bab iv hasil penelitian dan pembahasan 1.1 gambaran...
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian
SMU Negeri 1 Telaga dahulu masih merupakan sekolah swasta dan didirikan pada
tanggal 2 Mei 1978 atas prakarsa pengurus “Yayasan 2 Mei Telaga” yang pada waktu itu
diketuai Bapak Hasan Ibrahim selaku Camat Telaga. Kemudian setelah mendapat persetujuan
dari Kepala Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo serta Pemerintah
Daerah dalam hal ini Bapak Salihun Djafar selaku sekwilda Kabupaten Dati II Gorontalo
maka pada tanggal 20 Juli 1978 sekolah ini resmi dibuka dan diberi nama SMA 2 Mei sesuai
dengan nama yayasan. Oleh karena belum ada gedung sendiri maka untuk sementara masih
menumpang pada gedung SD 1 Tuladenggi. Sedangkan pengelolaan bidang pendidikan
masih di bawah naungan SMA Negeri Limboto.Sebagai Kepala Sekolah Bapak Drs. Dahlan
Naewo yang menjabat dari tanggal 20 Agustus 1978 sampai dengan 11 Juni 1983.
Kemudian pada tahun 1986, Bapak Thaib Panigoro, BA dialihtugaskan dan sebagai
pengganti beliau yaitu Bapak H. Dj. Rachman. Pada Masa Bapak H. Dj. Rachman menjabat
sebagai Kepala Sekolah nama SMA Negeri 2 Mei dirubah namanya menjadi SMA Negeri 1
Telaga. Kurang lebih satu tahun menjabat sebagai Kepala Sekolah beliau digantikan oleh
Bapak Adi Katili, BA yang menjabat dari tahun 1987 sampai dengan 1994. Kemudian pada
Bulan Juli 1994 Bapak Adi Katili, BA digantikan oleh Bapak Drs. Harson Abd. Hamid yang
menjabat dari tahun 1994 sampai 1998. Sekitar kurang lebih empat tahun Bapak Drs. Harson
Abd. Hamid menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga, kemudian digantikan
oleh Bapak Drs. Yusuf Ahmad. Bapak Drs. Yusuf Ahmad menjabat sebagai Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Telaga dari tahun 1998 sampai dengan 2000. Setelah itu Bapak Drs. Yusuf
Ahmad digantikan oleh Bapak Tadjudin Podungge yang hanya menjabat beberapa Bulan saja
yakni tahun 2000-2000. Kemudian Bapak Tadjudin Podungge digantikan oleh Bapak Drs.
Hamdan Dumbi selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga. Bapak Drs. Hamdan Dumbi
menjabat sebagai Kepala Sekolah hanya satu tahun, yakni tahun 2000 sampai 2001. Tahun
2002 Bapak Drs. Hamdan Dumbi digantikan oleh Bapak Herson Hasan, SE sebagai Kepala
Sekolah. Bapak Herson Hasan, SE, menjabat Kepala Sekolah dari tahun 2001 sampai 2003.
Pada tahun 2003 Bapak Herson Hasan, SE, digantikan oleh Ibu Dra. Rapia Bahoea. Ibu Dra.
Rapia Bahoea Menjabat Sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga dari tahun 2003-
2008. Tahun 2008 Bulan November Ibu Dra. Rapia Bahoea digantikan oleh Bapak Drs.
Alimudin L. Paca selaku Kepala Sekolah sampai sekarang.
1.1.2 Keadaan Guru
Sesuai data yang ada, guru SMA Negeri 1 Telaga berjumlah 44 orang. Untuk
mendapat gambaran yang tepat tentang keadaan guru SMA Negeri 1 Telaga menurut daftar
keadaan guru per mata pelajaran sebagai berikut:
Tabel 1 : Keadaan Guru SMA Negeri 1 Telaga Tahun Ajaran 2011/2012
No. Tingkat Pendidikan
Tetap Tidak Tetap
Jumlah
L P J L P J
1. S3 - - - - - -
2. S2 2 5 - - - - 7
3. Sarjana 13 32 - - - - 45
4. Sarjana Muda - - - - - -
Jumlah 15 37 52
Sumber Data : Tata Usaha SMA Negeri 1 Telaga
1.1.3 Keadaan Siswa
Siswa yang di SMA Negeri 1 Telaga berjumlah 755 orang yaitu kelas X, XI IPS, XI
IPA, XII IPS, dan XII IPA. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 : Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Telaga Tahun Ajaran 2011/2012
Rombongan Belajar : 25
No. Kelas
Jumlah
Rombel
Jenis Kelamin
Ket
L P Jlh
1. X-1 6 24 30
2 X-2 5 25 30
3 X-3 6 24 30
4 X-4 9 21 30
5 X-5 11 20 31
6 X-6 11 20 31
7 X-7 11 20 31
8 X-8 10 20 30
Jumlah 8 69 174 243
1 XI IPA-1 9 21 30
2 XI IPA-2 10 21 31
3 XI IPA-3 10 20 30
4 XI IPA-4 9 21 30
5 XI IPA-5 10 20 30
6 XI IPS-1 16 16 32
7 XI IPS-2 17 15 32
8 XI IPS-3 16 15 32
Jumlah 8 97 149 246
1 XII IPA-1 7 25 32
2 XII IPA-2 7 25 32
3 XII IPA-3 7 25 32
4 XII IPA-4 7 25 32
5 XII IPA-5 6 27 33
6 XII IPS-1 12 14 26
7 XII IPS-2 10 17 27
8 XII IPS-3 11 15 26
9 XII IPS-4 10 16 26
Jumlah 9 77 189 266
JUMLAH TOTAL 25 243 512 755
Sumber Data : Tata Usaha SMA Negeri 1 Telaga
1.2 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi Pada Bulan Januari dapat diperoleh informasi bahwa
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya intensitas belajar siswa di kelas X7
SMA Negeri 1 Telaga di antaranya karena disebabkan pemahaman awal siswa mengenai
substansi mata pelajaran PKn, daya minat belajar kurang hal ini disebabkan oleh lingkungan
masyarakat, kurangnya perhatian dari orang tua siswa, keterbatasan guru dan adanya
spekulasi terhadap pemberian materi pelajaran, tingkat intelegensi siswa yang rendah serta
faktor kelelahan dalam belajar siswa.
Sesuai hasil observasi pada tanggal 23 Januari 2012 penelitian terhadap Faktor-faktor
penghambat intensitas belajar siswa pada mata pelajaran Pkn di kelas X7 SMA Negeri 1
Telaga, sebelum guru mengajar di depan kelas, terlebih dahulu melakukan apersepsi atau
mengkaji potensi yang ada pada siswa, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
selalu memberikan motifasi kepada mereka.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 23 Januari 2012 terhadap proses
pembelajaran di kelas bahwa pada saat guru menjelaskan di depan kelas, tidak ada interaksi
antara guru dengan siswa, yang mana guru hanya menjelaskan dan siswa hanya duduk diam
dan guru tidak menerapkan model-model pembelajaran. Guru tidak mampu mengembangkan
kemampuan kritis dan kreatif siswa. Dan waktu yang digunakan tidak efisien sehingga terjadi
spekulasi pada saat mengajar.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang pemahaman sisiwa
terdiri dari enam kemampuan pada tanggal 23 Januari 2012 yakni : 1). Kemampuan
menerima pelajaran hasilnya mencapai 68%, 2). Kemampuan dalam menulis apa yang
diterangkan oleh guru hasilnya mencapai 72%, 3). Kemampuan memahami pelajaran
hasilnya mencapai 62%, 4). Kemampuan berbicara dalam artian kemampuan siswa dalam
mempersentasikan hasilnya mencapai 41%, 5). Kemampuan menanggapi jawaban dari teman
ataupun guru hasilnya mencapai 41%, 6). Kemampuan evaluasi atau hasil akhir mencapai
41%. Hasil pengamatan dari kedua pengamat setelah dikumpulkan bahwa keenam aspek yang
diamati telah mencapai standar 41%.
Secara umum intensitas merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dengan kondisi-
kondisi psikologis seseorang untuk melakukan sesuatu. Di mana seseorang akan bertindak
apabila mendapatkan “sentuhan” baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Kenyataan dalam penelitian ini, maka pembahasan mengenai intensitas belajar siswa
serangkaian analisis terhadap kondisi psikologis siswa dalam menerima pelajaran, khususnya
mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca, M.Pd selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi minat belajar
siswa yaitu adanya ketidaksenangan siswa terhadap pemberian materi pelajaran PKn pada
jam-jam terakhir pelajaran (wawancara tanggal 28 Mei 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku dari guru
mata pelajaran PKn Kelas XI menyatakan bahwa Faktor keluarga terutama orang tua sangat
berpengaruh terhadap timbulnya intensitas belajar siswa dimana peran orang tua terhadap
perkembangan anak sangat dibutuhkan akan tetapi faktanya masih sangat kurang. Kurang
adanya dukungan orang tua seperti, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya
perhatian orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih
sayang orang tua terhadap anaknya (wawancara tanggal 30 Mei 2012).
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd guru mata pelajaran PKn
hal tersebut terjadi karena guru PKn yang berada di SMA Negeri 1 Telaga hanya 2 orang,
sehingga terjadi spekulasi pemberian materi oleh guru PKn. Sementara materi yang
diajarkan sangat banyak dan membutuhkan penjelasan secara menyuluruh dari guru mata
pelajaran (wawancara tanggal 31 Mei 2012).
Keterbatasan atau kurangnya guru dan adanya spekulasi pemberian materi oleh guru
PKn di SMA Negeri 1 Telaga mempengaruhi intensitas belajar siswa rendah (wawancara
tanggal 31 Mei 2012 dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd).
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Aristan Kilo selaku siswi SMA Negeri 1
Telaga kelas X7
mengungkapkan bahwa penghambat intensitas belajar siswa salah satunya
mengenai kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas kami yang berada di rumah
maupun di luar rumah dan kurang memberikan dukungan dan motivasi apa yang kami cita-
citakan menjadi berkurang. (wawancara tanggal 30 Mei 2012).
Sesuai hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi S.Pd menyatakan bahwa salah
satu faktor yang mempengaruhi intensitas belajar siswa yaitu tingkat intelegensi siswa yang
rendah (wawancara tanggal 29 Mei 2012).
Faktor kelelahan dalam belajar sangat mempengaruhi intensitas belajar siswa. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengertian kepada siswa untuk berusaha menghindari
kelelahan dalam belajar (wawancara tanggal 2 Juni 2012 dengan Fadlian Mootalu).
Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 31
Mei 2012 selaku guru mata pelajaran PKn mengatakan bahwa sebelum menjelaskan pokok-
pokok materi di depan kelas kami selaku guru PKn di SMA Negeri 1 Telaga selalu
mengawali dengan apersepsi atau mengkaji potensi yang ada pada siswa, menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan selalu memberikan motivasi kepada mereka, sehingga
mereka bisa paham tentang materi yang akan kita berikan.
Di akui oleh Hasnah Dalanggo selaku siswi kelas X7 wawancara pada tanggal 1 Juli
2012 mengatakan bahwa sebelum guru menjelaskan materi yang akan diajarkan terlebih
dahulu guru melakukan apersepsi, memberikan motivasi kepada kami, dan menyampaikan
kompetensi dasar yang akan dicapai.
Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 31
Mei 2012 selaku guru PKn kelas X7
mengatakan bahawa terjadinya spekulasi pada saat saya
mengajar karena banyaknya kelas yang harus diajar dalam sehari sehingga waktu yang saya
gunakan perkelas tidak evisien dan tidak ada waktu untuk menerapkan model-model
pembelajaran.
Diakui oleh Rasida Patamani sisiwi kelas X7
pada tanggal 1 Juli 2012 mengatakan
bahwa pada saat proses belajar mengajar dikelas, guru tidak menggunkaan model-model
pembelajaran tetapi hanya menjelaskan materi dan kami hanya mendengarkan penjelasan
materi, kemudian guru menutup pembelajaran, dan waktu yang digunakan tidak efisien.
4.3 Indikator Intensitas Belajar Siswa
1. Motivasi
a. Motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi.
Tabel 3:
Data motivasi belajar anda pada mata pelajaran tinggi.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 5 17.2 %
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 20 68.9 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju
motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan
setuju motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, dan 4 orang atau 13.7 % yang
mengatakan ragu-ragu motivasi belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi. Dengan
demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju motivasi belajar anda pada mata
pelajaran PKn tinggi.
b. Upaya guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya
kelas X7 sudah maksimal.
Tabel 4
Data upaya guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di
kelas X7 sudah maksimal.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 5 17.2 %
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 20 68.9 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju upaya
guru dalam memberikan pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7
sudah maksimal, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan setuju upaya guru dalam memberikan
pengajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal, dan 4
orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu upaya guru dalam memberikan pengajaran
PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal. Dengan demikian
presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju upaya guru dalam memberikan pengajaran
PKn di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7 sudah maksimal.
c. Guru dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1
Telaga khususnya di kelas X7.
Tabel 5
Data guru dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga
khususnya di kelas X7.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju 20 68.9 %
2. Setuju - -
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 5 17.2 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan sangat setuju guru
dalam memberikan pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya
di kelas X7, 5 orang atau 17.2 % yang mengatakan tidak setuju guru dalam memberikan
pembelajaran PKn belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7, dan 4
orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu guru dalam memberikan pembelajaran PKn
belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7. Dengan demikian
presentase yang paling tinggi yaitu sangat setuju guru dalam memberikan pembelajaran PKn
belum maksimal di SMA Negeri 1 Telaga khususnya di kelas X7.
2. Durasi Kegiatan
a. Anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.
Tabel 6
Data anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 10 34.4 %
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 15 51.7 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju anda
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, 10 orang atau 34.4 % yang
mengatakan setuju anda menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, dan
4 orang atau 13.7 % yang mengatakan ragu-ragu anda menggunakan waktu dengan sebaik-
baiknya untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju
siswa kelas X7 menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn.
b. Guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya
untuk belajar PKn.
Tabel 7
Data guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk
belajar PKn.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 10 34.4 %
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 15 51.7 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju guru
selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar
PKn, 10 orang atau 34.4 % yang mengatakan setuju guru selalu mendorong anda untuk
mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn, dan 4 orang atau 13.7 %
yang mengatakan ragu-ragu guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu
dengan sebaik-baiknya untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi
yaitu tidak setuju guru selalu mendorong anda untuk mempergunakan waktu dengan sebaik-
baiknya untuk belajar PKn.
c. Penggunaan waktu belajar anda belum efektif
Tabel 8
Data penggunaan waktu belajar anda belum efektif
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju 15 51.7 %
2. Setuju - -
3. Ragu-ragu 4 13.7 %
4. Tidak setuju 10 34.4 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan sangat setuju
penggunaan waktu belajar anda belum efektif, 10 orang atau 34.4 % yang mengatakan tidak
setuju penggunaan waktu belajar anda belum efektif, dan 4 orang atau 13.7 % yang
mengatakan ragu-ragu penggunaan waktu belajar anda belum efektif. Dengan demikian
presentase yang paling tinggi yaitu sangat setuju penggunaan waktu belajar anda belum
efektif
3. Frekuensi Kegiatan
a. Anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
Tabel 9
Data anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 3 10.3 %
3. Ragu-ragu 8 27.5 %
4. Tidak setuju 18 62.06 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.06 % yang mengatakan tidak setuju anda
sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah, 8 orang atau 27.5 %
yang mengatakan ragu-ragu anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar
sekolah, dan 3 orang atau 10.3 % yang mengatakan setuju anda sering melakukan belajar baik
itu di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu
tidak setuju anda sering melakukan belajar baik itu di sekolah maupun di luar sekolah.
b. Anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok
Tabel 10
Data anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 3 10.3 %
3. Ragu-ragu 8 27.5 %
4. Tidak setuju 18 62.06 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.02 % yang mengatakan tidak setuju anda
selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok, 8 orang atau 27.5 % yang mengatakan
ragu-ragu anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok, dan 3 orang atau 10.3
% yang mengatakan setuju anda selalu mengerjakan tugas rumah secara berkelompok.
Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda selalu mengerjakan
tugas rumah secara berkelompok.
c. Pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.
Tabel 11
Data pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 3 10.3 %
3. Ragu-ragu 8 27.5 %
4. Tidak setuju 18 62.06 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 18 orang atau 62.02 % yang mengatakan tidak setuju pada
saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik, 8 orang atau 27.5 % yang
mengatakan ragu-ragu pada saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik, dan
3 orang atau 10.3 % yang mengatakan setuju pada saat menghadapi ulangan semester anda
belajar dengan baik. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju pada
saat menghadapi ulangan semester anda belajar dengan baik.
4. Presentase
a. Anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn.
Tabel 12
Data anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 12 41.37 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 17 58.6 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan tidak setuju anda
mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn, 12 orang atau 41.37 % yang mengatakan
setuju anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar PKn. Dengan demikian presentase
yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar
PKn.
b. Anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran
PKn.
Tabel 13
Data anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran
PKn.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 12 41.37 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 17 58.6 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan tidak setuju anda
memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata pelajaran PKn, 12
orang atau 41.37 % yang mengatakan setuju anda memiliki semangat atau gairah belajar di
dalam kelas khususnya mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi
yaitu tidak setuju anda memiliki semangat atau gairah belajar di dalam kelas khususnya mata
pelajaran PKn.
c. Hasil belajar anda belum maksimal
Tabel 14
Data hasil anda belum maksimal
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju 17 58.6 %
2. Setuju
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 12 41.37 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 17 orang atau 58.6 % yang mengatakan sangat setuju hasil
belajar anda belum maksimal, 12 orang atau 41.37 % yang mengatakan tidak setuju hasil
belajar anda belum maksimal. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu sangat
setuju hasil belajar siswa anda belum maksimal.
5. Arah Sikap
a. Anda senang mempelajari mata pelajaran PKn
Tabel 15
Data anda senang mempelajari mata pelajaran PKn
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 9 31.03 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 20 68.9 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda
senang mempelajari mata pelajaran PKn, 9 orang atau 31.03 % yang mengatakan setuju anda
senang mempelajari mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi
yaitu tidak setuju anda senang mempelajari mata pelajaran PKn.
b. Anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.
Tabel 16
Data anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 9 31.03 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 20 68.9 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda
tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas, 9 orang atau 31.03 % yang
mengatakan setuju anda tidak pernah absen dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.
Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda tidak pernah absen
dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas.
c. Anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 17
Data anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 9 31.03 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 20 68.9 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 20 orang atau 68.9 % yang mengatakan tidak setuju anda
aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung, 9 orang atau 31.03
% yang mengatakan setuju anda aktif atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran
berlangsung. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda aktif
atau berpartisipasi ketika kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
6. Minat
a. Minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi
Tabel 18
Data minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 6 20.68 %
3. Ragu-ragu 1 3.44 %
4. Tidak setuju 22 75.8 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju minat
belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 6 orang atau 20.68 % yang mengatakan setuju
minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi, 1 orang atau 3.44 % yang mengatakan
ragu-ragu minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi. Dengan demikian presentase
yang paling tinggi yaitu tidak setuju minat belajar anda pada mata pelajaran PKn tinggi.
b. Anda tertarik pada mata pelajaran PKn.
Tabel 19
Data anda tertarik pada mata pelajaran PKn
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 7 24.13 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 22 75.8 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju anda
tertarik pada mata pelajaran PKn, 7 orang atau 24.13 % yang mengatakan setuju anda tertarik
pada mata pelajaran PKn. Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju
anda tertarik pada mata pelajaran PKn.
c. Perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran
lain.
Tabel 20
Data perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran
lain
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 7 24.13 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 22 75.8 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 22 orang atau 75.8 % yang mengatakan tidak setuju
perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata pelajaran lain, 7
orang atau 24.13 % yang mengatakan setuju perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran
PKn dibanding dengan mata pelajaran lain. Dengan demikian presentase yang paling tinggi
yaitu tidak setuju perhatian anda lebih fokus pada mata pelajaran PKn dibanding dengan mata
pelajaran lain.
7. Aktivitas
a. Anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru
Tabel 21
Data anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 14 48.2 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 15 51.7 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 15 orang atau 51.7 % yang mengatakan tidak setuju anda
selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru, 14 orang atau 48.2 % yang
mengatakan setuju anda selalu mencatat materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan
demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda selalu mencatat materi
pelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru
Tabel 22
Data anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 10 34.4 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 19 65.5 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 19 orang atau 65.5 % yang mengatakan tidak setuju anda
memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru, 10 orang atau 34.4 % yang
mengatakan setuju anda memperhatikan dengan baik tentang penyajian materi oleh guru.
Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda memperhatikan
dengan baik tentang penyajian materi oleh guru.
c. Anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru
Tabel 23
Data anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru
No. Alternatif Frekuensi Presentase %
1. Sangat setuju - -
2. Setuju 10 34.4 %
3. Ragu-ragu - -
4. Tidak setuju 19 65.5 %
5. Sangat tidak setuju - -
Jumlah 29 100
Berdasarkan data hasil penelitian pada tabel di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dari 29 siswa responden terdapat 19 orang atau 65.5 % yang mengatakan tidak setuju anda
sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru, 10 orang atau 34.4 % yang
mengatakan setuju anda sering bertanya ketika ada yang kurang jelas dari penjelasan guru.
Dengan demikian presentase yang paling tinggi yaitu tidak setuju anda sering bertanya ketika
ada yang kurang jelas dari penjelasan guru.
Sehingga ketika di masukkan ke dalam tabulasi hasil angket secara keseluruhan maka
indikator intensitas belajar siswa yang di peroleh adalah:
Tabel 24
Perolehan indikator intensitas belajar siswa
Jumlah Skor Presentase
Skor Keterangan
53 50,48 TS
68 64,76 RR
46 43,81 TS
63 60,00 RR
48 45,71 TS
47 44,76 TS
69 65,71 RR
46 43,81 TS
64 60,95 RR
87 82,86 S
66 62,86 RR
51 48,57 TS
51 48,57 TS
74 70,48 S
67 63,81 RR
45 42,86 TS
48 45,71 TS
55 52,38 RR
46 43,81 TS
79 75,24 S
45 42,86 TS
46 43,81 TS
59 56,19 RR
50 47,62 TS
53 50,48 TS
80 76,19 S
81 77,14 S
71 67,62 RR
54 51,43 TS
Dengan hasil : Sangat setuju (SS) : 0
: Setuju (S) : 5
: Ragu-ragu (RR) : 9
: Tidak Setuju (TS) : 15
: Sangat tidak Setuju (STS) : 0
Sesuai dengan perhitungan untuk penentuan hasil dari tabel diatas dapat kita peroleh :
Setuju 5
29 x 100% = 17,24 %
Ragu-ragu 9
29 x 100% = 31,03%
Tidak Setuju 15
29𝑥 100% = 51,72%
Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan dari 21 kuisioner yang terdiri dari 29
responden, menghasilhan jumlah skor dan persentase skor yang berbeda pula, sehingga pada
hasil keterangan juga ikut berbeda, dan dari hasil keterangan tersebut dapat diperoleh hasil:
Setuju 5, Ragu-ragu 9, dan tidak setuju 15. Namun hasil keterangan ini belum merupakan
hasil akhir dari perhitungan ini, tetapi justru masih akan di masukkan ke dalam rumus yaitu
dengan menggunakan rumus (jumlah responden yang memilih atau hasil keterangan di
kalihkan dengan seratus dan di bagikan dengan jumlah seluruh responden). Sehingga akan
diperoleh hasil akhirnya adalah pada kategori setuju dengan cara lima dikalikan seratus dan
di bagi dua puluh sembilan maka akan memperoleh hasil 17,24 % itu berarti bahwa yang
mengatakan setuju sebanyak 17,24 %. Sementara pada kategori Ragu-ragu ketika akan
menggunakan cara yang sama maka akan memperoleh hasil 31,03 %, dan pada kategori tidak
setuju ketika akan menggunakan juga cara yang sama maka akan memperoleh hasil 51,72 %.
Sehingga dapa disimpulkan bahwa kategori setuju 17,24%, Ragu-ragu 31,03, dan Tidak
setuju 51,72%.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Faktor-Faktor Penghambat Intensitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
di Kelas 𝐗𝟕 SMA Negeri 1 Telaga
Berdasarkan pengamatan serta wawancara penulis dengan subjek-subjek yang terlibat
dalam penelitian ini, terdapat beberapa aspek yang menjadi faktor penghambat intensitas
belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga, dapat diuraikan
sebagaimana dalam penjelasan berikut:
a. Pemahaman awal yang minim mengenai substansi mata pelajaran PKn oleh siswa
Intensitas akan tumbuh apabila seseorang memiliki keinginan yang kuat (secara
internal) untuk memahami sesuatu secara utuh. Dengan adanya pemahaman tersebut ia akan
menunjukkan kepada orang lain bahwa ia memilki potensi serta kemampuan. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini maka pemahaman awal mengenai mata pelajaran yang akan
diterima secara idealnya akan menjadi modal awal bagi siswa untuk belajar PKn secara
sungguh-sungguh, artinya siswa dengan kesadaran sendiri memahami arti pentingnya
tentang belajar PKn, baik pada masa sekarang maupun masa-masa yang akan datang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi,S.Pd selaku guru mata
pelajaran PKn kelas X7 SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa secara umum siswa dalam
mengikuti pembelajaran PKn tidak memiliki pemahaman awal yang kuat mengenai substansi
pembelajaran itu sendiri. Keikutsertaan siswa dalam pembelajaran PKn pada kenyataannya
hanya mengikuti jadwal kegiatan belajar yang telah ditentukan oleh pihak sekolah.
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar PKn secara umum masih minim dalam arti
peran guru masih dominan dalam menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan, siswa
hanya sibuk dengan kegiatannya sendiri, siswa keluar masuk kelas sehingga pelajaran yang
disampaikan tidak terserap dengan baik (wawancara tanggal 29 Mei 2012).
Sesuai dengan hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
bahwa terkadang siswa dalam belajarnya, tidak memiliki pengetahuan awal yang cukup
mengenai apa yang mereka pelajari sehingga mereka terkesan tidak memiliki tujuan yang
jelas dengan pembelajaran yang sedang ataupun yang akan diterimanya dan ini akan
berdampak pada intesitas belajar mereka semua khususnya pada mata pelajaran PKn di SMA
Negeri 1 Telaga.
b. Minat belajar siswa yang kurang disebabkan oleh lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat merupakan lingkungan luas dan siswa adalah sosok
yang menjalankan proses belajar, karena itulah siswa merupakan faktor yang sangat penting,
juga paling besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan aturan belajar dan disiplin belajar.
Siswa atau anak didik yang hadir di kelas mempunyai berbagai macam corak tingkah laku
atau karakteristik yang berbeda.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal yang mempengaruhi minat belajar
siswa yaitu adanya ketidaksenangan siswa terhadap pemberian materi pelajaran PKn pada
jam-jam terakhir pelajaran, sehingga siswa merasa bosan dan adanya pergaulan antar siswa
yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang berada di luar sekolah yang sesunggunhnya
tidak bermanfaat dalam intensitas belajar misalnya lokasi sekolah yang berdekatan dengan
playstation dan warnet sehingga perhatian siswa hanya tertuju pada suatu permainan yang
tidak bermanfaat dan ini akan berdampak pada minat belajar siswa akan menurun
(wawancara tanggal 28 Mei 2012).
Selanjutnya dipertegas oleh Bapak Ayus N. Nusi,S.Pd selaku guru mata pelajaran
PKn kelas X7 SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa kebanyakan dari siswa pada jam
pelajaran PKn minat belajar mereka sangat kurang dibanding mata pelajaran lain dan ada
siswa hanya keluar masuk ruangan hal ini ada beberapa faktor penyebabnya salah satunya
adalah lingkungan pergaulan sosial dimana lokasi sekolah berdekatan dengan tempat
playstation dan pada saat jam pelajaran terakhir para siswa sudah janjian dengan teman
mereka untuk menunggu di luar taruhan bermain game, sehingga pada saat mata pelajaran
berlangsung kebanyakan dari siswa kurang memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru
dan ini akan berdampak negatif pada prestasi mereka teutama akan menghambat
intensitas belajar siswa (wawancara tanggal 29 Mei 2012).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
sebagian besar dari siswa kelas X7 SMA Negeri I Telaga perhatian siswa sangat kurang
dalam kegiatan belajar mengajar dan hal ini dapat dijadikan sebagai indikator akan ada
atau tidaknya minat. Dimana siswa yang memiliki minat yang tinggi tentu saja akan
memiliki perhatian yang tinggi ketika pelajaran sedang berlangsung, begitu pula
sebaliknya siswa yang memiliki minat yang rendah tidak akan memiliki perhatian yang
tinggi. Kurangnya minat siswa dalam proses belajar mengajar disebabkan oleh
lingkungan sosial yang kurang harmonis artinya bahwa lingkungan sekolah tempat
sekolah siswa berdekatan dengan permainan yaitu playstation dan sejenisnya.
c. Kurangnya perhatian dari orang tua siswa
Dalam proses interaksi sosial anak lebih mengenal lingkungan keluarga terlebih
dahulu. Lingkungan keluarga merupakan wadah atau tempat pertama untuk belajar, di mana
belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat bermanfaat dalam lingkungan
yang senantiasa berubah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku dari guru
mata pelajaran PKn XI menyatakan bahwa Faktor keluarga terutama orang tua sangat
berpengaruh terhadap timbulnya intensitas belajar siswa dimana peran orang tua terhadap
perkembangan anak sangat dibutuhkan akan tetapi faktanya masih sangat kurang. Kurang
adanya dukungan orang tua seperti, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, perhatian
orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih sayang orang
tua terhadap anaknya seharusnya orang tua lebih menekankan bahwa dengan belajar masa
depan kita akan lebih cerah akan tetapi berbanding terbalik justru orang tua kurang
memberikan perhatian anaknya karena kurangnya perhatian tersebut dapat menjadi
penghambat intensitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn (wawancara tanggal 30 Mei
2012).
Pada masa remaja kebutuhan untuk diperhatikan orang tua lebih besar daripada
sebelumnya karena pada masa ini perkembangan fisik maupun psikis bekembang dengan
pesat. Ada kebimbangan dalam penentuan sikap pada masa transisi atau pada saat bersekolah
antara anak-anak ke dewasa sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan Aristan Kilo selaku siswa SMA Negeri 1
Telaga kelas X7
mengungkapkan bahwa penghambat intensitas belajar siswa salah satunya
mengenai kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas kami yang berada di rumah
maupun di luar rumah dan kurang memberikan dukungan dan motivasi apa yang kami cita-
citakan menjadi berkurang. Apalagi keluarga tidak normal (broken home) kebutuhan untuk
diperhatikan orang tua tidak dapat dipenuhi dengan baik sebab orang tua, masing-masing
lebih mementingkan dirinya sendiri daripada kepentingan kami sebagai anak mereka. Situasi
tersebut mendorong kami mencari pelampiasan di luar rumah agar mendapat perhatian dan
sering berperilaku yang aneh-aneh sehingga motivasi kami untuk belajar dengan baik sangat
kurang bahkan hilang (wawancara tanggal 30 Mei 2012).
Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurangnya
perhatian orang tua terhadap anak tersebut dapat menjadi penghambat intensitas belajar
siswa dalam pembelajaran PKn di kelas X7
SMA Negeri 1 Telaga hal ini disebakan Kurang
adanya dukungan orang tua, kurangnya penerapan disiplin yang efektif pada siswa, perhatian
orang tua terhadap siswa yang sering tidak masuk sekolah dan kurangnya kasih sayang orang
tua terhadap anak serta keluarga kurang harmonis sehingga motivasi siswa untuk belajar
dengan baik menjadi berkurang.
d. Kurangnya Guru dan adanya spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran
Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak
ditentukan oleh kecakapan guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar.
Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil dalam
mengajar hanya karena dia tidak menguasai metode mengajar dan pemberian materi yang
diajarkan oleh guru kepada siswa. Para siswa dapat berhasil dengan baik apabila ditopang
dengan fasilitas yang memadai dan juga guru menunjang dan pemberian materi yang sesuai
dengan perkembangan para siswa.
Hal ini seperti wawancara penulis dengan Bapak Ayus Nusi, S.Pd selaku guru mata
pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi
oleh guru mata pelajaran adalah karena guru PKn yang berada di SMA Negeri 1 Telaga
hanya 2 orang. Sementara jumlah kelas yang berada di SMA Negeri 1 Telaga dari kelas X
sampai XII berjumlah 25 Kelas. Ia mengajar sebanyak 17 Kelas Berarti dalam seminggu
sedangkan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengajar 8
kelas. Sementara materi dan jumlah kelas yang diajarkan sangat banyak tentunya dengan
melihat kondisi ini akan berdampak pada tingkat komunikasi antara guru dengan siswa yang
tidak maksimal serta materi yang diajarkan persingkat khususnya pada mata pelajaran PKn
(wawancara tanggal 31 Mei 2012).
Dengan melihat adanya guru yang melaksanakan pembelajaran di kelas tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan, dalam artian guru dalam kegiatan pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah di mana guru yang lebih banyak berperan dibanding siswa,
maka hal ini dapat menyebabkan intensitas belajar siswa rendah, di tambah lagi mata
pelajaran PKn ini waktunya pada jam-jam terakhir sehingga siswa terkadang mengantuk dan
tidak fokus dalam belajar.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru
PKn di SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa meskipun kami sudah tersertifikasi namun
karena banyaknya kelas dan materi yang harus di ajarkan pada siswa untuk setiap harinya
tidak tuntas sehingga ia mengambil alternatif hanya menggunakan metode ceramah karena
apabila ia menerapkan model-model pembelajaran atau PAKEM maka otomatis harus
menggunakan waktu untuk menerapkannya. Waktu yang seharusnya 2X45 menit, namun
yang digunakan untuk mengajar hanya mencapai 1X45 menit dan ini menandakan bahwa
waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan PAKEM tidak mendukung, sehingga guru hanya
menerapkan metode ceramah (wawancara tanggal 31 Mei 2012).
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa Kurangnya Guru dan adanya
spekulasi terhadap pemberian materi pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga serta
pemberian metode atau strategi pembelajaran yang belum maksimal merupakan penghambat
dalam intensitas belajar siswa dan pemerintah harus memperhatiakan ini dan perlu mendapat
perhatian penting demi tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal.
e. Tingkat intelegensi siswa yang rendah
Intelegensi adalah suatu kemampuan atau kecerdasan seseorang. Setiap individu
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda, hal tersebut dikarenakan adanya gen atau adanya
gizi yang berbeda pada setiap individu, sehingga guru harus mampu untuk mengelola kelas
atau mampu mengkondisikan adanya perbedaan keecerdasan atau intelegensi siswa tersebut
karena tugas seorang guru harus mampu mencerdaskan anak didiknya sehingga intelegensi
siswa bisa meningkat.
Telah kita ketahui bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
karena apabila seseorang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi maka otomatis hasil
belajarnya juga tinggi karena daya tanggapnya tinggi pula, dan begitu pula apabila tingkat
intelegensinya rendah maka hasil belajarnya juga rendah karena daya tanggapnya juga
rendah.
Sesuai dengan hasil wawancara bersama bapak Ayus N. Nusi, S.Pd pada tanggal 29
Mei 2012 mengatakan bahwa kita sebagai guru harus mampu untuk menutupi kekurangan
siswa karena adanya intelegensi yang berbeda, maka saya sebagai guru pada saat
menjelaskan di dalam kelas saya sering mengulang-ulangi materi atau penjelasan saya karena
saya tidak ingin pada saat menjelaskan hanya seperti air yang mengalir dan tidak ada
penampungnya, sama halnya apabila saya menjelaskan hanya sekilas maka otomatis siswa
yang memeliki tingkat intelegensi yang rendah tidak akan paham dengan penjelasan saya.
Namun walaupun hal tersebut saya sering terapkan tetap juga mereka belum paham karena
daya tanggap mereka rendah sehingga hasil belajar mereka pula rendah.
Selanjutnya dipertegas oleh Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd selaku guru mata pelajaran
PKn kelas XI SMA Negeri 1 Telaga menyatakan bahwa hal lain yang juga mempengaruhi
intensitas belajar siswa yaitu tingkat intelegensi siswa. Sebagian besar dari siswa kelas X7
mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Ini bisa dilihat dari keaktifan mereka di kelas
(30 Mei 2012).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian
besar dari siswa kelas X7 mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Ini karenakan daya
tanggap mereka rendah sehingga hasil belajar mereka pun rendah. Hal ini sangat
mempengaruhi intensitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn.
f. Faktor kelelahan dalam belajar
Siswa merupakan anak didik yang masih membutuhkan perhatian atau bimbigan baik
dari orang tua maupun guru di sekolah. Apabila siswa berada berada di lingkungan sekolah
maka mereka menjadi tanggung jawab guru atau pihak sekolah. Bisa dikatakan bahwa
keseharian siswa lebih banyak di sekolah dibanding dirumah mereka. Sehingga jangan heran
ketika siswa terkadang bosan dengan suasana yang ada disekolah dan lelah karena mereka
menerima pelajaran kurang lebih delapan jam perhari, di tambah dengan tugas rumah yang
begitu banyak. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi kemauan belajar siswa.
Hal tersebut sesuai dengan hsil wawancara bersama Bapak Ayus N. Nusi S.Pd pada
tanggal 29 Mei 2012 mengatakan bahwa biasanya kalau sudah jam-jam terakhir siswa sudah
tidak semangat dalam menerima pelajaran dan kebanyakan dari mereka hanya diam dan tidak
aktif. Hal tersebut dikarenakan mereka telah bosan dan lelah karena tiap hari harus menerima
pelajaran kurang lebih delapan jam.
Diakui oleh Fadlian Mootalu selaku siswi kelas X7 yang mengatakan bahwa
terkadang kami bosan dan lelah apabila kami sudah berturut-turut menerima materi di dalam
kelas, apalagi mata pelajaran PKn pada jam-jam terakhir ditambah dengan cara guru yang
mengajar tidak menciptakan suasana kelas yang dapat membuat kami semangat belajar. Dan
apalagi setiap hari dan semua mata pelajaran kami mendapatkan tugas rumah (wawancara
tanggal 30 Mei 2012).
Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis dapat menyimpulan bahwa faktor
kelelahan dalam belajar siswa dikarenakan setiap hari mereka kurang lebih delapan jam
menerima pelajaran sehingga membuat mereka bosan dan lelah, apalagi mata pelajaran PKn
di jam-jam terakhir yang membuat mereka ngantuk. Apalagi ditambah setiap hari dan semua
mata pelajaran kami mendapatkan tugas rumah. Untuk menanggulangi hal tersebut
diharapkan kepada guru mata pelajaran agar pada saat memberikan materi dalam kelas bisa
menciptakan susasana yang tidak membosankan siswa sehingga siswa bisa semangat
menerima pelejaran dalam kelas.
4.4.2 Upaya-upaya Yang Dilakukan Oleh Guru Dalam Membangun Intensitas Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn di Kelas 𝐗𝟕 SMA Negeri 1 Telaga.
Peningkatan intensitas belajar siswa secara maksimal merupakan upaya paripurna dari
tenaga pendidik dalam mencapai tujuan-tujuan belajar sebagaimana telah ditentukan.
Pendekatan kemanusiaan kepada siswa, sangat diperlukan mengingat hakekat siswa sebagai
individu yang mengharuskan untuk dibina secara terus menerus dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan hidupnya dan khususnya yang berkaitan dengan tujuan belajarnya. Sebagai
objek yang sedang belajar maka siswa dalam kenyataannya memerlukan adanya pembinaan
ataupun motivasi secara terus menerus dari guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran,
tanpa menghilangkan pemahaman bahwa siswa secara pribadi juga mempunyai motivasi
intrinsik untuk belajar.
Terkait dengan pemikiran di atas, maka peran-peran motivasi guru dalam kegiatan
pembelajaran semakin diperlukan sejalan dengan tuntutan ataupun kebutuhan pembelajaran
itu sendri. Motivasi ini secara teoritik memerlukan motivasi ekstrinsik atau motivasi yang
berasal dari luar siswa. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, motivasi ini diperlukan
sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa ataupun sesuai dengan
kebutuhan siswa. Lagi pula sering siswa belum memahami untuk apa ia belajar. Karena itu
motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan oleh guru sehingga bisa membangun
intensitas belajar siswa. Memberikan hadiah, nilai, bonus, pujian, merupakan contoh-contoh
motivasi yang digunakan oleh guru saat ini.
Berbagai hal menyangkut faktor yang menghambat intensitas belajar siswa kelas X7
dalam mata pelajaran Pkn di SMA Negeri 1 Telaga pada dasarnya merupakan sejumlah
kondisi yang memerlukan penanganan secara serius yang terlibat dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, dan khususnya bagi guru mata pelajaran Pkn. Hal ini disadari bahwa
kondisi dimaksud apabila tidak mendapatkan perhatian, maka akan menjadi kendala yang
berpontensi mengahambat ketuntasan pembelajaran Pkn itu sendiri.
Sejauh ini guru mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Telaga telah melakukan
sejumlah upaya guna membangun intensitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn antara
lain :
1) Pendekatan secara personal kepada siswa
Pendekatan yang intens kepada siswa merupakan kondisi psikologis yang dapat
mendorong siswa untuk belajar secara maksimal, baik di sekolah maupun di rumah.
Pendekatan ini juga mengahapus kesenjangan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa
selama ini. Dalam proses ini, maka motivasi-motivasi kepada siswa juga diberikan sehingga
secara personal siswa merasa dihargai dalam kegiatan pembelajaran serta diakuinya
perannya sebagai komponen yang turut menentukan keberhasilan dalam penyelengaraan
pembelajaran tersebut.
Sebagaiman hasil wawancara dengan Bapak Ayus N. Nusi, S.Pd selaku guru mata
pelajaran PKn di SMA Negeri I Telaga mengatakan bahwa “secara rutin kami sebagai guru
bidang studi terus memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar PKn, melalui
pendekatan-pendekatan ataupun komunikasi yang berkesinambungan”. Hal ini kami lakukan
agar siswa memiliki kekuatan mental serta harapan-harapan positif dalam belajar Pkn itu
sendiri. Pendapat ini kembali menegaskan bahwa saat ini guru bidang studi telah
menunjukkan peran-peran yang lebih proaktif dalam melakukan pendekatan-pendekatan
personal kepada siswa. Sesuai penjelasan tersebut, pendekatan ataupun motivasi itu
diberikan untuk memberikan sejumlah kondisi yang mendorong tumbuhnya mental dalam
diri siswa serta pandangan-pandangan positif mengenai pentingnya pembelajaran Pkn dalam
arti yang lebih luas (wawancara tanggal 1 Juni 2012)
Pendekatan personal kepada siswa secara psikologis dimaksudkan akan semakin
mendorong mereka untuk lebih membagun komunikasi dengan guru mata pelajaran. Dengan
demikian, maka segala kesulitan yang dihadapi oleh siswa berkaitan dengan kondisi
belajarnya akan disampaikan kepada guru, dalam situasi yang menyenangkan dengan
semangat kekeluargaan.
2) Optimalisasi pemanfaatan sumber referensi dan perpustakaan sekolah
Keterbatasan sumber referensi dapat dianggap sebagai faktor yang dapat menghambat
motivasi belajar siswa dalam mempelajari satu pelajaran tertentu. Pemahaman konsep ini
mendalam mengenai materi-materi mendalam pelajaran selain yang diperoleh dalam proses
mengajar di kelas.
Masalah yang berhubungan dengan sumber referensi ataupun penunjang lainnya
merupakan fenomena klasik yang dijumpai dibeberepa sekolah, apalagi sekolah-sekolah yang
akses informasi dan teknologinya yang minim. Dampak yang timbul dari keadaan ini adalah
kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Pengetahuan,
secara proaktif yang berasal dari guru tentunya akan lebih maksimal apabila sumber
pengetahuan tersebut diperoleh dari 2 sumber baik dari guru maupun dari siswa.
Adapun peran guru adalah hanya mengarahkan bagaimana pembelajaran dapat
berjalan dinamis serta memberikan keadaan yang menyenangkan bagi siswa pada saat
mengikutinya yaitu dengan mengoptimalkan pemanfaatan referensi yang tersedia, baik yang
diperoleh dari guru maupun perpustakaan sekolah. Selain itu juga guru menyediakan
beberapa “resume” materi pelajaran. Sehingga memudahkan siswa dalam mempelajarinya.
Sebagaimana Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Alimudin L. Paca selaku
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Telaga mengatakan bahwa untuk mengantisipasi hambatan
intisitas belajar siswa yaitu salah satunya dengan Optimalisasi pemanfaatan sumber referensi
dan perpustakaan sekolah dan sudah diinstruksikan kepada semua guru bidang studi
diantaranya adalah guru PKn secara bertahap menekankan kepada siswa untuk memiliki
sumber referensi dalam mata pelajaran PKn yang disampaikan oleh guru masing-masing
bidang studi dengan penuh antusias. Dimaksudkan untuk meningkatkan intensitas belajar
siswa SMA Negeri I Telaga lebih meningkat (wawancara tanggal 1 Juni 2012).
3) Mekanisme pemberian nilai, pujian, hadiah kepada siswa dalam belajar PKn
Kegiatan belajarnya adalah mencapai nilai yang memuaskan serta mendapatkan
posisisi yang “layak” di kelasnya. Layak dalam pengertian bahwa siswa di segani oleh teman-
temannya karena pertimbangan-pertimbangan kemampuan intelektual yang dimilikinya.
Penghargaan serta apresiasi yang positif kepada siswa dalam belajarnya akan semakin
meningkatkan motivasi belajarnya. Nilai, pujian serta hadiah bagi siswa adalah sebuah
“insentif” moral yang tentunya pula di dalamnya “lahir” kewajiban moral untuk tetap
menunjukkan prestasi serta usaha-usaha yang lebih maksimal lagi dalam belajar PKn.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ayus Nusi, S.Pd mengatakan bahwa
pada saat proses pembelajaran berlangsung kami sebagai guru yang harus bisa mendorong
kemauan siswa untuk belajar atau dalam artian harus dapat memotivasi siswa, sehingga pada
saat proses pembelajaran berlangsung apabila ada siswa yang aktif dalam kelas maka kami
selalu memberikan pujian, nilai plus ataupun bonus buat mereka agar mereka bisa termotivasi
(pada tanggal 31 Mei 2012).
Hal ini seperti hasil wawancara dengan Cahya Paputungan selaku siswi SMA Negeri I
Telaga kelas X7
mengatakan bahwa pemberian nilai, pujian, hadiah kepada siswa dalam
belajar PKn sudah dilakukan oleh guru-guru SMA Negeri I Telaga diantaranya adalah guru
PKn yaitu Bapak Ayus Nusi, S.Pd dan Ibu Fatmawati Yahya, S.Pd. Dengan kegiatan tersebut
yang dilakukan guru PKn, kami selaku siswa merasa senang dan termotivasi. Disampig itu,
guru juga memberikan nilai,hadiah maupun pujian secara objektif sehingga kami serius untuk
belajar dalam rangka meningkatkan prestasi (wawancara tanggal 2 Juni 2012).