dengan kata lain, orang

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

seperti ini akan merasakan bagaimana rasanya sebagai pemain politik dalam

panggung politik yang sebenarnya .”

Keunggulan individu yang berasal dari internal parpol seperti diungkapkan

Cecep Darmawan tersebut tidak menjamin sepenuhnya caleg yang bersangkutan

berkualitas. Hal tersebut tntu sangat terkait dengan kualitas rekrutmen untuk internal

parpol itu sendiri dan juga berjalan tidaknya serta berkualitas tidaknya pengkaderan

partai.

Sementara itu, banyak pihak yang menilai bahwa rekrutmen caleg dari luar

partai banyak mengandung kelemahan. Individu dari luar partai belum teruji jenjang

karir politiknya dan diragukan untuk bisa memberikan kontribusi yang cukup berarti

ditengah percaturan politik yang syrat dengan tarik menarik kepentingan. Selain itu,

karena berasal dari luar partai, mereka tentu saja tidak memiliki kedekatan atau ikatan

ideologis dengan partai.

Harus diakui rekrutmen caleg dari luar partai juga mendatangkan beberapa

keuntungan. Popularitas adalah sesuatu yang di cari dalam merekrut orang-orang di

luar partai. Kehadiran mereka dipergunakan partai untuk mendulan suara semaksimal

mungkin. Maka tidak heran apabila akhirnaya banyak tokoh-tokoh masyarakat

ataupun orang-orang populer yang memeiliki jaringan yang luas berhasil menjadi

caleg walaupun sebelumnya ia tidak berpartai.

Ketika ditemui untukwawancara dirumahnya peneliti politik warga Bolaang

Mongondow Utara Bapak Ajis Massi, berpendapat bahwa :

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

“ Rekrutmen terhadap orang diluar partai akan mendatangkan keuntungan

bagi partai, karena dengan begitu partai akan mendapatkan anggota dari

berbagai macam latar belakang, seperti purnawirawan, toko masyarakat,

dosen, guru, besar dan sebagainya, tetapi loyalitas mereka terhadap partai

akan sangat sulit diharapkan “.( Wawancara, 13-12-2012 )

Pada kesempatan yang sama wawancara bertempat di rumahnya menurut

Banus tokoh pemuda Bolmut anggota Golkar mengatakan:

“Rekrutmen caleg yang ideal itu harus memperhatikan aspek kaderisasi yang

dijalankan oleh internal partai itu sendiri”. (Wawancara, 13-12-2012)

Rekrutmen caleg memang tidak bisa dilepaskan dari proses pengkaderan

partai, karena apabila kita kembali tijau makna rekrutmen politik adalah seleksi dan

pemilihan atau seleksi dan pengangkatan sesorang atau sekolompok orang untuk

melaksanakan sejumlah peranan dalam sistemsistem politik pada umumnya dan

pemerintahan pada khususnya ( Ramlan Surbakti, 1992 : 118 ), ini berarti bahwa

partai politik sebagai salah satu agen yang berperan dalam proses rekrutmen politik

harus mempersiapkan para individu yang nantinya akan bertugas untuk melaksanakan

tugas dan perannya dalam pemerintahan.

Menurut pendapat dari Firmanzah ( 2008 : 71 ) bahwa untuk dapat melakukan

tugas itu, dalam tubuh partai organisasi partai politik perlu dikembangkan sistem

rekrutmen, seleksi, dan kaderisasi politik. Mendapatkan pemimpin yang baik harus

dimulai dari sistem rekrutmen. Dengan adanya sistem ini, nantinya akan dapat

diseleksi kesesuaian antara karakteristik kandidat dengan sistem nilai dan ideologi

sama serta memiliki potensi.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Caleg yang direkrut harusnya memiliki jenjang pengkaderan yang baik di

partai dan track record-nya baik dan dapat dinilai sendiri oleh masyarakat. Jadi,

rekrutmen caleg tidak dilakukan terhadap orang-orang yang begitu saja muncul

secara instan, caleg yang baik adalah yang mampu merintis karir politiknya dari

bawah.

Tugas-tugas yang akan diemban oleh para pemegang jabatan politik maupun

pemerintahan bukanlah tugas yang mudah, dibutuhkan pelatihan dan persiapan yang

matang untuk membentuk individu-individu yang siap. Peran untuk mempersiapkan

itu terutama dimainkan oleh partai politik. Kaderisasi dalam tubuh partai harus

dijalankan guna memebentuk calon-calon pemimpin yang berkualitas, berkapasitas

dan berintegritas. Hal ini senada dengan pendapat Ramlan Surbakti ( 2003 : 52 )

bahwa Agar oarang-orang yang direkrut kedalam berbagai posisi kenegaraan itu

memiliki kualitas kepemimpinan yang diperlukan untuk melaksanakan jabatan itu,

partai politik melakukan kaderisasi kepemimpinan baik dalam visi dan misi ( ideologi

) perjuangan partai maupun dalam bidang subtansi yang sesuai dengan tugas

kenegaraan.

Secara umum pendekatan pola rekrutmen yang dilakukan oleh partai Golkar,

ada dua pendekatan yang dilakukan, yaitu dengan memperhatiakn usulan dari

tingakat bawah dan pendekatan merit system yang dimanivestasikan lewat proses

skoring.

Pendekatan dari usulan dari bawah, bisa kita lihat dari Partai Golkar dengan

menerapkan sistem pengiriman nam bakal caleg yang diusung oleh DPD Partai

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara kepada Pengurus Wilayah Kecamatan

Partai Golkar untuk dinilai dan diberikan masukan sebagai bahan pertimbangan bagi

DPD Partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menetapkan daftar calon

definitive. Pendekatan ini juga untuk membatasi dominasi Dewan Pimpinan Partai

Golkar Kab. Bolmut dan memberikan kesempatan kepada Pengurus Wilayah

Kecamatan Partai Golkar Kab. Bolmut sebagai kekuatan di daerah pemilihan untuk

berpartisipasi. Tetapi walaupun ada pelibatan terhadap Pengurus Wilayah Kecamatan

Partai Golkar tetapi dinilai hanya sebatas pemberi usul saja. Sehingga tidak heran

apabila terjadi kasus yang terjadi pada pemilu legislatif tahun sebelumya di Bolmut.

Sebanyak 20 (duapuluh) Pimpinan Desa (Pedes) dalam satu Pengurus

Wilayah Kecamatan Partai Golkar Kab. Bolmut menolak daftar calon legisaltif

(caleg) untuk Dapil II Bolmut yang dikirimkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD)

tingkat Kabupaten/Kota partai Golkar Kab. Bolmut ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

Golkar. Penolakn tersebut karena daftar caleg yang dikirimkan DPD Golkar Kab.

Bolmut tidak sesuai dengan rekomendasi yang dikirimkan oleh Pengurus Wilayah

Kecamatan Partai Golkar kab. Bolmut.

Dalam implementasi rekrutmen caleg yang paling menentukan adalah proses

seleksi. Proses seleksi yang dilakukan oleh partai Golkar dengan sistem skoring guna

menemukan kader-kader yang berkualitas yang sesuai dengan tuntunan partai

terhadap figur yang dibutuhkan, tetapi dalam proses seleeksi tampaknya partai Golkar

masi bersifat tertutup. Hal inilah yang terkadang memnuat terbukti apa yang di

ungkapkan oleh Maurce Duverger (1993:180) bahwa pada dasarnya semua orang

Page 59: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

yang berbakat memilikikesempatan yang sama untuk menduduki posisi elit, tetapi

kadang kalah mereka dihalangi oleh elit politik yang sedang berkuasa yang

membentuk oligarki-oligarki kekuasaan.

4.4.2 Kriteria-Kriteria Yang Diterapkan Partai Golkar Terhadap Caleg

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa rekrutmen caleg yang

diperankan oleh partai politik adalah dalam batas mempersiapkan calon-calon

pemimpin (anggota legislatif) yang akan dipilih melalui pemilihan umum (pemilu).

Individu-individu yang dipersiapkan parpol tentu saja harus disertai kemampuan yang

mapan untuk menjadi seorang pemimpin untuk bisa menjalankan fungsi dan peran

meraka apabila terpilih nanti. Para anggota dewan ini bisa juga disebut dengan

kelompok elit, yaitu kelompok minoritas yang berperan untuk memimpin masyarakat

yang mayoritas.

Vilpredo Pareto (dalam Varma, 2003 : 200) percaya bahwa setiap masyarakat

diperintah oleh sekolompok orang yang mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan

bagi kehadiran mereka pada kekuasaan sosial dan politik yang penuh. Elit merupakan

kelompok-kelompok yang berhasil, yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam

lapisan masyarakat. Oleh karena itu, dalam rekrutmen calon anggota legislatif,

pastilah terdapat kriteria-kriteria yang diterapkan.

Partai politik sebagai agen yang bertugas menyediakan calon anggota

legislatif dalam pemilu dihadapkan kepada tuntunan permintaan berupa figur anggota

dewan yang diharapkan masyarakat akan menetapkan beraneka ragam kriteria,

Page 60: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

meliputi ciri-ciri keterampilan yang mereka anggap layak dan harus dikuasai oleh

anggota dewan.

Apabila dilihat rekrutmen caleg yang dilakukan oleh Partai Golkar tampaknya

memakai dua standar kriteria. Pertama adalah kriteria umum sebagaimana di atur oleh

UU NO 10 Tahun 2008 dan kedua adalah kriteria khusus atau tambahan yang

ditentukan oeh internal partai guna mendapatkan figur yang diharapkan.

Kriteria umum yang dimaksud adalah sebagaimana yang tercantum dalam

Pasal 50 UU No. 10 Tahun 2008 yaitu :

a) Warga Negara Indonesia yang telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau

lebih;

b) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c) Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatua Republik Indonesia; cakap

berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia.

d) Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasa

Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasa Aliyah Kejuruan

(MAK) antau bentuk lain yang sederajat;

e) Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undan-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

f) Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

g) Sehat jasmani dan rohani;

Page 61: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

h) Terdaftar sebagai pemilih;

i) Bersedia bekerja penuh waktu;

j) Mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional

Indonesia, pengurus pada Badan Usaha Milik Negaradan/atau Badan Usaha

Milik Daera, serta badan lain yang anggaranya bersumber dari keuangan

negara, yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat

ditarik kembali;

k) Bersedia untuk tidak berpraktek sebagai akuntan publik, advokat/pengacara,

notaris, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), dan tidak melakukan pekerjaan

penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negaraserta

pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas,

wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD

Kabupaten/Kota sesuai peraturan Perundang-Undangan;

l) Bersedia untuk tidak merangkap sebagai pejabat negara lainnya, pengurus

pada badan usaha milik negaradan badan usaha milik daerah, serta badan lain

yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;

m) Menjadi anggota partai politik peserta pemilu;

n) Dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan; dan

o) Dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

( UU.No.10/2008 )

Kriteria khusus adalah kriteria yang di buat oleh partai politik sesuai dengan

kebijakan internal partai masing-masing. Jadi kriteria tambahan ini bisa berbeda-beda

Page 62: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

tiap partainya. Apabila melihat pada acuan skoring yang ada pada tubuh Partai Golkar

maka kriteria pengabdian dalam struktur partai mendapat prioritas yang cukup tinggi,

yaitu dengan bobot 35% dan aspek kontribusi kinerja selaku pejabat fungsionaris

partai menjadi aspek yang dijadikan salah satu indikator penilaian. Sedangkan

skoring yang diberikan pada aspek pendidikan formal tersebut cukup kecil dengan

bobot 10% dan aspek ini memiliki nilai skoring paling rendah dengan aspek–aspek

penilaian lainnya. Tetapi apabila kita melihat Daftar Calon Tatap (DCT) dari Partai

Golkar tingkat pendidkan dari orang-orang yang ada disana sudah cukup tinggi.

Walaupun belum ada calon yang bergelar S3 tetapi melalui prosentasi yang

cukup signifikan dari S1 dan S2 serta kecil prosentase dari tingkat SMA/sederajat

tampaknya partai Golkar cukup serius memperhatikan aspek pendidikan dalam proses

rekrutmen bacalegnya.

Salah satu dari tiga teori tentang asal usul kepemimpinan yang dikemukakan

oleh Sondang ( dalam Kartakusumah, 2006 : 28) menyatakan bahwa kepemimpinan

sesorang pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek pembentuk kepemimpinan yang

meliputi : (1) bakat yang dibawah sejak lahir, (2) pendidikan dan pelatihan

kepemimpinan yang terarah, intensif dan berkelanjutan, (3) kesempatan menduduki

dan mempraktikan dan mengembangkan bakat dan kemampuan kepemimpinan yang

dimiliki oleh sesorang. Dari tiga unsur pembentuk kepemimpinan sesorang yang

dikemukakan oleh Sondang tersebut terdapat dua unsur yang bisa didapatkan oleh

seorang bakal calon anggota legislatif dari partainya yaitu unsur kedua dan ketiga.

Page 63: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Kepemimipinan caleg yang bisa dijadikan modal untuk memainkan perannya

sebagai anggota dewan kelak, dipengaruhi oleh pendidikan dan pelatiahna yang

didapatkannya. Pendidikan ini merupakan salah satu bentuk dari proses pengkaderan.

Pendidikan yang dimaksud disini bisa didapatkan dari jalur pendidikan formal,

informal, maupun nonformal. Sedangkan pelatihan bisa didapatkan dari mana saja.

Dengan melihat kriteria yang ditetapkan oleh partai Golkar serta melihat

komposisi caleg DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tampaknya

pendidikan sudah menjadi aspek yang memang dipertimbangkan dalam rekrutmen

calegnya. DiPartai Golkar “Orientasi Fungsionaris” yang merupakan suatu tiket untuk

masuk menjadi bakal calon anggota legislatif, serta bobot 10% untuk pendidkan

formal dalam proses skoring, menjadi indikator perhatian terhadap pendidikan caleg.

Selain pendidkan dan pelatihan, unsur yang mempengaruhi kepemimpinan

adalah kesempatan untuk menduduki, mempraktikan dan mengembangkan bakat-

baktnya dalam berbagai jabatan. Dalam konteks rekrutmen caleg, jabatan yang

dimaksud adalah jabatan-jabatan politik hal ini disebabkan anggota legislatif

merupakan posisi atau jabatan politik, maka orang-orang yang mengisinyapun harus

dipersiapkan dari mereka yang sudah pernah (berpengalaman) dalam jabatan politik.

Jabatan politik yan dimaksud beragam, tetapi dalam kontek ini setidaknya

jabatan kepengurusan dipartai bisa menjadi salah satu modal yang sangat berarti

dalam mengenal dunia politik dan dinamikanya. Selain itu, dengan pengalaman

dikepengurusan partai dalam salah satu acuan skoring untuk seleksi menjadi sesuatu

yang pas apabila ditinjau dari pendapat di atas.

Page 64: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Dalam menilai terhdap aspek kepengurusan di partai harus didukung pula

dengan penilaian terhadap prestasi selama pengurus itu memegang jabatan. Dengan

begitu akan tercipta kombinasi penilaian antara jenjang karir dengan kualitas.

Pengalaman terhadap prestasi selama kepengurusan sepertinya belum bisa

dimaksimalkan oleh Partai Golkar karena masia kecenderungan dipengaruhi oleh

aspek subyektifitas dalam penentuan keputusan.

Selain pendidikan dan pelatihan serta pengalaman menempati posisi di partai,

aspek yang lain, terutama dalam pemilu dalam menerapkan sistem suara terbanyak

setelah keluarnya keputusan Mahkama Konstitusi, yang patut menjadi perhatian

partai politik adalah popularitas seorang calon. Dalam era marketing politik saat ini,

membangun dan memanfaatkan popularitas adalah suatu keharusan. Dengan

popularitas sesorang akan berpeluang akan dipilih oleh masyarakat karena minimal

masyarakat sudah mengenalnya. Karena itulah partai Golkar memberikan tempat bagi

aspek popularitas dalam kriteria yang ditetapkan, terhadap calon anggota legislatif.

Popularitas yang dimaksud dalam konteks politik seharusnya adalah

keterkenalan sesorang karena sumbangsinya terhadap masyarakat atau kredibilitasnya

dalam partai. Oleh karena itu agar popularitas ini memainkan peran dengan baik

dalam pemilu maka harus dibenahi adalah program-program dan kaderisasi serta

budaya politik masyarakat.

Partai harus mampu menjalankan berbagai fungsi yang tercantum dalam pasal

10 ayat (2) UU No. 10 Tahun 2008, yaitu :

Page 65: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka

penyelenggaran kegiatan politik dan pemerintahan.

b. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. dan

c. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Apabila tujuan partai politik tersebut dijalankan dan kaderisasi partai sudah baik,

maka para pengurus partai yang terlibat dalam berbagai program partai akan dikenal

masyrakat karena sumbangsi dan prestasinya dalam menjalankan program partai.

Hal yang menjadi kendala terhadap popularitas dalam pencalegan DPRD

Kabupaten/Kota adalah orang-orang yang biasa ditempatkan sebagai caleg DPRD

Kabupaten/Kota adalah mereka yang menjabat dikepengurusan partai tingkat

Kabupaten/Kota, oleh karena kerja mereka lebih banyak dihabiskan di

Kabupaten/Kota maka di daerah pemilihan mereka kurang dikenal. Apa yang

dilakukan Golkar untuk saat ini mampu menjawab kendalah tersebut? Dengan

diberlakunya penugasan fungsionaris jauh-jauh hari sebelum seleksi caleg ada

kesempatan bagus bagi para fungsionaris tingkat kabupaten untuk

mensosialisasikannya lewat penyuksesan program partai dan membangun popularitas

caleg untuk mendulang suara.

4.4.3 Hambatan Dan Kendala Yang Ditemui Selama Proses Rekrutmen Calon

Anggota DPRD Kabupaten Bolmut Oleh DPD IIPartai Golkar Bolmut

Page 66: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Partai politik sebagai pemegang amanat untuk menjadi agen dalam

memepersiapkan orang-orang yang akan mengisi jabatan politik di pemerintahan

memiliki tanggung jawab yang sangat besar sekali. Undang-undang Nomor 10 Tahun

2008 sudah sangat jelas memberikan kewenagan kepada parpol untuk mempersiapkan

bakal calon yang akan menjadi calon peserta dalam pemilu sesuai internal masing-

masing. Hal ini menjadikan kebijakan dan proses rekrutmen bacaleg yang di terapkan

oleh parpol menjadi sesuatu yang sangat kursial dalam penentuan nasib Bangsa

Indonesia, dan itu berarti mekanisme yang dijalankan tidak boleh sembarangan dan

harus memperhatikan aspek-aspek demokratis dan kapabilitas calon.

Beban berat yang di tanggung oleh partai politik memang tidak mudah untuk

dijalankan, kendala yang mengiringi pasti ada, baik kendala dari internal partai

maupun dari eksternal partai. Semuanya harus dihadapi dan diselasaikan dengan baik

oleh partai politik guna menciptakan rekrutmen caleg yang berkualitas.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di DPD Partai Golkar Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara umumnya kesulitan yang ditemui yaitu terletak pada

masalah administrasi serta pemenuhan kuota 30% perempuan. Semuanya akan kita

bahas satu persatu.

Undan-Undang No 10 Tahun 2008 memberikan ketentuan syarat-syarat yang

harus dipenuhi oleh calon anggota legislatif, yaitu :

a. Kartu tanda penduduk warga negara Indonesia;

Page 67: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

b. Bukti kelulusan berua foto copy ijazah, STTB, Syahadah, sertifikat,

atau surat keterangan yang dilegalisasi oleh satuan pendidkan atau atau

program pendidikan menengah;

c. Surat keterangan catatan kepolisian tentang tidak tersangkut perkara

pidana dari Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat;

d. Surat keterangan berbadan sehat jasmani dan rohani;

e. Surat tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih;

f. Surat pernyataan tentang kesediaan untuk bekerja penuh waku yang

ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup;

g. Surat pernyataan kesediaan untuk tidak berpraktek sebagai akuntan

publik, adokat/pengacara, notari pejabat pembuat akta tanah (PPAT),

dan tidak melkukan pekerjaan penyedia barang dan jasa yang

berhubungan dengan keuangan negara serta pekerjaan lain yang dapat

menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas, wewenag dan hak

sebagai anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota

yang ditandatangani diatas kertas bermaterai cukup;

h. Surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali sebagai

pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, atau

anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, pengurus pada badan

usaha milik negara, dan/atau badan usaha milik daerah, pengurus pada

badan lain yang anggarannya bersuber dari keuangan negara;

i. Kartu tanda amggota partai politik peserta pemilu;

Page 68: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

j. Surat pernyataan tentang kesediaan hanya di calonkan oleh 1 (satu)

partai politik untuk 1 (satu) lembaga perwakilan yang ditandatangani

diatas kertas bermaterai cukup;

k. Surat pernyataan tentang kesediaan hanya dicalonkan pada 1 (satu)

daerah pemilihan yang ditandatangani diatas kertas bermaterai cukup;

Persyaratan tersebut adalah persyaratan yang harus dipenui oleh semua calon

anggota legislatif dari partai manapun. Menurut penulis pemenuhan persyaratan

administrasi tidak menjadi kendala yang benar-benar berarti, walaupun kadang kala

pada beberapa persyaratan administrasi inilah, terutama kasus pemalsuan ijazah

yangmenjadi biang persoalan. Tetapi dengan hasil wawancara dengan pengurus DPD

Partai Golkar Kabupaten Bolaang Mongondow utara kasus pemalsuan ijazah ini tidak

ditemukan selama proses rekrutmen bacaleg DPRD Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara.

Ketentuan kuota 30% perempuan dalam daftar calon anggota legislatif partai

Golkar serta sebagaiman diatur oleh Pasal 53 UU No. 10 Tahun 2008, target

komposisi perempuan dalam daftar caleg belum terpenuhi oleh DPDPartai Golkar. Ini

merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh partai Golkar di Kabupaten Bolang

Mongondow Utara.

TABEL 5

PERBANDINGAN CALEG DPRD KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

UTARA DARI PARTAI GOLKAR BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Page 69: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

JENIS

KELAMIN

Jumlah

(%)

Laki-laki 5(87%))

Perempuan 1 (13%)

Diolah dari data KPUD Bolmut

Mengenai kesulitan mendapatkan calon anggota legislatif yang berasal dari

perempuan DYyang tidak mengatakan namanya sebagai pengurus Golkar

Bolmutpada wawancara bertempat dirumahnyaberanggapan bahwa:

“Mungkin perempuan saat ini enggan untuk masuk kedunia politik terutama

menjadi caleg, karena kurang percaya diri bertarung dengan laki-laki”.(

Wawancara, 14-12-2012 )

Tetapi, menurut Komisi Nasional Perempuan (2012) dalam pengakuanya

dihadapan pers yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi mangatakan bahwa

tidaklah tepat anggapan umum bahwa minimnya keterlibatan perempuan dalam dunia

politik disebabkan oleh keengganan perempuan untuk masuk di ranah politik. Jikapun

ini ada keengganan ini adalah hasil konstruksi sosial yang bias gender, dimana

perempuan dipersiapkan sebagai tidak patut dalam dunia politik, tidak mau, tidak

berani dan tidak mampu terjun keduania politik. Konstruksi inilah yang merupakan

bentuk ketidakadilan gender itu sendiri. Sementara itu, laki-laki justru dikontruksikan

sebagai yang mampu dan pantas untuk berada di pentas politik dan urusan publik

lainnya.

Page 70: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

Inti dari pendapat Komisi Nasional Perempuan tersebut dalah sudah semakin

mengakarnya kontruksi gender yang merugikan pihak perempuan, dimana gender

perempuan dikontruksi sebagai makhluk yang lemah yang tidak akan bisa bertarung

didunia politik yang serba bermain kepentingan, yang sangat berpotensi untuk timbul

konflik atau gesek-gesekan bahkan saling jatuh menjatuhkan. Senada dengan hal

tersebut, Ari Bainus (2009:34) berpendapat bahwa “ stereotipe terhadap minimnya

keterwakilan perempuan di legislatif, antara lain perempuan kerap dianggap tidak

capabel untuk menggurus hal-hal terkait bidang politik”.

Ari Bainus mengajukan tiga solusi masalah sulitnya ketercapaian kuota 30%

perempuan di daftar caleg partai, lebih-lebih diparlemen, yaitu:

(1) Kewajiban menyediakan 30% keterwakilan perempuan, sebenarnya tidak hanya

dalam konteks keanggotaan legislatif, tetapi UU tentang Partai Politik pun

mengamanatakan agar di dalam kepengurusan partai politik terdiri dari 30%

perempuan,

(2) Membangun kesadaran dikalangan para pemlih untuk memahami mengenai

pentingnya kebijakan mendukung kaum perempuan. Caranya, dengan memilih calon

legislatif perempuan apapun partainya,

(3) Kedepan dibuat aturan yang lebih tegas lagi, misalnya 30 kursi DPR_RI, DPRD

Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota diperuntukkan bagi perempuan. Namun, tetap

melalui mekanisme pemilihan umum secara demokratis”.

Solusi yang diajukan tersebut tampaknya akan mendapat tantangan dari kultu

bangsa Indonesia sendiri yang masi diselimuti paham gender yang salah. Selain itu

Page 71: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SOCIAL …eprints.ung.ac.id/2011/9/2012-2-87205-221408068-bab4... · 2014-02-05 · Menurut hasil sementara sensus penduduk tahun 2010,

ada juga pihak-pihak yang menolak affirmative action yang dianggap sebagai bentuk

diskriminasi baru yang merugikan pihak laki-laki. Salah satunya adalah judicial

review pasal 55 ayat (2) serta pasal 214 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e

dari UU No. 10 Tahun 2008 yang dilakuakan oleh Muhamad Soleh S.H; Sutjiptto SH,

M.Kn; Septi Notariana SH, M.Kn; Jose Dima Satria SH, M.Kn, kepada Mahkamah

Konstitusi.

Permasalahan perlunya peningkatan partisipasi politik yang dimanivestasikan

dalam keterwakilannya diparlemen harus dibenahi dari tubuh parpol sendiri. Partai

politk harus lebih berani memberikan ruang partisipasi bagi perempuan untuk

menempati posisi-posisi strategis dalam partai. Partai politik pun harus menjalankan

fungsinya sebagai salah satu agen pendidk politik bagi masyarakat, penekanan

terhdap partisipasi politik perempuan dengan mengikis kontruksi gender yang tidak

adil patut mendapat perhatian.